Anda di halaman 1dari 16

Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang

Dalam, Provinsi Kalimantan Timur Bagian Utara


KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BAGIAN UTARA

Oleh
Fatimah, Soleh Ba!"i, #a$ Ro%e&t L' To%i$(
Subdit Batubara, DIM

S A R I
Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam dilakukan pada bagian selatan
Provinsi Kalimantan Timur, yang dibatasi oleh koordinat !"#"$ %S & '!"#"$ %(,
batas Provinsi Kalimantan Timur di bagian barat, serta garis pantai Pulau Kalimantan di
bagian timur )ilayah kajian* Se+ara administrati, )ilayah kerja termasuk dalam Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, serta Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan
Timur*
Parameter yang digunakan untuk penyusunan zonasi daerah potensial bagi tambang
batubara ba)ah tanah ini antara lain- kemiringan lapisan batubara .dip/, ketebalan lapisan
batubara, serta nilai kalori batubara* Sumber data yang digunakan berupa data sekunder
yang berasal dari laporan penyelidikan batubara yang dilakukan oleh instansi pemerintah
maupun laporan dari perusahaan&perusahaan batubara .PKP0B dan KP/*
Kegiatan ini berhasil menyusun zonasi daerah potensial bagi tambang dalam batubara di
daerah %ong %ees, %ong 1ah, Marangkayu, Muara 2alo3, Bontang dan Santan dengan
kedalaman maksimum zona sampai dengan 4 m di ba)ah permukaan*


)' PENDAHULUAN

)')' Lata& Bela"a$(
Batubara di Indonesia merupakan salah satu andalan sumber energi alternatif di luar minyak
dan gas bumi. Prospek penambangan batubara dengan metode konvensional seperti masih
dilakukan saat ini, untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh letak
lapisan batubara tersebut yang sudah semakin dalam dari permukaan bumi sehingga
)aste5+oal ratio nilai perbandingan batubara dibanding perolehan batubara sebagai
komoditas utama! akan semakin tinggi. "isamping hal tersebut, masalah slope stability
kestabilan lereng bukaan tambang! batubara serta air tanah #uga men#adi suatu hal yang
semakin berat ditanggulangi dan harus diperhatikan.
$ilayah bagian utara Provinsi %alimantan &imur mengandung banyak sumberdaya batubara
dengan ketebalan yang 'ukup bervariasi, terletak sampai kedalaman lebih dari ()) m, serta
memiliki kemiringan yang tidak homogen. %ondisi ini memperlihatkan gambaran
keuntungan untuk ditambang dengan metode tambang ba*ah tanah. Pada beberapa
tempat lapisan batubara ini berada di ba*ah *ilayah ka*asan lindung, yang tertutup bagi
kemungkinan diusahakan dengan metode tambang terbuka. Hal ini sesuai dengan +ndang
+ndang %ehutanan ,o. -( &ahun (... yang intinya melarang adanya kegiatan
penggalian/penambangan terbuka di *ilayah hutan lindung.
0lasan lainnya antara lain seperti prinsip kegiatan yang ber*a*asan keselamatan
lingkungan serta konservasi sumberdaya batubara sekali melakukan penambangan harus
diambil sebanyak1banyaknya! tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan faktor lingkungan
seperti tersebut di atas.
Pemerintah yang di*akili oleh instansi terkait, dalam hal ini "irektorat Inventarisasi 2umber
"aya 3ineral 1 "irektorat 4eologi dan 2umber "aya 3ineral, mengusulkan untuk melakukan
pengka#ian potensi batubara pada kedalaman ()) meter hingga 5)) meter. Pada tahun
6))5 kegiatan pengka#ian daerah potensi batubara untuk tambang dalam ini diusulkan
dilakukan pada bagian utara dari Provinsi %alimantan &imur, sebagai kelan#utan kegiatan
yang sama yang telah dilakukan tahun 6))-. %egiatan ini didukung oleh pembiayaan dari
"aftar Isian Pelaksanaan 0nggaran "IP0! &ahun 6))5.

)'*' Ma"!# #a$ T!+!a$
3aksud dari pembuatan 7ona daerah potensial bagi tambang dalam batubara ini adalah
untuk mengantisipasi keha*atiran akan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tambang
batubara terbuka open pit mining!.
&u#uan dari pengka#ian 7onasi daerah potensi batubara bagi tambang dalam adalah untuk
mengetahui seberapa besar potensi batubara Indonesia pada daerah pengandung batubara
di kedalaman lebih besar dari ()) meter baik sumberdaya maupun kualitasnya. Hal ini
sangat berguna untuk peren'anaan dalam pemilihan daerah yang akan dikembangkan
eksplorasinya dikemudian hari.
8ebih lan#ut, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada 'alon investor
mengenai daerah yang dapat dilakukan penambangan ba*ah tanah dimulai dari yang
paling dangkal / over burden paling tipis, ke arah yang lebih dalam! serta dimana dia harus
mendirikan bangunan seperti kantor, sto+k pile, #alan tambang, dsb!

)',' Saa&a$ -e"e&+aa$
&arget peker#aan ini adalah membuat pengalokasian 7ona17ona yang berpotensi untuk
dilakukan penambangan batubara ba*ah tanah, di *ilayah Provinsi %alimantan &imur
bagian utara. $ilayah ini dibatasi oleh )9):)) 82 1(9);)) 8intang +tara, batas
provinsi %alimantan &imur di bagian Barat serta garis pantai Pulau %alimantan di bagian
&imur. 2e'ara administratif *ilayah ini termasuk ke dalam %abupaten %utai %artanegara,
%abupaten %utai Barat, serta %abupaten %utai &imur.
Berdasarkan indeks peta geologi regional berskala (<65).))) yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan 4eologi, Bandung, *ilayah ker#a termasuk ke dalam lembar
peta 8ongna*an, 8ongpahai, 3uarate*eh, 3uara*ahau, 3uaraan'along, &enggarong,
3uaralasan, 2angatta, 2amarinda, serta sebagian dari 8embar &alok.
4ambar (. memperlihatkan lokasi *ilayah ker#a berdasarkan peta indeks geologi regional.

)'.' /a"t! Pe"e&+aa$
%egiatan ini dilakukan se#ak bulan 2eptember 6))5 sampai dengan bulan "esember 6))5.

)'0' Pela"a$a Pe"e&+aa$
%egiatan ini dilaksanakan oleh satu tim dari "irektorat Inventarisasi dan 2umberdaya
3ineral dengan dukungan pembiayaan dari proyek "aftar Isian Pelaksanaan 0nggaran
"IP0! tahun 6))5. &im ker#a ini beranggotakan ahli geologi, nara sumber, pengarah, serta
tenaga administratif.<

)'1' S!m%e& #ata
"ata yang digunakan untuk peker#aan ini berupa data sekunder, yang diambil dari laporan1
laporan eksplorasi batubara, baik itu laporan instansi pemerintah maupun laporan1laporan
P%P6B. 2elain itu data dari daerah 1 dalam hal ini data yang berada pada kantor "inas
Pertambangan %abupaten di *ilayah ker#a 1 #uga turut diambil sebagai salah satu sumber
data untuk peker#aan ini.




6ambar '* 7ilayah kajian



*' TAMBANG DALAM BATUBARA

*')' Bataa$ #a$ Pe&itilaha$
Istilah yang digunakan untuk mende=nisikan suatu obyek penyelidikan dapat berbeda
antara penulis yang satu dengan yang lainnya, tergantung kepada sudut pandang yang
digunakan maupun aspek yang men#adi fokus ka#ian.
Berikut ini akan dipaparkan batasan dari istilah1istilah yang digunakan dalam kegiatan
pengka#ian 7onasi potensi batubara untuk tambang dalam.
Batubara adalah suatu endapan yang tersusun dari bahan organik dan bahan anorganik.
Bahan organik tersusun dari sisa1sisa tumbuhan yang mengalami pembusukan
de+omposition! serta perubahan sifat =sika dan kimianya, baik sebelum ataupun sesudah
tertutup endapan lainnya. Bahan anorganik terdiri dari beberapa mineral, misalnya mineral
lempung, karbonat, sul=da, silikat, dan sebagainya.
Zonasi adalah suatu pengelompokan atau pengkelasan *ilayah berdasarkan parameter
tertentu. >onasi potensi batubara untuk tambang dalam adalah pengelompokan *ilayah
yang berpotensi untuk dilakukan penambangan batubara dengan teknik penambangan
ba*ah tanah. Pengelompokkan ini bisa berdasarkan kedalaman batubara, ketebalan lapisan
batubara maupun berdasarkan kualitas batubaranya.
Tam%a$( #alam %at!%a&a underground mining! 1 disebut #uga tambang ba*ah tanah 1
adalah peker#aan menggali dan mengambil batubara dari lapisan batubara di ba*ah tanah
melalui sumuran tegak atau sumuran miring dan lorong ba*ah tanah. &erdapat 6 dua!
sistem penambangan tambang batubara dalam, yaitu metode room and pillar dan metode
long)all.
Meto#e room and pillar merupakan se#enis metode ekstraksi batubara tanpa penyangga,
yang pada a*alnya menyisakan pilar dengan tidak mengekstraksi sebagian batubara, dan
dengan demikian melakukan ekstraksi primer melalui penyanggaan atap oleh pilar tersebut.
Baru kemudian pilar tersebut diekstraksi. +ntuk ekstraksi di tempat dalam, luas penampang
pilar harus diambil besar. 3etode ini populer di tambang batubara di 0merika dan 0ustralia
yang mempunyai kedalaman lapisan batubara yang relatif dangkal dan lapisan atapnya
stabil.
Meto#e longwall adalah metode ekstraksi batubara dengan permukaan ker#a pan#ang
yang mentargetkan lapisan batubara dengan ketebalan terbatas dan berkemiringan landai,
yaitu berkat dikembangkannya tiang besi penyangga dan kappe roo, bar!, serta belt
+onveyor tipe datar. Pan#ang permukaan ker#a kadang bisa men'apai ())m?9))m. 3etode
ini banyak digunakan di @epang dan Aropa yang mempunyai lapisan batubara di daerah
dalam. "imungkinkan ekstraksi mekanisasi penuh, dengan mengkombinasikan drum +utter
shearer!, ,a+e +onveyor dan shield type sel, advan+ing support. 0khir1akhir ini di 0merika
dan 0ustralia #uga banyak digunakan.
Nilai "alo&i 8alori9+ value! adalah nilai panas yang ditimbulkan oleh batubara. ,ilai kalori
menentukan peringkat rank! batubara. Batubara berperingkat tinggi mempunyai nilai kalori
yang tinggi begitu pula sebaliknya. ,ilai kalori ini turut menentukan keekonomisan batubara,
namun hal tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang ter#adi. 2ebagai 'ontoh beberapa
tahun yang lalu batubara berperingkat lignit kurang bernilai ekonomis, namun seiring
dengan meningkatnya permintaan pasokan batubara saat ini, nilai keekonomisan lignit
meningkat dan sekarang lignit pun termasuk salah satu komoditi yang banyak diburu.
La-ia$ -e$!t!- :ver burden! adalah lapisan batuan di atas lapisan batubara. Pada
beberapa kasus tambang batubara terbuka, over burden umumnya berupa tanah penutup
soil!. 2ifat lapisan penutup terutama sifat keteknikannya! turut menentukan ran'angan
konstruksi tambang ba*ah tanah.
La-ia$ a$ta&a inter burden! adalah lapisan batuan yang berada di antara dua atau
lebih! lapisan batubara. Inter burden harus ikut diperhitungkan dalam penghitungan
perolehan batubara yang akan ditambang.

*'*' Pe&%a$#i$(a$ a$ta&a tam%a$( te&%!"a #e$(a$ tam%a$( %a2ah ta$ah
Perbandingan antara tambang terbuka dengan tambang ba*ah tanah se'ara umum adalah
sebagai berikut <
(! Produkti=tas Produ+tivity!
Produkti=tas berbeda1beda tergantung skala produksi tambang. ,amun se'ara umum bisa
diharapkan bah*a produkti=tas tambang terbuka lebih tinggi dari pada produkti=tas
tambang ba*ah tanah. Hal ini disebabkan, pada tambang ba*ah tanah, ruang ker#anya
sempit, sehingga kapasitas mesin yang dapat digunakan terbatas. 2edangkan pada
tambang terbuka, dapat digunakan mesin1mesin berkapasitas besar dengan mudah.

6! Biaya Penambangan Mining 8ost!
Biaya penambangan terbuka sangat murah dibandingkan dengan biaya penambangan
ba*ah tanah. Peralatan yang digunakan untuk penambangan ba*ah tanah relatif lebih
mahal dibandingkan dengan peralatan untuk tambang terbuka. Baktor keamanan pada
tambang ba*ah tanah #uga perlu mendapat perhatian khusus yang berdampak pada
tingginya biaya untuk keamanan guna meminimalkan ke'elakaan tambang.

9! %eamanan ;++ident <isks!
@umlah ke'elakaan yang ter#adi pada tambang terbuka lebih sedikit dibandingkan tambang
ba*ah tanah. @umlah peker#a tambang terbuka lebih sedikit dibandingkan tambang ba*ah
tanah, sehingga #umlah ke'elakaan yang ter#adi per ( #uta ton produksi sangat rendah.
2elain perbedaan #umlah peker#a, resiko ke'elakaan pada tambang ba*ah tanah #uga lebih
besar yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya ledakan gas metana pada
lubang tambang ataupun kurangnya supply oksigen.

-! %onsumsi Anergi =nergy Demand!
2e'ara umum dapat dikatakan bah*a konsumsi energi tambang terbuka adalah (/-?(/5
tambang ba*ah tanah. 8ubang tambang pada tambang ba*ah tanah harus mendapat
pen'ahayaan yang 'ukup, sehinga energi yang diperlukan #uga 'ukup banyak.

5! 3asalah 8ingkungan =nvironment!
%ondisi ker#a tambang terbuka lebih baik dari pada tambang ba*ah tanah, karena peker#aan
berlangsung di permukaan. 2elain itu, tidak memerlukan penyangga, pengisian, ventilasi
dan penerangan buatan. 0kan tetapi, karena seluruh peker#aan dilakukan di permukaan,
operasinya dipengaruhi oleh 'ua'a. %emudian, perlu penanganan batuan lapisan penutup
over burden! yang banyak, dan diperlukan tempat yang luas untuk membuang tanah
kupasan. "itambah lagi, karena permukaannya men#adi rusak setelah penambangan,
reklamasi dan reboisasi men#adi suatu keharusan.
C! Perolehan Akstraksi
Perolehan tambang terbuka lebih tinggi dibandingkan tambang ba*ah tanah. Pada tambang
terbuka dimungkinkan .)?.5D. Perolehan tambang ba*ah tanah berbeda menurut metode
ekstraksinya, di mana perolehan +ut and 9ll method sangat tinggi hingga mendekati
perolehan tambang terbuka, namun perolehan tambang pada room and pillar method hanya
sekitar C)D.

"ari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bah*a tambang terbuka mempunyai
keuntungan yang 'ukup banyak dibandingkan tambang ba*ah tanah. ,amun perlu diingat
bah*a saat ini tambang terbuka telah dilakukan 'ukup intensif di berbagai *ilayah di
Indonesia sehingga dikha*atirkan lahan untuk penambangan batubara se'ara terbuka telah
habis, terutama di *ilayah Pantai &imur %alimantan dan di 2umatera Barat. 2elain itu #uga
terdapat benturan keinginan dari dunia tambang dengan kepentingan konservasi *ilayah
apabila lokasi tambang terletak di *ilayah yang dilindungi. %egiatan penambangan ba*ah
tambang dirasakan lebih menguntungkan apabila ditin#au dari berbagai masalah lingkungan
yang ditimbulkannya. +ntuk itulah kiranya ka#ian mengenai tambang ba*ah tanah ini perlu
dilakukan.

