10
5. Analisis pemerintah
Analisis pemerintah merupakan identifikasi terhadap regulasi-regulasi yang
dikeluarkan Pemerintah yang terkait dengan perusahaan atau organisasi yang sedang
dikelola. Hasil analisisnya berupa menguntungkan atau merugikan, masuk katagori
peluang atau ancaman.
6. Analisis kelompok kepentingan tertentu (Stakeholder)
Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui siapa saja yang memiliki
kepentingan/peran secara langsung maupun tidak langsung terhadap
program/proyek perusahaan yang akan dilaksanakan. Analisis stakeholder atau
disebut juga analisis peran, peran pihak-pihak yang terkait dalam program
organisasi. Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah individu maupun organisasi
yang secara umum dibedakan dalam 4 (empat) kelompok utama, yaitu:
Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kekuasaan, semakin besar pengaruh yang
dimiliki seorang stakeholder, maka akan semakin penting untuk memperhitungkan
keterlibatan mereka dalam perusahaan. Oleh sebab itu dapat ditentukan stakeholder
yang perlu dijadikan prioritas dalam perencanaan maupun pelaksanaan program.
11
Keselamatan Pasien (PMKP) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
(Kemenkes RI, 2016)
2. Fungsi-fungsi Manajemen (Priyono, 2007); perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan atau pelayanan, dan monitoring evaluasi (Monev).
3. Laporan keuangan dan analisisnya.
12
disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
c. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan
oleh Menteri.
6. Kepemimpinan
Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa
organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai gaya kepemimpinan akan
mewarnai perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Bagaimanapun
gaya kepemimpinan seseorang tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama
yaitu kepentingan anggota dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat
mencerminkan karakter pribadinya disamping itu dampak kepemimpinannya akan
berpengaruh terhadap stres kerja dan Komitmen organisasi bawahannya.
7. Laporan kegiatan operasional
Laporan kegiatan operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif Laporan operasional
dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal
yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selama satu tahun seperti kebijakan
fiscal dan moneter, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan
8. Laporan kegiatan pemasaran
Laporan kegiatan pemasaran adalah segala sesuatu kegiatan yang
dilaporkan menyeluruh dan terencana yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau
institusi dalam melakukan berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan pasar.
Tujuan utamanya yaitu untuk memaksimalkan keuntungan dengan membuat strategi
penjualan.
13
3.2 Teknis Melakukan SWOT Analysis
14
22. Supply Tenaga Medis
23. Supply Tenaga Perawat & Bidan
24. Supply Tenaga Kesehatan Lainnya dan tenaga administrasi
25. Kebijakan organisasi profesi di Kabupaten dan sekitarnya
26. Kebijakan organisasi/Asosiasi pelayanan kesehatan
27. Kebijakan Akreditasi pelayanan kesehatan
Parameter hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam ancaman (threat) jika
kondisi eksternal merupakan kondisi yang bersifat mengancam atau dapat menghambat
kelangsungan bisnis organisasi. Parameter dikelompokkan ke dalam peluang
(opportunity), jika kondisi eksternal memberi peluang dan menguntungkan organisasi
untuk mengembangkan bisnis.
Seluruh parameter faktor eksternal yang telah dipilih dan ditentukan, selanjutnya
diberi bobot dan rating oleh seluruh peserta diskusi RS atau Fasyankes. Bobot
merupakan gambaran tingkat kepentingan dari setiap parameter dalam aspek ancaman
maupun peluang. Penentuan bobot dilakukan dengan membandingkan tingkat
kepentingan antara satu parameter dengan yang lain, setiap aspek ancaman dan peluang.
1. Pembobotan faktor lingkungan eksternal
Pembobotan faktor lingkungan eksternal dibuat berdasarkan ketentuan sebagai
berikut:
a. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
b. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
c. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting; dan
d. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.
Setiap peserta diskusi memberikan bobot untuk setiap parameter, selanjutnya
bobot dari seluruh peserta diskusi dijumlahkan dan dibagi dengan total jumlah bobot
untuk seluruh parameter dalam satu aspek. Dengan demikian total bobot untuk
seluruh parameter dalam satu aspek menjadi 1 atau 100%.
Unsur Peserta diskusi analisis TOWS RS atau Fasyankes berjumlah, misalnya
10 orang. Di antara 10 peserta diskusi terdapat unsur pemilik, Pimpinan Klinik,
perwakilan tenaga medis, tenaga klinis lainnya dan tenaga non kesehatan RS atau
15
Fasyankes. Berikut adalah contoh hasil penilaian bobot untuk setiap parameter dalam
aspek ancaman (threat) dan peluang (opportunity) RS atau Fasyankes.
16
Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Status Ekonomi
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 0.10
Masyarakat di sekitar 29
Klinik
6 Gaya hidup 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 30 0.10
masyarakat (life style)
7 Undang-Undang 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 0.13
SJSN (BPJS)
8 Ketersediaan Tenaga 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 33 0.11
perawat & Bidan
9 Ketersediaan Tenaga 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 0.10
Administrasi
TOTAL 299 1
17
Tabel 3.3 Contoh Pemberian Rating Aspek Lingkungan Eksternal
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A ANCAMAN
1 Fluktuasi harga
bahan dan alat -2 -2 -3 -4 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -28 -2,44
kesehatan
2 Tingkat pendidikan -2 -1 -1 -1 -2 -2 -1 -1 -2 -2 -15 -1,89
masyarakat
3 Jumlah FKTP
pesaing (bisa lebih
-2 -2 -2 -2 -3 -3 -2 -3 -2 -2 -23
dari 1, dan tidak -3,00
hanya Klinik &
Puskesmas)
4 Perkembangan
-1 -2 -1 -1 -1 -3 -2 -1 -1 -1 -14
variasi produk -2,78
pesaing
5 Peraturan
pemerintah terkait -1 -2 -2 -2 -2 -3 -2 -1 -3 -2 -20 -1,78
pelayanan kesehatan
FKTP
6 Kebijakan BPJS -2 -1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -4 -21 -2,22
7 Ketersediaan Tenaga -3 -2 -2 -2 -3 -2 -3 -2 -2 -2 -23 -2,11
Dokter
8 Ketersediaan Tenaga -3 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -2 -3 -4 -29 -3,33
Apoteker
9 Ketersediaan Tenaga -1 -2 -1 -3 -1 -1 -3 -2 -2 -2 -18 -2,22
Kesehatan Lain
B PELUANG
1 Permintaan
masyarakat terhadap 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 33 3,78
pelayanan kesehatan
2 Kepadatan penduduk
3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 34
Kembangbahu dan 3,00
Sekitarnya
3 Angka Kesakitan
3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 35
Kab. Lamongan & 3,22
Kembangbahu
4 Pertumbuhan
industri di 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 36 3,00
Kabupaten
Lamongan
18
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Status Ekonomi
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
Masyarakat di 2,78
sekitar Klinik
6 Gaya hidup
2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 30
masyarakat (life 2,78
style)
7 Undang-Undang 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 2,11
SJSN (BPJS)
8 Ketersediaan Tenaga 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 33 2,78
perawat & Bidan
9 Ketersediaan Tenaga 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30 2,44
Administrasi
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas diketahui bahwa skor ancaman (threat) RS atau
Fasyankes adalah -2,49 dan skor peluang (opportunity) RS atau Fasyankes adalah 3,72.
20
11. Visi Misi dan Tujuan organisasi
12. Job Descriptiondan and Job Specification/ Uraian Tugas dan Spesikasi Jabatan.
13. Pedoman Pengorganisasian, Pedoman Pelayanan, Panduan, dan SOP
14. Sistem Manajemen dan administrasi pelayanan kesehatan
15. Kuantitas Tenaga Medis sesuai standar pelayanan kesehatan
16. Komitmen Tenaga Medis terhadap organisasi
17. Kompetensi Tenaga Medis sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
18. Kuantitas tenaga Perawat dan Bidan sesuai standar pelayanan kesehatan
19. Komitmen tenaga Perawat dan Bidan terhadap organisasi
20. Kompetensi tenaga Perawat dan Bidan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
21. Kompetensi Tenaga Kesehatan Lain sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
22. Kompetensi Tenaga Administrasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
23. Peralatan medis sesuai standar minimal pelayanan kesehatan
24. Peralatan laboratorium sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
25. Peralatan radiologi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
26. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan terintegrasi
27. Keberadaan langkah Pemasaran dan promosi kesehatan
28. Produk/jasa pelayanan unggulan
29. Kerjasama dengan pihak ketiga (asuransi/perusahaan) dalam pelayanan kesehatan.
Parameter hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam kelemahan (weakness) jika
kondisi internal organisasi atau perusahaan mengalami keterbatasan atau kekurangan
sehingga menghambat perkembangan organisasi dalam memenuhi kebutuhan pasar
yang dilayani atau ingin dilayani oleh organisasi. Sementara itu, parameter
dikelompokkan ke dalam kekuatan (strength) jika kondisi internal organisasi lebih
unggul dibanding pesaing atau merupakan kekuatan di dalam organisasi dan mampu
memenuhi kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan atau
organisasi.
Seluruh parameter faktor internal tersebut selanjutnya diberi bobot dan rating oleh
seluruh peserta diskusi RS atau Fasyankes . Bobot merupakan gambaran tingkat
kepentingan dari setiap parameter dalam aspek kelemahan maupun kekuatan. Penentuan
21
bobot dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan antara satu parameter
dengan parameter yang lain dalam setiap aspek kelemahan dan kekuatan.
1. Pemberian Pembobotan Faktor Lingkungan Internal
Dalam pemberian bobot Faktor Lingkungan Internal RS atau Fasyankes ditentukan
sebagai berikut:
a. Bobot 1 berarti parameter yang dimaksud sedikit penting;
b. Bobot 2 berarti parameter yang dimaksud agak penting;
c. Bobot 3 berarti parameter yang dimaksud penting;
d. Bobot 4 berarti parameter yang dimaksud sangat penting.
22
Bobot Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kekaryawanan dan
jenjang karier bagi setiap
karyawan
7 Peralatan medis sesuai -3 -3 -3 -1 -4 -3 -4 -3 -2 -3 -29 0.13
standar minimal Klinik
8 Peralatan penunjang -2 -2 -2 -1 -4 -3 -4 -2 -2 -2 -24 0.11
medis
9 Sistem Informasi Klinik -3 -3 -2 -4 -4 -3 -4 -2 -1 -3 -29 0.13
(SIK)
TOTAL -224 1
B KEKUATAN
1 Luas dan lokasi lahan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
yang sesuai dengan 4 0.11
persyaratan Klinik
2 Ketersediaan dana sesuai 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 35 0.10
kebutuhan
3 Visi, Misi, dan Tata Nilai
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 0.10
(Prilaku Budaya
Organisasi)
4 Operasionalisasi 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 35 0.10
perencanaan
5 Kuantitas, kompetensi
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 0.11
dan komitmen Dokter
(Medis)
6 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36 0.10
dan komitmen Tenaga
Keperawatan
7 Kuantitas, kompetensi
4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 0.10
dan komitmen Tenaga
Kesehatan Lain
8 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 32 0.09
dan komitmen Tenaga
Administrasi
9 Produk/jasa pelayanan 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 36 0.10
unggulan
10 Kerjasama dengan pihak
ketiga 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 0.10
(asuransi/perusahaan/BPJ
S)
TOTAL 364 1
23
2. Pemberian Rating Faktor Lingkungan Internal
Setelah menentukan bobot, seluruh peserta diskusi selanjutnya diminta untuk
memberikan penilaian rating untuk setiap parameter. Rating merupakan gambaran
tingkat penilaian terkait seberapa lemah dan seberapa kuat suatu parameter dalam
kondisi internal organisasi. Nilai rating untuk kelemahan bersifat negatif dan nilai
rating untuk kekuatan bersifat positif. Dalam hal ini, pemberian rating ditentukan
sebagai berikut:
24
Rating Penilai Orang Ke-
No Parameter ∑ Rating
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Sistem Manajemen -3 -2 -3 -2 -3 -3 -3 -4 -2 -1 -26 -26
Klinik, dan Keuangan
6 Ada kurikulum
peningkatan status
kekaryawanan dan -3 -2 -3 -3 -3 -4 -3 -3 -1 -3 -28 -28
jenjang karier bagi
setiap karyawan
7 Peralatan medis sesuai
standar minimal -3 -3 -3 -1 -4 -3 -4 -3 -2 -3 -29 -29
Klinik
8 Peralatan penunjang -2 -2 -2 -1 -4 -3 -4 -2 -2 -2 -24 -24
medis
9 Sistem Informasi -3 -3 -2 -4 -4 -3 -4 -2 -1 -3 -29 -29
Klinik (SIK)
B KEKUATAN (strength)
1 Luas dan lokasi lahan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
yang sesuai dengan 4 40
persyaratan Klinik
2 Ketersediaan dana 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 35 35
sesuai kebutuhan
3 Visi, Misi, dan Tata
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 38
Nilai (Prilaku Budaya
Organisasi)
4 Operasionalisasi 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 35 35
perencanaan
5 Kuantitas, kompetensi 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 39
dan komitmen Dokter
6 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36 36
dan komitmen Tenaga
Keperawatan
7 Kuantitas, kompetensi
4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35 35
dan komitmen Tenaga
Kesehatan Lain
8 Kuantitas, kompetensi
3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 32 32
dan komitmen Tenaga
Administrasi
9 Produk/jasa pelayanan 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 36 36
unggulan
10 Kerjasama dengan
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 38
pihak ketiga (asuransi/
perusahaan/BPJS)
25
3. Pemberian Skor Faktor Lingkungan Internal
Setalah diketahui nilai bobot dan rating untuk setiap parameter, selanjutnya
dihitung skor setiap parameter yang merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dan
nilai rating. Berikut adalah hasil perhitungan skor untuk setiap parameter dalam aspek
kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) sebagai hasil analisis kondisi internal RS
atau Fasyankes.
26
No Parameter Bobot Rating Skor
10 Kerjasama dengan pihak ketiga 0.10 38 3.97
(asuransi/perusahaan/BPJS)
SKOR RATA-RATA KELEMAHAN 3,65
Dari hasil perhitungan berdasarkan Tabel 3.9. di atas, diketahui bahwa hasil
penjumlahan skor ancaman (-2,49) dan skor peluang (3,72), memeperoleh nilai positif
sebesar 1,23. Sedangkan hasil penjumlahan skor kelemahan (-2,87) dan skor kekuatan
(3,65), diperoleh nilai positif 0,78. Apabila nilai posisi tingkat daya saing 1,23 dan nilai
posisi tingkat kekuatan 0,78 digambarkan dalam Diagram Kartesius, maka posisi RS atau
Fasyankes adalah sebagai Gambar 3.1 berikut ini.
27
O
O = 3,72
2
0,78 ; 1,23
1
W = -2,87 S = 3,65
W S
-3 -2 -1 0 0 1 2 3
-1
-2
T = -2,49
-3
T
Gambar 3.1. Contoh Posisi Organisasi Dalam Diagram TOWS
Diagram TOWS terbagi menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran S-O, W-O, S-T, dan W-
T. Kuadran yang menjadi posisi organisasi akan menentukan strategi yang cocok untuk
diterapkan dalam pengembangan organisasi. Kuadran S-O mendukung strategi agresif,
kuadran W-O mendukung strategi turn-around, kuadran S-T mendukung strategi
kompetitif, dan kuadran W-T mendukung strategi defensif.
28
d. Klik More line Chart > pilih gambar Chart X Y (scatter)
29
Gambar 3.3. Batas Minimun dan Maximum Sumbu Y
30
a. Klik Kanan “Vertical (value) Axis” > pilih Format Major Gridline, akan keluar
“Major Gridline Option”
b. Pilih “Solid line” > pilih Color > klik tanda panah untuk memilih warna
c. Pilih “Width” untuk menentukan ketebalan garis yang diinginkan > tekan enter.
d. Klik Kanan “Horizontal (value) Axis” > pilih Format Major Gridline, akan keluar
“Major Gridline Option”
e. Pilih “Solid line” > pilih Color > klik tanda panah untuk memilih warna
f. Pilih “Width” untuk menentukan ketebalan garis yang diinginkan > tekan enter.
g. Untuk menebalkan garis pada sumbu X Y, dapat mengikuti instruksi yang sama
dari nomor 1 s.d. 6.
31
Gambar 3.6. Penebalan Garis Horizontal
32
Gambar 3.8. Penebalan Garis Pada Sumbu Y
33
Gambar 3.9. Penebalan Garis Minor Vertical dan Horizontal
34
Gambar 3.11. Diagram Y Series Versi Diagram SWOT
35