Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340607407

Konsep Pendidikan Saat Ini dan Harapan Pendidikan Masa Mendatang

Article · April 2020

CITATION READS
S
1,876
0
1 author:

Fina Luthfiyah
Jakarta State University
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

manfaat pendidikan View project

strategi media pembelajaran View project

All content following this page was uploaded by Fina Luthfiyah on 13 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Konsep Pendidikan Saat Ini dan Harapan Pendidikan Masa Mendatang

FINA LUTHFIYAH 1503619005

FinaLuthfiyah_150361905@mhs.unj.ac.id

finaluthfiyah114@gmail.com

Pendidikan merupakan suatu upaya perwujudan cita-cita bangsa. Namun saat ini globaliasi
telah mengalihkan fungsi Pendidikan yang mana bukan hanya sekedar mencerdaskan kehidupan
bangsa melainkan generasi dituntut untuk menguasai berbagai macam pengetahuan, keterampilan
serta memiliki moral yang baik (Hidayatullah, 2017)(Henricus Suparlan, 2015)(Adnan & Nazura,
2020). Oleh sebab itu kualitas Pendidikan perlu ditingkatkan dengan melakukan perubahan pada
aspek eksternalnya yaitu standar pendidikan nasional, juga internalnya dalam hal ini adalah
penggunaan teknologi dalam Pendidikan (Premono et al., 2015). Di dalam standar pendidikan
nasional Indonesia terdapat kurikulum yang didefinisikan sebagai rencana pengaturan pedoman
pembelajaran dalam praktik pendidikan.

Di Indonesia kurikulum telah mengalami pergantian beberapa kali dimulai dari awal
kemerdekaan sampai saat ini (Murtinugraha, 2017). Pada awal kemerdekaan kurikulum
pendidikan Indonesia masih mewariskan sistem pendidikan Belanda dengan metode global yang
dianggap tidak cocok untuk keadaan Indonesia. Pembelajaran pada kurikulum tersebut
mengedepankan penyaluran informasi yang dilakukan oleh pendidik dan penguasaan sepenggal
informasi yang masih tergolong hampa makna yang mengakibatkan rendahnya daya pikir peserta
didik (Joni, 2005). Masuk pada era tahun 2000an banyak diperbincangkan mengenai sistem
pendidikan yang mengedepankan kreativitas guna meningkatkan daya pikir peserta didik. Ramai
yang membahas mengenai peningkatan penggunaan otak kiri disamping penggunaan otak Kanan
atau yang biasa disebut konsep neurosains dalam pendidikan (Billsberry, 2008). Hingga
terciptanya kurikulum 2013 yang mengangkat pendekatan saintifik, yang memiliki tahapan
dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi dan mengkomunikasi (Murtinugraha,
2017). Konsep-konsep tersebut sebenarnya sangat baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia. Namun dalam praktiknya para pendidik belum sepenuhnya paham mengenai
pengelolaan konsep tersebut sehingga tujuannya belum tercapai secara jelas (Joni, 2005).
Teknologi sebagai aspek eksternal merupakan sebuah daya dukung Pendidikan yang sudah jelas
hasilnya jika pemanfaatnnya telah maksimal, seperti halnya media- media pembelajaran yang
telah ada di Era industry 4.0 ini baik media digital maupun electronic seharusnya sudah menjadi
makanan sehari-hari peserta didik di Indonesia (Costa et al., 2019).

Jika ditelaah, masih banyak aspek yang dapat memajukan pendidikan Indonesia seperti
penguasaan konsep pendidikan itu sendiri oleh para pendidik dan peserta didik. Sebagai subjek
dalam sistem pendidikan seharusnya peserta didik dan pendidik mampu mengenal istilah-istilah
dalam pendidikan seperti pembelajaran dan belajar, Pembelajaran merupakan interaksi edukatif
yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan seperti rancangan, pelaksanaan dan evaluasi
(Lesilolo,
2019) (Hanafy, 2014) (Figueira & Duarte, 2019). Pada tahap rancangan biasanya dilakukan oleh
pendidik untuk kegiatan penetapan strategi dan pendekatan pembelajan dalam bentuk pemusatan
perhatian peserta didik dan peningkatan motivasi atau dorongan belajar peserta didik (Yuliasih et
al., 2019) (Abidin, 1970). Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan, dalam tahap ini peserta
didik akan menalami poses belajar atau proses penalaran peserta didik (Ghufron et al., 2017).
Teori belajar sangat banyak, ada teori bandura yang meletakkan pengalaman dan kehidupan
nyata sebagai titik utama atau objek dalam proses belajar dalam pengembanganya melalui
interaksi berbagai akivitas oleh indra manusia. Teori ilmu jiwa daya yang menekan pada hafalan
yang bermanfaat untuk menghafal rumus, dalil maupun peristiwa sejarah. Dan ada pula ilmu jiwa
Gestalt yan tertuju pada pemahaman yang diharapkan mampu mengaitkan antara pengetahuan
dan pengalaman. Jika teori-teori tersebut dikolaborasikan maka akan tercipta pembelajaran
yang mendidik. Tahapan yang terakhir adalah evaluasi dimana didalam evaluasi peserta didik
akan diuji baik pengetahuan maupun keterampilan yang telah ia dapatkan dari proses belajar dan
pembelajaran. Saat tahapan dalam pembelajaran tersebut telah lengkap makan akan terpenuhi
tujuan pendidikan seperti menurut Ki Hajar Dewantara yaitu menghasilkan jiwa raga yang maju
lahir dan batin serta merdeka dalam pikiran maupun tenaganya dan juga yang sering disebut
sebagai Trihayu (memehayuning salira, memahayuning bangsa, memahayuning manungsa).
Manusia yang berpendidikan diharapkan mampu membahagiaan dirinya sendiri, membahagiakan
bangsanya dan membahagiakan manusia lain (Suwarto, 2018).
Semua konsep yang telah disusun pada standar pendidikan nasional dan teknologi sebagai
media yang memudahkan proses pendidikan harus dipahami betul oleh pendidik. Memang sudah
menjadi tanggung jawab pendidik untuk menjadi fasilitator agar peserta didik mampu
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan benar sehingga mampu menumbuhkan
pengarahan dan pertangungjawaban atas diri sendiri (Behlol & Dad, 2010)(Costa et al., 2019).
Referensi

Abidin, Z. (1970). Layanan Bimbingan Belajar sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses
Belajar Mengajar. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 11(1), 34–48.
https://doi.org/10.24090/insania.v11i1.95

Adnan, N., & Nazura, A. (2020). Best Practice in Education Management : Teaching , Learning
and Research. March.

Behlol, M. G., & Dad, H. (2010). Concept of Learning. International Journal of Psychological
Studies, 2(2). https://doi.org/10.5539/ijps.v2n2p231

Billsberry, J. (2008). Introduction to Teaching & Learning: Management Education as an


Emotional Science. Organization Management Journal, 5(3), 149–151.
https://doi.org/10.1057/omj.2008.20

Costa, F. A., Viana, J., Tréz, T., Gonçalves, C., Cruz, E., & Pereira, C. (2019). Learning
Activities Design Based on the Concept of Learning With Technologies. EDULEARN19
Proceeding, 1(July), 4066–4073. https://doi.org/10.21125/edulearn.2019.1032

Figueira, A. I., & Duarte, A. M. (2019). Conceptions of learning among Portuguese students of
Elementary Education. Psicologia USP, 30(June). https://doi.org/10.1590/0103-
6564e180164

Ghufron, M. N., Eko P, I., & Cahyani, B. H. (2017). Model Struktural Hubungan Antara
Kepercayaan Epistemologis Dengan Konsepsi Tentang Belajar Dan Mengajar Mahasiswa.
Inferensi, 11(1), 51. https://doi.org/10.18326/infsl3.v11i1.51-74

Hanafy, M. S. (2014). Konsep dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan, 17(1), 66–79.


http://103.55.216.55/index.php/lentera_pendidikan/article/viewFile/516/491

Henricus Suparlan. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi
pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1), 57–74.

Hidayatullah, A. (2017). Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praktik Pendidikan Di


Indonesia. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 3(1), 1.
https://doi.org/10.32332/elementary.v3i1.785

Joni, T. (2005). Pembelajaran Yang Mendidik: Artikulasi Konseptual, Terapan Kontekstual, Dan
Verifikasi Empirik. Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 12(2), 1–37.

Lesilolo, H. J. (2019). Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura Dalam Proses Belajar
Mengajar Di Sekolah. Jurnal Kajian Teologi, 4(2), 186–202.
https://doi.org/10.37196/kenosis.v4i2.67

Murtinugraha, R. E. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Program
Keahlian Teknik Bangunan di Jakarta. Jurnal PenSil, 6(1), 8.
https://doi.org/10.21009/jpensil.v6i1.7250

Premono, A., Iriani, T., Riyadi, R., & Daryanto, D. (2015). A Synchronization Concept of
Vocational Education in Indonesia. September 2016, 10–14. https://doi.org/10.2991/ictvet-
14.2015.3

Suwarto, S. (2018). Proses Belajar Mengajar dalam Perspektif Sistem Among. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan KALUNI, 1(April 2018).
https://doi.org/10.30998/prossnp.v1i0.46

Yuliasih, M., Sadyana, I. W., & Adnyani, K. E. K. (2019). Persepsi Siswa Terhadap
Keterampilan Dasar Mengajar. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha, 5(1), 30.
https://doi.org/10.23887/jpbj.v5i1.16989

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai