TERAPI KELUARGA
Oleh :
TA 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa dengan judul “Terapi Keluarga” dengan
baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Jiwa dan tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang
telah menyediakan sumber informasi dan memberikan masukan. Terimakasih kami ucapkan
kepada bapak selaku Dosen pengampu pada mata kuliah tersebut.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah yang akan kami susun selanjutnya.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat baik kepada kami sendiri
maupun pembaca
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................6
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................6
BAB II TINJAUN TEORI........................................................................................................................7
2.1 PENGERTIAN TERAPI MODALITAS KELUARGA..........................................................7
2.1.1 Jenis-jenis Terapi Modalitas Keluarga.................................................................................7
2.1.2 Contoh Prosedur Terapi Modalitas Keluarga.....................................................................12
2.2 TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERAPI
KELUARGA........................................................................................................................................16
2.2.1 Cara Melakukan Terapi Keluarga......................................................................................20
2.2.2 Manfaat Terapi Keluarga...................................................................................................21
2.2.3 Teori Komunikasi..............................................................................................................21
2.3 FAMILY PSYCHO EDUCATION (FPE)................................................................................22
2.3.1 Manfaat Terapi Psikoedukasi Keluarga..............................................................................22
2.3.2 Tujuan Terapi Keluarga.....................................................................................................23
2.4 TRIANGLE THERAPY............................................................................................................24
2.4.1 Definisi..............................................................................................................................24
2.4.2 Tujuan................................................................................................................................25
2.4.3 Manfaat..............................................................................................................................25
2.4.4 Indikasi..............................................................................................................................25
2.4.5 Proses Pelaksanaan Triangle Terapi...................................................................................26
BAB III.....................................................................................................................................................27
PENUTUP................................................................................................................................................27
3.1 SIMPULAN..............................................................................................................................27
3.2 SARAN.....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang
menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan
pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif.
Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi
sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja
peran dari macam-macam anggota keluarga.
Menurut Jhonson (1997), kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat
emosional. psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan
emosional. Kesehatan jiwa juga dapat diartikan sebagai keadaan sejahtera yang dikaitkan
dengan kebahagiaan, kegembiraan. asan, pencapaian, optimisme, dan harapan.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan itu sendiri
sebagai sehat fisik, mental dan sosial bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Jadi Seseorang dapat dianggap sehat jiwa jika mereka mampu bersikap
positif terhadap diri sendiri, memiliki kestabilan emosi, memiliki konsep diri yang positif
dan memiliki rasa bahagia dan puas.
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku yang adaptif (Prabowo, 2014). Terapi Modalitas adalah terapi dalam
keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai
titik tolak terapi atau penyembuhan. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan oleh
perawat pada pasien dengan masalah kejiwaan yaitu, terapi aktivitas kelompok dan terapi
keluarga.
Sedangkan terapi keluarga merupakan suatu psikoterapi modalitas dengan fokus
pada penanganan keluarga sebagai unit sehingga dalam pelaksanaannya terapis
membantu keluarga dalam mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan yang maladaptif,
kontrol diri pada anggota yang kurang serta pola hubunganyang tidak konstruktif. Terapi
4
keluarga lebih menggunakan pendekatan terupeutik untuk melihat masalah individu
dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan proses interpersonal (Prabowo, 2014).
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu
penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Penyebab gangguan jiwa
yang banyak diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi. Namun jika dilihat
dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi. Di Indonesia sendiri berdasarkan
(Rikesda tahun 2007) bahwa prevelansi gangguan jiwa berat sebesar 4,6 permil, artinya
ada empat sampai lima penduduk dari 1000 penduduk Indonesia menderita gangguan
jiwa berat. Angka gangguan jiwa di Indonesia telah mencapai 10% dari populasi
penduduknya.
