Anda di halaman 1dari 42

Formulasi Tablet Dapson

Yeti Sri Eka Astuti - 051 Hanan Rumaisah - 059


Nurfitria Dewi - 052 Septiwinda Vivin Vinilia - 060
Hestining Puspaweni - 053 Faizah Amriana - 061
Anitya Nor Azizah - 054 Rahmat Hidayat - 062
Jean Monawarah Eka - 055 Anis Khoirun Sauma - 063
Muhammad Mahfuzannur - 056 Aprilia Kartika Putri - 064
Vinda Wahyu Kusuma - 057 Siti Rahmania Yusuf - 065
Lely Pebriyanti - 058 Mahmudah Eka Ariyanti - 066
Rancangan
Formulasi
Rancangan Formulasi
Tablet DAPSON
Nama Bahan Fungsi % Rentang % Yang digunakan Jumlah (mg) Untuk 100 tablet (g)

Dapson Bahan Aktif 100 10


Starch Pengisi 3-15% 15 37,5 3,75
Dicalcium phosphate Pengisi 5-80% 27 76,5 6,75

Sukrosa pengikat 10-85% 10 25 2,5


Starch 1500 Disintegrant 5-15% 5 12,5 1,25
Methyl paraben Pengawet 0,015-0,2% 0,1 0,25 0,025

Propil paraben Pengawet 0,01-0,02% 0,01 0,025 0,0025

Talc Lubrikan 1-5% 2 5 0,5


Magnesium Stearat glidant 0,2-2% 0,2 0,5 0,05

FDC Pewarna Q.s Q.s


Water pelarut Q.s Q.s
Pengisi
Pengawet
15
a. Starch= 250𝑥 = 37,5 mg 0,1
100 a. Methyl paraben= 250𝑥 = 0,25 mg
27 100
b. Dicalcium phosphate= 250𝑥 = 67,5mg 0,01
100 b. Propil paraben= 250𝑥 = 0,5 mg
100
Pengikat
Lubrikan
10
Sukrosa250𝑥 = 25 mg 2
100 Talc= 250𝑥 = 5mg
100
Disintegran
Glidant
5
Stach 1500 = 250𝑥 = 12,5 mg 0,2
100 Magnesium Stearat= 250𝑥 = 5mg
100
Spesifikasi
Bahan Aktif dan
Tambahan
Dapsone
Fungsi Sebagai bahan aktif
BM 248,30
Pemerian Serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa agak pahit
Kelarutan Mudah larut dalam etanol, aseton, sangat sukar larut dalam air
Jarak lebur 175o dan 181o

Wadah&penyimpanan Wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya, kering


Golongan Antileprosy agents
Waktu paruh 10-15 jam dengan rata-rata 28 jam

Mekanisme kerja suflone; mencegah penggunaan bakteri normal dari asam para-aminobenzoic (PABA)
untuk sintesis asam folat dengan bertindak sebagai antagonis kompetitif PABA
(bakterisida dan bakteriostatik terhadap Mycobacterium leprae

FI V & Drug Information Handbook)


Starch (amilum maydis)
Fungsi Pengisi, Glidant, tablet dan diluent kapsul, disintegran, binder (pengikat)

% formulasi dalam bentuk pasta dengan konsentrasi antara 5-25% pada granulasi tablet
sebagai pengikat. Sebagai disintegran dengan konsentrasi 3-15%
Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin. Pati akan
membengkak secara instan di dalam air sekitar 5-10% pada suhu 37oC.
Penyimpanan di dalam wadah kedap udara dan di tempat yang sejuk dan kering.

Starch 1500 (amilum)


Pemerian serbuk, tidak berbau dan berasa, halus, putih bubuk. Terdiri dari
butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau biji-bijian.
Fungsi sebagai pengikat, pengencer, dan disintegran
Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%) dan dalam air dingin.

Penyimpanan Tempat yang kering, tidak lembab

FI IV, FI V & Handbook of Pharmaceutical Excipients


Sukrosa (menurut FI V & Drug Information Handbook)
Fungsi coating agent, granulating agent, suspending agent,
sweetening agent, pengikat tablet, diluent tablet, pengisi
tablet, meningkatkan viskositas tablet.

Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasas manis

Kelarutan praktis tidak larut dalam kloroform, larut etanol 1:400,


larut air 1:0,5 dan 1:0,2 pada 100oC

% rentang penggunaan pengikat tablet untuk granulasi kering 2-20%, pengikat


tablet untuk granulasi basah 50-67%
Wadah&penyimpanan Wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya, kering
METILPARABEN

• Metil p-hidroksibenzoat [99-76-3]


• C8H8O3 BM 152,15
• Metilparaben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C8H8O3, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
• Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih: tidak berbau atau berbau khas lemah; sedikit rasa
terbakar.
• Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam
eter.
• Identifikasi : Spektrum serapan inframerah zat yang telahdikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Metilparaben BPFI.
• Jarak lebur : <1021> Antara 125 dan 128 .
• Syarat lain : Memenuhi syarat Uji Keasaman, Susut pengeringan dan Sisa pemijaran seperti yang tertera pada
Butilparaben.
• Penetapan kadar : Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam Butilparaben. Tiap ml natrium
hidroksida 1 N setara dengan 152,2 mg C8H8O3
• Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. (Farmakope Indonesia V)
PROPILPARABEN

• Warna : tidak berwarna


• Rasa : tidak berasa
• Bau : tidak berbau
• Pemeriaan : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
• Polimorfisme : -
• Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter, sukar larut dalam air mendidih.
• Titik lebur : antara 950 dan 980
• pKa / pKb : pKa 8,4 pada 22°C
• Bobot jenis : 180,21 g/mol
• pH larutan : 4-8
• Stabilitas : Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan dengan autoclaving tanpa mengalami penguraian, pada
pH 3-6 kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari 10%)
• Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium silikat.
• Kegunaan : sebagai pengawet
(Farmakope Indonesia IV hal 527 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 526 )
FD&C

• Rumus molekul sunset yellow adalah C16H10N2Na2O7S2Nama IUPAC dari


sunset yellow adalah Disodium 2-hidroksi-1-(4-sulfonatofenilazo) naftalen-
6-sulfonat
• Berat molekul 452,37 gram/mol

• FD&C Yellow No.6 (Sunset Kuning FCF)


• Pemerian : Larutan cair berwarna sunset kuning
• Nama Lain : Sunset Kuning FCF atau E110. Yellow No.06.
Nomor CAS (2783-94-0)
• Pemerian : Berupa tepung berwarna jingga. Sangat mudah
larut dalam air dan menghasilkan larutan jingga kekuningan. Sedikit larut
dalam alkohol 95% dan mudah larut dalam glikol dan gliserol.
(Buku Eksipien dalam Sediaan Farmasi, Raymond et al (2006)
Magnesium stearat
( MAGNESII STEARAS )

Pemerian :
serbuk halus; putih; licin dan Kelarutan :
mudah melekat pada kulit; praktis tidak larut dalam air,
bau lemah khas. dalam etanol (95%) P dan eter P.
Inkompatibilitas :
kandungan :
Tidak tercampurkan dengan
mengandung tidak kurang khasiat & kegunaan asam kuat, garam alkali dan
dari 6,5% dan tidak lebih antasidum – zat tambahan besi.
dari 8,5% mgo, dihitung
terhadap zat yang telah
dikeringkan.
BM : Penyimpanan :
591,27 g/mol dalam wadah tertutup baik
Kalsium Fosfat
(Calcii Phosphat)

Pemerian :
Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak penyimpanan :
berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; dalam wadah tertutup baik
higroskopis

Fungsi :
pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); Stabilitas :
penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b), avicel stabil, meskipun higroskopis.
adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk Harus disimpan dalam wadah
metode kempa langsung maupun granulasi tertutup baik pada tempat sejuk dan
kering.
basah.
Kelarutan :
Sukar larut dalam larutan naoh 5% b/v;
praktis tidak larut dalam air, asam encer
dan sebagian besar pelarut organic
Spesifikasi Produk
dan Kemasan
SPESIFIKASI
PRODUK
SPESIFIKASI
BAHAN
PENGEMAS
• Tinggi botol : 10 cm
• Tinggi badan botol : 8 cm
• Diameter : 5 cm
• Diameter leher : 4,2 cm
• Volume : 200 ml
• Bobot botol kosong : 23,1
g
Kemasan Primer
SPESIFIKASI
BAHAN BAKU
Rancangan
Pembuatan
Siapkan alat dan bahan, timbang masing-masing bahan sesuai
dengan bobot yang dibutuhkan. 2
1
Cara kerja Masukkan sebagian pengisi untuk melapisi mortir, tambahkan dapsone gerus dengan memasukkan sisa pengis
(Pembuatan tablet sedikit demi sedikit ad homogen, tambahkan sebagian dari disintegran (campuran 1)

dengan cara granulasi


basah) Siapkan air dalam beaker gelas, panaskan pada suhu 80oC tambahkan pengikat dan pengawet
(Metil paraben), campur hingga suhu mencapai 50oC.

Kemudian, ditambahkan propil paraben aduk hingga menjadi pasta. Tambahkan FDC secukupnya
hingga menjadi warna yang dikehendaki (Campuran 2)

Masukkan campuran 2 kedalam campuran 1, sambil digerus hingga


membentuk massa kalis.

Dilakukan pengayakan dengan mesh no. 8 hingga terbentuk granul

Granul yang didapat selanjutnya dioven dengan suhu 50 oC-55oC dalam


lemari pengering hingga didapat kadar MC 1-2%
2
2
Cara kerja Dilakukan pengecilan ukuran granul kembali dengan
(Pembuatan tablet pengayak mesh no. 16

dengan cara
granulasi basah)
Dilakukan evaluasi granul

Dilakukan penambahan bahan fase luar (sisa disintegran, lubrican, glidan), lalu
campur hingga homogen

Dilakukan tabletasi dengan spesifikasi tablet yang telah dibuat

Dilakukan evaluasi tablet pada produk yang telah terbentuk


Alat yang digunakan
untuk formulasi
Alat Pembuatan Tablet Alat Uji Mutu Fisik Granul Alat Uji Mutu Fisik Tablet
 Timbangan analitik  Alat uji kandungan lengas  alat uji kekerasan tablet
 Kertas perkamen granul (Mettler Tolledo Type HB (Monsanto hardness tester)
 Mortir 43-SI)  alat uji kerapuhan tablet (Roche
 Stamper  alat uji sifat alir dan sudut diam Friabillator)
 Sudip (Corong standart dan  alat uji waktu hancur tablet
 Beaker glass Stopwatch) (Disintegration Tester 2 Cavity)
 Batang pengaduk  alat uji kadar fines (Sieve Shaker  alat uji diameter tablet (Jangka
 Pengayak Typpe 505-WT). sorong).
 Oven  Uji kompresibilitas
 Hotplat
 Termometer
 Pencetak tablet
EVALUASI GRANUL
1. Pengukuran Kecepatan
Aliran Granul
Alat : Coronggelas
Prosedur :
• Timbanggranulsebanyak 20 gram.Masukkankedalamcorong yang
bagianbawahnyaditutupdenganjari.
• Bukatutupcoronggelasdanhidupkan stopwatch.
• Catatwaktu yang diperlukanuntukmengalirkanserbukmelaluicoronggelasdenganbebas.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
• Hitungkecepatanaliran =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
Persyaratan : Serbukataugranul yang baikjikadapatmengalirkan 100 g ≤
10 detik

(Octavia, dkk., 2012).


2. Sudut Alir

Alat : Corong alir diameter 10 mm, Penggaris


Prosedur :
• Ditimbang 10 g granul Dapson.
• Masusukkan dalam corong dengan dasar lubang
tertutup.
• Kemudian tutup corong dibuka sehingga granul
mengalir keluar dan membentuk kerucut.
• Sudut istirahat dapat ditentukan dari nilai antitangen
data tinggi (h) dan jari- jari lingkaran tumpukan granul
Syarat : Granul akan lebih mudah mengalir jika
mempunyai sudut istirahat < 40˚ (Shahi dkk, 2008).
3. Uji Berat Jenis Nyata,
Berat jenis Mampat dan
Porositas

• Uji beratjenisnyata,
danberatjenismampatdapatdilakukansebagaiberikut.
Ditimbanggranulsebanyak 25 g,
dimasukkankedalamgelasukur 100 ml dandicatat
volume awalnya (BjNyata).
Dilakukanpengetukandenganalatjoultingvolumemeter.
Kemudiandicatat volume ketukanke 10, 30 dan 500
(BjMampat). Kemudiandihitungdenganrumus:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑔)
• BjNyata = (Wahyuni, 2016)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑚𝑙)
EVALUASI TABLET
1. Keseragaman Bobot

Alat : Analytical balance


Prosedur :
• Timbang 20 tablet
• Hitung bobot rata-rata tiap tablet
Persyaratan : Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya yang lebih
besar dari dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari dari bobot rata-rata yang
ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.
Sumber: FI edisi III
KESERAGAMAN BOBOT
Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata
A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%


2. Keseragaman Ukuran

Alat : Jangka Sorong


Prosedur kerja :
1. Siapkan 10 tablet sampel
2. Ukur diameter dan tebal masing masing tablet menggunakan
jangka sorong
3. Catat masing masing pengukuran tablet
Persyaratan : Menurut Farmakope Indonesia , syarat keseragaman
ukuran kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet (Depkes RI, 1979).
3. Waktu Hancur

• Alat yang digunakan:


Desintegration Tester

Sumber: FI edisi III dan FI edisi IV


• Kecuali dinyatakan lain
semua tablet harus hancur
tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet tidak bersalut
dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet salut
Persyaratan
selaput.

• Prosedur
Masukkan 6 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara
teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat
penyalut.
Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet
satu persatu, kemudian ulangi menggunakan 5 tablet dengan cakram
penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
Sumber: FI edisi III dan FI edisi IV
4.Kekerasan Tablet

• Alat yang digunakan:


Hardness Tester

Sumber: FI edisi III


• Ukuran yang didapat
pertablet minimal 4 kg/cm2,
maksimal 10 kg/cm2.
Persyaratan

• Prosedur
Tablet diambil sebanyak 20 tablet, lalu
dimasukkan satu per satu ke dalam alat
hardness tester dan alat dinyalakan. Data hasil
pengujian kekerasan tablet dicatat.
5. Kerapuhan Tablet

• Alat : Tablet Friability tester


• Prosedur :
– Diambil 20 tablet dapson dan dibebas
debukan.
– Masing- masing tablet ditimbang bobotnya
dan dicatat (W1).
– Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator.
– Pengujian dilakukan selama 4 menit pada
kecepatan 25 rpm.
– Masing- masing tablet ditimbang kembali
dan dibandingkan dengan bobot sebelumnya
(W2).
𝑊1 −𝑊2
– Hitung % kerapuhan tablet = ×
𝑤1
6. Uji Disolusi

• Alat yang digunakan:


Media disolusi: 1000 ml asam klorida encer P
(2 dalam 100)
Alat tipe 1:100 rpm
Waktu: 60 menit

Sumber: FI edisi V
• Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% C6H8O6 dari jumlah
yang tertera pada etiket.

Persyaratan

• Prosedur
Lakukan penetapan jumlah C12H12N2O2S, yang terlarut dengan
mengukur serapan larutan yang dibuat sebagai berikut:
Masukkan alikuot yang mengandung lebih kurang 0,2 mg dapson
ke dalam labu tentukur 25 ml tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1
N dan encerkan dengan air sampai tanda, pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 290.

Sumber: FI edisi V
C adalah kadar
7. Penetapan Kadar Tablet

Alat : Kromatografi cair kinerja tinggi Larutan uji


Prosedur: • Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
Larutan baku 20 tablet.
Timbang Dapson BPFI, larutkan dalam fase
• Timbang serbuk tablet setara dengan
gerak (isopropi Larutan bakul kurang lebih 50 mg dapson.
alkohol P: asetonitril P : etil asetat • Masukkan dalam labu ukur 200,0 mL,
P) hingga kadar lebih kurang 250 tambahkan 150 mL methanol P
µg per mL. • Homogenkan dengan ultrasonic pada suhu
Pipet 5 mL larutan ke dalam labu ukur 50,0 mL 35˚C selama 15 menit, sesekali
Tambahkan fase gerak ad garis tanda. dikocok.
Kadar larutan baku lebih kurang 25 µg per mL. • Dinginkan hingga mencapai suhu kamar,
tambahkan metanol P ad garis tanda.
Prosedur
• Suntikkan larutan baku dan larutan uji secara terpisah sejumlah
volume sama (10 µL) kedalam kromatograf.
• Rekam kromatogram dan ukur respon puncak utama.
• Hitung jumlah kandungan Dapson (mg) : C12H12N2O2S

C adalah kadar Dapson BPFI dalam µg per mL larutan baku.


Dan r adalah respon puncak.
Syarat : Tablet Dapson mengandung dapson, C 12 H 12 N 2
O 2 S tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari
107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI V
hal : 262- 263)
DAFTAR PUSTAKA
• Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-
Comp for the American Pharmacists Association
• Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor),
London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 697-699

• Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771, 1000
• Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, Jakarta, UI Press
• Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2008.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Direktorat JenderalPengawasan
Obat dan Makanan.
• Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2016. Sediaan Solida. Edisi revisi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
• Medscape, 2019, Drug Dapsone, (online), (http://www.reference.medscape.com/dapsone), diakses tanggal 25 Februari 2019
DAFTAR PUSTAKA
• Niazi, S.K. ,2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Compressed Solid Products 2nd
Edition Volume 1. New York : Informa Healthcare USA, Inc.
• Octavia, Maria Dona, Auzal Halim, Rika Indriyani. 2012. PengaruhBesarUkuran Partiker Terhadap Sifat-
Sifat Tablet Metronidazol. Padang: Universitas Andalas. JurnalFarmasiHigea, Vol. 4, No. 2
• Wahyuni, 2016. Pemanfaatan Pati Umbi Tire (Amorphophallus Onchopillus) Sebagai Bahan Pengikat Tablet
Parasetamol Dengan Metode Granulasi Basah. Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas islam negeri
alaudin makasar . makasar
• Lachman, L., & Lieberman, H., 1994 Teori dan praktek farmasi industry, Edisi kedua, 1091- 1098, UI press, Jakarta.
• Scior t, raddatz G. 1997. Moleculer modelling study on dapson . j. Mol model 1997,3 : 332-337
• Shahi, S., R., Agrawal, G., R., Shinde, N., V., Shaikh, S., A., Shaikh, S. S., Somani, V., G., dkk, 2008, Formulation And
In Vitro Evaluation Of Orodispersible Tablets Of Etoricoxib With Emphasis On Comparative Functionality
Evaluation Of Three Classes Of Superdisintegrants, Rasayan J. Chem., 1 (2), 292- 300.
• Siregar M., Charles J.P. (2008). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
• Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet DasarDasar Praktis, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai