STUDI KELAYAKAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok 8 Kelas A Kelompok 7 Kelas B
Carmelita Dissa Wardhani 1406525016 Aldi Putra Madya 1406524833
Elda Yulia Mamora Siregar 1406525180 Budi Utami Wibawani 1406525003
Gadis Meilia Paramita 1406525275 Dessy Dian Septysari 1406525110
Hafifah Frawita 1406525281 Inayatun Ilaahiyah 1406598831
Idam Titis Permana 1406525306 Jordan Ricky Tanuwijaya 1406525350
Jodi Tiara Rahmania 1406525344 Ratna Choirunnisa 1406525672
Marianne Wiguna 1406525436 Sani Zakkia Alawiyah 1406525823
Widya Dwi Aryati 1406525994 Widyo Budilaksono 1406526006
Dita Tri Mahliga 1406598781
BAB I
PENDAHULUAN
Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya atau barang
yang diperdagangkan terdiri dari perbekalan kefarmasian, yang meliputiobat dan
bahan obat, serta perbekalan kesehatan. Apotek juga merupakan tempat tertentu,
tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek mempunyai dua fungsi
yaitu pelayanan kesehatan dan bisnis.
Apotek adalah bisnis, sedangkan profesi apoteker sebagai penanggungjawabnya
adalah bentuk pelayanan kesehatan. Cara untuk mewujudkan sinergi yang baik dari
segi bisnis dan pelayanan salah satunya adalah dengan membentuk apotek sebagai
tempat yang nyaman, leluasa, serta ramah dengan pasien atau customer. Ramah,
leluasa, dan nyaman ini adalah sebuah personifikasi dari tata letak, pencahayaan,
serta tata ruang apotek sehingga pengunjung,yang bisa saja bukan pasien atau
customer, melainkan pengantar atau keluarga, menjadi betah dan merasa “diterima”
dengan baik.
Perusahaan yang baik harus senantiasa memperhatikan manajemen
perusahaannya untuk mengimbangi perkembangan dunia bisnis yang semakin
kompetitif. Perusahaan memerlukan sistem manajemen yang didesain sesuai dengan
tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan begitu perusahaan akan mampu
bersaing dan berkembang dengan baik
Era globalisasi memungkinkan customer bebas memilih apotek mana yang
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, profesional dengan harga bersaing,
sehingga strategi dan kinerja apotek pun harus berorientasi pada keinginan customer
tersebut. Diterapkannya pengukuran kinerja dengan menggunakan perspektif
keuangan dan customer diharapkan mampu menjawab tuntutan dan tantangan zaman.
Evaluasi kinerja apotek dengan menggunakan perspektif customer dan
keuangan merupakan suatu kerangka kinerja baru yang mewakili penilaian non
keuangan dan keuangan. Ukuran financial untuk melihat kinerja perusahaan di masa
2
lalu sedangkan untuk mendorong kinerja dimasa depan salah satunya digunakan
ukuran customer. Ukuran financial tradisional hanya menjelaskan berbagai peristiwa
masa lalu dan tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang
harus dilalui perusahaan informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui
investasi yang ditanamkan pada customer.
3
BAB II
ISI
2.2 Tujuan
Tujuan dari studi kelayakan adalah:
1) Bagaimana cara membuat studi kelayakan pendirian sebuah apotek.
2) Aspek-aspek apa saja yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan
pendirian sebuah apotek.
3) Kapan suatu studi kelayakan pendirian sebuah apotek dapat dikatakan layak
atau tidak layak untuk dilaksanakan.
4) Bagaimana cara membuat analisis break even point dalam studi kelayakan
pendirian sebuah apotek.
