Kelompok dan Individu : Konsekuensi dari Rasa Kepemilikan
Oleh Puri Eka Dewi Fortuna 20/468014/PMU/10620
Baron mengemukakan suatu kumpulan individu dapat disebut sebagai kelompok
apabila memiliki karakteristik status anggota, peran anggota, norma kelompok dan kohesifitas kelompok. Kelompok memiliki 4 kategori yakni kelompok intik (keluarga dan pasangan suami istri), kelompok berorientasi tugas (komite dan kelompok kerja), kategori sosial (wanita, pria), serta yang terakhir hubungan atau asosiasi sosial yang lemah (orang hidup dalam lingkungan yang sama, orang yang menikmati musik klasik). Dalam kelompok terdapat beberapa dinamika yang terjadi terkait dengan kinerja individu. Seperti social facilitation yakni, kecenderungan orang untuk melakukan tugas dengan lebih baik bila tugasnya sederhana dan lebih buruk bila tugasnya kompleks, dalam keadaan hadirnya orang-orang lain dan kinerjanya dievaluasi. Kehadiran orang lain dalam social facilitation membuat kita lebih peduli akan penilaian orang lain terhadap kita, misalnya penilaian orang lain terhadap diri kita baik itu reward maupun punishment akan membuat kita belajar untuk mengevaluasi diri apa saja yang kurang dan apa saja yang sudah kita capai. Social loafing yakni kecenderungan seseorang untuk berkinerja buruk bila tugasnya sederhana, dan sebaliknya berkinerja lebih baik bila tugasnya kompleks, terjadi dalam kondisi hadirnya orang lain dan kinerja mereka secara individu tidak dapat dievaluasi. Social loafing dapat dikatakan berkurangnya usaha atau dorongan individu ketiak ia bekerja dalam kelompok atau secara kolektif, dibandingkan jika ia mengerjakannya secara sendirian. Dinamika lain yang terjadi dalam kelompok adalah kerja sama yang merupakan bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama dipengaruhi oleh timbal balik, orientasi pribadi dan komunikasi. Sementara dinamika lain yang terjadi dalam kelompok adalah konflik, yang merupakan situasi ketidaksesuaian aktivitas, perasaan, tujuan, dan niat di antara pihak-pihak yang ada dalam suatu interaksi. Selain konflik yang terjadi dalam kelompok (intra-kelompok) terdapat pula konflik antar kelompok. Konflik antar kelompok di antara dua kelompok atau lebih terkait pencapaian tujuan masing-masing kelompok yang berbeda. Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi penting di dalam suatu kelompok. Secara umum keputusan di dalam kelompok dapat dibedakan atas 2 jenis yakni 1 keputusan terpogram dan keputusan tidak terprogram. Keputusan terpogram adalah keputusan yangg menyangkut aspek-aspek yang rutin sehingga keputusan tersebut dilakukan berulang-ulang sepanjang hidup kelompok tersebut. Misal, keputusan tentang bahan baku, proses produksi, dsb. Karena menyangkut aspek rutin dan berulang- ulang, keputusan jenis ini biasanya sudah mempunyai kerangka prosedural tentang pengambilan keputusannya. Sementara keputusan tidak terpogram adalah keputusan yang menyangkut hal-hal baru dan belum pernah dilakukan di dalam kelompok yang bersangkutan. Misalnya, pengambilan keputusan pada saat kelompok akan membuka usaha atau kegiatan angg baru.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita