Anda di halaman 1dari 19

Sistem Pengendalian Manajemen

Nama : Citra Dwi Yulianti

NIM : 11200810000035

Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen

Kelas : 6B Manajemen Keuangan

Memahami Strategi Tingkat Korporasi dan Unit Bisnis Sebagai Upaya


Pengendalian Manajemen dalam Mengurangi Risiko

Sistem Pengendalian Manajemen adalah alat yang digunakan oleh setiap


manajer untuk menyeimbangkan antara kewajiban dan hak karyawan selaras dengan
visi dan misi perusahaan. Jadi, fokus utama Sistem Pengendalian Manajemen adalah
pengaplikasian strategi yang seiras dengan fungsi manajer dalam menyusun dan
pengaplikasian sistem yang diterapkan dalam perusahaan. (Robert & Govindrajan,
2008)
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu rancangan yang dibentuk untuk
tujuan jangka panjang, membuat rencana kegiatan untuk mencapai sasaran tujuan
perusahaan, dan mengaplikasikan rencana dalam kegiatan bisnis setelah itu dilakukan
monitoring atau evaluasi pelaksanaan guna memahami kelemahan dan kekuatan dari
strategi bisnis yang diterapkan, hasil akhir dari evaluasi ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk memperbaiki strategi guna mencapai tujuan jangka panjang. (Mulyadi,
2011)
Sistem Pengendalian Manajemen merupakan sarana pengaplikasian strategi.
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu tindakan atau aktivitas yang terjadi pada
setiap kegiatan organisasi dan terjadi secara terus menerus. Pengendalian manajemen
merupakan suatu hal yang tidak terpisah dalam organisasi, pengendalian dapat
digunakan sebagai sarana organisasi dalam membantu manajemen guna menjalankan
fungsinya dan mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian manajemen adalah proses yang dilakukan oleh manajer untuk
memastikan bahwa organisasi mencapai tujuannya dengan cara yang efektif dan efisien.
Salah satu aspek penting dalam pengendalian manajemen yaitu memahami strategi
organisasi. Strategi organisasi adalah rencana dalam jangka panjang yang meliputi visi,
misi dan tujuan organisasi, serta cara organisasi akan mencapai tujuan tersebut.

1
Memahami strategi organisasi merupakan hal yang penting dalam pengendalian
manajemen karena membantu manajer untuk menentukan langkah-langkah yang harus
diambil untuk mencapai tujuan organisasi. (Annisa , Ratna , Yenni , & Usep Syaifudin,
2021)
Setiap organisasi tentu memiliki strategi yang disesuaikan dengan faktor
eksternal dan internal organisasi dan setiap organisasi tentu memiliki visi dan misi
untuk mencapai kesuksesannya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah strategi untuk
mencapai keberhasilan. Strategi adalah cara-cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan organisasi. Pada makalah ini akan membahas tujuan organisasi, konsep
organisasi, strategi dalam dua tingkatan yaitu tingkat korporat atau perusahaan
(corporate level), dan strategi unit bisnis (business unit level).

A. Tujuan Organisasi Bisnis


Pada hakikatnya perusahaan adalah wadah bisnis yang pada dasarnya tidak
memiliki kemampuan untuk mengambul keputusan sendiri. Dalam organisasi tentu
memiliki struktur serta hak dan kewajiban masing-masing anggota guna mencapai
tujuan bersama serta mengambil keputusan secara mufakat. Begitupula dengan
perusahaan tentu memiliki tujuan dan strategi yang telah dirancang oleh anggota
bersama dengan jabatan tingkat atas dalam perusahaan. Tujuan perusahaan ditentukan
oleh pemimpin manajemen puncak yaitu CEO (Chief Executive Officer), yang
kemudian meminta masukan dari pimpinan manajemen per unit, setelah itu meminta
saran dari manajemen senior, yang kemudian akan dilakukan pengesahan oleh dewan
direksi. (Robert & Govindrajan, 2008)
Tujuan utama dari organisasi bisnis adalah untuk menciptakan nilai bagi
pemegang saham atau shareholder. Nilai ini akan diukur oleh profitabilitas atau
keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Berikut tujuan dari organisasi bisnis yaitu:
 Profitabilitas
Dalam organisasi bisnis, kemampuan dalam memaksimalkan laba/keuntungan
merupakan tujuan yang paling penting. Profitabilitas dalam organisasi bisnis
fokus pada laba jangka panjang, bukan hanya laba jangka pendek. Misalkan
pada periode berjalan terjadi pengeluaran yang signifikan (Misalnya, jumlah
uang dikeluarkan untuk membiayai iklan serta pengembangan produk) hal ini
tentu mengurangi laba periode tersebut, namun dapat meningkatkan laba jangka
panjang. (Rabi'ah, Mohammad, & Yuliani, 2020)
Pada dasarnya profitabilitas akan mempengaruhi nilai perusahaan. Para
stakeholder biasanya akan melihat dari kinerja keuangan berupa profitabilitas
sebagai acuan dari nilai perusahaan. Jika perusahaan mampu memaksimalkan
laba, hal ini berarti sistem kinerja serta strategi perusahaan bekerja dengan baik,
sehingga mendapatkan tanggapan baik dari kinerja keuangan serta akan

2
meningkatkan harga saham dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki
tingkat profitabilitas baik mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu
merancang, mengelola, dan mengendalikan kekayaan secara baik. (Robert &
Govindrajan, 2008)
Menurut Santoso dan Priatinah (2002), Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam mencapai tingkat laba bersih secara maksimal yang berkaitan
dengan penjualan, asset dan ekuitas. Profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan sebuah perusahaan, salah satu
proksi rumus yang digunakan yaitu Return on Assets (ROA).

Nilai Return on Assets (ROA) yang semakin tinggi memberikan informasi


bahwa tingkat keuntungan semakin baik, semakin tinggi keuntungan yang
didapatkan akan menarik minat investor yang mengakibatkan nilai saham
mengalami peningkatan.
Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat keuntungan perusahaan. Dalam mengukur profitabilitas dapat
menggunakan proksi rumus Return on Assets (ROA), semakin tinggi nilai ROA
maka tingkat keuntungan akan mengalami peningkatan yang mana akan
memberi daya tarik bagi investor dalam menanamkan modalnya, hal ini pula
akan memberikan respon positif berupa meningkatnya nilai harga saham
perusahaan. (Kurnia & S, 2019)
 Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Memaksimalkan nilai pemegang saham berarti memaksimalkan nilai perusahaan
agar pemegang saham dapat memperoleh keuntungann dan nilai yang lebih
tinggi atas investasi mereka. Pemegang saham adalah individu atau entitas yang
memiliki saham atau bagian kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Oleh karena
itu, memaksimalkan nilai pemegang saham adalah tujuan utama dari perusahaan.
(Bambang & Rita, 2017)
Untuk memaksimalkan nilai pemegang saham, perusahaan harus melakukan
strategi yang dapat meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya, dan
meningkatkan efisiensi operasional. Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan guna memaksimalkan nilai pemegang saham, yaitu :
1. Meningkatkan Penjualan dan Pendapatan.

3
Perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dengan memperlua pangsa
pasar, menciptakan inovasi (produk baru), meningkatkan kualitas produk
atau layanan.
2. Mengurangi Biaya.
Sebuah perusahaan dapat memangkas biaya dengan mengoptimalkan
proses bisnis, mengefisiensikan sumber daya, mengefektifkan
manajemen persediaan, dan menerapkan teknologi agar lebih efisien.
3. Meningkatkan Kinerja Keuangan.
Hal ini berkaitan dengan tujuan pertama yaitu profitabilitas. Semakin
tinggi nilai profitabilitas akan meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Perusahaan dapat mengoptimalkan modal, mengurangi
hutang dan meningkatkan pengembalian modal.
4. Mengembangkan Strategi Jangka Panjang.
Perusahaan yang visioner tentu akan memikirkan risiko pada jangka
panjang bagi investornya. Oleh karena itu, perusahaan harus
mengembangkan strategi jangka panjang guna memaksimalkan nilai
pemegang saham di masa depan, seperti melakukan investasi pada riset
dan pengembangan, memperluas pangsa pasar global, dan memperbaiki
keunggulan bersaing.

Adapun hal yang perlu di ingat oleh perusahaan dalam memaksimalkan nilai
pemegang saham harus diimbangi dengan memperhatikan tanggung jawab
sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan dampak
lingkungan yang dihasilkan. Perusahan harus mempertimbangkan aspek
sosial, lingkungan dan etis dalam strategi dan keputusan bisnis mereka.
(Yuniep, 2020)

 Risiko
Tujuan organisasi bisnis adalah untuk mencapai keuntungan dengan cara
mengambil risiko. Mengambil risiko adalah bagian tak terpisahkan dalam
menjalankan bisni, karena setiap keputusan bisnis yang diambil memiliki
potensi untuk menghasilkan keuntungan atau kerugian. Tanpa mengambil risiko,
sebuah organisasi bisnis tidak akan dapat tumbuh dan berkembang. (Heftika,
Aini , & Abdur, 2020)
Namun, dalam mengambil risiko harus diukur dengan baik dan dikelola dengan
efektif. Organisasi bisnis harus memiliki rencana yang matang untuk mengelola
risiko, termasuk tahap mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan
risiko tersebut. Risiko yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan kerugian finansial, reputasi rusak, atau mengancam
kelangsungan bisnis perusahaan.

4
 Pendekatan Banyak Stakeholder
Tujuan dari lingkungan pengendalian manajemen adalah untuk memastikan
bahwa organisasi bisnis mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Salah
satu pendekatan yang digunakan dalam lingkungan pengendalian manajemen
adalah pendekatan banyak stakeholder, yang berfokus pada memenuhi
kebutuhan dan harapan dari berbagai pemangku kepentingan atau stakeholder
dalam organisasi bisnis. (Muhammad & Heti, 2016)
Dalam sebuah organisasi bisnis, pasar ialah tempat terjadinya penawaran dan
permintaan suatu produk atau jasa. Terdapat tiga pendekatan pasar yang menjadi
sasaran dalam strategi pendekatan banyak stakeholer, yaitu :
1. Pasar Modal (Capital Market)
Pasar dimana perusahaan dapat mengumpulkan dana dari investor
melalui penjualan saham (surat kepemilikan) atau obligasi (surat utang).
Di pasar saham, perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk
memperoleh dana yang kemudian digunakan untuk pengembangan bisnis
atau keperluan yang berkaitan dengan bisnis. Sedangkan di pasar
obligasi, perusahaan menjual surat utang sebagai bentuk pinjaman dari
investor dan perusahaan kemudian membayar bunga sebagai imbalan
atas pinjaman tersebut. Persamaan dari saham dan obligasi yaitu
keduanya berfungsi untuk mendapatkan dana guna mengembangkan
bisnis perusahaan.
2. Pasar Produk (Product Market)
Pasar dimana terjadi penawaran atas produk atau jasa yang dijual kepada
konsumen. Pada pendekatan pasar ini, konsumen berperan sebagai
stakeholder perusahaan. Konsumen hadir sebagai respon baik atas bisnis
yang dijalankan, yang mana hasil penjualan ini akan mempengaruhi
tingkat profitabilitas sebuah perusahaan.
3. Pasar Faktor (Factor Market)
Adalah tempat dimana perusahaan mendapatkan sumber daya dan bahan-
bahan mentah, dimana yang menjadi peran utama nya ialah pemasok,
para pegawai, dan berbagai kelompok yang menyediakan sumber daya.
Pasar faktor ini berperan penting dalam menentukan harga jasa dan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Misalnya, harga tenaga kerja
akan mempengaruhi biaya produksi suatu produk.
Stakeholder dalam organisasi bisnis bisa meliputi pemilik, para pemegang
saham, karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat, dan regulator. Masing-
masing pemangku kepentingan memiliki kepentingan yang berbeda dalam
organisasi bisnis, dan mempertimbangkan kepentingan mereka penting dalam
pengambilan keputusan yang diambil oleh manajemen. Ketiga jenis pasar ini

5
saling mempengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan yang menjual produk di
pasar produk akan memperoleh pendapatan yang kemudian digunakan untuk
pengembangan bisnis atau membayar utang di pasar modal. Selain itu,
perusahaan memperoleh faktor produksi dari pasar faktor untuk digunakan
dalam produksi baik barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen di
pasar produk. Oleh karena itu, ketiga pasar ini saling berkaitan, sehingga
pemahaman yang teliti akan dinamika ketiga pasar ini sangat penting bagi suatu
perusahaan untuk membangun strategi yang efektif dan efisien guna mencapai
tujuan jangka panjang perusahaan.
Dalam pendekatan banyak stakeholder, lingkungan pengendalian manajemen
memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan yang diambil oleh manajemen. Misalnya, manajemen akan
mempertimbangkan dampak keputusan bisnis terhadap pelanggan, lingkungan,
dan masyarakat sebelum mengambil keputusan yang berdampak pada mereka.
Pendekatan banyak stakeholder juga mencakup pelaporan keuangan yang
transparan dan akuntabel kepada pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat
memantau kinerja organisasi bisnis secara lebih baik. Dengan
mempertimbangkan kepentingan seluruh pemangku kepentingan, organisasi
bisnis dapat meminimalkan risiko konflik kepentingan dan membangun
hubungan yang lebih baik dengan stakeholder, yang pada akhirnya akan
membantu mencapai tujuan organisasi bisnis secara lebih efektif dan efisien.

B. Konsep Strategi
Strategi adalah rencana yang ditetapkan yang berkaitan dengan kekuatan
perusahaan guna menjawab tantangan lingkungan yang disusun untuk memastikan
bahwa tujuan utama perusahaan dapat diraih dengan strategi yang tepat oleh
perusahaan. (Satria & Dwi, 2017)

6
Strategi dalam lingkungan pengendalian manajemen berkaitan dengan rencana
jangka panjang yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan, dengan mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Strategi ini melibatkan penggunaan Sumber daya perusahaan, termasuk sumber daya
manusia, keuangan, dan fisik guna mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.
(Thomas , J, Alan , & Charles, 2018)
Sistem pengendalian manajemen dapat digunakan untuk mengarahkan aktivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan dan meminimalkan risiko perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan alat pengendalian manajemen seperti anggaran, pengukuran kinerja,
dan pemantauan aktivitas secara terus menerus. Dalam implementasinya, strategi dalam
pengendalian manajemen meliputi beberapa tahapan, antara lain :
1. Environment Scanning (Analisis Lingkungan)
Tahapan awal yang dimulai dengan pemantauan, evaluasi dan penyebaran
informasi dari lingkungan eksternal dan internal kepada pemegang kepentingan
perusahaan. Adapaun alat yag paling sederhana dalam analisis lingkungan ini
menggunakan analisis SWOT yaitu akronim dari analisis Kelemahan (Strenght),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threats).
(Thomas , J, Alan , & Charles, 2018)
2. Strategy Formulation (Perumusan Strategi)
Proses tindak lanjut dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, pada
tahap ini dilakukan investigasi lebih lanjut, analisis serta pengambilan keputusan
untuk mencapai keunggulan kompetitif. Pada tahap ini juga merupakan
perumusan misi perusahaan dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
(Thomas , J, Alan , & Charles, 2018)
3. Stategy Implementation (Strategi Implementasi)

7
Proses dimana hasil dari analisis lingkungan serta perumusan strategi diterapkan
melalui pengembangan program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan, anggaran yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan program
baik perencanaan dan pengendalian dan prosedur atau perincian kegiatan yaitu
berupa langkah secara berurutan yang menjelaskan secara rinci bagaimana suatu
tugas dan pekerjaan dilakukan. (Thomas , J, Alan , & Charles, 2018)
4. Evaluation and Control (Evaluasi dan Pengendalian)
Suatu proses dimana hasil kinerja perusahaan dipantau sehingga menghasilkan
kinerja aktual dapat dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. (Thomas , J,
Alan , & Charles, 2018)

Strategi juga harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat


mempengaruhi pelaksanaan strategi tersebut, seperti perubahan dalam industri,
peraturan pemerintah, dan persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus
menyesuaikan konsep strategi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal
dalam melaksanakan sistem pengendalian manajemen yang efektif.

Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan adalah proses yang paling
penting dalam menentukan strategi yang paling tepat untuk perusahaan. Dalam analisis
lingkungan internal bertujuan untuk mengevaluasi sumber daya dan kapabilitas internal
mereka. Analisis ini melibatkan struktur organisasi, budaya organisasi, serta sumber
daya organisasi.
Analisis lingkungan eksternal bertujuan menganalisis faktor faktor lingkungan
diluar perusahaan. Analisis ini melibatkan tiga lini lingkungan yaitu Natural
environment (Lingkungan alam) seperti sumber daya fisik, iklim, dan keanekaragaman
hayati. Societal environment (Lingkungan budaya) seperti isu politik, ekonomi, budaya,

8
dan teknologi. Task environment (Lingkungan Tugas) adalah bagian dari lingkungan
bisnis yang mempengaruhi suatu organisasi namun berada diluar organisasi bisnis
tersebut. Lingkungan ini seperti pemasok, pesaing, dan pelanggan. (Thomas , J, Alan ,
& Charles, 2018)

Pada tampilan diatas, setalah dilakukan analisis lingkungan internal dan


eksternal yaitu mencocokkan kompetensi internal dengan peluang eksternal. Perumusan
strategi ini digunakan untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan pada lingkungan
internal yang berkaitan dengan peluang serta ancaman pada lingkungan eksternal yang
kemudian dapat dirumuskan strategi yang tepat sesuai dengan kekuatan perusahaan dan
peluang dari lingkungan eksternal.
Strategi strategi perusahaan dibagi menjadi dua tingkatan yaitu Pertama, Strategi
tingkat korporat adalah strategi yang menentukan bagaimana perusahaan akan
beroperasi secara keseluruhan dan bagaimana perusahaan akan mengelola portofolio
bisnisnya. Kedua, Strategi Unit Bisnis adalah strategi yang menentukan bagaimana
perusahaan akan mengelola unit bisnis individu dalam portofolio bisnisnya, pada
strategi ini dapat berfokus pada peningkatan kinerja unit bisnis secara individual,
peningkatan koordinasi dan sinergi antara unit bisnis, atau kombinasi dari keduanya.
Kedua strategi ini saling berkaitan dan saling memengaruhi. Strategi tingkat
korporat membentuk landasan strategi unit bisnis, sedangkan strategi unit bisnis harus
mendukung strategi tingkat korporat untuk mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan yang berfokus pada jangka panjang. Berikut penjelasan lebih rinci
mengenai strategi tingkat korporat dan strategi unit bisnis.

9
C. Strategi Tingkat Korporat

Strategi Korporasi sebagai prinsip panduan untuk internal perusahaan Ketika


tujuan dan keinganan dapat didefinisikan dengan jelas atau rencana dasar yang disusun
untuk mencapai tujusn tersebut sesuai dengan batas-batas bisnis dan tujuan utama dari
perusahaan ialah mesejahterahkan para stakeholder perusahaan seperti pemilik, para
pemegabg saham, karyawan, pelanggan, dan komunitas. Strategi Korporasi
mendefinisikan dimana bisnis perusahaan akan bersaing, terutama dalam hal sumber
daya yang dibutuhkan serta kompetensi perusahaan tersebut guna menciptakan
keunggulan kompetitif.. (Shinta, 2009)

Strategi tingkat korporat adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengelola portofolio bisnisnya secara keseluruhan. Strategi ini mencakup keputusan-
keputusan penting yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan akan mengembangkan
dan mengelola bisnisnya, serta bagaimana perusahaan akan mengelola risiko dan
mengoptimalkan keuntungan. Pada analisis tingkat korporat akan menghasilkan tiga

10
keputusan yaitu apakah bisnis akan ditambah, bisnis akan dipertahankan, bisnis akan
ditekankan, bisnis yang dikurangi perhatiannya oleh korporat atau bisnis yang akan
dijual (didivestasi). Perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang
berkaitan dengan strategi tingkat korporat, yaitu :

1. Perusahaan dengan Industri Tunggal.


Strategi tingkat korporat melibatkan keputusan-keputusan penting tentang arah
umum dan fokus perusahaan. Salah satu strategi tigkat korporat yang mungkin
dipilih oleh sebuah perusahaan adalah strategi industri tunggal. (Shinta, 2009)
Perusahaan dengan strategi industri tunggal berfokus pada satu industri atau
segmen pasar yang spesifik, dan mengembangkan semua operasi dan kegiatan
bisnis mereka di sekitar industri ini. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif serta memperkuat dan memperluas posisi
mereka dalam industri yang dipilih.
Strategi industry tunggal memiliki beberapa keuntungan diantaranya, Pertama,
Fokus yang jelas maksudnya focus pada satu industry memungkinkan
perusahaan untuk lebih focus pada keahlian khususnya dan membangun reputasi
yang kuat di dalam industry. Kedua, efisiensi operasional masih artinya dengan
perusahaan focus pada satu industry perusahaan dapat mengoptimalkan operasi
mereka dan menjadi lebih efisien dalam pengunaan sumber daya. Ketiga,
keuntungan berskala artinya dengan focus pada satu industry perusahaan dapat
memperoleh keuntungan berskala melalui peningkatan volme penjualan dan
pengurangan biaya produksi.
Namun, strategi industry tunggal tidak serta merta memiliki keuntungan saja,
strategi ini memiliki beberapa risiko, di antaranta, Pertama, Keterbatasan
pertumbuhan artinya pada strategi ini hanya focus pada satu industry sehingga
dapat membatasi pertumbuhan perusahaan karena tidak adanya diversifikasi
bisnis yang memungkinkan untuk mengatasi risiko dari berbagai macam
industry. Kedua, risiko pasar artinya jika pada industry bisnis yang dipilih
sedang mengalami masalah, maka perusahaan yang mengandalkan pada industry
tersebut akan merasakan dampak yang signifikan. Ketiga, ketergantungan pada
kompetensi khusus, kunci utama pada strategi ini adalah mampu
mengembangkan dan mempertahankan kompetensi bisnis ini, jika perusahaan
tidak mampu mempertahankan maka keunggulan kompetitif perusahaan akan
terancam.
Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan strategi industri tunggal adalah
perusahaan teknologi Apple. Apple fokus pada penngembangan, produksi, dan
pemasaran produk teknologi seperti smartphone, komputer, tablet, dan

11
perangkat lunak. Dengan demikian, Apple telah menciptakan kekuatan serta
menjadi brand dengan predikat top of mind.
2. Perusahaan dengan Diversifikasi yang Tidak Berhubungan (Unreleated
Diversification).
Diversifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan guna membuat sesuatu
menjadi lebih beragam dan tidak terfokus pada satu jenis bisnis saja, dalam
dunia bisnis diversifikasi kerap dijuluki “Tidak menaruh kucing didalam
keranjang”. Kegiatan diversifikasi produk oleh perusahaan adalah hasil dari
adanya penelitian dan pengembangan produk, sedangkan nilai produk
sebelumnya masih dapat dipertahankan, dalam konteks ini perusahaan
menciptakan produk diversifikasi guna menghadi segala kemungkinan
permintaan pasar yang seringkali berubah, sehingga perusahaan selalu
memberikan daya kepuasan kepada konsumen dengan tujuan akhir
memaksimalkan tujuan perusaaan. (Shinta, 2009)
Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan adalah perusahaan
yang memiliki portofolio bisnis yang beragam dan tidak berkaitan satu sama
lain. Dalam konteks ini, diversifikasi merujuk pada strategi perusahaan untuk
mengembangkan bisnis mereka ke sector yang berbeda dari bisnis utama
mereka. Sebagai contoh, perusahaan yang awalnya bergerak di bidang
perbankan, kemudian membeli perusahaan manufaktur dan retail.
Diversifikasi yang tidak berhubungan memiliki keuntungan dan risiko.
Keuntungannya adalah dapat mengurangi risiko bisnis dengan memiliki sumber
pendapatan yang beragam, serta dapat membantu perusahaan menghasilkan
pendapatan yang lebih besar dengan menjual produk dan jasa yang berbeda.
Namun, risikonya adalah bahwa perusahaan harus mengalokasikan sumber daya
dan focus mereka ke bisnis yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi
kinerja keseluruhan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat mengalami
kesulitan dalam mengintegrasikan bisnis yang berbeda secara efektif.
Contoh perusahaan yang menggunakan strategi diversifikasi yang tidak
berhubungan seperti Tata Group, yang memiliki bisnis di bidang otomotif,
teknologi informasi, energi, produk konsumen, dan sector lainnya. Contoh
lainnya adalah perusahaan Johnson yang memiliki portfolio bisnis yang meliputi
produk farmasi, perawatan medis, perawatan kulit, dan produk komsumen
lainnya.
3. Perusahaan dengan Diversifikasi yang Berhubungan (Releated Diversification).
Strategi Diversifikasi Berhubungan atau biasa disebut dengan Strategi
konsentrik yaitu diversifikasi perusahaan yang terkait dengan produk, jasa atau
market share yang sudah dijalankan oleh perusahaan dan menjadi kompetensi
inti (Peace and Robinson, 1997).

12
Diversifikasi yang berhubungan adalah strategi bisnis yang digunakan oleh
perusahaan untuk memperluas bisnis mereka ke dalam bidang yang berkaitan
atau terkait dengan bisnis utama mereka. Dalam strategi ini, perusahaan
mengembangkan bisnis baru dalam bidang yang saling terkait dengan bisnis
yang telah dijalankan, sehingga dapat mengurangi risiko dan memanfaatkan
keunggulan kompetitif yang telah dimiliki perusahaan. Keterkaitan antar unit
bisnis yang dijalankan oleh perusahaan terjadi karena adanya kesesuaian antar
rantai nilai unit bisnis dan hal ini dapat menciptakan nilai bagi perusahaan .
(Rafrini & Nuraini, 2013)
Contohnya adalah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi computer dapat
mengembangkan bisnis baru dalam bidang teknologi telekomunikasi atau
perangkat keras computer, karena kedua bidang tersebuh masih memiliki
keterkaitan dengan teknologi kompter. Contoh lainnya yaitu perusahaan minyak
dapat memperluas bisnis mereka dengan mengembangkan bisnis di bidang
energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya atau energi angin,
karena kedua bidang ini masih saling berkaitan dengan energi.
Diversifikasi yang berhubungan memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada dan keahlian yang telah dimiliki
perusahaan untuk memperluas pangsa pasar bisnis mereka ke dalam bidang yang
terkait, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat posisi
perusahaan di pasar. Namun, strategi ini juga memiliki risiko, seperti kesulitan
dalam mengintegrasikan bisnis baru ke dalam bisnis yang sudah ada atau
kegagalan dalam menghasilkan sinergi antara bisnis yang berbeda.

D. Strategi Unit Bisnis

Persaingan antar perusahaan yang telat diversifikasi tidak hanya terjadi pada
tingkat korporat saja, melainkan terjadi pula pada tingkat unit bisnis. Unit bisnis satu
perusahaan akan bersaing dengan unit bisnis perusahaan lain. Oleh karena itu, strategi
pada unit bisnis ini akan menjaga keunggulan kompetitif pada masing-masing lini bisnis
dalam perusahaan. Strategi unit bisnis juga akan membantu perusahaan korporat dalam
menghasilkan laba, hal ini dikarenakan perusahaan korporat tidak menghasilkan laba
secara sendiri, melainkan pendapatan dihasilkan serta biaya ditanggung oleh unit bisnis.
(Dwi, 2014)

Unit bisnis didefinisikan sebagai suatu lini bagian bisnis dalam perusahaan.
Keberadaan unit bisnis ini biasanya terpisah dari suatu bisnis secara keseluruhan
(Holding Company). Unit bisnis memiliki competitor dengan unit bisnis dari perusahaan
lain dan memiliki seorang manajer yang bertanggung jawab akan unit bisnis yang
dipimpinnya. Dalam strategi unit bisnis akan bergantung pada dua kunci pertanyaan

13
yaitu: (1) Misi unit bisnis berkaitan denga napa tujuan dari unit bisnis dan, (2) Kekuatan
bersaingnya yaitu bagaimana unit bisnis akan bersaing dalam industry guna
menjalankan misinya.

Misi Unit Bisnis

Perusahaan yang melakukan diversifikasi diharapkan mampu mengalokasikan


sumber daya secara maksimal agar kegiatan bisnis berjalan dengan baik. Terdapat
beberapa model perencanaan yang telah dikembangkan untuk membantu manajer senior
dalam mengalokasikan sumber daya terhadap unit bisnis perusahaan secara efektif. Unit
bisnis disarankan untuk membentuk satu portfolio dengan karakteriskan serta risiko
yang berbeda antar unit bisnis lainya dalam perusahaan. Hal ini akan ditindaklanjuti
oleh kantor korporat yang dibersamai oleh manajer umum unit bisnis dalam
menentukan misi unit bisnis secara individual. Adapun model perencanaan yang
digunakan yaitu Boston Consulting Group (BCG) Matrix. (Yanuar, 2014)

Boston Consulting Group (BCG) Matrix adalah sebuah kerangka kerja yang
digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengelola portofolio bisnis mereka.
BCG Matrix menyajikan portofolio bisnis sebuah perusahaan dalam bentuk matrix dua
dimensi, dengan sumbu horizontal berupa tingkat pertumbuhan pasar dan sumbu
vertical menunjukkan pangsa pasar. . Berikut Boston Consulting Group (BCG) Matrix
dengan pembagian pertumbuhan 2 x 2.

Misi utama BCG Matrix adalah membantu perusahaan dalam mengalokasikan


sumber daya dan mengelola portofolio bisnis mereka secara efektif dan efisien. BCG

14
Matrix dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi bisnis mana yang lebih
perlu mendapatkan investasi lebih banyak serta bisnis mana yang perlu ditingkatkan
kinerja efisiensinya untuk meningkatkan profitabilitas. Secara keseluruhan, misi utama
dari BCG Matrix adalah membantu perusahaan dalam mengambil keputusan strategis
yang berbasis pada analisis portofolio perusahaan, sehingga dapat mengoptimalkan
profitabilitas serta mengurangi risiko.

Kekuatan Bersaing Unit Bisnis

Setiap unit bisnis dalam perusahaan tentu memiliki strategi dalam


mengembangkan kekuatan bersaing nya untuk dapat mewujudkan tujuan perusahaan.
Dalam mengembangkan kekuatan bersaing unit bisnis terdapat beberapa hal yang
menjadi pertimbangan seorang manajer umum unit bisnis yaitu apakah struktur unit
bisnis beroprerasi dengan baik? Bagaimana unit bisnis memaksimalkan struktur
industry? Dan apa menajdi kekuatan bersaing dalam unit bisnis? Untuk menjawab
pertanyaan ini, Michael Porter memberikan analisis industry sebagai media untuk
mengembangkan kekuatan bersaing yang berkelanjutan.

Analisi industry porter adalah kerangka kerja yan digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik dan keuntungan dari sebuah industry. Ada
ima analisis porter, yaitu :

1. Ancaman dari pesaing ; analisis ini melihat seberapa besar tekanan dari pesaing
dalam industry. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam analisis ini antara lain
jumlah pesaing, kekuatan brand, kemampuan untuk bersaing dalam harga dan
kualitas produk, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi daya saing.

15
2. Ancaman dari produk pengganti : analisis ini melihat seberapa besar tekanan
dari produk substitusi dalam industry. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam
analisis ini antara lain kebutuhan konsumen, ketersediaan produk pengganti,
harga produk pengganti, serta kemampuan untuk membedakan produk dari
produk pengganti.
3. Ancaman dari pembeli : menganalisis seberapa besar tekanan dari pembeli
dalam industry. Faktor yang diperhatikan dalam analisis ini antara lain kekuatan
negosiasi pembeli, jumlah pembeli, ketersediaan produk pengganti, serta harga
produk.
4. Ancaman dari pemasok : menganalisis sebarapa besar tekanan dari pemasok
dalam industry. Faktor yang menjadi perhatian ialah kekuata negosiasi pemasok,
jumlah pemasok, ketersediaan bahan baku, serta kemampuan untuk beralih ke
pemasok lain.
5. Tingkat persaingan dalam industry : yang menjadi perhatian ialah seberapa besar
persaingan dalam industeri, seperti jumlah pesaing, kekuatan brand, kekuatan
market, serta kemampuan untuk membedakan produk dari produk pesaing.
(Nur , 2016)

Dengan melakukan analisis industry porter, sebuah perusahaan dapat memahami


faktor faktor yang mempengaruhi daya tarik dan keuntungan dari sebuah industry,
sehingga dapat membuat strategi yang lebih efektif untuk mendapatkan predikat top
of mind dikalangan masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Annisa , M. A., Ratna , S., Yenni , A., & Usep Syaifudin. (2021). Pengaruh Sistem
Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Pengadilan di Masa Wabah Covid-
19. Jurnal Akuntansi dan Keuangan .

Bambang, T. M., & Rita, K. (2017). Pengaruh aliran kas bebas dan keputusan
pendanaan terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan investasi
sebagai variabel moderating. Jurnal Manajemen Bisnis.

Dwi, S. (2014). Analisis SWOT sebagai stratei perusahaan dalam memenangkan


persaigan bisnis. el-Qudwah.

Gst, A. R. (2022). Sistem dan Strategi Dalam Konteks Pengendalian Manajemen. Jawa
Tengah: EUREKA MEDIA AKSARA.

Heftika, N. F., Aini , N. F., & Abdur, R. (2020). Analisis Risiko Operasional Bank
Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah.

17
Ismail, T., & Bangun, N. (2017). Hubungan Strategi dan Kinerja Dengan Penggunaan
Sistem Pengendalian Manajemen Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Akuntansi.

Kurnia, C. L., & S, O. W. (2019). Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba.


Jurnal Akademi Akuntansi.

Muhammad, E. S., & Heti, E. (2016). Pendekatan Stakeholders Engagement dalam


Pengembangan Desa Wisata. Jurnal Ilmu Komunikasi.

Mulyadi. (2011). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.

Nur , H. (2016). Analisis Bisnis Eksternal dengan Analisis Porter 5 Force, Pest-C, dan
Swor (Studi kasus PT. Farmasi). Jurnal Ilmiah FASILKOM, 62-71.

Rabi'ah, D., Mohammad, A., & Yuliani. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Firm Size, dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi Ynag Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .
Jurnal Manajemen dan Bisnis Equilibrium .

Rafrini, A., & Nuraini, S. (2013). Pengaruh Diversifikasi terhadap Kinerja Perusahaan .
Binus Business Review, 215-230.

Robert , A. N., & Govindrajan, V. (2008). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta:


Salemba Empat.

Satria , A., & Dwi, R. R. (2017). Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen
Dengan Model Four Levers Control Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Bea Dan
Cukai. Jurnal PKN STAN.

Shinta, H. S. (2009). STRATEGI DIVERSIFIKASI TERHADAPKINERJA


PERUSAHAAN. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 280-287.

Siti, K., & Suci, A. (2019). PENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI, RISIKO


BISNIS DAN KEPEMILIKIAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING . Jurnal of Management and Bussiness .

18
Thomas , L. W., J, D. H., Alan , N. H., & Charles, E. B. (2018). Strategic Management
and Business Policy. United Kingdom: British Library .

Yanuar, S. P. (2014). Analisis Matriks Boston Consulting Grup (BCG) Pada Sepeda
Motor Merek Honda (Studi Kasus Pada PT. Astra Honda Motor Tahun 2013).
Among Makarti.

Yuniep, M. S. (2020). Nilai Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Di Tinjau Dari Beberapa Faktor. Jurnal Sains Sosio Humaniora.

19

Anda mungkin juga menyukai