Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks

IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

PENGGUNAAN SISTEM BANGUNAN PINTAR DI “THE EDGE”


AMSTERDAM DAN “GLUMAC” SHANGHAI.

APPLICATION OF INTELLIGENT BUILDING SYSTEM IN "THE


EDGE", AMSTERDAM AND "GLUMAC”, SHANGHAI.

Muhammad Hendrananta1, Ady Rizalsyah Thahir2, Julindiani Iskandar3


1,2,3
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
1
e-mail: nanta.hendra@gmail.com

ABSTRAK
Keterbatasan sumber energi khususnya sumber energi tak terbarukan (Unrenewable Energy) atau
krisis energi dunia serta timbulnya permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi dalam
bangunan merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh sektor bangunan. Oleh karena itu,
efesiensi energi dalam bangunan menjadi suatu keharusan. Sistem bangunan pintar dapat membuat
bangunan menggunakan energi lebih sedikit jika di bandingkan dengan bangunan yang tidak memakai
sistem ini. Sistem bangunan pintar merupakan paduan harmonis antara otomasi, komunikasi, dan
perencanaan lingkungan agar tercipta bangunan yang benar-benar baik. Tulisan ini mendeskripsikan
dua bangunan yang menggunakan sistem bangunan pintar. Variabel yang di deskripsikan adalah aspek
energi, pencahayaan, monitoring, isi daya mobil listrik, penggunaan air, dan pengaturan udara.
Melalui pendeskripsian, dapat diketahui bagaimana implementasi dari variabel di atas kedalam bentuk
desain bangunan. Semua solusi desain dan sistem yang di gunakan, untuk satu tujuan, yaitu efesiensi
energi.

Kata kunci : Bangunan Pintar, Efesiensi Energi, Teknologi.

ABSTRACT
The limitation of energy sources, especially non-renewable energy sources or the world energy crisis
and the emergence of environmental problems due to energy use in buildings are the negative impacts
caused by the building sector. Therefore, energy efficiency in buildings is a must. Intelligent building
systems can make a building use less energy when compared to buildings that do not use this system.
Energy reduction also has an impact on reducing environmental damage caused by energy. Smart
building systems are a harmonious blend of automation, communication and environmental planning
to create truly good buildings. This study will compare two buildings using smart building systems.
The comparable variables are energy, lighting, monitoring, charging electric cars, water use, and air
regulation. Through comparison, it can be seen how the implementation of the above variables into
the form of building design. All design and system solutions that are used, are for one purpose, energy
efficiency.

Keywords: Smart Building, Energy efficiency, Technology.

385
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

A. PENDAHULUAN pintar harus memiliki informasi dan


Bangunan pintar bukanlah sebuah produk pengendalian layanan untuk memenuhi
akan tetapi suatu pendekatan desain dengan kebutuhan dan kenyamanan para pengguna.
pemikiran jauh kedepan, yaitu menerapkan Bangunan pintar memiliki perangkat lunak
paduan harmonis antara otomasi, komunikasi, (software) yang dirancang secara khusus
dan perencanaan lingkungan agar tercipta sebagai pengendali, dan perangkat keras
bangunan yang benar-benar baik. Selain (hardware) berupa rangkaian elektronika
seluruh komponen gedung dirancang agar yang terpasang pada struktur bangunan
fleksibel dan terpadu, sistemnya pun diatur utama, serta dapat memanipulasi
agar efesien dan efektif. (Hakim,” Evaluasi telekomunikasi maupun fungsi otomasi untuk
Sistem Bangunan Pintar pada Pusat memenuhi kebutuhan fasilitas yang
Perbelanjaan Senayan City di Jakarta” diperlukan oleh para pengguna. Studi sistem
Arsitron, Vol. 1, 2 Desember 2010) otomasi bangunan pintar telah menjadi topik
Dari data yang di lansir dari halaman IBM umum di seluruh dunia. Selanjutnya, bahwa
Smarter Buildings Overview, Dewan Sains hal ini akan menjadi tantangan baru bagi para
dan Teknologi Nasional Amerika Serikat desainer bangunan atau arsitek dalam
memperkirakan bahwa bangunan komersial merancang sebuah bangunan yang cerdas,
dan residensial mengkonsumsi sepertiga daya efisien dan terpadu dalam struktur bangunan,
di dunia. Di Amerika Utara misalnya, termasuk sistem mekanikal dan elektrikalnya
menggunakan daya 72% berasal dari (ME). Hasil akhir dari sebuah rancang
pembangkit listrik, 12% berasal dari bangun tersebut, para pengguna akan
penggunaan air, dan 60% berasal dari limbah mendapatkan manfaat penghematan energi.
non-industri. Diperkirakan pada tahun 2025, Selanjutnya, Sebuah bangunan pintar yang
bangunan akan menjadi konsumen daya memiliki sistem pengendalian otomatis,
(listrik) terbanyak. Oleh karena itu efesiensi dimana pemilik maupun pengguna bangunan
energi dalam bangunan sangat di perlukan.: dapat menikmati keuntungan secara finansial
(Albert Ting-pat So dan Wai Lok Chan, 1999) dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Sistem bangunan pintar dapat di maupun pengelolaan. Untuk memenuhi hal-
kelompokkan menjadi 9 aspek (sumber: hal tersebut diatas. (Eng Loo Ler, 2006)
IBM). Tulisan ini akan membahas aspek- Sistem bangunan pintar dapat terbagi
aspek tersebut dan akan di bandingkan menjadi sembilan aspek, yaitu: aspek energi,
dengan 2 bangunan, yaitu bangunan “The pencahayaan, sistem kebakaran, monitoring,
Edge” di Amsterdam dan “glumac” di isi daya mobil listrik, penggunaan air,
Shanghai. Hasil perbandingan merupakan pengaturan udara, elevator, aksesibilitas dan
bentuk implementasi secara desain maupun keamanan. Dari sembilan aspek ini, tulisan
sistem terhadap bangunan yang menggunakan ini akan mengomparasikan enam aspek saja,
sistem bangunan pintar ini. yaitu: aspek energi, pencahayaan, monitoring,
isi daya mobil listrik, penggunaan air, dan
B. STUDI PUSTAKA pengaturan udara. (sumber : IBM)
B.1 Sistem Bangunan Pintar
Bangunan pintar dapat didefinisikan
secara sistematik bahwa suatu bangunan
386
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

