Anda di halaman 1dari 2

Waduk Saguling

6°50′S 107°25′E
Waduk Saguling (aksara Sunda: ᮝᮓᮥᮊ᮪ ᮞᮍᮥᮜᮤᮀ) adalah waduk buatan yang terletak
di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan
laut.[1] Waduk ini merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai
Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk
Jatiluhur dan Waduk Cirata. Luas daerah genangan waduk ini sekitar 5.600 hektare dengan
volume tampungan awal 875 juta m3 air

Pembangunan
Pembangunan Waduk Saguling berawal dari gagasan seorang insinyur berkebangsaan
Belanda, Prof. Ir. W.J. van Blommestein untuk mengintegrasikan seluruh pengairan di Jawa
Barat. Ia mulai mengumpulkan data-data pendukung di aliran Sungai Citarum pada dekade
1920-an. Hingga suatu ketika pada tahun 1948 muncul makalahnya tentang rencana
pembangunan Waduk di aliran Sungai Citarum. Namun bukan Waduk Saguling yang lebih
dahulu direncanakan dibangun, melainkan Waduk Jatiluhur karena dianggap paling
mendesak pemanfaatannya. Barulah setelahnya ia merencanakan pembangunan waduk
tambahan, salah satunya Waduk Saguling yang awalnya akan diberi nama Waduk Tarum.
Pembangunan Waduk Saguling dimulai dengan mulainya konstruksi bendungan di Desa
Saguling, Kecamatan Saguling pada tahun 1980-1986. Konsultan desain bendungannya dari
New JEC (Jepang) serta PT. Indra Karya sedangkan kontraktor pembangunannya oleh
Dummer Travaux Publics (Prancis) dan PT. Raya Contractor. Biaya pembangunan waduk ini
menghabiskan dana 662.968.000 Dollar AS termasuk biaya pembebasan lahan di
49 desa yang didominasi lahan pertanian[2]. Terdapat sekitar 12.00 Kepala Keluarga (KK)
yang harus pindah dari desanya, sebagian ada pula yang transmigrasi.
Pemanfaatan
Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik.
Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi
bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan
hingga mencapai 1.400 MW. Badan yang bertanggungjawab dalam pembangunannya adalah
Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN),
Depatemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan
lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk
untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai