Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan terjadinya dispagia pada pasien terminal dan bagaimana penataksanaannya ?

KESULITAN MENELAN/DISFAGIA

Terdapat tiga fase yang diperlukan untuk menelan, yaitu fase bukal, faringeal dan esophageal.
Disfagia dapat terjadi pada ketiga fase tersebut. Penyebab disfa-gia berbagai macam seperti
obstruksi tumor, peradangan yang disebabkan oleh infeksi, radiasi atau kemoterapi, xerostomia,
gangguan fungsi neuromuskuler akibat ope-rasi, fibrosis karena radiasi, ganguan saraf kranial dan
kelemahan umum. Disfagia dapat disertai dengan odinofagia yang mempersulit keadaan pasien.

Tata laksana pada disfagia orofaringeal :

1. Edukasi cara makan seperti posisi duduk agar bisa menelan lebih mudah, dan jenis makanan
2. yang lembut dalam porsi kecil.
3. Kortikosteroid sering bermanfaat pada disfagia yang disebabkan oleh obstruksi intrinsik,
4. infiltrasi pada saraf dan disfungsi saraf kranial.
5. Akumulasi air liur akibat obstruksi dapat dikurangi dengan obat antikolinergik untuk
6. mencegah aspirasi dan air liur yang mengalir terus menerus yang meng-ganggu.
7. Nutrisi enteral: Pemberian makanan melalui rute lain seperti sonde lambung (Nasogastic tube)
atau gastros-tomi subkutanius perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugiannya dilihat dari
kondisi pasien.

2. Bagaimana terjadinya proses penurunan Berat Badan secara terus menerus pada pasien Kanker
stadium terminal?

Penurunan berat badan yang terus menerus disebabkan karena peningkatan kebutuhan energi
untuk aktifitas sehari-hari. Selain itu, penurunan berat badan pada pasien kanker sendiri dapat
disebabkan oleh tiga hal, yaitu efek samping kanker, pengobatan kanker, dan faktor psikososial
(Habsari et al., 2017). Penurunan berat badan pada pasien kanker dapat dicegah dengan pemenuhan
asupan energi dan zat gizi yang adekuat. Zat gizi diperlukan untuk memenuhi beragam kebutuhan
yang digunakan oleh tubuh seperti metabolisme basal, aktivitas fisik dan specifi c dynamic action.
Kecukupan energi pada pasien yang sedang sakit terutama pasien kanker, sangat penting untuk
menjaga kondisi daya tahan tubuh khususnya yang berada di masa pengobatan dan pemulihan
(Almatsier, 2010). Pasien kanker memiliki risiko mengalami gizi kurang dan kakeksia akibat
penurunan konsumsi makanan.

3. STOMATITIS
Peradangan pada mulut bisa sangat mengganggu pasien. Stomatitis dapat menyebabkan perubahan
rasa yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Nyeri yang muncul mengakibatkan pasien
tidak dapat makan/minum sehingga pemberian obat dapat terganggu. Stomatitis dapat disebabkan
oleh radiasi, kemoterapi, infeksi (jamur, virus, bakteri), pemakaian obat, dan malnutrisi. Pengobatan
berupa perawatan mulut dan menghilangkan penyebabnya.

PERAWATAN MULUT
- Mencuci mulut setiap 2 jam dengan air biasa atau air yang dicampur dengan air jeruk,
sodium bikarbonat.
- Jaga kelembaban mulut dengan sering minum
- Pada xerostomia: Rangsang air liur dengan irisan jeruk yang dibekukan, potongan es atau permen
karet tanpa gula.
- Untuk mencegah agar`bibir tidak pecah pecah, olesi dengan krim dengan bahan dasar lanolin
-Pada hipersalivasi: teteskan di mulut atropin tetes mata 1%, 1 – 2 tetes 3 x sehari

Anda mungkin juga menyukai