Anda di halaman 1dari 11

RESUME AKM – TA

Chapter 2 – Conceptual Framework


Conceptual Framework: konsep yang mendasari laporan keuangan
Menyediakan panduan untuk:
- Identifikasi lingkup pelaporan
- Memilih transaksi yang akan dilaporkan
- Cara pengakuan dan pengukuran
- Cara penyajian dan pelaporan
Mengapa harus ada? Agar standar-standar lebih konsisten dan berguna dan memecahkan masalah dengan mengacu pada
teori dasar yang sudah ada.
Hubungan akuntansi akrual dengan asumsi periodisasi  dicatat sesuai periode event tersebut terjadi
Modified accrual  perpaduan antara cash dan accrual basis (e.g. laporan di pemerintahan).
Terdapat 3 level:
1. Level 1  tentang tujuan akuntnasi  OBJECTIVES: menyediakan informasi finansial yang berguna bagi users
untuk pengambilan keputusan yang terkait dengan penyediaan sumber daya kepada entitas (terkait dengan prinsip
stewardship).
2. Level 2  sebagai jembatan antara Level 1 dan 3  QUALITATIVE CHARACTERISTICS dan ELEMEN:
a. Qualitative Characteristics:
a) Fundamental Qualities: kualitas yang mendasar
- Relevance: informasi akuntanasi harus menciptakan perbedaan keputusan.
 predictive value (ekspektasi masa depan)
 confirmatory value (mengkonfirmasi ekspektasi yang lalu)
 materiality (dapat mempengaruhi keputusan).
- Faithful representative: angka dan deskripsi sesuai dengan apa yang terjadi.
 Completeness: semua informasi tersedia
 Neutrality: tidak memilih-milih mana yang ditampilkan
 Free from error: akurat
b) Enhancing Qualities: karakteristik pelengkap yang mendukung agar informasi lebih berguna
- Comparability: informasi diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama di entitas berbeda agar dapat
dibandingkan.
Konsistensi  perlakuan akuntansi yang sama untuk event yang sama dari periode ke periode.
- Verifiability: terpercaya
- Timeliness: tersedia pada waktunya
- Understandably: dapat dimengerti
b. Elemen
a) Aset : SDE – dapat dikendalikan – sebagai hasil dari event masa lalu
b) Liabilitas : kewajiban akan datang – untuk mentransfer SDE – sebagai hasil dari event masa lalu
c) Income : peningkatan asset/penurunan liability – hasilkan kenaikan ekuitas – selain dari yang
berhubungan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas
d) Expenses : penurunan asset/peningkatan liability – hasilkan penurunan ekuitas – selain dari yang
berhubungan dengan kontribusi dari pemegang klain ekuitas
e) Equity :
3. Level 3  tentang bagaimana mengimplementasikannya  ASUMSI, PRINCIPLE, CONSTRAINT.
a. Asumsi: economic entity, going concern, periodicity (time period), monetary unit, accrual.
b. Principle:
a) Measurement:
- Historical value: pada saat akuisisi
- Current value: fair value, value in use/fulfilment value, current cost
- Revenue recognition
- Expense recognition:
o expense yang memiliki hubungan langsung dengan cost
o expense yang tidak memiliki hubungan langsung, diakui saat terjadinya

NGEGAS.COM
- Full disclosure: hal-hal yang penting bagi users, hal apa saja yang bisa menghalangi kejelasan info.
Note:
Recognition : dianggap tepat jika menghasilkan informasi relevan dan mencerminkan faithful
representation dati item-item laporan keuangan karena tujuannya adalah mneyediakan informais yang berguna
bagi users.
Derecognition : pelepasan – ketika sudah tidak mengendalikan asset, ketika tidak lagi punya present
obligation.
c. Constraint: cost
Chapter 3 – Accounting Information System
1. Debit – Kredit
 Persamaan terkait dengan double entry
 Pak SWD: konsekuensi logis dari persatuan usaha
 Manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan dengan menunjukkan hubungan bisnis dan posisi
keuangan dari setiap transaksi.
 Metode logis untuk membuktikan akurasi pencatatan
2. Persamaan Akuntansi
 Masih berhubungan dengan kesatuan usaha, manajemen harus menunjukkan hubungan fungsional asal asset
yang dipercayakan padanya.
 Persamaan ini menunjukkan hubungan fungsional buku besar yang merepresentasikan elemen laporan
keuangan.
 Ini bukan aljabar (akuntamatika) sehingga tidak dapat ditukar-tukar ruasnya.
3. Tipe-tipe Jurnal Penyesuaian
a. Deferred: ketika sudah keluar/terima uang tapi belum melakukan/menerima performancenya.
e.g. prepaid expenses, unearned revenue
b. Accrued: ketika sudah melakukan/menerima performance tapi belum bayar/terima uang.
e.g. accrued expenses, accrued expenses
Chapter 4 – Information System and Related Information
1. Mengapa buat Information System?
 Evaluasi past performance perusahaan
 Basis prediksi kinerja masa depan
 Penilaian risiko
2. Tujuan Statement of Cash Flow: menyediakan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam
sautu periode.
 Terdiri dari: Operating (aktivitas operasi), Investing (dari non current assets), Financing (liabilitas dan ekuitas)
Chapter 5 – Statement of Financial Position
1. Manfaat Laporan Posisi Keuangan (Neraca):
a. Likuiditas: bagaimana asset lancar menjamin utang lancar  current liability/current assets
b. Leverage: bagaimana asset menjamin utang perusahaan  total liability/total assets
c. Solvency: kemampuan perusahaan untuk membayar utang saat jatuh tempo
2. Batasan Laporan Posisi Keuangan:
a. Aset dan liabilitas dilaporkan dengan historical cost
b. Perusahaan menggunakan judgement dan estimasi
c. Laporan ini menghilangkan item-item yang memiliki nilai finansial tetapi tidak bisa dicatat secara objektif (e.g
employees).
Chapter 7 – Cash and Receivable
1. Receivable: klaim kepada customer dan lainnya atas uang/barang/jasa.
2. Account receivable: oral promise
3. Discount ada 2:
 Sales discount: untuk mendorong customer segera melunasi utangnya, belum tentu diterima customer, sifatnya
tawaran. Ada 2 pencatatan:
o Gross method: diskon dipisah akun
o Net method: diskon langsung diakui diawal, jika discount batal diakhir pembayaran dilakukan forfeited

NGEGAS.COM
 Trade discount: diskon atas penjualan berskala besar, pasti menerima diskon (e.g. beli 1 bonus 1 di Matahari).
4. Metode Uncollectible:
 Direct Write Off: piutang langsung dihapus, tapi tidak tepat kecuali immaterial, tidak matching konsep
(piutangnya kapan, diwrite off nya kapan).
Jurnal:
Bad debt expense xxx
Acc Receivable xxx
 Allowance Method: dicatat cash receivable, jumlah kas yang dapat diterima
Jurnal:
1) Saat pencadangan (estimasi)
Bad debt expense xxx
Allowance for bad debt xxx
2) Saat penghapusan piutang
Allowance for bad debt xxx
Acc Receivable xxx
3) Saat recovery  saat piutang sudah dihapus tetapi akhirnya piutang dibayar oleh customer
Acc Receivable xxx
Allow. For bad debt xxx
Cas xxx
Acc Receivable xxx
 Allowance method didasarkan pada 2 hal:
- Based of Sales
- Based of Receivable (aging schedule)
Chapter 8 – Inventory Valuation – Cost Basis
1. Inventory: asset untuk dijual dalam proses bisnis normal (dagang), barang yang digunakan dalam proses pembuatan
produk yang akan dijual (manufaktur).
2. Sistem pencatatan:
 Periodic: inventori dihitung secara periodic diakhir periode (sifat barang: sering terjual, nilai kecil/tidak material)
 e.g. jual sabun mandi.
 Perpetual: inventori dicatat saat terjadi baik masuk ataupun keluar (sifat barang: jarang terjual, nilai
besar/material)  e.g. Dealer mobil: jual mobil
Juga dianggap cost effective.
3. Apabila ada perbedaan antara jumlah fisik dengan jumlah yang dicatat:
 Perpetual: dibuat dalam sebuah akun bernama “Inventory Over and Short” karena jumlah inventori dapat
dengan mudah dilacak.
Jurnal:
Saldo > Fisik
Inventory xxx
Inventory over & short xxx
Saldo < Fisik
Inventory xxx
Inventory over & short xxx
 Periodic: langsung diakui sebagai inventori terjual, karena periodic mencatat jumlah fisik hanya diakhir periode,
sehingga sulit untuk melacak jumlah inventori.
Jurnal:
COGS xxx
Inventory xxx
4. FOB: Shipping point – Destination point
5. Consignment (Konsinyasi):
 Penitip: membuat jurnal pada saat  pengiriman, barang terjual, waktu terima kas dari barang terjual
 Yang dititipin: saat barang terjual, penyerahan kas ke penitip saat barang sudah terjual
6. Sales – Buyback Agreement:

NGEGAS.COM
- Salah satu bentuk financing  pinjam dana dengan menjaminkan inventorinya.
- Suatu saat apabila sudah mampu untuk membayar, maka ia akan membeli lagi inventorinya sekaligus
membayar bunga pinjaman.
- Salah satu upaya menghindari personal property taxes.
7. Sales – High Rate Return
- Memungkinkan pembeli untuk mengembalikan inventorinya dan mendapat refund full/sebagian.
- Pencatatan: penjualan dicatat penuh dan buat estimasi sales return; tidak mencatat penjualan sampai
bisa memperkirakan jumlah penjualan yang akan diretur.
Chapter 9 – Inventory – Additional Valuation
1. LCNRV: Lower of Cost or Net Realizable Value
- Karena persediaan bisa using, sehingga berdasarkan prinsip kehati-hatian atas ketidakpastian.
- Pakai product cost  COGS = DM+DL+OVH
NRV = Fair Value – Cost to sell
2. Agrikultur
- Biological assets (pakai FV)
- Agricultural product (pakai NRV)
- Hibah pemerintah

Chapter 10 – PPE
Di Indonesia diatur dalam PSAK 16 tentang Aset Tetap
1. Dinilai sebesar historical cost
2. Metode pengakuannya ada dua: fair value method atau cost method. Cost method lebih banyak dipakai.
3. Interest cost selama masa kontruksi dikapitalisasi hanya yang actual cost selama masa konstruksi saja tapi menurut
IFRS dimodifikasi sedikit sehingga historical costnya sudah termasuk di dalamnya semua cost termasuk interest cost.
Ini dibolehkan karena selama masa kontruksi belum mampu menghasilkan revenue sehingga dikapitalisasi.
4. Untuk mengapitalisasi, ada 3 hal untuk dipertimbangkan:
a. Kualifikasi asset: asset yang boleh dikapitalisasi interest costnya adalah yang dikonstruksi untuk dipakai sendiri
atau nantinya dijual atau disewagunausahakan, yang tidak boleh dikapitalisasi adalah yang sedang atau sudah
siap pakai atau untuk non earning activity.
b. Periode, 3 syarat harus terpenuhi semua: pengeluaran-pengeluaran cost sudah terjadi, aktivitas konstruksi
masih terjadi, dan interest cost masih terjadi.
c. Jumlah : mana yang lebih rendah antara actual interest cost atau avoidable interest (jumlah interest yang bisa
dihindari jika tidak melakukan pengeluaran untuk asset).
5. Cost subsequent to acquisition
a. Penambahan : menambah asset dikapitalisasi karena menambah manfaat
b. Improvement (ganti yg lebih baik) dan penggantian (ganti yang sama cuma baru aja) : kalau menambah
manfaat ya dikapitalisasi.
c. Rearrangement dan reorganisasi : jadi beban
d. Repairs : jadi beban kecuali major repair yang menambah manfaat sehingga harus dikapitalisasi

Chapter 11 – DEPRECIATION, IMPAIRMENT AND DEPLETION


Depresiasi
1. Merupakan proses alokasi kos asset berwujud secara sistematis dan rasional selama periode manfaat dari asset tsb.
2. Timbul karena going concern, dimana umur perusahaan dianggap lebh panjang dari asset tetap sehingga
penggunaan asset tetap akan berhenti disuatu titik sehingga perlu ada alokasi kos selama masa manfaat asset
tersebut.
3. Ada tiga jenis metode depresiasi:
a. Activity method : dengan unit of use or unit of production
((cost-residual value) x hours)/total estimated hours
b. Straight line : garis lurus
c. Diminishing change methods :
- Sum of the year digits : asset dianggap lebih produktif di awal.
NGEGAS.COM
depreciable base dikurangi dulu dengan residual value, menghitung dengan depreciation fraction
(jumlah tahun, misal 3 tahun ya 3+2+1)
- Declining balance methods : book value tidak dikurangi dulu dengan residual value, rate on declining
balance dihitung dengan 2 x rate straight line nya.
Impairment
1. Dilakukan untuk melihat apakah ada penurunan kemanfaatan suatu asset.
2. Melakukan impairment test
a. Jika carrying amount (nilai asset tercatat) > recovery amount (nilai pemulihan, diukur dari NRV (fair value-cost
to sell) atau value in use (PV dari future cash flow)) maka ada loss
b. Jika Recovery amount > carrying amount, tidak ada impairment
3. Penjurnalan impairment loss
Loss on impairment
Acc. Depreciation - equipment
4. Reversal impairment loss
Nilai yang dipulihkan tidak boleh lebih dari nilai tercatat jika tanpa ada impairment
Jurnalnya:
Acc. Depreciation
Recovery in loss on impairment
Depletion
1. Dilakukan pada natural resources seperti biological asset dan mineral.
2. Nilai residu dari mineral resources adalah nilai lokasi, misal.
3. Depletion base:
a. Pre exploratory: seperti kos untuk testing, dibebankan ketika terjadi, dianggap seperti R&D
b. Exploratory and evaluation: bisa dikapitalisasi, ada dua konsep pandangan a) full cost semuanya diakui
kapitalisasi karena semuanya kan usaha mencari yang profitable wells dan b) successful effort yang hanya
mencatat yang berhasil, diukur probable tidaknya. Contoh aktivitas disini adalah tes geologi/geokimia,
pengeboran eksploratori, evaluasi technical feasibility dan commercial feasibility.
4. Development cost: ini setelah tech and commercial feasibility sudah berjalan maka kos exploratory nya bisa reklas
ke asset. Ini terdiri dari dua jenis kos
a. Tangible: tidak masuk depletion base, diukur dengan mana yang lebih rendah antara useful life atau life of
resource
b. Intangible: ini masuk depletion base, contohnya kos pengeboran, terowongan, sumur
Revaluasi
Penilaian kembali asset tetap, melihat fair value. Sekarang dilarang kecuali ada kondisi-kondisi yang diizinkan pemerintah.
Mengapa ga boleh asel revaluasi? Karena biasanya yang revaluasi itu yang mau IPO, agar jumlah asset terlihat gede.

CHAPTER 12 – INTANGIBLE ASSETS


1. Karakteristik asset tak berwujud adalah dapat diidentifikasi, tidak punya bentuk fisik, dan asset moneter itu bukan
asset tak berwujud yaws.
2. Valuasinya terbagi jadi dua jenis:
a. Internally created: membangun asset tak berwujud, contoh: brand, teknologi, hasil riset, hak cipta.
Dikapitalisasi hanya jika sudah di tahap development, selama masih riset harus dibebankan saat terjadinya.
b. Purchased : dicatat at cost termasuk segala pengeluaran untuk siap dipakai, jika dipertukarkan dengan asset lain
maka dicatat senilai fair value, namun jika belinya sepaketan maka dialokasikan.
3. Amortisasi asset tak berwujud:
a. Jika umur terbatas/limited/finite maka diamortisasi. Terbatasnya dilihat dari apakah ada aturan yang
membatasi, level maintenance, faktor keusangan, expected use.
b. Jika tak terbatas umurnya maka tidak amortisasi tapi ada impairment, contoh goodwill
Goodwill
1. Biasanya akan muncul saat ada business combination
2. Diukur sebagai nilai lebih dari kos pembelian dengan fair value identifiable asset perusahaan yang dibeli
Impairment
1. Ketentuannya sama seperti PPE.
NGEGAS.COM
2. Tapi, kalo loss, jurnalnya:
Loss on impairment
Asset tak berwujud
3. Tapi tidak boleh ada recovery atas goodwill impairment loss

CHAPTER 13 – CURRENT LIABILITIES


Current liability
1. Kriteria yang masuk ke dalam liabilitas adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa mendatang, karena adanya
keharusan sekarang untuk mentransfer asset, yang timbul dari kejadian masa lalu.
2. Kalo menurut CF terbaru, kriterianya adalah kewajiban/keharusan sekarang, untuk transfer sumberdaya ekonomi,
sebagai akibat kejadian masa lalu.
3. Yang termasuk ke dalam liabilitas lancer adalah yang jatuh tempo selama siklus operasi normal atau dalam 12
bulan.
Probability threshold
Virtually certain >= 90% Diakui sbg contigent asset Provisi Liability
Probable 51-90% Cukup disclosure Provisi Liability
Possible 5-50% Tidak perlu disclosure Disclosure (Contigent liability)
Remote < 5% Tidak perlu juga Tidak disclosure
Provisi
1. Merupakan kewajiban yang belum pasti waktu dan jumlahnya
2. Kriteria pengakuan: present obligation dari kejadian masa lalu, probable, dan jumlah nya bisa diestimasi secata
reliabel
3. Diukur dengan judgment, bertanya pada ahli/pengadilan.
4. Jenisnya ada warranty, nah warranty ada dua jenis
a. Assurance type: diberikan oleh perusahaan, nempel di barang yang dibeli tanpa harus bayar lagi
b. Service type: beli terpisah dari produk
Contingency
Contigency Liability
1. Tidak perlu masuk ke laporan keuangan
2. Hanya perlu didisclose
3. Kriterianya adalah possible, tidak bisa diestimasi secara reliabel, timbul karena kejadian masa lalu
4. Contoh disputes
Contigency Asset
1. Dicatat sebagai asset jika Virtually certain atau >= 90%, kalo probable ya disclose saja
2. Contohnya hibah, donasi, bonus, refund dari dispute ke pemerintah

CHAPTER 14 – NONCURRENT LIABILITIES


1. Merupakan aliran keluar dari kewajiban saat ini yang tidak dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
operasi normal perusahaan.
2. Ada topic tentang off balance sheet financing, ini adalah sebentuk usaha perusahaan untuk mendapatkan
pendanaan yang tidak dicatat di posisi keuangan. Ini bisa berbentuk SPE (special purpose entity, mirip seperti kasus
enron) atau nonconsolidated item (jika kepemilikan akan sesuatu saham < 50%)

CHAPTER 15 – EQUITY
1. SFAC 6, Ekuitas adalah residual interest in asset setelah dikurangi liabilitas.
2. Menurut pak swd, ekuitas adalah hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas itu bukan kewajiban (iya bener
soalnya kan sudah dikurangi liabilitas).
3. Dividen dapat dibagikan dalam bentuk property dividend, liquidating dividend, cash, share dividend.
4. Share dividend menyebabkan ekuitas tidak bertambah karena hanya dibagi dalam bentuk saham, kayak pindah
akun aja dari retained earning ke dividend distributable (ini kan dua duanya ekuitas), tapi menyebabkan nilai saham
beredar meningkat.

NGEGAS.COM
5. Share split menyebabkan jumlah saham beredar makin banyak tapi nilainya jadi lebih kecil misal split jadi 3 ya
nilainya jadi tinggal 1/3 nya per lembar.
6. Saham treasuri adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan. Untuk apa? Beberapa alasannya adalah untuk
menaikkan EPS, agar terlihat aktif perdagangannya, atau butuh dividend untuk ESOP atau untuk share dividend.
7. Pembelian saham treasuri bisa pakai dua metode:
a. kos : mendebit saham treasuri nanti mengurangi ekuitas di laporan keuangan
b. par(stated) value : semua transaksi at par dan dilaporkan sebagai pengurang share capital.

CHAPTER 16 – EPS
Basic EPS
1. merupakan earning yang bisa dihasilkan per lembar saham.
2. Hanya untuk ordinary shares, karena kalo dengan yang lainnya jadinya complex  ada dilusi
Net income− preference dividen
3. EPS=
weighted average ordinary shares outstanding atau jumlah saham beredar tertimbang
4. Jumlah saham beredar tertimbang ada karena share dividend dan share split memengaruhi jumlah saham beredar.
Dilutive/Dilusian
Net income−preference dividen
1. EPS= −impact of convertible−impact of opsi dilutif
weighted average ordinary shares outstanding
2. Ini maksudnya si convertible debt atau convertible preference dianggap dia akan exercise jadi saham dulu buat
ngitung dilutive EPS.
Share compensation plan
1. Opsi saham untuk pegawai untuk bisa beli saham diwaktu tertentu dengan harga tertentu yang sudah ditetapkan.
Pegawai jadi termotivasi agar selalu menaikkan EPS jadi biar pas bisa beli ada gain.
2. Diukur saat tanggal diterimanya opsi oleh pegawai, pakai fair value. Saat dikasihkan ga ada entry. Tapi kan ini
biasanya ada syarat untuk harus berapa periode dulu baru bisa dipake beli saham, nah selama peroide itu
dibebankan sebagai compensation expense ke share premium-share option.

CHAPTER 17 – INVESTMENT
Debt investment
1. Pengukurannya dengan amortized cost atau fair value
2. Amortized cost adalah jumlah awal pas beli – repayment +/- cumulative amortization and net of any reduction for
uncollectibility. Biasanya untuk yang disimpan lama oleh perusahaan.
3. Fair value ya untuk yang di trading atau seenggaknya ada kemungkinan untuk dijual lagi.
4. Jenis-jenisnya:

Yang held for collection ga perlu ada fair value adjustment makanya tdk ada unrealized gain/losses. Yang HFCS,
nanti unrealized holding gain/loss- equity gitu akunnya.

NGEGAS.COM
Equity investment
1. Kepemilikan < 20%, investor tidak memiliki pengaruh
2. Kepemilikan 20-50%, investor memiliki pengaruh
3. Kepemilikan >50%, investor memiliki kontrol

4. Equity method tidak mencatat fair value adjustment sedangkan fair value iya.
5. Equity method mencatat pendapatan investasi sedangkan fair value hanya mencatat pendapatan dividen.
Penerimaan dividend di equity method diakui sebagai pengurang equity investment.
6. Ketika ada net income, equity method mengakui penambahan equity investment dan menambah investment
income. Mengapa equity investment bertambah? Karena net income kan masuk ke RE, berarti kan nilai investasi
jadi naik karena adanya net income itu ke RE. kalo cair jadi dividen mengurangi karena kan ya diambil dari RE
dividennya.

CHAPTER 18 – REVENUE RECOGNITION


1. Revenue, menurut SFAC 6, adalah pemasukan/kenaikan asset/penyelesaian utang dari pengiriman barang/jasa dari
operasi utama
2. Menurut pak swd, revenue adalah aliran masuk/kenaikan asset dari kegiatan operasi utama/sentral yang menerus.
3. Sekarang revenue recognition pakai pendekatan asset-liability. Berdasarkan pendekatan ini, pengakuan dan
pengukuran revenue didasarkan pada perubahan asset dan atau liabilitas. Pengakuan melihat pada contract,
melihat rights and obligation nya bagaimana. Ini disebut risk and reward approach. Dulu, pakai revenue-expense.
Dulu diakui kalau realized dan earned. Ini disebut earning process approach.
4. Terdapat 5 tahap pengakuan pendapatan:
a. Mengidentifikasi kontrak, misal dari commercial substance, hak-hak, termin pembayaran, dll.
b. Identifikasi kewajiban yang terpisah yang harus dilaksanakan
c. Menentukan harga transaksi
d. Mengalokasikan harga transaksi ke kewajiban terpisah yang harus dilaksanakan
e. Mengakui pendapatan ketika telah melaksanakan kewajiban
5. Kapan mengakui? Sekarang hanya ada dua yaitu: over a period of time atau at a point of time.
6. semua kewajiban harus melalui tes apakah bisa diakui Over a period of time dulu kalo ga bisa baru itu harus diakui
at a point.
7. Syarat-syarat bisa diakui over a period of time adalah:
a. Pelanggan menerima dan mengonsumsi manfaat selama entitas sedang melaksanakan kewajiban
b. Pelaksanaan yang dilakukan entitas menimbulkan/meningkatkan asset yang sedang dikendalikan pelanggan
c. Customer tidak memiliki penggunaan alternative atas asset yang dibuat dan etitas punya hak pembayaran yang
bisa dipaksakan dan task tidak perlu di reperform.
8. Penentuan harga transaksi, terdapat empat cara:
a. Variable consideration : melihat rata-rata tertimbang atau salah satu nilai yang paling mungkin tertagih

NGEGAS.COM
b. Non cash consideration : pengakuan berbasis fair value
c. Time value of money : ini jika ada komponen financing
d. Consideration paid/payable to customer : seperti revenue arrangement coupon, bonus, discount, dll.
9. Alokai harga transaksi:
a. Adjusted marketassessment: melihat kondisi pasar dan competitor
b. Expected cost plus margin
c. Residual: jika bundling maka jika salah satu item diketahui nilai standalone nya maka tinggal dikurangkan.
10. Kewajiban terpisah itu artinya kewajiban dalam kontrak dapat dibedakan (distinct). Contoh kalau beli tiket lalu
dibatalkan kan bayar cancellation fee, itu cancellation fee adalah distinct. Tapi kalau beli tiket kereta plus makan
maka itu tidak distinct karena bisa beli makannya kan karena beli tiket kereta itu.

CHAPTER 19 – ACCOUNTING FOR INCOME TAXES


1. Pretax : sebelum pajak
2. Taxable income : penghasilan kena pajak
3. Temporary differences: perbedaan temporer yang timbul karena beda basis antara pelaporan pajak dnegan
komersial.
4. Deferred tax asset: jika kemungkinan ada penurunan pembayaran pajak masa depan
5. Deferred tax liability : kenaikan utang pajak di masa depan, Ini karena adanya perbedaan temporer misal.
6. Koreksi positif timbul ketika ada kemungkinan bahwa pajak yang harus dibayar perusahaan lebih banyak, koreksi
negatif ya sebaliknya
7. Contoh:
Perusahaan punya AC, umurnya 4 tahun tanpa residual, pakai depresiasi sum of the year tapi kan UU PPh bolehnya
cuma straight line dan double declining. Maka kita bandingkan, straight line dg sum of the year.
Straight line sum
Tahun Carrying amount depresiasi Tahun Carrying amount fraksi depresiasi
1 4jt 1jt 1 4jt 4/10 1,6jt
2 3jt 1jt 2 4jt 3/10 1,2jt
3 2jt 1jt 3 4jt 2/10 800rb
4 1jt 1jt 4 4jt 1/10 400rb
0 4jt 4jt
Ini disebut perbedaan temporer karena ujungnya sama.

Penghitungan deferred (tax rate 25%)


Jika Net income tahun 1 pada komersial 10 juta (artinya ini udah bersih, dikurangkan 1,6 juta depresiasi)
10.000.000 x 25% = 2500.000
Net income perlu disesuaikan karena fiscal kan membolehkan depresiasi hanya 1juta bukan 1,6 juta, pengurangnya
komersil kebanyakan maka dikembalikan:
10.000.000 + 600.000 = 10.600.000 x 25% = 2.650.000
Ini adalah bentuk koreksi positif.
Selisih 150.000 adalah deferred tax asset. Jurnalnya:
Income tax expense 2500.000
Deferred tax asset 150.000
Income tax payable 2650.000
Di tahun ketiga, nanti ada deferred tax liability.
10.000.000 -200.000 (harusnya seenggaknya kan depresiasi 1jt, ini kok cuma 800K, pengurangnya kurang maka
harus dikoreksi) = 9800.000 x 25% = 2450.000
Jurnalnya:
Income tax expense 2500.000
Deferred tax liability 2450.000
Income tax payable 50.000
8. Loss carryback : kerugian tahun berjalan, dibawa ke tahun sebelumnya sehingga ada tax return. Biasanya maksimal
dua tahun kebelakang.

NGEGAS.COM
9. Loss carryforward : kerugian tahun berjalan di bawa ke depan. Maksimal 20 tahun.
Contoh-kombinasi carryforward dan carryback:
Misal perusahaan A di tahun 2018 rugi 500.000. Tapi di tahun 2017 dan 2016 udah bayar pajak nih masing masing
200.000 dan 100ribu. Maka 200ribu sisanya dicarryforward ke 2019 jika tahun 2019 laba ya.
Jika tahun 2019 untungnya 250.000 maka ngitung pajak 2019nya adalah (jika tax rate 10%) :
250K-200K (ini dari 2018 yang rugi) = 50K (ini penghasilan kena pajak) x 10% = 5K

CHAPTER 20 – ACCOUNTING FOR PENSION


1. Diatur di dalam PSAK 18 tentang Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
2. Pension plan adalah pengaturan di mana pemberi kerja memberikan manfaat (pembayaran) kepada pensiunan
untuk layanan yang mereka berikan di tahun-tahun kerja mereka.
3. Dua jenis program pensiun yang paling umum adalah program iuran pasti (contribution plan) dan program manfaat
pasti (benefit plan).
4. Contribution plan lebih murah karena ini perusahaan setuju untuk berkontribusi bayar ke pihak ketiga (kayak PT
taspen) sejumlah uang tapi tidak tahu bakal nerima berapa di masa depan. Sedangkan benefit, perusahaan juga
kasih uang ke pihak ketiga tapi pihak ketiga yang harus memutar otak agar uang yang dikasih perusahaan tadi di
masa depan bisa cukup membayar benefit untuk perusahaan tersebut sesuai yang dijanjikan. Benefit membutuhkan
adanya laporan keuangan tambahan seperti laporan asset neto dan laporan laporan informasi aktuaria
5. Pension diukur dengan defined benefit obligation atau kewajiban imbalan pasti — yaitu nilai sekarang (tanpa
mengurangi aset program apa pun) dari pembayaran di masa depan yang diharapkan (present value dari expected
cash flow) yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban yang dihasilkan dari layanan karyawan pada periode
berjalan dan periode sebelumnya.

CHAPTER 21 – LEASE ACCOUNTING


1. Diatur melalui PSAK 73 tentang sewa
2. Lease adalah perjanjian kontrak antar lessor (pesewa) dan lessee (penyewa) di mana lessee punya hak untuk
menggunakan dan harus bayar rental payment
3. Manfaat leasing bagi lessee : pendanaan dengan fixed rate, melindungi keusangan, fleksibel, dan tidak terlalu mahal
4. Manfaat leasing bagi lessor : ada margin profit, mendrong sales, memberikan tax benefit, high residual value
5. Lessee accounting adalah akuntansi leasing bagi penyewa yaitu dengan melihat pada kontrak yang menyatakan hak
mengendalikan penggunaan suatu asset dalam suatu waktu. Harus dikapitalisasi jadi finance lease semua.
6. Penjurnalan :
a. Ketika menyewa
Right of use asset
Lease liability
b. First payment
Lease liability
cash
c. Accrual interest
Interest expense
Lease liability
d. Depreciation
Depreciation expense
Right of use asset
e. Jika boleh dibeli di akhir
Asset
cash
7. Finance lease test
a. Apakah ada transfer kepemilikan?
b. Apakah ada opsi beli asset?
c. Apakah termin leasing mencakup major pasrt dari economic life?
d. Apakah PV dari asset lebih besar atau sama dengan nilai fair value?
NGEGAS.COM
e. Apakah ada alternative use?
8. Sekarang operating lease hanya dibolehkan bagi lessee jika nilainya rendah dibawah 70juta atau $5000 dan kurang
dari 12 bulan. Lessor masih boleh.
9. Jurnal di lessor atas operating lease:
a. Lease payment
Cash
Unearned revenue
b. Accrual
Unearned revenue
Lease revenue
c. Depresiasi
Depreciation expense
Accumulated depreciation-equipment
10. Residual value disisi lessee, ini adalah nilai sisa. Ada yang dijamin oleh lessor (guaranteed) da nada yang tidak
(unguaranteed). Lessor menjamin nilai sisa, jika jaminan lessor < nilai residu yang sudah dijanjikan maka lessor
harus bayar ke lesse. Tapi kalau jaminan lessor > nilai residu maka lesse mencatat sebagai rugi:
Loss on lease
Cash

CHAPTER 22 – ACCOUNTING FOR CHANGES


1. Terdapat dua tipe perubahan akuntansi yaitu: perubahan kebijakan dan perubahan estimasi. Kesalahan atau error
tidak termasuk tipe perubahan meski tetep butuh perubahan
2. Kalo di Harry Wolk ditambah dengan perubahan entitas pelaporan.
3. Ada tiga pendekatan yang mungkin untuk melaporkan perubahan dalam kebijakan akuntansi
a. Melakukan perubahan efek kumulatif dari perubahan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Efek kumulatif
adalah perbedaan dalam pendapatan tahun-tahun sebelumnya antara kebijakan akuntansi yang baru diadopsi
dan sebelumnya. Di bawah pendekatan ini, pengaruh perubahan pada pendapatan tahun-tahun sebelumnya
hanya muncul dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
b. Perubahan hingga kebelakang (retrospektif). Ini mengacu pada penerapan kebijakan akuntansi yang berbeda
untuk menyusun kembali laporan keuangan yang dikeluarkan sebelumnya - seolah-olah kebijakan baru
digunakan. Dengan kata lain, perusahaan "kembali" dan menyesuaikan pernyataan tahun-tahun sebelumnya
atas dasar yang konsisten dengan kebijakan yang baru diadopsi.
c. melaporkan perubahan secara prospektif (di masa depan). Dalam pendekatan ini, hasil yang dilaporkan
sebelumnya tetap ada.
4. Perubahan kebijakan butuh retrospective
5. Perubahan estimasti pakai prospective

NGEGAS.COM

Anda mungkin juga menyukai