Anda di halaman 1dari 155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TUGAS AKHIR

INVERTER MASUKAN 12V DC – 24V DC DENGAN


MENGHASILKAN SINUS 220V AC – 230V AC

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Eleketro
Fakultas Sains Dan Teknologi

Disusun Oleh:
Wilhelmus Agung Kurniawan
NIM : 135114039

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FINAL PROJECT

INVERTER INPUT 12V DC – 24V DC WITH


OUTPUT SINE 220V AC – 230V AC

In partial fulfilment of requirements


For the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering study program
Electrical Engineering Department
Faculty of Science and Technology

Wilhelmus Agung Kurniawan


NIM : 135114039

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


ELECTRICAL ENGINERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“NEVER QUIT”

Persembahan:

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus

yang sudah hadir dalam hidupku membuatku

tetap terjaga menyelesaikan karya tugas akhir ini......

kepada ayah dan ibu terimakasih nasehat dan doanya.

Untuk kakak dan adikku tercinta terimakasih dukungannya.

Thomas Alva Edison sebagai sumber inspirasiku selama ini.

Kepada dosen pembimbingku Martanto M.T.

Terimakasih karena telah membimbingku.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Perkembangan teknologi dan perkembangan kebutuhan listrik di masyarakat seperti


sekarang ini meluas ke hampir semua sektor mulai dari perumahan, perindustrian,
perkantoran, transportasi, pertokoan, dan infrastruktur umum. Peningkatan kebutuhan listrik
harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya listrik. Selain itu, peningkatan efisiensi
pada beban juga dapat membantu efektifitas penggunaan listrik itu sendiri. Inverter sebagai
salah satu perangkat elektronika daya memiliki peran penting dalam hal tersebut.
Secara garis besar inverter adalah perangkat untuk mengubah tegangan DC menjadi
tegangan AC. Secara lebih detail inverter berfungsi untuk mengubah tegangan masukan DC
menjadi tegangan keluaran AC dan frekuensi yang diinginkan. Pengubah tegangan AC dapat
diperoleh dengan cara mengubah-ubah tegangan masukan DC dan menjaga nilai penguatan
inverter secara konstan. Dengan kata lain jika tegangan DC dibuat tetap dan tidak bisa
dikendalikan, maka tegangan keluaran yang berubah-ubah dapat diperoleh dengan cara
mengubah nilai penguatan inverter, yang umumnya dilakukan dengan cara pengaturan
PWM (Pulse Width Modulation) didalam inverter. Bentuk sinyal ideal keluaran inverter
tidak selalu murni sinusoidal dan mengandung nilai harmoni tertentu.
Pada tugas akhir ini inverter dibuat dengan tegangan masukan 12V dan 24V DC
menggunakan transformator switching sebagai penguat tegangan dengan hasil keluaran
220V-230V AC frekuensi 50Hz, yang mana gelombang PWM dihasilkan oleh
mikrokontroller ATmega16. Konverter DC to DC untuk 12V pada sistem inverter telah diuji
menggunakan pengujian tanpa beban sampai pengujian dengan beban lampu 100W dan
menghasilkan tegangan output 318V dengan rata-rata error 2,26%. Pada percobaan 24V DC
to DC tidak berhasil dijalankan mulai pengujian tanpa beban sampai pengujian dengan beban
lampu 100W. DC to AC belum berhasil dijalankn dengan keluaran tegangan 220V-230V
AC frekuensi 50Hz.

Kata kunci : Inverter, Elektronika daya, Gelombang sinusoidal, ATmega16

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Currently, the development of technology and electricity needs are almost expanding to
every sector such as household, industries, office building, shopping complex, transportation
and public infrastructure. The enhancement of electricity needs must balanced with
increasing of electrical power resources. Then, the excalation of load efficiency appliances
can make effectiveness of electrical use and the Inverter as one of power electronics
appliances has an important role of it.
Essentially, the inverter is a device to change DC input voltage input become AC
output voltage and the frequency can be prefered. The result of AC output voltage output is
generated from DC input voltage setting and preserving the inverter gain constantly. If the
DC input voltage is fixed but uncontrolled, the result of AC output voltage can generated
from inverter gain value setting which generally use PWM (Pulse Width Modulation) inside
of inverter. The ideal output signal wave of inverter is not always in sinusoidal and has a
uniquely harmonic value.
In this final project, the inverter is made by 12V and 24V input voltage using switching
transformator as voltage gain with the result is 220-230V AC output voltage 50Hz
frequency, which ATmega16 results the PWM wave. The 12V DC to DC converter on the
inverter system has researched by no load testing and 100W load lamp testing and get 318V
output voltage with 2,26% error average. In the 24V DC to DC experiment did not run
successfully starting a test without a lamp with 100W load lamp. The DC to AC testing has
not been working with 220V-230V AC output voltage 50Hz frequency.

Keywords : Inverter, power electronic, sinusoidal wave, ATmega16

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan
kehendak dan berkatnya yang berkelimpahan telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul “INVERTER MASUKAN
12V DC – 24V DC DENGAN MENGHASILKAN 220V AC – 230V AC”

Pengerjaan tugas akhir ini sudah dilakukan sejak juli 2016 sehingga dalam pembuatan
laporan ini dari awal hingga akhir tentunya ada banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga
pengerjaan alat tugas akhir dan laporan akhir dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Adanya bantuan dari berbagai pihak yang membantu menyelesaikan penelitian
ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T,.M.T. sebagai ketua program studi Teknik Elektro,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Martanto M.T. sebagai dosen pembimbing tugas akhir yang sudah membimbing
dan memberikan saran dalam mengimpletasikan penelitian ini.
3. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T,.M.T. dan bapak Ir. Tjendro M.kom. sebagai dosen
pereview dan dosen penguji yang sudah menguji dan memberikan saran sehingga
penelitian ini semakin berkembang dan dapat diimplementasikan.
4. bapak Pius Yozy Merucahyo M.T. dan ibu Ir.Theresia Prima Ari Setiyani M.T sebagai
dosen pembimbing akademik Teknik Elektro angkatan 2013.
5. Seluruh dosen dan staff di program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
yang sudah bersedia membagikan ilmu akademik dan pengalaman selama proses belajar
di Teknik Elektro.
6. Seluruh sivitas akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai almamater
yang telah memberikan pengalaman cerdas dan humanis.
7. Yeremias Yosef Bria, Yohanes Joko Handoyo, Dominico Argo, Sodipta Badia Banurea,
Dimas Eka Prasetya, Laurens Herianto, Eduardo Satrio Pratama, Frendy Cristian, Darles
Mawardi, Lukas Ardy, Florus Herman Somari, Stevanus Fajar dan Andre Takimai yang
sudah sangat membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini memberikan setiap
masukan dan mengajari banyak hal tentang elektronika.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (Bahasa Indonesia) ................................................................. i


HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ......................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. vii
INTISARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................... 2
1.4. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI


2.1. Prinsip Dasar Full Bridge Inverter .................................................................... 4
2.1.1. Pulse Width Modulation (PWM) ............................................................ 6
2.2. Regulator Tegangan .......................................................................................... 7
2.3. Mikrokontroller ATMega16 ............................................................................. 9
2.3.1. Analog to Digital Converter (ADC) ....................................................... 12
2.3.2. Register Pengendali ADC dan ADMUX (ADC Multiplexer) ................ 12
2.3.3. Mikrokontroller (Timer/Counter) ........................................................... 13
2.3.4. Perhitungan Waktu Timer....................................................................... 14

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3.5. Fast Mode PWM ..................................................................................... 14


2.4. Pembagi Tegangan dan Arus ............................................................................ 15
2.5. LCD (Liquid Crystal Display) .......................................................................... 17
2.6. Transistor Sebagai Saklar ................................................................................. 18
2.7. MOSFET Sebagai Saklar .................................................................................. 20
2.7.1. Karakteristik dan Operasi MOSFET....................................................... 21
2.7.2. Driver Double Emitter-follower ............................................................. 23
2.8. DC to DC Converter Push-pull ......................................................................... 24
2.8.1. Transformator ......................................................................................... 25
2.8.2. Penyearah AC to DC............................................................................... 27
2.9. Gate Driver MOSFET IR2110 .......................................................................... 29
2.10. Pembangkit Gelombang Sinus ........................................................................ 30
2.11. Total Harmonic Distortion (THD) .................................................................. 31

BAB III PERANCANGAN


3.1. Diagram Blok Sistem............................................................................................. 33
3.2. Desain Boks Inverter ............................................................................................. 34
3.3. Perancangan Regulator .......................................................................................... 35
3.4. Mikrokontroller 1 dan 2......................................................................................... 36
3.5. Sensor Tegangan.................................................................................................... 37
3.5.1. Pembagi tegangan sebagai feedback....................................................... 38
3.6. Perancangan LCD .................................................................................................. 39
3.7. DC to DC Converter .............................................................................................. 39
3.7.1. Perancangan Transformator .................................................................... 41
3.7.2. Perancangan Dioda Penyearah................................................................ 43
3.8. DC to AC Inverter ................................................................................................. 44
3.9. Flowchart Mikrokontroller 1 ................................................................................. 45
3.9.1. Flowchart Mikrokontroller 2 .................................................................. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Pengoprasian alat ............................................................................................................ 47
4.2. Bentuk fisik sistem elektronik ......................................................................................... 48
4.3. Perancangan Lilitan Transformator ................................................................................. 50

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.4. Pengujian Regulator LM2576 ......................................................................................... 52


4.5. Analisis sistem inverter ......................................................................................... 52
4.5.1. Pengamatan Output PWM Mikrokontroller ................................................ 55
4.5.1.1. Pengamatan PWM driver mosfet IRF3710 .............................................. 56
4.5.1.2. Pengamatan Output Drain IRF3710 ......................................................... 58
4.5.2. Pengamatan beban tegangan DC ................................................................ 60
4.5.3. Feedback..................................................................................................... 66
4.5.4. Analisis output AC ..................................................................................... 67
4.5.5. Pengamatan mosfet pada driver 1 ............................................................... 72
4.5.6. Pengamatan output gelombang AC............................................................. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 74
5.2. Saran ...................................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 75


LAMPIRAN
Lampiran 1. Rangkaian Elektronik Inverter .......................................................... L1
Lampiran 2. Listing Program Mikrokontroller1 dan Mikrokontroller2 ................ L6
Lampiran 3. Output Daya Mulai Tanpa Beban Sampai Beban Lampu 100W ...... L-12
Lampiran 4. Grafik (Vi) vs (Vo) ........................................................................... L-37
Lampiran 5. Output PWM Dari Mikrokontroller1 ................................................ L-42
Lampiran 6. Output PWM Driver ......................................................................... L-47
Lampiran 7. Output PWM Mosfet IRF3710 ......................................................... L-52
Lampiran 8. Gelombang Output DC to DC.......................................................... L-57

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Diagarm Blok........................................................................................... 3


Gambar 2.1. Prinsip Kerja Inverter .............................................................................. 4
Gambar 2.2. (a) full-bridge Inverter. (b) S1 dan S2 ditutup. (c) S3 dan S4 ditutup.
(d) S1 dan S3 ditutup. (e) S2 dan S4 ditutup. .......................................... 5
Gambar 2.3. Bentuk Gelombang Kotak (Pulsa). .......................................................... 6
Gambar 2.4. IC Regulator LM2576.............................................................................. 7
Gambar 2.5. LM2576 Adjustable. ................................................................................ 7
Gambar 2.6. IC Regulator LM7805.............................................................................. 8
Gambar 2.7. Rangkaian LM7805 ................................................................................. 8
Gambar 2.8. Konfirgurasi ATmega16 SMD. ............................................................... 10
Gambar 2.9. Register ADMUX .................................................................................... 12
Gambar 2.10. Diagarm Blok 16-bit Timer/Counter1 ................................................... 13
Gambar 2.11. Timing Diagram Fast Mode PWM ........................................................ 15
Gambar 2.12. Pembagi Tegangan................................................................................. 16
Gambar 2.13. LCD 2 × 16 ............................................................................................ 17
Gambar 2.14. Keadaan Grafik Kurva Transistor .......................................................... 18
Gambar 2.15. Transistor Kondisi Jenuh ....................................................................... 18
Gambar 2.16. Transistor Cut-off .................................................................................. 19
Gambar 2.17. MOSFET................................................................................................ 20
Gambar 2.18. Transfer Karakteristik Dari N-chanel Mosfet Tipe Enhancement ......... 22
Gambar 2.19. Grafik Karakteristik Mosfet Arus ID Sebagai Fungsi VDS
Dengan Parameter VGS......................................................................... 22
Gambar 2.20. Rangkaian Pensaklaran Mosfet.............................................................. 23
Gambar 2.21. Driver Double Emitter-follower ............................................................ 23
Gambar 2.22. Push-pull Converter Terisolasi .............................................................. 25
Gambar 2.23. Kumparan Primer dan Sekunder ............................................................ 25
Gambar 2.24. Transformator Switching ....................................................................... 26
Gambar 2.25. Diode Bridge dengan LC ....................................................................... 28
Gambar 2.26. IC IR2110 .............................................................................................. 29
Gambar 2.27. Rangkaian Gate Driver Mosfet .............................................................. 29

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.28. Bentuk Gelombang SPWM ................................................................... 30


Gambar 2.29. Parameter Gelombang Sinusoidal.......................................................... 31
Gambar 3.1. Diagram Blok Inverter 12V-24V DC to AC 220V-230V ........................ 33
Gambar 3.2. Box Inverter. (a) Tampak Belakang. (b) Tampak Atas.
(c) Tampak Depan ................................................................................... 28
Gambar 3.3. Regulator Tegangan ................................................................................. 35
Gambar 3.4. Mikrokontroller 1 dan 2 ........................................................................... 36
Gambar 3.5. Sensor Tegangan ...................................................................................... 38
Gambar 3.6. Rangkaian LCD ....................................................................................... 39
Gambar 3.7. Rangkaian DC to DC Converter .............................................................. 39
Gambar 3.8. Driver Double Emitter-follower .............................................................. 41
Gambar 3.9. Dioda Penyearah full-bridge .................................................................... 43
Gambar 3.10. DC to AC Converter .............................................................................. 44
Gambar 3.11. Diagram Alir Mikrokontroller 1 ............................................................ 45
Gambar 3.12. Diagram Alir Mikrokontroller 2 ............................................................ 46
Gambar 4.1. Rangkaian DC to DC ............................................................................... 48
Gambar 4.2. Rangkaian ke dua hasil revisi .................................................................. 49
Gambar 4.3. Driver mosfet ........................................................................................... 50
Gambar 4.4. Lilitan Np (primer) dengan jumlah satu .................................................. 50
Gambar 4.5. Lilitan Ns (sekunder) dengan jumlah 68 lilitan ....................................... 51
Gambar 4.6. Lilitan Np (primer) dengan jumlah satu menutup lilitan sekunder .......... 51
Gambar 4.7. Hasil pembagi tegangan output DC ......................................................... 53
Gambar 4.8. (a) tanpa beban output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC .... 54
Gambar 4.9. beban 100W (c) output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC ... 55
Gambar 4.10. Kiri output LM7805, kanan input DC ................................................... 55
Gambar 4.11. (a) saat tanpa beban, (b) saat beban penuh lampu 100W ...................... 56
Gambar 4.12. pengamatan CH1 dan CH2 .................................................................... 57
Gambar 4.13. (a) tanpa beban, (b) daya lampu 100W.................................................. 57
Gambar 4.14. hasil gelombang output drain IRF3710 ................................................. 59
Gambar 4.15. Grafik Vo vs Vi tanpa beban ................................................................. 64
Gambar 4.16. Grafik Vo vs Vi beban lampu 60W ....................................................... 64
Gambar 4.17. Saat beban lampu 100W ........................................................................ 65
Gambar 4.18. Listing program feedback ...................................................................... 66

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.19. IC IR 2110 ............................................................................................. 67


Gambar 4.20. listing program gelombang AC 50Hz .................................................... 67
Gambar 4.21. pengambilan data CH1 dan CH2, HO dan HIN .................................... 68
Gambar 4.22. Output kaki HIN .................................................................................... 68
Gambar 4.23. Output kaki HO...................................................................................... 69
Gambar 4.24. pengukuran kaki VCC pada IR2110 ...................................................... 69
Gambar 4.25. Pengukuran kaki VDD pada IR2110 ..................................................... 70
Gambar 4.26. pengambilan data CH1 dan CH2, LIN dan LO ..................................... 71
Gambar 4.27. pengukuran kaki LIN ............................................................................. 71
Gambar 4.28. Kaki LO IR2110 .................................................................................... 72
Gambar 4.29. Output kaki HO saat digabung .............................................................. 72
Gambar 4.30. Output gelombang AC ........................................................................... 73

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Prinsip Kerja Inverter .................................................................................. 5


Table 2.2. Fungsi Khusus PORT B .............................................................................. 10
Tabel 2.3. Fungsi Khusus PORT C .............................................................................. 11
Tabel 2.4. Fungsi Khusus PORT D .............................................................................. 11
Tabel 2.5. Tegangan Referensi Untuk ADC................................................................. 13
Tabel 2.6. Konfigurasi Pin LCD ................................................................................... 17
Tabel 3.1. Spesifikasi push-pull converter ................................................................... 33
Tabel 3.2. Peletakkan Pin Pada Mikrokontroller1 ........................................................ 37
Tabel 3.3. Peletakkan Pin Pada Mikrokontroller2 ........................................................ 37
Table 4.1. keterangan nama bagian gambar 4.1 ........................................................... 48
Tabel 4.2. keterangan gambar bagian 4.2 ..................................................................... 49
Tabel 4.3. keterangan nama bagian gambar 4.3. .......................................................... 50
Tabel 4.4. pengamatan regulator LM2576 ................................................................... 52
Tabel 4.5. Pengamatan DC to DC dengan beban bola lampu ...................................... 52
Tabel 4.6. Pengamatan output driver transistor ............................................................ 58
Table 4.7. pengamatan rata-rata galat output tegangan DC to DC ............................... 61
Tabel 4.8. hasil pengujian DC to DC............................................................................ 63
Tabel 4.9. penentuan untuk nilai feedback ADC.......................................................... 66
Tabel 4.10. Spesifikasi IC IR2110................................................................................ 70

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanfaatan peralatan elektronika dalam bidang sumber energi semakin berkembang
dari masa ke masa. Sumber energi dapat dijumpai dibeberapa pembangkit listrik, contoh
sederhana pada panel surya dan kincir angin. Pembangkit listrik ini akan menghasilkan daya
yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh penggunaan daya pada
keperluan industri, rumah tangga, dan supermarket.
Salah satu yang berperan penting dalam sistem pembangkit listrik adalah adanya
sebuah inverter. Kegunaan inverter disini adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk
mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari
perangkat seperti baterai, panel surya / solar cell menjadi AC. Beberapa tahun belakangan
ini perkembangan di dunia elektronika mengalami kemajuan pesat, semua itu di dasari oleh
kemajuan pendidikan yang ada selama ini. Seiring dengan keadaan yang semakin maju
terutama dalam dunia elektronika, pasti membutuhkan sumber arus untuk menjalankan alat-
alat elektronika tersebut.
Perkembangan inverter yang sudah ada selama ini atau banyak yang terjual dipasaran
mempunyai dampak yang buruk bagi alat – alat elektronik, yang jika kalau dipakai terus
menerus akan mengakibatkan dampak negatif bagi para penggunanya itu sendiri, terlebih
lagi inverter yang terdapat dipasaran tidak memenuhi standard operating procedure (SOP)
atau masih banyak kekurangan, contoh sederhana yang paling berdampak adalah komputer,
peralatan rumah tangga, pompa air, kipas angin, dan lain – lain yang bersifat tegangan AC.
Karena adanya kekurangan pada inverter, maka banyak penelitian lebih lanjut tentang
alat ini salah satu contoh inverter yang sudah berkembang saat ini dan dibuat adalah inverter
12V DC ke 220V AC dengan frekuensi 50Hz dan gelombang keluaran sinusoidal oleh
“Fadhli MR” dari Universitas Indonesia [1]. Metode yang dipakai untuk keluaran
gelombang sinusoidal menggunakan IC NE555 sebagai keluaran gelombang kotak, IC
74LS04 sebagai perbedaan fase 1800 dan dua rangkaian Low Pass Filter.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis ingin mengembangkan inverter yang sudah
ada dengan sedikit perubahan pada masukan inverter, yaitu penulis mencoba membuat
masukan variabel tegangan 12 volt DC sampai 24 volt DC keluaran gelombang berupa

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sinusoida. Pada langkah pembuatan gelombang sinus penulis mencoba menggunakan


mikrokontroler sebagai pengontrol gelombang kotak sekaligus keluaran gelombang sinus.
Dengan alasan ini penulis mencoba menjelaskan dan menerapkan apa saja yang nantinya
dibutuhkan dalam pembuatan inverter untuk kedepannya yang baik dan minim kekurangan.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah
perangkat inverter dengan masukan 12 volt DC sampai 24 volt DC dan menghasilkan
keluaran sinus 220 volt AC sampai 230 volt AC.
Manfaat dari pengerjaan tugas akhir ini diharapkan alat yang akan dibuat dapat
berfungsi lebih baik dibandingkan inverter yang dijual secara luas dipasaran, dan juga
diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk membantu mahasiswa dengan menjadi model alat
yang dapat dipakai untuk acuan referensi pembelajaran dalam mempelajari inverter.

1.3. Batasan Masalah


Pada penulisan tugas akhir ini, penulis merancang inverter dengan masukan 12 volt
DC sampai 24 volt DC dengan menghasilkan keluaran gelombang sinus 220 volt AC sampai
230 volt AC. Adapun batasan masalah pada alat yang akan dibuat yaitu sebagai berikut:
1. Inverter yang akan dirancang dan dibuat memiliki masukan dengan tegangan
input auto 12 volt DC atau 24 volt DC.
2. Bentuk gelombang keluaran berupa modulasi lebar pulsa sinus (SPWM,
Sinusoida Pulse Width Modulation).
3. Tegangan keluaran pada inverter sebesar 220 volt AC sampai 230 volt AC,
frekuensi 50Hz, satu fasa.
4. Mikrokontroller atmega16 sebagai pengontrol PWM.
5. Beban keluaran inverter maksimal 300 watt.

1.4. Metodologi Penelitian


Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai langkah–langkah yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah :
1. Daftar pustaka.
yaitu dimana penulis mencari bahan referensi berupa buku-buku, jaringan internet,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

junal-jurnal, dan lain-lain yang berhubungan dengan batasan masalah dan


pembuatan tugas akhir.
2. Perancangan alat.
Dalam hal ini penulis akan merancang sebuah sistem inverter yang akan ditunjukan
pada diagram blok. Berikut gambar diagram blok pada sistem yang akan dibuat:

Tegangan 12V DC Tegangan 220V


INVETER
sampai 24V DC AC – 230V AC

Gambar 1.1. Diagarm Blok.

Pada blok diagram yang terlihat pada gambar 1.1 bahwa inverter memiliki
tegangan masukan bervariasi yaitu dari 12 volt DC sampai 24 volt DC. Namun
tegangan masukan pada inverter ini sewaktu-waktu dapat berubah atau tidak tetap.
Apabila tegangan masukan tersebut berubah-ubah dalam jangkauan tegangan 12
volt DC sampai dengan 24 volt DC maka inverter akan tetap mempertahankan
tegangan keluaran dari 220 volt AC sampai dengan 230 volt AC dengan frekuensi
50Hz dengan beban pada keluaran inverter maksimal 200 watt.
3. Pembuatan alat.
Pada tahap ini pembuatan alat berupa perangkat keras (hardware) dimana terdapat
perancangan rangkaian inverter dan perangkat lunak (software) sebagai program
yang nantinya akan mengontrol keluarnya gelombang SPWM, semua yang
dijelaskan pada pembuatan alat sudah disesuaikan dalam perancangan inverter.
4. Pengambilan data
Pada bagian pengambilan data ini merupakan tahap dimana melakukan pengujian
terhadap alat yang telah dibuat, dengan cara mengukur tegangan masukan, dan
tegangan keluaran, mengukur arus pada daya yang dipakai pada inverter, serta
menguji bentuk gelombang keluaran. Dan pengambilan data THD
5. Analisis dan kesimpulan
Dimana pada tahap ini analisis dan pengambilan kesimpulan adalah melakukan
perbandingan data dari hasil percobaan dengan hasil perancangan serta mengambil
kesimpulan dari hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Prinsip Dasar Full Bridge Inverter


Rangkaian inverter adalah rangkaian yang mengkonversi tegangan DC ke AC, lebih
tepatnya inverter adalah alat yang mentransfer daya dari sumber DC ke beban AC.
Keluaran inverter berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap. Sumber
tegangan yang didapat dari inverter, biasa menggunakan baterai, kincir angin, dan cell
tenaga surya, atau juga sumber tegangan DC yang lain.
Pada dasarnya inverter adalah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari tegangan
searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun gelombang yang terbentuk
dari inverter tidak berbentuk gelombang sinusoida, melainkan gelombang persegi,
pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan dengan menggunakan dua buah pasang
saklar. Berikut ini adalah gambar yang menerangkan prinsip kerja inverter dalam
pembentukan gelombang tegangan persegi.

S1 S3

+
12V
LOAD

S4 S2

Gambar 2.1. Prinsip Kerja Inverter[2].

Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 saklar seperti


ditunjukan pada gambar 2.2 bila saklar S1 dan S2 dalam kondisi aktif maka akan mengalir
aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang aktif adalah S3 dan S4 maka
akan mengalir arus DC ke beban R dari arah kanan ke kiri. Inverter biasannya
menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation – PWM) dalam
proses konversi tegangan DC menjadi tegangan AC.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembentukan saklar dapat terlihat dari tabel berikut:

Tabel 2.1 Prinsip Kerja Inverter[2].


Saklar tutup Tegangan keluaran
S1 dan S2 + Vdc

S3 dan S4 – Vdc

S1 dan S3 0

S2 dan S4 0

Is
is4 is3

S1 S3

+
+ vo −
Vdc
is4 is2

S4 S2

(a)

S1 S3
+ +
Vdc −Vdc
+ − + −
Vdc Vdc
− −
S2 S4

(b) (c)

S1 S3
+ 0 − + 0 −

S4 S2

(d) (e)
Gambar 2.2.(a) full-bridge Inverter. (b) S1 dan S2 ditutup. (c) S3 dan S4 ditutup.
(d) S1 dan S3 ditutup. (e) S2 dan S4 ditutup[2].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1. Pulse Width Modulation (PWM)[3]


Pulse Width Modulation merupakan pembangkit sinyal keluaran yang periodenya
berulang antara high dan low dimana kita dapat mengontrol durasi sinyal high dan low
sesuai dengan yang kita inginkan. Duty cycle merupakan prosentase periode high dan
periode sinyal, tegangan rata-rata yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan duty
cycle. Modulasi lebar pulsa dapat diperoleh dengan bantuan sebuah gelombang kotak yang
mana siklus kerja duty cycle gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah
tegangan keluaran yang bervariasi ini merupakan nilai rata-rata dari gelombang tersebut.

Gambar 2.3. Bentuk Gelombang Kotak (Pulsa).

Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1) dan,
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0).
Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan antara T on dan Toff, biasa
diketahui dengan istilah periode satu gelombang.

Ttotal = Ton + Toff (2.1)

Siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang didefinisikan sebagai:

𝑇𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑛
D=𝑇 =𝑇 (2.2)
𝑜𝑛 + 𝑇𝑜ƒƒ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty cycle dan dapat dirumuskan sebagai:

𝑇𝑜𝑛
Vout = D × Vin sehingga: Vout = 𝑇 × Vin (2.3)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan keluaran dapat diubah-ubah
secara langsung dengan mengubah nilai T on. Apabila Ton adalah 0, maka Vout = Ton.
Apabila Ton adalah Ttotal maka Vout adalah Vin atau nilai maksimumnya.

2.2. Regulator Tegangan


LM2575 adalah IC regulator tegangan monolitik yang memberikan semua fungsi
aktif untuk sebuah step-dwon switching regulator[4]. IC ini mampu menggerakan beban
hingga mencapai 3A dengan batasan yang sangat baik. Tipe tegangan regulator ada 2
jenis, yaitu fixed dan adjustable. Tipe fixed diantaranya adalah 3,3V, 5V, 12V, dan 15V.

Gambar 2.4. IC Regulator LM2576.

IC ini memerlukan komponen external, untuk tipe fixed komponen yang dibutuhkan
adalah dua capacitor polar, satu inductor, dan satu dioda schottky. Sedangkan untuk tipe
adjustable selain komponen yang sudah disebutkan diperlukan dua buah resistor sebagai
pembagi tegangan. IC ini memerlukan kompensasi frekuensi internal dan sebuah osilator
frekuensi tetap. Berikut adalah gambar rangkaiannya[4]:

Gambar 2.5. LM2576 Adjustable.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rangkaian yang dapat dipakai dalam menurunkan tegangan 12V – 24V adalah
rangkaian adjustable dikarenakan dalam merancang sebuah penurun tegangan yang baik
hingga 12V sangat disarankan menggunakan adjustable, berikut adalah persamaan
rangkaian adjustable.

𝑅2
Vout = Vref (1 + ) (2.4)
𝑅1

𝑉
R2 = R1 (𝑉𝑜𝑢𝑡 ) (2.5)
𝑟𝑒𝑓

LM7805 adalah regulator tegangan DC positif yang hanya memiliki 3 terminal, yaitu
dengan input, ground, dan tegangan output, LM7805 diutamakan dirancang untuk keluaran
tegangan tetap 5V[5].

Gambar 2.6. IC Regulator LM7805.

IC seri LM7805 tidak memerlukan komponen tambahan untuk menyediakan sumber


pengaturan konstan, mudah untuk digunakan dan dapat memberikan 0,5A arus keluaran.
Rangkaian LM7805 diperlihatkan pada gambar yang mengacu pada datasheet[5].

Gambar 2.7. Rangkaian LM7805.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3. Mikrokontroller ATMega16


Mikrokontroller adalah sebuah sistem yang lengkap karena sudah terdapat beberapa
item yang berisikan ROM (Read Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa
port masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC
(Analog to Digital Converter) dan serial komunikasi. Saat ini mikrokontroller yang banyak
digunakan adalah AVR. AVR adalah mikrokontroller RISC (Reduce Instuction Set
Compute) 8 bit[6]. Secara umum mikrokontroller dikelompokan menjadi 3 kelompok,
yaitu AT90Sxx, ATmega, dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan tiap-tiap
mikrokontroller adalah memori, peripheral, dan fiturnya seperti mikroprosesor pada
umumnya. Secara internal mikrokontroller ATmega16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya
Arithmatic dan Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder
instruksi, dan pewaktu serta komponen kendali. Secara garis besar mikrokontroller
ATmega16 terdiri dari:
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.
2. Memiliki kapasitas flash memori 16kbyte, EEPROM 512byte, dan SRAM
1kbyte.
3. Saluran I/O 32 buah, port A, port B, port C, dan port D.
4. CPU yang terdiri dari 32 register.
5. User interupsi internal dan exsternal.
6. Port antarmuka SPI dan port USART sebagai komunikasi serial.
7. Fitur peripheral:
a. Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dengan mode
compare.
b. Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan
mode capture.
c. Read time counter dengan osilator tersendiri.
d. Empat kanal PWM dan antar muka komperator analog.
e. 8 kanal, 10-bit ADC.
f. Byte-oriented two-wire serial interface.
g. Watchdog dengan osilator internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Power/VCC
Ground/GND
AREF
PWM
PA-ADC
PB
PC
PD
RESET

ATmega16

Gambar 2.8. Konfirgurasi ATmega16 SMD.

Dari gambar 2.8[7] dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki mikrokontroller
ATmega16 sebagai berikut:
▪ VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
▪ GND merupakan pin ground.
▪ PORTA (PA0.PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin ADC.
▪ PORTB (PB0.PB7) merupakan kaki input/output yang bersifat bidicrectional
atau dua arah. Selain sebagai kaki I/O, port tersebut juga mempunyai fungsi
tertentu. adapun fungsi tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Table 2.2. Fungsi Khusus PORT B[6].

PIN Fungsi khusus


PB7 SCK (Serial Bus Clook SPI)
PB6 MISO (Master Input Slave Output SPI)
PB5 MOSI (Master Output Slave Input SPI0)
PB4 (Pemilih masukan Slave SPI)
AIN1 (Analoq Comparator Negative Input)
PB3
OC0 (Timer / Counter 0 Output Compare Match Output)
AIN0 (Analog ComparatorPositive Input)
PB2
INT2 (External Interupt 2 Input)
PB1 T1 (Timer / Counter1 External Counter Input)
T0 T1 (Timer / Counter0 External Counter Input)
PB0
XCK (USART External Clock Input / Output)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

▪ PORTC (PC0.PC7) merupakan kaki input/output yang bersifat dua arah dan
sekaligus sebagai kaki dengan fungsi khusus, seperti terlihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.3. Fungsi Khusus PORT C[6].

PIN Fungsi khusus


PC7 TOSC2 (Timer Oscillator PIN2)
PC6 TOSC1 (Timer Oscillator PIN1)
PC5 TD1 (JTAG Test Data In)
PC4 TD2 (JTAG Test Data Out)
PC3 TMS (JTAG Test Mode Select)
PC2 TCK (JTAG Test Clock)
PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input / Output line)
PC0 XCK (Two-wire Serial Bus Clock Line)

▪ PORTD (PD0.PD7) merupakan input/output yang bersifat dua arah dan


sekaligus sebagai kaki yang mempunyai fungsi khusus. Seperti terlihat pada
tabel berikut:

Tabel 2.4. Fungsi Khusus PORT D[6].

PIN Fungsi khusus


PD7 OC2 (Timer / Counter2 Output Compare Match Output)
PD6 ICP (Timer / Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OC1A (Timer / Counter1 Output Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer / Counter1 Output Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT2 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

▪ Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.


▪ XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock external.
▪ AVCC merupakan pin masukan tegangan ADC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

▪ AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.


Dengan adanya fungsi khusus tersebut, pin mikrokontroller dapat dugunakan sebagai
dua fungsi. Fungsi pertama sebagai input/output, sedangkan fungsi lainnya sebagai fungsi
yang ditentukan pengguna.

2.3.1. Analog to Digital Converter (ADC)[7]


IC Atmel AVR ATmega16 memiliki ADC built-in dengan resolusi 10-bit. ADC
tersebut memiliki 8 saluran tunggal yang disambungkan pada pin ADC0 sampai dengan
ADC7. Mikrokontroller ATmega16 memiliki ADC 10-bit yang bekerja dengan successive
approximation. ADC ini dihubungkan melalui 8 saluran multiplexer analog yang
memungkinkan 8 tegangan masukan IN0 sampai IN7 disambungkan pada pin PORTA0
sampai PORTA7.

2.3.2. Register Pengendali ADC dan ADMUX (ADC Multiplexer)


Pada mikrokontroller AVR ada empat register yang digunakan oleh ADC yang
memiliki dua register data yang berisi data setelah konversi, dua register berisi status
kendali dan ADC[7].
Register ADMUX merupakan register 8-bit kontrol tegangan referensi pemilih,
saluran dan mode operasi ADC. Fungsi masing-masing bit dalam register dapat terlihat
pada gambar 2.9 sebagai berikut[8]:

Gambar 2.9. Register ADMUX[9].

Bit ini memilih tegangan referensi untuk ADC, seperti yang ditunjukan pada tabel 2.5
Nilai minimum ADC mengikuti nilai ground (GND) dan nilai maksimum mengikuti nilai
tegangan pin AREF. Setelah proses konversi selesai (ADCSRA.ADIF set) hasil konversi
terdapat pada ADCL dan ADCH[7]. Maka persamaan untuk menghitung hasil ADC:

𝑉𝑖𝑛 × 1024
ADC = (2.6)
𝑉𝑟𝑒ƒ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Tabel 2.5. Tegangan Referensi Untuk ADC[7].


REFS1 REFS0 Voltage Reference Selection
0 0 AREF, Internal Vref turned off
0 1 AVCC with external capacitor at AREF pin
1 0 Reserved
1 1 Internal 2,56V Voltage Reference with external
capacitor at AREF pin

2.3.3. Mikrokontroller (Timer/Counter)[6]


Timer/counter adalah bagian mikrokontroller yang bersifat independen dari CPU,
atau dengan kata lain tidak terpengaruh oleh kerja dari prosesor. Fungsi utama dari
timer/counter adalah sebagai pewaktu (timer) atau penghitung (counter) atau berfungsi
untuk menciptakan periode waktu, menghitung waktu dan menghitung kejadian.
Pada chip AVR, timer/counter dapat juga berfungsi untuk menentukan lebar pulsa
atau untuk membangkitkan sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Beberapa
timer/counter pada AVR juga digunakan sebagai penyelarasan waktu (kalibrasi) pada
aplikasi real time. Timer/counter dibagi berdasarakan lebar register yang mengandung
nilai waktu atau menghitung nilai. Pada chip IC ATmega16 memiliki satu buah timer 16-
bit (timer/counter1) dan Watchdog timer yaitu untuk me-reset sendiri. Timer/counter1
merupakan 16-bit multifungsi. Selain fungsi utama, timer/counter1 juga dapat digunakan
untuk menghasilkan lebar pulsa PWM yang digunakan untuk tujuan kendali dan juga dapat
menghasilkan dua buah sinyal PWM yang independen.

Gambar 2.10. Diagarm Blok 16-bit Timer/Counter1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2.3.4. Perhitungan Waktu Timer[7]


Perhitungan waktu timer pada mikrokontroller merupakan mode perhitungan yang
dapat menghitung jarak waktu dan waktu delay. Frekuensi pada output timer dapat ditulis
pada persamaan berikut:

𝑓 _𝐼⁄𝑂
focnA = 𝑁 × (𝑐𝑙𝑘 (2.7)
1 + 𝑜𝑐𝑟𝑛𝐴)

Menentukan waktu atau periode output dari timer yang diinginkan maka dapat didicari
dengan persamaan:

1
T=ƒ (2.8)
𝑜𝑛𝑥

Timer akan menghitung mulai dari TCNT = 0, maka nilai interupsi akan terjadi jika nilai
TCNT sama dengan nilai pada register OCR. Maka dapat disimpulkan sebagai:

TCNT = (nilai maximum timer) – OCR (2.9)

Timer 16-bit dapat menghasilkan waktu tunda maksimum sebesar 6,068055555 detik pada
frekuensi 11,0592Mhz dengan nilai maksimum FFFFh (65535)
Keterangan:
▪ T = waktu timer yang ditentukan.
▪ fOCnA = frekuensi output timer ke-(0, 1, 2, . . . . n).
▪ fclk_I/O = frekuensi crystal yang digunakan.
▪ N = prescaler (1, 8, 64, 256, atau 1024).
▪ OCR = nilai timer pada register OCR.
▪ TCNT = nilai timer pada register TCNT.

2.3.5. Fast Mode PWM[7]


Fast mode PWM merupakan mode PWM yang memberikan frekuensi tinggi. Fast
PWM berbeda dengan mode PWM lain berdasarkan operasi single slope. Counter
menghitung dari BOTTOM hingga TOP kemudian kembali lagi menghitung dari BOTTOM .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Gambar 2.11. Timing Diagram Fast Mode PWM.

Untuk menentukan output frekuensi dari PWM mikrokontroller:

𝑓 _𝐼⁄𝑂
fOcnX (PWM) = 𝑁 × 𝑐𝑙𝑘
(1 + 𝑇𝑂𝑃)
(2.10)

Keterangan:
▪ fOcnX (PWM) = frekuensi output PWM (hz).
▪ fclk_I/O = frekuensi crystal yang digunakan.
▪ N = prescaler (1, 8, 64, 256, 1024).

2.4. Pembagi Tegangan dan Arus[9]


Hukum ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan pada suatu cabang (V) yang
mengandung hambatan (R) yang dialiri arus sebesar (I) adalah sama dengan hasil
hambatan dengan arus yang mengalir pada cara tersebut. Maka dalam persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut:

V=I×R (2.11)

Hukum Kirchoff arus mengatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada suatu titik
percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan. Maka
persamaannya sebagai berikut:

∑ I masuk + ∑ I keluar = 0 (2.12)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Hukum Kirchoff tegangan mempunyai pernyataan yang hampir sama dengan hukum
Kirchoff arus tetapi juga merupakan pengembangan dari hukum ohm, yang bahwa jumlah
tegangan baik yang berupa sumber tegangan maupun tegangan yang ada pada komponen
pada suatu rangkaian loop sama dengan nol, hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan
sebaga berikut:

∑V+∑I×R=0 (2.13)

Dengan mengkombinasi hambatan dan sumber sebuah rangkaian untuk mendapatkan


pembagi tegangan, maka cara yang dipakai adalah rangkain sebagai pembagi tegangan dan
arus. Pembagi tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan yang melintas salah satu
diantaranya dua hambatan seri atau lebih. Tegangan yang melintas tersebut dapat terlihat
pada gambar berikut:

Gambar 2.12. Pembagi Tegangan.

Tegangan pada R2 dapat dinyatakan sebagai:

𝑅2
V2 = 𝑅 × Vs (2.14)
1 + 𝑅2

Tegangan pada R1 dapat dinyatakan sebagai:

𝑅1
V1 = 𝑅 × V2 (2.15)
2 + 𝑅1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2.5. LCD (Liquid Crystal Display)


Sebuah LCD (Liquid Crytal Display) merupakan sebuah modulator opto-elektrikal
yang berbentuk tipis dan rata, dan dibuat dari beberapa warna atau pixel monokroametik
yang di atur didepan sumber dari baterai karena hanya memiliki sumber tegangan yang
kecil, dari gambar 2.15 terlihat susunan setiap pin pada LCD 16 × 2 sebagai berikut[10]:

Gambar 2.13. LCD 2 × 16.

Setiap kolom pada LCD memiliki rangkaian tunggal sendiri. Piksel-piksel pada LCD
dialamatkan sekali menurut alamat baris dan kolom. Tipe ini disebut pengalamatan matriks
pasif karena piksel harus bertahan pada keadaan stabilnya meskipun sebenarnya harus
melakukan refresh tanpa kelebihan dari pengisian listrik yang stabil. Semakin banyak
piksel, maka tampilan yang dihasilkan oleh LCD matriks akan semakin halus. Berikut
adalah tabel LCD serta masukan pin.

Tabel 2.6. Konfigurasi Pin LCD[11].


External
Pin no. Symbol Function
connection
1 Vss Signal ground for LCM
2 VDD Power supply Power supply for logic for LCM
3 V0 Contrast adjust
4 RS MPU Register select signal
5 R/W MPU Read/write select signal
6 E MPU Operation (data read/write) enable signal
Four low order bi-directional three-state data bus
7-10 DB0-DB3 MPU lines. Used for data transfer between the MPU and
the LCM. These four are not used during 4-bit
operation.
Four high order bi-directional three-state data bus
11-14 DB4-DB7 MPU lines. Used for data transfer between the MPU
1 LED+ LED BKL power Power supply for BKL
5
1 LED- supply Power supply for BKL
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2.6. Transistor Sebagai Saklar[12]


Salah satu fungsi transistor sebagai saklar, bila berada pada dua daerah kerjanya yaitu
daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-off). Transistor akan mengalami perubahan
kondisi dari menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan menyumbat
dapat dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam keadaan jenuh
seperti saklar yang menutup. Berikut gambar yang memperlihatkan grafik kurva cara kerja
transistor dalam tiga keadaan yaitu keadaan saturasi, keadaan aktif dan keadaan cut-off.

IC
VCE / RC Jenuh (saturasi)

Daerah aktif

mati (cut-off)

VCE
VCC
Gambar 2.14. Keadaan Grafik Kurva Transistor.

Agar dapat mengetahui apakah transitor dapat menghantar aliran arus atau tegangan
maka pada masukan basisnya perlu diberi tegangan. Besarnya tegangan harus lebih besar
dari Vbe (0,3 untuk germanium dan 0,7 untuk silicon).
Dengan mengatur Ib > Ic/β kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan kolektor dan
emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce ≈ 0.
Besar arus yang mengalir dari kolektor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini
menyerupai saklar dalam kondisi tertutup on. Transistor dalam kondisi jenuh dapat terlihat
pada gambar berikut[13]:

Gambar 2.15. Transistor Kondisi Jenuh.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Besarnya tegangan kolektor, emitor Vce suatu transistor pada konfigurasi diatas dapat
diketahui persamaannya sebagai berikut:

Vce = Vcc – Ic × Rc (2.17)

Karena kondisi jenuh Vce = 0V transistor ideal maka besarnya arus kolektor (Ic) adalah:

𝑉𝑐𝑐
Ic = (2.18)
𝑅𝑐

Besarnya arus yang mengalir agar transistor menjadi saturasi adalah:

𝑉𝑖 − 𝑉𝑏𝑒
Rb = (2.19)
𝐼𝑏

Sehingga besar arus basis Ib jenuh adalah:

𝐼
Ib ≥ 𝛽𝑐 (2.20)

Transistor dalam kondisi mati (cut-off) terlihat pada gambar berikut[14]:

Gambar 2.16. Transistor Cut-off.

Dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis terhadap
emitor maka transistor akan dalam kondisi mati cut-off, sehingga tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor Ic ≈ 0 dan Vce ≈ Vce. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi
terbuka seperti ditunjukan pada gambar 2.16. Maka persamaan besarnya tegangan antara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

kolektor dan emitor transistor dalam kondisi cut-off sebagai berikut:

Vce = Vcc (2.21)

Besar arus basis Ib adalah:

𝐼
Ib = 𝛽𝑐 (2.22)

Dengan persamaan-persamaan diatas maka dapat dicari nilai Rb dan Rc yang sesuai agar
transistor dapat berfungsi sebagai saklar.

2.7. MOSFET Sebagai Saklar


MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Trasistor)[15] mrupakan
komponen yang dikendalikan dengan tegangan dan hanya membutuhkan arus masukkan
yang kecil. Mosfet pada umumnya mempunyai tiga jenis kaki yang berbeda diantaranya
Source, Gain, dan Drain. Mosfet memiliki kecepatan kontak yang tinggi dan waktu kontak
dalam orde nano detik. Kebanyakan mosfet dapat ditemui dibeberapa aplikasi seperti UPS,
inverter, dan power supply, terutama dengan konversi frekuensi tinggi.

Gambar 2.17. MOSFET.

Ada dua jenis mosfet diantaranya mosfet depletion dan mosfet enhancement. Mosfet
memiliki impedansi yang tinggi, 109 sampai 1011. Mosfet memerlukan energi gate yang
rendah dan memiliki switching losses yang rendah. Penguatan arus yaitu perbandingan
anatara arus drain ID dan arus gate IG rata-rata dalam orde 109. Transcondutance yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

perbandingan arus drain ID dengan tegangan gate. Sebagai transfer karekteristik dan
merupakan parameter yang sangat penting[15].

2.7.1. Karakteristik dan Operasi MOSFET


Grafik karakteristik MOSFET (N-MOS) arus ID sebagai fungsi VDS dengan
parameter VGS ditunjukan dalam gambar 2.19 Pada MOSFET terdapat tiga daerah operasi
yaitu daerah cut-off, linier dan saturasi. Pada daerah cut-off, tegangan gerbang lebih kecil
dari tegangan ambang, sehingga tidak terbentuk saluran, dan arus drain tidak dapat
mengalir (ID = 0).
Pada daerah linear, apabila drain di beri tegangan kecil, maka electron akan mengalir
dari source menuju drain atau arus akan mengalir dari drain menuju source, sehingga arus
drain (ID) akan sebanding dengan tegangan drain[16].

𝑉 2𝐷𝑆
ID (LIN) = kn [(𝑉𝐺𝑆 − 𝑉𝑇 )𝑉𝐷𝑆 − ] (2.23)
2

Apabila tegangan drain ditingkatkan hingga tegangan pada gate menjadi netral,
lapisan inversi saluran pada sisi drain akan hilang, dan mencapai suatu titik yang disebut
pinch-off. Pada titik pinch-off ini merupakan permulaan dari daerah kerja saturas. Apabila
melebihi titik ini, peningkatan tegangan drain tidak akan mengubah arus drain sehingga
arus drain tetap (konstan).

𝑘𝑛
ID (SAT) = (𝑉𝐺𝑆 − 𝑉𝑇𝑛 )2 (2.24)
2

Bentuk operasi untuk mosfet saluran-p sama seperti pada transistor mosfet saluran-n
pernyataan arus drain identik dengan polaritas tegangan dan arah arus terbalik.

1. Daerah cut-off ketika VGS ≤ VT.

2. Daerah linier ketika VT − VGS ≥ VDS.

3. Daerah saturasi atau pinch-off ketika VT − VGS ≤ VDS.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Transcondutance gm didefinisikan sebagai[15]:

𝛥𝐼𝐷
gm = dengan VDS = konstan (2.25)
𝛥𝑉𝐺𝑆

ID

0 VT VGS

Gambar 2.18. Transfer Karakteristik Dari N-chanel Mosfet Tipe Enhancement.

VDS = VGS – VTP


Daerah saturasi
VGS5 > VGS4
Daerah ommic VGS4
VGS3

VGS2

VGS1

VDS
VGS = VT
Gambar 2.19. Grafik Karakteristik Mosfet Arus ID Sebagai Fungsi VDS
Dengan Parameter VGS.

Ketika pada darah linier, pada arus drain ID berubah secara proposional terhadap
tegangan drain source VDS. Pada daerah saturasi arus drain ID selalu konstan untuk setiap
peningkatan nilai VDS.
Mosfet memiliki karakteristik sama dengan dioda yang dihubung berlawanan atau
seperti transistor NPN. Dari gambar 2.20 menunjukan rangkaian pensaklaran mosfet
dengan hambatan sumber sinyal RS source, RG hambatan gate, dan hambatan beban RL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Gambar 2.20. Rangkaian Pensaklaran Mosfet.

Tegangan gate-source VGS dapat ditentukan dengan:

𝑅 ×𝑉
VGS = 𝑅𝐺 + 𝑅𝐺 (2.26)
𝑆 𝐺

Nilai RS adalah nilai hambatan dalam pada kendali kaki gate. Maka nilai RG dapat
diperoleh dengan:

𝑅 ×𝑉
RG = 𝑉 𝑠 − 𝑉𝐺𝑆 (2.27)
𝐺 𝐺𝑆

2.7.2. Driver Double Emitter-follower


Tegangan ambang memaksa MOSFET menjadi triode atau juga biasa disebut dengan
non-saturasi, wilayah operasi MOSFET biasanya bekerja dikeadaan switching bekisar
antara 10V dan 20V[2]. Sebuah rangkaian driver mosfet dapat ditunjukan pada gambar
2.21 dimana terdiri dari sepasang transistor NPN dan PNP bipolar. Ketika driver tegangan
input tinggi maka Q1 on dan Q2 off, begitupun sebaliknya ketika sinyal input rendah, maka
Q1 off dan Q2 on.

Gambar 2.21. Driver Double Emitter-follower.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2.8. DC to DC Converter Push-pull


Bagian DC to DC converter adalah bagian terpenting dari perancangan inverter push
pull bahkan hampir stengah dari perancangan inverter memerlukan perhitungan DC to DC
converter. Kerugian utama dari converter push-pull adalah tegangan breakdown yang
harus lebih tinggi dua kali dari tegangan input.
Perancangan DC to DC ini dimaksudkan agar tegangan DC rendah ditingkatkan
menjadi tegangan DC tinggi supaya kinerja dari inverter ini bekerja dengan optimal. Agar
rasio konversi tegangan DC tinggi dapat tercapai maka penetapan atau perancangan
tranformator harus tepat. Dengan mengubah desain rasio dalam memperhitungkan
tegangan input ke fungsi tegangan output maka didapat persamaanya[18]:

𝑁
Vout = 2 𝑁2 D × Vin (2.28)
1

Waktu swithching untuk periode:

1
T=𝑓 (2.29)

Maksimum duty cycle:


Teori maksimum waktu on untuk setiap fase dari converter push-pull adalah:

ton = 0,5 × T (2.30)

Karena dead time harus diberikan agar menghindari konduksi secara bersamaan maka
untuk memilih duty cycle naksimum:

𝑡𝑜𝑛
Dmax = ƞ × (2.31)
𝑇

Keterangan:
▪ Ƞ = efficiency.
▪ Vout = tegangan keluaran
▪ Vin = tegangan masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Duty cycle dapat diatur dengan menggunakan mode PWM untuk menjaga tegangan
output konstan. Setelah itu tegangan DC diubah menjadi tegangan AC menggunakan
standard half bridge converter, yang diimplementasikan menggunakan empat komponen
utama yaitu mosfet yang berfungsi sebagai penyaklaran. Berdasarkan prinsip kerja
Sinusoida Pulse Width Modulation (SPWM) tercapai, maka disarankan menggunakan
rangkaian LC agar kualitas gelombang sinus terlihat lebih halus. DC to DC converter
transformator terisolasi tunjukan pada gambar 2.22[2].

ILx
D1 Lx
Np : Ns
+
+ −
+ + vLx
+

P2 S1 vs2 C R Vo
vx
− − −

+ +

P1 S1 vs1
+ − −
Vs −
D2
+
Sw2 Sw1 vsw

Gambar 2.22. Push-pull Converter Terisolasi.

2.8.1. Transformator
Transformator dapat didefinisikan sebagai sebuah peralatan yang dapat
memindahkan daya listrik dari lilitan primer ke lilitan sekunder, tanpa terjadi perubahan
frekuensi. Transformator terdiri dari dua kumparan induktif yang secara listrik terpisah,
tetapi terhubung secara magnetic[17].

Gambar 2.23. Kumparan Primer dan Sekunder.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Prinsip kerja transformator adalah suatu induksi bersama dari dua kumparan yang
mempunyai hubungan magnetic. Di dalam perancangan sebuah transformator terdapat dua
kumparan yang saling terinduksi. Jika salah satu kumparan dihubungkan terhadap suatu
sumber tegangan maka fluks akan timbul dalam inti sehingga akan menimbulkan gaya
gerak listrik. Kumparan yang diberi sumber tegangan dinyatakan sebagai kumparan
primer, dan kumparan yang berhubungan dengan beban dinyatakan sebagai kumparan
sekunder.
Besarnya tegangan induksi yang dihasilkan akan sebanding dengan banyaknya
jumlah lilitan. Np:Ns disebut dengan perbandingan lilitan (turns rasio). Besarnya tegangan
induksi pada lilitan sekunder tergantung dari perbandingan banyaknya lilitan antara primer
dan sekunder[18].

Gambar 2.24. Transformator Switching.

Menentukan perbandingan lilitan transformator:

𝑁𝑠
N= (2.33)
𝑁𝑝

Menentukan jumlah lilitan primer:

(𝑉𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛 ) × ( 𝑡𝑜𝑛 ) × 𝐷𝑚𝑎𝑥


Np = (2.34)
𝐴𝑒 × 𝐵𝑚𝑎𝑥

Mencari equivalent puncak arus maksimum:

1.1 × 𝑃𝑜𝑢𝑡
Ipeak = (2.35)
𝑉𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Menentukan maksimum arus (RMS):

IRMS = Ipeak × √𝐷𝑚𝑎𝑥 (2.36)

Mencari daya masukan:

𝑃𝑜𝑢𝑡
Pin = (2.37)
Ƞ

Mencari arus rata-rata maksimum:

𝑃𝑖𝑛
Iin = 𝑉 (2.38)
𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛

Menentukan jumlah lilitan sekunder:

𝑉𝑜𝑢𝑡 + 𝑉ƒ
Ns = Np × 2 × 𝑉 (2.39)
𝑖𝑛 𝑚𝑖𝑛 × 𝐷𝑚𝑎𝑥

Menentukan tegangan breakdown pada mosfet:

Vds = 1,3 × (2 × Vin max) (2.40)

Keterangan:
▪ Vf = tegangan bias maju dioda.
▪ Dmax = duty cycle maximum.
▪ Ae = effective core area (mm2).
▪ Bmax = flux density swing (gaus).

2.8.2. Penyearah AC to DC
Konsep dasar penyearah gelombang adalah konssep penyearah dalam suatu power
supplay atau catu daya. Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah dioda yang
dikonfirgurasikan secara forward bias. Perancangan diode bridge terlihat pada gambar 2.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Gambar 2.25. Diode Bridge dengan LC.

Gambar 2.25 menunjukan bagaimana penyearah gelombang penuh bekerja, pada saat
output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi
forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak
positif tersebut akan dilewatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output
transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi
forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi negatif
tersebut dialirkan melalui D2, D4. Fungsi dari filter pada rangkaian dioda brigde adalah
untuk menekan ripple yang terjadi dari proses penyearahan gelombang AC[18]. Maka
persamaan parameter unjuk kerja penyearah sebagai berikut[19]:
Menentukan tegangan puncak amplitude:

Vm = VRMS × √2 (2.41)

Menentukan arus rata-rata maksimum keluaran:

𝑃
Iout = 𝑉𝑜𝑢𝑡 (2.42)
𝑜𝑢𝑡

Menentukan tegangan dioda penyearah:

Vdioda = N × Vin min (2.43)

Menentukan nilai induktansi:

1−2×𝐷
L = 32 × ƒ2 × 𝛥𝑉 (2.44)
𝑜 ×𝐶
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2.9. Gate Driver MOSFET IR2110

H/S Output
Logic Supplay H/S Floating Supplay

Logic Input For H/S Out H/S Floating Return

Logic Input for Shutdown

Logic Input for L/S Out L/S Supplay

Logic Ground L/S Return

L/S Output

Gambar 2.26. IC IR2110.

IR2110 suatu IC yang berfungsi sebagai driver mosfet yang mempunyai dua output
high dan low[20]. Di dalam IC IR2110 terdapat gerbang logika yang berfungsi seperti
saklar yang bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan dari mikrokontroller. Fungsi
utama dari IC IR2110 ini adalah untuk menaikan level tegangan sinyal dari
mikrokontroller, sehingga sinyal yang dikirim dari mikrokontroller dapat digunakan untuk
menggerakan mosfet. Rangkaian mosfet gate driver terhubung dengan inverter full-bridge
pada terminal gate dan source. Topologi full-bridge tersusun dari empat buah mosfet yang
membentuk dua kaki. Dua buah mosfet di kaki leading dan dua lainnya di kaki lagging.
Mosfet yang berada pada kaki yang sama memiliki sinyal PWM yang berkebalikan atau
berbeda fase 1800, untuk mencegah kedua pasang mosfet aktif secara bersamaan maka di
perlukan dead time (waktu tunda) antara transisi on dan off pada kedua saklar. Rangkaian
gate driver mosfet dapat dilihat pada gambar 2.27.

Gambar 2.27. Rangkaian Gate Driver Mosfet.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

IC ini dilengkapi dengan mekanisme boostrap untuk dapat meng-on/off-kan mosfet


pada sisi high yang floating terhadap ground. Pada rangkaian gate driver mosfet dengan IC
IR2110 ini mempunyai sisi input switch driver (Lin dan Hin) yang akan on jika logika
masukan tegangan bernilai 5V[20]. Saat kondisi pulsa bernilai tinggi pada Hin mosfet1
akan on maka mosfet2 akan off sehingga beban akan mendapatkan tegangan positif.
Sebaliknya jika kondisi pulsa bernilai tinggi pada Lin beban mendapat tegangan positif
dari arah yang berlainan. Dengan demikian pemindahan switch mosfet1 dan mosfet2 secara
bergantian akan menghasilkan tegangan bolak-balik.

2.10. Pembangkit Gelombang Sinus


Gelombang sinus inverter merupakan gelombang yang keluar hampir menyerupai
gelombang sinus PLN, sehingga cocok untuk semua perangkat elektronik. Inverter jenis ini
merupakan modifikasi dari inverter dengan keluaran gelombang kotak[22]. Cara kerja
inverter sine wave adalah dengan memanfaatkan keluaran gelombang kotak dengan cara
mengubah-ubah duty cycle. Gambar 2.28 memperlihatkan cara kerja inverter sine wave.

Gambar 2.28. Bentuk Gelombang SPWM.

Dari gambar 2.28 terlihat bahwa gelombang yang keluar dari PWM menggambarkan
terjadinya sinus dengan cara memainkan duty cycle agar gelombang kotak yang terjadi
membentuk lebar pulsa. Gelombang sinus didapatkan melalui persamaan sebagai berikut:

V = Vmax sin(ω × t) (2.48)

Nilai tegangan efektif (Vrms) gelombang dapat dihitung:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1
Vef = × nilai tegangan maksimum (2.49)
√2

Sudut dalam derajat dapat dinyatakan:

1800
Derajat = × radian (2.50)
π

Bentuk umum untuk menghitung dan menganalisa nilai-nilai gelombang sinusoidal dapat
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.29. Parameter Gelombang Sinusoidal.

2.11. Total Harmonic Distortion (THD)


Tujuan dari perancangan sebuah inverter adalah dengan menggunakan sumber
tegangan DC untuk menyediakan sumber tegangan yang beban AC. Total Harmonic
Distortion (THD) ini berguna untuk menggambarkan kualitas output tegangan AC maupun
arus. Kualitas gelombang non-sinusoidal dapat juga dinyatakan dalam THD.

Total Harmonic Distortion tegangan dapat dinyatakan sebagai:

√∑∞
𝑛=2(𝑉𝑛,𝑟𝑚𝑠 )
2 √𝑉 2𝑟𝑚𝑠 −𝑉 21,𝑟𝑚𝑠
THDV = = (2.51)
𝑉1,𝑟𝑚𝑠 𝑉1,𝑟𝑚𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

THD arus ditentukan dengan menggantikan persamaan THD tegangan diatas, THD arus
sering digunakan untuk mengukur tegangan output yang lebih besar. Definisi THD
didasarkan pada seri fourier, sehingga dapat beberapa manfaat yang digunakan dalam
metode deret fourier untuk analisis.

Total Harmonic Distortion arus dinyatakan sebagai:

√∑∞
𝑛=2(𝐼𝑛,𝑟𝑚𝑠 )
2

THDI = (2.52)
𝐼1,𝑟𝑚𝑠

Metode seri fourier adalah cara yang paling sering digunakan untuk menganalisis arus
beban dan menghitung daya yang diserap baban. Terutama saat beban lebih kompleks dari
resistif sederhana atau beban RL. Pendekatan asefui untuk analisis inverter adalah untuk
menunjukan tegangan output dan arus beban dalam hal seri fourier dengan catatan tidak
ada komponen DC dalam output.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
PERANCANGAN

3.1. Diagram Blok Sistem


Konverter DC ke AC biasa juga dikenal dengan inverter. Kegunaan inverter pada
umumnya adalah untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan keluaran AC dengan
cara mengubah duty cycle dan frekuensi tertentu. Gambar 3.1. terlihat bagaimana cara
inverter bekerja, yang dimulai dari masukan tegangan baterai 12V – 24V.
Pada tahap perancangan DC ke AC gelombang sinus terdapat dua bagian penting
yaitu push-pull converter dan DC ke AC inverter dengan keluaran gelombang sinus.
Keluaran dari push-pull converter bertegangan tinggi yang akan diubah menjadi tegangan
AC. Daya output maksimal inverter yaitu 300W.

LCD 2 × 16

ATmega16 mikro 1 Optocoupler Feedback


Sensor tegangan

Regulator Baterai/aki DC to DC converter


LM2575/LM7805 12V-24V terisolasi

Regulator ATmega16 mikro 2


LM7805

DC to AC 50Hz
LOAD
220V-230V sine wave

Gambar 3.1. Diagram Blok Inverter 12V-24V DC to AC 220V-230V.


Tabel 3.1. Spesifikasi push-pull converter.
Spesifikasi Simbol nilai
VDC min 10,7 V
INPUT Voltage DC
VDC max 28 V
Daya output Pout 300 W
VAC min 220 V
OUTPUT Voltage AC
VAC max 230 V
Target efficieny Ƞ ≥ 90 %
Switching frequency f 31khz

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

3.2. Desain Boks Inverter


Boks inverter berfungsi untuk menjaga komponen-komponen atau rangkaian yang
terdapat didalamnya agar tidak terjadi kontak langsung dengan keadaan diluar, karena alat
yang nanti akan dirancang memiliki tegangan yang tinggi dan sangat sensitif. Maka desain
boks sangat dibutuhkan pada inverter DC to AC.
Bahan yang akan digunakan untuk membuat boks inverter terbuat dari aluminium
yang anti karat. Untuk dimensi sebuah boks inverter didesain adalah panjang 18cm × lebar
12cm × tinggi 7cm. Desain boks inverter dapat ditunjukan pada gambar 3.2 volume akan
menyesuaikan rangkaian.

Keterangan:

1. Lubang angin.
2. Saklar on/off.
1 3. Stop kontak AC.
2 4. LCD (Liquid Crystal Digital).

3 5. Input +
6. Input −
(a)
7. Fuse.
8. Lubang angin.

LCD 4

(b)

5
6
7
8

(c)

Gambar 3.2. Box Inverter. (a) Tampak Belakang. (b) Tampak Atas. (c) Tampak Depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Berdasarkan Gambar 3.2. dapat dilihat bahwa pada beberapa bagian boks terdapat
komponen tambahan yang mendukung kinerja dari pada inverter. Pada Gambar 3.2. (a)
terdapat tambahan saklar yang berfungsi sebagai tombol on dan off, stop kontak untuk
keluaran tegangan AC, dan kipas yang berfungsi sebagai pendingin untuk menurunkan
suhu yang ada didalam boks agar suhu tetap stabil. Pada Gambar 3.2. (b) terdapat LCD
yang nantinya akan menampilkan tegangan masukan dari baterai. Pada Gambar 3.2. (c)
terdapat lubang angin yang berfungsi untuk mengeluarkan suhu panas yang berada didalam
boks sehingga suhu didalam akan tetap normal.

3.3. Perancangan Regulator

Gambar 3.3. Regulator Tegangan.

Dikarenakan tegangan masukan yang dibutuhkan oleh mikrokontroller hanya 5V


maka pada tahap ini regulator tegangan dirancang untuk menurunkan tegangan dari baterai
ke mikrokontroller. Baterai atau aki yang digunakan untuk merancang sebuah inverter
adalah 12V sampai 24V, maka jenis regulator yang dipakai untuk menurunkan tegangan
menggunakan tipe LM2576 dan LM7805.
Pada rangkaian LM2576 dan LM7805 dapat mengacu pada datasheet. Nilai-nilai
komponen yang sudah ditetapkan pada regulator LM2576 untuk perancangan ini adalah
L 330µH, C1 100µF/50V, C2 330µF/16V, tipe D1 yang digunakan 1N5819. Sedangkan
R3 ditentukan 2kΩ. Tegangan referensi dari LM2576 1,23V, sedangkan tegangan output
yang diinginkan 12V, maka R2 dapat diperoleh melalui persamaan 2.5.

12V
R2 = 2kΩ × ( ) = 19512,2Ω
1,23Vref

Besarnya nilai R2 yang dipakai 20kΩ


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

3.4. Mikrokontroller 1 dan 2


Rangkaian mikrokontroller menggunakan IC ATmega16 yang merupakan bagian
penting untuk membangkitkan gelombang kotak dan fungsi lainnya untuk menampilkan
data pada LCD. Hasil perancangan mikrokontroller dapat ditunjukan pada gambar 3.4.
dimana rangkaian tersebut mengacu pada datasheet ATmega16.

Gambar 3.4. Mikrokontroller 1 dan 2.

Di dalam mikrokontroller terdapat beberapa komponen yang dibuat berdasarkan


datasheet mikrokontroller, yaitu 2 kapasitor keramik yang bernilai 22pF, kapasitor elco
bernilai 10𝜇F, dan kirstal XTAL yang bernilai 16 Mhz agar menyesuaikan frekuensi dari
mikrokontroller. Hambatan yang terpasang merupakan bagian dari resistor pull-up
berdasarkan datasheet dimana nilai hambatan yang dipakai berkisar antara 20kΩ sampai
30kΩ. Tombol push-button berfungsi sebagai reset yang nantinya akan melakukan reset
jika terjadi train-eror pada sistem. Tabel 3.4. adalah peletakan pin-pin I/O yang akan
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 3.2. Peletakkan Pin Pada Mikrokontroller1.


No Pin I/O Penggunaan
1 PORTC.0 LCD PIN RS
2 PORTC.1 LCD PIN R/W
3 PORTC.2 LCD PIN E
4 PORTC.4 LCD PIN DB4
5 PORTC.5 LCD PIN DB5
6 PORTC.6 LCD PIN DB6
7 PORTC.7 LCD PIN DB7
8 PORTA.1 ADC Input sensor tegangan baterai
9 PORTA.2 ADC Feedback (umpan balik) tegangan output
10 PORTD.4 OC1B Output PWM push-pull driver mosfet 1
11 PORTD.5 OC2B Output PWM push-pull driver mosfet 2

Tabel 3.3. Peletakkan Pin Pada Mikrokontroller2.


No Pin I/O penggunaan
1 PORTD.4 OC1B Output PWM (PIN LIN IR2110, IC-1)
2 PORTD.5 OC2B Output PWM (PIN LIN IR2110, IC-2)
3 PORTC.0 PIN SD IR2110, IC-1
4 PORTC.1 PIN SD IR2110, IC-2
5 PORTB.6 Output (PIN HIN IR2110, IC-1)
6 PORTB.7 Output (PIN HIN IR2110, IC-2)

3.5. Sensor Tegangan


Rangkaian sensor tegangan berfungsi sebagai pendeteksi tegangan pada masukan
baterai yang akan digunakan sebagai sumber inverter yang nantinya akan ditampilkan pada
LCD. Berikut adalah penjelasan tentang sensor tegangan.
Rangkaian sensor tegangan menggunakan konsep pembagi tegangan, dikarenakan
rangkaian ini digunakan sebagai masukan tegangan pada ADC. Tegangan yang masuk
pada mikrokontroller maksimal 5V, rangkaian sensor tegangan dapat terlihat pada gambar
3.3. rangkaiannya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Gambar 3.5. Sensor Tegangan.

Sensor tegangan digunakan untuk mengetahui hasil tegangan yang masuk pada
converter yang akan di tampilkan pada LCD. Ketika baterai yang digunakan 24V maka
dibutuhkan maksimal 28V agar tegangan baterai terisi penuh. Perhitungan yang dipakai
untuk membuat sensor tegangan menggunakan tegangan maksimal. Semakin besar nilai
tegangan yang dipakai untuk menghitung nilai komponen resitor pada R a dan Rb maka
resistor yang digunakan akan semakin aman. Nilai resistor Ra dapat diperoleh melalui
persamaan 2.14.

Rb 10kΩ

Vin maksimal 30V

Vout maksimal 5V

(10k × 30V) − (10k × 5V)


Ra = = 50kΩ
5V

3.5.1. Pembagi tegangan sebagai feedback


Rangkaian pembagi tegangan sebagai feedback, selain di pakai untuk sensor tegangan
pembagi tegangan juga dapat digunakan sebagai feedback. Perhitungan untuk tegangan
input maksimal 400V maka nilai resistor dapat dicari melalui persamaan 2.14.

Rb 2kΩ

Vin maksimal 370V

Vout maksimal 5V

(2k × 370V) − (2k × 5V)


Ra =
5V
= 146kΩ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Dioda yang digunakan dalam perancangan ini mengunakan jenis dioda zener dengan
tegangan 5.1V diperoleh dari datasheet. Fungsi dari penentuan dioda zener dimaksudkan
agar membatasi tegangan output. Hal tersebut sebagai antisipasi agar tegangan yang masuk
ke mikrokontroller terhindar dari lonjakkan tegangan yang sewaktu-waktu bisa saja naik
melebihi 5V.

3.6. Perancangan LCD


Dalam tahapan ini dirancang sebuah LCD yang nantinya akan menunjukan nilai
tegangan masukan dari baterai dan tegangan yang keluar dari filter. Nilai-nilai komponen
yang terdapat pada perancangan LCD ini sudah disesuaikan dengan datasheet. Nilai
resistor variable atau yang biasa dikenal dengan kata trimpot adalah 10kΩ. Fungsi dari
trimpot adalah mengatur kontras pencahayaan yang keluar dari LCD. Rangkaian LCD
ditunjukkan oleh Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Rangkaian LCD.

3.7. DC to DC Converter

Gambar 3.7. Rangkaian DC to DC Converter.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Pada tahap ini DC to DC converter memiliki peran penting dalam merancang sebuah
inverter. Bagian-bagian utama yang perlu dirancang agar output converter yang dihasilkan
memiliki output yang diinginkan maka perancangan driver mosfet menggunakan transistor
menjadi hal yang utama. Driver1 dan driver2 mempunyai fungsi yang sama yaitu
mengendalikan mosfet. Jenis transistor yang digunakan unuk merancang sebuah driver
bertipe 2SD882 sebagai NPN. 2SD882 memiliki nilai β 96~135 dapat diasumsikan bahwa
nilai β 100 dan nilai hambatan pada kaki collector R7 2kΩ, tegangan basis emitor Vbe 0,7V,
tegangan yang masuk sebesar 12V sehingga dapat diselesaikan dengan persamaan 2.18
sampai 2.20.

12V
IC = = 6 mA
2k

6mA
IB = = 60 µA
100

12V − 0,7V
Rb (R8) = = 188333,33Ω
60µA

Besarnya nilai Rb (R8) yang di pakai 20kΩ.


Agar transistor T4 saturasi maka Rb ≤ Rmax, sehingga Rb = 20kΩ. (Rb = Rc)

12V
IC = = 0,6 mA
20k

0,6mA
IB = = 6 µA
100

Jika saat input dari mikrokontroller logika high 5V, tegangan basis emitor Vbe 0,7V maka

5V − 0,7V
Rb (R9) = = 716666,67Ω
6µA

Besarnya nilai Rb (R9) yang dipakai 100kΩ.


Agar T5 transistor saturasi maksimal Rb ≤ Rmax, maka Rb = 100kohm (Rb = Rc)
Sedangkan pada transistor T3, T2, dan T6, T7 dapat mengikuti rangkaian driver double
emitter-follower.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 3.8. Driver Double Emitter-follower.

Seperti yang mangacu pada dasar teori di gambar 2.21 sebuah rangkaian driver
mosfet yang terdiri dari sepasang transistor yaitu NPN dan PNP bipolar. Jenis transistor
yang dapat dipakai untuk Driver double emitter-follower berjenis 2SD882 sebagai NPN
dan 2SB772 sebagai PNP dari karakteristik transistor yang ada, jenis transistor ini sangat
baik digunakan sebagai driver mosfet switching.

3.7.1. Perancangan Transformator


Perancangan transformator yang akan dibuat ini memiliki tegangan masukan dari
baterai sebesar 12V sampai 24V DC. Tujuan utama merancang sebuah tranformator agar
masukan dari baterai bisa di pull-up sehingga menghasilkan tegangan AC. Dalam hal ini
penetapan lilitan sekunder dan primer menjadi hal yang wajib untuk diperhitungkan.
Frekuensi yang dipakai untuk perancangan ini mengikuti frekuensi yang keluar dari
mikrokontroller dengan menggunakan XTAL 16×106. Perhitungan frekuensi dapat dicari
melalui persamaan 2.7.

16 × 106
f= = 31,250khz
2 × (1 + 255)

Frekuensi switching dari mikrokontroller adalah 31,250khz. Untuk menentukan waktu


swithching periode, ton untuk setiap fase dari converter push-pull dapat dicari melalui
persamaan 2.29. sampai 2.30.

1
T= = 32µs
31,250khz

ton = 0,5 × 32µs = 16µs


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Karena dead time harus diberikan agar menghindari konduksi secara bersamaan maka
untuk memilih duty cycle maksimum dengan efficiency Ƞ = 90% dapat dicari melalui
persamaan 2.31.

16µ𝑠
Dmax = 0,9 × = 0,45
32µs

Hasil dari penetapan Dmax 0,45 ini sesuai dengan dasar teori dead time dimana 0,45 adalah
nilai ideal untuk merancang sebuah converter push-pull. Tegangan minimum yang keluar
dari baterai berkisar antara 10,7V sampai 12V, maka tegangan yang paling minimum dapat
diambil sebagai Vmin untuk merancang lilitan primer. Dengan menentukan jenis trafo yang
dipakai maka didapat Ae 114mm2 dan nilai Bmax adalah 0,3 Gaus. Untuk mendapatkan
hasil lilitan primer dapat di cari melalui persamaan 2.34.

10,7V ×(16µ𝑠) × 0,45


Np = = 2,252 lilitan
114 × 0,3

Didapat hasil perhitungan untuk Np sebanyak 2,252 lilitan. Atau dapat dibulatkan menjadi
2 kali lilitan. Selanjutnya persamaan 2.35 merupakan rumus untuk menentukan masukan
arus puncak maksimum dengan daya yang diingikan sebesar 300W.

1,1 × 300W
Ipeak = = 30,84A
10,7V

Dengan puncak arus maksimum yang sudah diketahui adalah 30,84A maka digunakan
persamaan 2.36 untuk menentukan maksimum arus RMS dengan duty cycle √0,45.

IRMS = 30,84A × √0,45 = 20,69A

Dengan effisiensi 90% dan daya output 300W maka nilai daya masukan dapat diperoleh
melalui persamaan 2.37.

300W
Pin = = 333W
0,9

Setelah didapat daya input 333W, dan tegangan minimum pada baterai sebasar 10,7V,
maka arus rata-rata maksimum dapat dihitung melalui persamaan 2.38.

333W
Iin = = 31,12A
10,7V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Perhitungan tegangan breakdown dilakukan agar dapat menentukan tegangan maksimal


VDS pada mosfet yang akan digunakan. Maka perhitungan VDS didapatkan melalui
persamaan 2.40.

VDS = 1.3 × (2 × 28V) = 72,8V

Dari persamaan diatas maka didapat Jenis mosfet yang baik untuk digunakan, bertipe
STP160N75F3. Mosfet ini berfungsi sebagai saklar switching karena dilihat dari parameter
kerja mosfet berjenis ini memiliki tegangan masukan drain-to-source breakdown (VDS)
mencapai 75V, dan tegangan masukan gate-to-source forward (VGS) mencapai 20V ini
sesuai dengan dasar teori yang mengacu pada rangkaian Driver double emitter-follower
yang memenuhi syarat input tegangan bekisar 10V sampai 20V.

3.7.2. Perancangan Dioda Penyearah

Gambar 3.9. Dioda Penyearah full-bridge.

Untuk mendapatkan tegangan DC, dari sumber AC maka dibutuhkan rangkaian


penyearah yang dibuat menggunakan penyearah full-bridge. Seperti yang terlihat pada
gambar 3.7. tipe dioda yang dipakai adalah FR207 dengan VRRM (maximum peak reverse
voltage) sebesar 1000V dan tegangan bias maju pada dioda sebesar 1,3V (datasheet).
Besarnya tegangan amplitude dapat di hitung dari persamaan 2.41. setelah didapatkan nilai
Vm maka penentuan untuk lilitan sekunder dapat diperoleh malalui persamaan 2.39 yaitu.

Vm = 230 × √2 = 325,7V

325,7 +(1,3+1,3)
Ns = 2 × = 68 lilitan
2 × 10,7 × 0,45

Menentukan perbandingan lilitan transformator dapat dicari melalui persamaan 2.33.

76,47µ
N= = 33,95µ
2,252µ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Setelah diperoleh tegangan DC 325,7V serta daya keluaran yang ditentukan 300W maka
rata-rata arus keluaran maksimum dapat dicari melalui persamaan 2.42. Tegangan dioda
yang akan dipakai dalam tahap ini perlu diketahui agar tidak kurang dari 325,7V. Semakin
besar nilai VRRM pada dioda maka tegangan dioda akan semakin baik. Tegangan dioda
dapat diperoleh melalui persamaan 2.43. dimana nilai rasio pada transformator adalah
33,95µ.

300W
Iout = = 0,92A
325,7𝑉

Vdioda = 33,95 × 10,7V = 363,27V

Tapis kapasitor atau yang biasa dikenal sebagai rangkaian LC merupakan rangkaian yang
mengurangi ripple dari tegangan keluaran. Dengan penentuan C 33µF dan tegangan
kapasitor adalah 450V, perhitungan induktansi pada rangkaian LC dapat diselesaikan
melalui persamaan 2.44.

1−2 × 0,45
L= = 18,495µH
32 × 32khz2 × 0,5% × 33µF

Nilai induktansi pada rangkaian LC adalah 18,495µH. Dengan hasil ini maka perancangan
L dapat menggunakan teroid.

3.8. DC to AC Inverter

Gambar 3.10. DC to AC Converter.

Driver IR2110 adalah jenis driver yang memenuhi persyaratan untuk mengendalikan
jenis mosfet IRF740. Driver jenis ini dipilih Karena memiliki ketahanan tegangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

mencapai 400V dan arus yang mengalir mencapai 2A. Pengoperasian driver IR2110 akan
dikendalikan melalui syinal PWM yang dihasilkan oleh mikrokontroller melalui pin Hin
dan Lin. Komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian IR2110 yaitu kapasitor dan
dioda. Nilai untuk setiap komponen tersebut berdasarkan datasheet. Hin dan Lin akan on
jika logika masukan tegangan bernilai 5V. Saat kondisi pulsa bernilai tinggi pada Hin,
maka mosfet1 akan on dan mosfet2 akan off sehingga beban akan mendapatkan tegangan
positif. Sebaliknya jika kondisi pulsa bernilai tinggi pada Lin, beban mendapat tegangan
positif dari arah yang berlawanan. Dengan demikian pemindahan switch mosfet1 dan
mosfet2 secara bergantian akan menghasilkan tegangan bolak-balik.

3.9. Flowchart Mikrokontroller 1

mulai

Inisialisasi I/O

Baca tegangan
input

Tampilkan
data

PWM awal

Vout = N Vout < N Vout > N


While (1)
325 Volt 325 Volt 325 Volt

Y Y Y

PWM = PWM PWM di + + PWM di − − selesai

Gambar 3.11. Diagram Alir Mikrokontroller 1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Pada tahap ini dirancang program alir utama seperti yang terlihat pada gambar 3.11.
program diawali dengan inisialisasi port I/O pada mikrokontroller yang akan digunakan
seperti port sensor tegangan, tampilan data pada LCD, dan PWM. Setelah dilakukan
inisialisasi pada mikrokontroller maka LCD akan menampilkan data input dan data output.
Proses PWM awal menunjukan bahwa mikrokontroller bekerja saat diberi tegangan, proses
selanjutnya jika tegangan output kurang dari 325V maka PWM akan ditambahkan hingga
mendapatkan tegangangan awal, tetapi jika tegangan output lebih dari 325V maka PWM
akan dikurangi hingga mendapatkan tegangan output 325V. Setelah proses PWM bekerja
maka tegangan output akan ditampilkan pada LCD.

3.9.1. Flowchart Mikrokontroller 2

mulai

Inisialisasi I/O

PWM2 = 0
PWM1 = 255 * sin
(2*𝜋*f*t)
t = 0 sampai 10ms

PWM1 = 0
PWM2 = 255 * sin
(2*𝜋*f*t)
t = 0 sampai 10ms

selesai

Gambar 3.12. Diagram Alir Mikrokontroller 2.

Pada tahap ini dirancang diagram alir mikrokontroller 2 yang dimana proses selalu
diawali dengan inisialisasi port I/O. berikutnya sinyal PWM 2 diberi masukan off atau
sama dengan 0, PWM 1 akan diberi masukan rumus 255 × sin (2 × 𝜋 × f × t). begitupun
sebalikanya proses yang ke 2 PWM 1 akan diberi masukan sama dengan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam tahap ini akan dilakukan pengujian dan pengamatan pada perancangan inverter
yang sudah dibuat. Pengujian data yang akan dilakukan mencakupi tegangan input yang
bervariasi berkisar dari tegangan 12V sampai 24V, dengan output diantara 220V sampai
230V frekuensi 50Hz, dan daya 300W. Pengamatan juga akan dilakukan meliputi rangkaian
penyearah DC, frekuensi switching 31,5kHz, gelombang sinusoidal serta PWM yang
dihasilkan oleh mikrokontroller. Tegangan yang masuk pada inverter juga dapat ditampilkan
menggunakan LCD 2×16, LCD tersebut akan terhubung dengan mikrokontroller1 serta
sensor tegangan (pembagi tegangan). Fungsi dari kipas adalah untuk mendinginkan suhu
yang ada dalam boks inverter.
Untuk pengaman hubung singkat dan beban berlebih, maka pada inverter sudah
dilengkai dengan fuse terdapat 2 fuse yang terpasang pada sistem inverter yang diuji yang
pertama berada pada input yang ke dua berada pada regulator tegangan fungsi dari fuse yang
yang berada pada regulator ini dimaksudkan agar sewaktu-waktu saat hubung singkat terjadi
driver transistor dapat bekerja dengan aman dan mikrokontroller tidak akan mengalami
kerusakan. Pengujian dan pengambilan data dari inverter menggunakan multimeter digital,
osiloskop digital, dan baterai sebagai pendukung untuk input tegangan yang akan diuji.

4.1. Pengoprasian alat


Agar alat dapat bekerja dengan baik maka dalam mengoprasikan alat harus mengikuti
petunjuk berikut:
1. Pastikan baterai/aki yang akan digunakan adalah 12V atau 24V, dan tegangan yang
ada pada aki harus terisi penuh.
2. Hubungkan antara kabel + (plus) dan kabel – (minus) perhatikan antara kedua
warna tersebut plus berwarna merah dan minus berwarna hitam “jangan sampai
terbalik”.
3. Hubungkan lampu pada sakelar yang sudah sudah tersedia.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

4.2. Bentuk fisik sistem elektronik


Pada tahap ini akan di bahas perangkat keras yang terdapat pada DC to DC. Seperti
yang sudah di jelaskan pada bab II dimana rangkaian DC to DC meliputi beberapa rangkaian
seperti rangkaian regulator, driver mosfet, mikrokontroller1, trafo CT, dan jembatan dioda
berikut akan ditunjukan pada gambar 4.1.

5
3

Gambar 4.1 Rangkaian DC to DC.

Dari gambar 4.1 adalah hasil rangkaian yang sudah dibuat sebelumya, rangkaian
pertama yang sudah buat mengalami kerusakan pada komponen-komponen yang kecil
seperti mikrokontroller SMD ATmega16, driver transistor, dan rangkaian regulator.
Kerusakan yang dialami pada komponen SMD tentu saja berdampak pada rangkaian dan
PCB yang akan digunakan. gambar 4.2. akan menunjukan hasil rangkaian ke dua setelah di
revisi.

Table 4.1 keterangan nama bagian gambar 4.1.

No keterangan
1 Regulator tegangan
2 Driver transistor
3 Mikrokontroller 1
4 Mosfet IRF3710
5 Trafo CT dan dioda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3 1

2
5

6
7

Gambar 4.2. Rangkaian ke dua hasil revisi.

Tabel 4.2 keterangan gambar bagian 4.2.

No keterangan
1 Regulator tegangan
2 Driver transistor
3 Mikrokontroller 1
4 Mosfet IRF3710
5 Trafo CT dan dioda
6 LCD
7 Kipas pendingin

Gambar 4.2. adalah hasil revisi dari rangkaian pertama, pada rangkaian ke dua ini ada
beberapa komponen tambahan yang dipakai seperti LCD yang tidak terlihat di rangkaian
pertama, dan kipas pendingin. Fungsi dari kipas pendingin adalah untuk menstabilkan panas
yang keluar dari mosfet IRF3710, LCD yang terpasang agar melihat hasil dari tegangan
keluaran DC to DC 325,7V. Regulator tegangan LM2576 dan LM7805 berfungsi untuk
menurunkan tegangan dari 24V sampai 5V ini dimaksudkan agar tegangan yang masuk pada
mikrokontroller dapat tetap stabil 5V. sedangkan fungsi LM2576 sebagai keluaran 12V
untuk menyuplai dirver transistor. Fungsi dari driver transistor adalah untuk menaikan
tegangan (Vmax) gelombang PWM yang keluar dari mikrokontroller, untuk driver
menggunakan transistor NPN 2SD882 dan PNP 2SB772. Mosfet yang digunakan adalah
mosfet berjenis NPN tipe IRF3710 mosfet ini memiliki VDSS 100V dan ID yang dapat dialiri
arus sebesar 57A (datasheet). Mikrokontroller1 berfungsi sebagai pengontrol PWM, LCD,
dan pembagi tegangan (feedback).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

6
7 7

Gambar 4.3. Driver mosfet.

Tabel 4.3. keterangan nama bagian gambar 4.3.

No keterangan
6 IR2110
7 Mosfet IRF740
8 Mikrokontroller 2

Rangkaian DC to AC meliputi beberapa komponen yang mendukung dari kerja sistem


AC. IR2110 berfungsi sebagai driver pengontrol SPWM yang keluarkan dari
mikrokontroller2, mosfet IRF740 sebagai kerja AC yang dimana ada 4 mosfet yang saling
mengontrol on dan off.

4.3. Perancangan Lilitan Transformator


Pada perancangan tranfomator untuk DC to DC sangat penting dilakukan karena ada
beberapa tahap yang harus diperhatikan agar hasil tegangan output bisa berhasil dengan baik
dan sesuai perancangan awal, pada gambar 4.4. diperlihatkan lilitan primer pada trafo.

Gambar 4.4. Lilitan Np (primer) dengan jumlah satu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Seperti yang terlihat pada gambar 4.4. lilitan dimulai searah jarum jam. Seperti yang
sudah ada dalam perancangan bab 3, lilitan Np (primer) dililit dengan jumlah dua akan tetapi
lilitan pertama dililit dengan jumlah satu terlebih dahulu setelah itu akan dilanjutkan dengan
lilitan sekunder, untuk lilitan Ns (sekunder) terlihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Lilitan Ns (sekunder) dengan jumlah 68 lilitan.

Untuk lilitan sekunder dapat disesuaikan dengan memulai lilitan dengan searah jarum
jam. Lilitan sekunder dililit dengan jumlah sebanyak 68 seperti yang sudah ada pada
perancangan bab 3. Saat melilit lilitan sekunder dapat diusahakan lilitan tidak boleh ada yang
renggang ini mencegah terjadinya induktansi bocor yang besar. Setelah selesai melakukan
lilitan sekunder maka untuk lilitan terakhir ditutup dengan jumlah satu lilitan primer, lilitan
primer akan diperlihatkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Lilitan Np (primer) dengan jumlah satu menutup lilitan sekunder.

Untuk menutup lilitan terakhir ditutup dengan lilitan primer, ini dimaksudkan agar
trafo switching dapat bekerja dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

4.4. Pengujian Regulator LM2576


Pengujian dilakukan dengan cara memberi tegangan input yang berasal dari 2 buah
batterai yang di seri masing-masing 12V sehingga di dapat tegangan input sebesar 24,38V.
selanjutnya dilakukan pengukuran tegangan output dari regulator LM2576 dan di dapat
tegangan output sebesar 12,48V. terdapat perbedaan antara hasil perancangan dengan hasil
pengukuran. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. pengamatan regulator LM2576.

Nilai perancangan regulator Hasil pengujian regulator Error (%)


12V 12.48V 0,04

Dari data tabel 4.4. diketahui bahwa eror yang di dapat sebesar 0,04% hal ini disebabkan
karena adanya toleransi nilai resistor sebesar 5%.

4.5. Analisis sistem inverter


Pada analisis sistem inverter dilakukan pengamatan pada tegangan baterai, tegangan
CT (center tap), output DC, dengan daya output mulai 0 sampai 100W, dengan masukan
tegangan baterai 13.53V. Hasil dari pengamatan akan ditunjukan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Pengamatan DC to DC dengan beban bola lampu.


Kondisi Tegangan Tegangan tegangan Beban real
Arus (Io)
beban baterai DC CT DC (Vo) DC P = Vo × Io
Tanpa beban 12.35V 12.34V 320,7V 0,001A 0,32W
Lampu 5W 12.22V 11.91V 317,5V 0,130A 41,275W
Lampu 10W 12.17V 12.12V 319,6V 0,083A 26,53W
Lampu 15W 12.08V 12.05V 317V 0,212A 67,33W
Lampu 20W 12.00V 11.96V 317V 0,162A 51,36W
Lampu 25W 11.92V 11.87V 317V 0,292A 92,57W
Lampu 30W 11.85V 11.78V 317V 0,248A 78,62W
Lampu 40W 11.78V 11.69V 317V 0,209A 66,25W
Lampu 60W 11.69V 11.60V 316,5V 0,307A 97,2W
Lampu 70W 11.57V 11.45V 317,9V 0,393A 124,9W
Lampu 80W 11.48V 11.33V 316,5V 0,471A 149W
Lampu 100W 11.32V 11.12V 317,2V 0,518A 164,3W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada pengujian DC to DC akan di amati gelombang output 325,7Vdc serta arus yang
mengalir pada setiap beban yang akan dipakai. Dari hasil pengukuran arus output dan
tegangan output, ternyata hasil yang didapat sangat berbeda dengan beban yang dipakai,
jenis beban yang dipakai adalah bola lampu dengan daya yang berbeda-beda. Dari
perhitungan teori yang ada untuk menghitung rumus daya maka dapat disimpulkan bahwa
hasil perhitungan akan dapat diketahui daya yang sebenarnya. Sebagai contoh akan diambil
sample dengan daya beban lampu yang dipakai 5W, maka rumus untuk menghitung daya
dapat diperoleh dari:

Po = Vo × Io

Po = 317,5V × 0,130A

= 41,275W

Dari hasil perhitungan yang didapat ternyata beban lampu yang dipakai bukan 5W
melainkan 41W, hal ini disebabkan karena didalam sebuah lampu terdapat hambatan. Pada
tabel 4.5. sudah ditunjukan setiap beban yang dipakai dan perhitungan hasil beban real yang
terdapat pada satu buah lampu. Dari hasil data yang ditunjukan pada tabel 4.5. ternyata saat
pengujian dan pengukuran mulai dari beban lampu 5W sampai beban lampu 100W didapat
hasil yang sangat jauh berbeda dengan jenis beban lampu yang dipakai, hasil dari tabel 4.5.
menunjukan beban lampu yang dipakai sampai 100W hasilnya adalah beban lampu yang
terpakai 164W.
Pengukuran gelombang output DC dapat menggunakan osiloskop digital. Osiloskop
yang akan dipakai hanya dapat mengalir tegangan maximal 300V sedangkan pengujian
output DC mencapai 325,7Vdc sehingga dapat menggunakan pembagi tegangan untuk
menurunkan tegangan output yang akan diamati. Nilai resistor yang dipakai 100kΩ diseri
dengan 200kΩ maka didapat hasil yang akan diperlihatkan pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Hasil pembagi tegangan output DC.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Setelah melakukan percobaan pembagi tegangan dan didapat hasil output DC mencapai
111,2Vdc maka osiloskop dapat dipakai untuk mengamati hasil keluaran gelombang DC.
Pada tabel 4.5. diperlihatkan saat penggunaan DC to DC tanpa beban, arus yang mengalir
hanya 0,001A. Pada gambar 4.8. output DC saat belum menggunakan beban lampu.

(a) (b)
Gambar 4.8. (a) tanpa beban output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC.

Gambar 4.8. (a) menunjukan hasil output arus dan tegangan DC, ini membuktikan
bahwa tegangan saat belum diberi beban mencapai 320,7Vdc tentu ini sangat berbeda
dengan hasil perancangan yang sudah dibuat pada bab 3. Untuk memperoleh nilai galat pada
hasil percobaan dapat dirumuskan sebagai berikut.

Nilai perancangan − Hasil pengujian


galat = ( ) × 100%
Nilai perancangan

325,7V − 320,7V
galat = ( ) × 100%
325,7V

= 1,54%

Dari hasil pengujian alat di dapat tegangan output DC memiliki galat sebesar 1,54%,
tentunya ini sangat berpengaruh terhadap output DC yang akan di beri beban penuh 100W.
Pada tabel 4.5. sudah diperlihatkan bahwa saat diberi beban penuh 100W tegangan output
DC mencapai 317,2V. tetapi dalam perancangan ini tegangan Vrms tidak kurang dari 311,1V
dan akan terus stabil pada ranges 319Vdc sampai 317Vdc. Diketahui bahwa sumber
tegangan AC memiliki tegangan Vm = 220 × √2 = 311,1V dapat dikatakan bahwa pengujian
untuk DC to DC telah berhasil dijalankan sesuai dengan perancangan yang sudah di buat
dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Gambar 4.8. (b) adalah hasil output gelombang DC, diketahui bahwa gelombang untuk
tegangan DC berbentuk gelombang lurus. Pada gambar 4.8. (b) memperlihatkan CH1
berbentuk gelombang lurus dan CH2 berbentuk gelombang segitiga dimana CH2
memperlihatkan bahwa tegangan yang dihasilkan output DC masih memperoleh tegangan
ripple tetapi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap output DC dikarenakan ripple yang
dihasilkan sangat kecil. Dapat disimpulkan bahwa untuk pengujian tegangan output
gelombang DC telah berhasil dijalankan dengan gelombang yang dihasilkan berupa
gelombang rata. Untuk gambar beban penuh 100W dapat diperlihatkan pada gambar 4.9.

(c) (d)
Gambar 4.9. beban 100W (c) output arus dan tegangan, (b) gelombang output DC.

4.5.1. Pengamatan Output PWM Mikrokontroller.


Pada percobaan ini diamati gelombang PWM yang dihasilkan mikrokontroller,
pengamatan yang dilakukan menggunakan osiloskop. Pada bab sebelumnya dirancang
sebuah regulator LM7805 ini dimaksudkan agar tegangan yang masuk pada mikrokontroller
hanya 5V. Gambar 4.10. menunjukan hasil masukan dari baterai 12V dan akan diturunkan
tegangan menggunakan LM7805.

Output LM7805

Input DC

Gambar 4.10. Kiri output LM7805, kanan input DC.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Dari hasil pengukuran tegangan yang sudah dilakukan terlihat input dari tegangan DC
sebesar 12,33V ini menunjukan bahwa tegangan yang masuk pada LM7805 bisa dapat
diturunkan sampai 5V, pengujian untuk regulator LM7805 telah berhasil dilakukan
mikrokontroller sudah aktif dan dapat dijalankan. Pada tahap ini mikrokontroller sudah aktif
dan bisa menghasilkan keluaran gelombang PWM. Pengujian dilakukan dengan memberi
output daya 0 sampai 100W. Gambar 4.11. menunjukan hasil output gelombang PWM.

(a) (b)
Gambar 4.11. (a) saat tanpa beban, (b) saat beban penuh lampu 100W.

Gambar 4.11. (a) menunjukan hasil gelombang output PWM dari mikrokontroller saat
tanpa beban, gelombang yang dihasilkan begitu baik dengan kondisi Vmax yang keluar dari
mikrokontroller sebesar 5,20V tentunya dengan pengujian sampai beban penuh 100W PWM
akan semakin melebar dan Vmax yang akan dihasilkan tetap 5,20V. pada pengamatan dan
pengujian gelombang output dari mikrokontroller bisa dinyatakan berhasil dijalankan.

4.5.1.1. Pengamatan PWM driver mosfet IRF3710


Pengamatan dilakukan dengan melihat karakteristik jenis driver transistor dan mosfet
yang digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM pada mosfet. Pada bab 3 hasil
perhitungan VDS dan penentuan mosfet yang dipakai STP160N75F3 tipe mosfet ini dipilih
karena karakteristik VDS yang mencapai 75V (datasheet), daya total dissipation sebesar
330W (datasheet), RDS saat on 4mΩ (datasheet), dan arus drain saat continuous mencapai
120A, 100oC (datasheet) tentunya tipe mosfet ini sangat baik digunakan dalam merancang
sebuah inverter. Tetapi dalam perancangan ini mosfet STP160N75F3 tidak dapat digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

karena tipe mosfet ini termasuk salah satu yang jarang ditemukan. Sebagai pengganti untuk
tipe mosfet STP160N75F3 menggunakan tipe mosfet IRF3710.
Parameter kerja tipe mosfet IRF3710 memiliki VDS mencapai 100V (datasheet), daya
total dissipation sebesar 200W (datasheet), RDS saat on 23mΩ (datasheet), dan arus drain
saat continuous mencapai 57A, 150oC (datasheet). Kekurangan dari parameter kerja mosfet
tipe ini terletak pada arus drain yang hanya dapat mengaliri arus sebesar maximal 57A,
tentunya hal ini dapat di antisipasi dengan menggunakan 2 pasang mosfet yang dihubungkan
secara parallel. Gambar 4.12. menunjukan pengamatan CH1 dan CH2 dan hasil dari
pengamatan PWM 1 dan PWM 2 dapat dilihat dari gambar 4.13.

CH2

CH1

Gambar 4.12. pengamatan CH1 dan CH2.

(a) (b)
Gambar 4.13. (a) tanpa beban, (b) daya lampu 100W.

Dari gambar 4.13. terlihat bahwa semakin besar beban lampu yang ditanggung (beban
ditambah) maka duty cycle akan bertambah. Diperoleh data bahwa gelombang keluaran
PWM tidak terjadi benturan (over clock) Ujicoba dilakukan mulai dari tanpa beban sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

beban lampu 100W. Pengamatan juga dilakukan pada output driver transistor yang
digunakan, hasil pengamatan dapat ditunjukan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengamatan output driver transistor.


Pengukuran
Tegangan baterai keluaran tegangan kondisi
DC Vmax Daya output
PWM1 PWM2
12.34V 9,20V 9,40V Tanpa beban
12.22V 10V 9,80V Lampu 5W
12.17V 10V 9,80V Lampu 10W
12.08V 9,80V 9,80V Lampu 15W
12.00V 9,80V 9,80V Lampu 20W
11.92V 9,60V 9,80V Lampu 25W
11.85V 9,80V 9,80v Lampu 30W
11.78V 9,80V 9,80V Lampu 40W
11.69V 9,60V 9,80V Lampu 60W
11.57V 9,60V 9,60V Lampu 70W
11.48V 9,40V 9,40V Lampu 80W
11.32V 9,40V 9,40V Lampu 100W

Hasil tegangan logika 1 yang keluar dari driver transistor telah berhasil dijalankan
dengan kondisi tegangan Vmax lebih dari 5V, dari parameter kerja VGS mosfet IRF3710
mosfet akan aktif jika tegangan masukan mencapai 10V (datasheet) setelah dilakukan
pengujian didapat hasil dengan tegangan cenderung berubah-ubah dari 9,20V, 9,80V, 10V,
tentu saja hal ini tidak terlalu berpengaruh pada jenis transistor yang digunakan. Dapat
disimpulkan bahwa tegangan yang masuk pada kaki gate mosfet sudah bisa aktif dan dapat
menghasilkan PWM maximal.

4.5.1.2. Pengamatan Output Drain IRF3710


Pengamatan gelombang output drain IRF3710 dilakukan agar dapat mengetahui
seberapa besar induktansi bocor yang terjadi pada trafo. Pengujian dilakukan mulai dari
tanpa beban sampai beban maximal lampu 100W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

CH2

CH1

(a) letak CH1 dan CH2, untuk pengamatan gelombang PWM.

(b) saat tanpa beban (c) saat beban lampu 10W

(d) saat beban lampu 60W (e) saat beban lampu 100W
Gambar 4.14. hasil gelombang output drain IRF3710.

Gambar 4.14. (b) menunjukan gelombang dengan tanpa memberikan beban lampu
pada output DC, hasil yang dapat dari pengamatan tersebut adalah adanya terjadi osilasi pada
gelombang output drain ini disebabkan karena adanya lilitan Np (primer) yang sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

pelilitan berlangsung telah terjadi perenggangan pada lilitan. Hal ini bisa saja terjadi pada
setiap transformator switching cara untuk meredam efek induktansi bocor yang terjadi pada
transformator switching dengan menggunakan kapasitor non-polar, semakin besar nilai
kapasitor yang akan digunakan maka semakin meredam efek induktansi bocor yang terjadi
pada trafo.
Gambar 4.14. (c), (d), (e) menunjukan hasil yang semakin baik pada gelombang output
drain IRF3710 walapun masih terjadi sedikit osilasi tetapi semakin besar beban yang akan
di tambahkan maka trafo yang mengalami osilasi akan semakin berkurang dan menunjukan
hasil gelombang yang cukup baik. Perubahan gelombang output drain IRF3710 terjadi saat
diberi beban lampu 60W sampai 100W, ini membuktikan bahwa percobaan dengan
memberikan tambahan kapasitor non-polar telah berhasil dijalankan dan menunjukan hasil
yang cukup baik untuk meredam efek induktansi bocor pada transformator switching.

4.5.2. Pengamatan beban tegangan DC.


Pengujian dilakukan dengan menguji beban lampu selama 5 menit dan di lakukan
pengambilan data per 30 detik untuk mengetahui karakteristik DC to DC. Hasil pengujian
untuk output DC menggunakan sebuah lampu yang masing-masing memiliki daya yang
berbeda-beda, pengujian dilakukan mulai dari tanpa beban sampai beban lampu 100W. tabel
4.7. menunjukan pengamatan beban yang dipakai berbeda-beda pengukuran tersebut akan
menunjukan hasil rangkaian dan perancangan DC to DC bekerja dengan baik atau tidak.
Pengukuran untuk hasil tegangan output dirata-rata dan dibandingkan dengan nilai hasil
perancangan maka akan ketemu nilai galat yang diperoleh setiap beban. Hasil nilai galat
akan ditunjukan pada tabel 4.7. sebagai contoh akan diambil data tegangan output dengan
beban lampu 40W dan beban lampu 100W.

Beban lampu 40W


325.7V −317,67
galat = ( ) × 100%
325.7V

= 2,47%

Beban lampu 100W


325.7V − 318,7
galat = ( ) × 100%
325.7V

= 1,86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Table 4.7. pengamatan rata-rata galat output tegangan DC to DC.


Kondisi
Tegangan Tegangan Rata-rata Arus galat
beban lampu Waktu
input (Vi) output (Vo) nilai (Vo) (Io) (%)
(w)
1 menit 12,45 322,7 0,001

Tanpa beban 3 menit 12,45 321,8 322,6 0,001 0,95


5 menit 12.45 321,6 0,001
1 menit 11,90 317,9 0,129

Lampu 5W 3 menit 11.90 318,5 318,14 0,130 2,32


5 menit 11.90 318,2 0,129
1 menit 12,04 318,7 0,079

Lampu 10W 3 menit 12,04 317,7 318,7 0,079 2,15


5 menit 12,03 318,7 0,079
1 menit 11,67 317,4 0,210

Lampu 15W 3 menit 11,66 317,9 317,5 0,210 2,52


5 menit 11,65 317,6 0,211
1 menit 11,76 317,4 0,163

Lampu 20W 3 menit 11,75 317,8 317,58 0,163 2,4


5 menit 11,74 317,6 0,163
1 menit 11,41 317,2 0,293

Lampu 25W 3 menit 11,40 316,8 316,98 0,293 2,68


5 menit 11,33 316,4 0,293
1 menit 11,43 317,9 0,247

Lampu 30W 3 menit 11,42 318 317,8 0,248 2,43


5 menit 11,41 317,4 0,248
1 menit 11,50 317,8 0,209

Lampu 40W 3 menit 11,48 317,5 317,67 0,209 2,47


5 menit 11,47 317,4 0,209
1 menit 11,23 317,2 0,308

Lampu 60W 3 menit 11,22 317,3 317,48 0,308 2,52


5 menit 11,20 318,7 0,308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

(Lanjutan) tabel 4.7. pengamatan rata-rata galat output tegangan DC to DC.

Kondisi
Tegangan Tegangan Rata-rata Arus galat
beban lampu Waktu
input (Vi) output (Vo) nilai (Vo) (Io) (%)
(w)
1 menit 11,01 317,3 0,393

Lampu 70W 3 menit 11 317,9 317,5 0,393 2,52


5 menit 10,98 317,4 0,393
1 menit 10,78 318,3 0,475

Lampu 80W 3 menit 10,76 318,4 318,4 0,475 2,24


5 menit 10,72 318,9 0,476
1 menit 10,61 319,7 0,523
Lampu 3 menit 10,58 319,6 319,63 0,522 1,86
100W
5 menit 10,54 319,4 0,520

Pada pengujian beban lampu mulai dari tanpa beban sampai beban lampu 100W telah
dilakukan. Dapat diamati bahwa setiap beban lampu yang dinyalakan akan ada nilai
perubahan terhadap nilai perancangan dan hasil data. Perubahan yang ditunjukan saat beban
diberi lampu 40W telah terjadi perubahan terhadap input dari baterai yang mengalami
penurunan dan beberapa saat kemudian kembali stabil, ini dikarenakan setiap beban besar
yang langsung dinyalakan akan menyebabkan tegangan turun sementara tapi itu tidak akan
berlangsung lama dan tidak mempengaruhi tegangan output yang turun sampai melebihi
316V.
Setiap rata-rata tegangan output yang terlihat dalam tabel 4.7. memiliki galat 2,26%
tentu ini sangat berbeda dengan hasil perancangan yang sudah dibuat pada bab 3. Pada
Pengujian DC to DC mengalami perubahan tegangan yang sedikit berbeda dengan hasil
perancangan ini disebabkan kerena rugi-rugi tegangan yang terjadi pada rangkaian dan
komponen-komponen aktif yang terdapat pada rangkaian. Berikut adalah tabel 4.8. hasil
pengamat DC to DC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 4.8. hasil pengujian DC to DC.

Beban Gambar arus output dan tegangan Gambar arus output dan tegangan
lampu input output
bervariasi (Vi) vs (Io) (Vo) vs (Io)

Tanpa
beban

Lampu 5W

Lampu
30W

Lampu
60W

Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

tabel Vo vs Vi tanpa beban


350

340

330 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.8 322.8 322.8 322.8
Vo (volt)

320
321.6
310

300

290

280
12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45
Vi (vollt)

Gambar 4.15. Grafik Vo vs Vi tanpa beban.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan 1 buah baterai dengan tegangan awal


12,45V, saat beterai terukur 12,45V tanpa beban hasil tegangan output yang didapat adalah
322,7V pengujian dan pengambilan data dilakukan dengan cara menggunakan beban lampu
dengan daya yang bervariasi mulai dari tanpa beban sampai beban maximal lampu 100W
pengujian ini dimaksudkan agar mengukur kestabilan tegangan output saat tegangan baterai
semakin habis dan saat daya berubah-ubah. Pengujian dilakukan selama 5 menit dan
pengambilan data per-30 detik ini sudah cukup untuk melihat kestabilan tegangan output.
Pada gambar 4.15. dilihat bahwa tegangan input menunjukan 12,45V dan tegangan output
cendurung berubah-ubah mulai dari 322,7V sampai 321,6V.

tabel Vo vs Vi beban lampu 60W


319 318.7

318.5

318
317.6 317.6
Vo (volt)

317.4 317.6
317.5 317.3 317.3
317.2 317.2 317.2 317.2

317

316.5

316
11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.22 11.22 11.21 11.22 11.2
Vi (vollt)

Gambar 4.16. Grafik Vo vs Vi beban lampu 60W.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Pada pengujian dengan beban lampu 60W dapat dilihat dari gambar 4.16. tegangan
input baterai yang terukur 11,23V dan tegangan output turun sampai 317,2V. Saat tegangan
baterai terukur 11,2V tegangan output seketika naik menjadi 318,7V hal ini membuktikan
bahwa disaat tegangan baterai mulai turun PWM yang dikeluarkan dari mikrokontroller akan
ditambahkan 1 dan merespon tegangan output agar tetap stabil di ranges 315V sampai 325V.

tabel Vo vs Vi beban lampu 100W


319.8
319.7 319.7 319.7 319.7 319.7 319.7
319.7
319.6 319.6 319.6 319.6
319.6
Vo (volt)

319.5
319.4
319.4

319.3

319.2

319.1
10.61 10.61 10.6 10.6 10.59 10.59 10.58 10.58 10.56 10.55 10.54
Vi (vollt)

Gambar 4.17. Saat beban lampu 100W.

Gambar 4.17. menunjukan beban lampu yang dipakai 100W pada pengujian yang telah
dilakukan tegangan baterai terukur 10,61V dan tegangan output 319,7V pada pengujian saat
beban lampu 100W tegangan dari baterai menunjukan 10,61V sampai 10,54V tegangan dari
baterai sudah mulai menurun tetapi tegangan output tetap stabil dari 319,7V sampai 319,4V
terlihat bahwa walaupun tegangan baterai mulai menurun tetapi tegangan output tetap stabil
dan tidak turun melebihi 315Vdc.
Dari percobaan yang telah dilakukan mulai dari tanpa beban sampai beban lampu
100W, dapat dianalisis bahwa setiap beban yang dipakai pada pengujian ini memiliki nilai
toleransi yang berbeda-beda contoh yang dapat di ambil saat penggunaan daya 100W,
dengan menggunkan 2 buah lampu yang di seri 40W dengan 60W saat pengukuran tegangan
yang diukur tegangan rata-rata output yang hasilkan 319,63 dan arus output yang terukur
0,520A maka hasil real dari beban lampu yang dipakai sebesar 166W ini membuktikan
bahwa setiap daya lampu yang tertulis 60W atau 40W tidak benar-benar menyatakan beban
lampu itu sendiri dikarenakan hambatan yang ada pada setiap beban lampu berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

4.5.3. Feedback

Gambar 4.18. Listing program feedback.

pada gambar 4.18. Akan dibahas listing program feedback. Vout sama dengan baca
tegangan output pada ADC 1, jika tegangan output lebih besar dari nilai ADC 917 (325V)
maka nilai PWM akan dikurangi 1, jika nilai PWM bernilai negatif atau kurang dari 0 maka
PWM sama dengan 0. Jika tegangan output kurang dari nilai ADC 889 (315V) maka nilai
PWM akan ditambah 1. Tabel 4.9. menentukan nilai ADC menggunakan exel.

Tabel 4.9. penentuan untuk nilai feedback ADC


Vi Vo ADC
205 2,8 579
215 2,94 607
225 3,08 635
235 3,21 663
245 3,35 692
255 3,49 720
265 3,62 748
275 3,76 776
285 3,9 805
295 4,03 833
305 4,17 861
315 4,31 889 Minimum
325 4,44 917 Maximal
335 4,58 946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

4.5.4. Analisis output AC


untuk menghasilkan tegangan AC dibutuhkan 2 driver sebagai pembangkit gelombang
PWM dan 4 buah mosfet dengan masing-masing 2 pasang yang nanti akan saling bekerja
secara on off. Dirancang 2 buah driver menggunakan IC IR2110 sebagai pendukung
gelombang PWM. Dari gambar 4.19. akan ditunjukan dirver 1 dan driver 2.

Driver 1 Driver 2
IR 2110 IR 2110

Gambar 4.19. IC IR 2110.

Cara kerja dari sistem IR2110 adalah dengan memberikan nilai logika pada kaki HIN,
dan LIN. Pengamatan dilakukan menggunakan osiloscop digital pada perancanagn DC to
AC. Perancangan memiliki frekuensi 50Hz. Berikut gambar 4.20. menunjukan listing
program untuk gelombang AC.

Gambar 4.20. listing program gelombang AC 50Hz.

Gambar 4.20. merupakan List program gelombang AC 50Hz, baris ke 70 sampai pada baris
ke 74 merupakan proses perhitungan gelombang SPWM. Nilai variable i pada fungsi for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

digunakan untuk menambahkan nilai periode gelombang SPWM setiap 2 milidetik, sampai
dengan 10 milidetik (setengah gelombang). Baris ke 80 sampai 84 juga merupakan proses
perhitungan SPWM selama 10 mili detik, sehingga jika disatukan akan mendapatkan periode
20 milidetik (50Hz), proses tersebut akan terus berulang.
Pengamatan dilakukan mulai dari mengukur kaki HIN IR2110 driver1 dan driver2
sampai pengukuran output kaki HO IR2110 driver1 dan driver2. Pada channel1 terpasang
sebagai driver1 dan channel2 terpasang sebagai driver2. Pada bagian gambar 4.21. akan
ditunjukan pengamatan CH1 dan CH2 terpasang.

CH1 CH2
1 1

CH1 CH2
1 1

Gambar 4.21. pengambilan data CH1 dan CH2, HO dan HIN.

Gambar 4.21. ditunjukan CH1 dan CH2 terpasang, ini dimaksudkan agar setiap
pemasangan channel harus sesuai dengan yang di amati. Gambar 4.22. menunjukan respon
keluaran kaki HIN.A dan HIN.B pada output mikrokontroller2. Pengamatan dilakukan agar
mengetahui respon dari output mikrokontroller bekerja sesuai dengan hasil perancangan
pada bab 3.

Gambar 4.22. Output kaki HIN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Dari pengamatan input HIN.A dan HIN.B pada gambar 4.22. diperoleh gelombang
kotak dengan frekuensi 40.98Hz HIN1 dan 41.01Hz HIN2. Tegangan rata-rata (Vavg)
gelombang 2.55V channel1 dan 2.83V channel2. Tinggi gelombang kotak Vmax 5.44V.
Frekuensi yang masuk ke kaki HIN dapat dilihat 40Hz tentu ini tidak sama dengan
perancangan yang menggunakan 50Hz sebagai frekuensi keluaran gelombang AC. Dapat
dijelaskan bahwa respon dari kerja mikrokontroller2 megalami sedikit keterlambatan ini
disebabkan karena setiap kerja pengoprasian matematika dari mikrokontroller yang terus
berulang-ulang ini menyebabkan respon frekuensi yang keluar dari mikrokontroller tidak
stabil atau terus mengalami perubahan.

Gambar 4.23. Output kaki HO.

Pengamatan kaki HO dilakukan agar melihat hasil output gelombang SPWM. Ternyata
didapat hasil yang berbeda dari channel1 driver1 terlihat bahwa Output HO.A CH1 tidak
mengeluarkan gelombang ini menyebabkan ketidak seimbangan pada ke 4 mosfet yang
dipasang, hanya 2 mosfet yang bekerja maka hasil gelombang AC tidak maksimal.

Gambar 4.24. pengukuran kaki VCC pada IR2110.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Seperti yang diketahui dari datasheet IR2110 aktif saat tegangan maximum 20V dan
minimum 10V. dari gambar 4.24. menujukan hasil tegangan yang masuk pada IC IR2110
12,39V pada range tersebut IR2110 sudah dapat aktif sesuai dengan (datasheet). Maka bisa
dinyatakan IR2110 telah berhasil dijalankan sesuai spesifikasi IC IR2110. Pada Tabel 4.10.
akan ditunjukan spesifikasi IC IR2110.

Tabel 4.10. Spesifikasi IC IR2110.

Gambar 4.25. Pengukuran kaki VDD pada IR2110.

Pengukuran juga dilakukan pada kaki VDD, dimana fungsi kaki VDD adalah untuk
mengaktifkan kaki logika IC IR2110. Dari gambar 4.25. terlihat tegangan input 4,92V dapat
nyatakan bahwa kaki logika IR2110 sudah memenuhi kriteria aktif (datasheet). Diketahui
bahwa ketika tegangan VDD 4.92V maka kaki HIN akan aktif dan memberikan respon
gelombang pada kaki gate mosfet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

CH1 CH2
1 1

CH1 CH2
1 1

Gambar 4.26. pengambilan data CH1 dan CH2, LIN dan LO.

Pada gambar 4.26. ditunjukan CH1 dan CH2 terpasang, ini dimaksudkan agar setiap
pemasangan channel harus sesuai dengan yang di amati. Gambar 4.27. menunjukan respon
keluaran kaki LIN.A dan LIN.B pada output mikrokontroller2. Pengamatan dilakukan agar
mengetahui respon dari output mikrokontroller bekerja sesuai dengan hasil perancangan
pada bab 3.

Gambar 4.27. pengukuran kaki LIN.

Pengukuran pada kaki LIN yang dimana pengamatan dilakukan agar mengetahui
gelombang SPWM pada output mikrokontroller. Dari hasil data yang sudah didapat SPWM
yang keluar dari mikrokontroller memiliki Vavg 1.12V CH1 dan 1.34V CH2. Tinggi
gelombang tegangan maksimal SPWM 5.36V CH1 dan 5.28V CH2. Hasil yang dapat dilihat
dari output gelombang SPWM mengalami penyempitan dan peregangan sesuai perancangan
pada bab 3 gelombang yang dihasilkan dari SPWM mikrokontroller berbentuk kotak yang
akan melebar dan merapat sesuai frekuensi yang akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Gambar 4.28. Kaki LO IR2110.

Pengujian juga dilakukan tehadap kaki output LO driver1 dan driver2, dapat terlihat
dari data yang didapat IC IR2110 bekerja dan dapat mengirimkan gelombang SPWM pada
mosfet. Tinggi tegangan maksimal gelombang SPWM adalah 11V ini sudah memenuhi
syarat aktif Vgs pada kaki gate. Mosfet bekerja dan dapat berfungsi sebagai penyaklaran.

4.5.5. Pengamatan mosfet pada driver 1


Pengamatan dilakukan dengan cara memcabut IC IR2110 pada driver1 hal ini
dilakukan untuk ingin mengetahui apakah ada kerusakan pada komponen mosfet atau kah
driver1 IR2110 yang mengalami kerusakan. Pengujian pertama dilakukan dengan cara kaki
yang menyambung pada HO driver2 sambung langsung (digabung) pada kaki gate mosfet 1
hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dari gambar 4.29.

Gambar 4.29. Output kaki HO saat digabung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Setelah pengujian dilakukan dengan menggunakan cara HO mosfet1 dan mosfet2 digabung
dan diberi masukan tegangan 12V pada drain maka di dapat hasil channel1 dan channel2
mengelurakan gelombang PWM yang sama, maka dapat dianalisis bahwa mosfet yang
dipakai tidak bermasalah,
Setelah melakukan beberapa pengujian ternyata didapat hasil akhir pada rangkaian
driver mosfet. Saat pengecekan ternyata yang bermasalah terletak pada jalur-jalur rangkaian
driver mosfet yang terdapat banyak sekali jaumper trough hole terutama pada rangkaian
mikrokontroller yang lansung berdekatan dengan driver1.

4.5.6. Pengamatan output gelombang AC


Hasil akhir dari percobaan dan pengamatan sistem inverter yang telah dilakukan maka
pengujian untuk output gelombang AC dilakukan maka hasil dari pengujian dapat dilihat
dari gambar 4.30.

Gambar 4.30. Output gelombang AC.

Gambar 4.30. menunjukan hasil output gelombang AC, gelombang yang ditampilkan
berupa gelombang sinus 40,65kHz hasil yang ditampilkan pada gambar 4.28. tidak
membuktikan bahwa hasil dari keluaran tegangan AC berupa sinus karena frekuensi
menunjukan 40,65kHz ini adalah hasil dari frekuensi yang tereferensi dari trafo switching
menyebabkan gelombang dan frekuensi yang di tangkap bukan dari hasil kerja mosfet
IRF470 yang saling on dan off, melainkan dari gelombang trafo switching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis pada rangkaian inverter masukan 12V-24V DC


dengan menghasilkan sinus 220V-230V AC dapat diambil kesimpulan:

1. Hasil pengujian konverter DC to DC untuk 12V pada sistem inverter telah dijalankan
dengan tanpa beban sampai pengujian beban 100W menghasilkan tegangan output
318V dengan rata-rata eror 2,26%. Inverter untuk input 24V tidak dapat bekerja.
2. Sistem inverter tidak dapat menghasilkan tegangan 220V-230V AC dan gelombang
sinus 50Hz.

5.2. Saran

Penelitian tentang inverter dengan 2 masukan tegangan sekaligus, masih dalam tahap
percobaan dan masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk pengembangan inverter
dengan 2 input berikut berupa saran:
1. Untuk pengembangan DC to DC dapat disarankan menggunakan jenis transistor
yang memiliki frekuensi switching 100Mhz atau lebih.
2. Untuk mengoptimalkan lilitan trafo switching juga dapat disaran menggunakan
LCR meter dengan spesifikasi yang lebih baik dan keluaran nilai yang akurat.
3. Rangkaian juga harus diperhatikan untuk tata letak komponen terutama yang
berkaitan dengan jalur-jalur rangkaian tidak boleh melewati kaki komponen yang
sensitif dengan frekuensi sebab akan berpengaruh terhadap frekuensi yang
melewatinya.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

[1]. MR, Fadhli., 2010, Rancang Bangun Inverter 12V DC ke 220V AC Dengan Frekuensi
50Hz dan Gelombang Keluaran Sinusoidal. Depok, Universitas Indonesia.

[2]. Hart, D.W., 1997,. Introduction To Power Electronics: International Edition.


Prentice Hall International.London.

[3]. Abdurrahman, N., Landasan Teori PWM (Pulse Width Modulation), https://www.-
academia.edu/16223350/BAB_II_LANDASAN_TEORI_2.1_PWM_Pulse_Width_
Modulation, diakses 6 Oktober 2016.

[4]. -----, 2009, Datasheet Step-down Switching Regulator LM2575, On Semiconductor.

[5]. -----, 2001, Datasheet Positive-voltage Regulator LM7805, Farchid Semiconductor.

[6]. Suprapto, M.T., 2012, Aplikasi dan Pemograman Mikrokontroller AVR. Yogyakarta.

[7]. -----, 2014, Data Sheet Atmega16, ATMEL

[8]. Andrianto, H., 2013, Pemograman Mikrokontroller AVR ATmega16 menggunakan


Bahasa C, Code Vision AVR, 2nd ed, Informatika, Bandung.

[9]. Ramdhani, M., 2005, Rangkaian Listrik, 2nd ed, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom,
Bandung.

[10]. http://www.engineersgarage.com/sites/default/files/Lcd_0.jpg, diakses 8 oktober


2016.

[11]. -----, 2008, Data Sheet Specifications Of Lcd Module, Xiamen Amotec Display.

[12]. Boylestad, R.L., Nalshelsky, L., 2009, Electronic Devices And Circuit Theory, 10nd
ed, Pearson Prentice Hall, USA.

[13]. -----, 2012, Transistor Sebagai Saklar, http://elektronika-dasar.web.id/wp-


content/uploads/2012/05/Transistor-Sebagai-Saklar-Kondisi-Saturasi.jpg,
Elektronika Dasar, diakses 9 Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

[14]. -----, 2012, Transistor Sebagai Saklar, http://elektronika-dasar.web.id/wp-


content/uploads/2012/05/Transistor-Sebagai-Saklar-Posisi-Cut-Off.jpg, Elektronika
Dasar, diakses 9 Oktober 2016.

[15]. Atmoko, Y.D., 2007, Inverter Controlling Induction Motor, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Elektro, FST, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

[16]. Maulana, 2014 Teori Dasar Mosfet, http://maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/-


Teori-Dasar-MOSFET-Metal-Oxide-Semiconductor-Field-Effect-Transistor.pdf,
diakses 25 Oktober 2016.

[17]. Tyas, P, N., 2011, Pengaruh Jumlah Lilitan Dan Bentuk Inti Ferit Pada Push-pull
Converter, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro, FTI, Universitas Katholik
Soegijapranata, Semarang.

[18]. Presman, A, I., Billings, K., Morey, T., 2009, Switching Power Supply Design, 3nd
ed, The McGraw-Hill Companies, USA.

[19]. -----, 2012, AN2794 Aplication Note 1 KW Dual Stage DC-AC Converter Based On
The STP160N75F3, STMicroelectronics.

[20]. -----, 2005, Datasheet IR2110, International IOR Recifer.

[21]. -----, 2015, Datasheet LM741 Operational Amplifier, Texas Instruments

[22]. -----, 2012, Inverter DC ke AC, http://elektronika-dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/,


Elektronika Dasar, diakses 3 January 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-1

LAMPIRAN 1
RANGKAIAN ELEKTRONIK INVERTER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-2

Gambar rangkaian regulator tegangan LM2576 dan LM7805

Gambar rangkaian pembagi tegangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-3

Gambar rangkaian mikrokontroller1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-4

penyearah Dioda

Transformator switching

Mosfet IRF3710

Driver mosfet
transistor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-5

Gambar rangkaian mikrokontroller2

Gambar rangkaian driver IC2110, mosfet IRF7310


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-6

LAMPIRAN 2
LISTING PROGRAM MIKROKONTROLLER1 DAN
MIKROKONTROLLER2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-7

Program mikrokontroller 1
/*******************************************************
Chip type : ATmega16A
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 16.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size :0
Data Stack size : 256
*******************************************************/

#include <mega16a.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE ((0<<REFS1) | (0<<REFS0) | (0<<ADLAR))
#define pwm1 OCR1A
#define pwm2 OCR1B
#define max_pwm 114 // duty cycle max 45%

char buf[8];
int pwm;
unsigned int vbat, vout;
float vi, vo;

// Read the AD conversion result


unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;
delay_us(10);
ADCSRA|=(1<<ADSC);
while ((ADCSRA & (1<<ADIF))==0);
ADCSRA|=(1<<ADIF);
return ADCW;
}

void main(void)
{
DDRD.4=1; PORTD.4=0; // output pwm 1
DDRD.5=1; PORTD.5=0; // output pwm 2

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=(0<<WGM00) | (0<<COM01) | (0<<COM00) | (0<<WGM01) | (0<<CS02) | (0<<CS01) |
(0<<CS00);
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 16000.000 kHz
// Mode: Ph. correct PWM top=0x00FF
// OC1A output: Non-Inverted PWM
// OC1B output: Inverted PWM
// Noise Canceler: Off
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-8

// Input Capture on Falling Edge


// Timer Period: 0.031875 ms
// Output Pulse(s):
// OC1A Period: 0.031875 ms Width: 0 us
// OC1B Period: 0.031875 ms Width: 0.031875 ms
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=(1<<COM1A1) | (0<<COM1A0) | (1<<COM1B1) | (1<<COM1B0) | (0<<WGM11) |
(1<<WGM10);
TCCR1B=(0<<ICNC1) | (0<<ICES1) | (0<<WGM13) | (0<<WGM12) | (0<<CS12) | (0<<CS11) | (1<<CS10);
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0<<AS2;
TCCR2=(0<<PWM2) | (0<<COM21) | (0<<COM20) | (0<<CTC2) | (0<<CS22) | (0<<CS21) | (0<<CS20);
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization


TIMSK=(0<<OCIE2) | (0<<TOIE2) | (0<<TICIE1) | (0<<OCIE1A) | (0<<OCIE1B) | (0<<TOIE1) |
(0<<OCIE0) | (0<<TOIE0);

pwm1=0;
pwm2=255;

// Analog Comparator initialization


// Analog Comparator: Off
// The Analog Comparator's positive input is
// connected to the AIN0 pin
// The Analog Comparator's negative input is
// connected to the AIN1 pin
ACSR=(1<<ACD) | (0<<ACBG) | (0<<ACO) | (0<<ACI) | (0<<ACIE) | (0<<ACIC) | (0<<ACIS1) |
(0<<ACIS0);

// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 1000.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADATE) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) | (1<<ADPS2) |
(0<<ADPS1) | (0<<ADPS0);
SFIOR=(0<<ADTS2) | (0<<ADTS1) | (0<<ADTS0);

// Alphanumeric LCD initialization


// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-9

// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts("Wilhelmus A. K. ");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(" 135114039 ");
delay_ms(3000);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts("Invert.Sine-Wave");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("12/24Vdc-230Vac ");
delay_ms(3500);
lcd_clear();
pwm=1;
delay_ms(3500);
while (1)
{
vbat=read_adc(0);

vout=read_adc(1); // vout= baca tegangan out pada adc 1


if(vout>=852) pwm--; // jika vout lebih dari sama dengan 852(325V) maka nilai pwm=pwm-1(nilai
pwm dikurangi satu)
if(vout<=839) pwm++; // jika vout kurang dari sama dengan 839(310V) maka nilai
pwm=pwm+1(nilai pwm ditambah satu)
if(pwm<0) pwm=0; // jika nilai pwm bernilai negatif (<0) maka pwm =0
if(pwm>max_pwm)pwm=max_pwm; // jika pwm lebih dari 144(pwm_max) atau dutycyle=45% maka
pwm hanya sama dengan 45%
pwm1=pwm; // pwm1= nilai pwm
pwm2=255-pwm; // pwm2= nilai dari 255-pwm
delay_ms(2); // tunda 2mS

vi=(float)(vbat*29.69697)/1023;
vo=(float)(vout*383.24)/1023;

lcd_gotoxy(0,0);
ftoa(vi,1,buf);
lcd_puts("Vi:");
lcd_puts(buf);
lcd_puts("Vdc ");

lcd_gotoxy(0,1);
ftoa(vo,1,buf);
lcd_puts("Vo:");
lcd_puts(buf);
lcd_puts("Vdc ");
}
}

Program mikrokontroller 2
/*******************************************************
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-10

Chip type : ATmega16A


Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 16.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size :0
Data Stack size : 256
*******************************************************/

#include <mega16a.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <math.h>
#define pwm2 OCR1A
#define pwm1 OCR1B
#define h_1 PORTB.0
#define h_2 PORTB.1

float x,y,i;

void main(void)
{
DDRD.4=1; PORTD.4=0; // pin pwm-L ic-1
DDRD.5=1; PORTD.5=0; // pin pwm-L ic-2
DDRB.0=1; PORTB.0=0; // pin-H ic-1
DDRB.1=1; PORTB.1=0; // pin-H ic-2
DDRC.0=1; PORTC.0=0; // enable ic-1
DDRC.1=1; PORTC.1=0; // enable ic-2
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 16000.000 kHz
// Mode: Fast PWM top=0x00FF
// OC1A output: Non-Inverted PWM
// OC1B output: Non-Inverted PWM
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer Period: 0.016 ms
// Output Pulse(s):
// OC1A Period: 0.016 ms Width: 0 us
// OC1B Period: 0.016 ms Width: 0 us
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=(1<<COM1A1) | (0<<COM1A0) | (1<<COM1B1) | (0<<COM1B0) | (0<<WGM11) |
(1<<WGM10);
TCCR1B=(0<<ICNC1) | (0<<ICES1) | (0<<WGM13) | (1<<WGM12) | (0<<CS12) | (0<<CS11) | (1<<CS10);
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization


TIMSK=(0<<OCIE2) | (0<<TOIE2) | (0<<TICIE1) | (0<<OCIE1A) | (0<<OCIE1B) | (0<<TOIE1) |
(0<<OCIE0) | (0<<TOIE0);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-11

PORTC.0=1; // enable ic-1


PORTC.1=1;
delay_ms(3500);
PORTC.0=0; // enable ic-1
PORTC.1=0; // enable ic-2
delay_ms(1500);

while (1)
{
h_1=0;
pwm2=0;
h_2=1;
for(i=0; i<=0.0100;i=i+0.0002)
{
x=(2*3.14*50*i);
y=255*sin(x);
pwm1=y;
}

h_2=0;
pwm1=0;
h_1=1;
for(i=0; i<=0.0100;i=i+0.0002)
{
x=(2*3.14*50*i);
y=255*sin(x);
pwm2=y;
}
}
}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-12

LAMPIRAN 3
OUTPUT DAYA MULAI TANPA BEBAN SAMPAI
BEBAN LAMPU 100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-13

KONDISI
Tegangan input (Vi) vs arus output (Io)
Daya output
1 menit

3 menit

Tanpa beban

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-14

1 menit

3 menit

Lampu 5W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-15

1 menit

3 menit

Lampu 10W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-16

1 menit

3 menit

Lampu 15W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-17

1 menit

3 menit

Lampu 20W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-18

1 menit

3 menit

Lampu 25W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-19

1 menit

3 menit

Lampu 30W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-20

1 menit

3 menit

Lampu 40W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-21

1 menit

3 menit

Lampu 60W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-22

1 menit

3 menit

Lampu 70W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-23

1 menit

3 menit

Lampu 80W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-24

1 menit

3 menit

Lampu 100W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-25

KONDISI
Tegangan input (Vo) vs arus output (Io)
Daya output
1 menit

3 menit

Tanpa beban

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-26

1 menit

3 menit

Lampu 5W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-27

1 menit

3 menit

Lampu 10W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-28

1 menit

3 menit

Lampu 15W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-29

1 menit

3 menit

Lampu 20W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-30

1 menit

3 menit

Lampu 25W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-31

1 menit

3 menit

Lampu 30W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-32

1 menit

3 menit

Lampu 40W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-33

1 menit

3 menit

Lampu 60W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-34

1 menit

3 menit

Lampu 70W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-35

1 menit

3 menit

Lampu 80W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-36

1 menit

3 menit

Lampu 100W

5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-37

LAMPIRAN 4
GRAFIK (Vi) vs (Vo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-38

KONDISI
Daya Grafik (Vi) vs (Vo)
output
tabel Vo vs Vi tanpa beban
350

340

330 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.7 322.8 322.8 322.8 322.8
Vo (volt)

320
Tanpa
321.6
beban 310

300

290

280
12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45 12.45
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 5W


318.6
318.5 318.5
318.5 318.5
318.4

318.2
Vo (volt)

Lampu 318.2
5W 318 317.9
317.9
317.9 317.9

317.8 317.9
317.9

317.6
11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 10W


318.85
318.8
318.8

318.75
318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7 318.7
Vo (volt)

318.7
Lampu 318.7
10W 318.65

318.6
318.6
318.55

318.5
12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.04 12.03 12.03 12.03
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-39

tabel Vo vs Vi beban lampu 15W


317.9 317.9

317.8 317.7
317.6
317.6 317.5
317.4 317.4 317.4 317.4
317.4 317.3
Vo (volt)

Lampu 317.2
317
15W 317

316.8

316.6

316.4
11.67 11.67 11.67 11.67 11.67 11.67 11.66 11.66 11.66 11.66 11.65
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 20W


317.9
317.8 317.8 317.8
317.8

317.7
317.6 317.7
Vo (volt)

317.6
Lampu 317.5 317.6
20W 317.5
317.4
317.4
317.4
317.4 317.4
317.3

317.2
11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.75 11.75 11.75 11.75 11.74
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 25W


317.4
317.2 317.2 317.2
317.2 317.1
317.3 317.3
317
316.8 316.8
316.8 316.7
316.6
Vo (volt)

Lampu 316.6
25W 316.4 316.4
316.2

316

315.8
11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.4 11.4 11.4 11.4 11.33
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-40

tabel Vo vs Vi beban lampu 30W


317.4
317.2 317.2 317.2
317.2 317.1
317.3 317.3
317
316.8 316.8
316.8 316.7
316.6
Vo (volt)

Lampu 316.6
30W 316.4 316.4
316.2

316

315.8
11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.41 11.4 11.4 11.4 11.4 11.33
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 40W


318
317.9
317.9
317.8 317.8 317.8 317.8 317.8
317.8
317.7
317.6
Vo (volt)

317.6
Lampu 317.5 317.5 317.5
40W 317.5
317.4
317.4
317.3
317.2
317.1
11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5 11.48 11.48 11.48 11.48 11.47
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 60W


319 318.7

318.5

318
317.6 317.6 317.6
Vo (volt)

Lampu 317.4
317.5 317.3 317.3
317.2 317.2 317.2 317.2
60W
317

316.5

316
11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.23 11.22 11.22 11.21 11.22 11.2
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-41

tabel Vo vs Vi beban lampu 70W


318 317.9
317.8 317.8
317.8
317.6 317.6
Vo (volt) 317.6
317.4 317.4
Lampu 317.4 317.3 317.3 317.3
70W 317.2
317.2

317

316.8
11.01 11.01 11.01 11.01 11.01 11.01 11 11 11 11 10.98
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 80W

319 318.9

318.8
318.6
318.6
Vo (volt)

318.4 318.4
Lampu 318.4 318.3 318.3 318.3 318.3 318.3 318.4
318.2
80W 318.2

318

317.8

317.6
10.78 10.78 10.78 10.77 10.77 10.77 10.76 10.75 10.74 10.73 10.72
Vi (vollt)

tabel Vo vs Vi beban lampu 100W


319.8
319.7 319.7 319.7 319.7 319.7 319.7
319.7
319.6 319.6 319.6 319.6
319.6
Vo (volt)

319.5
Lampu 319.4
100W 319.4

319.3

319.2

319.1
10.61 10.61 10.6 10.6 10.59 10.59 10.58 10.58 10.56 10.55 10.54
Vi (vollt)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-42

LAMPIRAN 5
OUTPUT PWM DARI MIKROKONTROLLER1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-43

KONDISI
OUTPUT PWM MIKROKONTROLLER1
Daya output

Tanpa beban

Lampu 5W

Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-44

Lampu 15W

Lampu 20W

Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-45

Lampu 30W

Lampu 40W

Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-46

Lampu 70W

Lampu 80W

Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-47

LAMPIRAN 6
OUTPUT PWM DRIVER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-48

KONDISI
OUTPUT PWM DRIVER TRANSISTOR
Daya output

Tanpa beban

Lampu 5W

Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-49

Lampu 15W

Lampu 20W

Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-50

Lampu 30W

Lampu 40W

Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-51

Lampu 70W

Lampu 80W

Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-52

LAMPIRAN 7
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-53

KONDISI
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
Daya output

Tanpa beban

Lampu 5W

Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-54

Lampu 15W

Lampu 20W

Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-55

Lampu 30W

Lampu 40W

Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-56

Lampu 70W

Lampu 80W

Lampu
100W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-57

LAMPIRAN 8
GELOMBANG OUTPUT DC to DC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-58

KONDISI
OUTPUT PWM MOSFET IRF3710
Daya output

Tanpa beban

Lampu 5W

Lampu 10W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-59

Lampu 15W

Lampu 20W

Lampu 25W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-60

Lampu 30W

Lampu 40W

Lampu 60W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

L-61

Lampu 70W

Lampu 80W

Lampu
100W

Anda mungkin juga menyukai