Anda di halaman 1dari 17

TERAPI MODALITAS

SENAM KAKI DIABETIK

Pembimbing : Heri Triwibowo M.Kes

Disusun Oleh :

1. Kotimah 11. Moh Ade Nur A


2. Nikmatul Dwi Latifah 12. Rudhi Adi S
3. Putri Destriyani I 13. Yongki Pranata Adi S
4. Safitri Dwi M 14. Agus Effendy
5. Brenta Yudha S 15. Aprilia Susanti
6. Novian Ardiansyah 16. Risky Octavia Z
7. Irfan Dedhy C 17. Maslachatul Ummah
8. Alexander H 18. Devi Eka
9. Silvana Y A 19. Imron Hamzah
10. Ani Kharisma

PROGAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2015
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi komplementer dan kedokteran alternatif semakin meningkat dan diterima


oleh masyarakat. Di Amerika serikat terapi komplementer dan kedokteran alternative
adalah lingkup yang luas dari sumber penyembuhan yang meliputi system kesehatan,
modalitas dan praktek yang didasari oleh teori dan kepercayaan mereka. Atau secara
sederhana, pengobatan komplementer bisa diartikan metode penyembuhan yang caranya
berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat
kimia dan operasi. Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara
mandiri sebagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan klien dan keluarga dalam hal
pengobatan dan sudah dibuktikan secara riset dampaknya terhadap kesehatan klien.

Terapi komplementer dan alternative adalah terapi dalam ruang lingkup luas
meliputi system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan
teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi
komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan
bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai
single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Saat ini gaya hidup
modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin
menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
jumlah penyakit degeneratif. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit
degenerative tersebut.

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemik


(kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin
ataupun keduanya ( American DiabetesAssosiation , 2003). Diabetes Melitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau
hiperglikemia. Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di
dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat
pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan
(obesitas), dan gaya hidup. Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi
Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami
pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki
diabetes.

Saat ini, penyakit diabetes mellitus (kencing manis) bukan hanya milik kaum
lansia. Semua kalangan usia, mulai balita hingga orang dewasa, juga bisa terjangkit salah
satu jenis sindrom metabolic tersebut. Ada tiga terapi pengobatan penyakit kencing
manis. Yakni, menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes, dan minum obat.
“Namun, obat bukan terapi utama diabetesi”, kata Andri Sumarni, instruktur senam
diabetes dari Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) Unit RSU dr. Soetomo. Karena itu,
diabetesi dianjurkan melakukan senam diabetes secara rutin 3-4 kali seminggu. Rutin
senam terbukti bisa mengontrol kadar gula darah tubuh, agar tak bertambah tinggi. Dari
sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan
sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada
umumnya.selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian pengobatan
diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus
(bagi orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diharapkan salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia lanjut
adalah senam kaki. Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam kaki adalah
memperlancar peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes.untuk itu makalah ini
membahas tentang senam kaki pada pasien diabetes.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dapat memahami dan memperagakan kembali senam kaki pada pasien penderita
diabetes melitus.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu memahami dan menjelaskan pengertian senam kaki.

b. Mampu memahami dan menjelaskan tujuan senam kaki.

c. Mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi senam kaki.

d. Mampu memahami dan menjelaskan hal- hal yang harus dikaji sebelum
senam kaki.

e. Mampu memahami dan melakukan prosedur pelaksanaan dalam senam kaki.

f. Mampu memahami dan menjelaskan hal- hal yang harus dievaluasi setelah
evaluasi senam kaki.

g. Mampu memahami dan menuliskan dokumentasi tindakan senam kaki.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki
diabetes . Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk
mengetahui adanya kelainan kaki secara dini adalah dengan melakukan senam kaki
diabetes , disamping memotong kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, dan
menjaga kebersihan kaki (Soegondo, et al. 2004).

Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti.
Angka amputasi akibat diabetes masih tinggi, sedangkan biaya pengobatan juga sangat
tinggi dan sering tidak terjangkau oleh masyarakat umum. Senam adalah latihan fisik
yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (probosuseno, 2007).

Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang
menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana kebutuhan oksigen masih dapat
dipenuhi tubuh (karim, 2002). Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam
penatalaksanaan penyakit Diabetes Melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik
teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar
dalam pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang dimaksud adalah berjalan, bersepeda
santai, jogging, senam, dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani (PERKENI, 2002).

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986) Ada 3 alasan mengapa orang dengan diabates lebih
tinggi resikonya mengalami masalah kaki yaitu: Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang
menurun (gangguan pembuluh darah) Berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan
saraf) Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi Senam kaki ini sangat dianjurkan
untuk penderita diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropathy di
kaki, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Latihan senam
kaki DM ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki
misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki.
Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau
ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, et al. 2004).

2.2 Tujuan

Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah
memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancer kejaringan
tersebut (Tara, 2003). Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan
dalam 3rd National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan dari neuropathy sensorik
seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di kaki. Manfaat dari senam kaki DM yang
lain adalah dapat memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha ( gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasi keterbatasan gerak sendi (Soegondo, et al. 2004).

Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM untuk
meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat lebih
banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan
aktif (Soegondo, et al. 2004). Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima nutrisi dan
oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf (Guyton & Hall, 2006). Soegondo,
et al. (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat membuat
otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka.
Masuknya ion positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf (Guyton &
Hall,2006). Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah :
a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperkuat otot-otot kecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

2.3 Indikasi dan Kontraindikasi

1. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe
1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes
Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.

2. Kontraindikasi

a. Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.

b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

2.4 Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan

a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien

b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan

c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)

d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/ mood, motivasi)


2.5 Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan Alat : 2 kertas Koran, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk),
hanskun.

2. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki

3. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga privacy
pasien

4. Prosedur Pelaksanaan :

a. Perawat cuci tangan

b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai.

Gambar 1. Pasien duduk di atas kursi

c. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
Gambar 2. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas

d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat

e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas

f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai

g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.

i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan


pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
Gerakan ini sama dengan posisi tidur.

Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat

l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja

 Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.


 Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
 Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
 Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
Gambar 7. Membentuk kertas koran

F. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan

a. Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki

b. Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki

c. Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara mandiri


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Senam kaki diabetic adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian
kaki yang memiliki tujuan memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil,
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha,
mengatasi keterbatasan gerak sendi. Untuk itu penderita diabetes mellitus di anjurkan untuk
melakukan senam kaki. Peran kita sebagai perawat adalah membimbing klien untuk
melakukan senam kaki agar klien dapat melakukan senam kaki secara mandiri.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah yang
kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI

Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Sumosardjuno. 1996. Manfaat dan macam olahraga bagi penderita diabetes mellitus. Jakarta :
EGC
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai