Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Kutipan

Kutipan merupakan pinjaman pendapat atau kalimat yang diambil dari seseorang, baik berupa
tulisan atau lisan yang bertujuan untuk memperkokoh argumentasi di sebuah karya tulis.

Selain digunakan untuk memperkuat argumen, kutipan juga bisa dijadikan sebagai landasan
teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah pendapat.

Dalam mengutip, seorang penulis tidak boleh asal-asalan dalam menuliskannya.

Terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah kutipan.

Apa saja hal tersebut?

Hal yang harus diperhatikan dalam Mengutip


 Penulis harus mempertimbangkan bahwa kutipan tersebut diperlukan
 Penulis harus bertanggung jawab secara penuh terhadap ketepatan kutipan
 Penulis harus mempertimbangkan jenis kutipan, entah itu kutipan langsung atau kutipan
tidak langsung
 Jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung

Nah, berkaitan dengan jenis kutipan, terdapat 2 jenis yang umumnya digunakan. yaitu kutipan
langsung dan tidak langsung.

Apa perbedaannya?

Simak penjelasannya berikut ini!

Jenis Kutipan
Kutipan Langsung

Kutipan langsung merupakan kutipan yang diambil secara identik atau sama persis dari sumber
aslinya.

Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis.

2 di antaranya adalah kutipan langsung yang kurang dari 4 baris dan kutipan langsung yang
lebih dari 4 baris.

Cara Menulis Kutipan Langsung < 4 Baris

 Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks


 Jarak antar baris kutipan adalah 2 spasi
 Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”)
 Setelah kutipan, tulis sumber yang berupa nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman di
dalam tanda kurung

Contoh:

“Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang
harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti” (Agung Hermanto, 2009: 15-16).

atau bisa juga dengan menaruh sumber kutipan di depan seperti berikut ini:

Siswanto (1990:20) menegaskan, “keputusan ilmiah merupakan sebuah kemungkinan atau probabilitas,
sehingga bukan suatu kebenaran yang mutlak”.

Cara Menulis Kutipan Langsung > 4 Baris

 Penulisan kutipan dipisahkan dengan jarak 3 spasi dari teks


 Jarak antar baris kutipan adalah 1 spasi
 Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”) atau tidak
 Setelah kutipan, diberi keterangan sumber

Contoh:
Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa mengurangi
makna sebenarnya.

Penulis dapat menulis kutipan jenis ini dengan cara meringkas/menyimpulkan suatu pendapat
atau menulis inti sarinya dengan gaya bahasamu sendiri.

Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

 Kutipan diintegrasikan dengan teks


 Jarak antar baris kutipan adalah spasi ganda
 Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip/petik dua (“…”)
 Setelah kutipan, ditulis sumber kutipan

Contoh:

Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi
untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat (Michelle Doe, 2016: 27).

atau bisa juga dengan menyebutkan sumber di depan kutipan seperti berikut ini:

Michelle Doe (2016: 27) berpendapat bahwa kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di
dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan
akurat.

Nah, itu tadi merupakan 2 jenis kutipan yang paling sering digunakan dalam membuat karya
tulis.
Daftar pustaka adalah daftar rujukan yang mencantumkan judul, nama pengarang, tahun terbit,
dan sebagainya yang ditempatkan di halaman terakhir suatu karya tulis.

Sebuah daftar pustaka diperlukan sebagai sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data
yang diambil. Dengan demikian, karya tulis yang kamu buat dapat dipercaya kebenarannya.

Selain itu, daftar pustaka juga digunakan sebagai ucapan terima kasih untuk penyumbang data
penelitian.

Jadi, adanya daftar pustaka bukan sekadar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja.

Daftar pustaka tidak boleh ditulis secara asal/ngawur.

Terdapat aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan daftar pustaka.

Apa saja aturan tersebut?

Aturan Penulisan Daftar Pustaka


1. Penulisan nama pengarang dimulai dari nama belakang/nama keluarga, kemudian
diikuti tanda koma dan nama depan.
2. Penulisan untuk nama pengarang yang merupakan orang Tionghoa/Jepang/Korea tidak
perlu dibalik, karena nama keluarganya memang ada di depan.
3. Jika kamu mengutip, nama pengarang yang ada pada kutipan tersebut wajib dimasukkan
ke daftar pustaka secara lengkap.
4. Sebutan gelar tidak perlu dicantumkan.
5. Jika terdapat lebih dari satu pengarang, maka hanya nama pengarang pertama saja yang
dibalik. Sisanya tidak perlu dibalik.
6. Daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad.
7. Jika terdapat lebih dari satu sumber daftar pustaka yang nama pengarangnya sama,
maka nama pengarang tetap ditulis sebanyak jumlah sumber.
8. Jika sumber yang digunakan tidak ada nama pengarangnya, maka ditulis nama
lembaga/instansi yang menerbitkan.
9. Batas tahun referensi pustaka yang digunakan maksimal adalah 5 tahun terakhir.
10. Jika mengambil sumber dari internet, untuk alasan kredibilitas, tidak diperbolehkan
mengambil sumber dari blogspot, wordpress, atau wikipedia.
11. Penulisan nama judul harus dibedakan dengan diberi efek tebal/miring/garis bawah atau
diapit tanda petik dua (“).

Nah, itu tadi merupakan aturan umum penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.

Lalu, bagaimana cara menulis daftar pustaka yang sumbernya bermacam-macam seperti buku,
jurnal, atau internet?
Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku

Untuk menulis sebuah daftar pustaka yang sumbernya berasal dari buku, penulis bisa
menggunakan rumus sebagai berikut NA. TA. JU. KO: PEN.

Apa itu?

Rumus tersebut merupakan urutan penulisan daftar pustaka dari buku yang jika dijabarkan
adalah sebagai berikut.

 NA: Nama Pengarang


 TA: Tahun Terbit
 JU: Judul Buku
 KO: Kota Penerbit
 PEN: Nama Penerbit

Contoh Daftar Pustaka dari Buku

Satu Pengarang

Kurniawan, Tri. 2001. Konsep Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: Media Nusantara.


Sudayana, Adi Putra. 2002. Filsafat Komunikasi. Jakarta: Jendela Dunia.

Sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada contoh
tersebut, nama pengarangnya dibalik.

Sesuai dengan rumus di atas, tiap bagiannya dipisah dengan tanda titik (.). Untuk kota dan nama
penerbit, dipisah dengan tanda titik dua (:).

Dua Pengarang

Triyatno, A.H., dan Agung Barizi. 2000. Belajar Ilmu Statistika. Bandung: PT. Gramedia.

Jika sumbernya memiliki 2 pengarang, maka semua nama tetap ditulis dan nama pengarang
pertama harus dibalik.

Pada contoh di tersebut, pengarang buku tersebut adalah A.H. Triyatno dan Agung Barizi.

Maka, penulisan pada daftar pustakanya menjadi Triyatno, A.H., dan Agung Barizi.

Tiga Pengarang atau Lebih

Hermanto, Rudi, Budi Sudjarwo, dan Rangga Saleh. 2003. Bisnis dan Investasi. Yogyakarta: Laksana
Putra.

Sama dengan aturan di atas, jika buku yang digunakan memiliki 3 pengarang atau lebih, maka
semua nama tetap ditulis dan nama pengarang pertama saja yang dibalik.

Pada contoh di atas, pengarangnya adalah 3 orang yaitu:

1. Rudi Hermanto
2. Budi Sudjarwo
3. Rangga Saleh

Maka, di daftar pustaka nanti kamu harus menulisnya menjadi Hermanto, Rudi, Budi
Sudjarwo, dan Rangga Saleh.

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Jurnal

Penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari jurnal tidak jauh berbeda dari yang sumbernya
buku.

Hanya saja, di sini terdapat judul jurnal, volume, dan halaman.

Terdapat berbagai macam gaya penulisan daftar pustaka yang bersumber dari jurnal.

Salah satunya adalah yang menggunakan rumus NA. TA. JU. JUR, VO(NO), HA.
 NA: Nama pengarang
 TA: Tahun terbit
 JU: Judul artikel
 JUR: Nama Jurnal
 VO: Volume Jurnal
 NO: Nomor Jurnal
 HA: Halaman

Contoh Daftar Pustaka dari Jurnal

Misalnya, kamu menggunakan sumber jurnal Daya Saing dengan rincian sebagai berikut:

 Judul Artikel: Sikap Konsumen Terhadap Produk Bundling Agribisnis


 Nama Jurnal: Daya Saing
 Nama Pengarang: Didi Junaedi, Anton Agus Setyawan, dan Soepatini
 Tahun Terbit: 2016
 Volume: 18
 Nomor: 1
 Halaman: 1 – 9

Maka, kamu dapat menulis daftar pustakanya seperti berikut ini:

Junaedi, Didi, Anton Agus Setyawan, dan Soepatini. 2016. Sikap Konsumen Terhadap Produk Bundling
Agribisnis. Daya Saing, 18(1), 1 – 9.

Sesuai aturan daftar pustaka, nama pengarang pertama dibalik dan pada informasi jurnal dipisah
dengan tanda koma.
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet

Jika kamu mengutip atau mengambil sumber dari artikel yang ada d internet, maka kamu bisa
menulis daftar pustaka dengan rumus NA. TA. JU. AL (WAKTU)

 NA: Nama penulis


 TA: Tahun terbit artikel
 JU: Judul artikel
 AL: Alamat/URL Website
 WAKTU: Waktu mengakses artikel tersebut

Contoh Daftar Pustaka dari Internet

Misalnya, kamu mengambil sumber dari sebuah artikel di internet yang rinciannya adalah
sebagai berikut.

 Alamat: www.manajemen.go.id/articles/keuangan.html
 Judul Artikel: Manfaat Internet Terhadap Bisnis dan Pemerintahan
 Tahun Terbit: 2010
 Nama Penulis: Agung Supratman
 Waktu akses: 1 Januari 2019

Maka, sesuai dengan rumus di atas, kamu bisa menulisnya seperti berikut ini:

Supratman, Agung. 2010. Manfaat Internet Terhadap Bisnis dan Pemerintahan.


www.manajemen.go.id/articles/keuangan.html (diakses tanggal 1 Januari 2019)
Apa itu catatan Kaki

Catatan kaki (footnote) merupakan daftar keterangan khusus yang ditempatkan pada bagian bawah,
disetiap lembar atau pada akhir bab keterangan ilmiah. Biasa digunakan untuk memberikan keterangan
dan juga komentar, catatan kaki (footnote) juga berfungsi sebagai sarana menerangkan sumber kutipan
atau sebagai pedoman dalam penulisan daftar bacaan. Jika dijelasakan apa itu catatan kaki (footnote),
mungkin bisa disebuth sebagai keterangan yang menjelaskan terkait dengan sumber kutipan diambil.
Dengan memberikan sumber kutipan tersebut dapat menjelaskan kepada pembaca terkait informasi
atau pedoman bagi pembaca terkait informasi lanjutan dari kutipan yang diambil.

Ya itu presentasi materi dai saya tentang cara penulisan kutipan, daftar pustaka dan catatan kaki atau
footnote

Kurang lebuhnya mohon maaf

Anda mungkin juga menyukai