Supervisi memanfaatkan siswa adalah proses supervisi memanfaatkan dua atau tiga siswa untuk membantu supervisor. Bantuan itu adalah berupa observasi secara diam-diam tentang perilaku guru yang mengajar di kelas tempat siswa-siswa itu belajar, Karena kemampuan siswa terbatas maka teknik ini hanya dapat dilakukan pada kelas- kelas yang siswanya bisa memahami cara memberi tanda pada alat observasi yang telah disiapkan oleh supervisor. Alat observasi yang dapat dipakai pada teknik supervisi ini adalah daftar cek atau skala penilaian, sehingga siswa yang ditugasi tinggal memberi tanda cek saja pada alat itu. Teknik ini tidak boleh memakai catatan biasa, sebab siswa dapat membuat tulisan yang tepat menggambarkan kerja gurumya. Tugas mengobservasi gurunya sendiri ini hatus dirahasiakan baik kepada teman-teman siswa maupun kepada guru bersangkutan, untuk menghindari kemungkinan muncul kesalahpahaman. 1. Tujuan Teknik Supervisi Memanfaatkan Siswa Teknik supervisi yang memakai siswa bermaksud agar data yang didapat pada proses supervisi itu sangat wajar sesuai dengan kondisi kelas yang sesungguhnya. Disebut sangat wajar, sebab tidak ada orang lain di dalam ruangan kelas, kecuali guru dengan para siswanya. Dengan melihat data ini maka supervisor tahu secara persis kualifikasi guru bersangkutan. 2. Ciri-ciri Tehnik Supervisi Memanfaatkan Siswa Teknik supervisi ini mempunyai sejumlah ciri, sebagai uraian berikut. a. Bersifat supervisi individual b. Supervisi dilakukan secara diam-diam tanpa memberitahukan kepada guru sebelumnya c. Proses supervisi dilakukan dalam kelas ketika guru sedang mengajar, sehingga suasana pembelajaran sangat alami sesuai dengan keadaan sehari-hari, sebab tidak ada orang Iain Yang ikut berada dalam kelas, kecuali guru dengan para siswanya d. Pengobservasi atau pencatat data adalah dua atau tiga orang Siswa yang dipercaya oleh supervisor e. Alat pencatat data adalah daftar cek atau skala penilaian Yang dibuat oleh supervisor f. Pertemuan balikan mungkin ada, mungkin juga tidak. Pertemuan ini hanya diadakan oleh supervisor kalau ia memandang perlu, sebab ada hal penting yang harus dibicarakan. Dalam hal seperti ini supervisor tetap merahasiakan sumber data yang dibahas, mungkin supervisor akan mengatakan ada informasi yang mengatakan seperti itu. g. Kalau ada pertemuan balikan, berarti ada penguatan h. Dan mungkin juga ada tindak lanjut kalau kedua belah pihak sepakat untuk mengadakannya 3. Proses Teknik Supervisi Memanfaatkan Siswa Langah-langkahyang di tempuh dalam proses supervisi seperti ini adalah sebagai berikut. a. Mula-mula supervisor menentukan guru yang akan disupervisi b. Kemudian supervisor membuat alat-alat observasi yang berbentuk daftar cek atau skala penilaian. Alat ini digandakan sebanyak siswa yang akan dimintai bantuan. c. Dua atau tiga siswa yang dipercaya oleh supervisor dipanggil dan diminta bantuan menuliskan hasil pengamatannya terhadap perilaku gurunya sendiri ketika mengajar dalam kelas. d. Supervisor berpesan kepada siswa-siswa ini agar kerjanya dilakukan secara diam-diam supaya tidak diketahui oleh teman- teman yang Iain dan gurunya, termasuk pada hari-hari berikutnya tetap dirahasiakan kepada siapa pun. e. Supervisi dilaksanakan dalam kelas. f. Hasil pengamatan siswa diserahkan kepada supervisor segera setelah selesai mengobservasi guru. g. Supervisor memeriksa dan menilai data itu. Kalau cara kerja guru dipandang sudah relative baik maka supervisi selesai sampai di sini. h. Tetapi kalau guru dipandang masih perlu diperbaiki maka dengan cara tertentu supervisor memanggil guru tersebut dengan mengatakan ada informasi tentang dirinya yang perlu dibicarakan. Pertemuan balikan akan terjadi, membahas informasi tadi. i. Penguatan dilakukan terhadap perilaku-perilaku positif yang ditunj ukkan oleh guru. j. Kalau guru dan supervisor memandang perlu ada tindak lanjut sebab masih ada yang patut diperbaiki, maka tindak lanjut pun disepakati. E. Teknik Supervisi Dengan Alat-Alat Elektronik Dunia semakin modern, perkembangan teknologi semakin maju, sehingga hampir semua sektor kehidupan dimasuki dan memakai teknologi. Begitu pula halnya dengan sektor pendidikan, khususnya dalam supervisi sudah dirambah oleh teknologi. Hasil penelitian sajjadur (2005 : 225) mengatakan bahwa keefektivan pengetahuan yang dipakai dalam organisasi bergantung pada kultur,struktur, media, dan teknologi. Di Sini tampak bahwa media dan teknologi memegang peranan dalam mengaplikasikan pengetahuan. Supervisi pendidikan yang didominasi oleh teknologi disebut supervisi pendidikan dengan alat-alat elektonik. Supervisi ini memakai alat video sebagai satu-satunya alat pencatat data dalam proses supervisi. Tetapi kalau teknologi ditafsirkan secara luas, yaitu termasuk alat-alat yang dikonstruksi dengan teknologi modem maka mengobservasi guru sedang mengajar Iewat kaca jendela tidak tembus pandang dari dałam dapatjuga disebut supervisi dengan alat-alat elektronik atau perlengkapan modern. 1. Tujuan Teknik Supervisi dengan Alat-alat Elektronik Supervisi yang memakai alat-alat elektronik atau perlengkapan modern adalah bermaksud untuk mendapatkan data tentang guru mengajar secara objektif seperti apa adanya di kancah yang alami. Tujuan ini sama dengan tujuan supervisi yang memanfaatkan siswa, yaitu sama-sama ingin mencari data yang objektif tentang guru mengajar yang seperti apa adanya dałam kehidupan belajar sehari-hari. Tetapi supervisi dengan alat,alat elektronik ini memakai perlengkapan yang lebih dari pada tenaga siswa. Dari rekaman dan tayangan video atau hasil observasi lewat jendela yang tidak tembus pandang dari dałam kelas, supervisor akan mendapatkan data yang otentik tentang kualifikasi guru yang disupervisi. 2. Ciri-Ciri Teknik Supervisi dengan Alat-alat Elektronik Supervisi dengan alat-alat elektronik ini mempunyai sejumlah ciri seperti berikut. a. Supervisi ini bersifat individual, sebab hanya satu guru yang sedang mengajar disupervisi. b. Alat yang dipakai mengobservasi adalah video atau alat-alat lain seperti itu, sehingga baik suara guru maupun tindakan-tindakan guru dalam mengajar dapat ditangkap, termasuk suasan para siswa. c. Video itu dipasang pada salah satu sudut ruangan kelas, sebelum supervisi dilakukan. Di sekolah yang kaya dan sudah mampu, video semacam ini terpasang secara permanen pada setiap ruangan kelas. Video ini terhubungkan dengan kantor kepala sekolah. Sehingga ketika kepala sekolah selaku supervisor mensupervisi guru, ia tinggal menghidupkan video yang ada di kelas tempat guru itu mengajar. Supavisor melihat video itu dikantornya. d. Supervisor seperti ini dapat memanfaatkan kaca jendela modem, yaitu kelas dapat dilihat dari luar, tetapi para siswa dan guru tidak dapat melihat yang ada diluar kelas. Supervisor mengobservasi guru lewat jendela ini. e. Data tentang guru yang didapat sangat objektif dan otentik seperti apa adanya dalam proses pembelajaran sehari-hari. f. hasil supervisi itu di analisis dan dinilai sendiri oleh supervisor. g. Pertemuan balikan diadakan, hanya kalau melihat ada hal penting perlu dibicarakan dengan guru yang disupervisi. Bila perlu dalam pertemuan ini video itu dapat diputar ulang agar guru dapat menyaksikan perilakunya yang dipemasalahkan oleh supervisor. h. Penguatan diberikan untuk perilaku yang baik. i. Tındak lanjut diadakan kalau diperlukan dan disepakati oleh kedua belah pihak. 3. Proses Teknik Supervisi Dengan Alat-alat Elektronik Teknik supervisi dengan memakai alat-alat elektronik ini memakai langkah- langkah proses supervisi sebagai berikut: a. Mula-mula supervisor memasang video di ruangan kelas tempat guru mengajar yang akan disupervisi. Atau video itu memang sudah terpasang di situ sejak lama. b. Begitu guru mulai mengajar, video di ruangan kelas itu dihidupkan oleh supervisor. c. Supervisor memperhatikan tayangan video itu sambil duduk di kantor. Catatan- catatan tentang hasil penilaian dan komentar supervisor mengenai perilaku guru yang terlihat dalam video dibuat. d. Setelah guru selesai mengajar, video dimatikan dan catatan yang dibuat supervisor tadi dipelajari atau dianalisis. e. Kalau ternyata semua hasil supervisi dipandang sudah baik, maka supervisi sudah selesai sanpai di sini. Tetapi kalau ada hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru yang baru saja disupervisi mengenai hasil supervisi itu, barulah diadakan pertemuan balikan. Dalam pertemuan ini supervisor bersama guru membahas hasil supervisi yang dipandang masih kurang baik. Pertemuan berakhir dengan suatu kesepakatan. f. Penguatan yang bertalian dengan perilaku-perilaku guru yang baik diberikan dalam pertemuan balikan di atas. g. Tındak lanjut diadakan untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik. F. Teknik Supervisi Pertemuan Informal Supervisi dapat juga dilakukan dalam pertemuan informal. Pertemuan dikatakan informal sebab tidak direncanakan atau diadakan dengan sengaja atau resmi. Pertemuan informasi ini dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Pertemuan itu bisa terjadi ketika jam pelajaran istirahat, ketika dalam perjalanan dan di tempat wisata, ketika melihat para siswa melakukan pertandingan olah raga dengan siswa sekolah lain, ketika melihat-lihat siswa bermain di halaman sekolah waktu istirahat, dan sebagainya. Dalam perterrıuan ini tiba-tiba guru menemui superviSor atau supervisor menemui guru unluk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan proses pembelajaran. Pada saat berbicara itulah lerjadi proses supervisi. 1. Tujuan Supervisi Pertemuan Informal Supervisi yang dilakukan secara informal bertujuan memberi kemudahan kepada guru dan supervisor menyampaikan maksudnya. Guru ingin menanyakan sesuatu karena belum jelas atau supervisor ingin menegur atau menyampaikan sesuatu kepada guru, segera dapat direalisasi dalam pertemuan informal ini. Itulah tujuan teknik supervisi pertemuan infomal, memberi kemudahan kepada kedua belah pihak dalam mengadakan supeıvisi. 2. Ciri-Ciri Teknik Supervisi Pertemuan Informal Supervisi yang diadakan secara informal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a. Supervisi diadakan tanpa kesepakatan waktu, materi, dan tempat terlebih dahulu. b. Supervisi di lakukan secara mendadak dalam pertemuan informal tertentu. c. Pembicaraan dalam supeıvisi bersifat individual, yaitu seorang guru berhadapan dengan seorang supervisor. d. Proses supeıvisi ini mirip dengan proses konsultasi, Bedanya adalah dalam konsultasi, keputusan diambil oleh guru. Tetapi dalam supervisi ini keputusan berdasarkan kesepakatan antara guru dengan supervisor. e. Pada umumnya tidak ada pertemuan balikan. f. Penguatan jarang sekali dilakukan, penguatan diadakan kalau tampak guru sangat berprestasi. g. Tındak lanjutjuga tidak diperlukan, kecuali kalau guru menginginkan sesuatıı pada hari-hari berikutnya. 3. Proses Teknik Supervisi Pertemuan Informal Langkah-langkah yang ditempuh oleh teknik supervisi pertemuan infonnal ini adalah seperti uraian berikut: a. Guru berangan-angan membicarakan sesuatu kepada supervisor atau supeıvisor ingin membicarakan hal-hal tertentu kepada guru. b. Angan-angan tersebut disampaikan pada saat tertentu, misalnya ketika guru melihat-lihat atau menjaga anak-anak sedang bermain di halaman sekolah. c. Pertemuan guru dengan supervisor itu secara informal menjadi ajang supervisi. d. Pembicaraan, pertanyaan, teguran, jawaban, penjelasan, dan sebagainya terjadi dalam proses supervisi ini bertalian dengan pertanyaan-pertanyaan guru atau peringatan supervisor kepada guru. e. Kalau guru sudah puas sebab apa yang ditanyakan yang belum jelas baginya sebelumnya sudah menjadi terang atau teguran supervisor sudah disampaikan kepada guru dan guru sudah memadatinya maka supervisi sudah selesai. f. Kalau sikap guru positif ketika ditegur maka supervisor tidak lupa memberi penguatan, antara lain berupa senyuman rasa puas. g. findak latiut diperlukan hanya kalau guru memintanya.