Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS

STUDI KELAYAKAN

DISUSUN OLEH:
Kelompok 8 Kelas A Kelompok 7 Kelas B
Carmelita Dissa Wardhani 1406525016 Aldi Putra Madya 1406524833
Elda Yulia Mamora Siregar 1406525180 Budi Utami Wibawani 1406525003
Gadis Meilia Paramita 1406525275 Dessy Dian Septysari 1406525110
Hafifah Frawita 1406525281 Inayatun Ilaahiyah 1406598831
Idam Titis Permana 1406525306 Jordan Ricky Tanuwijaya 1406525350
Jodi Tiara Rahmania 1406525344 Ratna Choirunnisa 1406525672
Marianne Wiguna 1406525436 Sani Zakkia Alawiyah 1406525823
Widya Dwi Aryati 1406525994 Widyo Budilaksono 1406526006
Dita Tri Mahliga 1406598781

PROGRAM PROFESI APOTEKER 80


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
1

BAB I
PENDAHULUAN

Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya atau barang
yang diperdagangkan terdiri dari perbekalan kefarmasian, yang meliputiobat dan
bahan obat, serta perbekalan kesehatan. Apotek juga merupakan tempat tertentu,
tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek mempunyai dua fungsi
yaitu pelayanan kesehatan dan bisnis.
Apotek adalah bisnis, sedangkan profesi apoteker sebagai penanggungjawabnya
adalah bentuk pelayanan kesehatan. Cara untuk mewujudkan sinergi yang baik dari
segi bisnis dan pelayanan salah satunya adalah dengan membentuk apotek sebagai
tempat yang nyaman, leluasa, serta ramah dengan pasien atau customer. Ramah,
leluasa, dan nyaman ini adalah sebuah personifikasi dari tata letak, pencahayaan,
serta tata ruang apotek sehingga pengunjung,yang bisa saja bukan pasien atau
customer, melainkan pengantar atau keluarga, menjadi betah dan merasa “diterima”
dengan baik.
Perusahaan yang baik harus senantiasa memperhatikan manajemen
perusahaannya untuk mengimbangi perkembangan dunia bisnis yang semakin
kompetitif. Perusahaan memerlukan sistem manajemen yang didesain sesuai dengan
tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan begitu perusahaan akan mampu
bersaing dan berkembang dengan baik
Era globalisasi memungkinkan customer bebas memilih apotek mana yang
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, profesional dengan harga bersaing,
sehingga strategi dan kinerja apotek pun harus berorientasi pada keinginan customer
tersebut. Diterapkannya pengukuran kinerja dengan menggunakan perspektif
keuangan dan customer diharapkan mampu menjawab tuntutan dan tantangan zaman.
Evaluasi kinerja apotek dengan menggunakan perspektif customer dan
keuangan merupakan suatu kerangka kinerja baru yang mewakili penilaian non
keuangan dan keuangan. Ukuran financial untuk melihat kinerja perusahaan di masa
2

lalu sedangkan untuk mendorong kinerja dimasa depan salah satunya digunakan
ukuran customer. Ukuran financial tradisional hanya menjelaskan berbagai peristiwa
masa lalu dan tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang
harus dilalui perusahaan informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui
investasi yang ditanamkan pada customer.
3

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Apotek


Studi kelayakan apotek adalah suatu istilah yang menjelaskan tentang metode
penjajagan suatu apotek mengenai kemungkinan layak atau tidaknya atau untung atau
tidak untuk dilaksanakan. Tingkat keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh dua
faktor, yaitu:
 Faktor Internal
Faktor yang menggambarkan kemampuan sumber daya internal seperti
kecakapan manajemen, kualitas pelayanan, jenis dan keragaman produk
yang dijual, serta kualitas karyawan.
 Faktor Eksternal
Faktor yang menggambarkan lingkungan eksternal yang tidak dapat
dipastikan atau tidak dapat dikendalikan, seperti pertumbuhan pasar, jumlah
peasaing, jumlah pemasok dan perubahan peraturan. Sebalinya sebuah
apotek yang pendiriannya dipaksakan, meskipun menurut studi kelayakan
tidak layak dilaksanakan, bukannya peluang yang diperoeh, tetapi resiko
kerugian yang diperoleh.
Tata cara membuat studi kelayakan pendirian sebuah apotek meliputi seluruh
aspek seperti aspek manajemen, pasar, teknis dan keuangan. Adapun pihak-pihak
yang memiliki kepentingan dalam studi kelayakan yaitu:
 Pengusaha
Untuk dapat mengetahui apakah gagasan usahanya layak dilaksanakan atau
tida, karena dengan adanya studi kelayakan pengusaha dapat mengambil
peluang atau dapat menghindari resiko kerugian.
 Kreditor
Untuk dapat mengkaji apakah proyek tersebut pantas diberikan kredit atau
tidak. Meskipun ada faktor lain yang dijadian pertimbangan, seperti besarnya
4

nilai jaminan, bonfiditas pengusahanya dan tingkat hubungan kedua belah


pihak.
 Investor
Untuk dapat menganalisis apakah menanamkan modal pada proyek tersebut
dapat memberikan keuntungan atau tidak.

2.2 Tujuan
Tujuan dari studi kelayakan adalah:
1) Bagaimana cara membuat studi kelayakan pendirian sebuah apotek.
2) Aspek-aspek apa saja yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan
pendirian sebuah apotek.
3) Kapan suatu studi kelayakan pendirian sebuah apotek dapat dikatakan layak
atau tidak layak untuk dilaksanakan.
4) Bagaimana cara membuat analisis break even point dalam studi kelayakan
pendirian sebuah apotek.

2.3 Tahapan Studi Kelayakan


2.3.1 Penemuan Suatu Gagasan
Gagasan adalah sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin sekali
untuk dilaksanakan. Gagasa biasa muncul dari pemikiran seseorang dalam
suatu organisasi yang mempunyai keinginan untuk melakukan seusatu.
Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis haruslah memenuhi
kriteria sebagai berikut:
 Sesuai dengan visi dan misi organisasi
 Dapat menguntungkan organisasi
 Sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki organnisasi
 Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
 Aman untuk jangka panjang.
5

Menguntungkan

Sesuai dengan Sesuai dengan


sumber daya peraturan

Gagasan

Keuntungan > Sesuai dengan


Resiko visi dan misi

Gambar 1. Kriteria sebuah gagasan yang baik.

2.3.2 Penelitian Data Lapangan


Setelah gagasan dianalisis dan memberikan perspektif yang baik di masa
yang akan datang, maka gagasan tersebut disetujui untuk ditindaklanjuti
dengan penelitian di lapangan, data yang dibutuhkan antara lain:
 Data ilmiah: melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi
lingkungan eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti:
 Nilai strategis suatu lokasi
 Data kelas konsumen
 Peraturan yang berlaku di wilayah/ daerah tersebut
 Tingkat persaingan atau jumlah apotek yang sudah ada saat ini
 Data non ilmiah
Data yang diperoleh melalui intusi setelah melihat kondisi dan situasi
nlokasi di lingkungan sekitarnya.
6

2.3.3 Evaluasi Data Lapangan


Evaluasi data di lapangan dapat dilakukan dengan cara:
 Memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari:
 Data di sekitar lokasi (faktor eksternal)
Faktor eksternal meliputi kelas konsumen yang akan dilayani,
jumlah konsumen dan pendapatan per kapita per tahun, peraturan
tentang pegembangan tata kota di lokasi yang dipilih, jarak lokasi
yang dipilih dengan supplier, serta kondisi keamanan di sekitar
lokasi yang ditetapkan
 Data kemampuan sumber daya yang dimiliki (faktor internal)
meliputi kemampuang keuangan, tenaga kerja, ketersediaan barang
dagangan dan manajemen.
 Membuat usulan proyek
 Usulan proyek terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar
belakang dan tujuan.
 Anlisis teknis, meliputi kenutuhan tenaga apoteker dan asisten
apoteker, kebutuhan biaya untuk sarana apotek, kebutuhan untuk
sarana transportasi, kebutuhan biaya untuk pembuatan surat izin,
dan kebutuhan biaya untuk persediaan barang, kebutuhan jumlah
departemen/kelas terapi, jumlah kategori dan merek serta jumlah
SKU dari setiap mereknya harus disesuaikan dengan target pasar
yang dipilih, agar tidak mubadzir.
 Analisis pasar, meliputi bentuk pasar yang ada saat ini, prospek
potensi pasar dimasa yang akan datang, tingkat persaingan, tingkat
keamanan dan target konsumen yang menjadi sasaran.
 Analisis Manajemen, meliputi bentuk usaha apotek, funsi kegiatan
yang akan dikerjakan, jumlah dan kualifikasi kebutuhan tenaga
kerja, program kerja yang menjadi prioritas dalam mencapai sasaran
di tahun pertama, dan pembagian kerja untuk setiap karyawan.
7

 Analisis keuangan, meliputi jumlah biaya investasi dan modal kerja


yang dibutuhkan dan digunakan untuk keperluan pendirian apotek.
 Sumber pendanaan dapat diperoleh seperti dari bank atau dari
lembaga lain atau modal sendiri dan perbandingan tingkat efisiensi
dari bank, lembaga lain atau modal sendiri.
 Aliran kas untuk mengetahui gambaran rencana aliran kas selama
periode investasi serta upaya yang harus dilakukan untuk menjaga
aliran kas.

2.3.4 Rencana Pelaksanaan


Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu yang
berupa waktu dan anggaran biaya pelaksanaan untuk memulai pekerjaan
prioritas, dilakukan rencana pelaksanaan yang meliputi:
 Menediakan dana biaya investasi dan modal kerja
 Mengurus izin usaha apotek
 Membangun atau merehabilitasi gedung
 Merekrut karyawan
 Menyiapkan barang dagangan dan sarana perlengkapan apotek
 Memulai operasional

2.3.5 Pelaksanaan
Untuk melaksanakan pekerjaan harus ada format yang berisi tentang:
 Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
 Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi
 Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya

2.4 Aspek Penilaian Studi Kelayakan


2.4.1 Aspek Manajemen
Penilaian meliputi rencana dalam aspek manajemen adalah:
a. Strategi Manajemen
8

Strategi yang akan digunakan untuk mengubah kondisi yang ada saat
ini (current condition) menjadi kondisi di saat yang akan (future
condition) datang dalam suatu periode waktu tertentu. Strategi Manajemen
mengenai visi atau mengenai cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau
pemiliknya, misi adalah beban tugas utamanya, strategi merupakan siasat
untuk mencapai tujuan, program kerja yaitu cara-cara untuk memperoleh
sasaran dan standar prosedur operasional (SPO) adalah tata cara (langkah-
langkah) melaksanakan suatu kegiatan dan berlaku sebagai peraturan.

b. Bentuk dan Tata Letak Bangunan


Hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan tata letak bangunan ialah:
1. Bentuk bangunan sebaiknya dapat menggambarkan:
 Identitas perusahaan untuk membentuk opini konsumen
 Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun eksterior sesuai
dengan target konsumen yang akan dilayani
 Kemudahan untuk dikembangkan
2. Sistem tata letak (lay out) dapat memberikan :
 Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
mutasi barang.
 Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk produk
OTC).
3. Estetika, rapih,teratur dan tersusun dengan baik.
4. Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat barang, karena
dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek telah diatur oleh undang-
undang dan adanya sifat obat yang mudah terpengaruh oleh berbagai
macam keadaan.
c. Jenis Produk Yang Akan Dijual
Terkait penilaian terhadap analisis produk yang akan dijual berkaitan
dengan:
9

 Target konsumen, bila target konsumennya yang menengah-atas, maka


barang yang dijual juga barang menengah-atas.
 Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya
konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih dari
penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar
kelengkapannya terjaga

2.4.2 Aspek Pasar


Bentuk pasar merupakan suatu penilaian aspek pasar dapat digunakan
untuk memberikan gambaran mengenai bentuk pasar, Apotek yang ada
disekitar lokasi yang dipilih, menilai “Situasi pasar saat ini?” . Potensi pasar
dinilai sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki uang dan keinginan
untuk membelanjakannya(dikuantumkan dalam suatu mata uang) dengan
perhitungan:
𝑄 =𝑛×𝑃

Dimana:
Q =Potensi pasar
n = Jumlah Pembeli
P = Harga rata-rata barang

Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau
yang akan menjadi sasaran pemasaran.Dalam suatu studi kelayakan,
pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk,
pemilihan lokasi apotek, disain interior dan exterior gedung performans
karyawan dan kualitas pelayanan.

2.4.3 Aspek Teknis


1. Lokasi dan Lingkungan Sekitar Apotek
Pertimbangan aspek teknis berdasarkan lokasi dan lingkungan yaitu
terkait pemilihan lokasi usaha akan dibuka yang strategis, yang disebut
10

dengan lokasi yang strategis adalah dekat dengan konsumen, dekat dengan
supplier prospek pasar besar, mudah dikembangkan, aman dan nyaman.
 Jarak lokasi dengan supplier
Relatif dekat dan mudah dicapai. Dengan adanya supplier yang dekat
dengan tempat bisnis, maka biaya pengiriman barang akan berkurang,
sehingga pengeluaran apotek untuk jasa penyediaan barang dari supplier
dapat dikurangi dan lebih efektif. Hal ini berlaku untuk apotek yang
memiliki lokasi jauh dari pusat kota, untuk apotek di pusat kota hal ini
tidak terlalu berpengaruh karena relatif dekat dengan supplier.
 Jarak lokasi dengan domisili konsumen
Relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai macam jenis alat
transportasi.
 Bentuk serta luas lahan dan bangunan
Mudah untuk mengembangkan usaha, seperti membuka klinik atau lab
 Kenyamanan dan keamanan
Daerah sekitar apotek bersih, tidak macet dan sempit serta tingkat
kriminalitas rendah. Dengan demikian, konsumen merasa aman dan
nyaman untuk berkunjung ke apotek.
 Prospek pertumbuhan pasar
Prospek pertumbuhan pasar relative cepat dan besar yaitu data jumlah
konsumen dan daya beli (income per kapita) relatif tinggi.

2. Bentuk Badan Usaha Apotek


Bentuk badan usaha yang dapat menjadi pilihan untuk apotek adalah
koperasi dan persero. Keuntungan bentuk badan usaha koperasi adalah dapat
memperoleh kemudahan dalam mengurus izin usaha. Namun, bentuk badan
usaha koperasi kurang menjadi perhatian bagi konsumen, investor, dan
kreditor tertentu. Hal ini berlaku sebaliknya untuk badan usaha dalam bentuk
persero. Badan usaha persero lebih mendapat perhatian dari kalangan
konsumen, investor, dan kreditor tertentu, tetapi biaya dalam mengurus izin
11

pembuatan badan usaha relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan


koperasi. Untuk usaha apotek mandiri, biasanya tidak memerlukan izin
pembuatan badan usaha yang rumit dan modal yang banyak.

3. Struktur Organisasi Apotek


Struktur organisasi dibuat sesuai denga tujuan yaitu berdasarkan
jumlah dan jenis pekerjaan, fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab
setiap pekerjaan, persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan dan hirearki
dalam pengambilan keputusan.
Tujuan membuat struktur organisasi untuk memberi gambaran
mengenai :
 Jumlah jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan
 Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan
 Hiriarki dalam pengambilan keputusan

Dalam membuat struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah


pegawai yang dibutuhkan tergantung pada :
 Jenis dan volume pekerjaan
Jika jumlah volume pekerjaan banyak, maka struktur diperbesar. Namun
jika volume pekerjaan sedikit, maka struktur dirampingkan agar lebih
efisien
 Penempatan pegawai yang sesuai
Penempatan pegawai harus sesuai dengan persyaratan jabatannya yang
telah ditetapkan, hal ini dikenal dengan istilah the right man on the right
place.

2.4.4 Aspek Keuangan


Berdasarkan kegunaannya, dana dibagi menjadi dua yaitu dana untuk
kebutuhan membeli aktiva tetap (tanah, bangunan, peralatan apotek dan sistim
12

informasi) serta dana untuk kebutuhan modal kerja, untuk aktiva lancar (kas,
rekening di bank, membeli barang dagangan). Pertimbangan pemilihan
sumber dana ialah dipilih berdasarkan biaya yg paling efisien, masa tenggang
hingga payback periode lebih lama, adapun pilihan sumber dana ialah modal
pemilik perusahaan, bank, investor, dan lembaga non-bank/leasing.
Metode analisis keuangan antara lain:
a. Metode analisis payback period (PP)
Analisis payback period adalah pengukuran periode yang
diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash
investmen) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan
diterima.

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝐼𝑁𝑉𝐸𝑆𝑇𝐴𝑆𝐼 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐾𝐴𝑆 𝑀𝐴𝑆𝑈𝐾 𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝐻𝑈𝑁

Kelemahan dari metode payback perod ialah nilai jumlah kas


yang diterima, nilainya tidak disekarangkan sehingga nilainya tidak
sama dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat ini.
Indikator yang digunakan pada analisis payback period ialah:
• PP yang diperoleh waktunya kurang dari nilai maksimal PP
yang ditetapkan, maka proyek layak dilaksanakan.
• PP yang diperoleh waktunya lebih dari lama dari maksimal PP
yang ditetapkan, maka proyek tidak layak dilaksanakan.
• PP yang diperoleh waktunya sama dengan maksimal PP yang
ditetapkan, maka proyek boleh dilaksanakan atau boleh tidak.

b. Metode analisis return on investment (ROI)


Metode analisis return on investment (ROI) adalah
pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama
13

periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih


pertahun dengan nilai investasi.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

Kelemahan dari metode ini adalah jumlah laba yang akan


diterima, nilainya tidak disekarangkan sehingga nilainya tidak sama
dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat ini.
Indikator yang digunakan dalam metode ini ialah:
• ROI yang diperoleh nilainya lebih dari bunga pinjaman, maka
proyek layak dilaksanakan.
• ROI yang diperoleh kurang dari nilai bunga pinjaman, maka
proyek tidak layak dilaksanakan.
• ROI yang diperoleh sama dengan nilai bunga pinjaman, maka
proyek boleh dilaksanakan dan boleh tidak dilaksanakan.

Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga pinjaman, maka
perlu dilakukan pengecekan kembali apakah ada modal yang
terlalu besar atau investasi yang kurang tepat.

c. Metode analisis net present value (NPV)


Metode analisis net present value (NPV) adalah analisis untuk
mengetahui nilai arus kas yang akan diterima selama periode investasi
(NPV2) apakah lebih besar atau justru lebih kecil dibandingkan nilai
investasi yang dikeluarkan pada saat ini (NPV1).

∆ = NPV2 − NPV1

Indikator dalam analisis NPV adalah


14

• Jika menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman hasil


∆ adalah + maka proyek layak dilaksanakan.
• Jika menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman hasil
∆ adalah – maka proyek tidak layak dilaksanakan.
• Jika menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman hasil
∆ adalah 0 maka proyek boleh dilaksanakan/boleh juga tidak.

d. Analisis internal rate of return (IRR)

Analisis internal rate of return (IRR) adalah pengukuran


besaran diskon faktor (tingkat suku bunga) yang diperoleh dengan cara
mensekarangkan (presentase) aliran kas yang akan diterima selama
periode investasi. Nilai IRR harus harus lebih besar dari tingkat suku
bunga pasar, karna investasi mempunyai banyak resiko, seperti
kebakaran, bencana alam, huru-hara, premanisme, inflasi dan
sebagainya.
Metode yang digunakan untuk mencari nilai IRR adalah
metode trial and error. Langkah dalam melakukan metode tersebut
adalah :
1. Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan
diterima selama periode investasi dengan diskon faktor (df1)
sama dengan suku bunga pinjaman  NPV2 - NPV1 (nilai
investasi yang dikeluarkan sekarang).
2. Bila dengan diskon faktor (df1) yang sama dengan suku bunga
pinjaman, hasil ∆1-nya - maka trial yang kedua dihentikan dan
proyek tidak layak.
3. Bila dengan diskon faktor (df1) yang sama dengan suku bunga
pinjaman, hasil ∆1-nya (+) maka NPV2-nya dihitung kembali
dengan diskon faktor yg lebih besar (df2) sampai memperoleh
nilai ∆2 yang paling mendekati 0.
15

4. Bila dengan menggunakan diskon faktor yang > suku bunga ke


n kali, memperoleh hasil ∆2 nya yang paling mendekati 0 
diskon faktor (df2) yang paling maksimal.
5. Bila angka diskon faktor diperbesar lagi  ∆2 akan negatif
6. Kemudian mencari IRR dengan rumus :
 
IRR (df 1)  (1 x (df 2  df 1)
)
 
1  2
 

Besaran IRR:

e. Metode Analisis Break Even Point (BEP)


Break even point adalah keadaan apotek atau usaha berada
pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan kerugian (penghasilan
sama dengan total biaya). BEP dapat digunakan untuk menentukan
dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada
konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang
timbul serta mendapatkan keuntungan/profit.

Manfaat dari analisis BEP antara lain:


 Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu.
16

 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan


volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Aspek-aspek dalam analisis BEP antara lain:


 Total Pendapatan
Total Revenue (TR) atau total pendapatan adalah jumlah
penjualan yang diperoleh dari hasil kali harga (P – price)
dengan umlah unit barang (Q – quantity)
Rumus TR TR = P x Q

 Variable cost (VC) yaitu biaya yang berubah-ubah sesuai


dengan perubahan jumlah (volume) penjualan. Jika penjualan
naik, maka biaya ini juga akan naik atau sebaliknya. Contoh
:biaya pembelian barang dagangan dan bahan baku.
 Fixed cost (FC) yaitu biaya yang secara total akan tetap,
walaupun terjadi perubahan pada volume penjualan atau
jumlah produksi. Contoh: gaji pegawai, biaya listrik, telpon.
Jumlah antara variable cost dan fix cost akan diperoleh Total
cost (TC):
TC = VC + FC
Keuntungan (Profit) adalah sisa pendapatan dari total penjualan
bersih (TR) setelah dikurangi dengan total biaya (TC).
Rumus Profit  Laba = TR – TC

Analisis menggunakan beberapa asumsi yaitu:


 Biaya yang digunakan dipisah menjadi biaya tetap dan biaya
variabel.

 Biaya tetap dianggap konstan sampai batas tertentu

 Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual


17

 Biaya variable berubah proporsional dengan perubahan volume


penjualan.

 Harga jual tidak berubah.

Penentuan BEP dilakukan dengan beberapa metode yang


antara lain:

 Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)

Keterangan FC
FC = biaya tetap (Fixed Cost)
BEP =
VC = biaya-----------------------------
variabel per unit (Variable Cost)
P = Harga jual per unit (Price)
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000.
Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas
produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

 Berdasarkan harga penjualannya


300.000
BEP =------------------------------= 5000 unit
FC
100 - 40
Keterangan : BEP =
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
-----------------------------
18

Total Variable Cost (TVC) = VC x Q


Contoh dari soal yang sama diatas
 Sales (S) atau volume penjualan = P x Q = 100 x 10.000 =
1.000.000

 Total Variable Cost (TVC) = VC x Q = 40 x 10.000


= 400.000

Margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak


300.000
antara penjualan yang direncanakan atau budget sales dengan
BEP =------------------------------= 500.000
penjualan break even. Margin of safety/ (MOS)
1 - 400.000 dapat digunakan untuk
1.000.000
menentukan seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan
tidak menderita kerugian.

Budget sales - BEP


MOS =------------------------------x 100 %
Budget Sales
19

2.1 Analisis Studi Kelayakan :


Tujuan analisis: untuk mengetahui apakah suatu investasi apotek layak atau
tidak.
20

Contoh Kasus Studi Kelayakan I

STUDI KELAYAKAN
APOTEK Oleh Kelompok 8
Kelas A:
MERUYUN
Carmelita Dissa Wardhani
1406525016
Elda Yulia Mamora Siregar 1406525180
Gadis Meilia Paramita 1406525275
Hafifah Frawita 1406525281
Idam Titis Permana 1406525306
Jodi Tiara Rahmania 1406525344
Marianne Wiguna 1406525436
Widya Dwi Aryati 1406525994
Dita Tri Mahliga 1406598781
21

Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu tempat pengabdian profesi apoteker yang
diharapkan dapat memiliki keseimbangan antara aspek sosial dan aspek bisnis.
Aspek sosial yaitu memberikan pelayanan kesehatan degan cara menyediakan
obat yang dibutuhkan masyarakat, memberikan informasi, dan monitoring
pengobatan. Sedangkan, aspek bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Melihat persaingan bisnis apotek yang ketat maka kami mencoba mencari cara
agar bisnis apotek kami dapat menarik bagi masyarakat untuk menjadi pelanggan
tetap apotek kami. Salah satunya dengan cara mendirikan apotek dengan
persediaan obat yang lengkap dan memberikan pelayanan pemesanan via online
serta jasa antar obat ke rumah konsumen.

Tujuan
Apotek Meruyung didirikan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Sebagai sarana bagi apoteker untuk memberikan pelayanan kesehatan
b. Menyediakan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
c. Memberikan pelayanan informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara tepat dan rasional

Visi
Visi Apotek Meruyung adalah:
a. Menjadi apotek pilihan utama bagi masyarakat di sekitar apotek dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan.
b. Memiliki pelayanan kefarmasian yang berkualitas, terpercaya, dan
memuaskan konsumen.

Misi
Misi dari Apotek Meruyung adalah:
a. Menyediakan obat-obatan yang memenuhi persyaratan izin edar (syarat
efikasi, mutu, dan keamanan)
22

b. Memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif dengan


mengutamakan kepuasan konsumen
c. Menyediakan personil jasa antar obat
d. Mengevaluasi kinerja apotek secara rutin

Strategi
Pencapaian visi dari Apotek Meruyung ditunjang dengan strategi yang antara
lain:
a. Memiliki persediaan obat yang lengkap
b. Melakukan promosi lewat media sosial dan internet
c. Menyediakan jasa konseling
d. Melakukan monitoring pasien dengan telepon, terutama untuk penyakit kronis
e. Menyediakan fasilitas yang nyaman, yaitu
- Ruang tunggu yang dilengkapi AC
- Menyediakan fasilitas TV
- Tempat duduk yang nyaman
- Koran dan majalah kesehatan
- Tempat parkir yang luas
f. Ruangan yang bersih dan pencahayaan yang baik
g. Bekerja sama dengan praktek dokter
h. Menerima pelayanan pemesanan via online
i. Memberikan jasa pelayanan antar obat
j. Merancang SOP (standar operating procedure) dan standar organisasi kerja
k. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek

Lokasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi untuk usaha
baru, antara lain ialah denah lokasi terkait dengan posisi lokasi usaha yang strategis,
data pendukung meliputi kepadatan penduduk, tingkat sosial ekonomi, fasilitas
pelayanan kesehatan, dan jumlah pesaing. Selain itu, perlu dilakukan pula survey
23

terhadap data atau alamat apotek kompetitor, data klinik dokter, dan data jumlah
penduduk.
Apotek ini dinamakan Apotek Meruyung disesuaikan dengan nama jalan letak
apotek. Hal ini bertujuan agar membuat apotek lebih dikenal karena terdengar
familiar. Selain itu, penggunaan nama jalan akan mempermudah masyarakat untuk
mengingat letak apotek karena telah mengenal daerah setempat. Lokasi yang dipilih,
Jalan Raya Meruyung, merupakan kawasan padar penduduk dan jalan alternatif
Jakarta-Depok.

Gambar 2.1. Denah lokasi tempat usaha yang akan ditempati beralamat di
Jalan Raya Meruyung 34, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok .
24

Data Pendukung
Kepadatan Penduduk
Jalan Raya Meruyung berada di Kecamatan Limo dengan luas 11,91 km 2
dengan jumlah penduduk 116.250 dan kepadatan 5.878. Kecamatan Limo merupakan
5 kecamatan terpadat di Depok. Apotek berada di kawasan padat penduduk yang
dekat dengan sekolah, perumahan, perbankan dan perkantoran, pertokoan, dan
tempat wisata.
Berikut merupakan tabel data jumlah penduduk berdasarkan Data
Kependudukan Puskesmas Kesehatan Grogol Depok tahun 2008.

Tingkat Sosial Ekonomi


Kecamatan Limo memiliki angka harapan hidup mencapai 73,06 tahun.
Kelurahan Meruyung dikategorikan baik secara sosial-ekonomi berdasarkan Data
Kesehatan Penduduk Puskesmas Grogol Depok tahun 2008. Tingkat pendidikan
sekitar juga cukup baik. Berdasarkan sumber yang sama, Kelurahan Meruyung
memiliki persentasi lulusan perguruan tinggi yang lebih besar dibandingkan
25

kelurahan lainnya. Sehingga, diperkirakan kesadaran akan kesehatan juga cukup


tinggi. Namun, kesadaran akan kesehatan ini tidak didukung dengan ketersediaan dan
keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan paling banyak terdapat di Kelurahan Grogol
dibandingkan Kelurahan Meruyung. Fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
sekitar lokasi tempat usaha sangat beragam, antara lain Rumah Sakit, Klinik Bidan,
Puskesmas, Apotek, dan Toko Obat.
26

Tabel 2.1. Daftar Apotek dan Toko Obat


No Nama Alamat

1 Apotek Fahira Jalan Krukut Raya Depok No. 21 (6,2 km)

2 Apotek Lafinia Farma Jalan Grogol Raya No. 80 C Depok (4,4 km)

3 Toko Obat Cendrawasih Jalan Meruyung Raya No. 489 Limo (100 m)

4 Toko Obat Sumber Jalan Pramuka Raya No. 80 Grogol Depok (5,4 km)
Sehat

Rumah sakit yang berada pada radius kurang dari 10 km dari lokasi, ialah
RSIA As-syifa Kec. Limo, RSUD Depok Kec. Sawangan, RS Puri Cinere di Kec.
Cinere. Fasilitasn pelayanan dasar yang berada disekitar lokasi tempat usaha, antara
lain Puskesmas Grogol, Posyandu Meruyung, dan Klinik Bidan Bertha di Jalan Raya
Meruyung. Sedangkan, fasilitas pelayanan kefarmasian baik resep maupun non-resep
di area yang sama, yaitu Apotek Fahira di Kel. Krukut, Apotek Lafinia Farma Kel.
Grogol, Apotek Syifa Farma Kelurahan Meruyung, Toko Obat Cendrawasih Kel.
Meruyung, dan Toko Obat Sumber Sehat Kel. Grogol.

Tabel 2.2. Daftar Institusi Pelayanan Kesehatan

No Nama Alamat
Jalan Cinere 9, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas (1,5
1 RSIA Asy-Syifa
km)
2 RSUD Depok Jalan Muhtar Sawangan, Depok (3,8 km)

3 RS Puri Cinere Jalan Maribaya Blok F2 Pangkalan Jati, Cinere (7,7 km)
Jalan Raya Grogol RT. 01/01 Kel.Grogol, Kec. Limo (4,2
4 Puskesmas Grogol
km)
Posyandu
5 RW 09 Kelurahan Meruyung, Depok
Meruyung
Klinik Bidan
6 Jalan Meruyung, Kec. Limo, Depok
Bertha
27

Tabel 2.3. Daftar Dokter RSUD Depok


JUMLAH
No. POLI NAMA DOKTER
DOKTER
Drg. Sigit Supartono, Sp.BM
1 Gigi & Bedah Mulut 2
Drg. Darmawati
2 Psikiatri dr. Diana Papayungan, Sp. KJ 1
3 Mata dr.Lieska Meyrita, Sp.M 1
Kebidanan & dr.Bagus Tri Raharjo, Sp.OG
4 2
Kandungan dr.Padmawati, Sp.OG
dr.Kaharudin Alamsyah, Sp.PD
5 Penyakit Dalam 2
dr.Desi Fitriani, Sp.Pd
Bedah Umum dan dr.Henru Kisdianto, Sp.B
6 1
Digestif
dr.Amelia Martira, Sp.An
7 Anestesi 2
dr.Ujang Supriyadi S, Sp.An
dr.Agus Supriatna, MSI,MED,
8 Saraf 1
Sp.S
dr. Harry Mulya, Sp.A
dr. Siswanto M, Sp.A
9 Anak 4
dr. Diapari Nasution, Sp.A
dr. Indra J, Sp.A
dr.Caroline R. Sihombing, Sp.
10 THT 1
THT
11 Paru dr. Fitriyah Sherly, Sp.P 1
12 Radiologi dr. Martin, Sp.Rad 1

Tabel 2.4. Daftar Dokter RS Asy-Syifa


No POLI JUMLAH DOKTER
1 Umum 10
2 Spesialis Anak 2
3 Spesialis Bedah 1
4 Spesialis Anastesi 1
5 Spesialis Obsgin 2
6 Spesialis Penyakit Dalam 1
7 Spesialis Radiologi 1
8 Dokter gigi 2
28

Jumlah Pesaing dan Keterjangkauan


Berdasarkan studi terhadap pelayanan kesehatan pada radius 5 km dari apotek,
Terdapat 2 apotek yang juga memberikan pelayanan obat resep dan 2 toko obat yang
memberikan pelayanan obat non-resep.
Lokasi usaha berada di tepi jalan raya yang digunakan sebagai jalan alternatif
jakarta–depok, terdapat berbagai angkutan umum dari dua arah dengan intensitas lalu
lalang kendaraan yang cukup tinggi

Potensi Pasar dan Pemasaran


Potensi Pasar
Potensi pasar dari Apotek Meruyung cukup menjanjikan, dilihat dari letaknya
yang strategis yaitu di tepi jalan raya yang merupakan jalan alternatif Jakarta-Depok.
Jalan ini memliki intensitas lalu lalang kendaraan yang tinggi. Selain itu jalan ini juga
dilalui oleh berbagai angkutan umum. Lokasi dari Apotek Meruyung berada di
kawasan padat penduduk, dekat dengan sekolah, perumahan, perbankan dan
perkantoran, pertokoan, tempat wisata, serta Masjid Kubah Emas. Kekuatan lain dari
Apotek Meruyung adalah Apotek ini menerima jasa on-line yang siap diantar. Selain
itu di Apotek Meruyung, Apoteker siap memberikan layanan dan konsultasi seputar
obat selama apotek buka. Akan tetapi, Apotek Meruyung memiliki kelemahan yaitu
belum dikenal masyarakat sehingga belum memiliki pelanggan tetap. Peluang Apotek
Meruyung cukup menjanjikan dilihat dari tingkat pendidikan penduduk sekitar yang
cukup baik, sehingga diperkirakan kesadaran akan kesehatan juga cukup tinggi.
Selain itu, jumlah dokter yang membuka praktek di sekitar lokasi apotek cukup
banyak sehingga diharapkan pasien yang datang ke apotek juga banyak.

Pangsa Pasar
Pesaing dari Apotek Meruyung adalah 2 apotek dan 2 toko obat sehingga
pangsa pasar dari Apotek Meruyung cukup menjanjikan. Target resep yang diperoleh
adalah 45 resep per hari.
29

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia merupakan aspek yang terpenting selain modal dan
peralatan. Tanpa adanya SDM yang memadahi, suatu usaha tidak akan dapat
terciptakan dan berjalan dengan seharusnya. Jumlah karyawan yang dibutuhkan
dalam perencanaan pembuatan Apotek ini adalah sebanyak lima orang yang terdiri
dari 1 orang Apoteker Pengelolah Apotek (APA), 1 orang Apoteker Pendamping, 2
orang Aisten Apoteker (AA), 1 orang petugas kasir, 1 orang petugas administrasi, dan
1 orang pembantu umum.
Adapun struktur organisasi yang akan dibentuk dapat dilihat pada bagan
dibawah ini.

Apoteker Penanggung jawab Apotek (APA)

Apoteker
Pendamping
Asisten Apoteker

Petugas Pembantu Umum


dministra Kasir
asi
Gambar 2.2. Struktur organisasi Apotek

Pertimbangan perekrutan karyawan didasarkan pada jam kerja, volume kerja,


dan dana yang tersedia. Adapun hal tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
a. Jam Kerja
Jam kerja di apotek dimulai dari pukul 07.00‐21.00, dibagi menjasi 2 shift
(masing‐masing 7 jam), yaitu jam 07.00‐14.00 dan jam 14.00‐21.00. Hari minggu
dan hari libur apotek tutup.
b. Volume pekerjaan
30

Diperkirakan jumlah pasien setiap hari sebanya 45 pasien. Setiap pasien


membutuhkan waktu pelayanan selama 20 menit. Sehingga waktu untuk 45 pasien
adalah (20 x 45 = 660 menit) 660 menit atau 11 jam.

Pengelolaan Perbekalan Farmasi dalam Apotek


Alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan dalam apotek ini terdiri dari
bangunan, perbekalan farmasi dan perlengkapan farmasi. Bangunan apotek yang
digunakan adalah bangunan dengan luas 10x5 meter yang dimana status tanah dan
bangunan adalah sewa. Beralamatkan di Jl. Meruyung Raya No. 34, Kelurahan
Meruyung, Kecamatan Limo, kota Depok. Bangunan dilengkapi dengan sumber air
sumber penerangan, alat pemadam kebakaran, ventilasi, sanitasi, papan nama APA,
Billboard nama Apotek.
Perbekalan farmasi yang terdapat pada aporek diantarnya adalah Obat Keras
(Obat dengan resep dan OWA), Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas, alat kesehatan
(masker, pembalut, termometer, sarung tangan, alkes steril, perbekalan rumah
sakit), perlengakapan bayi (susu, popok).
Perlengkapan farmasi terdiri dari alat kerja dan perlengkapan administrasi dan
pedoman. Adapun perincian alat-alat tersebut dalap dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5. Perbekalan Farmasi: Alat Kerja


Alat pengolahan/ Wadah dan tempat Sarana Penunjang
peracikan penyimpanan
• Batang pengaduk Wadah: • Rak kaca/etalase
• Cawan penguap • Pot/ botol • Meja kerja
• Corong berbagai ukuran • Kursi di ruang
• Gelas ukur • Kertas perkamen kerja dan kursi
• Gelas piala • Klip dan kantong plastik tunggu
• Kompor/pemanas • Etiket (putih dan biru • Komputer 1 unit
• Labu Erlenmeyer • WiFi
• Mortir dan stamper Tempat Pnyimpanan: • Mesin kasir
• Penangas air • Lemari/rak obat • Telfon dan fax
• Panci • Lemari narkotika • Televisi 27 inch
• Rak tempat pengering • Lemari psikotropika • AC
• Meja racik • Lemari bahan berbahaya • Peralatan
31

• Spatel logam; tanduk; • Lemari pendingin kebersihan


gelas; dan porselen.
• Termometer skala 100oC
• Timbangan (mg/g)
digital

Tabel 2.6. Perlengkapan Farmasi: Administrasi dan Buku Pedoman


Perlengkapan Administrasi Buku pedoman
• Blanko surat pesanan • Farmakope IV 1995 (wajib)
• Blanko faktur penjualan • Kumpulan peraturan / UU (wajib)
• Blanko nota penjualan • MIMS, ISO
• Buku catatan pembelian • Farmakolog dan terapi
• Buku catatan penjualan
• Buku catatan keuangan
• Buku catatan pemesanan narkotika
dan spikotropika
• Blanko laporan narkotika dan
psikotropika
• Buku catatan racun dan
bahan berbahaya
• Buku catatan penyerahan resep
• Kartu stok obat
• Alat-alat tulis (ATK) dan kertas
• Kwitansi.

2.4.11. Analisis Keuangan

1. Modal
a. Perlengkapan Apotek : Rp 35.000.000,00
b. Sewa tempat : Rp 150.000.000,00
c. Biaya perizinan : Rp 2.000.000,00
d. Modal operasional : Rp 50.000.000,00
Jumlah Rp 237.000.000,00

2. Rencana anggaran pendapatan dan belanja (biaya rutin) tahun ke ‐1


a. Biaya Gaji per bulan ke-1
32

APA Rp 3.000.000,00
Apoteker Pendamping Rp 2.500.000,00
Asisten apoteker (2) @ Rp 1.750.000,00 Rp 3.500.000,00
Pembantu umum Rp 1.000.000,00
Kasir Rp 1.500.000,00
Gaji pertahun termasuk THR (1 x gaji) Rp 149.500.000,00

b. Biaya lain-lain

Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan Rp 250.000,00


Listrik,air, telepon,keamanan, dan bensin Rp 1.250.000,00
Jumlah Rp 1.500.000,00
Total biaya lain-lain per tahun Rp 18.000.000,00
Total Biaya Rutin
Biaya gaji Rp 149.500.000,00
Biaya lain-lain Rp 18.000.000,00
Total Biaya Rutin Rp 167.500.000,00

Total investasi
Modal Rp 237.000.000,00
Total Biaya Rutin Rp 167.500.000,00
Total Rp 404.500.000,00

c. Perhitungan BEP tahun ke-1


Omset tahun ke-1
Pada tahun pertama resep yang masuk 45 lembar per hari dengan perkiraan
harga rata‐rata Rp 100.000,00/lembar resep.
Penjualan obat resep dan OWA (keuntungan 30 %)
45 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp 100.000,00 Rp 1.404.000.000,00
Penjualan obat bebas (keuntungan 10%)
33

26 hari x 12 bulan x Rp 500.000,00 Rp 156.000.000,00


Jumlah Rp 1.560.000.000,00

d. Pengeluaran rutin tahun ke-1


Pembelian obat resep dan OWA
70% x Rp 1.404.000.000,00 Rp 982.800.000,00
Pembelian obat bebas
90% x Rp 156.000.000,00 Rp 140.400.000,00
Pengeluaran rutin tahun ke‐1 Rp 167.500.000,00
JUMLAH Rp 1.290.700.000,00

Indeks penjualan resep


100 % + 30% = 1,3
Indeks penjualan OTC
100 % + 10 % = 1,1

Pemasukan
Resep (indeks penjualan 1,3) Rp 1.404.000.000, - (90%)

OTC (indeks penjualan 1,1) Rp 156.000.000, - (10%)

Total Indeks Penjualan


90 % x 1,3 = 1,17
10% x 1,1 = 0,11
1,28
Laba kotor
0,28 x 100 % = 21,88 % x 1.560.000.000
1,28
= 341.328.000
34

Laba bersih = Laba kotor – total biaya rutin


= 341.328.000 – 167.500.000
= 173.828.000
Perhitungan BEP tahun ke-1

FC
167.500.000
BEP 1 BEP =
1− -----------------------------
1,28
=
BEP = Rp 765.714.285,-/tahun
Laba kotor = 21, 88% x Rp 765.714.285,-
= Rp 167.538.285,-

• Pendapatan resep per tahun hingga perhari


= 90 % x 765.714.285
= Rp 689.142.896 /th
= Rp 57.428.571 / bulan
= Rp 2.208.791 / hari

• Jumlah lembar resep yang harus dijual / hari


= Rp 2.208.791
Rp 100.000 (harga resep rata-rata/hari)
= 22 resep

Penilaian analisis keuangan untuk kelayakan apotek


a). Payback Periode :
Pinjaman bank 5 tahun, bunga 15% per tahun
35

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖


𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑥1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝑅𝑝 404.500.000
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = = 2,33 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑝 173.828.000
Kesimpulan :
Payback Periode yang diperoleh waktunya < dari maksimum payback
periode yang ditetapkan, maka proyek dikatakan layak dilaksanakan.
b). Return on Investment (ROI)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

𝑅𝑝 173.828.000
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥100% = 42,97 %
𝑅𝑝 404.500.000
Kesimpulan: ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek
dikatakan layak dilaksanakan.
36

Contoh Kasus Studi Kelayakan II

STUDI
Oleh Kelompok 7
KELAYAKAN
Kelas B:
Aldi Putra Madya 1406524833
APOTEK
Budi Utami Wibawani 1406525003
Dessy Dian Septysari 1406525110
Inayatun Ilaahiyah 1406598831
Jordan Ricky Tanuwijaya 1406525350
Ratna Choirunnisa 1406525672
Sani Zakkia Alawiyah 1406525823
Widyo Budilaksono 1406526006
37

Apotek Fiona

1. Aspek Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi sangat penting dalam penilaian studi kelayakan usaha
mendirikan apotek. Lokasi yang dipilih hendaklah strategis, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dekat dengan konsumen, dan dekat dengan sarana pendukung lainnya.
Dalam analisa studi kelayakan yang penulis lakukan, penulis mengabil contoh
Apotek Fiona yang ada di Jalan H. Asmawi, Kelurahan Beji, Beji, Kota Depok, Jawa
Barat. Berikut dasar pemilihan lokasi Apotek Fiona yang penulis pelajari:
a. Dekat dengan rumah sakit, bidan, kompleks perumahan, dan perumahan
penduduk
b. Dekat dengan Sekolah Menengah Farmasi (SMF)
c. Berada di area sentra ekonomi Jalan Raya Kukusan (ruas Jalan Nusantara –
Jalan H. Asmawi – Jalan K. H. M. Usman)
d. Dilalui trayek angkutan perkotaan D04 (trayek Terminal Depok – Kukusan)
e. Akses mudah karena dekat dengan persimpangan jalan
f. Aman, karena dekat dengan Polsek Beji
g. Dekat dengan SPBU Pertamina
38

Berikut denah dari lokasi Apotek Fiona:

Gambar 2. Denah Lokasi Apotek Fiona


Dari denah yang ada, tampak bahwa Apotek Fiona berada di daerah bisnis daerah
Kukusan Raya. Apotek Fiona dekat dengan usaha-usaha lainnya (rumah makan
padang, binatu, bengkel sepeda motor, dan pertokoan), sehingga lokasi yang terpilih
dapat dikatakan daerah “one stop shopping” atau satu tempat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan belanja karena beberapa jenis usaha berbeda berada dalam lokasi
yang berdekatan. Lokasi Apotek Fiona juga dekat dengan konsumen karena berada
dekat dengan kompleks perumahan dan perumahan penduduk.

2. Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Thread)


Analisa SWOT (strength, weakness, opportunities, and thread atau kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan hambatan) juga merupakan komponen penting dalam
39

studi kelayakan pendirian uaha apotek. Dari analisa SWOT, kita bisa mengetahui sisi
positif dan sisi negatif yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi apotek.
2.1 Strength (Kekuatan)
Aspek kekuatan dari lokasi yang penulis antara lain:
 Terletak di Jalan H. Asmawi yang ramai dan tepat di daerah perdagangan
Kukusan Raya/Beji
 Lokasi dilewati angkutan umum
 Dekat dengan Rumah Sakit Grha Permata Bunda, praktik dokter
perorangan praktik dokter bersama, bidan, SMK Farmasi, dan perumahan
penduduk
 Apoteker selalu tersedia selama jam operasional
 Aman karena dekat dengan Polsek Beji

2.2 Weakness (Kelemahan)


Aspek kelemahan dari lokasi yang penulis pilih antara lain:
a. Jalan raya di depan apotek sempit (lebar 4 meter)

b. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri

c. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum


mempunyai langganan yang loyal

d. Jalan sering padat merayap pada pagi (7.00-10.00) dan sore hari (17.00-
19.00)

2.3 Opportunities (Kesempatan)


Aspek kesempatan dari lokasi yang penulis pilih antara lain:
a. Jumlah Penduduk, terutama daerah Kelurahan Kukusan dan Kelurahan
Beji (sekitar lokasi apotek), cukup padat, sehingga menjadi sumber
pelanggan apotek yang potensial

b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat


memungkinkan untuk menjadi pelanggan
40

c. Penduduk golongan geriatri cukup banyak

d. Berada di lokasi perdagangan (dekat bengkel, pertokoan, SPBU, warung,


dan rumah makan)

e. Terdapat praktik dokter perorangan, praktik dokter bersama, dan bidan di


dekat apotek

Untuk informasi dokter dan bidan yang membuka praktik di sekitar Apotek Fiona
dapat dilihat dalam daftar berikut:
a. drg. Prisa
b. dr. Andre Arieska
c. drg. E. R. Savitrie
d. dr. Rifki Hasbiandra
e. dr. M. Saifullah Yusuf
f. dr. Liling Budiman
g. dr. Zulkarnain Prakoso
h. Bidan: Masniari S., Amd. Keb

Untuk informasi mengenai sarana pendukung usaha Apotek Fiona antara lain:
a. RS. Grha Permata Bunda (Jl. K. H. M. Usman, Kukusan, Beji, Depok)
b. SMK Farmasi Harapan Massa (Komplek Depok Indah II, Beji, Depok)
c. Gabungan Praktik Dokter Shafa Marwa (Jalan H. Asmawi)

2.4. Thread (Hambatan)


Aspek ancaman yang penulis perhitungkan antara lain apotek yang telah ada
lebih dahulu, toko alat kesehatan, dan toko herbal. Toko alat kesehatan penulis
masukkan ke dalam hambatan karena dengan adanya toko alat kesehatan maka
masyarakat akan lebih tertarik membeli alat-alat kesehatan ke toko alat kesehatan
dibandingkan dengan apotek. Toko herbal juga dimasukkan ke dalam aspek
hambatan karena dengan keberadaan toko herbal dapat mengalihkan keinginan
masyarakat untuk berobat dengan obat-obatan herbal. Berikut daftar apotek, toko
41

alat kesehatan, dan toko herbal yang ada di sepanjang Jalan Kukusan Raya
beserta kondisinya masing-masing:
a. Apotek K-24: Apotek franchise, ada 2 apotek K-24 di sepanjang kukusan
raya, fasilitas lengkap, obat yang tersedia sangat lengkap dan buka selama 24
jam, tetapi tidak menyediakan obat generik sehingga tidak terlalu ramai
konsumennya

b. Apotek Kimia Farma: Apotek franchise, sudah terkenal, ada praktik dokter
bersama, buka sampai jam 22.00, dan juga menyediakan obat generik

c. Apotek Shafa Marwa: Parkir luas, tetapi usahanya mulai meredup karena
ragam obat yang dijual sangat terbtas sehingga bisa diabaikan sebagai
kompetitor yang berpengaruh

d. Apotek Beji: Parkir luas, apoteker selalu tersedia, lokasi tepat di lampu merah
(menyulitkan mobil untuk parkir), usahanya mulai meredup, bangunan lusuh,
sering terkena macet

e. Apotek Roxy: Apotek Franchise, terkesan “wah”, ada praktik dokter bersama

f. Toko Alat Kesehatan Dwinika: Alat kesehatan yang tersedia cukup lengkap
dan harganya rasional. Lokasinya tepat di tikungan pintu masuk Perumnas
Depok dan parkir kendaraan terbatas sehingga menyulitkan pelanggan yang
datang menggunakan mobil

g. Apotek Nusantara Jaya: Berada di dalam Komplek Depok Indah, dilayani


langsung oleh apoteker. Apotek ini lebih banyak menjual obat generik, resep
yang dilayani sedikit, item OTC (over the counter) terbatas, tidak terlalu
ramai, dan parkir sempit sekali (hanya cukup untuk 4 sepeda motor)

h. Toko-toko Herbal (Toko Herbal Baitusy Syifa Azhar dan Pondok


Herbal): Dapat mengubah pikiran masyarakat sekitar untuk beralih
menggunakan obat herbal
42

3. Survei Pasar
Setelah melakukan analisa SWOT, penulis melakukan survei ke beberapa apotek
yang ada di sepanjang Jalan Kukusan Raya. Hanya beberapa apotek saja yang mau
memberikan informasi kepada penulis (Apotek Nusantara Jaya, Apotek Sofa Marwa,
dan Apotek Kimia Farma). Oleh karena itu, informasi yang penulis dapatkan tidak
terlalu banyak. Berikut informasi yang penulis peroleh dari survei yang dilakukan:
a. Rata-rata tiap apotek yang disurvey mendapatkan 25 resep dengan nominal
Rp 70.000,00 setiap hari

b. Obat resep yang ditebus pada umumnya adalah obat generik (70%)

c. Penjualan obat OTC (over the counter) di wilayah ini dapat dikatakan tinggi

d. Transaksi obat di apotek paling banyak adalah saat jam pulang kantor (di atas
pukul 16.00)

Gambar 3. Penulis Melakukan Survei di Apotek Nusantara Jaya


43

Gambar 4. Penulis Melakukan Survei di Apotek dan Praktik Dokter Bersama


“Sofa Marwa”

Gambar 5. Penulis Ketika Melakukan Survei di Apotek K-24 (Kiri) dan Apotek
Kimia Farma (Kanan)

4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang ada di apotek yang baru mendirikan usaha tentu
sangat terbatas. Oleh karena itu, pemanfaatan tenaga pekerja yang ada di apotek
harus dimaksimalkan mengingat pemasukan apotek yang masih terbatas dan efisiensi
apotek harus sangat diperhatikan agar pengeluaran apotek dapat ditekan. Penulis
memberikan contoh alokasi pekerja di Apotek Fiona yang awalnya hanya
44

beranggotakan tiga orang (apoteker, asisten apoteker, dan kasir). Berikut struktur
organisasi Apotek Fiona saat awal didirikan:

Apoteker Penanggungjawab Apotek

Asisten Apoteker Kasir


Gambar 6. Struktur Organisasi Pekerja di Apotek Fiona Saat Awal Didirikan

Pembagian kerja di apotek didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:


a. jam kerja :08.30‐21.30, dibagi menjasi 2 shift (masing‐masing 8 jam),
yaitu jam 08.30‐14.30 dan jam 14.30‐21.30 (hari minggu dan hari libur
tutup)
b. volume pekerjaan di apotek dalam melayani resep rata-rata setiap hari
sebanyak 25 resep. Setiap resep memerlukan waktu sekitar 20 menit. Maka
waktu untuk 20 pasien resep : 20 x 25 = 500 menit = 8 jam 20 menit (8,33
jam)
c. Dana yang tersedia sangat terbatas, sehingga pengeluaran apotek harus
seefisien mungkin
d. Pekerjaan lainnya (menyapu, mengepel, merapikan ruangan, dan
sebagainya) dijalankan dengan sistem piket
e. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri.
45

5. Perhitungan Studi Kelayakan Pendirian Apotek


1. Modal
– Modal Tetap
Sarana fisik : Tanah dan bangunan dengan luas bangunan 4 x 10 m (1 lantai)
Harga : Rp 150.000.000,- biaya kontrak selama 5 tahun

– Sarana penunjang
Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-
Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,
Meja kerja : Rp 500.000,-
Meja racik : Rp 300.000,-
Lemari narkotik : Rp 500.000,-
Wastafel : Rp 150.000,-
Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-
Mesin kasir : Rp 1.000.000,-
Peralatan administrasi : Rp 500.000,-
Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-
Telepon : Rp 500.000,-
Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-
Kulkas : Rp 1.500.000,-
Dispenser : Rp 250.000,-
Kipas angin : Rp 200.000,-
Plang nama apotek +
buku wajib farmasi : Rp 500.000,-
TOTAL : Rp20.000.000,-
46

– Modal kerja
Barang dagangan : Rp 50.000.000,
(obat-obatan dan barang-barang lain)
TOTAL : Rp 50.000.000,-

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)


• Biaya Personalia per tahun
Biaya & Jumlah APA Asisten Apoteker Kasir

Jumlah 1 1 1

Upah / bulan 3.000.000 2.000.000 700.000

Upah / tahun 36.000.000 24.000.000 8.400.000

THR 3.000.000 2.000.000 700.000

TOTAL BIAYA 39.000.000 26.000.000 9.800.000

• Total biaya personalia per tahun : Rp. 74.800.000,-

• Biaya pengelolaan per tahun


– Biaya listrik, air dan telepon : Rp 5.000.000,-
– PBB : Rp 400.000,-
– Lain-lain : Rp 1.800.000,-
– TOTAL : Rp 7.200.000,-

• Biaya tetap
– Pengeluaran gaji pegawai : Rp 74.800.000,-
– Biaya pengelolaan pertahun : Rp 7.200.000,-
– TOTAL BIAYA TETAP : Rp 82.000.000,-
47

3. Total Modal Investasi


Total Modal Investasi = modal tetap + sarana penunjang + modal kerja + fixed
cost
= 150.000.000 + 20.000.000 + 50.000.000 + 82.000.000
= Rp 302.000.000,-
4. Perolehan Omset per Tahun
a. Penjualan
– Resep
• Jumlah resep /hari : 25 lembar
• Jumlah resep /bulan : 650 lembar
• Jumlah resep /tahun : 7800 lembar
• Harga rata-rata resep : Rp. 70.000,-
• Jumlah Penjualan /tahun : Rp. 546.000.000
• Persentase Penjualan : 64 %

– Obat OTC
• Harga penjulan /hari : Rp. 1.000.000,-
• Harga penjulan /bulan : Rp. 26.000.000,-
• Harga penjulan /tahun : Rp. 312.000.000,-
• Persentase penjualan : 36 %
– TOTAL PENJUALAN : Rp. 858.000.000,-

b. Keuntungan yang diinginkan


 Dari penjualan resep = 30 %
 Dari penjualan OTC = 20 %
 Penjualan resep : 100% + 30% = 130% (1,30)
 Penjualan OTC : 100% + 20% = 120% (1,20)
48

c. Indeks Penjualan
• Indeks Penjualan Resep = Total Penjualan Resep x 1,3
Total Penjualan
= 546.000.000 x 1,3
858.000.000
= 0,83
• Indeks Penjualan OTC = Total Penjualan OTC x 1,2
Total Penjualan
= 312.000.000 x 1,2
858.000.000
= 0,44
Indeks Penjualan = 0,83 + 0,44 = 1,27

5. Laba Rugi
Indeks Penjualan : 1,27
Indeks Laba Total : 1,27 – 1 = 0,27
Laba kotor : 0,27 x 100%
1,27
: 21,26 %
: 21,26 % x Rp 858.000.000,-
: Rp. 182.409.453
Biaya Tetap : Rp. 82.000.000 -
Rp. 100.409.453
Pajak 10% : Rp. 10.040.945-
Laba Netto (Laba bersih) : Rp.90.368.508,-
49

6. Pay Back Periode (PP)

Total investasi
= Rp 302.000.000,- x1
x 1 tahun
tahun Laba netto
Rp 90.368.508,-
= 3,34 tahun atau 3 tahun 4 bulan

7. Return on Investment (ROI) (% untuk 1 tahun)

= Rp.
Laba90.368.508,-
netto x 100%
Rp 302.000.000,- x100%
= Total investasi
29,92%

8. Perhitungan BEP
𝟏
BEP = 𝒙 𝑭𝒊𝒙 𝑪𝒐𝒔𝒕
𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑪𝒐𝒔𝒕
[ 𝟏−( 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆)]

𝟏
= [ 𝟏−(𝟏/𝟏,𝟐𝟕)] 𝒙 𝑹𝒑 𝟖𝟐. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, −
= Rp. 384.976.525,-

-Dari Laba kotor = 21,26 %Rp. 384.976.525


= Rp. 81.846.009 ~ Rp. 82.000.000 (+/- biaya tetap)

-Dari penjualan resep = 64% x Rp. 384.976.525,-


= Rp. 246.384.976/tahun
= Rp. 20.532.080/bulan
= Rp. 789.695,4/hari (26 hari kerja)
50

1 resep = Rp. 70.000 𝐑𝐩𝟕𝟖𝟗.𝟔𝟗𝟓,𝟒,− x 1 resep = 11,28 ~ 12 resep/hari


𝑹𝒑 𝟕𝟎.𝟎𝟎𝟎,−

Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan sebanyak 12 resep per hari
51

BAB III
PENUTUP

Studi kelayakan apotek merupakan metode penjajakan gagasan suatu proyek


mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk dilaksanakan. Studi ini dilakukan
agar apoteker pengelola apotek dapat menentukan alokasi sumber daya (resources)
perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha yang akan dijalankan
dalam apotek untuk mendapatan output yang maksimal dan mengukur tingkat
keuntungan sumber yang akan digunakan dalam menjalankan usaha apotek. Hasil
studi kelayakan pada prinsipnya dapat digunakan untuk merintis usaha baru maupun
dalam mengembangkan usaha yang sudah ada.
Suatu usaha apotek yang dinyatakan layak dalam studi kelayakan belum tentu
berhasil, karena keberhasilan apotek akan dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun
internal apotek. Namun, apotek yang dalam studi kelayakan dinyatakan tidak layak,
maka akan mengalami risiko rugi yang sangat besar sehingga sangat riskan bila
dijalankan.
52

DAFTAR ACUAN

Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : Wira Putra Kencana. Hal :
196-199

Anda mungkin juga menyukai