TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
Wilhelmus Agung Kurniawan
NIM : 135114039
FINAL PROJECT
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“NEVER QUIT”
Persembahan:
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Currently, the development of technology and electricity needs are almost expanding to
every sector such as household, industries, office building, shopping complex, transportation
and public infrastructure. The enhancement of electricity needs must balanced with
increasing of electrical power resources. Then, the excalation of load efficiency appliances
can make effectiveness of electrical use and the Inverter as one of power electronics
appliances has an important role of it.
Essentially, the inverter is a device to change DC input voltage input become AC
output voltage and the frequency can be prefered. The result of AC output voltage output is
generated from DC input voltage setting and preserving the inverter gain constantly. If the
DC input voltage is fixed but uncontrolled, the result of AC output voltage can generated
from inverter gain value setting which generally use PWM (Pulse Width Modulation) inside
of inverter. The ideal output signal wave of inverter is not always in sinusoidal and has a
uniquely harmonic value.
In this final project, the inverter is made by 12V and 24V input voltage using switching
transformator as voltage gain with the result is 220-230V AC output voltage 50Hz
frequency, which ATmega16 results the PWM wave. The 12V DC to DC converter on the
inverter system has researched by no load testing and 100W load lamp testing and get 318V
output voltage with 2,26% error average. In the 24V DC to DC experiment did not run
successfully starting a test without a lamp with 100W load lamp. The DC to AC testing has
not been working with 220V-230V AC output voltage 50Hz frequency.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan
kehendak dan berkatnya yang berkelimpahan telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul “INVERTER MASUKAN
12V DC – 24V DC DENGAN MENGHASILKAN 220V AC – 230V AC”
Pengerjaan tugas akhir ini sudah dilakukan sejak juli 2016 sehingga dalam pembuatan
laporan ini dari awal hingga akhir tentunya ada banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga
pengerjaan alat tugas akhir dan laporan akhir dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Adanya bantuan dari berbagai pihak yang membantu menyelesaikan penelitian
ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T,.M.T. sebagai ketua program studi Teknik Elektro,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Martanto M.T. sebagai dosen pembimbing tugas akhir yang sudah membimbing
dan memberikan saran dalam mengimpletasikan penelitian ini.
3. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T,.M.T. dan bapak Ir. Tjendro M.kom. sebagai dosen
pereview dan dosen penguji yang sudah menguji dan memberikan saran sehingga
penelitian ini semakin berkembang dan dapat diimplementasikan.
4. bapak Pius Yozy Merucahyo M.T. dan ibu Ir.Theresia Prima Ari Setiyani M.T sebagai
dosen pembimbing akademik Teknik Elektro angkatan 2013.
5. Seluruh dosen dan staff di program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
yang sudah bersedia membagikan ilmu akademik dan pengalaman selama proses belajar
di Teknik Elektro.
6. Seluruh sivitas akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai almamater
yang telah memberikan pengalaman cerdas dan humanis.
7. Yeremias Yosef Bria, Yohanes Joko Handoyo, Dominico Argo, Sodipta Badia Banurea,
Dimas Eka Prasetya, Laurens Herianto, Eduardo Satrio Pratama, Frendy Cristian, Darles
Mawardi, Lukas Ardy, Florus Herman Somari, Stevanus Fajar dan Andre Takimai yang
sudah sangat membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini memberikan setiap
masukan dan mengajari banyak hal tentang elektronika.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................... 2
1.4. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 2
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada blok diagram yang terlihat pada gambar 1.1 bahwa inverter memiliki
tegangan masukan bervariasi yaitu dari 12 volt DC sampai 24 volt DC. Namun
tegangan masukan pada inverter ini sewaktu-waktu dapat berubah atau tidak tetap.
Apabila tegangan masukan tersebut berubah-ubah dalam jangkauan tegangan 12
volt DC sampai dengan 24 volt DC maka inverter akan tetap mempertahankan
tegangan keluaran dari 220 volt AC sampai dengan 230 volt AC dengan frekuensi
50Hz dengan beban pada keluaran inverter maksimal 200 watt.
3. Pembuatan alat.
Pada tahap ini pembuatan alat berupa perangkat keras (hardware) dimana terdapat
perancangan rangkaian inverter dan perangkat lunak (software) sebagai program
yang nantinya akan mengontrol keluarnya gelombang SPWM, semua yang
dijelaskan pada pembuatan alat sudah disesuaikan dalam perancangan inverter.
4. Pengambilan data
Pada bagian pengambilan data ini merupakan tahap dimana melakukan pengujian
terhadap alat yang telah dibuat, dengan cara mengukur tegangan masukan, dan
tegangan keluaran, mengukur arus pada daya yang dipakai pada inverter, serta
menguji bentuk gelombang keluaran. Dan pengambilan data THD
5. Analisis dan kesimpulan
Dimana pada tahap ini analisis dan pengambilan kesimpulan adalah melakukan
perbandingan data dari hasil percobaan dengan hasil perancangan serta mengambil
kesimpulan dari hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
S1 S3
+
12V
LOAD
−
S4 S2
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S3 dan S4 – Vdc
S1 dan S3 0
S2 dan S4 0
Is
is4 is3
S1 S3
+
+ vo −
Vdc
is4 is2
−
S4 S2
(a)
S1 S3
+ +
Vdc −Vdc
+ − + −
Vdc Vdc
− −
S2 S4
(b) (c)
S1 S3
+ 0 − + 0 −
S4 S2
(d) (e)
Gambar 2.2.(a) full-bridge Inverter. (b) S1 dan S2 ditutup. (c) S3 dan S4 ditutup.
(d) S1 dan S3 ditutup. (e) S2 dan S4 ditutup[2].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1) dan,
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0).
Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan antara T on dan Toff, biasa
diketahui dengan istilah periode satu gelombang.
𝑇𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑛
D=𝑇 =𝑇 (2.2)
𝑜𝑛 + 𝑇𝑜ƒƒ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty cycle dan dapat dirumuskan sebagai:
𝑇𝑜𝑛
Vout = D × Vin sehingga: Vout = 𝑇 × Vin (2.3)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan keluaran dapat diubah-ubah
secara langsung dengan mengubah nilai T on. Apabila Ton adalah 0, maka Vout = Ton.
Apabila Ton adalah Ttotal maka Vout adalah Vin atau nilai maksimumnya.
IC ini memerlukan komponen external, untuk tipe fixed komponen yang dibutuhkan
adalah dua capacitor polar, satu inductor, dan satu dioda schottky. Sedangkan untuk tipe
adjustable selain komponen yang sudah disebutkan diperlukan dua buah resistor sebagai
pembagi tegangan. IC ini memerlukan kompensasi frekuensi internal dan sebuah osilator
frekuensi tetap. Berikut adalah gambar rangkaiannya[4]:
Rangkaian yang dapat dipakai dalam menurunkan tegangan 12V – 24V adalah
rangkaian adjustable dikarenakan dalam merancang sebuah penurun tegangan yang baik
hingga 12V sangat disarankan menggunakan adjustable, berikut adalah persamaan
rangkaian adjustable.
𝑅2
Vout = Vref (1 + ) (2.4)
𝑅1
𝑉
R2 = R1 (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) (2.5)
𝑟𝑒𝑓
LM7805 adalah regulator tegangan DC positif yang hanya memiliki 3 terminal, yaitu
dengan input, ground, dan tegangan output, LM7805 diutamakan dirancang untuk keluaran
tegangan tetap 5V[5].
10
Power/VCC
Ground/GND
AREF
PWM
PA-ADC
PB
PC
PD
RESET
ATmega16
Dari gambar 2.8[7] dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki mikrokontroller
ATmega16 sebagai berikut:
▪ VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
▪ GND merupakan pin ground.
▪ PORTA (PA0.PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin ADC.
▪ PORTB (PB0.PB7) merupakan kaki input/output yang bersifat bidicrectional
atau dua arah. Selain sebagai kaki I/O, port tersebut juga mempunyai fungsi
tertentu. adapun fungsi tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut:
11
▪ PORTC (PC0.PC7) merupakan kaki input/output yang bersifat dua arah dan
sekaligus sebagai kaki dengan fungsi khusus, seperti terlihat pada tabel
berikut:
12
Bit ini memilih tegangan referensi untuk ADC, seperti yang ditunjukan pada tabel 2.5
Nilai minimum ADC mengikuti nilai ground (GND) dan nilai maksimum mengikuti nilai
tegangan pin AREF. Setelah proses konversi selesai (ADCSRA.ADIF set) hasil konversi
terdapat pada ADCL dan ADCH[7]. Maka persamaan untuk menghitung hasil ADC:
𝑉𝑖𝑛 × 1024
ADC = (2.6)
𝑉𝑟𝑒ƒ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
14
𝑓 _𝐼⁄𝑂
focnA = 𝑁 × (𝑐𝑙𝑘 (2.7)
1 + 𝑜𝑐𝑟𝑛𝐴)
Menentukan waktu atau periode output dari timer yang diinginkan maka dapat didicari
dengan persamaan:
1
T=ƒ (2.8)
𝑜𝑛𝑥
Timer akan menghitung mulai dari TCNT = 0, maka nilai interupsi akan terjadi jika nilai
TCNT sama dengan nilai pada register OCR. Maka dapat disimpulkan sebagai:
Timer 16-bit dapat menghasilkan waktu tunda maksimum sebesar 6,068055555 detik pada
frekuensi 11,0592Mhz dengan nilai maksimum FFFFh (65535)
Keterangan:
▪ T = waktu timer yang ditentukan.
▪ fOCnA = frekuensi output timer ke-(0, 1, 2, . . . . n).
▪ fclk_I/O = frekuensi crystal yang digunakan.
▪ N = prescaler (1, 8, 64, 256, atau 1024).
▪ OCR = nilai timer pada register OCR.
▪ TCNT = nilai timer pada register TCNT.
15
𝑓 _𝐼⁄𝑂
fOcnX (PWM) = 𝑁 × 𝑐𝑙𝑘
(1 + 𝑇𝑂𝑃)
(2.10)
Keterangan:
▪ fOcnX (PWM) = frekuensi output PWM (hz).
▪ fclk_I/O = frekuensi crystal yang digunakan.
▪ N = prescaler (1, 8, 64, 256, 1024).
V=I×R (2.11)
Hukum Kirchoff arus mengatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada suatu titik
percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan. Maka
persamaannya sebagai berikut:
16
Hukum Kirchoff tegangan mempunyai pernyataan yang hampir sama dengan hukum
Kirchoff arus tetapi juga merupakan pengembangan dari hukum ohm, yang bahwa jumlah
tegangan baik yang berupa sumber tegangan maupun tegangan yang ada pada komponen
pada suatu rangkaian loop sama dengan nol, hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan
sebaga berikut:
∑V+∑I×R=0 (2.13)
𝑅2
V2 = 𝑅 × Vs (2.14)
1 + 𝑅2
𝑅1
V1 = 𝑅 × V2 (2.15)
2 + 𝑅1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Setiap kolom pada LCD memiliki rangkaian tunggal sendiri. Piksel-piksel pada LCD
dialamatkan sekali menurut alamat baris dan kolom. Tipe ini disebut pengalamatan matriks
pasif karena piksel harus bertahan pada keadaan stabilnya meskipun sebenarnya harus
melakukan refresh tanpa kelebihan dari pengisian listrik yang stabil. Semakin banyak
piksel, maka tampilan yang dihasilkan oleh LCD matriks akan semakin halus. Berikut
adalah tabel LCD serta masukan pin.
18
IC
VCE / RC Jenuh (saturasi)
Daerah aktif
mati (cut-off)
VCE
VCC
Gambar 2.14. Keadaan Grafik Kurva Transistor.
Agar dapat mengetahui apakah transitor dapat menghantar aliran arus atau tegangan
maka pada masukan basisnya perlu diberi tegangan. Besarnya tegangan harus lebih besar
dari Vbe (0,3 untuk germanium dan 0,7 untuk silicon).
Dengan mengatur Ib > Ic/β kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan kolektor dan
emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce ≈ 0.
Besar arus yang mengalir dari kolektor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini
menyerupai saklar dalam kondisi tertutup on. Transistor dalam kondisi jenuh dapat terlihat
pada gambar berikut[13]:
19
Besarnya tegangan kolektor, emitor Vce suatu transistor pada konfigurasi diatas dapat
diketahui persamaannya sebagai berikut:
Karena kondisi jenuh Vce = 0V transistor ideal maka besarnya arus kolektor (Ic) adalah:
𝑉𝑐𝑐
Ic = (2.18)
𝑅𝑐
𝑉𝑖 − 𝑉𝑏𝑒
Rb = (2.19)
𝐼𝑏
𝐼
Ib ≥ 𝛽𝑐 (2.20)
Dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis terhadap
emitor maka transistor akan dalam kondisi mati cut-off, sehingga tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor Ic ≈ 0 dan Vce ≈ Vce. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi
terbuka seperti ditunjukan pada gambar 2.16. Maka persamaan besarnya tegangan antara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
𝐼
Ib = 𝛽𝑐 (2.22)
Dengan persamaan-persamaan diatas maka dapat dicari nilai Rb dan Rc yang sesuai agar
transistor dapat berfungsi sebagai saklar.
Ada dua jenis mosfet diantaranya mosfet depletion dan mosfet enhancement. Mosfet
memiliki impedansi yang tinggi, 109 sampai 1011. Mosfet memerlukan energi gate yang
rendah dan memiliki switching losses yang rendah. Penguatan arus yaitu perbandingan
anatara arus drain ID dan arus gate IG rata-rata dalam orde 109. Transcondutance yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
perbandingan arus drain ID dengan tegangan gate. Sebagai transfer karekteristik dan
merupakan parameter yang sangat penting[15].
𝑉 2𝐷𝑆
ID (LIN) = kn [(𝑉𝐺𝑆 − 𝑉𝑇 )𝑉𝐷𝑆 − ] (2.23)
2
Apabila tegangan drain ditingkatkan hingga tegangan pada gate menjadi netral,
lapisan inversi saluran pada sisi drain akan hilang, dan mencapai suatu titik yang disebut
pinch-off. Pada titik pinch-off ini merupakan permulaan dari daerah kerja saturas. Apabila
melebihi titik ini, peningkatan tegangan drain tidak akan mengubah arus drain sehingga
arus drain tetap (konstan).
𝑘𝑛
ID (SAT) = (𝑉𝐺𝑆 − 𝑉𝑇𝑛 )2 (2.24)
2
Bentuk operasi untuk mosfet saluran-p sama seperti pada transistor mosfet saluran-n
pernyataan arus drain identik dengan polaritas tegangan dan arah arus terbalik.
22
𝛥𝐼𝐷
gm = dengan VDS = konstan (2.25)
𝛥𝑉𝐺𝑆
ID
0 VT VGS
VGS2
VGS1
VDS
VGS = VT
Gambar 2.19. Grafik Karakteristik Mosfet Arus ID Sebagai Fungsi VDS
Dengan Parameter VGS.
Ketika pada darah linier, pada arus drain ID berubah secara proposional terhadap
tegangan drain source VDS. Pada daerah saturasi arus drain ID selalu konstan untuk setiap
peningkatan nilai VDS.
Mosfet memiliki karakteristik sama dengan dioda yang dihubung berlawanan atau
seperti transistor NPN. Dari gambar 2.20 menunjukan rangkaian pensaklaran mosfet
dengan hambatan sumber sinyal RS source, RG hambatan gate, dan hambatan beban RL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
𝑅 ×𝑉
VGS = 𝑅𝐺 + 𝑅𝐺 (2.26)
𝑆 𝐺
Nilai RS adalah nilai hambatan dalam pada kendali kaki gate. Maka nilai RG dapat
diperoleh dengan:
𝑅 ×𝑉
RG = 𝑉 𝑠 − 𝑉𝐺𝑆 (2.27)
𝐺 𝐺𝑆
24
𝑁
Vout = 2 𝑁2 D × Vin (2.28)
1
1
T=𝑓 (2.29)
Karena dead time harus diberikan agar menghindari konduksi secara bersamaan maka
untuk memilih duty cycle naksimum:
𝑡𝑜𝑛
Dmax = ƞ × (2.31)
𝑇
Keterangan:
▪ Ƞ = efficiency.
▪ Vout = tegangan keluaran
▪ Vin = tegangan masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Duty cycle dapat diatur dengan menggunakan mode PWM untuk menjaga tegangan
output konstan. Setelah itu tegangan DC diubah menjadi tegangan AC menggunakan
standard half bridge converter, yang diimplementasikan menggunakan empat komponen
utama yaitu mosfet yang berfungsi sebagai penyaklaran. Berdasarkan prinsip kerja
Sinusoida Pulse Width Modulation (SPWM) tercapai, maka disarankan menggunakan
rangkaian LC agar kualitas gelombang sinus terlihat lebih halus. DC to DC converter
transformator terisolasi tunjukan pada gambar 2.22[2].
ILx
D1 Lx
Np : Ns
+
+ −
+ + vLx
+
P2 S1 vs2 C R Vo
vx
− − −
−
+ +
P1 S1 vs1
+ − −
Vs −
D2
+
Sw2 Sw1 vsw
−
2.8.1. Transformator
Transformator dapat didefinisikan sebagai sebuah peralatan yang dapat
memindahkan daya listrik dari lilitan primer ke lilitan sekunder, tanpa terjadi perubahan
frekuensi. Transformator terdiri dari dua kumparan induktif yang secara listrik terpisah,
tetapi terhubung secara magnetic[17].
26
Prinsip kerja transformator adalah suatu induksi bersama dari dua kumparan yang
mempunyai hubungan magnetic. Di dalam perancangan sebuah transformator terdapat dua
kumparan yang saling terinduksi. Jika salah satu kumparan dihubungkan terhadap suatu
sumber tegangan maka fluks akan timbul dalam inti sehingga akan menimbulkan gaya
gerak listrik. Kumparan yang diberi sumber tegangan dinyatakan sebagai kumparan
primer, dan kumparan yang berhubungan dengan beban dinyatakan sebagai kumparan
sekunder.
Besarnya tegangan induksi yang dihasilkan akan sebanding dengan banyaknya
jumlah lilitan. Np:Ns disebut dengan perbandingan lilitan (turns rasio). Besarnya tegangan
induksi pada lilitan sekunder tergantung dari perbandingan banyaknya lilitan antara primer
dan sekunder[18].
𝑁𝑠
N= (2.33)
𝑁𝑝
1.1 × 𝑃𝑜𝑢𝑡
Ipeak = (2.35)
𝑉𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
𝑃𝑜𝑢𝑡
Pin = (2.37)
Ƞ
𝑃𝑖𝑛
Iin = 𝑉 (2.38)
𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡 + 𝑉ƒ
Ns = Np × 2 × 𝑉 (2.39)
𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛 × 𝐷𝑚𝑎𝑥
Keterangan:
▪ Vf = tegangan bias maju dioda.
▪ Dmax = duty cycle maximum.
▪ Ae = effective core area (mm2).
▪ Bmax = flux density swing (gaus).
2.8.2. Penyearah AC to DC
Konsep dasar penyearah gelombang adalah konssep penyearah dalam suatu power
supplay atau catu daya. Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah dioda yang
dikonfirgurasikan secara forward bias. Perancangan diode bridge terlihat pada gambar 2.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.25 menunjukan bagaimana penyearah gelombang penuh bekerja, pada saat
output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi
forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak
positif tersebut akan dilewatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output
transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi
forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi negatif
tersebut dialirkan melalui D2, D4. Fungsi dari filter pada rangkaian dioda brigde adalah
untuk menekan ripple yang terjadi dari proses penyearahan gelombang AC[18]. Maka
persamaan parameter unjuk kerja penyearah sebagai berikut[19]:
Menentukan tegangan puncak amplitude:
Vm = VRMS × √2 (2.41)
𝑃
Iout = 𝑉𝑜𝑢𝑡 (2.42)
𝑜𝑢𝑡
1−2×𝐷
L = 32 × ƒ2 × 𝛥𝑉 (2.44)
𝑜 ×𝐶
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
H/S Output
Logic Supplay H/S Floating Supplay
L/S Output
IR2110 suatu IC yang berfungsi sebagai driver mosfet yang mempunyai dua output
high dan low[20]. Di dalam IC IR2110 terdapat gerbang logika yang berfungsi seperti
saklar yang bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan dari mikrokontroller. Fungsi
utama dari IC IR2110 ini adalah untuk menaikan level tegangan sinyal dari
mikrokontroller, sehingga sinyal yang dikirim dari mikrokontroller dapat digunakan untuk
menggerakan mosfet. Rangkaian mosfet gate driver terhubung dengan inverter full-bridge
pada terminal gate dan source. Topologi full-bridge tersusun dari empat buah mosfet yang
membentuk dua kaki. Dua buah mosfet di kaki leading dan dua lainnya di kaki lagging.
Mosfet yang berada pada kaki yang sama memiliki sinyal PWM yang berkebalikan atau
berbeda fase 1800, untuk mencegah kedua pasang mosfet aktif secara bersamaan maka di
perlukan dead time (waktu tunda) antara transisi on dan off pada kedua saklar. Rangkaian
gate driver mosfet dapat dilihat pada gambar 2.27.
30
Dari gambar 2.28 terlihat bahwa gelombang yang keluar dari PWM menggambarkan
terjadinya sinus dengan cara memainkan duty cycle agar gelombang kotak yang terjadi
membentuk lebar pulsa. Gelombang sinus didapatkan melalui persamaan sebagai berikut:
31
1
Vef = × nilai tegangan maksimum (2.49)
√2
1800
Derajat = × radian (2.50)
π
Bentuk umum untuk menghitung dan menganalisa nilai-nilai gelombang sinusoidal dapat
terlihat pada gambar berikut.
√∑∞
𝑛=2(𝑉𝑛,𝑟𝑚𝑠 )
2 √𝑉 2𝑟𝑚𝑠 −𝑉 21,𝑟𝑚𝑠
THDV = = (2.51)
𝑉1,𝑟𝑚𝑠 𝑉1,𝑟𝑚𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
THD arus ditentukan dengan menggantikan persamaan THD tegangan diatas, THD arus
sering digunakan untuk mengukur tegangan output yang lebih besar. Definisi THD
didasarkan pada seri fourier, sehingga dapat beberapa manfaat yang digunakan dalam
metode deret fourier untuk analisis.
√∑∞
𝑛=2(𝐼𝑛,𝑟𝑚𝑠 )
2
THDI = (2.52)
𝐼1,𝑟𝑚𝑠
Metode seri fourier adalah cara yang paling sering digunakan untuk menganalisis arus
beban dan menghitung daya yang diserap baban. Terutama saat beban lebih kompleks dari
resistif sederhana atau beban RL. Pendekatan asefui untuk analisis inverter adalah untuk
menunjukan tegangan output dan arus beban dalam hal seri fourier dengan catatan tidak
ada komponen DC dalam output.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PERANCANGAN
LCD 2 × 16
DC to AC 50Hz
LOAD
220V-230V sine wave
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Keterangan:
1. Lubang angin.
2. Saklar on/off.
1 3. Stop kontak AC.
2 4. LCD (Liquid Crystal Digital).
3 5. Input +
6. Input −
(a)
7. Fuse.
8. Lubang angin.
LCD 4
(b)
5
6
7
8
(c)
Gambar 3.2. Box Inverter. (a) Tampak Belakang. (b) Tampak Atas. (c) Tampak Depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan Gambar 3.2. dapat dilihat bahwa pada beberapa bagian boks terdapat
komponen tambahan yang mendukung kinerja dari pada inverter. Pada Gambar 3.2. (a)
terdapat tambahan saklar yang berfungsi sebagai tombol on dan off, stop kontak untuk
keluaran tegangan AC, dan kipas yang berfungsi sebagai pendingin untuk menurunkan
suhu yang ada didalam boks agar suhu tetap stabil. Pada Gambar 3.2. (b) terdapat LCD
yang nantinya akan menampilkan tegangan masukan dari baterai. Pada Gambar 3.2. (c)
terdapat lubang angin yang berfungsi untuk mengeluarkan suhu panas yang berada didalam
boks sehingga suhu didalam akan tetap normal.
12V
R2 = 2kΩ × ( ) = 19512,2Ω
1,23Vref
36
37
38
Sensor tegangan digunakan untuk mengetahui hasil tegangan yang masuk pada
converter yang akan di tampilkan pada LCD. Ketika baterai yang digunakan 24V maka
dibutuhkan maksimal 28V agar tegangan baterai terisi penuh. Perhitungan yang dipakai
untuk membuat sensor tegangan menggunakan tegangan maksimal. Semakin besar nilai
tegangan yang dipakai untuk menghitung nilai komponen resitor pada R a dan Rb maka
resistor yang digunakan akan semakin aman. Nilai resistor Ra dapat diperoleh melalui
persamaan 2.14.
Rb 10kΩ
Vout maksimal 5V
Rb 2kΩ
Vout maksimal 5V
39
Dioda yang digunakan dalam perancangan ini mengunakan jenis dioda zener dengan
tegangan 5.1V diperoleh dari datasheet. Fungsi dari penentuan dioda zener dimaksudkan
agar membatasi tegangan output. Hal tersebut sebagai antisipasi agar tegangan yang masuk
ke mikrokontroller terhindar dari lonjakkan tegangan yang sewaktu-waktu bisa saja naik
melebihi 5V.
3.7. DC to DC Converter
40
Pada tahap ini DC to DC converter memiliki peran penting dalam merancang sebuah
inverter. Bagian-bagian utama yang perlu dirancang agar output converter yang dihasilkan
memiliki output yang diinginkan maka perancangan driver mosfet menggunakan transistor
menjadi hal yang utama. Driver1 dan driver2 mempunyai fungsi yang sama yaitu
mengendalikan mosfet. Jenis transistor yang digunakan unuk merancang sebuah driver
bertipe 2SD882 sebagai NPN. 2SD882 memiliki nilai β 96~135 dapat diasumsikan bahwa
nilai β 100 dan nilai hambatan pada kaki collector R7 2kΩ, tegangan basis emitor Vbe 0,7V,
tegangan yang masuk sebesar 12V sehingga dapat diselesaikan dengan persamaan 2.18
sampai 2.20.
12V
IC = = 6 mA
2k
6mA
IB = = 60 µA
100
12V − 0,7V
Rb (R8) = = 188333,33Ω
60µA
12V
IC = = 0,6 mA
20k
0,6mA
IB = = 6 µA
100
Jika saat input dari mikrokontroller logika high 5V, tegangan basis emitor Vbe 0,7V maka
5V − 0,7V
Rb (R9) = = 716666,67Ω
6µA
41
Seperti yang mangacu pada dasar teori di gambar 2.21 sebuah rangkaian driver
mosfet yang terdiri dari sepasang transistor yaitu NPN dan PNP bipolar. Jenis transistor
yang dapat dipakai untuk Driver double emitter-follower berjenis 2SD882 sebagai NPN
dan 2SB772 sebagai PNP dari karakteristik transistor yang ada, jenis transistor ini sangat
baik digunakan sebagai driver mosfet switching.
16 × 106
f= = 31,250khz
2 × (1 + 255)
1
T= = 32µs
31,250khz
42
Karena dead time harus diberikan agar menghindari konduksi secara bersamaan maka
untuk memilih duty cycle maksimum dengan efficiency Ƞ = 90% dapat dicari melalui
persamaan 2.31.
16µ𝑠
Dmax = 0,9 × = 0,45
32µs
Hasil dari penetapan Dmax 0,45 ini sesuai dengan dasar teori dead time dimana 0,45 adalah
nilai ideal untuk merancang sebuah converter push-pull. Tegangan minimum yang keluar
dari baterai berkisar antara 10,7V sampai 12V, maka tegangan yang paling minimum dapat
diambil sebagai Vmin untuk merancang lilitan primer. Dengan menentukan jenis trafo yang
dipakai maka didapat Ae 114mm2 dan nilai Bmax adalah 0,3 Gaus. Untuk mendapatkan
hasil lilitan primer dapat di cari melalui persamaan 2.34.
Didapat hasil perhitungan untuk Np sebanyak 2,252 lilitan. Atau dapat dibulatkan menjadi
2 kali lilitan. Selanjutnya persamaan 2.35 merupakan rumus untuk menentukan masukan
arus puncak maksimum dengan daya yang diingikan sebesar 300W.
1,1 × 300W
Ipeak = = 30,84A
10,7V
Dengan puncak arus maksimum yang sudah diketahui adalah 30,84A maka digunakan
persamaan 2.36 untuk menentukan maksimum arus RMS dengan duty cycle √0,45.
Dengan effisiensi 90% dan daya output 300W maka nilai daya masukan dapat diperoleh
melalui persamaan 2.37.
300W
Pin = = 333W
0,9
Setelah didapat daya input 333W, dan tegangan minimum pada baterai sebasar 10,7V,
maka arus rata-rata maksimum dapat dihitung melalui persamaan 2.38.
333W
Iin = = 31,12A
10,7V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari persamaan diatas maka didapat Jenis mosfet yang baik untuk digunakan, bertipe
STP160N75F3. Mosfet ini berfungsi sebagai saklar switching karena dilihat dari parameter
kerja mosfet berjenis ini memiliki tegangan masukan drain-to-source breakdown (VDS)
mencapai 75V, dan tegangan masukan gate-to-source forward (VGS) mencapai 20V ini
sesuai dengan dasar teori yang mengacu pada rangkaian Driver double emitter-follower
yang memenuhi syarat input tegangan bekisar 10V sampai 20V.
Vm = 230 × √2 = 325,7V
325,7 +(1,3+1,3)
Ns = 2 × = 68 lilitan
2 × 10,7 × 0,45
76,47µ
N= = 33,95µ
2,252µ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Setelah diperoleh tegangan DC 325,7V serta daya keluaran yang ditentukan 300W maka
rata-rata arus keluaran maksimum dapat dicari melalui persamaan 2.42. Tegangan dioda
yang akan dipakai dalam tahap ini perlu diketahui agar tidak kurang dari 325,7V. Semakin
besar nilai VRRM pada dioda maka tegangan dioda akan semakin baik. Tegangan dioda
dapat diperoleh melalui persamaan 2.43. dimana nilai rasio pada transformator adalah
33,95µ.
300W
Iout = = 0,92A
325,7𝑉
Tapis kapasitor atau yang biasa dikenal sebagai rangkaian LC merupakan rangkaian yang
mengurangi ripple dari tegangan keluaran. Dengan penentuan C 33µF dan tegangan
kapasitor adalah 450V, perhitungan induktansi pada rangkaian LC dapat diselesaikan
melalui persamaan 2.44.
1−2 × 0,45
L= = 18,495µH
32 × 32khz2 × 0,5% × 33µF
Nilai induktansi pada rangkaian LC adalah 18,495µH. Dengan hasil ini maka perancangan
L dapat menggunakan teroid.
3.8. DC to AC Inverter
Driver IR2110 adalah jenis driver yang memenuhi persyaratan untuk mengendalikan
jenis mosfet IRF740. Driver jenis ini dipilih Karena memiliki ketahanan tegangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mencapai 400V dan arus yang mengalir mencapai 2A. Pengoperasian driver IR2110 akan
dikendalikan melalui syinal PWM yang dihasilkan oleh mikrokontroller melalui pin Hin
dan Lin. Komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian IR2110 yaitu kapasitor dan
dioda. Nilai untuk setiap komponen tersebut berdasarkan datasheet. Hin dan Lin akan on
jika logika masukan tegangan bernilai 5V. Saat kondisi pulsa bernilai tinggi pada Hin,
maka mosfet1 akan on dan mosfet2 akan off sehingga beban akan mendapatkan tegangan
positif. Sebaliknya jika kondisi pulsa bernilai tinggi pada Lin, beban mendapat tegangan
positif dari arah yang berlawanan. Dengan demikian pemindahan switch mosfet1 dan
mosfet2 secara bergantian akan menghasilkan tegangan bolak-balik.
mulai
Inisialisasi I/O
Baca tegangan
input
Tampilkan
data
PWM awal
Y Y Y
46
Pada tahap ini dirancang program alir utama seperti yang terlihat pada gambar 3.11.
program diawali dengan inisialisasi port I/O pada mikrokontroller yang akan digunakan
seperti port sensor tegangan, tampilan data pada LCD, dan PWM. Setelah dilakukan
inisialisasi pada mikrokontroller maka LCD akan menampilkan data input dan data output.
Proses PWM awal menunjukan bahwa mikrokontroller bekerja saat diberi tegangan, proses
selanjutnya jika tegangan output kurang dari 325V maka PWM akan ditambahkan hingga
mendapatkan tegangangan awal, tetapi jika tegangan output lebih dari 325V maka PWM
akan dikurangi hingga mendapatkan tegangan output 325V. Setelah proses PWM bekerja
maka tegangan output akan ditampilkan pada LCD.
mulai
Inisialisasi I/O
PWM2 = 0
PWM1 = 255 * sin
(2*𝜋*f*t)
t = 0 sampai 10ms
PWM1 = 0
PWM2 = 255 * sin
(2*𝜋*f*t)
t = 0 sampai 10ms
selesai
Pada tahap ini dirancang diagram alir mikrokontroller 2 yang dimana proses selalu
diawali dengan inisialisasi port I/O. berikutnya sinyal PWM 2 diberi masukan off atau
sama dengan 0, PWM 1 akan diberi masukan rumus 255 × sin (2 × 𝜋 × f × t). begitupun
sebalikanya proses yang ke 2 PWM 1 akan diberi masukan sama dengan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam tahap ini akan dilakukan pengujian dan pengamatan pada perancangan inverter
yang sudah dibuat. Pengujian data yang akan dilakukan mencakupi tegangan input yang
bervariasi berkisar dari tegangan 12V sampai 24V, dengan output diantara 220V sampai
230V frekuensi 50Hz, dan daya 300W. Pengamatan juga akan dilakukan meliputi rangkaian
penyearah DC, frekuensi switching 31,5kHz, gelombang sinusoidal serta PWM yang
dihasilkan oleh mikrokontroller. Tegangan yang masuk pada inverter juga dapat ditampilkan
menggunakan LCD 2×16, LCD tersebut akan terhubung dengan mikrokontroller1 serta
sensor tegangan (pembagi tegangan). Fungsi dari kipas adalah untuk mendinginkan suhu
yang ada dalam boks inverter.
Untuk pengaman hubung singkat dan beban berlebih, maka pada inverter sudah
dilengkai dengan fuse terdapat 2 fuse yang terpasang pada sistem inverter yang diuji yang
pertama berada pada input yang ke dua berada pada regulator tegangan fungsi dari fuse yang
yang berada pada regulator ini dimaksudkan agar sewaktu-waktu saat hubung singkat terjadi
driver transistor dapat bekerja dengan aman dan mikrokontroller tidak akan mengalami
kerusakan. Pengujian dan pengambilan data dari inverter menggunakan multimeter digital,
osiloskop digital, dan baterai sebagai pendukung untuk input tegangan yang akan diuji.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
5
3
Dari gambar 4.1 adalah hasil rangkaian yang sudah dibuat sebelumya, rangkaian
pertama yang sudah buat mengalami kerusakan pada komponen-komponen yang kecil
seperti mikrokontroller SMD ATmega16, driver transistor, dan rangkaian regulator.
Kerusakan yang dialami pada komponen SMD tentu saja berdampak pada rangkaian dan
PCB yang akan digunakan. gambar 4.2. akan menunjukan hasil rangkaian ke dua setelah di
revisi.
No keterangan
1 Regulator tegangan
2 Driver transistor
3 Mikrokontroller 1
4 Mosfet IRF3710
5 Trafo CT dan dioda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 1
2
5
6
7
No keterangan
1 Regulator tegangan
2 Driver transistor
3 Mikrokontroller 1
4 Mosfet IRF3710
5 Trafo CT dan dioda
6 LCD
7 Kipas pendingin
Gambar 4.2. adalah hasil revisi dari rangkaian pertama, pada rangkaian ke dua ini ada
beberapa komponen tambahan yang dipakai seperti LCD yang tidak terlihat di rangkaian
pertama, dan kipas pendingin. Fungsi dari kipas pendingin adalah untuk menstabilkan panas
yang keluar dari mosfet IRF3710, LCD yang terpasang agar melihat hasil dari tegangan
keluaran DC to DC 325,7V. Regulator tegangan LM2576 dan LM7805 berfungsi untuk
menurunkan tegangan dari 24V sampai 5V ini dimaksudkan agar tegangan yang masuk pada
mikrokontroller dapat tetap stabil 5V. sedangkan fungsi LM2576 sebagai keluaran 12V
untuk menyuplai dirver transistor. Fungsi dari driver transistor adalah untuk menaikan
tegangan (Vmax) gelombang PWM yang keluar dari mikrokontroller, untuk driver
menggunakan transistor NPN 2SD882 dan PNP 2SB772. Mosfet yang digunakan adalah
mosfet berjenis NPN tipe IRF3710 mosfet ini memiliki VDSS 100V dan ID yang dapat dialiri
arus sebesar 57A (datasheet). Mikrokontroller1 berfungsi sebagai pengontrol PWM, LCD,
dan pembagi tegangan (feedback).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
6
7 7
No keterangan
6 IR2110
7 Mosfet IRF740
8 Mikrokontroller 2
51
Seperti yang terlihat pada gambar 4.4. lilitan dimulai searah jarum jam. Seperti yang
sudah ada dalam perancangan bab 3, lilitan Np (primer) dililit dengan jumlah dua akan tetapi
lilitan pertama dililit dengan jumlah satu terlebih dahulu setelah itu akan dilanjutkan dengan
lilitan sekunder, untuk lilitan Ns (sekunder) terlihat pada gambar 4.5.
Untuk lilitan sekunder dapat disesuaikan dengan memulai lilitan dengan searah jarum
jam. Lilitan sekunder dililit dengan jumlah sebanyak 68 seperti yang sudah ada pada
perancangan bab 3. Saat melilit lilitan sekunder dapat diusahakan lilitan tidak boleh ada yang
renggang ini mencegah terjadinya induktansi bocor yang besar. Setelah selesai melakukan
lilitan sekunder maka untuk lilitan terakhir ditutup dengan jumlah satu lilitan primer, lilitan
primer akan diperlihatkan pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Lilitan Np (primer) dengan jumlah satu menutup lilitan sekunder.
Untuk menutup lilitan terakhir ditutup dengan lilitan primer, ini dimaksudkan agar
trafo switching dapat bekerja dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari data tabel 4.4. diketahui bahwa eror yang di dapat sebesar 0,04% hal ini disebabkan
karena adanya toleransi nilai resistor sebesar 5%.
53
Pada pengujian DC to DC akan di amati gelombang output 325,7Vdc serta arus yang
mengalir pada setiap beban yang akan dipakai. Dari hasil pengukuran arus output dan
tegangan output, ternyata hasil yang didapat sangat berbeda dengan beban yang dipakai,
jenis beban yang dipakai adalah bola lampu dengan daya yang berbeda-beda. Dari
perhitungan teori yang ada untuk menghitung rumus daya maka dapat disimpulkan bahwa
hasil perhitungan akan dapat diketahui daya yang sebenarnya. Sebagai contoh akan diambil
sample dengan daya beban lampu yang dipakai 5W, maka rumus untuk menghitung daya
dapat diperoleh dari:
Po = Vo × Io
Po = 317,5V × 0,130A
= 41,275W
Dari hasil perhitungan yang didapat ternyata beban lampu yang dipakai bukan 5W
melainkan 41W, hal ini disebabkan karena didalam sebuah lampu terdapat hambatan. Pada
tabel 4.5. sudah ditunjukan setiap beban yang dipakai dan perhitungan hasil beban real yang
terdapat pada satu buah lampu. Dari hasil data yang ditunjukan pada tabel 4.5. ternyata saat
pengujian dan pengukuran mulai dari beban lampu 5W sampai beban lampu 100W didapat
hasil yang sangat jauh berbeda dengan jenis beban lampu yang dipakai, hasil dari tabel 4.5.
menunjukan beban lampu yang dipakai sampai 100W hasilnya adalah beban lampu yang
terpakai 164W.
Pengukuran gelombang output DC dapat menggunakan osiloskop digital. Osiloskop
yang akan dipakai hanya dapat mengalir tegangan maximal 300V sedangkan pengujian
output DC mencapai 325,7Vdc sehingga dapat menggunakan pembagi tegangan untuk
menurunkan tegangan output yang akan diamati. Nilai resistor yang dipakai 100kΩ diseri
dengan 200kΩ maka didapat hasil yang akan diperlihatkan pada gambar 4.7.
54
Setelah melakukan percobaan pembagi tegangan dan didapat hasil output DC mencapai
111,2Vdc maka osiloskop dapat dipakai untuk mengamati hasil keluaran gelombang DC.
Pada tabel 4.5. diperlihatkan saat penggunaan DC to DC tanpa beban, arus yang mengalir
hanya 0,001A. Pada gambar 4.8. output DC saat belum menggunakan beban lampu.
(a) (b)
Gambar 4.8. (a) tanpa beban output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC.
Gambar 4.8. (a) menunjukan hasil output arus dan tegangan DC, ini membuktikan
bahwa tegangan saat belum diberi beban mencapai 320,7Vdc tentu ini sangat berbeda
dengan hasil perancangan yang sudah dibuat pada bab 3. Untuk memperoleh nilai galat pada
hasil percobaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
325,7V − 320,7V
galat = ( ) × 100%
325,7V
= 1,54%
Dari hasil pengujian alat di dapat tegangan output DC memiliki galat sebesar 1,54%,
tentunya ini sangat berpengaruh terhadap output DC yang akan di beri beban penuh 100W.
Pada tabel 4.5. sudah diperlihatkan bahwa saat diberi beban penuh 100W tegangan output
DC mencapai 317,2V. tetapi dalam perancangan ini tegangan Vrms tidak kurang dari 311,1V
dan akan terus stabil pada ranges 319Vdc sampai 317Vdc. Diketahui bahwa sumber
tegangan AC memiliki tegangan Vm = 220 × √2 = 311,1V dapat dikatakan bahwa pengujian
untuk DC to DC telah berhasil dijalankan sesuai dengan perancangan yang sudah di buat
dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.8. (b) adalah hasil output gelombang DC, diketahui bahwa gelombang untuk
tegangan DC berbentuk gelombang lurus. Pada gambar 4.8. (b) memperlihatkan CH1
berbentuk gelombang lurus dan CH2 berbentuk gelombang segitiga dimana CH2
memperlihatkan bahwa tegangan yang dihasilkan output DC masih memperoleh tegangan
ripple tetapi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap output DC dikarenakan ripple yang
dihasilkan sangat kecil. Dapat disimpulkan bahwa untuk pengujian tegangan output
gelombang DC telah berhasil dijalankan dengan gelombang yang dihasilkan berupa
gelombang rata. Untuk gambar beban penuh 100W dapat diperlihatkan pada gambar 4.9.
(c) (d)
Gambar 4.9. beban 100W (c) output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC.
Output LM7805
Input DC
56
Dari hasil pengukuran tegangan yang sudah dilakukan terlihat input dari tegangan DC
sebesar 12,33V ini menunjukan bahwa tegangan yang masuk pada LM7805 bisa dapat
diturunkan sampai 5V, pengujian untuk regulator LM7805 telah berhasil dilakukan
mikrokontroller sudah aktif dan dapat dijalankan. Pada tahap ini mikrokontroller sudah aktif
dan bisa menghasilkan keluaran gelombang PWM. Pengujian dilakukan dengan memberi
output daya 0 sampai 100W. Gambar 4.11. menunjukan hasil output gelombang PWM.
(a) (b)
Gambar 4.11. (a) saat tanpa beban, (b) saat beban penuh lampu 100W.
Gambar 4.11. (a) menunjukan hasil gelombang output PWM dari mikrokontroller saat
tanpa beban, gelombang yang dihasilkan begitu baik dengan kondisi Vmax yang keluar dari
mikrokontroller sebesar 5,20V tentunya dengan pengujian sampai beban penuh 100W PWM
akan semakin melebar dan Vmax yang akan dihasilkan tetap 5,20V. pada pengamatan dan
pengujian gelombang output dari mikrokontroller bisa dinyatakan berhasil dijalankan.
57
karena tipe mosfet ini termasuk salah satu yang jarang ditemukan. Sebagai pengganti untuk
tipe mosfet STP160N75F3 menggunakan tipe mosfet IRF3710.
Parameter kerja tipe mosfet IRF3710 memiliki VDS mencapai 100V (datasheet), daya
total dissipation sebesar 200W (datasheet), RDS saat on 23mΩ (datasheet), dan arus drain
saat continuous mencapai 57A, 150oC (datasheet). Kekurangan dari parameter kerja mosfet
tipe ini terletak pada arus drain yang hanya dapat mengaliri arus sebesar maximal 57A,
tentunya hal ini dapat di antisipasi dengan menggunakan 2 pasang mosfet yang dihubungkan
secara parallel. Gambar 4.12. menunjukan pengamatan CH1 dan CH2 dan hasil dari
pengamatan PWM 1 dan PWM 2 dapat dilihat dari gambar 4.13.
CH2
CH1
(a) (b)
Gambar 4.13. (a) tanpa beban, (b) daya lampu 100W.
Dari gambar 4.13. terlihat bahwa semakin besar beban lampu yang ditanggung (beban
ditambah) maka duty cycle akan bertambah. Diperoleh data bahwa gelombang keluaran
PWM tidak terjadi benturan (over clock) Ujicoba dilakukan mulai dari tanpa beban sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
beban lampu 100W. Pengamatan juga dilakukan pada output driver transistor yang
digunakan, hasil pengamatan dapat ditunjukan pada tabel 4.6.
Hasil tegangan logika 1 yang keluar dari driver transistor telah berhasil dijalankan
dengan kondisi tegangan Vmax lebih dari 5V, dari parameter kerja VGS mosfet IRF3710
mosfet akan aktif jika tegangan masukan mencapai 10V (datasheet) setelah dilakukan
pengujian didapat hasil dengan tegangan cenderung berubah-ubah dari 9,20V, 9,80V, 10V,
tentu saja hal ini tidak terlalu berpengaruh pada jenis transistor yang digunakan. Dapat
disimpulkan bahwa tegangan yang masuk pada kaki gate mosfet sudah bisa aktif dan dapat
menghasilkan PWM maximal.
59
CH2
CH1
(d) saat beban lampu 60W (e) saat beban lampu 100W
Gambar 4.14. hasil gelombang output drain IRF3710.
Gambar 4.14. (b) menunjukan gelombang dengan tanpa memberikan beban lampu
pada output DC, hasil yang dapat dari pengamatan tersebut adalah adanya terjadi osilasi pada
gelombang output drain ini disebabkan karena adanya lilitan Np (primer) yang sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pelilitan berlangsung telah terjadi perenggangan pada lilitan. Hal ini bisa saja terjadi pada
setiap transformator switching cara untuk meredam efek induktansi bocor yang terjadi pada
transformator switching dengan menggunakan kapasitor non-polar, semakin besar nilai
kapasitor yang akan digunakan maka semakin meredam efek induktansi bocor yang terjadi
pada trafo.
Gambar 4.14. (c), (d), (e) menunjukan hasil yang semakin baik pada gelombang output
drain IRF3710 walapun masih terjadi sedikit osilasi tetapi semakin besar beban yang akan
di tambahkan maka trafo yang mengalami osilasi akan semakin berkurang dan menunjukan
hasil gelombang yang cukup baik. Perubahan gelombang output drain IRF3710 terjadi saat
diberi beban lampu 60W sampai 100W, ini membuktikan bahwa percobaan dengan
memberikan tambahan kapasitor non-polar telah berhasil dijalankan dan menunjukan hasil
yang cukup baik untuk meredam efek induktansi bocor pada transformator switching.
= 2,47%
= 1,86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
62
Kondisi
Tegangan Tegangan Rata-rata Arus galat
beban lampu Waktu
input (Vi) output (Vo) nilai (Vo) (Io) (%)
(w)
1 menit 11,01 317,3 0,393
Pada pengujian beban lampu mulai dari tanpa beban sampai beban lampu 100W telah
dilakukan. Dapat diamati bahwa setiap beban lampu yang dinyalakan akan ada nilai
perubahan terhadap nilai perancangan dan hasil data. Perubahan yang ditunjukan saat beban
diberi lampu 40W telah terjadi perubahan terhadap input dari baterai yang mengalami
penurunan dan beberapa saat kemudian kembali stabil, ini dikarenakan setiap beban besar
yang langsung dinyalakan akan menyebabkan tegangan turun sementara tapi itu tidak akan
berlangsung lama dan tidak mempengaruhi tegangan output yang turun sampai melebihi
316V.
Setiap rata-rata tegangan output yang terlihat dalam tabel 4.7. memiliki galat 2,26%
tentu ini sangat berbeda dengan hasil perancangan yang sudah dibuat pada bab 3. Pada
Pengujian DC to DC mengalami perubahan tegangan yang sedikit berbeda dengan hasil
perancangan ini disebabkan kerena rugi-rugi tegangan yang terjadi pada rangkaian dan
komponen-komponen aktif yang terdapat pada rangkaian. Berikut adalah tabel 4.8. hasil
pengamat DC to DC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Beban Gambar arus output dan tegangan Gambar arus output dan tegangan
lampu input output
bervariasi (Vi) vs (Io) (Vo) vs (Io)
Tanpa
beban
Lampu 5W
Lampu
30W
Lampu
60W
Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
340
330 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.8 322.8 322.8 322.8
Vo (volt)
320
321.6
310
300
290
280
12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45
Vi (vollt)
318.5
318
317.6 317.6
Vo (volt)
317.4 317.6
317.5 317.3 317.3
317.2 317.2 317.2 317.2
317
316.5
316
11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.22 11.22 11.21 11.22 11.2
Vi (vollt)
65
Pada pengujian dengan beban lampu 60W dapat dilihat dari gambar 4.16. tegangan
input baterai yang terukur 11,23V dan tegangan output turun sampai 317,2V. Saat tegangan
baterai terukur 11,2V tegangan output seketika naik menjadi 318,7V hal ini membuktikan
bahwa disaat tegangan baterai mulai turun PWM yang dikeluarkan dari mikrokontroller akan
ditambahkan 1 dan merespon tegangan output agar tetap stabil di ranges 315V sampai 325V.
319.5
319.4
319.4
319.3
319.2
319.1
10.61 10.61 10.6 10.6 10.59 10.59 10.58 10.58 10.56 10.55 10.54
Vi (vollt)
Gambar 4.17. menunjukan beban lampu yang dipakai 100W pada pengujian yang telah
dilakukan tegangan baterai terukur 10,61V dan tegangan output 319,7V pada pengujian saat
beban lampu 100W tegangan dari baterai menunjukan 10,61V sampai 10,54V tegangan dari
baterai sudah mulai menurun tetapi tegangan output tetap stabil dari 319,7V sampai 319,4V
terlihat bahwa walaupun tegangan baterai mulai menurun tetapi tegangan output tetap stabil
dan tidak turun melebihi 315Vdc.
Dari percobaan yang telah dilakukan mulai dari tanpa beban sampai beban lampu
100W, dapat dianalisis bahwa setiap beban yang dipakai pada pengujian ini memiliki nilai
toleransi yang berbeda-beda contoh yang dapat di ambil saat penggunaan daya 100W,
dengan menggunkan 2 buah lampu yang di seri 40W dengan 60W saat pengukuran tegangan
yang diukur tegangan rata-rata output yang hasilkan 319,63 dan arus output yang terukur
0,520A maka hasil real dari beban lampu yang dipakai sebesar 166W ini membuktikan
bahwa setiap daya lampu yang tertulis 60W atau 40W tidak benar-benar menyatakan beban
lampu itu sendiri dikarenakan hambatan yang ada pada setiap beban lampu berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.5.3. Feedback
pada gambar 4.18. Akan dibahas listing program feedback. Vout sama dengan baca
tegangan output pada ADC 1, jika tegangan output lebih besar dari nilai ADC 917 (325V)
maka nilai PWM akan dikurangi 1, jika nilai PWM bernilai negatif atau kurang dari 0 maka
PWM sama dengan 0. Jika tegangan output kurang dari nilai ADC 889 (315V) maka nilai
PWM akan ditambah 1. Tabel 4.9. menentukan nilai ADC menggunakan exel.
67
Driver 1 Driver 2
IR 2110 IR 2110
Cara kerja dari sistem IR2110 adalah dengan memberikan nilai logika pada kaki HIN,
dan LIN. Pengamatan dilakukan menggunakan osiloscop digital pada perancanagn DC to
AC. Perancangan memiliki frekuensi 50Hz. Berikut gambar 4.20. menunjukan listing
program untuk gelombang AC.
Gambar 4.20. merupakan List program gelombang AC 50Hz, baris ke 70 sampai pada baris
ke 74 merupakan proses perhitungan gelombang SPWM. Nilai variable i pada fungsi for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
digunakan untuk menambahkan nilai periode gelombang SPWM setiap 2 milidetik, sampai
dengan 10 milidetik (setengah gelombang). Baris ke 80 sampai 84 juga merupakan proses
perhitungan SPWM selama 10 mili detik, sehingga jika disatukan akan mendapatkan periode
20 milidetik (50Hz), proses tersebut akan terus berulang.
Pengamatan dilakukan mulai dari mengukur kaki HIN IR2110 driver1 dan driver2
sampai pengukuran output kaki HO IR2110 driver1 dan driver2. Pada channel1 terpasang
sebagai driver1 dan channel2 terpasang sebagai driver2. Pada bagian gambar 4.21. akan
ditunjukan pengamatan CH1 dan CH2 terpasang.
CH1 CH2
1 1
CH1 CH2
1 1
Gambar 4.21. ditunjukan CH1 dan CH2 terpasang, ini dimaksudkan agar setiap
pemasangan channel harus sesuai dengan yang di amati. Gambar 4.22. menunjukan respon
keluaran kaki HIN.A dan HIN.B pada output mikrokontroller2. Pengamatan dilakukan agar
mengetahui respon dari output mikrokontroller bekerja sesuai dengan hasil perancangan
pada bab 3.
69
Dari pengamatan input HIN.A dan HIN.B pada gambar 4.22. diperoleh gelombang
kotak dengan frekuensi 40.98Hz HIN1 dan 41.01Hz HIN2. Tegangan rata-rata (Vavg)
gelombang 2.55V channel1 dan 2.83V channel2. Tinggi gelombang kotak Vmax 5.44V.
Frekuensi yang masuk ke kaki HIN dapat dilihat 40Hz tentu ini tidak sama dengan
perancangan yang menggunakan 50Hz sebagai frekuensi keluaran gelombang AC. Dapat
dijelaskan bahwa respon dari kerja mikrokontroller2 megalami sedikit keterlambatan ini
disebabkan karena setiap kerja pengoprasian matematika dari mikrokontroller yang terus
berulang-ulang ini menyebabkan respon frekuensi yang keluar dari mikrokontroller tidak
stabil atau terus mengalami perubahan.
Pengamatan kaki HO dilakukan agar melihat hasil output gelombang SPWM. Ternyata
didapat hasil yang berbeda dari channel1 driver1 terlihat bahwa Output HO.A CH1 tidak
mengeluarkan gelombang ini menyebabkan ketidak seimbangan pada ke 4 mosfet yang
dipasang, hanya 2 mosfet yang bekerja maka hasil gelombang AC tidak maksimal.
70
Seperti yang diketahui dari datasheet IR2110 aktif saat tegangan maximum 20V dan
minimum 10V. dari gambar 4.24. menujukan hasil tegangan yang masuk pada IC IR2110
12,39V pada range tersebut IR2110 sudah dapat aktif sesuai dengan (datasheet). Maka bisa
dinyatakan IR2110 telah berhasil dijalankan sesuai spesifikasi IC IR2110. Pada Tabel 4.10.
akan ditunjukan spesifikasi IC IR2110.
Pengukuran juga dilakukan pada kaki VDD, dimana fungsi kaki VDD adalah untuk
mengaktifkan kaki logika IC IR2110. Dari gambar 4.25. terlihat tegangan input 4,92V dapat
nyatakan bahwa kaki logika IR2110 sudah memenuhi kriteria aktif (datasheet). Diketahui
bahwa ketika tegangan VDD 4.92V maka kaki HIN akan aktif dan memberikan respon
gelombang pada kaki gate mosfet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
CH1 CH2
1 1
CH1 CH2
1 1
Gambar 4.26. pengambilan data CH1 dan CH2, LIN dan LO.
Pada gambar 4.26. ditunjukan CH1 dan CH2 terpasang, ini dimaksudkan agar setiap
pemasangan channel harus sesuai dengan yang di amati. Gambar 4.27. menunjukan respon
keluaran kaki LIN.A dan LIN.B pada output mikrokontroller2. Pengamatan dilakukan agar
mengetahui respon dari output mikrokontroller bekerja sesuai dengan hasil perancangan
pada bab 3.
Pengukuran pada kaki LIN yang dimana pengamatan dilakukan agar mengetahui
gelombang SPWM pada output mikrokontroller. Dari hasil data yang sudah didapat SPWM
yang keluar dari mikrokontroller memiliki Vavg 1.12V CH1 dan 1.34V CH2. Tinggi
gelombang tegangan maksimal SPWM 5.36V CH1 dan 5.28V CH2. Hasil yang dapat dilihat
dari output gelombang SPWM mengalami penyempitan dan peregangan sesuai perancangan
pada bab 3 gelombang yang dihasilkan dari SPWM mikrokontroller berbentuk kotak yang
akan melebar dan merapat sesuai frekuensi yang akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pengujian juga dilakukan tehadap kaki output LO driver1 dan driver2, dapat terlihat
dari data yang didapat IC IR2110 bekerja dan dapat mengirimkan gelombang SPWM pada
mosfet. Tinggi tegangan maksimal gelombang SPWM adalah 11V ini sudah memenuhi
syarat aktif Vgs pada kaki gate. Mosfet bekerja dan dapat berfungsi sebagai penyaklaran.
73
Setelah pengujian dilakukan dengan menggunakan cara HO mosfet1 dan mosfet2 digabung
dan diberi masukan tegangan 12V pada drain maka di dapat hasil channel1 dan channel2
mengelurakan gelombang PWM yang sama, maka dapat dianalisis bahwa mosfet yang
dipakai tidak bermasalah,
Setelah melakukan beberapa pengujian ternyata didapat hasil akhir pada rangkaian
driver mosfet. Saat pengecekan ternyata yang bermasalah terletak pada jalur-jalur rangkaian
driver mosfet yang terdapat banyak sekali jaumper trough hole terutama pada rangkaian
mikrokontroller yang lansung berdekatan dengan driver1.
Gambar 4.30. menunjukan hasil output gelombang AC, gelombang yang ditampilkan
berupa gelombang sinus 40,65kHz hasil yang ditampilkan pada gambar 4.28. tidak
membuktikan bahwa hasil dari keluaran tegangan AC berupa sinus karena frekuensi
menunjukan 40,65kHz ini adalah hasil dari frekuensi yang tereferensi dari trafo switching
menyebabkan gelombang dan frekuensi yang di tangkap bukan dari hasil kerja mosfet
IRF470 yang saling on dan off, melainkan dari gelombang trafo switching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Hasil pengujian konverter DC to DC untuk 12V pada sistem inverter telah dijalankan
dengan tanpa beban sampai pengujian beban 100W menghasilkan tegangan output
318V dengan rata-rata eror 2,26%. Inverter untuk input 24V tidak dapat bekerja.
2. Sistem inverter tidak dapat menghasilkan tegangan 220V-230V AC dan gelombang
sinus 50Hz.
5.2. Saran
Penelitian tentang inverter dengan 2 masukan tegangan sekaligus, masih dalam tahap
percobaan dan masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk pengembangan inverter
dengan 2 input berikut berupa saran:
1. Untuk pengembangan DC to DC dapat disarankan menggunakan jenis transistor
yang memiliki frekuensi switching 100Mhz atau lebih.
2. Untuk mengoptimalkan lilitan trafo switching juga dapat disaran menggunakan
LCR meter dengan spesifikasi yang lebih baik dan keluaran nilai yang akurat.
3. Rangkaian juga harus diperhatikan untuk tata letak komponen terutama yang
berkaitan dengan jalur-jalur rangkaian tidak boleh melewati kaki komponen yang
sensitif dengan frekuensi sebab akan berpengaruh terhadap frekuensi yang
melewatinya.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1]. MR, Fadhli., 2010, Rancang Bangun Inverter 12V DC ke 220V AC Dengan Frekuensi
50Hz dan Gelombang Keluaran Sinusoidal. Depok, Universitas Indonesia.
[3]. Abdurrahman, N., Landasan Teori PWM (Pulse Width Modulation), https://www.-
academia.edu/16223350/BAB_II_LANDASAN_TEORI_2.1_PWM_Pulse_Width_
Modulation, diakses 6 Oktober 2016.
[6]. Suprapto, M.T., 2012, Aplikasi dan Pemograman Mikrokontroller AVR. Yogyakarta.
[9]. Ramdhani, M., 2005, Rangkaian Listrik, 2nd ed, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom,
Bandung.
[11]. -----, 2008, Data Sheet Specifications Of Lcd Module, Xiamen Amotec Display.
[12]. Boylestad, R.L., Nalshelsky, L., 2009, Electronic Devices And Circuit Theory, 10nd
ed, Pearson Prentice Hall, USA.
[15]. Atmoko, Y.D., 2007, Inverter Controlling Induction Motor, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Elektro, FST, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
[17]. Tyas, P, N., 2011, Pengaruh Jumlah Lilitan Dan Bentuk Inti Ferit Pada Push-pull
Converter, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro, FTI, Universitas Katholik
Soegijapranata, Semarang.
[18]. Presman, A, I., Billings, K., Morey, T., 2009, Switching Power Supply Design, 3nd
ed, The McGraw-Hill Companies, USA.
[19]. -----, 2012, AN2794 Aplication Note 1 KW Dual Stage DC-AC Converter Based On
The STP160N75F3, STMicroelectronics.
L-1
LAMPIRAN 1
RANGKAIAN ELEKTRONIK INVERTER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-2
L-3
L-4
penyearah Dioda
Transformator switching
Mosfet IRF3710
Driver mosfet
transistor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-5
L-6
LAMPIRAN 2
LISTING PROGRAM MIKROKONTROLLER1 DAN
MIKROKONTROLLER2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-7
Program mikrokontroller 1
/*******************************************************
Chip type : ATmega16A
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 16.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size :0
Data Stack size : 256
*******************************************************/
#include <mega16a.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE ((0<<REFS1) | (0<<REFS0) | (0<<ADLAR))
#define pwm1 OCR1A
#define pwm2 OCR1B
#define max_pwm 114 // duty cycle max 45%
char buf[8];
int pwm;
unsigned int vbat, vout;
float vi, vo;
void main(void)
{
DDRD.4=1; PORTD.4=0; // output pwm 1
DDRD.5=1; PORTD.5=0; // output pwm 2
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=(0<<WGM00) | (0<<COM01) | (0<<COM00) | (0<<WGM01) | (0<<CS02) | (0<<CS01) |
(0<<CS00);
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 16000.000 kHz
// Mode: Ph. correct PWM top=0x00FF
// OC1A output: Non-Inverted PWM
// OC1B output: Inverted PWM
// Noise Canceler: Off
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-8
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0<<AS2;
TCCR2=(0<<PWM2) | (0<<COM21) | (0<<COM20) | (0<<CTC2) | (0<<CS22) | (0<<CS21) | (0<<CS20);
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
pwm1=0;
pwm2=255;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 1000.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADATE) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) | (1<<ADPS2) |
(0<<ADPS1) | (0<<ADPS0);
SFIOR=(0<<ADTS2) | (0<<ADTS1) | (0<<ADTS0);
L-9
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts("Wilhelmus A. K. ");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(" 135114039 ");
delay_ms(3000);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts("Invert.Sine-Wave");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("12/24Vdc-230Vac ");
delay_ms(3500);
lcd_clear();
pwm=1;
delay_ms(3500);
while (1)
{
vbat=read_adc(0);
vi=(float)(vbat*29.69697)/1023;
vo=(float)(vout*383.24)/1023;
lcd_gotoxy(0,0);
ftoa(vi,1,buf);
lcd_puts("Vi:");
lcd_puts(buf);
lcd_puts("Vdc ");
lcd_gotoxy(0,1);
ftoa(vo,1,buf);
lcd_puts("Vo:");
lcd_puts(buf);
lcd_puts("Vdc ");
}
}
Program mikrokontroller 2
/*******************************************************
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-10
#include <mega16a.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <math.h>
#define pwm2 OCR1A
#define pwm1 OCR1B
#define h_1 PORTB.0
#define h_2 PORTB.1
float x,y,i;
void main(void)
{
DDRD.4=1; PORTD.4=0; // pin pwm-L ic-1
DDRD.5=1; PORTD.5=0; // pin pwm-L ic-2
DDRB.0=1; PORTB.0=0; // pin-H ic-1
DDRB.1=1; PORTB.1=0; // pin-H ic-2
DDRC.0=1; PORTC.0=0; // enable ic-1
DDRC.1=1; PORTC.1=0; // enable ic-2
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 16000.000 kHz
// Mode: Fast PWM top=0x00FF
// OC1A output: Non-Inverted PWM
// OC1B output: Non-Inverted PWM
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer Period: 0.016 ms
// Output Pulse(s):
// OC1A Period: 0.016 ms Width: 0 us
// OC1B Period: 0.016 ms Width: 0 us
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=(1<<COM1A1) | (0<<COM1A0) | (1<<COM1B1) | (0<<COM1B0) | (0<<WGM11) |
(1<<WGM10);
TCCR1B=(0<<ICNC1) | (0<<ICES1) | (0<<WGM13) | (1<<WGM12) | (0<<CS12) | (0<<CS11) | (1<<CS10);
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
L-11
while (1)
{
h_1=0;
pwm2=0;
h_2=1;
for(i=0; i<=0.0100;i=i+0.0002)
{
x=(2*3.14*50*i);
y=255*sin(x);
pwm1=y;
}
h_2=0;
pwm1=0;
h_1=1;
for(i=0; i<=0.0100;i=i+0.0002)
{
x=(2*3.14*50*i);
y=255*sin(x);
pwm2=y;
}
}
}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-12
LAMPIRAN 3
OUTPUT DAYA MULAI TANPA BEBAN SAMPAI
BEBAN LAMPU 100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-13
KONDISI
Tegangan input (Vi) vs arus output (Io)
Daya output
1 menit
3 menit
Tanpa beban
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-14
1 menit
3 menit
Lampu 5W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-15
1 menit
3 menit
Lampu 10W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-16
1 menit
3 menit
Lampu 15W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-17
1 menit
3 menit
Lampu 20W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-18
1 menit
3 menit
Lampu 25W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-19
1 menit
3 menit
Lampu 30W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-20
1 menit
3 menit
Lampu 40W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-21
1 menit
3 menit
Lampu 60W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-22
1 menit
3 menit
Lampu 70W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-23
1 menit
3 menit
Lampu 80W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-24
1 menit
3 menit
Lampu 100W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-25
KONDISI
Tegangan input (Vo) vs arus output (Io)
Daya output
1 menit
3 menit
Tanpa beban
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-26
1 menit
3 menit
Lampu 5W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-27
1 menit
3 menit
Lampu 10W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-28
1 menit
3 menit
Lampu 15W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-29
1 menit
3 menit
Lampu 20W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-30
1 menit
3 menit
Lampu 25W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-31
1 menit
3 menit
Lampu 30W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-32
1 menit
3 menit
Lampu 40W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-33
1 menit
3 menit
Lampu 60W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-34
1 menit
3 menit
Lampu 70W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-35
1 menit
3 menit
Lampu 80W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-36
1 menit
3 menit
Lampu 100W
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-37
LAMPIRAN 4
GRAFIK (Vi) vs (Vo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-38
KONDISI
Daya Grafik (Vi) vs (Vo)
output
tabel Vo vs Vi tanpa beban
350
340
330 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.8 322.8 322.8 322.8
Vo (volt)
320
Tanpa
321.6
beban 310
300
290
280
12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45
Vi (vollt)
318.2
Vo (volt)
Lampu 318.2
5W 318 317.9
317.9
317.9 317.9
317.8 317.9
317.9
317.6
11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9
Vi (vollt)
318.75
318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7
Vo (volt)
318.7
Lampu 318.7
10W 318.65
318.6
318.6
318.55
318.5
12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.03 12.03 12.03
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-39
317.8 317.7
317.6
317.6 317.5
317.4 317.4 317.4 317.4
317.4 317.3
Vo (volt)
Lampu 317.2
317
15W 317
316.8
316.6
316.4
11.67 11.67 11.67 11.67 11.67 11.67 11.66 11.66 11.66 11.66 11.65
Vi (vollt)
317.7
317.6 317.7
Vo (volt)
317.6
Lampu 317.5 317.6
20W 317.5
317.4
317.4
317.4
317.4 317.4
317.3
317.2
11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.75 11.75 11.75 11.75 11.74
Vi (vollt)
Lampu 316.6
25W 316.4 316.4
316.2
316
315.8
11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.4 11.4 11.4 11.4 11.33
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-40
Lampu 316.6
30W 316.4 316.4
316.2
316
315.8
11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.4 11.4 11.4 11.4 11.33
Vi (vollt)
317.6
Lampu 317.5 317.5 317.5
40W 317.5
317.4
317.4
317.3
317.2
317.1
11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.48 11.48 11.48 11.48 11.47
Vi (vollt)
318.5
318
317.6 317.6 317.6
Vo (volt)
Lampu 317.4
317.5 317.3 317.3
317.2 317.2 317.2 317.2
60W
317
316.5
316
11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.22 11.22 11.21 11.22 11.2
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-41
317
316.8
11.01 11.01 11.01 11.01 11.01 11.01 11 11 11 11 10.98
Vi (vollt)
319 318.9
318.8
318.6
318.6
Vo (volt)
318.4 318.4
Lampu 318.4 318.3 318.3 318.3 318.3 318.3 318.4
318.2
80W 318.2
318
317.8
317.6
10.78 10.78 10.78 10.77 10.77 10.77 10.76 10.75 10.74 10.73 10.72
Vi (vollt)
319.5
Lampu 319.4
100W 319.4
319.3
319.2
319.1
10.61 10.61 10.6 10.6 10.59 10.59 10.58 10.58 10.56 10.55 10.54
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-42
LAMPIRAN 5
OUTPUT PWM DARI MIKROKONTROLLER1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-43
KONDISI
OUTPUT PWM MIKROKONTROLLER1
Daya output
Tanpa beban
Lampu 5W
Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-44
Lampu 15W
Lampu 20W
Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-45
Lampu 30W
Lampu 40W
Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-46
Lampu 70W
Lampu 80W
Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-47
LAMPIRAN 6
OUTPUT PWM DRIVER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-48
KONDISI
OUTPUT PWM DRIVER TRANSISTOR
Daya output
Tanpa beban
Lampu 5W
Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-49
Lampu 15W
Lampu 20W
Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-50
Lampu 30W
Lampu 40W
Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-51
Lampu 70W
Lampu 80W
Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-52
LAMPIRAN 7
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-53
KONDISI
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
Daya output
Tanpa beban
Lampu 5W
Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-54
Lampu 15W
Lampu 20W
Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-55
Lampu 30W
Lampu 40W
Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-56
Lampu 70W
Lampu 80W
Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-57
LAMPIRAN 8
GELOMBANG OUTPUT DC to DC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-58
KONDISI
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
Daya output
Tanpa beban
Lampu 5W
Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-59
Lampu 15W
Lampu 20W
Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-60
Lampu 30W
Lampu 40W
Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-61
Lampu 70W
Lampu 80W
Lampu
100W