Tondano,
Oktober 2017
Penyusun
5. Kovarians………………………………………………………….. 29 6.
Varians Bersyarat…………………………………………………. 33 7. Fungsi
Pembangkit Momen Gabungan………………………….... 34 8. Koefisien
Korelasi………………………………………………… 35 9. Akibat
Kebebasan Stokastik…………………………………….... 35 BAB III
PENUTUP A.
Kesimpulan .......................................................................................... 37 B.
Saran .................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
38
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
XY
6
13. Untuk mengetahui bagaimana rumus untuk menentukan varians
bersyarat 14. Untuk mengetahui bagaimana rumus untuk menentukan
fungsi pembangkit momen gabungan 15. Untuk mengetahui bagaimana
menentukan derajat hubungan linear antara dua buah peubah acak 16.
Untuk mengetahui apa saja akibat kebebasan stokastik dari dua peubah
acak
Definisi (Nilai Ekspektasi Diskrit Jika X adalah peubah acak diskrit dengan
nilai fungsi peluangnya di x adalah p (x) dan u (X) adalah fungsi dari X,
maka nilai ekspektasi dari u (X), dinotasikan dengan E [u(X)], didefinisikan
sebagai : E [u(X)] =
u(x) . p(x) x
𝑥 ; 𝑥 = 1,2,3,4,5 15
(𝑥 2 − 1) . 𝑝 (𝑥)
= ∑5𝑥=1(𝑥 2 − 1) . 1
𝑥 15 2
3
4
+ (25 − 1)(15)
24
60
= 0 + 15 + 15 + 15 +
E(𝑋 2 − 1)
210 15
120 15
= 14
𝑥(𝑥 + 1) . 𝑝 (𝑥)
= ∑5𝑥=1 𝑥(𝑥 + 1) .
𝑥 15
2
4
12
36
80
= 15 + 15 + 15 + 15 +
E[X(X + 1)]
150 15
280 15
= 0 + 2 ∫0 (𝑥 2 − 𝑥 3 − 1 + 𝑥)𝑑𝑥 + 0 1
= 2 (3 𝑥 3 − 4 𝑥 4 − 𝑥 + 2 𝑥 2 ) 1
= 2 (3 − 4 − 1 + 2) E[𝑋 2 − 1]
= −6
=∫−∞ 𝑥(𝑥 + 1). 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫0 𝑥(𝑥 + 1). 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫1 𝑥(𝑥 + 1). 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 0
1
∞
= 0 + 2 ∫0 (𝑥 − 𝑥 3 )𝑑𝑥 + 0 1
= 2 . (3 𝑥 2 − 4 𝑥 4 1
= 2 (2 − 4) E[X(X+1)]
=2
10
𝑥 2 . 𝑝 (𝑥) − 1
= (∑5𝑥=1 𝑥 2 . 15) − 1 1
= {(15)(1 + 8 + 27 + 64 + 125)} … 1 =(
225 15
)−1
= 15 – 1 E(𝑋 2 − 1)
= 14
𝑥 . 𝑝 (𝑥)
= 15 + ∑5𝑥=1 𝑥. 15 1
= 15 + (15)(1 + 4 + 9 + 16 + 25) 55
280 15
3. Rataan
Definisi (Rataan Diskrit) Jika X adalah peubah acak diskrit dengan nilai
fungsi peluang dari X di x adalah p(x), maka rataan dari peubah acak X
didefinisikan sebagai: E(X) =
x . p(x)
11
= ∑6𝑥=1 𝑥. 6 1
= (6) (1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 5) 21
E(X) = 6 = 3,5 Sehingga apabila dadu yang seimbang itu diundi terus-
menerus, maka diharapkan rataan angka pada mata dadu yang akan
muncul adalah 3,5.
Definisi (Rataan Kontinu) Jika X adalah peubah acak kontinu dengan nilai
fungsi densitas dari X di x adalah f (x), maka rataan dari peubah acak X
didefinisikan sebagai: ∞ E[X] = ∫−∞ 𝑥 . 𝑓 (𝑥) Contoh 5 : Misalnya fungsi
densitas dari X berbentuk : 𝑓(𝑥) = 20𝑥 3 (1 − 𝑥); 0 < 𝑥 < 1 = 0 ; x lainnya
Hitung E(X)! Penyelesaian : E(X)
= ∫−∞ 𝑥 . 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 0
= 0 + 20 ∫1 (𝑥 4 − 𝑥 5 )𝑑𝑥 + 0
12
1
1
= 20(5 𝑥 5 − 6 𝑥 6 1
= 20 (5 − 6) E(X)
20
= 30 = 3
Rataan dari sebuah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu biasanya
dinotasikan dengan 𝜇 (dibaca “mu”), sehingga apabila peubah acaknya X
maka 𝜇 = 𝐸(𝑋) Nilai rataan dari sebuah peubah acak, baik diskrit maupun
kontinu tidak selalu ada, artinya nilai rataan tersebut bisa mempunyai nilai
dan bisa juga tidak mempunyai nilai. Nilai rataan dari sebuah peubah acak
itu ada, jika hasil penjumlahannya atau pengintegralannya ada. Sebaliknya,
nilai rataan dari sebuah peubah acak tidak ada, jika hasil penjumlahannya
atau pengintegralannya tidak ada. 4. Varians Berikut ini akan dijelaskan
definisi varians dari sebuah peubah acak yang berlaku bagi peubah acak
diskrit maupun kontinu. Definisi (Varians) Misalnya X adalah peubah acak,
baik diskrit maupun kontinu. Varians dari X didefinisikan sebagai : Var(X) =
E[X – E(X)]2 Atau Var(X) = E(X − μ)2
12
13
16
Dengan μ = E(X) = ∑3𝑥=1 𝑥. 𝑝(𝑥) = (1). 𝑝(1) + (2). 𝑝(2) + (3). 𝑝(3) 1 1 1 =
(1) (2) + (2) (3) + (3)(6) μ
= E(X) =
10 6
=3 5
16
= 9 + 27 + 27 15
= 27 = 9
Var (X)
Definisi (Varians Kontinu) Jika X adalah peubah acak kontinu dan f (x)
adalah nilai fungsi densitas dari X di x, maka Varians dari X didefinisikan
sebagai: ∞ Var(X) = ∫−∞(𝑥 − 𝜇)2 . 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 Contoh 7 : Misalnya fungsi
densitas dari X berbentuk : 𝑓(𝑥) = 𝑒 −𝑥 ; 𝑥 > 0 = 0 ; x lainnya Hitung Var (X)!
Penyelesaian : ∞
= ∫−∞ 𝑥. 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 0
= ∫−∞ 𝑥. 0𝑑𝑥 + ∫0 𝑥. 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 ∞
= 0 + ∫0 𝑥. 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 𝑏
= lim ∫0 𝑥. 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 𝑏→∞
+ ∫0 𝑥. 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥)
14
=0+1–0=1
𝑏→∞
∞
𝑏 lim ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 𝑏→∞
𝑏→∞
= 2 – (2) (1) + 1 =1
Dalil 2 : Jika C adalah sebuah konstanta, maka Var (c) = 0 Dalil 3 : Jika X
adalah peubah acak dan c adalah sebuah konstanta, maka Var (X + c) =
Var (X) Dalil 4 : Jika a dan b adalah dua buah konstanta dan X adalah
peubah acak, maka : 𝑉𝑎𝑟 (𝑎𝑋 + 𝑏) = 𝑎2 . 𝑉𝑎𝑟 (𝑋)
5. Momen
Definisi (Momen) Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu,
maka momen ke-k (dinotasikan dengan μ‘k )didefinisikan sebagai : 𝜇. 𝐾 =
𝐸(𝐸 𝑘 ) k = 1, 2, 3, · · ·
15
Definisi (Momen Diskrit) Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah
nilai fungsi peluang dari X di x, maka momen ke-k (dinotasikan μ’k )
didefinisikan sebagai : 𝜇𝑘 ′ = ∑ 𝑥 𝑘 . 𝑝(𝑥) 𝑥
Contoh 8 : X
1
214
P(x)
318
418
12
=4+1+ 𝜇3 ′ = 𝐸(𝑋 3 ) =
27 8
64 8
293 8
Definisi (Momen Kontinu) Jika X adalah peubah acak kontinu dan f (x)
adalah nilai fungsi densitas dari X di x, maka momen ke-k (dinotasikan μ’k )
didefinisikan sebagai : ∞
2𝑥 ;1 < 𝑥 < 2 3
= 0; 𝑥 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
16
= 0 + ( 𝑥5 15
𝜇′3 = 𝐸(𝑋 3 ) =
2𝑥 3
𝑑𝑥+∫2 𝑥 3 . 0𝑑𝑥
62 15
Definisi (Momen Sekitar Rataan Diskrit) Jika X adalah peubah acak diskrit
dan p(x) adalah nilai fungsi peluang dari X di x, maka momen sekitar
rataan ke-k (dinotasikan dengan 𝜇𝑘 ) didefinisikan sebagai: 𝜇𝑘 =∑𝑥(𝑥 − 𝜇)𝑘.
𝑝(𝑥)
17
18
Dalil 5 : Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu dan 𝑀𝑥 (t)
adalah fungsi pembangkit momennya, maka : 𝑀𝑋𝑟 (𝑡)
= 𝜇𝑟 ′
Dalil 6 : Jika X adalah peubah acak dan c adalah sebuah konstanta, maka :
𝑀𝑐𝑋 (𝑡) = 𝑀𝑋 (𝑐𝑡) Dalil 7 : Jika X adalah peubah acak dan c adalah sebuah
konstanta, maka : 𝑀𝑋−𝑐 (𝑡) = 𝑒 𝑐𝑡 . 𝑀𝑋 (𝑡) Dalil 8 : Jika X adalah peubah
acak, sedangkan a dan b adalah dua buah konstanta, maka : 𝑎𝑡 𝑡 𝑀(𝑋+𝑎) =
𝑒 𝑏 . 𝑀𝑋 ( ) 𝑏 𝑏
19
) 2 f ( x)dx ( x ) 2 ( X E 2
k
) f ( x)dx (2
k
) 2 f ( x)dx ( x
) f ( x)dx ( x 2
k
k
k
karena integral
) (x
2 k
) 2 f ( x)dx ( x
) ( x
2 k
K Kemudian X
k
2 maka
k
f ( x)dx k 2 2
2 , maka diperolehkanan dibagi dengan k 2
f ( x)dx . Jika
ruas
k
k
f ( x)
k f ( x)dx
k
) k X k sehingga p(
k
k 1 f ( x)dx
k
38
Jika X dan Y adalah dua peubah acak yang saling bebas, maka: E(XY) =
E(X).E(Y)
39
Dalam hal ini, hubungan antara kebebasan stokastik dua peubah acak dan
koefisien korelasinya ρ = 0 sebagai berikut: 1. Jika X dan Y adalah dua
peubah acak yang saling bebas, maka ρ = 0. 2. Jika ρ = 0, maka X dan Y
adalah dua peubah acak yang belum tentu saling bebas.
40
41
Daftar Pustaka
http://chandra-
novtiar.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2017/04/Pertemuan_5.pdf
http://chandra-
novtiar.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2017/04/Pertemuan_6.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19610618
19
87031NAR_HERRHYANTO/FILE_12_PERTEMUAN_KESEMBILAN_STAT
MAT_1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19610618
19
87031NAR_HERRHYANTO/FILE_11_PERTEMUAN_KETUJUH_STATMA
T _1.pdf
https://pdfcoffee.com/brigita-wowiling-15504060-makalah-ekspektasi-
matematika-pdf-free.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19610618
1987031-
NAR_HERRHYANTO/FILE_12_PERTEMUAN_KESEMBILAN_STATMAT_
1.pdf