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan suatu
mahluk yang terisolir. Masalah kesehatan mental mendapat perhatian dari WHO karena
menjadi beban keluarga. Masalah kesehatan mental dapat muncul karena adanya masalah
kesehatan fisik yang di derita selama bertahun-tahun. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa gangguan mental di akibatkan dari besarnya beban yang di tanggung keluarga saat
merawat anggota keluarga sakit. Beban tersebut melebihi beban yang di akibatkan oleh
penyakit tuberkulosis dan kanker. Pengenalan dini dan kecepatan dalam melakukan
penanganan bagi pasien gangguan jiwa dapat dilakukan oleh keluarga. Salah satu cara
penanganan masalah tersebut dengan memberikan terapi keluarga.
Pengenalan dini dan kecepatan dalam melakukan penanganan bagi pasien
gangguan jiwa dapat dilakukan oleh keluarga. Salah satu cara penanganan masalah
tersebut dengan memberikan terapi keluarga, Terapi keluarga adalah cara baru untuk
mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simptom dan
cara pemecahannya. Model terapi yang diterapkan dalam keluarga antara lain
Experiential/Humanistic, Bowenian, Psikodinamika dan Behavioral.
Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang
lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada
saat antara yang satu dengan yang lain berbeda.
5
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu memberikan
perawatan atau terapi spesialis sebagi seorang perawat spesialis jiwa pada klien yang
mangalami ansietas ataupun pada keluarga yang mengalami ansietas karena kondisi atau
masalah fisik pada anggota keluarganya. Pemberian terapi spesialis pada klien ataupun
anggota keluarga memberikan dampak yang sangat besar bagi kesembuhan klien
terhadap penyakit fisiknya. Terapi yang diberikan adalah Psikoedukasi keluarga salah
satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian
informasi, edukasi melalui komunikasi yang terapeutik. (Pardede, 2020)
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa konsep dan teori terapi keluarga dengan
menggunakan terapi spesialis keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian terapi modalitas keluarga
b. Mahasiswa mampu menggunakan konsep keluarga.
c. Mahasiswa mampu memahami jenis terapi keluarga yang dapat digunakan
d. Mahasiswa menggunakan terapi tersebut yang melibatkan keluarga dalam
mengatasi masalah klien dengan resiko dan gangguan jiwa.
6
BAB II
TINJAUN TEORI
7
a. Mengurangi tingkat kecemasan keluarga secara keseluruhan, sehingga
memungkinkan anggota-anggotanya untuk berfungsi secara independen
dan mengubah perilaku-perilaku bermasalahnya
b. Mengingkatkan tingkat diferensiasi dasar masing-masing anggota dari
kebersamaan emosional keluarga, proses yang memungkinkan anggota-
anggotanya untuk memberikan respons terhadap berbagai situasi
emosional secara lebih efektif. Refleksi diri tentang keluarganya sendiri
merupakan hal yang berguna bagi terapis keluarga.
8
d. Memperbaiki kesehatan masing-masing anggota keluarga dan kesehatan
dalam sistem keluarga itu.
Terapi ini akan sukses jika dapat mencapai sejumlah tujuan yang satu sama
lain saling berkaitan. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini, yaitu:
a. Bergabung, yaitu klinisi menjalin hubungan dengan seluruh anggota
keluarga.
b. Pekerjaan rumah. Para anggota keluarga tidak akan membicarakan tentang
terapi di sela- sela sesi.
c. Penggunaan self. Klinisi berhubungan dengan dirinya sendiri dan berbagi
dengan keluarga itu.
9
resiprokal yang mengakibatkan evolusi berkelanjutan dalam keluarga.
Konsekuensinya, masalah yang tampak dianggap merupakan fungsi keluarga
dan bukan sebagai gejala-gejala patologis yang melekat pada individu
tertentu. Biasanya klinisi membantu keluarga menemukan aturan permainan
keluarga itu dan memberdayakan mereka untuk mengubah aturan itu untuk
memperbaiki hasilnya. Terapis berupaya untuk tetap bersikap netral dan
memfasilitasi prosesnya dan bukan menjadi ikut terorganisasi ke dalam sistem
keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Circular questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi
anggota-anggota keluarga.
b. Prescriptions, yaitu instruksi-instruksi paradoksal untuk menangani gejala.
c. Hipotesis, terapis mengusung ide-ide terdidik dalam sesi.
10
a. Fokus utama: subsistem dan batas-batas yang ada dalam keluarga tersebut.
Batas tersebut dapat bersifat kaku, jelas,kabur.
b. Tujuan utama : mengatasi berbagai masalah dengan mengubah struktur
system yang mendasar
c. Sesi terapi bersifat aktif, penekanan pada proses daripada insight.
d. 3 tahap intervensi :
a) Terapis berusaha bergabung dan diakomodasi oleh system
keluarga. Terapis harus menyesuaikan dengan system komunikasi
dan persepsi keluarga
b) Pembentukan diagnosis structural dimulai dengan bergabung
dengan keluarga dilanjutkan dengan adanya keterlibatan terapis.
Membutuhkan observasi dan reformulasi hipotesis yang terus
menerus
c) Ketika terapi teraputik bergerak maju, terapis berusaha
menggunakan intervensi yang akan menghasilkan restrukturisasi
system keluarga.
e. Teknik :
a) Mintesis/ imitasi : mengadopsi gaya komunikasi keluarga.
b) Mengaktualisasi pola transaksional keluarga : keluarga memainkan
adegan interaksi
c) Menandai batas-batas : menguatkan batas-batas yang kabur dan
melonggarkan yang kaku
11
d. Tugas klinisi :
a) Mengajari keluarga mengases tindakan, pola pikir dan konsekuensi
yang membuat perilaku mereka bertahan atau duiulangi.
b) Mengganti perilaku tidak efektif dengan perilaku adaptif antara lain
dengan mengajarkan ketrampilan komunikasi, mengatasi masalah,
strategi resolusi konflik, menjalin kontrak, negosiasi, penguatan
perilaku sehat, mengurangi perilaki maladaptive.
e. Teknik :
a) Restrukturisasi kognitif : meningkatkan validitas persepsi dan
pemrosesan data
b) Menjalin kontrak, latihan komunikasi
12
sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai penyebab gangguan.Berbagai
pelayanan keperawatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup. Salah satu
faktor penyebab gangguan jiwa adalah keluarga tidak tahu cara merawat klien
dirumah. Kenyataannya banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi keluarga,
keluarga tidak mengikuti proses perawatan klien. Tim kesehatan jiwa di RS
merasa bertanggug jawab terhadap upaya penyembuhan klien dan jarang
melibatkan keluarga. Setelah sembuh, RS memulangkan klien, beberapa hari,
minggu, bulan klien kembali dirawat dengan alasan perilaku klien tidak bisa
diterima oleh keluarga dan lingkungan. Hal tersebut terjadi karena selama
dirumah klien tidak boleh keluar dan gerak-gerik klien selalu diawasi dan
curigai. Keluarga mempunyai tangung jawab dalam Proskep di RS, persiapan
pulang dan perawatan dirumah. Adaptasi klien dengan lingkungan berjalan
baik. Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menata kembali masalah
hubungan antar manusia (Stuart & Sundeen, 1991)
13
Keluarga :
5) Aktivitas
a. Komponen dikdaktik : memberikan informasi dan pendidikan kesehatan
tentang gangguan jiwa, sistem keswa dan yankep.
b. Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan
konflik, mengatasi perilaku dan stress
c. Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi perasaan
dan bertukar pengalaman
d. Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa
terhadap keluarga.
e. Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan
formal/informal untuk klien dan keluarga
Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana perawat
membantu serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien
kambuh. Alasan keluarga dilibatkan dalam mencegah kekambuhan pada klien
adalah :
14
a. Keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungan
b. Keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan
sehingga jika ada satu yang terganggu yang lain ikut terganggu
c. Keluarga menurut Sullinger (1988) merupakan salah satu penyebab klien
gangguan jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika keluarga
ikut berperan dalam mencegah klien kambuh setidaknya membantu klien
untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya karena
keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah
7) Disfungsi Keluarga
15
a. Tdk memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.
b. Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yang tidak dirumah.
c. Ayah & ibu yang super, sibuk, pasif dll.
d. Pasangan yang tidak harmonis
8) Harapan :
a. Memberikan stimuli dalam perkembangan individual
b. Menumbuhkan hubungan interpersonal
c. Mengerti tentang kesehatan jiwa dan gangguan kesehatan jiwa
d. Mengetahui penyebab gangguan jiwa
e. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
f. Mengetahui fungsi dan tugas keluarga
g. Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
h. Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.
16
tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para
anggota keluarga dengan professional. Namun Hasnidah (2002) berpendapat bahwa
terapi keluarga sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga
memperoleh keseimbangan homeositas, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa
nyaman (comfortable).
Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita
gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti dan
menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya
berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang
tidak berfungsi baik.
17
negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang
diinginkan diperkuat dengan memberi reward.
3) Teori Komunikasi
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang terjadi
didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi dan Kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan
menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh
anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain
saat menyatakan sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah
pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.
b. Komunikasi dan Kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang
lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan. Contoh :
orang tua bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk
mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana
tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang
berbeda dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Perasaan
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari
perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan
emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan
kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat
ketidakpuasan.
18
keluarga.Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah."The
Family Resonance" pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling
merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri
dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari anggota
keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber support dari
lingkungan.
19
Roy menjelaskan bahwa keluarga, individu, kelompok, organisasi, sosial serta
komunitas dapat dijadikan fokus dalam praktik keperawatan. Model ini lebih
menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam
memanipulasi lingkungan mereka dan berfokus kepada keluarga
e. Model Proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger, fokus keperawatan adalah proses kehidupan umat manusia.
Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis antara
manusia dan lingkungannya. Roger menegaskan bahwa model ini dapat
diterapkan pada keluarga sama seperti pada individu. Bagi Roger, keluarga
merupakan suatu fokus studi keperawatan.
20
1) Mengikutsertakan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga terapi
mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang
strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2) Menilai masalah, mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan,
kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3) Strategi-strategi khusus, berfungsi untuk pemberian bantuan dengan
menentukan intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4) Follow up, memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan
dengan terapis atau konselor secara periodik untuk melihat perkembangan
keluarga dan memberikan support.
21
saat menyatakan sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah
pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.
2) Komunikasi dan Kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada
orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya
hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak
sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi
struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan
diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
3) Komunikasi dan Perasaan
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari
perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan
emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan
kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat
ketidakpuasan.
22
Psikoedukasi keluarga merupakan sebuah metode yang berdasarkan pada
penemuan klinik untuk pelatihan keluarga yang bekerjasama dengan tenaga keperawatan
jiwa profesional sebagai bagian dari keseluruhan intervensi klinik untuk anggota keluarga
yang mengalami gangguan. Terapi ini menunjukkan adanya peningkatan outcomes pada
klien dengan schizofrenia dan gangguan jiwa berat lainnya ( Levine, 2002). Target dari
terapi family psychoeducation adalah mengurangi tanda dan gejala yang dapat
mengancam kesejahteraan keluarga pada keluarga yang gagal menjalankan fungsinya.
23
kehidupan keluarga dan aktifitas sosialnya lebih berkembang, punya pilihan
pekerjaan yang lebih baik, dan dapat menurunkan depresi dan kecemasan.
24
Suatu sistem emosional yang disusun secara seri pada hubungan segitiga akan
bertaut satu sama lain. Hubungan segitiga merupakan hubungan disfungsional
yang dipilih oleh keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu
yang berkembang daripada menyelesaikan konflik/ketegangan. Triangulasi ini
dapat terus berlangsung untuk jangka waktu yang tak terbatas dgn melibatkan
orang di luar keluarga termasuk terapis keluarga yang dianggap sebagai bagian
dari keluarga besar.
Triangle terapi merupakan salah satu terapi yang dapat mempengaruhi atau
memperbaiki respon koping keluarga dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh keluarga. Triangle adalah suatu unit
social yang fundamental, dan triangulasi (keterlibatan pihak ketiga) adalah suatu
proses sosial yang bisa terjadi dimana saja. Terapi keluarga triangles adalah terapi
keluarga yang dilakukan dengan melibatkan keluarga, klien dan petugas
kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga. Tujuan penelitian: menjelaskan
pengaruh terapi triangles terhadap kemampuan pengetahuan dan psikomotor
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa .
2.4.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksaan terapi triangle ini adalah untuk mencegah triangulasi dan
membantu pasangan atau individu berhubungan dalam level kognitif, untuk
mengehentikan pengulangan pengulangan perilaku yang menimbulkan konflik
pada intergenerasi dalam hubungan keluarga. Terapi triangle ini dilakukan dengan
tujuan untuk membantu pasangan dan individu mengantisipasi berbagai cara
dalam menyelesaikan masalah masalah yang timbul ( Kazak, Simms & Rourke,
2002). Tujuan dari terapi triangle adalah untuk menggali bagaimana peran
segitiga ayah, ibu dan anak agar dapat mencapai keseimbangan dan rasa aman
dalam keluarga.
2.4.3 Manfaat
Menurut Kazak, Simms & Rourke (2002), manfaat dari terapi triangles ini
adalah :
25
1) Orientasi berfokus pada keluarga bukan pada individu.
2) Fokus pada pemahaman keluarga terhadap struktur keluarga, peran, fungsi,
sosial dan budaya, yang akan mempengaruhi stabilitas hubungan keluarga.
3) Menjelaskan timbal balik hubungan keluarga sebagai tolok ukur keberhasilan.
4) Membantu keluarga yang mempunyai masalah.
2.4.4 Indikasi
1) Masalah dengan pasangan
2) Perceraian atau putus hubungan dengan pasangan
3) Pasangan dengan perilaku kekerasan
4) Post traumatic stress disorder
5) Masalah perilaku pada anak
6) Masalah yang melibatkan keluarga besar (extended family)
2.4.5 Proses Pelaksanaan Triangle Terapi
Penting untuk dipahami bahwa sebelum melaksanakan terapi yang harus
dilakukan oleh terapis adalah mengidentifikasi keluarga yang memiliki masalah.
Setelah itu keluarga diberi penjelasan tentang terapi ini, dan jika keluarga setuju
buat kontrak dengan keluarga yang meliputi pertemuan selama 6 sesi dan siapa
anggota keluarga yang akan mengikuti terapi ini adalah orang yang sama.
Kemudian terapis mengidentifikasi masalah klien dan keluarga secara terpisah,
hal ini dilakukan untuk mendapatkan persepsi yang sama. Setelah ditemukan
kesamaan dalam masalah yang dihadapi maka klien dan keluarga dapat
dipertemukan dalam terapi.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan
dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang
adaptif (Prabowo,2014).
Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang
dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu bertahan dan
bersosialisasi dengann lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus
bekerja dan tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada
ketika menjalani terapi (Nasir dan Muhits. 2011).
Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam
konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara
terbuka dan interaksi keluarga secara sehat (Nasir dan Muhits, 2011) (Putrianti, 2017)
3.2 SARAN
27
Bagi petugas kesehata, dalam pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan
gangguan kejiwaan salah satu yang paling efektif yaitu dengan memberikan terapi keluarga.
Namun sebelum dilakukan terapi tersebut perawat perlu mempelajari konsep dan teori terapi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith.2011 .Dasar –Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar Dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika
Putrianti, N. A. (2017). Program studi s-1 keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan
muhammadiyah ciamis 2017.
Prabowo, Eko. (2014). Konsep Dan Aplikasi: Asuhan Keperawata Jiwa. Yogyakarta:Nuha
Medika
28