Oleh
Ferdian Ondira Asa, S.Pd., M.Sn
1
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PEMBELAJARAN
Mengetahui
Ketua LP3M UNP
2
LEMBAR KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allat Ta’ala., atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Rencana Pembelajaran
Mata Kuliah Seni Lukis Dasar. Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu persyaratan guna menyelesaikan Pelatihan Program Pekerti di
Universitas Negeri Padang.
Selama penyusunan tugas ini, penulis mendapat banyak masukan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada: (1) Semua Dosen/ Instruktur Pekerti Universitas Negeri Padang; (2)
Dr. Yahya, M.Pd. selaku Fasilitator/ Pembimbing Tugas Akhir yang telah dengan
sabar dan ikhlas memberikan waktu, masukan, dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas ini; (3) Dr. Edwid Musdi, M.Pd. selaku ketua LP3M
UNP; (4) Prof. Ganefri, Ph.D. selaku Rektor UNP sekaligus sebagai Dosen/
Instruktur.
Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmat dan berkah-Nya atas segala bantuan
yang telah diberikan. Penulis berharap agar tugas ini bermanfaat bagi semua
pihak.
4
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ 2
LEMBAR KONSULTASI .................................................................................................. 3
KATA PENGANTAR .........................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 5
ANALISIS INSTRUKSIONAL ........................................................................................ 6
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER .............................................................7
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) ..........................................................21
KONTRAK PERKULIAHAN ........................................................................................27
TATA TERTIB PERKULIAHAN .................................................................................29
BAHAN AJAR.................................................................................................................... 30
5
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Mata Kuliah: Seni Lukis Dasar Semester: 3 SKS: 3 Kode: SRP1.61.3303
Prodi : Pendidikan Seni Rupa Dosen Pengampu:
Fakultas : Bahasa dan Seni Ferdian Ondira Asa, S.Pd., M.Sn.
14. Mahasiswa mampu 13. Mahasiswa mampu 12. Mahasiswa mampu merancang
mengevaluasi lukisan yang menciptakan lukisan realitas gagasan dan sketsa lukisan realitas
diciptakan sosial (C6) sosial (C4)
8. Mahasiswa mampu merancang 9. Mahasiswa mampu mencipta 10. Mahasiswa mampu merancang 11. Mahasiswa mampu mencipta
gagasan dan sketsa pemandangan lukisan pemandangan alam pantai gagasan dan sketsa suasana pasar lukisan pasar tradisional dengan cat
alam pantai dengan cat minyak (C4) dengan cat minyak ((C6) Tradisional dengan cat minyak (C4) minyak (C6)
6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
7
3. Mampu menerapkan berbagai teknik dalam menghasilkan karya seni lukis
4. Mampu menghasilkan karya lukis dengan menonjolkan konsep dan ide yang kreatif
CP Pengetahuan
5. Mampu menganalisis realitas sosial masyarakat sebagai objek lukisan dan menganalisis
karya lukis sesuai teknik yang digunakan
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
(CPMK) 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep seni lukis dasar (pengertian, unsur-unsur, dan corak
seni lukis)
2. Mahasiswa mampu menguasai teknik, alat, dan bahan
3. Mahasiswa mampu menciptakan karya seni lukis dengan media cat air
4. Mahasiswa mampu menciptakan karya seni lukis dengan media cat minyak
5. Mahasiswa mampu mempresentasikan karya lukis yang diciptakan
Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mempelajari tentang:
1. Unsur dan corak seni lukis
2. Teknik alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya
3. Melukis alam benda dengan media cat air
4. Melukis pemandangan alam dengan media cat air
5. Melukis pemandangan alam pantai dengan media cat minyak
6. Melukis suasana pasar tradisional dengan cat minyak
7. Melukis realitas sosial
8. Menganalisis tema dan gaya pada karya lukis
8
Mingg Kemampuan yang Bahan Bentuk, Metode Waktu Penilaian
u ke- Diharapkan (Sub- Kajian/Materi Pembelajaran dan (Menit)
CPMK) Pembelajaran Pengalaman Teknik Indikator Bobot
Belajar (%)
1 Mahasiswa memahami Pengertian, Unsur, Tanya jawab, diskusi Daring, Tes sikap:
tentang ruang lingkup dan corak seni lukis 200 menit Mampu
mata kulia seni lukis menganalisis
dasar pengertian, unsur
dan corak seni
lukis
Tes kinerja:
Resume
2 Mahasiswa menguasai Teknik alat dan bahan Diskusi tanya jawab, Daring, 400 Tes sikap:
teknik alat dan bahan untuk melukis demonstrasi menit Mampu beradaptasi
a. Alat dan bahan Drill dengan bahan dan
b. Teknik dalam alat dalam melukis
seni lukis
c. Teknik Tes kinerja:
9
pengolahan cat Latihan
air dan cat penggunaan alat
minyak dan bahan
d. Membuat
gradasi
3 Mahasiswa menguasai Teknik alat dan bahan Diskusi tanya jawab, Daring, 400 Tes sikap:
teknik alat dan bahan untuk melukis demonstrasi menit Mampu beradaptasi
e. Alat dan bahan Drill dengan bahan dan
f. Teknik dalam alat dalam melukis
seni lukis
g. Teknik Tes kinerja:
pengolahan cat Latihan
air dan cat penggunaan alat
minyak dan bahan
h. Membuat
gradasi
4 Mahasiswa mampu Melukis alam benda Demonstrasi Daring, Tes sikap:
melukis alam benda dengan media cat air Drill 400 menit Mampu bekerja
dengan media cat air Diskusi secara tepat dan
a. Memilih dan Resitasi proporsional
memahami objek
10
b. Sket objek Tes kinerja:
c. Pengolahan Warna Studi objek gambar
d. Penyelesaian - Proporsi
lukisan - Unity
- Irama
- Kesimbangan
- dll
5 Mahasiswa mampu Melukis alam benda Demonstrasi Daring, Tes sikap:
melukis alam benda dengan media cat air Drill 400 menit Mampu bekerja
dengan media cat air Diskusi secara tepat dan
e. Memilih dan Resitasi proporsional
memahami objek
f. Sket objek Tes kinerja:
g. Pengolahan Warna Studi objek gambar
h. Penyelesaian - Proporsi
lukisan - Unity
- Irama
- Kesimbangan
- dll
6 Mahasiswa mampu Melukiskan Demontrasi, Daring, Tes sikap:
pemandangan alam pemandangan alam Ceramah, 400 menit Mampu beradaptasi
11
dengan media cat air dengan media cat air Diskusi dan dengan objek dan
a. Sketsa objek Resitasi medium
b. Prespektif
c. Komposisi Tes kinerja:
d. Penyelesaian Studi lapangan
lukisan
7 Mahasiswa mampu Melukiskan Demontrasi, Daring, Tes sikap:
pemandangan alam pemandangan alam Ceramah, 400 menit Mampu beradaptasi
dengan media cat air dengan media cat air Diskusi dan dengan objek dan
e. Sketsa objek Resitasi medium
f. Prespektif
g. Komposisi Tes kinerja:
h. Penyelesaian Studi lapangan
lukisan
8 Mahasiswa mampu Melukis pemandangan Ceramah, Daring, Tes sikap
melukis pemandangan alam pantai dengan Diskusi 400 menit Mampu beradaptasi
alam pantai dengan cat cat minyak Drill dan dengan objek alam
minyak Studi lapangan pantai
Tes kinerja:
Mampu membuat
12
lukisan dengan
objek alam pantai
9 Mahasiswa mampu Melukis pemandangan Ceramah, Daring, Tes sikap
melukis pemandangan alam pantai dengan Diskusi 400 menit Mampu beradaptasi
alam pantai dengan cat cat minyak Drill dan dengan objek alam
minyak Studi lapangan pantai
Tes kinerja:
Mampu membuat
lukisan dengan
objek alam pantai
10 Mahasiswa mampu Melukis suasana pasar Ceramah, Daring, Tes sikap
melukis suasana pasar tradisional denga cat Diskusi, 400 menit Mengenal
tradisional dengan cat minyak Drill dan karakteristik objek
minyak Studi lapangan pasar tradisional
Tes kinerja
Mampu membuat
lukisan dengan
objek pasar
tradisonal
13
11 Mahasiswa mampu Melukis suasana pasar Ceramah, Daring, Tes sikap
melukis suasana pasar tradisional denga cat Diskusi, 400 menit Mengenal
tradisional dengan cat minyak Drill dan karakteristik objek
minyak Studi lapangan pasar tradisional
Tes kinerja
Mampu membuat
lukisan dengan
objek pasar
tradisonal
12 Mahasiswa mampu Melukis realitas sosial Ceramah, Tes sikap:
melukis realita sosial Diskusi, Daring, Mampu
a. Memilih tema Drill dan 600 menit menganalisis
b. Sketsa Studi lapangan realitas sosial
c. Penyelesaian masyarakat sebagai
lukisan objek lukisan
Tes kinerja:
Studi lapangan
13 Mahasiswa mampu Melukis realitas sosial Ceramah, Tes sikap:
melukis realita sosial Diskusi, Daring, Mampu
14
d. Memilih tema Drill dan 600 menit menganalisis
e. Sketsa Studi lapangan realitas sosial
f. Penyelesaian masyarakat sebagai
lukisan objek lukisan
Tes kinerja:
Studi lapangan
14 Mahasiswa mampu Melukis realitas sosial Ceramah, Tes sikap:
melukis realita sosial Diskusi, Daring, Mampu
g. Memilih tema Drill dan 600 menit menganalisis
h. Sketsa Studi lapangan realitas sosial
i. Penyelesaian masyarakat sebagai
lukisan objek lukisan
Tes kinerja:
Studi lapangan
15 Masing-masing Analisis tema dan Presentasi Daring , Tes sikap:
mahasiswa mampu gaya pada karya lukis 400 Mampu
mempresentasikan 2 Review perkuliahan menit menganalsis karya
tema dari karya lukis seni lukis
yang di buat
15
Tes kinerja:
Mampu
mempresentasikan
tema dan gaya dari
2 karya lukis yang
di buat
16 Masing-masing Analisis tema dan Presentasi Daring , Tes sikap:
mahasiswa mampu gaya pada karya lukis 400 Mampu
mempresentasikan 2 Review perkuliahan menit menganalsis karya
tema dari karya lukis seni lukis
yang di buat
Tes kinerja:
Mampu
mempresentasikan
tema dan gaya dari
2 karya lukis yang
di buat
16
Daftar Referensi:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan 2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
17
Penilaian Kognitif
No. Komponen Penilaian Bobot (%)
1 Penilaian Pengetahuan 40
a. Tugas (mandiri/kelompok)
b. UTS (praktik)
c. UAS (praktik)
2 Penilaian Keterampilan 40
a. Umum
b. Khusus
3 Sikap dan Tata Nilai/soft skills 20
Jumlah 100
Penilaian Psikomotor
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Penilaian Afektif:
Indikator Penilaian
No. Nama Mahasiswa Afektif Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
18
Indikator penilaian rubrk afektif:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
Evaluasi
Nilai mahasiswa dihitung berdasarkan:
Tugas (Individu /
Kelompok) 30 %
N
i
l
a
Rentang Nilai i
80.00 – 100.00 A
19
70.00 – 79.99 B
60.00 – 69.99 C
50.00 – 59.99 D
0.10 – 49.99 E
20
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 1
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-1
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang ruang lingkup mata kuliah seni lukis dasar (pengertian seni
lukis, unsur-unsur seni lukis, corak seni lukis)
B. Materi Perkuliahan
Pengertian, unsur dan corak seni lukis
21
dengan dan mencatat
menampilkan foto cakupan materi
lukisan 6. Resitasi
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis
pemandangan alam
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan pertanyaan dosen
10. Meminta mahasiswa 9. Mahasiswa
agar menulis resume berdiskusi sesuai
mengenai pengertian instruksi dari dosen
seni lukis, unsur- secara
unsur seni lukis, dan berkelompok.
corak seni lukis 10. Memberikan
11. Memberikan tanggapan tentang
kesempatan kepada contoh yang
mahasiswa untuk diperlihatkan.
menanggapi hasil 11. Mahasiswa
diskusi. kembali memahami
12. Menginstruksikan penjelasan secara
mahasiswa agar individu.
kembali duduk 12. Mahasiswa
secara individu. memperhatikan
13. Memberikan penjelasan dari
22
penjelasan dengan dosen
menggunakan media 13. Mahasiswa lain
power point tentang memperhatikan
konsep mencipta serta memberikan
sketsa alternatif komentar.
(membagikan slide 14. Mahasiswa
power point di menyimak
aplikasi zoom penjelasan dosen
meeting) dengan saksama.
14. Dosen memberikan
apresiasi atas
partisipasi
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 15. Memberikan 15. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 16. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
16. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
23
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
24
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
25
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 2
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-2
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar dalam melukis.
B. Materi Perkuliahan
Teknik, alat, dan bahan
26
dengan dan mencatat
menampilkan video cakupan materi
penggunaan alat dan 6. Resitasi
bahan dalam
melukis
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
teknik dan
penggunaan alat dan
bahan dalam
melukis
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menginstruksikan dibentuk
agar mahasiswa 8. Melakukan
menemukan instruksi dosen
referensi tentang secara
konsep penggunaan berkelompok
alat dan bahan serta 9. Membuat resume
teknik dalam mengenai
melukis penggunaan alat
10. Menginstruksikan dan bahan serta
agar mahasiswa teknik dalam
membuat resume melukis
11. Menginstruksikan 10. Melakukan
mahasiswa untuk presentasi resume
mempresentasikan secara
hasil resume secara berkelompok
27
berkelompok 11. Melakukan diskusi
12. Memberikan silang
apresiasi atas antarkelompok
penampilan
mahasiswa
Penutup 13. Memberikan 12. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 13. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
14. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
28
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
29
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
30
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 3
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-3
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar dalam melukis.
B. Materi Perkuliahan
Teknik alat dan bahan untuk melukis
31
menampilkan video cakupan materi
5. Memberi beberapa 6. Resitasi
pertanyaan terkait
teknik pengolahan
car air dan cat
minyak serta
pembuatan gradasi
warna
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menampilkan video 7. Memperhatikan
demonstrasi teknik video yang
pengolahan cat air ditampilkan
dan cat minyak 8. Memperhatikan
9. Mendemonstrasikan demontrasi dari
teknik pengolahan dosen
cat air dan cat 9. Memberikan
minyak pertanyaan terkait
10. Melakukan tanya kegiatan
jawab dengan 10. Melakukan
mahasiswa demonstrasi
11. Menginstruksikan pengolahan cat air
kepada mahasiswa dan cat minyak
agar melakukan 11. Melakukan diskusi
demonstrasi dengan teman
pengolahan cat air maupun dengan
dan cat minyak dosen
12. Memberikan
apresiasi
13. Melakukan evaluasi
atas kegiatan
32
mahasiswa
Penutup 14. Memberikan 12. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 13. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
15. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
33
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
34
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
35
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 4
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-4
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis alam benda dengan media cat air
36
4. Memberi motivasi 5. Memperhatikan
dengan dan mencatat
menampilkan foto cakupan materi
lukisan am benda 6. Resitasi
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis alam benda
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan alam benda pertanyaan dosen
10. Meminta mahasiswa 9. Mahasiswa
agar berdiskusi berdiskusi sesuai
tentang contoh instruksi dari dosen
lukisan yang secara
diperlihatkan, berkelompok.
berkaitan dengan 10. Memberikan
komposisi, konsep, tanggapan tentang
warna yang contoh yang
digunakan, dan diperlihatkan.
makna yang terdapat Tanggapan
di dalam lukisan berhubungan
tersebut. dengan komposisi
11. Memberikan warna, konsep, dan
kesempatan kepada makna yang
mahasiswa untuk disampaikna dari
menanggapi hasil lukisan tersebut.
37
diskusi. 11. Mahasiswa
12. Menginstruksikan kembali memahami
mahasiswa agar penjelasan secara
kembali duduk individu.
secara individu. 12. Mahasiswa
13. Memberikan memperhatikan
penjelasan dengan penjelasan dari
menggunakan media dosen
power point tentang 13. Mahasiswa
konsep mencipta memperhatikan
sketsa alternatif demontrasi yang
(membagikan slide dilakukan dosen.
power point di 14. Mahasiswa
aplikasi zoom memulai mencipta
meeting) sketsa alternatif
14. Dosen lukisan alam benda
mempraktikkan sesuai dengan tema
pembuatan 1 sketsa yang telah dipilih
alternatif lukisan oleh masing-
alam benda. masing mahasiswa.
15. Meminta mahasiswa 15. Satu mahasiswa
untuk mencipta menampilkan hasil
sketsa alternatif karya ciptaan.
lukisan dengan tema 16. Mahasiswa lain
alam benda. memperhatikan
16. Meminta salah satu serta memberikan
mahasiswa untuk komentar.
mendemonstrasikan 17. Mahasiswa
hasil mencipta menyimak
sketsa alternatif. penjelasan dosen
17. Dosen memberikan dengan saksama.
apresiasi atas
partisipasi
38
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 18. Memberikan 18. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 19. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
19. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
39
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
40
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
41
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 5
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-5
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis alam benda dengan media cat air
42
3. Memberi salam 4. Menjawab
4. Memberi motivasi pertanyaan melukis
dengan alam benda
menampilkan foto 5. Memperhatikan
lukisan alam benda dan mencatat
5. Memberi beberapa cakupan materi
pertanyaan terkait 6. Resitasi
melukis aam benda
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menginstruksikan 7. Mahasiswa
kepada mahasiswa menampilkan
untuk kembali sketsa alternatif
menampilkan sketsa yang dipilih
alternatif yang 8. Mahasiswa
dipilih memindahkan
9. Menginstruksi sketsa alternatif
kepada mahasiswa yang dipilih ke
untuk memindahkan dalam kanvas
sketsa alternatif ke 9. Mahasiswa
dalam kanvas yang memperhatikan
telah disedikan pengolahan warna,
10. Melakukan apresiasi komposisi, teknik
11. Melakukan diskusi dalam melukis
dengan mahasiswa 10. Mahasiswa
12. Melakukan evaluasi melakukan diskusi
terhadap karya yang antarsesama dan
diciptakan dosen
11. Mahasiswa
melakukan evaluasi
terhadap lukisan
43
yang diciptakan
12. Mahasiswa
menyelesaikan
lukisan dengan
konsep finishing
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
44
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
45
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
46
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 6
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-6
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis pemandangan alam dengan media cat air
47
4. Memberi motivasi 4. Menjawab
dengan pertanyaan melukis
menampilkan foto alam benda
lukisan 5. Memperhatikan
pemandangan alam dan mencatat
5. Memberi beberapa cakupan materi
pertanyaan terkait 6. Resitasi
melukis
pemandangan alam
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan pertanyaan dosen
pemandangan 9. Mahasiswa
10. Meminta mahasiswa berdiskusi sesuai
agar berdiskusi instruksi dari dosen
tentang contoh secara
lukisan yang berkelompok.
diperlihatkan, 10. Memberikan
berkaitan dengan tanggapan tentang
komposisi, konsep, contoh yang
warna yang diperlihatkan.
digunakan, dan Tanggapan
makna yang terdapat berhubungan
di dalam lukisan dengan komposisi
tersebut. warna, konsep, dan
11. Memberikan makna yang
48
kesempatan kepada disampaikna dari
mahasiswa untuk lukisan tersebut.
menanggapi hasil 11. Mahasiswa
diskusi. kembali memahami
12. Menginstruksikan penjelasan secara
mahasiswa agar individu.
kembali duduk 12. Mahasiswa
secara individu. memperhatikan
13. Memberikan penjelasan dari
penjelasan dengan dosen
menggunakan media 13. Mahasiswa
power point tentang memperhatikan
konsep mencipta demontrasi yang
sketsa alternatif dilakukan dosen.
(membagikan slide 14. Mahasiswa
power point di memulai mencipta
aplikasi zoom sketsa alternatif
meeting) lukisan
14. Dosen pemandangan alam
mempraktikkan sesuai dengan tema
pembuatan 1 sketsa yang telah dipilih
alternatif lukisan oleh masing-
pemandangan alam. masing mahasiswa.
15. Meminta mahasiswa 15. Satu mahasiswa
untuk mencipta menampilkan hasil
sketsa alternatif karya ciptaan.
lukisan dengan tema 16. Mahasiswa lain
pemandangan alam. memperhatikan
16. Meminta salah satu serta memberikan
mahasiswa untuk komentar.
mendemonstrasikan 17. Mahasiswa
hasil mencipta menyimak
sketsa alternatif. penjelasan dosen
49
17. Dosen memberikan dengan saksama.
apresiasi atas
partisipasi
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 18. Memberikan 18. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 19. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
19. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya terkait
penyelesaian lukisan
pemandangan alam
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
50
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
51
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
52
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 7
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-7
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis pemandangan alam dengan media cat air
53
3. Memberi salam pemandangan alam
4. Memberi motivasi 5. Memperhatikan
dengan dan mencatat
menampilkan foto cakupan materi
lukisan 6. Resitasi
pemandangan alam
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis
pemandangan alam
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menginstruksikan 7. Mahasiswa
kepada mahasiswa menampilkan
untuk kembali sketsa alternatif
menampilkan sketsa yang dipilih
alternatif yang 8. Mahasiswa
dipilih memindahkan
9. Menginstruksi sketsa alternatif
kepada mahasiswa yang dipilih ke
untuk memindahkan dalam kanvas
sketsa alternatif ke 9. Mahasiswa
dalam kanvas yang memperhatikan
telah disedikan pengolahan warna,
10. Melakukan apresiasi komposisi, teknik
11. Melakukan diskusi dalam melukis
dengan mahasiswa 10. Mahasiswa
12. Melakukan evaluasi melakukan diskusi
terhadap karya yang antarsesama dan
diciptakan dosen
11. Mahasiswa
54
melakukan evaluasi
terhadap lukisan
yang diciptakan
12. Mahasiswa
menyelesaikan
lukisan dengan
konsep finishing
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
55
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
56
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
57
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 8
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-8
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis pemandangan alam pantai dengan cat minyak
58
3. Memberi salam pemandangan alam
4. Memberi motivasi pantai
dengan 4. Menjawab
menampilkan foto pertanyaan melukis
lukisan pemandangan alam
pemandangan alam pantai
pantai 5. Memperhatikan
5. Memberi beberapa dan mencatat
pertanyaan terkait cakupan materi
melukis 6. Resitasi
pemandangan alam
pantai
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan pertanyaan dosen
pemandangan alam 9. Mahasiswa
pantai berdiskusi sesuai
10. Meminta mahasiswa instruksi dari dosen
agar berdiskusi secara
tentang contoh berkelompok.
lukisan yang 10. Memberikan
diperlihatkan, tanggapan tentang
berkaitan dengan contoh yang
komposisi, konsep, diperlihatkan.
warna yang Tanggapan
digunakan, dan berhubungan
59
makna yang terdapat dengan komposisi
di dalam lukisan warna, konsep, dan
tersebut. makna yang
11. Memberikan disampaikna dari
kesempatan kepada lukisan tersebut.
mahasiswa untuk 11. Mahasiswa
menanggapi hasil kembali memahami
diskusi. penjelasan secara
12. Menginstruksikan individu.
mahasiswa agar 12. Mahasiswa
kembali duduk memperhatikan
secara individu. penjelasan dari
13. Memberikan dosen
penjelasan dengan 13. Mahasiswa
menggunakan media memperhatikan
power point tentang demontrasi yang
konsep mencipta dilakukan dosen.
sketsa alternatif 14. Mahasiswa
(membagikan slide memulai mencipta
power point di sketsa alternatif
aplikasi zoom lukisan
meeting) pemandangan alam
14. Dosen pantai sesuai
mempraktikkan dengan tema yang
pembuatan 1 sketsa telah dipilih oleh
alternatif lukisan masing-masing
pemandangan alam mahasiswa.
pantai 15. Satu mahasiswa
15. Meminta mahasiswa menampilkan hasil
untuk mencipta karya ciptaan.
sketsa alternatif 16. Mahasiswa lain
lukisan dengan tema memperhatikan
pemandangan alam serta memberikan
60
pantai. komentar.
16. Meminta salah satu 17. Mahasiswa
mahasiswa untuk menyimak
mendemonstrasikan penjelasan dosen
hasil mencipta dengan saksama.
sketsa alternatif.
17. Dosen memberikan
apresiasi atas
partisipasi
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 18. Memberikan 18. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 19. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
19. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
61
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
62
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
63
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 9
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-9
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis pemandangan alam pantai dengan media cat minyak
64
3. Memberi salam 4. Menjawab
4. Memberi motivasi pertanyaan melukis
dengan pemandangan alam
menampilkan foto pantai
lukisan 5. Memperhatikan
pemandangan alam dan mencatat
pantai cakupan materi
5. Memberi beberapa 6. Resitasi
pertanyaan terkait
melukis
pemandangan alam
pantai
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menginstruksikan 7. Membentuk
agar mahasiswa kelompok
membentuk 8. Mahasiswa
kelompok kecil (satu menampilkan
kelompok 2 orang) sketsa alternatif
9. Menginstruksikan yang dipilih
kepada mahasiswa 9. Mahasiswa
untuk kembali memindahkan
menampilkan sketsa sketsa alternatif
alternatif yang yang dipilih ke
dipilih dalam kanvas
10. Menginstruksi 10. Mahasiswa
kepada mahasiswa memperhatikan
untuk memindahkan pengolahan warna,
sketsa alternatif ke komposisi, teknik
dalam kanvas yang dalam melukis
telah disedikan 11. Mahasiswa
65
11. Melakukan apresiasi melakukan diskusi
12. Melakukan diskusi antarsesama dan
dengan mahasiswa dosen
13. Melakukan evaluasi 12. Mahasiswa
terhadap karya yang melakukan evaluasi
diciptakan terhadap lukisan
yang diciptakan
13. Mahasiswa
menyelesaikan
lukisan dengan
konsep finishing
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
66
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
67
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
68
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 10
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-10
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis suasana pasar tradisional dengan cat minyak
69
meeting pertanyaan melukis tradisiona
3. Memberi salam alam benda l
4. Memberi motivasi 5. Memperhatikan
dengan dan mencatat
menampilkan foto cakupan materi
lukisan suasana 6. Resitasi
pasar tradisional
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis suasana
pasar tradisional
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan suasana pertanyaan dosen
pasar tradisional 9. Mahasiswa
10. Meminta mahasiswa berdiskusi sesuai
agar berdiskusi instruksi dari dosen
tentang contoh secara
lukisan yang berkelompok.
diperlihatkan, 10. Memberikan
berkaitan dengan tanggapan tentang
komposisi, konsep, contoh yang
warna yang diperlihatkan.
digunakan, dan Tanggapan
makna yang terdapat berhubungan
di dalam lukisan dengan komposisi
70
tersebut. warna, konsep, dan
11. Memberikan makna yang
kesempatan kepada disampaikna dari
mahasiswa untuk lukisan tersebut.
menanggapi hasil 11. Mahasiswa
diskusi. kembali memahami
12. Menginstruksikan penjelasan secara
mahasiswa agar individu.
kembali duduk 12. Mahasiswa
secara individu. memperhatikan
13. Memberikan penjelasan dari
penjelasan dengan dosen
menggunakan media 13. Mahasiswa
power point tentang memperhatikan
konsep mencipta demontrasi yang
sketsa alternatif dilakukan dosen.
(membagikan slide 14. Mahasiswa
power point di memulai mencipta
aplikasi zoom sketsa alternatif
meeting) lukisan
14. Dosen pemandangan alam
mempraktikkan sesuai dengan tema
pembuatan 1 sketsa yang telah dipilih
alternatif lukisan oleh masing-
suasana pasar masing mahasiswa.
tradisional 15. Satu mahasiswa
15. Meminta mahasiswa menampilkan hasil
untuk mencipta karya ciptaan.
sketsa alternatif 16. Mahasiswa lain
lukisan dengan tema memperhatikan
sauasana pasar serta memberikan
tradisional komentar.
16. Meminta salah satu 17. Mahasiswa
71
mahasiswa untuk menyimak
mendemonstrasikan penjelasan dosen
hasil mencipta dengan saksama.
sketsa alternatif.
17. Dosen memberikan
apresiasi atas
partisipasi
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 18. Memberikan 18. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 19. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
19. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
72
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
73
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
74
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 11
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-11
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis suasana pasar tradisional dengan cat minyak
75
3. Memberi salam suasana pasar
4. Memberi motivasi tradisional
dengan 5. Memperhatikan
menampilkan foto dan mencatat
lukisan suasana cakupan materi
pasar tradisional 6. Resitasi
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis suasana
pasar tradisional
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menginstruksikan 7. Membentuk
kepada mahasiswa kelompok kecil
agar membentuk 8. Mahasiswa
kelompok kecil (satu menampilkan
kelompok terdiri sketsa alternatif
atas dua orang) yang dipilih
9. Menginstruksikan 9. Mahasiswa
kepada mahasiswa memindahkan
untuk kembali sketsa alternatif
menampilkan sketsa yang dipilih ke
alternatif yang dalam kanvas
dipilih 10. Mahasiswa
10. Menginstruksi memperhatikan
kepada mahasiswa pengolahan warna,
untuk memindahkan komposisi, teknik
sketsa alternatif ke dalam melukis
dalam kanvas yang 11. Mahasiswa
telah disedikan melakukan diskusi
11. Melakukan apresiasi antarsesama dan
76
12. Melakukan diskusi dosen
dengan mahasiswa 12. Mahasiswa
13. Melakukan evaluasi melakukan evaluasi
terhadap karya yang terhadap lukisan
diciptakan yang diciptakan
13. Mahasiswa
menyelesaikan
lukisan dengan
konsep finishing
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
77
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
78
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
79
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 12
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-12
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berbagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis realita sosial
80
meeting video yang
3. Memberi salam ditayangkan
4. Memberi motivasi 5. Memperhatikan
dengan dan mencatat
menampilkan video cakupan materi
terkait dengan 6. Resitasi
realita sosial
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
realita sosial di
lingkungan sekitar
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
realita sosial dalam pertanyaan dosen
bentuk slide 9. Mahasiswa
10. Meminta mahasiswa berdiskusi sesuai
agar berdiskusi instruksi dari dosen
tentang realita secara
sosial, lalu meminta berkelompok.
mahasiswa untuk 10. Memberikan
mencari referensi tanggapan tentang
terkait realita sosial contoh yang
11. Meminta mahasiswa diperlihatkan.
membuat resume 11. Mahasiswa
bersama kelompok kembali memahami
12. Meminta mahasiswa penjelasan secara
81
menampilkan hasil individu.
diskusi 12. Mahasiswa
13. Memberikan memperhatikan
kesempatan kepada penjelasan dari
mahasiswa untuk dosen
menanggapi hasil 13. Mahasiswa
diskusi. menentukan ide
14. Menginstruksikan terkait reaita sosial
mahasiswa agar 14. Satu mahasiswa
kembali duduk menampilkan ide
secara individu. 15. Mahasiswa lain
15. Memberikan memperhatikan
penjelasan dengan serta memberikan
menggunakan media komentar.
power point tentang 16. Mahasiswa
konsep realita sosial menyimak
16. Meminta mahasiswa penjelasan dosen
untuk menentukan dengan saksama.
ide terkait realita
sosial
17. Meminta salah satu
mahasiswa untuk
mempresentasikan
ide yang telah
digarap
18. Dosen memberikan
apresiasi atas
partisipasi
mahasiswa
Penutup 17. Memberikan 17. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 18. Mendengarkan
82
materi perkuliahan instruksi dari
18. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
83
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
84
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 13
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-13
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berbagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis realita sosial
85
3. Memberi salam 5. Memperhatikan
4. Memberi motivasi dan mencatat
dengan cakupan materi
menampilkan foto 6. Resitasi
lukisan realita sosial
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
melukis realita
sosial
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Menampilkan dibentuk
beberapa contoh 8. Menjawab
lukisan realita sosial pertanyaan dosen
10. Meminta mahasiswa 9. Mahasiswa
agar berdiskusi berdiskusi sesuai
tentang contoh instruksi dari dosen
lukisan yang secara
diperlihatkan, berkelompok.
berkaitan dengan 10. Memberikan
komposisi, konsep, tanggapan tentang
warna yang contoh yang
digunakan, dan diperlihatkan.
makna yang terdapat Tanggapan
di dalam lukisan berhubungan
tersebut. dengan komposisi
11. Memberikan warna, konsep, dan
kesempatan kepada makna yang
86
mahasiswa untuk disampaikan dari
menanggapi hasil lukisan tersebut.
diskusi. 11. Mahasiswa
12. Menginstruksikan kembali memahami
mahasiswa agar penjelasan secara
kembali duduk individu.
secara individu. 12. Mahasiswa
13. Memberikan memperhatikan
penjelasan dengan penjelasan dari
menggunakan media dosen
power point tentang 13. Mahasiswa
konsep mencipta memperhatikan
sketsa alternatif demontrasi yang
(membagikan slide dilakukan dosen.
power point di 14. Mahasiswa
aplikasi zoom memulai mencipta
meeting) sketsa alternatif
14. Dosen lukisan
mempraktikkan pemandangan alam
pembuatan 1 sketsa sesuai dengan tema
alternatif lukisan yang telah dipilih
realita sosial. oleh masing-
15. Meminta mahasiswa masing mahasiswa.
untuk mencipta 15. Satu mahasiswa
sketsa alternatif menampilkan hasil
lukisan dengan tema karya ciptaan.
realita sosial. 16. Mahasiswa lain
16. Meminta salah satu memperhatikan
mahasiswa untuk serta memberikan
mendemonstrasikan komentar.
hasil mencipta 17. Mahasiswa
sketsa alternatif. menyimak
17. Dosen memberikan penjelasan dosen
87
apresiasi atas dengan saksama.
partisipasi
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 18. Memberikan 14. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 15. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
19. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
88
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
89
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
90
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 14
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-14
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Melukis realita sosial
91
3. Memberi salam suasana pasar
4. Memberi motivasi tradisional
dengan 5. Memperhatikan
menampilkan foto dan mencatat
lukisan realita sosial cakupan materi
5. Memberi beberapa 6. Resitasi
pertanyaan terkait
melukis realita
sosial
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Menginstruksikan 7. Membentuk
kepada mahasiswa kelompok kecil
agar membentuk 8. Mahasiswa
kelompok kecil (satu menampilkan
kelompok terdiri sketsa alternatif
atas dua orang) yang dipilih
9. Menginstruksikan 9. Mahasiswa
kepada mahasiswa memindahkan
untuk kembali sketsa alternatif
menampilkan sketsa yang dipilih ke
alternatif yang dalam kanvas
dipilih 10. Mahasiswa
10. Menginstruksi memperhatikan
kepada mahasiswa pengolahan warna,
untuk memindahkan komposisi, teknik
sketsa alternatif ke dalam melukis
dalam kanvas yang 11. Mahasiswa
telah disedikan melakukan diskusi
11. Melakukan apresiasi antarsesama dan
12. Melakukan diskusi dosen
92
dengan mahasiswa 12. Mahasiswa
13. Melakukan evaluasi melakukan evaluasi
terhadap karya yang terhadap lukisan
diciptakan yang diciptakan
13. Mahasiswa
menyelesaikan
lukisan dengan
konsep finishing
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
93
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
94
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
95
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 15
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-15
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berbagai media.
B. Materi Perkuliahan
Analisis tema dan gaya pada karya lukis
96
dengan cakupan materi
menampilkan video 6. Resitasi
mengenai analisis
karya lukis
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
video
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Membagi 7. Berkoordinasi
mahasiswa menjadi dengan kelompok
beberapa kelompok yang sudah
9. Meminta mahasiswa dibentuk
agar 8. Mempresentasikan
mempresentasikan 2 karya lukis secara
tema dan gaya dari individu terkait
lukisan yang tema dan gaya
diciptakan (tetap 9. Memberikan
dengan komposisi, tanggapan tentang
konsep, warna yang karya yang
digunakan, dan dipresentasikan
makna yang terdapat (Tanggapan tetap
di dalam lukisan harus berhubungan
tersebut) dengan komposisi
10. Memberikan warna, konsep, dan
kesempatan kepada makna yang
mahasiswa untuk disampaikna dari
menanggapi hasil lukisan tersebut)
diskusi. 10. Mahasiswa
11. Dosen memberikan menyimak
apresiasi atas penjelasan dosen
97
partisipasi dengan saksama.
mahasiswa dan
memberikan
tanggapan atas karya
yang diciptakan.
Penutup 12. Memberikan 11. Menyimpulkan
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 12. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
13. Menugaskan dosen terkait
mahasiswa untuk penugasan untuk
mempersiapkan pertemuan
bahan dan alat untuk selanjutnya
pertemuan
selanjutnya
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
98
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
99
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
100
Satuan Acara Perkuliahan
(SAP)
Pertemuan 16
Mata Kuliah : Seni Lukis Dasar
Kode Mata Kuliah : SRP1.61.3303
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : Ke-16
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah seni lukis dasar, mahasiswa memiliki wawasan dan
keterampilan tentang konsep, hakikat, ruang lingkup, alat dan bahan, teknik dan
prosedur serta membentuk keterampilan dasar melukis alam benda, pemandangan
dan realita dan kehidupan sosial dengan berabagai media.
B. Materi Perkuliahan
Review perkuliahan
101
menampilkan video 6. Resitasi
lukisan dari seniman
dalam dan luar
negeri
5. Memberi beberapa
pertanyaan terkait
video
6. Menjelaskan
capaian
pembelajaran
7. Mendemonstrasikan
Penyajian 8. Meminta mahasiswa 7. Membentuk
membentuk kelompok
kelompok 8. Menyiapkan bahan
9. Meminta mahasiswa (pengulangan
mempresentasikan materi) untuk
terkait pengulangan dipresentasikan
materi perkuliahan secara
10. Memberi berkelompok
kesempatan kepada 9. Melakukan diskusi
mahasiswa untuk dengan teman
berdiskusi sekelompok
11. Memberikan 10. Melakukan
apresiasi atas presentasi
penampilan 11. Menanggapi
mahasiswa pertanyaan /
12. Melakukan evaluasi komentar dari
perkuliahan kelompok lain
12. Mendengarkan
penjelasan dari
dosen
102
kesempatan kepada materi yang telah
mahasiswa untuk dipelajari hari ini
menyimpulkan 14. Mendengarkan
materi perkuliahan instruksi dari
14. Dosen memberikan dosen
pengarahan terkait
minggu7 akhir
perkuliahan dan
terkait ujian yang
akan dilaksanakan
E. Penilaian
Bobot
No Komponen Penilaian (%)
Penilaian Pengetahuan 40
Tugas (Kelompok, Mandiri, Kuis)
1.
UTS (Tertulis, Lisan)
UAS (Tertulis)
Penilaian Keterampilan 40
2. Umum
Khusus
Total 100
F. Sikap
Nama Indikator Sikap Nilai Total
No. Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
1
2
3
dst. Rata-rata
Ket. Indikator sikap:
1. Curiosity (Keingintahuan)
2. Confidence (Percayadiri)
3. Responsibility (Tanggungjawab)
4. Discipline (Disiplin)
5. Punctuality (Teliti)
6. Cooperation (Kerjasama)
7. Listening (Mendengarkan penjelasan)
8. Asking questions (Bertanya)
9. Answering questions (Menjawab)
10. Responding (Menanggapi)
G. Penilaian Diskusi
No. Fase Deskripsi Skor
1 Persiapan Pemahaman Konsep Seni Lukis Dasar 1 2 3 4
Presentasi (Power point)
2 Presentasi Media Presentasi
Gaya Presentasi
3 Praktik Persiapan
Proses
Penyajian
104
Daftar Pustaka:
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoyo.
105
KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH
SENI LUKIS DASAR
107
TATA TERTIB PERKULIAHAN
1. Mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran Seni Lukis Dasar ini baik
pembelajaran online maupun offline class, minimal 80% (13 kali pertemuan).
2. Bagai mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, tidak diizinkan
untuk mengikuti ujian semester.
3. Para Mahasiswa wajib hadir dan mengikuti sesi pembelajaran online/Live Class
pada tautan aplikasi Zoom yang telah ditentukan.
4. Para Mahasiswa wajib mengisi absen kehadiran pada aplikasi Zoom maupun form
absen pada tautan yang diberikan;
5. Selama mengikuti Live Class Zoom mahasiswa wajib menyalakan Video dan
mematikan microphone kecuali selama sesi diskusi/bertanya mahasiswa dapat
menyalakan microphone nya;
6. Para Peserta harus mempelajari semua materi yang telah disediakan dalam e-
learning2 UNP
7. Dosen wajib memulai kuliah tepat waktu, kecuali dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada Ketua Kelas (perwakilan mahasiswa).
8. Bila dosen belum hadir setelah 10 menit dari jadwal yang telah ditetapkan Ketua
Kelas harus menghubungi dosen via telepon.
9. Selama mengikuti kegiatan kuliah mahasiswa diwajibkan berpakaian rapi
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Seni Rupa
108
BAHAN AJAR
MATERI KULIAH SENI LUKIS DASAR
2. Relevansi
Materi ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa, karena merupakan awal atau
pondasi untuk menciptakan sebuah karya seni lukis. Selain itu mendapat pengalaman
estetis dalam mempelajari bahasa formalisme dunia seni lukis untuk dipakai proses
penciptaan pada kerangka latihan olah kreasi dengan berbagai media.
3. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep seni lukis dasar (pengertian, unsur-unsur,
dan corak seni lukis)
2. Mahasiswa mampu menguasai teknik, alat, dan bahan
3. Mahasiswa mampu menciptakan karya seni lukis dengan media cat air
4. Mahasiswa mampu menciptakan karya seni lukis dengan media cat minyak
5. Mahasiswa mampu mempresentasikan karya lukis yang diciptakan
109
BAHAN AJAR MINGGU KE-1
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa membuat resume secara berkelompok
3. Mahasiswa mempresentasikan tugas kelompok
4. Mahasiswa mengadakan diskusi silang antarkelompok
5. Mahasiswa menyampaikan kesimpulan dari sajian materi
Gambar 1
Macam-macam bentuk Garis
2. RAUT (Bidang dan Bentuk)
Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari suatu objek. Raut
dapat terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang
membentuk bidang. Raut juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau
sering disebut bidang. Raut dalam pengertian yang luas dapat berarti bidang
atau bangun. Walaupun demikian ada pula yang mencoba membedakan kedua
pengertian tersebut dengan menyebutkan bidang untuk menunjuk bentuk
111
yang cenderung pipih atau datar sedangkan bangun lebih menunjukkan kepada
bentuk benda yang memiliki volume (mass). Dalam pengertian yang kedua ini,
“bidang” diartikan sebagai unsur seni rupa yang terbentuk dari pertemuan ujung
sebuah garis atau perpotongan beberapa buah garis. Bidang dapat pula
ditimbulkan dan dibentuk oleh pulasan warna atau nada gelap-terang.
Gambar 2
Unsur Bidang pada Karya Seni
Bentuk atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda,
baik benda alami maupun buatan. Bantuk atau bangun benda dapat berupa
bangun beraturan seperti lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak
beraturan. Selain berupa bangun, benda juga memiliki bentuk palstis. Sebuah
kotak kayu memiliki bangun persegi empat, tetapi adanya tekstur dan kesan
gelap terang membuat pengamat dapat melihat bentuk plastisnya.
3. RUANG.
Unsur keruangan dari sebuah karya seni rupa menunjukan dimensi dari
karya seni rupa tersebut. Ruang dua dimensi hanya menunjukan ukuran
(dimensi) panjang dan lebar sedangkan ruang pada karya seni rupa tiga dimensi
terbentuk karena adanya volume yang memberikan kesan kedalaman.
Walaupun demikian, seniman lukis atau grafis yang membuat karya dua
dimensi dapat juga menghadirkan kesan tiga dimensi atau kesan ruang pada
karyanya denganpengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan
intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar
perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal). Berbeda dengan pematung,
112
arsitektur atau desainer interior, ruang tiga dimensi pada karya-karya mereka
adalah ruang yang sebenarnya. Kesan tiga dimensional ini secara visual terlihat
secara manipulatif bahwa objek yang dekat dengan mata pengamat berukuran
lebih besar dari objek sejenis yang letaknya lebih jauh.
4. TEKSTUR.
Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan.
Taktil artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba.
Disamping itu, tekstur juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur
permukaan suatu objek baik halus maupun kasar. Berdasarkan wujudnya,
tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli
adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba,
sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada
suatu benda karena pengolahan garis, warna, ruang, terang-gelap dsb.
5. WARNA,
Warna pada dasarnya merupakan kesan yang ditimbulkan akibat
pantulan cahaya yang mengenai permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa,
warna dapat berwujud garis, bidang, ruang dan nada gelap terang. Menurut
teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok
(primer) yaitu merah, kuning dan biru. Pencampuran dua warna primer
akan menghasilkan warna sekunder dan bila dua warna sekunder digabungkan
akan menghasilkan warna tersier. Dalam karya seni rupa terdapat beberapa
macam penggunaan warna, yaitu harmonis, heraldis dan murni. Penggunaan
warna disebut harmonis jika penerapannya sesuai dengan kenyataan
sebenarnya. Sedangkan heraldis atau simbolis adalah pengunaan warna untuk
menunjukkan tanda atau simbol tertentu, seperti hitam untuk melambangkan
duka cita, merah untuk melambangkan amarah, hijau untuk melambangkan
kesuburan dsb. Adapun penggunaan warna secara murni adalah penerapan
warna yang tidak terikat pada kenyataan objek atau simbol tertentu.
6. GELAP-TERANG.
Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya
yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya
113
tingkat nada warna (value) yang berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang
memberikan kesan permukaan yang sempit, lebar, arah dan efek keruangan.
Ruang yang gelap seringkali memberikan kesan sempit dan berat
sedangkan ruang yang terang memberikan kesan ringan, luas dan lapang.
Rangkuman
Secara wujud sebuah karya seni rupa terdiri dari unsur fisik dan non fisik.
Unsur fisik adalah bagian yang secara langsung dapat dilihat dan atau di raba dalam
sebuah karya seni rupa. Adapun unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah
114
umum yang digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya
seni.
Unsur- unsur fisik tersebut diantaranya adalah :
Garis merupakan unsur mendasar dalam mewujudkan sebuah karya seni
rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat
khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak
dan seterusnya. Garis terjadi karena titik yang bergerak dan membekaskan jejaknya.
Dalam sebuah karya seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol ekspresi.
Garis tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis
tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih.
Raut, Bidang, yaitu unsur seni rupa yang terbentuk dari pertemuan ujung
sebuah garis atau perpotongan beberapa buah garis Bidang dapat pula
ditimbulkan dan dibentuk oleh pulasan warna atau nada gelap- terang.
Bentuk, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik alami maupun
buatan. Bantuk benda dapat berupa bangun (shape) beraturan seperti lingkaran, segi
empat segi tiga atau tidak beraturan. Selain berupa bangun, benda juga memiliki
bentuk palstis (form). Sebuah kotak kayu memiliki bangun persegi empat, tetapi
adanya tekstur dan kesan gelap terang membuat kita dapat melihat bentuk plastisnya.
Ruang. Unsur ruang merupakan dimensi dari sebuah benda. Ruang dua
dimensi hanya menunjukan ukuran panjang dan lebar sedangkan ruang tiga dimensi
memberikan kesan kedalaman. Seniman lukis atau grafis yang membuat karya dua
dimensi dapat juga menghadirkan kesan tiga dimensi pada karyanya dengan bantuan
intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik perspektif untuk
menciptakan ruang semu (khayal). Berbeda dengan pematung, arsitektur atau desainer
interior, ruang tiga dimensi adalah ruang yang sebenarnya.
Tekstur. Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan.
Taktil artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba. Disamping itu,
tekstur juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek
baik halus maupun kasar. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur
asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek
yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek
yang timbul pada suatu benda karena pengolahan garis, warna, ruang, terang-gelap
dsb.
115
Warna, yaitu kesan yang ditimbulkan akibat pantulan cahaya yang mengenai
permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa, warna dapat berwujud garis, bidang,
ruang dan nada gelap terang. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada
berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru. Pencampuran
dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder dan bila dua warna sekunder
digabungkan akan menghasilkan warna tersier.
Dalam seni rupa terdapat beberapa macam penggunaan warna, yaitu
harmonis, heraldis dan murni. Penggunaan warna disebut harmonis jika
penerapannya sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Sedangkan heraldis atau
simbolis adalah pengunaan warna untuk menunjukkan tanda atau simbol tertentu.
Adapun penggunaan warna secara murni adalah penerapan warna yang tidak terikat
pada kenyataan objek atau simbol tertentu.
Gelap-terang. Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas
cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya
tingkat nada warna (value) yang berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang
memberikan kesan permukaan yang sempit, lebar, arah dan efek keruangan. Ruang
yang gelap seringkali memberikan kesan sempit dan berat sedangkan ruang yang
terang memberikan kesan ringan, luas dan lapang.
116
BAHAN AJAR MINGGU KE-2
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa mendiskusikan materi yang diberikan secara berkelompok
3. Mahasiswa mendemonstrasikan teknik penggunaan alat dan bahan
A. Penetapan Teknik
Teknik yang digunakan dalam penggarapan karya seni lukis ini adalah dengan
menggunakan teknik plakat atau blocking untuk menutupi bagian kanvas yang akan
dilukis menggunakan kuas berukuran besar dengan teknik sapuan kuas tidak beraturan,
teknik basah di atas kering (wet to dry). Teknik ini melibatkan sapuan warna cat (cair
atau basah) di atas permukaan media yang kering. Teknik Basah di atas basah (wet
to wet), teknik sapuan kuas. Teknik ini melibatkan sapuan warna cat (cair atau
basah) di atas permukaan media yang masih basah bertujuan untuk menghasilkan
campuran warna gradasi yang di inginkan.
Menjadi tantangan tersendiri mengolah visualisasi bentuk ekspresi wajah dan
gerakan refleks tubuh anak kecil yang masih polos dalam mengartikan maksud
kedalam lukisan, dan di akhir pembuatan karya lukis sebagai finishing penulis
menggunakan teknik Aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan
menggunakan cat air atau pinel (pernis untuk lukisan) dengan sapuan warna yang tipis
sehingga hasilnya tembus pandang, teknik ini mempunyai keunggulan sebagai
pelapis karya lukisan sehingga gambar pada karya tidak cepat rusak dan tahan dari
suhu lembab yang bertujuan agar lukisan tidak diserang jamur. Dan karya dilanjutkan
kedalam proses pengemasan menggunakan frame viber berwarna hitam agar
karya terlihat lebih rapih.
Berkaitan dengan kebutuhan dalam pembuatan karya penciptaan seni lukis ini, penyusun
mengklasifikasikan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses
penciptaan lukisan. Pengalaman estetis maupun pengalaman artistik sangat berperan
dalam proses pembuatan karya penciptaan yang sedang penulis buat Pemilihan alat dan
bahan ini menjadi salah satu faktor utama dalam proses berkarya, Kelengkapan alat dan
117
bahan serta kwalitas alat dan bahan yang baik, akan membuat kenyamanan tersendiri
bagi penulis dalam proses berkarya, dan dalam hasil akhir sebuah karya dapat sesuai
dengan apa yang diharapkan. Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
proses berkarya seni rupa murni lukisan ekspresi dan gerakan anak:
1. Kamera digital
2. Laptop
Sebagai salah satu alat yang digunakan penulis untuk mengedit foto objek
yang akan dilukis, dalam prosesnya sebuah foto akan melalui tahap editing
menggunakan photoshop sehingga menghasilkan sketsa garis-garis dalam foto,
sebelum akhirnya dipindahkan kedalam kanvas sebagai sketsa kasar.
3. Kertas HVS
Sebagai salah satu media untuk memindahkan sketsa hasil dari editing
foto, yang kemudian akan menjadi acuan dalam membuat sketsa kasar di atas
kanvas.
Pensil digunakan sebagai alat untuk membuat sketsa kasar di atas kanvas,
penghapus digunakan sebagai penghilang tarikan garis-garis yang di anggap salah
atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan pensil sebagai media
untuk membuat sketsa karena pensil mempunyai karakter warna yang jelas namun
mudah sekali untuk dihilangkan jika terjadi kesalahan dalam membuat garis.
118
5. Kuas
Merupakan alat untuk melukis yang kepalanya terbuat dari bulu-bulu yang
ditata datar, runcing ataupun membulat dan kemudian di ikat agar bulu-bulu tidak
berceceran, serta ditambahkan batang kayu sebagai pegangan untuk melukis.
Tiap jenis ukuran kuas mempunyai karakter masing-masing, biasanya kuas yang
ukuran besar biasa digunakan untuk memblok bagian dasar kanvas sebagai
background, sedangkan kuas yang ukuran kecil sering dipakai dalam membuat
garis dan gambar yang lebih kecil agar lebih detail.
6. Palet
Alat yang digunakan untuk membersihkan kuas dan tangan yang kotor atau
basah ketika sedang melakukan proses melukis, karena ketika melakukan proses
melukis diperlukan kenyamanan alat dan tempat atau lingkungan yang
bersih.
8. Wadah
Alat atau tempat yang digunakan.
Cat Akrilik
Cat akrilik yaitu cat yang berbasis air atau cat yang yang bahan
campurannya menggunakan air agar kondisi cat tidak terlalu kental saat dipakai,
penulis menggunakan cat jenis ini sebagai media untuk melukis.
10. Kanvas
Kanvas merupakan kain yang dibuat khusus untuk melukis dengan tekstur
kain yang beragam dan dibentangkan di atas kayu berbentuk persegi empat atau
yang biasa kita kenal dengan nama spantram, kain kanvas mempunyai ukuran
119
ketebalan dan kekasaran dalam kebutuhan penggunanya, sehingga seorang
seniman dapat memilih jenis kanvas menurut kebutuhannya.
Tekstur kanvas yang halus mempunyai daya serap cat yang sedikit
sehingga dapat menghemat cat dikarenakan tekstur pori-pori kanvas yang kecil
dan tekstur yang sudah halus, sedangkan tekstur kanvas yang kasar mempunyai.
C. Prinsip-prinsip Seni Rupa
Prinsip-prinsip dalam karya seni rupa adalah unsur non fisik berupa kaidah
atau aturan baku yang diyakini oleh beberapa seniman dapat membentuk sebuah
karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi,
berasal dari bahasa latin compositio yang artinya menyusun atau menggabungkan
menjadi satu. Komposisi mencakup tiga bagian pokok yaitu: kesatuan (unity);
keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan
keselarasan. Kesatuan (unity), dalam karya seni rupa menunjukkan keterpaduan
berbagai unsur (fisik dan non fisik) dengan karakter yang berbeda dalam sebuah
karya. Unsur yang berpadu dan saling mangisi akan mendukung terwujudnya karya
seni yang indah. Keseimbangan (balance), adalah penyusunan unsur-unsur yang
berbeda atau berlawanan tetapi memiliki keterpaduan dan saling mengisi atau
menyeimbangkan. Keseimbangan ini ada yang simetris, yaitu menunjukkan atau
menggambarkan beberapa unsur yang sama diletakkan dalam susunan yang sama
(kiri-kanan, atas-bawah, dll.) dan ada pula yang asimetris yaitu penyusunan
unsurnya tidak ditempatkan secara sama namun tetap menunjukkan kesan
keseimbangan
Irama (rhythm) tidak hanya dikenal dalam seni musik. Dalam seni rupa,
irama merupakan kesan gerak yang timbul dari penyusunan atau perpaduan unsur-
unsur seni dalam sebuah komposisi. Kesan gerak dalam irama tersebut dapat
bersifat harmoni dan kontras, pengulangan (repetisi) atau variasi.
D. TEKNIK MELUKIS
Teknik melukis terbagi menjadi teknik dasar penggunaan alat, manajemen
media, dan kerangka teknis untuk mempermudah proses melukis. Berikut adalah
beberapa teknik dan kerangka dasar melukis yang telah digunakan seniman dari masa
ke masa. Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan dari zaman sebelum
renaisans.
Lining
120
Lining adalah secara harfiah membuat garis panjang melalui cat dengan
menggunakan kuas liner atau round yang panjang. Lining dapat menjadi hambatan
pertama dalam melukis, bahkan ketika seseorang telah mahir menggambar. Membuat
garis panjang pada lukisan tidak semudah yang kita bayangkan, terutama jika kita
tidak tahu alat lukis apa yang seharusnya digunakan. Namun garis pada lukisan
biasanya hanya untuk keperluan sketsa awal saja, Karen proses melukis itu tidak
seperti menggambar dengan pensil yang melibatkan banyak garis. Namun garis
biasanya tetap dibutuhkan untuk mencapai detail kecil tertentu. Pelajari mengenai
alat lukis di artikel dibawah ini:
Filling
Melukis tidak seperti menggambar menggunakan pensil atau pulpen, tidak ada proses
mengarsir dalam melukis, yang ada adalah Filling. Proses melukis lebih seperti
“mengukir”. Cat yang lebih gelap digunakan untuk menggali kedalaman, dan warna
yang terang digunakan untuk menambahkan tambalan.
Seperti namanya, dalam melukis ketika kita mewarnai objek kita bukan
mengarsirnya, melainkan mengisinya dengan cat yang disapukan oleh kuas. Hasil
filling sendiri ditentukan oleh teknik kuas yang kita gunakan; kuas kering atau kuas
basah, besar-kecilnya tekanan kuas yang kita berikan dan banyaknya cat yang
ditampung oleh kuas. Kuas digunakan dengan cara disapukan atau sedikit disikat,
bukan digosok seperti pensil.
Kuas Basah
Kuas basah menggunakan cat yang dicampur oleh pengencer untuk memaksimalkan
fleksibilitas sapuan kuas. Kuas basah dapat dengan cepat menutupi banyak bagian
permukaan kanvas. Manajemen sedikit dan banyaknya cat yang “diambil” (diserap)
oleh kuas menjadi salah satu bagian penting yang harus diperhatikan juga.
Kuas Kering
Kuas kering adalah kebalikan dari kuas basah, yaitu kuas dioleskan pada cat yang
tidak menggunakan pengencer sama sekali. Kuas kering biasanya digunakan untuk
detail dan finishing. Biasanya Kuas Kering mengcover lapisan teratas lukisan setelah
impresi gambar yang masih buram telah terbentuk sebelumnya oleh kuas basah.
Cat yang dioleskan ke kuas kering biasanya relatif sedikit, lagi-lagi jumlah cat yang
dibawa oleh kuas harus menjadi perhatian. Coba oleskan kuas pada cat, lalu lap atau
coretkan terlebih dahulu kuas pada palet, untuk menyingkirkan cat yang terlalu
menggumpal.
121
BAHAN AJAR MINGGU KE-3
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa mendemonstrasikan teknik pengolahan cat air dan cat minya
3. Mahasiswa membuat gradasi warna
A. TEKNIK MELUKIS
Teknik melukis terbagi menjadi teknik dasar penggunaan alat, manajemen
media, dan kerangka teknis untuk mempermudah proses melukis. Berikut adalah
beberapa teknik dan kerangka dasar melukis yang telah digunakan seniman dari masa
ke masa. Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan dari zaman sebelum
renaisans.
Lining
Lining adalah secara harfiah membuat garis panjang melalui cat dengan
menggunakan kuas liner atau round yang panjang. Lining dapat menjadi hambatan
pertama dalam melukis, bahkan ketika seseorang telah mahir menggambar. Membuat
garis panjang pada lukisan tidak semudah yang kita bayangkan, terutama jika kita
tidak tahu alat lukis apa yang seharusnya digunakan. Namun garis pada lukisan
biasanya hanya untuk keperluan sketsa awal saja, Karen proses melukis itu tidak
seperti menggambar dengan pensil yang melibatkan banyak garis. Namun garis
biasanya tetap dibutuhkan untuk mencapai detail kecil tertentu. Pelajari mengenai
alat lukis di artikel dibawah ini:
Filling
Melukis tidak seperti menggambar menggunakan pensil atau pulpen, tidak ada proses
mengarsir dalam melukis, yang ada adalah Filling. Proses melukis lebih seperti
“mengukir”. Cat yang lebih gelap digunakan untuk menggali kedalaman, dan warna
yang terang digunakan untuk menambahkan tambalan.
Seperti namanya, dalam melukis ketika kita mewarnai objek kita bukan
mengarsirnya, melainkan mengisinya dengan cat yang disapukan oleh kuas. Hasil
filling sendiri ditentukan oleh teknik kuas yang kita gunakan; kuas kering atau kuas
basah, besar-kecilnya tekanan kuas yang kita berikan dan banyaknya cat yang
ditampung oleh kuas. Kuas digunakan dengan cara disapukan atau sedikit disikat,
bukan digosok seperti pensil.
Kuas Basah
122
Kuas basah menggunakan cat yang dicampur oleh pengencer untuk memaksimalkan
fleksibilitas sapuan kuas. Kuas basah dapat dengan cepat menutupi banyak bagian
permukaan kanvas. Manajemen sedikit dan banyaknya cat yang “diambil” (diserap)
oleh kuas menjadi salah satu bagian penting yang harus diperhatikan juga.
Kuas Kering
Kuas kering adalah kebalikan dari kuas basah, yaitu kuas dioleskan pada cat yang
tidak menggunakan pengencer sama sekali. Kuas kering biasanya digunakan untuk
detail dan finishing. Biasanya Kuas Kering mengcover lapisan teratas lukisan setelah
impresi gambar yang masih buram telah terbentuk sebelumnya oleh kuas basah.
Cat yang dioleskan ke kuas kering biasanya relatif sedikit, lagi-lagi jumlah cat yang
dibawa oleh kuas harus menjadi perhatian. Coba oleskan kuas pada cat, lalu lap atau
coretkan terlebih dahulu kuas pada palet, untuk menyingkirkan cat yang terlalu
menggumpal.
123
BAHAN AJAR MINGGU KE-4
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa memilih dan memahami objek yang dipilh
3. Mahasiswa membuat sketsa alternatif sesuai objek yang dipilih
4. Mahasiswa mengolah warna
PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Seni Lukis Realis
Realisme aliran/ gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya
tampa menambah atau mengurangi objek.
Seni lukis realis adalah salah satu isme didalam seni lukis yang dalam
pengungkapannya berusaha menggambarkan suatu obyek seperti apa adanya, yang
dijadikan sebagai subjek yang tampil dalam suatu karya seni lukis. Subyek tersebut
divisualkan sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan
apapun yang dapat mengarah pada interpretasi tertentu. Seni lukis realis juga dapat
diartikan sebagai suatu upaya untuk menunjukkan kenyataan, realita sesungguhnya
tanpa adanya usaha untuk menutupi hal yang jelek sekalipun. Semua tampil apa
adanya. Pelukis realis selalu berusaha untuk menampilkan subyek lukisannya tidak
hanya sekedar mirip dengan obyek aslinya, namun juga berupaya sampai mencapai
pada tingkat karakter obyek, bahkan nuansa, dan suasananya pun seolah ikut
direkam. Hal ini dilakukan tidak ada tujuan lain kecuali untuk memberi kesan hidup
atau istilah asingnya lively. Ada kecenderungan pada diri pelukis realis sejati
pantang untuk menampilkan hal-hal yang sifatnya didramatisir, karena ada
dorongan emosional yang mengarahkan untuk dapat menggambarkan tema lukisan
berdasarkan pengalaman yang dia lihat ataupun alami dalam kehidupan ini.
124
Gambar 3.
Judu:l The Meeting (Bonjour, Monsieur Courbet), 1854
Lukisan karya Gustave Courbet.
Sumber https://en.wikipedia.org/wiki/La_rencontre
Pengertian seni lukis realisme sering rancu dengan seni lukis naturalisme.
Ada yang mengatakan sama antara keduanya, hanya beda dalam istilah
penyebutannya. Namun ada yang mengatakan berbeda aliran (isme) antara
keduanya, dengan alasan lukisan realisme itu lukisan yang cara pengungkapannya
lebih mengutamakan kenyataan (real=nyata), sedangkan lukisan naturalisme
pengungkapannya cenderung meniru alam (nature=alam). Persepsi kebanyakan
orang bila disebutkan lukisan naturalisme, yang terbayang dipikiran mereka
adalah lukisan pemandangan alam yang indah permai. Apabila disebut lukisan
realisme yang terbayang adalah lukisan yang obyeknya terlihat nyata, tapi yang
bukan pemandangan. Sehingga kalau melukiskan sesuatu sampai betul-betul
terlihat nyata, itu realisme. Sedangkan bila melukiskan sesuatu terlihat alamiah itu
naturalisme. Akibatnya perbedaan antara seni lukis realime dan seni lukis
naturalisme belum sepenuhnya pas dan tidak lengkap
Akan lebih lengkap seperti yang dikatakan S.Sudjojono bahwa seni lukis
realisme itu identik dengan “Jiwo katon” (jiwa nampak). Jadi seni lukis realisme
itu lebih mengedepankan jiwanya, rohnya, isinya, dan semangatnya, dari tampilan
sebuah lukisan. Sedangkan seni lukis naturalisme itu hanya untuk bentuk fisiknya,
kulitnya, bungkusnya, dan tampak luarnya saja.
125
Gambar 4.
S.Sodjojono salah satu tokoh seni lukis realis Indonesia
Sumber http://alixbumiartyou.blogspot.com/2013/07/sejarah-dan-
perkembangan-persagi.html
126
merupakan dekade yang penuh dengan perubahan dalam sejarah peradaban Barat.
Perubahan peradaban Barat yang paling menonjol antara lain adalah adanya
revolusi industri dan penemuan Charles Darwin dalam khazanah ilmu pengetahuan
dan teorinya, yaitu teori evolusi. Revolusi industri mengarah pada kemajuan
ekonomi, sosial, dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi semakin
maju. Ada upaya merubah segala sesuatu menjadi serba mesin. Di Prancis setelah
Revolusi Industri 1848, Courbet merespon situasi dan kondisi paska Revolusi
Industri dengan karya lukisannya dengan judul Para Pemecah Batu, yang
menggambarkan sebuah ironi, dimana peradaban Industri belum mampu
membebaskan manusia dari tugas yang berat”.
Gambar 5.
Stone Breakers (Para Pemecah Batu), 1894 karya: Gustave Coubert
Sumber : https://www.gustave-courbet.com/the-stonebreakers.jsp
Dengan kata lain, dalam Realisme Eropa abad ke-19, realitas adalah indikasi
protes. Hakikat Realisme, kata Coubert, adalah “penampikan terhadap apa yang
ideal.” Hal ini disebabkan karena yang ideal sering ditentukan oleh kelas yang
berpengaruh dan berkuasa. Tidak jauh berbeda realisme dibidang sastra selalu
memasukkan moral, dengan demikian seni sastra genre ini adalah sarana untuk
mengkritik dan menyampaikan pesan moral. Inilah yang kemudian ditolak oleh
gerakan seni untuk seni karena puisi bukan merupakan sarana pesan. Gerakan seni
realisme juga dapat dikaitkan dengan era positivisme. Positivisme adalah tentang
semua usaha memperoleh 10 pengetahuan menggunakan metode ilmiah dan
evaluasi obyektif. Dalam seni, hal ini diterjemahkan menjadi penggambaran benda
seperti keadaan yang sesungguhnya. Lukisan realisme juga menggambarkan,
melukiskan, menceritakan, atau berbicara tentang sebuah realita, kenyataan dalam
127
kehidupan pribadi maupun realita yang hidup dalam masyarakat. Beberapa pelukis
realisme terkenal diantaranya adalah Gustave Courbet, Honore Daumier, Jean-
Francois Millet, John Singer Sargent, James McNeil Whistler, Jan Van Eyck, dan
JeanBaptiste-Camille Corot. Seni lukis realis, apabila dalam pengungkapnya
mengambil bentuk-bentuk fisik alami, meliputi proporsi, presisi, perspektif,
anatomi, serta karakter yang kuat, maka dapat disebut sebagai lukisan realisme
naturalisme atau sering disebut lukisan realisme saja. Namun ada juga seni lukis
realisme dimana obyek yang ditampilkan mengambil bentuk-bentuk fisik yang
bukan bukan naturalis , misalnya lukisan karya Picasso dengan judul “Guernica” ,
melukiskan realita spanyol dibawah nazi dalam balutan kubisme. Contoh lain karya
lukisan Affandi , dengan judul “Pengemis” yang menggambarkan realita kehidupan
dalam bentuk ekspresionisme. Masih banyak lagi lukisan yang menerapkan konsep
realisme.
Gambar 6.
128
Lukisan karya Wakidi yang bergaya khas Mooi Indie atau menampilkan
Hindia molek Sumber http://www.asianart.com/articles/fast/7.html
Mereka bertiga sering disebut sebagai pelukis yang menganut mazhab Hindia
Molek atau Mooi Indie. Pada era ini ciri khas yang sering muncul dalam lukisan
mereka banyak mengambil tema tentang keindahan alam. Era Mooi Indie ini
dilanjutkan oleh generasi penerusnya. Salah satu yang sangat terkenal di Indonesia
adalah Basoeki Abdullah (1915-1993) putra R Abdullah Suriosubroto. Pelukis
Basoeki Abdullah selain melukis pemandangan alam, juga sering memunculkan
tema binatang serta wajah manusia dalam lukisannya.
Gambar 7.
Pelukis Basuki Abdullah tokoh Mooi Indie
http://galeri-nasional.or.id/collections/555-kakak_dan_adik
Periode Mooi Indie telah begitu besar menyumbang dalam lanskap seni rupa
modern di Indonesia awal. Tetapi setelah cukup lama menjadi barometer seni lukis
modern Hindia Belanda, akhirnya Mooi Idie mendapat reaksi keras dari kaum
Bumiputera. Hal ini seiring dengan gejolak ekonomi serta politik yang tidak
kondusif menjelang tahun 1930-an. Di mana pada tahun-tahun tersebut lahir
pemikiran kritis dari kaum Bumiputera, mereka merindukan akan kebebasan yang
setelah sekian lama terpasung oleh kolonial. Gerakan-gerakan mulai muncul dalam
bidang pendidikan, politik, kebangsaan, nasionalisme dan kebudayaan. Di samping
itu lahir pula kelompok-kelompok pergerakan yang nantinya akan membawa ke
gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Di lain pihak lahir pula pergerakan budaya
yang memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme. 2) Lahirnya Persagi Perkembangan
129
seni lukis realis di Indonesia tidak dapat lepas dari pengaruh situasi dan kondisi
Zaman Pergerakan melawan penjajah, dimana rakyat hidup menderita, maka
banyak seniman lukis mulai mengangkat tema-tema yang bersifat kritis-realis
dalam karya lukisannya. Mereka melukiskan masalah kehidupan sehari-hari yang
dialami sebagian besar rakyat Indonesia, bahkan banyak mengekspos penderitaan
rakyat, seperti orang miskin, pengamen, kaum buruh, petani, serta kehidupan orang
cacat. Semangat Sumpah Pemuda 1928 menumbuhkan jiwa nasionalisme yang
sangat kuat tertanam dalam hati sanubari seniman lukis Indonesia saat itu,
akibatnya seni lukis dan pelukisnya yang berjiwa Mooi Indie kemudian dikritik dan
bahkan dikecam habis-habisan, karena para pelukisnya dianggap hanya sekedar
merekam keindahan alam Indonesia saja, tidak tanggap dan tidak menyadari
terhadap kenyataan pahit yang diderita bangsanya, serta keadaan di sekitarnya yang
tidak semuanya indah, damai dan menyenangkan. Direktorat Pembinaan SMK 2013
13 Seni Lukis Realis Gambar 12. Lukisan Mengungsi karya Henk Ngantung koleksi
Istana Yogyakarta. (foto: aditya/presidensby.info) Upaya para seniman lukis untuk
mengangkat tema kenyataan kehidupan sehari-hari, memacu untuk meningkatkan
teknik melukis, yang dapat menggambarkan realita sebenarnya kehidupan rakyat.
Dari sinilah seni lukis realisme Indonesia mulai menunjukkan identitas jati dirinya.
Paska Sumpah Pemuda 1928, terjadilah polemik kebudayaan yang sangat seru
dalam media massa. Sekitar tahun 1935 sampai dengan tahun1939. Banyak seniman
lukis saat itu tidak mau ketinggalan dan ikut ambil bagian pula berdebat antara lain
Pirngadi, Rudolf Bonnet, Lee Man Fong, S.Soedjojono dan Henk Ngantung.
Dampak Sumpah
3. Lahirnya Persagi
Perkembangan seni lukis realis di Indonesia tidak dapat lepas dari pengaruh
situasi dan kondisi Zaman Pergerakan melawan penjajah, dimana rakyat hidup
menderita, maka banyak seniman lukis mulai mengangkat tema-tema yang bersifat
kritis-realis dalam karya lukisannya. Mereka melukiskan masalah kehidupan sehari-
hari yang dialami sebagian besar rakyat Indonesia, bahkan banyak mengekspos
penderitaan rakyat, seperti orang miskin, pengamen, kaum buruh, petani, serta
kehidupan orang cacat. Semangat Sumpah Pemuda 1928 menumbuhkan jiwa
nasionalisme yang sangat kuat tertanam dalam hati sanubari seniman lukis Indonesia
saat itu, akibatnya seni lukis dan pelukisnya yang berjiwa Mooi Indie kemudian
130
dikritik dan bahkan dikecam habis-habisan, karena para pelukisnya dianggap hanya
sekedar merekam keindahan alam Indonesia saja, tidak tanggap dan tidak menyadari
terhadap kenyataan pahit yang diderita bangsanya, serta keadaan di sekitarnya yang
tidak semuanya indah, damai dan menyenangkan.
Gambar 8.
Lukisan Mengungsi karya Henk Ngantung koleksi Istana Yogyakarta.
Sumber: https://lukisanku.id/lukisan-mengungsi-henk-ngantung/
Upaya para seniman lukis untuk mengangkat tema kenyataan kehidupan sehari-
hari, memacu untuk meningkatkan teknik melukis, yang dapat menggambarkan
realita sebenarnya kehidupan rakyat. Dari sinilah seni lukis realisme Indonesia mulai
menunjukkan identitas jati dirinya. Paska Sumpah Pemuda 1928, terjadilah polemik
kebudayaan yang sangat seru dalam media massa. Sekitar tahun 1935 sampai dengan
tahun1939. Banyak seniman lukis saat itu tidak mau ketinggalan dan ikut ambil
bagian pula berdebat antara lain Pirngadi, Rudolf Bonnet, Lee Man Fong,
S.Soedjojono dan Henk Ngantung. Dampak Sumpah Pemuda 1928, dan Polemik
Kebudayaan 1935 sampai 1939. menjadi stimulan dan terus memunculkan
perkumpulan di bidang lain. Salah satunya adalah perkumpulan seniman yang
mengibarkan bendera Nasionalisme dan berpihak pada kerakyatan. Tepatnya pada
131
tanggal 23 Oktober 1938 Persagi lahir, yang merupakan akronim dari Persatuan Ahli
Gambar Indonesia.
Gambar 9.
Foto bersama anggota kelompok Persagi Sumber foto
http://alixbumiartyou.blogspot.com/2013/07/sejarah-danperkembangan-
persagi.html
132
Kondisi sosial masyarakat bawah yang kehidupannya berat, ternyata
menggugah kesadaran dan visi baru kelompok Persagi untuk mengungkapkan realitas
yang ada.
Gambar 10.
"Didepan kelambu terbuka" karya S.Sudjojono,
Sumber Lukisan Dan Patung Koleksi Bung Karno
Pengurus Persagi pada periode pertama terdiri dari Agus Djaja sebagai ketua,
Sudjojono sebagai sekretaris dan Rameli sebagai komisaris. Selain nama pengurus di
atas sebagai anggota Persagi antara lain Soediardjo, L. Setiyoso, Emiria Soenassa,
Saptarita Latief, Herbert Hoetagaloeng, S. Toetoer, Sindhusisworo, Soeaib, Soekirno,
Soerono, Suromo dan Otto Djaja. Sebagai kelompok pergerakan di bidang budaya
yang mengibarkan semangat baru dan panji-panji Nasionalisme Kerakyatan, Persagi
aktif mengadakan rapat tahunan, diskusi, melukis bersama, dan pameran.
133
4. Pandangan Persagi
Tujuan dari kelompok Persagi ditekankan pada pencarian corak seni lukis
Indonesia yang baru lewat kerjasama di sanggar dan diskusi antara sesama anggota.
Pemahaman dari Persagi adalah bahwa melukis tidak hanya pemandangan sawah,
sungai, pantai dan gadis yang cantik. Tetapi melukis harus juga melihat dari sisi
kemanusiaannya. Selain estetika tedapat nilai lain yang harus dimunculkan dalam
sebuah karya seni. Keyakinan lainnya adalah dalam melukis hendaknya bersikap
sederhana dan jujur mengungkapkan objek. Realitas objek-objek di sekitar pelukis
sesungguhnya merupakan kesaksian kehidupan yang kaya. Berkarya dengan jujur dan
sederhana artinya membuat karya seni sesuai dengan realita yang ada dan tanpa ada
keinginan untuk membaguskan objeknya. Misalkan lingkungan sekitar
Seni Lukis Realis tentang peperangan, penderitaan rakyat kecil, gadis desa.
Objek tersebut digambar dengan jujur tanpa ada unsur rekayasa untuk
memperindahnya. Biarkan realita itu bicara dalam sebuah karya seni. Itulah faham
yang terus dikobarkan oleh kelompok Persagi. S. Sudjojono yang aktif menyuarakan
semangat seni lukis Indonesia Baru melalui tulisan-tulisannya yang dimuat di
majalah dan surat kabar. Seni lukis sebagai salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa
dengan sendirinya harus mengungkapkan corak yang cocok dengan watak bangsa
itu. Meskipun demikian, lukisan-lukisan Indonesia pada saat itu belum juga
mempunyai corak Indonesia. Hal itu karena kultur yang ada masih hilir-mudik. Di
satu pihak masih besifat kejawaan, kekunoan, dan di lain pihak bersifat kebaruan
jawa dan bahkan kebarat-baratan. Lewat tulisannya, Sudjojono menganjurkan kepada
para pelukis untuk mempelajari kehidupan rakyat jelata di kampung-kampung dan di
desadesa. Sejarah perjalanan Persagi tidak panjang hanya sekitar empat tahun saja,
Persagi bubar pada waktu pendudukan Jepang di Batavia sekitar tahun 1942.
Walaupun umur Persagi sangat singkat, namun tahap pematangan visi estetik
anggotanya dapat tercapai. Hal ini dapat terlihat dengan jelas setelah Persagi bubar.
Namun eksponen-eksponennya masih tetap berkarya dan tumbuh menjadi pelukis-
pelukis yang mengisi kehidupan seni lukis sesudahnya kelak, yaitu seni lukis
Indonesia modern. Walaupun Persagi telah bubar, namun aspirasinya tetap hidup
karena wibawa Pak Djon dan Agus Djaja yang memberikan tuntutan melukis dengan
cirikas mazhab Persagi di jaman penjajahan yang singkat namun bengis itu. Prins ip
mazhab Persagi yaitu untuk tidak terlalu menghiraukan teknik lukis, namun lebih
mengutamakan berani melukis lebih dahulu. Beberapa tokoh muda pelukis muncul di
134
jaman Jepang yakni Otto Djaja, Kusnadi, Kartono Yudokusumo, Baharuddin, Harjadi
S, Njoman Ngendon. Mereka inilah yang nantinya menghidupkan sanggar-sanggar
lukisan yang menjamur di awal kemerdekaan (1945-1950-an) dan menjadi tempat
penghidupan para pelukis.
Pada saat mulai berkembangnya seni lukis Realis di era Persagi, ada dua tokoh
yang paling menonjol pada masa itu, yaitu Sindudarsono Sudjojono (1913-1986) dan
Affandi Koesoema (1907-1990).
Gambar 11.
Affandi salah satu tokoh Persagi
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/f/fd/Affandi.jpg
Mereka berdua memiliki sifat bawaan yang berbeda, Affandi memiliki sifat
pendiam, sedangkan S.Sudjojono adalah tokoh yang keras, emosional dan kritis. S.
Sudjojono selain sebagai pelukis, juga berprofesi sebagai kritikus seni luk is yang
sangat disegani. Basoeki Abdullah adalah salah satu pelukis yang sering dijadikan
sasaran kritikan pedasnya. Dia dikecam sebagai pelukis yang tidak nasionalis,
karena hanya melukis perempuan cantik dan keindahan pemandangan alam. Kritikan
inilah yang membuat marah Basoeki Abdullah. S. Soedjojono dan Basoeki Abdullah
kemudian dianggap sebagai sateru bebuyutan, seperti air dan api. S. Soedjojono
dikalangan seniman sering dipanggil dengan nama Pak Djon, S. Soedjojono
memiliki pengikut dan murid cukup banyak, sehingga dilingkungan para seniman,
memberi gelar kehormatan sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia Baru. Semua ini
karena pengabdian beliau dibidang seni, terutama seni lukis. Lukisan karya pelukis S.
135
Soedjojono yang menonjol dan memiliki nilai sejarah serta monumental antara lain
berjudul : Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh, Pengungsi dan Seko. Lukisan
Affandi lebih banyak didominasi dengan warna kusam yang sangat sesuai untuk
menampilkan tema kemelaratan. Pengamatan terhadap lingkungan diungkapkan serta
penderitaan rakyat ditampilkan dalam karyanya secara lugas. Karyanya yang berjudul
”Pejuang Romusha” (1943) yang menampilkan rakyat dalam kemelaratan tidak
disukai penguasa Jepang.
136
BAHAN AJAR MINGGU KE-6
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa memilih dan memahami objek yang dipilh
3. Mahasiswa membuat sketsa alternatif sesuai objek yang dipilih
4. Mahasiswa mengolah warna
139
BAHAN AJAR MINGGU KE-8
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa memilih dan memahami objek yang dipilh
3. Mahasiswa membuat sketsa alternatif sesuai objek yang dipilih
4. Mahasiswa mengolah warna
MATERI
Seni lukis pemandangan alam (landscape painting) merupakan salah satu jenis
atau genre seni lukis, selain seni lukis potret (portrait painting, seni lukis model (model
painting), seni lukis alam benda (still-life painting) atau jenis seni lukis lainnya yang
menunjukkan objek yang dilukis. Lukisan lanskap (landcape painting) merupakan
penggambaran pemandanga`n alam dalam seni rupa. Lukisan lanskap dapat
menggambarkan gunung, lembah, laut, danau, sungai, sawah, ladang, hutan, atau pantai
dan kadang-kadang juga menggambarkan unsur bangunan dan juga orang. Meskipun
unsur pemandangan alam sudah terdapat pada lukisan zaman kuno atau Klasik di Eropa,
lukisan lanskap sebagai genre yang tersendiri baru muncul pada masa Renaisans (abad
ke-16). Di tradisi kebudayaan Timur, lukisan pemandangan alam sudah ada di Cina sejak
abad ke-4 (https://www.britannica.com/art/landscape-painting).
Melukis pemandangan alam dapat dikerjakan di luar ruang atau dalam Bahasa
Perancis plein air dan dapat pula dikerjakan bedasarkan hasil fotografi. Keuntungan
melukis di luar ruang bahwa pelukis dapat menghayati keindahan alam secara langsung
(https://www.art-is-fun.com/landscape-painting). Lukisan pemandangan alam dapat
berupa pemandangan alam pedesaan (landscape painting), lukisan pemandangan laut
atau pantai (seascape painting), dan lukisan pemandangan kota (cityscape painting).
140
Terdapat berbagai cara melukiskan pemandangan alam, sesuai dengan pandangan
pelukis. Lukisan lanskap tidak harus menggambarkan objek alam secara realistik, tetapi
dapat pula menggambarkan alam secara abstrak. Sebagai contoh, kelompok pelukis
Fauvis menggunakan warna secara sangat emosional. Lukisan lanskap juga dapat
menggunakan gaya surealistik sebagaimana karya Dali yang berkesan aneh dan seperti
mimpi (https://www.art-is-fun.com/landscape-painting/).
Dalam sejarah seni rupa, seni lukis pemandangan alam telah dibuat sejak zaman Yunani
dan Romawi kuno, yaitu dalam bentuk seni lukis dinding. Namun demikian, setelah
jatuhnya kerajaan Romawi kuno, seni lukis pemandangan alam hanya digunakan sebagai
latar untuk lukisan religius dan lukisan figural (menggambarkan objek orang). Baru pada
abad ke-16 yakni pada masa Renaisans seni lukis pemandangan memperoleh jati dirinya
kembali. Istilah landscape berasal dari Bahasa Belanda landschap yang berarti daerah
atau bidang tanah, kemudian dalam konotasi seni rupa berarti lukisan yang
menggambarkan pemandangan alam. Berkembangnya istilah landscape di Belanda
karena di negara ini seni lukis pemandangan alam pertama kali menjadi kesukaan
masyarakat. Pada waktu itu masyarakat kelas menengah Protestan membutuhkan seni
rupa sekuler (nonreligius) untuk dekorasi rumahnya dan lukisan pemandangan alam
menjadi jawabannya. Di luar Belanda, seni lukis pemandangan alam belum diterima oleh
akademi seni rupa Italia dan Perancis, seperti juga lukisan genre (melukiskan kehidupan
sehari-hari) dan seni lukis alam benda, karena objek-objek tersebut dianggap remeh bagi
seni lukis. Pada abad ke-17 lahirlah seni lukis Klasik di Perancis, dengan mengambil
inspirasi seni lukis pemandangan aman Yunani dan Romawi kuno, dengan dua seniman
perintisnya, Nicolas Poussin dan Claude Lorrain. Dalam seni lukis pemandangan klasik
ini, letak objek-objek dibuat atau dikarang, bukan sesuai dengan kenyataan, sehingga
setiap objek pohon, gunung karang, atau binatang diletakkan sedemikan rupa sehingga
menampilkan suasana yang harmonis, seimbang, dan abadi. Kedua pelukis tersebut
berjasa dalam menaikkan status seni lukis pemandangan alam. Baru pada abad ke-18,
atas jasa Pierre-Henri de Valenciennes, seni lukis dapat memperoleh status sejajar dengan
seni lukis sejarah dan diterima di Akademi Seni Rupa Perancis. Akhirnya pada abad ke-19,
bersamaan dengan Revolusi Industri, seni lukis pemandangan alam mencapai kejayaan
baik di Eropa maupun di Asia. Kelompok pelukis Barbizon seperti Théodore Rousseau
and Charles Daubigny meninggalkan tradisi seni lukis pemandangan alam gaya klasik
yang idealistik dan beralih pada melukis pemandangan alam secara langsung di luar
ruang yang dikenal dengan plein air painting.
141
(http://www.getty.edu/education/teachers/classroom_resources/curricula/
landscapes/background1.html). Di Amerika sekelompok pelukis Hudson River School
berkarya sekitar tahun 1825 sampai 1870. Sesuai dengan namanya, mereka mengambil
inspirasi dari keindahan daerah Catskill di utara kota New York yang dilewati sungai
tersebut (https://www.britannica.com/art/Hudson-River-school).
142
BAHAN AJAR MINGGU KE-10
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa memilih dan memahami objek yang dipilh
3. Mahasiswa membuat sketsa alternatif sesuai objek yang dipilih
4. Mahasiswa mengolah warna
Pasar tradisional merupakan pasar yang terjadi karena adanya antara penjual dan
pembeli di suatu tempat tertentu terutama banyak terjadi di daerah pedesaan. Pasar
tradisional keberadaannya sudah sejak zamannya nenek moyang, atau bisa dikatakan
pasar tradisional merupakan hasil dari budaya yang di turunkan oleh nenek
moyang sampai sekarang ini. Di dalam pasar tradisional keadaan lingkungan, penjual
dan pembeli umumnya barang-barang yang di perjual belikan dan penataan
dagangannya masih sangatlah sederhana. Bangunannya terbuka, cenderung kumuh,
becek, dan tidak tertata rapi. Hal ini memberi kesan dan ciri khas tersendiri sehingga
mudah membedakan antara pasar tradisional dan pasar modern.(Majid, 1988 : 308).
B. Seni lukis realistik
Sebuah aliran seni lukis muncul karena bertentangan dengan aliran sebelumnya. Hal ini
berlaku pada aliran realisme yang muncul sebagai protes terhadap aliran romantisme
yang melebih-lebihkan kenyataan. Aliran ini dicetuskan Gustave Coubert. Ini
berdasar konsep, bahwa lukisan pada dasarnya seni yang ada, dan terjadi dalam
masyarakat. Jadi, objek kejadiannya tidak hanya dilingkungan istana saja. Oleh karena
itu, aliran realisme sering menampilkan figur-figur rakyat biasa dalam karya
lukisnya. (Rasjoyo, 1994:48). Aliran realisme merupakan suatu corak tertentu,
143
karena ini merupakan persoalan kejiwaan, persoalan visual tertentu, kehidupan dalam
impian, melainkan para pelukis realisme menghendaki dengan penangkapan dan
penghayatan dalam keadaan nyata secara realis. (Supardi Hadiatmodjo,1990:156).
144
BAHAN AJAR MINGGU KE-12
Langkah-langkah kegiatan:
1. Mahasiswa membaca referensi yang dibagikan
2. Mahasiswa memilih dan memahami objek yang dipilh
3. Mahasiswa membuat sketsa alternatif sesuai objek yang dipilih
MATERI
Realitas sosial merupakan kenyataan yang dapat kita lihat sebagai bentuk dari adanya
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sosiologi dalam
perkembangannya mampu menghasilkan pemikir yang senantiasa kritis terhadap realitas
sosial. Kekritisan ini dituangkan dalam bentuk analisis dan evaluasi terhadap
permasalahan yang timbul dalam realitas sosial, misalnya seorang sosiolog yang
mengkaji tentang terjadinya kemiskinan di suatu tempat kemudian mampu untuk
menemukan analisis yang tepat serta langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi
kemiskinan tersebut. Untuk dapat menemukan analisis yang tepat dalam mengkaji
realitas sosial, sosiologi tidak memandang sebuah kejadian hanya berdasarkan yang
nampak saja melainkan sampai ke bagian fakta-fakta yang tersembunyi di balik
fenomena sosial. Misalnya pada kasus kemiskinan. Nah, pada kasus ini tentu saja
dipengaruhi oleh berbagai aspek misalnya aspek gaya hidup, standar hidup, norma
sosial, keadaan lingkungan, kebudayaan dan sebagainya. Mengapa? karena kemiskinan
145
bisa saja terjadi justru pada daerah yang kaya akan sumber daya alam atau kalau dalam
skala keluarga, bisa saja kemiskinan itu terjadi pada seseorang yang berpenghasilan
tinggi. Daerah yang kaya sumber daya alam, bila masyarakatnya tidak kreatif, malas
bekerja, tidak memiliki etos kerja yang tinggi, maka kesejahteraan hidup tidak bisa
tercapai. Dan bisa terjadi sebaliknya, daerah yang miskin sumber daya alam, bila
masyarakatnya memiliki semangat etos kerja yang tinggi, memiliki kreativitas, maka
mereka bisa menemukan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada sehingga
kesejahteraan hidup bisa diraih.
Bentuk konsep realitas sosial:
1. Konsep keluarga
Untuk dapat menemukan analisis yang tepat dalam mengkaji realitas sosial,
sosiologi tidak memandang sebuah kejadian hanya berdasarkan yang nampak
saja melainkan sampai ke bagian fakta-fakta yang tersembunyi di balik fenomena
sosial. Misalnya pada kasus kemiskinan. Nah, pada kasus ini tentu saja
dipengaruhi oleh berbagai aspek misalnya aspek gaya hidup, standar hidup,
norma sosial, keadaan lingkungan, kebudayaan dan sebagainya. Mengapa?
karena kemiskinan bisa saja terjadi justru pada daerah yang kaya akan sumber
daya alam atau kalau dalam skala keluarga, bisa saja kemiskinan itu terjadi pada
seseorang yang berpenghasilan tinggi. Daerah yang kaya sumber daya alam, bila
masyarakatnya tidak kreatif, malas bekerja, tidak memiliki etos kerja yang tinggi,
maka kesejahteraan hidup tidak bisa tercapai. Dan bisa terjadi sebaliknya, daerah
yang miskin sumber daya alam, bila masyarakatnya memiliki semangat etos kerja
yang tinggi, memiliki kreativitas, maka mereka bisa menemukan solusi terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada sehingga kesejahteraan hidup bisa diraih.
2. Konsep masyarakat
ada beberapa unsur pokok dalam masyarakat yang bisa kita ambil yaitu:
Harus ada kelompok atau manusia yang hidup bersama,
Adanya pergaulan yang sudah terjalin dalam waktu yang lama,
Adanya aturan yang mengatur kelompok tersebut,
Adanya kesadaran di kelompok tersebut bahwa mereka merupakan satu kesatuan,
Terciptanya sebuah kebudayaan,
Mendiami wilayah tertentu.
3. Organisasi Sosial atau Kelompok Sosial atau Asosiasi
146
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang dilandasi oleh adanya kesamaan
kepentingan. Kesamaan kepentingan dalam hal ini misalnya kesamaan ideologi,
kesaaman hobi, kesamaan dalam tujuan ekonomi dan sebagainya. Banyak
aktivitas sosial yang terjadi di sebuah organisasi sosial atau kelompok sosial. Di
dalamnya terdapat perilaku yang saling terkait, lebih tertata, terorganisasi dan
kerja sama yang baik antara individu sesuai dengan peranan masing-masing untuk
mencapai sebuah tujuan tertentu atau kepentingan tertentu. Jadi disebuah
organisasi sosial ini terdapat unsur-unsur pokok seperti kelompok, peranan,
lembaga sosial dan kelas sosial.
4. Komunitas Sosial
Komunitas merupakan kesatuan sosial yang didasari oleh lokalitas. Hal inilah
yang menyebabkan sebuah komunitas memiliki hubungan yang sangat erat antar
anggotanya akibat dari adanya kesatuan tempat tinggal. Mengapa? karena adanya
kesatuan tempat tinggal menyebabkan intensitas interaksi antar anggotanya lebih
banyak daripada orang lain yang ada di luar komunitas atau di luar dari wilayah
komunitas tersebut sehingga rasa solidaritas akan muncul dengan sendirinya.
Selain didasari oleh adanya kesatuan tempat dan rasa solidaritas yang tinggi,
sebuah komunitas sosial juga dibangun oleh faktor rasa saling membutuhkan dan
kepercayaan bahwa tempat dimana mereka tinggal dapat memberikan kehidupan
bagi penghuninya. Nah, perasaan seperti ini dinamakan sebagai sentimen
komunitas atau community sentiment. Adapun unsur-unsur dari sentimen
komunitas yakni unsur seperasaan, unsur sepenanggungan dan unsur saling
memerlukan.
5. Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan kesatuan sosial yang didasari adanya kesadaran akan
kesatuan asal-usul dan budaya. Kesadaran itu tumbuh salah satunya disebabkan
oleh adanya kesatuan bahasa. Bahasa merupakan unsur penting dalam interaksi
sosial sehingga mampu menghimpun kelompok-kelompok yang tersebar menjadi
terkumpul. Misalnya, kita bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang
asing lantaran mampu berkomunikasi dengan baik. Di Indonesia sendiri terdapat
berbagai macam suku dengan bahasa yang berbeda namun bisa disatukan dengan
bahasa Indonesia. Itulah makanya bahasa Indonesia dinamakan juga sebagai
bahasa persatuan.
147
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MINGGU KE-15:
1. Mahasiswa memperhatikan tema dan gaya dari lukisan yang dibuat
2. Mahasiswa mempresentasikan 2 tema dari karya lukis yang dibuat
148
Daftar Rujukan
Dermawan, Budiman, 1988, Pendidikan Seni Rupa untuk SMA Kelas 1 Semester 1 dan
2, Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Juih, L. Julius, (et. al.). 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk Kelas 2 dan
3 SLTP Semester Pertama dan Kedua. Jakarta: Yudhistira.
Latifah, Diah dan Sulastianto, Harry, 1994, Penuntun Belajar Pendidikan Seni I, Rasjoy
149
150