Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan pemerintah yang ikut berperan mengatasi Dampak pandemi terhadap perusahaan

pelayaran

Kebijakan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru dan program pemberian Stimulus
Fiskal dan Moneter dari Pemerintah adalah modal penting bagi pelayaran untuk bangkit dari
keterpurukan akibat dampak pandemi Covid-19.

Kebijakan Pemerintah

Beruntung, Pemerintah cepat melihat dan merespon kondisi perekonomian Indonesia


sehingga sejumlah kebijakan untuk menolong dunia usaha pun dilakukan. Khusus di sektor
angkutan laut, sejumlah kebijakan yang dapat dirasakan a.l. Pertama adanya sejumlah
kebijakan stimulus fiskal dan moneter yang dapat langsung dinikmati oleh perusahaan
angkutan laut nasional. Stimulus fiskal mencakup insentif PPh pasal 21 Ditanggung
Pemerintah, Pembebasan PPh pasal 22 Impor dan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran PPN dan fasilitas pengurangan angsuran PPh pasal 25.

Sedangkan stimulus non-fiskal adalah penyederhanaan dan pengurangan jumlah larangan


dan pembatasan (lartas), penyederhanaan dan pengurangan jumlah lartas impor bahan
baku, percepatan proses ekspor dan impor untuk reputable traders, peningkatan dan
percepatan layanan proses ekspor-impor dan pengawasan Lewat (NLE) dan stimulus sektor
keuangan berupa kelonggaran kredit.

Kedua, adanya kebijakan penurunan tarif kepelabuhanan yang dilakukan oleh pelabuhan
yang dikelola oleh Pemerintah maupun BUMN hingga pelonggaran kebijakan klasifikasi
terhadap kapal-kapal yang beroperasi di dalam negeri, termasuk biaya klasifikasi kapal
berbendera Indonesia.

Ketiga, adanya kepastian dimana Pemerintah tidak mengubah kebijakan nasional azas
cabotage melalui UU No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja sehingga hal itu memberikan
keyakinan kepada pengusaha angkutan laut nasional untuk berinvestasi di masa pandemi.

Keempat, adanya percepatan pengadaan barang dan jasa di sektor minyak dan gas bumi
mengingat dengan perputaran bisnis yang mencapai ratusan triliun setiap tahunnya,
kegiatan pengadaan barang dan jasa hulu migas merupakan salah satu bagian penting dan
strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Kelima, penerapan kebijakan adaptasi kebiasan baru terkait dengan mobilitas warga negara
Indonesia dimana dalam aktivitas sehari-hari, masyarakat diharuskan Pemerintah untuk
menerapkan norma-norma Protokol Covid-19 yang disambut positif para pelaku usaha.

Keenam, adanya perubahan kebijakan sektor perpajakan lainnya seperti revisi Peraturan
Menteri Keuangan No.193 tahun 2015 menjadi PMK No.41 tahun 2020 dimana Pemerintah
akhirnya menghapus Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan (RKIP) untuk mendapatkan
Surat Keterangan Tidak Dipungut (SKTD) PPN Jasa Sewa Kapal, Docking dan Jasa
Kepelabuhanan yang selama ini dikeluhkan perusahaan pelayaran.

Sekretaris Umum Indonesian National Shipowners’ Association Teddy Yusaldi mengatakan


industri pelayar-an nasional akan memanfaat-kan setiap stimulus yang diberikan dalam
rangka menjaga perusahaan untuk tetap bertahan di tengah dampak pandemi Covid-19.

Organisasi yang berkantor pusat di Wisma BSG, Jakarta itu mengapresiasi stimulus yang
diberikan Pemerintah dan stakehol-ders. “Kami sangat mengapresiasi kebijakan pemberian
stimulus ekonomi ini,” katanya. (Aj/Red)

Anda mungkin juga menyukai