*',' Pe&3a&ata$ tam%a$( #alam %at!%a&a
+ntuk melakukan kegiatan penambangan batubara ba*ah tanah, terdapat beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan, antara lain<
a. 2ifat keteknikan seluruh lapisan penutup overburden 5 roo,!
b. 8apisan batubara itu sendiri
'. 8apisan batuan antara interburden! #ika terdapat lebih dari satu lapisan batubara
d. 8apisan batuan alas >oor!
e. %emiringan lapisan batuan dan batubara
f. %etebalan lapisan batubara
g. 2istem penambangan yang akan digunakan
h. 2istem pengangkutan
i. %ondisi air tanah dan air permukaan yang akan mempengaruhi tambang
#. dll.


*'.' Tam%a$( #alam %at!%a&a #i I$#o$eia
Andapan batubara telah mulai ditambang di Indonesia se#ak tahun (E-. di Pengaron,
%alimantan &imur oleh sebuah perusahaan s*asta Belanda. Pada saat itu teknik
penambangan yang dilakukan berupa tambang terbuka. 2edangkan tambang batubara
ba*ah tanah baru dilakukan di daerah batubara Fmbilin 2umatera Barat! se#ak tahun(E.6
oleh Pemerintah Hindia Belanda. Gara1'ara tambang yang dilakukan pada masa itu berupa
pengisian dengan pasir ber'ampur air hydrauli+ sand9ll!. $alaupun teknik tambang ba*ah
tanah ini telah lama ditinggalkan se#ak berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda, namun
penambangan batubara di Fmbilin yang masih dilakukan hingga saat ini hanya tinggal
penambangan ba*ah tanah.
2elain di Fmbilin, tambang dalam #uga pernah dilakukan di lapangan 2uban/Pinang 1 Bukit
0sam 2umatera 2elatan! serta di Pulau 8aut, %alimantan 2elatan. 0kan tetapi dengan
karakter batubara yang terdapat tidak #auh dari permukaan, pengusahaan batubara di
Indonesia umumnya 'enderung dilakukan se'ara tambang terbuka, mengingat ke'ilnya
faktor resiko dengan keuntungan yang tinggi, *alaupun harus mengabaikan dampak
lingkungan yang diakibatkannya.

*'0' Pote$i tam%a$( #alam %at!%a&a I$#o$eia
Andapan batubara tersebar 'ukup luas di *ilayah Indonesia. $ilayah1*ilayah yang
dianggap mempunyai potensi batubara yang sangat besar antara lain %alimantan &imur,
%alimantan 2elatan dan 2umatera 2elatan. 2aat ini banyak sekali perusahaan1perusahaan
batubara yang melakukan kegiatan eksplorasi di *ilayah1*ilayah ini, bahkan ada beberapa
diantaranya telah melakukan kegiatan produksi. +mumnya metode penambangan yang
digunakan berupa tambang batubara terbuka, mengingat kedalaman dari endapan batubara
yang sangat mudah ditambang dengan metode ini. ,amun apabila dilihat dari data1data
pemboran, ternyata di beberapa *iayah di Indonesia, endapan batubara terdapat sampai
kedalaman di atas ()) meter, seperti yang terdapat di daerah Parambahan, 2umatera Barat
Gekungan Fmbilin!. %ondisi seperti ini #uga diperkirakan ter#adi #uga di daerah %alimantan
&imur. Beberapa eksplorasi di %a*asan Hutan $isata Bukit 2uharto menun#ukkan bah*a
*ilayah ini memiliki endapan batubara yang 'ukup tebal, terdiri dari beberapa seam multi
seam!, yang terdapat di ba*ah permukaan.
Pada beberapa tambang batubara di luar negeri, banyak terdapat kasus di mana pada
lapisan batubara yang mempunyai kemiringan, pertama dilakukan penambangan terbuka
sampai men'apai batas tersebut, dan setelah itu beralih ke penambangan ba*ah tanah. Hal
seperti ini bukan tidak mungkin diterapkan pada tambang batubara di Indonesia, sehingga
lahan bekas tambang yang sudah ditinggalkan dapat diusahakan kembali untuk tambang
ba*ah tanah.


,' KONDISI KALIMANTAN TIMUR
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan 7onasi potensi batubara
untuk penambangan ba*ah tanah, baik faktor teknis maupun non teknis, seperti faktor
ekonomi dan lingkungan. Beberapa diantaranya akan diuraikan berikut di ba*ah ini.

,')' I"lim #a$ 4!&ah H!+a$
Iklim dan 'urah hu#an merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengembangan tambang batubara ba*ah tanah. Hal ini berkaitan dengan faktor
geohidrologi yang merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
penambangan batubara ba*ah tanah. %a*asan +tara Provinsi %alimantan &imur umumnya
beriklim tropis basah yang di'irikan oleh 'urah hu#an pertahun yang relatif tinggi yaitu
antara (E-C H 6)C9 mm. Gurah hu#an tertinggi biasanya ter#adi sekitar bulan 0pril sampai
@uni, sedangkan 'urah hu#an terendah ter#adi sekitar bulan 0gustus untuk seluruh daerah.
2uhu udara sepan#ang tahun bervariasi dari 6I G sampai 9) G. %elembaban rata1rata
relatif tinggi, yaitu sekitar E)D.

,'*' Geolo(i Re(io$al
$ilayah bagian utara Provinsi %alimantan &imur se'ara regional termasuk dalam Gekungan
%utai 4ambar 6.!. 2tratigra= Gekungan %utai se'ara ringkas disa#ikan dalam &abel (.
Gekungan %utai se'ara historis merupakan suatu 'ekungan sedimentasi yang besar di Pulau
%alimantan. Pengisiannya berlangsung se#ak Aosen hingga 3iosen &engah. Pengangkatan
Pegunungan 3eratus mengakibatkan Gekungan %utai terpisah men#adi tiga bagian yang
dinamakan Gekungan Barito di sebelah Barat dan Gekungan Pasir di sebelah &imur
Pegunungan 3eratus, serta Gekungan %utai di sebelah +taranya.
Proses sedimentasi dalam Gekungan %utai berlangsung se'ara kontinu selama &ersier
hingga sekarang. Base pertama merupakan siklus transgresi dan fase kedua atau akhir
pengisian adalah fase regresi. 2e'ara litologi hampir semua pengisi Gekungan %utai
mengandung klastika halus yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung dan batulanau
serta sisipan batugamping dan batubara yang diendapkan pada lingkungan paralik hingga
neritik atau litoral, delta sampai laut terbuka.
2eri sedimen pengisi Gekungan %utai dibagi men#adi beberapa formasi mulai dari tua ke
muda sebagai berikut < Bormasi &an#ung, Bormasi Pamaluan, Bormasi Pulubalang, Bormasi
Balikpapan dan Bormasi %ampungbaru. %elima formasi ini bertindak sebagai pengandung
batubara, terutama Bormasi &an#ung dan Bormasi Balikpapan.

,',' /ila3ah Pote$il Bat!%a&a
Bormasi pemba*a batubara tersebar 'ukup luas di bagian selatan Provinsi %alimantan
&imur dengan umur formasi mulai dari Aosen Bormasi &an#ung! sampai dengan Plistosen
Bormasi %ampungbaru!. Penyebaran dari Bormasi Pemba*a Batubara sebagian besar
terkonsentrasi di bagian timur *ilayah ker#a, atau sepan#ang pantai timur Pulau %alimantan,
meman#ang utara1selatan.

.' HASIL KAJIAN

.')' Sitemati"a Pe"e&+aa$
2istematika peker#aan dibagi men#adi beberapa tahap seperti berikut di ba*ah <
a. Pengumpulan data sekunder
b. Avaluasi data sekunder
'. Pengelompokan lapisan batubara target
d. Pembuatan penampang geologi yang dilalui oleh sebaran lapisan batubara target
e. Penentuan 7onasi daerah potensi batubara tambang dalam pada peta geologi.
f. Penyusunan laporan

.'*' Pa&amete& 3a$( #i(!$a"a$
Parameter yang digunakan untuk membatasi pembuatan 7onasi daerah potensi batubara
untuk tambang dalam di ka*asan selatan Provinsi %alimantan &imur terdiri dari 9 tiga!
faktor, yaitu<
(. %etebalan
6. %emiringan lapisan
9. ,ilai kalori kualitas!

Kete%ala$ la-ia$ %at!%a&a yang layak ditambang dengan teknik penambangan ba*ah
tanah berkisar antara 6 meter dan - meter. Batubara dengan ketebalan kurang dari 6 meter
tidak layak untuk dikembangkan ditin#au dari segi ekonomisnya, sedangkan untuk lapisan
batubara yang mempunyai ketebalan lebih dari - meter masih sulit dilakukan penambangan
dengan metode ba*ah tanah. %esulitan tersebut umumnya disebabkan oleh sifat =sik
batubara yang memperlihatkan banyak kekar, mudah patah / han'ur, yang memungkinkan
se*aktu1*aktu dapat runtuh pada saat digali. 2ehingga *alaupun selama ini digunakan
sistem penyanggaan, tetap sa#a ada kekha*atiran ter#adi runtuhan pada saat
penambangan. "engan pertimbangan tersebut sistem penyanggaan yang digunakan saat ini
hanya diperuntukkan pada lapisan batubara dengan ketebalan 6 H - m. ,amun untuk
kepentingan ka#ian 7onasi tambang dalam ini, ketebalan lapisan batubara tidak dibatasi,
dengan asumsi bah*a mungkin sa#a di masa datang ter'ipta suatu sistem yang
memungkinkan untuk menambang lapisan batubara berketebalan kurang dari 6 m atau
lebih dari - m dengan teknik penambangan ba*ah tanah.

Kemi&i$(a$ la-ia$ 5dip6 %at!%a&a merupakan faktor yang sangat penting, terutama
ditin#au dari segi keamanan tambang. %emiringan lapisan ideal yang disarankan untuk
teknik penambangan batubara ba*ah tanah adalah antara (6 sampai 6). Hal ini
dikaitkan dengan kemampuan penggunaan alat angkut yang digunakan untuk mengangkut
hasil penggalian batubara dari lubang tambang titik produksi! keluar lubang tambang untuk
diangkut ke sto+k pile. 2elain itu, kemiringan lapisan pun turut dipertimbangkan dalam
faktor keamanan tambang. 0pabila ter#adi hal yang membahayakan peker#a pada saat
kegiatan penambangan kemiringan yang tinggi dapat menghambat upaya para peker#a
untuk melarikan diri keluar dari lubang tambang.

Nilai Kalo&i %at!%a&a berperan penting dalam keekonomisan tambang. Batubara berkalori
rendah mempunyai nilai #ual yang tidak begitu tinggi sehingga dikha*atirkan tidak 'ukup
memberikan keuntungan bagi pengusahaan tambang. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka batubara yang layak ditambang dengan menggunakan teknik penambangan ba*ah
tanah untuk saat ini yaitu batubara yang mempunyai nilai kalori minimum C()) 'al/gr adb!.
,amun pembuatan 7onasi *ilayah potensil untuk tambang dalam batubara ini #uga
dilakukan untuk batubara yang meiliki kalori di ba*ah C()) 'al/gr adb!. Hal ini dilakukan
dengan mempertimbangkan bah*a mungkin sa#a pada beberapa *aktu ke depan harga
batubara akan naik, sehingga dengan menggunakan teknik penambangan ba*ah tanah pun
masih dinilai ekonomis.

.',' Hail -e$3!!$a$ 7o$ai
Berdasarkan parameter1parameter yang telah dikemukakan, pembuatan 7onasi difokuskan
kepada daerah1daerah yang telah diselidiki oleh tim inventarisasi batubara dari "irektorat
Inventarisasi 2umberdaya 3ineral. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kemudahan akses
data. Pada beberapa daerah yang terdapat perusahaan batubara P%P6B maupun %P!,
pembuatan 7onasi ini #uga didukung data dari laporan1laporan tersebut. Penyusunan 7onasi
*ilayah potensi batubara ini apabila memungkinkan dilakukan sampai kedalaman 5)) m.
,amun pada beberapa daerah tidak men'apai kedalaman tersebut dikarenakan
keterbatasan data ataupun karena pengaruh struktur geologi misalnya lipatan!.
Pembuatan 7onasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam dilakukan pada daerah
8ong 8ees, 8ong ,ah, 3uara HaloJ, 3arangkayu, Bontang, serta daerah 2antan. +ntuk
memudahkan pemba'aan pada peta, *ilayah yang berpotensi dibagi ke dalam beberapa
blok sesuai dengan Bormasi Pemba*a Batubaranya. 2elain itu untuk beberapa seam yang
berbeda pada satu Bormasi yang sama #uga dibuat 7onasi yang berbeda pula. 2alah satu
hasil penyusunan 7onasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam dapat terlihat pada
4ambar 9.

0' KESIMPULAN 8 SARAN

0')' Keim-!la$
(. %a*asan utara Provinsi %alimantan &imur memiliki potensi batubara yang 'ukup besar
untuk diusahakan dengan teknik penambangan batubara ba*ah tanah, terutama di daerah
Bontang12antan
6. Pengusahaan batubara dengan teknik penambangan ba*ah tanah dapat memperke'il
resiko kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan.
9. Pengka#ian 7onasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam perlu dilakukan untuk
pada beberapa tambang terbuka untuk ter'apainya optimalisasi penambangan.

0'*' Sa&a$
%a#ian lebih lan#ut perlu dilakukan, misalnya mengenai aspek geoteknik, hidrologi, dll,
apabila akan dilakukan pengusahaan batubara dengan menggunkana teknik penambangan
ba*ah tanah.


DAFTAR PUSTAKA

0tma*inata, 2., Katman, ,., dan Baharuddin, (..5. Peta 6eologi lembar Muara ;n+along,
Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan 4eologi, Bandung.
2ukardi, 2ikumbang, ,., +mar, I., dan 2unaryo, K., (..5. Peta 6eologi lembar Sangatta,
Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan 4eologi, Bandung.
2upriatna, 2., 2ukardi, dan Kustandi, A., (..5. Peta 6eologi lembar Samarinda, Kalimantan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan 4eologi, Bandung.
2u*arna, ,. dan 0pandi, &., (..-. Peta 6eologi lembar %ongiram, Kalimantan Timur, Pusat
Penelitian dan Pengembangan 4eologi, Bandung.




6ambar 0* 8ekungan sedimentasi di Pulau Kalimantan





Formasi Balikpapan (Tmbp), terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulempung
dengan sisipan batulanau, batugamping dan batubara dengan tebal ),(5 1 ((,)) m.
L(6))
1
6)))
"ataran "elta
Te$(ah

Tmpb
Formasi Pulubalang (Tmpb), terdiri dari perselingan antara gre*ak dan batupasir kuarsa,
dengan sisipan batugamping, batulempung dan batubara dengan tebal dari ),() H -,)) m.
L6I5)
8aut "angkal
A2al
Tom-
Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri dari batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung,
serpih, batugamping dan batulanau.
L6)))
8aut "angkal
OLIGOSEN

Tot3
Formasi Tuyu (Toty), terdiri dari napal, batulempung, sisipan batugamping.

L6)))

8aut &erbuka
EOSEN

Tot
Formasi Tanjung (Tet), terdiri dari batupasir bersisipan serpih M gre*ak dengan lapisan
tipis batubara

L()))

8itoral 1 ra*a






6ambar !* ?onasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Di daerah %ong %ees, Kalimantan Timur






6ambar @* ?onasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam
Di daerah %ong 1ah, Kalimantan Timur
http<//samarindakota.go.id/indeN.php:pageO9.
PF&A,2I %F&0
Leta" Geo(&a9
Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda secara astronomis terletak pada posisi
antara 11615'36!11"#$'16 %u&ur Timur dan '#1'1( ! 1')'16 *intang Selatan+ dengan
ketinggian 1'.#'' cm diatas permukaan laut dan su,u udara kota antara ## ! 3# - dengan cura,
,u&an mencapai #.3$5 mm perta,un dengan kelembaban udara rata!rata (1+$ ..
A#mi$it&ai
/danya Sungai 0a,akam yang membela, di tenga, kota men&adikan kota ini bagai gerbang
menu&u pedalaman Kalimantan Timur. *uas 1ilaya, Kota Samarinda adala, "1.('' 2a yang
terbagi men&adi 6 3 enam 4Kecamatan yaitu 5 Kecamatan Samarinda 6lu+ Kecamatan Samarinda
Ilir+ Kecamatan Samarinda Seberang Kecamatan Palaran+ dan Kecamatan Sungai Kun&ang.
Batas Adminsitrasi Kota Samarinda
2ebelah +tara< %e'. 3uara Badak %abupaten %ukar
2ebelah &imur< %e'amatan 0nggana dan 2anga12anga %ab %ukar!
2ebelah 2elatan< %e' 8oa @anan .%ab %utai %artenegara
2ebelah Barat< %e'. 3uara Badak &enggarong 2eberang %ab %ukar!
Keti$((ia$ : To-o(&a9
%erdasarkan topogra7inya + maka 8ilaya, Kota Samarinda berada di ketinggian antara ' ! #''
dpl+ dan ,ampir #$+1" . berada di ketinggian ' ! " dpl+ umumnya terletak di dekat Sungai
0a,akam sekitar $1+1' . berada dalam ketinggian " ! #5 dpl+ dan 3#+$( . berada di ketinggian
#5 ! 1'' dpl.
&opogra= %ota 2amarinda
N
o
Kemi&i$(a
$ 5;6
L!a
5KM*6
Pe&e$tae
5;6
( )16 6(.,C( 9),C(
6 91(- (.E,5E 6I,CE
9 (5,-) (.-,)C 6I,)5
- P -) ()5,(I (-,CE
Fiio(&a9
9isiogra7i menun&ukkan bentuk permukaan bumi dipandang dari 7aktor dan proses
pembentukannya. Proses pembentukan permukaan bumi dipandang sebagai penciri suatu satuan
7isiogra7i.
Pembagian bentuk permukaan bumi berdasarkan tipe 7isiogra7inya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran dan memuda,kan dalam perencanaan penggunaan tana, se,ubungan
dengan perencanaan pengembangan daera,.
:itin&au dari 7isiogra7inya+ 8ilaya, Kota Samarinda dapat dikelompokkan dalam " 3tu&u,4
deskripsi masing!masing satuan 7isiogra7i tersebut adala, sebagai berikut 5
"aerah Patahan derah dumana ter#adi patahan ! yaknio patahan menurun
dan kasar, dengan permukaan yg besar dengan kemiringan tanah sangat
bervariasi
"aerah ra*a pasang surut tidal s*amp! yaitu daerah dataran rendah ditepi
pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan
mangrove dan nipah, bentuk *ilayah datar dengan variasi lereng kurang dari
6D dan perbedaan tinggi kurang dari 6 meter.
"aerah dataran alluvial alluvial plain! yaitu daerah dataran yang terbentuk
dengan proses pengendapan, baik didaerah muara maupun daerah
pedalaman.
"aerah berombak/bergelombang yakni daerah dengan kon=gurasi medan
berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan E,(5D
"aerah dataran plain! yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran
vulkanik, dataran batuan beku metamorf! masam, dataran basalt dengan
bentuk *ilayah bergelombang sampai berbukit, variasi lereng 6 sampai (5,.-
D dengan beda ketinggian kurang dari 5) meter.
"aerah berbukit hill! yaitu daerah bukit endapan dan ultra basa, sistem
punggung sedimen, metamorf dan keru'ut vulkanik yang terpotong dengan
pola drainase radial. Bentuk *ilayah bergelombang sampai agak bergunung,
variasi lereng (C sampai C) D, dan beda ketinggian antara 5) sampai (5)
meter.
"aerah 2ungai Kiver!. "aerah ini berfungsi sebagai daerah reterdam, daerah
pengendali atau *aterponds.
Penyebaran dan luas masing!masing satuan 7isiogra7i di 8ilaya, Kota Samarinda disa&ikan pada
tabel berikut ini5
8uas 2atuan Bisiogra= di $ilayah %ota
2amarinda
No Sat!a$ Fiio(&a9
L!a
5Ha6
;
J!mlah <)'=>> )>>
( 8embah 0luvial C.-I. .,)6
6 "aerah "aratan ().56-
(5,.
-
9 "aratan Berombak 5.9I. E,(5
-
"aratan
Bergelombang
..C9C
(-,5
.
5 "aerah Patahan (.56I 6,9(
C "aerah Berbukit 6..56C
--,I
9
I 8ain1lain E.I6. -,-I
Geolo(i
Struktur geologi di 8ilaya, Kota Samarinda diketa,ui berdasarkan ,asil sur;ey dan atau
pemetaan geologi yang dimuat dalam buku <eology o7 Indonesia+ =olume I/. >le, ?.1. =an
%emmelen+ 1)$)+ pada umumnya berumur Praktertier ,ingga K8arter.
%eberapa 7ormasi geologi yang terdapat di8ilaya, Kota Samarinda diantaranya adala,
%ampung Baru Beds
Balikpapan Beds
Pulau Balang Beds
Pemaluan Beds
%eberapa 1ilaya, geologi tela, mengalami peruba,an yang ditandai dengan adanya pata,an.
9ormasi ini terdiri dari <re8ake+ batu pasir k8arsa+ batu gamping+ batu lempeng dan tu7a dasitik
dengan sisipan batu bara.
8uas masing1masing Bormasi 4eologi di $ilayah
%ota 2amarinda.
No Fo&mai L!a 5Ha6 ;
J!mlah <)'=>> )>>
( %ampung Baru Beds ((.9(- ((,9-
6 Balikpapan Beds 99..59 59,6.
9 Pulau Balang Beds (C..II 6C,C5
- Pemaluan Beds ..55C E,I6
Hi#&olo(i
%erdasarkan kondisi ,idrologinya Kota Samarinda dipengaru,i ole, sekitar #' daera, aliran
sungai 3 :/S4 . Sungai 0a,akam adala, sungai utama yang menmbela, Kota Samarinda dengan
lebar antara 3''!5'' meter+ sungai!sungai lainnya adala, anak# sungai yang bermuara di sunagai
0a,akam yang meliputi5
2ungai %arang 3umus dengan luas "02 sekitar 6(E,C)%m
2ungai Palaran dengan luas "02 CI,CE %m
0nak sungai lainnya antara lin , 2ungai 8oa Bakung, 8ao Bahu, Bayur,
Betepung, 3uang, Pampang, %erbau, 2ambutan, 8ais, &as, 0nggana, 8oa
@anan, Handil Bhakti, 8oa Hui, Kapak "alam, 3angkupalas, Bukuan, 4inggang,
Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, 2akatiga, dan 2ungai Bantuas.
Je$i Ta$ah
Sesuai dengan kondisi iklim di Kota Samarinda yang tergolong dalam tipe iklim tropika ,umida+
maka &enis!&enis tana, yang terdapat di daera, inipun tergolong ke dalam tana, yang bereaksi
masam.
@enis!&enis tana, yang terdapat di Kota Samarinda+ menurut Soil TaAanomy 6S:/ tergolong
kedalam &enis tana,5 6ltisol+ Bntisol+ 2istosol+ Inceptiols dan 0ollisol atau bila menurut
*embaga Penelitian Tana, %ogor terdiri dari &enis tana,5 Podsolik+ /llu;ial+ >rganosol.
-iri dan si7at tana,!tana, Podsolik 36ltisol4 biasanya ditandai dengan5
Pen'u'ian yang intensif terhadap basa1basa, sehingga tanah bereaksi masam
dan dengan ke#enuhan basa yang rendah.
%arena suhu yang 'ukup tinggi dan pen'u'ian yang berlangsung terus
menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan
oksida1oksidanya.
&er#adi pen'u'ian liat di lapisan atas eluviasi! dan penimbunan liat di lapisan
ba*ahnya illuviasi!.
Tana, Podsolik 36ltisol4 merupakan &enis tana, yang arealnya terluas di Kota Samarinda dan
masi, tersedia untuk dikembangkan sebagai daera, pertanian. Persediaan air di daera, ini
umumnya cukup tersedia dari cura, ,u&an yang tinggi. Penggunaan tana, dari &enis tana, ini
sebagai daera, pertanian+ biasanya memungkinkan produksi yang baik pada beberapa ta,un
pertama selama unsur!unsur ,ara dipermukaan belum ,abis melalui proses biocycle.
Pada dasarnya &enis!&enis tana, di Kota Samarinda 3menurut *embaga Penelitian Tana, %ogor
dan Padanannya menurut Soil TaAanomy4 terdiri dari5
Podsolik +ltisol!
0lluvial Antisol!
4leisol Antisol!
Frganosol Histosol!
8ithosol Antisol!
*uas &enis tana, dan penyebarannya di Kota Samarinda dapat disa&ikan pada tabel berikut ini5
8uas masing1masing @enis &anah di $ilayah %ota
2amarinda.
No Je$i Ta$ah L!a 5Ha6 ;
J!mlah <)'=>> )>>
( 0lluvial 9.-59 -,E(
6 0lluvial/4ambut (C.6.- 6-,CE
9 Podsolik/8itosol E.6CC (6,56
- Podsolik 9).)() -5,-5
5 8ain18ain (9.III (6,(6
8uas masing1masing @enis &anah di $ilayah %ota
2amarinda.
No Je$i Ta$ah L!a 5Ha6 ;
:ari tabel diatas ternyata ba,8a &enis tana, Podsolik mempunyai luasan yang tertinggi di
8ilaya, Kota Samarinda dengan 3'.'1'2a atau $5+$5.+ sedangkan &enis tana, /llu;ial tidak
bergambut mencapai luas 3.$532a atau $+(1. dari luas Kota Samarinda.
Pe$((!$aa$ Ta$ah
Pola penggunaan tana, di Kota Samarinda mengikuti pola penyebaran penduduk yang ada.
/kumulasi penduduk sebagai besar terdapat pada lokasi!lokasi yang dikembangkan ole,
Pemerinta, seperti5 Pusat Perdagangan+ Pusat Industri dan lokasi Transmigrasi dimana daera,!
daera, tersebut suda, mempunyai transportasi yang memadai.
Penggunaan Tana, di Kota Samarinda yang paling luas adala, PerkaranganC%angunan dan
,alaman sekitarnya sebesar #(.6662a atau 3)+)#. dari luas Kota Samarinda+ diikuti *a,an
kering sementara tidak diusa,an sebesar 1#.)'). atau 1"+)(.. Sedangkan paling sempit
8ilaya,nya dibanding presentasi luas adala, ra8a!ra8aCkolam seluas 36#2a atau '+5'.
6ntuk mengeta,ui penggunaan la,an lebi, &elasnya pada tabel berikut5
Penggunaan &anah %ota 2amarinda
N
o
Pe$((!$aa$ Ta$ah
L!a /ila3ah
5Ha6
;
J!mlah <)'=>> )>>
(
Perkarangan Bangunan dan
Halaman
6C.CCC
9.,.
6
6 &egal/%ebun/8adang E.EII
(6,9
C
9 2a*ah (.)-9
(-,5
9
- Ka*a/%olam 9C6 ),5)
5 8ahan %ering (6..).
(I,.
E
C Hutan Kakyat 6.CE9 9,I-

Anda mungkin juga menyukai