Pada bangunan “the edge” (kanan), solar


panel di tempatkan di bagian atap dan fasad
bagian selatan. dengan akumulasi luas
5500m2, solar panel ini menghasilkan 165
kW, membuat bangunan “the edge”
menghasilkan 102% energi dari yang di
butuhkan bangunan ini. (Hugo Jansen,”smart
building by deerns”, di akses dari
http://bpie.eu). Sedangkan pada bangunan
Gambar 1. Sembilan Sektor energi IBS “glumac” (kiri) terdapat 187 panels yang
Sumber : https://www.intelligentbuildings.com/
menghasilkan listrik pertahun 70.000 kWh.
(“Glumac, first living building in asia, first
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode LEED V4 platinum in china”, di akses dari
penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor http://greeninitiatives.cn).
menjelaskan bahwa metodologi penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, Kedua
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang bangunan sama sama menggunakan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata photovoltaic. Penggunaan photovoltaic ini
tertulis atau lisan dari orang-orang, perilaku, mengurangi penggunaan energi dengan
maupun bentuk yang dapat diamati. (Lexy J. menghasilkan energi sendiri, Bahkan dapat
Moleong, 2000). Adapun penerapan melibihi energi yang di butuhkan gedung itu
penelitian kualitatif pada tulisan ini adalah sendiri.
mendeskripsikan bangunan yang
menggunakan sistem bangunan pintar, yaitu 2. Pencahayaan
bangunan “the edge” di Amsterdam dan
bangunan “glumac” di Shanghai. Dari
deskripsi ini akan di ketahui bentuk
implementasi sistem bangunan pintar
terhadap desain atau sistem berdasarkan Gambar 3. LED light
enam aspek sistem bangunan pintar. Sumber : http://bpie.eu

D. DATA DAN PEMBAHASAN Lampu LED di bangunan “the edge” (kiri)


D.1 Enam Aspek Sistem Bangunan Pintar terkoneksi dengan sensor temperatur, cahaya
1. Energi siang hari, infrared, dan juga gerak. Lampu
ini hanya akan menyala jika di butuhkan dan
akan mati secara otomatis ketika tidak di
butuhkan. Lampu LED ini juga hemat energi
karena memberikan lux 300 daripada lampu
standar yang memberikan 500 lux, membuat
Gambar 2. Panel Surya efesiensi energi menjadi 3.9 W/m2 dari yang
Sumber : Divleen Narula, “The Edge Amsterdam,
Netherland”
biasanya 8 w/m2 (Hugo Jansen, ”smart
building by deerns”, di akses dari
387
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

http://bpie.eu). Sedangkan lampu LED di akan mengurangi penggunaan energi


bangunan “glumac” (kanan) memiliki sehingga dapat menghemat biaya
kelebihan yaitu material yang digunakan penghawaan, pencahayaan, dan pembersihan.
merupakan material lokal, full wireless (Hugo Jansen,”smart building by deerns”, di
control, sensor gerak, dan konsumsi saat peak akses dari http://bpie.eu). Berbeda dengan
power hanya 2W/m2 (“Glumac, first living bangunan “glumac”, bangunan ini tidak
building in asia, first LEED V4 platinum in menggunakan sistem ini.
china”, di akses dari Penggunaan sistem monitoring sangat
http://greeninitiatives.cn). berpengaruh terhadap efesiensi energi.
Kedua bangunan sama sama Namun pada aspek ini hanya bangunan “the
menggunakan lampu LED. Penggunaan edge” yang menggunakan sistem ini karena
lampu LED yang di gabungkan dengan sistem ini membutuhkan operator. Bangunan
sistem bangunan pintar dapat “the edge” merupakan bangunan perkantoran
memaksimalkan efesiensi penggunaan energi untuk perusahaan berbasis informasi
suatu bangunan. teknologi sedangkan bangunan “glumac”
bukan.
3. 24/7 monitoring
4. Plug-in Hybrid electronic Vehicle
(PEHV) charging
Pada bangunan “the edge”, ketika masuk
palang parkir, kamera secara otomasi
mengambil foto plat nomer dan
menyinkronasikan dengan kartu karyawan,
lalu palangpun akan terbuka. Parkirnya juga
menggunakan lampu LED yang akan
menyala terang ketika kita datang dan akan
redup dan mati ketika kita pergi. Terdapat
juga parkir khusus mobil listrik lengkap
dengan pengisi daya (Hugo Jansen,”smart
building by deerns”).
Gambar 4. Monitoring software
Sumber : http://bpie.eu

“A Dashboard To Rule Them All”


Pada bangunan “the edge”, terdapat
sistem yang memonitor semua yang terjadi
pada bangunan (atas). Sistem tersebut
bernama Deloitte. Deloitte mengumpulkan
bergiga giga data tentang bagaimana Gambar 5. Electric Vehicle charging
bangunan “the edge” berinteraksi dengan Sumber : http://bpie.eu

penggunanya. Pusat komado merekam semua


penggunaan energi. ketika pengguna tidak
seramai biasanya, secara otomatis sistem

388
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

Sedangkan, di bangunan “glumac”, tidak Net Zero Water


di temui spot khusus untuk mobil listrik Sedangkan bangunan “glumac”
maupun sistem yang mendukung. menggusung konsep net zero water.
Aspek ini hanya di temukan di bangunan Perlengkapan yang efisien dengan sensor
“the edge” karena bangunan “the edge” dapat bertenaga surya. Menggunakan 100% daur
menghasilkan listrik sendiri, sehingga listrik ulang air hujan. Pemurnian air tanpa
ini dapat di alirkan untuk pengisi daya mobil menggunakan bahan kimia. (“Glumac, first
listrik. Bangunan “glumac” tidak memakai living building in asia, first LEED V4
sistem ini karena sistem ini akan menambah platinum in china”, di akses dari
beban energi listrik, bukanya mengurangi. http://greeninitiatives.cn).

5. Penggunaan Air
Long Blue Tube (kiri)
Bangunan “the edge” dihubungkan
dengan jaringan luas dari dua jenis tabung
yang berbeda. satu yang menyimpan data
(kabel internet), dan yang lain menampung
air. di belakang setiap plafon terdapat
gulungan besar pipa biru tipis yang
memberikan air untuk penghawaan. Perkiraan
konsumsi air adalah 78% menggunakan air Gambar 7. Sirkulasi Air
Sumber : http://greeninitiatives.cn
daur ulang hujan dan 22% menggunakan
sistem greywater (Hugo Jansen, ”smart Berdasarkan penjabaran di atas, kedua
building by deerns”, di akses dari bangunan memiliki implementasi dan
http://bpie.eu). penggunaan sistem air yang berbeda, namun
keduanya mempunyai tujuan yang sama,
yaitu sebisa mungkin mengurangi
penggunaan air dan sebanyak mungkin
mendaur ulang air.

6. HVAC (Penghawaan)
Healthy Air
Gambar di atas merupakan skema
penghawaan udara dalam bangunan
“glumac”, dimana udara yang berpolusi dapat
di ubah menjadi udara bersih. Lantai gril &
slot bata teras - jalan masuk sistem lintasan
Gambar 6. Blue Tube
Sumber : http://bpie.eu
kotoran. Sensor CO2. Penyaringan udara 3-
Tahap (MERV 8 ~ ESP ~ MERV15).
(“Glumac, first living building in asia, first
LEED V4 platinum in china”, di akses dari
http://greeninitiatives.cn).

