Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Landasan Teori

2.1 Penelitian Sebelumnya

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan acuan

penelitian.

(Li et al., 2020) setelah melakukan penelitian yang terdiri dari variabel

independen berupa Strategi bisnis, konservatisme akuntansi dan variabel

dependen yaitu kinerja keungan. Memberikan hasil dari penelitian tersebut adalah

ditemukan hubungan yang signifikan antara strategi bisnis dengan kinerja

keuangan.

(Wirawan, 2018) setelah melakukan penelitian terdiri dari variabel independen

berupa pengaruh strategi bisnis, dan variabel dependen yaitu kinerja perusahaan

dengan implementasi enterprise resource planning. Memberikan hasil dari

penelitian tersebut adalah ditemukan hubungan yang signifikan antara strategi

bisnis terhadap kinerja perusahaan.

(H & H, 2016) setelah melakukan penelitian terdiri dari variabel independen

konservatisme akuntansi dan variabel dependen yaitu kinerja perusahaan di

moderating pengaruh direksi. Memberikan hasil dari penelitian tersebut adalah

ditemukan hubungan yang signifikan antara konservatisme akuntansi terhadap

kinerja perusahaan.
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sinyal ( Signalling Theory)

Brigham & Hauston Joel F, (2001:36) menyatakan signalling theory merupakan

kebijakan atau langkah yang dilakukan suatu perusahaan yang berguna untuk

memberikan petunjuk bagi para investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Sinyal ini memberikan informasi mengenai apa

yang telah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan para

pemangku kepentingan. Teori sinyal (Signalling Theory) berkaitan dengan

asimetri informasi. Maksudnya adalah, teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa

informasi yang diterima oleh masing-masing pihak yang berkepentingan tidak

sama. Teori sinyal yang dikembangkan oleh (Ross, 1977) menyatakan bahwa

pihak yang memiliki informasi terkait dengan laporan keuangan perusahaan

(pihak manajer), memiliki keinginan untuk menyampaikan informasi tersebut

kepada para calon investor dengan tujuan untuk meningkatnya harga saham

perusahaan. Secara umum, manajer perusahaan terdorong untuk secepat mungkin

menyampaikan informasi-informasi yang baik kepada publik. Ketika sinyal yang

diberikan pihak manajer perusahaan dapat meyakinkan investor, maka publik

akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga

harga saham sekuritas akan bereaksi.

Teori signalling menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan

perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi

merupakan unsur penting bagi para pemegang saham dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran

keadaaan perusahaan dari waktu ke waktu. Informasi yang lengkap, relevan,


akurat, dan tepat waktu, terlebih mengenai pengakuan bad news yang diperlukan

pemegang saham di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi, khususnya dalam kondisi ketidakpastian bisnis.

Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka

menerapkan kebijakan konservatisme akuntansi yang menghasilkan informasi

yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah manajemen melakukan

tindakan manipulasi dan membantu pengguna laporan keuangan dengan

menyajikan laba dan aset yang tidak overstate. Konservatisme akuntansi

mengurangi insentif dan kemampuan manajer untuk memanipulasi angka

akuntansi, mengurangi biaya agency, dan meningkatkan nilai perusahaan dan nilai

ekuitas bahkan dalam ketidakhadiran kontrak keuangan formal (Francis dkk.,

2009).

2.2.2 Teori Agensi

Teori keagenan dalam perusahaan menjelaskan tentang adanya pihak-pihak dalam

perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam

kegiatan perusahaan. Teori ini muncul dengan latar belakang adanya hubungan

antara prinsipal dan agen. Adanya pemisahan kepemilikan oleh prinsipal dengan

pengendalian oleh agen dalam sebuah perusahaan cenderung menimbulkan

masalah keagenan diantara keduanya (Jensen & Meckling, 1976).

Konflik atau masalah antara principal dengan agent ini biasa dikenal dengan

nama agency problem. Agency problem merupakan permasalahan yang dapat

terjadi akibat adanya aktivitas manajer (agent) yang lebih mengutamkan dalam

hal pemenuhan tujuan pribadinya jika dibandingkan dengan tujuan yang ingin

dicapai perusahaan (principal) (Kurniawansyah, Kurnianto dan Rizqi, 2018).


