Anda di halaman 1dari 26

BAB 3 TATA LAKSANA PENYUSUNAN SWOT ANALYSIS

3.1 Langkah-Langkah Menyusus SWOT Analysis


Data yang dibutuhkan dalam menyusun SWOT Analysis meliputi data eksternal perusahaan
dan data internal perusahaan, sebagai berikut:

3.1.1 Mengetahuai Data eksternal dari lingkungan luar perusahaan


1. Analisis pasar
Analisa pasar adalah suatu kegiatan penganalisisan atau penyelenggaraan untuk
mempelajari berbagai masalah tentang keadaan pasar. Analisis pasar ini menjadi hal
penting yang harus diketahui oleh setiap orang dan juga menjadi dasar dan pondasi
yang berkaitan dengan strategi pemasaran selanjutnya. Penentuan target pasar ini
sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau
pembeli yang ada di pasar.
2. Analisis competitor
Analisis kompetitor atau pesaing mengacu pada penilaian kekuatan iklan pesaing
Perusahaan Anda. Jenis analisis ini membantu Anda menentukan bagaimana pesaing
Anda dibandingkan dengan bisnis Anda sendiri. Pada dasarnya, ini melibatkan
perolehan informasi tentang pesaing terbesar perusahaan Anda untuk meningkatkan
bisnis Anda sendiri.
3. Analisis komunitas
Analisis komunitas berperan dalam mengidentifikasi masalah serta menentukan
tujuan yang sesuai dengan organisasi. Analisis komunikasi dapat berarti menelaah
berbagai aspek baik berupa unsur-unsur internal yang melekat secara khas dalam
kehidupan masyarakat, maupun unsur-unsur eksternal yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan kehidupan masyarakat secara umum.
4. Analisis pemasok
Analisis pemasok adalah identifikasi pemasok atau supplier yang merupakan mitra
bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang
pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pemasok atau supllier merupakan salah
satu bagian yang termasuk di dalam segmen.

10
5. Analisis pemerintah
Analisis pemerintah merupakan identifikasi terhadap regulasi-regulasi yang
dikeluarkan Pemerintah yang terkait dengan perusahaan atau organisasi yang sedang
dikelola. Hasil analisisnya berupa menguntungkan atau merugikan, masuk katagori
peluang atau ancaman.
6. Analisis kelompok kepentingan tertentu (Stakeholder)
Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui siapa saja yang memiliki
kepentingan/peran secara langsung maupun tidak langsung terhadap
program/proyek perusahaan yang akan dilaksanakan. Analisis stakeholder atau
disebut juga analisis peran, peran pihak-pihak yang terkait dalam program
organisasi. Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah individu maupun organisasi
yang secara umum dibedakan dalam 4 (empat) kelompok utama, yaitu:

a. Penerima manfaat/Kelompok Sasaran


b. Pelaksana; LSM pelaksana program, aktivis, organisasi sosial, dll.
c. Pengambil keputusan
d. Pendana atau investor

Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kekuasaan, semakin besar pengaruh yang
dimiliki seorang stakeholder, maka akan semakin penting untuk memperhitungkan
keterlibatan mereka dalam perusahaan. Oleh sebab itu dapat ditentukan stakeholder
yang perlu dijadikan prioritas dalam perencanaan maupun pelaksanaan program.

3.1.2 Mengetahui Data Internal dalam perusahaan.


1. Fungsi-fungsi pelayanan;
a. Pemenuhan Sumber Daya Insani sesuai Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perijinan RS (Kemenkes RI, 2014), terdiri dari
Dokter/Dpkter Gigi, Dokter Spesialis, Perawat & Bidan, Tenaga Kesehatan lain,
dan tenaga administrasi.
b. Kualitas dan mutu pelayanan Fasyankes sesuai yang diatur dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2008), dan Pedoman Peningkatan Mutu dan

11
Keselamatan Pasien (PMKP) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(Kemenkes RI, 2016)
2. Fungsi-fungsi Manajemen (Priyono, 2007); perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan atau pelayanan, dan monitoring evaluasi (Monev).
3. Laporan keuangan dan analisisnya.

Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan


memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan di masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang
memberi informasi kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Laporan keuangan dan analisisnya disajikan dan berpedoman pada Standar
Akuntansu Keuangan RS (PERSI, 2004), meliputi minimal Neraca, Laba-Rugi,
Cash-flow, Struktur pendanaan, dan Rasio Kesehatan Keuangan)
4. Laporan kegiatan SDI, meliputi hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Perencanaan dan Analisis SDI.
b. Kesetaraan Kesempatan Bekerja.
c. Perekrutan/Staffing.
d. Pengembangan SDI.
e. Kompensasi dan Keuntungan.
f. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja.
g. Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh/ Manajemen.
h. Jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over, dan data
lain yang diperlukan.
5. Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakit mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2013). Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa:
a. Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
b. Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang

12
disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
c. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan
oleh Menteri.
6. Kepemimpinan
Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa
organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai gaya kepemimpinan akan
mewarnai perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Bagaimanapun
gaya kepemimpinan seseorang tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama
yaitu kepentingan anggota dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat
mencerminkan karakter pribadinya disamping itu dampak kepemimpinannya akan
berpengaruh terhadap stres kerja dan Komitmen organisasi bawahannya.
7. Laporan kegiatan operasional
Laporan kegiatan operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif Laporan operasional
dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal
yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selama satu tahun seperti kebijakan
fiscal dan moneter, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan
8. Laporan kegiatan pemasaran
Laporan kegiatan pemasaran adalah segala sesuatu kegiatan yang
dilaporkan menyeluruh dan terencana yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau
institusi dalam melakukan berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan pasar.
Tujuan utamanya yaitu untuk memaksimalkan keuntungan dengan membuat strategi
penjualan.

13
3.2 Teknis Melakukan SWOT Analysis

3.2.1 Melakukan Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis kondisi eksternal RS atau Fasyankes terbagi menjadi analisis terhadap
ancaman (threat) dan peluang (opportunity) yang sedang dan akan dihadapi RS atau
Fasyankes . Berdasarkan hasil diskusi Tim Renstra yang juga dihadiri oleh elemen
pemilik, Pimpinan Klinik, dan karyawan RS atau Fasyankes didapatkan kesepatakan
parameter yang merupakan ancaman dan peluang yang dihadapi RS atau Fasyankes.
Sebagai gambaran dan acuan identifikasi lingkungan eksternal, antara lain sebagai
berikut:
1. Permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
2. Kepadatan penduduk di Kecamatan dan Sekitarnya
3. Angka Kesakitan di Kabupaten
4. Status Ekonomi Masyarakat di Sekitar
5. Pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten
6. Inflasi di Indonesia tahun terakhir
7. Fluktuasi harga bahan dan alat kesehatan
8. Situasi Keamanan di Kabupaten dan sekitarnya
9. Gaya hidup masyarakat (life style)
10. Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar pelayanan kesehatan
11. Kemampuan dan kemauan membayar (ATP/ WTP) masyarakat
12. Kerjasama dengan Komunitas (Pengiat kesehatan, Perujuk, Club, CRM, dll)
13. Kemudahan akses mendapatkan teknologi kesehatan
14. Perkembangan teknologi kesehatan
15. Tingkat harga teknologi kesehatan
16. Jumlah pesaing pelayanan kesehatan
17. Perkembangan variasi produk pesaing pelayanan kesehatan
18. UU Kesehatan & Perundangan pelayanan kesehatan lainnya
19. UU BPJS, Peraturan BPJS lainnya
20. Kebijakan dan Peraturan daerah terkait pelayanan kesehatan
21. Supply obat, bahan, dan alat kesehatan

14
22. Supply Tenaga Medis
23. Supply Tenaga Perawat & Bidan
24. Supply Tenaga Kesehatan Lainnya dan tenaga administrasi
25. Kebijakan organisasi profesi di Kabupaten dan sekitarnya
26. Kebijakan organisasi/Asosiasi pelayanan kesehatan
27. Kebijakan Akreditasi pelayanan kesehatan
Parameter hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam ancaman (threat) jika
kondisi eksternal merupakan kondisi yang bersifat mengancam atau dapat menghambat
kelangsungan bisnis organisasi. Parameter dikelompokkan ke dalam peluang
(opportunity), jika kondisi eksternal memberi peluang dan menguntungkan organisasi
untuk mengembangkan bisnis.
Seluruh parameter faktor eksternal yang telah dipilih dan ditentukan, selanjutnya
diberi bobot dan rating oleh seluruh peserta diskusi RS atau Fasyankes. Bobot
merupakan gambaran tingkat kepentingan dari setiap parameter dalam aspek ancaman
maupun peluang. Penentuan bobot dilakukan dengan membandingkan tingkat
kepentingan antara satu parameter dengan yang lain, setiap aspek ancaman dan peluang.
1. Pembobotan faktor lingkungan eksternal
Pembobotan faktor lingkungan eksternal dibuat berdasarkan ketentuan sebagai
berikut:
a. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
b. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
c. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting; dan
d. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.
Setiap peserta diskusi memberikan bobot untuk setiap parameter, selanjutnya
bobot dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi dengan total jumlah bobot
untuk seluruh parameter dalam satu aspek. Dengan demikian total bobot untuk
seluruh parameter dalam satu aspek menjadi 1 atau 100%.
Unsur Peserta diskusi analisis TOWS RS atau Fasyankes berjumlah, misalnya
10 orang. Di antara 10 peserta diskusi terdapat unsur pemilik, Pimpinan Klinik,
perwakilan tenaga medis, tenaga klinis lainnya dan tenaga non kesehatan RS atau

15
Fasyankes. Berikut adalah contoh hasil penilaian bobot untuk setiap parameter dalam
aspek ancaman (threat) dan peluang (opportunity) RS atau Fasyankes.

Tabel 3.1. Contoh Pembobotan Aspek Lingkungan Eksternal


Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A ANCAMAN
1 Fluktuasi harga bahan -2 -3 -4 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -28 0.15
-2
dan alat kesehatan
2 Tingkat pendidikan -2 -1 -1 -1 -2 -2 -1 -1 -2 -2 -15 0.08
masyarakat
3 Jumlah FKTP pesaing
(bisa lebih dari 1, dan -2 -2 -2 -2 -3 -3 -2 -3 -2 -2 -23 0.12
tidak hanya Klinik &
Puskesmas)
4 Perkembangan variasi -1 -2 -1 -1 -1 -3 -2 -1 -1 -1 -14 0.07
produk pesaing
5 Peraturan pemerintah
-1 -2 -2 -2 -2 -3 -2 -1 -3 -2 -20 0.11
terkait pelayanan
kesehatan FKTP
6 Kebijakan BPJS -2 -1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -4 -21 0.11
7 Ketersediaan Tenaga -3 -2 -2 -2 -3 -2 -3 -2 -2 -2 -23 0.12
Dokter
8 Ketersediaan Tenaga -3 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -2 -3 -4 -29 0.15
Apoteker
9 Ketersediaan Tenaga -1 -2 -1 -3 -1 -1 -3 -2 -2 -2 -18 0.09
Kesehatan Lain
TOTAL -191 1
B PELUANG
1 Permintaan
3 4 3 3 4 3 3 3 4 33
masyarakat terhadap 3 0.11
pelayanan kesehatan
2 Kepadatan penduduk
3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 34 0.11
Kembangbahu dan
Sekitarnya
3 Angka Kesakitan
3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 0.12
Kab. Lamongan & 35
Kembangbahu
4 Pertumbuhan industri
4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 0.12
di Kabupaten 36
Lamongan

16
Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Status Ekonomi
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 0.10
Masyarakat di sekitar 29
Klinik
6 Gaya hidup 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 30 0.10
masyarakat (life style)
7 Undang-Undang 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 0.13
SJSN (BPJS)
8 Ketersediaan Tenaga 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 33 0.11
perawat & Bidan
9 Ketersediaan Tenaga 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 0.10
Administrasi
TOTAL 299 1

2. Pemberian Rating Faktor Lingkungan Eksternal


Setelah menentukan bobot, seluruh peserta diskusi selanjutnya diminta untuk
memberikan penilaian rating untuk setiap parameter. Rating merupakan gambaran
tingkat penilaian terkait seberapa mengancam dan seberapa berpeluang suatu
parameter dalam kondisi eksternal organisasi. Nilai rating untuk ancaman bersifat
negatif dan nilai rating untuk peluang bersifat positif. Dalam hal ini, pemberian
rating ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tingkatan Rating Ancaman dan Peluang


Tingkatan Rating untuk Ancaman Tingkatan Rating untuk Peluang

-1 : Sedikit terancam 1 : Sedikit berpeluang


-2 : Agak terancam 2 : Agak berpeluang
-3 : Terancam 3 : Berpeluang
-4 : Sangat terancam 4 : Sangat berpeluang

Setiap peserta diskusi memberikan rating untuk setiap parameter, selanjutnya


rating dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya peserta
diskusi. Berikut adalah hasil pemberian rating untuk setiap parameter dalam aspek
ancaman (threat) dan peluang (opportunity) RS atau Fasyankes.

17
Tabel 3.3 Contoh Pemberian Rating Aspek Lingkungan Eksternal
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A ANCAMAN
1 Fluktuasi harga
bahan dan alat -2 -2 -3 -4 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -28 -2,44
kesehatan
2 Tingkat pendidikan -2 -1 -1 -1 -2 -2 -1 -1 -2 -2 -15 -1,89
masyarakat
3 Jumlah FKTP
pesaing (bisa lebih
-2 -2 -2 -2 -3 -3 -2 -3 -2 -2 -23
dari 1, dan tidak -3,00
hanya Klinik &
Puskesmas)
4 Perkembangan
-1 -2 -1 -1 -1 -3 -2 -1 -1 -1 -14
variasi produk -2,78
pesaing
5 Peraturan
pemerintah terkait -1 -2 -2 -2 -2 -3 -2 -1 -3 -2 -20 -1,78
pelayanan kesehatan
FKTP
6 Kebijakan BPJS -2 -1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -4 -21 -2,22
7 Ketersediaan Tenaga -3 -2 -2 -2 -3 -2 -3 -2 -2 -2 -23 -2,11
Dokter
8 Ketersediaan Tenaga -3 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -2 -3 -4 -29 -3,33
Apoteker
9 Ketersediaan Tenaga -1 -2 -1 -3 -1 -1 -3 -2 -2 -2 -18 -2,22
Kesehatan Lain
B PELUANG
1 Permintaan
masyarakat terhadap 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 33 3,78
pelayanan kesehatan
2 Kepadatan penduduk
3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 34
Kembangbahu dan 3,00
Sekitarnya
3 Angka Kesakitan
3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 35
Kab. Lamongan & 3,22
Kembangbahu
4 Pertumbuhan
industri di 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 36 3,00
Kabupaten
Lamongan

18
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Status Ekonomi
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
Masyarakat di 2,78
sekitar Klinik
6 Gaya hidup
2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 30
masyarakat (life 2,78
style)
7 Undang-Undang 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 2,11
SJSN (BPJS)
8 Ketersediaan Tenaga 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 33 2,78
perawat & Bidan
9 Ketersediaan Tenaga 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 2,44
Administrasi

3. Pemberian Skor Faktor Lingkungan Eaksternal.


Setelah diketahui nilai bobot dan rating untuk setiap parameter, selanjutnya
dihitung skor setiap parameter yang merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dan
nilai rating. Berikut adalah hasil perhitungan skor untuk setiap parameter dalam aspek
ancaman (threat) dan peluang (opportunity) sebagai hasil analisis kondisi eksternal
perusahaan.

Tabel 3.4 Contoh Pemberian Skor Aspek Lingkungan Eksternal

No Parameter Bobot Rating Skor


A ANCAMAN
1 Fluktuasi harga bahan dan alat kesehatan 0,08 -2,44 -4.13
2 Tingkat pendidikan masyarakat 0,07 -1,89 -1.18
3 Jumlah FKTP pesaing (bisa lebih dari 1, dan 0,10 -3,00 -2.78
tidak hanya Klinik & Puskesmas)
4 Perkembangan variasi produk pesaing 0,09 -2,78 -0.96
5 Peraturan pemerintah terkait pelayanan 0,09 -1,78
kesehatan FKTP -2.11
6 Kebijakan BPJS 0,09 -2,22 -2.32
7 Ketersediaan Tenaga Dokter 0,09 -2,11 -2.78
8 Ketersediaan Tenaga Apoteker 0,10 -3,33 -4.43
9 Ketersediaan Tenaga Kesehatan Lain 0,09 -2,22 -1.71
SKOR RATA-RATA ANCAMAN -2,49
B PELUANG
1 Permintaan masyarakat terhadap pelayanan
0.11 3,78 3.64
kesehatan
19
No Parameter Bobot Rating Skor
2 Kepadatan penduduk Kembangbahu dan
0.11 3,00 3.87
Sekitarnya
3 Angka Kesakitan Kab. Lamongan &
0.12 3,22 4.10
Kembangbahu
4 Pertumbuhan industri di Kabupaten Lamongan 0.12 3,00 4.33
5 Status Ekonomi Masyarakat di sekitar Klinik 0.10 2,78 2.81
6 Gaya hidup masyarakat (life style) 0.10 2,78 3.01
7 Undang-Undang SJSN (BPJS) 0.13 2,11 5.09
8 Ketersediaan Tenaga perawat & Bidan 0.11 2,78 3.64
9 Ketersediaan Tenaga Administrasi 0.10 2,44 3.01
SKOR RATA-RATA PELUANG 3,72

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas diketahui bahwa skor ancaman (threat) RS atau
Fasyankes adalah -2,49 dan skor peluang (opportunity) RS atau Fasyankes adalah 3,72.

3.2.2 Melakukan Analisis Lingkungan Internal


Analisis kondisi internal RS atau Fasyankes terbagi menjadi analisis terhadap
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) yang sedang dihadapi RS atau
Fasyankes. Berdasarkan hasil diskusi Tim Renstra yang juga dihadiri oleh elemen
pemilik, direksi, dan karyawan RS atau Fasyankes misalnya, didapatkan kesepatakan
parameter yang merupakan kelemahan dan kekuatan yang dihadapi RS atau Fasyankes.
Sebagai gambaran dan acuan melakukan identifikasi lingkungan internal, antara
lain sebagai berikut:
1. Ketersediaan sarana sesuai standar pelayanan kesehatan
2. Lokasi dan luas lahan yang sesuai dengan persyaratan pelayanan kesehatan
3. Lokasi mudah dijangkau masyarakat regional dan sekitarnya
4. Ketersediaan prasarana yang memadai sesuai standar pelayanan kesehatan
5. Tingkat kesehatan keuangan (laba rugi)
6. Ketersediaan dana sesuai kebutuhan pengembangan
7. Akuntabilitas (pelaksanaan audit eksternal)
8. Menggunakan dan/atau kerjasama dengan perbankan.
9. Filosofi (nilai dasar/ Budaya organisasi)
10. Operasionalisasi perencanaan

20
11. Visi Misi dan Tujuan organisasi
12. Job Descriptiondan and Job Specification/ Uraian Tugas dan Spesikasi Jabatan.
13. Pedoman Pengorganisasian, Pedoman Pelayanan, Panduan, dan SOP
14. Sistem Manajemen dan administrasi pelayanan kesehatan
15. Kuantitas Tenaga Medis sesuai standar pelayanan kesehatan
16. Komitmen Tenaga Medis terhadap organisasi
17. Kompetensi Tenaga Medis sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
18. Kuantitas tenaga Perawat dan Bidan sesuai standar pelayanan kesehatan
19. Komitmen tenaga Perawat dan Bidan terhadap organisasi
20. Kompetensi tenaga Perawat dan Bidan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
21. Kompetensi Tenaga Kesehatan Lain sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
22. Kompetensi Tenaga Administrasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
23. Peralatan medis sesuai standar minimal pelayanan kesehatan
24. Peralatan laboratorium sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
25. Peralatan radiologi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
26. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan terintegrasi
27. Keberadaan langkah Pemasaran dan promosi kesehatan
28. Produk/jasa pelayanan unggulan
29. Kerjasama dengan pihak ketiga (asuransi/perusahaan) dalam pelayanan kesehatan.
Parameter hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam kelemahan (weakness) jika
kondisi internal organisasi atau perusahaan mengalami keterbatasan atau kekurangan
sehingga menghambat perkembangan organisasi dalam memenuhi kebutuhan pasar
yang dilayani atau ingin dilayani oleh organisasi. Sementara itu, parameter
dikelompokkan ke dalam kekuatan (strength) jika kondisi internal organisasi lebih
unggul dibanding pesaing atau merupakan kekuatan di dalam organisasi dan mampu
memenuhi kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan atau
organisasi.
Seluruh parameter faktor internal tersebut selanjutnya diberi bobot dan rating oleh
seluruh peserta diskusi RS atau Fasyankes . Bobot merupakan gambaran tingkat
kepentingan dari setiap parameter dalam aspek kelemahan maupun kekuatan. Penentuan

21
bobot dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan antara satu parameter
dengan parameter yang lain dalam setiap aspek kelemahan dan kekuatan.
1. Pemberian Pembobotan Faktor Lingkungan Internal
Dalam pemberian bobot Faktor Lingkungan Internal RS atau Fasyankes ditentukan
sebagai berikut:
a. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
b. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
c. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting;
d. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.

Setiap peserta diskusi memberikan bobot untuk setiap parameter, selanjutnya


bobot dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi dengan total jumlah bobot
untuk seluruh parameter dalam satu aspek. Dengan demikian total bobot untuk
seluruh parameter dalam satu aspek menjadi 1. Peserta diskusi analisis TOWS RS
atau Fasyankes berjumlah 10 orang. Di antara 10 peserta diskusi terdapat unsur
pemilik, direksi, serta karyawan baik dari pelayanan dan non pelayanan RS atau
Fasyankes. Berikut adalah hasil penilaian bobot untuk setiap parameter dalam aspek
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) RS atau Fasyankes.

Tabel 3.5. Contoh Pemberian Bobot Aspek Lingkungan Internal


Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A KELEMAHAN
1 Ketersediaan dan
kesesuaian ruangan -3 -3 -3 -1 -3 -4 -3 -2 -3 -3 -28 0.13
sesuai standar Klinik
2 Lokasi mudah dijangkau -2 -1 -1 -1 -2 -1 -1 -1 -2 -1 0.06
masyarakat -13
3 Memisahkan pelayanan
dan ruangan antara laki- -2 -2 -1 -3 -2 -3 -3 -3 -1 -2 -22 0.10
laki dan perempuan
4 Uraian Tugas Karyawan -2 -1 -3 -2 -3 -3 -3 -4 -2 -2 -25 0.11
5 Sistem Manajemen -3 -2 -3 -2 -3 -3 -3 -4 -2 -1 0.12
Klinik, dan Keuangan -26
6 Ada kurikulum -3 -2 -3 -3 -3 -4 -3 -3 -1 -3 -28 0.13
peningkatan status

22
Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kekaryawanan dan
jenjang karier bagi setiap
karyawan
7 Peralatan medis sesuai -3 -3 -3 -1 -4 -3 -4 -3 -2 -3 -29 0.13
standar minimal Klinik
8 Peralatan penunjang -2 -2 -2 -1 -4 -3 -4 -2 -2 -2 -24 0.11
medis
9 Sistem Informasi Klinik -3 -3 -2 -4 -4 -3 -4 -2 -1 -3 -29 0.13
(SIK)
TOTAL -224 1
B KEKUATAN
1 Luas dan lokasi lahan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
yang sesuai dengan 4 0.11
persyaratan Klinik
2 Ketersediaan dana sesuai 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 35 0.10
kebutuhan
3 Visi, Misi, dan Tata Nilai
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 0.10
(Prilaku Budaya
Organisasi)
4 Operasionalisasi 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 35 0.10
perencanaan
5 Kuantitas, kompetensi
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 0.11
dan komitmen Dokter
(Medis)
6 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36 0.10
dan komitmen Tenaga
Keperawatan
7 Kuantitas, kompetensi
4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 0.10
dan komitmen Tenaga
Kesehatan Lain
8 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 32 0.09
dan komitmen Tenaga
Administrasi
9 Produk/jasa pelayanan 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 36 0.10
unggulan
10 Kerjasama dengan pihak
ketiga 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 0.10
(asuransi/perusahaan/BPJ
S)
TOTAL 364 1

23
2. Pemberian Rating Faktor Lingkungan Internal
Setelah menentukan bobot, seluruh peserta diskusi selanjutnya diminta untuk
memberikan penilaian rating untuk setiap parameter. Rating merupakan gambaran
tingkat penilaian terkait seberapa lemah dan seberapa kuat suatu parameter dalam
kondisi internal organisasi. Nilai rating untuk kelemahan bersifat negatif dan nilai
rating untuk kekuatan bersifat positif. Dalam hal ini, pemberian rating ditentukan
sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tingkatan Rating Kelemahan dan Kekuatan


Tingkatan Rating untuk Kelemahan Tingkatan Rating untuk Kekuatan
-1 : Sedikit lemah 1 : Sedikit kuat
-2 : Agak lemah 2 : Agak kuat
-3 : Lemah 3 : Kuat
-4 : Sangat lemah 4 : Sangat kuat

Setiap peserta diskusi memberikan rating untuk setiap parameter, selanjutnya


rating dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya peserta
diskusi. Berikut adalah hasil pemberian rating untuk setiap parameter dalam aspek
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) RS atau Fasyankes.

Tabel 3.7 Contoh Pemberian Rating Aspek Lingkungan Internal


Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A KELEMAHAN (weakness)
1 Ketersediaan dan
kesesuaian ruangan -3 -3 -3 -1 -3 -4 -3 -2 -3 -3 -28 -28
sesuai standar Klinik
2 Lokasi mudah -2 -1 -1 -1 -2 -1 -1 -1 -2 -1 -13 -13
dijangkau masyarakat
3 Memisahkan
pelayanan dan -2 -2 -1 -3 -2 -3 -3 -3 -1 -2 -22 -22
ruangan antara laki-
laki dan perempuan
4 Uraian Tugas -2 -1 -3 -2 -3 -3 -3 -4 -2 -2 -25 -25
Karyawan

24
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Sistem Manajemen -3 -2 -3 -2 -3 -3 -3 -4 -2 -1 -26 -26
Klinik, dan Keuangan
6 Ada kurikulum
peningkatan status
kekaryawanan dan -3 -2 -3 -3 -3 -4 -3 -3 -1 -3 -28 -28
jenjang karier bagi
setiap karyawan
7 Peralatan medis sesuai
standar minimal -3 -3 -3 -1 -4 -3 -4 -3 -2 -3 -29 -29
Klinik
8 Peralatan penunjang -2 -2 -2 -1 -4 -3 -4 -2 -2 -2 -24 -24
medis
9 Sistem Informasi -3 -3 -2 -4 -4 -3 -4 -2 -1 -3 -29 -29
Klinik (SIK)
B KEKUATAN (strength)
1 Luas dan lokasi lahan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
yang sesuai dengan 4 40
persyaratan Klinik
2 Ketersediaan dana 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 35 35
sesuai kebutuhan
3 Visi, Misi, dan Tata
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 38
Nilai (Prilaku Budaya
Organisasi)
4 Operasionalisasi 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 35 35
perencanaan
5 Kuantitas, kompetensi 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 39
dan komitmen Dokter
6 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36 36
dan komitmen Tenaga
Keperawatan
7 Kuantitas, kompetensi
4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 35
dan komitmen Tenaga
Kesehatan Lain
8 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 32 32
dan komitmen Tenaga
Administrasi
9 Produk/jasa pelayanan 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 36 36
unggulan
10 Kerjasama dengan
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 38
pihak ketiga (asuransi/
perusahaan/BPJS)

25
3. Pemberian Skor Faktor Lingkungan Internal
Setalah diketahui nilai bobot dan rating untuk setiap parameter, selanjutnya
dihitung skor setiap parameter yang merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dan
nilai rating. Berikut adalah hasil perhitungan skor untuk setiap parameter dalam aspek
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) sebagai hasil analisis kondisi internal RS
atau Fasyankes.

Tabel 3.8 Contoh Pemberian Skor Aspek Lingkungan Internal

No Parameter Bobot Rating Skor


A KELEMAHAN
1 Ketersediaan dan kesesuaian ruangan sesuai standar -3.50
0.13 -28
Klinik
2 Lokasi mudah dijangkau masyarakat 0.06 -13 -0.75
3 Memisahkan pelayanan dan ruangan antara laki-laki 0.10 -22 -2.16
dan perempuan
4 Uraian Tugas Karyawan 0.11 -25 -2.79
5 Sistem Manajemen Klinik, dan Keuangan 0.12 -26 -3.02
6 Ada kurikulum peningkatan status kekaryawanan 0.13 -28 -3.50
dan jenjang karier bagi setiap karyawan
7 Peralatan medis sesuai standar minimal Klinik 0.13 -29 -3.75
8 Peralatan penunjang medis 0.11 -24 -2.57
9 Sistem Informasi Klinik (SIK) 0.13 -29 -3.75
SKOR RATA-RATA KELEMAHAN -2,87
B KEKUATAN
1 Luas dan lokasi lahan yang sesuai dengan 4.40
0.11 40
persyaratan Klinik
2 Ketersediaan dana sesuai kebutuhan 0.10 35 3.37
3 Visi, Misi, dan Tata Nilai (Prilaku Budaya 0.10 38 3.97
Organisasi)
4 Operasionalisasi perencanaan 0.10 35 3.37
5 Kuantitas, kompetensi dan komitmen Dokter (Medis) 0.11 39 4.18
6 Kuantitas, kompetensi dan komitmen Tenaga 0.10 36 3.56
Keperawatan
7 Kuantitas, kompetensi dan komitmen Tenaga 0.10 35 3.37
Kesehatan Lain
8 Kuantitas, kompetensi dan komitmen Tenaga 0.09 32 2.81
Administrasi
9 Produk/jasa pelayanan unggulan 0.10 36 3.56

26
No Parameter Bobot Rating Skor
10 Kerjasama dengan pihak ketiga 0.10 38 3.97
(asuransi/perusahaan/BPJS)
SKOR RATA-RATA KELEMAHAN 3,65

Berdasarkan Tabel 5.15 di atas diketahui bahwa skor kelemahan (weakness) RS


atau Fasyankes adalah -2,87 dan skor kekuatan (strength) RS atau Fasyankes adalah
3,65.

3.3 Cara Mengetahui Posisi Organisasi


Setelah mengetahui skor dari setiap aspek SWOT, langkah selanjutnya adalah
menghitung competitive posture dan strength posture. Competitive posture merupakan hasil
penjumlahan dari skor ancaman (threat) dan skor peluang (opportunity). Sedangkan
strength posture merupakan hasil penjumlahan dari skor kelemahan (weakness) dan skor
kekuatan (strength). Perpotongan dari hasil competitive posture dan strength posture pada
Diagram TOWS menunjukkan posisi organisasi dalam Diagram TOWS (Karinov, 2020b).
Berikut adalah perhitungan competitive posture dan strength posture RS atau Fasyankes.

Tabel 3.9. Contoh Skor Akhir Analisis SWOT

No JENIS PENILAIAN HASIL NILAI KETERANGAN

1 Skor Ancaman (Threat) -2,49


2 Skor Peluang (Opportunity) 3,72 Dijumlah
Posisi Tingkat Daya Saing 1,23

1 Skor Kelemahan (Weakness) -2,87


2 Skor Kekuatan (Strength) 3,65 Dijumlah
Posisi Tingkat Kekuatan 0,78

Dari hasil perhitungan berdasarkan Tabel 3.9. di atas, diketahui bahwa hasil
penjumlahan skor ancaman (-2,49) dan skor peluang (3,72), memeperoleh nilai positif
sebesar 1,23. Sedangkan hasil penjumlahan skor kelemahan (-2,87) dan skor kekuatan
(3,65), diperoleh nilai positif 0,78. Apabila nilai posisi tingkat daya saing 1,23 dan nilai
posisi tingkat kekuatan 0,78 digambarkan dalam Diagram Kartesius, maka posisi RS atau
Fasyankes adalah sebagai Gambar 3.1 berikut ini.

27
O

O = 3,72

2
0,78 ; 1,23

1
W = -2,87 S = 3,65
W S
-3 -2 -1 0 0 1 2 3

-1

-2
T = -2,49
-3

T
Gambar 3.1. Contoh Posisi Organisasi Dalam Diagram TOWS
Diagram TOWS terbagi menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran S-O, W-O, S-T, dan W-
T. Kuadran yang menjadi posisi organisasi akan menentukan strategi yang cocok untuk
diterapkan dalam pengembangan organisasi. Kuadran S-O mendukung strategi agresif,
kuadran W-O mendukung strategi turn-around, kuadran S-T mendukung strategi
kompetitif, dan kuadran W-T mendukung strategi defensif.

3.4 Cara Membuat Grafik dan Diagram SWOT


1. Menyiapkan Diagram SWOT dari MS. Excel, dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Buat data sumbu X dan Y dalam 2 kolom excel
b. Blok data dan sumbu X dan Y bersamaan
c. Klik Tool Insert > pilih Charts Garis

28
d. Klik More line Chart > pilih gambar Chart X Y (scatter)

Gambar 3.2. Chart X Y (scatter) MS. Excel

2. Membuat sumbu X Y untuk Diagram SWOT, dengan melakukan langkah-langkah


sebagai berikut:
a. Klik Kanan “Horizontal (value) Axis” akan keluar Axis Option
b. Ganti “Bounds Minimum” dalam kotak dengan angka -4,0
c. Ganti “Bounds Maximum” dalam kotak dengan angka 4,0 > tekan enter
d. Klik Kanan “Vertical (value) Axis” akan keluar Axis Option
e. Ganti “Bounds Minimum” dalam kotak dengan angka -4,0
f. Ganti “Bounds Maximum” dalam kotak dengan angka 4,0 > tekan enter

29
Gambar 3.3. Batas Minimun dan Maximum Sumbu Y

Gambar 3.4. Batas Minimun dan Maximum Sumbu X

3. Membuat/menampilkan garis-garis pada sumbu X Y, dengan melakukan langkah-


langkah sebagai berikut:

30
a. Klik Kanan “Vertical (value) Axis” > pilih Format Major Gridline, akan keluar
“Major Gridline Option”
b. Pilih “Solid line” > pilih Color > klik tanda panah untuk memilih warna
c. Pilih “Width” untuk menentukan ketebalan garis yang diinginkan > tekan enter.
d. Klik Kanan “Horizontal (value) Axis” > pilih Format Major Gridline, akan keluar
“Major Gridline Option”
e. Pilih “Solid line” > pilih Color > klik tanda panah untuk memilih warna
f. Pilih “Width” untuk menentukan ketebalan garis yang diinginkan > tekan enter.
g. Untuk menebalkan garis pada sumbu X Y, dapat mengikuti instruksi yang sama
dari nomor 1 s.d. 6.

Gambar 3.5. Penebalan Garis Vertical

31
Gambar 3.6. Penebalan Garis Horizontal

Gambar 3.7. Penebalan Garis Pada Sumbu X

32
Gambar 3.8. Penebalan Garis Pada Sumbu Y

4. Membuat garis minor antar sumbu X Y, dengan melakukan langkah-langkah sebagai


berikut:
a. Klik pada Gambar Chart > klik tanda “+” pada posisi kanan atas.
b. Arahkan kunsor pada “Gridlines” > klik tanda panah
c. Centang (√) pada kotak “Primary Minor Horizontal” dan “Primary Minor
Vertocal”
d. Klik Kanan “Horizontal (value) Axis” > pilih Format Major Gridline, akan keluar
“Major Gridline Option”
e. Pilih “Solid line” > pilih Color > klik tanda panah untuk memilih warna
f. Pilih “Width” untuk menentukan ketebalan garis yang diinginkan > tekan enter.

33
Gambar 3.9. Penebalan Garis Minor Vertical dan Horizontal

5. Menyatukan nilai sumbu X Y dalam 1 titik


a. Klik kanan salah satu titik nilai sumbu > pilih “select Data”
b. Pilih Y pada kolom “Horizontal (catagory) Axis Label
c. Klik “Swith Row/Colomn” > klik OK atau tekan enter

Gambar 3.10. Pemilihan Sumbu Y Series Diagram

34
Gambar 3.11. Diagram Y Series Versi Diagram SWOT

35

Anda mungkin juga menyukai