Anda di halaman 1dari 6

A.

Analisis Lingkungan Usaha


Analisis lingkungan usaha terdiri dari analisis situasi dan analisi diri. Analisis situasi lebih
cenderung pada lingkungan eksternal yaitu kondisi lingkungan dimana akan diselenggarakan
usaha tersebut. Analisis diri lebih mennganalisi pengenalan kemampuan usaha sendiri dan
sumber daya yang dimiliki. Pemetaan lingkungan eksternal dan internal tersebut dapat
menunjukan seberapa besar kekuatan yang merupakan peluang dan juga kelemahan yang akan
mengancam pengembangan praktik. Pada umumnya analisis lingkungan dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT.
Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara studi kelayakan dan analisis lingkungan
usaha. Studi kelayakan lebih menekankan pada aspek kelayakan secara ekonomi dan sosial,
dimana hasil penilaiannya digunkan untuk melihat apakah usaha tersebut layak dilakukan.
Sedangkan analisis lingkungan dilakukan setelah satu usaha dipastikan dapat diwujudkan dan
dianggap layak secara sosial ekonomis. Penilaian dan pelaksanaan analisi lingkungan usaha
digunakan untuk memposisikan dimana letak praktik tersebut dimana jenis usaha telah hadir
terlebih dahulu.

Analisis Lingkungan Eksternal


Berguna untuk menganalisis kekuatan-kekuatan makro seperti kondisi demografi,
perkembangan ekonomi dan teknologi, stabilitas politik, kepastian hokum dan pengaruh
perubahan sosial budaya yang dapat mempengaruhi usaha. Dalam analisis lingkungan eksternal
dimasukan pula pengamatan terhadap perilaku pelaku-pelaku di lingkungan mikro, termasuk
dalam kelompok ini adalah pasien, usaha pesaing, saluran pelayan dan penyediaan kebutuhan
obat-obatan, bahan baku dan suku cadang.

Analisi lingkungan eksternal berguna untuk melihat sejauh mana kekuatan praktik untuk
bertahan, bertumbuh, dan memperoleh keuntungan di tengah pesaing jasa pelayanan kesehatan,
informasi eksternal umunya meliputi :
1. Karateristik dan kelompok pasar sasaran, mencakup perilaku konsumsi masyarakat
terhadap jasa pelayanan kesehatan, tingkat kemudahan memasuki pasar dan kemampuan
pasar melakukan penyesuaian terhadap perubahan keadaan.
2. Segmen pasar dianggap paling potensial dan sesuai dengan misi, tujuan, dan target
praktik tersebut dan seberapa besar kemampuan pasar.
3. Praktik lain yang menjadi pesaing, mencakup berapa banyaknya pesaing, kemampuan
sumber daya yang dimiliki dan strategi pemasaran.
4. Kebijakan pemerintah tentang jasa kesehatan, misalnya apakah memberlakukan peraturan
secara ketat, menetapkan standar pelayanan dan tarif.
5. Perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan, sejauh mana
masyarakat memerlukannya serta apakah kemajuan tersebut dianggap mendesak untuk
digunakan.
6. Pergeseran kependudukan yang mungkin terjadi, misalnya sejauh mana tingkat
pertumbuhan penduduk yang membutuhkan pelyanan kesehatan.
7. Kondisi perekonomian daerah, regional, nasional baik secara makro maupun mikro,
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
8. Kemudahan untuk memperoleh obat, bahan baku obat-obatan dan suku cadang yang
dibutuhkan untuk kredibilitas dan daya saing DPS tersebut.
9. Hambatan lan yang mungkin menghambat dan mengancam usaha tersebut, misalnya
polusi di lokasi DPS.

Analisis Lingkgan Internal


Analisis lingkungan internal dalah pengambaran profil usaha praktik tersebut. Faktor internal
terbagi 2 yaitu, kemampuan manajemen fungsionl meliputi lokasi usaha, strategi pemasaran,
kemampuan permodalan (keuangan), mnajemen operasional, kualitas dan kuantitas SDM, serta
pengembangan sistem informasi.

Analisis lingkungan internal digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan praktik,


mengembangkan diri di masa depan, setelah melihat pertumbuhan yang dicapainya. Dengan
menghubungkan masing-masing variabel tersebut, akan dengan mudah menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal praktik, sehingga dapat disusun prioritas dan penjadwalan rencana
pengembangan atau sebaliknya pembenahan manajemen praktik.

Informasi internal praktik umumnya meliputi pemetaan tentang :


1) Lokasi praktik apakah masih dianggap menjadi kekuatan, karena nyaman dilalui
kendaraan umum dan prasarana jalannya masih terawatt atau masih jadi titik lemah
karena telah berubah menjadi kawasan yang polusi dan berisik.
2) Strategi pemasaran praktik yang telah dijalankan pakah mampu mencapai target dan
sasaran yang diinginkan dan apakah diperlukan suatu terobosan terbaru.
3) Kemampuan permodalan yang mengambarkan apakah pakah praktik berada pada tingkat
survival, growth atau profitability.
4) Tingkat laba praktik apakah mencapai tarif memenuhi kewajiban terhadap penyandang
dana tau telah cukup digunakan untuk diserfikasi pelyaran yang baru.
5) Kemampuan operasional praktik apakah telah mampu memberikan kepuasan pada

masyarakat sehingga pasien menjadikan praktik sebagai pilihan untuk pelayanan

kesehatannya atau baru menjadi salah satu alternative saja.

6) Kebijakan usaha yang ditetapkan mampu menjawab perubahan situasi eksternal sehingga

menempatkannya pada kondisi yang selalu mampu bertahan dan bertumbuh ditengah

iklim persaingan yang sehat dan terbuka.

B. Analisis Swot
Hasil uraian lingkungan eksternal dan internal akan digunakan sebagai analisis lingkungan
dengan menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT tidak hanya digunakan pada
awal usaha praktik, tetapi secara berkala dan berkesinambungan dilakukan untuk memetakan
kondisi praktik tersebut setiap kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, apabila seluruh tahap
telah dilakukan, maka tahap terakhir; yaitu tahap pemberian umpan balik dan pengendalian
juga dilakukan dengan melakukan analisis SWOT. Dengan tersedianya informasi lingkungan
eksternal dan internal, maka dapat diketahui
1. Apa kekuatan (strength) praktik yang mendukung usaha mencapai sasaran.

2. Apa kelemahan (weakness) praktik yang membatasi usaha mencapai sasaran.

3. Adakah peluang (opportunity) praktik yang mengembangkan usaha pelayanan kesehatan.

4. Adakah ancaman (treat) praktik yang membahayakan upaya pelayanan kesehatan.


Praktik akan mampu bertahan jika kekuatan praktik lebih dari kelemahannya, oleh karena

itu strategi yang dikembangkan harus mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada dan

menghilangkan ancaman usaha yang ada disekitarnya. Pada dasarnya terdapat hubungan

lurus antara kekuatan dan peluang serta antara kelemahan dan ancaman. Kekuatan akan

menciptakan peluang, sebaliknya kelemahan akan menciptakan ancaman.

Penguraian kekuatan dan kelemahan harus didasarkan kondisi objektif sehingga

konteksnya adalah yang terjadi sekarang. Sedangkan peluang dan ancaman lebih bersifat

kondisi masa depan berdasar prediksi yang dilakukan pada saat pengamatan yang dilakukan.

Jadi dapat dikatakan tercapai tidaknya tujuan praktik tergantung dari lingkungan makro

dan mikro serta manajemen dan budaya dan organisasi praktik tersebut. Empat hal pokok

tersebut dapat dijelaskan dalam masing-masing unsurnya, untuk kemudian dijadikan acuan

melakukan penjabaran dan contoh SWOT seperti disajikan dalam Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Analisis SWOT


Setelah dilakukan penjabaran kondisi eksternal dan internal apakah hal tersebut

merupakan kekuatan atau kelemahan praktik, serta pengaruhnya untuk menjadi peluang atau

ancaman praktik, kemudian dilakukan analisis SWOT dengan menempatkan hasil yang telah

dijabarkan dalam Tabel 1 ke dalam bentuk diagram analisis SWOT sebagaimana terlihat

dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT

Posisi akhir dari pemetaan SWOT, akan memempatkan praktik dalam salah satu

kotak dari diagram diatas. Gambaran 4 kotak searah jarum jam, menunjukkan kondisi dari

memiliki peluang usaha besar, keunggulan kekuatan, penuh tantangan dan kondisi lemah.

Dalam masing-masing kondisitersebut, untuk mengembangkan praktik harus digunakan

dengan strategi yang sesuai. Ketetapan penerapan strategi tersebut, akan sangat menentukan

kemajuan atau kemunduran praktik.

Anda mungkin juga menyukai