389
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

bawah gedung, di mana ia duduk, terisolasi,


sampai musim dingin, kapan itu disedot
kembali untuk pemanasan. (Hugo
Jansen,”smart building by deerns”, di akses
dari http://bpie.eu)
Pada aspek penghawaan, kedua bangunan
memiliki sistem yang berbeda, bangunan
“glumac” dengan healthy air dan bangunan
“the edge´ dengan reliable sources.
Perbedaan dari kedua sistem tersebut adalah
sistem healthy Air mengubah udara yang
berpolusi menjadi udara bersih. Sedangkan
reliable sources dapat menyimpan udara
Gambar 8. Skema penghawaan panas untuk di keluarkan saat keadaan dingin,
Sumber : http://greeninitiatives.cn begitu juga sebaliknya. Udara dingin untuk di
keluarkan saat keadaan panas.
Reliable Sources
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah
implementasi desain dari enam variabel
sistem bangunan pintar pada kedua bangunan
sangat beragam. Pada aspek energi, kedua
bangunan menggunakan solar panel untuk
sumber energi terbarukan. Perbedaan terdapat
pada penempatan solar panel. Di bangunan
“glumac”, solar panel hanya di tempatkan di
Gambar 9. Skema reliable sources
Sumber : http://bpie.eu atap sedangkan pada bangunan “the edge”
Pemanasan dan pendinginan pada solar panel juga di tempatkan di fasad bagian
bangunan “the Edge” diatur secara selatan sehingga energi yang di hasilkan lebih
berkelanjutan. Karena itu, ada dua sumber air maksimal. Pada aspek pencahayaan, kedua
tanah terletak 130 meter di bawah tanah: satu bangunan menggunakan lampu LED,
untuk air dingin dan satu untuk air hangat. Ini perbedaan diantara kedua bangunan terdapat
disebut aquifer thermal energy, tergantung di sistem bagaimana lampu tersebut
pada bagian dalam dan iklim luar, pompa terhubung dengan sistem yang lain. Pada
hangat atau dingin air masuk atau keluar dari aspek monitoring, a bangunan “the edge”
gedung. Pompa instalasi digerakkan oleh yang menggunakan sistem cloud base dimana
tenaga surya yang menghasilkan energi semua yang terjadi dalam bangunan dapat
sendiri. Dengan demikian, “The Edge” terekam dan tersimpan. Hal yang sama juga
secara cerdas dan optimal menggunakan terjadi pada aspek isi ulang daya mobil listrik,
semua energi yang berkelanjutan. Selama yaitu di temukan sistem isi ulang daya mobil
musim panas, bangunan memompa air hangat listrik di bangunan “the edge” sedangkan di
lebih dari 400 kaki jauh di dalam akuifer di “glumac” tidak di temukan sistem serupa.
390
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks
IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 385-391, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti.
MUHAMMAD HENDRANANTA

Pada aspek penggunaan air, masing masing So, Albert Ting-pat & Chan, Wai Lok. 1999.
bangunan memiliki sistem yang berbeda Intelligent Building System
untuk memaksimalkan daur ulang air. “Smarter Building” (https://www.ibm.com,
Dengan menggunakan sistem ini, efesiensi diakses 22 mei 2019)
penggunaan air dapat lebih maksimal. Pada “Sneak Peak of Glumac Shanghai Office” (
aspek penghawaan, kedua bangunan http://greeninitiatives.cn, diakses 27
menggunakan skema yang berbeda namun mei 2019)
Divleen Narula, “The Edge Amsterdam,
bertujuan sama, yaitu menciptakan Netherland”
penghawaan yang baik dalam bangunan. (https://www.slideshare.net, diakses
Berdasarkan penjabaran di atas, ada 2 dari 27 mei 2019)
6 aspek dimana bangunan “glumac” dan “the .
edge” menggunakan implementasi desain
yang sama yaitu pada aspek energi dan
pencahayaan, untuk aspek yang lain kedua
bangunan menggunakan implementasi desain
yang berbeda. Dari semua implementasi
desain dan sistem yang di gunakan, semua
digunakan untuk satu tujuan, yaitu efesiensi
energi.

REFERENSI
Dwi Tangoro, Ir, MM. 1999. Sistem
bangunan pintar. diktat kuliah.
Hakim,”Evaluasi Sistem Bangunan Pintar
pada Pusat Perbelanjaan Senayan
City di Jakarta” Arsitron, Vol. 1, 2
Desember 2010
Ler, Eng Loo, 2006; Intelligent Building
Automation System
Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Roestanto W. Dirdjojuwono. 2003. Sistem
bangunan pintar. Edisi Revisi,
Pustaka Wirausaha Muda.
Satrio wibowo, “Penerapan Konsep
Bangunan Pintar Pada
Perencanaan Kantor Pusat
Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi ‘Apple’ Di Jakarta”
(Jurnal Arsitektur PURWARUPA
Volume 01 No 1 Maret 2017)

391

Anda mungkin juga menyukai