Anda di halaman 1dari 52

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN
MENENGAH ATAS 2020

E-MODUL KIMIA
Berbasis model Project Based Learning (PjBL)

ASAM DAN BASA

Disusun Oleh :
Maria Enjelita Simanjuntak

Dosen Pembimbing :
Dr. Bajoka Nainggolan, MS

KELAS

XI
LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI

KATA PENGANTAR

Sejak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menuntun manusia untukberpikir
lebih maju dalam segala hal, termasuk dalam bidang pendidikan. Perkembangan teknologi ini mendorong
dunia pendidikan untuk selalu berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada
dalam proses pembelajaran. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas diperlukan suatu
bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung tercapainya
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.

Materi pembelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi Larutan untuk
melatihkan siswa untuk mengamati fenomena seperti asam-basa, larutan buffer, hidrolisis, Ksp, sifat
koligatif dalam kehidupan sehari-hari diajak untuk merancang serta melakukan percobaan. Secara umum,
materi yang terdapat pada pokok bahasan Pengetahuan ini sangat bermanfaat agar kita lebih bijak dalam
memanfaatkan bahan-bahan kimia dengan meminimalisasi efek samping ataubahayanya.

E-modul dapat dipadukan dengan model pembelajaran inovatif yang dipandang mampu meningkatkan
hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu pendekatan penciptaan lingkungan
belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dan keterampilan secara personal.

E-MODUL BERBASIS PROYEK i


LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA karena atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan modul ini dengan baik dan tepat waktu. Modul dengan
judul Larutan ini ditujukan untuk memperkaya referensi bahan ajar dalam menganalisis permasalahan
disekitar lingkungan hidup peserta didik. Modul berbasis Project Based Learning (PjBL) ini diharapkan
dapat memperluas wawasan siswa dalam mengaplikasikan materi Larutan seperti asam- basa dikehidupan
sehari-hari, serta dapat melatih siswa untuk berpikir logis, kreatif, dan disiplin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Bajoka Nainggolan,M.S
selaku dosen pembimbing skripsi dalam menyelasaikan modul ini dengan sebaik mungkin. Semoga
dengan tersusunnya modul ini dapat berguna bagi para pembaca terkhususnya peserta didik kelas XI
SMA/MA. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Modul ini masih terdapat banyak kekurangan dan
belum sempurna. Untuk itu penulis berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan E-modul ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga modul ini dapat
menambah wawasan pembaca.

Medan, Januari 2023

Penulis

E-MODUL BERBASIS PROYEK ii


LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI

DAFTAR ISI

E-MODUL BERBASIS PROYEK iii


LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ................................................................................................................. 15


Gambar 4.1 ................................................................................................................. 17
Gambar 4.2 ................................................................................................................. 17

E-MODUL BERBASIS PROYEK iv


LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 .....................................................................................................................


Tabel 1.2 .....................................................................................................................
Tabel 2.1 .......................................................................................................................
Tabel 2.2 .......................................................................................................................
Tabel 4.1 .......................................................................................................................
Tabel 4.2 .......................................................................................................................

E-MODUL BERBASIS PROYEK v


KIMIA XI

PENDAHULUAN

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Materi Pokok : Larutan
Sub-Materi : Asam dan Basa

B. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong


royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusiatasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial danalam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasa n ke man
usiaan, keba ngsaan, kene garaan, danperadaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untukmemecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrakterkaitdengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar Dan Indikator

1.1 Kompetensi Dasar 1.2 Indikator


3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa Menganalis definisi larutan asam basa
serta kekuatannya dan kesetimbangan Membedakan larutan asam dan larutan basa
pengionannya dalam larutan berdasarkan percobaan.
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH Menyimpulkan hasil pengukuran pH larutan
beberapa indikator yang diekstrak dari dengan berbagai indikator.
bahan alam melalui percobaan dan Terampil menganalisis trayek perubahan pH
menghitung pH larutan. Terampil melakukan percobaan pengujian
beberapa larutan

E-MODUL BERBASIS PROYEK 1


KIMIA XI

D. Deskripsi Singkat Teori

Asam dan basa memiliki peranan yang


penting dalam kehidupan kita, proses
pencernaan makanan didalam lambung
Contoh asam basa dalam kehidupan
(gambar 1) dibantu oleh adanya asam klorida.

Pernahkan Anda mengalami sakit maag? Sakit maag terjadi ketika kadar
asam lambung meningkat. Jika Anda pernah merasakannya, pasti rasanya sakit
bukan? Untuk menetralkannya digunakan suatu basa yaitu obat maag yang
mengandung senyawa basa berupa magnesium hidroksida dan aluminium
hidroksida.

Asam basa juga dikenal dibidang pertanian dan lingkungan hidup yaitu
berkaitan dengan keasaman tanah atau air.

Accu mobil dan sabun

Selain itu, ada juga senyawa basa seperti kalium hidroksida yang terdapat pada
sabun. Coba Anda bayangkan jika sabun tidak ada atau belum ditemukan, betapa
repotnya membersihkan pakaian yang terkena noda karena harus mencucinya
berkali-kali tanpa menggunakan sabun.

Nah, dari ilustri diatas apakah sebenarnya asam dan basa, bagaimana
menentukan sifat asam basa itu? Bagaimana menentukan sifat
suatu zat berdasarkan konsep asam basa? Bagaimana menghitung
derajat keasaman (pH)? semua pertanyaan tersebut akan dijawab di
modul elektronik ini.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 2


KIMIA XI

E. Petunjuk Penggunaan E - Modul


Modul Elektronik Berbasis Literasi Sains ini disajikan secara sistematis,
komunikatif dan interaktif. Modul ini bertujuan untuk menyampaikan konsep dan
materi dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari agar peserta didik tertarik
dengan pelajaran yang disampaikan. Modul elektronik berbasis literasi sains
terdiri dari beberapa komponen yaitu

 Peta Konsep merupakan gambar secara struktur dan singkat mengenai


kaitan antara aspek utama materi bab sehingga memudahkan peserta didik
dalam pembelajaran materi
 Pendahuluan terdiri atas identitas modul elektronik, kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi dan deskripsi singkat materi.
 Kegiatan Pembelajaran merupakan kegiatan peserta didik yang harus
dilakukan dengan mengikuti sintaks model pembelajaran Project Based
Larning (PjBL), mari mencoba, dan kerjakan tugas proyek setiap kegiatan
pembelajaran.
 Evaluasi berisikan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah
disajikan.

 Daftar Pustaka merupakan daftar yang berisi sumber-sumber yang


dijadikan bahan dalam penyusunan modul ini.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 3


KIMIA XI

PETA KONSEP

E-MODUL BERBASIS PROYEK 4


KIMIA XI

Sifat dan Teori KEGIATAN


Asam - Basa PEMBELAJARAN 1
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit

Indikator Pencapaian Kompetensi


Menganalisis sifat larutan berdasarkan teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-
Lowry dan Lewis.

Model Pembelajaran: Project based Learning (PjBL)

Sintaks 1 . Membuat Pertanyaan Mendasar

Tahukah kamu? Gambar apa yang ada disamping ?


ya benar sekali, Gambar diatas adalah cuka, kita
tentu tidak asing dengan gambar diatas, Salah satu
bahan makanan yang tentu membuat makanan
terasa lebih nikmat. Tahukah kamu jika nama lain
cuka adalah asam asetat ? nah, asam asetat
termasuk golongan asam. Apa saja contoh senyawa
asam yang lain? Bagaimana sifat sifat nya?

Gambar 1. Cuka dapur

Untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan
tersebut, pelajari dan
simaklah pembelajaran
berikut ini !

E-MODUL BERBASIS PROYEK 5


KIMIA XI

Sifat asam dan basa yang kita kenal selama ini masih terbatas. Untuk itu
kita perlu memahami lebihlanjut mengenai teori asam basa. Pada dasarnya ada tiga
cara berbeda untuk mendefinisikan suatu zat bersifat asam atau basa. Pertama,
didasarkan pada reaksi ionisasi senyawa jika dilarutkan dalam air (Teori Arrhenius).
Kedua, didasarkan pada keadaan senyawa ketika bereaksi dengan zat/senyawa lain
dengan sistem serah terima proton (Teori Bronsted-Lowry). Ketiga, didasarkan
pada keadaan senyawa ketika bereaksi dengan zat/senyawa lain dengan sistem
serah terima elektron (Teori Lewis). Ketiga teori yang dikemukakan para ahli
tersebut mempunyai dasar pemikiran yang berbeda tetapi saling melengkapi dan
memperkaya. Hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan d
an dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan tidak bertentangan dengan teori
Arrhenius. Demikian juga teori G.N. Lewis dapat melengkapi hal-hal terkait asam
basa yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Bronsted-Lowry.

A. Teori Asam Menurut Arrhenius


Asam menurut Arrhenius yaitu sebagai zat
yang ketika dimasukkan dalam air menghasilkan iion
hydronium (H+}. Lebih sederhana, asam diidentik Svante August Arrhenius (1859 –
dengan zat bersifat kovalen polar dan akan larut 1927), ahli kimia berkebangsaan
dalam air. Swedia, tercatat sebagai pemenang
hadiah nobel bidang kimia pada
Asam semut/formiat merupakan asam tahun 1903. Gagasan Arrhenius
karboksilat yang paling sederhana dengan rumus merupakan dasar dari kimia fisika

molekul HCOOH. Nama asam formiat berasal dari modern dan elektrokimia.
Arrhenius menjelaskan bagaimana
kata latin Formica yang berarti semut. Semut
kekuatan asam dalam larutan aqua
menyemburkan asam formiat ketika sarangnya
(air) tergantung pada konsentrasi
terancam, atau adanya bahaya serangan dari luar. ion-ion hidrogen didalamnya.
Asam formiat dapat larut dalam air. Reaksi ionisasi Beliau mengusulkan teori
asam formiat dalam air sebagai berikut: disosiasi elektrolit yang menyatakan
bahwa elektrolit seperti asam, basa
HCHO2(aq) + H2O(l) ⇌ CHO-2(aq) + H3O+(aq)
dan garam terdisosiasi menjadi ion-
ionnya dalam air. Teori asam basa
berkembang dengan cepat
berlandaskan teori ini.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 6


KIMIA XI

Konsep asam menurut Arrhenius dapat dipahami melalui model yang


disajikan pada Gambar 2. Gambar merupakan ilustrasi asam formiat dengan air
yang memiliki sifat asam.

Gambar 2. Ilustrasi pelarutan HCHO2(aq) dengan H2O menghasilkan CHO−(aq) dan H3O+ (aq)
(a)Sebelum direaksikan (b) Sesudah direaksikan

Penulisan ion H3O+ dalam air secara sederhana dapat ditulis dengan H+ .
Sehingga persamaan reaksinya menjadi HCHO2(aq) ⇌ CHO-(aq) + H+(aq).
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Istilah asam berasal dari bahasa Latin “asamus” yang
berarti masam. Asam memiliki sifat berbau sangat tajam dan rasanya yang
masam. Cuka berasa masam karena merupakan larutan asam asetat. Jus lemon
berasa asam karena mengandung asam sitrat. Susu dapat berubah menjadi asam
ketika basi karena terbentuknya asam laktat, dan bau asam yang tidak enak seperti
bau mentega timbul akibat terbentuknya asam butirat dari lemak yang membusuk.
Basa bersifat sebaliknya, berasa pahit, licin dan dapat menetralkan zat yang
bersifat asam.
Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air
adalahsebagai berikut:

HaX (aq) → aH+ (aq) + Xa- (aq)


Keterangan:
a : valensi asam atau jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul senyawa
asam mengalami reaksi ionisasi

E-MODUL BERBASIS PROYEK 7


KIMIA XI

Perhatika tabel 1 berikut ; contoh senyawa yang termasuk asam dan


reaksi ionisasinya.

Rumus Asam Nama Asam Reaksi Ionisasinya


HF Asam Flourida + -
HF(aq) → H (aq)+ F (aq)
HBr Asam Bromida HBr(aq) → H+(aq)+ Br-(aq)
HNO3 Asam Nitrat HNO3 → H+(aq)+ NO-3(aq)
CH3COOH- Asam Asetat (cuka) CH3COOH-(aq)⇌H+(aq)+ CH3COO-(aq)
H2 S Asam Sulfida + 2-
H2S(aq) → 2H (aq)+ 𝑆 (aq)
H2SO4 Asam Sulfat + 2-
H2SO4(aq) → 2H (aq)+ 𝑆 4(aq)
H3PO4 Asam Fosfat + 3
H3SO4(aq) → 3H (aq)+ 𝑆 4(aq)

Dari tabel diatas terlihat bahwa koefisien ion H+(aq) yang dihasilkan untuk setiap
molekul asam adalah satu, dua atau tiga.

Setelah Anda melihat Tabel 1 bagaimanakah


cara membedakan setiap jenis asam tersebut?

B. Teori Basa Menurut Arrhenius

Basa menurut Arrhenius zat yang ketika dimasukkan dalam air dapat
menghasilkan ion Hidroksida (OH-). Namun meskipun juga larut dalam air,
basa ini berbeda dengan asam karena ion yang dihasilkannya berbeda.
Misalnya ketika suatu Natrium Hidroksida dilarutkan dengan air akan
menghasilkan banyak ion hidroksida (OH-). NaOH adalah singkatan dari
natrium hidroksida atau dikenal sebagai soda kaustik atau soda api. Reaksi
ionisasi NaOH dalam air sebagai berikut : NaOH + H2O → Na+ + OH- .
Konsep basa menurut Arrhenius dapat dipahami melalui model yang
disajikan pada Gambar 6.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 8


KIMIA XI

Gambar 6 merupakan ilustrasi NaOH dengan air yang memiliki sifat basa.

Gambar 3. Ilustrasi pelarutan NaOH) dengan H2O menghasilkan Na+ dan OH-
(a) Sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan

Jika L(OH)b adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa L(OH)b dalam air

adalah sebagai berikut: L(OH)b (aq) →Lb+ (aq) + bOH- (aq)

Kemudian, bagaimana dengan pengelompokkan basa berdasarkan


reaksi ionisasinya? Mari kitalihat Tabel 2 berikut
Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi
NaOH Natrium Hidroksida NaOH(aq) → Na+ + OH-
(aq) (aq)
KOH Kalium Hidroksida KOH(aq) → K+ + OH-
(aq) (aq)
NH3 Amonia NH4OH(aq) ⇌ NH+ + OH-
4 (aq) (aq)
Ba(OH)2 Barium Hidroksida Ba(OH)2(aq) → Ba2+ + 2OH-
(aq) (aq)
Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida Ca(OH)2(aq) → Ca2+ + 2OH-
(aq) (aq)
Al(OH)3 Aluminium Hidroksida Al(OH)3(aq) → Al3+ + 3OH-
(aq) (aq)

Dari tabel di atas terlihat bahwa koefisien ion OH-(aq) yang dihasilkan untuk setiap
molekul basa adalah satu, dua, atau tiga. Definisi Svante Arrhenius hanya
terbatas pada senyawa yang larut dalam air. Lalu bagaimana jika senyawa itu tidak
larut dalam air?. Tidak semua senyawa mengandung OH- adalah basa, contohnya
CH3COOH yang merupakan asam. Teori Arrhenius juga tidak bisa menjelaskan
sifat basa dari ammonia karena tidak terdapat ion OH-. Kemudian, Johannes
Bronsted dan Thomas Lowry memperbaiki kelemahan teori asam basa Arrhenius
ini.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 9


KIMIA XI

a. Teori Asam Menurut Bronsted-Lowry


Teori asam-basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori
asam-basa Arrhenius, justru lebih melengkapi. Ion hidroksida tetap
bertindak sebagai basa, karena mampu
menerima ion hidrogen dari asam dan
2. Teori Asam Basa Bronsted-
juga dari air. Asam menghasilkan ion Lowry
hidrogen dalam larutan karena asam
bereaksi dengan molekul air dengan
cara memberikan protonnya kepada
air. Reaksi HCl dengan NH3yang
merupakan masalah (tidak bisa
dijelaskan) dalam teori Arrhenius,
Johannes Nicolaus Bronsted (1879-
bukan lagi merupakan masalah dalam
1947) lahir pada 22 Februari pada tahun
teori Bronsted-Lowry. Baik pada saat 1879 di West Jutland Denmark. Brønsted,
merupakan ahli kimia fisik yang dikenal
kita membicarakan reaksi dalam dengan konsep asam basanya. Beliau
larutan maupun dalam fasa gas, merupakan perumus sifat katalik dan
kekuatan asam basa.
amonia tetap bertindak sebagai basa, Thomas Lowry lahir 26 Oktober 1874 di
Low Moor, Bradford, West Yorkshire,
karena amonia menerima proton (H+). Inggris darikeluarga Cornish. Beliau belajar
Hidrogen akan terikat pada pasangan dibawah bimbingan Henry Edward
Armstrong, seorang kimiawan Inggris yang
elektron bebas pada atom nitrogen menekuni bidang kimia organik dan
mempelajari sifat ion yang terlarut dalam
melalui ikatan koordinasi. Jika reaksi air. Kita telah membahas definisi asam dan
berlangsung dalam larutan, amonia basa yang telah dikemukakan oleh Svante
Arrhenius. Definisi tersebut dapat
akan menerima proton dari ion digunakan untuk menjelaskan sifat asam
dan basa dari banyak zat, sepert HCl, HNO3,
hidronium H3O+ (aq)
dan NaOH. Namun teori tersebut tidak
Bagaimana halnya pada dapat menjelaskan mengapa asam seperti
HCl, dapat melepaskan ion H+ dalam air.
kasus reaksi antara dua Selain itu teori Arrhenius hanya
menjelaskan tentang sifat asam basa pada
senyawa yang satu bersifat pelarut air, bagaimana dengan pelarut selain
relatif asam terhadap air dan air? Sebagai contoh, asam asetat akan
bersifat asam jika dilarutkan dalam air,
yang lain bersifat relatif basa
teradap air, misalnya HCl + NH3?

E-MODUL BERBASIS PROYEK 10


KIMIA XI

Dalam kasus ini, terjadi transfer proton dari asam ke basa,


dan reaksi total merupakan penjumlahan dari tiga tahap reaksi:

HCl(aq) + H2O(l) → H3O+ (aq) + Cl-(aq)

NH3(aq) + H2O(l) → OH-(aq) + NH+ 4 (aq)

H3O+(aq) + OH- (aq) → 2H2O(l)

HCl(aq) + NH3(aq) → + NH+4 (aq) + Cl-(aq)

Air dalam reaksi di atas berfungsi sebagai agen transfer


proton. Aspek dalam reaksi asam-basa Bronsted-Lowry adalah
interaksi antara ion hidronium dengan ion hidroksida yang
menghasilkan air, dan hal ini merupakan lawan dari auto-
ionisasi air.

Silahkan anda perhatikan gambar dibawah initentang reaksi antara NH3(aq) dan HCl(g)!

Gambar 8. Reaksi antara HCl(aq) dan NH3(aq) menghasilkan NH4+ dan Cl-(s)
(a) Sebelum direaksikan (b) setelah direaksikan

Gambar 9. Mekanisme reaksi antara NH3(aq) dengan HCl(g)

+
E-MODUL BERBASIS PROYEK
NH3(aq) + H3O+(aq) → NH 4 (aq) + H2O(l) 11

Jika reaksi berlangsung dalam keadaan gas, amonia menerima proton secara langsung
dari hidrogen klorida.
KIMIA XI

a. Pasangan Asam Basa Konjugasi


Dalam konsep asam basa menurut Teori Bronsted-Lowry terdapat istilah
pasangan asam-basa konjugasi. Suatu asam, setelah melepas satu proton, akan
membentuk spesi yang disebut basa konjugasidari asam itu. Suatu basa, setelah
menyerap satu proton, akan membentuk suatu spesi yang disebut asam
konjugasi dari basa itu. Perhatikan reaksi-reaksi berikut ini!

Catatan: Setiap terjadi interaksi yang melibatkan transfer H+ selalu menghasilkan pasang
asam-basa konjugasi.

Suatu spesi dapat bertindak sebagai asam dan sebagai


basa, seperti contoh reaksi yang terdapat pada reaksi 1 dan 2,
terlihat bahwa air dapat bersifat asam (donor proton) dan
dapat pula bersifat basa (akseptor proton). Suatu zat yang
dapat bertindak sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry
sekaligus disebut mempunyai sifat amfoter.

Amfoter adalah sifat suatu zat/senyawa yang dapat


bersifat asam atau basa (tergantung lingkungannya). Sebagai
contoh adalah air.

 Dalam suasana asam → basa

HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)

 Dalam suasana basa → asam


NH3(aq) + H2O(l) → NH+4 (aq) + OH-(aq)

Teori asam basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan semua reaksi yang terjadi dalam
bentuk apapun,
PROYEKtermasuk gas, larutan bukan air, larutan air, dan campuran heterogen.
E-MODUL BERBASIS 12
Akan tetapi, Teori asam basa Bronsted-Lowry tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa
yang tidak melibatkan serah terima proton (H+). Keterbatasan Teori asam basa Bronsted-
Lowry ini dilengkapi dengan adanya teori yang dikemukakan oleh Gilbert Newton
Lewis. Teori ini biasa dikenal dengan Teori Lewis.
KIMIA XI

E-MODUL BERBASIS PROYEK 13


KIMIA XI

Pada tahun 1932, ahli kimia G. N. Lewis


mengajukan konsep baru mengenai asam-basa, sehingga
dikenal ada-nya asam Lewis dan basa Lewis. Pada teori
asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-
basa dalam larutan tidak berair dan pada teori asam-basa
Bronsted- Lowry tidak diterangkan akan adanya sistem
yang tidak terprotonasi.
Teori asam basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan
semua reaksi yang terjadi dalam bentuk apapun,
termasuk gas, larutan bukan air, larutan air, dan
campuran heterogen. Akan tetapi, Teori asam basa

b. Konsep Asam Menurut Lewis


Menurut Lewis Asam adalah zat atau senyawa yang
dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat atau senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru. Sedangkan Basa adalah zat
atau senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron
bebas dari zat atau senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.

Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan


senyawa kompleks. Proton merupakan asam Lewis, Lewis
mengembangkan reaksi asam-basa yang menyangkut zat
atau senyawa yang tidak mempunyai atom H dalam
senyawanya. Secara umum, reaksi asam-basa Lewis
terjadi apabila ada basa yang mendonorkan pasangan
elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron
tersebut untuk membentuk ikatan baru. Produk yang

E-MODUL BERBASIS PROYEK 14


KIMIA XI

terjadi dari reaksi asam-basa Lewis disebut dengan


senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi
adalah ikatan kovalen koordinasi.

Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis


adalah reaksi pembentukan ion hidronium dan ion
amonium.

Gambar 10. Pembentukan ion Hidronium dan ion Amonium

Konsep asam-basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada


ikatan kovalen koordinasi. Atom atau spesi yang memberikan pasangan
elektron didalam membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai
basa, sedangkan spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam.
Konsep asam-basa Lewis dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bernuansa
asam-basa meskipun tidak melibatkan proton (ion H+), misalnya reaksi antara
oksida basa dengan oksida asam.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 15


KIMIA XI

Gambar 11. Struktur dari reaksi antara SO2 dengan CaO


(Sumber: Jepersen, 2012)

E-MODUL BERBASIS PROYEK 16


KIMIA XI

Latihan Soal !

Untuk memperdalam kemampuan kalian tentang teori asam basa maka kerjakan
latihan soal berikut

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1. Menurut Teori asam basa Arrhenius, zat dikatakan asam jika...
Dalam air menghasilkan ion H+
Dalam air menghasilkan atom H
Donor proton
Akseptor proton
Donor pasangan elektron
2. Diantara larutan-larutan berikut, larutan manakah yang merupakan
larutanbasa?
A. C2H5OH
B. CH3COOH
C. HCl
D. NaOH
E. NaCl
3. Menurut teori asam basa Lewis, sifat H2O dalam reaksi H2O + CO2 → H2CO3.
A. Asam
B. Basa
C. Asam konjugasi
D. Basa Konjugasi
E. Netral
4. Diantara spesi berikut manakah yang tidak berlaku sebagai asam Bronsted-
Lowry …
NH4+
H2O
HCO
CO32-
H2CO3

Untuk menghitung pencapaian hasil belajar kalian hitung nilai latihan soal
yangsudah kalian kerjakan dengan rumus berikut:

Nilai = jumlah perolehan skor x 100


4
Berapa nilai kalian?
Jika nilai kalian sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu
75 maka lanjutkan mempelajari kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi jika
kurang dari KKM maka pelajari kembali pembelajaran 1 ini.
E-MODUL BERBASIS PROYEK 17
KIMIA XI

Sintaks 2. Mendesain Perencanaan Produk

Untuk lebih memahami sifat suatu zat berdasarkan konsep asam basa, silahkan
buat ringkasan yang berkaitan dengan teori asam dan basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis dari berbagai referensi!, yaitu; buku, dan link video
berikut ini:

Produk yang diharapkan adalah berupa ringkasan dalam bentuk buku saku yang
dikerjakan secara berkelompok

Sintaks 3. Menyusun Jadwal Pembuatan Produk


Untuk menyelesaikan buku saku tersebut, susunlah jadwal kegiatan kelompokmu
yang meliputi; mencari bahan melalui referensi, mendiskusikan dengan teman satu
kelompok, menyusun/merevisi draft dan mempresentasikannya

Sintaks 4 . Memonitoring Perkembangan Proyek


Kumpulkanlah buku saku yang telah dikerjakan dan buat ringkasan tersebut
dalam bentuk Power Point

Sintaks 5. Menguji Hasil


Setiap kelompok mempresentasikan powerpoint yang telah dipersiapkan secara
bergantian

Sintaks 6. Mengevaluasi Pengalaman Belajar


Guru memberikan penilaian dan masukan-masukan untuk perbaikan terhadap buku saku
tersebut agar sesuai dengan teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry
dan Lewis.

E-MODUL BERBASIS PROYEK 18


KIMIA XI

Tetapan Kesetimbangan Air dan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Kekuatan Asam dan Basa Alokasi Waktu: 2 x 45 menit

Indikator Pencapaian Kompetensi


1.
2.

Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)

Sintaks 1. Membuat Pertanyaan Mendasar

Air adalah penghantar (konduktor) listrik yang


sangat buruk. Air murni hampir tidak mengantarkan arus
listrik, hanya alat pengukuran yang sangat peka yang dapat
menunjukkan bahwa air murni memiliki daya hantar listrik
yang sangat kecil. Tetapi bagaimana dengan air sumur
atau air PAM? Pada saat tangan dalam keadaan basah

E-MODUL BERBASIS PROYEK 19


KIMIA XI

jangan sekali-kali menyentuh peralatan yang berarus listrik,


misalnya stop kontak. Mengapa Ananda tidak boleh
menyentuhnya padahal air murni hampir tidak
menghantarkan arus listrik?

Salah satu sifat penting dari air adalah


kemampuannya untuk berperan sebagai asam dan basa
sekaligus (amfoter). Penambahan asam kedalam air akan
membuat air berperan sebagai basa dan dengan penambahan
basa kedalam air akan membuat air berperan sebagai asam.
Mengapa hal tersebutbisa terjadi?

Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan


(pH = potenz Hydrogen) bergantungpada konsentrasi ion H+
dalam larutan. Bagaimana hubungan antara ion H+
dengan kekuatan asam/keasaman suatu larutan?
Dapatkah Anda menentukan sifat larutan dari pH suatu
larutan tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan –


pertanyaan tersebut, simaklah
materi pembelajaran berikut ini!

E-MODUL BERBASIS PROYEK 20


Di kelas X Ananda telah mempelajari cara membedakan larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit, yaitu dengan menguji daya hantar listriknya. Hantaran
KIMIA XI

a. Kesetimbangan Air

Air adalah elektrolit lemah yang sebagian kecil dari molekulnya terionisasi berdasarkan
reaksi berikut.

H2O (l) ⮀ H+ (aq) + OH– (aq)

Reaksi ionisasi adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, dalam reaksi ini berlaku
hukum kesetimbangan. Berdasarkan hukum kesetimbangan, nilai konstanta kesetimbangan
hanya dipengaruhi oleh zat-zat yang berwujud gas (g) dan larutan (aq). Dengan demikian, nilai
konstanta kesetimbangan untuk reaksi ionisasi air dirumuskan sebagai berikut.

K = [H+] [OH–]

Nilai konstanta kesetimbangan K di atas disebut sebagai tetapan ionisasi air atau Kw.
Pada suhu 25°C, nilai Kw adalah 10–14. Oleh karena reaksi ionisasi air adalah reaksi endoterm,
maka nilai Kw akan semakin besar jika suhu meningkat. Berdasarkan reaksi ionisasi air, dapat
disimpulkan bahwa saat setimbang, [H+] = [OH–]. Dengan demikian, nilai Kw dapat dirumuskan
kembali sebagai berikut.

Jika pada suhu 25°C nilai Kw = 10–14, pada suhu dan tekanan yang sama, nilai [H+] atau
[OH–] adalah 10–7. Jika ke dalam air ditambahkan asam dan basa, kesetimbangan air ini akan
berubah.

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

b. Pengaruh Asam dan Basa pada Kesetimbangan Air

Ion H+ yang dihasilkan oleh suatu asam dan ion OH– yang dihasilkan oleh suatu basa
dapat mengakibatkan pergeseran kesetimbangan air. Pada dasarnya, pergeseran kesetimbangan
tersebut dikarenakan oleh meningkatnya konsentrasi ion H+ oleh asam atau ion OH– oleh basa.
A. Asam Kuat
Asam kuat adalah suatu asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya (nilai α = 1).
Contoh dari asam kuat antara lain HCl, HBr, HI, H2SO4, dan HNO3. Untuk memahami
pengaruh asam kuat terhadap kesetimbangan air, perhatikan dahulu reaksi kesetimbangan air
berikut.
H2O (l) ⮀ H+ (aq) + OH– (aq)
10–7 M 10–7 M
Selanjutnya, perhatikan reaksi ionisasi HCl 0,1 M dalam air berikut.
HCl (aq) H+ (aq) + Cl– (aq)
0,1 M 0,1 M

Sesuai asas Le Chatelier, adanya ion H+ sebanyak 0,1 M dari ionisasi HCl menyebabkan
kesetimbangan air bergeser ke kiri. Akibatnya, konsentrasi H+ dan OH– dari air akan berkurang.
Dengan adanya ion H+ dari ionisasi HCl sebanyak 0,1 M, konsentrasi H+ dari kesetimbangan air
sebesar 10–7 M dapat diabaikan. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ dalam larutan menjadi
0,1 M.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya asam kuat


menyebabkan konsentrasi ion H+ dalam air berubah menjadi konsentrasi ion H+ yang dihasilkan
oleh asam kuat tersebut. Secara umum, suatu asam kuat HaX dengan konsentrasi sebesar M
mol/L akan melepaskan ion H+ sebanyak (a × M) mol/L, dengan a adalah valensi asam dan M
adalah konsentrasi asam kuat.

H+] asam kuat = molaritas asam × valensi asam

[H+] asam kuat = Ma × a

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

B. Basa Kuat
Sama halnya dengan asam kuat, basa kuat adalah suatu basa yang terionisasi sempurna
dalam air (nilai a = 1). Contoh dari basa kuat adalah basa-basa dari logam golongan IA seperti
NaOH, KOH, dan LiOH, serta sebagian basa dari logam golongan IIA seperti Ca(OH)2. Untuk
memahami pengaruh basa kuat terhadap kesetimbangan air, perhatikan dahulu reaksi
kesetimbangan air berikut.

H2O (l) ⮀ H+ (aq) + OH– (aq)

10–7 M 10–7 M

Selanjutnya, perhatikan reaksi ionisasi NaOH 0,1 M dalam air berikut.

NaOH (aq) Na+ (aq) + OH– (aq)

0,1 M 0,1 M

Sesuai asas Le Chatelier, adanya ion OH– sebanyak 0,1 M dari ionisasi NaOH
menyebabkan kesetimbangan air bergeser ke kiri. Akibatnya, konsentrasi H+ dan OH– dari air
akan berkurang. Dengan adanya ion OH– dari ionisasi NaOH sebanyak 0,1 M, konsentrasi OH–
dari kesetimbangan air sebesar 10–7 M dapat diabaikan. Dengan demikian, konsentrasi ion OH–
dalam larutan menjadi 0,1 M.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya basa kuat


menyebabkan konsentrasi ion OH– dalam air berubah menjadi konsentrasi ion OH– yang
dihasilkan oleh basa kuat tersebut. Secara umum, suatu basa kuat L(OH)b dengan konsentrasi
sebesar M mol/L akan melepaskan ion OH– sebanyak (b × M) mol/L, dengan b adalah valensi
basa dan M adalah konsentrasi basa kuat.

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

C. Asam Lemah

Menurut Arrhenius, asam lemah adalah suatu asam yang dalam larutan tidak terionisasi
sempurna, tetapi hanya sebagian (0 < a < 1). Contoh asam lemah antara lain asam-asam organik
seperti CH3COOH dan HCOOH, H2S, H2CO3, serta HF. Reaksi ionisasi asam lemah
berlangsung dalam kesetimbangan. Untuk asam lemah HA, reaksi ionisasi yang terjadi adalah
sebagai berikut.

HA (aq) ⮀ H+ (aq) + A– (aq)

Tetapan kesetimbangan pada ionisasi asam lemah disebut Ka. Secara matematis, Ka

dapat dirumuskan sebagai berikut.

Berdasarkan reaksi ionisasi HA dalam kesetimbangan, [H+] dari ionisasi HA akan sama
dengan [A–]. Dengan demikian, persamaan Ka dapat ditulis ulang sebagai berikut.

D. Basa Lemah

Sama halnya dengan asam lemah, basa lemah menurut Arrhenius adalah suatu basa yang
dalam larutan tidak terionisasi sempurna, tetapi hanya sebagian (0 < a < 1). Contoh basa lemah
antara lain NH4OH dan basa-basa lain dari logam selain golongan IA dan sebagian golongan
IIA. Reaksi ionisasi basa lemah berlangsung dalam kesetimbangan. Untuk basa lemah BOH,
reaksi ionisasi yang terjadi adalah sebagai berikut.

BOH (aq) ⮀ B+ (aq) + OH– (aq)

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

Tetapan kesetimbangan pada ionisasi basa lemah disebut Kb. Secara matematis, Kb

dapat dirumuskan sebagai berikut.

Berdasarkan reaksi ionisasi BOH dalam kesetimbangan, [OH–] dari ionisasi BOH akan
sama dengan [B+]. Dengan demikian, persamaan Kb dapat ditulis ulang sebagai berikut.

Meskipun relatif lemah dan sedikit terionisasi, nilai [OH–] dari suatu basa lemah tetap
lebih tinggi daripada nilai [OH–] yang dihasilkan oleh air. Akibatnya, nilai [OH–] dalam air oleh
adanya basa lemah akan sama dengan nilai [OH–] dari basa lemah tersebut.

E. Asam Poliprotik
Asam poliprotik adalah asam yang dalam larutanyya dapat melepaskan lebih dari satu ion H+,
misalnya H2CO3, H3PO4 dan H2S. Asam-asam tersebut terionisasi secara bertahap. Dengan demikian, ada
lebih dari satu nilai Ka misalnya asam sulfida (H2S) :

Jika persamaan reaksi (1) dan persamaan reaksi (2) digabung, didapatkan :

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

Dari persamaan reaksi (3) maka didapatkan :

Dengan memperhatikan rumusan Ka dari persamaan reaksi (3), hasil perkalian dari Ka1 dan
Ka2 didapatkan :

Jadi, nilai tetapan kesetimbangan secara keseluruhan merupakan hasil kali dari Ka pada tahapan
reaksi-reaksi kesetimbangan secara keseluruhan :

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

SINTAKS 2 DLL

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

Derajat Keasaman
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
(pH)
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit

Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Dapat menghitung derajat keasaman (pH) suatu larutan.

2. Dapat menentukan kekuatan asam dan basa melalui perhitungan pH.

Kenaikan konsentrasi ion H+ dalam larutan seringkali relatif kecil, tetapi


memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat suatu larutan. Oleh karena itu,
untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil, Sorensen mengusulkan
konsep pH (eksponen ion hidrogen). Konsep ini berguna untuk memudahkan
perhitungan dalam perubahan konsentrasi ion H+. Derajat keasaman (pH)
dihitung berdasarkan konsentrasi ion H+ dalam larutan, yaitu menggunakan
rumus berikut.

pH = –log [H+]

Dengan analogi yang sama, untuk suatu larutan basa yang diketahui
konsentrasi ion OH–, derajat kebasaan (pOH) dihitung dengan rumus berikut.

pOH = –log [OH–]

Hubungan antara pH dan pOH dapat diuraikan dari rumus kesetimbangan


air atau Kw berikut.

Kw = [H+] [OH–
]

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

Hubungan nilai pH dengan pOH dalam larutan asam dan basa terdapat
dalam tabel berikut.

pH 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

[H+]
1 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 10-9 10-10 10-11 10-12 10-13 10-14
(M)
[OH-]
(M) 10-14 10-13 10-12 10-11 10-10 10-9 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1

Sifat Asam Netral Basa

Pada suhu 25°C, nilai Kw adalah 10–14, sehingga:

pH + pOH = 14

Suatu larutan dengan nilai pH < 7 bersifat asam, sedangkan larutan dengan
pH > 7 bersifat basa. Sementara itu, larutan dengan nilai pH = 7 bersifat netral.

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Indikator Asam Basa
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit

Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Dapat menganalisis bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator.


2. Dapat mendeteksi beberapa larutan asam-basa dengan menggunakan indikator
alami dan indikator buatan.

Indikator asam basa merupakan suatu zat yang memiliki warna tertentu
pada pH tertentu. Indikator asam basa ditambahkan pada suatu larutan dengan
tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut
A. Indikator Alami

Gambar 4. 1. Tanaman bahan indikator alami


(sumber: gurubagi.com)

Bahan alam yang dapat dijadikan sebagai indikator asam basa alami
adalah tanaman yang memiliki warna terang. Tanaman yang digunakan
sebagai pewarna alami batik, sebagian dapat dijadikan sebagai indikator alami
asam dan basa. Berikut beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan
sebagai pewarna alami batik dan indikator alami.

Tanaman Warna Asli Perubahan Warna pada


Asam Basa
Kunyit Jingga Kuning Merah
Kembang Sepatu Merah tua Merah muda Kuning
Kubis Ungu Ungu Merah muda Hijau

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

B. Indikator Sintesis

1. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang berubah warna jika
ditetesi atau dicelupkan dalam larutan asam atau basa.

Gambar 4.2. Kertas lakmus

Berikut adalah tabel perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.

Larutan Lakmus Merah Lakmus Biru


Asam Tetap Merah Berbubah Merah
Netral Tetap Merah Tetap Biru
Basa Berubah Biru Tetap Biru

2. Indikator Universal
Indikator universal adalah indikator asam basa yang terdiri dari beberapa
senyawa yang menunjukkan perubahan warna dalam larutan. Indikator universal
memberikan warna yang berbeda untuk setiap pH antara 1 sampai 14.

Gambar 2. Indikator universal


(sumber: tokopedia.net)

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

3. Larutan Indikator
Larutan indikator pH berikut ini sering digunakan dalam
percobaan di laboratorium dengan menunjukkan adanya perubahan
warna pada rentang pH tertentu.

Tabel 4.1. Larutan indikator

4. ph meter
pH meter merupakan alat pengukur nilai pH suatu larutan dengan
cepat dan akurat. pH meter terdiri atas suatu rangkaian alat elektronik
yang dilengkapi dengan elektrode kaca yang dapat dicelupkan dalam
larutan yang akan diukur nilai pH-nya. pH dapat dilihat secara langsung
pada angka yang

Gambar 4. 3. pH meter (sumber: dv-expert.org)

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

INDIKATOR ASAM DAN BASA DARI BAHAN


ALAMI

Untuk menambah pengetahuan dan keterammpilan


kalian tentang indikator asam basa,lakukan kegiatan
berikut :
1. Tujuan Kegiatan :
Untuk menganalisis sifat larutan asam basa menggunakan
indikator bahan alami
2. Alat dan Bahan :

3. Prosedur Kerja
a. Geruslah kembang sepatu dengan menggunakan
lumpang dan alu hingga menghasilkanekstrak.
Lakukan yang sama untuk kunyit.
b. Tuangkan ekstrak tersebut secukupnya ke dalam plat tetes.
c. Tambahkan air kapur sebanyak 5 tetes pada plat
tetes dengan menggunakan pipet tetes,dan tandai.
d. Aduk dengan batang pengaduk dan amati perubahan warna
yang terjadi.
e. Catat hasil pengamatan pada tabel yang disediakan.
f. Ulangi langkah kerja 2-5 dengan menggunakan air sabun
dan air jeruk.

Untuk lebih jelas, perhatikan video berikutt !

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

https://youtu.be/41Z0D9
B0i4g

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

4. Hasil Pengamatan

5. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan ini?

6. Refleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah melakukan percobaan tadi?
2. Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut dari praktikum yang telah dilakukan?
3. Apakah kamu puas dengan hasil percobaan yang kamu dapat? Mengapa?
4. Apakah tantangan/hambatan yang kamu jumpai dalam praktikum tadi?
5. Bagaimana cara kamu menunjujkkan bahwa kamu memahami materi dari praktikum tersebut?

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

UJI KOMPETENSI
1. Larutan basa berikut yang memiliki konsentrasi ion OH– paling besar adalah …A. NH3
0,1 M (Kb = 1,6 x 10–5)
B. Ca(OH)2 0,1 M
C. (CH3)NH2 0,1 M (Kb = 9 x 10–4)
D. Ba(OH)2 0,2 M
E. NaOH 0,1 M

2. Larutan asam di bawah ini yang akan memiliki pH paling rendah adalah …A. HCN 1
M (Ka = 6 x 10 –10)
B. H2S 0,1 M (Ka = 1 x 10 –7) Ca(OH)2 0,1 M
C. Ba(OH)2 0,2 M
D. NaOH 0,1M

3. 500 ml larutan H2SO4 0,05 M akan memiliki pH ….


A. 5 – log 2
B. 2 – log 5
C. 2 + log 5
D. 2 + log 1
E. 1 – log 1

4. Derajat keasaman Larutan amonia yang konsentrasinya 0,1 M dan memiliki Kb = 10–5 adalah

A. 3
B. 4
C. 10
D. 11
E. 12

5. Untuk mengukur derajat keasaman asam atau basa yang akurat, paling tepat
menggunakan …
A. Fenolftalein
B. Metil jingga
C. pH meter
D. Bromtimol biru
E. Universal

6. Kertas lakmus merah akan menjadi biru bila dicelupkan kedalam larutan...
A. C2H5OH
B. HCOOH
C. KOH
D. HClO4
E. HCL

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

7. 200 ml larutan NaOH mempunyai pH 12. Massa NaOH (Mr = 40) yang larut didalamnya
adalah...gram
A. 0,04
B. 0,06
C. 0,08
D. 0,4
E. 0,6
8. 100 ml larutan H2SO4 0,2 M diencerkan hingga volumenya menjadi 200 ml, maka pHlarutan
menjadi... (log 2 = 0,3)
A. 0,1
B. 0,7
C. 1
D. 2
E. 13,8

9. 50 ml larutan NaOH 0,1 M di campur dengan 50 ml larutan Ca(OH)2 0,1M, maka pH


campuran menjadi …
A. 1 – log 1
B. 2 – log 15
C. 12 – log 15
D. 12 + log 15
E. 13 + log 1

10. Perhatikan data sebagai berikut:

Lakmus Lakmus
Larutan
merah biru
I Tetap Merah
II Biru Tetap
III Tetap Merah
IV Biru Tetap
V Tetap Tetap
Yang termasuk larutan asam adalah...
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan IV
D. III dan IV
E. IV dan V

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

KUNCI JAWABAN SOAL UJI KOMPETENSI

Kunci
No
Jawaban
1 D
2 A
3 E
4 D
5 C
6 C
7 C
8 B
9 D
10 B

ESSAY

1. Tentukan [OH–] yang terdapat dalam larutan Ba(OH)2 0,2 M!

2. Tentukan [H+] yang terdapat dalam asam formiat (HCOOH) 0,01 M! Jika diketahuiKa.
HCOOH = 1,7 x 10–4.

3. Tentukan [OH–] yang terdapat dalam larutan amonia 0,5 M jika diketahui Kb NH3
= 1,8 x 10–5!

4. Berapa konsentrasi H+, HCOO–, dan HCOOH dalam larutan asam formiat 0,1 M jika
derajat ionisasinya 1,5%?

5. Derajat ionisasi asam cuka 0,1 M adalah 1%. Berapa [H+] dan Ka asam cuka
tersebut?

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

Kunci Jawaban dan Penyelesaian Essay

No. Kunci Jawaban dan Penyelesaian skor


1. Diketahui :
Ba(OH)2 merupakan basa kuatMb =
0,2 M 1
Ditanya :
[OH-] =?
Jawab :
Reaksi ionisasi Ba(OH)2 Ba(OH)2 (aq) 1
→Ba2+ (aq) + 2OH- (aq)
Rumus
1
[OH-] = Mb × b
[OH-] = 0,2 × 2
1
= 0,4 M
2. Diketahui :
Asam formiat HCOOH merupakan asam lemahKa =
1,7 ×10-4
1
Ma = 0,01
Ditanya :
[H+] =?
Jawab :
Reaksi ionisasi HCOOH 1
HCOOH (aq) ⇌ H+ (aq) + HCOO– (aq)
Rumus [H+]
1
= √Ka × Ma

[H+] = √ 1,7 ×10-4 × 0,01


1
[H+] = 1,30 × 10-2 mol/L
3. Diketahui :
NH3 merupakan basa lemahKb =
1,8 x 10–5
1
Mb = 0,5
Ditanya :
[OH-] =?
Jawab
Dalam air NH3 terionisasi sebagai berikutNH4OH
1
(aq) ⇌ NH4+ (aq) + OH– (aq)

Rumus [OH-
] = √Kb × Mb 1

[OH-] = √ 1,8 ×10-5 × 0,5


1
[OH-] = 3 × 10-3 mol/L
Diketahui :
4. 1
Asam formiat HCOOH merupakan asam lemah

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

α = 1,5 %
Ma = 0,1
Ditanya :
[H+] =?
[HCOO− ] =?
[HCOOH] =?

Jawab
HCOOH (aq) ⇌ H+ (aq) + HCOO− (aq)

Mula-mula : Ma
Reaksi : −αMa + αMa +αMa 1
-------------------------------------------------------- +
Setimbang : Ma−αMa αMa αMa
= (1−α)Ma αMa αMa

[H+] = αMa
= 1,5% × 0,1
1
= 0,0015 M

[HCOO− ] = αMa
= 1,5% × 0,1
1
= 0,0015 M

[HCOOH] = (1−α)Ma
= (1 – 1,5%) × 0,1 1
= 0,9985 M
5. Diketahui :
Asam cuka CH3COOH merupakan asam lemah
α=1%
Ma = 0,1 M 1
Ditanya :
[H+] = ?
Ka = ?
Jawab :
Reaksi ionisasi CH3COOH
CH3COOH (aq) ⇌ H+ (aq) + CH3COO– (aq) 1

Rumus
[H+] = Ma x α 1

Rumus
Ka = Ma x α2 1

[H+] = Ca x α

= 0,1 x 0,01 1
= 10-3 M
Ka = Ma x α2
= 0,1 x (0,01)2 1
= 10–5 M

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

GLOSARIUM
Akseptor : penerima
Asam : senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan ph lebih kecil dari 7
Asam konjugasi : Hasil dari spesi basa yang telah menerima ion H+
Basa : senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih besar dari 7 .
Basa konjugasi : hasil dari spesi asam yang telah melepaskan ion H+
Donor : pemberi
Ekstrak : sari dari suatu bahan alami
Indikator asam basa : senyawa/bahan yang digunakan untuk mengetahui apakah sebuah
larutan mengandung asam, basa, atau netral.
Spesi : ion atau molekul
Titik ekuivalen : titik dalam titrasi saat mol ekuivalen titrat sama dengan mol
ekuivalen titran
Trayek pH : rentang pH

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

INDEKS

A K

Asam · 6, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 30, 31, 33 Kertas lakmus · 21, 27
Kesetimbangan · 14
Konsentrasi · 16
B

Basa · 6, 10, 11, 12, 17, 18, 33 M


Molaritas · 16, 17
I

Indikator alami · 21 P
pH · 6, 7, 8, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 27, 28, 33

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. (2005). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi ke 5 Jilid 2 (Penterjemah: Maun,
S. et.al dari: General Chemistry). Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
Chang,R. 2004 Kimia Dasar: Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. .
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 Untuk Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ningsih, Sri Rahayu. 2013. KIMIA SMA XI Sekolah Menangah Atas. Bumi Aksara. Jakarta.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari
ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.
Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Parning, Tofan, and Horale Simanullang. 20120. Easy Learning Kimia SMA. Jakarta.
Partana, Crys Fajar dan Wiyarsi, Antuni. 2009. Mari Belajar Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas
Priambodo, E, dkk. 2007. Aktif Belajar Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta: CV
Mediatama.
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Saada, Zulfatus, Mulyani, and Avni Khairunnisa. 2015. BRANKAS SOAL KIMIA SMA.
Jakarta: GRASINDO.
Sudarmo,, Unggul dkk. 2014. KIMIA SMA XI Sekolah Menangah Atas. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
XII. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

SUMBER GAMBAR

https://garudamuda.org/erika/2017/01/19/daftar-asam basa-kuat-dan-lemah/
https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan/
https://www.studiobelajar.com/teori-asam basa/
http://belajarasambasa.blogspot.com/2012/06/tetapan-kesetimbangan-air-kw.html
https://ardra.biz/kekuatan-dan-derajat-keasaman-larutan/
https://www.amongguru.com/pengertian-dan-jenis-jenis-indikator-asam basa-
beserta- contohnya/
https://garudamuda.org/erika/2017/01/19/daftar-asam basa-kuat-dan-lemah/
https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan/

https://soalkimia.com/soal-ksp/

https://www.studiobelajar.com/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan-ksp/

http://ebook.itenas.ac.id/repository/28a52a6d1067267b9dd16ed5c467f977.pdf

http://indrinurazizah1.blogspot.com/2019/09/penerapan-sifat-koligatif-larutan-
dalam.html/

E-MODUL BERBASIS PROYEK


KIMIA XI

BIOGRAFI PENULIS

Maria Enjelita Simanjuntak adalah penulis dari modul ini. Penulis


merupakan anak pertama dari pasangan K. Simanjuntak dan A.Sihotang yang
lahir pada tanggal 7 Maret 2001. Penulis ini lahir di Tigalingga, Kab. Dairi,
Sumatera Utara. Penulis bertempat tinggal di Tigalingga Desa Hutabaru Kab.
Dairi. Penulis menempuh Pendidikan dimulai dari SD Negeri 030308
Tigalingga (lulus tahun 2013), melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tigalingga (lulus
tahun 2016), melanjutkan ke SMANegeri 1 Siantar (lulus tahun 2019) dan pada
tahun 2019 penulis mulai menempuh masa kuliah di Universitas Negeri Medan
(UNIMED) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan
Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia. Penulis mempunyai hobi berolahraga,
yang berhubungan dengan ngegym dan bermain Mobile legends. Selain itu,
penulis juga gemar membuat Esai. Penulis pernah memenangkan Lomba Esai Nasional tingkat umum dan
mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kampung Inggris Bandung.

E-MODUL BERBASIS PROYEK

Anda mungkin juga menyukai