Anda di halaman 1dari 13

F.

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

1. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

Berdasarkan judul dan latar belakang permasalahan yang diangkat, maka bubjek

penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru di SMPN 1 Gerung.

Sedangkan yang menjadi objek yang diteliti ialah pelaksanaan supervisi akademik

(observasi kelas) kepala sekolah SMPN 1 Gerung.

2. INDIKATOR

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah wawancara dan

observasi. Sebelum membuat instrument penelitian, terdapat beberapa indikator yang

menjadi fokus penelitian yang nantinya akan dituangkan kedalam butir – butir

pertanyaan wawancara dan fokus observasi. Indikator terdiri dari :

a. Penyusunan program supervisi akademik

b. Periode dalam melakukan supervisi akademik

c. Model supervisi akademik yang dilakukan

d. Pola hubungan antara kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan supervisi

akademik

e. Kendala yang dihadapi dalam praktik supervisi akademik

f. Solusi dalam menghadapi permasalahan dalm praktik supervisi

g. Tindak lanjut pasca supervisi akademik

h. Laporan akhir supervisi akademik

3. MODEL / DESAIN EVALUASI

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus, oleh karena itu, desain

evaluasi yang dirasa cocok oleh peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan
evaluasi terhadap supervisi akademik di SMPN 1 Gerung adalah Model Observasi dan

Model Wawancara serta dokumentasi.

- Model Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai proses persiapan

supervisi akademik yang akan dilakukan, bagaimana pelaksanaan supervisi, kendala

yang dihadapi selama ini terkait dengan supervisi akademik dan solusi dari kendala

yang dihadapi tersebut

- Model Observasi dilakukan untuk menvalidasi hasil dari wawancara yang dilakukan

baik dengan kepala sekolah maupun guru yang disupervisi.

- Dokumentasi dilakukan sebagai data tambahan untuk memperkuat hasil wawancara

dan observasi yang dilakukan. Dokumentasi bisa dengan foto/video proses dan hasil

wawancara ataupun foto/video proses dan hasil observasi.

4. SUMBER DATA

Sumber data dibedakan atas 2 yakni, sumber data primer dimana sumber data ini

diberikan langsung kepada peneliti. Sumber data sekunder adalah sumber data yang

tidak diberikan langsung kepada peneliti, bisa melalui orang lain atau dokumen.

Berdasarkan pemaparan diatas, sumber data yang diberikan ialah dokumen catatan

supervisi akademik kepala sekolah yang selama ini terjadi. Serta sumber data lainya

ialah hasil wawancara yang dilakukan, disertai dengan hasil observasi.

5. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Berdasarkan indikator draft wawancara diatas, maka akan dibuat panduan

wawancara yang berisi pertanyaan dari setiap indikator yang telah ditentukan

sebelumnya. Pertanyaan dalam wawancara tersebut akan menerangkan atau menggali


lebih dalam mengenai indikator penelitian. Wawancara akan terdiri dari 15 butir

pertanyaan. Rincian mengenai panduan wawancara tertera sebagai Lampiran 1.

Selain melakukan wawancara, penelitian ini juga menggunakan sistem

pengumpulan data berupa observasi untuk menvalidasi hasil wawancara dan juga

mendapatkan informasi tambahan. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti tidak berperan

sebagai apapun, hanya sebagai pengamat pasif yang mencatat dan mengamati objek

yang diteliti sehingga mendapatkan gambaran faktual dan terperinci mengenai

pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan. Observasi pada penelitian ini berfokus

pada tiga aspek yang dirincikan dalam Lampiran 2

6. ANALISIS DATA

Setelah melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi, langkah selanjutnya ialah melakukan analisis data sehingga

data yang sebelumnya masih berupa draft hasil wawancara menjadi sesuatu yang

bernilai informasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif model studi kasus hanya

bisa dilakukan oleh peneliti sendiri karena sebagai instrumen kunci, peneliti yang

mengetahui permasalahan yang mendalam mengenai topik yang diangkat dalam

penelitian ini. Langkah analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

dimulai dengan membaca seluruh hasil wawancara dan observasi untuk memperoleh

informasi secara umum permasalahan yang diangkat. Selanjutnya, dari informasi umum

yang didapatkan, maka peneliti melakukan kompilasi atau decoding informasi untuk

mendapatkan informasi khusus terkait dengan indikator wawancara yang telah disusun

sebelumnya. Akhirnya, peneliti akan menyusun informasi tersebut sesuai dengan urutan

kejadian yakni mulai dari peneliti melakukan penelitian dilapangan, proses


pengumpulan data hingga ke penyusunan laporan. Hasil analisis data tertuang dalam

Lampiran 3

G. HASIL PENELITIAN (MINI RESEARCH)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru (6 orang guru

PNS di SMPN 1 Gerung) berikut dengan observasi dan dokumentasi, didapatkan kesimpulan

yakni :

1. Pelaksanaan supervisi di SMPN 1 Gerung sudah baik. Namun, supervisi yang sering

dilakukan ialah supervisi Dokumen yang memuat kelengkapan perangkat

pembelajaran guru saat melakukan KBM. Untuk supervisi akademik jarang

dilakukan dan periode waktu juga masih belum jelas karena terkendala waktu dan

kesiapan guru saat dilaksanakannya supervisi akademik. Durasi dalam melakukan

observasi juga menyesuaikan dengan keadaan, walaupun ada beberapa guru yang

memilih untuk tetap berada di kelas sampai proses pembelajaran selesai, ada pula

guru yang sekedar memperhatikan pembukaan pembelajaran dan sedikit dalam

penyampaian materi. Menurut hasil wawancara dengan beberapa guru, supervisi

akademik jarang dilakukan dan kalaupun dilakukan, biasanya dilakukan oleh guru

senior. Kepala sekolah memberikan mandat kepada guru senior untuk melakukan

supervisi akademik dengan model observasi kelas untuk mengetahui persiapan guru

dalam mengajar. Kendala yang sering dihadapi ialah, karena beberapa guru senior

yang bertugas sebagai supervisor internal kesulitan dalam mengatur waktu karena

kepadatan jam mengajar. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kerja sama guru

mata pelajaran serumpun untuk berbenah dalam hal meningkatkan kualitas

pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.


2. Guru kurang mendapatkan manfaat dari proses supervisi di sekolah, baik supervisi

dokumen dan supervisi akademik. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya

motivasi dan peran kepala sekolah dalam proses supervisi. Untuk proses supervisi

dokumen, kepala sekolah hanya memberikan ceklis yang harus diisi mengenai

kelengkapan perangkat pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya

Bonding atau Hubungan yang erat antara guru dan kepala sekolah dalam proses

supervisi ini. Feedback dan supervisi lanjutan juga tidak dilakukan. Untuk supervisi

akademik, terlihat bahwa guru kurang mendapatkan manfaat yang lebih dari proses

supervisi akademik ini karena selain karena proses supervisi akademik ini jarang

dilakukan (periode hanya 2 kali setahun), keberlanjutan mengenai hasil feedback dan

refleksipun tidak dilakukan. Supervisor, baik kepala sekolah ataupun guru senior

melakukan persiapan terlebih dahulu dengan menyusun instrumen atau indikator

supervisi kelas, lalu kemudian ikut masuk ke kelas dan memantau jalannya proses

pembelajaran. Akhirnya, supervisor memberikan kesan atau feedbacknya mengenai

proses pembelajaran yang berlangsung, dan memberikan masukan bila ada.

Sayangnya, bila ada kekuarangan dalam proses pembelajaran dan sueprvisor

memberikan masukan, RTL atau rencana tindak lanjut dalam hal ini supervisi

lanjutan tidak dilakukan. Sehingga tidak ada pantauan lebih lanjut apakah saran yang

diberikan oleh supervisor sudah dilaksanakan atau tidak, dan impact nya dalam

kelas.

3. Terdapat beberapa kendala dalam terselenggaranya observasi kelas, yakni:

a. Kesibukan dari berbagai pihak. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah

memiliki banyak tanggung jawab lain diluar sekolah baik yang bersifat
administratif ataupun tidak. Hal tersebut membuat kepala sekolah memberikan

mandat kepada guru senior untuk melakukan supervisi kelas.

b. Imbasnya dari pemberian mandat tersebut, menurut hasil wawancara dengan

salah seorang guru olahraga di SMPN 1 Gerung adalah membuat proses

supervisi tersebut kurang dari kesan formal karena hubungan antara guru dan

guru (dalam hal ini guru senior) dekat, sehingga, menurut beliau, perbedaan

tetap dirasakan apabila supervisi tersebut dilakukan oleh pemimpin, dan

dilakukan oleh teman sejawat.

c. Selain point b, imbas dari pemberian mandat itu juga menyebabkan susahnya

mengatur jadwal supervisi antara guru senior dan guru yang disupervisi. Hal

tersebut dikarenakan karena keduanya merupakan guru mata pelajaran yang

memiliki jam yang penuh dan tersebar diberbagai jam pelajaran.

d. Selain kesibukan dan kesulitan mengatur jadwal, kendala lainnya ialah karena

banyak even nasional ataupun kegiatan non mengajar lainnya yang membuat

proses pembelajaran tidak berjalan lancar. Ruang kelas atau sekolah dipakai

untuk keperluan Lokakarya guru penggerak, ada kunjungan dari kedinasan,

ataupun kegiatan lainnya.

e. Tidak ada keberlanjutan atau observasi lanjutan sehingga proses supervisi

menjadi kurang bermakna dan bermanfaat.


LAMPIRAN – LAMPIRAN
PANDUAN WAWANCARA
Lampiran 1

No Kode Indikator Pertanyaan


Informan
1 Penyusunan program 1. Bagaimana ibu menyusun program
supervisi akademik supervisi akademik ?
2. Bagaimana tanggapan guru terhadap
penyusunan program supervisi akademik
yang ibu lakukan ?
2 Periode dalam 3. Apakah waktu atau periode dalam
melakukan supervisi melakukan supervisi merupakan hasil
akademik diskusi dengan guru?
4. Berapa kali supervisi akademik dilakukan
dalam 1 semester?
3 Model supervisi 5. Bagaimana bentuk pelaksanakan supervisi
akademik yang dilakukan yang dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap guru?
6. Apakah kepala sekolah menerapkan teknik
kunjungan kelas atau observasi kelas dalam
supervisi akademik?
4 Pola hubungan antara 7. Bagaimana pola hubungan antara kepala
kepala sekolah dengan sekolah dengan guru dalam pelaksanaan
guru dalam pelaksanaan supervisi akademik?
supervisi akademik
5 Kendala yang dihadapi 8. Kendala-kendala seperti apa yang sering
dalam praktik supervisi dihadapi dalam pelaksanaan supervisi
akademik akademik terhadap guru?
6 Solusi dalam 9. Bagaimana cara mengatasi kendala –
menghadapi kendala dalam pelaksanaan supervisi
permasalahan dalm akademik terhadap guru ?
praktik supervisi 10. Menurut Bapak / Ibu, apa yang menjadi
faktor pendukung dalam pelaksanaan
supervisi akademik kepala sekolah?
7 Tindak lanjut pasca 11. Biasanya, Bimbingan dan pengarahan apa
supervisi akademik saja yang diberikan kepala sekolah saat
supervisi dilaksanakan?
12. Apakah kepala sekolah memberikan
bimbingan dalam hal pengembangan
kompetensi kepribadian?
13. Bagaimana langkah-langkah tindak lanjut
supervisi akademik yang Bapak / Ibu
lakukan?
14. Apakah ada tindakan refleksi dan observasi
lanjutan sebagai bentuk feedback dari
supervisi akademik yang dilakukan?
8 Laporan akhir supervisi 15. Bagaimana Bapak / Ibu membuat laporan
Akademik terkait dengan pelaksanaan supervisi yang
dilakukan?
TABEL FOKUS OBSERVASI
Lampiran 2

No Fokus Observasi Hal yang diamati


1 Persiapan Supervisi a. Penyusunan instrumen supervisi
Akademik
2 Pelaksanaan / Proses a. Periode pelaksanaan supervisi
Supervisi Akademik akademik
b. Metode / Teknik supervisi akademik
c. Durasi dilaksanakannya supervisi
akademik
d. Pendekatan supervisi akademik
e. Teknik penilaian
f. Sikap supervisor dalam melakukan
supervisi
3 Tindak lanjut supervisi a. Bentuk refleksi yang diberikan
b. Umpan balik dari guru terkait
c. Keberlanjutan dari umpan balik dan
refleksi yang diberikan
HASIL ANALISIS DATA
Lampiran 3

1. Hasil Wawancara dengan Guru A

Hari / Tanggal : 16 Oktober 2023

Tempat : SMPN 1 Gerung

Narasumber : Bu Guru A

Aktifitas : Wawancara

Deskripsi hasil wawancara

Rencana wawancara dilakukan pada hari Senin, saat keluar main yakni pada pukul

10.10 WITA. Proses wawancara dimulai dengan penyampaian tema atau topik dari

wawancara, kemudian meminta ketersediaan untuk pencatatan proses wawancara dengan

menggunakan rekaman suara yang diselipi dengan pengambilan dokumentasi beberapa buah

gambar. Persetujuan melakukan wawancara sudah dilakukan sebelumnya. Dengan

menggunakan panduan wawancara yang telah disusun sebelumnya, proses wawancarapun

berlangsung di ruang guru SMPN 1 Gerung.

Proses wawancara dimulai dengan bertanya seputar perencanaan proses supervisi

akademik yang dilakukan sebelumnya. Bu A mengatakan bahwa Supervisi akademik yang

dilaksanakan hanya sekali setiap semester ini memang dilakukan secara terjadwal, namun

sering kali waktu dari supervisi akademik ini bergeser dari seharusnya dikarenakan beberapa

alasan, kesibukan merupakan alasan yang paling besar. Periode dalam melakukan supervisi

dikelas dilakukan dalam 1 jam pelajaran dengan mencakup 3 proses, yakni pembukaan,

proses penyampaiaan materi, dan penutup. Dikarenakan proses supervisi ini dilakukan oleh

guru senior yang merupakan mandat dari kepala sekolah, maka hubungan antara guru dan

guru senior terkesan lebih santai daripada dengan pemimpin. Selain itu, bu A juga
menuturkan beberapa kendala yang ia rasakan selama proses supervisi. Walaupun bukan

masalah yang berarti, namun jadwal yang berantakan merupakan kendala dalam

terselenggaranya proses supervisi yang terorganisir. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan

masalah tersebut, bu A merasakan perlu dilakukan penjadwalan yang lebih baik, dan bila

jadwal tersebut sewaktu – waktu berubah karena ada kegiatan lain, tim perlu melakukan re-

schedule dengan cepat.

Selanjutnya, peneliti bertanya mengenai pemberian bimbingan dalam hal

perkebangan kepribadian yang dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior, dan guru A

menjelaskan bahwa tidak adanya bimbingan yang dimaksud. Hal serupa dijawab oleh bu A

saat peneliti menanyakan mengenai tindakan refleksi dan observasi lanjutan. Menurut bu A,

selama beliau bergabung di SMPN 1 Gerung ini, tidak pernah dilaksanakan atau dilakukan

supervisi lanjutan setelah dilakukannya supervisi akademik yang pertama.

Pertanyaan terakhir saya adalah mengenai penyusunan laporan supervisi. Menurut bu

A, Penyusunan laporan supervisi akademik sangat diperlukan sebagai bentuk arsip dan

dokumentasi kegiatan supervisi bila sewaktu – waktu dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya

pelaporan supervisi, maka akan membantu guru untuk memanajemen kegiatan sekolah dan

membantu guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dikelas kedepannya. Oleh

karena itu, penyusunan laporan supervisi membutuhkan kerjasama antara guru yang

disupervisi, dengan supervisor. Hal – hal yang merupakan bagian dari laporan mulai dari

perencanaan kegiatan supervisi, teknis supervisi akademik yang akan dilakukan, skenerio

kegiatan dan keberlanjutan dari kegiatan supervisi kedepannya.


2. Hasil Wawancara dengan Guru B

a. Hari / Tanggal : 16 Oktober 2023

b. Tempat : SMPN 1 Gerung

c. Narasumber : Pak Guru B

d. Aktifitas : Wawancara

Deskripsi hasil wawancara

Proses wawancara dengan narasumber kedua dimulai di akhir pembelajaran di

sekolah karena hambatan waktu yang dimiliki baik narasumber dan juga peneliti. Wawancara

dilakukan pada pukul 13.30, dengan berlokasi di Lab Bahasa di SMPN 1 Gerung. Dengan

panduan wawancara yang sama, peneliti menyakan beberapa hal sesuai dengan topik yang

diangkat. Sebelumnya, narasumber sudah diinformasi sehari sebelumnya mulai dari izin

melakukan wawancara dan ketersediaan menjadi narasumber, topik yang akan dibahas dan

ketersediaan narasumber untuk dimintai foto untuk dokumentasi.

Pertanyaan wawancara dimulai dengan pertanyaan tentang persiapan wawancara.

3. Hasil Wawancara dengan Guru C

4. Hasil Wawancara dengan Guru D

5. Hasil Wawancara dengan Guru E

6. Hasil Wawancara dengan Guru F


7. Hasil Wawancara dengan Guru A

Anda mungkin juga menyukai