1 SM
1 SM
2159
Nella Agustina*, Sudarmina, Sri Susilogati Sumartia dan Azza Khisnu Addianib
a
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035
b
MAN Demak, Jalan Diponegoro 27 Demak, 59571
E-mail: nellaagustiin@gmail.com
ABSTRAK
Pembelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan hal yang
berkenaan dengan kearifan lokal atau lebih dikenal dengan etnosains. Perubahan kurikulum
menuntut adanya perubahan orientasi dalam evaluasi atau penilaian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan instrumen tes bermuatan etnosains untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam. Penelitian ini merupakan penelitian Research
and Development (R & D) dengan model pengembangan ADDIE. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan instrumen tes bermuatan etnosains untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang terdiri dari 14 butir soal yang dinyatakan valid
dan reliabel. Reliabilitas naskah soal diperoleh menggunakan rumus KR-21 dengan harga
reliabilitas sebesar 0,7625. Jenis instrumen tes yang dikembangkan berupa soal pilihan ganda
beralasan. Konteks etnosains sesuai dengan kebudayaan masyarakat Demak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa instrumen tes efektif untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
karena dapat mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih dari 3 kategori.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.
ABSTRACT
Chemical learning is closely related to the humans life and the local wisdom, known as
ethnosciences. The curriculum changing that demands a change of orientation of evaluation or
assessment. Moreover, this study aims to develop a test instrument including etnosciences that
can be used to measure students' critical thinking ability on the materials of salt hydrolysis. The
type of this research is Research and Development (R & D) with ADDIE development model.
Based on the results of research can be concluded that this research produces a test instrument
including etnosciences that can be used to measure students’ critical thinking which consists of
14 items that are declared valid and reliable. The reliability of the test is calculated using the
KR-21 formula and reliability of the test is 0.7625. Types of test instruments which is developed
consisted of the multiple choice with the reasons.The context of ethnosciences in accordance
with the culture of Demak society. The result shows that instrument is effective to measure
students' critical thinking ability because it can categorize students’ critical thinking ability being
more than 3 categories.The students’ critical thinking ability can be categorized into 4
categories, they are high, medium, low, and very low.
Lavery, 2014). Kemampuan berpikir kritis mencuci kain batik karena dapat menjaga
merupakan cara berpikir seseorang keawetan warna kain batik. Penggunaan
mengenai sesuatu dimana pemikir sabun cuci dari lerak adalah ilmu yang telah
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan dipelajari oleh masyarakat sejak dahulu dan
menangani secara trampil struktur-struktur merupakan sains asli yang dapat dijelaskan
yang melekat dalam pemikiran dan secara ilmiah. Ilmu pengetahuan yang
menerapkan standar intelektualnya (Yildrim dimiliki oleh masyarakat sejak dahulu lebih
dan Ozkahraman, 2011). dikenal dengan istilah etnosains. Etnosains
Menurut teori berpikir kritis Ennis (2011) merupakan kegiatan mentransformasikan
terdapat 12 indikator kemampuan berpikir sains asli masyarakat menjadi sains ilmiah
kritis. Namun hanya 7 indikator yang (Rahayu dan Sudarmin, 2015).
digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) Etnosains telah banyak dikembangkan
memfokuskan pertanyaan, (2) menanyakan dalam penelitian sebelumnya dan tidak
dan menjawab pertanyaan, (3) hanya dapat mengukur kemampuan berpikir
mempertimbangkan apakah sumber dapat kritis saja namun dalam hal yang lainnya.
dipercaya atau tidak, (4) membuat deduksi Seperti yang telah dilakukan oleh Setiawan,
dan menilai deduksi, (5) membuat dan et al., (2017) menyatakan bahwa
menentukan hasil pertimbangan (6) penggunaan modul berbasis kearifan lokal
mendefinisikan istilah dan dapat meningkatkan literasi sains siswa.
mempertimbangkan suatu definisi, (7) Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
mengidentifikasi asumsi – asumsi. Indikator Carnawi, et al., (2017) menyatakan
berpikir kritis yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran berbasis
penelitian ini memodifikasi indikator menurut etnosains pada materi hidrolisis garam dapat
teori Ennnis. Indikator yang digunakan menumbuhkan sikap kewirausahaan pada
kemudian disesuaikan dengan materi siswa.
hidrolisis garam dan konteks etnosains yang Dalam penelitian ini pengembangan
digunakan. instrumen tes menjadi target utama untuk
Kimia merupakan salah satu cabang hasil akhirnya. Pengembangan instrumen tes
ilmu sains yang sangat penting karena dapat perlu dilakukan karena siswa membutuhkan
membuat peserta didik memahami fenomena instrumen yang tidak hanya mengukur
yang terjadi di sekitar mereka (Sirhan, 2007). kemampuan kognitif hafalan dan
Hidrolisis garam merupakan ilmu kimia yang pemahaman saja, namun juga dapat melatih
mempelajari tentang peristiwa reaksi garam kemampuan berpikirnya. Instrumen tes yang
dengan air dan menghasilkan asam atau dikembangkan mengacu pada indikator
basanya (Supardi dan Luhbandjono, 2012). keterampilan berpikir kritis yang
Peristiwa reaksi garam dengan air banyak dikemukakan oleh Ennis karena kerincian
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. teorinya.
Sebagian besar masyarakat di desa Tujuan dari penelitian ini adalah
Jogoloyo Demak menggunakan buah lerak membuat desain penilaian berupa instrumen
2162 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169
Pengambilan keputusan butir soal dilakukan guru dan siswa terhadap instrumen tes yang
untuk menentukan apakah soal tersebut dikembangkan.
dapat diterima, harus direvisi atau dibuang
(Sudiatmika, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembar angket yang digunakan adalah Hasil penelitian ini meliputi (1) hasil
lembar angket tanggapan siswa dan guru rancangan produk instrumen tes, (2) hasil
yang digunakan untuk mengetahui respon analisis tahap pengembangan instrumen tes,
Nella Agustin, dkk., Desain Instrumen Tes Bermuatan Etnosains untuk Mengukur .... 2163
(3) hasil implementasi, (4) Hasil tanggapan diuji cobakan instrumen tes akan dilakukan
guru dan siswa. validasi oleh ahli.
yang meliputi validitas butir soal, daya beda Pada penelitian ini pengambilan keputusan
butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan butir soal dilakukan berdasarkan validitas
reliabilitas instrumen tes. Berdasarkan hasil butir soal dan daya pembeda tiap butir soal,
keputusan butir soal didapatkan 14 butir soal hasil keputusan ditampilkan pada Tabel 3.
yang dinyatakan valid dari 20 butir soal.
Tabel 2. Analisis soal keterampilan berpikir kritis dalam konteks etnosains budaya masyarakat
Demak
Berdasarkan tabel keputusan butir soal dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
ada 2 butir soal valid berdasarkan hasil Sebanyak 76,56% siswa menyatakan
analisis validitas butir soal namun tidak kalimat yang digunakan komunikatif dan
dapat dipakai karena daya beda butir soal tidak rancu, 79,69% siswa menyatakan
masuk dalam kriteria jelek, sehingga tidak kalimat dan ejaan yang digunakan dalam
dapat digunakan. Sedangkan ada 1 butir soal sudah sesuai dengan EYD dan
soal yang tidak valid namun dapat dipakai sebanyak 84,38% siswa menyatakan Jenis
karena memiliki daya beda butir soal yang dan ukuran huruf dalam soal dapat terbaca
baik. Ada pula 6 butir soal yang tidak valid dengan jelas.
namun dapat dipakai tetapi harus direvisi Namun masih ditemukan sebanyak
terlebih dahulu, hal tersebut dikarenakan 6 24,90% siswa yang menyatakan bahwa
butir soal tersebut daya beda butir soal waktu yang diberikan kurang. Situasi
masuk dalam kriteria. Sesuai dengan Tabel tersebut diakibatkan sebagian besar siswa
3 ada 14 butir soal yang dapat dipakai untuk merasa kesulitan mengerjakan soal karena
uji coba selanjutnya dan 6 butir soal tidak siswa belum terbiasa mengerjakan soal
dipakai. Instrumen tes juga dinyatakan dalam bentuk pilihan ganda beralasan.
reliabel dengan harga reliabilitas sebsar Selain itu juga dikarenakan siswa terlalu
0,7625. lama dalam membaca wacana yang
Uji skala kecil dilakukan pada kelas XII disajikan dalam soal. Sehingga siswa
IPA 1 MAN Demak sebanyak 20 siswa. Uji merasa waktu yang diberikan masi kurang
skala kecil bertujuan untuk mengetahui lama.
keterbacaan soal-soal dalam instrumen tes.
Pemahaman siswa terhadap kalimat-kalimat Hasil implementasi
yang digunakan dalam soal sangat Setelah mendapat butir soal yang valid
diperlukan agar nantinya tiap butir soal yang dan mengetahui kualitas keterbacaannya,
dihasilkan juga dapat dipahami siswa Implementasi dan uji skala besar bertujuan
lainnya (Wahyuni, et al., 2015). untuk mengetahui reliabilitas instrumen
Berdasarkan hasil analisis terhadap mencari keefektivan instrumen tes. Uji skala
lembar angket yang diberikan kepada siswa besar dilakukan pada siswa kelas XII IPA 4
dapat diketahui bahwa keterbacaan soal sebanyak 40 siswa.
dalam instrumen tes dinyatakan baik. Efektivitas instrumen tes dapat
Dengan rincian 81,25% siswa menyatakan diketahui dari berapa jumlah kategori
bahasa yang digunakan mudah dipahami
2166 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2159 – 2169
kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh siswa dari jawaban yang
dihasilkan. Kriteria kemampuan berpikir kritis diberikan. Jumlah skor tiap butir soal beserta
siswa dapat diketahuiberdasarkan alasan adalah 5. Alasan pemilihan jawaban
persentase skor yang diperoleh. turut diperhitungkan dalam memberikan
Apabila persentase skor dalam rentang penilaian dikarenakan siswa harus memiliki
81%-100% maka kriteria kemampuan konsekuensi dalam memberikan argumen
berpikir kritis sangat tinggi. Rentang skor (Ridwan, et al., 2013).
61%-80% maka kriteria kemampuan berpikir Instrumen tes dapat dikatakan efektif
kritis tinggi. Rentang skor 41%-60% maka apabila dapat mengkategorikan kemampuan
kriteria kemampuan berpikir kritis sedang. berpikir kritis siswa menjadi 3 atau lebih dari
Rentang skor 21%-40% maka kriteria 3 kategori. Berdasarkan hasil analisis
kemampuan berpikir kritis rendah. Bila didapatkan hasil bahwa instrumen tes
rentang skor yang diperoleh 0%-20% maka dinyatakan efektif karena dapat
kriteria kemampuan berpikir kritis sangat mengkategorikan kemampuan berpikir kritis
rendah (Arifin, 2012). siswa menjadi 4 kategori. Berikut hasil
Analisis kemampuan berpikir kritis analisis kemampuan berpikir kritis siswa
siswa dilakukan dengan melihat skor yang yang tersaji pada Gambar 1.
10% 5%
tinggi
47%
sedang
38%
rendah
sangat rendah
Gambar 1. Kategori jumlah siswa (%) mengenai kemampuan berpikir kritis siswa
Berdasarkan hasil analisis kemampuan bahwa tingkat kesukaran soal dan daya
berpikir kritis pada Gambar 1 menunjukkan pembeda soal dipengaruhi oleh kondisi
terdapat kriteria yang beragam. Perbedaan siswa saat melakukan tes. Tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa disebabkan kesukaran soal yang tinggi tidak dapat
oleh dua faktor mendasar, yaitu faktor dijadikan sebagai patokan bahwa soal
instrumen yang dikembangkan serta faktor tersebut memang sukar, melainkan soal
kondisi siswa. Kondisi siswa saat tersebut sebenarnya mudah tetapi karena
mengerjakan soal sangat berpengaruh siswa kurang mampu memahami soal maka
terhadap hasil tes. Hal ini sejalan dengan soal menjadi sukar dikerjakan (Rahayu, et
yang dikemukakan oleh Zein, et al., (2013) al, 2014).
Karakteristik soal kemampuan berpikir menyebabkan siswa malas membaca dan
kritis yang mengandung bacaan berdampak pada jawaban siswa. Hal
Mely Cholifatul Janah, dkk., Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil …. 2167
Sains, 1st ed. Semarang: CV. Supardi, K.I. dan Luhbandjono, G., 2012,
Swadaya Manunggal. Kimia Dasar II, Semarang: UNNES
Press.
Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M. dan
Sumarni, W., 201, Development of Wahyuni, I.T., Yamtinah, S. dan Utami, B.,
Ethnoscience Approach in The 2015, Pengembangan Instrumen
Module Theme Substance Pendeteksi Kesulitan Belajar Kimia
Additives to Improve the Learning Kelas X Menggunakan Model
Outcome and Student’s Testlet, Jurnal Pendidikan Kimia,
Entrepreneurship, Journal of Vol 4, No 4, Hal 222-231.
Physics: Conference Series, Hal: 1-
15. Yildrim, B. dan Ozkahraman, S., 2011,
Critical Thinking in Nursing Process
Sudiatmika, A.A.I.R., 2010, Pengembangan and Education, International
Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa Journal of Humanities and Social
dalam Konteks Budaya Bali, Science, Vol 1, No 13, Hal 257-262.
Desertasi, Buleleng: FPMIPA
Universitas Pendidikan Ganesha. Zein, A., M. Fadillah, dan Novianti, R.,
2013, Hubungan Antara Validitas
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Butir, Reliabilitas, Tingkat
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kesukaran dan Daya Pembeda
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Soal Ujian Semester Genap Bidang
Penerbit Alfabeta. Studi Biologi Kelas XI SMA/MA
Negeri di Kota Padang Tahun
Sumarni, W., Sudarmin, Wiyanto dan Pelajaran 2010/2011, Prosiding
Supartono, 2016, The Semirata FMIPA Universitas
Reconstruction of Society Lampung. Lampung: Universitas
Indigenous Science into Scientific Lampung.
Knowledge in the Production
Process of Palm Sugar, Jurnal of
Turkish Science Education, Vol 13,
No 4, Hal 281-292.