23 Yoga Mahendra 21801021115 Filsafat D
23 Yoga Mahendra 21801021115 Filsafat D
Dosen Pengampuh :
Oleh :
Fakultas Hukum
2021
Daftar isi
Contents
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
2.1 TEORI KEADILAN................................................................................................................................4
Teori Keadilan Aristoteles........................................................................................................................5
Teori Keadilan John Rawls.......................................................................................................................6
Teori Keadilan Roscoe Pound..................................................................................................................8
Teori Keadilan Plato.................................................................................................................................8
Teori Keadilan Hans Kelsen......................................................................................................................8
Hukum dan Keadilan................................................................................................................................9
2.2 MACAM-MACAM KEADILAN...........................................................................................................11
2.3 HAKIKAT KEADILAN.........................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................14
Penutupan.................................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................14
3.2 SARAN..............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Teori keadilan
2. macam-macam keadilan
3. Hakikat Keadilan
BAB II
PEMBAHASAN
Tentang rumusan keadilan ini ada dua pendapat yang dasar yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut:
a) Pandangan kaum awami (pendapat awam) yang pada dasarnya merumuskan bahwa
yang dimaksudkan dengan keadilan itu ialah keserasian antara penggunaan hak dan
pelaksanaan kewajiban selaras dengan dalil” neraca hukum “yakni “takaran hak dan
kewajiban”
b) Pandangan para ahli hukum (Purnadi Purbacaraka ) yang pada dasarnya merumuskan
bahwa keadilan itu adalah keserasian antara kepastian hukum dan kesebandingan hukum.
2 Teori hukum alam sejak Socrates hingga Francois Geny, tetap mempertahankan
keadilan sebagai mahkota hukum. Teori hukum alam mengutamakan “the search for
justice”. Terdapat macam-macam teori mengenahi keadilan dan masyarakat yang adil.
Teoriteori ini menyangkut hak dan kebebasan, peluang kekuasaan, pendapatan dan
kemakmuran. Di antara teori-teori tersebut dapat disebut: teori keadilan Aristoteles dalam
bukunya nicomachean ethics dan teori keadilan sosial John Rawl dalam bukunya a theory
of justice.
Teori Keadilan Aristoteles
Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartiakan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.
Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,
maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan
pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti tidak keadilan.1
Keadilan Komulatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa
yang dilakukannya, yakni setiap orang mendapat haknya.
1
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1997/1643
2
https://rahmanjambi43.wordpress.com/2015/02/06/makalah-teori-keadilan/
Rawls mempercayai bahwa struktur masyarakat ideal yang adil adalah struktur
dasar masyarakat yang asli dimana hak-hak dasar, kebebasan, kekuasaan, kewibawaan,
kesempatan, pendapatan, dan kesejahteraan terpenuhi. Kategori struktur masyarakat ideal
ini digunakan untuk:
1. menilai apakah institusi-institusi sosial yang ada telah adil atau tidak
Ada tiga syarat suapaya manusia dapat sampai pada posisi asli, yaitu:
1. Diandaikan bahwa tidak diketahui, manakah posisi yang akan diraih seorang
pribadi tertentu di kemudian hari. Tidak diketahui manakah bakatnya,
intelegensinya, kesehatannya, kekayaannya, dan aspek sosial yang lain.
3. Diandaikan bahwa tiap-tiap orang suka mengejar kepentingan individu dan baru
kemudian kepentingan umum. Ini adalah kecenderungan alami manusia yang
harus diperhatikan dalam menemukan prinsip-prinsip keadilan.
2. Prinsip ketidaksamaan yang digunakan untuk keuntungan bagi yang paling lemah.
Prinsip ini merupakan gabungan dari prinsip perbedaan dan persamaan yang adil atas
kesempatan.
Secara keseluruhan berarti ada tiga prinsip untuk mencari keadilan, yaitu:
2. perbedaan
Asumsi pertama yang digunakan adalah hasrat alami manusia untuk mencapai
kepentingannya terlebih dahulu baru kemudian kepentingan umum. Hasrat ini adalah
untuk mencapai kebahagiaan yang juga merupakan ukuran pencapaian keadilan. Maka
harus ada kebebasan untuk memenuhi kepentingan ini. Namun realitas masyarakat
menunjukan bahwa kebebasan tidak dapat sepenuhnya terwujud karena adanya
perbedaan kondisi dalam masyarakat. Perbedaan ini menjadi dasar untuk memberikan
keuntungan bagi mereka yang lemah. Apabila sudah ada persamaan derajat, maka semua
harus memperoleh kesempatan yang sama untuk memenuhi kepentingannya. Walaupun
nantinya memunculkan perbedaan, bukan suatu masalah asalkan dicapai berdasarkan
kesepakatan dan titik berangkat yang sama.
a) Pemilahan kelas-kelas yang tegas; misalnya kelas penguasa yang diisi oleh para
penggembala dan anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas dengan domba
manusia.
b) Identifikasi takdir negara dengan takdir kelas penguasanya; perhatian khusus
terhadap kelas ini dan persatuannya; dan kepatuhan pada persatuannya, aturan-
aturan yang rigid bagi pemeliharaan dan pendidikan kelas ini, dan pengawasan
yang ketat serta kolektivisasi kepentingan-kepentingan anggotanya3.
Sebagai aliran posiitivisme Hans Kelsen mengakui juga bahwa keadilan mutlak
berasal dari alam, yakni lahir dari hakikat suatu benda atau hakikat manusia, dari
penalaran manusia atau kehendak Tuhan. Pemikiran tersebut diesensikan sebagai doktrin
yang disebut hukum alam. Doktrin hukum alam beranggapan bahwa ada suatu
keteraturan hubungan-hubungan manusia yang berbeda dari hukum positif, yang lebih
tinggi dan sepenuhnya sahih dan adil, karena berasal dari alam, dari penalaran manusia
atau kehendak Tuhan. Pemikiran tentang konsep keadilan, Hans Kelsen yang menganut
aliran positifisme, mengakui juga kebenaran dari hukum alam. Sehingga pemikirannya
terhadap konsep keadilan menimbulkan dualisme antara hukum positif dan hukum alam.
Menurut Hans Kelsen: “Dualisme antara hukum positif dan hukum alam menjadikan
karakteristik dari hukum alam mirip dengan dualisme metafisika tentang dunia realitas
dan dunia ide model Plato. Inti dari fislafat Plato ini adalah doktrinnya tentang dunia
ide. Yang mengandung karakteristik mendalam. Dunia dibagi menjadi dua bidang yang
berbeda : yang pertama adalah dunia kasat mata yang dapa itangkap melalui indera
yang disebut realitas; yang kedua dunia ide yang tidak tampak.”4
4
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1795/5/138400162_file5.pdf
karenanya haruslah berpedoman pada prinsip- prinsip umum tertentu. Prinsip–prinsip
tersebut adalah yang menyangkut kepentingan suatu bangsa dan negara, yaitu merupakan
keyakinan yang hidup dalam masyarakat tentang suatu kehidupan yang adil, karena
tujuan negara dan hukum adalah mencapai kebahagiaan yang paling besar bagi setiap
orang.
Sejak awal peradaban manusia, masalah keadilan merupakan masalah yang selalu
dituntutkan. Sehingga seluruh umat manusia umumnya mendambakan keadilan hadir
dalam kehidupannya. Keadilan mulai muncul bersamaan dengan munculnya konsep
keadilan yang sangat banyak (sebagaimana telah diurai oleh penulis sebelumnya). Karena
masing-masing konsep memiliki plus minusnya, bahkan ada beberapa konsep yang
banyak minusnya, maka dalam penerapan keadilan ini pun ditanggapi banyak pihak
dengan nada skeptis, terutama dalam hal penegakan hukum, sebab beranggapan keadilan
hanya milik orang tertentu saja (seperti: pemegang kekuasaan politik, sanak famili
hartawan, keturunan bangsawan, dan lain-lain)5
Di dalam Pancasila kata adil terdapat pada sila kedua dan sila kelima. Nilai
kemanusiaan yang adil dan keadilan sosial mengandung suatu makna bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berkodrat harus berkodrat adil, yaitu adil
dalam hubungannya dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap
masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungnnya serta adil terhadap Tuhan
Yang Maha Esa6
Jika hukum dan keadilan telah terpisahkan, maka keadilan dianggap sebagai pihak
oposisi dan hukum. Ketika masyarakat menuntut keadilan, hukum begitu reaktif dengan
melakukan rasionalisasi prosedural hukum, kualitas kepastian dan alasan-alasan lainnya.
Masyarakat begitu apatis terhadap hukum karena hukum telah kehilangan kepercayaan.
Masyarakat lebih memilih jalan sendiri untuk menyelesaikan konflik yang mengganggu
kepentingan sosial.
5
https://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201209442514478516/2.pdf
6
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16633/05.2%20bab%202.pdf?sequence=7&isAllowed=y
Penegakan hukum yang kurang menjadikan masyarakat yang tertindas tidak mampu
keluar dari persoalan yang dialaminya, sering seseorang yang memerlukan keadilan
hampir terabaikan sama sekali. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa hukum tajam
kebawah dan tumpul keatas. Bahkan sering terjadi, dengan niat untuk mencari keadilan
yang terjadi hanyalah para pencari keadilan menjadi korban penegakan hukum formal.
Realitas ini menjadikan penegakan keadilan jauh dari nilai-nilai keadilan hakiki dan
terkadang justru menyodok rasa keadilan itu sendiri.
Dalam kaitan dengan keadilan, dikenal adanya beberapa macam keadilan secara
umum. Macam -macam keadilan itu adalah keadilan komutatif (iustitia commutation),
keadilan distributif (iustitia distributiva), keadilan vindikatif (iustitia vindication),
keadilan kreatif (iustitia creativa), keadilan protektif (iustitia protectiva), dan keadilan
legal (iustitia legalis). Didalam memahami keadilan perlu di ketahui bahwa keadilan itu
terbagi kedalam beberapa kelompak yang dikaji dari berbagai sudut ilmu pengetahuan
yaitu :
7
https://www.kompasiana.com/luck27/5563ffce197b61411930058a/hukum-dan-keadilan#:~:text=Hukum%20dan
%20keadilan%20sangatlah%20erat,keadilan%20diciptakan%20karena%20adanya%20hukum.&text=Hukum
%20diharapkan%20dapat%20memberikan%20nilai,yang%20jauh%20dari%20jangkauan%20masyarakat.
Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang apa yang menjadi haknya, di mana yang menjadi subjek hak adalah
individu, sedangkan subjek kewajiban adalah masyarakat. Keadilan distributif
berkenaan dengan hubungan antara individu dan masyarakat/negara. Di sini yang
ditekankan bukan asas kesamaan/kesetaraan (prestasi sama dengan kontra
prestasi). Melainkan, yang ditekankan adalah asas proporsionalitas atau
kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa, atau kebutuhan. Keadilan jenis ini
berkenaan dengan benda kemasyarakatan seperti jabatan, barang, kehormatan,
kebebasan, dan hak-hak. Contohnya : keadilan Pada karyawan yang sudah bekerja
selama 30 tahun, maka ia pantas untuk mendapatkan kenaikan jabatan atau
pangkat.
Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan : Keadilan tertuju pada orang
lain, Keadilan harus ditegakkan, dan Keadilan menuntut persamaan.
Pertama, Keadilan selalu tertuju pada orang lain atau keadilan selalu ditandai other-
directedness ( J. Finnis ).Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa timbul dalam
konteks antar manusia.
Kedua, Keadilan harus ditegakkan dan dilaksanakan. Keadilan tidak diharapkan saja atau
dianjurkan saja. Keadilan mengikat kita sehingga kita mempunyai kewajiban karena
keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi. Kalau ciri pertama
menyatakan bahwa dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak orang lain.
Maka ciri kedua ini menekankan bahwa dalam konteks keadilan kita selalu berurusan
dengan hak orang lain.
Ketiga, Keadilan menuntut persamaan ( Equality ). Atas dasar keadilan kita harus
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.
BAB III
Penutupan
3.1 KESIMPULAN
Pembicaraan keadilan memiliki cakupan yang luas, mulai dari yang bersifat etik,
filosofis, hukum, sampai pada keadilan sosial. Banyak orang yang berpikir bahwa
bertindak adil dan tidak adil tergantung pada kekuatan dan kekuatan yang dimiliki,
untuk menjadi adil cukup terlihat mudah, namun tentu saja tidak begitu halnya
penerapannya dalam kehidupan manusia. Kebanyakan orang percaya bahwa
ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di
seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi
teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan
dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
Tentang rumusan keadilan ini ada dua pendapat yang dasar yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut: a) Pandangan kaum awami (pendapat awam) yang pada dasarnya
merumuskan bahwa yang dimaksudkan dengan keadilan itu ialah keserasian antara
penggunaan hak dan pelaksanaan kewajiban selaras dengan dalil” neraca hukum “yakni
“takaran hak dan kewajiban” b) Pandangan para ahli hukum (Purnadi Purbacaraka ) yang
pada dasarnya merumuskan bahwa keadilan itu adalah keserasian antara kepastian hukum
dan kesebandingan hukum.
Nilai kemanusiaan yang adil dan keadilan sosial mengandung suatu makna bahwa
hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berkodrat harus berkodrat adil,
yaitu adil dalam hubungannya dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil
terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungnnya serta adil terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Macam -macam keadilan itu adalah keadilan komutatif (iustitia commutation), keadilan
distributif (iustitia distributiva), keadilan vindikatif (iustitia vindication), keadilan kreatif
(iustitia creativa), keadilan protektif (iustitia protectiva), dan keadilan legal (iustitia
legalis).
3.2 SARAN
Diharapkan dengan banyaknya berbagai macam teori-teori keadilan dapat
membuat masyarakt memahami makna hakikat keadilan itu sendiri. Karena kata keadilan
itu sendiri memiliki pengertian yang abstrak.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1997/1643
https://rahmanjambi43.wordpress.com/2015/02/06/makalah-teori-keadilan
https://media.neliti.com/media/publications/57820-ID-konsep-keadilan-dalam-filsafat-hukum-dan.pdf
https://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201209442514478516/2.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16633/05.2%20bab%202.pdf?sequence=7&isAllowed=y
https://www.kompasiana.com/luck27/5563ffce197b61411930058a/hukum-dan-keadilan#:~:text=Hukum%20dan
%20keadilan%20sangatlah%20erat,keadilan%20diciptakan%20karena%20adanya%20hukum.&text=Hukum
%20diharapkan%20dapat%20memberikan%20nilai,yang%20jauh%20dari%20jangkauan%20masyarakat.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1795/5/138400162_file5.pdf
Hakikat Adil Dan Makmur Sebagai Landasan ... - Jurnal UGM https://jurnal.ugm.ac.id