Kembung di daerah abdominal merupakan masalah klinikal yang umum dan sangat mengganggu. Terdapat empat factor yang berhubungan dengan keluhan ini. a. Sensasi subjektif kembung b. Distensi abdominal c. Peningkatan volume intra abdominal d. Aktivitas otot sekitar abdomen Keempat factor ini muncul bersamaan maupun secara terpisah, penelitian gas transit menunjukkan bahwa pasien kembung memiliki gangguan reflex pengontrolan isi perut. Segmental pooling terhadap isi usus, dalam bentuk cairan maupun padat. Dapat menimbulkan sensasi kembung. Kembung dapat merupakan kondisi heterogenous yang ditimbulkan akibat kombinasi berbagai mekanisme patofisiologi yang berbeda tiap pasien. Maldigesti karbohidrat dan turunannya dapat terjadi karena kurangnya enzim pencernaan yang secara normal terdapat pada lumen usus seperti kasus lactose- intolerant. Maldigesti karbohidrat kompleks dan serat, terutama kacang akibat keberadaan oligosakarida yang tidak dapat dicerna enzyme manusia seperti stachyose,raffinose dan verbascose sehingga dicerna oleh bakteri dan menimbulkan penumpukan gas. Keberadaan flora usus yang abnormal di usus halus (>105 colony forming units per ml a.k.a CFU/ml, dimana kadar normal adalah 103-104 FCU/ml pada jejenum dan 107-109 CFU /ml pada ileum). Pasien IBS akan mengalami kembung akibat intoleransi karbohidrat, perubahan densitas flora normal pada kolon, pertumbuhan bakteri berlebihan pada usus halus,perubahan transit gas, dan beberapa factor abdominal yang menyebabkan kembung akibat penumpukan gas dalam lumen.
Referensi:
Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran : Fisiologi gastrointestinal. Edisi 11. Jakarta.EGC.