Anda di halaman 1dari 3

STANDAR

PROSEDUR SKRINING PASIEN


OPERASIONAL
Disahkan Oleh
Direktur RSUD Morowali

Tanggal terbit :

RSUD MOROWALI 04 September 2017


Dr. Sandra Susanty, MARS
NIP 19650611 200012 2 001
PENGERTIAN Skrining pasien adalah upaya untuk mendapatkan informasi
kesesuaian kebutuhan dan kondisi pasien dengan misi dan
sumber daya yang ada di Rumah Sakit pada kontak pertama
dengan pasien.
TUJUAN 1. Memilah pasien yang dapat dipenuhi kebutuhannya di RSUD
Morowali.
2. Mencocokkan kebutuhan pasien dengan layanan yang ada di
RSUD Morowali.
3. Mengidentifikasi dan memprioritaskan layanan yang
dibutuhkan oleh pasien.
KEBIJAKAN 1. Proses skrining dilakukan melalui kriteria triase, evaluasi
visual, pemeriksaan fisik, atau dari hasil-hasil pemeriksaan
sebelumnya (pemeriksaan fisik, psikologi, dan laboratorium
klinis atau evaluasi pencitraan diagnostik).
2. Skrining dapat dilakukan pada : tempat sebelum pasien
dirujuk, pada saat pasien dalam perjalanan atau pada saat
pasien sudah datang ke Rumah Sakit.
3. Jika proses skrining pada point 1 belum bisa diputuskan apakah
pasien dirawat inap, dirujuk atau dipulangkan maka, dilakukan
pemeriksaan penunjang sesuai keputusan dokter yang
menangani pasien tersebut berdasar kondisi klinisnya.
4. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan dapat berupa
pemeriksaan laboratorium klinik, mikrobiologi, patologi
anatomi, radiologi, atau pemeriksaan penunjang lain. Hasil
pemeriksaan penunjang tersebut harus disampaikan pada
dokter yang menangani pasien agar dapat dibuat keputusan
hasil skrining.
5. Rumah Sakit tidak memerlukan pemeriksaan khusus (spesifik)
dalam proses skrining untuk dapat menerima pasien di Rumah
Sakit.
6. Dari evaluasi hasil skrining, ditentukan apakah kebutuhan dan
kondisi pasien sesuai dengan misi dan sumber daya yang ada di
Rumah Sakit sehingga dapat diterima sebagai pasien Rumah
Sakit atau pasien harus di transfer dan dirujuk pada Rumah
sakit lain.
PELAKSANA PROSEDUR
A. Skrining Pasien Gawat Darurat
PETUGAS TRIASE 1. Lakukan skrining cepat dengan prosedur triase sesuai
Panduan Triase.
2. Setelah keadaan kegawatdaruratannya teratasi, lakukan
prosedur skrining sesuai Skrining Pasien Tidak Gawat
Darurat sesuai point B di bawah ini.
3. Jika diperlukan, lakukan observasi selama waktu tertentu
berdasarkan kondisi klinis pasien sesuai SPO Observasi
Pasien di Instalasi Gawat Darurat.
PERAWAT /
DOKTER B. Skrining Pasien Tidak Gawat Darurat
1. Lakukan anamnesis singkat untuk menggali kebutuhan
pasien.
2. Lakukan evaluasi visual untuk menilai keadaan umum
pasien.
3. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai keluhan dan gejala
penyakit.
4. Tanyakan dan cermati hasil-hasil pemeriksaan yang
sudah ada, jika ada (fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang sebelumnya).
5. Lakukan analisis hasil point 1 s/d 4 di atas dan tentukan
apakah pasien bisa diberikan pelayanan di RSUD
Morowali atau tidak.
6. Jika dari point 1 s/d 4 di atas belum bisa ditentukan
apakah pasien bisa dilayani di RSUD Morowali atau tidak,
maka rencanakan pemeriksaan penunjang sesuai kondisi
klinis pasien.
7. Setelah hasil pemeriksaan penunjang tersedia, sampaikan
hasil pemeriksaan penunjang tersebut kepada DPJP (sesuai
SPO Komunikasi Efektif).
8. Tentukan apakah RSUD Morowali dapat memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan pasien tersebut atau tidak.
9. Jika pasien dapat dilayanan RSUD Morowali, tentukan
prioritas kebutuhan pasien apakah berhubungan dengan
layanan preventif, kuratif, rehabilitatif, ataukah paliatif,
lalu arahkan perawatan pasien sesuai prioritas kebutuhan
tersebut.
10. Jika RSUD Morowali tidak bisa merawat pasien tersebut,
persiapkan untuk dilakukan transfer ke Rumah sakit lain
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien tersebut sesuai
SPO Merujuk Pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai