Anda di halaman 1dari 30

RPI2JM (2015)

BAB. IV
PROFIL KOTA SINGKAWANG
4.1. Letak Kota Singkawang
Kota Singkawang merupakan salah satu bentuk pemerintahan kota di Kalimantan
Barat. Terletak di antara Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, dengan
luas wilayah 504 km2. Dibandingkan dengan luas wilayah daerah kabupaten/kota
se-Kalimantan Barat, Kota Singkawang merupakan yang terkecil luas wilayahnya
setelah kota Pontianak. Kota Singkawang terletak pada 0°44’55,85” –
01°01’21,51” Lintang Utara dan 108°51’47,6”-109°10’19” Bujur Timur. Batas-batas
wilayah selengkapnya untuk kota Singkawang adalah :

o Utara : Kabupaten Sambas


o Selatan : Kabupaten Bengkayang
o Timur : Kabupaten Bengkayang
o Barat : Laut Natuna

4.2. Luas Wilayah


Kota Singkawang terdiri dari lima kecamatan dengan luas wilayah 50.400 ha atau
sekitar 0,34 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat. Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Singkawang Selatan (22.448 Ha atau 44,54 persen) dan terkecil adalah
kecamatan Singkawang Barat (1.806 Ha atau 2,98 persen) dari wilayah kota.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-1


RPI2JM (2015)

Gambar 4.1. Presentase luas Kota Singkawang menurut kecamatan

Tabel 4.1. Batas administrasi Kota Singkawang menurut kecamatan

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-2


RPI2JM (2015)

Tabel 4.2. Luas wilayah Kota Singkawang menurut jenis tanah

4.3. Jenis Tanah


Dari Lima jenis tanah yang terdapat di Kota Singkawang sebagian besar
merupakan tanah Aluvial (25.338 Ha) sedangkan yang terkecil adalah tanah
Lasotol (2.988 Ha), berikut uraian jenis tanah dengan luas areanya.

o Organosol yaitu tanah yang tersusun dari bahan organik/campuran bahan


mineral dan bahan organik. Jenis tanah ini mudah mengerut tak balik dan
bila kering pekat terhadap erosi serta mudah terbakar. Terdapat seluas
3.752 ha atau sekitar 7,44 persen dari total wilayah kota.
o Alluvial yaitu jenis tanah yang berwarna kelabu, coklat sampai hitam,
mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi dan cocok digunakan untuk
usaha budidaya pertanian, dan terbentuk dari endapan laut, sungai dan
danau terdapat seluas 25.338 ha atau 50,27 persen dari total wilayah kota.
(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-3
RPI2JM (2015)
o Podsol yaitu tanah yang bersifat basa dengan tingkat kejenuhan yang
rendah, berwarna kuning putih, pada umumnya bertekstur kasar karena
terbentuk dari batuan endapan serta termasuk miskin unsur hara. Terdapat
14.276 ha atau 28,33 persen dari total wilayah kota.
o Latasol yaitu jenis tanah yang memiliki solusi tanah yang tebal antara 130-
200 cm, berwarna coklat, merah sampai kekuning-kuningan. Tanah ini
sangat peka terhadap erosi tetapi sangat potensial dikembangkan sebagai
usaha pertanian. Terdapat seluas 2.988 ha atau 5,93 persen dari total
wilayah kota.
o PMK (Podsolid Merah Kuning) yaitu jenis tanah ini berwarna kuning
merah, bereaksi masam dengan tingkat kejenuhan basa rendah, sebagian
telah dibudidayakan untuk perkebunan karet dan ladang dengan luas 4.046
ha atau 8,00 persen dari total luas wilayah kota.

Tabel 4.3. Luas wilayah genangan Kota Singkawang menurut kecamatan

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-4


RPI2JM (2015)
4.4. Geomorfologi
Berdasarkan topografi, wilayah kota di Singkawang sebagian besar merupakan
wilayah dataran dan selebihnya wilayah bukit dan gunung. Wilayah dataran
mencapai 31.904 hektar tersebar di 5 kecamatan, sedang bukit dan gunung seluas
18.496 hektar sebagian besar di wilayah Singkawang Timur dan Singkawang
Selatan, sedikit di sebelah Barat dan Tengah, sedangkan di Singkawang Utara tidak
terdapat wilayah pegunungan dan perbukitan. Luas wilayah tergenang mencapai
14.147 hektar (28,07 persen dari total luas wilayah) tersebar di seluruh kecamatan.
Untuk daerah tergenang, kecamatan Singkawang Timur merupakan kecamatan
yang paling luas tergenang (6.126 hektar), sedangkan kecamatan Singkawang
Barat wilayahnya paling sedikit tergenang (1.206 hektar). Luas wilayah yang tidak
tergenang mencapai 36.253 hektar (71,93 persen dari total wilayah), dari 36.253
hektar yang tidak tergenang 8,32 % jenis porous dan sisanya 91,68 % bukan
porous.
Dilihat dari tekstur tanah, maka sebagian besar luas wilayah Kota Singkawang
terdiri dari jenis tanah halus yang meliputi areal 24.238 hektar (48,09 persen),
berikutnya jenis tanah sedang 18.496 hektar (36,70 persen), jenis tanah kasar
3.168 hektar (6,29 persen), jenis tanah gambut 3.940 hektar (7,82 persen), jenis
tanah rawa 256 (0,51 persen) dan jenis tanah lainnya 302 (0,60 persen). Jika
berdasarkan kelas lereng, maka sebagian besar luas wilayah Kota Singkawang
berada pada kelas kurang dari 2 persen (37.236 hektar atau 73,88 persen), dan
luas wilayah paling kecil berada pada kelas diatas 40 persen (812 hektar atau 1,61
persen).

4.5. Penggunaan Tanah


Berdasarkan penggunaan tanah, sebagian besar luas tanah di Kota Singkawang
adalah perkebunan (45,60 persen), hutan (15,19 persen) dan sawah irigasi non
teknis (12,92 persen). Dari 50.400 hektar luas wilayah Kota Singkawang, areal
untuk pemukiman hanya 358,0 hektar (0,71 persen), sementara areal untuk
industri merupakan yang areal yang paling kecil yaitu hanya sekitar 10 hektar
(0,02 persen). Areal-areal yang lain adalah berupa padang/semak (10,73 persen),

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-5


RPI2JM (2015)
hutan belukar (6,51 persen), kebun campuran (5,22 persen), pertambangan (2,61
persen), dan lain-lain (0,50 persen).

4.6. Pemerintahan
Kota Singkawang merupakan pemerintahan Kota kedua di Kalimantan Barat
setelah Pemerintah Kota Pontianak. Kota Singkawang membawahi 5 Kecamatan
yang terdiri dari 26 Kelurahan, yang merupakan sistem pemerintahan terkecil di
bawah kecamatan.

4.7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Sebagai salah satu kota defenitif, Kota Singkawang mempunyai lembaga Legislatif
(DPRD) periode 2010 – 2014 yang merupakan hasil Pemilu Pilkada 2009. Dari 25
anggota Legislatif tersebut, komposisi keanggotaan menurut jenis kelamin 23
anggota laki-laki dan 2 orang perempuan. Ditinjau dari tingkat pendidikan yang
ditamatkan, 8 orang SLTA, dan 17 orang sarjana (strata 1 dan strata 2). Kinerja
DPRD dapat ditinjau dari banyak produk DPRD seperti SK Pimpinan, keputusan
DPRD dan Perda yang dikeluarkan. Menurut jenisnya produk DPRD Kota
Singkawang pada tahun 2012 telah diterbitkan sebanyak 29 produk yang terdiri 3
SK Pimpinan, 15 Keputusan DPRD dan 8 Peraturan Daerah.

4.8. Pegawai Negeri Sipil


Berdasarkan data dari Bagian Kepegawaian Pemerintah Kota Singkawang, jumlah
pegawai yang bekerja di kota Singkawang pada akhir tahun 2013 tercatat
sebanyak 4.438 pegawai yang semuanya adalah pegawai negeri sipil. Data
tersebut merupakan data pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Singkawang
(tidak termasuk pegawai negeri instansi vertikal). Dilihat dari golongan pegawai,
terdapat 99 pegawai golongan I, 1.403 pegawai golongan II, 2.001 pegawai
golongan III dan 1.295 pegawai golongan IV.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-6


RPI2JM (2015)

Gambar 4.2. Piramida penduduk Kota Singkawang

4.9. Penduduk
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, seperti yang tercantum dalam
Propenas bahwa manusia Indonesia atau penduduk disebut sebagai modal dasar di
samping modal dasar lainnya, apabila mereka dapat dibina dan dikerahkan secara
efektif. Namun penduduk juga dapat menjadi beban pembangunan apabila tidak
berkualitas, baik kualitas pendidikan, kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu
penduduk yang banyak bukan jaminan bagi tercapainya keberhasilan
pembangunan. Jumlah penduduk Kota Singkawang tahun 2013 berdasarkan hasil
proyeksi sebanyak 198.742 jiwa, dimana 101.195 jiwa adalah laki-laki dan 97.547
jiwa perempuan, dengan kata lain perbandingan antara penduduk laki-laki dan
perempuan (sex ratio) sebesar 103,74. Dengan luas wilayah Kota Singkawang
sebesar 504 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Singkawang sebesar 394 jiwa
per kilometer persegi. Penyebaran penduduk di kota Singkawang tidak merata

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-7


RPI2JM (2015)
antar kecamatan. Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah
kepadatannya masing-masing sebesar 2.777 dan 2.124 jiwa per Km2, sedangkan
di Kecamatan Singkawang Selatan, Singkawang Timur, dan Singkawang Utara
kepadatannya di masing-masing kecamatan berturut-turut hanya sebesar 196, 123,
dan 351 jiwa per km2 .
Dilihat dari kepadatan penduduk per kelurahan, kepadatan tertinggi juga terjadi di
Kecamatan Singkawang Barat dengan kepadatan 12.539 orang per Kelurahan.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Pasiran, Roban dan Sedau
dengan jumlah penduduk masing-masing sebesar 30.824 jiwa, 28.577 jiwa dan
28.487 jiwa.

Tabel 4.4. Jumlah kelurahan, luas wilayah dan kepadatan penduduk

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-8


RPI2JM (2015)

Tabel 4.5. Jumlah penduduk menurut kecamatan dan kelurahan

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-9


RPI2JM (2015)

Tabel 4.6. Laju pertumbuhan penduduk Kota Singkawang

4.10. Ketenagakerjaan
Dalam konsep ketenagakerjaan penduduk dibedakan menjadi penduduk usia kerja
dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur
15 tahun ke atas, dimana pada usia tersebut dianggap sebagai tenaga kerja
potensial yang sudah siap dimanfaatkan di semua sektor ekonomi untuk
menggerakkan sumber-sumber produksi yang ada guna menghasilkan barang dan
jasa. Berkenaan dengan aspek ekonomi, penduduk usia kerja digolongkan menjadi
2, yaitu penduduk yang aktif secara ekonomi dan penduduk yang tidak aktif
secara ekonomi. Penduduk yang aktif secara ekonomi adalah mereka yang bekerja
dan yang sedang mencari pekerjaan atau biasa disebut dengan angkatan kerja,
sedang penduduk yang tidak aktif secara ekonomis adalah penduduk yang hanya
mengkonsumsi barang dan jasa. Pada tahun 2013 persentase angkatan kerja di
Kota Singkawang adalah 66,53 persen dari penduduk usia kerja, atau dengan kata
lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Singkawang sebesar 66,53
persen. Sedangkan persentase angkatan kerja yang bekerja adalah sebesar 63,48

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-10


RPI2JM (2015)
persen dari jumlah penduduk atau 95,41 persen dari angkatan kerja, jadi tingkat
kesempatan kerja Kota Singkawang
adalah 95,41 persen atau dengan kata lain tingkat pengangguran sebesar 4,59
persen. Berdasarkan lapangan pekerjaan, dari jumlah penduduk yang bekerja,
sekitar 26,39 persen dari mereka bekerja di sektor pertanian. Sektor-sektor lain
yang cukup besar peranannya dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran (27,28 persen) dan sektor jasa (22,89 persen).
Berdasarkan data Sakernas juga terlihat bahwa sebagian besar penduduk bekerja
sebagai pekerja. Sebanyak 52,31 persen berstatus sebagai
buruh/karyawan/pegawai, dan bahkan 5,74 persen diantaranya adalah pekerja
tidak dibayar. Hal ini tentu sangat terkait dengan pentingnya penyediaan
kesempatan kerja yang memadai, dimana 52,31 persen pekerja berstatus sebagai
karyawan/buruh. Bila ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar pencari
kerja di Kota Singkawang sudah mencapai pendidikan diploma/sarjana (52
persen), sedangkan 12,83 persen diantaranya berpendidikan SMA. Dengan kata
lain, pendidikan para pencari kerja di Kota Singkawang sebenarnya sudah cukup
memadai. Cara untuk mengukur tingkat kesejahteraan buruh disuatu daerah
adalah dengan membandingkan antara kebutuhan hidup minimum dengan upah
minimum yang berlaku di daerah setempat. Kebutuhan hidup minimum untuk
pekerja dengan satu istri dan dua anak pada tahun 2013 berkisar antara 1.300.000
– 1.600.000 rupiah atau rata-rata sekitar 1.463.000 rupiah. Sedangkan upah
minimum pada tahun yang sama adalah sebesar 1.450.000 rupiah.

4.11. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi bagi masyarakat, dengan salah
satu tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk
secara maksimal. Dengan demikian sasaran pendidikan adalah penduduk baik
sebagai perorangan maupun kelompok. Berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah dan swasta di bidang pendidikan antara lain dengan menyediakan
berbagai fasilitas pendidikan seperti pembangunan gedung, pengadaan buku-buku
pelajaran, dan penyedian tenaga pengajar yang berkualitas. Berdasarkan data
Dinas Pendidikan Kota Singkawang tahun 2013/2014, terdapat 40 unit TK dengan

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-11


RPI2JM (2015)
jumlah guru sebanyak 199 orang dan murid 2.448 orang. Rasio murid dibanding
sekolah 61:1 artinya 1 sekolah berisi 61 murid, sedangkan rasio murid dibanding
guru adalah 12: 1 artinya 1 orang guru mengurusi 12 orang murid. Banyaknya
sekolah SD 103 unit, guru 1.548 orang dan murid 27.752 orang. Rasio murid
dibanding sekolah 269:1 dan rasio murid terhadap guru 18 : 1. Banyak sekolah
SLTP 45 unit, dengan jumlah guru 1.375 orang dan murid 11.149 orang. Rasio
murid banding sekolah 247:1, rasio murid banding guru 8:1. Jumlah sekolah SLTA
(SMU) 22 unit, guru 504 orang, murid 5.451 orang. Rasio murid banding sekolah
247:1 dan murid banding guru 11:1. Jumlah sekolah SMK 12, guru 372 orang,
murid 4.319 orang, rasio murid banding sekolah 360:1 dan rasio murid terhadap
guru 12:1.
Jumlah perguruan tinggi di Kota Singkawang pada tahun 2013 tercatat 6 unit, 4
sekolah tinggi dan 2 lainnya akademi. Jumlah tenaga pengajar sebanyak 213
dosen dan jumlah mahasiswa tercatat 3.082 orang.

4.12. Kesehatan
Pelayanan Kesehatan adalah hak setiap orang sejak lahir. Upaya untuk
memperbaiki kesehatan orang perlu ditingkatkan . Hal ini berkaitan dengan
peningkatan sumber daya manusia, karena dengan kualitas kesehatan yang baik
diharapkan dapat tercipta produktivitas penduduk yang tinggi. Salah satu
kebijakan pemerintah dibidang kesehatan adalah dengan menyediakan berbagai
sarana dan prasarana kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Singkawang, pada
tahun 2013 terdapat 6 rumah sakit, 5 puskesmas Kecamatan, 21 Puskesmas
Kelurahan, 13 Puskesmas pembantu. Rumah sakit merupakan salah satu prasarana
kesehatan yang penting sekali yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai pusat
kesehatan bagi masyarakat. Dari 6 rumah sakit yang ada, jumlah tempat tidurnya
yang tersedia sebanyak 1.186. Di Kota Singkawang terdapat 68 dokter, 5 dokter
gigi, 785 tenaga paramedis. Selain fasilitas kesehatan tersebut di Kota Singkawang
didukung pula fasilitas kesehatan lainnya yaitu 15 apotik, 5 Optik, 2 industri jamu
dan 23 toko obat.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-12


RPI2JM (2015)
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka kondisi kesehatan
penduduk merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Salah satu upaya adalah
pemberian imunisasi. Selama tahun 2013 pelaksanaan kegiatan imunisasi di Kota
singkawang menurut jenisnya dapat ditunjukkan sebagai berikut : 1.863 BCG,
DPT-1 3.291, campak 3.106, TT-1 1.437 dan TT-2 1.546. Peranan keluarga sebagai
pembentuk sumber daya manusia yang tangguh sangat diperlukan. Oleh karena
itu, perlu diciptakan suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera. Pembangunan
untuk mewujudkan keluarga sejahtera pada hakekatnya merupakan bagian dari
pembangunan sumber daya manusia yang lebih menekankan pada pentingnya
peranan keluarga dalam meningkatkan kualitas manusia baik sebagai pelaku
maupun penikmat hasil pembangunan. Program Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah guna mewujudkan
keluarga sejahtera (KS) melalui upaya penurunan tingkat kelahiran, yaitu dengan
cara pemakaian alat kontrasepsi secara konsisten dan berkesinambungan. Menurut
data Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB Kota Singkawang,
sarana pelayanan KB pada tahun 2013 tercatat 26 PPKBD dan 134 posyandu yang
dapat melayani seluruh pasangan usia subur (56.119). Pasangan yang telah dilayani
sebanyak 42.252 Akseptor KB aktif.
Dari jumlah akseptor KB aktif tersebut sebagian besar menggunakan alat
kontrasepsi Pil 17.114 (40,50 persen), disusul Suntikan 12.235 (28,96 persen),
kondom 4.760 (11,27 persen), IUD 4.537 (10,74 persen), MOP/MOW 2.293
(5,43 persen), dan implant 1.313 (3,11 persen). Bila ditinjau dari lamanya
mengikuti program KB, sebagian besar masih merupakan peserta KB yang relatif
baru ( 5 tahun ) yakni sebanyak 3.230 peserta, peserta KB lestari dengan rincian
1.986 peserta 10 tahun, 1.097 peserta 16 tahun dan 675 peserta lebih dari 16
tahun. Indikator kesejahteraan lain yang dapat dijadikan dasar untuk melihat
tingkat kesejahteraan keluarga adalah banyaknya keluarga sejahtera. Semakin
besar jumlah keluarga (KS II, III dan III Plus) dibandingkan KS I dan Pra KS semakin
tinggi tingkat kesejahteraan Keluarga (masyarakat). Di Kota Singkawang tahun
2013 jumlah KS II, III, III+ berjumlah 45.527 (86,87 persen). Pra KS dan KS I =
6.882, artinya bahwa setidaknya banyak keluarga miskin dan sangat miskin hanya
13,13 persen.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-13


RPI2JM (2015)

4.13. Hukum dan Kriminalitas


Tingkat keamanan masyarakat juga merupakan salah satu pendukung tercapainya
kesejahteraan penduduk. Berdasarkan data dari Kepolisian Resort Kota
Singkawang sebanyak 883 kasus kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan di Polres
kota Singkawang tahun 2013 didominasi oleh jenis kejahatan pencurian dengan
pemberatan yakni 132 kasus, disusul Pencurian kendaraan bermotor roda dua 131
kasus, pencurian biasa 102 kasus, dan penggelapan 96 kasus. Sementara itu salah
satu indikator ketangguhan aparat kepolisian dalam menangani kasus-kasus
perkara menurut profesi adalah persentase masalah yang diselesaikan
dibandingkan masalah yang ditangani. Dari 883 kasus yang dilaporkan 545 kasus,
atau setara dengan 61,58 % nya telah dapat diselesaikan selama tahun 2013.
Untuk melihat tingkat kriminalitas dapat pula diketahui dari banyaknya tahanan
pada kejaksaan dari bulan ke bulan. Selama tahun 2013 tercatat 135 tahanan di
kejaksaan negeri Kota Singkawang. Paling banyak tercatat pada bulan November,
yakni 31 orang, disusul bulan September 25 orang. Rata-rata tiap bulan ada sekitar
21 orang tahanan baru yang masuk di Kejaksaan Negeri Kota Singkawang.
Berdasarkan banyaknya tahanan kejaksaan yang telah diselesaikan tahun 2013
dapat diketahui efektivitas kinerja kejaksaan negeri memproses kasus kejahatan.
Dari 95 tahanan yang tersisa pada tahun 2013 seluruhnya telah dilimpahkan ke
Pengadilan negeri, artinya 100 % tahanan kejaksaan telah diproses.
Berdasarkan hasil putusan pengadilan negeri selama tahun 2013 dari 1.563
putusan yang dikeluarkan, 78% adalah terpidana laki-laki, 18% adalah terpidana
perempuan. Sedangkan Kasus Pidana yang dilakukan Anak-anak sebanyak 64
kasus (4 persen).
Bila ditinjau dari jenis kasus pidana yang dilakukan, 84% atau sebanyak 1.314
putusan adalah Pidana Denda, 16% atau sebanyak 242 putusan adalah Pidana
Penjara. Sedangkan Putusan Pidana Bersyarat hanya sebanyak 6 putusan.

4.14. Keagamaan
Berdasarkan Propenas 1999-2004, salah satu cerminan kebebasan melaksanakan
ibadah menurut agama adalah terdapatnya tempat ibadah. Pada tahun 2013

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-14


RPI2JM (2015)
banyaknya tempat ibadah dari kelima agama resmi di kota Singkawang, terdapat
120 masjid, 76 surau dan 33 mushola untuk agama Islam, 56 gereja dan 16 pos
penginjil untuk agama Kristen Protestan, 22 gereja dan 8 kapel untuk agama
Kristen Katolik, 23 Vihara dan 267 cetya untuk pemeluk agama Budha.
Berdasarkan tanah wakaf Islam yang terbanyak untuk keperluan makam dengan
luas 230.571 m2. Pelayanan pemerintah terhadap masyarakat dalam menjalankan
perintah agamanya juga tercermin dari besarnya peran pemerintah dalam
pemberian bantuan pada rumah ibadah. Pada tahun 2013 pemerintah Kota
Singkawang telah memberikan bantuan untuk rumah ibadah yang ada di kota
Singkawang senilai Rp 3.310.655.000. Selain itu, pelayanan pemerintah pada
masyarakat juga tercermin dari peran pemerintah dalam mengelola zakat fitrah.
Pada tahun 2013 tercatat 64.322 muzakki, dari jumlah muzakki tersebut hasil
zakat infaq dan shadaqahnya telah disalurkan berupa uang sebesar
Rp 893.190.000 dan berupa beras dinilai dengan berat sebanyak 8.400 kg. Data
yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Kantor
Kementrian Agama yakni pemberangkatan jemaah haji asal Kota Singkawang.
Tercatat jemaah haji yang berangkat tahun 2013 sebanyak 79 orang terdiri dari 36
laki-laki dan 43 perempuan. Komposisi perkecamatan menunjukkan jemaah haji
sebagian besar berasal dari Singkawang Tengah dan Singkawang Barat yang
masing-masing sebanyak 43 orang (54,43 persen) dan 19 orang (24,01 persen).
Kesejahteraan penduduk dapat digambarkan oleh keadaan keluarga yang
sejahtera. Selama tahun 2013 Untuk perkara yang masuk ke pengadilan agama
Kota Singkawang tercatat 385 kasus, yaitu kasus cerai talak 90 kasus dan cerai
gugat 247 kasus. Selain itu kasus lainnya berjumlah 48 kasus. Berdasarkan faktor
penyebab sebagian besar kasus perceraian terjadi akibat dari tidak adanya
keharmonisan dalam keluarga yakni sebanyak 176 kasus (61,32 persen), disusul
kemudian karena alasan tidak tanggung jawab sebanyak 43 kasus (14,98 persen).

4.15. Indikator UNFPA


Beberapa indikator UNFPA yang belum dicakup pada penerbitan DDA
sebelumnya dimasukkan ke dalam subbab tersediri. Adapun Indikator UNFPA
meliputi indikator Kependudukan, Kesehatan produksi, Kesehatan produksi

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-15


RPI2JM (2015)
remaja, Keluarga Berencana (KB), Gender, Kemiskinan dan HIV / AIDS. Hal ini
dimaksudkan agar penyebaran informasinya dapat lebih luas, atau tidak hanya
terbatas pada dinas / instansi penyelenggara program. Pada tahun 2013, jumlah
penduduk Kota Singkawang sebanyak 198.742 jiwa atau meningkat sekitar 2,11
persen dibandingkan dengan tahun 2012. Sedangkan jumlah rumah tangga sebesar
41.960 rumah tangga dan sekitar 15,04 persennya merupakan rumah tangga yang
dikepalai oleh wanita. Sebagian penduduk bermukim di perkotaan dan rasio jenis
kelamin sekitar 105,24. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang,
ada 5 kecamatan yang sudah memiliki Puskesmas dengan pelayanan Kesehatan
Reproduksi. Jumlah kelahiran yang dilaporkan sebanyak 3.953 kelahiran dengan
jumlah bayi lahir hidup sebanyak 3.875 bayi dan bayi lahir mati sebanyak 16 atau
dengan kata lain tingkat kematian bayi sebesar 6,2 per 1.000 kelahiran hidup atau
620 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu
maternal sebesar 103,2 kematian per 100.000 ibu maternal.

Gambar 4.3. Jumlah sekolah menurut kecamatan dan tingkat pendidikan tahun 2013

4.16. Tanaman Pangan


Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian di Kota
Singkawang, baik dari sisi penghasil nilai tambah, maupun sebagai sumber
penghasilan atau penyedia lapangan kerja/usaha. Dengan kata lain, sektor
pertanian masih merupakan mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
Kota Singkawang.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-16


RPI2JM (2015)
Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang, kondisi pertanian di
Kota Singkawang dilihat dari luas panen tanaman padi tahun 2013 sebesar 5.347
hektar dengan jumlah produksi sebanyak 17.447 Ton. Luas panen terbesar
terdapat di Kecamatan Singkawang Utara dengan 2.305 Ha, diikuti Singkawang
Timur dengan 1.196 Ha, Singkawang Selatan 883 Ha, dan Singkawang Tengah 554
Ha. Sedangkan Singkawang Barat merupakan kecamatan dengan luas panen
terkecil yaitu 409 Ha. Pada tahun 2013 Produk unggulan kota Singkawang untuk
tanaman palawija adalah jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Luas panen jagung 195
Hektar dengan produksi total 958 Ton yang tersebar di 2 Kecamatan, yaitu di
Kecamatan Singkawang Timur dengan luas panen 142 hektar dan produksi
sebanyak 695 Ton serta di Singkawang Selatan dengan luas panen 35 Hektar dan
produksi 182 Ton. Luas panen Ubi kayu 67 Hektar dengan produksi 868 Ton yang
tersebar di tiga Kecamatan. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan
Singkawang Selatan seluas 43 Hektar dengan produksi 563 Ton, sedangkan luas
panen terkecil terdapat di Kecamatan Singkawang Utara dengan 5 Hektar
produksi sebesar 63 Ton.
Luas Panen Ubi Jalar di Kota Singkawang pada th 2013 adalah 43 Hektar dengan
produksi 273 Ton. Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Singkawang Selatan
yakni seluas 22 Hektar dengan produksi 143 Ton, sementara luas panen terkecil
terdapat di Kecamatan Singkawang Timur dengan luas 5 Hektar dan produksi 30
Ton. Produk unggulan tanaman sayur-sayuran adalah petsai/sawi, cabe, ketimun,
kacang panjang, bayam, kangkung dan terung. Berdasarkan luas panen selama
tahun 2013 tercatat luas panen petsai/sawi 559 Hektar, cabe 80 Hektar, ketimun
130 Hektar, kacang panjang 155 Hektar, bayam 54 Hektar, kangkung 58 hektar
dan terung 67 Hektar. Produksi masing-masing, petsai/sawi 8.258 Ton, cabe 323
Ton, ketimun 539 Ton, kacang panjang 519 Ton, bayam 231 Ton, kangkung 239
Ton, dan terung 309 Ton. Produk unggulan buah-buahan adalah nenas, jeruk,
pisang, dan durian, dengan produksi masing-masing sebanyak 32.160 Ton, 21.956
Ton, 1.801 Ton, 464 Ton.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-17


RPI2JM (2015)
4.17. Peternakan dan Perikanan
Potensi ternak di Kota Singkawang adalah sapi, kambing dan babi. Populasi sapi
tersebar di seluruh kecamatan dengan total 5.067 ekor. Kambing tersebar di
seluruh kecamatan sebanyak 2.654 ekor. Untuk babi tersebar hanya di 4
kecamatan dengan jumlah ternak 23.873 ekor dan merupakan unggulan
Kecamatan Singkawang Selatan.
Jumlah ayam ras pedaging 1.908.300 dengan populasi terbesar terdapat di
Kecamatan Singkawang Selatan. Ayam Ras Petelur tersebar di seluruh kecamatan
dengan populasi terbanyak di Singkawang Selatan sebesar 1.928.300 ekor dan
terkecil di Singkawang Utara dengan populasi sebesar 270 ekor. Ayam buras
sebanyak 533.970 ekor dan itik 15.120 ekor. Khusus burung walet meskipun
diketahui di Kota Singkawang sedang marak usaha ini, jumlah produksi usaha
walet masih sulit didapatkan. Namun demikian, jumlah usahanya terus meningkat
dan tercatat ada 730 usaha pada tahun 2011. Untuk pemotongan hewan ternak
selama tahun 2013, yang paling banyak dipotong adalah babi yaitu sebanyak
14.120 ekor, disusul kemudian sapi sebanyak 5.522 ekor, dan kambing sebanyak
1.125 ekor. Untuk pemotongan unggas, ayam ras pedaging dipotong sebanyak
916.110 ekor, kemudian ayam ras petelur dipotong sebanyak 464.945 ekor. Ayam
buras dan itik masing-masing dipotong sebanyak 36.345 ekor dan 29.030 ekor.
Produksi daging di Singkawang mengalami sedikit kenaikan, dari 9.682,54 ton
pada tahun 2012 menjadi 10.905,65 ton pada tahun 2013. Sementara itu,
produksi telur turun dari 22.345,81 ton pada tahun 2012 menjadi 21.661,15 ton
pada tahun 2013. Khusus untuk produksi daging jika dilihat dari jenis ternak dan
unggas, maka produksi daging terbesar adalah daging ayam ras pedaging, disusul
kemudian babi dan daging ayam ras petelur, berturut-turut sebesar 4.159 ton,
3.383 ton dan 1.980 ton.
Untuk sub sektor perikanan, khususnya perikanan laut, total produksi mencapai
536,44 ton dengan nilai produksi mencapai 13.430 juta. Untuk ikan perairan
umum, produksi tahun 2013 sebesar 309 ton dengan nilai produksi mencapai
10.108 juta. Dan untuk ikan budidaya total produksi sebesar 506 ton dengan nilai
produksi 14.466 juta.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-18


RPI2JM (2015)
4.18. Kehutanan
Luas areal hutan di Kota Singkawang seluas 12.332 hektar yang sebagian besar
(4.598 hektar) merupakan hutan produksi biasa (37,41 persen). Sedangkan untuk
hutan tanaman rakyat pada tahun 2013 seluas 1.432 hektar. Hutan suaka/cagar
alam seluas 3.951 hektar. Sedangkan selebihnya digunakan untuk hutan lindung,
hutan yang dikonversi dan hutan tanaman wisata seluas 2.351 hektar.

4.19. Perkebunan
Produksi utama subsektor perkebunan di Kota Singkawang terutama adalah karet,
kelapa dan kelapa sawit. Luas areal perkebunan karet pada tahun 2013 adalah
10.055 Ha dengan produksi sebanyak 5.121 Ton, sementara kelapa dan kelapa
sawit memiliki luas areal berturut-turut 2.818 Ha dan 6.117 Ha dengan produksi
masing-masing sebanyak 3.019 Ton dan 1.925 ton. Selain ketiga komoditi tersebut,
di Kota Singkawang juga terdapat perkebunan kakao, kelapa hybrida, kopi, lada,
kemiri, cengkeh dan pinang. Namun produksi komoditi tersebut belum terlalu
besar.

4.20. Industri
Berdasarkan jumlah tenaga kerja, perusahaan industri dibagi menjadi 4 golongan :

o Industri rumahtangga, yakni perusahaan/usaha industri dengan tenaga kerja


antara 1 – 4 orang.
o Industri kecil, yakni perusahaan/usaha industri dengan tenaga kerja antara
5-19 orang.
o Industri sedang, yakni perusahaan industri dengan jumlah tenaga kerja
antara 20-99 orang.
o Industri besar, yakni perusahaan industri dengan jumlah tenaga kerja 100
orang atau lebih.

Berdasarkan kategori diatas, pada tahun 2013 di Kota Singkawang tercatat 5


perusahaan industri sedang, semuanya ada di kecamatan Singkawang Selatan.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-19


RPI2JM (2015)
Adapun untuk industri kecil, pada tahun 2013 terdapat 7 perusahaan. Dan untuk
industri mikro/rumah tangga ada sebanyak 3 industri. Jika klasifikasi industri
dilihat berdasarkan Dinas PerindagKop maka jumlah industri kecil di kota
Singkawang sebanyak 577 perusahaan, terdapat di Singkawang Barat sebanyak
268 perusahaan, 156 perusahaan di Singkawang Tengah, 104 perusahaan di
Singkawang Selatan, 27 di Singkawang Utara dan 22 di Singkawang Timur.

4.21. Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumahtangga maupun industri untuk
penerangan maupun penunjang berbagai perakitan elektronik dan mesin.
Berdasarkan data tahun 2013, PLN Wilayah V Cabang Singkawang tercatat
produksi 384.014.299 Kwh. Dari jumlah ini Kwh yang terjual sebanyak
338.454.466 Kwh, naik 7,36 persen dari Kwh yang terjual tahun 2012 sebesar
315.252.856 Kwh. Dirinci menurut bulan, jumlah Kwh terjual setiap bulannya
rata-rata yakni 28.504.466 Kwh. Banyaknya Kwh yang terjual pada tahun 2013
tersebut didistribusikan pada 181.689 pelanggan. Pada tabel 6.2.3 dapat dilihat
jumlah pelanggan dari bulan Januari -Desember 2013 terus meningkat. Pada bulan
Desember tercatat sejumlah 181.689 pelanggan, dimana pelanggan terbanyak
adalah golongan rumah tangga sebesar 162.149 pelanggan, kemudian industri dan
usaha 14.144 pelanggan, sosial 4.030 pelanggan dan pemerintah 1.366 pelanggan.

4.22. Air Minum


Salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk adalah air bersih, baik untuk
memasak, minum, mencuci maupun mandi. Sebagian besar penduduk di Kota
Singkawang menggunakan air yang bersumber dari air hujan dan air sungai karena
masih terbatasnya jaringan PDAM. Berdasarkan data dari PDAM Kota Singkawang
selama tahun 2013 produksi air bersih adalah 3.055.067 m3 terdistribusi ke 11.589
pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak berasal dari kategori rumah tangga,
pelanggan rumah tangga A, rumah tangga B, dan rumah tangga C, yang masing-
masing 49 pelanggan, 942 pelanggan dan 8.005 pelanggan. Total volume air
yang digunakan selama tahun 2013 adalah 3.055.067 m3, dimana untuk kategori

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-20


RPI2JM (2015)
rumah tangga volume air yang digunakan sebanyak 904.915 m3. Selanjutnya
untuk mengetahui tingkat efektivitas pemakaian alat-alat di PDAM dapat diketahui
dari pengeluaran PDAM selama tahun 2013. Dari 1.389 juta rupiah pengeluaran
setahun, sebagian besar untuk pembelian tenaga listrik 922 juta rupiah (66,37%),
141 juta rupiah (10,15%) untuk perjalanan dan transportasi, 166 juta rupiah
(11,95%) untuk onderdil dan pemeliharaan kecil dan 70 juta (5,03 %) untuk
keperluan kantor.

Tabel 4.7. Jumlah bak penampungan sampah (TPS) dan volume sampah tahun 2013

4.23. Perdagangan
Perdagangan merupakan sektor yang cukup penting dalam perekonomian Kota
Singkawang karena merupakan sektor yang mempunyai peranan paling besar
dalam pembentukan nilai tambah. Oleh karena itu pembangunan di sektor
perdagangan perlu terus dikembangkan guna lebih meningkatkan penerimaan
daerah serta memperluas kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan berusaha.
Selama tahun 2013 Kota Singkawang telah mengeluarkan Surat Izin Usaha
Perdagangan sebanyak 368 surat masing-masing perdagangan besar sebanyak 1
perusahaan/usaha, perdagangan menengah 35 perusahaan/usaha dan kecil
sebanyak 332 perusahaan/usaha.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-21


RPI2JM (2015)
Dilihat menurut kecamatan, jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan yang paling
banyak dikeluarkan adalah di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 161 izin
usaha dan Singkawang Tengah 126 izin usaha, sedangkan untuk Kecamatan
Singkawang Selatan, Singkawang Timur, dan Singkawang Utara masing-masing
adalah 44, 13, dan 24 izin usaha. Di samping itu, jumlah Tanda Daftar Perusahaan
yang diterbitkan pada tahun 2013 sebanyak 476, yang terdiri atas 45 PT, 11
Koperasi, 129 CV dan 291 FO.
Secara kumulatif sampai dengan keadaan tahun 2013 jumlah pengeluaran Surat
Izin Usaha Perdagangan di Kota Singkawang sebanyak 5.212 surat izin usaha, yang
terdiri dari Perdagangan Besar sebanyak 111 izin usaha, Perdagangan Menengah
780 izin usaha dan Perdagangan Kecil 4.321 izin usaha.
Realisasi pemasukan beras oleh Bulog di Kota Singkawang tahun 2013 sebanyak
11.633 ton. Sedangkan beras yang disalurkan selama tahun 2013 sebanyak 1.783
ton atau dengan kata lain bulog telah menyalurkan 15,33% beras yang masuk ke
gudangnya. Dari jumlah tersebut yang terbesar disalurkan untuk program
raskin/PKS-BBM sebanyak 1.765 ton.

4.24. Panjang Jalan


Jalan merupakan prasarana untuk mempermudah mobilitas penduduk dan
perdagangan antar daerah, oleh karena itu jalan mempunyai peran penting dalam
menunjang kelancaran kegiatan ekonomi dan kegiatan lain secara umum.
Panjang jalan di wilayah Kota Singkawang pada tahun 2013 tercatat 564.710 km,
yang terdiri dari jalan negara 17.300 km, jalan propinsi 23.510 km, dan jalan
kabupaten/kota 523.900 km. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan
panjang jalan jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,38 persen.
Jika dilihat berdasarkan jenis permukaan jalan pada tahun 2013, maka jenis
permukaan yang diaspal 377.453 km, jenis permukaan kerikil 12.905 km, dan
jenis permukaan tanah 174.353 km. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kondisi
jalan pada tahun 2013, jalan dengan kondisi baik sepanjang 260.682 km, jalan
dengan kondisi cukup baik 161.490 km, jalan dengan kondisi rusak 72.797 km,
dan jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 69.741 km.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-22


RPI2JM (2015)
Dari semua kondisi yang ada, jalan dengan permukaan kerikil maupun tanah serta
jalan dengan kondisi rusak parah adalah ruas jalan yang berada dalam
pengawasan Pemerintah Kota Singkawang. Sementara ruas jalan rusak yang
berada dalam pengawasan Pemerintah Provinsi dan Jalan Negara dengan kondisi
rusak masing-masing sebesar 15,82% dan 2,12% dari total jalan rusak.

Tabel 4.8. Jumlah pelanggan air minum yang dikelola PDAM Kota Singkawang Tahun 2011-2013

4.25. Angkutan
Secara umum seluruh wilayah kecamatan di Kota Singkawang dapat ditempuh
melalui jalan darat, baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda
empat.
Dengan kata lain, hubungan antara ibukota Kota Singkawang dengan ibukota
kecamatan dan antara ibukota kecamatan yang satu dengan ibukota kecamatan
lainnya dapat ditempuh melalui darat. Hal ini menyebabkan perhubungan jalan
sangat berperan dalam kegiatan perekonomian di Kota Singkawang.
(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-23
RPI2JM (2015)
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Singkawang, kendaraan wajib uji di
Kota Singkawang tahun 2013 sebanyak 2.936 buah, sebagian besar kendaraan
truck (1.036), pick up (1.098), dan bus (375). Ditinjau dari pengeluaran SIM oleh
Polres Singkawang, pada tahun 2013 dikeluarkan 12.871 SIM. Pengeluaran SIM
sebagian besarnya adalah SIM C yakni sebanyak 8.847 atau sebesar 69 persen,
SIM A sebanyak 3.148 atau sebesar 24 persen dan SIM B1 sebanyak 639 atau
sebesar 5 persen.
Sementara jumlah pelanggaran lalu lintas selama tahun 2013 tercatat 1.176 kasus
turun 30 persen dibanding tahun 2012. Dari sisi jumlah kecelakaan dan korban,
pada tahun 2013 tercatat 168 kecelakaan dengan korban 309 orang dan 27
diantaranya meninggal, 87 luka berat dan 195 korban luka ringan, dengan total
perkiraan kerugian mencapai 365 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, jumlah korban kecelakaan meningkat pada tahun 2013, serta diikuti
dengan peningkatan kerugian akibat kecelakaan.
Pada tahun 2013 jumlah unit kapal yang tiba dan berangkat mengalami
penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 52 pada tahun 2011
menjadi 50 unit pada tahun 2013. Di sisi lain kegiatan bongkar melalui pelabuhan
laut yang mengalami kenaikan yakni dari 7.099 ton pada tahun 2011 menjadi
9.360 ton pada tahun 2013. Untuk kegiatan muat barang mengalami penurunan
yakni dari 4.543 ton pada tahun 2011 menjadi 4.051 ton pada tahun 2013.

4.26. Pariwisata
Kota Singkawang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Kalimantan Barat.
Setidaknya terdapat beberapa lokasi objek wisata. Masing-masing mempunyai
kekhususan mulai dari pantai, taman bunga dan hortikultura, restoran dan tempat
pemancingan, alam gunung dan sumber air bersih, sungai berbatu ataupun sekadar
taman bermain. Sebagian diantaranya dilengkapi dengan tempat akomodasi
berupa penginapan dan restoran.
Berkaitan dengan daerah wisata, banyaknya kunjungan dari luar negeri ke kota
Singkawang menjadi faktor yang penting untuk dicermati. Dari tahun ke tahun
terjadi variasi antar pelintas batas WNI dan WNA baik yang berangkat maupun
yang tiba ke Kota Singkawang. Pada tahun 2013 wisatawan lokal yang datang ke

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-24


RPI2JM (2015)
Singkawang tercatat 367.282 orang atau turun 32,41 persen jika dibanding tahun
2011.
Untuk mendukung banyaknya kunjungan wisman di Kota Singkawang tersedia 24
hotel/penginapan dengan tingkat tarif yang bervariasi mulai dari ekonomi sampai
dengan mewah. Tarif terendah 30.000 rupiah sedangkan tarif maksimum
1.500.000 rupiah.

Tabel 4.9. Jumlah air minum yang disalurkan PDAM Kota Singkawang Tahun 2011-2013 (m3)

4.27. Keuangan
Berdasarkan data Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Kota Singkawang,
realisasi penerimaan Kota Singkawang pada tahun 2013 sebesar 656,31 milyar
rupiah. Masing-masing merupakan bagian PAD 51,33 milyar rupiah, Dana

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-25


RPI2JM (2015)
Perimbangan 517,70 milyar rupiah dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
87,27 miliar rupiah. Urutan terbesar untuk Dana Perimbangan adalah Dana
Alokasi Umum 431,53 miliar rupiah, Dana Alokasi Khusus 61,80 miliar rupiah dan
bagi hasil pajak/bukan pajak 24,37 juta rupiah. Dengan komposisi ini nampak
ketergantungan Kota Singkawang terhadap DAU masih sangat tinggi yakni 65,75
% dari total penerimaan Kota Singkawang. Sementara nilai PAD hanya 7,82 %
saja.
Dari sisi penerimaan pajak daerah, bila ditinjau antara target dan realisasi maka
ketercapaian realisasi mencapai 95,93 % dimana dari 17,85 miliiar rupiah yang
ditargetkan dapat terealisasi sebesar 17,12 miliar rupiah. Sedangkan untuk
penerimaan retribusi daerah ketercapaian realisasi sebesar 93,30 %, yakni dari
target 25,80 miliar rupiah tercapai realisasi sebesar 24,07 miliar rupiah.
Nilai pendapatan asli daerah secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar
5,6 % dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 35,35 miliar rupiah.
Lembaga keuangan merupakan sarana pendukung perekonomian suatu wilayah.
Di Kota Singkawang terdapat 5 kantor Bank Umum Pemerintah, 3 kantor Bank
Pembangunan, 5 kantor Bank Umum Swasta dan 5 kantor Bank Perkreditan
Rakyat. Jumlah Koperasi di Kota Singkawang 156, terdiri dari 5 KUD, 93 Non
KUD, 19 KPN, 19 Koperasi Tani , 12 kopkar dan 8 Kop TNI. Sedangkan rincian
menurut kecamatan 66 koperasi di Singkawang Barat, 42 di Singkawang Tengah,
24 di Singkawang Selatan, 15 di Singkawang Utara dan 10 di Singkawang Timur .
Dari sebanyak 156 koperasi tersebut yang mengadakan usaha simpan pinjam ada
sebanyak 52 koperasi.
Perum pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan yang menjadi
penopang ekonomi masyarakat suatu daerah. Berdasarkan data dari kantor
Pegadaian Kota Singkawang, dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami kenaikan,
baik dari sisi barang yang dijaminkan, banyaknya nasabah, maupun uang
pinjaman yang disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa perum pegadaian masih
diperlukan masyarakat di Kota Singkawang.
Banyaknya Nasabah yang yang menggadaikan tahun 2013 sebanyak 60.923
orang. Berdasarkan golongan nasabah yang menggadaikan, dari 60.923 nasabah
sebagian besar adalah kelompok lainnya (86,50%), karyawan (10,28%),
pedagang (2,70%), dan petani (1,70%).

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-26


RPI2JM (2015)
4.28. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh berbagai
sektor ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa
jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah
kebijakan pembangunan yang akan datang.
Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dapat dihitung dari data
PDRB atas dasar harga konstan. Untuk berbagai keperluan analisa, PDRB harga
konstan sering dipakai karena pengaruh naik turunnya harga terhadap nilai PDRB
telah dieliminir atau dengan kata lain telah ditiadakan. Pertumbuhan yang positif
menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dan sebaliknya pertumbuhan
yang negatif menunjukkan kemunduran perekonomian. Untuk melihat fluktuasi
perekonomian secara riil, maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan
secara berkala.
Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan perubahan-
perubahan positif bagi kota Singkawang khususnya setelah terbentuk secara
definitif pada tahun 2000. Dari sisi ekonomi, secara makro dicerminkan oleh laju
pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sebesar 6,16 persen dan diikuti dengan
peningkatan pendapatan perkapita.
PDRB kota Singkawang atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 yaitu 3,524
trilyun rupiah atau mengalami peningkatan 12,74 persen. Sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan pada periode yang sama meningkat sebesar 6,39 persen
menjadi sebesar 1,479 triliun rupiah.
Peningkatan pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan mengindikasikan bahwa telah terjadi peningkatan produksi yang relatif
lebih tinggi. Sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang terus
tumbuh secara positif. Hal ini membawa dampak pada peningkatan nilai PDRB
secara cukup signifikan. Dalam kurun waktu duabelas tahun, yakni dari tahun
2001 hingga tahun 2013, nilai PDRB Kota Singkawang tumbuh sebesar 461,86
persen dari semula hanya 763.106,59 juta rupiah pada tahun 2000 menjadi
3.524.887,65 juta rupiah pada tahun 2013.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-27


RPI2JM (2015)
Pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang terutama di dorong oleh sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, disusul kemudian oleh sektor Pertanian, sektor
Jasa-jasa, dan sektor Bangunan.
Secara umum, pertumbuhan masing-masing sektor mengalami peningkatan, hanya
saja karena sektor perdagangan dan jasa yang merupakan penyumbang terbesar
terhadap PDRB Kota Singkawang mengalami penurunan, berakibat pada
pertumbuhan ekonomi Kota Singkawang yang sedikit melambat dibanding tahun
sebelumnya.

Tabel 4.10. Realisasi penerimaan Kota Singkawang Tahun 2013

4.29. Perbandingan Regional


Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia
dengan luas wilayah 146.807 km2 yang terdiri dari 14 (empat belas)
kabupaten/kota. Luas wilayah terluas dimiliki Kabupaten Ketapang (31.241 km2

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-28


RPI2JM (2015)
atau 21,28 persen) dan yang terkecil adalah Kota Pontianak (107,80 km2 atau
0,07 persen), sedangkan untuk Kota Singkawang memiliki luas wilayah terkecil
kedua dengan luas wilayah 504 km2 atau 0,34 persen dari luas wilayah Provinsi
Kalimantan Barat.

Tabel 4.11. Realisasi pengeluaran Kota Singkawang Tahun 2013

Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013 sebanyak 4.641.393
jiwa. Apabila dilihat menurut kabupaten/kota maka penduduk yang terbanyak
terdapat di Kota Pontianak dengan jumlah 587.169 jiwa atau 12,65 persen dari
seluruh penduduk Provinsi Kalimantan Barat, sedangkan Kabupaten yang paling
sedikit penduduknya terdapat di Kabupaten Kayong Utara (101.529 jiwa atau 2,19
persen). Untuk Kota Singkawang pada tahun 2013 dihuni oleh sekitar 198.742
jiwa atau 4,28 persen dari penduduk Provinsi Kalimantan Barat.
Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kalimantan masih terbilang rendah
sebesar 32 jiwa per km2. Namun penduduk di Kota Pontianak memiliki
kepadatan tertinggi dengan tingkat kepadatan sebanyak 5.447 jiwa per km2
sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Kapuas Hulu dengan tingkat

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-29


RPI2JM (2015)
kepadatan 8 jiwa per km2. Untuk Kota Singkawang memiliki tingkat kepadatan
penduduk sebesar 394 jiwa per km2.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, jumlah penderita
HIV positif dan AIDS pada tahun 2013 berturut-turut sebanyak 4.252 dan 2.163
jiwa. Penderita terbanyak ada di Kota Pontianak dengan porsi masing-masing
sebesar 2.017 dan 1.940 jiwa (setara dengan 50% dan 65%). Kota Singkawang
ada di urutan kedua dengan 1.241 jiwa (27,71%) penderita HIV positif dan 681
jiwa (18,47%) penderita AIDS.
Sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Barat masih termasuk sektor utama
penggerak ekonomi dengan luas panen padi sebesar 427.798 Ha dengan produksi
1.300.100 ton. Untuk tingkat kabupaten/ kota, produksi padi tertinggi diperoleh
Kabupaten Sambas sebesar 320.154 ton dengan luas panen 93.474 Ha, sedangkan
yang terendah dihasilkan Kota Pontianak dengan produksi 666 ton dengan luas
panen 221 Ha. Kota Singkawang menghasilkan 16.444 ton dengan luas panen
5.138 Ha.
Salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan adalah Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB Provinsi Kalimantan Barat di tahun 2013 atas
dasar harga berlaku sebesar 84.924.116 juta rupiah. Kabupaten/Kota yang
memiliki sumbangan PDRB terbesar untuk PDRB Provinsi Kalimantan Barat
diperoleh dari Kota Pontianak (18.086.076 juta rupiah atau 21,61 persen) dan
sumbangan terendah diperoleh dari Kabupaten Kayong Utara (1.368.185 juta
rupiah atau 1,66 persen). Sedangkan Kota Singkawang memiliki nilai PDRB sebesar
3.524.877 juta atau 4,30 persen dari total PDRB Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2013,
secara nasional Kalimantan Barat menempati posisi 29 dari 33 provinsi dengan
indeks sebesar 70,93. Untuk tingkat kabupaten/kota, IPM tertinggi di Kalimantan
Barat adalah Kota Pontianak sebesar 74,64 diikuti posisi kedua Kabupaten Kapuas
Hulu sebesar 70,97 dan Kota Singkawang di urutan ketiga dengan nilai IPM
sebesar 70,66. Persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat pada tahun 2013
sebesar 8,74%. Dengan garis kemiskinan sebesar Rp 270.306,- ada sebanyak
407,3 ribu jiwa penduduk miskin. Persentase miskin terbanyak di kabupaten/kota
ada di Kabupaten Landak yakni sebanyak 14,18% dengan garis kemiskinan sebesar
Rp 252.336,-.

(kota singkawang) pt. trias erisko konsultan IV-30

Anda mungkin juga menyukai