Anda di halaman 1dari 104

ELEMENTARY FIRST AID

I. ELEMENTARY FISH AID

1. Prinsip - Prinsip Umum


1.1. Pengertian P.P.P.K
Adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang
mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis/paramedis atau
rumah sakit.

Waktu dan tempat


PPPK harus segera diberikan dengan cara yang memenuhi persyaratan
dimana saja, bila mungkin ditempat kejadian dengan syarat bahwa lokasinya
membahayakan penderita atau penolong.

Tujuan P.P.P.K
1) Mencegah bahaya maut dengan cara memulihkan pernafasan dan
menghentikan pendarahan
2) Mencegah terjadinya pendarahan yang lebihparah
3) Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban
4) Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas
akibat patah tulang karena salah angkat
5) Mencegah bahaya akibat infeksi (kehamaan)
6) Meringankan penderita bagi si korban
7) Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
Syarat-syarat penolong
Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang keterampilan
P.P.P.K, untuk itu perlu:
 Mempelajari dasar – dasar pengetahuan oleh ilmu P.P.P.K
 Mengikuti latihan P.P.P.K berulng kali dan teratur
 Dapat menggunakan alat yang ada disekitar tempat kejadian sebagai
bahan penolong.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


1
ELEMENTARY FIRST AID

Sikap seorang penolong


1) Tidak boleh panik sabar tenang
2) Waspada akan keadaan disekitar tempat kecelakaan
3) Selalu waspada akan keadaan si korban
4) Dapat menenangkan si penderita
5) Melaporkan setelah selesai memberikan pertolongan:
 Mencatat identitas korban
 Mencatat waktu dan tempat kejadian
 Mencatat pertolongan yang telah diberikan

1.2. Dasar-dasar melakukan P.P.P.K


1) Tindakan cepat, tepat dan tidak panik
2) Menguasai teknik-teknik :
a. Melakukan nafas buatan mauth to mouth, maouth to nose
b. Melakukan pijat jantung
c. Menghentikan pendarahan
d. Mengobservasi vital- sign penderita
 Tensi S 100 – 140/D 70 – 95mmHg
 Denyut nadi = denyut jantung N 60 – 90 x /menit
 Frekuwensi pernafasan 16 – 22 x / menit
 Suhu badan 36 – 37 0C
Transportasi penderita
P.P.P.K yang tepat sangat menolong penderita dan memudahkan
selanjutnya di RS. Sebaiknya tindakan yang kurang tepat /salah dapat
berakibat penderita cacat fisik bahkan berakibat fatal. Dalam melakukan
P.P.P.K si penolong jangan menjadi korban yang sia-sia.

1.3. Sikap menghindari korban kecelakaan


Pastikan dulu : - Korban sudah mati

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


2
ELEMENTARY FIRST AID

- Korban masih hidup


 Korban sudah mati
Amankan jenazahnya, ciri korban lainnya
 Korban masih hidup
 Segera pindah ketempat yang relative lebih aman
 Kendorkan pakaian-pakaian yang terlalu ketat
 Lakukan PPPK sesuai dengan urgensinya
 Observasi terus vital signnya
 Keadaan sudah aman /bantuan dating segera pindahkan ke RS
terdekat
 Sebaiknya di catat jenis, tempat kecelakaan serta identitas
korban untuk kemudian diserahkan kepada yang berwenang.
Pedoman P.P.P.K.
1. Selamatkan nyawa
2. Cegah timbulnya cacat
3. Sudah ada cacat cegah agar tidak bertambah parah cacatnya.

1.4. Geger otak


a. Geger otak ringan = Commotio Cerebri
Dapat sembuh sempurna
b. Geger otak berat = Conntio cerebri
Pindak KTP ke alam baqa
- Cacat tubuh/ fisik
- Cacat mental
- Kombinasi kedua cacat

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


3
ELEMENTARY FIRST AID

Gejala – gejala :
 Ada riwayat trauma pada kepala
 Pusing-pusing
 Mual, muntah-muntah
 Amnesia – retrogrand
 Kesadaran menurun
 Pingsan
 Reflekx – reflex pathologis poisitif
 Koma
Bila geger otak ringan disertai pendarahan otak (pembuluh darah
kecil)cepat/lambat akan menjadi geger otak berat dan ini didahului munculnya
reflex-reflex pathologis kontralateral.
Tindakan P.P.P.K
 Amankan penderita
 Kendorkan semua pakaian yang ketat
 Tidurkan terlentang tanpa bantal dengan posisi kepala 20 0 lebih
rendah dari kaki (posisi trendelenburg)
 Miringkan muka ke kiri/kekanan
 Observasi vital signnya
 Usahakan sirkulasi udara d sekitarnya tetap segar
 Dapat dibantu dengan pemberan oksigen
 Bila sudah aman/bantuan dating segera pindahkan Ke RS
 Perhatikan cara transportasinya

1.5. Patah Tulang


 Patah tulang terbuka (fracture complicate)
 Patah tulang tertutup (fracture incomplicate)
 Patah tulang terbuka
Gejala – gejala : Ada trauma, jelas terlihat , pendarahan
tulang mencuat.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


4
ELEMENTARY FIRST AID

P.P.P.K.nya :
 Amankan korban
 Usahakan fiksasi longgar, tutup lukanya
 Atasi pendarahan,observasi vital signnya
 Segera bawa kerumah sakit terdekat
 Patah tulang tertutup
Gejala-gejala :
 ada riwayat trauma
 Pada anggota gerak umumnya daerah 1/3 distal
 Ada perubaha bentuk, bengkak
 Merah kebiru-biruan
 Tampak kesakitan, nyeri tekan
 Fungtio laesa (seperti lumpuh, karena sangat sakit kalau di
gerakkan)
 Nyeri tekan sumbu
P.P.P.K. nya :
 Amankan korban
 Awasi vital sign, pasang bidai sementara
 Segera bawa ke RS terdekat.
 Patah tulang punggung
Gejala-gejala :
 Riwayat trauma pada daerah punggung
 Kesakitan sekali pingsan bahwa seperti koma
 Tampak ada perubahan bentuk pada tempat trauma
P.P.P.K nya :
 Amankan korban, sewaktu mengangkat minimal 3 orang
dengan gerakan serentak
 Korban sadar, tidurkan posisi terlentang tanpa bantal, alas
keras dan fiksasi posisinya.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


5
ELEMENTARY FIRST AID

 Korban pingsan, tidurkan posisi miring/terlungkup. Setelah


sadar ditelentangkan.
 Segera bawa ke RS terdekat.

1.6. Terjun ke air/ laut :


 Korban tidak bisa berenang - Sangat panik
 Korban bisa berenang - Tidak terlalu panic
P.P.P.K. nya :
 Penolong jangan sekali-kali mengulurkan tangan
 Lemparkan pelampung yang diikat tali ke korban
 Atau ulurkan tongkat / kayu sebagai pegangan
 Amankan ke darat
 Observasi signnya P.P.P.K. sesuai urgensinya
 Setelah dianggap aman, usahakan mengeluarkan cairan yang
terminum
 Bila perlu bawa ke RS

1.7. Tergigit / terkena binatang berbisa


1) Gigitan ular berbisa
 Semua ular laut berbisa, ikat bagian atas gigitan
 Buat irisan silang pada gigitan, tekan kuat – kuat supaya darah
keluar sebanyak-banyaknya.
 Bila yakin rongga mulut tidak ada luka, boleh mengeluarkan darah
dengan menghisap.
 Segera ke RS
2) Terkena ubur-ubur
 Merah, bengkak, gatal-gatal panas, nyeri
PPPK nya :
 Siram tangan dengan wiski/alcohol
 Segera ke RS

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


6
ELEMENTARY FIRST AID

3) Tertusuk bulu babi laut


 Kencingi bagian yang terkena, kalau ada siram dengan larutn
ammonia encer
 Pukul – pukul bagian yang terkena
 Bila perlu bawa ke RS

1.8. Heart attack = miyocard infark (M.C.I)


Serangan jantung = serangan angin duduk
Gejala-gejalanya :
 Kadang-kadang dimulai dari nyeri ulu hati
 Sesak didada
 Nyeri seperti ditusuk pada dada kiri
 Nyeri menjalar kepunggung, bahu kiri, lengan kiri sampai ke ujung-
ujung tangan kiri (seperti tersetrom)
 Bias sekali serangan antara 5 – 15 menit dan berulang-ulang
 Bias langsung pingsan – mati mendadak.
Tindakan PPPK nya
1) Korban masih sadar
 Tidurkan terlentang dengan tenang, kurangi gerakan – gerakan
 Kendorkan pakaian-pakaian ketat
 Berikan netrobal tablet isap-isap dibawah lidah
 Beri oksigen, observasi vital signnya
 Segera bawa ke RS
2) Korban langsung pimgsan
 Segera lakukan pijat jantung
 Lakukan nafas buatan
 Berti oksigen
 Segera bawa ke RS

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


7
ELEMENTARY FIRST AID

1.9. Serangan ashma


Pencetus : udara dingin,bau-bauan tertentu, Stress, terlalu lelah
Gejala-gejalanya :
 Nafas sesak dan berbunyi……ngik…..ngik…..!
 Muka, bibir kebiru-biruan kuping, hidung kembang kempis tidak bias
tidur terlentang
Tindakan PPPK nya :
 Tidurkan ½ duduk, punggung di ganjal 2-3 bantal
 Berikan tablet anti ashma (ashmasolon), suntikan intravena
aminophylin 1 ampul/oradexon 1 ampul
 Berikan oksigen
 Jaga sirkulasi udara tetap segar
 Segera bawa ke RS

1.10. Pendarahan dari mulut


 Bias didahului dengan batuk-batuk/tidak
 Dapat berasal dari :
a. Pecahnya pembuluh darah dikerongkongan karena sedang
menderita pharyngitis.
 Demam, sakit menelan, batuk-batuk/tidak
 Darah merah segar, jumlah sewdikit
b. Pecahnya varices oesephagus, karena hypertensi portal
 Ada riwayat hypertensi
 Darah merah segar, jumlah banyak
c. Asal paru-paru, TBC terbuka, sangat menular
 Batuk-batuk lebih dari 2 minggu
 Malam banyak keluar keringat dingin
 Darah bercampur dahak, merah, ada yang merah kecoklat-
coklatan seperti karat besi.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


8
ELEMENTARY FIRST AID

 Isolasi penderita
 Segera ke RS.

2. Susunan Tubuh Manusia Dan Fungsinya


Defenisi
Ilmu uraian tubuh atau disebut anatomi adalah pengetahuan tentang
susunan letak alat tubuh. Ilmu faal tubuh (fisiologi) adalah pengetahuan tentang
fungsi/kegunaan alat-alat tubuh.

2.1. Umum
Untuk pengetahuan pada perserta kursus, tidak diperlukan pembahasan
yang terperinci tentang letak dan fungsi alat-alat tubuh. Yang penting diketahui
adalah suatu pembahasan mendasar tentang letak dan fungsi tersebut. Pada
dasarnya letak dan fungsi masing – masing alat tubuh itu, secara sendiri-sendiri
dan secara keseluruhan adalah merupakan satu kesatuan, ke sinambungan
dan saling mempengaruhi. Untuk lebih mempermudah penghayatan tubuh
manusia maka letak masing-masing alat tubuh akan dibahas sekaligus dengan
fungsinya, dan kita mulai dengan pembagian yang sudah lazim dipakai adalah :
 Susunan kerangka dan otot (musculoskeletai)
 Susunan pencernaan jantung pembuluh darah (respiratory &
cardiovasculair system)
 Susunan syaraf (nervous system)
 Susunan kelenjar buntu (endocrine system)

2.2. Susunan kerangka dan otot


Jumlah tulang yag terdapat pada bayi berbeda dengan yang terdapat
pada orang dewasa. Ini adalah akibat menjadi satunya beberapa tulang setelah
dewasa dan ada tulang yang tumbuh kemudian. kerangka manusia kita
bedakan atas tengkorak kepala (skull), tulang belakang (Spina) dinding dada

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


9
ELEMENTARY FIRST AID

(chest), panggul (pelvis), dan anggota gerak (Extremitas). Tengkorak kepala


membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak. Terdiri dari banyak
tulang, satu dengan yang lainnya melekat erat kecuali rahang bawah.
Tengkorak kepala ini pada bagian bertumpu dengan ruas teratas tulang
belakang. Tulang belakang sendiri terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas
tulang punggung daerah dada, 5 ruas tulang punggung daerah perut, 1 ruas
besar tulang kedudukan dan 3-5 ruas tulang ekor. Kegunaan tulang adalah
melindungi sum-sum belakang dan mempertahankan tegak tubuh. Dinding
dada terdiri dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada, dan 12 pasang
tulang iga. 7 pasang teratas dari iga ini bertaut langsung ke tulang dada,3
pasang berikutnya bertaut ke depan.kegunaan dinding dada ini untuk
melindungi jantung, paru-paru,dan sebaian alat yang ada di rongga perut dan
fungsinya yang penting adalah ikut menjamin terselenggaranya pernapasan
dengan baik . bila kita bernafas dapat dirasakan adanya gerakan dinding dada
bergerak keatas dan kearah luar. Pinggul terdiri dari 3 pasang tulang, pada
masing – msing sisi ke 3 tulang saling bertautan erat membentuk satu tulang
yang besar. Kegunaan panggul adalah untuk melindungi alat – alat dalam
rongga panggul dan bersamaan dengan tulang kedudukan serta tulang ekor
akan berfungsi penting pada persalinan. Anggota kerak atas pada masing-
masing sisi dibentuk oleh tulang belikat, tulang lengan atas ruling pengumpil,
tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang telapak dan 14 tulang jari.
Kegunaan tulang ini untuk memungkinkan gerakan anggota gerak atas
Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang paha,
tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, 7 tulang pergelangan kaki, 5
tulang telapak kaki, dan 14 tulang jari . kegunaan tulang ini adalah untuk
gerakan anggota gerak bawah. Otot-otot yang menyertai kerangka tubuh
adalah otot sadar. Artinya otot ini digerakkan secara sadar . bila tidak ada
perintah maka otot tersebut relative akan istirahat dan tidak bergerak.otot lain
yang terdapat di dalam dan disekitar alat-alat dalam adalah otot tak sadar,

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


10
ELEMENTARY FIRST AID

artinya otot tersebut bergerak dengan sendirinya tidak dipengaruhi kesadaran,


tetapi dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhn setempat.

Gambar : Sistim Rangka

Gambar : system otot

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


11
ELEMENTARY FIRST AID

2.3. Susunan Pencernaan


Dimulai dengan bibir dan rongga mulut, saluran pencernaan kemudian
melanjutkan diri menjadi kerongkongan yang pangkalnya berada pada satu
tempat dengan pangkal tengkorak. Kerongkongan kemudian berjalan kedepan
ruang tulang belakang didaerah dada, menembus sekar rongga badan dan
berakhir pada lambung.

Gambar : susunan pencernaan

Fungsi dari bibir rongga mulut adalah untuk melumatkan makanan yang
walaupun terasa lezat, tetapi masih dalam bentuk kasar. Fungsi ini
dimungkinkan oleh adanya gigi gerigi dan kelenjar ludah mulut.
Kerongkongan hanyalah berfungsi meneruskan makanan yang sebagaian
sudah lumat tersebut. Lambung berupa suatu kantong terletak dibagian kiri
atas rongga perut. Ototnya kuat dengan bantuan cairan pencernaan yang
dihasilkan lambung, makanan makin lumat. Biasanya makanan tertahan
didalam lambung selaman 4-6 jam. Setelah lambung maka makanan yang
sudah hamper lumat itu didorong masuk kedalam usus 12 jari. Kedalam usus
12 jari ini bermuara saluaran empedu dan kelenjar ludah perut, sehingga
dibantu dengan gerakan usus makin lumat dan bentuknya sedemikian rupa

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


12
ELEMENTARY FIRST AID

sehingga mudah untuk diserap.dari usus 12 jari, makanan yang lumat itu
kemudian masuk kedalam usus halus, panjang usus halus kira-kira 6 meter,
dimana makananyang sudah tercerna ini bolak balik sehingga dapatdiserap
sarinya. Sari makanan yang diserap kemudian disalurkan ke hati melalui
pembuluh darah dan getah bening. Untuk menjalani proses selanjutnya
disediakan sebagai bahan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari usus
halus, sisa yang tidak terserap kemudian masuk kedalam pangkal usus besar
dan kemudian diteruskan kedalam usus besar dan akhirnya dikeluarkan
melalui dubur. Didaerah pangkal usus besar tadi terdapat umbai cacing yang
kegunannya sampai sekarang tidak diketahui sedangkan kegunaan usus besar
sendiri adalah untuk menyerap cairan yang masih ada dalam sisa makanan
sehingga sisa makanan kemudian berbentuk setengah padat.

2.4. Sistem pernafasan – jantung – pembuluh darah.


Lubang hidung merupakan baian pertama yang dilalui udara untuk
dapat masuk ke dalam paru-paru. Dibentuknya oleh kulit dan jaringan lunak
dibawahnya, lubang hidung kemudian melanjutkan kedlam rongga hidung yang
dibentuk oleh tulang hidung pada bagian depan tengkorak kepala.
Sistem pernafasan
Kegunana dari lubang hidung dan rongga hidung adalah untuk
melembabkan dan menyaring udara. Dari rongga hidung kemudian menuju ke
pangkal tenggorokan yang terl;etak pada tenpat yang sama dengan pangkal
kerongkongan, pada bagian depannya terdapat selembar jaringan rawan yang
disebut EPIGLOTIS. Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk
menutup jalan nafas pada saat menelan makanan dan minuman. Disamping itu
pada daerah itu terpasang sepasang pita suara yang berfungsi untuk
mengungkapkan suatu perasaan yang akhirnya berupa kata-kata. Dari batang
tenggorokan kemudian berlanjut menjadi cabang tenggorokandan terus

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


13
ELEMENTARY FIRST AID

berlanjut kedalam masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang


jaringan lunak mirip karet busa yang selalu berisi udara.
Jumlah udara menjadi banyak pada saat mengeluarkan pernafasan.
Keluar masuknya udara kedalam paru-paru dimungkinkan oleh gerakan
dinding dada, bukan oleh gerakan paru-paru itu sendiri. pada saat menarik
nafas, dinding dada bergerak kearah luar atas , tekanan didalam rongga dada
mengecil dan udara masuk terisa oleh karena perbedaan tekanan sebaliknya
pada saatmelepaskan nafas.dinding dada bergerak turun dan merapat
kedalam, tekanan didalam rongga dada membesar dan udara tersebut keluar.
Didalam ruang-ruang kecil dalam paru-paru terjadilah pertukaran
gas/udara dimana zat asam (oksigen) dihisap dan zat arang (CO 2)
dikeluarkan.jantyung terdiri dari dua bagian besar, sisi kanan dan sisi kiri. Yang
kanan menerima darah kotor yang berasal dari berbagai jaringan tubuh dan
kemudian dipompa kearah kedua paru untuk dibersihkan. Dari paru kemudian
diterima jantung bagian sisi kiri dan dipompa keseluruh jaringan melalui
pembuluh darah besar dan kecil yang berupa kapiler – kapiler dimana terjadi
pertukaran gas tenaga.

Gambar : Sistem Pernafasan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


14
ELEMENTARY FIRST AID

Gambar : Sistim peredaran darah

2.5. Susunan Syaraf


Otak besar dan otak kecil terletak didalam ruang tengkorak kepala.
Terdiri dari jaringan syaraf yang rumit susunannya,seluruh bagian otak
terbungkus oleh lembaran jaringan ikat meningkat berfungsi menerima
rangsang. Menterjemahkan rangsang tersebut dan memberikan reaksi
terhadap rangsang tersebut. Sumsum belakang terletak memanjang didalam
tulang belakang berfungsi menyalurkan rangsang kearah otot dan menyalurkan
perintah otak sebagai reaksi terhadap rangsang kealat-alat tubuh. Susunan
syaraf gaib terdiri dari jaringan syaraf yang tersebar diseluruh tubuh terutama
didaerah alat-alat dalam. Berfungsi menerima dan segera memberikan reaksi
rangsang perubahan setempat.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


15
ELEMENTARY FIRST AID

2.6. Susunan Kelenjar Buntu


Disebut sebgai kelenjr buntu karena kelenjar ini tidak melepaskan zat
kedalam suatu rongga tubuh, melainkan langsung ke pembuluh darah. Di
daerah leher terdapat sepasang kelenjar gondok, fungsinya mengatur
keceptan pembentukan dan penggunaan tenaga dalam tubuh.
Menempel pada kelenjar gondok terdapat dua pasang anak kelenjar gondok
yang berfungsi mengatur penyerapan dan penggunaan zat kapur
Didalam masa kelenjar ludah perut terdapat kelenjar-kelenjar langerhans yang
menghasilkan insulin yang berfungsi mengatur penggunaan zat gula dalam
tubuh.diatas kedua ginjal terdapat anak ginjal. bagian keluar kelenjar ini
berfungsi mengatur penggunaan cairan tubuh. Bagian dalamnya berfungsi
mengatur tekanan darah dalam tubuh. Selain itu pada masing-masing kelamin
terdapat kelenjar yang berfungsi sebagai reproduksi. Yang penting seluruh
kelenjar tadi diawasi dan dikendalikan fungsinya oleh satru kelenjar kecil yang
terdapat didasar tengkorak yang disebut kelenjar HYPOHYSE.

3. Posisi Meletakkan Korban


3.1. Pemeriksaan/kesan umum
A. Berat tidaknya penyakit
B. Habitus dan gisinya serta
C. Psyche dan sensoriumnya
A. Berat tidaknya penyakit
Sebagai petunjuk adalah sikap/letak penderita, misalnya pada penderita
yang sakit keras, penderita pada umumnya lebih suka tidur tengkurap (terdapat
pada gastroenteritis yang akut, tubercolose tulang punggung, tabes dorsalis
dan sebagainya). Pada penderita pneumonia penderita lebih suka tiduran pada
bagian yang sakit, misalnya pnomenia kanan, maka penderita lebih suka tidur
pada bagian kanan sehingga pulmokirilebih bebas untuk bernafas. Pada
keadaan opisthotonus yaitu keadaan dimana penderita sedemikian rupa

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


16
ELEMENTARY FIRST AID

sehingga tubuh seakan akan bersandar hanya pada kakidan kepala. Ini
terdapat pada penderita tetanus, meningitis,carebro spinalis epidemica,
tuberculose m eningitis.
Pada penderita pada keadaan dyspneu yang berat, dan kalau berdiri
sakit kakinya, penderita lebih suka jongkok, ini terdapat pada penyakit jantung
bawaan. Pada jantung yang berat penderita tidak merasa enak tidur terlentang
tau tengkurap, akan tetapi selalu tidur dengan sikap duduk. Keadaan ini juga
dijumpai pada hepatisis, pneumonia dan ashma.
Pada beberapa contoh diatas ada kesan tetang sikap, apakah aktif atau
pasif dan lrtak apakah terpaksa atau tidak terpaksa.
B. Habitus Dan Gizi
Adalah tentang habitusnya kita mendapat kesan tinggi dan rendahnya
penderita, atau bentuk penderita. Bentuk raksasa, bila tinggi badan seseorang
melebihi batas normal. Dijumpai pada acromegali (juga disebut gigantisme)
yang terutama didapati pemanjangan pada ujung-ujung tulang, misalnya jari-
jari kaki . hal ini disebabkan oleh karena gangguan hormonal pada hypophyse
di otak. Bentuk kerdil (dwarfs = cebol) disini ada beberapa kemungkinan :
a. Orang kerdil
Perbandingan ukuran – ukuran normal/ seimbang Cuma lebih kecil,
sedang mental dan intelligentsia normal.
b. Achondroplastic dwarfs
Bentuk tidak sempurna terutama tungkai amat pendek. Badan kecil
kerap kali menunjukan deformitet. Tulang punggung juga tidak normal
(bengkok), tetapi ukuran kepala serta intelligentsia, perkembangan
musculus, bentuk dan fungsi lat genital semua sempurna.
c. Cretinisme (gangguan hypofungsi glandula thyreoida)
Bentuk kecil, pendek dengan roman muka characteristic, yaitu tampak
bodoh, dahi sempit,pelceora membengkok hidung mendatar.mulut besar,
lidah menggantung keluar, dahi kecil, telinga tebal besar. Juga kulit

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


17
ELEMENTARY FIRST AID

kering dan kasar, tangan kaki cyanosis, genitalia mungkin infantile,


rambut dan ketiak sedikit atau tidak ada. Mental serting idiot.
d. Progeria
Gangguan pertumbuhan badan dimana tampak penderita cepat tua.
e. Type lain, misalnya kerdil oleh karena rachitis waktu kecil.
Keadaan gizi diukur dari keadan berat badannya.
Gemuk
 Biasanya berat badan berlebihan terutama karena banyak makan, muka
gemuk dagu doble denga lengan berat dan besar. Penggumpalan lemak
terutama diabdomen, tungkai biasanya normal sehingga seakan akan
tungkai kelihatan kecil.
 Syndrome frohliah
 Penderita menunjukan infantilisme dari alat genital, penggumpalan
lemak terutama daerah sentral, yaitu perut bagian bawah dan paha,
sedang muka dan kaki tampak normal.
 Adifositas localisata dalam bentuk lipomata
 Pengumpulan lemak yang disertai rasa sakit (dercom disease)
 Jangan dikacaukan denga oedema anasarca. Oedema dapat diketahui
dari anamnesa bahwa penambahan berat badanyang cepat dan bersifat
characteristic. Biasanya terdapat pada penyakit jantung,
renhypeprotipeinaemia, cirrhosis hepatis dan sebahainya.
Kurus
Kurus yang extreme mungkin terdapat atau ada hubungannya dengan :
 Distruksi jaringan yang berlebihan misalnya pada penyakit panas yang
lama.
 Penyakit yang melemahkan, misalnya tubercolose pulmonum, cancer.
 Hyperthyreoidis yang tingme ( penyakit basedow =gravers disiase),
terdapat pengurusan yang menyolok, bersama kenaikan basal
metabolism yang tinggi.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


18
ELEMENTARY FIRST AID

 Simmond disease, terjadi pengurusan dan penurunan basalmetabolisme


oleh karena antropi lobus anteriorhypophyse.
 Diabetes adanya pengurasan yang nyata
 Beberapa penyakit syaraf serta otak dan juga pengeluaran cairan
oedema yang terlalu cepat.

C. Psyche dan Sensorium


Ada kalanya kita berhadsapan dengan penderita yang sadar dan normal
psyche dan sensoriumnya, akan tetapi kadang-kadang tidak. psyche dan
sensorium meninggi misalnya pada:
 Penyakit basedow, dimana mata selalu bergerak-gerak , kepala
bergoyang-goyang dan sebagainya.
 Sakit Psychoneutorosis
 Mania dan sebagainya
Kesadaran menurun terdapat pada
 Hypotthryreoidisme, apabila diajak bicara jawabanya lambat atau
kadang-kadang keliru
 Kelancholi, orang tidak ada perhatian terhadap sekellingnya.
 Katatonie, orang seperti arca , tetapi sebenarnya ia mempunyai
perhatian terhadap sekelilingnya , hanya tidak member reaksi
Tingkat kesadaran yang makin menurun misalnya dari :
 Apatis , kemudian delirium misalnya pada sakit panas (thyphoid),
obat – obatan yakni intoxicasi terhadap obat – obatan / alcohol
sehingga dapat terjadi delirium trensens, kadang-kadang terjadi
korsakoffs syndrome, penderita selalu membayangkan suatu
perjalanan atau membayangkan orang-orang yang baru ditemui.
 Kemudian socnolent, stupor, spoor dan kemudian coma. Coma
biasanya disebabkan macam-macam, diantaranya oleh karena :

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


19
ELEMENTARY FIRST AID

 Carebal (traumatic cerebrovaccular inflamasi, idiopathic dan


neoplatic)
 General (cardiovascular, toxit dan infectie, metabolic, endocrine)
 Psychogenic (hysteria)
Selain berat dan tidaknya penderita habitus dan gizinya serta
psycha dan sensoriumnya ada hal-hal spesifik yang perlu
perhatian.
Hal-hal spesifik yang perlu diperhatikan adalah :
 Gerakan-gerakan penderita.
Pada keadaan normal gerakan – gerakan anggota badan secara
sadar atas kehendak kita akan tetapi ada gerakan tak sadar
dapat terjadi diluar kehendak kita apabila kita sakit. Gerakan-
gerakan yang terjadi secara tak sadar, akan tetapi orangnya
sadar, misalnya mengejapkan mata terus menerus . juga pada
chorea, hantington’s chorea dan sebagainya. Pada convulsi, yaitu
terjadi keadaan spasmus dari otak baik dalam keadaan sadar
maupun tak sadar. Misalnya pada penyakit epilepsy, eclampsia.
Hysteria, tetanus, typhoid,encep halitis, ureania, keracunan
strychmin.
 Jalannya penderita
Hemiplegic atau lumpuh separuh badan . misalnya pada
hemiplegic kanan, kaki kiri jalannya biasa, sedangkan kaki kanan
jalannya setengah lingkaran dengan meneret ujung jempolnya.
Tangan yang menderita lumpuh dalam posisi menekuk (flexi)
 Jalan yang miring pada strawbismus yang berat.
Tabes dorsalis, bila mata ditutup penderita akan jatuh
(rombergisign). Scissors gait, jalannya seperti gunting oleh karena
kekuatan otot paha (z adduccros)terdapat paraplegi yang spastic.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


20
ELEMENTARY FIRST AID

 Caranya bicara
Pada hemiplegic bila meliputi cranialis cara bicara akan berubah,
huruf R dibaca L (pelo). Pharyngel paralyse suara menjadi lemah.
Sukar bicara dan sebagainya.
 Bau yang abnormal
Misalnya adalah infectie pada mulut. Bau yang keluar pada
penderita diabetic ketoacidosis adalah berbau aceton. Bau
alcohol, pada penderita dengan kebiasaan minum alcohol. Bau
rokok pada perokok berat.

3.2. Prosedur Meletakkan Korban.

Gambar : cara meletakkan korban yang tidak sadarkan diri


Cara mengatasi orang sulit bernafas/sesak nafas

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


21
ELEMENTARY FIRST AID

4. Korban Pingsan / Tidak Sadarkan Diri


4.1. Mengenali tanda-tanda korban tidak sadarkan diri
Pada umumnya teknik pemeriksaan vital sign adalah seperti memeriksa
physic diagnostic pada umumnya yakni melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, akan tetapi yang terdapat adalah inspeksi dan beberapa saja yang
disertai dengan palpasi, perkusi maupun auskultasi.

4.1.1. Nadi atau pulsus


Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Pada
tiap pemeriksaan tidak boleh dilupakan dan harus dikerjakan sendiri secara
sistematik dan teliti. Segala kualitas pulsus harus dipewrhatikan. Hal-hal yang
harus diperhatikan melalui pemeriksaan nadi diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Frequensi
Cara menghitungnya, ada yang menghitung selama 30’ kemudian
dikalikan 2, atau 15’ kemudian dikalikan 4. Bila pulsusnya tidak
teratur, dihitung selama 1 (satu) meit penuh.
Catatan :
 Pemeriksaan secara palpasi pada pergelangan tangan dengan
meraba z radialis.
 Dikenal frekuensi cepat dan frekuensi lambat)
 Frekuensi normal laki-laki + 70 permenit
 Frekuensi normal wanita + 80 permenit
 Frekuensi nadi dipengaruhi banyak factor diantaranya adalah
factor suhu, aktifitas, usia dan sebagainya.
2) Rythce
Dapat irregular atau regular
Pulpus irregular, misalnya
 Sinus arrythmiarespitaroir

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


22
ELEMENTARY FIRST AID

 Premature beat (extra systole + tropped beat)


 Pulpus irregular perpetus.
 Sinus arrythmiarespitaroir
Yaitu pulsusnya irregular dengan perubahan rythme yang
frequensi lebih cepat dari pada waktu expirasi. Biasanya
terdapat pada anak – anak muda dan bayi.
 Premature beat
Adalah systole yang terjadi terlalu awal. Bila terjadi pada waktu
yang teratur / tetap, maka memberikan pada kita suatu kesan
pukulan double, sehingga merupakan pulsus bigeminus dapat
pula terjadi oleh karena adanya premature beat yang terus
menerus. Pulpus bigeminus dapat pula terjadi disebabkan
lenyapnya satu pukulan dalam keadaan otot jantung
menderita kerusakan yang tertentu.
 Pulpus irregular perpetus
Yaitu pulsus dimana rythme sama sekali tidak teratur juga
pengisiannya kadang – kadang penuh dank dang- kadang
kecil. Bila dibandingkan pukulan pada nadi sambil
mendengarkan pada denyut jantungnya maka didapatkan
pukulan-pukulan yang teratur dan biasanya ada fibriasi
atrium. Mungkin pada jantung dalam 1 menit teraba 108 x
pukulan. Tapi pada nadi hanya 84 x jadi ada kontraksi
jantung yang tak kuat sehingga tidak manifest di nadi.
3) Pengisian
Bila kita meraba bols, maka akan mendapat kesan tentang
pengisisan radialis, yaitu :
a. Pengisian penuh (normal)
b. Pengisian amat kuat /besar (pulsus magnus)
c. Pengisian amat kecil (pulsus parvus)

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


23
ELEMENTARY FIRST AID

4) Type gelombang
a. Pulsus celer yaitu pulsus baik naiknya maupun turunya cepat.
Disebut juga collapsing pulse atau Corrigan pulse. Pulsusceler
biasanya bersama-sama pulsus magnus, sehingga terdapat
magnus etceler. Misalnya pada aorta-insuffisiensi.
b. Pulsus tardus yaitu pulsus naiknya lambat tidak tinggi. Biasanya
bersama-sama pulsus palvus, sehingga didapatkan palsus
parvus et tards. Misalnya pada aortastenose.
c. Palsus diccrotic, adalah keadaan dimana sesudah pukulan pols
pertma diikuti pukulan kedua yang sedikit lebih rendah.
Sehingga seakan-akan ada gema diantara kedua pukulan
tersebut . pulsus dicrotic ini terdapat pada penyakit-penyakit
panas, terauma pada thyphoid.
5) Perbandingan pengisian antara pols kanan dan kiri.
Pada umumnya pols kanan dan kiri pengisiannya sama. Pada
keadaan adanya kelainan. Misalnya stenose aorta pengisian pada
pols kanan dan kiri berbeda.
6) Keadaan dinding arteri
Mengenai bagaimana keadaan arteri (pembuluh darah ), apakah
lunak , biasa atau keras . pada keadaan tertentu, misalnya adanya
pengerasan (monckebergs media scleroses), jika ditekan akan
terasa seperti ada kawat besi dibawah kulit. panas, terauma pada
thyphoid

4.1.2. Tensi
Cara menentukan desakan darah physiologis dapat dengan :
 Pengukuran secara palpasi
 Pengukuran secara kalkukasi

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


24
ELEMENTARY FIRST AID

Peralatan yang dipakai bias dengan tensimeter, yang harus diperhatikan


dan diingat :
 Cara mengambil atau mengukur desakan darah harus dengan cara
yang sama bagi tiap penderita (posisi duduk atau tiduran sebelah
kanan atau kiri dan sebagainya).
 Untuk mengontrol sebaiknya dengan satu macam alat saja.
 Mengukur tekanan darah sebaiknya pada saat yang sama untuk
seorang penderita (misalnya pagi, siang, atau soredan jamnya harus
tepat misalnya 8 pagi seterusnya juga jam 8 pagi)
 Ingat keadaan emosi penderita, sebab keadaan emosi juga
mempengaruhi desakan darah, dalam hal ini emosi mempertinggi
desakan darah baik desakan systole maupun diastole.
 Pengukuran secara palpasi, biasanya 2 – 5 mm hg lebih rendah dari
pada tekanan yang diperoleh secara auskultasi.
 Pengukuran tekanan darah rutin biasanya secara auskultasi.
Tekniknya adalah sebagai berikut : suatu manset yang dapat
berkembang (manset Riva-Rocci) yang dibutuhkan dengan
manometer air raksa (sfigmomanometer) dililitkan pada lengan atas
dan stetoskop diletakkan diatas arteria brachialis pada siku. Manset
dengan cepat dikembangkan sampai tekanan diatas systole arteria
brachialis yang diperiksa. Arteria terbendung oleh manset dan tak
ada suara yang terdengar dengan stateskop. Tekanan dalam
manset kemudian diturunkan perlahan – lahan.
Pada titik dimana systole dalam arteri tepat melebihi tekanan
manset, semburan darah atau tekanan systole akan terdengar.
Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, bunyinya menjadi lebih
keras kemudian peka dan pudar, akhirnya pada bagian besar
individu, bunyi menghilang ini adalah bunyi korotkow. Tekanan
diastole dapat terbaca pada saat menghilangnya bunyi korotkow.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


25
ELEMENTARY FIRST AID

Tekanan darah harus diukur pada lengan apabila ditemukan


perbedaan pengisian antara pols kiri dan pols kanan.

4.1.3 Respirasi (Pernafasan)


Pada pemeriksaan pernafasan yang perlu diperhatikan adalah :
1) Frequensi pernafasan
Pada keadaan normal biasanya sekitar 16 – 20 permenit dikenal :
 Bradypace, apabila frequensi lambat
 Techypace , apabila frequensi cepat
 Dyspnoe, sesak nafas
 Orthhopnoe, sesak terutama pada posisi tegak, akan berkurang
pada posisi duduk.
2) Dalamnya pernafasan
Ini tidak bisa tepat diukur dengan pemeriksaan klinis yang sederhana,
akan tetapi dapat dikenal tingkatan dari hyperventilation maupun
hypoventilationnya. Disini ada variasi priodik antara apnoe atau ke
hypernoe.
3) Expansi dari dada
Ini diukur dengan alat meteran pengukur (seperti untuk membuat
baju) melingkar dada apabila expansi pada pengukuran ini kurang 4
cm dapat dikatakan atau mungkin adalah abnormal.
4) Type dari pernafasan
Apakah costal (dada), abdominal (perut) atau costoabdominal pada
orang normal kontraksi dari otot – otot intercostals dan diafragma
akan menghasilkan inspirasi, sedang expirasi adalah gerakan pada
dada dibatasi oleh adanya salkit pada plerura dan pergerakan
diafragma dihambat atau ditandai oleh adanya radang peritoneum
atau distensi abdominal.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


26
ELEMENTARY FIRST AID

5) Pergerakan respirasi yang abnormal, pada inspirasi maupun pada


expirasi. Misalnya pada keadaan asthma atau bronchitis chronis
atau emphysema dan sebagainya.
Catatan : pengaturan nadi, pengaturan tensi dan pengaturan pernafasan
diatur oleh pusat vital diotak (redulla oblongata).

4.2. Cara mengatasi orang pingsan

Melihat/merasakan apakah masih ada nafas

gambar

Cara menjaga saluran tetap terbuka

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


27
ELEMENTARY FIRST AID

TATA CARA PENANGANAN KORBAN TIDAK SADAR

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


28
ELEMENTARY FIRST AID

5. Bantuan Pernafasan
Sistim Jantung Peredaran Darah, Pernafasan
5.1. Sistim Jantung
Jantung terdapat dibagian rongga dada bagian bawah dan melebar
agak kekiri terdapat diantara tulang dada dan tulang belakang serta dilindungi
tulang – tulang iga. Besarnya jantung kita kira-kira sebesar kepalan tangan dan
terbagi menjadi 4 ruaangan, pada bagian kanan terdiri dari 2 ruang yaitu yang
disebut serambi atau bilik, begitu juga 2 ruangan lagi yang berada pada
sebelah kiri juga terdapat serambi dan bilik (serambi = atrium; bilik = ventricle )
Sedang organ jantung sendiri sebagian besar terdiri dari otot – otot yang tidak
sama dengan otot-otot lain tubuh.
Jantung adalah merupakan organ tubuh yang bertugas sebagai pompa
yang mengedarkan darah dari dan keseluruh jaringan tubuh. Darah yang
diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah itu membawa
oksigen serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, guna
memelihara kehidupan serta daya kerjanya. Disamping itu peredaran darah
dibutuhkan juga untuk mengangkut sampah-sampah metabolism yang terjadi
diseluruh tubuh, dan dikirim keorgan tubuh yang mengeluarkan sampah dari
tubuh yautu misalnya paru-paru, ginjal, dan kulit. Oleh karena itu bila fungsi
jantung serta pendarahan darahnya terganggu, akan mengakibatkan
malapetaka bagi seseorang, karena zat-zat kebutuhan untuk memelihara tubuh,
sedang zat-zat sampah yang meracuni jaringan tubuh tidak dikeluarkan dari
tubuh. Bila jantung berhenti berdenyut, maka dalam waktu 6 – 12 detik orang
menjadi sadar, karena otaknya tidak dapat bekerja lagi akibat kekurangan
oksigen. Jika keadaan ini berlangsung hingga 6 menit, otak akan mengalami
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi. Jantungnya sendiri akan
mengalami kerusakan setelah jantung tersebut berhenti antara 7 – 9 menit.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


29
ELEMENTARY FIRST AID

5.1.1. Denyut jantung dan Nadi


Oleh karena adanya kontraksi dari otak-otak jantung , maka hal ini akan
menyebabkan jantung berdenyut, dan denyutanya ini dapat di raba pada
tempat-tempat tertentu. Denyut jantung adalah merupakan gelombang yang
akan diraba pada pembuluh nadi bila darah dipompa keluar dari jantung,
denyut ini mudah dibaca pada tempat-tempat yang pembuluh nadinya dekat
dengan permukaan kulit antara lain :
 Pembuluh nadi radialis pada pergelangan tangan sisi ibu jari tangan
(jempol), tangan kanan maupun tangan kiri.
 Pembuluh nadi temporal dikanan kiri dahi.
 Pembuluh nadi karotis didaerah leher dekat pipa trachea kanan dan liri.
 Pembuluh nadi fermonal didaerah selakangan batas paha bagian atas,
baik paha bagian bawah, baik paha kanan maupun paha kiri, dll.
Dibawah ini.

Gambar : Titik Titik Pembuluh Darah

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


30
ELEMENTARY FIRST AID

Cara meraba denyut nadi hendaknya dengan menggunaka ketiga jari tangan
dan tidak menggunakan ibu jari tangan (jempol), karena ibu jari tangan itu
sendiri mempunyai denyutan sehingga dapat mengacaukan pemeriksaan kita.
Pada waktu meraba denyut nadi jangan mencoba terlalu keras, sebab
denyutan tersebut dapat hilang, jadi cukup menekan dengan sekedarnya saja.
Pada saat melakukan pemeriksaan denyut nadi yang harus diperhatikan ada
tiga masalah yaitu :
 kekuatan denyutan
 laju nadi
 irama nadi apakah teratur atau tidak

5.1.2. Daya pompa jantung
Pada orang dewasa dalam keadaan istirahat, jantung berdenyut sekitar
70 X dalam 1 menit, dan memompakan darah sekitar 70 ml setiap denyut, jadi
jumlah darah yang dipompakan setiap menit adalah 70 x 70 ml atau sekitar 5
liter. Banyaknya darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit disebut
curah jantung atau cardiac out put ini bias terjadi 3 – 4 kali lebih banyak dan
persediaan otot – otot yang bekerja menjado lebih banyak, oleh karena
pelebaran dari pada vasculer dan dorongan perembesan dari organ oleh
adanya penyempitan vascular lain.

5.2. Peredaran darah


Peredaran darah dapat dibedakan dalam 2 bagian yang fungsinya
sangat berbeda yaitu :
 Peredaran darah paru-paru atau peredaran darah kecil
 Peredaran darah besar atau peredaran darah sistematik

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


31
ELEMENTARY FIRST AID

5.2.1. Peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil)


Yaitu mulai pada saat darah dikeluarkan dari bilik kanan, kebatang
pemburu arteri pulmonalis, pembuluh ini bercabang menjadi 2 buah yaitu
kekanan dan kekiri untuk paru-paru sebelah kiri darah yang dialirkan berwarna
merah kegelapan karena kurang mengandung oksigen dan bahkan banyak
mengandung CO2. Pembuluh darah ini selanjutnya bercabang – cabang
menjadi sarang kapiler yang mengelilingi dinding-dinding gelembung paru-paru
(alveoli) disinilah terjsdinya pertukaran gas CO 2 yang kadarnya tinggi didalam
darah akan merembes (berdifusi) didalam gelembung-gelembung paru-paru
sebaliknya oksigen karena tekanan oksigen lebih tinggi akan berdifusi akan
masuk kedalam sarang kapiler paru-paru, sehingga darah yang banyak
mengandung CO2, warna darahnya menjadi merah cerah. Selanjutnya darah
mengalir keserambi kiri melalui vena pulmonalis. Disini peredaran kecil atau
peredaran darah paru-paru berakhir.

5.2.2. Peredaran darah besar


Darah meninggalkan bilik kiri melalui pembuluh darah aorta, yaitu
pembuluh arteri yang peling besar didalam tubuh, aorta ini bercabang menjadi
arteri lebih kecil yang mengantarkan darah kebebagai bagian tubuh. Baik
kebagian tubuh bagian atas maupun anggota tubuh bagian bawah. Arteri akan
bercabang, beranting lebih kecil lagi sehingga menjadi pembuluh darah
rambut. Arteri ini mempunyai dinding berotot, sehingga dapat mengatur saluran
menjadi lebih besar maupun menjadi lebih sempit.
Hal ini penting artinya untuk memelihara tekanan darah arteri. Dinding kapiler
sangat tipis sehingga dapat terjadi pertukaran gas dan sampah antara darah
dan jaringan. Oksigen yang tinggi didalam darah akan dipindahkan kedalam
jaringan. Dan sebaliknya CO2 dan sampah hasil metabolism jaringan akan
masuk kedalam pembuluh darah kapliler untuk diangkat dan dibuang.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


32
ELEMENTARY FIRST AID

Pembuluh darah kapiler ini bergabung membentuk pembuluh yang lebih besar
dan disebut pembuluh balik atau vena. Semua pembuluh vena akan kembali
lagi sehingga terbentuk dua batang vena yang besar. Yaitu vena cava inferior
yang mempunyai darah dari badan dan anggota gerak bawah, dan vena cava
superior yang mempunyai darah dari kepala dan anggota gerak bagian atas.
Kedua pembuluh darah ini bermuara pada serambi kanan yaitu tempat
berakhirnya sirkulasi sistimatik.

gambar

Gambar : serkulasi darah

5.2.3. Tekanan darah


Pemompa dari jantung diteruskan sebagai tekanan. Tekanan dalam
batang nadi selalu lebih tinggi dari tekanan didalam cabang-cabangnya hal ini
menyebabkan darah mengalir terus dari pembuluh nadi besar kepembuluh
nadi yang semakin kecil. Didalam pembuluh darah vena, tekanan darah

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


33
ELEMENTARY FIRST AID

menjadi rendah lagi. Mengalirnya darah kembali kserambi kanan adalah berkat
adanya katup-katup dalam pembuluh darah vena.

5.2.4. Darah
Darah beredat terus karena darah merupakan cairan yang berfungsi
sebagai pengangkut segala macam zat dari satu jaringan kejaringan lain
terutama kksigen, agar seluruh bagian tubuh dapat bekerja dengan baik,
maka dalam darah sendiri harus terdapat macam unsur yang diperlukan
suoaya dapat menjalankan terus tugasnya, dalam darak terdapat
haemoglobin sebagai pengangkut oksigen tersebut. Dalam sati liter darah pada
udara dan pada tekanan yang normal serta kosentrasi Hb yang normal pada
orang dewasa terdapat kira-kira 200cc oksigen, 500cc CO 2 dan 9,6 cc Nitrogen.

5.3. Pernafasan
5.3.1. Jalan Nafas (air way)
Udara hisap manusia melalui hidung dan atau melalui mulut, disalurkan
melalui rongga hidung yang dibatasi oleh langit-langit kedua rongga ini
kemudian menjadi satu disebut farings, rongga ini kemudian dibagi menjadi
dua saluran, saluran sebelah belakang untuk saluran makanan yang disebut
tenggorokan atau laring. Bagian atas laring terdapat epiglotis semacam katup
yang terdapat menutup dan membuka secara otomatis apabila kita menelan
makanan, dan terbuka apabila kita menghirup udara, dengan demikian hanya
udara saja yang dapat masuk kesaluran tenggorokan. Dari tenggorokan ke
batang tenggorokan atau trachea yang kemudian bercabang terus dan akhirnya
menjadi cabang yang sangat halus dan kecil yang di sebut bronkiolus.
Bronkiolus ini adalah terminal terakhir yang berhunbungan dengan gelembung-
gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan bagian paru-paru sendiri.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


34
ELEMENTARY FIRST AID

5.3.2. Paru – paru


Manusia menpunyai 2 pari, kanan dan kiri, berada dalam rongga dada
mengisi rongga dada. Paru – paru di bagi menjadi bebebrapa belahan atau
lobus, yaitu paru kanan menjadi 3 lobus sedang paru kiri mempunyai 2 lobus.
Jaringan paru terutama terdiri dari gelembung paru yang disebut Alveoli,
jaringan ini sangat elastis seperti spon. Gelembung paru ini masing-masing
berhubungan dengan jalan nafa atau bronkiolus terminal. Pada waktu kita tarik
napas inspirasi maka udara masuk melalui jalan napas dan mengisi elveoli ini
sangat tipis maka memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang
terdapat dalam darah dengan gas yangb terdapat pada elveoli. Pertukaran
yang terejadi pada dinding alveoli ini adalah secara merembes atau difusi,
jadi gas yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi akan berdifusi ketekanan
yang lebih rendah. Darah yang bilik jantung kanan akan melalui arteri
pulmonalis dialirkan ke paru-paru mempunyai tekanan CO 2nya + 45 mm Hg
dan terkanan O2 + 40mm Hg. Sedangkan tekanan CO2 didalam alveoli sekitar
40 mm Hg dan tekanan oksigen menjadi 100 mm Hg, dan darah yang sudah
kaya akan oksigen ini akan dialirkan dan dibunakan keseluruh tubuh. Udara
didalam gelembung paru0paru ini senantiasa diperbaharui secara terus
menerus oleh gerakan pernafasan yang tidak kita sadari ini.

5.3.3. Pusat pernapasan


Laju nafas dan lajunya pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang
terletak dibatang otak. Pusat pernafasan dipengaruhi oleh kadar CO 2 (karbon
dioksida) dan kadar oksigen didalam darah. Karbon dioksida merupakan zat
yang merangsang nafas , dalam jumlah biasa bukan merupakan racun. Kadar
CO2 yang tinggi dalam darah akan merangsang pusat pernafasan, sehingga
laju nafas akan bertambah dan CO 2 lebih banyak dikeluarkan oleh paru-paru
agar kadar CO2 didalam darah yang rendah juga akan merangsang

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


35
ELEMENTARY FIRST AID

pusatpernafasan, tetapi bila terlalu rendah dan pusat pernafasan sendiri


kekurangan CO2 dalam darah akan kembali normal.

5.3.4. Kapasitas paru


Daya muat oleh paru-paru dewasa atau kapasitas total lebih besar yaitu
sekitar 4,5 – 5 liter. Akan tetapi pada pernafasan biasa udara yang terhirup
dan dihembuskan keluar hanya 1/10 dari volume diatas sekitar 400 – 500cc,
hal ini dikenal dengan isi pasang surut pernafasan biasa.
Harus diingat bahwa proses pernafasan bukan hanya menghirup dan
menghembuskan nafas saja (inspirasi dan ekspirasi), akan tetapi harus disertai
dengan peredaran darah yang baik pula. Seperti yang telah dijelaskan dimuka,
bahwa pertukaran gas didalam gelembung paru antar gas yang terdapat
didalam darah didalam sarang kapiler dan darah yang kaya akan oksigen
disebarkan keseluruh tubuh, diedarkan apabila darah dan jantung masih
bekerja dengan baik. Jadi bila salah satu mengalami gangguan maka seluruh
proses pernafasan praktis juga mengalami gangguan.

5.4. Pengenalan Henti Jantung


Pada pelajaran sebelumnya telah dipelajari tentang apa yang harus
dilakukan bila air way atau jalan nafas tertutup/tersumbat baik oleh lidah
maupun oleh benda asing, dan demikian pula dipelajari tentang apa yang
harus dilakukan bila seseorang tidak bernafas. Sebagai keharusan yang
merupakan pelengkap pelajaran berikutnya akan dipelajari tentang apa yang
harus dilakuka bila sirkulasi darah seseorang terhenti., yaitu bila jantung
berhenti memompa. Secara garis besarnya ada 3 hal yang sangat
menentukan kehidupan seseorang yaitu adanya :
 Air way, jalan nafas yang bebas
 Breathing, pernafasan yang kuat
 Circulation, sirkulasi dara yang baik dan efektif

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


36
ELEMENTARY FIRST AID

Bila jantung berhenti memompa, keadaan ini disebut HENTI JANTUNG


ataudisebut juga CARDIC ARREST yang berhentinya denyut jantung, berarti
juga bahwa aliran darah diseluruh tubuh berhenti sama sekali. Darah tidak
mengalir ke paru-paru untuk mengambil oksigen, dan seterusnya darah juga
tidak mengalirkan kebagian-bagian tubuh yang lain untuk memberikan
makanan maupun oksigen.
Bila henti jantung ini terjadi terlebih dahulu yaitu sebelum terjadinya
respiratory arrest, maka otak akan sangat menderita dalam waktu beberapa
detik akibat kekurangan oksigen dan dalam waktu beberapa detik gerakan
pernafasan juga akan berhenti. Bila dalam hal ini pertolongan tidak segera
dilakukan untuk memperbaiki keadaa, maka kerusakan otak akan berkembang
dengan cepat menjadi kematian otak yang sifatnya irreversible. Bagaimana
anda bisa mengetahui bahwa denyut jantung seseorang berhenti berdenyut
dan bgaiman anda bisa mengetahui bahwa seseorang mengalami henti
jantung. Tentunya masih dapat diingat bahwa denyut jantung dapat dirasakan
sebagai denyutan pada pembuluh darah arteri yang besar, dan pada halaman-
halaman sebelumnya telah dijelaskan bagaimana meraba denyut jantung nadi
carotis guna menilai apakan denyutnya masih ada atau tidak.
Pertama letakkan ujung jari dari jari tangan pada laring korban, lalu
geserkan jari-jari itu ke bawah menuju lekukan antara laring dengan otot leher,
disinal akan didapatkan denyut nadi carotis. Bila tidak dapat ditemukan denyut
nadi carotis ini berarti bahwa jantung tidak berdenyut dan keadaan ini disebut
henti jantung.

5.4.1. Sebab-sebab henti jantung (cardiac arrest )


Cardiac arrest dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa keadaan :
 Serangan jantung (penyakit coroner)
 Tekanan sengatan arus listrik
 Pernafasan yang berhenti mendadak oleh berbagai sebab

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


37
ELEMENTARY FIRST AID

 Keracunan, baik secara inhalasi, injected dan mulut


 Dan lain-lain yang mengakibatkan henti kerja jantung
Akibat henti jantung dan tindakan penolongannya
Telah diketahui bahwa bila jantung berhenti memompa darah
semestinya darah diedarkan keseluruh tubuh, maka seluruh jaringan darah
tidak lagi mendapat makanan maupun oksigen, dan sel-sel otak yang sangat
peka ini menanggung penderitaan yang paling parah dan tidak terjadi
kematian . kematian dapat dibedakan dalam beberapa jenis yaitu :
Kematian klinis Adalah pada saat terjadinya henti nafas (Respiratory
arrest)ditambah dengan semua aktifitas cerebrum berhenti sementara, tetapi
belum irreversible, ini adalah meripakan kematian dini dimana bila dilakukan
resuitasi yang optimum dapat memulihkan kembali fungsi semua sistem organ
vital.bila pada keadaan mati klinis ini tidak segera mendapat pertolongan,
maka selama waktu 4 menit sampai 6 menit dapat terjadi kematian biologis
( pada orang tua pada suhu ruangnormal, tetapi bila suhu ruang lebih rendah,
kematian biologis ini akan lebih lama)
Kematian biologis yang terjadi antara menit keempat dan keenam, akan selalu
mengikuti kematian klinis, dan kematian biologis ini merupakan proses
Netrotisasi semua jaringan otak dan jaringan didalam tubuh lainnya.disampoing
kematian klinis dan kematian biologis dikenal pula istilah kematian cerebrum,
kematian otak dan kematian sosial.
Kematian cerebrum (kematian korteks)ialah penghancuran (nekrotisasi) dari
pada cerebrum yang irrevesible. Kematian otak (Total) adalah kematian
cerebrum ditambah nekrotitasi sisa otak lainnya termasuk cerebrum otak
tengah dan batang otak . kematian cerebrum dan kematian otak sering terlihat
sesudah pulihnya sirkulisasi oleh karena resusitasi jantung paru (RJP).
Kematian sosial menggambarkan kerusakan otak yang berat.irrevesible.
pasien tetap tidak sadar dan tidak responsitif tetapi beberapa reflek masih

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


38
ELEMENTARY FIRST AID

utuh dan electroence-palogram masih aktif (keadaan vegetatif terus menerus)


pada keadaan vegetatif ini dapat timbul daur bangun tidur.
Mati klinis sejah 0 menit berhentinya pernavasan dan sirkulasib jantung
nekrotisasi otak antara 4 – 6 menit dan kematian biologis sejak 6 – 10 menit.

5.5. Tindakan pertolongan


Bila menemukan korban dengan jantung yang berhenti dan pernafasan
yang berhenti pula, maka pertolongan yang dianjurkan adalah tindakan
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU (RJP)
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU adalah tindakan pertolongan
kombinasi antara pertolongan pengembalian fungsi jantung dan pernafasan,
terhadap seseorang dimana kedua fungsi tersebut mengalami kegagalan total
oleh suatu sebab yang datangnya secara tiba-tiba, dan orang-orang dengan
kondisi tubuh yang memungkinkan untuk hidup normal yang selanjutnya bila
kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
Cara memberi bantuan pernafasan dengan sistem mulut ke mulut

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


39
ELEMENTARY FIRST AID

Cara memberi bantuan pernafasan dengan sistem mulut ke hidung

Untuk mengembalikan aliran darah pada seseorang yang jantungnya


berhenti berdenyut, harus digunakan teknik yang disebut KOMPRESI DADA
LUAR. Tindakan ini terdiri dari pemberian tekanan yang berirama, teratur,
diatas tulang dada (sternum) korban. Setiap penekanan pada dada
mengakibatkan darah didorong keluar dari jantung, sehingga mengalir melalui
pembuluh – pembuluh darah didalam tubuh, dan terciptalah apa yang disebut
SIRKULASI BUATAN. Akan tetapi kompresi dada ini memerlukan lebih
sekedar penolong secara sembarangan pada dada saja, akan tetapi agar
aman dan efektif kompresi dada luar harus diberikan tempat yang tepat
dengan irama yang tepat dan harus dikombinasikan dengan pemberian
pernafasan buatan. Adapun keberhasilan resusitasi jantung paru ini sangat
ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
 mengetahui saat terjadinya respiratory arrest dan cardiac arrestnya
 tindakan pertolongan segera tanpa menunggu ini dan itu.
 Keterampilan penanganan terhadap korban dengan tepat
 Pengetahuan yang diterapkan
 Saat korban masih dalam keadaan antara mati klinis dan mati biologis

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


40
ELEMENTARY FIRST AID

5.5.1. Teknik kompresi dada luar


Untuk melakukan kompresi dada luar, pertama – tama harus
diberhatikan bahwa korban terbaring terlentang datar pada permukaan yang
keras, bila korban terbaring pada permukaan yang lunak seperti tilam yang
empuk (soft), tempat tidur yang menggunakan per (spring bed), permukaan
yang terletak di bawahnya akan ikut bergerak setiap kali dilakukan penekanan
pada dada, dan anda tidak akan berhasil menekan dada itu sendiri. Bila anda
menemukan korban yang terduduk dikursi atau ditempat tidur, maka korban
harus cepat dipindahkan kelantai dan berbaring terlentang. Segera setelah
korban diletakkan pada posisi b yang bener, penolong terus berlutut disamping
dada sikorban, dan tentukan letak titik yang bener untuk kompresi dada. Untuk
menggunakan itu digunakan jari telunjuk dan tengah tangan anda yang paling
dekat dengan kaki korban untuk menemukan batas bawah tulang rusuk yang
terdekat, guna mencari tulang taju pedang korban. Sekarang geserkan jari-jari
anda keatas sepanjang sisi tulang iga menuju tonjolan tulang taju pedang
korban yang terletak dipertengahan tulang dada korban bagain korban
kemudian letakkan jari-jari tangan anda 2 jari diatas tulang taju pedang korban.
Seterusnya letakkan pangkal pergelangan tangan anda yang sebelahnya
disebelah atas ujung jari telunjuk anda. Kemudian jauhkan jari telunjuk tangan
anda dan taruhkan pangkal pergelangan tangan anda yang lain. Diatas
pangkal pergelangan tangan anda yang telah berada diatas tulang dada
korban tersebut.

Gambar : titik kompresi dada

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


41
ELEMENTARY FIRST AID

Sekarang kedua tangan berada dalam posisi yang benar untuk melakukan
kompresi dada luar, harus diperhatikan bahwa jari- jari tangan anda tidak
menyentuh dada korban , yang dapat dilakukan dengan mengangkat jari atau
mengaitkan seluruh jari kedua belah tangan.

Gambar : Posisi jari – jari


Ada sebuah cara untuk menentukan letak titik kompresi dada yang tepat yang
juga dapat diterima walaupun lebih menghabiskan waktu. Pada teknik kedua
anda perlu menentukan letak tonjolan baik pada ujung atas maupun ujung
bawah sternum korban. Kemudian letakkan ibu jari pada pertengahan dua
tonjolan ini untuk menentukan letak pertengahan sternum dan menbagi
sternum menjadi bagian tengah atas dan tengah bawah. Akhirnya letakkan
pangkal pergelangan tangan anda ditengah pertengahan bawah sternum.
Ada satu lagi cara yang lebih mudah yaitu dengan mengambil garis
lurus antar kedua puting susu korban, letakkan pangkal pergelangan tangan
anda diatas sternum korban sedikit turun kira-kira 2 cm dari garis lurus
tersebut, disitulah anda akanmenemukan titik yang dikehendaki dan benar.
Setelah kedua tangan anda berada dalam posisi yang benar di sternum
korban, anda siap untuk mulai kompresi dada. Kompresi dada harus diberikan
tegak lurus ke bawah, jangan kesamping. Untuk memastikan kompresi
diberikan dengan tepat, anda harus menempatkan diri sedemikian rupa

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


42
ELEMENTARY FIRST AID

sehingga bahu anda berada langsung diatas sternum korban dan kedua
tangan anda harus lurus.

Gambar : titik kompresi dada

Gambar : Kompresikan dada

Sekarang anda siap untuk memulai kompresi dada, untuk melakukan ini
gerakan tubuh anda sedikit keatas dan sedikit ke bawah dari panggul dada,
dan tekan langsung ke bawahpada sternum korban untuk menekan sternum
korban sedalam 4 – 5 cm. Guna memeras darah keluar dari jantung.
Kemudian lepaskan tekanan anda agar seluruhnya agar jantung terisi kembali

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


43
ELEMENTARY FIRST AID

oleh darah. Waktu yang diperlukan tekanan sebanyak 60 X permenit (1 kali


perdetik), anda harus menekan setiap kali selama setengah detik (hal ini
apabila dilakukan oleh seorang penolong saja). Kemudian lepaskan selama
setengah detik.
Jangan angkat tangan anda dari dada korban diantara kompresi ini karena
anda dapat menggesernya dari titik kompresi yang telah betul.
Hindari gerakan yang melambung atau menusuk, karena kompresi ini kurang
efektif dan bisa menimbulkan cedera, tapi kompresi harus dilakukan secara
lembut dan teratur. Jantung yang sehat akan berdetak secara terus menerus
paling sedikit satu kali perdetik. Jadi bila anda ingin membuat sirkulasi buatan
yang efectif anda harus menekan dada paling sedikit lebih cepat yaitu : + 80
kali permenit, karena anda menunda kompresi secara priodik, untuk
memberikan ventilasi buatan, anda harus mengganti ventilasi-ventilasi tersebut
yang tidak dilakukan selama memberikan pertrolongan pernafasan (penolong
sendiri)

5.6. Tindakan Resusitasi jantung Paru


5.6.1. Teknik RJP oleh satu orang Penolong
Telah diketahui bahwa seseorang yang mengalami henti jantung
memerlukan tindakan peretolongan yaitu yang disebut resusitasi jantung paru,
yaitu melakukan pertolongan yaitu melakukan pertolongan pernafasan buatan
dan kompresi dada luaruntuk mengembalikan fungsi jantung tersebut, yaitu
mengalirkan darah keseluruh jantung tubuh. Ventilasi buatan diperlukan untuk
memasukkan oksigen kedalam darah, sedemikian sirkulasi buatan diperlukan
untuk mengalirkan darah korban sehingga oksigen dapat disebarkan ke
jaringan - jaringan yang memerlukannya. Tidak satupun, baik ventilasi buatan
atau untuk memastikan bahwa oksigen mencapai alat penting didalam tubuh.
Seorang penolong dapat melakukan pertolongan resusitasi jantung dan paru
dengan baik asalkan mematuhi peraturan-peraturan yang diharuskan yaitu :

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


44
ELEMENTARY FIRST AID

 Tentukan bahwa korban bener-bener tidak sadar, yaitu dengan cara


mengoncang-goncangkan bahu korban dan ajukan pertannyaan.
 bila ternyata korban betul-betul tidak sadar, bebaskan jalan nafas
korban, dengan cara tengadahkan kepada korban semaksimal
mungkin, kalau perlu angkat rahang bawah korban kearah depan.
 Periksa apakah korban bernafas atau tidak, dengan llf, yaitu lok (lihat)
dada korban apakah ada pergerakan dada, listen (dengar)dengarkan,
adakah udara/nafas yang keluar masuk melalui mulut atau hidung
korban, yaitu dekatkanlah telinga anda kemulut/hidung korban, sambil
mata anda melirik kedada korban,feel (rasakan)rasakan adakah
pernafasan yang keluar/ masuk melalui hidung / mulut korban dengan
cara, dekatkan punggung telapak tangan anda salah satu, kemulut dan
kehidung korban, jangan menggunakan telapak tangan karena kurang
begitu sensitif telapak tangan anda, jadi gunakan punggungnya.
 Bila korban ternyata tidak bernafas, mulailah berikan pertolongan
pernafasan buatan dengan 4 kali hembusan melalui mulut/hidung
korban secara dalam dan cepat, tetapi cukup kuat untuk
mengembangkan dada korban.
 Setelah anda melakukan inflasi paru 4 -5 kali dan cepat rabalah denyut
nadi cerotis korban, apakah denyut nadinya ada tau tidak (periksa arteri
cerotis selama 5 detik)
 Bila nadi cerotis tidak ada berarti korban mengalami henti jantung dan
akan memerlukan kompresi jantung dan pertolongan pernafasan
buatan.
Maka segeralah:
a. tentukan letak titik kompresi pad sternum korban.
b. Berikan 15 kali kompresi dada dengan kecepatan 80 X / menit
c. Cara yang paling mudah bahwa anda memberikan kompresi
dengan kecepatan yang benar adalah dengan menghitung dengan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


45
ELEMENTARY FIRST AID

suara lantang yaitu : SATU DAN DUA DAN TIGA DAN EMPAT DAN
LIMA DAN ENAM dan seterusnya sampai lima belas sambil menekan
dada korban setiap kali anda menyebutkan angkanya dan istirahat
setiap kali anda menyebut dan bila telah selesai 15 X kompresi dada
setiap daur inilah waktu selanjutnya untuk memberikan pernafasan
buatan.
 pada saat anda selesai memberikan kompresi dada buka kembali jalan
nafas korban (tengadahkan kepala dan tahan dagu korban), dan berikan
2 kali infilasi paru-paru korban dengan dalam dan cepat, yang cukup
untuk mengembangkan dada korban.
 Segera setelah anda memberikan inflasi paru yang kedua, kembali
kedada korban, tentukan letak kompresi yang tepat pada sternum dan
beri lagi srebanyak 15 kali kompresi dada.
 Teruskan daur 15 kali kompresi 2 kali inflasi paru berulang-ukang
sehingga pasien sadar kembali.
 Secara priodik setiap 15 menit melakukan RJP, berhentilah sebentar
untuk memeriksa timbulnya perenafasan spontan dan denyutan nadi
spontan.
1) Bila denyut nadi timbul, tanpa adanya pernafasan sepontan, teruskan
melakukan pemberian pernafasan buatan saja.
2) Nila denyut nadi maupunpernafasan spontan kembali ada letakkan
korban pada posisi miring sisi mantap dan perhatikan dengan teliti
untuk memastikan bahwa pernafasan dan tdenyut nadi terus
berlangsung baik.
3) Bila denyut nadi dan pernafasan spontan tidak timbul teruskan RJP
seperti semula.
Anda harus dapat memeriksa pernafasan dan denyut nadi dalam waktu
kurang dari 5 detik setiap kali

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


46
ELEMENTARY FIRST AID

Urutan langkah-langkah RJP yang benar dan lebih mudah diingat bila
selalu ingat huruf A,B dan C yaitu :
A = AIR WAY (jalan nafas) langkah pertama adalah membebaskan
jalan nafas
B = BREATHING (pernafasan) langkah selanjutnya adalah
pemeriksaan pernafasan dan melalui pertolongan pernafasan
buatan bila tidak ada pernafasan spontan.
C = CIRCULATION (sirkulasi) langkah selanjutnya adalah untuk
memerikasa adalah sirkulasi yang efektif, dengan memeriksa
denyut nadi leher bila tidak ada segera memulai sirkulasi buatan
dengan kompresi dada luar.
Kapan RJB harus dimulai ?
Pemeriksaan teknik RJB paling efektif dimulai segera setelah terjadi
henti jantung. Makin lama seseorang dalam keadaan tanpa denyut jantung
dan tanpa pernafasan, makin besar kerusakan pada otak dan alat-alat lain
didalam tubuh yang makin kecil peluang untuk menyelamatkan jiwanya. RJP
tida boleh diberikan pada korban yang menunjukan tanda kematian yang sudah
pasti. Sebagai contoh, bila jelas sekali bagi penolong bahwa korban telah mati
untuk waktu yang lama, RJP tidak boleh diberikan.

Gambar : posisi korban, ventilasi dan kompresi

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


47
ELEMENTARY FIRST AID

Kapan kompresi RJP harud dihentikan ?


Selama seseorang tidak ada pernafasan sepontan dan denyut nadi, RJP
adalah cara satu-satunya untuk mempertahankan hidup seseorang. Maka
sekali dimulai, RJP harus diteruskan sampai :
1. pernafasan dan denyut nadi timbul kembali
2. adanya tenaga ahli atau dokter mengambil alih tanggung jawab.
3. penolong terlalu lelah dan tak kuasa lagi meneruskan tindakan RJP.
4. penderita telah dinyatakan meninggal oleh dokter.

5.6.2. Tindakan Resusitasi Jantung Paru-paru oleh 2 orang penolong


Resusitasi jantung paru (RJP) yang dilakukan untuk beberapa waktu
merupakan pekerjaan yang berat oleh karena itu sangat melelahkan bagi
seorang penolong yang melakukan RJP hanya seorang diri, disamping itu bila
RJP ini dilakukan oleh seorang penolong saja. Maka kompresi dada akan
terputus secara priodik untuk melakukan ventilasi buatan, dan ini berarti
secara priodik pula aliran darah berhenti untuk beberapa detik. Maka dari itu
RJP dapat dilakukan lebih lancar dan efektif bila dilakukan 2 orang penolong,
yaitu seorang melakukan pertolongan pernafasan buatan terus menerus dan
seorang lagi melakukan kompresi jantung terus menerus sehingga tidak ada
putusnya.

Gambar : RJP oleh dua orang Gambar RJP Oleh Satu Orang

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


48
ELEMENTARY FIRST AID

Bila dua orang penolong, hendaknya merek menempatkan dirimereka


disamping korbab berjajar maupun disamping sisi-sisi korban yang
berlawanan. Penolong pertama berlutut disamping bahu korban untuk
melakukan kompresi dada terus menerus tanpa terputus. Sedangkan p-enlong
berdua berlutut disisi kepala korban sambil tetap menjaga agar jalan nafas
korban tetap bebas (menengadah kepala korban) dan melakukan tiupan mulut
ke mulut (inflasi) 1 kali setelah setiap kompresi dada kelima (menginterposisi).
Frekwensi pada RJP yang dilakukan oleh 2 orang penolong adalah 60 kali
kompresi permenit, dan satu kali ventilasi di interposisikan setiap kali setelah
kompresi dada kelima. Untuk mendapatkan dan mempertahankan irama yang
tepat pada saat melakukan RJP oleh dua penolong ini, penolong yang
melakukan kompresi dada hendaknya menghitung dengan suara lantang
yaitu : satu ribu.....dua ribu....tiga ribu....empat ribu.....lima ribu.... tiup satu
kali...........seribu......duaribu.......tiga ribu......dan seterusnya.
Pada waktu BREATH penolong berada pada daeah kepala korban
mengintroposisi satu kali inflasiparu (mulut-kemulut atau mulut kehidung).
Inflasi paru hendaknya diberikan dengan cepat diantara kompresi dada.tanpa
memutuskan irama kompresi yang tepat. Seperti RJP satu penolong,
kompresi harus dilkukan dengan lancar dan teratur......... yaitu lama kompresi
dan realisasi yang sama......... dan setiap ventilasi harus cukup untuk
mengembangkan dada korban.
Perubahan posisi
Bila melakukan RJP dua penolong, penolong yang melkukan kompresi dada
akanmenjadi lelah dan mungkin bagi kedua penolong ini untuk melakukan
pergantian posisi, akan tetapi RJP pada dasarnya tidak boleh dihentikan
selama sekitar 5 detik untuk melakukan pergantian ini, karena bila RJP
berhenti, maka aliran darah pda korban akan berhenti pula walaupun hanya
waktu berbeda detik saja. Jadi bila pnolong yang lain maka ia harus
memberikan tanda pada permulaan daur 5 kompresi, sebagai contohnya dia

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


49
ELEMENTARY FIRST AID

harus bersuara lantang : GANTI SATU SERIBU.......,DUA SERIBU.......,TIGA


SERIBU......, EMPAT SERIBU........., LIMA TIUP. Ini memberitahukan kepada
penolong yang sedang memberikan pertolongan pernafasan bahwa mereka
akan berganti posisi pada akhir daur.
Kemudian ia akan melakukan inflasi paru sebagaimana biasanya setelah
kompresi kelima kemudian supaya segera pindah untuk memberikan kompresi
dada. Dan sementara setelah penolong yang memberikan kompresi dada
menyelesaikan kompresi kelima terus pindah ke kepala korban yang
sebelumnya bergeser kearah kaki korban (bila penolong berjajar) hal ini
menghindari terjadinya tabrakan diantar penolong. Selanjutnya cepat menuju
kekepala korban guna membbaskan jalan nafs dan memeriksa denyut karotis
dan pernafasan korban selama 5 detik. Bila korban masih tidak mempunyai
nadi dan tidak bernafas, penolong yang berada dikepala korban memberikan
inflasi satu kali setiap daur kelima dan berkata ”teruskan RJP” kemudian
penolong pada dada mulai melakukan kompresi dada mengulangi seluruh daur
semula.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


50
ELEMENTARY FIRST AID

Cara memberi bantuan pernafasan dengan teknik sivester

Apakah tindakan RJP yang anda lakukan cukup efektif ?


Bila ada dua orang yang melakukan RJP, maka keefektifan RJP ini
harus diperiksa secara priodik.kompresi dada yang efektif akan menimbulkan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


51
ELEMENTARY FIRST AID

denyut nadi karotis. Dengan cara pada saat penolong yang satu melakukan
kompresi dada , penolong yang satu lagi yang sambil meraba nadi karotis
korban untuk menentukan apakah terdapat adanya denyutan setiap kompresi
dada dilakukan.
Kesimpulan.
1) Jantung adalah merupakan pompa yang bekerja untuk memompa dan
mengalirkan darah dari dan keseluruh tubuh.
2) RJP (resusitasi jantung paru) harus dilakukan terhadap lkorban yang
mengalami henti jantung dan henti paru-paru, tanpa menunggu ini dan
itu.
3) RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong maupun dua orang
penolong.
4) Kebersihan tindakan pertolongan RJP sangat ditentukan oleh :
 Diketahui oleh penolong saat terjadinya henti nafas dan henti nadi
jantung
 Tindaka pertolongan yang segera
 Keterampilan penolong dalam penanganan korban dengan tepat.
Ilmu pengetahuan yan diterapkan saat korban masih dalam keadaan mati
klinis dan mati biologis dan masih ada harapan untuk hidup normal
kembali.
5) Langkah dasar setiap melakukan tindakan RJP adalah A, B, C, yaitu Air
Way, Breathing, Circulation, penanganan jalan nafas yang baik,
mengembalikan fungsi paru-paru dan mengembalikan fungsi jantung.

6. Pendarahan
6.1. Pengertian Luka
Luka adalah dimana terputusnya jaringan bawah kulit/lapisan bawah kulit
yang diakibatkan karena suatu luka paksa.
Macam-macam luka

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


52
ELEMENTARY FIRST AID

1) Luka memar (heamatoom)


2) Lika sayat (vulnus scisum)
3) Luka robek (vulnus laceratum)
4) Luka tusuk (vulnus punctum)
5) Luka tembak (vulnus sclopectorum)
6) Luka bakar (combustion)
Dasar pertolongan
1) Menghentikan pendarahan
2) Mencegah terjadinya infeksi
3) Mencegah terjadinya kerusakan jaringan lebih parah
4) Mempergunakan cara-cara pertolongan agar penyembuhan lebih
cepat
Alat yang diperlukan
Berupa sebuah tas P3K yang berisi antara lain :
1) Obat disinfeksi : Mercurochroom , yudium tinctura 3,5 %
2) Kapas dan kain kasa
3) Kain segitiga (mittle)
4) Pembalut cepat
5) Obat-obatan penghilang rasa sakit
6) Odo cologne atau cairan amoniak
7) Spalk/bidai/elastik verband.
8) Pleister/band aid/tensoplast/sufratull
9) Gunting/peniti
10) Obat untuk memar : thrombophob, lasonil

6.2. Macam pendarahan


1) Pendarahan luar
2) pendarahan dalam
6.2.1 Pendarahan luar
Ada tiga macam pendarahan antara lain :

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


53
ELEMENTARY FIRST AID

 Pendarahan pembuluh rambut (capiler)


Tanda-tandanya sebagai berikut :
 Pendarahan tidak hebat
 Keluar secara berlahan – lahan berupa rembesan
 Biasanya pendarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati.
 Mudah dihentikan denga perawatan luka biasa.
 Pendarahan pembuluh darah balik (vena)
Tanda - tandanya sebagai berikut :
 Warna darah merah tua (berupa darah kotor yang akan dicuci
didalam paru-paru, kadar oksigen sedikit)
 Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding pendarahan arteri
 Pendarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan
meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung.
 Pendarahan pembuluh nadi (arteri)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
 Darah berwarna merah muda (merupakan darah bersih karena
habis dicuci didalam paru-paru untuk diedarkan keseluruh tubuh )
 Keluar secara memancar sesuai dengan irama jantung.
 Biasanya pendarahan sukar untuk dihentikan.
Tindakan pertolongan pada pendarahan arteri :
a. Penderitaan didudukkan /ditidurkan terlentang tergantung dari
keadaan pendarahannya hebat atau tidak.
b. Bagian luka ditinggikan dan biasanya pendrahan dapat
dihentikan dengan menekan diatas luka.
c. Setelah dibersihkan dari kotoran yang ada, tutuplah dengan
sepotong kain kasa steril dan tekanlah dengan jari sampai darah
berhenti keluar kemudian pasang pembalut penekan.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


54
ELEMENTARY FIRST AID

d. Pada pendarahan yang hebat apabila tidak berhasil dengan


cara demikian perlu dilakukan teknan (tourniguet) pada
pembuluh nadi antara luka dan jantung.
Cara mengerjakan tourniquet
1) Terbuat dari mitella atau sejenisnya dipasang antara luka dan
jantung.
2) Tiap 15 menit dikendorkan
3) Tourniquet dapat dibuka sama sekali oleh dokter di rumah sakit
4) Catatlah dan laporkan

6.2.2. Pendarahan dalam


Pendarahan dalam adalah pendarahan yang terjadi didalam rongga
dada, rongga tengkorak, rongga mulut. Dalam hal ini tidak tampak mengalir
keluar, tetapi kadang-kadang dapat juga keluar melalui lubang hidung, telinga,
mulut,pelepasan.
Sebab – sebabnya :
 Pukulan keras, terbentur hebat.
 Luka tusuk,kena peluru (pendarahan dalam dan luar)
 Pecahnya pembuluh darahkarena suatu penyakit
 Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.
Gejala-gejala :
Tergantung dari jenis pembuluh darah yang terkena, tetapi pada tiap
pendarahan dalam terjadi gangguan umum (shock/pingsan),karena kehilangan
banyak darah.
Cara pertolongannya :
 Usahkan mencegah terjadinya shock.
 Beri banyak minum untuk mengganti cairan darah yang keluar.
 Kalau sarana dan keadaan memungkinkan pasang infus.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


55
ELEMENTARY FIRST AID

 Hubungi dokter terdekat atau usahakan secepatnya dibawa kerumah


sakit.
Cara menggunakan pendarahan luar
1) Luka ditekan dengan gaas steril/verband/kain bersih.
2) Bila alat-alat lengkap dapat dicoba menjahit luka.
3) Khusus pendarahan karena putusnya pembuluh nadi pada alat gerak
(tangan/kaki) :
Pengikatan bagian atas dari luka (tourniquet) yaitu dengan simpul tali
kemudian masukkan potongan kayu diantara simpul tali dn kulit
kemudian putar kuat-kuat.
Perlu diperhatikan :
 Ikatan harus jelas terlihat
 Simpul dikendorkan selama + 1 menit, pada tiap-tiap 15 menit sekali,
sambil menekan bagian yang luka. Demikian seterusnya sampai
kerumah sakit.
 Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit pembuluh darah yang putus
dan lukanya dan segera bawa kerumah sakit terdekat.
Pendarahan dalam rongga kepala
 Karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan dan hypertensi
 Gejala-gejala : geger otak berat
 P3Knya : segera bawa kerumah sakit
Pendarahan dalam rongga perut
Karena pecahnya hati /limpa/ginjal akibat trauma.
Gejala-gejala :
 Riwayat trauma pada bagian perut / pinggang
 Tampak kesakitan pada bagian perut
 Banyak keringat dingin, pucat
 Suhu badan naik
 Kesadaran menurun samapai pingsan, koma
 Perut tegang seperti papan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


56
ELEMENTARY FIRST AID

 Pemeriksaan labolaturium terdapat HB turun, leucocyt naik, von slaney-


sign.
P3K nya :
 Posisi tidur terlentang.
 Observasi vital signnya
 Segera dibawa kerumah saki terdekat untuk dioperasi.
Pendarahan dibawah kulit = memar jaringan = luka memar
gejala-gejala :
 Riwayat trauma tumpul
 Kulit merah kebiru-biruan
 Bengkak, nyeri tekan suhu kulit naik
P3K nya :
 Mula- mula kompres dengan es
 Setelah 1 – 2 hari kompres panas
 Boleh juga di bawa kerumah sakit untuk pengecekan
Luka tusuk
a. Luka tidak parah, atasi pendarahan , bersihkan luka.
 Beri jodium, pasang plester butterfly (jahit verband)
 Regu-regu bawa ke RS untuk pengecekan
b. Luka tusuk pada perut/dada
Pisau belum tercabut , biarkan saja dan tutup lukanya dengan kain
bersih segera bawa ke RS.
c. Luka tusuk pada perut, usus keluar
 Biarkan bagian usus yang keluar tidak dimasukan lagi
 Tutup usus yang keluar dengan mangkok porselin/baskom bersih
kemudian ikat kuat-kuat segera bawa ke RS terdapat.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


57
ELEMENTARY FIRST AID

Gambar : titik –titik pembuluh darah


Cara menggunakan torniquet dengan aman dan benar
Menggunakan dan megencangkan torniquet, catatan :
 Tidak boleh menutupi torniquet dengan pakaian atau perban atau
menyembuny ikannya.
 Tidak boleh mengendorkan torniquet, tanpa seijin petugas

Appying and securing a tourniquet,


note :
Never cover the tourniquet with
clothing or bandages or hide it in any
way and never loosen tourniquet,
unless a physician advise it.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


58
ELEMENTARY FIRST AID

Cara menggunakan pembalut untuk menekan pembuluh darah

Cara membalut pada selangkangan dan daerah pinggul

Cara mengatasi pendarahan daerah hidung dan bibir

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


59
ELEMENTARY FIRST AID

7. Penanganan Goncangan /shock


7.1. Pemeriksaan Vital Sign
Dilihat apakah penderita sadar atau tidak , untuk mengetes
kesadarannya diberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab. Kalau
seandainya penderita itu ditegur baru bisa menjawab berarti kesadaranya
menurun. Bila seandainya ditegur dan kemudian dirangsang tapi tidak
menjawab / tidak ada respon, penderita dalam keadaan koma. Kemungkinan
lain dalam keadaan tidur yang dalam sekali. Kemudian penderita diraba
apakah penderita panas atau tidak. Secara objektif mengukur panas ialah
dengan thermometer.
Temperatur normal yaitu : 36 0C – 37 0C
>37 0C – 38 0C disebut demam
>38 0C – disebut panas

Kadang-kadang penderita bisa dingin sekali yang disebut Hypothermi, dan


Hypothermi ini berbahaya bila < 32 0C. Temperatur yang tinggi disebut
Hypothermi (hyperpyrexia) yang segera diturunkan dengan otot-otot anti
pyrexia. Pemeriksaan tekanan darah, perlu untuk mengetahui apakah
penderita dalam keadaan shock atau hipertensi.
Shock berarti keadaan systole < 70 mm Hg dan nadi meninggi Hypertensi bila
systole > 169 mm Hg.
Hypertensif kritis adalah hypertensi berat menunjukan komplikasi seperti :
 Pendarahan otak (cerebral haemorhagic)
 Encephalophaty
 Kejang-kejang
 Pendarahan mata, yang mana keadaan ini memerlukan tindakan
Emergency, dimana tensi harus segera diturunkan.
Batas normal tensi : antara systole dibawah 160 mm HG dan dyastole 95 mm
Hg. Kadang –kadang pada wanita hamil timbul hypertensi yang memungkinkan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


60
ELEMENTARY FIRST AID

penderita itu menderita eklamasia, dimana tensi sangat tinggi. Dalam


keadaan seperti ini tensi harus diturunkan dengan bantuan obstetric ginekologi
untuk segera memberikan pertolongan dengan mempercepat kelahiran.
Pemeriksaan nadi juga yang dapat diraba pada arteri radiasi tangan atau
tempat lainseperti arteri juga laris. Biasanya nadi berkisar antara 60 – 90/menit
(normal).
<60 di sebut bradycardi
>100 disebut tachycardi
>160 disebut parotysmal tachycardi
>200 (tidak dapat dihitung lagi, harus dengan monitor)
Biasanya pada shock, nadi jadi lemah dan cepat, volume berkurang
sampai tidk teraba lagi. Bila penderita dalam keadaan shock tersebut. Ada
baiknya segera memasang infus dan cairan yang digunakan dextrose in water
Na Cl 0,9 % hemacel. Pada pemeriksaan pernafasan kita kelihatan apakah
penderita bernafas dari dada atau perut, cepat atau lambat. Pernafasan normal
yaitu antara 16 – 24 / menit. Menarik nafas disebut inspirasi dan mengeluarkan
nafas disebut expirasi. Penderita dengan pernafasan lambat yaitu < 16 / menit
dan dalam keadaan shock perlu tendakan segera yaitu dengan memberikan O 2
dan cairan/infus. Kalau pernafasan berhenti disebut apnoe. Dalam keadaan
apnoe, penderitaan memerlukan pernafasan buatan. Caranya akan
diberitahukan oleh bagian anaesthesi. Makin lama penderita dalam keadaan
apnoe, sangat berbahaya dan menimbulkan banyak komplikasi. Otak dapat
bertahan sampai 6 menit saja, setelah itu akan terdapat brain damage.
Pernafsan dalam keadaan keasaman darah yang tinggi seperti pada
ketoasidosis adalah pernafasan dan kussnoul, yang jenisnya dalam dan cepat.
Dengan pernafasan buatan, penderita mendapat O 2 dan juga mengeluarkan
CO2 dan juga mengeluarkan CO2 dan H2O.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


61
ELEMENTARY FIRST AID

Jadi secara ringkas keadaan penderita harus kita periksa :


1) Kesadaran
2) Tensi/tekanan darah
3) Temperature/suhu
4) Nadi
5) Pernafasan
Pemeriksaan inilah yang disebut pemeriksaan vital sign
Pada penderita dengan kesadaran menurun umpamanya dalam keadaan
koma, kesadaran penderita dalam kesadaran IV, bila digoyang tidak
adarespons, tidak ada respons pupil terhadap cahaya. Yang penting kita
tentukan dahulu apakah koma tersebut karena kelainan interme. Kalau pada
kelainanneurologik kita melihat tanda-tanda trauma, pendarahan hidung, mulut
dan telinga. Biasanya pupil apakah sama atau tidak, reaksinya apakah sama
atau tidak , melebar atau mengecil. Biasanya pada keadaan neurologik tidak
ada reaksi dan anisocori. Pernafasan biasanya tidak teratur, otot – otot lemas
ada leterelisasi, mata menunjukan reflex mainan anak (dols eyes reflexs).
Kaku kuduk juga harus diperiksa, apakah tegang/tidak.
Sebab-sebab koma bisa karena:
a. Intra cranial : CVA etc
b. Extra cranial : diabetes etc
Dalam hal penangulangan koma setelah kita periksa tekanan darah,
temperatur, pernafasan dan nadi, kita segera :
 Memberikan O2
 Membuat jalan nafas bebas
 Letakkan penderita pada posisi leher dan extensi (penderita
dimiringkan).
Kalau penderita dalam keadaan hypoglicaemi, berikan glukose 50% dalam air
40 cc. Bila dalam keadaan hipertensi, pemberian anti hypertensi seperti
apresolin 10 mg tiap ½ jam dan membuat tensi 160 – 170 (systole). Tentu hal-

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


62
ELEMENTARY FIRST AID

hal lain seperti pemberian O2, pemasangan intubasi dan NTG telah dibicarakan
dalam ceritical care medicine dan juga pemberian seperti pemberian eneme.
Usahakan untuk tidak memberikan saditava.
Jika penderita disangka mengalami cerebrar oedama yaitu menunjukan gejala-
gejala krjang dan lain-lain. Dapat diberikan manitol 300cc dalam 30 menit dan
juga Dexametazon 10 mg kemudian 5 mg Dexametazone tiap 6 jam.
Sebab- sebab koma intra cranial : head injuri, tumor proses dgeneratif, CV A,
inveksi susunan saraf pusat.
 Infrak jantung
 Hypertensi
 Diabetes acidosis
 Hypoglicaemi
 Intoxicatie barbitural
 Intoxicatie CO2
Bila dimungkinkan dapat dilengkapi dengan pemeriksaan laboraturium seperti
pemeriksaan electrolyt dan astrup. Untuk pengukuran pulmonary wedgt
preassure, secepat mungkin mengambil riwayat mengenai sebab-sebab shock.

7.2. Jenis – jenis shock


1. Hypopholemic shock
2. Cardiogenic shock
3. Neurogenic shock
4. Septic shock
5. Anapylactic shock
ad 1. Pada Hypopholemic
Pemberian cairan NaCl 0,9% darah plasma, sampai CVP antara 6
– 10 . bila CVP > 15 tetapi masih dalam keadaan shock harus
diperiksa sebab-sebab lain.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


63
ELEMENTARY FIRST AID

Bila kekaurangan darah diberikan daran, dalam pemberian cairan


dilihat fungsi jantung dan ginjal supaya tidak terjadi overload
(kelebihan beban)
ad 2. Cardiogenic shock
disebabkan oleh myocardinal infarction, disini diberi dopamin
200mg dan D5W 500cc dengan 1 - 2 microgram/kg BB/menit.
Bila tidak ada respon diberi aramin 50 mg dan D5W 500 cc
noradrenalin 4 – 3 mg D5W 500 cc.
Usahakan tekanan darah systolik 90 - 100 mm hg dan dyastolik
> 60 mm Hg, untuk memperbaiki perfusi. Bila tidak berhasil dapat
digunakan vasodilatator atau intra aortic balaon pumping.
ad 3 Neurogenic shock
biasa terjadi pada spinal anaestesi karena vasodilatasi untuk di
beriaramin.
ad 4 Septic shock
dilakukan kultur untuk mengetahui kuman. Pemasangan CVP dan
koreksi acidosis dengan bic nat, juga solucortef di berikan dengan
jumlah 50 mg /kg BB dan dilanjutkan dengan 5 mg/kg BB tiap 6
jam. Antibiotik biasanya diberikan / dipakai jenis cephalospurin
dan aminoglicosid. Dalam shock yang terus menerus, diberikan
dipamin dan bila jantung baik diberikan isoprel drip. Dalam
keadaan anaphilactic shock yaitu bila terjadi dalam pemberian
obat, reaksi allergi, segera jalan nafas diperbaiki dengan
endottrachealtube/tracheostonie. Segera pemberian adrenalin 0,5
cc dilarutkan dengan 10 cc NaCl i.v.
Pemasangan tourniquet diatas tempat injeksi, pemberian cairan,
aminophylin injeksi kalau terjadi broncho spasme. Pemberian hydrocortison
500mg tiap 6 jam, pada broncho spasme. Yang menetap. Pemberian
difenhydramin 4 – 20 mg ivuntuk mencegah relaps. Gangguan pernafasan bisa

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


64
ELEMENTARY FIRST AID

restretif yang menurun, gangguan pernafasan yang obstruktif atau sukar


menarik nafas yang ditandai dengan vital capasity yang menurun. Gangguan
pernafasan yang yang obstruktif atau sukar mengeluarkan nafas ditandai
dengan F.E. VI yang menurun.
Biasa F.E.VI kurang dari 75%
Gangguan pernafasan terdapat pada penyakit:
 Chronic cor pulmonale, dimana terdapat terdapat kelainan pada parudan
jantung. Bila kegagalan jantung terjadi dapat diberikan diuretic,
tracheostomie, IPPB dengan pemberian C2 25-45% humadification.
Untuk bronchodilator dipakai isoprel atau aminophylin. Dalam keadaan
acidosis ph 7,25 dapat dikoreksi dengan Bic Nat. Bila bicarbonas
meninggi daat diberikan diamot 500mg. Solucertef dapat juga diberikan.
 Acut cor pulmonale, yang disebbkan oleh pulmonary embrolysm, dapat
dicurigai bila terdapat dyspnoe yang tidak dapat diterangkan dan tiba-
tiba sakit dada dan batuk darah.pada paru-paru terdapat rales, lever
membesar, juga laris vena meninggi dan tanda-tanda shock, orangnya
gelisah dan pada ECG kedapatan S1Q3T. Pengobatan dengan heparin,
pemberian O2 dan pemberian heparin diatur dengan clotting time :
 Clotting time 20 heparin 1000”
 Clotting time 20 – 25 - - heparin 5000”
 Clotting time 25 – 30 - - heparine 250 ”
 Clotting time 30 – heparing stop
Pada kegagalan pernafasan yang tidak dapat mempertahankan trkanan gas
dalam darah seperti tekanan O 2, CO2 60 mm hg, PCO2 50 mm Hg sudah
disebut kegagalan bernafas. Disini terjadi hypoxia, perpusi kurang karena
shock atau kegagalan jantung hypercarbia karena hypoventelasi dan
acidosis.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


65
ELEMENTARY FIRST AID

Sebab-sebab terjadinya kegagalan pernafasan :


 Karena penyakit susunan saraf pusat
 Adanya stroke, tumor, encephalitis
 Over dosis obat penenang / narkotik.
 Penyakit neuromusculer seperti myasthenia grafis gallen bardey
syndrome, dan tetanus.
 Sebab-sebab trauma /bedah trauma pada dada dan perut, penyakit
paru-paru seperti oedem paru-paru astma, pneumonitis, pulmonary
embolisme yang gejala-gejalanya seperti :
 Cyanosis
 Gelisah
 Trachicardi
 Sakit kepala
 Susah bicara
Pengobatan :dengan pemberian O2 dengan kadar 24% O2 dengan cara
pemberian nasal catheter. Mencegah bronchosoasme dan mengobati
shock. Pneumothorax yang spontan, bisa menimbulkan sakit dada dan
sesak nfas atau sama sekali tidak ada gejala. Kita dapat hiperesonasi
pada perkusi dan pada x-ray terdapat udara.
Bila enteng 20% colaps paru-paru
Bila sedang 20 – 50 % dengan nedle aspirasi paru-paru colaps
Bila > 50% colaps paru-paru pemakaian chest tube dengan water seal
drainage
Bila udara 100% expansi tube diklem 1-2 hari
Pada keadaan krisis pakai jarum kecil
Pada penderita asthma diobati dengan pemberian aminophilidan O 2
adrenalin bila tidak ada hipertensi atau cardilac asthma.
Bic nac dapat diberikan pada ph 7,1 atau HCO 315 mq.
Pemakaian ventilator pada PCO2> 50.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


66
ELEMENTARY FIRST AID

Pada status asthmaticus diberi solu sertef dengan drps yang


mengandung aminophylin.
Pneumania, ialah infeksi paru paru dan diobati dengan antiotica,
biasanya dipakai ampicilin dan gentmycin.

8. Luka Bakar
Biasanya kita berpikir tentang luka bakar dikulitsebagai suatu sebab luka
yang disebabkan pnas. Namun luka bakar biasa mencakup jaringan dan kulit.
Luka ini disebabkan bukan hanya oleh panas, tetapi juga oleh:
 Zat kimia
 Arus listrik
 Radial sinar X
 Reaktor nuklir
 Bom atom
Dalam luka bakaryang parah, nyawa terancam karena:
 Shock kehilangan cairan dengan gangguan dalam keseimbangan
electrolit.
 Infeksi

8.1. Luka Bakar Bisa Karena Panas


Parahnya luka bakar, begitu juga pengobatan, tergantung pada
dalamnya lika itu.
Luka bakar dibagi atas 3 tingkat yaitu :
1. Tingkat pertama
2. Tingkat kedua
3. Tingkat ketiga

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


67
ELEMENTARY FIRST AID

8.1.1. Luka bakar tingkat pertama


Pada tingkat ini hanya kulit lapisan saja yang rusak
Tanda-tandanya :
 Kulinya terasa nyeri
 Warnanya merah
 Mungkin sampai membengkak tapi tidak luka
Contohnya :
 Terbakarnya karena panas matahari
 Uap air panas (bukan yang mendidih)
Prognasenya :
Kalau sudah semnbuh tidak meninggalkan bekas
Tindakan:
Mengobati lika bakar tingkat pertama ialah menghilangkan rasa sakit,
yaitu dengan cara:
1) Merensdam atau diguyur pakai air dingin
2) Kulit diolesi dengan saleb yang tidak berlemak, yang
mengandung obat bius.
3) Atau kita buat pasta , yaitu dengan mengaduk soda bakar dalam
air.
8.1.2. Luka bakat tingkat kedua
Pada tingkat kedua, bukan hanya lapisan kulit yang rusak tetapi lapisan-
lapisan dibawahnya :
 Caiaran-cairan menerobos bagian yang cedera sehingga
menimbulkan lepuh-lepuh yang mudah pecah.
 Karena lapisan luar kulit sudah pecah maka infeksi mungkin akan
berkembang
 Rasa nyeri pada pin prick tes (tes tusuk jarum)
 Bengkak
 Akar-akar rambut masih ada

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


68
ELEMENTARY FIRST AID

 Warna kulit luar hitam, bila dia kemerah-merahandakan.


Contohnya :
 Terbakar matahari yang lebat
 Tersiram benda panas
 Tersentuh benda panas
 Dan lain-lain.
Prognosa :
Pada luka bakar tingkat kedua terbagi 2 kriteria yaitu :
 Tin gkat dua ringan superficial
 Tingkat kedua dalam
Jadi hanya tingkat kedua superficial hasilnya maka mudah
disembuhkan tanpa bekas yang terlalu menyolok, tetapi bila terjadi
tingkat kedua dalam hal ini akan menggangu tingkat kosmetik, dan
banyak sekali menyebabkan parutan (Scar) ataupun kontaktur.
Tindakan P3Knya :
 Rasa sakit dapat dihilangkan dengan mencuci bagian yang
terbakar didalam air dingin, kalau mungkin masukkan es batu
kedalam air dingin supaya dingin. Kalau tak mungkinkompreslah
dengan air dingin.
 Jangan gunakan salep atau minyak
 Pakaian harus dibuka pada bagian-bagian yang terbakar.
 Kalau luka itu parah, atau sisa-sisa kain sampai si korban tiba di
RS.
 Apabila daerah itu kecil saja dan apabila penolong dapat
membersihkan luka, dia dapat melakukannya yaitu :
 Membersihkan luka itu dengan air hangat dan sabun
 Jagalah jangan sampai luka itu tercuci
 Gunakan pembalut yang steril atau kain tipis yang bersih dan
yang baru disetrika.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


69
ELEMENTARY FIRST AID

 Disamping menjaga kebersihan luka, gunakanlah antibiotika


untuk mencegah infeksi (dibawah pengawasan dokter).
Kalau kebanyakan bagian tubuh yang terbakar, korban itu harus
segera diopname. Luka bakar yang hebat dapat menimbulkan
komplikasi shock dan infeksi, untuk menangani hal in maka tindakan
harus dititik beratkan pada :
1) Mencegah shock
2) Menghilangkan rasa sakit
3) Mengatasi infeksi
4) Merawat luka dengan baik.
Untuk mengurangi shock, pasien harus dibaringkan serta bersandar,
dan kakinya diangkat sedikit, dia harus dijaga agar tetap hangat,
tetapi jangan sampai kepanasan.
 Untuk menjaga kemungkinan terjadi pembengkakan, maka
cincin, gelang, atau benda-benda serupa harus dilepaskan
biarpun bagian tersebut tidak terbakar.
 Si korban harus diberi minum secukupnya setiap lima belas atau
dua puluh menit. Ini akan mengganti cairan tubuh yang hilang
dari daerah yang terbakar, juga meringankan beban ginjal dalam
menangani beban tambahan yaitu racun-racun. Air garam saline
sesendok teh dicampur pada seliter air, dapat diberikan sebhai
minuman, apabila kalau urusan angkutn kerumah sakit terlambat.
Ini mencegah agar korbanitu tidak muntah.

8.1.3. Luka bakar tingkat ketiga


Luka bakar tingkat tiga ini mencakup kerusakan kulitseluruhnya yang
ada di daerah terbakar. Yang lebih prah yaitu jaringan – jaringan yang lebih
dalam seperti otot yang turut terbakar. Oleh karena kulit itu sudah rusak, maka
dianjurkan supaya diadakan pencangkokan kulit sedini mungkin.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


70
ELEMENTARY FIRST AID

Tanda – tandanya :
 Kulit berwarna hitam, kering atau bila kulitnya sudah terkelupas akan
berwarna pucat kuning/putih.
 Pada test tusuk jarum tak terasa sakit.
 Tampak pembuluh darah yang mati.
Contohnya :
 Terbakar
 Tersenggol benda panas yang agak lama
 Terbakar listrik
Prognose :
Bila tidak secara serius ditangani, maka akan berakibat fatal
Tindakan :
 Sama saja dengan menangani kasus luka bakar tingkat.
 Tidak banyak yang dapat dilakukan terhadap bagian-bagian yang
terbakar, kecuali membersihkannya dan membalutnya dengan kain
yang bersih.
 Secepatnya dikirim kerumah sakit.

9. Penyelamatan dan pengangkutan penderita


9.1. Syarat-syarat transportasi penderita
Bahwa kejadian yang menimpa seseorang sehingga mengakibatkan
jiwanya terancam tidaklah pada tempat dan waktu yang telah ditentukan. Akan
tetapi kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba dengan tidak mengenal empat
dan waktu, maka dalam pengangkutannya banyak tergantung pada :
 Masyrakat yang ada disekitarnya, pakah masyrakat tersebut mampu
melaksanakan pertolongan ataukah tidak mampu melaksanakan
pertolongan.
 Sistim komonikasi yang tersedia seperti telephon, radio, dll.
 Alat transportasi yang ada.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


71
ELEMENTARY FIRST AID

Pengangkatan harus dilakukan secara cepat dan tepat.


Cepat, segera memberikan pertolongan begitu peristiwa terjadi. Jarak
waktu antara memberikan pertolongan dan kejadian harus pendek
maka hal ini transportasi dan komonikasi memegang peran
penting.
Tepat, pemberian tawuran pertolongan yang tepat sesuai dengan apa
yang dibutuhkan, baik oleh yang memberikan pertolongan
maupun peralatan ataupun obat-obatan yang digunakan.
Seorang penderita dapat ditransportasikan bila penderita tersebut telah siap
untuk ditransportasikan, yaitu :
 Gangguan pernafasan dan kardicvaskuler telah ditanggulangi.
 Pendarahan dihentikan
 Luka telah dibersihkan dan ditutup.
 Tulang-tulang yang patah telah difixasi/dipasang bidai
Selama transportasi penderita harus diawasi (monitor) keadaan :
 Kesadaran
 Pernfasan (terutama jalan nafas harus bebas)
 Tekanan darah dan denyut nadi (jantung)
 Daerah perlukaan (pendarahan, bahaya infeksi, posisi tulang yang patah
dan sebagainya)

9.2. Syarat alat transportasi


Sistim alat transportasi yang menyangkut hal-hal :
 Tenaga pelaksana/personil
 Kendaraan
 Alat-alat medis
Personil, harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai
keterampilan maupun teknik-teknik penanggulangan penderita gawat

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


72
ELEMENTARY FIRST AID

darurat, dan juga dapat mengemudi kendaraan serta telah mendapat


pendidikan tambahan dalam perawatan khusus.
Jumlah personil harus satu , dua,tiga atau empat orang.
Kendaraan dapat berupa kendaraan :
 Darat misalnya ambulan, pick up, truck dll.
 Laut
 Udara, yaitu pesawat terbang, helikopter
Kendaraan tersebut harus memungkinkan :
 Penderita dapat terlentang, yang memudahkan jalan nafas bebas
 Ruang cukup luas sehingga petugas dapat bergerak leluasa dan
memungkinkan dapat membawa penderita lebih dari satu.
 Ruang cukup tinggi sehingga infus dapat jalan
 Dpat melakukan komonikasi kesentral komonikasi dan rumah sakit.
 Mempunyai identitas yang jelas misalnya untuk kapal laut dengan
mengibarkan bendera –bendera khusus untuk klasifikasi penderita
yang sedang diangkut, atau pada kendaraan ambulans untuk
membedakannya dengan kendaraan yang lainnya.
Alat – alat medis yang perlu diperhatikan adalah :
 Resuscitator, airviva,ambu bag,dan sebagainya untuk pernafasan
buatan
 Oxygen (zat asam)
 Alat hisap (suction dengan pedal atau vacuum atau listrik)
 Obat-obatan dan caiaran infus
 Pembalut, bidai, torniquet, alat suntik.
 Tandu atau vacuum matras
 Peralatan inkubasi (laryngoskop, tube, xylocin,spray)
 Cardiac monitor atau ECG transmiter atau defibrilator bagi mereka
yang telah mendapatkan pendidikan khusus.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


73
ELEMENTARY FIRST AID

9.3. Cara Transportasi


Transportasi dilaksanakan setelah syarat terpenuhi, sehingga tujuan
transportasi untuk memindahkan penderita dengan tanpa memperburuk
keadaan penderita dapat dicapai.
Sebelum mencapai kendaraan maka transportasi dilaksanakan oleh tenaga
manusia (personil)

Trauma untuk anggota pemadam kalau menolong penderita yang tak sadar dan
melewati lorong sempit.
Drag carry
The helper crewls along carring the casulaty between his legs, the casualty’s
hands are strapped around the helper’s neck.
CARA MENOLONG ORANG PINGSAN KELUAR DARI TEMPAT
KECELAKAAN OLEH SATU ORANG

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


74
ELEMENTARY FIRST AID

Bila terdapat patah tulang punggung, maka penderita dibaw dengan diberi
alas yang keras/papan terlebih dahulu.
Dua orang
 Kedua tangan penderita pada bahu penolong yang berdiri dikanan dan
kiri
 Posisi tengah setelah duduk pada ke empat tangan penolong

Gambar : tiga orang mengangkat korban pada patah tulang punggung

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


75
ELEMENTARY FIRST AID

Mengangkut penderita dengan patah tulang punggung, menggunakan


selimut yang digulung pada tiap-tiap sisi dari penderita.
Angkat berlahan-lahan dan hati-hati. Jaga korban tetap lurus (orang A & B )
dengan menarik dan mengencangkan selimut yang ada dibawahnya (orang
C, E dan D, F).geserkan tandu keposisinya lewat diantara kaki orang B.
Turunkan korban perlahan dengan lembut.

Gambar : cara mengangkat penderita dengan menggunakan kain sprei,


terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


76
ELEMENTARY FIRST AID

Gambar : posisi penolong waktu berjalan sambil membawa tandu yang


berisi penderita.
Setelah penderita ditempatkan dikendaraan darat, ambulans maka hal yang
harus diperhatikan adalah membawa kecepatan kendaraan tidak boleh
melebihi 40 km. Jam dengan identitas lampu merah (rotaror) dinyalakan,
sedang posisi penderita dalam keadaan terlentang dan jalan nafas bebas.

Gambar : mengangkat korban kegeladak bawah , beratnya korban maka


diangkut oleh tiga orang.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


77
ELEMENTARY FIRST AID

MACAM – MACAM CARA MENOLONG KORBAN KECELAKAAN PATAH


TULANG, PINGSAN, DENGAN BANTUAN ORANG LAIN MENGGUNAKAN
PERALATAN.

Cara dudukan dengan tiga tangan :


- Bagaimana pergelangan tangan saling berpegangan
- Mengangkat korban, tangan yang tidak cidedera melingkari pundak
salah satu penolong.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


78
ELEMENTARY FIRST AID

Cara dudukan dengan tiga tangan satu lengan penolong menopang kaki
korban yang cedera dan korban membantu dengan kedua tangannya
melingkari pundakkorban.
CARA DUDUKAN DENGAN EMPAT TANGAN

gambar

Gambar: cara mengangkat korban pada tempat sempit tangan korban slalu
terikat melingkari leher penolong.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


79
ELEMENTARY FIRST AID

PERSIAPAN MENGANGKAT KORBAN KETANDU

Gambar

Angkat Penderita Keatas Tandu, Dengan Tandu Sudahterbuka Dibawahnya

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


80
ELEMENTARY FIRST AID

Tandu sudah terikat dan penderita siap dibawa, tangan penderita dapat diikat
keluar atau didalam bagian dada tandu, tergantungcederanya.

gambar

Penderita sudah terikat didalam tandu dan siap dibawa, jika leher korban luka,
tangani hati-hati tidak boleh tertekuk.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


81
ELEMENTARY FIRST AID

Mengangkat korban tegak lurus, agar gerakan tandu tenang, tali yang dari
bagian kaki tandu dipegang oleh orang dibawahnya.
CARA MENGGULINGKAN PENDERITA PATAH TULANG PUNGGUNG

Penderita patah tulang punggung diletakkan di papan kayu

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


82
ELEMENTARY FIRST AID

10. TOPIK – TOPIK LAINYA


10.1. Ruang tertutup
Bahaya – bahaya (hazards)
a. Gas hidrokarbon
Selama pengangkutan dan selama pembongkaran minyak bumi
yang mudah menguap, hadirnya (adanya) gas hidrokarbon harus
selalu dicurigai mungkin terdapat didalam kompartemen-
kompartemen yang kosong karena alasan – alasan tersebut dibawah
ini :
 Minyak bumi mungkin saja telah bocor kedalam kompartemen-
kompartemen, termasuk kamar-kamar pompa, tangki-tangki
pemisah (cofferdams), tangki –tangk ballast permanen dan
tangki-tangki yang telah mengangkut muatan.
 Minyak bumi mungkin tertinggal pada sisa – sisa dan dasar-
dasar daroi tangki-tamngki yang tewlah selesai dibongkar,
walaupun telah dibersihkan dan diadakan ventilasi.
 Sisa minyak yang melengket (sludge) dan sisik-sisik karat
(scale) didalam sebuah tangki yang dinyatakan bebas gas masih
mungkin mengeluarkan gas lagi bila mendapat pengaruh dari luar
(disturbed) atau karena kenaikan suhu.
 Minyak bumi mungkin masih tertinggal didalam pipa-pipa ballast
serta pompa-pompa yang dibuka untuk keperluan penggantian
paking – paking, alat penahan paking (glands)dan lain-lain.
 Demikian pula kehadiran / adanya gas harus dicurigai dalam
kompartemen-kompartemen kosong jika minyak bumi yang tidak
mudah menguap telah dimuat kedalam tangki-tangki yang bebas
gas.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


83
ELEMENTARY FIRST AID

b. Kekurangan oksigen (oxygen deficiency)


Banyak oksigenyang terdapat dalam atmosfir ruangan-ruangan
tertutup mungkin saja rendah karena beberapa sebab /alasan.
Yang paling jelas adalah ruangan tersebut berada dalam keadaan
dinetralisir dengan gas lembam, sehingga oksigen telah diganti /
diukur oleh karbon dioksida ataupun nitrogen.
Juga oksigen dapat dikeluarkan /disingkirkan oleh adanya reaksi-
reaksi kimia misalnya proses karat atau mengerasnya cat atau
lapisan –lapisan cat (coatings).
Pada waktu jumlah oksigen yang tersedia menjadi berkurang
sehingga berada dibawah batas normal 21% dalam volume maka
pernafasan cenderung lebih cepat dan lebih dalam.
Gejala-gejala yang menunjukan bahwa suatui atmosfir kurang
oksigennya mungkin tidak memberi peringatan yang cukup kecuali
bagi orang- orang (personal) yang sudah terlatih. Kebanyakan orang
banyak gagal mengenal / mengatasi akan adanya sampai mereka
menjadi terlalu lemah untuk dapat menyelamatkan /melarikan diri
tanpa bantuan.
Hal ini terutama terjadi apabila dalam menyelamatkan diri termasuk
juga adanya usaha-usaha untun memanjat.
Walaupun hasil-hasil pengaruh pada perseorangan adalah berlainan,
semua orang akan menjadi lemah apabila jumlah oksigen yang ada
berkurang sampai 16% dalam volume.
Bila berada dalam suatu atmosfir yang mengandung kurang dari
10% oksigen didalamnya dalam volume,maka ketidak sadaran tidak
dapat dicegah. Kecepatan serangan untuk menjadi tidak sadar makin
bertambah pada waktu tersedianya oksigen makin berkurng, dan
akan terjadi kematian kecuali jika sikorban dibawa ke udara terbuka ,

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


84
ELEMENTARY FIRST AID

dan diberikan dilaksanakan bantuan pernafasan (resuscitation is


applied).
Semua atmosfir yang mengandung kurang dari 5% oksigen dalam
volume menyebabkan ketidak sadaran langsung tanpa adanya
peringatan kecuali sekali menghirup udara. Jika bantuan pernafasan
terlambat diberikan untuk lebih dari beberapa menit saja, maka terjadi
kerusakan terhadap otak yang tidak dapat diobati lagi walupun
kemudian orang bersangkutan hidup kembali.

c. Bahaya- bahaya lain


Yang termasuk disini ialah bahaya-bahaya keracunan yang
disebabkan oleh hadirnya /adanya benzene dan hidrogen sulfida
sehinga untuk ini perlu dilaksanakan / diambil tes-tes yang sesuai
dan diperlukan/approriate tested dan tindakan-tindakan pencegahan.
Patut diingat juga akan adanya resiko-resiko kecelakaan yang
disebabkan oleh karena kurangnya penerangan. Licinya permukaan
sdan lain-lain serta untuk ini harus juga diambil tindakan - tindakan
pencegahan. Patut diingat juga akan adanya resiko-resiko
kecelakaan yang disebabkan oleh karena kurangnya penerangan,
licinnya permukaan dal lain serta untuk ini harus juga diambil
tindakan-tindakan pencegahan.

d. Umum
Setiap keputusan untuk masuk kekompartemen yang telah atau
mungkin ada gas didalamnya hanya dapat diambil setelah diadakan
penelitian/pemeriksaan dengan menggunakan peralatan pengetesan
gas yang disetujui, dimana alat tersebut juga baru di check. Penting
sekali bahwa semua peralatan pengetesan gas yang dipakai adalah
dari jenis yang disetujui (approved type)dipelihara/dijaga dengan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


85
ELEMENTARY FIRST AID

cara yang benar dan dimana diperlukan sering di check menurut


contoh-contoh standard. Pengetesan gas harus dilaksanakan oleh
personil yang telah dilatih dalam cara pemakaian alat tersebut dan
memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengartikan/menafsirkan
dengan benar hasil yang diperoleh.
Dalam melaksanakannya patut diusahakan/dijaga untuk
mendapatkan suatu hasil contoh yang mewakili potongan melintang
dari kompeartemen tersebut ( cross section of
thecompartement)dengan jalan mengambil contoh pada beberapa
kedalaman dan melalui seberapa banyak mungkin lubang yang
dapat digunakan. Apabila pengetesan-pengetesan sedang
dilaksanakan dari atas geladak, maka vertilasi harus dihentikan. Jika
telah diputuskan bahwa suatu tangki sudah bebas gas, maka
keputusan i ni hanya berlaku untuk kondisi tangki pada waktu
diadkan pengetesan dan tidak menjamin bahwa tangki tersebut
akan tetap berada dalm suatu kondisi bebas gas.
walaupun setelah sebuah tangki atau kompartemen didapti sudah
bebas gas. harus selalu dicurigai akan kemungkinan terdapat
kantong-kantong gas setempat (lokal pockets of gas)
oleh karena itu, apabila hendak turun / beralih kebagian lain dari
sebuah tangki atau kompartemen yang letaknya lebih dibawah,
pengetesan lebih lanjut harus dilaksanakan.

e. Menyelamatkan diri dari ruangan – ruangan yng tertutup


Apabila terjadi suatu kecelakaan yang mengakibatkan terlukannya
personil/seseorang didalam sebuah ruangan yang tertutup.
Langkah pertama yang diambil ialah alarm harus dibunyikan.
Walaupun kecepatan /waktu sering merupakan hal yang vital dalam
usaha menolong jiwa/nyawa orang, namunpelaksanaan pertolongan

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


86
ELEMENTARY FIRST AID

– pertolongan penyelamatan tidak boleh docoba sampai bantuan


dan peralatn-peralatan yang diperlukan telah didapat.
Terdaat banyak contoh dimana nyawa nyawa orang hilang
disebabkan oleh usaha-usaha yang terburu-buru/tergopoh-gopoh
dan persiapan yang buruk. Bila dilakukan pengaturan-pengaturan
dan penyusunan-penyusunan sebelumnya, hal ini merupakan
suatuhal yang sangat berharga didalam mengadakan suatu reaksi
yang cepat dan efektif. Tali – tali penolong, alat-alat pernafasan, alat-
alat bantu pernafasan, dan sarana-sarana lain dari peralatan
penyelamatan harus dalam keadaan siaga serta siap pakai.,
demikian pula suatu tim yang terlihat untuk menanggulangi keadaan
darurat patut tersedia.
Apabila dicurigai bahwa suatu atmosfer yang tercampur/kotoran
sehingga menjadi tidak aman merupakan salah satu sebabdari
kecelakaan itu, maka tugas/orang yang masuk kedalam ruangan itu
harus mengenakan alat pelindung pernafasan serta mungkin, tali-tali
penolong jika dipakai. Sebelum suatu kode dari isyarat – isyarat
sudah disetujui bersama. Perwira yang bertugas untuk
melaksanakan pekerjaan penyelamatan tersebut harus tetap berada
diluar ruangan. Dari mana ia dapat mengadakan kontrol yang efektif.

f. Bantuan pernafasan (resuscitation)


Personil dari terminal dan kapal tanker yang dipilih harus dilatih dalam
melakukan teknik-teknik membantu pernafasan untuk menolong
orang-orang yang dikuasai oleh gas-gas atau bau-bau yang beracun
ataupun pernafasan telah berhenti karena sebab-sebab lain misalnya
kena tegangan listrik (electric shock)atau tenggelam.
Beberapa kapal dilengkapi dengan peralatan-peralatan khusus
digunakan dalam membantu pernafasan. Alat ini dapat berjumlah satu

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


87
ELEMENTARY FIRST AID

buah yang terdiri dari beberapa jenis. Hal yang penting adalah
bahwa personil / orang-orang mengetahui tentang adanya alat ini
dikapal, dan cara-cara pemakaiannya diberikan secara jelas.
Peralatan ini harus disimpan ditempat yang mudah dicapai dan
biasanya tidak boleh dikunci.
Instruksi yang disediakan bagi alat termasuk harus diberikan pada
tempat tersebut dibawah ini.
 Pada hal itu sendiri
 Didalam akomodasi para perwira
 Didalam rumah sakit atau tempat penyimpanan obat
Secara priodik, alat tersebut beserta isi tabung – tabung silindernya
harus diperiksa.

10.2. Penyakit-penyakit menular


Pengertian penyakit menular adalah penyakit pada manusia / hewan
yang disebabkan oleh bibit penyakit atau produknya yang toksis, dan didapat
dengan jalan penularan dari dari suatu sumber penyakit (reservoir).
Peristiwa timbulnya penyakit menular, meliputi beberapa aspek pokok yaitu :
 Bibit penyakit
 Penderita (akseptor/host)
 Sumber penyakit (reservoir)
 Jalan penularan (mode of transmissioan)
 Distribusi/ daerah kejadian.
Usaha yang terpenting dari masalah penyakit menular adalah pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular tersebut. Langkah –langkah dalam
usaha pencegahan pemberantasan penyakit menular adalah :
1) Metode persiapan
2) Metode pemberantasan penyakit menular
3) Metode perlindungan terhadap orang yang masih sehat

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


88
ELEMENTARY FIRST AID

4) Surveillance
Penyakit menular menurut ketentuan perundang-undangan adalah sebagai
berikut :
1. Penyakit karantina
UU no 1 tahun 1962 tentang karantina laut dan UU No2 tqhun 1962
karantina udara, meliputi penyakit : pes (plaque), kolera, demam kuning
(yellow fever), cacar (variola), tifus bercak wabah (typus examthematicus
infective) dan demam bolak-baslik (relapsing fever).
2. Penyakit wabah, meliputi
Penyakit karantina tifus perut (typhoid fever), para tifus A, B dan C,
diptheria, kejang tengkuk dan penyakit lumpuh anak- anak
(poliomyalitis anterior - acuts).
3. Penyakit-penyakit lain yang ditetapkan oleh mentri kesehatan
Metode persiapan
1) Cara menyun dan melaksanakan adanya /terjadinya suatu penyakit
menular :
a. Mengenal tanda-tanda klinis dari sebagian penderita disuatu daerah,
sedini dan secepat mungkin.
b. Mencocokkan dengan pemeriksaan labolaturium dan pemeriksaan lain-
lain dalam menegakkan diagnosa.
2) Pelaporan adanya penyakit menular,
Ada yang harus dilaporkan pada tingkat nasional, ada yang harus
dilaporkan pada tingkat internasional (WHO).
Contoh : kolera, pes, variola, yellow fever.
3) Penentuan pusat /asal penyakit menular
Penyelidikan dan analisa secara epidemiologi dala mencari reseroir dan
asal usulnya.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


89
ELEMENTARY FIRST AID

4) Penilaian luasnya penyakit menular.


Mencari semua penderita, sampai didaerah mana dan berapa jumlahnya ,
juga semua orang yang telah kontak dengan penderita, sampai didaerah
mana dan berapa jumlahnya.
5) Mengorganisir tenaga dan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan
langkah pemberantasan selanjutnya.
Metode pemberantasan penyakit menular
1. Usaha menghilangkan sumber penyakit
Mengisolasi atau mengobati penderita, memusnahkan hewan penular
(hewan pengindap rabies).
2. Usaha memutuskan rantai penularan
Melaksanakan pemberantasan vektor, melaksanakan penjernihan
pengobatan air minum, melaksnakan sanitasi dan kesehatan lingkuangan
yang baik.
Metode perlindungan terhadap orang yang masih sehat dan tidak kebal
a. Immunisasi
b. Chemophylaksis
c. Personal hygiene
d. Health education.
Surveillance
Penyelidikan dan pengawasan yang terus menerus terhadap segala aspek
epidemiologis dari peristiwa penyakit menular dan masalah yang timbul
karenanya, yang diperlukan untuk pemberantasan yang efektif dari penyakit
menular tersebut.
Usaha surveillance ini meliputi :
1. Penggunaan data-data yang sistematis dari :
 Morbidity dan mortality
 Indentifikasi dari penyakit yang timbul
 Kasus – kasus baik perorangan maupun epidermis

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


90
ELEMENTARY FIRST AID

 Distribusi dari reservoir – reservoir (sumber penyakit) baik manusia,


hewan maupun benda
 Distribusi dari vector-vector.
2. Mengatur secara organisatiris : pembuatan/pembelian , penyimpanan serta
pembagian obat, baccin, serum dan alat-alat yang diperlukan.
3. Membuat demografi yang teliti dan peta keadaan lingkungan yang
terperinci.
4. Mengatur/menyusun pekerjaan tenaga-tenaga pelaksana yang efesien.
Beberapa penyakit serta pencegahan dan pemberantasannya
a. PES (plaque)
Kuman penyakit : pasteurella pestis
Reservoir : beberapa macam species dari binatang mengerat liar terutama
tikus.
Perantara penularan : kutu dari hewan : xynopsyla cheopis dengan
gigitan langsung
Masa inkubasi : pes bubo : 3 - 6 hari
Pes pneumonis : 3 - 4 hari
Klinis :
 Pes bubo : gejala panas tinggi, radang kelenjar dan bercak-bercak
merah (ptechiae). Gejala dapat meningkatkan pasien jatuh dalam
keadaan shock.
Case fatality rate rendah
Dapt berlanjut menjadi pes pneumonis.
 Pes pneumonis : dapat secara langsung (primer). Gejala seperti
pneumonis : panas, batuk, sesak nafas dan dapat meningkat sehingga
pasien jatuh shock.
 Kontak yang berpergian dari daerah endei diisolasi selama 6 hari sejak
kontak terakhir.
Pengobatan : streptomycin, tetracyclin atau chloramphenicol.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


91
ELEMENTARY FIRST AID

Pemakaman pasien yang meninggal karena pes, dilakukan secara


apsetik, karntina dilaksanakan sesuai UU yang berlaku.
Chemoprophylaksis dengan pemberian tetracyclin kepada para petugas
lapangan atau perawat pasien pes.

b. Kolera
Kuman penyakit : vibrio cholera
Resevoir : manusia (penderita/carier)
Perantara penularan : makanan minuman yang terkontaminasi kuman
(dapat langsung karena tinja dibuang ke kali dapat melalui tangan carier)
Masa inkubasi : 2 – 5 hari.
Klinis : timbul secara akut dengan gejla diare hebat , tinja seperti air tajin,
muntah dan cepat terjadi dehidrasi.
Diagnosa pasti : dari tinja dan muntah pasien dapat diisolir vibrio cholerae.
Penanggulangan : isolasi penderita, karantina dilaksanakan sesuai dengan
UU yang berlaku’
Pengobatan : diutamakan untuk pencegahan dehidrasi dan antibiotik
lainnya.
Pencegahan : hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik.

c. Cacar (variolla)
Kuman penyakit : virus variolla
Resevoir : manusia
Perantara penularan: kontak langsung dengan lendir /ekskreta dari lika
selaput lendir hidung dan kulitpasien atau benda yang tercemar oleh
lendir /ekskreta luka pasien.
Masa inkubasi : 10 – 14 hari
Klins : timbul secara akut dengan gejala panas badan, lemas, sakit kepala
dan sakit punggung, 2-4 hari telah timbulnya gejala tersebut panas turun

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


92
ELEMENTARY FIRST AID

kemudian timbul bercak-bercak merah, papula,vecicula,pustula dan


akhirnya menjadi crusta (keras) yang dapat mengelupas.
Proses tersebut umumnya selama 3 – 4 minggu.
Dengan program pemberantasan secara internasional kasus cacar dapat
diturunkan secara drastis dan sejak 25 april 1974 indonesia dinyatakan
bebas cacar oleh WHO, kemudian sejak mei 1980 seluruh dunia dinytakan
bebas cacar oleh WHO.

d. Tifus perut (typus abdominalis /typhoid fevsr)


Kuman penyakit osalmonella typhi
Reservoir : manusia
Perantara penularan : umumnya makanan /minuman yang tercemar dari
kuman tinja /kencing pasien atau carier dapat langsung melalui tangan
pasien /carier atau melalui lalat.
Masa inkubasi :+ 14 hari
Klinis : gejala panas terus menerus selama 10 hari atau lebih, ngilu, tidak
nafsu makan, konstipasi, lidah memutih dan agak kotor.
Penanggulangan : isolasi pasien, pengobatan dengan chlor amphenicol,
ampicillin atau antibiotik lain.
Pencegahan : hygiene dan sanitasi yang baik.

e. Paratypus A, B dan C
Kuman penyakit : S. Paratyphi A,B dan C
Reservoir : manusia
Perantara penularan : sama dengan tyfus perut
Masa inkubasi : 10 hari - 3 minggu
Klinis : sama seperti tyfus perut dengan gejala ringan
Penanggulangan : sama seperti tyfus perut

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


93
ELEMENTARY FIRST AID

f. Radang hati menular (hepatitis infectisa)


Kuman p enyakit : virus hepatitis A, B, non A, non B
Recevoir : manusia
Perantara penularan : melalui makanan minuman yang tercemar dengan
tinja atau lendir hidung pasien.
Hep. B penularan lewat suntikan /tranfusi yang tercemar virus hep B.
Masa inkubasi : 15 – 100 hari
Klinis : panas, ngilu, mual nafsu makan menurun dan beberapa hari tubuh
jadi kuning (ikterik)
Bila menghebat timbul gejala toksis dan shock
Penangulangan : isolasi pasien, diet tinggi, tinggi protein, obat khusus tidak
ada
Pencegahan : hygiene dan sanitas yang baik.
Vaksinasi untuk hepatitis B viral.

g. Disentri basiller
Kuman penyakit : basil shigella
Reservoir : manusia (pasien/carier)
Perantara penularan : makanan minuman yang tercemar oleh tinja pasien
atau carier.
Masa inkubasi : 1 – 7 hari
Klinis : timbul secara akut dengan gejala diare, sakit perut, tenesmus dan
kadang muntah.
Penanggulangan : isolasi pasien, pengobatan dengan tetracyclin atau
antibiotika lainnya.
Pencegahan sanitasi dan hygiene, terutama kebersihan makanan minuman.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


94
ELEMENTARY FIRST AID

h. Demam tengkuk (maninghitis cerebrospinalis epidemika)


Kuman penyakit : maningococus
Reservior : manusia
Perantara penularan : langsung dengan menghirup droplet, lendir saluran
nafas yang dibatukkan pasien
Masa inkubasi : 3 – 4 hari
Klinis : timbul akut dengan gejala sakit kepala, mual muntah dan kaku
kuduk.
Kesadaran menurun (delirium sampai koma)
Penggulangan : isolasi pasien, pengobatan dengan penisilin, ampisilin.
Preventif/ pencegahan : cegah kontak langsung dengan pasie

Penyakit-penyakit lain yang ditularka melalui hubungan kelamin


a. Gonorehoea = G.O (kencing nanah/vietnam rose)
Penyebab : kuman diplococ (neisseria gonorrhoea)
Penularan kontak langsung
Masa inkubasi : 1 - 5 hari.
Gejala :
 4 – 6 jam setelah melakukan joint
 BAK panas, perih, gatal
 Morning sign – peta kalimantan
 Meleleh / meneternya nanah
 Bak nyeri sekali, darah + nanah
Pengobatan :
 Ringan = antibiotik – penecilin/tetra/chloro : 3000 mgr/1x
 Sedang = AB 3000mgr, probenecid 2 cps (3 hari berturut turut)
Pencegahan : jangan iseng, pakai kondom, pilih – pilih mangsa
Komplikasi : mandul

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


95
ELEMENTARY FIRST AID

b. N.G.U. (non gonorrhoel uethitis)


Penyebab : Virus
Penularan : kontak langsung
Gejala :
 masa tunas 5 - 28 hari
 keluhan subjektif enteng
 keluar lendir maropurulen/sereus
 pem. LAB = secret /lendir = leucocyt.
Pengobatan : belum ada obat khusus, sebaiknya pasrah pada dokter.
Pencegahan : idem
Komplikasi mandul

c. Pediculosis – pubis
penyebab : kutu
penularan : kontak langsung/ handuk/sprey
gejala :
 gatal, lecet akibat garukan
 hanya menyerang rambut-rambut publis /peri anal/ketiak
pengobatan : cukur bersih rambutnya, cairan anti/pembasmi kutu
komplikasi ; sekunder infeksi.

d. Scabies (kudis)
Penyebab : sarcoptes scabiei
Penularan : kontak langsung/handuk/sprei
Gejala :
 Gatal-gatal terutamna malam hari
 Lokasi, corpus penis/preputium/scrotum
 Lipatan pantat dll

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


96
ELEMENTARY FIRST AID

Pengobatan : virus
Pencegahan : idem
Komplikasi : sekunder infeksi

e. Condyloma acuminatum
Penyebab : virus
Penularan : kontak langsung
Gejala :
 Pertumbuhan seperti jamur jengger ayam pada sulcus
coronarium/preputium/meatus uretrae peri anal
 Pertumbuhan membesar = seperti kembang kol
 Bisa berproliferasi jadi cancer selskamus.

f. Herpes gentalis
penyebab : HSV type2 (herpes simplex virus type 2)
penularan : kontak langsung
Masa tunas : 3 - 30 hari
Gejala :
 Sekali terkena akan terus menerus residif dengan faktor pencetus :
kesehatan , flu, stress, coitus
 Rasa gatal panas dan nyeri bila tergesek
 Versikel – versikel (gelembung isi cairan ) pada daerah berbahaya :
pubis dan kelamin/liang sengama.
Pengobatan : belum ditemukan
Pencegahan : idem
Komplikasi : mental depresi dan bunuh diri.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


97
ELEMENTARY FIRST AID

g. Uulsus molle (chanroid)


Penyebab : kuman hemophillus ducreyi
Penularan : kontak langsung
Masa tunas : 1 - 5 hari
Gejala :
 Lesi multiple/soliter (ulcus)
 Nyeri, mudah berdarah isi kotor
 Kadang-kadang ulcus hilang spontan tapi 2 minggu kemudian timbul
lagi + limpadenitis inguinale.
Pengobatan : melaporkan diri pada dokter
Pencegahan : idem
Komplikasi : infeksi menjalar kelenjar limfe lain
h. Lympho Granuloma inhuinale bubo.
Masa tunas : 7 - 10 hari
Gejala :
 Timbul visikel, nodulus pada kelamin
 Kemudian timbul bisul besar tanpa mata pada selangkangan
 Bila pecah bau busuk sekali.
 Bisa timbul polipoid pada anus.
Pengobatan : nyerah saja
Pencegahan : idem
Komplikasi : sekunder infeksi

i. Granuloma venerium
Penyebab : kleb siela calymatobacterium granulomatonis
Masa tunas : 3 - 30 hari
Gejala :
 Kronis – granulasi – ulcerasi – alat kelamin sehingga disebut juga ”
UL-CERATING GRANULOMA OF PENUNDA”

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


98
ELEMENTARY FIRST AID

 Disebut juga ” the fith veneral disease”


Hanya didaerah teropis /sub tropis: irian jaya, india, guyana.
Pengobatan : melapor kedokter
Pencegahan : idem
Komplikasi : penis buntung

j. Candidosis
Penyebab : jamur candida albican
Gejala: gatal, panas,glanos merah,vesikel,erosi.
Pengobatan : obat-obat anti jamur
Pencegahan ; tingkatkan kebersihan.
Komplikasi : tidak ada

k. Trichomonoasis
Penyebab : protozoa trichomonas
Penularan : kontak langsung
Gejala :
 Ringan, lendir, bening pada lubang kencing, lecet pada lubang
kencing nyeri scrotal.
 kencing pagi keruh banyak awannya.
Pengobatan : lapor dokter, hygienediri
Komplikasi : lymphaadenitis, balanoposthitis

l. syphillis/lues (raja singa)


penyebab : tripodema pallidum – seperti spiral
penularan : kontak langsung
masa tunas : 1 - 7 hari, rata-rata 3 minggu.
Gejala :
S I 3 minggu

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


99
ELEMENTARY FIRST AID

 ulcus durum/ulsus primer


 seperti kancing baju pada glanos penis, keras tidak nyeri tekan
 setelah 2 minggu hilang spontan
S II 10 minggu
 timbul reseola/papula genereralisata
 hilang sepontan setelah 3 - 4 bulan
S III 5 - 10 tahun
 ulcus pada penis dan glanos, bombensyphilis gumma
 menyerang jantung, pembuluh darah, syaraf
Tidak menular
S.IV. 20 -40 tahun (meta - syphilis)
 tabes doralis – ” PEHONG”
 dementia paralytica – gila
Komplikasi : banyak sekali korban termasuk anak dan istri labolaturium
tes (darah).
TPHA : 71 + 2 – triponema pallidum hemaglutination tets
VDRL : 71 + 2 – veneral diseases research laboratory test

m. AIDS (aquired immino defficiency syndrom)


Penyebab : virus HIV
Penularan : kontak langsung
Gejala :
 Rasa lelah sakit kepala terus menerus tanpa sebab yang jelas
 Panas menetap, keringat dingin yang berlebihan, terutama malam
hari.
 Berat badan menurun drastis dalam tempo 2 bulan
 Pembesaran kelenjar getah bening

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


100
ELEMENTARY FIRST AID

 Benjolan pada kulit / bercak merah muda seperti panu bisa juga
didalam rongga mulut/hidung/anus.

 Batuk berat dan lam bagi bukan perokok


 Diare tak sembuh-sembuh
 Sariawan terus menerus
 Mudah berdarah, baik dari kulit, ukosa mulut, anus
Pengobatan : belum ada yang tepat
Pencegahan : hindari kontak

10.3. Kesehatan Perorangan dan Ilmu Kesehatan


Tujuan dari kesehatan perorangan dan memelihara kesehatan tenaga
kerja (awak kapal) pada derajat yang setinggi-tingginya serta melindungi
mereka dari gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat kerja ataupun
pengaruh lingkungan kerja.
Jadi tujuan secara langsung adalah Tercapainya kesejahteraan awak
kapal baik jasmani, rohani dan sosial.
Sedangkan tujuan tidak langsung adalah peningkatan produktifitas
perusahaan.
Guna mencapai tujuan diatas maka sebaiknya awak kapal dilakukan :
 Pemeriksaan prakrya yaitu : pemeriksaan kesehatan yang sebelum
seseorang dipekerjakan untuk suatu pekerjaan tertentu guna
menentukan apakah yang bersangkutan mempunyai kondisi sesuai
untuk pekerjaan yang direncanakan untuknya itu, tidak membahayakan
dirinya ataupun orang lain.
 Pemeriksaan priodik yaitu pemeriksaan kesehatan priodik yang
dilakukan kepada awak kapal secara priodik guna menentukan ada
tindakan pengaruh pekerjaan terhadap kesehatan.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


101
ELEMENTARY FIRST AID

 Pemeriksaan priodik khusus yaitu pemeriksaan kesehatan priodik yang


dilakukan pada pada awak kapal, baik karena sifat pekerjaan maupun
karena berhubungan dengan bahan atau alat tertentu yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Misalnya : foot hadler, pekerjaan


pekerjaan dengan T.E.L. asbes, mesin - mesin yang bising.
 Memberikan pemeriksaan , pengobatan serta perawatan kepada para
awak kpal yang menderita sakit , baik akibat bekerja atau bukan,
termasuk pemberian P3K, serta tindakan pencegahan terhadap penyakit
bila diperlukan.
 Konsultasi, yaitu memerikan pada awak kapal untuk berkonsultasi
mengenai hal-hal yang dirasakan perlu sehubungan dengan pekerjaan
dan kesehatan.
Begitu pula awak kapal harus menjaga kesehatan tubuhnya dengan olah raga
yang teratur untuk mencapai tingkat kesehatan dan kesegaran jasmani yang
baik diperlukan 5 (lima) unsur penunjang yang sangat penting yaitu :
 Ketahanan sistim jantung dan paru-paru
 Kekuatan otot
 Ketahanan otot
 Kelenturan tubuh
 Ketangkasan tubuh.
Oleh sebabitu jenis olah raga yang dilaksanakan mencakup latihan-latihan
yang mempunyai efek terhadap kelima komponen diatas.
Sebgai contok kami sajikan berbagai jenis olah raga dan efeknya
terhadap kesehatan untuk fleksibilitas dan kekuatan atau apa yang disebut
dengan :

S - FACTOR SCORE

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


102
ELEMENTARY FIRST AID

Bagi awak kapal juga diharapkan dapat menjaga makanan yang dikosumsi,
jangan terlalu makan makanan yang berlemak.
Ingat 4 sehat 5 sempurna , cukup waktu istirahat, hindari kebuiasaan merokok,
dan minum-minuman keras.

Kebersihan tubuh awak kapal harus bener-bener diperhatikan, mandilah


minimal 2 kali sehari dan gantilah pakaian bila lembab atau basah. Hal ini perlu
dilaksanakan untuk menjaga kesehatan kulit dan kesehatan secara umum.
Bersehkan lingkungan tempat kerja, khusus tempat istirahat awak kapal
(kamar-kamar), sebab dari sini lah cermin kesehatan para awak kapal dapat
terlihat. Khususnya untuk sanitasi dikapal harus bener-bener diperhatikan dan
dirawat.

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


103
ELEMENTARY FIRST AID

Tanda tanda :
* = tidak ada efek jelas
** =ada efek menguntungkan
*** = efek sangat bagus
**** = efek paling bagus/excellent

Jenis olah raga stamina supplenes strength


1. Badminton ** *** **
2. canoeing *** ** ***
3. Climbing stairs (naik tangga/undakan) *** * **
4. Cycling (bersepeda) **** ** ***
5. Dancing (disco) *** **** *
6. Football (rugby) *** *** ***
7. Golf * ** *
8. Gymnastick ** **** ***
9. Jogging **** ** **
10. Judo ** *** **
11. Rowing **** ** ****
12. Squash *** *** **
13. Swimming (renang) **** **** ****
14. Tenis ** *** **
15. Jalan cepat ** * *
16. Angkat * * ****
17. berat joga * **** *

UNIT BASIC SAFETY TRAINING - BPPP TEGAL


104

Anda mungkin juga menyukai