Menguntungkan
Gagasan
2.3.5 Pelaksanaan
Untuk melaksanakan pekerjaan harus ada format yang berisi tentang:
Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi
Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya
Strategi yang akan digunakan untuk mengubah kondisi yang ada saat
ini (current condition) menjadi kondisi di saat yang akan (future
condition) datang dalam suatu periode waktu tertentu. Strategi Manajemen
mengenai visi atau mengenai cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau
pemiliknya, misi adalah beban tugas utamanya, strategi merupakan siasat
untuk mencapai tujuan, program kerja yaitu cara-cara untuk memperoleh
sasaran dan standar prosedur operasional (SPO) adalah tata cara (langkah-
langkah) melaksanakan suatu kegiatan dan berlaku sebagai peraturan.
Dimana:
Q =Potensi pasar
n = Jumlah Pembeli
P = Harga rata-rata barang
Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau
yang akan menjadi sasaran pemasaran.Dalam suatu studi kelayakan,
pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk,
pemilihan lokasi apotek, disain interior dan exterior gedung performans
karyawan dan kualitas pelayanan.
dengan lokasi yang strategis adalah dekat dengan konsumen, dekat dengan
supplier prospek pasar besar, mudah dikembangkan, aman dan nyaman.
Jarak lokasi dengan supplier
Relatif dekat dan mudah dicapai. Dengan adanya supplier yang dekat
dengan tempat bisnis, maka biaya pengiriman barang akan berkurang,
sehingga pengeluaran apotek untuk jasa penyediaan barang dari supplier
dapat dikurangi dan lebih efektif. Hal ini berlaku untuk apotek yang
memiliki lokasi jauh dari pusat kota, untuk apotek di pusat kota hal ini
tidak terlalu berpengaruh karena relatif dekat dengan supplier.
Jarak lokasi dengan domisili konsumen
Relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai macam jenis alat
transportasi.
Bentuk serta luas lahan dan bangunan
Mudah untuk mengembangkan usaha, seperti membuka klinik atau lab
Kenyamanan dan keamanan
Daerah sekitar apotek bersih, tidak macet dan sempit serta tingkat
kriminalitas rendah. Dengan demikian, konsumen merasa aman dan
nyaman untuk berkunjung ke apotek.
Prospek pertumbuhan pasar
Prospek pertumbuhan pasar relative cepat dan besar yaitu data jumlah
konsumen dan daya beli (income per kapita) relatif tinggi.
informasi) serta dana untuk kebutuhan modal kerja, untuk aktiva lancar (kas,
rekening di bank, membeli barang dagangan). Pertimbangan pemilihan
sumber dana ialah dipilih berdasarkan biaya yg paling efisien, masa tenggang
hingga payback periode lebih lama, adapun pilihan sumber dana ialah modal
pemilik perusahaan, bank, investor, dan lembaga non-bank/leasing.
Metode analisis keuangan antara lain:
a. Metode analisis payback period (PP)
Analisis payback period adalah pengukuran periode yang
diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash
investmen) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan
diterima.
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝐼𝑁𝑉𝐸𝑆𝑇𝐴𝑆𝐼 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐾𝐴𝑆 𝑀𝐴𝑆𝑈𝐾 𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝐻𝑈𝑁
Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga pinjaman, maka
perlu dilakukan pengecekan kembali apakah ada modal yang
terlalu besar atau investasi yang kurang tepat.
∆ = NPV2 − NPV1
Besaran IRR:
Keterangan FC
FC = biaya tetap (Fixed Cost)
BEP =
VC = biaya-----------------------------
variabel per unit (Variable Cost)
P = Harga jual per unit (Price)
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000.
Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas
produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
STUDI KELAYAKAN
APOTEK Oleh Kelompok 8
Kelas A:
MERUYUN
Carmelita Dissa Wardhani
1406525016
Elda Yulia Mamora Siregar 1406525180
Gadis Meilia Paramita 1406525275
Hafifah Frawita 1406525281
Idam Titis Permana 1406525306
Jodi Tiara Rahmania 1406525344
Marianne Wiguna 1406525436
Widya Dwi Aryati 1406525994
Dita Tri Mahliga 1406598781
21
Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu tempat pengabdian profesi apoteker yang
diharapkan dapat memiliki keseimbangan antara aspek sosial dan aspek bisnis.
Aspek sosial yaitu memberikan pelayanan kesehatan degan cara menyediakan
obat yang dibutuhkan masyarakat, memberikan informasi, dan monitoring
pengobatan. Sedangkan, aspek bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Melihat persaingan bisnis apotek yang ketat maka kami mencoba mencari cara
agar bisnis apotek kami dapat menarik bagi masyarakat untuk menjadi pelanggan
tetap apotek kami. Salah satunya dengan cara mendirikan apotek dengan
persediaan obat yang lengkap dan memberikan pelayanan pemesanan via online
serta jasa antar obat ke rumah konsumen.
Tujuan
Apotek Meruyung didirikan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Sebagai sarana bagi apoteker untuk memberikan pelayanan kesehatan
b. Menyediakan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
c. Memberikan pelayanan informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara tepat dan rasional
Visi
Visi Apotek Meruyung adalah:
a. Menjadi apotek pilihan utama bagi masyarakat di sekitar apotek dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan.
b. Memiliki pelayanan kefarmasian yang berkualitas, terpercaya, dan
memuaskan konsumen.
Misi
Misi dari Apotek Meruyung adalah:
a. Menyediakan obat-obatan yang memenuhi persyaratan izin edar (syarat
efikasi, mutu, dan keamanan)
22
Strategi
Pencapaian visi dari Apotek Meruyung ditunjang dengan strategi yang antara
lain:
a. Memiliki persediaan obat yang lengkap
b. Melakukan promosi lewat media sosial dan internet
c. Menyediakan jasa konseling
d. Melakukan monitoring pasien dengan telepon, terutama untuk penyakit kronis
e. Menyediakan fasilitas yang nyaman, yaitu
- Ruang tunggu yang dilengkapi AC
- Menyediakan fasilitas TV
- Tempat duduk yang nyaman
- Koran dan majalah kesehatan
- Tempat parkir yang luas
f. Ruangan yang bersih dan pencahayaan yang baik
g. Bekerja sama dengan praktek dokter
h. Menerima pelayanan pemesanan via online
i. Memberikan jasa pelayanan antar obat
j. Merancang SOP (standar operating procedure) dan standar organisasi kerja
k. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek
Lokasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi untuk usaha
baru, antara lain ialah denah lokasi terkait dengan posisi lokasi usaha yang strategis,
data pendukung meliputi kepadatan penduduk, tingkat sosial ekonomi, fasilitas
pelayanan kesehatan, dan jumlah pesaing. Selain itu, perlu dilakukan pula survey
23
terhadap data atau alamat apotek kompetitor, data klinik dokter, dan data jumlah
penduduk.
Apotek ini dinamakan Apotek Meruyung disesuaikan dengan nama jalan letak
apotek. Hal ini bertujuan agar membuat apotek lebih dikenal karena terdengar
familiar. Selain itu, penggunaan nama jalan akan mempermudah masyarakat untuk
mengingat letak apotek karena telah mengenal daerah setempat. Lokasi yang dipilih,
Jalan Raya Meruyung, merupakan kawasan padar penduduk dan jalan alternatif
Jakarta-Depok.
Gambar 2.1. Denah lokasi tempat usaha yang akan ditempati beralamat di
Jalan Raya Meruyung 34, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok .
24
Data Pendukung
Kepadatan Penduduk
Jalan Raya Meruyung berada di Kecamatan Limo dengan luas 11,91 km 2
dengan jumlah penduduk 116.250 dan kepadatan 5.878. Kecamatan Limo merupakan
5 kecamatan terpadat di Depok. Apotek berada di kawasan padat penduduk yang
dekat dengan sekolah, perumahan, perbankan dan perkantoran, pertokoan, dan
tempat wisata.
Berikut merupakan tabel data jumlah penduduk berdasarkan Data
Kependudukan Puskesmas Kesehatan Grogol Depok tahun 2008.
Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan paling banyak terdapat di Kelurahan Grogol
dibandingkan Kelurahan Meruyung. Fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
sekitar lokasi tempat usaha sangat beragam, antara lain Rumah Sakit, Klinik Bidan,
Puskesmas, Apotek, dan Toko Obat.
26
2 Apotek Lafinia Farma Jalan Grogol Raya No. 80 C Depok (4,4 km)
3 Toko Obat Cendrawasih Jalan Meruyung Raya No. 489 Limo (100 m)
4 Toko Obat Sumber Jalan Pramuka Raya No. 80 Grogol Depok (5,4 km)
Sehat
Rumah sakit yang berada pada radius kurang dari 10 km dari lokasi, ialah
RSIA As-syifa Kec. Limo, RSUD Depok Kec. Sawangan, RS Puri Cinere di Kec.
Cinere. Fasilitasn pelayanan dasar yang berada disekitar lokasi tempat usaha, antara
lain Puskesmas Grogol, Posyandu Meruyung, dan Klinik Bidan Bertha di Jalan Raya
Meruyung. Sedangkan, fasilitas pelayanan kefarmasian baik resep maupun non-resep
di area yang sama, yaitu Apotek Fahira di Kel. Krukut, Apotek Lafinia Farma Kel.
Grogol, Apotek Syifa Farma Kelurahan Meruyung, Toko Obat Cendrawasih Kel.
Meruyung, dan Toko Obat Sumber Sehat Kel. Grogol.
No Nama Alamat
Jalan Cinere 9, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas (1,5
1 RSIA Asy-Syifa
km)
2 RSUD Depok Jalan Muhtar Sawangan, Depok (3,8 km)
3 RS Puri Cinere Jalan Maribaya Blok F2 Pangkalan Jati, Cinere (7,7 km)
Jalan Raya Grogol RT. 01/01 Kel.Grogol, Kec. Limo (4,2
4 Puskesmas Grogol
km)
Posyandu
5 RW 09 Kelurahan Meruyung, Depok
Meruyung
Klinik Bidan
6 Jalan Meruyung, Kec. Limo, Depok
Bertha
27
Pangsa Pasar
Pesaing dari Apotek Meruyung adalah 2 apotek dan 2 toko obat sehingga
pangsa pasar dari Apotek Meruyung cukup menjanjikan. Target resep yang diperoleh
adalah 45 resep per hari.
29
Apoteker
Pendamping
Asisten Apoteker
1. Modal
a. Perlengkapan Apotek : Rp 35.000.000,00
b. Sewa tempat : Rp 150.000.000,00
c. Biaya perizinan : Rp 2.000.000,00
d. Modal operasional : Rp 50.000.000,00
Jumlah Rp 237.000.000,00
APA Rp 3.000.000,00
Apoteker Pendamping Rp 2.500.000,00
Asisten apoteker (2) @ Rp 1.750.000,00 Rp 3.500.000,00
Pembantu umum Rp 1.000.000,00
Kasir Rp 1.500.000,00
Gaji pertahun termasuk THR (1 x gaji) Rp 149.500.000,00
b. Biaya lain-lain
Total investasi
Modal Rp 237.000.000,00
Total Biaya Rutin Rp 167.500.000,00
Total Rp 404.500.000,00
Pemasukan
Resep (indeks penjualan 1,3) Rp 1.404.000.000, - (90%)
FC
167.500.000
BEP 1 BEP =
1− -----------------------------
1,28
=
BEP = Rp 765.714.285,-/tahun
Laba kotor = 21, 88% x Rp 765.714.285,-
= Rp 167.538.285,-
𝑅𝑝 404.500.000
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = = 2,33 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑝 173.828.000
Kesimpulan :
Payback Periode yang diperoleh waktunya < dari maksimum payback
periode yang ditetapkan, maka proyek dikatakan layak dilaksanakan.
b). Return on Investment (ROI)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑅𝑝 173.828.000
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥100% = 42,97 %
𝑅𝑝 404.500.000
Kesimpulan: ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek
dikatakan layak dilaksanakan.
36
STUDI
Oleh Kelompok 7
KELAYAKAN
Kelas B:
Aldi Putra Madya 1406524833
APOTEK
Budi Utami Wibawani 1406525003
Dessy Dian Septysari 1406525110
Inayatun Ilaahiyah 1406598831
Jordan Ricky Tanuwijaya 1406525350
Ratna Choirunnisa 1406525672
Sani Zakkia Alawiyah 1406525823
Widyo Budilaksono 1406526006
37
Apotek Fiona
studi kelayakan pendirian uaha apotek. Dari analisa SWOT, kita bisa mengetahui sisi
positif dan sisi negatif yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi apotek.
2.1 Strength (Kekuatan)
Aspek kekuatan dari lokasi yang penulis antara lain:
Terletak di Jalan H. Asmawi yang ramai dan tepat di daerah perdagangan
Kukusan Raya/Beji
Lokasi dilewati angkutan umum
Dekat dengan Rumah Sakit Grha Permata Bunda, praktik dokter
perorangan praktik dokter bersama, bidan, SMK Farmasi, dan perumahan
penduduk
Apoteker selalu tersedia selama jam operasional
Aman karena dekat dengan Polsek Beji
d. Jalan sering padat merayap pada pagi (7.00-10.00) dan sore hari (17.00-
19.00)
Untuk informasi dokter dan bidan yang membuka praktik di sekitar Apotek Fiona
dapat dilihat dalam daftar berikut:
a. drg. Prisa
b. dr. Andre Arieska
c. drg. E. R. Savitrie
d. dr. Rifki Hasbiandra
e. dr. M. Saifullah Yusuf
f. dr. Liling Budiman
g. dr. Zulkarnain Prakoso
h. Bidan: Masniari S., Amd. Keb
Untuk informasi mengenai sarana pendukung usaha Apotek Fiona antara lain:
a. RS. Grha Permata Bunda (Jl. K. H. M. Usman, Kukusan, Beji, Depok)
b. SMK Farmasi Harapan Massa (Komplek Depok Indah II, Beji, Depok)
c. Gabungan Praktik Dokter Shafa Marwa (Jalan H. Asmawi)
alat kesehatan, dan toko herbal yang ada di sepanjang Jalan Kukusan Raya
beserta kondisinya masing-masing:
a. Apotek K-24: Apotek franchise, ada 2 apotek K-24 di sepanjang kukusan
raya, fasilitas lengkap, obat yang tersedia sangat lengkap dan buka selama 24
jam, tetapi tidak menyediakan obat generik sehingga tidak terlalu ramai
konsumennya
b. Apotek Kimia Farma: Apotek franchise, sudah terkenal, ada praktik dokter
bersama, buka sampai jam 22.00, dan juga menyediakan obat generik
c. Apotek Shafa Marwa: Parkir luas, tetapi usahanya mulai meredup karena
ragam obat yang dijual sangat terbtas sehingga bisa diabaikan sebagai
kompetitor yang berpengaruh
d. Apotek Beji: Parkir luas, apoteker selalu tersedia, lokasi tepat di lampu merah
(menyulitkan mobil untuk parkir), usahanya mulai meredup, bangunan lusuh,
sering terkena macet
e. Apotek Roxy: Apotek Franchise, terkesan “wah”, ada praktik dokter bersama
f. Toko Alat Kesehatan Dwinika: Alat kesehatan yang tersedia cukup lengkap
dan harganya rasional. Lokasinya tepat di tikungan pintu masuk Perumnas
Depok dan parkir kendaraan terbatas sehingga menyulitkan pelanggan yang
datang menggunakan mobil
3. Survei Pasar
Setelah melakukan analisa SWOT, penulis melakukan survei ke beberapa apotek
yang ada di sepanjang Jalan Kukusan Raya. Hanya beberapa apotek saja yang mau
memberikan informasi kepada penulis (Apotek Nusantara Jaya, Apotek Sofa Marwa,
dan Apotek Kimia Farma). Oleh karena itu, informasi yang penulis dapatkan tidak
terlalu banyak. Berikut informasi yang penulis peroleh dari survei yang dilakukan:
a. Rata-rata tiap apotek yang disurvey mendapatkan 25 resep dengan nominal
Rp 70.000,00 setiap hari
b. Obat resep yang ditebus pada umumnya adalah obat generik (70%)
c. Penjualan obat OTC (over the counter) di wilayah ini dapat dikatakan tinggi
d. Transaksi obat di apotek paling banyak adalah saat jam pulang kantor (di atas
pukul 16.00)
Gambar 5. Penulis Ketika Melakukan Survei di Apotek K-24 (Kiri) dan Apotek
Kimia Farma (Kanan)
beranggotakan tiga orang (apoteker, asisten apoteker, dan kasir). Berikut struktur
organisasi Apotek Fiona saat awal didirikan:
– Sarana penunjang
Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-
Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,
Meja kerja : Rp 500.000,-
Meja racik : Rp 300.000,-
Lemari narkotik : Rp 500.000,-
Wastafel : Rp 150.000,-
Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-
Mesin kasir : Rp 1.000.000,-
Peralatan administrasi : Rp 500.000,-
Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-
Telepon : Rp 500.000,-
Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-
Kulkas : Rp 1.500.000,-
Dispenser : Rp 250.000,-
Kipas angin : Rp 200.000,-
Plang nama apotek +
buku wajib farmasi : Rp 500.000,-
TOTAL : Rp20.000.000,-
46
– Modal kerja
Barang dagangan : Rp 50.000.000,
(obat-obatan dan barang-barang lain)
TOTAL : Rp 50.000.000,-
Jumlah 1 1 1
• Biaya tetap
– Pengeluaran gaji pegawai : Rp 74.800.000,-
– Biaya pengelolaan pertahun : Rp 7.200.000,-
– TOTAL BIAYA TETAP : Rp 82.000.000,-
47
– Obat OTC
• Harga penjulan /hari : Rp. 1.000.000,-
• Harga penjulan /bulan : Rp. 26.000.000,-
• Harga penjulan /tahun : Rp. 312.000.000,-
• Persentase penjualan : 36 %
– TOTAL PENJUALAN : Rp. 858.000.000,-
c. Indeks Penjualan
• Indeks Penjualan Resep = Total Penjualan Resep x 1,3
Total Penjualan
= 546.000.000 x 1,3
858.000.000
= 0,83
• Indeks Penjualan OTC = Total Penjualan OTC x 1,2
Total Penjualan
= 312.000.000 x 1,2
858.000.000
= 0,44
Indeks Penjualan = 0,83 + 0,44 = 1,27
5. Laba Rugi
Indeks Penjualan : 1,27
Indeks Laba Total : 1,27 – 1 = 0,27
Laba kotor : 0,27 x 100%
1,27
: 21,26 %
: 21,26 % x Rp 858.000.000,-
: Rp. 182.409.453
Biaya Tetap : Rp. 82.000.000 -
Rp. 100.409.453
Pajak 10% : Rp. 10.040.945-
Laba Netto (Laba bersih) : Rp.90.368.508,-
49
Total investasi
= Rp 302.000.000,- x1
x 1 tahun
tahun Laba netto
Rp 90.368.508,-
= 3,34 tahun atau 3 tahun 4 bulan
= Rp.
Laba90.368.508,-
netto x 100%
Rp 302.000.000,- x100%
= Total investasi
29,92%
8. Perhitungan BEP
𝟏
BEP = 𝒙 𝑭𝒊𝒙 𝑪𝒐𝒔𝒕
𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑪𝒐𝒔𝒕
[ 𝟏−( 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆)]
𝟏
= [ 𝟏−(𝟏/𝟏,𝟐𝟕)] 𝒙 𝑹𝒑 𝟖𝟐. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, −
= Rp. 384.976.525,-
Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan sebanyak 12 resep per hari
51
BAB III
PENUTUP
DAFTAR ACUAN
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : Wira Putra Kencana. Hal :
196-199