Pendidikan Pencegahan Hiv Aids Bacaan Guru
Pendidikan Pencegahan Hiv Aids Bacaan Guru
Pengarah:
Dr. Thamrin Kasman
Diterbitkan oleh:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ii
ii Pendidikan Pencegahan HIV-AIDS di Sekolah
KATA PENGANTAR
Pendidikan Pencegahan HIV-AIDS di Sekolah merupakan bagian dari pendidikan
karakter yang tidak terpisahkan dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, pemberian
informasi kepada siswa yang akan atau sedang memasuki masa remaja adalah sangat penting.
Karena masa remaja merupakan salah satu tahapan pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang dimulai dari bayi hingga dewasa. Pada masa tersebut antara pertumbuhan dan
perkembangan tidak sejalan. Pada masa ini pertumbuhan organ-organ reproduksi sedang
mengalami proses pematangan, sehingga mengalami perubahan fisik maupun mental dan
perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku siswa atau remaja.
Perubahan perilaku siswa atau remaja tidak hanya dipengaruhi oleh adanya
perubahan hormon tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri sendiri. Pengaruh yang
paling besar terhadap perubahan perilaku adalah datang dari luar seperti pergaulan. Salah
satu upaya untuk membentengi siswa dari masalah kesehatan khususnya HIV-AIDS adalah
dengan memberikan informasi yang tepat dan benar, maka peran guru sangatlah penting.
Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan agar para guru dapat lebih
memahami Pendidikan Pencegahan HIV-AIDS di lingkungan sekolah serta mampu
mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, buku pegangan
ini juga untuk mempercepat penyebarluasan informasi kepada siswa tentang bahaya HIV-
AIDS.
Selain itu, buku ini juga dapat menambah jumlah koleksi buku-buku yang ada di
perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi yang patut dibaca. Sebagian besar materi
buku ini banyak menggunakan sumber bacaan dari buku yang pernahditerbitkanolehPusat
Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga buku ini dapat menjadi pemacu semangat
para guru untuk terus berpacu dalam belajar dan mengajar secara kreatif, inovatif dan
bertanggungjawab.
iii
Pendidikan Pencegahan HIV-AIDS di Sekolah iii
Daftar Isi
A. Pengertian IMS
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual. HIV juga merupakan penyakit yang dapat
digolongkan ke dalam IMS, karena cara penularannya terutama melalui hubungan
seksual.
C. Penyebab IMS
Penyebab dari IMS dapat dilihat dari organismenya yaitu:
• Bakteri (kuman); misalnya gonorhoe, sifilis
• Virus; misalnya herpes genitalis, HIV-AIDS
• Jamur; misalnya kandidiasis
2. Gonore
Gonore (gonorrhoea) dan sering disingkat GO, dikenal di masyarakat sebagai
penyakit kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri gonokokus atau Neisseria
gonorrhea. Kuman gonokokus hanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual
dengan seseorang yang sedang menderita gonore.
Bayi yang baru lahir dapat tertular pada matanya ketika baru dilahirkan dari ibu
yang mengidap gonore. Penyakit ini pada wanita biasanya tidak menimbulkan gejala
menyolok, bahkan tidak menimbulkan gejala apa pun, sehingga banyak wanita tidak
3. Herpes Genitalis
Penyakit ini diakibatkan oleh virus Herpes hominis type 2, biasanya terjadi
pada orang dewasa atau pun anak-anak. Khusus pada perempuan, herpes jenis ini
dapat menimbulkan masalah tersendiri. Apabila perempuan yang terkena herpes
aktif sedang hamil, maka risiko terjadinya keguguran makin besar. Herpes genitalis
sangat menular, terutama pada saat pengidap mendapat serangan. Pada serangan
ini biasanya virus-virus sedang berkembang biak dan menimbulkan luka-luka lepuh.
Ketika tidak ada serangan, infeksi ini tetap menular. Herpes genitalis yang biasanya
ditularkan melalui hubungan kelamin ini, cenderung dapat disembuhkan.
4. Trikomonas (Trichomoniasis)
Penyakit trikomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Pada wanita,
gejalanya adalah keputihan yang berwarna kekuningan, kuning hijau, berbau tidak
enak dan berbusa. Pada infeksi ini, pengidapnya mengeluh gatal-gatal, panas, sakit
dan keluar cairan. Jika infeksi telah akut, cairan dari vagina keluar sangat banyak dan
berbau, terkadang diikuti oleh rasa sakit pada saat berhubungan seksual dan keluhan
rasa sakit pada perut bagian bawah.
Pada laki-laki, penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala atau gejala
yang tampak lebih ringan dibandingkan pada wanita. Kadang-kadang menimbulkan
sakit sewaktu buang air kecil, kencing bernanah agak encer. Dapat pula terjadi rasa
gatal pada saluran kencing atau kencing keruh di pagi hari.
A. Pengertian HIV
HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, yaitu virus
yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia.
Jika seseorang terinfeksi oleh
HIV maka virus ini akan menyerang
sel darah putih. Selanjutnya ia akan
merusak dinding sel darah putih untuk
masuk ke dalam sel dan merusak
bagian yang memegang peranan
pada kekebalan tubuh. Sel darah putih
yang telah dirusak tersebut menjadi
lemah, dan tidak lagi mampu melawan
kuman-kuman penyakit. Lambat laun
sel darah putih yang sehat akan sangat
berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun, dan
akhirnya ia sangat mudah terserang penyakit.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, berarti di dalam tubuhnya sudah ada HIV
dan disebut HIV+ (baca HIV positif ) atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi
HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan gejala apapun. Sehingga
secara fisik ia kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat, namun dia
sudah bisa menularkan ke orang lain. Setelah periode 5 hingga 10 tahun, atau jika
kekebalan tubuhnya sudah sangat melemah karena berbagai infeksi lain, seorang
pengidap HIV mulai menunjukkan gejala-gejala dan tanda-tanda bermacam-macam
penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada keadaan ini disebut
sebagai stadium AIDS.
D. Perilaku Berisiko
Orang yang memiliki perilaku berisiko menularkan atau tertular HIV adalah:
• Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan
seksual, dan pasangannya
• Wanita dan pria pekerja seks, serta pelanggan mereka
• Orang yang melakukan perilaku berisiko seperti anal dan oral seks
• Penggunaan narkotika dengan suntikan, yang menggunakan jarum suntik tidak
steril secara bersama-sama atau bergantian
F. Proses Infeksi
1. Mulai masuknya HIV sampai terdeteksi di dalam tubuh dikenal dengan masa
periode jendela, dimana seseorang sudah terinfeksi HIV walaupun belum
menunjukkan gejala.
2. Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala
sakit apapun. Namun walaupun demikian, ia dapat menularkan HIV kepada orang
lain.
3. Pada infeksi HIV sampai timbulnya gejala penyakit penyerta disebut stadium AIDS,
biasanya ini muncul antara 5 sampai 10 tahun. Disebut juga ODHA (Orang Dengan
HIV-AIDS). Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara bertahap,
bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya pengidap meninggal dunia.
Skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai berikut:
1. Stadium 1
Beberapa hari atau beberapa minggu sesudah terjadi infeksi HIV untukpertama
kali, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan keluhan dan gejala-gejala mirip
“seperti flu”, yaitu:
• Demam
• Rasa lemah dan lesu
• Sendi-sendi terasa nyeri
• Batuk
• Nyeri tenggorokan
Gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja,
lalu hilang dengan sendirinya.
2. Stadium 2
Pada masa ini pengidap merasa sehat, hal ini dapat berlangsung beberapa
tahun, dulu disebut “fase laten” dan dianggap HIV dalam tubuh dalam keadaan tidak
aktif, dalam penelitian baru sekarang terbukti HIV selalu dalam keadaan aktif. Secara
perlahan-lahan terus merusak sistem kekebalan.
3. Stadium 3
Mula-mula pengidap mengalami gejala-gejala ringan, selanjutnya memasuki
tahap di mana sudah mulai timbul gejala-gejala tetapi gejala-gejala inipun mirip
dengan yang terjadi pada penyakit lain, yaitu:
• Demam berkepanjangan
• Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 bulan)
• Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktivitas fisik sehari-hari
• Pembekakan kelenjar: di leher, lipat paha dan ketiak
• Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
• Batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara terus-menerus
• Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada
penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya
kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
H. Pemeriksaan HIV
1. Tes HIV
a. Tes HIV adalah suatu pemeriksaan melalui laboratorium untuk memastikan
seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.
b. Terjadinya infeksi HIV ini dapat dideteksi dengan melakukan pengujian adanya
antibodi terhadap HIV di dalam darah seseorang (tes antibodi HIV). Jadi, tes ini
tidak untuk melihat adanya virus dalam darah pengidap. Pemeriksaan darah
terkait HIV biasanya dilakukan pada penyaringan atau skrining darah donor
sebelum transfusi darah diberikan. Walaupun demikian, terdapat juga tes untuk
mengetahui adanya partikel virus atau HIV itu sendiri, atau disebut antigen, yang
dilakukan untuk tujuan tertentu.
c. Bakteri, virus, atau lainnya disebut antigen. Saat terinfeksi, tubuh kita akan
membuat zat anti untuk melawan antigen tersebut. Zat anti ini disebut antibodi,
yang keberadaannya di dalam darah dapat dideteksi dengan pemeriksaan
menggunakan zat-zat tertentu (yang disebut reagensia). Tubuh membutuhkan
waktu tertentu untuk membentuk antibodi, yang kemudian dapat terdeteksi
dengan pemeriksaan laboratorium.
d. Pada infeksi HIV, adanya antibodi yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan
4. Pengobatan
Sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit AIDS.
Pengobatan yang dibutuhkan seorang pengidap AIDS diperlukan tidak saja untuk
melawan infeksi sampingan yang muncul, tetapi juga untuk mencegah komplikasi
virus lebih lanjut dan untuk memperbaiki fungsi tubuh pengidap akibat sistem
kekebalannya yang sudah rusak.
Ada beberapa jenis obat yang telah ditemukan yang berfungsi hanya untuk
menghambat perkembangan HIV. Obat-obat bekerja menghambat kerja 3 enzim
yang terdapat pada inti sel, sehingga diperlukan 3 kombinasi obat dengan cara
kerja yang berbeda yang kini disebut ARV (Anti Retro Viral). Akan tetapi obat ARV ini
belum menjamin proses penyembuhan. Ini mungkin hanya memperpanjang hidup
pengidap.
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan Juni 2013, HIV-AIDS
tersebar di 348 dari 497 kabupaten/kota di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan
adanya kasus HIV-AIDS adalah di Bali, sedangkan yang terakhir yang melaporkan
adalah provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.
Kasus HIV sampai dengan tahun 2005, jumlah yang dilaporkan sebanyak 859
kasus, tahun 2006 (7.195 kasus), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009
(9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511). Sedangkan
Kasus AIDS sampai dengan tahun 2005 jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 4.987,
tahun 2006 (3.514), tahun 2007 (4.452), tahun 2008 (4.943), tahun 2009 (5.483), tahun
2010 (6.845), tahun 2011 (7.004), dan tahun 2012 (5.686).
1. Tinjauan Sejarah
Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling cerdas dari
semua ciptaan Tuhan.
Dengan dibekali akal budi serta bentuk tubuh yang dapat dipergunakan untuk
menjalani hidupnya sesuai dengan apa yang diharapkan penciptanya. Tapi manusia
juga mendapat kebebasan dari Sang Pencipta untuk melaksanakan keputusan dan
tindakan dalam hidupnya. Penggunaan fungsi alat tubuh serta penyaluran keinginan
yang berlebihan di luar hasrat yang sewajarnya sering kali membawa bencana yang
tidak diharapkan oleh manusia itu sendiri. Perilaku seksual berisiko adalah salah satu
contohnya yang menjadi media penularan HIV.