Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN POTENSI BAHAN TAMBANG

SIRTU DI WILAYAH SUNGAI DI KABUPATEN PEKALONGAN

Najib *)

Abstract
Pekalongan Residence has a relatively many sand and gravel deposits particularly in river area. Nowadays,
many locations have been exploited by local residences or investors from other regions. Even though the
exploitation has running, up to now the local government doesn’t know yet how many reserve indication
material deposits in that area. As the result of that condition, it is called for the research to determine the
potential of mining resources in river area. The factors estimate the mining potential based on geologic
conditions such as elevation and deposit types. This research use grid and trapezium method. Based on
laboratories tests showed that the dominant materials in that area is up to sand size(around 87 – 98%). The
potential of deposits is divided into three i.e. river part, levee part and land part. The total of potential in each
district are Kesesi (515.625 m3), Kajen (78.295m3), Karanganyar (1.938.751m3), Wonopringgo( 1.334.375 m3),
Doro( 1.984.375 m3), Talun( 1.355.625 m3), Karangdadap( 140.150 m3) and Kedungwuni( 130.000 m3).
Key words : reserves material deposits, sand and gravel deposits

Pendahuluan
Di Kabupaten Pekalongan relatif banyak tersedia Tahapan Pemetaan
sumber daya alam Bahan Galian Golongan C (sirtu) Tahapan pemetaan ini meliputi tahap persiapan, tahap
khususnya yang terdapat di wilayah sungai. Tetapi survai pendahuluan dan pemetaan potensi bahan
seberapa besar potensi cadangan bahan galian ini tambang. Tahap persiapan misalnya pencarian peta
belum diketahui secara pasti. Sumber daya alam ter- dasar berupa peta topografi skala 1 : 25.000, peminja-
sebut telah dan sedang dimanfaatkan / ditambang dan man alat pemetaan seperti palu geologi, kompas
dijual masyarakat di sekitar wilayah tersebut. geologi, altimeter dan sebagainya. Tahap survei pen-
dahuluan dilakukan untuk mengetahui keadaan dae-
Dari kondisi tersebut sangat perlu untuk dilakukan rah penelitian secara umum, meliputi : keadaan me-
penelitian baik studi tentang besar potensi bahan dan, keadaan tanah, geologi dan sebagainya. Data
tambang di wilayah sungai sehingga nantinya akan tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk persiapan
menjadi acuan bagi pemerintah tentang potensi bahan dan perencanaan pada tahap pemetaan.
tambang galian C (sirtu) yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Pekalongan. Penelitian dilakukan pada Tahap pemetaan berupa pengukuran topografi dan
kecamatan-kecamatan yang dilewati oleh sungai- pemetaan geologi permukaan.
sungai ordo 1 hingga 4 dan diindikasikan berpotensi Adapun rincian kegiatan pemetaan adalah sebagai
mengandung bahan tambang sirtu. berikut :
1. Pengukuran topografi
Metodologi Penelitian Pengukuran topografi dilakukan dengan melaku-
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa tahapan kan pengukuran titik – titik ketinggian di lokasi
yaitu tahapan pengukuran, pemetaan, analisis dan dengan menggunakan altimeter. Sebelum dilaku-
pengolahan data serta penyusunan data. kan pengukuran, terlebih dahulu altimeter
dikalibrasi dengan titik ketinggian yang ada di
Tahapan Pengukuran sekitar lokasi, kemudian baru dilakukan pengu-
Pengukuran yang dilakukan dilapangan meliputi kuran ketinggian. Titik – titik ketinggian ini
pengukuran untuk menghitung luas dan cadangan nantinya akan digunakan sebagai titik interpolasi
bahan galian golongan C. dalam pembuatan kontur topografi. Ketepatan
posisi titik ketinggian dilakukan dengan menggu-
Pengukuran luas dan cadangan bahan galian golo- nakan GPS.
ngan C terdiri atas pengukuran posisi lokasi keter- 2. Pemetaan geologi permukaan
dapatan sirtu, tebal endapan, luas sebaran endapan Pekerjaan pemetaan geologi permukaan ini di-
sirtu dan sampel yang diambil secara random yang maksudkan untuk mengetahui penyebaran secara
mewakili kondisi lapangan. Data-data tersebut nan- lateral maupun vertikal dan posisi stratigrafi
tinya diolah dan diplotkan di peta topografi skala 1: Bahan Galian Golongan C / sirtu. Kegiatan lapa-
10.000 untuk dihitung luas dan volume cadangannya. ngan yang dilakukan meliputi pengamatan dan
Sampel yang diambil kemudian diuji laboratorium pengukuran arah penyebaran bahan galian, dis-
untuk mengetahui kualitas sirtu. kripsi megaskopis, serta pengukuran stratigrafi.

*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Geologi Fakultas


Teknik Undip

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 204


ditimbang dan diayak dengan satu set sieve
shaker.
Analisis dan Pengolahan Data
Perhitungan Cadangan dan kualitas Bahan Galian
Golongan C (Sirtu) b. Analisa ketahanan aus, yaitu melakukan uji
1. Perhitungan Cadangan kekuatan batuan terhadap gaya tekan. Tuju-
Dalam usaha perhitungan potensi bahan galian an analisis ini adalah untuk mengetahui
golongan C/pasir batu (sirtu) di daerah kekuatan bahan galian pasir batu.
penelitian, digunakan data-data : Setelah dilakukan pengujian laboratorium kemu-
a. Ketebalan lapisan endapan sirtu dian dilakukan analisis tentang kualitas dari ba-
ketebalan lapisan endapan sirtu didapatkan han galian sirtu.
dari hasil pengukuran profil lapisan di lokasi
penelitian, yaitu tebing sungai ataupun 2. Kualitas Bahan Galian
tebing hasil galian penambangan. Apabila Untuk mengetahui kualitas Bahan Galian Golo-
tidak didapatkan profil lapisan endapan ngan C(sirtu) dilakukan pengujian laboratorium
sirtu, dilakukan test pit (parit uji) dengan meliputi uji besar butir dan uji fisik batuan
cara membuat lubang dengan ukuran 1 m2 (ketahanan aus).
dengan kedalaman disesuaikan dengan
kondisi endapan sirtu. Selain untuk Penyusunan Data
mengetahui penyebaran secara vertikal dari Setelah data lapangan terkumpul dan dianalisa kemu-
endapan sirtu, juga untuk mengambil sampel dian disusun dalam bentuk tabel, uraian dan peta.
bahan galian untuk dilakukan analisa
laboratorium. Hasil Dan Pembahasan
b. Kontur Ketinggian Dari hasil survai lapangan yang dilakukan (lokasi
Kontur ketinggian digunakan untuk pengamatan dapat dilihat pada Lampiran gambar 1),
menentukan ketinggian lokasi penelitian dan didapatkan informasi bahwa potensi bahan galian
digunakan untuk analisis besarnya cadangan golongan C di wilayah sungai / sirtu di beberapa Ke-
bahan galian. Peta topografi yang digunakan camatan jumlahnya tidak merata dan keterdapatannya
adalah peta skala 1 : 10.000, 1 :25.000 setempat-setempat. Dilihat dari lokasi penambangan
(sebagai peta dasar) dan 1: 50.000. sirtu, kerusakan yang ditimbulkan bervariasi.
c. Metode Perhitungan
Metode yang digunakan dengan Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa potensi di
menggunakan metode grid dan rumus delapan kecamatan di Kabupaten Pekalongan adalah
trapesium. Kesesi (515.625 m3), Kajen (78.295m3), Karanganyar
(1.938.751m3), Wonopringgo ( 1.334.375 m3), Doro
Rumus yang dipakai : (1.984.375 m3), Talun ( 1.355.625 m3), Karangdadap
(140.150 m3) dan Kedungwuni( 130.000 m3). Berikut
V : {(Luas Satuan x skala) x h} ini adalah uraian wilayah yang berpotensi mengan-
2 dung bahan galian golongan C(tentang lokasi dan
potensi bahan tambang sirtu bisa dilihat di tabel 1).
Keterangan :
• Luas satuan adalah luas tiap Dari uji laboratorium yaitu besar butir dapat dike-
kontur(luasan yang dihitung adalah tahui bahwa ukuran butir yang paling dominan di
kontur atas dan kontur bawah). lokasi penelitian adalah material diatas pasir ( sekitar
• V : Volume Cadangan hipotetik 87 – 98 %) dan cukup baik untuk digunakan sebagai
• H : Interval kontur / beda tinggi ( beda bahan konstruksi jalan raya karena keausan agregat
tinggi disini adalah beda ketinggian di masih dibawah 20 %.
lapangan, dipakai jika pada suatu
daerah yang potensi tidak muncul Metode penambangan yang bisa dilakukan pada
kontur pada peta 1 : 10.000) daerah alur sungai harus Mengacu pada keputusan
Kep Men PU No. 458/KPTS/1986 tentang Ketentuan
Dari sampel yang didapatkan di lapangan Pengamanan Sungai dalam Hubungan dengan Pe-
kemudian dilakukan uji laboratorium. Uji nambangan Bahan Galian Golongan C dan Keputu-
laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui san Direktur Jenderal Pengairan No. 176/KPTS/1987.
sifat fisik dan kualitas Bahan Galian Golongan C Misalnya penambangan diperbolehkan pada daerah
/ sirtu. agradasi/sedimentasi tikungan dalam, bagian-bagian
Adapun pekerjaan laboratorium ini meliputi : tertentu pada sungai berjalin (braided stream) dan
a. Analisa ukuran butir untuk memeriksa daerah rencana sudetan serta kantong kantong pasir /
distribusi butir pasir batu. Adapun caranya lahar. Penambangan dengan cara manual. Pada
adalah sampel pasir batu dikeringkan daerah yang sudah mengalami kerusakan dan masih
dengan oven pada suhu 1100C. Setelah itu ada potensi, penambangan masih bisa dilakukan pada
daerah yang kerusakannya ringan.

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 205


harus disimpan. Metode penambangan bisa dilakukan
Pada bagian sempadan sungai tidak boleh dilakukan dengan metode manual maupun alat berat, penam-
penambangan, karena termasuk dalam kawasan bangan harus mengikuti kaidah penambangan yang
lindung(Keppres 32/1990 pasal 15). benar.

Syarat penambangan di daerah deposit bar/ daratan Seandainya akan dilakukan penambangan, pada dae-
yaitu harus memenuhi kriteria berada pada daerah rah tebing sungai yang tererosi dan rawan longsor
non produktif tapi pasir dan batunya ekonomis, agar diberi penguatan misalnya dengan diberi bron-
pengambilan material kedalaman maksimal 30 cm jong.
diatas muka air tanah saat musim hujan, Top soil

Tabel 1. Daerah dengan tingkat kerawanan gerakan tanah sangat rendah di Kabupaten Pekalongan

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 206


Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa potensi 2. Pengusaha yang mengajukan ijin penambangan,
di delapan kecamatan di Kabupaten Pekalongan menyerahkan dana reklamasi kepada Pemerintah
adalah Kesesi (515.625 m3), Kajen (78.295m3), Daerah. Hal ini untuk mengantisipasi seandainya
Karanganyar (1.938.751m3), Wonopringgo pengusaha tidak bertanggung jawab untuk mela-
(1.334.375 m ), Doro ( 1.984.375 m3), Talun
3
kukan reklamasi pasca tambang.
(1.355.625 m3), Karangdadap ( 140.150 m3) dan 3. Perlu adanya pengawasan berkala dari instansi
Kedungwuni( 130.000 m3). terkait untuk mengendalikan kegiatan penamba-
2. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa potensi ngan agar kerusakan lahan dapat diminimalisir.
di delapan kecamatan di Kabupaten Pekalongan 4. Potensi sirtu yang ada di delapan kecamatan ini
adalah Kesesi (515.625 m3), Kajen (78.295m3), perlu dikaji lebih dalam yaitu dengan melakukan
Karanganyar (1.938.751m3), Wonopringgo ( studi kelayakan investasi (Feasibility Study) se-
1.334.375 m3), Doro ( 1.984.375 m3), Talun ( hingga akan dapat diketahui apakah suatu daerah
1.355.625 m3), Karangdadap ( 140.150 m3) dan layak ditambang atau tidak dari mulai persiapan
Kedungwuni( 130.000 m3). penambangan hingga penjualan.
3. Dari uji laboratorium yaitu besar butir dapat
diketahui bahwa ukuran butir yang paling domi- Daftar Pustaka
nan di lokasi penelitian adalah material diatas 1. ........., 2007, Profil, Potensi, Peluang Investasi
pasir ( sekitar 87 – 98 %) dan cukup baik untuk dan Kebijakan Pembangunan Kabu-
digunakan sebagai bahan konstruksi jalan raya paten Pekalongan, Bappeda Kabupaten
karena keausan agregat masih dibawah 20 %. Pekalongan
4. Metode penambangan yang bisa dilakukan pada 2. Condon, W.H, Pardyanto,L., Ketner,K.B, Amin,
daerah alur sungai harus mengacu pada T.C, Gafoer,S, Samodra,H., Peta geo-
keputusan Kep Men PU No. 458/KPTS/1986 logi Lembar Banjarnegara dan Pekalo-
tentang Ketentuan Pengamanan Sungai dalam ngan 1408-4, 1409-1, Jawa, skala 1 :
Hubungan dengan Penambangan Bahan Galian 100.000 edisi ke-2, Psat Penelitian dan
Golongan C dan Keputusan Direktur Jenderal Pengembangan Geologi, Bandung
Pe-ngairan No. 176/KPTS/1987. 3. Dhadar, J.R., 1983, Eksplorasi Endapan Bahan
5. Pada bagian sempadan sungai tidak boleh dila- Galian, Penerbit G.S.B, bandung
kukan penambangan, karena termasuk dalam 4. Hartman, L., 1986, Introductory to Mining Engi-
kawasan lindung(Keppres 32/1990 pasal 15). neering, John Willey and Sons, New
6. Syarat penambangan di daerah deposit bar/ York.
daratan yaitu harus memenuhi kriteria berada 5. Kep-43/MENHL/10/1996, Kriteria Kerusakan
pada daerah non produktif tapi pasir dan batunya Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan
ekonomis, pengambilan material kedalaman Penambangan Bahan Galian Golongan
maksimal 30 cm diatas muka air tanah saat C jenis Lepas di Dataran
musim hujan, Top soil harus disimpan. Metode 6. Keputusan Presiden No.32 tahun 1990,
penambangan bisa dilakukan dengan metode Pengelolaan Kawasan Lindung.
manual maupun alat berat, penambangan harus 7. Per Men PU No. 63 /PRT/ 1993, Sempadan
mengikuti kaidah penambangan yang benar. sungai, Daerah Manfaat Sungai, Dae-
7. Pada daerah tebing sungai yang tererosi dan rah Penguasaan Sungai dan Bekas
rawan longsor agar diberi penguatan misalnya Sungai
dengan diberi bronjong. 8. Najib, 2002, Evaluasi Kerusakan Lahan Akibat
8. Lokasi sempadan sungai jika akan dimanfaatkan Penambangan Bahan Galian Golongan
harus mendukung terhadap kelestarian sungai C di Kecamatan Pleret dan Piyungan,
dan memberikan kekuatan pada tebing misalnya Tidak di publikasikan, Teknik Geologi
ditanami pohon bambu. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
9. Hasil penelitian ini adalah pada saat dilaksa- 9. Perda Propinsi Jawa Tengah No.22 Tahun 2003,
nakan survey. Mengingat kondisi pertambangan Pengelolaan Kawasan Lindung di
yang dinamis, pada waktu yang akan datang Propinsi Jawa Tengah
sangat besar kemungkinan adanya perubahan 10. Pieri, C.J., Dumanski,A., Hamblin &Young,
kondisi di lokasi penelitian. 1995, Land Quality Indicators, World
Bank Discussion Papers 315 The World
Saran Bank, Washingtonm, D.C. viii + 63h.
1. Setiap penambangan perlu mengajukan SIPD. 11. Prodjosumarto, P., 1965, Konsep Pola Penamba-
Aturan seperti ini sulit diterapkan, tetapi hal ini ngan Berwawasan Lingkungan, Warta
diperlukan untuk mempermudah pengawasan PERHAPI Edisi Mei, Jakarta.
dan pengaturan terhadap kegiatan penambangan. 12. Sukirman,S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan
Raya, Penerbit Nova, Bandung.

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 207


13. Taryat, R.,1996, Usaha Penambangan
Berwawasan Lingkungan, Warta
PERHAPI Edisi Mei, Jakarta.
14. www.pekalongankab.go.id

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 208


LAMPIRAN GAMBAR 1

TEKNIK – Vol. 30 No. 3 Tahun 2009, ISSN 0852-1697 209

Anda mungkin juga menyukai