Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK YANG DIHASILKAN JIKA TIDAK MELAKSANAKAN

KESELAMATAN TERHADAP PASIEN

NAMA: RAHAYU ALIYA SAFITRI

NIM: 181101032

EMAIL: rahayusafitri0505@gmail.com

ABSTRAK

Keselamatan pasien merupakan nilai kepercayaan yang dianut bersama berkaitan struktur
organisasi serta sistem pengawasan pengendalian untuk menghasilkan norma-norma.Budaya
keselamatan merupakan keluaran nilai individu dan kelompok, perilaku, kompetensi, pola serta
kebiasaan yang mencerminkan komit- dan gaya serta kecakapan dari manajemen dan
keselamatan kesehatan. keselamatan pasien merupakan komponen yang penting dan mendasar
karena membangun keselamatan pasien merupakan suatu cara membangun budaya keselamatan
pasien keseluruhan.

KATA KUNCI: Pelayanan Kesehatan, Tujuan Keselamatan Pasien, Dampak tidak


melaksanakan keselamatan Pasien.
LATAR BELAKANG berkualitas. Patient safety didefinisikan
sebagai “freedom from accidental injury”
Keperawatan adalah kegiatan pemberian
yang berfokus pada pencegahan hasil
asuhan kepada individu, kelurga, kelompok,
pelayanan kesehatan yang merugikan pasien
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit
atau yang tidak diinginkan. Hal ini menjadi
maupun sehat. Perawat mengembangkan
penting karena Patient Safety merupakan
rencana asuhan keperawatan, bekerjasama
suatu langkah untuk memperbaiki asuhan
dengan dokter, terapis, pasien, keluarga
keperawatan (Cahyono, 2008). Inti dari
pasien serta tim lainnya untuk fokus pada
patient safety yaitu penghindaran,
perawatan penyakit dan meningkatkan
pencegahan, dan perbaikan dari kejadian
kualitas hidup.
yang tidak diinginkan atau mengatasi
Proses keperawatan merupakan suatu cedera-cedera dari proses pelayanan
kerangka ilmiah yang digunakan dan kesehatan. Sehingga program utama patient
diaplikasikan untuk member asuhan safety yaitu usaha untuk menurunkan angka
keperawatan yang profeisonal. Sebagai kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
sebuah profesi, perawat haruslah sering terjadi pada pasien selama di rawat di
mempunyai badan pengetahuan ( body of rumah sakit yang sangat merugikan baik
knowledge) dalam melakukan serangkaian pasien maupun pihak rumah sakit.
arahan, masukan, dan tindakan keperawatan
TUJUAN
untuk memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk
Mustikawati (2011) menyatakan bahwa
mengetahui DAMPAK YANG
patient safety merupakan komponen penting
DIHASILKAN JIKA TIDAK
dan vital dalam asuhan keperawatan yang
MELAKSANAKAN KESELAMATAN TIDAK MELAKSANAKAN
TERHADAP PASIEN. KESELAMATAN TERHADAP PASIEN.

Literature review ini menganalisa artikel Adapun artikel yang digunakan pada
yang relevan dan berfokus pada metode literature review ini adalah artikel yang
pembelajaran klinik yang mempengaruhi didapatkan dengan menggunakan 3 database
kemampuan berpikir dari diri mahasiswa Pubmed, Jurnal about keperawatan, E-book,
keperawatan dan membahas tentang dan buku keperawatan. Artikel yang
DAMPAK YANG DIHASILKAN JIKA digunakan adalah 14 artikel yang diterbitkan
lima tahun terakhir.

PEMBAHASAN yang mencerminkan komit- dan gaya serta


kecakapan dari manajemen dan keselamatan
kesehatan.
PELAYANAN KESEHATAN
Keselamatan pasien merupakan
Mutu pelayanan kesehatan semakin komponen yang penting dan mendasar
menjadi sentral dalam pengelolaan rumah karena membangun keselamatan pasien
sakit dewasa, terutama sejak meningkatnya merupakan suatu cara membangun budaya
perhatian global keselamatan pasien. keselamatan pasien keseluruhan. Budaya
Berbagai fakta empirik lebih kurang sepuluh keselamatan pasien konsep yang menarik
tahun terakhir menun- bahwa rumah sakit dan umumnya dan mendasar untuk suatu
merupakan fasilitas pela- kesehatan yang organisasi dalam operasional keselamatan
penuh risiko dan berdampak keselamatan pasien7. keselamatan merupakan suatu
pasien. Keselamatan pasien merupakan nilai faktor menbentuk perilaku profesi kesehatan
kepercayaan yang dianut bersama berkaitan untuk keselamatan pasien menjadi prioritas
struktur organisasi serta sistem pengawasan utama. penelitian Helling8 menyatakan
pengendalian untuk menghasilkan norma- bahwa menilai keselamatan dalam rumah
norma.Budaya keselamatan merupakan sakit sebagai sebuah tantangan, sehingga
keluaran nilai individu dan kelompok, diperlukan alat ukur yang dalam
perilaku, kompetensi, pola serta kebiasaan penilaiannya. Budaya keselamatan pengaruh
terhadap kualitas pelayanan. meningkatkan didukung oleh Anugrahini9 yang bahwa ada
budaya keselamatan dibutuhkan dukungan hubungan bermakna antara atasan langsung
dari manajemen dan seluruh staf. Hal sejalan dengan implementasi keselamatan pasien.
dengan penelitian Brennan11 yang Hal ini diperkuat oleh, yang menemukan
menentukan bahwa budaya keselamatan bahwa ada hubungan Chief Nursing Officers
pasien akan pengetahuan baru ke dalam (CNO) dengan kepala dibangsal
kualitas sehingga akan memberikan dampak keperawatan untuk meningkatkan pelayanan
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan dalam penerapan patient safety.
pasien. Penelitian di atas bertentangan
Patient Safety atau Keselamatan pasien
dengan hasil ini yang menunjukkan bahwa
rumah sakit suatu sistem di mana rumah
tidak ada yang signifikan antara budaya
sakit membuat pasien lebih aman. Sistem
keselamatan dengan implementasi
tersebut meliputi: risiko, identifikasi dan
keselamatan pasien oleh perawat pelaksana.
pengelolaan hal yang dengan risiko pasien,
Hal ini dapat terjadi karena dukungan
pelaporan dan insiden, kemampuan belajar
manajemen terhadap keselamatan pasien
dari insiden dan lanjutnya serta
masih.
implementasi solusi untuk timbulnya risiko.
Hal ini disebabkan karena peningkatan (KKP RS, 2007). tersebut diharapkan dapat
keselamatan pasien belum menjadi misi mencegah terjadinya yang disebabkan oleh
utama rumah sakit. Kepemimpinan dengan kesalahan akibatmelaksanakan tindakan atau
Keselamatan Pasien diartikan sebagai suatu tidak melakukan tindakan yang seharusnya
proses yang dinamis dan mencakup tiga dilakukan (Depkes, 2006). Kepatuhan
dimensi pimpinan, bawahan dan situasi. adalah mengikuti suatu standar yang telah
Masing- masing komponen tersebut saling diatur dengan jelas yang biasanya
mempengaruhi, pencapaian tujuan diterbitkan oleh
tergantung bukan karena sifat pribadi dari lembaga atau organisasi yang berwenang
seorang pimpinan juga tergantung dalam suatu
kebutuhan bawahan dan yang sedang bidang tertentu. Lingkup suatu aturan dapat
dihadapi6. Hasil penelitian bahwa ada bersifat Nasional atau Internasional. Tata
hubungan kepemimpinan terhadap Kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan,
implementasi keselamatan pasien perawat kebijakan, aturan dan institusi yang
pelaksana dalam menerapkan pa- safety. ini mempengaruhi pengarahan, pengelolaan
serta pengontrolan suatu korporasi (Arafat, 1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan
Wilson, Mohamad Fajri 2009). mirip yaitu (look alike, sound alike
medication names atau LASA )

2) Pastikan identifikasi pasien


TUJUAN KESELAMATAN PASIEN
3) Komunikasi secara benar saat serah
Adapun tujuan dari keselamatan pasien di
terima pasien
rumah sakit di antaranya adalah sebagai
berikut:(KKPRS,2007) 4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi
tubuh yang benar
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di
rumah sakit. 5) Kendalikan cairan elektrolit pekat

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit 6) Pastikan akurasi pemberian obat pada


terhadap pengalihan pelayanan

pasien danmasyarakat. 7) Hindari salah kateter dan salah sambung


slang
c. Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien
di rumah sakit. 8) Gunakan alat injeksi sekali pakai

d. Terlaksananya program pencegahan, 9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk


sehingga pencegahan infeksi nosokomial.

Insiden Keselamatan Pasien dapat dihindari. Enam Sasaran Internasional Keselamatan


Sasaran Keselamatan Pasien merupakan Pasien yaitu tercapainya hal-hal sebagai
syarat untuk di semua rumah sakit yang berikut: (JCI, 2011)
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sasaran 1: Ketepatan Identifikasi Pasien
Sakit (KARS). Adapun penyusunan sasaran
Sasaran 2: Peningkatan Komunikasi yang
ini mengacu kepada Nine Life-Saving
Efektif
Patient Safety Solutions dari WHO Patient
Safety (2007) yang digunakan juga oleh Sasaran 3: Peningkatan Keamanan Obat
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang Perlu
PERSI (KKPRS ), dan dari Joint
Commission International yaitu:
Diwaspadai (High-Alert) pelayanan kesehatan. Standar keselamatan
Sasaran 4: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-
pasien wajib diterapkan fasilitas pelayanan
Prosedur,
kesehatan. Standar keselamatan pasien
Tepat-Pasien Operasi
meliputi tujuh standar yaitu
Sasaran 5: Pengurangan Risiko Infeksi
Terkait Pelayanan 1. Hak pasien, pasien dan keluarga

Kesehatan mempunyai hak untuk mendapat informasi

Sasaran 6: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh tentang rencana dan hasil pelayanan.

Definisi Stroke menurut WHO Task Force 2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga,
in Stroke
rumah sakit harus mendidik pasien dan
and other Cerebrovascular Disease (1989)
keluarganya tentang kewajiban dan
adalah
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
suatu gangguan disfungsi neurologik akut
yang 3. Keselamatan pasien dalam

disebabkan oleh gangguan peredaran darah, kesinambambungan pelayanan, rumah sakit


dan terjadi
menjamin kesinambungan pelayanan dan
secara mendadak (dalam beberapa detik)
menjamin koordinasi antar tenaga dan antara
atau setidak-
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan unit pelayanan.
gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja
daerah fokal otak yang terganggu (WHO,
1989 ). untuk melakukan evaluasi dan peningkatan

Dalam penyelenggaran keselamatan pasien keselamatan pasien, rumah sakit harus

maka diperlukan standar keselamatan pasien mendisain proses baru atau memperbaiki

sebagai acuan untuk melaksanakan proses yang ada, memonitor dan


mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan hal yang tidak benar bisa segera diambil
data, menganalsis secara intensif KTD, dan
tindakan yang tepat.
melakukan perubahan untuk meningkatkan

kinerja serta keselamatan pasien.


DAMPAK YANG DIHASILKAN JIKA
5. Peran kepemimpinan dalam TIDAK MELAKSANAKAN
KESELAMATAN PASIEN
meningkatkan keselamatan pasien

6. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan


1.Tidak akan terbangun kesadaran akan
pasien
nilai Pasien. Ciptakan dan budaya yang
7. Komunikasi sangat penting bagi tenaga terbuka dan adil.

kesehatan untuk mencapai keselamatan 2.Tidak mau memimpin dan mendukung


staf. Tidak membangun komitmen, fokus
pasien.
dan jelastentang keselamatan pasien.
Fasilitas kesehatan dengan menerapkan
3. Tidak dapat mengintegrasikan aktivitas
tujuh langkah menuju keselamatan pasien pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan
meningkatkan dan memperbaiki proses pengelolaan risiko serta lakukan
identifikasi dan kajian hal yang potensial
keselamatan pasien di rumah sakit. Melalui
bermasalah.
perencanaan kegiatan dan pengukuran

kinerja, sehingga dapat menilai kemajuan 4. Tidak dapat engembangkan sistem


pelaporan. Pastikan staf agar dengan mudah
yang telah dicapai dalam pemberian asuhan
dapat melaporkan kejadian/insiden, serta
pelayanan menjadi lebih aman. Pelaksanaan rumahsakit mengatur pelaporan kepada
KKPRSsekarang berubah menjadi KNKP.
tujuh langkah menuju keselamatan pasien

dapat memastikan pelayanan yang diberikan


5. Tidak dapat elibatkan dan tidak dapat
menjadi lebih aman, dan jika terjadi sesuatu berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan
cara-cara komunikasi yang terbuka dengan melaksanakan keselamatan pasien
pasien tersebut.Dimana dalam menerapkan
keselamatan pasien Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia telah menerbitkan
6. Tidak dapat belajar dan berbagi
Panduan Nasional Keselamatan Pasien
pengalaman tentang keselamatan pasien.
(Patient Safety) di Rumah Sakit tahun 2008
Dorong staf untuk melakukan analisis akar
yang terdiri dari Standar Keselamatan
masalah untuk belajar bagaimana dan
Pasien Rumah Sakit dan Tujuh Langkah
mengapa kejadian terjadi.
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7. Tidak dapat mencegah cedera melalui
implementasi sistem Keselamatan Pasien.
Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian/maslahuntuk melakukan perubahan
sistem pelayanan.
SARAN

PENUTUP

KESIMPULAN Demikian atas tulisan ini untuk


memperjelas dalam pembahasan DAMPAK
YANG DIHASILKAN JIKA TIDAK
Keselamatan pasien adalah menghindari MELAKSANAKAN ESELAMATAN
atau mengurangi hingga ketingkat yang PASIEN, apabila ada kesalahan atau tidak
dapat diterima dari bahaya aktual atau risiko jelasnya dalam membuat tulisan ini dapat
dari pelayanan kesehatan atau Lingkungan menghubungi penyusu, dan apabila ada
dimana pelayanan kesehatan diberikan. kekurangan dari materi ini diharapkan
keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan pembaca dapat membantu dalam
masyarakat maka pelaksanaan program memperbaiki tulisan ini.
keselamatan pasien rumah sakit perlu
dilakukan. Berkaitan dengan tuntutan
keselamatan pasien tersebut maka
diperlukan acuan yang jelas untuk
REFERENSI Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius

Aditama&Chandra Y, (2013). Manajemen Dewi,Mursidah.(2012). Pengaruh Pelatihan


Administrasi Rumah Sakit. Edisi Jakarta: Timbang Terima Pasien Terhadap
Unversitas Indonesia Penerapan Keselamatan Pasien
OlehPerawat Pelaksana Di RSUD Raden
Mattaher Jambi.Jurnal Health & Suport.5,
Anugraihini,C., Sahar,J., Mustikasari. (3):647:652
(2010). Kepatuhan Perawat Menerapkan
Pedoman Patient Safety Berdasarkan .

Faktor Individu Dan Organisasi. Jurnal Firawati.,Pabuty,A.,Putra,A.S.


KeperawatanIndonesia.13,(3):139-144. (2012).Pelaksanaan Program Keselamatan
Pasien Di RSUD Solok.Jurnal kesehatan
masyarakat.6,(2):73-78.
Arruum,D.,Salbiah.,Manik,M.
(2015).Pengetahuan Tenaga Kesehatan

Dalam Sasaran Keselamatan Pasien Di Hakim,L.,Pudjirahardjo,W.J. (2014).

Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara: Optimalisasi Proses Koordinasi Program

Idea Nursing Journal.6,(2):1-4. Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di


Rumah Sakit X Surabaya. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia.2,(3):199-
Bawelle,S.C.(2013).Hubungan
208.
Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan
Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient
Safety) Di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Nivalinda,D.,Hartini,M.C.I.,Santoso,A.
Kendage Tahuna. E- Journal (2013). Pengaruh Motivasi Perawat Dan
Keperawatan.1,(10):1-7. Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada
Cahyono, S.B.(2008). Membangun Budaya Rumah Sakit Pemerintah Di Semarang.
Jurnal Managemen Keperawatan.1,(2):138-
Keselamatan Pasien Dalam Praktik
145.
Nugroho,SriH.P.,Sujianto,U. (2014).
Supervisi Kepala Ruang Model Proctor
Untuk Meningkatkan Pelaksanaan
Keselamatan Pasien. Jurnal Keperawatan
Indonesia.20, (1):56-64.

Potter & Perry.(2010). Fundamental of


Nursing (Fundamental Keperawatan).Buku
2.Edisi 7. Indonesia : Salemba Medika. .

Simamora, R. H. (2019: Pelaksanaan


Identifikasi Pasien. Ponorogo, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora, R.H. (2019).Documentation of


Patient into the Electronic System to
Improve the Qyality of Nursing Services.
International Journal Of Scientific &
Technology Research .08, (9):1884-1886.

Simamora, R.H. (2019). Pengaruh


Penyuluhan Identifikasi Pasien Dengan
Menggunakan Media Audiovisual terhadap
Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Jurnal
Keperawatan Silampari. 3 (1): 342-351.

Anda mungkin juga menyukai