Anda di halaman 1dari 6

Nama : Esti Lestari

NIM : 20484019
Kelas : Farmasi 1

Tugas Praktik Mikrobiologi Tentang Pemeriksaan sterilitas

Rangkuman diskusi materi

 Tujuan pemeriksaan sterilitas suatu spesimen yaitu setelah spesimen


(alat/bahan/sediaan steril) yang telah mengalami sterilisasi perlu dilakukan
uji konfirmasi untuk melihat sterilitas pada suatu spesimen yang telah
melalui proses sterilisasi apakah spesimen tersebut sudah bebas dari
mikroba atau belum
 Contoh spesimen yang perlu dilakukan pemeriksaan sterilitas antara lain
obat antibiotika, obat kimia, obat yang mengandung sirup, vitamin di
dalam ampule atau flacon, serum anti toxin, vaksin, kain kasa dan
sebagainya
 Tahapan prosedur pemeriksaan sterilitas
Hari ke-1
- Spesimen yang sudah diambil diambil lalu ditanam di dalam atau pada
media
- Masuk inkubator pada suhu 37 derajat celcius selama 24-48 jam (untuk
bakteri) dan 4-5 hari (untuk jamur clan yeast)
Hari ke-2
- Dibaca apakah ada pertumbuhan bakteri didalam media cair/semi solid
Jernih : tidak ada pertumbuhan bakteri (steril)
Keruh : perlu dibuktikan apakah ada pertumbuhan bakteri, atau hanya
ada reaksi antara spesimen dengan media sehingga timbul kekeruhan
- Untuk membuktikan (bahwa benar-benar steril) dilakukan penanaman
- Masuk ke inkubator dalam suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.
Untuk potato dextrose agar ditunggu saja sampai 5 hari
Hari ke-3
- Dilihat ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri/jamur di blood agar
plate dan potato dextrose agar
Jika ada pertumbuhan bakteri/jamur = tidak steril
Jika tidak ada pertumbuhan bakteri/jamur = steril
- Kalau perlu dapat diidentifikasi bakteri/jamur yang tumbuh

 Media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri


a) BHI broth/trytose soy broth/blood broth (untuk bakteri aerob)
b) Cooked meat medium (untuk bakteri anaerob)
c) Thioglycolate medium (amok bakteri aerob/anaerob)
 Vitamin C dalam bentuk cairan disimpan dalam ampul. Alat yang
digunakan untuk mengambil spesimen untuk uji sterilitas ampul adalah
syringe steril disposable
 Jumlah spesimen yang ditanam pada media tergantung dari
perpackingannya. Jika 20 ml atau lebih maka membutuhkan 10%
specimen dari volume total
 Jika volume 1-4 ml/50-200 mg per kemasan maka membutuhkan 50%
specimen dari volume total
 Jika volume 1 ml/50 mg per kemasan maka membutuhkan 100% specimen
dari volume total 9semuanya)
 Durasi inkubasi untuk pemeriksaan jamur pada sediaan steril adalah 4-5
hari
 Durasi inkubasi untuk pemeriksaan bakteri pada sediaan steril adalah -24-
48 jam
Analisis hasil pengamatan bakteri dan jamur
Pada media cair tersebut menunjukkan warna jernih yang berarti tidak
terdapat bakteri didalamnya (slide 8)
Pada media PDA terdapat pertumbuhan jamur yang ditandai dengan warna
keruh tetapi perlu dibuktikan apakah ada pertumbuhan bakteri atau hanya ada
reaksi antara specimen dengan media sehingga timbul kekeruhan (slide 9)
Pembahasan hasil analisis
(slide 8)
Pada media BHI setelah sampel ditambahkan dan diinkubasi pada suhu 37
derajat celcius selama 2 hari, larutan media masih berwarna jernih (tidak
keruh). Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut steril tidak ada bakteri
dengan ditandai larutan tetap jernih dan tidak keruh
(slide 9)
Pada pengamatan hari ke 3, menggunakan petridish dengan media PDA tetap
menunjukkan kekeruhan sehingga dapat disimpulkan bahwa pada specimen
tersebut terdapat pertumbuhan jamur atau tidak steril
Tugas Praktik Mikrobiologi Tentang Phenol Koefisien

Perhitungan pengenceran sampel

Pengenceran Volume Stok (50x) (µL) Volume aquadest steril (µL)


100x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 100 5000 µL – 1000 µL = 4000
V1 = 1 ml µL
= 1000 µL
150x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 150 5000 µL – 1675 µL = 3325
V1 = 1,675 ml µL
= 1675 µL
200x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 200 5000 µL – 1250 µL =
V1 = 1,25 ml 3750µL
= 1250 µL
250x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 250 5000 µL – 1000 µL = 4000
V1 = 1 ml µL
= 1000 µL
300x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 300 5000 µL – 830 µL = 4170 µL
V1 = 0,83 ml
= 830 µL
350x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 350 5000 µL – 830 µL = 4175 µL
V1 = 0,83 ml
= 830 µL
400x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 400 5000 µL – 625 µL = 4375 µL
V1 = 0,625 ml
= 625 µL
450x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 450 5000 µL – 560 µL = 4440 µL
V1 = 0,56 ml
= 560 µL
500x V1 . M1 = V . M2 Volume aquadest yang
100 100 dibutuhkan
V1 . = 5 ml .
50 500 5000 µL – 500 µL = 4500 µL
V1 = 0,5 ml
= 500 µL

Perhitungan koefisien bayclin


( A : B ) +(C : D)
2

( 50:150 )+(100 :200)


2

= 0,42
Nilai PK < 1 = kekuatan desinfeksi lebih rendah dari fenol
Analisis hasil slide 12 dan 13
Pada slide 12 terdapat beberapa tabung untuk penanaman bakteri dalam
media cair yang menunjukkan beberapa hasil antara lain terdapat 1 tabung
yang jernih itu menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri dan diberi tanda
(-) lalu terdapat 2 tabung yang dengan warna keruh yang menunjukkan bahwa
media trsebut terdapat penumbuhan bakteri dan diberi tanda (+)
Pada slide 13
Nilai hasil pengamatan mencerminkan kekuatan desinfektan sampel
dibandingkan dengan fenol
Rangkuman diskusi materi

 Tujuan pemeriksaan fenol yaitu untuk membandingkan aktivitas suatu


produk dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama
 Sterilisasi adalah proses kimia atau fisik yang membunuh semua mikroba
hidup
 Desinfektan adalah zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk maksud
mengurangi atau menghambat pertumbuhan mikroba dan dilakukan
terhadap alat kesehatan
 Antiseptik adalah zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk menghambat
atau membunuh pertumbuhan mikroba dan dilakukan terhadap tangan
manusia
 Desinfeksi adalah proses yang bertujuan untuk menghambat atau
membunuh pertumbuhan mikroba dan dilakukan terhadap benda mati
 Antisepsis adalah proses yang bertujuan untuk menghambat atau
membunuh pertumbuhan mikroba dan dilakukan terhadap jaringan hidup
 Tahap-tahap pemeriksaan koefisien fenol
- Spesimen diencerkan dengan aquadest steril, mulai dari 50x, 100x,
150x, dan seterusnyya sampai 500x. Tiap-tiap pengenceran dibuat 5
ml/tabung
- Kemudian ditetesi kultur S.typhosa didalam nutriboth umur 4 jam
inkubasi 37 derajat celcius selama 48 jam
- Sebagai pembanding digunakan phenol kristal yang dikerjakan sama
seperti langkah diatas
- Untuk pembacaan hasilnya setelah bakteri ditanam di dalam nutri both
selama 5 menit
(+) keruh : ada pertumbuhan bakteri
(-) jernih : tidak ada pertumbuhan bakteri
 Jadi karena hasil PK bayclin 0,42 yang kurang dari 1 maka kekuatan
disinfeksinya lebih rendah dari fenol, sehingga bayclin membutuhkan
konsentrasi yang lebih besar untuk membunuh mikroba dibandingkan
dengan fenol.

Anda mungkin juga menyukai