Agency problem dapat diatasi dengan dua cara sebagai berikut yaitu

dengan market forces dan agency cost (Gitman, 1976:20). Market Forces

merupakan suatu langkah atau upaya yang dapat mengurangi terjadinya agency

problem dengan adanya pemegang saham mayoritas, seperti kepemilikan

intitusional yang dapat terdiri dari perusahaan reksadana, perusahaan dana

pensiun, dan perusahaan asuransi. Sedangkan agency cost merupakan seluruh

biaya yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi

terjadinya agency problem serta untuk pemenuhan kesejahteraan pemegang

saham, salah satu contohnya adalah penerapan konservatisme akuntansi

(Praditasari & Setiawan, 2017) dalam agency theory pemegang saham (principals)

selalu berusaha untuk melindungi kepentingan masing-masing. Masalah

keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena

hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba tahun berjalan. Apabila manajer

menginginkan kinerjanya terlihat lebih bagus, maka ada kecenderungan untuk

membuat laporan keuangan yang bersifat tidak konservatif

Asumsi lainnya yang membangun adanya teori agensi adalah masalah agensi

yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara kepentingan pemegang

saham sebagai pemilik dan manajemen sebagai pengelola pemilik memiliki

kepentingan agar dana yang di investasikannya mendapatkan return maksimal,

sedangkan manajer berkepentingan terhadap memperoleh nilai jangka panjang

perusahaan.

2.2.3 Kinerja perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari kinerja manajemen untuk mencapai

tujuan perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memberikan keuntungan


yang adil bagi pemiliknya sambil menjaga modal yang diinvestasikan. Returns

dapat diartikan melalui dividen yang berasal dari keuntungan (profit). Dengan

demikian, profitabilitas selalu menjadi pengukuran yang penting dalam

menentukan kinerja perusahaan karena tujuan perusahaan adalah melindungi

modal yang diinvestasikan oleh pemilik modalnya (Tamalee et al., 2008).

Profitabilitas dapat diukur dengan Return on Assets (ROA) yang megukur tentang

profitabilitas keseluruhan aset (Kieso et al., 2011)

Harmono (2009:23) menyatakan kinerja perusahaan merupakan suatu

kinerja yang dimiliki perusahaan yang dilihat dari harga saham serta dibuat oleh

permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian

masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan memperlihatkan

kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun

hutang Sedangkan bagi manajer perusahaan, merupakan sebuah tolak ukur atas

pencapaian yang telah didapatkan oleh perusahaan dan merupakan tujuan dari

perusahaan tersebut yakni untuk melangsungkan kesejahteraan perusahaan.

2.2.4 Strategi Bisnis

Strategi bisnis menentukan kesukseskan suatu organisasi. Strategi diciptakan

dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menciptakan keunggulan

bersaing. Dalam hal menentukan strategi bisnis perlu lingkungan internal dan

eksternal perusahaan, hal ini dilakukan guna menciptakan strategi bisnis memiliki

competitive advantages atau keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing adalah

suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, dimana perusahaan

tersebut memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing,


melakukan sesuatu yang lebih baik dari perusahaan lain, dan mampu melakukan

sesuatu yang tidak mampu dilakukan perusahaan lain (Mudrajat, 2006).

strategi bisnis berfokus terhadap meningkatkan posisi bersaing sebuah

perusahaan atau produk unit bisnis maupun pelayanan dengan industri yang

spesifik juga segmentasi pasar yang perusahaan atau unit bisnis layani. Strategi

bisnis sangatlah penting karena melihat bagaimana unit bisnis tersebut memiliki

efek terhadap keseluruhan kinerja perusahaan. Strategi bisnis terkait dengan

rangkaian keputusan manajemen untuk dapat bersaing dalam suatu industri dan

memasarkan produknya (Widyasari et al., 2017) mengungkapkan bahwa strategi

bisnis dapat berperan dalam menstimulasi keputusan manajer untuk malakukan

manajemen laba. Oleh karena itu, strategi bisnis yang dipilih oleh manajemen

dapat memberikan dampak terhadap besarnya laba yang dimiliki oleh perusahaan.

Perusahaan menerapkan strategi berbeda yang melibatkan berbagai tingkat risiko.

1. Strategi prospector, perusahaan berstrategi prospector adalah perusahaan yang

secara kontinue mencari peluang-peluang pasar baru dan secara regular

bereksperimen dengan melakukan respon-respon potensial terhadap

kecenderungan lingkungan yang timbul. prospector cenderung untuk

mengutamakan kepentingannya dalam berinovasi dan mencari peluang pasar

baru, sehingga berakibat pada lebih rendahnya pemenuhan ekspektasi

investornya

2. Strategi defender, perusahaan yang menerapkan strategi defender biasanya

lebih menekankan pada efisiensi lebih rendah dari pesaingnya. Penekanan

pada efisiensi terlihat pada pengontrolan biaya secara ketat dan defender
memiliki motivasi untuk menjaga reputasinya sebagai perusahaan stabil yang

cenderung memenuhi ekspektasi investornya (Widyasari et al., 2017)

3. Strategi analyzer. Perusahaan berstrategi analyzer adalah perusahaan-

perusahaan yang beroperasi dalam dua tipe domain produk market yang relatif

stabil dan tetap melakukan perubahan-perubahan.

2.2.4 Konservatisme Akuntansi

Konservatisme akuntansi adalah tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi

mengantisipasi kerugian. Mengantisipasi keuntungan berarti mengakui

keuntungan sebelum ada klaim pendapatan yang dapat diverifikasi (Watts, 2003a).

Dalam literatur empiris, konservatisme adalah kecenderungan akuntan untuk

memverifikasi kabar baik sebagai keuntungan daripada mengakui kabar buruk

sebagai kerugian yang lebih tinggi. Interpretasi ini memungkinkan adanya tingkat

konservatisme: semakin besar perbedaan dalam tingkat verifikasi yang dibutuhkan

untuk laba versus kerugian, semakin besar konservatisme.

Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisme berubah menjadi faktor

kehati-hatian dalam laporan keuangan setelah sebelumnya merupakan faktor

elemen kualitatif laporan keuangan. Adapun pengertian kehati-hatian tersebut

yaitu tidak melaporkan aset secara overvalue dan tidak melaporan kewajiban

secara undervalue pada saat akuntan menghadapi ketidakpastian untuk menilai

aset dan liabilitas. Penelitian yang memfokuskan kepada kualitas laba dengan

indeks konservatisme akuntansi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian

tersebut diantaranya yang dilakukan oleh Watts (2003), dimana pada penelitian

tersebut mengungkapkan akuntansi konservatif bermanfaat untuk menghindari


konflik kepentingan antara investor dan kreditor karena konservatisme akuntansi

dapat mencegah pembagian dividen yang berlebihan kepada investor.

Prinsip konservatisme yang paling mempengaruhi penilaian dalam

akuntansi. Penggunaan prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan

dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, sehingga

pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-

hati. Konservatisme timbul karena adanya biaya yang berhubungan dengan biaya

kontrak seperti, pajak dan politik untuk dapat mengurangi biaya keagenan dan

dapat digunakan untuk mengurangi kelebihan pembayaran kepada pihak

manajemen, pemegang saham, pengadilan, serta pemerintah.

2.3 Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Strategi Binis Defender Terhadap Kinerja Perusahaan

Untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang relatif stabil, perusahaan akan

memilih strategi bisnis defender. Pertumbuhan kinerja perusahaan yang stabil

menghasilkan profitabilitas yang stabil juga yang diakibatkan oleh efisiensi biaya

sebagai dasar persaingan. Perusahaan yang masuk ke dalam kategori defender

mencoba melindungi domain produknya dengan cara menawarkan kualitas yang

sangat tinggi atau harga yang relatif lebih murah dengan domain produknya

sempit dan terbatas. Perusahaan yang tergolong defender cenderung mengabaikan

perubahan industri yang menjadi penyebab stabilnya profitabilitas karena

perusahaan yang masuk kedalam kategori defender tidak berani mengambil risiko

yang terlalu berat.

Manajer suatu perusahaan memberikan informasi melalui laporan keuangan

bahwa mereka mengungkapkan informasi yang lebih lengkap yang menghasilkan


laba yang lebih berkualitas. Informasi yang diterima oleh investor terlebih dahulu

diterjemahkan sebagai sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang jelek (bad

news.

Berbeda dengan penelitian Hambrick (1983) yang mengindikasikan

perusahaan berstrategi defender lebih bagus daripada prospector dalam hal arus

kas dan profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan bersrtategi defender lebih

menekankan pada efisiensi sehingga akan membantu perusahaan untuk

memperoleh laba yang tinggi. Kedua penelitian tersebut berbeda dengan hasil dari

penelitian Sarac (2014) yang menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

signifikan pada perusahaan berstrategi prospector, defender, dan analyzer

terhadap kinerja perusahaan, yang artinya ketiga strategi tersebut memiliki kinerja

yang sama bagusnya.

H1 : Strategi bisnis defender berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

2.3.2 Pengaruh Strategi Bisnis Prospektor terhadap Kinerja Perusahaan

Kinerja organisasi merupakan hasil strategi yang dipilih oleh pengelolanya.

Penentuan kebijakan strategi yang dijalankan perusahaan akan berdampak

terhadap kinerja perusahaan. Untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang baik,

perusahaan akan memilih strategi bisnis prospector.

(Di et al., 2020) mendefinisikan strategi sebagai determinasi dari tujuan

jangka panjang dari suatu perusahaan. Beberapa pertanyaan belum terjawab

mengenai mengapa beberapa perusahaan berkinerja lebih bagus daripada

perusahaan lain sedangkan mereka dalam industri dan kondisi yang sama (Sarac et

al., 2014). Oleh karena itu strategi bisnis perusahaan dan sumber daya mulai

dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam hal memperngaruhi kinerja


perusahaan. Tipe strategi bisnis yang tepat akan menciptakan kinerja yang

superior bagi perusahaan. Hasil penelitian Oyedijo dan RO (2012) memberikan

bukti bahwa perusahaan berstrategi prospector memiliki kinerja perusahaan

terbaik, sedangkan perusahan berstrategi defender memiliki kinerja perusahaan

terburuk. Hal ini dikarenakan perusahaan berstrategi prospector memanfaatkan

pertumbuhan dengan lebih inovatif, berani berinvestasi pada risiko yang tinggi,

dan memasuki pasar baru untuk meningkatkan pertumbuhan penjualannya yang

akan mendorong kepada profitabilitas yang tinggi sehingga kinerja perusahaan

juga akan tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Di et al., 2020) menunjukkan hasil bahwa

strategi bisnis prospektor berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wirawan, 2018) menunjukkn hasil

penelitian bahwa strategi bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Dengan menyatakan bahwa secara signifikan variabel dependen kinerja

perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen strategi bisnis. Berdasarkan

penjelasan dan beberapa penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Strategi bisnis prospektor berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

2.3.3 Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap kinerja perusahaan

Konservatisme akuntansi memiliki perannya sebagai fungsi monitoring terhadap

kinerja perusahaan. Dengan mensyaratkan pengakuan yang lebih cepat atas

ekspektasi kerugian, konservatisme membantu manajer untuk

mengidentifikasikan proyek yang memiliki investasi dengan kinerja buruk.


Konservatisme juga akan membatasi kerugian yang mungkin muncul dari

keputusan investasi yang berkinerja buruk.

Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan

menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-

angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan

laba yang terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi

karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan

serta mempercepat pengakuan biaya. Konservatisme akuntansi penting digunakan

untuk menghadapi ketidakpastian dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.

Konservatisme terbukti menghasilkan laba yang lebih berkualitas dengan

meminimalisir tindakan membesarkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Machdar et al., 2017) menunjukkan

hasil bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (El-Habashy, 2019) menunjukkn

hasil penelitian bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan. Dengan menyatakan bahwa secara signifikan variabel

dependen kinerja perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen konservatisme

akuntansi. Berdasarkan penjelasan dan beberapa penelitian yang telah diuraikan

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan.
2.4 Kerangka Konseptual

Peneliti ini meneliti tentang kinerja perusahaan (variabel dependen) yang

dipengaruhi oleh Strategi bisnis dan konservatisme akuntansi sebagai (variabel

independen). Model ini digambarkan sebagai berikut :

Strategi Bisnis
Defender (X1)

Strategi Bisnis Kinerja


Prospektor (X2) Perusahaan (Y)

Konservatisme
Akuntansi (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Data diolah, 2020

Berdasarkan gambar kerangka konseptual diatas, maka dapat diketahui bahwa

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

variabel independen (strategi bisnis dan konservatisme akuntansi) dengan

variabel dependen (kinerja perusahaan).

Anda mungkin juga menyukai