Anda di halaman 1dari 51

BAB 1

TINJAUAN MODEL BISNIS

1.1 LATAR BELAKANG


Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan yang terus
meningkat menimbulkan dampak positif terhadap perkembangan bidang kesehatan di
Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan timbulnya upaya kesehatan yang dilakukan para
penyedia kesehatan. Berdasarkan UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dijelaskan
bahwa upaya kesehatan merupakan setiap serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan
masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam
meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan menyediakan sebuah sarana yang dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung sehingga memungkinkan
masyarakat untuk memahami pengobatan yang efektif dan efisien. Salah satu realisasi
pembangunan di bidang kefarmasian yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta
adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan berupa apotek.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang dimaksud dengan apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Kesadaran masyarakat pada masa teknologi terkini semakin menegaskan
berubahnya paradigma farmasi dari yang berorientasi obat (drug oriented) menjadi
berorientasi pasien (patient oriented) sehingga diperlukan perubahan dalam praktek
pelayanan kefarmasi di apotek saat ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No : 1332/MENKES/SK/X/2002, definisi apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini jelas
bahwa seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga
pelayanan kefarmasian kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas.
Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
pelayanan kesehatan (non profit oriented) dan fungsinya yang kedua yaitu instansi
bisnis. Dalam fungsinya sebagai pelayanan kesehatan, apotek menyediakan obat-obatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Sementara itu pada fungsinya yang kedua yaitu sebagai instansi bisnis, apotek
selayaknya mendapatkan keuntungan (profit) mengingat investasi yang ditanam pada
pendirian operasionalnya tidak sedikit. Namun, apotek tidak hanya badan usaha yang
semata-mata mengejar keuntungan, tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang
menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan pembekalan farmasi yang bermutu baik
dan terjamin keabsahannya.
Sebuah Apotek dikelola oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang
telah terdaftar pada Departemen Kesehatan, telah mengucap sumpah/janji sebagai
Apoteker dan memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Apoteker sebagai tenaga kesehatan
dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan wawasan di bidang
kefarmasian dan kesehatan, pengelolaan Apotek dengan sistem manajemen yang baik,
serta perilakunya dalam melaksanakan komunikasi, pemberian informasi, edukasi
sehingga mendukung tercapainya penggunanaan obat yang benar, aman, dan rasional
(Seto,2004).
Mengingat apotek memiliki peran yang penting, maka perlu dibentuk apotek
baru sebagai tempat pengabdian profesi apoteker dalam upaya untuk menjamin
tersebarnya perbekalan farmasi serta memberikan informasi dan komunikasi yang benar
mengenai perbekalan farmasi kepada masyarakat dan rekan sesama profesi kesehatan,
serta sebagai sarana untuk memperkenalkan profesi apoteker kepada masyarakat dengan
memberikan pelayanan secara optimal sehingga eksistensi apoteker dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
Melihat pada pentingnya peranan apotek dan apoteker, maka direncanakan
pendirian suatu apotek baru yang dapat membantu masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Pendirian Apotek ““UBAYA
FARMA 56”” ditujukan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan masyarakat atas
obat dan alat kesehatan serta informasi yang terkait dengan kesehatan.
Studi kelayakan apotek perlu dilakukan sebelum mendirikan apotek untuk
menjamin berlangsungnya kegiatan operasional apotek. Dalam suatu studi kelayakan
perlu diperhatikan tentang lokasi yang paling menguntungkan untuk apotek, keadaan
masyarakat sekitar apotek, pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat, produk dan
jasa yang akan ditawarkan, prasarana dan sarana apotek, target pasar yang dituju,
kompetitor, penentuan harga, prioritas pelanggan (anak-anak, orang tua, dll.), promosi
dan pemasaran, penampilan, program yang akan dilakukan, SDM (Sumber Daya
Manusia) apotek, proses kegiatan di apotek, pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis,
serta peraturan setempat terkait otonomi daerah tempat apotek didirikan.

1.2 STUDI KELAYAKAN


Studi kelayakan merupakan gagasan (ide) suatu proyek mengenai kemungkinan
layak atau tidaknya untuk dilaksanakan. Studi kelayakan pendirian suatu apotek
berfungsi sebagai pedoman atau sebagai landasan pelaksanaa pekerjaan karena dibuat
berdasarkan data dari berbagai sumber yang dianalis dari banyak aspek. Studi kelayakan
(Feasibility Study) apotek bertujuan untuk menghindari penanaman modal yang tidak
efektif dan berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup layak
atau dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan
diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak
mengalami kerugian. Keberhasilan studi kelayakan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
kemampuan sumber daya internal (kemampuan manajemen, kualitas pelayanan dan
produk) dan lingkungan eksternal (pertumbuhan pasar, pesaing dan perubahan
peraturan).
Tahapan pembuatan studi kelayakan terdiri dari tahap penemuan gagasan,
penelitian lapangan, evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan rencana kerja.
Pada tahap penemuan gagasan, harus selalu diperhatikan tentang kriteria gagasan yang
baik untuk selanjutnya didiskusikan dan dianalisis. Adapun kriteria gagasan yang baik
adalah sesuai dengan visi organisasi, menguntungkan organisasi, sesuai dengan
kemampuan sumber daya organisasi, tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
dan aman untuk jangka panjang. Apabila hasil analisis gagasan memberikan gambaran
yang baik bagi organisasi di masa mendatang, maka gagasan tersebut ditindaklanjuti
dengan penelitian di lapangan. Data-data yang dibutuhkan saat melakukan penelitian
lapangan adalah data ilmiah (nilai strategis lokasi, data kelas konsumen, peraturan yang
berlaku dan tingkat persaingan) dan data non ilmiah (intuisi yang diperoleh setelah
melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya) (Umar, 2011).
Pada tahap penemuan gagasan, harus diperhatikan tentang kriteria gagasan yang
baik yang kemudian didiskusikan serta dianalisis. Suatu gagasan yang baik apabila
sesuai dengan visi organisasi, menguntungkan organisasi, sesuai dengan kemampuan
sumber daya organisasi, tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan aman
untuk jangka panjang. Setelah memutuskan gagasan apa yang diinginkan untuk
dilakukan, tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan penelitian
lapangan. Dalam melakukan penelitian lapangan diperlukan data-data baik data ilmiah
maupun non ilmiah. Data ilmiah merupakan data analisis bisnis mengenai kondisi
lingkungan eksternal (sesuai hasil survey), seperti nilai strategis suatu lokasi harus
sesuai dengan faktanya (kepadatan penduduk, tingkat ekonomi, daya beli, pelayanan
kesehatan lain di sekitar lokasi), data kelas konsumen, peraturan yang berlaku di daerah
tersebut dan tingkat persaingan. Sedangkan, data non ilmiah adalah instuisi atau feeling
yang diperoleh setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Menurut Umar (2011), setelah penelitian lapangan selesai dilakukan, data-data
hasil penelitian tersebut dievaluasi dengan cara:
a. Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari faktor
eksternal (tipe konsumen, tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi
keamanan, peraturan yang berlaku) dan faktor internal (keuangan, produk, tenaga
kerja, kemampuan manjemen).
b. Membuat usulan proyek yang meliputi:
 Pendahuluan, mengenai latar belakang dan tujuan
 Analisis teknis, mengenai peta lokasi dan lingkungan sekitar, desain interior
dan eksterior, serta jenis produk
c. Analisis pasar, mengenai potensi pasar dan target pasar
d. Analisis manajemen, mengenai struktur organisasi, jenis pekerjaan, jumlah
kebutuhan tenaga kerja, dan program kerja
e. Analisis keuangan, mengenai jumlah biaya investasi, modal kerja, sumber
pendanaan, dan aliran kas
Apabila usulan proyek disetujui, maka dilakukan penetapan waktu untuk memulai
pekerjaan sesuai dengan skala prioritas seperti penyediaan dana biaya investasi, modal
kerja, pengurusan izin, pembangunan gedung, perekrutan karyawan, penyiapan barang
dagangan dan pelaksanaan operasional. Dalam pelaksanaan setiap jenis pekerjaan,
dibuat suatu format yang berisi jadwal pelaksanaan pekerjaan, catatan penyimpangan
yang terjadi dan hasil evaluasi serta solusi penyelesaiannya.
Manfaat studi kelayakan antara lain :
a. Pihak investor
Sebelum menanamkan modal pada apotek yang akan dijalankan, investor akan
mempelajari laporan studi kelayakan yang telah dibuat. Hal ini karena investor
memiliki kepentingan langsung terkait keuntungan yang akan diperoleh dan
jaminan modal yang ditanamkan atau dikeluarkan untuk investasi
b. Pihak manajemen apotek (pemilik/pendiri apotek)
Studi kelayakan juga diperlukan bagi pihak managemen apotek untuk
mempelajari laporan yang telah dibuat untuk mengetahui dana yang dibutuhkan,
rencana pendanaan dari kreditor dan investor sehingga dapat mengambil peluang
yang ada dan menimalkan resiko kerugian yang mungkin terjadi
c. Pihak kreditor (PBF)
Pendanaan apotek dapat juga dipinjamkan dari bank. Pihak bank, sebelum
memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu dikaji ulang studi kelayakan
bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pendirian suatu apotek


adalah tempat atau lokasi, bangunan, perlengkapan apotek, tenaga kerja (sumber daya
manusia), pembekalan farmasi dan lain-lain.
a. Tempat atau lokasi
Lokasi apotek dapat dipilih dengan mempertimbangkan segi pemerataan
pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah praktek dokter, sarana pelayanan
kesehatan lain, sanitasi, kondisi tempat parkir, sarana pendidikan dan keamanan
lingkungan sekitar. Selain itu, hal penting lainnya yang berpengaruh pada
kelangsungan apotek adalah pola penyakit dimana dengan mengetahui pola
penyakit pada suatu lokasi tertentu dapat berpengaruh langsung pada pengadaan
obat di apotek.
b. Bangunan
Apotek yang akan dijalankan harus mempunyai bangunan yang memenuhi
persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi apotek. Pada suatu apotek minimal memiliki ruang tunggu pasien, ruang
peracikan, dan penyerahan obat, ruang administrasi, ruang kerja apoteker, tempat
pencucian alat dan toilet. Bangunan apotek juga perlu dilengkapi dengan sumber air
yang memenuhi syarat kesehatan, sumber penerangan yang memadai, alat
pemadam kebakaran untuk antisipasi kejadian tidak terduga, ventilasi dan sanitasi
yang baik serta perlu adanya papan nama apotek.
c. Perlengkapan apotek
Suatu apotek baru yang dijalankan perlu memiliki perlengkapan apotek yang
memadai agar dapat mendukung pelayanan kefarmasian yang akan dilaksanakan.
Beberapa perlengkapan apotek yang harus dimiliki antara lain peralatan pembuatan,
pengolahan dan peracikan (gelas ukur, timbangan gram dengan anak timbangan,
mortir dengan diameter 5-10 cm dan 10-15 cm serta stamper), peralatan dan tempat
penyimpanan alat pembekalan farmasi (lemari obat, lemari pendingin, dan lemari
khusus untuk narkotika dan psikotropika), wadah pembungkus, perlengkapan
administrasi, buku wajib (Farmakope Indonesia) dan literatur penunjang lainnya
yang dibutuhkan seperti ISO, MIMS dan juga buku tentang peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan kegiatan apotek.
d. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah setiap orang yang terlibat dalam
kegiatan operasional apotek, yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker
Pendamping (APING) yang bekerja di apotek di samping APA dan dapat
menggantikan APA pada jam-jam tertentu disaat apotek buka, Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) dimana membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan
kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri dari sarjana farmasi, ahli madya
farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker, tenaga
non kefarmasian, seperti tenaga administrasi, kasir, petugas pengantar obat serta
petugas kebersihan.
e. Sasaran pasar
Apotek baru yang ingin dijalankan perlu juga menentukan sasaran pelanggan
apotek, misalnya kelas ekonomi masyarakat, kerja sama yang akan dijalankan
seperti kerja sama dengan asuransi kesehatan atau dengan universitas terdekat
sehingga juga dapat menjangkau kalangan mahasiswa.

f. Pesaing
Data terkait banyaknya pesaing disekitar apotek baru sangat diperlukan dalam
menetukan startegi sehingga apotek baru yang akan dijalankan dapat bersaing
dengan maksimal. Beberapa pesaing yang perlu diperhatikan adalah apotek lain
yang berada disekitar apotek yang akan didirikan dan juga beberapa minimarket
yang menjual obat OTC.

1.3 APOTEK “UBAYA FARMA 56”


Nama “Apotek Care” diberikan kepada calon apotek yang akan didirikan
karena memiliki arti yaitu sebagai apotek yang peduli terhadap kebutuhan
masyarakat akan perawatan kesehatannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
pada tanggal 14 – 16 Desember 2018, rencana pendirian apotek akan bertempat di Jl.
Raya Kali Rungkut, Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur 60293 (tepat disebelah Transmart
Rungkut Surabaya). Kemudahan dalam sarana transportasi yang ada, tempat pendidikan
(SD, SMK, Universitas) dan tempat keramaian seperti minimarket, mall, serta
terjangkau dari pusat resep yaitu dokter praktik disekitar ruko. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan obat dan informasi terkait obat masih
tinggi. Dari segi bisnis, ramainya jalanan di sekitar serta pemukiman penduduk yang
padat sehingga memberikan peluang bisnis yang bagus dan dengan memberikan
pelayanan kefarmasian yang berkualitas.

1.4 VISI dan MISI APOTEK


1.4.1 Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan melalui penerapan pelayanan kefarmasian yang berkualitas,
terpercaya dan memberikan kepuasan kepada konsumen dengan
mengutamakan pada patient oriented dan menerapakan pharmaceutical care
yang optimal dalam melayani kebutuhan serta mengedepankan keselamatan
pasien.
1.4.2 Misi
a) Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya
yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat
b) Melakukan pelayanan kesehatan terpadu (health care provider)
c) Menyediakan pelayanan konseling terutama pada pasien yang
mengkonsumsi obat keras dan antibiotik agar tercapai efek terapi yang
diinginkan serta pasien terhindar dari kesalahan penggunaan obat
d) Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan
e) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja apotek dan pemilik modal

1.5 MOTTO APOTEK


F: Fast (Dapat melayani dengan cepat dan tanggap)
A: Active (Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien)
S: Secure (Mengutamakan keamanan pasien)
T: True (Pemilihan obat yang benar, tepat, evektif dan terjangkau)

1.6 TUJUAN PENDIRIAN APOTEK


1. Menyediakan tempat pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2. Meningkatkan kesehatan dan pengetahuan masyarakat setempat terhadap
informasi obat dan swamedikasi.
3. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
4. Membuka dan mengembangkan outlet-outlet baru

1.7 PRODUK yang DITAWARKA


a. Obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek, prekursor farmasi,
dan obat paten
b. Obat tradisional seperti Jamu, Obat Herbal Terstandart, dan Fitofarmaka
c. Alat-alat kesehatan seperti alat tes kehamilan, alat kontrasepsi non hormonal
(kondom), alat cek gula, kolesterol, dan asam urat, thermometer, kasa steril, kasa,
perban, sarung tangan, masker, sikat gigi, kapas pembalut
d. Kosmetik, seperti lipstik, facial wash, serum, shampo, bedak, lotion, dan sabun
kesehatan
e. Lain-lain seperti susu untuk ibu hamil maupun susu bayi, popok dewasa maupun
bayi, botol susu (dot), sweetener untuk pasien diabetes, aneka suplemen dan
vitamin

1.8 LAYANAN yang DITAWARKAN


a. Diadakan konsultasi dengan apoteker setiap harinya
b. Diadakan konsultasi dokter setiap hari Minggu
c. Layanan kontrol tekanan darah, SPO2, dan denyut nadi secara gratis
d. Memberikan layanan homecare pada pasien dengan penyakit kronis
e. Memberikan pelayanan follow up pada pasien dengan penyakit kronis dan
degenerative

1.9 PERENCANAAN PERTUMBUHAN “APOTEK UBAYA FARMA 56”


Rencana dalam pertumbuhan apotek ini melalui upaya dengan meningkatkan
relasi Apoteker dengan sejawat, sejawat kesehatan lain, PBF, sumber daya manusia, dan
instansi kesehatan. Apoteker juga selalu hadi di Apotek dan sumber daya manusia
seperti TTK pun juga terlatih karena mengikuti training terlebih dulu. Hal ini akan
membuat pelayanan di apotek semakin inovativ sehingga apotek mencapai Break Even
Point (BEP) dalam jangka waktu sekitar 3-5 tahun.

1.10 KEUNGGULAN KOMPETITIF


Target pasar apotek yang didirikan yaitu masyarakat menengah keatas dan
masyarakat menengah kebawah yang bertempat di Jl Raya Kali Rungkut, tepat
disebelah Transmart Rungkut. Selain itu letak apotek yang strategis berada di tepi jalan
utama, mempunyai arus manusia yang ramai, berdekatan dengan pemukiman warga,
pasar tradisional, pabrik, pertokoan, supermarket, maka diharapkan apotek dapat
bersaing dengan apotek lainnya
BAB II
BUSSINESS STRATEGY

2.1 STATEGI BISNIS


Strategi bisnis dalam beberapa waktu ke depan:
A. Tahun pertama, yaitu:
Pada tahun pertama bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Apotek “UBAYA FARMA 56” agar pengunjung
bersedia menjadi member di apotek kami. Kami juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan demikian, Apotek akan mendapatkan
profit dari setiap pelayanan yang kami berikan baik pelayanan resep maupun non-
resep.
Strategi Bisnis:
Pembagian brosur dan pemasangan banner sebagai media edukasi masyarakat dan
perkenalan apotek. Menawarkan untuk menjadi member dengan gratis dengan
keuntungan dimana member dapat mengetahui riwayat pembelian obat dan riwayat
hasil pengecekan gula darah, tekanan darah, kolesterol dan asam urat. Setelah
mengetahui pola penyakit masyarakat sekitar, apotek akan menyediakan obat yang
cukup berdasarkan pola kebutuhan obat masyarakat sekitar.
B. Lima tahun pertama, yaitu:
Pada lima tahun pertama bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien
dan kebutuhan obat, mencapai BEP serta meningkatkan omzet apotek.
Strategi Bisnis :
a. Menyediakan praktek dokter umum, melakukan home pharmacy care pada pasien
member apotek, bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan
penyuluhan pada masyarakat
b. Adanya evaluasi profit bisnis yang telah dijalani selama 5 tahun pertama
c. Adanya evaluasi dan pemberian feedback kepada pasien setia apotek
d. Adanya perbaikan sistem yang tidak sesuai dengan kebutuhan apotek selama 5
tahun pertama
e. Adanya evaluasi keuntungan dari kerjasama terhadap sarana kesehatan sekitar
Adanya perbaruan sistem managemen apotek yang tidak sesuai ataupun kurang

2.2 TAKTIK
Posisi apotek saat ini adalah dalam masa perkenalan dimana hal yang akan
dicapai, yaitu dapat menarik perhatian dan kepercayaan masyarakat untuk datang
bahkan menjadi member tetap.
Langkah strategis:
a. Strategi pelayanan Apotek “UBAYA FARMA 56” yaitu Patient oriented dan No
Pharmascist No service. Pelayanan ini didasarkan Pelayanan apoteker mengacu
seperti ketentuan PP 51 Tahun 2009 dan Permenkes 889 Tahun 2011 dan prinsip
Pharmaceutical Care. Pelaksanaan dari pelayanan Patient oriented dapat
diterapkan dengan selalu menyapa pasien dan memberikan pasien pilihan untuk
pengobatannya, sedangkan strategi No Pharmascist No service diwujudkan dengan
selalu adanya apoteker di aotek untuk melayani pasien. Melalui pelayanan ini
diharapkan bahwa Apotek “UBAYA FARMA 56” dapat memberikan pelayanan
yang berdasarkan pada pelayanan secara profesional dan bermutu serta memuaskan
setiap pasien yang datang, sehingga diharapkan Apotek “UBAYA FARMA 56”
dapat dijadikan tempat rujukan utama bagi masyarakat
b. Dalam melaksanakan program pengenalan kepada masyarakat, Apotek “UBAYA
FARMA 56” melakukan program penyuluhan tentang obat-obatan serta penyakit
yang sedang marak, misalnya pada bulan musim penghujan ini penyakit yang
marak adalah “Flu, batuk, pilek”. Melalui program tersebut diharapkan masyarakat
memperoleh informasi kesehatan dan berdampak dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakat
Apotek “UBAYA FARMA 56” akan melakukan kerja sama dengan dokter yang
praktek di sekitar apotek, sehingga apotek dapat menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter. Dalam rencana ke depannya, apotek akan mengadakan kerja sama
dengan dokter untuk melakukan praktek satu atap, sehingga akan mempermudah
akses pasien untuk mendapatkan pengobatan

2.3 DAMPAK STATEGI


Hambatan dari luar yang dapat memberikan pengaruh dalam:
a. Tahun Pertama
o Apotek ini merupakan apotek baru yang masih dalam tahap berkembang,
belum dikenal oleh masyarakat, dan belum memiliki pasien yang loyal
o Terdapat apotek lain di sekitar Apotek UBAYA PHARM sehingga
meningkatkan persaingan
o Pengadaan yang belum lengkap sehingga dikhawatirkan tidak dapat
memenuhi seluruh permintaan
o Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek
jaringan atau waralaba
b. Lima Tahun Pertama
 Kurangnya pasien yang datang berkunjung ke apotek
 Banyaknya persaingan dari apotek lain disekitar apotek “UBAYA
FARMA 56”
 Pemesanan obat yang datang terlambat dari distributor atau PBF
sehingga terjadi kekosongan stok

2.6 ANALISIS SWOT DAN FAKTOR KRITIS KESUKSESAN

Berdasarkan hasil survey yang telah diperoleh, maka didapat analisis SWOT
Apotek “UBAYA FARMA 56” sebagai berikut:

A. Kekuatan (Strength)
1. Lokasi yang strategis karena letaknya dekat dengan perumahan, tempat
pendidikan dan tempat keramaian seperti supermall.
2. Apotek memiliki lahan parkir yang luas.
3. Pemilik Sarana Apotek (PSA) merangkap sebagai Apoteker Penanggung
Jawab Apotek (APA) sehingga sistem manajemen apotek dapat selalu
dipantau.
4. Apoteker selalu berada di apotek sehingga pasien dapat berkonsultasi
langsung dan memberikan KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) kepada
pasien, termasuk penyerahan obat dilakukan langsung oleh apoteker.
5. Apotek menyediakan fasilitas jasa pengiriman untuk pasien yang
berhalangan datang ke apotek untuk sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan pasien.
6. Adanya fasilitas monitoring pasien seperti cek gula darah, kolestrol, asam
urat (cek GALAU) dan tekanan darah.
7. Terdapat layanan homecare dan chat secara langsung dengan Apoteker,
sehingga pasien dapat lebih dekat dan terbuka dengan Apoteker.
8. Suasana Apotek yang bersih, nyaman dan dilengkapi dengan AC (Air
Conditioner) sehingga pasien lebih nyaman
B. Kelemahan (Weakness)
1. PSA sekaligus apoteker belum memiliki pengalaman dalam mengatur usaha
apotek. Apoteker penanggungjawab harus berada di tempat setiap hari sesuai
jadwal kerja dan melihat apa permasalahan yang sering terjadi di apotek
sehingga harus mencarikan solusi dari permasalahan yang ada. Jadi,
kemampuan apoteker akan terus berkembang.
2. Tidak buka 24 jam karena keterbatasan jam kerja karyawan sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan pasien akan obat di tengah malam. Solusinya
adalah apotek buka mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 23.00, serta
apotek tetap buka di hari minggu dan hari besar
C. Peluang (Opportunity)
1. Lokasi apotek yang strategis dengan jalan raya yang selalu ramai dilalui oleh
pengendara mobil dan motor.
2. Akses ke lokasi apotek mudah dijangkau karena berada di jalan dua arah.
3. Disekitar lokasi terdapat sedikit apotek pesaing, sehingga lebih
mempermudah masyarakat untuk akses obat di APOTEK “UBAYA
FARMA 56”
4. Adanya pelayanan homecare dan chat secara langsung dengan Apoteker
sehingga apoeker dapat mengevaluasi kepatuhan pemakaian obat pasien.
Selain itu, pasien menjadi lebih paham akan pengobatannya dan merasa
dekat dengan Apoteker dan dapat menjadi pelanggan tetap apotek
D. Ancaman (Threath)
1. Apotek baru dibangun dan masih belum dikenal oleh masyarakat. Hal ini
dapat diatasi dengan menonjolkan bangunan apotek yaitu dengan desain
banguan yang menarik dan pencahayaan yang baik, membuat banner yang
menarik, serta memasang papan nama apotek dengan ukuran yang dapat
terlihat dan mencolok, sehingga dapat dengan cepat dikenal dan diingat oleh
masyarakat.
Adanya persaingan terdapat apotek lain yang berdiri lebih dulu yang memiliki
fasilitas yang hampir sama dengan APOTEK “UBAYA FARMA 56” dan
minimarket yang menjual obat-obat OTC

2.4 NILAI INTI


Adanya core value dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis apotik. Untuk
mendukungnya maka nilai inti Apotik “UBAYA FARMA 56”, yaitu:
a. Apotik dijalankan apabila pelayanan langsung dilayani oleh Apoteker karena
“tidak ada apotiker, tidak ada pelayanan”
b. Pasien terus dilakukan follow up untuk memantau kondisinya
c. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian secara
lengkap, bermutu dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pasien
d. Apotik ini didasarkan pada pelayanan kefarmasian patient oriented sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan dan kesehatan masyarakat
e. Memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat dan ramah, informatif
dengan menerapkan konsep asuhan kefarmasian secara
profesional.Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kesehatan diri
sendiri contohnya dengan diadakannya penyuluhan yang efektif secara berkala
BAB III

RANCANGAN APOTEK

3.1 PERANCANGAN JASA


Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, membuat masyarakat
semakin cerdas dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal pengobatan diri sendiri atau
yang disebut sebagai pengobatan secara swamedikasi. Hal ini menuntut apoteker untuk
meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan secara rasional sehingga dapat
memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat kepada pasien yang datang ke apotek
untuk melakukan pengobatan secara swamedikasi. Hal ini telah menggeser
paradigma pelayanan kefarmasian, yang awalnya lebih ke aspek retail, namun
sekarang pelayanan kefarmasian lebih berorientasi pada pasien.
Untuk dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian yang diberikan di apotek,
apoteker dapat memberikan beberapa fasilitas yang dapat memudahkan pasien untuk
mengakses obat- obatan yang mereka butuhkan, serta mengakses apoteker yang
ada di apotek untuk melakukan konsultasi tentang pengobatan yang sedang mereka
jalani. Layanan-layanan yang dapat di berikan tersebut, berupa layanan pesan antar
obat, layanan konseling gratis, layanan homecare ke rumah pasien serta layanan lain
yang dapat membuat pasien lebih nyaman dan lebih mudah mengakses kebutuhan
pengobatan pasien.
Struktur organisasi Apotek “UBAYA FARMA 56” direncanakan sebagai berikut :

 Apoteker penanggung jawab apotek (APA) satu orang


 Apoteker pendamping (Aping) satu orang
 Tenaga Teknis Kefarmasian tiga orang
Apotek “UBAYA FARMA 56” direncanakan akan buka setiap hari Senin-
Sabtu pada pukul 07.00-23.00 dan memiliki 2 shift sebagai berikut :
1) Shift Pagi (pukul 07.00-15.00)
Senin-Sabtu 2-3 orang shift pagi, satu orang apoteker dan satu orang
Tenaga Teknis Kefarmasian
2) Shift Sore (pukul 15.00-23.00)
Senin-Sabtu 2-3 orang shift sore, satu orang apoteker dan satu orang
Tenaga Teknis Kefarmasian
3) Hari Minggu semua karyawan libur
Pembagian jumlah pegawai pada masing-masing shift dapat disesuaikan dengan
jam praktik dokter dan jumlah kunjungan pasien, penambahan jumlah pegawai
dapat di lakukan disesuaikan dengan kebutuhan apotek. Masing-masing
karyawan mendapat jatah libur sesuai jumlah hari libur nasional pada bulan
itu, misal pada bulan juni, terdapat 5 tanggal merah atau hari libur, maka
masing-masing pegawai mendapat jatah 5 hari libur dalam bulan tersebut,
namun untuk jadwal libur masing-masing pegawai dapat didiskusikan antar
pegawai dengan ketentuan maksimal dalam 1 hari hanya ada 1 orang yang
libur.

Apotek “UBAYA FARMA 56” menyediakan praktik dokter sebagai berikut :


a. Dokter Umum, praktik tiap hari, kecuali minggu, pukul 15.00-21.00
b. Dokter spesialis, praktik tiap hari, kecuali sabtu minggu, pukul 16.00-21.00

Apotek “UBAYA FARMA 56” memberikan beberapa layanan sebagai berikut :


4.3.1 Konsultasi dengan apoteker
Pada layanan ini, ketika pasien datang ke apotek, pasien dapat berkonsultasi
terlebih dahulu dengan apoteker yang ada di apotek mengenai obat yang ingin di
beli oleh pasien, apakah sudah tepat sesuai keluhan yang dialami pasien atau tidak,
dan juga pasien akan menerima pertimbangan dari apoteker apakah pengobatan
yang akan di jalaninya sudah rasional atau tidak. Pasien juga dapat datang ke apotek
untuk berkonsultasi dengan apoteker tentang pengobatan yang sedang di jalaninya.
Hal ini merupakan salah satu layanan yang dapat memaksimalkan layanan
pharmaceutical care yang berorientasi pada pasien
2. Penyerahan obat oleh Apoteker
Layanan ini akan di dapat pasien ketika akan mengambil obat yang telah di
belinya, apoteker yang akan melakukan penyerahan obat akan di sertai dengan
KIE kepada pasien agar pasien dapat menggunakan obat nya dengan tepat dan
benar. Peran apoteker disini juga sangat besar untuk meningkatkan kepatuhan
pasien terhadap pengobatannya
3. Kartu member pelanggan apotek
Pasien yang melakukan pembelian di apotek “UBAYA FARMA 56” dapat
membuat membuat kartu member dengan biaya Rp 5.000 untuk 1 kartu member
dan dapat membuat kartu member secara “Gratis” dengan minimal pembelian Rp
200.000
APOTEK UBAYA FARMA 56
Apotek UBAYA FARMA 56
Jl. Raya Kali Rungkut
 Kartu ini hanya berlaku di Apotek “UBAYA FARMA 56”
Text/WA 0877-5087-9435  Penggunaan kartu ini mengikuti syarat dan ketentuan yang
berlaku
 Bila menemukan kartu ini, harap hubungi :
KARTU MEMBER Telp/WA 0877-5087-9435

An. Komang Tri Mustika


No. 1234 5678 1234

Pasien yang memiliki kartu member memiliki keuntungan mendapat potongan


5% di setiap transanksi yang dilakukan, pada pembelian ketiga dengan
minimal pembelian Rp 25.000
4. Layanan chat dengan Apoteker
Di bagian depan etalase Apotek “UBAYA FARMA 56” dan di bagian belakang
kartu member, terdapat nomor whatssapp apoteker yang dapat di hubungi oleh
pasien untuk berkonsultasi tentang obat dan apoteker juga dapat melakukan
pemantauan pengobatan melalui whatssapp terutama pada pasien kronis
5. Layanan pengantaran obat
Pasien dapat memanfaatkan layanan antar obat gratis dengan minimal
pembelian Rp 300.000 dengan jarak maksimal 10 km
6. Layanan home care
Layanan homecare akan diberikan untuk pasien yang memiliki penyakit
kronis dan pasien-pasien dengan penyakit degeneratif yang memerlukan monitoring
lebih mendalam. Homecare di lakukan sebulan sekali oleh apoteker
7. Layanan resep BPJS
Apotek “UBAYA FARMA 56” melayani resep-resep yang menggunakan
layanan BPJS kesehatan sehingga dapat apotek “UBAYA FARMA 56” dapat lebih
di kenal oleh masyarakat

3.2 PERANCANGAN PRODUK


Apotek “UBAYA FARMA 56” menyediakan produk yang lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan pola penyakit,
pola demografi penduduk di sekitar apotek, dan pola peresepan dokter yang
berada disekitar apotek. Produk yang kami sediakan adalah obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras yang harus dibeli dengan resep dokter, obat
tradisional, alat-alat kesehatan, suplemen makanan, vitamin dan mineral, susu,
produk-produk untuk bayi, perawatan tubuh dan wajah, dan obat- obat untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pengadaan Apotek “UBAYA FARMA
56” mengacu pada pola penyakit daerah sekitar dan DOEN.
Apotek “UBAYA FARMA 56” memperoleh setiap produknya melalui
distributor resmi dan terdaftar, serta memiliki apoteker yang memiliki SIPA
yang masih berlaku untuk melakukan proses pengadaan produk di Apotek.

3.3 SARANA DAN PRASARANA


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1027/MENKES/SK/IX/2004 yang dimaksud perlengkapan adalah semua
peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di
apotek.
A. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
 Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditara minimal
satu set
 Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditara minimal
satu set
 Gelas ukur
 Plastik literan (1 dan 2 liter)
 Termometer
 Mortir dan stamper
 Spatel logam/tanduk plastik atau porselen
 Batang pengaduk
 Kompor atau alat pemanas yang sesuai
 Rak tempat pengeringan alat
B. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi :
o Botol kaca berbagai ukuran
o Pot plastik berbagai ukuran (10g, 20g, 30g)
o Lemari pendingin minimal 1 buah
o Lemari dan rak untuk penyimpanan obat dengan jumlah sesuai
kebutuhan
o Gondola untuk penyimpanan obat bebas
o Lemari untuk penyimpanan narkotika, psikotropika sesuai kebutuhan
Berdasarkan Permenkes 3 tahun 2015, tempat penyimpanan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat berupa gudang, ruangan, atau
lemari khusus. Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selain Narkotika. Tempat penyimpanan Psikotropika
dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain Psikotropika. Lemari
khusus harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda
c. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi
Klinik, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
d. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan
Pada apotek “UBAYA FARMA 56”, spesifikasi lemari narkotika dan
psikotropika:
 Terbuat dari besi dengan double pint
 Mempunyai kunci yang kuat
 Lemari khusus tersebut tidak dipergunakan untuk menyimpan barang
lain selain narkotika/psikotropika dan harus ditaruh di tempat yang
aman dan tidak terlihat oleh umum. Anak kuncinya harus dikuasai oleh
penanggung jawab atau pegawai lain yang dikuasakan
C. Wadah Pembungkus dan pengemas :
 Etiket dengan ukuran, jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan
 Kertas puyer
 Streples
 Wadah pengemas, dan pembungkus untuk penyerahan obat dengan ukuran
dan jumlah sesuai dengan kebutuhan
D. Alat Administrasi
 Blanko pesanan obat dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Blanko kartu stok obat dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Blanko salinan resep dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Blanko faktur dan blanko nota penjualan dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Blanko pencatatan narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Buku defecta
 Buku ED (Kartu ED)
 Buku Farmakope terbaru
 Buku ISO atau MIMS
 Buku pembelian
 Buku penerimaan
 Buku pembukuan keuangan
 Buku pencatatan narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Buku pesanan obat narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Form laporan obat narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Buku pencatatan psikotropika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Buku pesanan obat psikotropika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 Form laporan obat psikotropika dengan jumlah sesuai kebutuhan
 PMR untuk pasien
 Kwitansi
 Alat-alat tulis dan kertas

E. Kumpulan Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan


apotek dengan jumlah sesuai kebutuhan
F. Perlengkapan dan perbekalan farmasi yang diperlukan
 Alat pemadam kebakaran
 Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
 Obat Bebas (OTC)
 Obat bebas terbatas
 Alat kesehatan : masker, perban, termometer, sarung tangan, alkes steril)
3.4 ASPEK PEMASARAN
Analisa SWOT pada apotek dapat dilihat sebagai berikut:
4.3.1 Kekuatan (Strenght)
a. Pemilik Sarana Apotek (PSA) merangkap sebagai Apoteker
Penanggung jawab Apotek (APA) sehingga sistem manajemen apotek dapat
selalu dipantau
b. Apotek mempunyai praktik dokter inhouse yang merupakan dokter
spesialis, yang berletak di lantai 2 (dua). Sehingga ketika pasien mendapatkan
resep dari dokter inhouse dapat langsung menebus di apotek “APOTEK
“UBAYA FARMA 56”” yang terletak di lantai 1 (satu)
c. Apotek berada di tepi jalan dan dekat pemukiman penduduk sehingga
sangat strategis untuk masyarakat sekitar maupun pengguna jalan yang
membutuhkan akses obat hingga alat kesehatan
d. Apotek menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan secara lengkap,
sehingga mempermudah pasien dalam mengakses kebutuhan obat-obatan dan
alat kesehatan yang dibutuhkan
e. Apotek menyediakan fasilitas pengantaran obat untuk pasien yang
berhalangan datang ke apotek untuk mengambil obat pesanan
f. Apotek menyediakan fasilitas “KARTU MEMBER APOTEK “UBAYA
FARMA 56””. Pasien yang memiliki kartu member akan mendapatkan
keuntungan yaitu potongan sebesar 5% pada setiap transaksi yang dilakukan,
pada pembelian ketiga dengan minimal pembelian Rp. 25.000,-
g. Apotek menyediakan layanan homecare dan pasien dapat langsung
menghubungi Apoteker lewat chat (aplikasi WhatsApp), serta pasien dapat
menghubungi nomor telepon Apotek, sehingga pasien menjadi lebih dekat dan
terbuka terhadap Apoteker
h. Apotek buka dari jam 07.00 sampai dengan jam 23.00, memudahkan
pasien yang ingin membeli obat baik sebelum berangkat kerja maupun pasien
yang baru pulang dari memeriksakan diri (check-up) ke dokter yang
berpraktik malam hari
i. Apotek memiliki tempat yang luas dan memiliki pencahayaan dan sirkulasi
udara yang bagus serta dilengkapi dengan AC (Air Conditioner), sehingga
pasien lebih nyaman
j. Apoteker selalu berada di apotek sehingga dapat langsung
berkomunikasi dan memberikan KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) kepada
pasien, termasuk penyerahan obat dilakukan langsung oleh apoteker
k. Apotek didukung dengan karyawan yang profesional dan selalu ramah
dalam pelayanan kesehatan
l. Apotek melayani resep BPJS, sehingga pasien dengan resep BPJS dapat
mengambil obat di “APOTEK “UBAYA FARMA 56””

4.3.2 Kelemahan (Weakness)


a. Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekaligus Apoteker Penanggungjawab
Apotek (APA) belum memiliki pengalaman dalam mengatur usaha
apotek. Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA) harus berada di
tempat setiap hari sesuai jadwal kerja dan melihat apa permasalahan yang
sering terjadi di Apotek sehingga harus mencarikan solusi dari
permasalahan yang ada. Jadi, kemampuan apoteker akan terus berkembang
b. Pegawai masih sedikit, sehingga pelayanan saat pasien banyak
agak lambat. Solusinya adalah menggunakan sistem Standar Operasional
Prosedur (SOP). Pada SOP dibuat langkah yang urut dan singkat, sehingga
petugas dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tepat. Selain itu,
penataan obat di dalam Apotek dibuat lebih rapi dan tertata sehingga
memudahkan dalam pengambilan obat. Misal obat ditata sesuai dengan
efek farmakologisnya
c. Apotek tidak buka 24 jam karena keterbatasan jam kerja karyawan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien akan obat di tengah
malam. Solusinya adalah apotek buka jam lebih awal dari apotek lainnya
dan tutup lebih malam dibandingkan apotek lain, serta buka di hari minggu
dan hari besar

4.3.3 Peluang (Opportunity)


 Lokasi apotek yang strategis, yaitu dekat dengan pemukiman
masyarakat warga kampung, apartemen, dekat dengan Puskesmas
Keputih, Rumah Sakit Ibu & Anak Putri Surabaya, Rumah Sakit
Onkologi Surabaya, tempat pendidikan (Universitas, SD dan SMK), dan
tempat keramaian seperti minimarket, serta terjangkau dari pusat resep
yaitu dokter praktik disekitar ruko
 Adanya jasa layanan antar obat yang ditawarkan sehingga
memudahkan pasien untuk mendapatkan pengobatan
 Adanya “KARTU MEMBER APOTEK “UBAYA FARMA 56””
yang memberikan keuntungan kepada pemilik kartu member yaitu
potongan sebesar 5% pada setiap transaksi yang dilakukan, pada pembelian
ketiga dengan minimal pembelian Rp. 25.000,-
 Adanya kerjasama dengan Puskesmas Keputih, sehingga dapat
meningkatkan omzet “APOTEK “UBAYA FARMA 56”” (25% serapan
dari Puskesmas kendangsari dengan 5% pembagian laba)
 Adanya pelayanan homecare dan chat secara langsung dengan Apoteker.
Sehingga pasien dapat semakin paham pengobatan yang diterima, serta
dapat mengevaluasi kepatuhan pemakaian obat pasien. Selain itu,
pasien akan merasa dekat dengan Apoteker dan dapat menjadi pelanggan
tetap Apotek
 Disekitar lokasi terdapat sedikit apotek pesaing, sehingga dapat
mempermudah akses obat untuk pasien disekitar APOTEK “UBAYA
FARMA 56”
 Disekitar lokasi apotek hanya ada dokter gigi yang berpraktik.
“APOTEK “ U B A Y A F A R M A 5 6 ” ” menyediakan praktik dokter
spesialis, sehingga memudahkan pasien mencari ahli dibidangnya, seperti
dokter spesialis anak

4.3.4 Ancaman (Threath)


a) Apotek belum dikenal oleh masyarakat. Hal ini dapat diatasi dengan
menonjolkan bangunan apotek yaitu dengan desain banguan yang menarik
dan pencahayaan yang baik, serta menghilangkan hal-hal yang dapat
menutup bangunan seperti pohon besar, dan memasang papan nama
apotek dengan ukuran yang dapat terlihat, mencolok, serta penerangan
yang baik, serta mengedepankan pelayanan Pharmaceutical Care,
melakukan homecare dan telepharma sehingga apotek APOTEK “UBAYA
FARMA 56” dapat dengan cepat dikenal dan diingat oleh masyarakat
b) Terdapat apotek lain yang berdiri lebih dulu yang memiliki fasilitas
yang hampir sama dengan APOTEK “UBAYA FARMA 56” dan
minimarket yang menjual obat-obat OTC. APOTEK “UBAYA FARMA 56”
memiliki keunggulan dari apotek yang sudah berdiri lebih dulu di lokasi
sekitar apotek dan minimarket, yakni adanya praktik dokter serta layanan-
layanan seperti kartu member, homecare, dan chat secara langsung dengan
Apoteker, yang dapat semakin merangkul masyarakat dan menanamkan
kepercayaan mereka
BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 ASPEK LOKASI


Lokasi merupakan penentu kelancaran sebuah usaha. Mencari lokasi yang
strategis merupakan bagian dari keputusan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan
dengan adanya lokasi yang strategis, usaha atau bisnis akan mengalami kemajuan. Suatu
lokasi disebut strategis apabila lokasinya mudah dijangkau oleh masyrakat dan memiliki
arus manusia yang ramai (traffic) diantaranya adalah pusat keramaian seperti pasar dan
pertokoan, perumahan, pinggir jalan, ruko, lingkungan sekolah atau kampus, dan
sebagainya (Sherly, 2010).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tanggal 14 – 16 Desember 2018,
rencana pendirian apotek akan bertempat di Jl. Raya Kali Rungkut, Rungkut, Kota SBY,
Jawa Timur 60293 (tepat disebelah Transmart Rungkut Surabaya).
Lokasi

Gambar 1. Peta Lokasi Apotek

Aspek lingkungan
Kondisi tempat yang disewakan untuk didirikan apotek sebagai berikut:

1. Harga sewa : ± 85 juta/tahun


2. Luas : 5 x 20 m (100 m²), 4 lantai
3. Fasilitas :
b. Tempat parkir : 5 x 10 m (50 m²)
c. Listrik : 1300 watt (akan ditambahkan jumlah watt)
d. Air : PDAM
e. Dapat direnovasi : Dapat
f. Fasilitas tambahan : Tidak ada
g. Surat kepemilikan : Lengkap
4. Contac Person : Ana / Gun (081331312882 / 082177777744)
5. Alamat : Jl. Raya Kali Rungkut, Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur
(60293)
Gambar 2. Tempat yang Disewakan / Di Jual

U
S

Ahass
Bank
mutiara
BTN
motor

kut
Kalirung
Raya
Jalan

kut Gambar 3. Denah Apotek


tik PT
p
ung
ng gru
Apo s aw
Aspek pemukiman penduduk
ru ng
si ma Ked
Jalan menuju fave

rt wu
Loka da ar
ma da
Ro Pas
hotel

ns Ke
Tra
Rencana lokasi tempat didirikannya apotek merupakan kawasan padat penduduk

yang dikelilingi oleh hotel, perumahan warga, minimarket, mall, pertokoan, bengkel,

warung, kampus.

Tabel 1. Jumlah Kecamatan Daerah Rungkut

Tabel 2. Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Gambar 4. Piramida Penduduk Kecamatan Rungkut Berdasarkan Usia

Aspek kemudahan jangkauan

Lokasi Apotek “UBAYA FARMA 56” sangat mudah dijangkau, hal ini

dikarenakan lokasi apotek terletak di tepi jalan dua arah yang dilalui oleh kendaraan

umum yang berasal dari arah Jl. Kali Rungkut dan arah Jl. Raya Rugkut Kedua jalan

tersebut merupakan jalan dengan arus kendaraan yang ramai dan lancar untuk dilalui,

sehingga akses menuju lokasi Apotek “UBAYA FARMA 56” sangat mudah.

Kondisi traffic

Kondisi lalu lintas jalan di tempat didirikannya apotek merupakan lokasi yang

ramai dengan arus lalu lintas 2 arah. Daerah tersebut merupakan lokasi padat penduduk.

Kondisi rata-rata jumlah kendaraan yang melintas sebagai berikut :

Jenis Tiap 3 menit Tiap 1jam Tiap hari (24 Jam)


kendaraan Dari Arah Dari Arah Dari Arah Dari Arah Dari Arah Dari Arah
jalan Kali Jalan Raya jalan Kali Jalan Raya jalan Kali Jalan
Rungkut Rugkut Rungkut Rugkut Rungkut Raya
Rugkut
Mobil 12 9 200 180 4.800 4.320
Sepeda 30 28 600 560 14.400 13.440
motor
Sepeda 1 1 20 20 480 480
onthel
Pejalan 4 3 80 60 1.920 1.440
kaki
Total 47 41 900 820 21.600 19.680

Kriteria Pejalan kaki (tiap 1 Kendaraan bermotor roda Kendaraan


traffic jam) dua (tiap 1 jam) bermotor roda
empat (tiap 1 jam
Sepi < 50 < 100 <100
Cukup 50-75 100-300 100-150
ramai
Ramai >75 >300 >150

Berdasarkan banyak aspek yang ditinjau dan dari hasil pengamatan lokasi ruko

untuk didirikannya Apotek “UBAYA FARMA 56” merupakan lokasi yang tergolong

ramai, sehingga cukup strategis untuk dijadikan lokasi pembangunan apotek.

Aspek Pasar dan Pemasaran

Potensi Pasar

Terdapat puskesmas, pertokoan, pusat pembelanjaan, dan tempat penginapan,


berikut rincian

Nama Jam operasi Jumlah pengunjung Jarak dengan apotik


Puskesmas Kali Jam buka : 50 pasien ± 250 m
Rungkut 07.30-15.00
Pertokoan Jam buka : 90 pengunjung ± 180 m
Kedawung grup senin-minggu
09.00-16.30
Transmart Jam buka : 200 pengunjung ± 80 m
Rungkut senin-minggu
10.00-22.00
Fave Hotel 30 pengunjung ± 100 m
Aspek lokasi dikaitkan dengan rancangan apotek

W
Ruang
dokter gigi C

W Ruang
C cek
laboratori
um
Ruan Ruang
g tunggu
dokte pasien
r ke
umu
Ruang dokter
m
Apoteker
Penanggun
g- jawab
Apotek
Apote
k

Ruang Ruang
dokter penerimaa
spesialis n pasien

Kafe Herbal

Tempat Parkir

Pintu Gerbang Masuk

⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂⌂
== Rak
Rak
= Rak obat
alat OTC
kesehatan
Rak sediaan
suplemen == Rak
Rak obat
obat narkotika
gudangPsikotropika
diabetes
obat dan
=
=
= Rak
Rak sediaan
Sediaan oral hygiene
personal
injury hygiene = hipertensi
meja penyerahan
=
===Rak
Rak obat
obat nyeri
sal pencernaan == Rak obat
meja
Kulkas diabetesobat
penyerahan resep
= Rak obat prekursorflu
Rak
Rak obat
obat batuk &
mahasiswa =
= meja
= peracikan
& kursi obat
wastafel
Meja

4.2 ASPEK FINANSIAL


Perencanaan pemberian harga di Apotek “APOTEK “UBAYA FARMA 56””
adalah sebagai berikut: Harga = {harga netto apotek (HNA) + PPn 10%} +
{Margin x (harga netto apotek (JNA) + PPn 10%)}
Margin:
A. Margin untuk HV, meliputi: obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional,
kometik, alat kesehatan, PKRT = 15%
B. Margin untuk UPDS, meliputi: obat keras (OWA) dengan pelayanan non resep =
20%
C. Margin untuk obat dengan pelayanan Resep = 25%.
Pengecekan daftar harga dengan harga sebelumnya telah dihitung perlu dilakukan
secara rutin untuk bisa melakukan perencanaan pengadaan obat yang selanjutnya
serta digunakan untuk memberikan harga obat yang baru bula telah terjadi kenaikan
harga.

