5803 12968 2 PB
5803 12968 2 PB
Zulyazaini1, Dasrul2, Sri Wahyuni2, Muslim Akmal2, dan Mohd. Agus Nashri Abdullah3
1
Program Studi Magister Kesmavet, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
2
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
3
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk konsentrasi 1194 ± 4,80 × 106sp/ml, persentase
menentukan karakteristik dan komposisi plasma motilitas 77,28 ± 3,17 % dan abnormalitas 5,98 ±
semen sapi Aceh. Sampel semen dikoleksi dari 2 1,77%. Plasma seminalis semen segar sapi Aceh
ekor sapi Aceh jantan sehat berumur 3,0-3,5 tahun mengandung protein total sebanyak 1,51 ± 0,21
menggunakan vagina buatan. Koleksi semen g/100ml, Kalium 75,80 ± 22,63 mg/100 ml dan
dilakukan satu kali dalam seminggu selama enam Magnesium 32,30 ± 17,64 mg/100 ml lebih tinggi,
minggu. Evaluasi karakteristik semen meliputi tetapi Natrium 170,00 ± 81,60 mg/100 ml; kalsium
volume, warna, konsistensi, pH, konsentrasi 40,00 ± 12,76 mg/100 ml, Fosfor 16,70 ± 6,17
spermatozoa, motilitas, viabilitas, abnormalitas mg/100 ml, dan Mangan 7,08 ± 2,48 mg/100 ml
spermatozoa dan komposisi kimia plasma semen. lebih rendah dibandingkan dengan sapi potong.
Data kualitas dan komposisi kimia plasma semen Secara umum kuantitas dan komposisi plasma
yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil seminalis semen sapi Aceh yang dihasilkan cukup
penelitian menunjukkan semen segar sapi Aceh baik, dan memenuhi syarat untuk diproses sebagai
memiliki volume 3,82 ± 0,47 ml, warna krem semen beku.
keputihan, konsistensi kental, pH 6,84 ± 0,17,
Kata kunci : Sapi Aceh, Kualitas semen, komposisi plasma semen,
ABSTRACT This study aim were to determine volume, beige whitish color, thick consistency, 6.84
characteristics and composition of semen plasma ± 0.17 pH, 1194 ± 4.80×106 sp/ml sperm
Aceh cattle. Semen samples were collected from concentration, 77.28 ± 3.17% motility and 5.98 ±
two healthy Aceh bulls that aged from 3.0 to 3.5 1.77% abnormal spermatozoa. Plasma seminalis
year. Samples were yielded by using an artificial fresh semen of Aceh Cattle contained 1,51 ± 0,21
vagina. Samples collecting were conducted once a g/100ml total protein; 75,80 ± 22,63 mg/100ml
week for six consecutive weeks. The evaluation of potassium and 32,30 ± 17,64 mg/100ml magnesium
semen characteristics includes volume, color, higher than the heifer, but 170,00 ± 81,60
consistency, pH, sperm concentration, motility, mg/100ml sodium; 40,00 ± 12,76 mg/100ml
viability, abnormal spermatozoa and seminal calcium, 16,70 ± 6,17 mg/100ml fosfor, and 7,08 ±
plasma chemical composition. Data of semen 2,48 mg/100ml mangan lower. It was concluded
quality and chemical composition of seminal that quality and composition of seminal plasma
plasma were analyzed descriptively. The evaluation Aceh cattle semen could be made as frozen semen.
showed that Aceh Cattle semen had 3.82 ± 0.47 ml
Keywords: Aceh cattle, the composition of the semen plasma, quality semen,
2016 Agripet : Vol (16) No. 2 : 121-130
Karakteristik Semen dan Komposisi Kimia Plasma Seminalis Sapi Aceh yang Dipelihara Di BIBD Saree Aceh Besar (drh. Zulyzaini, et al)
122
bahan makanan dalam bentuk konsentrat dan diperoleh dianalisis komposisi kimia
hijauan pakan ternak. Pemberian konsentrat plasmanya meliputi kandungan protein total
berkisar antara 3,0 kg/ekor/hari, sedangkan dengan metode Kjehdal, dan kandungan
hijauan pakan berupa rumput dengan jumlah mineral Na, K, Ca, Mg, Cl, Cu, Mn, Se dan Zn
pemberian berkisar antara 20-25 kg dilakukan dengan metode analitycal absorbent
segar/ekor/hari. Pemberian pakan konsentrat specthrophotometry. Data karakteristik kualitas
dilakukan pada waktu pagi hari, sedangkan semen dan komposisi kimia plasma seminalis
hijauan pakan ternak diberikan pada waktu sapi Aceh yang diperoleh dianalisis dengan
siang dan sore hari. Pemberian air minum cara deskriptif (Steel dan Torrie, 1990).
secara ad libitum.
Penampungan semen dilakukan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
dua ekor sapi Aceh jantan berumur 3,0-3,5
tahun dengan menggunakan vagina buatan Karakteristik Kualitas Semen Segar Sapi
yang bertemperatur 42-45oC satu kali setiap Aceh
minggu selama enam minggu. Semen hasil Sebagai dasar untuk menentukan
penampungan dibawa ke laboratorium untuk kelayakan semen segar untuk diproses lebih
dievaluasi karakteristik semen dan komposisi lanjut adalah hasil evaluasi kualitas semen
kimia plasma semen. Pengamatan karakteristik awal. Penilaian kualitas semen segar yang
semen dilakukan secara makroskopis (volume, dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam
warna, bau, pH dan konsistensi) dan secara dua kategori, yaitu kualitas secara makroskopis
mikroskopis (gerakan massa, konsentrasi, yang meliputi volume, warna, konsistensi, serta
persentase motilitas, spermatozoa hidup, pH semen dan kualitas secara mikroskopis
abnormalitas). Gerakan massa dilihat dengan yang meliputi perhitungan gerakan massa,
menggunakan mikroskop pada pembesaran 100 konsentrasi, persentase motilitas, spermatozoa
kali. Kriteria penilaian dengan melihat aktivitas hidup dan abnormalitas spermatozoa. Hasil
gerakan massa berupa gelombang dimana penilaian kualitas semen sapi Aceh dapat
cepat berpindah mendapat nilai +++, sedang dilihat pada Tabel 1.
mendapat nilai ++ dan kurang dengan nilai +.
Tabel 1. Karakteristik Kualitas Semen Segar Sapi Aceh.
Motilitas diamati dengan menggunakan Parameter Hasil Pengamatan
mikroskop pada pembesaran 400 kali. A. Makroskopis
Volume (ml) 3,82 ± 0,47
Penilaian motilitas berdasarkan banyaknya Warna Krem keputih-putihan
sperma motil progresif dibanding yang tidak Konsistensi Kental
bergerak. Evaluasi konsentrasi spermatozoa Gerak massa +++
pH 6,84 ± 0,17
digunakan alat haemositometer dengan kamar B. Mikroskopis
hitung Neubauer dimana konsentrasi diperoleh Motilitas (%) 77,28 ± 3,17
Konsentrasi (106/ ml) 1194,00± 52,25
dengan menghitung jumlah spermatozoa yang Persentase spermatozoa hidup (%) 86,76 ± 2.87
terdapat dalam kotak kecil sebanyak 5 buah Abnormalitas (%) 5,98 ± 1,77
Integritas Membran (%) 88,57 ± 1,26
lalu dikalikan 107. Persentase spermatozoaa
hidup dihitung melalui pewarnaan diferensial
Volume semen
yaitu eosin dimana zat warna tersebut akan
Rata-rata volume semen sapi Aceh yang
mewarnai spermatozoa yang mati menjadi
diperoleh pada penelitian ini adalah 3,82 ±
merah atau merah muda sedangkan
0,47ml, dengan kisaran antara 2,80-4,50 ml.
spermatozoa hidup tidak berwarna.
Rata-rata volume semen sapi Aceh yang
Pemeriksaan komposisi kimia plasma
diperoleh pada penelitian lebih rendah
semen dilakukan di Laboratorium Balai
dibandingkan pada sapi brahman umur 3,5
Penelitian Ternak Kementerian Pertanian
tahun yakni 4,72 ± 1,82 ml (Kuswahyuni,
Ciawi Bogor. Sebanyak 2 cc sampel semen
2000), pada sapi bali umur 3,5 tahun adalah 4,5
dipisahkan plasma seminalisnya dengan cara
± 2,3 ml (Ratnawati et al., 2008), pada sapi
sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm
Limousin berumur 3 tahun adalah 5,2 ± 1,2 ml
selama 10 menit. Plasma seminalis yang
(Aminasari,2009), dan sapi simmental yang
Karakteristik Semen dan Komposisi Kimia Plasma Seminalis Sapi Aceh yang Dipelihara Di BIBD Saree Aceh Besar (drh. Zulyzaini, et al)
124
semen. Hasil pengamatan rata-rata konsentrasi menemukan persentase motilitas spermatozoa
spermatozoa sapi Aceh yang diperoleh pada sapi bali di Indonesia adalah sebesar 74,50 ±
penelitian ini adalah sebesar 1194,00 ± 52,25 3,69 %. Perbedaan hasil ini kemungkinan
×106 sperma/ml, dengan kisaran antara 1120- disebabkan oleh perbedaan spesies, umur,
1260×106 sperma/ml. Rata-rata konsentrasi pakan, frekuensi penampungan, teknik
spermatozoa sapi Aceh yang diperoleh pada penampungan dan manajemen pemeliharaan
penelitian ini relatif sama dengan konsentrasi (Hafez, 2004).
spermatozoa sapi Limousine sebesar 1153,64 ±
127,50 × 106/ml dan sapi Simmental sebesar Spermatozoa hidup Sapi Aceh
1129,75 ± 180,99 × 106 sperma/ml (Sukmawati Rata-rata persentase spermatozoa hidup
et al., 2014). Namun lebih rendah semen segar sapi Aceh pada penelitian ini
dibandingkan dengan konsentrasi spermatozoa adalah 86,76 ± 2.87% dengan kisaran antara
sapi Brahman sebesar 1475,34 ± 203,23 × 106 81,40 sampai 91,00 %. Hasil ini relatif sama
sperma/ml (Kuswahyuni, 2000), sapi bali dengan yang dilaporkan oleh Ratnawati et al.
sebesar 1340,28 ± 447,85 × 106 sperma/ml (2008) dimana rataan persentase hidup
(Arifiantini et al., 2006) dan sapi pesisir spermatozoa sapi bali adalah 88,03 ± 3,07 %,
sebesar 1887,5 ± 692,2 × 106 sperma/ml namun lebih rendah dibandingkan dengan yang
(Apriyanti, 2012). Perbedaan konsentrasi dilaporkan
spermatozoa antar pejantan diduga disebabkan Sukmawati (2014) persentase
karena kualitas genetik pada masing-masing spermatozoa hidup sapi Limousin yakni
pejantan (Situmorang, 2002). Konsentrasi 94,08%. Nilai persentase spermatozoa hidup
spermatozoa dipengaruhi oleh umur pejantan lebih tinggi dari persentase motilitas,
dan mempunyai kecenderungan untuk dikarenakan bahwa spermatozoa yang hidup
meningkat seiring dengan meningkatnya umur tidak motil progresif, tetapi sebenarnya masih
sampai 22 bulan (Mathevon et al., 1998). hidup sehingga tidak terpapar pada saat fiksasi.
Selain itu produksi spermatozoa tergantung
pada jumlah jaringan aktif testis, yang Abnormalitas Spermatozoa
sebaliknya tergantung pada besar badan Abnormalitas spermatozoa adalah
(Garner dan Hafez, 2000). merupakan kelainan fisik dari spermatozoa
yang terjadi karena pada saat proses
Motilitas Spermatozoa pembentukan spermatozoa dalam tubuli
Motilitas atau daya gerak progresif seminiferi maupun karena proses perjalanan
spermatozoa sesudah ejakulasi selalu spermatozoa melalui saluran-saluran organ
digunakan sebagai pegangan yang termudah kelamin jantan. Rata-rata persentase
dalam penilaian kualitas semen untuk bisa spermatozoa abnormal dari semen segar sapi
diproses lebih lanjut. Motilitas spermatozoa ini Aceh yang diperoleh pada penelitian ini adalah
mempunyai peranan yang penting untuk 5,98 ± 1,77% berkisar antara 3,52 % sampai
keberhasilan fertilisasi. Motilitas spermatozoa 8,40 %. Persentase abnormalitas spermatozoa
untuk masing-masing spesies berbeda dan yang diperoleh pada penelitian ini relative
bervariasi sesuai dengan frekuensi ejakulat, lebih tinggi dibandingkan dengan pada sapi
kondisi medium dan suhu lingkungan limousine diperoleh persentase abnormalitas
(Toelihere, 1985). Rata-rata persentase 4,33 ± 1,2 % (Aminasari, 2009), namun relatif
motilitas spermatozoa semen segar sapi Aceh sama dengan persentase spermatozoa abnormal
yang diperoleh adalah 77,28 ± 3,17 % dengan sapi bali yang dipelihara di Indonesia adalah
kisaran 72,70 sampai 81,30 %. Hasil ini lebih sebesar 6,56 ± 3,05 % (Ratnawati et al.,2008).
tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Abnormalitas sel spermatozoa dapat
Turyan (2005) yang melaporkan bahwa Sapi terjadi pada saat pembentukan spermatozoa
Limousin mempunyai rata-rata persentase dan penanganan semen setelah ejakulasi.
motilitas spermatozoa adalah 76 ± 0,05% dan Abnormalitas yang disebabkan oleh
yang dilaporkan Dewi et al. (2012) yang pembentukan spermatozoa dikatakan
Karakteristik Semen dan Komposisi Kimia Plasma Seminalis Sapi Aceh yang Dipelihara Di BIBD Saree Aceh Besar (drh. Zulyzaini, et al)
126
betina selama ejakulasi, sebagai medium rendah dari semen sapi potong yaitu 225
penyangga dan kaya akan makanan yang mg/100ml (Garner and Hafez, 2000) dan
penting untuk hidup spermatozoa setelah plasma semen anoa yaitu 547,55 mg/100ml
deposisi ke traktus reproduksi betina (Yudi et al., 2011) serta pada plasma semen
(Partodiharjo, 1982). Hasil pemeriksaan kerbau sebesar 258,58 ± 13,65 mg/100ml
komposisi kimia plasma semen sapi Aceh, (Sansone et al., 2000). Sedangkan rata-rata
serta plasma semen sapi potong dan anoa kandungan mineral kalsium (Ca) yang
sebagai pembanding dapat dilihat pada Tabel ditemukan pada semen sapi Aceh adalah 40,00
3. ± 12,76mg/100 ml, lebih rendah dari plasma
semen sapi potong 155 ± 6 mg/100m (Garner
Tabel 3. Komposisi Kimia Plasma Semen Sapi Aceh dan Plasma Semen
Sapi Potong dan Anoa Sebagai Pembanding
dan Hafez, 2000), plasma semen kerbau yaitu
Jenis Hewan
154,83 ± 3,27 mg/100ml, dan plasma semen
Komposisi Kimia anoa 61,77 mg/100ml. Mineral Na dan Ca
Plasma Sapi
Sapi Aceh
Potong
Anoa merupakan unsur penting mineral anorganik
Total Protein (g/100ml) 1,51 ± 0,21 0,68 1,75 dalam plasma dan berbentuk sebagai kation-
- Natrium 170,00 ± 81,60 225 547,55 kation dalam plasma. Berdasarkan fungsinya,
(mg/100ml)
- Kalsium 40,00 ± 12,76 155 61,77 Na dan Ca berperan menjaga integritas
(mg/100ml)
- Kalium 75,80 ± 22,63 40 115,25
fungsional membran plasma spermatozoa dan
(mg/100ml) menjaga tekanan osmotik serta membantu
- Fosfor 16,70 ± 6,17 - -
(mg/100ml) aktivitas membran spermatozoa (Garner dan
- Magnesium 32,30 ± 17,64 8 168,49 Hafez, 2000). Ion Na dan Ca juga berpengaruh
(mg/100ml)
- Mangan 7,08 ± 2,48 - 0,21 penting pada fisiologis spermatozoa termasuk
(mg/100ml) motilitas, metabolisme, reaksi akrosom dan
- Ferrum 0,79 ± 0,63 - -
(mg/100ml) fertilisasi. Pemasukan Ca akan mengaktivasi
adenylate cyclase yang selanjutnya akan
Dari tabel di atas terlihat bahwa menyebabkan tingginya kadar cAMP
komponen kimia plasma semen sapi Aceh intraselluler, kemudian akan menginduksi
terdiri dari protein total dan beberapa mineral hyperaktivasi motilitas spermatozoa. Jika Ca
seperti natrium, kalsium, kalium, fosfor, dalam kadar standar dan kenaikan konsentrasi
magnesium, mangan dan ferrum. Kadar total Ca intraselluler tidak terjadi sehingga kadar
protein plasma semen sapi Aceh adalah 1,51 ± cAMP tidak naik maka spermatozoa akan
0,21 g/100 ml, lebih tinggi dibandingkan gagal untuk meningkatkan motilitasnya (Hafez,
dengan plasma semen sapi potong yaitu 0,68 2007).
g/100 ml (Garner and Hafez, 2000) dan Selain Na dan Ca, pada plasma semen
kambing PE sebesar 1,25 g/100ml (Tambing et sapi Aceh juga ditemukan mineral lain seperti
al., 2001), namun lebih rendah dibandingkan kalium, magnesium, mangan dan fosfor dalam
dengan pada anoa yaitu 1,75 g/100 ml (Yudi et jumlah relatif sedikit. Rata-rata kandungan
al., 2011), dan kerbau yaitu 2,86 ± 0,14 kalium (K), magnesium (Mg), mangan (Mn)
g/100ml (Sansone et al., 2000). dan fosfor (P) dalam plasma semen sapi Aceh
Protein plasma semen terutama berturut-turut adalah 75,80 ± 22,63mg/100 ml,
berperan dalam menjaga viabilitas spermatozoa 32,30 ± 17,64 mg/100 ml, 7,08 ± 2,48 mg/100
dan proses fertilisasi (Stzezeck et al., 2002), ml dan 16,70 ± 6,17mg/100 ml. Kandungan K,
serta menstabilkan membran sampai terjadi Mg, Mn dan P yang ditemukan pada plasma
reaksi kapasitasi dan reaksi akrosom (Barrios semen sapi Aceh berbeda dengan yang
et al., 2000). ditemukan pada plasma semen sapi potong
Rata-rata kandungan mineral natrium (Garner dan Hafez, 2004), plasma semen
(Na) yang ditemukan pada plasma semen segar kerbau (Sansone et al., 2000) dan plasma
sapi Aceh adalah 170,00 ± 81,60 mg/100 ml, semen anoa (Yudi et al., 2011). Adanya
lebih tinggi dari semen kambing yaitu 121,5 perbedaan kandungan mineral plasma semen
mg/100ml (Tambing et al., 2001), namun lebih ini kemungkinan disebabkan antara lain oleh
Affandhy, L., W.C. Pratiwi, dan D. Ratnawati. Dewi, A.S., Y.S. Ondho, dan E. Kurnianto.
2009. Kualitas semen pejantan sapi 2012. Kualitas semen berdasarkan umur
peranakan ongole dengan perlakuan pada sapi jantan jawa. Anim. Agricult. J.
pemberian suplemen berbeda. Loka 1(2):126-133
Penelitian Sapi Potong, Semarang Diskeswannak Aceh, 2011. Profil sapi Aceh,
Afiati. F, Yulnawati, M. Riyadi, R.I. Banda Aceh
Arifiantini. 2015. Abnormalitas Diskeswannak Aceh, 2016. Laporan Tahunan
spermatozoa domba dengan frekuensi Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan
penampungan berbeda. Prosseding Propinsi Daerah Istimewa Aceh
Seminar Nasional Masy biodiv indon 1.
932 (4): 930-934, Juli 2015 Eghbali, M., S.M. Alavi-Shoushtari and S.
Asri-Rezaii. (2008). Effects of copper
Al-Makhzoomi A, Lundeheim N, Haard M, and superoxyde dismutase content of
Rodriguez-Martinez H. 2008. Sperm seminal plasma on buffalo semen
morphology and fertility of progeny- characteristics. Pak. J. Biol. Sci. 11:
tested AI dairy bull in Sweden. 1964-1968.
Theriogenology 70: 682-691.
Garner, D.L. and E.S.E. Hafez. (2000).
Arifiantini, R.I., T. Wresdiyati, dan E.F. Spermatozoa and Seminal Plasma. In
Retnani. 2006. Kaji banding morfologi Reproduction in Farm Animal. 7th ed.,
spermatozoa sapi bali (Bos sondaicus) E.S.E. Hafez (ed). Lea and Febiger
menggunakan pewarnaan Williams, Publishing, Philadelphia.
Karakteristik Semen dan Komposisi Kimia Plasma Seminalis Sapi Aceh yang Dipelihara Di BIBD Saree Aceh Besar (drh. Zulyzaini, et al)
128
Gunawan. 1998. Upaya Peningkatan Mutu sapi potong. Agroscientiae Volume 19
Genetik Sapi Aceh. Pidato Pengukuhan Nomor 2 Hal. 79-85
dalam Jabatan Guru Besar Tetap
Sansone G., M.J.F. Nastri and A. Fabrochini.
Fakultas Pertanian Universitas Syiah
2000. Storage of buffalo (Bubalus
Kuala. Disampaikan pada Rapat Senat
bubalis) semen. Anim. Reprod. Sci. 62:
Terbuka Universitas Syiah Kuala, Sabtu
55-76.
28 Maret 1998, Banda Aceh.
Salisbury. G. W, Vandemark. N. L,. Djanuar.
Hafez, E. S. E. (2004). Reproduction in Farm
R. (1985). Fisiologi Reproduksi dan
Animals. 7 th Ed. Lea & Febiger.
Inseminasi Buatan Pada Sapi, Gajah
Philadelphia. P: 385-393. 394-398.
Mada Universitas Press, Jogjakarta.
Kuswahyuni, I. S. 2009. Pengaruh Lingkar
Situmorang, P. 2002. The Effects of Inclusion
Scrotum dan Volume Testis Terhadap
of Exogenous PhospolipidInTris-
Volume Semen dan Konsentrasi
Diluent Containing A Diferent Level of
Sperma Pejantan Simmental, Limousin
Egg Yolk on the Viability of Bull
dan Brahman. Proseding Seminar
Spermatozoa. Pusat Penelitian dan
Nasional Teknologi Peternakan dan
Pengembangan Peternakan dan Badan
Veteriner. Hal. 157-162. Fakultas
Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Peternakan Universitas Diponegoro,
Bogor 7 (3) : 131-187
Semarang.
Steel, R.G.D and Torrie, (1990). Prinsip dan
Lestari, S., D.M. Saleh. dan Maidaswar. 2013.
prosedur statistika suatu
Profil kualitas semen segar sapi pejantan
pendekatan biometrik. Alih bahasa
limousin dengan umur yang berbeda di
Bambang Sumantri, PT. Gramedia
balai inseminasi buatan lembang jawa
Pustaka Utama; Jakarta.
barat. Jurnal Ilmiah Peternakan., 1(3):
1165-1172. Stzezeck, J., F. Saizcidnha, P. Wysocki, A.
Tyszkiewiezs and M. Jastrzebski.
Mathevon, M., M. Buhr and J.C.M. Dekkers.
(2002). Seminal plasma protein as
1998. Environmental, management and
marker of biological value of boar
genetic factors affecting semen
semen. Anim. Sci. Paper Reports 20:
production in holstein bulls. Journal
255-266.
Dairy Science. 81:3321-3330.
Söderquist, L., L. Janson., M. Haard. Dan S.
Melita, D., Dasrul M. adam. 2014. Pengaruh
Einarsson. 1996. Influence of season,
Umur Pejantan Dan Frekuensi Ejakulasi
age, breed and some other factors on the
Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi
variation in sperm morphological
Aceh. Med vet. J. 8 (1): ISSN 0853-
abnormalities in swedish dairy A.I.
1943
bulls. Anim Repro Sci., 44: 91-98.
Partodihardjo, S. (1992). Ilmu Reproduksi
Sukmawati E, R. I. Arifiantini, B. Purwantara.
Hewan. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
2014. Daya Tahan Spermatozoa
Ratnawati, D., L. Affandhy, W.C. Pratiwi, dan terhadap Proses Pembekuan pada
P.W. Prihandini. 2008. Pengaruh Berbagai Jenis Sapi Pejantan Unggul
pemberian suplemen tradisional terhadap JITV 19(3): 168-175.
kualitas semen pejantan sapi bali. Loka
Tambing, S. N., Toelihere, M. R., Yusuf, T. L.,
Penelitian Sapi Potong. Semarang
Purwantara, T., Sutama, I. K., dan
Riyadhi, M., R. Iis Arifiantini, Bambang Situmorang, P. Z. 2001. Pengaruh
Purwantara. 2012. Korelasi morfologi Frekuensi Ejakulasi Terhadap
abnormalitas primer spermatozoa Karakteristik Semen Segar dan
terhadap umur pada beberapa bangsa
Karakteristik Semen dan Komposisi Kimia Plasma Seminalis Sapi Aceh yang Dipelihara Di BIBD Saree Aceh Besar (drh. Zulyzaini, et al)
130