Anda di halaman 1dari 11

Nella Agustin, dkk., Desain Instrumen Tes Bermuatan Etnosains untuk Mengukur ....

2159

DESAIN INSTRUMEN TES BERMUATAN ETNOSAINS UNTUK MENGUKUR


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

Nella Agustina*, Sudarmina, Sri Susilogati Sumartia dan Azza Khisnu Addianib
a
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035
b
MAN Demak, Jalan Diponegoro 27 Demak, 59571
E-mail: nellaagustiin@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan hal yang
berkenaan dengan kearifan lokal atau lebih dikenal dengan etnosains. Perubahan kurikulum
menuntut adanya perubahan orientasi dalam evaluasi atau penilaian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan instrumen tes bermuatan etnosains untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam. Penelitian ini merupakan penelitian Research
and Development (R & D) dengan model pengembangan ADDIE. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan instrumen tes bermuatan etnosains untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang terdiri dari 14 butir soal yang dinyatakan valid
dan reliabel. Reliabilitas naskah soal diperoleh menggunakan rumus KR-21 dengan harga
reliabilitas sebesar 0,7625. Jenis instrumen tes yang dikembangkan berupa soal pilihan ganda
beralasan. Konteks etnosains sesuai dengan kebudayaan masyarakat Demak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa instrumen tes efektif untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
karena dapat mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih dari 3 kategori.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.

Kata kunci: berpikir kritis, etnosains, instrumen tes

ABSTRACT

Chemical learning is closely related to the humans life and the local wisdom, known as
ethnosciences. The curriculum changing that demands a change of orientation of evaluation or
assessment. Moreover, this study aims to develop a test instrument including etnosciences that
can be used to measure students' critical thinking ability on the materials of salt hydrolysis. The
type of this research is Research and Development (R & D) with ADDIE development model.
Based on the results of research can be concluded that this research produces a test instrument
including etnosciences that can be used to measure students’ critical thinking which consists of
14 items that are declared valid and reliable. The reliability of the test is calculated using the
KR-21 formula and reliability of the test is 0.7625. Types of test instruments which is developed
consisted of the multiple choice with the reasons.The context of ethnosciences in accordance
with the culture of Demak society. The result shows that instrument is effective to measure
students' critical thinking ability because it can categorize students’ critical thinking ability being
more than 3 categories.The students’ critical thinking ability can be categorized into 4
categories, they are high, medium, low, and very low.

Keywords: chritical thinking, etnoscience, test instruments

PENDAHULUAN sistematis dan berkesinambungan. Penilaian


Penilaian merupakan serangkaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, memantau proses dan kemajuan belajar
dan menafsirkan data tentang proses dan siswa serta meningkatkan efektivitas
hasil belajar siswa yang dilakukan secara kegiatan pembelajaran. Kegiatan penilaian
2160 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169

dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai Kemampuan berpikir kritis sangat


dasar untuk memperbaiki proses penting untuk dimiliki, karena dapat
pembelajaran, dan sebaliknya proses membantu siswa dalam berpikir secara
pembelajaran dapat dijadikan pijakan dalam rasional dalam mengatasi permasalahan
melaksanakan penilaian. yang tengah dihadapi dan mencari serta
Penilaian bukanlah hal baru dalam mengembangkan alternatif pemecahan bagi
dunia pendidikan, namun seringkali dalam permasalahan tersebut (Alghafri, et al.,
proses pembelajaran guru hanya berupaya 2014). Instrumen yang dirancang dengan
meningkatkan kemampuan kognitif dan baik dan sesuai dengan tingkatan
mengabaikan aspek evaluasi hasil belajar kemampuan berpikir dapat meningkatkan
siswa. Akibatnya kecakapan berpikir siswa daya berpikir kritis siswa.
masih relatif rendah karna guru terlalu Pengembangan kemampuan berpikir
memfokuskan apa yang akan diajarkan kritis sangat penting dalam pembelajaran
kepada siswanya tetapi alat-alat penilaian kimia, karena ilmu kimia umumnya bersifat
yang digunakan tidak lagi melihat sasaran abstrak sehingga diperlukan keseimbangan
yang akan dinilai (Amalia dan Susilaningsih, antara kemampuan otak kiri dengan otak
2014). kanan. Namun, fakta di lapangan
Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh menunjukkan kemampuan berpikir kritis
guru tidak lepas dari penggunaan instrumen. siswa belum sesuai dengan yang
Instrumen merupakan bagian integral dari diharapkan. Salah satu faktor penyebab
suatu proses penilaian dalam pembelajaran, adalah pembelajaran yang masih menganut
apa yang hendak diukur dalam pembelajaran paradigma lama. Sehingga siswa lebih
terkait dengan ketersedia alat ukur yang menggunakan fungsi otak kiri dan kurang
digunakan (Amalia dan Susilaningsih, 2014). melatih kemampuan otak kanan (Lestari,
Ketika melakukan penilaian diperlukan alat 2014). Sedangkan dalam pengembangan
yang biasa disebut tes. Tes merupakan kemampuan berpikir kritis diperlukan
salah satu bentuk alat ukur yang digunakan dukungan pergerakan otak kanan.
untuk melakukan pengukuran yang Berpikir kritis merupakan kemampuan
dirancang secara khusus (Arifin, 2012). berpikir yang harus dikembangakan dan
Perubahan kurikulum yang terjadi dikuasai siswa dalam konteks pembelajaran
menuntut pula adanya perubahan orientasi kimia. Menurut Ennis (1985) dalam Kartimi,
dalam evaluasi pembelajaran atau penilaian. et al., (2012) dengan menggunakan
Pencapaian tujuan pembelajaran kimia yang keterampilan berpikir kritis, siswa dapat
sebenarnya membutuhkan instrumen mengidentifikasi, menganalisis dan
penilaian yang tidak hanya mencakup memecahkan soal secara logis sehingga
hafalan dan pemahaman saja, tetapi juga menghasilkan keputusan yang tepat.
dibutuhkan penilaian yang melatih Berpikir kritis adalah pengenalan yang
keterampilan berpikir siswa (Arifin, 2000). komprehensif supaya dapat melakukan
penalaran yang lebih baik (Hughes dan
Nella Agustin, dkk., Desain Instrumen Tes Bermuatan Etnosains untuk Mengukur .... 2161

Lavery, 2014). Kemampuan berpikir kritis mencuci kain batik karena dapat menjaga
merupakan cara berpikir seseorang keawetan warna kain batik. Penggunaan
mengenai sesuatu dimana pemikir sabun cuci dari lerak adalah ilmu yang telah
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan dipelajari oleh masyarakat sejak dahulu dan
menangani secara trampil struktur-struktur merupakan sains asli yang dapat dijelaskan
yang melekat dalam pemikiran dan secara ilmiah. Ilmu pengetahuan yang
menerapkan standar intelektualnya (Yildrim dimiliki oleh masyarakat sejak dahulu lebih
dan Ozkahraman, 2011). dikenal dengan istilah etnosains. Etnosains
Menurut teori berpikir kritis Ennis (2011) merupakan kegiatan mentransformasikan
terdapat 12 indikator kemampuan berpikir sains asli masyarakat menjadi sains ilmiah
kritis. Namun hanya 7 indikator yang (Rahayu dan Sudarmin, 2015).
digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) Etnosains telah banyak dikembangkan
memfokuskan pertanyaan, (2) menanyakan dalam penelitian sebelumnya dan tidak
dan menjawab pertanyaan, (3) hanya dapat mengukur kemampuan berpikir
mempertimbangkan apakah sumber dapat kritis saja namun dalam hal yang lainnya.
dipercaya atau tidak, (4) membuat deduksi Seperti yang telah dilakukan oleh Setiawan,
dan menilai deduksi, (5) membuat dan et al., (2017) menyatakan bahwa
menentukan hasil pertimbangan (6) penggunaan modul berbasis kearifan lokal
mendefinisikan istilah dan dapat meningkatkan literasi sains siswa.
mempertimbangkan suatu definisi, (7) Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
mengidentifikasi asumsi – asumsi. Indikator Carnawi, et al., (2017) menyatakan
berpikir kritis yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran berbasis
penelitian ini memodifikasi indikator menurut etnosains pada materi hidrolisis garam dapat
teori Ennnis. Indikator yang digunakan menumbuhkan sikap kewirausahaan pada
kemudian disesuaikan dengan materi siswa.
hidrolisis garam dan konteks etnosains yang Dalam penelitian ini pengembangan
digunakan. instrumen tes menjadi target utama untuk
Kimia merupakan salah satu cabang hasil akhirnya. Pengembangan instrumen tes
ilmu sains yang sangat penting karena dapat perlu dilakukan karena siswa membutuhkan
membuat peserta didik memahami fenomena instrumen yang tidak hanya mengukur
yang terjadi di sekitar mereka (Sirhan, 2007). kemampuan kognitif hafalan dan
Hidrolisis garam merupakan ilmu kimia yang pemahaman saja, namun juga dapat melatih
mempelajari tentang peristiwa reaksi garam kemampuan berpikirnya. Instrumen tes yang
dengan air dan menghasilkan asam atau dikembangkan mengacu pada indikator
basanya (Supardi dan Luhbandjono, 2012). keterampilan berpikir kritis yang
Peristiwa reaksi garam dengan air banyak dikemukakan oleh Ennis karena kerincian
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. teorinya.
Sebagian besar masyarakat di desa Tujuan dari penelitian ini adalah
Jogoloyo Demak menggunakan buah lerak membuat desain penilaian berupa instrumen
2162 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169

tes bermuatan etnosains pada materi dari Analysis, Design, Development,


hidrolisis garam untuk mengukur Implementation, and Evaluation. Teknik
kemampuan berpikir kritis siswa. Soal tes pengumpulan data pada penelitian ini adalah
yang dikembangkan berupa soal pilihan dengan pemberian lembar tes dan lembar
ganda beralasan yang mengacu pada angket.
indikator keterampilan berpikir kritis. Metode pengumpulan data pada
Instrumen tes ini nantinya diharapkan penelitian ini adalah dengan metode tes.
memiliki validitas, reliabilitas, tingkat Metode tes menggunakan lembar tes
kesukaran, dan daya beda yang baik. Serta bermuatan etnosains untuk mengukur
efektif untuk mengukur kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis yang berisi 20 soal
kritis. pilihan ganda beralasan. Uji coba soal
dilakukan di MAN Demak kemudian akan
METODE PENELITIAN dilakukan analisis data terkait validitas butir
Penelitian ini merupakan penelitian dan soal, daya pembeda, indeks kesukaran, dan
pengembangan atau Research and reliabilitas instrumen tes. Kemudian langkah
Development (R&D) yang bertujuan selanjutnya adalah pengambilan keputusan
menghasilkan produk dan menguji butir soal untuk menentukan soal yang dapat
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, digunakan atau dibuang. Kriteria keputusan
2013). Model pengembangan yang butir soal tersaji pada Tabel 1.
digunakan adalah model ADDIE. singkatan

Tabel 1. Kriteria keputusan butir soal (Sudiatmika, 2010)


Harga Daya Pembeda Harga Validitas Keputusan
D  0,40 Valid Diterima
D 0,40 Tidak Valid Diterima
0,30 D 0,39 Valid Diterima
0,30 D 0,39 Tidak Valid Direvisi
0,20 D 0,29 Valid Direvisi
0,20 D 0,29 Tidak Valid Direvisi
-1,00 D 0,19 Valid Dibuang
-1,00 D 0,19 Tidak Valid Dibuang

Pengambilan keputusan butir soal dilakukan guru dan siswa terhadap instrumen tes yang
untuk menentukan apakah soal tersebut dikembangkan.
dapat diterima, harus direvisi atau dibuang
(Sudiatmika, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembar angket yang digunakan adalah Hasil penelitian ini meliputi (1) hasil
lembar angket tanggapan siswa dan guru rancangan produk instrumen tes, (2) hasil
yang digunakan untuk mengetahui respon analisis tahap pengembangan instrumen tes,
Nella Agustin, dkk., Desain Instrumen Tes Bermuatan Etnosains untuk Mengukur .... 2163

(3) hasil implementasi, (4) Hasil tanggapan diuji cobakan instrumen tes akan dilakukan
guru dan siswa. validasi oleh ahli.

Hasil rancangan produk Validasi ahli


Produk yang dihasilkan pada Validasi ahlibertujuan untuk mengetahui
penelitianini adalah instrumen tes untuk validitas isi instrumen tes. Validasi oleh ahli
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. dilakukan oleh 3 validator yakni 3 dosen
Soal yang dikembangkan mecakup konten kimia Universitas Negeri Semarang.
hidrolisis garam dengan konteks etnosains. Penilaian dilakukan dengan mengisi lembar
Berikut adalah konteks etnosains yang validasi yang berisi 10 aspek yang dinilai.
sesuai dengan materi hidrolisis garam telah Pemberian nilai dilakukan dengan
ditampilkan pada Tabel 2. memberikan skor 1 bila sangat tidak setuju
Konteks etnosains dijadikan sumber (STS), 2 bila tidak setuju (TS), 3 bila setuju
pengetahuan mengenai kebudayaan (S), dan 4 bila sangat setuju (SS). Instrumen
dimasyarakat yang berhubungan dengan tes dikatakan valid apabila skor rata-rata
materi hidrolisis garam. Hal ini sejalan yang diperoleh lebih dari 24 dengan jumlah
dengan penelitian yang dilakukan oleh skor maksimum 40.
Sumarni, et al (2016) menyatakan bahwa Berdasarkan penilaian oleh validator
ilmu pengetahuan asli masyarakat yang telah rata-rata skor yang diperoleh adalah 36,3
direkonstruksi menjadi pengetahuan ilmiah Bila dipersentasekan mendapat skor 89,90%
dapat digunakan menjadi sumber pendidikan dengan kriteria sangat layak sehingga dapat
konstekstual untuk guru sains di sekolah. dikatakan seluruh butir soal memiliki validitas
Instrumen tes yang dikembangkan isi yang baik. Hasil validasi ahli menyatakan
berjumlah 20 butir soal dalam bentuk soal bahwa rancangan produk yang
pilihan ganda beralasan. Penggunaan alasan dikembangkan dapat digunakan di lapangan
ketika menjawab item tes pilihan ganda untuk uji coba.
menjadi cara yang sensitif dan efektif untuk
menilai pembelajaran yang bermakna Hasil analisis tahap pengembangan
(Shidiq, et al, 2014). Tingkat pertama Hasil rancangan produk yang telah
menyerupai pilihan ganda tradisional, yang divalidasi oleh ahli kemudian diuji cobakan
biasanya berkaitan dengan pernyataan untuk mengetahui validitas butir soal, daya
pengetahuan. Tingkat kedua menyerupai beda butir soal, tingkat kesukaran butir soal
format dari soal pilihan ganda tradisional dan reliabilitas instrumen tes.
tetapi bertujuan untuk mendorong pemikiran
dan penalaran keterampilan berpikir kritis. Uji coba tahap awal
Hasil rancangan produk akan diuji Uji coba tahap awal dilakukan pada
cobakan untuk mengetahui kualitas validitas siswa kelas XII IPA 2 MAN Demak sebanyak
butir, daya beda, tingkat kesukaran dan 28 siswa.Uji coba tahap awal bertujuan untuk
reliabilitas instrumen tes. Namun sebelum mengetahui kualitas butir soal instrumen tes
2164 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169

yang meliputi validitas butir soal, daya beda Pada penelitian ini pengambilan keputusan
butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan butir soal dilakukan berdasarkan validitas
reliabilitas instrumen tes. Berdasarkan hasil butir soal dan daya pembeda tiap butir soal,
keputusan butir soal didapatkan 14 butir soal hasil keputusan ditampilkan pada Tabel 3.
yang dinyatakan valid dari 20 butir soal.

Tabel 2. Analisis soal keterampilan berpikir kritis dalam konteks etnosains budaya masyarakat
Demak

Konteks di Masyarakat Foto


No Konteks dalam Konsep Ilmiah
(Etnosains) Penelitian
1. Kandungan ekspectorant Garam amonium klorida (NH4Cl)
dalam obat batuk yang biasa didalam air akan terhidrolisis parsial
dikonsumsi oleh masyarakat persamaan reaksi hidrolisis NH4Cl:
merupakan garam amonium NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl(aq)
+
klorida NH4 (aq) + H2O(l) NH4OH(aq) +H+(aq)
2-
SO4 (aq) + H2O(l)
2. Garam krosok kecamatan Kandungan utama garam krosok atau
Wedung dimanfaatkan oleh uyah adalah NaCl. NaCl tidak
petani daerah lain untuk terhidrolisis apabila direaksikan dengan
campuran dalam pembuatan air karena terbentuk dari asam kuat HCl
garam beryodium, yang dan basa kuat NaOH.
dikenal oleh masyarakat
sebagai uyah.
3. pelet padat dan pupuk ZA Pelet padat dan pupuk ZA merupakan
adalah pupuk yang biasa garam yang memiliki rumus kimia
digunakan oleh masyarakat (NH4)2SO4, apabila direaksikan dengan
daerah Wedung karena air akan terhidrolisis sebagian
cocok untuk suasana basa persamaan reaksi hidrolisis (NH4)2SO4:
pada tanah lahan pertanian (NH4)2SO4(aq) 2NH4+(aq) + SO42- (aq)
NH4 (aq) + H2O(l) NH4OH (aq) + H+(aq)
+
mereka.
SO42-(aq) + H2O(l)
4. Masyarakat lebih memilih Detergent mengandung senyawa reaktif
menggunakan buah lerak NaOCl apabila direaksikan dengan air
dari pada detergent untuk terhidrolisis sebagian.
mencuci kain batik karena NaOCl (aq) Na+(aq) + ClO-(aq)
+
dapat menjaga keawetan Na (aq) + H2O(l)
warna kain batik. ClO-(aq) + H2O(l) HClO(aq) + OH-
5. Penyedap rasa atau Mecin Mecin/MSG merupakan monosodoum
biasa digunakan masyarakat glutamat atau mononatrium glutamat
untuk menambah cita rasa memiliki rumus kimia NaC5H8NO4,
gurih dalam masakan. didalam air akan terhidrolisis parsial
+ -
NaC5H8NO4(aq) Na (aq)+C5H8NO4 (aq)
+
Na (aq) + H2O(l)
C5H8NO4-(aq) + H2O(l)
C5H9NO4(aq)+ OH-(aq)
6. Masyarakat menggunakan Soda kue adalah garam yang memiliki
obat roti atau soda kue rumus kimia NaHCO3apabila
sebagai pengembang. direaksikan dengan air akan mengalami
hidrolisis parsial
+ -
NaHCO3(aq) Na (aq)+HCO3 (aq)
+
Na (aq) + H2O(l)
HCO3-(aq)+H2O(l) H2CO3 (aq)+OH(aq)
Nella Agustin, dkk., Desain Instrumen Tes Bermuatan Etnosains untuk Mengukur .... 2165

Tabel 3. Keputusan butir soal


No Kriteria Nomor Soal Jumlah Keterangan
1. Valid 1, 2, 3, 7, 11, 13, 17 7 Dipakai
Valid 4, 5 2 Tidak dipakai
2. Tidak Valid 6, 12, 15, 19 4 Tidak dipakai
Tidak Valid 8, 9, 10, 16, 18, 20 6 Direvisi
Tidak Valid 14 1 Dipakai

Berdasarkan tabel keputusan butir soal dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
ada 2 butir soal valid berdasarkan hasil Sebanyak 76,56% siswa menyatakan
analisis validitas butir soal namun tidak kalimat yang digunakan komunikatif dan
dapat dipakai karena daya beda butir soal tidak rancu, 79,69% siswa menyatakan
masuk dalam kriteria jelek, sehingga tidak kalimat dan ejaan yang digunakan dalam
dapat digunakan. Sedangkan ada 1 butir soal sudah sesuai dengan EYD dan
soal yang tidak valid namun dapat dipakai sebanyak 84,38% siswa menyatakan Jenis
karena memiliki daya beda butir soal yang dan ukuran huruf dalam soal dapat terbaca
baik. Ada pula 6 butir soal yang tidak valid dengan jelas.
namun dapat dipakai tetapi harus direvisi Namun masih ditemukan sebanyak
terlebih dahulu, hal tersebut dikarenakan 6 24,90% siswa yang menyatakan bahwa
butir soal tersebut daya beda butir soal waktu yang diberikan kurang. Situasi
masuk dalam kriteria. Sesuai dengan Tabel tersebut diakibatkan sebagian besar siswa
3 ada 14 butir soal yang dapat dipakai untuk merasa kesulitan mengerjakan soal karena
uji coba selanjutnya dan 6 butir soal tidak siswa belum terbiasa mengerjakan soal
dipakai. Instrumen tes juga dinyatakan dalam bentuk pilihan ganda beralasan.
reliabel dengan harga reliabilitas sebsar Selain itu juga dikarenakan siswa terlalu
0,7625. lama dalam membaca wacana yang
Uji skala kecil dilakukan pada kelas XII disajikan dalam soal. Sehingga siswa
IPA 1 MAN Demak sebanyak 20 siswa. Uji merasa waktu yang diberikan masi kurang
skala kecil bertujuan untuk mengetahui lama.
keterbacaan soal-soal dalam instrumen tes.
Pemahaman siswa terhadap kalimat-kalimat Hasil implementasi
yang digunakan dalam soal sangat Setelah mendapat butir soal yang valid
diperlukan agar nantinya tiap butir soal yang dan mengetahui kualitas keterbacaannya,
dihasilkan juga dapat dipahami siswa Implementasi dan uji skala besar bertujuan
lainnya (Wahyuni, et al., 2015). untuk mengetahui reliabilitas instrumen
Berdasarkan hasil analisis terhadap mencari keefektivan instrumen tes. Uji skala
lembar angket yang diberikan kepada siswa besar dilakukan pada siswa kelas XII IPA 4
dapat diketahui bahwa keterbacaan soal sebanyak 40 siswa.
dalam instrumen tes dinyatakan baik. Efektivitas instrumen tes dapat
Dengan rincian 81,25% siswa menyatakan diketahui dari berapa jumlah kategori
bahasa yang digunakan mudah dipahami
2166 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169

kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh siswa dari jawaban yang
dihasilkan. Kriteria kemampuan berpikir kritis diberikan. Jumlah skor tiap butir soal beserta
siswa dapat diketahuiberdasarkan alasan adalah 5. Alasan pemilihan jawaban
persentase skor yang diperoleh. turut diperhitungkan dalam memberikan
Apabila persentase skor dalam rentang penilaian dikarenakan siswa harus memiliki
81%-100% maka kriteria kemampuan konsekuensi dalam memberikan argumen
berpikir kritis sangat tinggi. Rentang skor (Ridwan, et al., 2013).
61%-80% maka kriteria kemampuan berpikir Instrumen tes dapat dikatakan efektif
kritis tinggi. Rentang skor 41%-60% maka apabila dapat mengkategorikan kemampuan
kriteria kemampuan berpikir kritis sedang. berpikir kritis siswa menjadi 3 atau lebih dari
Rentang skor 21%-40% maka kriteria 3 kategori. Berdasarkan hasil analisis
kemampuan berpikir kritis rendah. Bila didapatkan hasil bahwa instrumen tes
rentang skor yang diperoleh 0%-20% maka dinyatakan efektif karena dapat
kriteria kemampuan berpikir kritis sangat mengkategorikan kemampuan berpikir kritis
rendah (Arifin, 2012). siswa menjadi 4 kategori. Berikut hasil
Analisis kemampuan berpikir kritis analisis kemampuan berpikir kritis siswa
siswa dilakukan dengan melihat skor yang yang tersaji pada Gambar 1.

10% 5%
tinggi
47%
sedang
38%
rendah
sangat rendah

Gambar 1. Kategori jumlah siswa (%) mengenai kemampuan berpikir kritis siswa

Berdasarkan hasil analisis kemampuan bahwa tingkat kesukaran soal dan daya
berpikir kritis pada Gambar 1 menunjukkan pembeda soal dipengaruhi oleh kondisi
terdapat kriteria yang beragam. Perbedaan siswa saat melakukan tes. Tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa disebabkan kesukaran soal yang tinggi tidak dapat
oleh dua faktor mendasar, yaitu faktor dijadikan sebagai patokan bahwa soal
instrumen yang dikembangkan serta faktor tersebut memang sukar, melainkan soal
kondisi siswa. Kondisi siswa saat tersebut sebenarnya mudah tetapi karena
mengerjakan soal sangat berpengaruh siswa kurang mampu memahami soal maka
terhadap hasil tes. Hal ini sejalan dengan soal menjadi sukar dikerjakan (Rahayu, et
yang dikemukakan oleh Zein, et al., (2013) al, 2014).
Karakteristik soal kemampuan berpikir menyebabkan siswa malas membaca dan
kritis yang mengandung bacaan berdampak pada jawaban siswa. Hal
Mely Cholifatul Janah, dkk., Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil …. 2167

tersebut sesuai dengan pernyataan tes bermuatan etnosains untuk mengukur


Djanuarsih, (2012) bahwa soal dengan kemampuan berpikir kritis siswa lebih
kalimat panjang dan berbelit-belit dapat lanjut.
membuat siswa mengalami kesulitan dalam Sedangkan untuk skor rata-rata dari
memahami makna pertanyaan. Kalimat angket tanggapan siswa sebesar 31,45 dari
yang cukup panjang dalam bacaan ataupun dengan persentase jumlah skor rata-rata
soal diduga menjadi salah satu penyebab 78,62%. Rincian hasil tanggapan siswa
instrumen ini sukar dikerjakan oleh siswa terhadap instrumen tes yakni 70% siswa
(Djanuarsih, 2012). Faktor lain yang memberi tanggapan sangat baik dan 30%
menyebabkan perbedaan hasil tes adalah siswa memberi tanggapan baik.
cara pengerjaan yang cenderung terlalu Berdasarkan persentase jumlah skor
tergesa-gesa. yang diperoleh hasil respon guru
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa guru memberikan
menunjukkan bahwa instrumen tes dapat respon sangat baik terhadap instrumen tes.
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa Hasil respon siswa terhadap instrumen tes
dengan baik. Sehingga instrumen tes yang dikembangkan juga menunjukkan
bermuatan etnosains untuk mengukur bahwa instrumen tes dapat diterima sangat
kemampuan berpikir kritis siswa yang baik oleh siswa.
dikembangkan dinyatakan efektif karena
dapat mengkategorikan kemampuan SIMPULAN
berpikir kritis siswa menjadi 4 kategori yaitu Dari hasil penelitian, maka dapat
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. diambil kesimpulan bahwa penelitian ini
menghasilkan instrumen tes bermuatan
Respon guru dan siswa etnosains untuk mengukur kemampuan
Pemberian angket tanggapan kepada berpikir kritis siswa dalam bentuk soal
guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui pilihan ganda beralasan. Dimana etnosains
respon guru dan siswa terhadap instrumen yang digunakan adalah yang berkaitan
tes yang dikembangkan. Lembar angket dengan kearifan lokal yang ada di Demak
berisi 10 pertanyaan. Tanggapan yang dan sesuai dengan materi hidrolisis garam.
diberikan menggunakan skor dengan Instrumen tes yang dikembangkan
jumlah skor maksimum 40. Skor rata-rata menghasilkan 14 butir soal yang dinyatakan
yang diperoleh dari angket tanggapan guru valid dan reliabel dengan harga reliabilitas
sebesar 32 persentase jumlah skor rata- sebesar 0,7625. Instrumen tes yang
rata 80%. dikembangkan dinyatakan efektif digunakan
Guru juga memberikan saran untuk karena dapat mengkategorikan
perbaikan isntrumen tes, yaitu sebaiknya kemampuan berpikir kritis siswa menjadi 4
bacaan yang disajikan tidak terlalu panjang kriteria yakni tinggi, sedang, rendah, dan
tiap wacana. Saran dari guru dapat menjadi sangat rendah.
masukan untuk pengembangan isntrumen
2168 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169

DAFTAR PUSTAKA Kritis Pada konsep Senyawa


Hidrokarbon Untuk Siswa SMA di
Alghafri, S.R. dan Hairul N., 2014, The
Kabupaten Kuningan. Jurnal MIPA,
Effects of Integrating Creative and
Vol 13, No 1, Hal 18-25.
Critical Thinkingon Schools
Students' Thinking. International
Journal of Social Science and Lestari, K.E., 2014., Implementasi Brain -
Humanity, Vol 4, No 6, Hal 518- Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan
525.
Koneksi dan Kemampuan Berpikir
Kritis Serta Motivasi Belajar Siswa,
Amalia, N.F. dan Susilaningsih, E., 2014,
Jurnal Pendidikan Unsika, Vol 2,
Pengembangan Instrumen
No 1, Hal 36-46.
Penilaian Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMA Pada Materi
Asam Basa, Jurnal Inovasi Rahayu, T. D., Purnomo, B. H., dan
Sukidin, 2014, Analisis Tingkat
Pendidikan Kimia, Vol 8, No 2, Hal
Kesukaran dan Daya Beda Pada
1380-1389.
Soal Ujian Tengah Semester Ganjil
Bentuk Pilihan Ganda di SMA
Arifin, M., 2000, Strategi Belajar Mengajar
Negeri 5 Jember Tahun Ajaran
Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
2012-2013, Jurnal Edukasi UNEJ,
menuju Pembelajaran yang efektif,
Vol 4, No 2, Hal 920-926.
Bandung: JICA IMSTEP UPI
Bandung.
Rahayu, W.E. dan Sudarmin, 2015,
Pengembangan Modul IPA
Arifin, Z., 2012, Evaluasi Pembelajaran.
Terpadu Bebasis Etnosains Tema
Bandung: Rosda Karya.
Energi dalam Kehidupan untuk
Menanamkan Jiwa Konservasi
Carnawi, Sudarmin dan Wijayati, N., 2017, Siswa, Unnes Science Education
Application of Proect Based
Journal, Vol 4, No 2, Hal 920-926.
Learning (PjBL) Model for Materials
of Salt Hydrolysis to Encourage
Setiawan, B., Innatesari, D.K., Sabtiawan,
Students’ Entrepreneurship
W.B. dan Sudarmin, 2017, The
Behaviour, International Journal of
Development of Local Wisdom-
Active Learning, Vol 2, No 1, Hal
Based Natural Science Module to
50-58.
Improve Science Literation of
Students, Jurnal Pendidikan IPA
Djanuarsih, E., 2012, Validitas dan
Indonesia, Vol 6, No 1, Hal 49-54.
Reliabilitas Butir Soal, E-jurnal
Dinas Pendidikan Kota Surabaya,
Shidiq, A.S., Masykuri, M. dan Susanti, E.,
Vol 1, Hal 1-12.
2014, Pengembangan Instrumen
Penilaian Two-Tier Multiple Choice
Ennis, R. H. dan Weir, E., 1985, The Ennis
Untuk Mengukur Keterampilan
Weir Critical Thinking Essay Test,
Berpikir Kritis Pada Materi
Pacific Grove, CA: Midwest
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Publication.
Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI.
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3, No
Ennis, R.H., 2011. The Nature of Critical 4, Hal 83-92.
Thinking: An Outline of Critical
Thinking Dispositions and Abilities.
Sirhan, G., 2007, learning Difficulties in
University of Illinois. Chemistry: an Overview, Journal of
Turkish Science Education, Vol 4,
Hughes, W. dan Lavery, J., 2014. Critical
No 2, Hal 2-20.
Thinking: An Introduction to the
Basic Skills-Seventh Edition.
Sudarmin, 2014, Pendidikan
Canadian: Phil-papers. karakter,Etnosains, Dan Kearifan
Lokal : Konsep dan Penerapan
Kartimi, Liliasari, Permanasari, A., 2012, dalam Penelitian dan Pembelajaran
Pengembangan Alat Ukur Berpikir
Mely Cholifatul Janah, dkk., Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil …. 2169

Sains, 1st ed. Semarang: CV. Supardi, K.I. dan Luhbandjono, G., 2012,
Swadaya Manunggal. Kimia Dasar II, Semarang: UNNES
Press.
Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M. dan
Sumarni, W., 201, Development of Wahyuni, I.T., Yamtinah, S. dan Utami, B.,
Ethnoscience Approach in The 2015, Pengembangan Instrumen
Module Theme Substance Pendeteksi Kesulitan Belajar Kimia
Additives to Improve the Learning Kelas X Menggunakan Model
Outcome and Student’s Testlet, Jurnal Pendidikan Kimia,
Entrepreneurship, Journal of Vol 4, No 4, Hal 222-231.
Physics: Conference Series, Hal: 1-
15. Yildrim, B. dan Ozkahraman, S., 2011,
Critical Thinking in Nursing Process
Sudiatmika, A.A.I.R., 2010, Pengembangan and Education, International
Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa Journal of Humanities and Social
dalam Konteks Budaya Bali, Science, Vol 1, No 13, Hal 257-262.
Desertasi, Buleleng: FPMIPA
Universitas Pendidikan Ganesha. Zein, A., M. Fadillah, dan Novianti, R.,
2013, Hubungan Antara Validitas
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Butir, Reliabilitas, Tingkat
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kesukaran dan Daya Pembeda
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Soal Ujian Semester Genap Bidang
Penerbit Alfabeta. Studi Biologi Kelas XI SMA/MA
Negeri di Kota Padang Tahun
Sumarni, W., Sudarmin, Wiyanto dan Pelajaran 2010/2011, Prosiding
Supartono, 2016, The Semirata FMIPA Universitas
Reconstruction of Society Lampung. Lampung: Universitas
Indigenous Science into Scientific Lampung.
Knowledge in the Production
Process of Palm Sugar, Jurnal of
Turkish Science Education, Vol 13,
No 4, Hal 281-292.

Anda mungkin juga menyukai