Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKOLOGI

Nama Mahasiswa : Pramesti kirana putri

Tingkat/Semester : 3/ 5

NIM : 20119036

Tahun : 2021

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI
NILAI
Topik ISOLASI JAMUR (Pengenceran)

Tujuan

1. Untuk mengetahui cara mengisolasi jamur secara pengenceran

10-1 sampai 10-4 dari sampel cair (susu,air).

2. Untuk mengetahui bentuk koloni dan morfologi jamur dari sampel (susu, air, minuman,

makanan, dsb) pada media SGA.

Prinsip Dengan menggunakan pengenceran dari suatu sampel 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4 dapat

diketahui jamur setelah penanaman media.

Alat

- Plate

- Obyek glass

- Cover glas

- Lampu spiritus

- Spatel

- Mikroskop

- Erlenmeyer 100 ml

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Kapas bebas lemak

- Pipet 10 ml

- Pipet 1 ml

- Push ball
Bahan - Media SGA (Saboroud Glukosa Agar)

- Cat LCB (Lactophenol Cotton Blue)

- PZ (NaCl 0,85%) → sebagai pengencer

- Sampel : susu cair, minuman buah vita, air sungai, air ledeng, dsb. (Bila sampelnya berupa

makanan atau bentuk padat → maka dibuat dulu menjadi suatu larutan).

Prosedur

A. Cara Isolasi

1. Disiapkan 1 erlenmeyer 100 ml dan 3 tabung reaksi.

2. Erlenmeyer diisi 90 ml PZ dan 3 tabung reaksi masing-masing diisi 9 ml PZ dan

disterilkan.

3. Disiapkan plate yang sudah disterilkan dan media SGA (dalam bentuk cair).

4. Dipipet 10 ml sampel cair yang akan diteliti (jika sampel dalam bentuk padat/serbuk

sebanyak 10 gram) dan dimasukkan ke erlenmeyer yang berisi 90 ml PZ dan dikocok

(10-1).

5. Dari 10-1 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi I yang berisi 9 ml PZ dan dikocok

(10-2).

6. Dari 10-2 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi II dan dikocok (10-3).

7. Dari 10-3 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi III dan dikocok (10-4).

8. Dari 10-4 diambil 1 ml, dimasukkan ke plate yang sudah disterilkan tadi, kemudian

ditambahkan dengan media SGA cair dan diratakan lalu dibiarkan membeku.

9. Diinkubasi selama 5 - 7 hari.

10. Diamati secara mikroskopis.

B. Cara Pengamatan

1. Obyek glass ditetesi cat LCB 2 tetes.

2. Diambil koloni jamur dengan spatel dan dicampur dengan cat LCB.
3. Ditutup dengan cover glass.

4. Diperiksa pada mikroskop dengan lensa obyektif 10X dan lensa okuler 10X

(pembesaran 100X) dan hasilnya digambar.

Prosedur skematis:

10 ml sampel 1ml 1 ml 1 ml 1 ml dibuang

9 9 9
90 ml ml ml
ml

1 ml

Catatan :

 Apabila sampel sudah berupa larutan maka tidak perlu dibuat cairan lagi → pemeriksaan
langsung.

 Apabila sampel berupa padatan maka harus dibuat larutan dulu dengan aquadest steril.

 Pipet dan alat-alat lainnya yang digunakan untuk membuat larutan harus steril.

 Pengenceran:

Tabung I (10-1) →

Tabung II (10-2) →

Tabung III (10-3) →


Tabung IV (10-4) →

Hasil :

MAKROSKOPIS
 Warna : hijau kekuningan
 Tekstur : bludru
 Konsistensi : Kering

MIKROSKOPIS
 Spora :+
 Jenis spora : konidiospora
 Hifa :+
 Miselium :+
Kesimpulan : pada pemeriksaan isolasi jamur metode Pengenceran pada sample susu cair di
dapatkan jenis jamur penicillium pada pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.
Pembahasan :
Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang termasuk filum
Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di perairan dapat bersifat
menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak senyawa organic komplek
menjadi senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya.
Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh,
asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini
dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi organisme lain
terutama manusia (Wardhana, 2001).
Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Untuk hidupnya jamur
memerlukan zat organik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, serangga dan lain-lain,
kemudian dengan menggunakan enzim zat organik tersebut diubah dan dicerna menjadi zat
anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai makanannya.Sifat inilah yang
menyebabkan kerusakan pada benda dan makanan. Dengan cara yang sama jamur dapat
masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan sehingga dapat menimbulkan penyakit.(Waluyo,
2008).
Penicillium merupakan kapang yang termasuk dalam Eumycetes atau fungi sejati
serta termasuk dalam kelas Deuteromycetes (Fardiaz, 1992). Penicillium memiliki ujung
konidiofor yang tidak melebar melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium.
Kelompok ini meliputi genus yang membentuk konidium dengan struktur yang disebut
penisilius (Rahayu dkk., 1989).
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah hifa bersekat atau bersepta, miselium bercabang,
biasanya tidak berwarna, konidiofora bersekat dan muncul di atas permukaan, berasal dari
hifa di bawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang, kepala spora terbentuk seperti
sapu dengan sterigmata muncul di dalam kelompok, konidium membentuk rantai karena
muncul satu per satu dari sterigmata. Konidium pada waktu masih muda berwarna hijau,
kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan (Fardiaz, 1992).

Daftar pustaka
Samson R.A., Hoekstra E.S. dan Van Oorschot C.A. Introduction To Food Borde Fungi.
Centraalbureau VoorSchimmelcultures. 1981.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John
Wiley and Sons. Sussex, England
Wardhana W.A. Dampak pencemaranlingkungan. ANDI. Yogyakarta.2001.

Anda mungkin juga menyukai