301 Dioagnosis Dan Klasifikasi Diabetes
301 Dioagnosis Dan Klasifikasi Diabetes
PENDAHULUAN
Scanned by CamScanner
fTl €° r cka yang hasil pemeriksaan pe nyar ing nya Ha S il pemeri k s aî3 Fî gl * O
U Sd
Sltl*, d d h ah menjadi 3
p@ p ' mbebanan dİbagi
yaitu:
untuk memastikan diagnosis definitif.)
menja ğl ‹›40 mg/dL - normal
PERKENI membagi alur diagnosi s
DM dUâ . 140- < 200 • g/dL = toleransi glukosa terganggg
khas Dkt. . › z00 mg/d L = diabetes
bagian ia
gejala besar berdasarkan ada t îdaknya dan
Gcjala khas DM terdır”ı darı poliuria, polidipsia, polifâg • diperiksa glukosa darah 2 (dua) jam
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, se
dangk sesudah beban glukosa
an
gejala tidak khas DM diantaranya lg'mas, kes emu tan, ° selama proses pemeriksaan subyek yang
lU#î3
yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi diperiksa
ereksi (pria) dan pruritus vulva (wanita). Apabila
tetap istirahat dan tidak meroLok
ditemukan gejala khas DM, perneriksaan glukosa dar6h
abnormal SdtU 9Çli S â
sudah
abila cukup untuk menegakkan dia9 lOSiS, f" l am un ap
tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dUâ
kali pemeriksaan glukosa darah abnorm al. Diagnosis DM
jugd
dapat ditegakkan melalui Cara pada tabel 1.
TGT Normal
Keluhan khas
<t26 TTGO
atau
GD 2 Jem
GDS •200
GDP = parah
GlukoSd D
= Glukosa arah PuaW
Sewa ^ gu
GDS
Puasa Terg»&
GDr'T = GlukoS I Darah diag«OStIz oM
U Gamb yjgkdh-langkah
TC=T = leransi g lukosa Tersa• gg
r 2. To
.B
L»
dd• toleransi gtu\:osa terganggu
DIABETES Mlçt/tjg
"
depe nd ent atau ”ketosis prone“
kematian d alam beb erapa ygp¡
d• P'd t te rjad i
ąïsebab kan ketoasidO5lS. Pdda ekstfe(Țj
¡ødividu yang " S table’ atau matt ‹iry
-g ulin dependent“. Ora • g-orang 19 ^7 me nunjukka n
ini
d‹ rSiens‹ insulin yang rela tif alapun banyQ t iantara
dan e ,ekd m nskin
memerlukan qq¿ing , tidak
akan terjadi
d¡ pUn insulin eksogen kan jumlah inSĘi/ in sec‹zra
mereka M
absoi• t bila dibandingkan d engan orang FÌOIM aJ, tetapi
; i b‹asanya berhubungan dengan obesita s dan /ata u
¡naktíVİtaS fiSÍk.
Sesuai dengan konsep mutakhir. kedua kelompok
besar diabetes dapat dibagl Iä 9' ãt as kelompok keci l. Pada
Btu kelompok besar -IDDM“ dUU Diabetes tipe 1, terdapat
hu bungan dengan HLA tertentu pada k romosom 6 dan
beberapa aUto-ímunitas serologik dan cell-mediated.
lnfeksi virus pada atau dekat sebelum onset juga
dísebut- sebut berhubungan dengan patogenesis
diabetes. Pada percob üäfì binaiang, virus dan toksin
diduga berpengaruh
pada kerentanan proses auto -imuníta s ini.
be(ompok besar lainnya (NIDDM atau diabetes tipe
2 tidak mempunyai hubungan dengan HLA, virus atau
øutoímunitas dan biasanya mempunyai sel beta yang
casîŁ ber(ungsi, serłng memerlukan insulin tetapi
tidak bergantung kepada insulin seumur hidup.
Dalam terminologi juga terdapat perubahan
dímana pada klasífikasi WHO 1985 tidak lagi terdapat
istilah tipe 1 da» tipe 2. Tetapi karena istilah íni sudah
mulai díkenal umum maka untuk tidak
rnembingungkan maka kedua istiïah ini masih dapat
dipakaí tetapí tanpa mempunyai arti khusus seperti
ímplikasi etiopatogeník. fstílala irií pun Lemudían
kembalí digunakan oleh ADA pada Iaf›ur› 1997 sampai
2ô0S, sehingga DNS tipe 1 dan tipe 2 rnerupaka‹i
istilah yang saat íni dipakai żetimbar›g ÎLïDD/R (DC
TII) dan îDDM (DMTf).
REFERENSI
itJ‹ltes dan I.îpid ítSUf’H for. Ciyłr, /vfanj;tmkustiilw/I'm.iïlfns
KeJr›kłeran Univcrsifas ln‹1tstes ìn, ßala i ł’ei • ' 1' Ul,
/akorła 2005 : hal 17-2g.
YFIO. Dcfini łi‹›r›, tJíagn‹›sis aricl tîI8ssi!ir• ti* ri u! l*1*l›el**^