4.3 PERHITUNGAN OMSET


4.3.1 Praktik Dokter Exhouse
Dihitung serapan dari praktik dokter berdasarkan jarak, ada tidaknya
kerjasama, dan adanya apotek lain sebagai pesaing.
Jumlah
Jumla Jumla Rata-rata Perkiraan
Spesialisasi Serapan resep
No h hari h harga omzet per
dokter (%) serapan
kerja/ pasien/ resep (Rp) bulan (Rp)
per bulan
mingg hari
u
Praktik
5
1 drg Lin 6 hari 50.000 20% 24 1.200.000
Elvi pasien
Lianawati
Praktik
5
2 drg Fenti 4 hari 50.000 20% 16 800.000
Ayu pasien
Dewanti
Puskesma 50
3 5 hari 50.000 25% 250 12.500.000
s Keputih pasien
Medical
50
4 Center 5 hari 150.000 5% 50 7.500.000
ITS pasien
Surabaya
Rumah
100
5 Sakit Gigi 5 hari 150.000 5% 100 15.000.000
dan Mulut pasien
Universitas
Surabaya
Rumah
150
6 Sakit 5 hari 150.000 5% 150 22.500.000
pasien
Onkologi
Surabaya
Rumah
Sakit 200
7 5 hari 150.000 5% 200 30.000.000
Ibu dan pasien
Anak Putri
Surabaya
Total omzet setiap satu bulan 89.500.000
Bagi Laba Dengan Puskesmas Keputih (5%) 4.475.000
Total omzet apotek 85.025.000

4.3.2 Praktik Dokter Inhouse


Jumlah
Jumla Jumla Rata-rata Perkiraan
Spesialisasi Serapan resep
No h hari h harga omzet per
dokter (%) serapan
kerja/ pasien/ resep bulan (Rp)
per
mingg hari (Rp)
bulan
u
1 Dokter 6 10 50.000 100% 240 12.000.000
Umum
2 Dokter 5 5 100.000 100% 100 10.000.000
spesialis
Total omzet setiap satu bulan 22.000.000
Bagi Laba Dengan Dokter (5%) 1.100.000
Total omzet apotek 20.900.000
1. Dokter Umum, praktik tiap hari, kecuali minggu, pukul 15.00-21.00
2. Dokter spesialis, praktik tiap hari, kecuali sabtu minggu, pukul 16.00-21.00

4.3.3 UPDS, OWA, dan HV


Penjualan Rata-rata Rata-rata kunjungan Harga rata-rata Omzet/ bulan
kunjungan per hari per bulan kunjungan (Rp)
UPDS dan
30 900 50.000 45.000.000
OWA
Hv 35 1050 40.000 42.000.000
Total 87.000.000
Catatan = dimisalkan 1 bulan sama dengan 30 hari kerja
Asal Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Omzet Total Omzet
Omzet bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan bulan 50 (Rp)
1 (Rp) 2 (Rp) 3 (Rp) 4 (Rp) 5 (Rp) 6 (Rp) 7 (Rp) 8 (Rp) 9 (Rp) 10 11 12
(Rp) (Rp) (Rp)
Praktik
85.02 85.02 85.02 85.02 85.02 85.02 85.02 85.02 88.42 91.96 95.64 99.46
dokter 1.055.697.82
5 5 5 5 5 5 5 5 6 3 1 7
ex- 7
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .040 .562 .225
house

Margi 21.25 21.25 21.25 21.25 21.25 21.25 21.25 21.25 22.10 22.99 23.91 24.86
263.924.457
n 6 6 6 6 6 6 6 6 6 0 0 6
(25%) .250 .250 .250 .250 .250 .250 .250 .250 .500 .760 .391 .806
HPP 791.773.370
Praktik
20.90 20.90 20.90 20.90 20.90 20.90 20.90 20.90 21.73 22.60 23.50 24.45
dokter 259.501.140
0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 9 0
in-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .440 .657 .043
house
Margi 5.225. 5.225. 5.225. 5.225. 5.225. 5.225. 5.225. 5.225. 5.434. 5.651. 5.877. 6.112.
64.875.284
n 000 000 000 000 000 000 000 000 000 360 414 510
(25%)

HPP 194.625.856
UPDS
45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 46.80 48.67 50.61 52.64
dan 558.734.515
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8 3
OWA
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .880 .635
Margi 9.000. 9.000. 9.000. 9.000. 9.000. 9.000. 9.000. 9.000. 9.360. 9.734. 10.12 10.52
111.746.903
n 000 000 000 000 000 000 000 000 000 400 3 8
(20%) .776 .727

HPP 446.987.612
42.00 42.00 42.00 42.00 42.00 42.00 42.00 42.00 43.68 45.42 47.22 49.13
HV 521.465.547
0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4 4
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .200 .288 .059
Margi 6.300. 6.300. 6.300. 6.300. 6.300. 6.300. 6.300. 6.300. 6.552. 6.814. 7.086. 7.370.
78.222.831
n 000 000 000 000 000 000 000 000 000 080 643 108
(15%)

HPP 443.242.716
4.3.4 Perhitungan Omzet, Margin, dan HPP Tahun Pertama
Total Omzet tahun I = Rp. 2.395.399.029,00
Total Margin tahun I = Rp. 518.769.475,00
Total HPP tahun I = Rp. 1.876.629.554,00
Keterangan : Peningkatan omzet baru terjadi pada bulan ke 9 dan
seterusnya dengan peningkatan omzet sebesar 4%.
4.4 MODAL
4.4.1 Biaya Sarana Apotek
4.4.1 Alat, pembuatan,pengolahan dan peracikan :
o Gelas ukur 250 ml = Rp 90.000,00
o Mortir dan stamper diameter 10 cm = Rp 40.000,00
o Mortir dan stamper diameter 16 cm = Rp 75.000,00
o Timbangan Gram = Rp 1.500.000,00
o Blender puyer obat = Rp 700.000,00
o Sendok tanduk = Rp 12.000,00
o Kertas Puyer Press (5000 lembar ) = Rp 1.600.000,00
o Alat Press = Rp 300.000,00
o Tempat memasukkan puyer = Rp 50.000,00
o Batang pengaduk = Rp 5.000,00
o Pipet tetes = Rp 5.000,00
o Toples wadah kapsul 0,00,1,2,3 (5) = Rp 25.000,00
o Serbet (3) = Rp 15.000,00
o Kalkulator = Rp 50.000,00
o 1 liter Alkohol = Rp 40.000,00

TOTAL BIAYA SARANA APOTEK = Rp 4.507.000,00


4.4.2 Perlengkapan dan perbekalan farmasi
 Lemari pendingin = Rp 1.500.000,00
 Lemari obat = Rp 10.000.000,00
 Gondola dobel tinggi 120 cm (3) = Rp 9.000.000,00
@ Rp 3.000.000,00
 Meja dilengkapi rak bawah lemari narkotika dan psikotropika
= Rp 500.000,00
TOTAL PENGADAAN OBAT = Rp 21.000.000,00
4.4.3 Alat, Wadah pengemasan dan pembungkus
 Etiket = Rp 50.000,00
 Wadah pengemas dan plastic klip = Rp 45.000,00
 Isolasi + alat = Rp 50.000,00
 ATK = Rp 300.000,00
 2 Stapler @Rp 15.000,00 = Rp 30.000,00
(ATK: blanko pemesanan obat, kartu stock, copy resep, buku penerimaan,
buku pembelian, buku pengiriman, pembukuan keuangan, buku catatan
narkotika, buku pesanan narkotika, form laporan obat narkotika, buku ED,
kwitansi, alat tulis, kertas untuk print)
TOTAL = Rp 475.000,00
4.4.4 Buku standart yang diwajibkan
 ISO edisi 51 = Rp 40.000,00
 MIMS = Rp 50.000,00
 Farmakope Indonesia Edisi V = Rp 200.000,00
TOTAL = Rp 290.000,00
4.4.5 Biaya lain-lain
 Harga AC Samsung 0,5 pk 5 set = Rp 12.750.000,00
@Rp 2.550.000
 Tabung pemadam kebakaran = Rp 210.000,00
 First aid kit box = Rp 250.000,00
 Dispenser + gallon = Rp 355.000,00
 Komputer 2 buah + 2 cpu = Rp 7.750.000,00
 Printer 3 in 1 epson = Rp 1.800.000,00
 1 set tinta printer = Rp 150.000,00
 Papan nama APA = Rp 75.000,00
 Papan nama Apotek = Rp 250.000,00
 Papan informasi = Rp 100.000,00
 Lampu neon @Rp 30.000,00 = Rp 720.000,00
 Stempel (2 buah) = Rp 80.000,00
 Tinta stempel = Rp 8.000,00
 Software apotek = Rp 1.700.000,00
 Alat kebersihan = Rp 200.000,00
(sapu, alat pel, ember, cikrak, tong sampah,tissue)
 Jam dinding (3 buah) = Rp 120.000,00
 Laci uang (1 buah) = Rp 475.000,00
 Mesin print struk (2 buah) = Rp 325.000,00
 Meja = Rp 7.500.000,00
(termasuk kasir, KIE, penerimaan barang)
 Meja racikan dengan lemari = Rp 2.000.000,00
 Meja penyiapan obat = Rp 1.500.000,00
 Alat ukur GD,Kolestrol,Asam urat = Rp 270.000,00
(Easy touch 3 in 1) dan stripnya
 Tensimeter digital lengan OMRON HEM-7111 = Rp 420.000,00
 Kursi tunggu pasien PT-3787 = Rp 6.930.000,00
( 7 set @4 kursi) @Rp 990.000
 Kursi untuk karyawan (5 buah)@60.000 = Rp 300.000,00
 Stop kontak 4 lubang @35.000 = Rp 105.000,00
 Seragam karyawan dan name tag (5) = Rp 400.000,00
(tergantung jumlah karyawan)
 Sarana Praktek Dokter = Rp 9.060.000,00
(jumlah dokter) (Ranjang, Meja, Kursi) @Rp 4.530.000,00
 Gorden untuk 2 ruangan dokter @Rp 55.000,00 = Rp 110.000,00
 CCTV 2 @Rp 275.000,00 = Rp 550.000,00
TOTAL = Rp. 56.463.000,00
TOTAL SEMUA SARANA APOTEK TANPA STOK AWAL OBAT =
Rp 282.735.000,00
PENGADAAN STOK AWAL OBAT APOTEK = RP 200.000.000,00

4.4.2 Investasi
Investasi
Sewa gedung (5 tahun) Rp 375.000.000,00
Renovasi Rp 25.000.000,00
Sarana apotek Rp 82.735.000,00
Obat Rp 200.000.000,-
Jumlah Rp 682.735.000,00
4.4.3 Biaya Usaha
Keterangan 1 bulan 1 tahun THR Total gaji 1
tahun + THR
Gaji Karyawan
APA (1) Rp5.000.000,00 Rp60.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp65.000.000,00
Aping (1) Rp4.500.000,00 Rp54.000.000,00 Rp4.500.000,00 Rp58.500.000,00
TTK (3) Rp6.000.000,00 Rp72.000.000,00 Rp6.000.000,00 Rp78.000.000,00
Total biaya gaji Rp201.500.000,00
Biaya operasional
Biaya listrik dan
Rp5.000.000,00 Rp60.000.000,00
Air
Biaya telepon Rp2.000.000,00 Rp24.000.000,00
Biaya PBB &
Rp3.000.000,00
Pajak
Biaya Wifi Rp310.000,00 Rp3.720.000,00
Biaya
pemeliharaan Rp2.000.000,00
gedung
Biaya
pemeliharaan
Rp1.000.000,00
ATK (komputer,
dll)
Biaya perawatan
Rp2.000.000,00
AC
Total biaya
Rp95.720.000,00
operasional
Total biaya
usaha (fixed Rp297.220.000,00
cost)

4.4.4 Perhitungan Laba


Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Omzet (Rp) 2.395.399.02 2.994.248.78 4.491.373.17 7.859.903.06 15.719.806.125
9 6 9 3
HPP (ikut % omzet)
1.876.629.55 2.345.786.94 3.518.580.41 6.157.690.72 12.315.381.444
4 2 3 2
Margin (omzet HPP)
518.769.475 648.461.843 972.692.764 1.702.212.33 3.404.424.674
7
Biaya (fixed cost)
297.220.000 297.220.000 297.220.000 297.220.000 297.220.000
Biaya sewa tempat oleh dokter
(x4)
6.000.000 6.000.000 6.000.000
Laba (margin biaya+biaya
sewa tempat dokter)
227.549.475 427.241.843 681.472.764 1.410.992.33 3.113.204.674
7
Pajak = 1% x omzet (jika
omzet ≤ 4,8 Milyar) = 25% x 23.953.990 29.942.487 44.913.731 78.599.030 157.198.061
laba (jika omzet >4,8 Milyar)
Laba sesudah
Pajak 203.595.485 321.299.356 636.559.033 1.332.393.30 2.956.006.613
7

4.5 ANGSURAN MODAL KERJA


Apabila investasi yang diperlukan sebesar Rp 682.735.000,00,- + berasal dari
kredit bank dengan suku bunga pinjaman 10%, jangka waktu pengembalian 5 tahun,
dimana angsuran pokok dan bunga dilakukan pada akhir tahun, maka besarnya
angsuran per tahun :
R = angsuran per tahun P = modal investasi
I = Bunga kredit 10% N = jangka kredit
R= n
pxI(1+I)
n
= (1+-1) -1
Perhitungan angsuran dengan bunga 10% per tahun:
R = Rp 68.273.500,00

4.6 RETURN ON INVESRMENT (ROI)


Laba Rp.203.595. Rp.321.299. Rp.636.559 Rp.1.332.3 Rp.2.956.0
Sesudah 485,00 356,00 .033,00 93.307,00 06. 631,00
Pajak
Angsuran Rp.203.595.4 Rp.497.139.5 Rp 0 0
85,00 15 157.840.159,
00
Sisa Laba Rp.0,- Rp.0 Rp.478.718.8 Rp.1.332.393 Rp.2.956.006
74,00 .307,00 . 631,00
Jumlah hari kerja dalam setahun = 30 hari x 12 bulan = 360
BEP = Rp.157.840.159,00 : Rp.478.718.874,00 x 360
= 119 hari kerja
BEP = 2 tahun 3 bulan 29 hari
4.7 LOGO APOTEK

Makna logo Apotek Care


a. Cawan Ular : menggambarkan bahwa Apotek “UBAYA FARMA 56”
memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk mengobati dari gejalan
penyakit yang dialami pasien
b. Lingkaran : menggambarkan bahwa Apotek “UBAYA FARMA 56” bersifat
dinamis, bergerak cepat, berulang, tidak terputus, tidak memiliki awal atau
pun akhir, abadi, berkualitas, dapat diandalkan, sempurna, dan juga
bermakna sebuah kehidupan.
c. Warna Biru: menggambarkan bahwa pegawai Apotek “UBAYA FARMA
56” memiliki hati yang lemah lembut, sabar, percaya diri serta patient
priority dalam melaksanakan pekerjaannya
4.8 DESAIN SERAGAM APOTEK CARE

A. Seragam Hari Senin dan Selasa dengan bawahan celana atau rok kain berwarna
hitam

B. Seragam Hari Rabu dan Kamis dengan bawahan celana atau rok kain berwarna
hitam
C. Seragam hari Jumat dengan bawahan celana atau rok kain berwarna hitam
D. Seragam hari Sabtu bebas rapi pantas dengan celana atau rok kain berwarna
hitam
E. Tidak boleh memakai sepatu sandal, untuk pria memakai sepatu pantofel dan
untuk wanita minimal flat shoes

4.9 DESAIN ETIKET DAN SALINAN RESEP

APOTEK UBAYA FARMA 56


Jl. Raya Kali Rungkut, Surabaya
Telp. (031) 1234567
No. Tanggal : ED :

…. X …. Sehari Tablet/Kapsul/Puyer
Sebelum/Sesudah Makan
Pagi/Siang/Malam
APOTEK UBAYA FARMA 56
Jl. Raya Kali Rungkut, Surabaya
Telp. (031) 1234567
No. Tanggal : ED :

…. X …. Sehari ….Sendok Teh/Makan


Sebelum/Sesudah Makan
Pagi/Siang/Malam

APOTEK UBAYA FARMA 56


Jl. Raya Kali Rungkut, Surabaya
Telp. (031) 1234567
No. Tanggal : ED :
APOTEK UBAYA FARMA 56
Jl. Raya Kali Rungkut, Surabaya
Telp. (031) 1234567

SALINAN RESEP
Dari : …………………………………….
Diterima Tanggal : ……………………………………
Dibuat Tanggal : …………………………………….
Untuk : ……………………………………

R/

PCC
4.10 DESAIN RUANGAN
4.10.1 Lantai Dasar
4.10.2 Lantai Dua
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

rancangan untuk pembangunan APOTEK “UBAYA FARMA 56” ini

layak, mengingat dana yang diperlukan untuk pembangunan apotek

dapat diterima dengan masa pengembalian investasi selama 2 tahun 3

bulan 29 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Husein, Umar, 2011, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua.
Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 922/MenKes/Per/X/1993

Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Seto, Soerjono & Nita, Yunita, 2012. Manajemen Farmasi: (1) Dasar-dasar Akuntansi
untuk Apotek dan Industri Farmasi. Airlangga University Press.p.75.

Sherly, 2010, 25 Usaha Terlaris Modal 1-3 Jutaan, Yogyakarta : Jogja Great!
Publisher, Halaman 27

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai