E Modul Interaktif Larutan Asam Dan Basa
E Modul Interaktif Larutan Asam Dan Basa
E-MODUL KIMIA
Berbasis model Project Based Learning (PjBL)
Disusun Oleh :
Maria Enjelita Simanjuntak
Dosen Pembimbing :
Dr. Bajoka Nainggolan, MS
KELAS
XI
LARUTAN ASAM DAN BASA KIMIA XI
KATA PENGANTAR
Sejak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menuntun manusia untukberpikir
lebih maju dalam segala hal, termasuk dalam bidang pendidikan. Perkembangan teknologi ini mendorong
dunia pendidikan untuk selalu berupaya melakukan pembaharuan dan memanfaatkan teknologi yang ada
dalam proses pembelajaran. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas diperlukan suatu
bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung tercapainya
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi Larutan untuk
melatihkan siswa untuk mengamati fenomena seperti asam-basa, larutan buffer, hidrolisis, Ksp, sifat
koligatif dalam kehidupan sehari-hari diajak untuk merancang serta melakukan percobaan. Secara umum,
materi yang terdapat pada pokok bahasan Pengetahuan ini sangat bermanfaat agar kita lebih bijak dalam
memanfaatkan bahan-bahan kimia dengan meminimalisasi efek samping ataubahayanya.
E-modul dapat dipadukan dengan model pembelajaran inovatif yang dipandang mampu meningkatkan
hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu pendekatan penciptaan lingkungan
belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dan keterampilan secara personal.
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA karena atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan modul ini dengan baik dan tepat waktu. Modul dengan
judul Larutan ini ditujukan untuk memperkaya referensi bahan ajar dalam menganalisis permasalahan
disekitar lingkungan hidup peserta didik. Modul berbasis Project Based Learning (PjBL) ini diharapkan
dapat memperluas wawasan siswa dalam mengaplikasikan materi Larutan seperti asam- basa dikehidupan
sehari-hari, serta dapat melatih siswa untuk berpikir logis, kreatif, dan disiplin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Bajoka Nainggolan,M.S
selaku dosen pembimbing skripsi dalam menyelasaikan modul ini dengan sebaik mungkin. Semoga
dengan tersusunnya modul ini dapat berguna bagi para pembaca terkhususnya peserta didik kelas XI
SMA/MA. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Modul ini masih terdapat banyak kekurangan dan
belum sempurna. Untuk itu penulis berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan E-modul ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga modul ini dapat
menambah wawasan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Materi Pokok : Larutan
Sub-Materi : Asam dan Basa
B. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Pernahkan Anda mengalami sakit maag? Sakit maag terjadi ketika kadar
asam lambung meningkat. Jika Anda pernah merasakannya, pasti rasanya sakit
bukan? Untuk menetralkannya digunakan suatu basa yaitu obat maag yang
mengandung senyawa basa berupa magnesium hidroksida dan aluminium
hidroksida.
Asam basa juga dikenal dibidang pertanian dan lingkungan hidup yaitu
berkaitan dengan keasaman tanah atau air.
Selain itu, ada juga senyawa basa seperti kalium hidroksida yang terdapat pada
sabun. Coba Anda bayangkan jika sabun tidak ada atau belum ditemukan, betapa
repotnya membersihkan pakaian yang terkena noda karena harus mencucinya
berkali-kali tanpa menggunakan sabun.
Nah, dari ilustri diatas apakah sebenarnya asam dan basa, bagaimana
menentukan sifat asam basa itu? Bagaimana menentukan sifat
suatu zat berdasarkan konsep asam basa? Bagaimana menghitung
derajat keasaman (pH)? semua pertanyaan tersebut akan dijawab di
modul elektronik ini.
PETA KONSEP
Untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan
tersebut, pelajari dan
simaklah pembelajaran
berikut ini !
Sifat asam dan basa yang kita kenal selama ini masih terbatas. Untuk itu
kita perlu memahami lebihlanjut mengenai teori asam basa. Pada dasarnya ada tiga
cara berbeda untuk mendefinisikan suatu zat bersifat asam atau basa. Pertama,
didasarkan pada reaksi ionisasi senyawa jika dilarutkan dalam air (Teori Arrhenius).
Kedua, didasarkan pada keadaan senyawa ketika bereaksi dengan zat/senyawa lain
dengan sistem serah terima proton (Teori Bronsted-Lowry). Ketiga, didasarkan
pada keadaan senyawa ketika bereaksi dengan zat/senyawa lain dengan sistem
serah terima elektron (Teori Lewis). Ketiga teori yang dikemukakan para ahli
tersebut mempunyai dasar pemikiran yang berbeda tetapi saling melengkapi dan
memperkaya. Hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan d
an dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan tidak bertentangan dengan teori
Arrhenius. Demikian juga teori G.N. Lewis dapat melengkapi hal-hal terkait asam
basa yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Bronsted-Lowry.
molekul HCOOH. Nama asam formiat berasal dari modern dan elektrokimia.
Arrhenius menjelaskan bagaimana
kata latin Formica yang berarti semut. Semut
kekuatan asam dalam larutan aqua
menyemburkan asam formiat ketika sarangnya
(air) tergantung pada konsentrasi
terancam, atau adanya bahaya serangan dari luar. ion-ion hidrogen didalamnya.
Asam formiat dapat larut dalam air. Reaksi ionisasi Beliau mengusulkan teori
asam formiat dalam air sebagai berikut: disosiasi elektrolit yang menyatakan
bahwa elektrolit seperti asam, basa
HCHO2(aq) + H2O(l) ⇌ CHO-2(aq) + H3O+(aq)
dan garam terdisosiasi menjadi ion-
ionnya dalam air. Teori asam basa
berkembang dengan cepat
berlandaskan teori ini.
Gambar 2. Ilustrasi pelarutan HCHO2(aq) dengan H2O menghasilkan CHO−(aq) dan H3O+ (aq)
(a)Sebelum direaksikan (b) Sesudah direaksikan
Penulisan ion H3O+ dalam air secara sederhana dapat ditulis dengan H+ .
Sehingga persamaan reaksinya menjadi HCHO2(aq) ⇌ CHO-(aq) + H+(aq).
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Istilah asam berasal dari bahasa Latin “asamus” yang
berarti masam. Asam memiliki sifat berbau sangat tajam dan rasanya yang
masam. Cuka berasa masam karena merupakan larutan asam asetat. Jus lemon
berasa asam karena mengandung asam sitrat. Susu dapat berubah menjadi asam
ketika basi karena terbentuknya asam laktat, dan bau asam yang tidak enak seperti
bau mentega timbul akibat terbentuknya asam butirat dari lemak yang membusuk.
Basa bersifat sebaliknya, berasa pahit, licin dan dapat menetralkan zat yang
bersifat asam.
Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air
adalahsebagai berikut:
Dari tabel diatas terlihat bahwa koefisien ion H+(aq) yang dihasilkan untuk setiap
molekul asam adalah satu, dua atau tiga.
Basa menurut Arrhenius zat yang ketika dimasukkan dalam air dapat
menghasilkan ion Hidroksida (OH-). Namun meskipun juga larut dalam air,
basa ini berbeda dengan asam karena ion yang dihasilkannya berbeda.
Misalnya ketika suatu Natrium Hidroksida dilarutkan dengan air akan
menghasilkan banyak ion hidroksida (OH-). NaOH adalah singkatan dari
natrium hidroksida atau dikenal sebagai soda kaustik atau soda api. Reaksi
ionisasi NaOH dalam air sebagai berikut : NaOH + H2O → Na+ + OH- .
Konsep basa menurut Arrhenius dapat dipahami melalui model yang
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 merupakan ilustrasi NaOH dengan air yang memiliki sifat basa.
Gambar 3. Ilustrasi pelarutan NaOH) dengan H2O menghasilkan Na+ dan OH-
(a) Sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan
Jika L(OH)b adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa L(OH)b dalam air
Dari tabel di atas terlihat bahwa koefisien ion OH-(aq) yang dihasilkan untuk setiap
molekul basa adalah satu, dua, atau tiga. Definisi Svante Arrhenius hanya
terbatas pada senyawa yang larut dalam air. Lalu bagaimana jika senyawa itu tidak
larut dalam air?. Tidak semua senyawa mengandung OH- adalah basa, contohnya
CH3COOH yang merupakan asam. Teori Arrhenius juga tidak bisa menjelaskan
sifat basa dari ammonia karena tidak terdapat ion OH-. Kemudian, Johannes
Bronsted dan Thomas Lowry memperbaiki kelemahan teori asam basa Arrhenius
ini.
Silahkan anda perhatikan gambar dibawah initentang reaksi antara NH3(aq) dan HCl(g)!
Gambar 8. Reaksi antara HCl(aq) dan NH3(aq) menghasilkan NH4+ dan Cl-(s)
(a) Sebelum direaksikan (b) setelah direaksikan
+
E-MODUL BERBASIS PROYEK
NH3(aq) + H3O+(aq) → NH 4 (aq) + H2O(l) 11
Jika reaksi berlangsung dalam keadaan gas, amonia menerima proton secara langsung
dari hidrogen klorida.
KIMIA XI
Catatan: Setiap terjadi interaksi yang melibatkan transfer H+ selalu menghasilkan pasang
asam-basa konjugasi.
Teori asam basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan semua reaksi yang terjadi dalam
bentuk apapun,
PROYEKtermasuk gas, larutan bukan air, larutan air, dan campuran heterogen.
E-MODUL BERBASIS 12
Akan tetapi, Teori asam basa Bronsted-Lowry tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa
yang tidak melibatkan serah terima proton (H+). Keterbatasan Teori asam basa Bronsted-
Lowry ini dilengkapi dengan adanya teori yang dikemukakan oleh Gilbert Newton
Lewis. Teori ini biasa dikenal dengan Teori Lewis.
KIMIA XI
Latihan Soal !
Untuk memperdalam kemampuan kalian tentang teori asam basa maka kerjakan
latihan soal berikut
Untuk menghitung pencapaian hasil belajar kalian hitung nilai latihan soal
yangsudah kalian kerjakan dengan rumus berikut:
Untuk lebih memahami sifat suatu zat berdasarkan konsep asam basa, silahkan
buat ringkasan yang berkaitan dengan teori asam dan basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis dari berbagai referensi!, yaitu; buku, dan link video
berikut ini:
Produk yang diharapkan adalah berupa ringkasan dalam bentuk buku saku yang
dikerjakan secara berkelompok
a. Kesetimbangan Air
Air adalah elektrolit lemah yang sebagian kecil dari molekulnya terionisasi berdasarkan
reaksi berikut.
Reaksi ionisasi adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, dalam reaksi ini berlaku
hukum kesetimbangan. Berdasarkan hukum kesetimbangan, nilai konstanta kesetimbangan
hanya dipengaruhi oleh zat-zat yang berwujud gas (g) dan larutan (aq). Dengan demikian, nilai
konstanta kesetimbangan untuk reaksi ionisasi air dirumuskan sebagai berikut.
K = [H+] [OH–]
Nilai konstanta kesetimbangan K di atas disebut sebagai tetapan ionisasi air atau Kw.
Pada suhu 25°C, nilai Kw adalah 10–14. Oleh karena reaksi ionisasi air adalah reaksi endoterm,
maka nilai Kw akan semakin besar jika suhu meningkat. Berdasarkan reaksi ionisasi air, dapat
disimpulkan bahwa saat setimbang, [H+] = [OH–]. Dengan demikian, nilai Kw dapat dirumuskan
kembali sebagai berikut.
Jika pada suhu 25°C nilai Kw = 10–14, pada suhu dan tekanan yang sama, nilai [H+] atau
[OH–] adalah 10–7. Jika ke dalam air ditambahkan asam dan basa, kesetimbangan air ini akan
berubah.
Ion H+ yang dihasilkan oleh suatu asam dan ion OH– yang dihasilkan oleh suatu basa
dapat mengakibatkan pergeseran kesetimbangan air. Pada dasarnya, pergeseran kesetimbangan
tersebut dikarenakan oleh meningkatnya konsentrasi ion H+ oleh asam atau ion OH– oleh basa.
A. Asam Kuat
Asam kuat adalah suatu asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya (nilai α = 1).
Contoh dari asam kuat antara lain HCl, HBr, HI, H2SO4, dan HNO3. Untuk memahami
pengaruh asam kuat terhadap kesetimbangan air, perhatikan dahulu reaksi kesetimbangan air
berikut.
H2O (l) ⮀ H+ (aq) + OH– (aq)
10–7 M 10–7 M
Selanjutnya, perhatikan reaksi ionisasi HCl 0,1 M dalam air berikut.
HCl (aq) H+ (aq) + Cl– (aq)
0,1 M 0,1 M
Sesuai asas Le Chatelier, adanya ion H+ sebanyak 0,1 M dari ionisasi HCl menyebabkan
kesetimbangan air bergeser ke kiri. Akibatnya, konsentrasi H+ dan OH– dari air akan berkurang.
Dengan adanya ion H+ dari ionisasi HCl sebanyak 0,1 M, konsentrasi H+ dari kesetimbangan air
sebesar 10–7 M dapat diabaikan. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ dalam larutan menjadi
0,1 M.
B. Basa Kuat
Sama halnya dengan asam kuat, basa kuat adalah suatu basa yang terionisasi sempurna
dalam air (nilai a = 1). Contoh dari basa kuat adalah basa-basa dari logam golongan IA seperti
NaOH, KOH, dan LiOH, serta sebagian basa dari logam golongan IIA seperti Ca(OH)2. Untuk
memahami pengaruh basa kuat terhadap kesetimbangan air, perhatikan dahulu reaksi
kesetimbangan air berikut.
10–7 M 10–7 M
0,1 M 0,1 M
Sesuai asas Le Chatelier, adanya ion OH– sebanyak 0,1 M dari ionisasi NaOH
menyebabkan kesetimbangan air bergeser ke kiri. Akibatnya, konsentrasi H+ dan OH– dari air
akan berkurang. Dengan adanya ion OH– dari ionisasi NaOH sebanyak 0,1 M, konsentrasi OH–
dari kesetimbangan air sebesar 10–7 M dapat diabaikan. Dengan demikian, konsentrasi ion OH–
dalam larutan menjadi 0,1 M.
C. Asam Lemah
Menurut Arrhenius, asam lemah adalah suatu asam yang dalam larutan tidak terionisasi
sempurna, tetapi hanya sebagian (0 < a < 1). Contoh asam lemah antara lain asam-asam organik
seperti CH3COOH dan HCOOH, H2S, H2CO3, serta HF. Reaksi ionisasi asam lemah
berlangsung dalam kesetimbangan. Untuk asam lemah HA, reaksi ionisasi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
Tetapan kesetimbangan pada ionisasi asam lemah disebut Ka. Secara matematis, Ka
Berdasarkan reaksi ionisasi HA dalam kesetimbangan, [H+] dari ionisasi HA akan sama
dengan [A–]. Dengan demikian, persamaan Ka dapat ditulis ulang sebagai berikut.
D. Basa Lemah
Sama halnya dengan asam lemah, basa lemah menurut Arrhenius adalah suatu basa yang
dalam larutan tidak terionisasi sempurna, tetapi hanya sebagian (0 < a < 1). Contoh basa lemah
antara lain NH4OH dan basa-basa lain dari logam selain golongan IA dan sebagian golongan
IIA. Reaksi ionisasi basa lemah berlangsung dalam kesetimbangan. Untuk basa lemah BOH,
reaksi ionisasi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Tetapan kesetimbangan pada ionisasi basa lemah disebut Kb. Secara matematis, Kb
Berdasarkan reaksi ionisasi BOH dalam kesetimbangan, [OH–] dari ionisasi BOH akan
sama dengan [B+]. Dengan demikian, persamaan Kb dapat ditulis ulang sebagai berikut.
Meskipun relatif lemah dan sedikit terionisasi, nilai [OH–] dari suatu basa lemah tetap
lebih tinggi daripada nilai [OH–] yang dihasilkan oleh air. Akibatnya, nilai [OH–] dalam air oleh
adanya basa lemah akan sama dengan nilai [OH–] dari basa lemah tersebut.
E. Asam Poliprotik
Asam poliprotik adalah asam yang dalam larutanyya dapat melepaskan lebih dari satu ion H+,
misalnya H2CO3, H3PO4 dan H2S. Asam-asam tersebut terionisasi secara bertahap. Dengan demikian, ada
lebih dari satu nilai Ka misalnya asam sulfida (H2S) :
Jika persamaan reaksi (1) dan persamaan reaksi (2) digabung, didapatkan :
Dengan memperhatikan rumusan Ka dari persamaan reaksi (3), hasil perkalian dari Ka1 dan
Ka2 didapatkan :
Jadi, nilai tetapan kesetimbangan secara keseluruhan merupakan hasil kali dari Ka pada tahapan
reaksi-reaksi kesetimbangan secara keseluruhan :
SINTAKS 2 DLL
Derajat Keasaman
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
(pH)
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
pH = –log [H+]
Dengan analogi yang sama, untuk suatu larutan basa yang diketahui
konsentrasi ion OH–, derajat kebasaan (pOH) dihitung dengan rumus berikut.
Kw = [H+] [OH–
]
Hubungan nilai pH dengan pOH dalam larutan asam dan basa terdapat
dalam tabel berikut.
pH 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
[H+]
1 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 10-9 10-10 10-11 10-12 10-13 10-14
(M)
[OH-]
(M) 10-14 10-13 10-12 10-11 10-10 10-9 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1
pH + pOH = 14
Suatu larutan dengan nilai pH < 7 bersifat asam, sedangkan larutan dengan
pH > 7 bersifat basa. Sementara itu, larutan dengan nilai pH = 7 bersifat netral.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Indikator Asam Basa
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
Indikator asam basa merupakan suatu zat yang memiliki warna tertentu
pada pH tertentu. Indikator asam basa ditambahkan pada suatu larutan dengan
tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut
A. Indikator Alami
Bahan alam yang dapat dijadikan sebagai indikator asam basa alami
adalah tanaman yang memiliki warna terang. Tanaman yang digunakan
sebagai pewarna alami batik, sebagian dapat dijadikan sebagai indikator alami
asam dan basa. Berikut beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan
sebagai pewarna alami batik dan indikator alami.
B. Indikator Sintesis
1. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang berubah warna jika
ditetesi atau dicelupkan dalam larutan asam atau basa.
Berikut adalah tabel perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.
2. Indikator Universal
Indikator universal adalah indikator asam basa yang terdiri dari beberapa
senyawa yang menunjukkan perubahan warna dalam larutan. Indikator universal
memberikan warna yang berbeda untuk setiap pH antara 1 sampai 14.
3. Larutan Indikator
Larutan indikator pH berikut ini sering digunakan dalam
percobaan di laboratorium dengan menunjukkan adanya perubahan
warna pada rentang pH tertentu.
4. ph meter
pH meter merupakan alat pengukur nilai pH suatu larutan dengan
cepat dan akurat. pH meter terdiri atas suatu rangkaian alat elektronik
yang dilengkapi dengan elektrode kaca yang dapat dicelupkan dalam
larutan yang akan diukur nilai pH-nya. pH dapat dilihat secara langsung
pada angka yang
3. Prosedur Kerja
a. Geruslah kembang sepatu dengan menggunakan
lumpang dan alu hingga menghasilkanekstrak.
Lakukan yang sama untuk kunyit.
b. Tuangkan ekstrak tersebut secukupnya ke dalam plat tetes.
c. Tambahkan air kapur sebanyak 5 tetes pada plat
tetes dengan menggunakan pipet tetes,dan tandai.
d. Aduk dengan batang pengaduk dan amati perubahan warna
yang terjadi.
e. Catat hasil pengamatan pada tabel yang disediakan.
f. Ulangi langkah kerja 2-5 dengan menggunakan air sabun
dan air jeruk.
https://youtu.be/41Z0D9
B0i4g
4. Hasil Pengamatan
5. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan ini?
6. Refleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah melakukan percobaan tadi?
2. Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut dari praktikum yang telah dilakukan?
3. Apakah kamu puas dengan hasil percobaan yang kamu dapat? Mengapa?
4. Apakah tantangan/hambatan yang kamu jumpai dalam praktikum tadi?
5. Bagaimana cara kamu menunjujkkan bahwa kamu memahami materi dari praktikum tersebut?
UJI KOMPETENSI
1. Larutan basa berikut yang memiliki konsentrasi ion OH– paling besar adalah …A. NH3
0,1 M (Kb = 1,6 x 10–5)
B. Ca(OH)2 0,1 M
C. (CH3)NH2 0,1 M (Kb = 9 x 10–4)
D. Ba(OH)2 0,2 M
E. NaOH 0,1 M
2. Larutan asam di bawah ini yang akan memiliki pH paling rendah adalah …A. HCN 1
M (Ka = 6 x 10 –10)
B. H2S 0,1 M (Ka = 1 x 10 –7) Ca(OH)2 0,1 M
C. Ba(OH)2 0,2 M
D. NaOH 0,1M
4. Derajat keasaman Larutan amonia yang konsentrasinya 0,1 M dan memiliki Kb = 10–5 adalah
…
A. 3
B. 4
C. 10
D. 11
E. 12
5. Untuk mengukur derajat keasaman asam atau basa yang akurat, paling tepat
menggunakan …
A. Fenolftalein
B. Metil jingga
C. pH meter
D. Bromtimol biru
E. Universal
6. Kertas lakmus merah akan menjadi biru bila dicelupkan kedalam larutan...
A. C2H5OH
B. HCOOH
C. KOH
D. HClO4
E. HCL
7. 200 ml larutan NaOH mempunyai pH 12. Massa NaOH (Mr = 40) yang larut didalamnya
adalah...gram
A. 0,04
B. 0,06
C. 0,08
D. 0,4
E. 0,6
8. 100 ml larutan H2SO4 0,2 M diencerkan hingga volumenya menjadi 200 ml, maka pHlarutan
menjadi... (log 2 = 0,3)
A. 0,1
B. 0,7
C. 1
D. 2
E. 13,8
Lakmus Lakmus
Larutan
merah biru
I Tetap Merah
II Biru Tetap
III Tetap Merah
IV Biru Tetap
V Tetap Tetap
Yang termasuk larutan asam adalah...
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan IV
D. III dan IV
E. IV dan V
Kunci
No
Jawaban
1 D
2 A
3 E
4 D
5 C
6 C
7 C
8 B
9 D
10 B
ESSAY
2. Tentukan [H+] yang terdapat dalam asam formiat (HCOOH) 0,01 M! Jika diketahuiKa.
HCOOH = 1,7 x 10–4.
3. Tentukan [OH–] yang terdapat dalam larutan amonia 0,5 M jika diketahui Kb NH3
= 1,8 x 10–5!
4. Berapa konsentrasi H+, HCOO–, dan HCOOH dalam larutan asam formiat 0,1 M jika
derajat ionisasinya 1,5%?
5. Derajat ionisasi asam cuka 0,1 M adalah 1%. Berapa [H+] dan Ka asam cuka
tersebut?
Rumus [OH-
] = √Kb × Mb 1
α = 1,5 %
Ma = 0,1
Ditanya :
[H+] =?
[HCOO− ] =?
[HCOOH] =?
Jawab
HCOOH (aq) ⇌ H+ (aq) + HCOO− (aq)
Mula-mula : Ma
Reaksi : −αMa + αMa +αMa 1
-------------------------------------------------------- +
Setimbang : Ma−αMa αMa αMa
= (1−α)Ma αMa αMa
[H+] = αMa
= 1,5% × 0,1
1
= 0,0015 M
[HCOO− ] = αMa
= 1,5% × 0,1
1
= 0,0015 M
[HCOOH] = (1−α)Ma
= (1 – 1,5%) × 0,1 1
= 0,9985 M
5. Diketahui :
Asam cuka CH3COOH merupakan asam lemah
α=1%
Ma = 0,1 M 1
Ditanya :
[H+] = ?
Ka = ?
Jawab :
Reaksi ionisasi CH3COOH
CH3COOH (aq) ⇌ H+ (aq) + CH3COO– (aq) 1
Rumus
[H+] = Ma x α 1
Rumus
Ka = Ma x α2 1
[H+] = Ca x α
= 0,1 x 0,01 1
= 10-3 M
Ka = Ma x α2
= 0,1 x (0,01)2 1
= 10–5 M
GLOSARIUM
Akseptor : penerima
Asam : senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan ph lebih kecil dari 7
Asam konjugasi : Hasil dari spesi basa yang telah menerima ion H+
Basa : senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih besar dari 7 .
Basa konjugasi : hasil dari spesi asam yang telah melepaskan ion H+
Donor : pemberi
Ekstrak : sari dari suatu bahan alami
Indikator asam basa : senyawa/bahan yang digunakan untuk mengetahui apakah sebuah
larutan mengandung asam, basa, atau netral.
Spesi : ion atau molekul
Titik ekuivalen : titik dalam titrasi saat mol ekuivalen titrat sama dengan mol
ekuivalen titran
Trayek pH : rentang pH
INDEKS
A K
Asam · 6, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 30, 31, 33 Kertas lakmus · 21, 27
Kesetimbangan · 14
Konsentrasi · 16
B
Indikator alami · 21 P
pH · 6, 7, 8, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 27, 28, 33
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. (2005). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi ke 5 Jilid 2 (Penterjemah: Maun,
S. et.al dari: General Chemistry). Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
Chang,R. 2004 Kimia Dasar: Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. .
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 Untuk Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ningsih, Sri Rahayu. 2013. KIMIA SMA XI Sekolah Menangah Atas. Bumi Aksara. Jakarta.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari
ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.
Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Parning, Tofan, and Horale Simanullang. 20120. Easy Learning Kimia SMA. Jakarta.
Partana, Crys Fajar dan Wiyarsi, Antuni. 2009. Mari Belajar Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas
Priambodo, E, dkk. 2007. Aktif Belajar Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta: CV
Mediatama.
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Saada, Zulfatus, Mulyani, and Avni Khairunnisa. 2015. BRANKAS SOAL KIMIA SMA.
Jakarta: GRASINDO.
Sudarmo,, Unggul dkk. 2014. KIMIA SMA XI Sekolah Menangah Atas. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
XII. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
SUMBER GAMBAR
https://garudamuda.org/erika/2017/01/19/daftar-asam basa-kuat-dan-lemah/
https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan/
https://www.studiobelajar.com/teori-asam basa/
http://belajarasambasa.blogspot.com/2012/06/tetapan-kesetimbangan-air-kw.html
https://ardra.biz/kekuatan-dan-derajat-keasaman-larutan/
https://www.amongguru.com/pengertian-dan-jenis-jenis-indikator-asam basa-
beserta- contohnya/
https://garudamuda.org/erika/2017/01/19/daftar-asam basa-kuat-dan-lemah/
https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan/
https://soalkimia.com/soal-ksp/
https://www.studiobelajar.com/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan-ksp/
http://ebook.itenas.ac.id/repository/28a52a6d1067267b9dd16ed5c467f977.pdf
http://indrinurazizah1.blogspot.com/2019/09/penerapan-sifat-koligatif-larutan-
dalam.html/
BIOGRAFI PENULIS