Anda di halaman 1dari 130

oKAJIAN DAN PRAKTIK LAPANGAN (KPL)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
SEMESTER GASAL 2019/2020
DI SMP LABORATURIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

LAPORAN

OLEH
NOVLIA PRADHITA AMA SARI
NIM 160131600506

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
NOVEMBER 2019
Laporan KPL Manajemen Pendidikan oleh Novlia Pradhita Ama Sari telah

diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 6 November 2019


Pamong,

Tamyis Suliantoro, S.Pd


NIP -

Pembimbing,

Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd.


NIP 196101171986012001

i
Laporan KPL Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Semester
Gasal 2019/2020 oleh Novlia Pradhita Ama Sari ini telah dipertahankan di depan
penguji pada Tanggal 15 November 2019.

Penguji,

Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd.


NIP 196101171986012001

Pamong, Pembimbing,

Tamyis Suliantoro, S.Pd Dra. Djum Djum Noor Benty,M.Pd.


NIP - NIP 196101171986012001

Mengesahkan

Kepala SMP Laboratorium UM, Ketua Jurusan AP,

Dra. Yayuk Prihatnawati, M.Pd. Dr. Mustiningsih, M.Pd.


NIP - NIP 196505251988122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga praktikan dapat menyelesaikan Kajian Praktik
Lapangan II (KPL II) Manajemen Pendidikan Semester Gasal Tahun 2019/ 2020
di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan baik, lancar, dan
hikmat. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus dan menuntun pada
jalan yang benar
Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas KPL II yang telah
dilaksanakan oleh praktikan. Dari laporan ini, dapat diketahui apa saja yang telah
diperoleh oleh praktikan selama KPL II dilaksanakan di SMP Laboratorium
Universitas Negeri Malang. Praktikan melaksanakan KPL II sesuai dengan
laporan yang tertuang dalam pengalaman langsung dan tidak langsung.
Pelaksanaan KPL II mulai Tanggal 9 September 2019 hingga 21 Oktober 2019.
Sebelum pelaksanaan KPL II, praktikan telah lebih dahulu melaksanakan kegiatan
KPL I yang dilaksanakan mulai Tanggal 29 Juli 2019 hingga 5 Agustus di
Kampus Universitas Negeri Malang selama satu minggu. Pelaksanaan KPL I
praktikan dan mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan di beri pembekalan
berupa penyampaian materi untuk bekal dalam melakukan KPL II di sekolah
Pelaksanaan KPL II ini tentunya mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karenanya, praktikan ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D. selaku Ketua Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) yang telah
menempatkan kami di sekolah pada KPL 2.
2. Ibu Dr. Mustiningsih, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang yang
telah memberi kesempatan untuk melaksanakan KPL Manajemen
Pendidikan.
3. Bapak Ahmad Nurabadi S.Pd., M.Pd. selaku Koordinator KPL & Pemateri
KPL I Manajemen Pendidikan yang telah menyetujui dan
mengkoordinasikan kegiatan KPL di SMP Laboratorium UM sehingga

iii
dapat berjalan dengan lancar. Dan sekaligus telah memberikan bimbingan,
pengarahan, penguatan, dan motivasi kepada praktikan.
4. Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd. selaku dosen pembimbing KPL II
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada
praktikan sehingga kegiatan KPL II dan penulisan laporan dapat
terselesaikan dengan lancar.
5. Ibu Dra. Yayuk Prihatnawati, M.Pd. selaku Kepala SMP Laboratorium
UM yang telah memberikan izin, dukungan, dan bantuan kepada praktikan
selama melaksanakan kegiatan KPL Manajemen Pendidikan.
6. Bapak Tamyis Suliantoro, S.Pd. selaku Guru Pamong di SMP
Laboratorium UM yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama kegiatan KPL.
7. Bapak/Ibu Guru dan TAS (Tenaga Administrasi Sekolah) di SMP
Laboratorium UM yang telah menerima praktikan dengan baik serta
dengan kesungguhannya telah membantu praktikan selama kegiatan KPL
berlangsung.
8. Seluruh rekan-rekan KPL di SMP Laboratorium UM yang telah membantu
dan bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan KPL.
Praktikan menyadari bahwa laporan KPL Manajemen Pendidikan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya,
praktikan mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
masukan bagi praktikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
praktikan selanjutnya.

Malang, November 2019

Praktikan

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGATAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Tujuan........................................................................................3
C. Manfaat......................................................................................3
D. Bentuk kegiatan.........................................................................5
E. Sasaran/Objek............................................................................5
F. Bidang Garapan yang Direncanakan.........................................6
G. Jadwal Kegiatan........................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Bidang Manajemen Pendidikan
1. Manajemen Sarana dan Prasarana......................................11
2. Manajemen Perkantoran.....................................................12
3. Manajemen Layanan Khusus..............................................15
4. Manajemen Peserta Didik...................................................16
5. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran..........................22
B. Bidang Supervisi Pendidikan
1. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas........................25
2. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru.................................26
BAB III PENGALAMAN YANG DIPEROLEH
A. Bidang Manajemen Pendidikan
1. Manajemen Sarana dan Prasarana......................................31
2. Manajemen Perkantoran.....................................................32
3. Manajemen Layanan Khusus..............................................34

v
4. Manajemen Peserta Didik...................................................35
5. Manajemen Kurikulum.......................................................38
B. Bidang Supervisi Pendidikan
1. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas........................40
2. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru..................................42
C. Pengalaman Yang Tidak Direncanakan.....................................44
BAB IV ANALISIS
A. Bidang Manajemen Pendidikan
1. Manajemen Sarana dan Prasarana.........................................57
2. Manajemen Perkantoran........................................................61
3. Manajemen Layanan Khusus.................................................64
4. Manajemen Peserta Didik.....................................................68
B. Supervisi Pendidikan
1. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas...........................72
2. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru....................................74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................77
B. Saran..........................................................................................79
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................81
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................83

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan KPL II............................................7

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi Program Manajemen Sarana dan Prasarana.............................83

Lampiran 2. Dokumentasi Program Manajemen Perkantoran............................................84

Lampiran 3. Dokumentasi Program Manajemen Layanan Khusus.....................................87 .

Lampiran 4. Dokumentasi Program Manejemen Peserta Didik..........................................89 .

Lampiran 5. Dokumentasi Program Manajemen Peserta Kurikulum & Pembelajaran.......93

Lampiran 6. Dokumentasi Program Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas...............96

Lampiran 7. Dokumentasi Program Supervisi dengan Teknik Rapat Guru.......................103

Lampiran 8. Dokumentasi Pengalaman yang Tidak Direncanakan...................................107

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam mengembangkan potensi

diri untuk kemajuan suatu bangsa. Pendidikan berperan penting dalam

meningkatkan kemampuan seseorang menjadi mandiri dan bertanggungjawab.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyakarat, bangsa dan negara.

Pendidikan saat ini menjadi pusat perhatian bagi masyarakat dan

pemerintah mulai dari pendidikan formal, informal, dan non formal maupun

pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Di Perguruan tinggi melaksanakan

beberapa program, yaitu salah satunya KPL (Kajian Praktik Lapangan) yang

sudah menjadi program wajib Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Malang. KPL dilaksanakan sesuai dengan bidang-

bidang yang ada di sekolah-sekolah yang telah bekerja sama dengan perguruan

tinggi.

KPL dilaksanakan di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang yang

terletak di Jalan Simpang Bogor No.T-7, Sumbersari, Kecematan Lowokwaru

1
2

Kota Malang, yang berada dalam Kompleks Universitas Negeri Malang. Pada

pelaksanaan KPL akan dilakukan oleh mahasiswa yang akan membantu kegiatan

dan tugas sesuai dengan jurusan Administrasi Pendidikan yang berkaitan dengan

substansi manajemen pendidikan dan supervisi pendidikan. Adapun dua teknik

supervisi pendidikan dan delapan bidang dalam manajemen pendidikan, yaitu (1)

manajemen keuangan, (2) manajemen peserta didik, (3) manajemen kurikulum,

(4) manajemen sarana dan prasarana, (5) manajemen hubungan masyarakat, (6)

manajemen sumber daya manusia, (7) manajemen perkantoran, dan (8)

manajemen layanan khusus.

Pelaksanaan KPL I dilaksanakan di Kampus Univesitas Negeri Malang

selama satu minggu, sedangkan pelaksanaan KPL II dilaksanakan di SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang selama enam minggu dari bulan

September sampai Oktober. KPL yang dilakukan disekolah oleh Mahasiswa akan

membantu pihak-pihak sekolah terutama dalam manajemen pendidikan dan

supervisi pendidikan. Adapun masalah dalam substansi manajemen pendidikan

yang dihadapi, yaitu belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP), mencatat

pembelian sarana dan prasarana, menerima dan mengangkat telepon, mencatat

surat masuk dan surat keluar, dan lain-lain. Dalam pelaksanaan KPL, mahasiswa

diharapkan mampu membantu menangani permasalahan tersebut. Sehingga KPL

ini dapat bermanfaat bagi sekolah maupun mahasiswa yang melaksanakan KPL

dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki, menambah wawasan, dan

pengalaman.
3

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum KPL Manajemen Pendidikan bertujuan agar mahasiswa

dapat memperoleh pengalaman praktis baik secara langsung maupun secara tidak

langsung di bidang manajemen pendidikan maupun supervisi pendidikan.

2. Tujuan Khusus

a. Agar praktikan mampu mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan,

dan menganalisis 5 kegiatan manajemen pendidikan.

b. Agar praktikan mampu mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan,

dan menganalisis dari masing-masing 2 teknik supervisi pendidikan.

C. Manfaat

KPL Manajamen Pendidikan yang dilaksanakan di SMP Laboratorium

Universitas Negeri Malang diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

a. Sebagai media memperkenalkan Jurusan Administrasi Pendidikan

kepada beberapa institusi Pendidikan terutama sekolah-sekolah.

b. Memperluas dan meningkatkan kerja sama yang baik dengan sekolah

terkait.

c. Sebagai wahana membekali tenaga kependidikan yang dapat

menciptakan calon-calon tenaga profesional yang berkompeten.

2. Bagi Kepala SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

a. Memberikan bekal pengalaman praktis kepada mahasiswa melalui

manajemen pendidikan dan supervisi pendidikan.


4

b. Memperoleh bantuan pikiran dan tenaga untuk menangani dan

menjalankan program manajemen pendidikan dan supervisi pendidikan

dari mahasiswa KPL.

c. Memperoleh masukan dari mahasiswa KPL untuk sekolah mengenai

perencanaan dan pengelolaan program pendidikan.

d. Memperoleh ide-ide baru yang dapat menunjang pelaksanaan program

pendidikan di sekolah.

3. Bagi Kepala Laboratorium Administrasi Pendidikan

a. Memberikan bahan referensi untuk menyusun program bagi mahasiswa

KPL tahun berikutnya.

b. Sebagai wahana membekali tenaga kependidikan yang dapat

meghasilkan calon-calon tenaga profesional yang berkompeten.

c. Memperkuat kerja sama yang baik dengan sekolah yang terkait.

4. Bagi Mahasiswa KPL Jurusan Administrasi Pendidikan

a. Meningkatkan keterampilan dan potensi diri mahasiswa agar menjadi

bekal untuk menghadapi dunia kerja secara nyata.

b. Mendapatkan pengalaman praktis dan wawasan yang luas agar ilmu yang

didapat atau diperoleh saat di perkuliahan bisa dikembangkan dan

berguna bagi lembaga pendidikan.

c. Sebagai sarana dalam melaksanakan kegiatan pengembangan melalui

program kerja yang dilaksanakan mahasiswa KPL.


5

D. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan dari KPL Manajamen Pendidikan Jurusan Administrasi

Pendidikan merupakan mata kuliah yang kegiatannya dalam bentuk intrakurikuler

KPL non-keguruan yang pelaksanaannya di luar kampus. Dalam kegiatan ini

mahasiswa melakukan kajian dan praktik sesuai dengan latar belakang displin

ilmu yang telah diperoleh saat perkuliahan, di bawah bimbingan Dosen

Pembimbing dan Pamong ketika di lapangan. Adapun dua teknik supervisi

pendidikan dan delapan substansi manajemen pendidikan sebagai disiplin ilmu

yang telah dikaji mahasiswa KPL. Sehingga, melalui KPL mahasiswa

mendapatkan wawasan yang luas dan pengalaman yang sudah diarahkan dengan

melalukan kegiatan belajar sambil bekerja (Learning by doing) dengan

mengerjakan berbagai tugas sesuai di bidang administrasi atau manajemen dan

supervisi pendidikan.

E. Sasaran/Objek

Sasaran atau objek KPL Jurusan Administrasi Pendidikan adalah SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang. Sekolah ini terletak di Jalan Simpang

Bogor No.T-7, Sumbersari, Kecematan Lowokwaru Kota Malang, yang berada

dalam Kompleks Universitas Negeri Malang. SMP Laboratorium Universitas

Negeri Malang berdiri tahun 1990 dengan nama SMP IKIP Malang di bawah

naungan Yayasan Pendidikan Bhinneka Karya Unit Korpri IKIP Malang. Tahun

1996 Yayasan Bhinneka Karya Malang berubah nama menjadi Yayasan

Pendidikan IKIP Malang. Tahun 2005/2006 mengalami perubahan nama lagi dari

SMP IKIP Malang di bawah naungan Yayasan Pendidikan IKIP Malang berubah
6

menjadi SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang di bawah naungan

Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang (YPUM). Tepatnya tanggal 15

Oktober 2009 Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang (YPUM) dilebur

dengan Unit Pengembangan Sekolah Laboratorium (UPSL) menjadi Badan

Pengembangan Laboratorium Pendidikan (BPLP) Universitas Negeri Malang.

F. Bidang Garapan yang Direncanakan

Bidang garapan yang direncanakan terdiri dari manajamen pendidikan dan

supervisi pendidikan, adapun kegiatan yang sesuai dengan bidang garapan

tersebut diantaranya adalah :

1. Manajemen Pendidikan

a. Manajemen Sarana dan Prasarana

1) Membantu pelaksanaan daftar inventaris kelas.

2) Membantu mencatat Pembelian Sarana dan Prasarana.

b. Manajemen Perkantoran

1) Membantu menerima Tamu dan Menerima Telepon.

2) Membantu mengurus surat masuk.

c. Manajemen Layanan Khusus

1) Membantu membuat Struktur Organisasi laboratorium komputer dan

laboratorium bahasa.

2) Membantu peminjaman dan pengembalian buku Perpustakaan.

d. Manajemen Peserta didik

1) Mendapatkan informasi tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).


7

2) Mendapatkan informasi tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

(MPLS).

3) Membantu mengisi data peserta didik pada buku induk.

4) Membantu membuat data mutasi peserta didik

e. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

1) Mendapatkan informasi tentang menyusun kepanitian (PPDB, UTS, UN,

dan lain-lain).

2) Mendapatkan informasi tentang menyusun jadwal pembelajaran.

3) Mendapatkan informasi tentang cara pembagian tugas/ beban bagi guru.

2. Supervisi Pendidikan

1) Mengikuti dan membantu dalam pelaksanaan teknik supervisi kunjungan

Kelas.

2) Mengikuti dan membantu dalam pelaksanaan teknik supervisi kegiatan

rapat yang dilaksanakan oleh sekolah.

G. Jadwal Kegiatan

Adapun rencana jadwal kegiatan pelaksanaan KPL II di SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang berdasarkan waktu yang telah

ditentukan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan pelaksanaan KPL II.

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan KPL II

No. Kegiatan September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pelaksanaan KPL Lapangan


8

2 Bidang Manajemen Pendidikan

a. Manajemen Sarana dan Prasarana

1) Membantu pelaksanaan daftar

inventaris kelas.

2) Membantu mencatat

Pembelian Sarana dan

Prasarana.

b. Manajemen Perkantoran

1) Membantu menerima Tamu

dan menerima Telepon.

2) Membantu mengurus surat

masuk.

c. Manajemen Layanan Khusus

1) Membantu membuat Struktur

Organisasi laboratorium

komputer dan laboratorium

bahasa.

2) Membantu peminjaman dan

pengembalian buku

Perpustakaan.

d. Manajemen Peserta didik

1) Mendapatkan informasi

tentang Penerimaan Peserta

Didik Baru (PPDB).


9

2) Mendapatkan informasi

tentang Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah

(MPLS).

3) Membantu mengisi data

peserta didik pada buku

induk.

4) Membantu membuat data

mutasi peserta didik.

f. Manajemen Kurikulum dan

Pembelajaran

1) Mendapatkan informasi tentang

menyusun kepanitian (PPDB,

UTS, UN, dan lain-lain).

2) Mendapatkan informasi tentang

menyusun jadwal

pembelajaran.

3) Mendapatkan informasi tentang

cara pembagian tugas/ beban

bagi guru.

3 Bidang Supervisi Pendidikan

1) Mengikuti dan membantu

dalam pelaksanaan teknik

supervisi kunjungan Kelas.


10

2) Mengikuti dan membantu

dalam pelaksanaan teknik

supervisi kegiatan rapat yang

dilaksanakan oleh sekolah.


BAB II

KAJIAN TEORI

Kajian teori yang dipaparkan dalam Bab II merupakan kajian teori yang

berkaitan dengan bidang garapan yang dilakukan di sekolah, yaitu Manajemen

Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Dalam bidang Manajemen Pendidikan yang

dibahas meliputi: (a) Manajemen Sarana dan Prasarana, (b) Manajemen Hubungan

Masyarakat, (c) Manajamen Perkantoran, (d) Manajemen Layanan Khusus, (e)

Manajemen Peserta Didik, dan (f) Manajemen Kurikulum. Supervisi pendidikan yang

dibahas meliputi: (a) Supervisi dengan teknik supervisi kunjungan kelas, dan (b)

Supervisi dengan teknik supervisi kegiatan rapat yang dilaksanakan oleh sekolah.

Kajian ini digunakan sebagai acuan dalam menganalisis kesenjangan antara teori

dengan yang terjadi di lapangan.

A. Bidang Manajemen Pendidikan

1. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai segenap proses

pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun

tidak langsung jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien (Indrawan, 2015:9)

Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat

serah terima barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi

dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang

efektif terhadap barang-barang milik Negara maupun swasta. Inventarisasi juga

memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas

pengelolaan sarana dan prasarana. Kegiatan inventarisasi dilakukan dalam rangka

11
12

usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah (Minarti, 2011:263-264).

Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang

milik Negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan

atau pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri

Keuangan RI Nomor Kep.225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik Negara berupa

semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara

keseluruhan atau bagian sebagaiannya dari Anggaran Pendapatan (APBN) ataupun

dana lainnya yang barang-barang dibawah penguasaan kantor departemen dan

kebudayaan baik yang berada di dalam maupun diluar Negeri (Nurabadi, 2014: 57).

Inventarisasi mempunyai tujuan pokok sebagai berikut (Nurabadi, 2014: 60) :

1. Inventarisasi bermaksud memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan/kontrol,

baik dalam penggunaan keuangan negara maupun dalam menilai tanggungjawab

pemeliharaan dan penghematan barang milik negara.

2. Inventarisasi dapat membantu pimpinan dalam merencanakan, mengadakan,

menyalurkan, menyimpan dam memelihara serta menghapus barang secara

bertanggung jawab.

3. Inventarisasi mempercepat proses pembuatan laporan, baik yang harus

disampaikan secara tepat pada setiap triwulan, semester atau tahunan maupun

yang harus disampaikann seacara berkala apabila diminta oleh atasan.

2. Manajemen Perkantoran

Manajemen perkantoran adalah salah satu fungsi operasinal perusahaan dalam

suatu organisasi yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional

organisasi. Manajemen perkantoran bukan merupakan suatu posisi atau suatu


13

kantor/departemen akan tetapi merupakan suatu manajemen atas orang-orang yang

beroperasi dalam kegiatan administrasi yang mencakup pengelolaan informasi dan

keahlian yang dibutuhkan bagi keputusan yang efektif dan tepat waktu (Nuraida,

2008:7).

1) Menerima Tamu dan menerima Telepon.

Tamu di suatu kantor mengharapkan pelayanan dan penghormatan yang baik

dari pihak kantor. Sehingga sebaliknya seorang tamu juga akan membalas dengan

cara mematuhi sebaliknya seorang tamu juga akan membalas dengan cara

mematuhi peraturan penerimaan tamu di kantor tersebut. Beberapa syarat berikut

diperlukan oleh seorang receptionist atau staf untuk menjalankan tugas

memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para tamu (Zulkarnain &

Sumarsono, 2015:112-113).

 Sopan, ramah tamah, berkepribadian menarik, berbusana rapi dan profesional.

 Bijaksana dan cerdas dalam mengambil keputusan dan bertindak. Misalnya harus

tahu sampai sejauh mana dia boleh menggunakan kebijaksanaannya sendiri

karena tidak dibenarkan untuk bertindak melalui wewenang.

 Mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dibicarakan dengan tamu.

 Mengetahui struktur organisasi dan nama-nama pejabat atau pimpinan sekolah.

 Sebaiknya mampu berbicara bahasa asing terutama bahasa inggris.

Telepon adalah alat komunikasi yang cepat dan efektif untuk menyampaikan

informasi dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan kantor. Penggunaan telepon

dalam kantor mencakup penerimaan intruksi, penyampaian dan perolehan

informasi, serta memungkinkan adanya tanya jawab yang bersifat dua arah.

Sopan santun bertelepon sangat penting karena pelayanan telepon

menggambarkan citra sekolah terhadap pihak luar (relasi). Pembahasan tentang


14

pelayanan telepon mencakup tata cara menerima atau menjawab telepon,

menelepon ke luar, dan sikap pada waktu bertelepon (Zulkarnain & Sumarsono,

2015:116-117).

2) Menangani Surat.

Menurut Soerjani (dalam Zulkarnain & Sumarsono, 2015:173) hakikat surat

ialah sebuah alat komunikasi dalam bentuk secarik kertas berisi tulisan tentang

data informasi atau keterangan, berita, baik, yang memerlukan jawaban maupun

tidak. Jadi surat merupakan alat atau media komunikasi untuk menyampaikan

data atau media komunikasi untuk menyampaikan data atau informasi berupa

keterangan, berita, penjelasan secara tertulis dari seseorang maupun lembaga

dengan seseorang atau lembaga lain, melalui kertas maupun elektronik (baca:

email) dalam rangka memperlancar jalannya proses kegiatan kantor (Zulkarnain

& Sumarsono, 2015:173).

3) Mengarsip surat.

Tata persuratan berkaitan erat dengan tata kearsipan sebab setiap surat masuk

dan keluar di suatu sekolah pasti perlu di arsipkan. Surat bisa disebut sebagai

arsip apabila surat tersebut mempunyai arti dan kegunaan serta disimpan di

kantor. Setiap pekerjaan dan kegiatan di perkantoran memerlukan data dan

informasi. Salah satu sumber data atau informasi adalah arsip, karena arsip

merupakan bukti dan rekaman dari kegiatan atau transaksi mulai dari kegiatan

terdepan (misalnya di bagian loket dan pembayaran) sampai kepada kegiatan-

kegiatan pengambilan keputusan. Untuk pengambil keputusan, arsip sebagai data

diolah baik secara manual maupun melalui bantuan komputer menjadi informasi.

Pengolahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari keputusan yang akan

diambil. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern,


15

maka hal itu berdampak pada pola perkembangan dan kemajuan bidang kearsipan

yang semakin baik (Zulkarnain & Sumarsono, 2015:207).

3. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sekolah merupakan salah satu sarana yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya

memiliki tanggungjawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan

meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. oleh sebab itu

sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala

kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut tercapai (Zulkarnain,

2016: 1-14)

1. Layanan Khusus Laboratorium Sekolah

Laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah

merupakan salah satu faktor untuk memfasilitasi peserta didik dalam menerapkan

teori yang telah diajarkan oleh guru di dalam kelas. Laboratorium sekolah

digunakan untuk melaksanakan praktek, eksperimen, meneliti, membuktikan

teori-teori yang didapatkan di buku, dan sebagainya. Sehingga peserta didik akan

mempunyai keyakinan mendalam bahwa apa yang mereka dapatkan secara

teoritik memang dapat dibuktikan secara empirik. Oleh sebab itu laboratorium

perlu dikelola agar dapat berperan maksimal untuk mendorong efektivitas serta

optimalisasi proses pembelajaran di sekolah.


16

2. Layanan Khusus Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar yang menjadi denyut

nadi proses belajar membutuhkan pengelolaan yang baik dan profesional. Sebab

keberadaan 55 perpustakaan sekolah membuat para guru dan siswa

berkesempatan memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Melalui perpustakaan sekolah, selain para siswa dapat melakukan kegiatan belajar

mandiri atau belajar kelompok, para guru juga dapat memperkaya materi-materi

yang disajikan dalam proses belajar-mengajar. Sehingga pelayanan perpustakaan

sekolah harus dilakukan secara maksimal agar para guru dan siswa dapat

memanfaatkannya secara maksimal pula.

Perpustakaan sebagai sumber belajar akan memiliki kinerja yang baik

apabila dikelola atau di-manage secara baik. Dengan manajemen yang baik, maka

perpustakaan akan berfungsi secara optimal sesuai tujuan yang diharapkan.

Sehingga manajemen atau pengelolaan perpustakaan sekolah berarti segenap

usaha pengkoordinasian segala kegiatan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tujuan utama perpustakaan sekolah harus

memungkinkan para tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta didik

memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan

dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang

diperlukan dalam proses belajar-mengajar di sekolah.

4. Manajemen Peserta didik

Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap

peserta didik: mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka

lulus. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta
17

didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik

dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik

(Imron, 2016:6).

Manajemen peserta didik merupakan kegiatan yang dilakukan secara keseluruhan

dengan cara diusahakan dan direncanakan secara sadar kemudian dilakukan

pengarahan secara berkelanjutan kepada seluruh peserta didik agar peserta didik

tersebut mengikuti pembelajaran dengan efektif dan efisien (Mulyono, 2008:178).

1) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen

peserta didik yang sangat penting. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yaitu (Imron, 2016: 41-71) :

(1) Kebijakaan Penerimaan Peserta Didik

Peserta didik dapat diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah,

haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan.

Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat sistem pendaftaran

dan seleksi atau penyaring yang akan diberlakukan untuk peserta didik. Selain itu,

kebijakan penerimaan peserta didik, juga berisi mengenai waktu pendaftaran,

kapan dimulai dan kapan diakhiri. Selanjutnya, kebijakan penerimaan peserta

didik harus juga memuat tentang personalia-personalia yang akan terlibat dalam

pendaftaran, seleksi dan penerimaan peserta didik.

(2) Sistem Penerimaan Peserta Didik

Sistem penerimaan peserta didik baru adalah cara penerimaan peserta

didik baru. Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru. Pertama,

dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan

menggunakan sistem seleksi.


18

Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik,

yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Sedangkan sistem seleksi ini dapat

digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan Daftar Nilai Ebta

Murni (DANEM), yang kedua berdasarkan Penelurusan Minat dan Kemampuan

(PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.

Sistem seleksi dengan tes masuk adalah bahwa mereka yang mendaftar di

suatu sekolah terlebih dahulu diwajibkan menyelesaikan serangkaian tugas yang

berupa soal-soal tes. Seleksi administratif adalah seleksi seleksi atas kelengkapan-

kelengkapan administratif calon. Adapun seleksi akademik, adalah suatu aktivitas

yang bermaksud mengetahui kemampuan akademik calon.

(3) Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru

Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan

bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagai peserta didik. Ada tiga

macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan

(standard criterian referenced), yaitu suatu penerimaan peserta didik yang

didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Kedua,

kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon peserta

didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang

mengikuti seleksi. Ketiga, kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah,

sekolah terlebih dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungnya, atau berapa

calon peserta didik baru yang akan diterima.

(4) Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru

Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan

panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru,

pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik


19

baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik

yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

(5) Problema Penerimaan Peserta didik Baru

Ada banyak problem penerimaan peserta didik baru yang harus

dipecahkan. Pertama adanya peserta didik yang hasil tesnya, jumlah danem dan

kecakapannya sama, dan mereka sama-sama berada pada batas bawah

penerimaan. Kedua, adanya calon peserta didik yang dari segi kemampuan masih

kalah dibandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapat

nota dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tinggi di daerah di mana

sekolah tersebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tampung dan prasarana sarana

sekolah, sementara di daerah tersebut sangat banyak calon peserta didik yang

mempunyai kecakapan tinggi. Ketiga problema demikian, haruslah dapat

dipecahkan dengan baik dan bijaksana oleh kepala sekolah bersama dengan

aparat sekolah lainnya.

2) Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), juga dikenal sebagai Masa

Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD), merupakan

sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna

menyambut kedatangan para peserta didik baru. Masa orientasi lazim dijumpai di

tingkat SMP dan SMA. Hampir seluruh sekolah negeri maupun swasta menggunakan

cara itu untuk mengenalkan almamater pada peserta didik baru. Pada perguruan

tinggi, kegiatan serupa dikenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan

Kampus (disingkat Ospek). MPLS dijadikan sebagai ajang untuk melatih ketahanan

mental, disiplin, dan mempererat tali persaudaraan. MPLS juga sering dipakai sebagai

sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan baru di sekolah tersebut. Baik itu
20

perkenalan dengan sesama siswa baru, senior, guru, hingga karyawan lainnya di

sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan yang ada dan rutin

dilaksanakan di lingkungan sekolah. Pada kebanyakan sekolah, biasanya MPLS

sepenuhnya dilaksanakan oleh kelompok siswa yang tergabung dalam Organisasi

Siswa Intrasekolah (OSIS) dengan guru sebagai pihak pengawas, asisten dan

pemantau kegiatan selama MPLS berlangsung. Di sekolah tertentu, terkadang MPLS

hanya dilaksanakan oleh pihak guru dan kepala sekolah saja, baik dengan atau tanpa

bantuan keterlibatan kelompok OSIS.

Mengacu pada Permendikbud nomor 18 tahun 2016, tujuan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah adalah:

1. Mengenali potensi diri siswa baru;

2. Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya,

antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana

sekolah;

3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;

4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya;

5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling

menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup

bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos

kerja, dan semangat gotong royong.

Secara umum, tujuan diadakannya Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan siswa pada lingkungan sekolah yang baru mereka masuki

2. Memperkenalkan siswa pada seluruh komponen sekolah beserta aturan, norma,

budaya, dan tata tertib yang berlaku di dalamnya.


21

3. Memperkenalkan siswa pada keorganisasian

4. Memperkenalkan siswa untuk dapat menyanyikan lagu hymne dan mars sekolah

5. Memperkenalkan siswa pada seluruh kegiatan yang ada di sekolah

6. Mengarahkan siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

bakat mereka

7. Menanamkan sikap mental, spiritual, budi pekerti yang baik, tanggung jawab,

toleransi, dan berbagai nilai positif lain pada diri siswa sebagai implementasi

penanaman konsep iman, ilmu, dan amal

8. Menanamkan berbagai wawasan dasar pada siswa sebelum memasuki kegiatan

pembelajaran secara formal di kelas.

3) Data peserta didik pada buku induk

Buku induk siswa merupakan kumpulan nama – nama peserta didik mulai dari

awal sekolah tersebut berdiri. Peserta didik baru harus dicatat ke dalam buku besar,

buku tersebut biasa disebut dengan buku induk siswa atau buku pokok. Data yang ada

dalam buku induk siswa harus lengkap, yang meliputi data dan identitas peserta didik,

data – data yang diperlukan dapat diambil dari formulir pendaftaran. Selain identitas

peserta didik, dalam buku induk juga berisi Nomor Induk Siswa, Nomor Induk Siswa

Nasional, kode sekolah, keterangan dari orangtua/wali peserta didik, prestasi belajar

peserta didik (daftar nilai rapor) dari tahun ke tahun selama peserta didik tersebut

bersekolah di sekolah tersebut (Pitoyo, 2012: 1).

4) Data mutasi peserta didik

Imron (2012: 152), mendifinisikan mutasi sebagai perpindahan seorang peserta

didik dari satu kelas menuju kelas lain yang sejajar, dan/atau perpindahan peserta

didik dari suatu sekolah menuju ke sekolah lain yang sejajar. Manfaat buku mutasi

adalah sebagai berikut (Herlina, 2017: 1).


22

a. Digunakan sebagai agenda untuk rekap jumlah keseluruhan peserta didik.

b. Digunakan sebagai kelengkapan administrasi guru wali kelas.

c. Digunakan sebagai bukti/laporan yang tertulis bahwa telah ada perpindahan

peserta didik.

Buku mutasi digunakan sebagai penyimpan data yang nantinya akan dibutuhkan

apabila terjadi kasus yang memerlukan data keterangan keluar-masuk peserta didik di

sekolah tersebut. Di dalam buku tersebut, terdapat beberapa kolom seperti (a) nomor;

(b) nomor induk; (c) nama siswa; (d) NISN; (e) jenis kelamin; (f) tanggal mutasi; dan

(g) jenis mutasi (masuk/keluar)

5. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar

pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas

interaksi proses belajar mengajar disekolah. Adapun kurikulum sendiri mempunyai

arti yang sempit dan arti yang luar. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum

harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam

mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan

ketercapaian sasaran visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah dengan tidak

mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan (Indrawan, 2015:7)

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup manajemen

kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi

kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan

untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar


23

kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang

bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas

dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada (Nasbi,

2017: 2-3). Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan

manajemen kurikulum, yaitu (Rusman, 2009: 4):

a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan

aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan

bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan

kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi,

yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang

seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk

mencapai tujuan kurikulum.

c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen

kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus

mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum

sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga memberikan hasil

yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.

e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses

manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan

tujuan kurikulum.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan

optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun


24

komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya

sebagai berikut (Nasbi, 2017: 2-3) :

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan

sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan

yang terencana dan efektif.

b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai

hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik

tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan

ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan

kurikulum.

c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat

memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik

maupun lingkungan sekitar.

d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan

terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa

dalam belajar.

e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses

pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain

yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,

ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.

Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan

pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif

yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.


25

Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan

kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat,

khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan

ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah setempat (Rusman, 2009: 5).

B. Bidang Supervisi Pendidikan

Menurut Ametembun dalam Rizky & Afriansyah (2019: 2) Supervisi pendidikan

adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan bermaksud berupa

bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan termasuk pengajaran pada

umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar pada umumnya. Ada beberapa

unsur-unsur penting dalam supervisi pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas pembinaan yang direncanakan.

b. Perbaikan situasi pengajaran (belajar-mengajar).

c. Mengefektifkan para guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainnya.

d. Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

Dengan adanya unsur-unsur penting tersebut dapat menjadi sebuah pengertian

supervise pendidikan yaitu pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi

pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material

dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efesien (Rizky &

Afriansyah, 2019: 2)

1. Teknik Kunjungan kelas

Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang

dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik, atau pengawas) untuk

melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk

mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat


26

didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan

atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki. Setelah kunjungan kelas

selesai, selanjutnya diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang

bersangkutan. Supervisor memberikan saran-saran atau nasehat-nasehat yang

diperlukan, dan gurupan dapat mengajukan pendapat dan usul-usul yang konstruktif

demi perbaikan proses belajar-mengajar selanjutnya (Maunah, 2008:49).

Perkunjungan ke kelas bertujuan memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya

selama guru mengajar. Dengan data itu supervisor dapat berbincang-bincang denga

guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru. Pada kesempatan itu guru-guru dapat

mengemukakan pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan-hambatan yang

dihadapi serta meminta bantuan, dorongan dan mengikutsertakan. Oleh karena

sifatnya mengadakan peninjauan dan mempelajari sesuatu yang dilihat sementara guru

mengajar, maka sering disebut observasi kelas (Sahertian, 2010:53).

Perkunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar

meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa. Perkunjungan ini dapat

memberi kesempatan guru-guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai

usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru-guru. Adapun beberapa jenis-jenis

perkunjungan kelas yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu: (a) Perkunjungan tanpa

diberitahu (unannounced visitation), (b) Perkunjungan dengan cara memberi tahu

lebih dulu (announced visitation), dan (c) Perkunjungan atas undangan guru (visit

upon invation) (Sahertian, 2010:53-54). Beberapa tahapan selama kunjungan kelas

antara lain: (a) Mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas yang dikunjungi, (b)

Menyiapkan kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan guru kelas, dan (c)

Melakukan kegiatan belajar mengajar bersama dengan guru kelas yang bertindak
27

sebagai pengamat dan bila perlu memberikan bantuan langsung dalam suatu

“pengajaran tim” (Burhanuddin, dkk, 2007:122).

2. Teknik Rapat Guru

Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), seorang kepala sekolah

menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk

mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat

yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Mengadakan diskusi kelompok

(group discussions). Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-

kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala

sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang

diperlukan (Rizky & Afriansyah, 2019: 3).

Teknik rapat guru merupakan bagian dari rapat guru baik yang bersifat insidental

maupun yang bersifat berkala. Jika pada rapat guru membicarakan proses

pembelajaran, seperti kepribadian dan penampilan yang pantas diteladani oleh peserta

didik, pembuatan persiapan mengajar proses pembelajaran baru, alat belajar dan

media baru, serta upaya atau tips meningkatkan profesi guru dalam arti yang luas

(Pidarta, 2009:170).

Ada beberapa jenis rapat guru, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatan, tujuan

maupun orang-orang yang menghadirinya adalah sebagai berikut (Sahertian, 2010:87-

93).

a. Macam-macam rapat guru

a) Menurut tingkatnya, meliputi staff meeting, rapat guru bersama dengan orang tua

murid dan murid/wakil, dan rapat guru sekota yang sejenis dan setingkat.

b) Menurut waktunya, meliputi rapat permulaan dan akhir tahun, rapat periodik, dan

rapat-rapat yang bersifat insidental.


28

c) Menurut Bentuknya, meliputi individual conference, diskusi, seminar dan

simposium, dan Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu, dan

workshop.

b. Waktu dan Tempat Rapat

Dalam pelaksanaan salah satu rapat, masalah waktu, dan tempat mempunyai

pengaruh besar terhadap sukses atau tidaknya pertemuan tersebut. Kepala sekolah

atau supervisor sebagai penginisiatif rapat harus memperhitungkan berbagai segi di

dalam penetapan waktu dan tempat itu sehingga guru-guru dapat hadir tanpa banyak

merugikan penyelenggaraan pendidikan pengajaran umumnya, atau kepentingan

pribadi guru yang bersangkutan dan supaya rapat membawa hasil yang diharapkan.

c. Perencanaan/ Persiapan Rapat Guru:

Supaya pertemuan-pertemuan tersebut dapat berjalan menuju rapat maka

hendaknya diadakan perencanaan dan persiapan yang sistematis dan matang. Suatu

perencanaan rapat yang baik selalu didahului oleh usaha-usaha pengumpulan data.

Hendaknya diingat bahwa dalam perencanaan rapat sejauh mungkin kepala sekolah,

supervisor, panitia perencanaan rapat mengadakan konsultasi dengan semua pihak

yang membantu memberikan informasi dan untuk mendapatkan saran-saran yang

positif dari mereka tentang penyelenggaraan dan materi rapat.

d. Pelaksanaan Rapat/ Pertemuan

Sukses tidaknya rapat sebagaian besar terletak pada pimpinan rapat tersebut, baik

ia seorang kepala sekolah, supervisor maupun pimpinan yang ditunjuk dari guru-

guru. Skill in group process, skill in human relationship, skill in leadrship, dan sikap-

sikap demokratis dari pimpinan rapat sangat diperlukan.

e. Notulis atau Sekretaris Rapat


29

Segala proses rapat dan pembicaraan yang penting-penting dicatat dengan singkat

oleh notulis yang akan dimasukkannya di dalam buku tambahan rapat bersama

dengan keputusan yang dapat di ambil dari rapat tersebut. sebelum rapat ditutup,

notulis rapat membacakan semua keputusan dan kesimpulan rapat untuk diketahui

seluruh peserta.

f. Evaluasi Rapat Guru-Guru

Evaluasi sangat penting untuk menemukan fakta-fakta positif dan segi-segi

negatif tentang jalan proses dan keputusan-keputusan rapat. Evaluasi dimaksudkan

pula untuk menetapkan apakah tujuan-tujuan yang direncanakan sebelum rapat

berlangsung dapat dicapai atau tidak.

g. Implikasi Hasil Rapat Guru-Guru

Mengenai pelaksanaan keputusan rapat hendaknya ditetapkan juga di dalam rapat

itu termasuk jangka ancar-ancar waktu pelaksanaan, alat-alat/ pembiayaannya, target

hasil minimal yang harus dicapai dan sebagainya, semua ini dicatat di dalam buku

notulis atau catatan rapat yang akan menjadi peringatan dan pedoman pada fase

pelaksanaan keputusan-keputusan rapat tersebut.


30

BAB III

PENGALAMAN YANG DIPEROLEH

Bab III ini memaparkan pengalaman yang telah diperoleh praktikan selama

enam minggu, dimulai pada tanggal 9 September 2019 dan berakhir pada tanggal 21

Oktober 2019. Instansi tempat praktikan melaksanakan KPL adalah di SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang. Pada saat kegiatan KPL berlangsung,

praktikan memperoleh pengalaman yang berharga dan berkesan. Pengalaman yang

diperoleh bersifat pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman

langsung merupakan pengalaman yang didapatkan secara langsung dan dilaksanakan

oleh praktikan sendiri dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan manajemen

pendidikan dan supervisi pendidikan. Sedangkan pengalaman tidak langsung adalah

pengalaman yang diperoleh dengan mencari informasi dengan cara wawancara,

observasi, data buku, informasi dari guru dan staf, maupun petunjuk lainnya yang

dapat menunjang manajemen pendidikan dan supervisi pendidikan.

Manajemen pendidikan yang menjadi garapan dan pengalaman dalam

pelaksanaan KPL dalam bab ini meliputi : (a) Manajemen Sarana dan Prasarana, (b)

Manajemen Hubungan Masyarakat, (c) Manajamen Perkantoran, (d) Manajemen

Layanan Khusus, (e) Manajemen Peserta Didik, dan (f) Manajemen Kurikulum.

Sedangkan pengalaman yang didapatkan dalam Supervisi pendidikan meliputi: (a)

Supervisi dengan teknik supervisi kunjungan kelas, dan (b) Supervisi dengan teknik

supervisi kegiatan rapat yang dilaksanakan oleh sekolah. Kajian ini digunakan sebagai

acuan dalam menganalisis kesenjangan antara teori dengan yang terjadi di lapangan.

Berikut ini diuraikan pengalaman langsung maupun tidak langsung yang telah

praktikan peroleh selama kegiatan KPL di SMP Laboratorium Universitas Negeri

Malang.
A. Bidang Manajemen Pendidikan

1. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Pengalaman Langsung

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung di bidang Manajemen

Sarana dan Prasarana, yaitu.

1) Membantu pelaksanaan daftar inventaris kelas.

Pengalaman langsung yang dilakukan oleh praktikan adalah membantu

dalam pelaksanaan daftar inventaris kelas. Adapun pelaksanaannya yaitu (a)

menemui waka sarana dan prasarana untuk meminta persetujuan penggantian

daftar invetaris kelas yang lama dengan yang baru, (b) mengambil daftar

inventaris kelas yang lama di setiap ruang kelas, (c) daftar inventaris kelas

yang lama dan masih dalam pigura dibawa ke ruang Komite untuk di simpan

terlebih dahulu, (d) waka sarana dan prasarana membuat daftar inventaris kelas

yang baru, (e) meminta tanda tangan wali kelas untuk persetujuan penggunaan

dari inventaris kelas yang baru, (f) sesudah mendapatkan tanda tangan wali

kelas, daftar inventaris kelas yang lama diganti dengan yang baru dengan

memasang didalam pigura, (g) daftar inventaris kelas baru yang telah

terpasang dipigura, kemudian dikembalikan kepada ketua kelas, dan (h) Ketua

kelas yang sudah menerima daftar inventaris kelas, dipajang disetiap ruang

kelas masing-masing.

2) Membantu mencatat pembelian Sarana dan Prasarana

Praktikan membantu melakukan kegiatan pencatatan pembelian barang

sarana dan prasarana di sekolah mulai tahun 2015-2019. Dalam kegiatan ini

adalah memeriksa barang apa saja yang belum tercatat di Buku Penerimaan

Barang Inventaris. Barang yang sudah tercatat di Ms.Excel, kemudian di catat

31
kembali di Buku Penerimaan Barang Inventaris sebagai arsip. Di buku

penerimaan barang invetaris mencatat tanggal terima barang, mencatat nama

barang, mencatat alamat pengirim, mencatat tanda bukti barang, mencatat

nama dan uraian barang (merk, ukuran, type, dsb), mencatat banyaknya

volume satuan, mencatat dan harga satuan, mencatat jumlah, dan keterangan.

Jika pencatatan sudah selesai, maka buku tersebut di kembalikan kepada waka

sarana dan prasarana. Waktu yang diperlukan sekitar satu minggu.

b. Pengalaman Tidak Langsung

Pengalaman tidak langsung yang didapat oleh praktikan dalam bidang

manajemen sarana dan prasarana adalah mengenai invetarisasi barang. Waka

sarana dan prasarana mengatakan bahwa di sekolah masih menggunakan cara

manual untuk mecatat barang, yaitu salah satunya dengan menggunakan

Ms.Excel. Oleh karena itu, diperlukannya aplikasi yang mempermudah atau

applikasi yang secara otomatis mencatat keluar masuknya barang inventarisasi

disekolah.

2. Manajemen Perkantoran

a. Pengalaman Langsung

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung di bidang Manajemen

Perkantoran, yaitu.

1) Membantu menerima tamu dan menerima telepon.

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung dengan menerima

tamu dan menerima telepon. Pengalaman dalam menerima tamu, yaitu dengan

cara dengan menemui orang tua atau tamu dengan menanyakan “apakah ada

32
yang bisa dibantu?”. Kemudian praktikan akan mengarahkan sesuai dengan

kebutuhan orang tua atau tamu kepada staff.

Selain menerima tamu, praktikan juga mendapatkan pengalaman

menerima telepon. Adapun beberapa langkah dalam menerima telepon, yaitu:

(a) mengangkat telepon dengan tangan kanan, (b) mengucapkan “selamat

pagi”, (c) menanyakan “apakah ada yang bisa dibantu?”, (d) memberikan

kesempatan bagi yang menelepon untuk berbicara, (e) menjawab pertanyaan

yang diperlukan bagi yang menelepon, seperti jam pulang sekolah,

mengizinkan siswa yang tidak masuk sekolah, dan sebagainya.

2) Membantu mengurus surat masuk.

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung yang didapatkan dengan

melakukan kegiatan penerimaan surat masuk. Dalam hal ini praktikan

melakukan melalui beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

d) Menerima surat dari pengirim surat.

e) Meminta izin kepada staff TU untuk membuka surat.

f) Membuka Ms.Excel dan Ms.Word di komputer, karena menggunakan

sistem mail merge.

g) Membuka Ms.Excel untuk mengetik nomor berkas, tanggal diterima, dari

surat masuk (tanggal, nomor, dan perihal), sifat surat, nomor petunjuk,

nomor paket/arsip, delegasi/intruksi, isi lengkap, status berkas asli, dan isi

lengkap.

h) Setelah semua format telah terisi secara lengkap maka Ms.Excel akan

terhubung otomatis ke file Ms.word.

i) File yang sudah terisi dan ada di Ms.word, kemudian di cetak.

33
j) Kemudian lembar disposisi yang telah tercetak, di stepler bersama dengan

surat masuk.

k) Lembar disposisi dan surat masuk di masukkan ke dalam map ordner

untuk di arsipkan.

3. Manajemen Layanan Khusus

a. Pengalaman Langsung

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung di bidang Manajemen

Layanan Khusus, yaitu :

1) Membantu membuat struktur organisasi laboratorium komputer dan

laboratorium bahasa.

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan membuat

struktur organisasi laboratorium komputer dan laboratorium bahasa. Dalam

kegiatan ini praktikan membuat struktur organisasi sesuai dengan apa yang

telah diberikan kepala laboratorium. Berikut beberapa langkah dalam membuat

struktur organisasi laboratorium komputer dan laboratorium bahasa, yakni :

a) Meminta persetujuan dari kepala laboratorium untuk membuat struktur

organisasi.

b) Jika mendapatkan persetujuan, kemudian meminta daftar nama untuk

membuat struktur organisasi.

c) Membuat struktur organisasi menggunakan Ms.Word sesuai daftar nama

dan kegunaannya masing-masing.

d) Selanjutnya memberikan kepada kepala laboratorium untuk di koreksi jika

ada yang salah dan melakukan revisian.

34
e) Jika struktur organisasi sudah benar, maka di kirimkan kepada kepala

laboratorium.

2) Membantu peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan.

Praktikan mendapatan pengalaman langsung yaitu dengan melayani

peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan. Dalam kegiatan ini

praktikan sudah melakukan sesuai dengan arahan oleh staff perpustakaan.

Berikut beberapa langkah dalam peminjaman dan pengembalian buku

perpustakaan :

a) Membuka komputer, kemudian buka Google atau Firefox yang telah

tersambung ke internet.

b) Selanjutnya membuka sirkulasi pada web perpustakaan.

c) Siswa yang ingin meminjam atau mengembalikan buku perpustakaan

harus mengetahui id anggota.

d) Setelah itu id anggota siswa yang sudah terisi, maka klik tulisan

“PEMINJAMAN BUKU”.

e) Jika sudah meng klik “PEMINJAMAN BUKU” buku perpustakaan yang

akan di pinjam dilakukan pengecekkan terlebih dahulu dengan

menggunakan barcode.

f) Setelah di cek menggunakan barcode bisa meng klik lagi

“PEMINJAMAN”, maka akan keluar tulisan tanggal pengembalian.

b. Pengalaman Tidak Langsung

Pengalaman tidak langsung yang didapat oleh praktikan dalam bidang

Manajemen Layanan khusus adalah mengenai memajang buku di mading.

Biasanya buku di perpustakaan di pajang seminggu sekali jika ada banyak

buku yang baru, seperti novel, komik, dan buku pelajaran. Tetapi, jika buku

35
yang masuk sedikit, maka di pajang sebulan sekali. Biasanya peserta didik

diwajibkan menyumbangkan buku untuk perpustakaan.

4. Manajemen Peserta Didik

a. Pengalaman Langsung

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung di bidang

Manajemen Peserta Didik, yaitu.

1) Membantu mengisi data peserta didik pada buku induk.

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan mengisi data

peserta didik pada buku induk. Dalam kegiatan ini praktikan mengisi data

peserta didik pada buku induk khusus kelas 7I. Kegiatan yang dilakukan

adalah meminta persetujuan oleh pamong dan staff TU. Hal pertama yang

diperhatikan sebelum mengisi buku induk adalah tidak boleh ada kesalahan

dan data sudah harus sesuai dengan data dapodik siswa. Dalam hal ini penulis

harus memiliki tingkat kesabaran dan ketelitian dalam pengerjakan. Setelah

mendapatkan persetujuan, praktikan mengisi buku induk yang sesuai dengan

Nomor Induk Siswa (NIS). Pada data yang telah sesuai dengan data dapodik

siswa, praktikan mengisi sesuai dengan arahan staff TU. Pada buku induk yang

masih kosong bisa diisi sesuai dengan lanjutannya. Setelah menulis Nomor

Induk Siswa (NIS), dilanjutkan dengan mengisi nama siswa diisi secara

lengkap. Kemudian, mengisi data-data lainnya yang boleh diisi, seperti nama

lengkap, jenis kelamin, NIS, tempat dan tanggal lahir, agama,

kewarganegaraan, alamat tempat tinggal, sekolah asal, ayah kandung (nama

lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan

bulanan), dan ibu kandung (nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,

36
pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan bulanan). Jika buku induk sudah

terisi, maka buku induk peserta didik dikembalikan pada rak khusus buku

induk.

2) Data mutasi peserta didik

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung yang dengan membuat

data mutasi peserta didik. Dalam hal ini mutasi ini merupakan mutasi masuk

atau pindahan sekolah. Peserta didik yang mau melakukan pindahan sekolah

harus melengkapi administrasi meliputi: (a) surat mutasi keluar dari sekolah

asal yang dilampiri NPSN dan akreditasi sekolah; (b) NISN (Nomor Induk

Siswa Nasional); (c) fotokopi ijazah SD dan SKHUN SD yang dilegalisir

sebanyak 1 (satu) lembar; (d) raport asli dari SMP asal; (e) fotokopi akta

kelahiran; (f) fotokopi kartu keluarga; (g) fotokopi ayah, ibu, dan wali; dan (h)

mengisi formulir online data siswa SMP Lab UM. Pihak sekolah juga harus

membuat dan mengisi surat keterangan pindah/ mutasi masuk dengan

menggunakan form yang ada di Ms.Word dan tidak lupa memeriksa data-data

keterangan pindah.

b. Pengalaman tidak langsung

1) Mendapatkan Informasi tentang Penerimaan Peserta Didik Baru

(PPDB).

Praktikan mendapatkan pengalaman tidak langsung mengenai kegiatan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dalam kegiatan ini praktikan

melakukan wawancara dengan waka kurikulum. Selama kegiatan wawancara

tersebut bahwa waka kurikulum menjelaskan bahwa pendaftaran dibedakan

menjadi 4 bagian yakni Reguler, ICP, Tahfidz, dan Inklusi. Pertama, tipe

reguler adanya kegiatan pendaftaran dengan melakukan tes wawancara dan

37
mengumpulkan kelengkapan administratif, meliputi : salinan ijazah dan

SKHUN SD (yang sudah dilegalisir), salinan fotokopi kartu keluarga, fotokopi

akta kelahiran, data diri calon peserta didik, dan menemberikan nilai raport SD

mulai dari kelas empat hingga kelas enam. Kedua, tipe ICP dalam kegiatan ini

pendaftaran dilakukan wawancara dengan orang tua calon peserta didik baru

untuk membahas mengenai program pembiayaan. Disamping itu untuk tipe

ICP juga melakukan tes tulis dan wawancara dengan menggunakan bahasa

inggris. Ketiga, tipe Tahfidz dalam kegiatan pendaftaran hampir sama dengan

tipe reguler, hanya saja perlu melakukan tes baca Al-Qur’an dengan baik dan

benar. Bagi kelas tahfidz merupakan tempat untuk peserta didik yang ingin

menghafal Al-Qur’an. Selain itu kelas tahfidz juga memiliki tambaha jam

khusus untuk menghafal Al-Qur’an. dan Keempat, tipe inklusi dalam kegiatan

pendaftaran, yakni mengumpulkan berkas administrasif dan wawancara

bersama calon peserta didik dan orang tua dengan didampingi oleh psikolog.

Kemudian kelengkapan berkas administratif juga terdapat tambahan untuk tes

psikologi. Dari setiap angkatan untuk kelas inklusi di ambil empat calon

peserta didik baru.

2) Mendapatkan informasi tentang Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah (MPLS).

Praktikan mendapatkan pengalaman tidak langsung mengenai kegiatan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dalam kegiatan ini praktikan

melakukan wawancara. Setelah melakukan kegiatan wawancara, diketahui

bahwa kegiatan MPLS dilaksanakan selama 3 hari. Kegiatan MPLS dilakukan

untuk pengenalan sekolah mengenai peraturan yang telah ditetapkan oleh

sekolah, mulai dari denah sekolah secara rinci, dan pengenalan guru serta staff

38
karyawan yang ada di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Selain

itu juga terdapat kegiatan MPLS yang dilakukan diluar lingkungan sekolah

dengan melakukan outbound dan kemah. Dalam kegiatan tersebut dilakukan

dengan tujuan agar peserta didik dapat menjadi mandiri, tanggungjawab,

berani, dan dapat bekerja sama dengan tim.

5. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

a. Pengalaman tidak langsung

Praktikan mendapatkan pengalaman tidak langsung dalam kegiatan

Kepanitian PPDB, UTS, UN, dan lain-lain yang ada di SMP Laboratorium

Universitas Negeri Malang diberlakukan mulai awal tahun ajaran. Dalam

menyusun kepanitian dilakukan oleh kepala sekolah beserta dengan waka

kurikulum, waka kesiswaan, dan waka sarana dan prasarana. Dari pihak yang

akan dijadikan panitia dilakukan rolling antara satu dengan lainnya. Tujuan

dari adanya rolling agar seluruh guru dan staff karyawan mendapatkan

pengalaman menjadi ketua pelaksana dan anggota panitia.

Praktikan juga mendapatkan pengalaman tidak langsung, yakni

menyusun jadwal pembelajaran. Dalam kegiatan menyusun jadwal

pembelajaran telah dibagi menjadi 3 macam, yaitu reguler, tahfidz, dan

International Class Program (ICP). Dalam satu jam pelajaran memiliki waktu

40 menit. Pertama, untuk kelas reguler memiliki alokasi waktu pembelajaran 5

hari aktif yang dimulai hari senin sampai jum’at. Sedangkan pembelajaran

dimulai pada pukul 06.30 sampai 14.20 bagi kelas 7 dan 8, bagi kelas 9

dimulai pukul 06.30 sampai 15.40. Kedua, untuk kelas tahfidz memiliki

alokasi waktu pembelajaran 5 hari aktif yang dimulai hari senin sampai jum’at.

39
Sedangkan pembelajaran dimulai pada pukul 06.30 sampai 14.20, khusus hari

senin memiliki alokasi waktu pembelajaran pukul 06.30 sampai 15.40

dilakukan karena ada jam tambahan tahfidz atau hafalan Al-Qur’an di akhir

pembelajaran selama 80 menit. dan Ketiga, untuk kelas ICP memiliki alokasi

waktu 5 hari aktif yang dimulai hari senin sampai jum’at. Sedangkan

pembelajaran khusus hari senin sampai kamis dimulai pukul 06.30 sampai

15.40, kemudian untuk hari jum’at dimulai pukul 06.30 sampai 15.00.

Pembelajaran dimulai dengan diawali kegiatan berdoa, menyanyikan lagu

Indonesia Raya secara bersama-sama, dan membaca Asmaul Husna atau Ayat-

ayat suci Al-Qur’an. Setelah di akhir pembelajaran terdapat kegiatan ko-

kurikuler yang kegiatannya adalah tentang pendalaman keagamaan. Setiap hari

jum’at pagi terdapat kegiatan khusus meliputi senam dan ajang kreativitas

yang dilakukan oleh peserta didik.

B. Bidang Supervisi Pendidikan

1. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas

Pada bidang ini, praktikan mendapatkan penagalaman langsung untuk

mengikuti kegiatan supervisi dengan teknik kunjungan kelas. Sebelum

melakukan pre supervisi yang dilakukan saat awal tahun ajaran meliputi

penyusunan silabus RPP. Proses kegiatan pelaksanaan supervisi dengan teknik

kunjungan kelas adalah sebagai berikut:

Nama Guru : Maria Ulfa, S.Pd

Kelas : IX B

Mata Pelajaran : Prakarya (Rekayasa)

Pembelajaran Ke : 1 s.d. 2 (Pukul 06.30 s.d. 08.10)

40
Hari, Tanggal : 2 Oktober 2019

Supervisor : Dra. Yayuk Prihatnawati, M.Pd

Hasil Kunjungan Kelas : Pada awal pembelajaran guru melakukan

apresepsi dimulai dengan memberi salam dan

membaca doa. Selanjutnya guru menjelaskan

sekilas mengenai pembelajaran yang akan

dilakukan. Setelah itu guru menayangkan video

yang menarik bagi peserta didik melalui LCD

proyektor yang berhubungan dengan pembelajaran

agar peserta didik dapat memahami isi dari video.

Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik

apa maksud dari isi video dan apa hubungannya

dengan kegiatan pembelajaran. Peserta didik

memiliki respon yang baik dengan menunjukkan

sikap aktif. Ketika ada peserta didik yang

menjawab pertanyaan dari guru atau bertanya,

guru memberikan stempel sebagai reward atau

tambahan nilai. Kemudian guru membagi peserta

didik menjadi beberapa kelompok. Setelah terbagi

dalam beberapa kelompok guru memberikan

tugas. Guru juga memberikan contoh dari hasil

prakarya tenaga listrik. Jika pekerjaan kelompok

sudah selesai, guru mempersilahkan kelompok

yang ditunjuk untuk maju dan mempresentasikan

hasil kerja kepada kelompok lain. Akan tetapi ada

41
beberapa peserta didik yang saling debat

disebabkan oleh kelompok lain bertanya tidak

sesuai dengan apa yang telah disampaikan guru.

Dalam hal ini guru hanya mengizinkan perwakilan

kelompok saja yang maju untuk mempresentasikan

tugasnya. Alangkah lebih baik lagi, jika semua

peserta didik yang ada didalam kelompok bisa

maju dan menjelaskan secara bersama. Tetapi

antusias dari peserta didik tidak berkurang dan

hampir semua paham dengan apa yang telah

disampaikan guru. Dalam hal ini juga bisa

ditambahkan dengan Ice breaking agar kelas pun

dapat terlihat lebih kondusif lagi. Kepala sekolah

sebagai supervisor melaksanakan salah satu dari

jenis perkunjungan kelas, yaitu perkunjungan

dengan cara memberi tahu lebih dulu

(unannounced visitation).

Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6. Dokumentasi Program Supervisi

dengan Teknik Kunjungan Kelas.

2. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru

Pada bidang ini, praktikan mendapatkan pengalaman langsung untuk

mengikuti kegiatan supervisi dengan teknik rapat guru. Di SMP Laboratorium

Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan rapat guru yang dilaksanakan

setiap awal bulan. Proses kegiatan pelaksanaan supervisi dengan rapat guru

adalah sebagai berikut.

42
Tempat Rapat : Kelas VIII B di SMP Laboratorium UM

Waktu Pelaksanaan : Pukul 09.00 s.d. 12.30

Pemimpin Rapat : Kepala Sekolah

Notulis Rapat : Candra Mey Shanti

Tema Rapat : Permasalahan kegiatan Internal sekolah dan

program sekolah yang akan dilakukan pada

masa yang akan datang.

Peserta Rapat : Seluruh Guru, empat orang TAS (Tenaga

Administrasi Sekolah), dan tujuh mahasiswa KPL

Jurusan Administrasi Pendidikan.

Hasil Rapat : Dalam membentuk kepanitian untuk program

sekolah terdiri dari ketua panitian dan anggota

yang akan membantu. Kepanitian yang telah

terbentuk diharapkan dapat membuat proposal dan

dilarang mengcopy paste dari proposal tahun

sebelumnya karena berkaitan dengan dana.

Selanjutnya khusus untuk kepanitian ulang tahun

dapat mengumpulkan proposal paling lambat

sekitar 1 bulan dan membuat anggaran dengan

semestinya. Hal ini bertujuan agar menjadi lebih

bertanggungjawab dalam mengerjakan dibidang

administrasinya. Terkait rencana pembangunan

aula yag akan dibangun diatas ruang guru,

dikarenakan SMP Laboratorium Universitas

Negeri Malang memang tidak memiliki aula untuk

43
ruang pertemuan. Kemudian terkait mengenai

pemantapan pembelajaran kelas 9 meliputi

tambahan pelajaran untuk pelaksanaan UN. Dalam

hal ini kegiatannya yang akan dilakukan dalam

waktu dekat untuk kelas ICP akan dilakukan

pengcekkan point. Pada saat rapat kepala sekolah

juga mengajak guru untuk berdiskusi mengenai

permasalahan yang ada disekolah, seperti

pedagang kaki lima yang berjualan di depan

sekolah dengan menjual rokok yang bisa

mengakibatkan peserta didik bisa membeli rokok.

Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 7. Dokumentasi Program Supervisi

dengan Teknik Rapat Guru.

C. Pengalaman Yang Tidak Direncanakan

Pengalaman tambahan yang dialami praktikan berikut ini merupakan

pengalaman yang tidak termasuk program kerja praktikan dan tidak direncanakan

sebelumnya. Berikut ini merupakan rincian pengalaman tambahan.

1. Membantu membuat poster Standar Operasional Prosedur (SOP) tempat

Cuci tangan dan tata tata tertib kantin.

Pengalaman langsung yang dilakukan oleh praktikan adalah membuat poster

Standar Operasional Prosedur (SOP) tempat cuci tangan. Dalam hal ini mulai dari

pembuatan dengan menggunakan Ms.word. Kemudian, meminta persetujuan

mengenai poster yang telah jadi. Poster tersebut akan dikoreksi, setelah itu

dilakukan revisi. Jika revisi sudah dilakukan, maka waktunya pengecekkan berapa

44
tempat cuci tangan untuk dipasang poster SOP. Tempat cuci tangan yang ada di

SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang ada 7 tempat. Setelah mengetahui

berapa kebutuhan untuk poster SOP tempat cuci tangan, maka perlu mengeprint 7

lembar poster SOP. Poster SOP tempat cuci tangan yang sudah diprint, kemudian

poster tersebut di Laminating. Jika sudah di Laminating, dari setiap tempat di

pasang masing-masing satu dengan menggunakan solasi dan dipasang dengan rapi.

Selanjutnya, untuk poster SOP tatib kantin sama dengan cara pembuatan

poster SOP tempat cuci tangan. Jika tempat cuci tangan dicetak sebanyak 7

lembar, berbeda dengan tatib kantin yang hanya dicetak satu lembar. Selain itu,

poster SOP tatib kantin juga tidak dilaminating, tetapi memakai pigura yang telah

disediakan oleh sekolah. Setelah dipasang dalam pigura, poster SOP tatib kantin

dipajang di kantin sekolah.

2. Membantu menempelkan foto peserta didik pada buku induk

Pada buku induk yang telah diisi, maka perlunya menempelkan foto di buku

induk sebagai identitas peserta didik. Menempelkan foto buku induk ini sudah

mendapatkan persetujuan dan arahan oleh TAS sebelum melakukan penempelan.

Buku induk yang perlu dipasang foto yaitu untuk kelas 8 dan kelas 9.

Menempelkan foto pada buku induk dilakukan secara selang-seling agar buku

induk terlihat rapi dan tidak kebanyakan tumpang tindih. Pada saat menempelkan

foto perlu ketelitian agar tidak terjadinya keselahan. Foto yang ditempelkan harus

sesuai dengan nama peserta didik yang ada di buku album.

3. Membantu mengarsipkan raport

Pelaksanaan mengarsipkan raport dilakukan pada tanggal 10 September 2019.

Praktikan merapikan dan menata ulang raport sesuai dengan nama, nomor

presensi, dan kelas peserta didik. Raport disusun dan ditulis dihalaman depan

45
raport sesuai dengan nomor presensi, kemudian dimasukkan kedalam rak kembali

berdasarkan kelas masing-masing. Praktikan juga mengecek raport peserta didik

yang belum mengumpulkan raport. Jika masih ada peserta didik yang belum

mengumpulkan raport maka praktikan meminta dan mengingatkan peserta didik

yang ada dikelas agar segera mengumpulkan raport. Selanjutnya bagi peserta didik

yang sudah menyerahkan raport, maka praktikan membawa ke rak dan disesuaikan

dengan nama, nomor presensi, dan kelas.

4. Membantu mengarsip kartu SPP

Kartu pembayaran SPP yang dipegang oleh orang tua atau peserta didik diberi

stempel dan disesuaikan dengan arsip kartu SPP. Kuitansi yang masih dibendel

dari bank mitra diambil dan diinput dengan isi data siswa meliputi nama peserta

didik dan NIS. Kemudian mencari arsip kartu SPP yang sesuai dengan nomor urut

SPP dan nama peserta didik. Selanjutnya membuka bendelan kuitansi dan

menstepler kuitansi dengan kartu SPP yang telah di ambil di rak arsip. Arsip kartu

SPP yang belum distempel harus distempel terlebih dahulu sesuai dengan bulan

pembayaran. Jika sudah melakukan pembayaran, maka akan distempel dengan

tulisan “LUNAS”. Setelah arsip kartu SPP sudah diberi stempel dikembalikan

sesuai dengan urutan nomor kartu SPP. Kartu SPP juga dibagi menjadi 3 bagian

untuk kelas 7 kartu SPP berwarna Hijau, kelas 8 berwarna Kuning, dan kelas 9

berwarna Merah Muda. Kartu SPP yang bukan milik arsip dikembalikan kepada

orang tua atau peserta didik. Biasanya jika orang tua yang meminta stempel pada

kartu SPP akan langsung distempel dan dikembalikan kepada orang tua, tetapi jika

peserta didik harus menaruh di kotak validasi SPP sesuai dengan kelas. Jika kartu

SPP yang bawa peserta didik dan telah distempel, maka dapat di bagikan ke kelas

masing-masing sesuai dengan nama peserta didik.

46
5. Membantu melayani pengambilan Ijazah dan SHUN

Praktikan mendapatkan pengalaman yakni melayani pengambilan Ijazah dan

SHUN untuk tahun pelajaran 2018/2019. Adapun langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam pengambilan Ijazah dan SHUN sebagai berikut.

a. Meminta atau menanyakan kartu penjajakan yang berwarna biru. Jika tidak

membawa kartu penjajakan bisa ke perpustakaan untuk meminta kartu bebas

pinjaman sebagai pengganti kartu penjajakan.

b. Jika membawa kartu penjajakan staff akan melihat kelengkapan administrasi

dan ditanda tangani.

c. Alumni yang membawa kartu penjajakan bisa menanda tangani buku

pengambilan Ijazah dan SHUN sebanyak 5 kali. Sedangkan orang tua yang

mengambil Ijazah dan SHUN, maka perlu mengisi Surat Pernyataan setelah itu

menanda tangani buku pengambilan Ijazah dan SHUN sebagai perwakilan.

6. Membantu meng-entri Data Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Praktikan mendapatkan pengelaman dengan meng-entri data Evaluasi Diri

Sekolah (EDS). Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan, yakni:

a. Memasuki web yang telah terhubung ke internet, kemudian memasukkan link

PMP.DIKDASMEN KEMDIKBUD

b. Jika sudah masuk di link, maka perlu mengisi username dan password untuk

login.

c. Kemudian memeriksa kembali beberapa nama guru yang sudah masuk atau

sudah tercantum di EDS dengan disesuaikan yang belum tercantum

d. Selanjutnya akan disesuaikan dengan data EDS.

7. Membantu validasi Ijazah di Data Dapodik

47
Data dapodik peserta didik yang sudah diisi maka perlu disesuaikan atau

dikoreksi kembali. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam validasi

Ijazah sebagai berikut.

a. Membuka Ms.Excel dan Ms.Word (dikarenakan menggunakan Mail Merge)

b. Data yang terdapat di Ms.Excel merupakan data yang sama dengan data

dapodik.

c. Mengambil Ijazah khusus kelas 9 A-H yang ada dalam map ordner yang

berada di rak arsip.

d. Kemudian memeriksa Data yang ada di Ms.Excel dengan Ijazah meliputi

Nama lengkap peserta didik, Tempat dan tanggal lahir, Nama Ayah, NISN,

Nomor peserta ujian sekolah, nomor seri Ijazah, nomor seri SHUN, dan nomor

seri SD.

8. Membantu operasi sayang dan atribut

Pelaksanaan dalam operasi sayang dan atribut dilakukan pada hari Senin, 30

September 2019. Seluruh peserta didik dikumpulkan dilapangan Arsimbo. Dalam

kegiatan ini yang dilakukan adalah seluruh mahasiswa KPL berkumpul dan

membagi kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara menyebutkan

nama kelas secara bergantian. Penggeledahan dilakukan untuk kelas 7, kelas 8,

dan kelas 9 sehingga mahasiswa KPL dapat menggeledah tas dan kelas. Sebelum

melakukan penggeledahan dan sudah mendapatkan kelompok maka mahasiswa

KPL perlu menemui wali kelas untuk membantu penggeledahan. Barang yang

perlu dicari meliputi hp, mainan, headset, atau barang yang tidak diperbolehkan.

Jika menemukan barang harus diberikan kepada wali kelas sebagai bukti.

Setelah melakukan operasi sayang, praktikan kembali ke lapangan untuk

mengikuti dalam pengecekkan atribut meliputi Topi, kaos kaki, tidak ada bad, dan

48
sebagainya. Buku pengecekkan terbagi dalam 3 macam, yang (1) kelas 7 dengan

warna Hijau, (2) kelas 8 dengan warna Kuning, dan (3) kelas 9 warna Merah. Jika

berakhirnya operasi sayang dan atribut praktikan meminta tanda tangan kepada

guru wali kelas dan mahasiswa KPL yang mengikuti kegiatan operasi sayang dan

atribut.

9. Membantu meng-entri buku perpustakaan

Kegiatan meng-entri buku perpustakaan adalah tahapan penting dalam

otomatis perpustakaan. Koleksi yang telah diadakan baik melalui pembelian,

hadiah/hibah, dan lain-lain. Di sekolah dalam pengolahan bahan pustaka sudah

menggunakan applikasi. Berikut beberapa langkah dalam pengolahan bahan

pustaka.

a. Masuk dalam applikasi yang sudah terhubung ke internet dan pastikan

telah memiliki hak akses.

b. Entri data bibliografis artinya memasukkan data-data yang diperlukan

sesuai dengan bahan pustaka yang telah tersedia.

c. Data-data bahan pustaka yang perlu dimasukkan meliputi judul, pengarang,

penerbitan, deskripsi fisik, ISBN dan lain-lain. Terakhir klik tombol

simpan yang ada pada tampilan katalog yang terisi.

d. Menambahkan data eksemplar (item koleksi) meliputi No.Induk, tanggal

pengadaan, jenis sumber, nama sumber pengadaan, bentuk fisik, kategori

koleksi, akses, lokasi perpustakaan dan lokasi ruang, ketersediaan, nilai

harga, dan nomor panggil eksemplar. Kemudian klik tombol simpan yang

telah terisi.

49
10. Membantu mengarsip surat.

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan membantu

mengarsipkan surat masuk. Dalam kegiatan ini praktikan sudah melakukan

disposisi, yaitu melalu Ms.Excel yang secara otomatis terhubung ke Ms.word,

karena menggunakan mail merge. Adapun beberapa langkah dalam mengarsipkan

surat:

a) Surat masuk yang telah diterima dan telah di data dalam Ms.Excel, dan telah

melewati proses disposisi surat akan memiliki nomor agenda dan kode arsip.

b) Setelah itu untuk mempermudah proses pengarsipan , setiap map ordner

memiliki kode arsip yang akan membantu dalam mendisposisikan surat.

c) Selanjutnya mengambil map ordner sesuai dengan kode arsip yang ada di rak

untuk menaruh surat lembar disposisi ke dalam map ordner sesuai dengan

kode arsip.

d) Jika surat sudah di masukkan ke dalam map ordner, maka map ordner di

masukkan kembalikan ke dalam rak dan ditaruh ditempatnya semula.

11. Membantu membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Kantin dan

Koperasi Sekolah.

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan membuat Standar

Operasional Prosedur (SOP) Kantin. Dalam kegiatan ini praktikan membuat

Standar Operasinal Prosedur (SOP) Kantin yang sebagai salah satu program.

Berikut langkah-langkah dalam pembuatan SOP kantin :

b) Meminta persetujuan kepada waka sarana dan prasarana dalam pembuatan

SOP kantin dan koperasi sekolah.

50
c) Jika mendapatkan persetujuan, praktikan mengerjakan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Kantin dan koperasi sekolah sesuai dengan arahan Waka

sarana dan prasarana.

d) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah jadi di cetak dan diberikan

kepada waka sarana dan prasarana agar dikoreksi. Jika ada yang salah, maka

dilakukannya perevisian.

e) Setelah revisi dan telah benar, maka di cetak dan diserahkan kepada waka

sarana dan prasarana.

f) Selanjutnya waka sarana dan prasarana sudah menyetujui, maka bisa dipasang

di kantin dan koperasi sesuai tempat masing-masing dengan menggunakan

pigura.

12. Membantu mendistribusikan buku perpustakaan

Pendistribusikan buku perpustakaan yakni dilakukan diperpustakaan. Bahan

pustaka atau buku-buku yang masih baru akan dibuka sampul plastiknya dan

dilepas harganya dari sampul plastik kemudian ditempelkan dibalik cover buku.

Setelah itu buku diberi stempel dihalaman pertama, 5, 15, 55, 115 dan halaman

terakhir. Buku yang sudah diberi stempel maka perlu ditempelkan stiker bertulisan

“BOSNAS”. Jika sudah diberi stiker, buku distapler agar tidak merusak halaman.

13. Membantu dalam memeriksa kebersihan kelas

Praktikan diminta membantu oleh salah satu guru dalam melakukan penilaian

kebersihan kelas. Dalam kegiatan ini praktikan bersama guru berkeliling kelas 7,

kelas 8, dan kelas 9 untuk melihat kebersihan kelas. Kriteria penilaian yakni

melihat apakah kelas masih kotor atau bersih, apakah ada yang merusak tanaman.

Kelas yang masih kotor akan diberi diberi bendera berwarna merah, kelas yang

kebersihannya mending akan diberi bendera berwarna kuning, dan kelas yang

51
kebersihannya bagus akan diberi bendera berwarna hijau. Dari seluruh kelas rata-

rata mendapatkan bendera berwarna merah dan kuning. Hal ini dilakukan agar

peserta didik lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap kelas dan lingkungan

sekolah.

14. Membantu menata kabel di Laboratorium

Dalam kegiatan menata kabel dilakukan di Laboratorium TIK. Sebelum

melakukan kegiatan ini praktikan meminta persetujuan dari Kepala Laboratorium

dan tentunya akan diarahkan. Laboratorium TIK memiliki beberapa kabel yang

berantakan dan tidak tertata dengan rapi. Maka praktikan melakukan dengan

membenahi kabel-kabel dengan disolisai agar kabel tidak berantakan dan juga

pastinya terlihat rapi.

15. Membantu mengganti figura

Praktikan membantu dalam kegiatan mengganti figura. Salah satu guru

pengurus pameran yang dilakukan di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang

memberikan beberapa hasil karya peserta didik. Hasil karya tersebut akan

dipasang difigura agar terlihat lebih bagus dan rapi. Dalam mengganti figura

dilakukan diruang komite.

16. Mengikuti Kegiatan Upacara di sekolah

Pelaksanaan kegiatan upacara dilakukan setiap hari Senin di lapangan

Arsimbo di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Upacara bendera

dilaksanakan mulai pukul 06.30 sampai 07.30. Pembinaan upacara akan

dilaksanakan oleh waka kurikulum atau waka kesiswaan. Kegiatan ini diikuti oleh

seluruh peserta didik, semua guru, staff, dan mahasiswa KPL lainnya.

17. Membantu menginput data pembayaran SPP

52
Dalam hal ini Praktikan mendapatkan pengalaman langsung mengenai

menginput data bulan pembayaran yang telah dilakukan oleh orang tua atau

peserta didik. Hal pertama, yang harus dilakukan adalah membuka web SPP online

milik SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Setelah log dengan

menggunakan akun milik sekolah, maka perlunya memasukkan NIS peserta didik

yang sudah melakukan pembayaran. Selanjutnya, jika peserta didik sudah

membayar laman akan disesuaikan dengan kuitansi.

18. Mengikuti kegiatan pelantikan ketua dan pengurus OSIS

Pelaksanaan untuk kegiatan pelantikan ketua dan pengurus OSIS dilaksanakan

pada tanggal 3 Oktober 2019 di lapangan Arsimbo SMP Laboratorium Universitas

Negeri Malang. Pelantikan ketua dan pengurus OSIS SM ini untuk masa bakti

2019/2020. Sebelum pelaksanaan pelantikan ketua dan pengurus OSIS beberapa

peserta sudah melewati seleksi dari panitia.

19. Mengikuti kegiatan unjuk kretivitas kelas VIII

Unjuk kretivitas dilaksanakan pada Hari Jum'at di lapangan Arsimbo SMP

Laboratorium Universitas Negeri Malang. Kegiatan ini dilaksanakan secara

bergantian yang diikuti peserta didik kelas VIII dengan menunjukkan kemampuan

atau bakat meliputi stand up comedy, tari daerah, dance, menyanyi, puisi, drama,

dan sebagainya. Peserta didik atau kelas yang memberikan penampilan paling

terbaik diberi reward, tujuannya agar peserta didik lebih bersemangat dan

meningkat rasa percaya diri dalam menampilkan kemampuan, dan bekerjasama

tim dengan baik.

20. Membantu meng-entri data Dapodik Sarana dan Prasarana

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung mengenai meng-entri data

dapodik sarana dan prasarana. Praktikan tentunya dibantu oleh waka sarana dan

53
prasarana dalam pengisian data dapodik. Data dapodik sarana dan prasarana yang

perlu diisi dan ditambahkan meliputi nama barang, spesifikasi barang sarana dan

prasarana, ruang barang sarana dan prasarana, dan sebagainya.

21. Mengikuti kegiatan Bulan Bahasa

Kegiatan bulan bahasa dilaksanakan selama setahun sekali yang diikuti oleh

seluruh peserta didik, guru, staff, mahasiswa KPL lainnya. Pada saat bulan bahasa

pakaian yang digunakan harus pakaian adat dan berkumpul di lapangan Arsimbo

SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Selain itu, sekolah juga

mengadakan perlombaan meliputi pakaian adat yang terbaik, lomba bahasa

inggris, lomba poster bahasa jawa dan sebagainya.

22. Mengikuti Lesson Study

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung untuk mengikuti kegiatan

Lesson Study. Proses kegiatan pelaksanaan Lesson Study ialah sebagai berikut:

1) Nama : Dra. Erny Lestari

Kelas : VII I

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Materi Pokok : Norma dan Keadilan

Pembelajaran ke : 7 s.d. 8 (Pukul 13.00 s.d. 14.20)

Hari, Tanggal : Jum’at, 4 Oktober 2019

Observer : Novlia Pradhita Ama Sari

Hasil Lesson Study : Beberapa siswa aktif dalam mengikuti kelas

dengan materi yang telah disampaikan pada minggu

sebelumnya. Siswa juga banyak yang ingin menjawab

saat guru memberikan pertanyaan tentang materi yang

sudah diajarkan. Tetapi ada kendala saat guru ingin

54
memperlihatkan video, yakni pada kabel LCD Proyektor

yang tidak mau terhubung ke Laptop. Dan saat siswa

menjawab guru tidak memberikan reward, padahal kelas

VII I begitu aktif. Saat jam pembelajaran berlangsung

yang dilakukan pada siang hari juga membuat beberapa

siswa mengantuk dan tidak tertarik pada pembelajaran,

sehingga penting melatih fokus pada siswa. Pada saat

pembelajaran juga perlu menambahkan ice breaking

agar siswa tidak merasa bosan.

Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 8.13. Mengikuti Lesson Study di kelas

VII I.

2) Nama : Eka Ratna Anjanuarti, S.Pd

Kelas : IX H

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Fungsi Linear

Pembelajaran ke : 1 s.d. 2 (Pukul 06.30 s.d. 08.10)

Hari, Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019

Observer : Novlia Pradhita Ama Sari

Hasil Lesson Study : Peserta didik secara umum dapat fokus apabila

menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru. Pada

saat melakukan pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik yang telah terbentuk

menjadi kelompok untuk menjelaskan atau

mempresentasikan hasil tugas. Dari beberapa peserta

didik ada yang memahami dan ada yang tidak

55
memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh

kelompok lain. Guru juga mempersilahkan peserta didik

untuk bertanya apa yang belum dipahami. Dalam hal ini

terlihat guru hanya memberikan pertanyaan kepada

siswa yang itu-itu saja. Alangkah lebih baik jika guru

juga memberikan pertanyaan kepada peserta didik

lainnya dengan cara menunjukkan nama. Guru juga

tidak memanfaatkan media pembelajaran dengan

menggunakan LCD Proyektor. Sehingga pada saat

pembelajaran berlangsung kelas kurang kondusif.

Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 8.14. Mengikuti Lesson Study di kelas

IX H.

56
BAB IV

ANALISIS

Berdasarkan kajian teori dan pengalaman yang sudah diperoleh praktikan selama

enam minggu KPL di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Pada Bab IV ini akan

menjabarkan dan menjelaskan mengenai kesenjangan antara teori dengan pengalaman yang

sudah diperoleh praktikan selama kegiatan KPL. Uraian tersebut terdiri atas: (a) resume teori,

(b) resume pengalaman lapangan, (c) kesenjangan, (d) alternatif pemecahan masalah, (e)

evaluasi alternatif pemecahan masalah, dan (f) alternatif terpilih.

A. Bidang Manajemen Pendidikan

1. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Membantu pelaksanaan daftar inventaris kelas

1) Resume teori

Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat serah

terima barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi dilakukan

dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap

barang-barang milik Negara maupun swasta. Inventarisasi juga memberikan masukan (input)

yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana. Kegiatan

inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan

yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah (Minarti,

2011:263-264).

2) Resume pengalaman lapangan

Pengalaman langsung yang diperoleh praktikan adalah membantu dalam pelaksanaan

daftar inventaris kelas. Pelaksanannya pun sudah mendapatkan persetujuan oleh waka sarana

dan prasarana. Selanjutnya praktikan mengganti daftar inventaris kelas yang lama dengan

yang baru dan dipasang kembali ke dalam pigura. Daftar inventaris kelas pun sudah harus

57
ada tanda tangan wali kelas, jika sudah ada tanda tangan dikembalikan kepada ketua kelas

masing-masing dan dipajang disetiap ruang.

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan pada pelaksanaan inventaris kelas yang ada di

SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Beberapa kelas masih ada yang belum

memiliki daftar inventaris kelas dan terlihat juga tidak ada yang memperhatikan kegunaan

dari daftar inventaris kelas dengan tidak dipajang pada dinding kelas.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Mengecek setiap bulan sekali ke ruang kelas.

b) Daftar inventaris kelas diganti setiap tahun ajaran baru.

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a) Mengecek setiap bulan sekali ke ruang kelas.

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu data inventaris barang di ruang kelas tidak akan

rusak, lebih terawat, dan memastikan letak dipajangnya daftar inventaris kelas yang

ada di dinding.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu menguras tenaga dan membutuhkan waktu

dengan memeriksa disetiap ruang kelas.

b) Daftar inventaris kelas diganti setiap tahun ajaran baru.

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu daftar inventaris kelas lebih teratur dan tidak

terabaikan oleh peserta didik dan guru.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu memerlukan cukup waktu untuk mengganti

daftar inventaris kelas lama dengan yang baru.

58
6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kekurangan yaitu memilih alternatif

kedua. Karena dengan alternatif kedua, yaitu daftar inventaris kelas bisa disesuaikan dengan

daftar inventaris yang lama dengan yang baru dan juga memudahkan dalam pengendalian

sarana dan prasarana.

b. Membantu mencatat pembelian sarana dan prasarana

1) Resume teori

Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik

Negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-

pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

Kep.225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik Negara berupa semua barang yang berasal atau

dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagaiannya dari

Anggaran Pendapatan (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang dibawah

penguasaan kantor departemen dan kebudayaan baik yang berada di dalam maupun diluar

Negeri (Nurabadi, 2014: 57).

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan membantu melakukan kegiatan pencatatan pembelian barang sarana dan

prasarana. Dalam kegiatan ini adalah memeriksa barang apa saja yang belum tercatat di

Buku Penerimaan Barang Inventaris. Barang yang sudah tercatat di Ms.Excel, kemudian di

catat kembali di Buku Penerimaan Barang Inventaris sebagai arsip. Jika pencatatan sudah

selesai, maka buku tersebut di kembalikan kepada waka sarana dan prasarana. Waktu yang

diperlukan sekitar satu minggu.

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan dalam hal ini adalah pada saat pencatatan barang

inventaris menggunakan Ms.Excel yang kemudian disalin dalam buku penerimaan barang

59
inventaris. Sedangkan pencatatan bisa dilakukan hanya dengan Ms.Excel tanpa harus

menggunakan manual dan tanpa harus bekerja dua kali.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Menggunakan applikasi untuk pencatatan barang sarana dan prasarana

b. Pencacatan dilakukan setiap kali ada pembelian barang

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Menggunakan applikasi untuk pencatatan barang saran dan prasarana

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu memudahkan secara otomatis saat melakukan

pencatatan barang agar lebih terinci, tanpa harus melakukan pencatatan secara

manual.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuhkan biaya dan mencari seseorang yang

mengerti cara pembuatan applikasi.

b. Pencatatan dilakukan setiap kali ada pembelian barang

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu tidak ketinggal dalam mencatat barang sehingga

tidak menjadi tertumpuk dan tidak lupa apa saja yang perlu dicatat dari tahun ke

tahun.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuh buku atau applikasi untuk mencatat

setiap pembelian baik secara manual maupun secara otomatis.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan praktikan

memilih untuk alternatif pertama. Karena dengan adanya applikasi tidak menyulitkan waka

60
sarana dan prasarana atau staff lainnya pada saat mencatat pembelian barang. Sehingga,

mengetahui barang apa saja yang pernah diterima dari tahun ke tahun.

2. Manajemen Perkantoran

a. Membantu menerima tamu dan menerima telepon

1) Resume teori

Tamu di suatu kantor mengharapkan pelayanan dan penghormatan yang baik dari pihak

kantor. Sehingga sebaliknya seorang tamu juga akan membalas dengan cara mematuhi

sebaliknya seorang tamu juga akan membalas dengan cara mematuhi peraturan penerimaan

tamu di kantor tersebut. Sedangkan, Telepon adalah alat komunikasi yang cepat dan efektif

untuk menyampaikan informasi dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan kantor. Penggunaan

telepon dalam kantor mencakup penerimaan intruksi, penyampaian dan perolehan informasi,

serta memungkinkan adanya tanya jawab yang bersifat dua arah.

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung dengan menerima tamu dan

menerima telepon. Pengalaman dalam menerima tamu, yaitu dengan cara dengan menemui

orang tua atau tamu dengan menanyakan keperluan tamu, kemudian mengarahkan tamu jika

ingin bertemu guru atau staff. Sedangkan menerima telepon dengan menanyakan "apakah

ada yang bisa dibantu?".

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan pada pelaksanaan menerima tamu dan telepon,

yaitu beberapa tamu sering melewati tempat resepsionis dan langsung memasuki ruang

tenaga administrasi sekolah. Dalam hal ini ruang tenaga administrasi sekolah dan resepsionis

terpisah sehingga adanya jarak. Sedangkan, telepon digunakan pada saat ada kepentingan

saja, biasanya hanya guru dan staff yang boleh memakai telepon tersebut.

61
4) Alternatif pemecahan masalah

a. Ruang resepsionis dan ruang tenaga administrasi sekolah dijadikan dalam satu ruangan

b. Telepon bisa digunakan untuk umum

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

a. Ruang resepsionis dan ruang tata usaha dijadikan dalam satu ruangan

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu tamu dengan mudah saat bertanya, tidak bingung

antara tempat resepsionis dan ruang tata usaha, seluruh TAS juga bisa menanyakan

keperluan tamu.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu jika dijadikan satu akan memakan tempat

banyak tempat.

b. Telepon bisa digunakan untuk umum

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu peserta didik juga bisa ikut memakai untuk

kebutuhan menghubungi orang tanpa harus menggunakan telepon/hp khusus peserta

didik.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu pembiayaan untuk telepon akan lebih banyak.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya yaitu

memilih alternatif yang pertama. Alasannya mempermudah jika tamu ada keperluan, karena

tamu biasanya sering keliru dimana tempat resepsionis dan ruang tata usaha. Alangkah lebih

baik lagi dijadikan dalam satu ruang, tetapi dengan tata ruang kantor yang rapi dan baik.

b. Membantu mengurus surat masuk

1) Resume teori

Surat merupakan alat atau media komunikasi untuk menyampaikan data atau media

komunikasi untuk menyampaikan data atau informasi berupa keterangan, berita, penjelasan

secara tertulis dari seseorang maupun lembaga dengan seseorang atau lembaga lain, melalui

62
kertas maupun elektronik (baca: email) dalam rangka memperlancar jalannya proses

kegiatan kantor (Zulkarnain & Sumarsono, 2015:173).

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung yang didapatkan dengan melakukan

kegiatan penerimaan surat masuk. Dalam hal ini praktikan melakukan melalui beberapa

langkah yang harus dilakukan, yaitu : (a) menerima surat dari pengirim surat, (b)

mendisposisikan surat, (c) lembar disposisi dan surat masuk distepler, dan (d) dimasukkaan

ke dalam map ordner untuk diarsipkan.

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan dalam hal ini yaitu tidak ada tempat untuk

menaruh surat saat diterima. Surat yang telah diterima hanya ditaruh dimeja, sedangkan surat

bisa saja hilang jika tidak ditaruh atau ditempatkan yang benar.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Membuat buku penerimaan surat masuk

b. Menggunakan tempat khusus untuk meletakkan surat masuk sebelum di disposisikan

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Membuat buku penerimaan surat masuk

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu saat ada surat masuk bisa mengetahui surat jenis

apa, dikirim oleh siapa, dan diterima oleh siapa. Agar mengetahui kemana surat itu

berada dan tidak merugikan orang lain dengan adanya kehilangan surat masuk.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu sedikit ribet dengan mengisi buku penerimaan

surat masuk terlebih dahulu.

63
b. Menggunakan tempat khusus untuk meletakkan surat masuk sebelum di disposisikan

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu mempermudah saat mau mendisposisikan surat

dan tentunya surat masuk tidak berserakan kemana-mana.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu memakan tempat dimeja atau mempersempit

tempat.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

dengan memilih alternatif yang pertama. Alasannya alternatif yang pertama mempermudah

dalam mencari surat masuk jika hilang, karena ada nama siapa yang telah menerima surat

masuk tersebut. Selain itu juga mempermudah dalam mendisposisikan surat masuk.

3. Manajemen Layanan Khusus

a. Membantu membuat struktur organisasi laboratorium komputer dan laboratorium

bahasa.

1) Resume teori

Laboratorium sekolah digunakan untuk melaksanakan praktek, eksperimen, meneliti,

membuktikan teori-teori yang didapatkan di buku, dan sebagainya. Sehingga peserta didik

akan mempunyai keyakinan mendalam bahwa apa yang mereka dapatkan secara teoritik

memang dapat dibuktikan secara empirik. Oleh sebab itu laboratorium perlu dikelola agar

dapat berperan maksimal untuk mendorong efektivitas serta optimalisasi proses

pembelajaran di sekolah.

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan membuat struktur organisasi

laboratorium komputer dan laboratorium bahasa. Dalam kegiatan ini praktikan membuat

struktur organisasi sesuai dengan apa yang telah diberikan kepala laboratorium. Sebelum

64
membuat struktur organisasi praktikan meminta persetujuan dari kepala laboratorium. Jika

struktur organisasi sudah benar dengan melakukan perevisian, maka langkah selanjutnya

dengan mengkirimkan kepada kepala lab.

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan pada pelaksanaan kegiatan ini yaitu bahwa ruang

laboratorium tidak memiliki struktur organisasi yang ditempelkan di dinding. Sehingga

peserta didik, guru, dan staff lainnya tidak tahu siapa pengurus dan penanggung jawab yang

ada di laboratorium.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Mencetak struktur organisasi untuk ditempelkan di Laboratorium

b. Membuat struktur organisasi menggunakan applikasi

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Mencetak struktur organisasi untuk ditempelkan di Laboratorium

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu di ruang laboratorium sudah diketahui bahwa

laboratorium sendiri memiliki pengurus sesuai dengan jabatan dan

tanggungjawabnya masing-masing sesuai dengan struktur organisasi.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuhkan biaya untuk mencetak banner agar

bisa terlihat jelas.

b. Membuat struktur organisasi menggunakan applikasi

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu agar saat membuat struktur organisasi dan

mencetak bisa terlihat lebih rapi dan baik.

65
 Kekurangan dari alternatif ini yaitu saat menggunakan applikasi harus memahami

tata cara penggunaan dari applikasi tersebut dan biasanya harus mencari seseorang

yang ahli.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

praktikan memilih alternatif yang pertama. Alasannya dengan adanya alternatif yang

pertama bisa mencetak struktur organisasi untuk ditempelkan di Laboratorium TIK dan

Laboratorium Bahasa. Sehingga mengetahui siapa saja pengurus dan penanggung jawab

laboratorium sesuai dengan struktur organisasi.

b. Membantu peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan

1) Resume teori

Perpustakaan sebagai sumber belajar akan memiliki kinerja yang baik apabila dikelola

atau di-manage secara baik. Dengan manajemen yang baik, maka perpustakaan akan

berfungsi secara optimal sesuai tujuan yang diharapkan. Sehingga manajemen atau

pengelolaan perpustakaan sekolah berarti segenap usaha pengkoordinasian segala kegiatan

yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tujuan utama

perpustakaan sekolah harus memungkinkan para tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta

didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan

membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam proses

belajar-mengajar di sekolah.

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan mendapatan pengalaman langsung yaitu dengan melayani peminjaman dan

pengembalian buku di perpustakaan. Dalam kegiatan ini praktikan sudah melakukan sesuai

dengan arahan oleh staff perpustakaan. Selanjutnya membuka sirkulasi web perpustakan,

maka siswa hanya perlu menyebutkan id anggota. Peminjaman buku yang sudah dicek

66
terlebih dahulu akan menggunakan barcode. Jika sudah dilakukannya barcode akan muncul

tulisan tanggal pengembalian.

3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan pada saat pelaksanaan di perpustakaan buku

yang sudah kembalikan oleh peserta didik hanya diletakkan dimeja sehingga terlihat

berserakan dan tidak tampak rapi. Peminjaman yang dilakukan peserta didik juga jarang

mengembalikkan buku ke perpustakaan.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Membuat akun link perpustakaan khusus peserta didik

b. Pengembalian buku ditempatkan meja khusus

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Membuat akun link perpustakaan khusus peserta didik

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu peserta didik bisa memperpanjang buku melalui

akun perpustakaan, selain itu juga mengetahui kapan pengembalian buku dan berapa

yang harus dibayar jika lebih dari batas waktu yang telah ditentukan.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu harus membuat akun-akun untuk seluruh peserta

didik.

b. Pengembalian buku ditempatkan meja khusus

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu jika memiliki meja yang tidak hanya untuk meja

khusus pengembalian saat selesai membaca tetapi juga harus memiliki meja khusus

untuk pengembalian buku yang sudah selesai dipinjam oleh peserta didik untuk

membuat buku-buku tertata rapi.

67
 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuhkan meja dengan kata lain harus

membeli meja khusus untuk meletakkan buku-buku yang sudah selesai dipinjam

sebelum dilakukannya pengklasifikasian.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

memilih alternatif yang pertama. Karena dengan adanya akun link perpustakaan peserta

didik bisa disiplin dan bertanggung jawab saat peminjaman dan pengembalian buku

perpustakaan. Selain itu juga mempermudahkan mengetahui tanggungan perpustakaan

sebelum melewati batas yang telah ditentukan.

4. Manajemen Peserta Didik

a. Membantu mengisi data peserta didik pada buku induk.

1) Resume teori

Buku induk siswa merupakan kumpulan nama – nama peserta didik mulai dari awal

sekolah tersebut berdiri. Peserta didik baru harus dicatat ke dalam buku besar, buku tersebut

biasa disebut dengan buku induk siswa atau buku pokok (Pitoyo, 2012: 1)

2) Resume pengalaman lapangan

Praktikan mendapatkan pengalaman langsung dengan mengisi data peserta didik pada

buku induk. Dalam kegiatan ini praktikan mengisi data peserta didik pada buku induk khusus

kelas 7I. Kegiatan yang dilakukan adalah meminta persetujuan oleh Pamong dan TAS. Hal

pertama yang diperhatikan sebelum mengisi buku induk adalah tidak boleh ada kesalahan

dan data sudah harus sesuai dengan data dapodik siswa. Dalam hal ini penulis harus

memiliki tingkat kesabaran dan ketelitian dalam pengerjakan.

68
3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan oleh praktikan adalah bahwa urutan penulisan buku induk

harus berdasarkan urutan daftar ulang dan terisi semua. Akan tetapi, pada kenyataan yang

ada dilapangan bahwa buku induk masih belum ada yang terisikan. Pada saat menuliskan

buku induk yang terurutkan berdasarkan urutan abjad A-Z oleh TAS dan bukan urutan

berdasarkan urutan saat mendaftar ulang. Praktikan mengisi sesuai dengan data dapodik

siswa, akan tetapi buku induk tidak diisikan secara penuh, hanya beberapa saja yang perlu

diisikan.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Menuliskan data peserta didik pada buku induk berdasarkan urutan abjad

b. Menuliskan data peserta didik pada buku induk berdasarkan urutan mendaftar ulang

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Menuliskan data peserta didik pada buku induk berdasarkan urutan abjad

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu dapat melanjutkan apa yang telah dilaksanakan oleh

sekolah pada tahun sebelumnya untuk tahun berikutnya dan tidak memerlukan waktu

banyak dengan adanya data yang telah tersedia.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu dari data di buku induk atau urutan nomor induk

tidak sesuai berdasarkan urutan saat mendaftar ulang.

b. Menuliskan data peserta didik pada buku induk berdasarkan urutan mendaftar ulang

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu dalam pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan apa

yang ada dikajian teori.

69
 Kekurangan dari alternatif ini yaitu pada saat akan memeriksa data pada buku induk

memakan banyak waktu karena untuk mencari harus melihat data peserta didik yang

sesuai berdasarkan urutan mendaftar ulang.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya yaitu

memilih yang pertama. Karena selain lebih banyak kelebihannya, juga memudahkan

pekerjaan saat mencari data peserta didik dengan tidak membuang-buang waktu untuk

mencocokkan data peserta didik yang sesuai dengan pada saat melakukan pendaftaran ulang.

b. Membantu membuat data mutasi peserta didik

1) Resume teori

Imron (2012: 152), mendifinisikan mutasi sebagai perpindahan seorang peserta didik dari

satu kelas menuju kelas lain yang sejajar, dan/atau perpindahan peserta didik dari suatu

sekolah menuju ke sekolah lain yang sejajar. Buku mutasi digunakan sebagai penyimpan

data yang nantinya akan dibutuhkan apabila terjadi kasus yang memerlukan data keterangan

keluar-masuk peserta didik di sekolah tersebut. Di dalam buku tersebut, terdapat beberapa

kolom seperti (a) nomor; (b) nomor induk; (c) nama siswa; (d) NISN; (e) jenis kelamin; (f)

tanggal mutasi; dan (g) jenis mutasi (masuk/keluar)

2) Resume pengalaman lapangan

Dalam hal ini mutasi ini merupakan mutasi masuk atau pindahan sekolah. Peserta didik

yang mau melakukan pindahan sekolah harus melengkapi administrasi meliputi: (a) surat

mutasi keluar dari sekolah asal yang dilampiri NPSN dan akreditasi sekolah; (b) NISN

(Nomor Induk Siswa Nasional); (c) fotokopi ijazah SD dan SKHUN SD yang dilegalisir

sebanyak 1 (satu) lembar; (d) raport asli dari SMP asal; (e) fotokopi akta kelahiran; (f)

fotokopi kartu keluarga; (g) fotokopi ayah, ibu, dan wali; dan (h) mengisi formulir online

data siswa SMP Lab UM

70
3) Kesenjangan

Kesenjangan yang ditemukan praktikan pada pelaksanaan membuat data mutasi atau

pindahan sekolah adalah terlalu banyaknya persyaratan untuk administrasi. Dalam hal ini

mempersulit peserta didik yang akan melakukan ke pindahannya ke SMP Laboratorium

Universitas Negeri Malang jika tidak memiliki data-data yang diminta oleh pihak sekolah.

4) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Mengurangi persyaratan administrasi untuk peserta didik

b. Menulis seluruh data mutasi atau pindahan sekolah peserta didik

5) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Mengurangi persyaratan administrasi untuk peserta didik

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu tidak membebani saat mau melakukan mutasi

sekolah dengan mengumpulkan kelengkapan administrasi.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu data peserta didik baru tidak dapat terdeteksi

dengan pasti.

b. Menulis seluruh data mutasi atau pindahan sekolah peserta didik

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu mendapatkan data yang lebih lengkap, akurat, dan

tepat saat akan memasukkan data ke dapodik.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuhkan banyak waktu untuk melakukan

rekap.

6) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

dengan memilih alternatif yang kedua. Alasannya dengan menulis seluruh data peserta didik

71
baru yang akan mutasi atau pindahan sekolah dapat mendata dengan lengkap. Jika suatu saat

akan memasukkan data ke dapodik dapat mempermudah staff dan tidak susah mencarinya,

karena sudah terekap dalam dokumen mutasi atau pindahan sekolah.

B. Bidang Supervisi Pendidikan

1. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas

a) Resumi teori

Kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang

supervisor (kepala sekolah, penilik, atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang

guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar,

apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain,

untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.

Beberapa tahapan selama kunjungan kelas antara lain: (a) Mengamati kegiatan belajar

mengajar di kelas yang dikunjungi, (b) Menyiapkan kegiatan pembelajaran bersama-sama

dengan guru kelas, dan (c) Melakukan kegiatan belajar mengajar bersama dengan guru kelas

yang bertindak sebagai pengamat dan bila perlu memberikan bantuan langsung dalam suatu

“pengajaran tim” (Burhanuddin, dkk, 2007:122).

b) Resume pengalaman lapangan

Pengalaman secara langsung didapatkan oleh praktikan adalah mengikuti kegiatan

supervisi dengan teknik kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai

supervisor dan praktikan. Supervisi yang dilaksanakan di kelas IX B dengan materi pokok

Prakarya (Rekayasa) dengan Ibu Maria Ulfa sebagai guru. Pada saat pembelajaran

berlangsung penilaian dilakukan dengan mengisi instrument dan memeriksa RPP.

72
c) Kesenjangan

Pelaksanaan supervisi dengan teknik kunjungan kelas di ruang kelas IX B yang telah

praktikan amati yaitu menenemukan adanya kesenjangan dikarenakan praktikan menemukan

tidak adanya tindaklanjut dari kunjungan kelas. Pelaksanaan supervisi dengan kunjungan

kelas juga dilakukan oleh kepala sekolah dan praktikan Praktikan melihat ketika guru

mengajar saat pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan materi pokok dengan RPP

yang telah disampaikan oleh guru. Penilaian dilakukan dengan mengisi instrumen yang

diberikan oleh sekolah. Intrumen di isi dengan tanda centang (√) yang akan di nilai mulai 1-5

yaitu nilai terendah hingga nilai tertinggi. Penilaian yang dilakukan harus sesuai dengan

kriteria meliputi pendahuluan, inti, metode pembelajaran, dan penutup. Setelah

melaksanakan kunjungan kelas telah usai, kepala sekolah dan praktikan bersama guru yang

disupervisi melakukan tahap evaluasi atau refleksi pribadi agar untuk pembelajaran

selanjutnya bisa lebih baik lagi. Pada saat tahap evaluasi atau refleksi Kepala Sekolah dan

Praktikan memberikan beberapa saran dan kritikan pada saat pelaksanaan pembelajaran

sebagai masukan kepada guru yang disupervisi. Guru menyikapi dengan baik dan

memberikan respon dari saran dan kritikan yang telah diberikan oleh Kepala Sekolah dan

Praktikan. Setelah melakukan evaluasi atau refleksi Kepala Sekolah, Guru, dan Praktikan

menandatangi instrument yang telah diisi.

d) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

 Mengadakan musyawarah guru mata pelajaran

 Menerapkan disiplin terhadap tata tertib guru

e) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

73
a. Mengadakan musyawarah guru mata pelajaran

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu, dengan adanya musyawarah guru mata pelajaran

diharapkan semua guru mata pelajaran memperoleh pengetahuan dan bisa bertukar

informasi sehingga kualitas guru semakin baik.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu, membutuhkan waktu dan keinginan yang kuat dari

guru untuk meningkat kemampuan yang sesuai dengan pelajaran yang diajarkan kepada

peserta didik.

b. Menerapkan disiplin terhadap tata tertib guru

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu, guru lebih taat kepada suatu aturan yang dilakukan

secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu, mengikuti aturan dan harus menerima sanksi jika

melakukan pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

f) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

memilih yang pertama. Alasanya adalah untuk menindaklanjuti setelah dilakukannya

supervisi dengan kunjungan kelas. Dilakukan musyawarah guru mata pelajaran agar

meningkatkan kualitas guru mata pelajaran. Dan diharapkan guru saling memberi informasi

dan pengalaman yang bisa meningkatkan semangat guru saat mengajar.

2. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru

a) Resumi teori

Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), seorang kepala sekolah menjalankan

tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara

periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan

supervisi. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,

bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan (Rizky & Afriansyah, 2019: 3).

74
Teknik rapat guru merupakan bagian dari rapat guru baik yang bersifat insidental maupun

yang bersifat berkala. Jika pada rapat guru membicarakan proses pembelajaran, seperti

kepribadian dan penampilan yang pantas diteladani oleh peserta didik, pembuatan persiapan

mengajar proses pembelajaran baru, alat belajar dan media baru, serta upaya atau tips

meningkatkan profesi guru dalam arti yang luas (Pidarta, 2009:170).

b) Resume pengalaman lapangan

Pengalaman secara langsung didapatkan oleh praktikan adalah mengikuti kegiatan rapat

dinas. Adapun hasil rapat adalah dalam membentuk kepanitian untuk program sekolah terdiri

dari ketua panitian dan anggota yang akan membantu. Selanjutnya khusus untuk kepanitian

ulang tahun dapat mengumpulkan proposal paling lambat sekitar 1 bulan dan membuat

anggaran dengan semestinya. Terkait rencana pembangunan aula yag akan dibangun diatas

ruang guru, dikarenakan SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang memang tidak

memiliki aula untuk ruang pertemuan. Kemudian terkait mengenai pemantapan

pembelajaran kelas 9 meliputi tambahan pelajaran untuk pelaksanaan UN.

c) Kesenjangan

Sekolah mengadakan rapat dinas setiap bulan sekali untuk membahas keperluan sekolah.

Rapat dinas dilaksanakan di ruang kelas VIII B di SMP Laboratorium Universitas Negeri

Malang yang dihadiri kepala sekolah, guru, dan staff lainnya. Dalam kegiatan ini praktikan

menemukan kesenjangan saat mengadakan rapat. Dalam rapat tersebut ada beberapa yang

sudah sesuai dengan prosedur, meliputi pelaksanaan rapat, notulis/sekretaris rapat, evaluasi

rapat guru-guru, dan implikasi hasil rapat guru-guru. Sedangkan masih ada beberapa

pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prosedur yaitu masalah waktu. Kesenjangan yang

ditemukan praktikan yaitu pelaksanaan rapat dinas tidak ada rundown atau susunan acara,

sehingga Guru dan TAS masih banyak yang terlambat dan pulang lebih dahulu saat

75
mengikuti rapat sehingga ada yang ketinggalan informasi. Dalam hal ini seharusnya ketua

pelaksana untuk rapat lebih menegaskan agar lebih disiplin dalam mengikuti rapat.

d) Alternatif pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Kepala Sekolah memberikan nasehat atau teguran kepada guru.

b. Membuat susunan acara sebelum pelaksanaan rapat

e) Evaluasi alternatif pemecahan masalah

Alternatif-alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai

berikut.

a. Kepala Sekolah memberikan nasehat atau teguran kepada guru.

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu seluruh warga sekolah bisa memberikan kesadaran

agar menghargai waktu dengan tidak terlambat atau pulang sebelum rapat selesai.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu, guru merasa malu dan tidak nyaman jika harus

mendapat teguran.

b. Membuat susunan acara sebelum pelaksanaan rapat

 Kelebihan dari alternatif ini yaitu pelaksanaan rapat tidak membuang-buang waktu,

berjalan dengan lancar, dan mendapatkan informasi yang penting.

 Kekurangan dari alternatif ini yaitu membutuhkan beberapa orang untuk terlibat

dalam pembuatan susunan acara dan membutuhkan waktu.

f) Alternatif terpilih

Alternatif yang dipilih dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yaitu

memilih alternatif yang kedua. Alasannya adalah saat pelaksanaan rapat tidak ada yang

terlambat dan tidak ada yang ketinggalan informasi. Dalam hal ini bisa dapat lebih

mendisiplinkan lagi dalam pelaksanaan rapat.

76
BAB V

PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari praktikan dalam pelaksanaan

kegiatan KPL di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Manajemen Pendidikan dan

Supervisi Pendidikan yang berkaitan tentang pengalaman juga temuan yang ada di lapangan

berupa saran untuk pihak-pihak yang terkait secara singkat dan jelas.

A. Kesimpulan

Saat pelaksanaan kegiatan KPL di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

berlangsung, praktikan mendapatkan banyak pengalaman yang telah diperoleh. Selama enam

minggu mulai tanggal 9 September 2019 sampi 21 Oktober 2019, praktikan juga

mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan manajemen pendidikan dan supervisi

pendidikan.

1. Bidang Manajemen Pendidikan

a. Manajemen Sarana dan Prasarana

Bidang manajemen sarana dan prasarana, praktikan mendapatkan pengalaman

secara langsung dan pengalaman tidak langsung. Mengenai pengalaman langsung dengan

mengikuti serangkaian kegiatan dalam inventarisasi kelas dan mencatat di buku

penerimaan barang inventarisasi. Sebelum melaksanakan kegiatan ini, praktikan meminta

persetujuan terlebih dahulu secara langsung dengan waka sarana dan prasarana.

b. Manajemen Perkantoran

Bidang manajemen perkantoran, praktikan mendapatkan pengalaman secara

langsung dengan memperoleh pengalaman dalam pembuatan surat, mendisposisikan

surat, menerima tamu dan telepon, mengarsipkan surat, dan memberi stempel. Kegiatan

77
yang dilakukan tidak lupa untuk meminta persetujuan terlebih dahulu dan diberikan

arahan oleh TAS.

c. Manajemen Layanan Khusus

Bidang manajemen Layanan Khusus, praktikan mendapatkan pengalaman secara

langsung dengan memperoleh pengalaman membuat struktur organisasi, SOP, dan

layanan perpustakaan. Salah satunya adalah peminjaman dan pengembalian buku

perpustakaan yang sudah secara otomatis menggunakan applikasi. Dengan adanya

kegiatan arahan ini tentunya praktikan sudah mendapatkan persetujuan dan sekaligus

mendapatkan arah oleh staff yang ada diperpustakaan.

d. Manajemen Peserta Didik

Bidang manajemen peserta didik, praktikan mendapatkan pengalaman secara

langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung yang didapatkan, yakni

mengisi buku induk dengan arahan TAS. Sedangkan pengalaman tidak langsung,

praktikan melakukan wawancara dengan waka kurikulum untuk mendapatkan informasi

mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah (MPLS).

e. Manajemen Kurikulum

Bidang manajemen kurikulum, praktikan mendapatkan pengalaman tidak langsung.

Pengalaman tidak langsung yang telah diperoleh yakni melakukan wawancara dengan

waka kurikulum. Adapun beberapa informasi yang diperoleh, yakni (1) Informasi tentang

menyusun kepanitian (PPDB, UTS, UN, dan lain-lain), (2) Informasi tentang menyusun

jadwal pembelajaran, dan (3) Informasi tentang cara pembagian tugas/ beban bagi guru.

78
2. Bidang Supervisi Pendidikan

a. Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas

Bidang supervisi pendidikan, praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung

untuk mengikuti kegiatan supervisi dengan teknik kunjungan kelas. Praktikan mengamati

semua selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Praktikan juga mengisi

instrumen dengan memberi ceklis (√) yang disesuaikan dengan poin 1-5. Tingginya poin

menunjukkan bahwa guru sudah menguasai proses pembelajaran. Selain proses

pembelajaran RPP harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan guru.

b. Supervisi dengan Teknik Rapat Guru

Bidang supervisi pendidikan, praktikan mendapatkan pengalaman secara langsung

untuk mengikuti supervisi dengan teknik rapat guru. Pelaksanaan rapat guru yang

dilakukan di SMP Laboratorium, yakni dilakukan sebulan sekali awal bulan. Pada

pelaksanaan rapat guru ini, yang dibahas adalah mengenai pendanaan yang semestinya.

Kemudian pembentukan kepanitian yang biasanya dilakukan secara bergantian dan untuk

pembuatan proposal. Selanjutnya membahas mengenai pembangunan aula, mengingat

sekolah belum memiliki ruang pertemuan untuk kepentingan.

B. Saran

1. Bagi Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Pelaksanaan KPL manajemen pendidikan untuk tahun depan dapat dilaksanakan

lebih baik lagi dari tahun ini dan tahun sebelumnya. Diharapkan juga penempatan KPL

tidak hanya bekerjasama dengan pihak-pihak sekolah, tetapi juga bisa bekerjasama

dengan instansi pemerintah.

79
2. Bagi Kepala SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

Manajemen di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang sudah baik, namun

masih ada beberapa hal pada manajemen peserta didik sebaiknya sekolah bisa

meningkatkan dalam aspek tanggungjawab dan kedisiplinan peserta didik dengan

mananamkan nilai-nilai karakter yang dapat diterapkan di sekolah sehingga terwujudnya

dalam diri peserta didik.

3. Bagi Kepala Laboratorium Universitas Negeri Malang

Selama KPL, praktikan sangat terbantu dengan adanya kerja sama antara

Universitas Negeri Malang dengan SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang.

Sebaiknya untuk kedepannya bisa lebih baik lagi untuk mahasiswa KPL selanjutnya,

sehingga praktikan lebih merasa sangat terbantu dengan komunikasi yang intensif dan

terbuka.

4. Bagi Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan

Bagi mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan yang akan melakukan kegiatan

KPL manajemen pendidikan pada tahun berikutnya mampu menjaga nama baik diri

sendiri, nama baik jurusan, nama baik fakultas, dan nama baik Universitas Negeri

Malang. Dalam hal ini jangan sampai dalam mempermalukan diri sendiri dan orang lain,

karena hal tersebut akan membawa dampak negatif bagi pihak-pihak yang terlibat. Bisa

membangun atau menciptakan suasana yang berdampak positif bagi lingkungan sekolah.

80
DAFTAR RUJUKAN

Burhanuddin, Sutopo, H., Imron, A., Maisyaroh, Ulfatin, N. 2007. Supervisi Pendidikan

dan Pengajaran. Malang: Rasindo Malang.

Herlina, H. 2017. Format Buku Mutasi Siswa Sekolah Dasar. (Online),

(http://www.guruloyal.com/2017/02/format-buku-mutasi-siswa-sekolah-dasar.html),

diakses pada 26 Oktober 2019.

Imron, A. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. (Ed. 1, Cet. 2). Jakarta: Bumi

Aksara.

Indrawan, I. 20015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.

Maunah, B. 2008. Supervisi Pendidikan Islam (Teori dan Praktik). Tulungagung: STAIN

Tulungagung Press.

Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Nasbi, I. 2017. Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis. (online),

(http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4274/3936),

diakses 26 Oktober 2019.

Nurabadi, A. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Malang: Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Nuraida, I. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Pitoyo, J. 2012. Buku Induk Siswa. (Online), (http://bukuinduk-siswa.blogspot.co. id),

diakses 26 Oktober 2016.

81
Rizky, M & Afriansyah. 2019. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (online),

(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Artikel%20Administrasi%20Dan%20Supervisi%

20Pendidikan.pdf), diakses 26 Oktober 2019.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum, Seri II. Jakarata: Raja Grafindo Persada.

Sahertian, P.A. 2010. Komsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (online),

(https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf), diakses 28 Agustus 2019.

Zulkarnain, W & Sumarsono, R.B. 2015. Manajemen Perkantoran Profesional. Malang:

Gunung Samudera.

Zulkarnain, W. 2016. Layanan Khusus Peserta Didik sebagai Penguat Manajemen

Pendidikan. (online), (http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/4-Wildan-

Zulkarnain.pdf), diakses 26 Oktober 2019.

82
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Program Manajemen Sarana dan Prasarana

Lampiran 1.a. Membantu Pelaksanaan Daftar Inventaris Kelas

83
Lampiran 1.b. Membantu Mencatat Pembelian Sarana dan Prasarana

Lampiran 2. Dokumentasi Program Manajemen Perkantoran

Lampiran 2.a. Menerima Menerima Tamu dan Menerima Telepon

84
Lampiran 2.b. Membantu mengurus surat masuk

85
Lampiran 2.c. Disposisi Surat

86
Lampiran 3. Dokumentasi Program Manajemen Layanan Khusus

Lampiran 3.a. Membantu Membuat Struktur Organisasi Laboratorium

87
Lampiran 3.b. Membantu Peminjaman dan Pengembalian Buku

Perpustakaan

88
Lampiran 4. Dokumentasi Program Manajemen Peserta Didik

Lampiran 4.a. Formulir Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

89
Lampiran 4.b. Formulir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

90
Lampiran 4.c. Pengumuman pengarahan kegiatan MPLS

Lampiran 4.d. Membantu mengisi data peserta didik pada buku induk

91
Lampiran 4.e. Surat Keterangan Pindah/Mutasi Masuk Siswa

92
Lampiran 5. Dokumentasi Program Manajemen Kurikulum dan

Pembelajaran

Lampiran 5.a. Daftar Nama Tenaga Pendidik

93
Lampiran 5.b. Pembagian Tugas Mengajar Guru

94
Lampiran 5.c. Tugas Tambahan Guru

95
Lampiran 6. Dokumentasi Program Supervisi dengan Teknik Kunjungan

Kelas

Lampiran 6.a. Instrumen Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas

96
97
98
99
100
101
Lampiran 6.b. Kegiatan Supervisi dengan Teknik Kunjungan Kelas

102
Lampiran 7. Dokumentasi Program Supervisi dengan Teknik Rapat Guru

Lampiran 7.a. Berita Acara Rapat Guru

103
Lampiran 7.b. Notula Rapat

104
105
Lampiran 7.c. Kegiatan Rapat Guru

106
Lampiran 8. Dokumentasi Program Pengalaman yang Tidak Direncanakan

Lampiran 8. Poster Standar Operasional Prosedur (SOP) tempat cuci tangan

dan tata tertib kantin.

107
Lampiran 8.2. Mengarsipkan raport

Lampiran 8.3. Mengarsipkan kartu SPP

108
Lampiran 8.4. Memvalidasi Kartu SPP

109
Lampiran 8.5. Pengambilan Ijazah dan SHUN

110
111
Lampiran 8.6. Mengarsip Surat

Lampiran 8.7. Kegiatan unjuk Kreativitas kelas VIII

112
Lampiran 8.8. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Kantin dan

Koperasi Sekolah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KANTIN SEKOLAH

1. Memasuki kantin tidak bergerombolan, berbaris rapi, dan secara bergantian.


2. Pada saat membeli pembeli diharapkan antri
3. Memasuki kantin bertujuan untuk membeli
4. Makan dan minum dengan posisi duduk yang benar di bangku yang telah
disedikan.
5. Pada saat selesai makan dan minum, seperti piring dan gelas diharapkan
dikembalikan ketempat masing-masing.
6. Membuang bungkus makanan dan minuman di tempat sampah yang telah
disedikan.
7. Sebelum keluar kantin pastikan tempat duduk dan meja bersih.
8. Ruang pengolahan atau persiapan makanan harus tertutup dan selalu dalam
keadaan bersih.
9. Tempat sampah atau limbah padat di kantin harus tersedia dan jumlahnya cukup
serta selalu tertutup.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KOPERASI SISWA

1. Siswa dapat membeli keperluan yang dibutuhkan di koperasi siswa tanpa harus
keluar dari lingkungan sekolah guna menghindari resiko yang tidak diinginkan.
2. Koperasi siswa di buka rutin tiap hari sekolah.
3. Koperasi siswa harus menyediakan keperluan siswa.
4. Siswa diperbolehkan ke koperasi siswa jika jam istirahat, agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar pada setiap hari kerja.
5. Memasuki koperasi siswa tidak boleh bergerombolan, berbaris rapi, dan secara
bergantian.
6. Pada saat membeli pembeli diharapkan antri.
7. Memasuki koperasi bertujuan untuk membeli.
8. Memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli.

113
Lampiran 8.9. Menginput data pembayaran SPP

Lampiran 8.10. Pelantikan ketua dan Pengurus OSIS

114
Lampiran 8.11. meng-entri data dapodik Sarana dan Prasaran

Lampiran 8.12. mengikuti kegiatan Bulan Bahasa

115
116
Lampiran 8.13 Mengikuti Lesson Study di kelas VII I

117
118
Lampiran 8.14 Mengikuti Lesson Study di Kelas IX H

119
120
121

Anda mungkin juga menyukai