Rks Spesifikasi Teknis Landscape PDF Free
Rks Spesifikasi Teknis Landscape PDF Free
Pasal 1 : Nama pekerjaan dari proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini:
PEMBANGUNAN TATA RUANG (LANDSCAPE) PUSKESMAS IBOIH
Pasal 2 : Tempat dan lokasi pekerjaan ditentukan oleh Owner seperti berikut ini:
KOTA SABANG.
SPESIFIKASI TEKNIS – 1
BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
SPESIFIKASI TEKNIS – 3
yang menjadi kewajibanya tanpa persetujuan Owner dan Konsultan
Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS – 4
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar Bestek
/Gambar Revisi dalam format kertas A2, kertas A3 (sementara),
satu set Shop Drawing, satu set Spesifikasi Teknis dan satu set
Bill of Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 5
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai
dengan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS – 6
kerja harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 7
8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa
Request Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS – 8
Pasal 9 : Rencana Tenaga Kerja
SPESIFIKASI TEKNIS – 9
3. Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung
kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian,
laporan minguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.
SPESIFIKASI TEKNIS – 10
4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya
1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan
Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS – 11
Pasal 15 : Progress Payment
SPESIFIKASI TEKNIS – 12
4. Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara
Hasil Pemeriksaan Pekerjaan untuk ditandatangani oleh Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Pengawas dan Owner.
SPESIFIKASI TEKNIS – 13
2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani
berdasarkan klaim progress 100% yang diajukan Kontraktor
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan
Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 14
3. Pemamfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima
antara Owner dan Pemilik Bangunan ditandatangani harus dengan
persetujuan Owner dan Kontraktor Pelaksana.
SPESIFIKASI TEKNIS – 15
5. Konsultan Pengawas harus menyerahkan Struktur Organisasi
pengawasan lapangan proyek yang telah disetujui oleh Owner
kepada Kontraktor Pelaksana.
SPESIFIKASI TEKNIS – 16
1. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga
membahayakan bagi konstruksi, atau pekerjaan finishing yang
kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Spesifikasi
Teknis dan Gambar Bestek.
SPESIFIKASI TEKNIS – 17
5. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
tidak boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Owner.
9. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Owner, jika
terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan
Bill of Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang
ditentukan seperti berikut :
1. Kontrak Kerja;
2. Bill of Quantity;
3. Gambar Bestek serta Gambar Revisi; dan
4. Spesifikasi Teknis.
SPESIFIKASI TEKNIS – 18
3. Struktur Organisasi Proyek adalah pedoman administratif yang
harus diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.
SPESIFIKASI TEKNIS – 19
BAB III PEKERJAAN PERSIAPAN
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai
selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa
papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS – 20
2. Sepatu untuk melindungi kaki;
3. Pemadam Kebakaran; dan
4. Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS – 21
BAB IV PEKERJAAN AWAL
SPESIFIKASI TEKNIS – 22
2. Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus diketahui dan didampinggi oleh Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana, Owner dan Pemilik Bangunan.
5. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-
alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan
teknis yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan
Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS – 23
papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada
tiang-tiang kayu 5/7 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS – 24
BAB V ISU – ISU LINGKUNGAN
Pasal 1 : Sanitasi
Pasal 2 : Limbah
SPESIFIKASI TEKNIS – 25
dengan pemerintah kota/kabupaten, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 26
BAB VI PEKERJAAN QUALITY KONTROL
SPESIFIKASI TEKNIS – 27
Pasal 2 : Biaya Quality Kontrol
4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
SPESIFIKASI TEKNIS – 28
Pasal 2 : Galian Kansteen
SPESIFIKASI TEKNIS – 29
2. Hasil pekerjaan galian kansteen harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3. Jika untuk urugan kansteen dipakai tanah lain dan bukan tanah
hasil galian kansteen maka tanah tersebut harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan kansteen dan hal ini harus diketahui serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di
Laboratorium Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
SPESIFIKASI TEKNIS – 30
BAB VIII PEKERJAAN BETON
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang
dapat merusak beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – 31
9. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada
Spesifikasi Teknis ini.
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – 32
Pasal 3 : Batu Pecah
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton
struktural atau beton dengan mutu K-250 sampai mutu K-275.
SPESIFIKASI TEKNIS – 33
6. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia
untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan
tidak berasa.
4. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
5. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 34
2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan
Karakteristik yang diperoleh dari pengujian benda uji kubus umur
28 hari minimal 20 benda uji.
5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang
cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 35
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas harus diikuti dan dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.
SPESIFIKASI TEKNIS – 36
Pasal 9 : Lantai Kerja Beton ( Line Concrete )
SPESIFIKASI TEKNIS – 37
2. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut menjadi satu
ketentuan yang mengikat dan wajib untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
SPESIFIKASI TEKNIS – 39
7. Pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus
kedap air (trasram).
SPESIFIKASI TEKNIS – 40
10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pasal 1 : Bentuk, ukuran dan motif Paving Block dipasang sesuai dengan
gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana.
Pasal 2 : Paving Block dipasang setelah kansteen dan urugan pasir sudah siap
dilaksanakan, perlu adanya pemadatan pasir urug agar tidak terjadi
penurunan paving block dikemudian hari
SPESIFIKASI TEKNIS – 41
BAB XII PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
3. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
SPESIFIKASI TEKNIS – 42
harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor
Pelaksana.
9. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil
galian pondasi maka tanah tersebut harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Semua biaya yang dikeluarkan untuk
SPESIFIKASI TEKNIS – 43
pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium
Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Perencana bersama Owner dalam masa
pelaksanaan konstruksi dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat
serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang
ditentukan kemudian tersebut harus tetap didasarkan pada Kontrak
Kerja.
Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam
Gambar Bestek, Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis maka
penjelasan teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah
berdasarkan keputusan Owner atas masukan teknis dari Kolsultan
pengawas.
Pasal 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis ini adalah
menurut penjelasan Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner.
SPESIFIKASI TEKNIS – 44