Anda di halaman 1dari 6

Sistem Bangunan Pintar (1)

Sebuah bangunan yang terintegrasi dengan system komputer untuk menciptakan sebuah
hunian yang dapat memberkan kenyamanan bagi penghuni bukanlah sebuah yang di angan
angan. Kini telah banyak berkembang sebuah system yang disebut Smart home Sistemuntuk
memberikan kenyamanan lebih kepada penguni
Smart home System / Sistem bangunan Pintar adalah sebuah sistem berbantuan komputer
yang akan memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan
energi, yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung
atau rumah tinggal anda. Dapat digunakan untuk menggendalikan hampir semua
perlengkapan dan peralatan di rumah Anda, mulai dari pengaturan tata lampu hingga ke
berbagai alat-alat rumah tangga, yang perintahnya dapat dilakukan dengan menggunakan
suara, sinar merah infra, atau melalui kendali jarak jauh (remote). Penerapan sistem ini
memungkinkan Anda untuk mengatur suhu ruangan melalui termostat pada sistem pemanas
atau penyejuk hawa, sehingga memberikan suasana " adanya kehidupan " meski sebenarnya
Anda dan seisi rumah sedang tidak ada di tempat. Penggunaan komputer dalam sistem
bangunan pintar merupakan gabungan dari dua teknologi yang terpisah, yaitu otomatisasi
bangunan dan teknologi informasi. Otomatisasi bangunan meliputi sistem pengendalian dan
pengelolaan energi, sistem keamanan dan sistem pendukung operasional bangunan.
Sedangkan teknologi informasi menyediakan transmisi untuk pendeteksian, citra, suara,
jaringan radio dan integrasinya terhadap sistem pengendalian dan pengelolaan energi beserta
sistem keselamatan dan keamanan bangunan. Teknologi informasi merupakan aspek yang
erat kaitannya dengan komunikasi data. Dalam

konteks jaringan komunikasi data yang tentunya melibatkan banyak komputer, terdapat
istilah topologi. Topologi merujuk kepada cara menghubungkan titik-titik akhir atau stasiun-
stasiun kerja. Topologi terlihat dari rancangan saluran komunikasi dan unsur-unsur
penghubung yang menentukan jalur-jalur data yang dapat dipakai oleh stasiun-stasiun kerja
tersebut. Jelasnya, topologi adalah pola hubungan antar terminal dalam jaringan komputer.
Pola ini ditentukan oleh metode akses dan media pengirim yang dipergunakan. Secara umum
topologi jaringan komputer dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: - Bus. - Star. - Ring. -
Hierarki. Sistem Bangunan Pintar (2)
Pada Pembahasan bangunan Pintar yang lalu telah dipaparkan penjelasan tentang apakah
bangunan Pintar dan cara kerjanya secara umum. Ada 4 Tipologi jaringan yang biasanya
digunakan oleh pemasang dalam pengaplikasian Bangunan pintar tersebut yaitu BUS , Star
, Ring , Hierarki. Kita Akan Coba mengenal apa sajakah itu dan karakteristiknya.
Pada topologi Bus, jaringan komunikasi dapat diibaratkan sebagai sebuah medium transmisi
dan semua terminal atau workstation terhubung ke jalur komunikasi tersebut. Data yang
hendak dikirim disalurkan melalui semua terminal pada sebuah jalur linier. Jika alamat
terminal sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, informasi tersebut akan diterima
dan diproses. Jika

tidak, informasi tersebut akan diabaikan dan diteruskan ke terminal berikutnya. Ada beberapa
keuntungan maupun kelemahan dari topologi bus yang perlu dipertimbangkan oleh pembuat
arsitektur jaringan. Keuntungan, antara lain: · Biayanya murah. · Keandalan tinggi. · Jumlah
terminal dapat ditambah / dikurangi tanpa mengurangi operasi komputer. · Kecepatan
pengiriman data tinggi. · Tidak memerlukan pengendali pusat. · Sesuai untuk jaringan pada
kantor gedung bertingkat. Kelemahan, antara lain: · Memerlukan
repeater
yang banyak untuk lokasi terminal yang jauh. · Tingkat transfer data yang tinggi, mudah
mengakibatkan kongesti / kemacetan. · Kinerja jaringan tergantung kepada kinerja terminal.
Di dalam topologi star, sebuah terminal induk berfungsi sebagai pengatur dan pengendali
keseluruhan komunikasi data yang berlangsung dalam jaringan. Terminal-terminal yang lain
dihubungkan dengan terminal induk dan pengiriman data dilakukan melalui terminal induk.
Komunikasi data dilakukan dengan pengaturan jalur kominikasi pada dua terminal atau lebih
oleh terminal induk. Untuk terminal induk biasanya digunakan computer PC berkapasitas
besar, computer mini atau mainframe. Keuntungan, antara lain: · Keandalannya tertinggi jika
dibanding topologi yang lain. · Mudah dikembangkan. · Akses ke jaringan komputer yang
lain lebih mudah · Keamanan data tinggi. Kelemahan, antara lain: · Biaya cukup tinggi,
terutama untuk pengadaan
host
/ terminal induk. · Mudah mengalami kongesti. · Kinerja jaringan tergantung kepada
kapasitas dan control oleh
host
KONSUMSI ENERGI PADA BANGUNAN
13 Desember 2014 by Achmad Basuki in Tak Berkategori

Oleh : Achmad Basuki, ST., MT.

(artikel diterbitkan harian JOGLOSEMAR, Minggu 8 September 2013)


Hasil perhitungan konsumsi energi di dunia ternyata menyebutkan bahwa bangunan
memerlukan konsumsi energi sekitar 40% dari total konsumsi energi. Sisanya dibagi hampir
sama untuk industri dan transportasi. Hal ini yang menyebabkan perhatian serius untuk
segera direduksi penggunaan energi pada bangunan. Bahkan Uni Eropa pun menargetkan
untuk mengurangi konsumsi energi sampai sekitar 22% berdasarkan Protokol Kyoto.
Pengurangan ini juga diharapkan dapat mengurangi efek rumah kaca sebesar 8% pada tahun
2012 kemarin. Indonesia pun mengupayakan hal ini dengan mendukung terciptanya
bangunan hijau (green building) yang diawali dengan beberapa kota besar dengan
mensyaratkan perhitungan konsumsi energi yang menyeluruh pada suatu bangunan baik pada
saat pembangunan maupun saat operasional.
Upaya tersebut diantaranya dengan membatasi pemakaian air conditioner (AC) dimana tidak
hanya penggunaan untuk pemanas pada musim dingin, tapi juga pendingin pada musim
panas. Data dari Diekmann, umumnya 60% dari total penggunaan energi pada bangunan
(kantor) dapat dibedakan untuk AC sekitar 32%, penerangan 20%, pemanas air 5% dan
peralatan elektronik lainnya sekitar 5%. Demikian halnya di Indonesia, penggunaan AC dan
pencahayaan harus mulai dibatasi, diganti dengan desain-dasain bangunan yang
mengoptimalkan kenyamanan dan pencahayaan bangunan yang alami.
Desain bangunan hendaknya juga memperhitungkan pola sirkulasi udara dan pencahayaan
yang memadai pada saat operasional atau penggunaan. Penggunaan AC yang serampangan
mestinya dihindari. Kantor-kantor pemerintah, sekolah dan bangunan publik lainnya yang
saat ini hampir menggantungkan pada pemakaian AC untuk menciptakan kenyamanan
tentunya harus segera dikurangi. Pemerintah mestinya memberikan contoh nyata dalam
penghematan konsumsi energi ini.
Tentunya permasalahan konsumsi energi ini, pada tahun-tahun mendatang akan semakin
bertambah walaupun upaya penghematan terus dilakukan. Konsumsi energi pada tahun 2020
dapat meningkat hampir 50%. Persyaratan ketat untuk konsumsi energi bagi bangunan baru
menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi. Ijin mendirikan bangunan harus
mengikutsertakan evaluasi konsumsi energi bangunan, sesuai dengan kapasitas dan fungsi
bangunan yang akan didirikan.
Pada bangunan perumahan pun saat ini penggunaan penyejuk udara (AC) mengalami
peningkatan yang cukup besar. Hampir perumahan menengah ke atas saat ini sudah terpasang
AC lebih dari satu, dengan rata-rata konsumsi daya 350 Watt ke atas. Di Eropa memang
karena iklimnya dominan dingin, justru konsumsi energi banyak digunakan untuk pemanas.
Yang menarik adalah disamping penggunaan pemanas, di Eropa sekarang banyak
dikembangkan material bangunan perumahan yang dapat mereduksi perambatan iklim dan
udara dingin di luar bangunan perumahan. Juga penggunaan ventilasi-ventilasi yang dapat
menahan masuknya udara dingin secara langsung ke dalam rumah.
Bila dihitung lebih mendetail, kebutuhan energi per orang per tahun idealnya sekitar 250
sampai 1750 kWh, tergantung dari pola konsumsi pada bangunan atau perumahan.
Sedangkan untuk rumah tangga berkisar 3600 kWh.
Namun demikian, memang konsumsi energi pada suatu bangunan atau perumahan sangat
bergantung pada pola hidup dan penggunaan bangunan itu sendiri. Sebagian besar
operasional bangunan saat ini bergantung pada konsumsi energi listrik. Walaupun untuk pola
kebutuhan biaya hidup, konsumsi energi ini penyerapannya masih berkisar antara 5-20% dari
total biaya kebutuhan tiap bulan.***

Smart Building Atau Sistem Bangunan


Pintar
Senin, 22 Oktober 2018

Seiring berkembangnya kemajuan khususnya dalam bidang teknologi, kebutuhan akan sebuah
bangunan dan hunian meningkat setiap tahunnya. Bukan hanya hunian, tetatpi juga kebutuhan
juga menuntut untuk perkembangan teknologi yang lebih modern dan tentunya lebih canggih.
Konsep sistem bangunan pintar atau yang sering kita sebut dengan smart building.

Apa itu smart building ?

Berbicara tentang smart building, mungkin sebagian orang yg tentunya menyukai tentang
pembaruan khusus dibidang teknologi sudah sangat familiar ketika mendengar kata-kata
tersebut. Tentu sangatlah awam ketika tapi sangatlah awam jikalau kita tidak cukup akrab
dengan dunia teknologi pas ini.

Hal ini kemungkinan disebabkan cabang dari smart building yang tergolong luas. Pada artikel
ini mari kita bahas lebih singkat dasar dari smart building dengan harapan bisa lebih ringan di
pahami.
Mengapa Smart Building (Sistem Bangunan Pintar)

Dari data yang di lansir dari halaman IBM Smarter Buildings Overview Dewan Sains dan
Teknologi Nasional Amerika Serikat memperkirakan bahwa bangunan komersial dan
residensial konsumsi sepertiga energi di dunia.

Di Amerika Utara misalnya, 72 % dari pembangkit listrik, 12 % dari pemakaian air, dan 60 %
dari limbah non-industri. Mempertimbangkan fakta lain. Jika trend energi digunakan di seluruh
dunia terus menerus, sebuah bangunan bakal jadi konsumen terbesar daya international pada
th. 2025-keatas.

Sektor Energi Smart Building

Terdapatnya 9 sektor energi yang akan menjadikan target terhadap bangunan yang dapat
dikatakan smart building.
Sembilan ekor energi diatas dapat dihubungkan satu sama lain menjadi suatu bentuk konsep
bangunan yang mengungsung bangunan pintar atau biasa disebut dengan smart building, satu
hal yang belum banyak dipikirkan pada konsep pembangunan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai