Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

RANCANG BANGUN ALAT PEMERAS SANTAN BERBASIS HIDROLIK


OTOMATIS

DESIGN AUTOMATIC HYDRAULIC-BASED COCONUT MILKING TOOL

MUH. AMIN
1627042023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat,

rahmat-Nya serta bimbingannya yang menjadikan manusia sebagai sebaik-baiknya

Makhluk. Salam serta sholawat tetap tercurahkan kepada bimbingan Nabi besar

Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan penyelesaian Proposal ini

tidak lepas dari peran dan sumbangsi pemikiran serta investasi dari banyak pihak.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada

orang tua penulis yang selalu mendoakan, mendorong, dan memberi motivasi dan

bantuan baik moril maupun materi dan penghargaan yang sama kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penyelesaian proposal ini, diantaranya:

1. Prof. Patang, S.Pi, M.Si. selaku penasehat akademik yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, waktu dan berbagai arahan kepada penulis selama

penyusunan proposal ini.

2. Dr. Jamaluddin P, MP. Sebagai Wakil dekan II dan sekaligus pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, nasehat, waktu dan berbagai arahan kepada

penulis selama penyusunan proposal ini.

3. Dr. A. Sukainah, S.TP., M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi

Pertanian Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan bimbingan,

nasehat, waktu dan berbagai arahan kepada penulis selama penyusunan

proposal ini.

iii
4. Bapak/Ibu dosen Pendidikan Teknologi Pertanian yang senantiasa memberikan

bimbingan dan motivasi dalam melaksanakan serta menyelesaikan studi

penulisan proposal ini berjalan dengan baik.

5. Rekan-rekan di Pendidikan Teknologi Pertanian

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini mungkin masih

terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pada bidang teknologi

pertanian.

Makassar, 1 Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................i
LEMBAR PENGSAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................v
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................4
D. Spesifikasi Produk yang dirancang ..................................................4
E. Manfaat Penelitian............................................................................5
II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori......................................................................................6
B. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................16
C. Kerangka Berpikir ............................................................................17
III METODE PENELITIAN
A. Desain Perancangan .........................................................................19
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......................................................20
C. Gambar Desain Produk ....................................................................20
D. Alat dan Bahan yang Digunakan ......................................................23
E. Prosedur Rancang Bangun ...............................................................23
F. Prosedur Pengujian Alat ...................................................................28
G. Teknik Analisis Data ........................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................31

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal.
2.1 Kelapa ................................................................................................... 6
2.2 Dongkrak gunting ................................................................................. 10
2.3 Dongkrak botol ..................................................................................... 10
2.4 Dongkrak buaya ................................................................................... 11
2.5 Dongkrak botol M/Buaya ..................................................................... 12
2.6 Dongkrak kereta ................................................................................... 13
2.7 Memeras Santan menggunakan tangan ................................................ 14
2.8 Kacik .................................................................................................... 15
2.9 Alat pemeras santan ulir ....................................................................... 15
2.10 Diagram alir kerangka pikir ................................................................. 18
3.1 Diagram desain perancangan................................................................ 19
3.2 Bagian-bagian produk .......................................................................... 20
3.3 Tampak belakang ................................................................................. 21
3.4 Tampak depan ...................................................................................... 22
3.5 Tampak atas .......................................................................................... 22
3.6 Dongkrak hidrolik ................................................................................ 25
3.7 Rangka .................................................................................................. 26
3.8 Wadah santan ....................................................................................... 26
3.9 Wadah kelapa ....................................................................................... 27
3.10 Tutup press ........................................................................................... 27
3.11 Saringan ampas..................................................................................... 28

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa (cocos nucifera) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di

negara yang beriklim tropis dan sub-tropis. Tanaman ini sering dimanfaatkan

hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga disebut juga sebagai buah serba

guna. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, hal ini

memperngaruhi keragaman olahan pangan yang ada di Indonesia. Salah satu produk

dari kelapa adalah santan kelapa yang merupakan hasil perasan dari lapisan putih

lembaga atau endosperm. Santan merupakan bahan baku dari berbagai jenis

makanan. Serta banyak juga yang menjadikan santan sebagai bahan baku

pembuatan minyak goreng (Rustam, 2011).

Santan merupakan minyak dalam air yang diperoleh dengan cara memeras

daging buah kelapa segar yang telah diparut atau dihaluskan. Santan termasuk

bahan pangan yang memiliki kadar air, protein dan lemak yang cukup tinggi seperti

halnya susu sapi. Keunggulan santan dari susu sapi adalah santan tidak

mengandung laktosa seperti pada susu sapi sehingga santan dapat dikonsumsi oleh

para penderita lactose intoleran. Protein pada susu sapi mempunyai potensi

menyebabkan alergi lebih tinggi dibandingkan protein pada santan. Selain itu,

santan mengandung lemak jenis lemak nabati serta tidak mengandung kolesterol,

hal ini berkebalikan dengan susu sapi (Saharman, 2016).

1
2

Santan berperan dalam penambahan aroma, cita rasa dan perbaikan tekstur

bahan pangan hasil olahan. Hal ini disebabkan karena santan mengandung senyawa

nonylmelthy-keton, yang bersifat mudah menguap (volatile) sehimgga pada

pemanasan suhu tinggi akan menghasilkan bau yang enak. Sayangnya, santan

menjadi pecah saat dipanaskan di atas suhu 80˚C serta aroma (flavor) kelapa yang

harum sebagian besar akan hilang. Pecahnya santan dapat dilihat dari terbentuknya

gumpalan-gumpalan putih di permukaan. Rasa gurih dari santan berkurang

menyebabkan cita rasa produk olahan berubah dan penampilannya menjadi kurang

menarik. Solusi yang biasa dilakukan adalah melakukan pengadukan selama santan

tersebut dipanaskan dan penggunaan api kecil selama pemasakan santan

(Saharman, 2016).

Untuk menghasilkan santan, kepala parut diberi sedikit air dan diperas.

Proses memeras santan sangat umum dijumpai khususnya di Indonesia. Berbagai

metode dan alat dapat digunakan dalam proses memeras santan. Dimulai dari proses

yang sangat sederhana seperti, menggunakan tangan secara manual yang dibantu

oleh saringan. Beberapa alat sederhana juga telah dikembangkan sejak lama, seperti

contohnya alat peras santan tradisional yang terbuat dari kayu yang dibuat seperti

bangku lalu ditekan oleh manusia, hingga alat-alat peras santan modern. penelitian

tentang alat pemeras santan sudah ada beberapa penelitian sebelumnya,

diantaranya, Penelitian yang dilakukan oleh Nikhson (2015), dalam penelitiannya

yang berjudul Pembuatan Alat Pres Santan Kelapa Secara Hidrolik. Menggunakan

metode penelitian Uji Coba. Dan menyimpulkan bahwa Konstruksi Alat Pres santan

kelapa secara Hidrolik yang tidak menggunakan poros ulir daya, merupakan solusi
3

yang tepat untuk masalah keausan ulir poros dan ulir mur yang terdapat pada alat

pres santan kelapa secara Mekanis dan alat pres santan kelapa secara Mekanis

Hidrolik. Dongkrak hidrolik merupakan salah satu pesawat pengangkat yang

digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang

kecil. Dongkrak hidrolik mengaplikasikan fluida untuk menghasilkan tekanan yang

diperlukan untuk pengangkatan, daya yang dihasilkan jauh lebih besar dan tenaga

yang dibutuhkan untuk pengoperasian lebih sedikit dibandingkan dongkrak

mekanik. Penggunaan dongkrak hidrolik dapat meringankan pekerjaan manusia

dalam melakukann perkerjaan khususnya pada saat mengangkat beban berat

(Prihatin, 2018).

Di era sekarang, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini disebabkan

karena kebutuhan manusia yang semakin beragam dan pengerjaan yang

membutuhkan waktu yang relatif cepat. Sistem otomatisasi sangat dibutuhkan

dalam menunjang pekerjaan manusia dan kegiatan produksi yang dapat

mengefisienkan waktu, tenaga, misalnya pengapliikasian sistem otomatis pada

dongkrak hidrolik, sehingga manusia tidak lagi mendongkrak secara manual.

Seperti halnya untuk memperoleh santan kelapa, rumah tangga, restoran, dan home

industri beberapa masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan memeras

langsung kelapa yang telah diparut menggunakan tangan. Cara tersebut dinilai tidak

efesien, pemborosan waktu dan penggunaan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena

itu, penulis merancang alat pemeras santan berbasis hidrolik otomatis yang dapat

memudahkan masyarakat dalam memeras santan, sehingga waktu dan tenaga yang

digunakan lebih sedikit.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan pikiran-pikiran yang telah dijelaskan pada latar

belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merangcang alat pemeras santan menggunakan hidrolik otomatis

yang dapat memudahkan masyarakat dalam memeras santan kelapa?

2. Bagaimana uji kinerja alat pemeras santan menggunakan hidrolik otomatis

yang dapat memudahkan masyarakat dalam memeras santan kelapa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, diperoleh

tujuan sebagai berikut:

1. Merangcang alat pemeras santan menggunakan hidrolik otomatis yang dapat

memudahkan masyarakat dalam memeras santan kelapa.

2. Menguji kinerja alat pemeras santan menggunakan hidrolik otomatis yang

dapat memudahkan masyarakat dalam memeras santan kelapa.

D. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Alat pemeras santan berbasis hidrolik otomatis merupakan alat yang

digunakan untuk memeras santan secara praktis dan tanpa memerlukan tenaga yang

berlebih. Alat ini meggunakan dongkrak hidrolik otomatis sebagai alat pengepres

kelapa parut untuk dijadikan santan. Alat ini memiliki beberapa bagian yaitu

penyaring dari bahan stainless, wadah penampung santan, besi stainless

penghubung antara dongkrak hidrolik otomatis dengan penyaring, dan rangka

penyangga alat pengepres santan, Spesifikasi alat ini adalah sebagai berikut:
5

1. Dimensi dongkrak : 39 × 16 cm

2. Dimensi rangka : 45 × 70 cm

3. Tinggi penyaring : 20 cm

4. Tinggi maksimum dongkrak : 42 cm

5. Power voltage : 12 Volt

6. Maksimum kapasitas dongkrak : 2 ton

E. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Memberikan konstribusi yang positif dalam merancang pemeras santan

berbasis hidrolik otomatis, khususnya dalam bidang teknologi, sehingga

pemerintah memiliki referensi dalam membuat pengembangan teknologi tepat

guna.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi serta dapat dijadikan

pedoman dalam merancang alat pemeras santan, sehingga dapat memudahkan

masyarakat dalam membuat alat yang serupa.

3. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini dapat dijadikam sebagai bahan bacaan, bahan informasi dan

literatur bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari

suku aren-arenan atau Arecaceae. Arti kata kelapa dapat merujuk pada

keseluruhan pohon kelapa, biji, atau buah, yang secara botani adalah pohon

berbuah, bukan pohon kacang-kacangan. Istilah ini berasal dari kata Portugis dan

Spanyol abad ke-16, coco yang berarti kepala atau tengkorak setelah tiga lekukan

pada tempurung kelapa yang menyerupai fitur wajah. Tumbuhan ini dimanfaatkan

hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan

serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan

untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Tanaman kelapa disebut juga tanaman

serbaguna, karena dari akar sampai ke daun kelapa bermanfaat, demikian juga

dengan buahnya, (Mahmud dan Ferry, 2004).

Gambar 2.1 Kelapa


Sumber: http://www.google.com

6
7

Taksonomi buah kelapa dapat diuraikan sebagai berikut:


Divisi Tracheophyta
Upadivisi Spermatophytina
Klad Angiosperms
Klad Monocots
Klad Commelinids
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Upafamili Arecoideae
Tribus Cocoseae
Upatribus Butiinae
Genus Cocos
Spesies Cocos Nucifera

2. Santan

Santan adalah cairan putih kental hasil ekstraksi dari kelapa yang dihasilkan

dari ekstrak (daging buah) kelapa tua baik dengan atau tanpa penambahan air.

Teknik pemerasan santan (ekstraksi) dilakukan dengan beberapa cara diantaranya;

dengan tangan (tradisional) ekstrak santan yang dihasilkan sebanyak 52%, dan

dengan mesin seperti waaring blender atau hydraulic press menghasilkan sekitar

60-70% ekstrak santan. Untuk skala industri, ekstraksi dilakukan ddengan mesin

pemeras santan yang memungkinkan untuk mendapatkan santan murni 100% tanpa

diperlukan penambahan air pada parutan kelapa.

Santan termasuk bahan pangan yang memiliki kadar air, protein dan lemak

yang cukup tinggi seperti halnya susu sapi. Keunggulan santan dari susu sapi adalah

santan tidak mengandung laktosa seperti pada susu sapi sehingga santan dapat

dikonsumsi oleh para penderita lactose intolerant. Protein pada susu sapi
8

mempunyai potensi menyebabkan alergi lebih tinggi dibandingkan protein pada

santan. Selain itu, santan meengandung lemak jenis lemak nabati serta tidak

mengandung kolesterol, hal ini berkebalikan dengan susu sapi.

Santan berperan dalam penambahan aroma, cita rasa dan perbaikan tekstur

bahan pangan hasil olahan. Hal ini disebabkan karena santan mengandung senyawa

nonylmelthy-keton, yang bersifat mudah menguap (volatile) sehimgga pada

pemanasan suhu tinggi akan menghasilkan bau yang enak. Sayangnya, santan

menjadi pecah saat dipanaskan di atas suhu 80˚C serta aroma (flavor) kelapa yang

harum sebagian besar akan hilang. Pecahnya santan dapat dilihat dari terbentuknya

gumpalan-gumpalan putih di permukaan. Rasa gurih dari santan berkurang

menyebabkan cita rasa produk olahan berubah dan penampilannya menjadi kurang

menarik. Solusi yang biasa dilakukan adalah melakukan pengadukan selama santan

tersebut dipanaskan dan penggunaan api kecil selama pemasakan santan

(Saharman, 2016).

Santan merupakan produk emulsi minyak dalam air alami. Emulsi adalah

campuran antara partikel-partikel suatu zat dengan zat cair lainnya dimana satu

campuran yang terdiri dari dua bahan yang tak dapat bercampur seperti air dan

minyak. Santan yang baru diekstrak memiliki emulsi yang relatif stabil. Jika

didiamkan 5-10 jam, santan akan memisah menjadi dua fase, yaitu fase kaya air

(skim) pada bagian bawah dan fase kaya minyak (krim) pada bagian atas. Santan

bersifat mudah rusak karena mudah ditumbuhi oleh mikroba pembusuk. Santan

yang disimpan dalam suhu 35°C dalam waktu 6 jam akan mengalami kerusakan.

Kerusakan tersebut antara lain pecahnya emulsi santan, timbulnya aroma tengik dan
9

terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap. Pengawetan santan yang dianggap

paling cocok adalah dengan pengalengan, santan kaleng dapat tahan sampai lebih

dari 24 bulan pada kondisi penyimpanan suhu ruang. Selain itu, proses Ultra High

Temperature (UHT) dengan kemasan aluminium foil atau Tetra Pak juga banyak

dilakukan untuk pengawetan santan. Untuk menyimpan santan yang segar (diperas

sendiri) lebih tahan lama dapat dilakukan dengan menyimpan santan dalam wadah

atau plastik yang memiliki penutup rapat. Simpan santan dalam lemari es. Hal ini

dapat bertahan selama 4–6 hari. Jika disimpan dalam pendingin (freezer), yang

dapat bertahan sampai 3 bulan. Untuk menggunakan santan yang telah disimpan

dalam pendingin, sebaiknya dicairkan 24 jam sebelum digunakan dan diaduk.

Kualitas santan yang melalui proses penyimpanan mengalami penurunan

dibandingkan santan segar yang baru diperas, tetapi masih bisa digunakan jika

disimpan dengan baik.

3. Dongkrak

Dongkrak adalah sebuah alat mekanik yang berfungsi mengangkat barang

berat, dongkrak digerakkan dengan tangan atau kaki. Dongkrak dirancang untuk

mempermudah kerja manusia, biasanya alat ini digunakan untuk mobil. Fungsi

dongkrak pada mobil adalah untuk mengangkat mobil pada waktu pemasangan jack

stand dan juga biasanya digunakan untuk mengganti ban mobil, namun tujuan lain

seperti melakukan inspeksi atau perbaikan sistem pengereman itu juga

membutuhkan dongkrak sebagai sarana pendukung dalam melakukan aktivitas

perbaikan mobil tersebut. Dalam perkembangannya, dongkrak saat ini tidak hanya
10

digunakan pada mobil saja, saat ini banyak digunakan pada berbagai macam jenis

kendaraan, seperti kereta, sepeda motor atau yang lainnya.

a. Dongkrak Gunting

Gambar 2.2. Dongkrak gunting


Sumber: http://www.google.com

Disebut dongkrak gunting karena bentuknya hampir menyerupai gunting,

selain itu dongkrak jenis ini juga disebut dengan dongkrak ketupat atau dongkrak

jembatan. Dongkrak gunting merupakan peralatan standar yang ada pada setiap

mobil, artinya jika anda membeli mobil baru, biasanya disertakan juga dongkrak

jenis ini. Cara menggunakan dongkrak ini adalah dengan memutar poros ulir searah

jarum jam, dan memutar ke arah sebaliknya untuk mengendorkan.

Kelebihan dongkrak gunting adalah harganya murah, perawatan mudah,

parktis dan tidak banyak memakan tempat, sedangkan kelemahan dongkrak gunting

adalah membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkat mobil.

b. Dongkrak Botol

Gambar 2.3. Dongkrak botol


Sumber: http://www.google.com
11

Dinamakan dongkrak botol karena bentuknya yang hampir menyerupai

botol. Cara kerja dari dongkrak ini menggunakan sistem hidrolik. Jadi saat anda

akan menggunakan untuk mengangkat mobil, tinggal dipompa menggunakan tuas

yang tersedia, sedangkan untuk menurunkannya anda tinggal mengendorkan

katupnya. Kelebihannya adalah dongkrak jenis ini menggunakan sistem hidrolik,

sehingga saat digunakan untuk mengangkat mobil terasa lebih ringan.

Kekurangan dongkrak botol harga lebih mahal, jika dibandingkan dengan

dongkrak gunting, selain itu karena menggunakan sistem hidrolik dongkrak botol

sering bocor seal olinya, sehingga daya angkat menjadi berkurang. Dongkrak botol

juga tersedia dengan berbagai ukuran, mulai dari 2 ton, 5 ton, 15 ton dan 27 ton,

sampai 100 ton. Jadi jika anda menggunakan dongkrak ini pilihlah dongkrak yang

sesuai dengan jenis mobil dan muatannya.

c. Dongkrak Buaya

Gambar 2.4. Dongkrak Buaya


Sumber: http://www.google.com

Dinamakan dongkrak buaya karena saat digunakan bentuknya seperti mulut

buaya yang terbuka. Sama seperti dongkrak botol, dongkrak buaya juga

menggunakan sistem hidrolik.


12

Kelebihan dari dongkrak ini adalah bisa digunakan dalam segala medan,

misalnya medan miring atau tidak rata, karena menggunakan empat roda. Selain itu

cocok digunakan untuk semua jenis mobil kecil, tidak seperti dongkrak botol

dimana cukup sulit jika digunakan untuk mendongkrak mobil jenis sedan.

Dongkrak buaya tersedia dari kapasitas 1,5 ton, 2 ton, 2,5 ton, 3 ton, 5 ton, 10 ton,

20 ton.

Kelemahan dari dongkrak buaya adalah harganya lebih mahal jika

dibandingkan dongkrak botol ataupun dongkrak gunting, bentuknya terlalu besar

sehingga banyak memakan tempat di mobil.

d. Dongkrak Botol M/Buaya

Gambar 2.5. Dongkrak Botol M/Buaya


Sumber: http://www.google.com

Dongkrak jenis ini adalah perpaduan antara dongkrak botol digabungkan

dengan dongkrak buaya, dengan tujuan untuk memudahkan penggunaan dongkrak

botol yang mempunyai kelebihan dengan kapasitas angkat besar, sedang

kelemahannya sulit dalam penggunaannya karena berat dan tidak mudah

digeser/pindah tempat. Dengan adanya dongkrak botol buaya ini akan memudahkan
13

penggunaan dongkrak botol tersebut. Tersedia beberapa jenis dari kaps 22 ton, 35

ton, dan 50 ton.

e. Dongkrak Kereta

Gambar 2.6. Dongkrak Kereta


Sumber: http://www.google.com

Dongkrak kereta banyak digunakan pada perbaikan rel kereta api ataupun

saat evakuasi kereta bila terjadi kecelakaan. Jenis dongkrak yang digunakan untuk

kereta biasanya jenis dongkrak kereta system putar, tersedia dari kaps 1,5T, 3T, 5T,

10T, 16T dan 20T. Sedangkan yang digunakan oleh para off roader yang jenis

dongkrak kereta Farm Jack digunakan untuk mengangkat body mobil saat terjebak

dilumpur atau tanah becek yang tidak mungkin menggunakan dongkrak biasa.

4. Pemeras santan

Untuk menghasilkan santan, kepala parut diberi sedikit air dan diperas.

Proses memeras santan sangat umum dijumpai khususnya di Indonesia. Berbagai

metode dan alat dapat digunakan dalam proses memeras santan. Dimulai dari proses

yang sangat sederhana seperti, menggunakan tangan secara manual yang dibantu

oleh saringan. Beberapa alat sederhana juga telah dikembangkan sejak lama, seperti
14

contohnya alat peras santan tradisional yang terbuat dari kayu yang dibuat seperti

bangku lalu ditekan oleh manusia, hingga alat-alat peras santan modern.

a. Memeras Santan Menggunakan Tangan

Sejak dahulu santan merupakan salah satu bahan penting yang digunakan

dalam bumbu masakan. Untuk mendapatkan santan biasanya orang-orang pada

zaman dulu harus bekerja keras, mulai dari mengambil kepala hingga memeras

kepala menjadi santan menggunakan tangan dengan bantuan kain sebagai

penyaring.

Gambar 2.7. Memeras santan menggunakan tangan

b. Kacik

Kacik digunakan sebagai alat untuk memeras kelapa di dapur Minang jadul.

Kacik biasanya digunakan kalau orang memarut kelapa dalam jumlah banyak untuk

dijadikan santan. Cara menggunakannya adalah dengan membungkus kelapa yang

sudah diberi air dengan kain. Bungkusan tersebut diletakkan di atas kacik, ditutup

dengan kayu penjepit, dan ditindih atau diduduki kayunya untuk memberi tekanan

pada bungkusan. Air santan akan keluar dari serat kain dan di tampung di bagian

bawah kacik.
15

Gambar 2.8. Kacik

c. Alat pemeras santan Ulir

Seiring berkembangnya teknologi, banyak pengembangan yang dilakukan

pada alat pemeras santan guna memudahkan pekerjaan manusia. Alat pemeras

santan menggunakan ulir merupakan salah satu pengembangan pemeras santan

yang banyak dijumpai di masyarakat saat ini. Cara menggunakan alat pemeras

santan ulir ini dengan cara memasukkan parutan kelapa yang dibungkus dengan

kain kedalam wadah, kemudian tuas ulirnya diputar hingga menekan parutan kelapa

yang kemudian akan menghasilkan santan.

Gambar 2.9. Alat Pemeras Santan Ulir


16

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relavan merupakan acuan dari penelitian ini. Adapun

penelitian tentang alat pemeras santan sudah ada beberapa penelitian sebelumnya,

diantaranya, Penelitian yang dilakukan oleh Nikhson (2015), dalam penelitiannya

yang berjudul Pembuatan Alat Pres Santan Kelapa Secara Hidrolik. Menggunakan

metode penelitian Uji Coba dsan menyimpulkan bahwa Konstruksi Alat Pres santan

kelapa secara Hidrolik yang tidak menggunakan poros ulir daya, merupakan solusi

yang tepat untuk masalah keausan ulir poros dan ulir mur yang terdapat pada alat

pres santan kelapa secara Mekanis dan alat pres santan kelapa secara Mekanis

Hidrolik. Dan konstruksi Alas silinder yang bisa di pisahkan dari silinder Pres

sangat memberi kemudahan pada saat mengeluarkan ampas dari dalam silinder

Pres. Serta cara pengoperasian Alat Press antan kelapa secara Hidrolik yang praktis,

dapat meningkatkan efisiensi waktu proses produksi bagi pengguna.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Adi (2018), dalam penelitian yang

berjudul Rancang Bangun Pemeras Santan (Bagian Statis), menggunakan metode

penelitian Uji Coba dan menyimpulkan bahwa rangka mesin pemeras santan

memiliki dimensi dengan panjang 915 mm, lebar 350 mm dan tinggi 350 mm. Dan

bahan rangka menggunakan bahan baja ST-37 profil hollow dengan ukuran 40 mm

x 40 mm x 1,5 mm. Pengelasan pada rangka menggunakan elektroda jenis AWS

E6013 diameter 2 mm. Elektroda jenis ini digunakan untuk semua pengelasan. Baut

dan mur menggunakan jenis M8 dengan bahan baut dan mur adalah baja liat dengan

baja karbon 0,2%C. Pembuatan lubang pada rangka menggunakan mata bor jenis

HSS diameter 8 mm dengan waktu 5,07 menit untuk 4 lubang pada rangka pengikat
17

gearbox, diameter 8 mm dengan waktu 23,07 menit untuk 22 lubang yaitu, 2 hopper

out, 4 hopper in, 4 motor listrik, 4 bantalan, 8 saringan.

Penelitian-penelitian di atas terkait dengan rancang bangun alat pemeras

santan telah dilakukan dengan baik, namun masih membutuhkan tenaga yang ekstra

dalam pengoprasiaanya, selain dari itu rancang bangun alat pemeras santan di atas

masih belum menggunakan sistem otomatisasi secara menyeluruh, dan hanya

menggunakan sistem semi otomatis. Oleh karena itu penerapan alat pemeras santan

berbasis hidrolik otomatis perlu diadakan.

C. Kerangka Pikir

Kelapa merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dijumpai di

Indonesia, hampir seluruh bagian dari tanaman kelapa dimanfaatkan oleh manusia.

Salah satunya adalah daging buah kelapa baik yang muda maupun yang tua. Daging

buah kelapa tua biasanya dimanfaatkan sebagai santan. Santan merupakan salah

satu produk atau olahan dari buah kelapa yang banyak dijumpai pada berbagai

makanan dan minuman nusantara.

Proses pembuatan santan dimulai dari memarut daging buah kelapa tua dan

mencampurkannya dengan sedikit air, hingga tercipta santan putih dan kental saat

ampas kelapa dipisahkan dari air. Saat proses pemisahan, berbagai cara digunakan,

dimulai dari cara manual dengan menggunakan kain saring hingga menggunakan

mesin.

Proses memeras santan dengan menggunakan kain saring merupakan salah

satu proses sederhana namun dalam pengerjaannya dibutuhkan banyak tenaga dan

waktu yang cukup lama. Berbeda saat menggunakan mesin, proses memeras kelapa
18

menjadi santan akan lebih mudah dan waktu pengerjaannya akan lebih singkat,

sehingga memudahkan prosesnya saat jumlah santan yang dibutuhkan cukup

banyak. Sehingga, dengan hasil pemikiran tersebut, dibuatlah alat pemeras santan

berbasis hidrolik. Diagram Alir Kerangka Pikir dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Kelapa

Santan

Peras Santan Secara Peras Santan Secara


Manual Otomatis

Waktu yang Peras Santan


dibutuhkan Cukup dengan Mekanisme
Lama dan Beban Sistem Hidrolik
Kerja Lebih Besar

Perancangan dan
Desain Alat

Waktu yang
dibutuhkan Lebih
Sedikit dan Beban
Kerja Berkurang

Rancang Bangun Alat Pemeras Santan


Berbasis Hidrolik

Gambar 2.10. Diagram Alir Kerangka Pikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Perancangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dari suatu penelitian

sebelumnya. Berikut ini adalah alur desain perancangan pada penelitian ini.

Mulai

Analisis masalah

Memperoleh data dan referensi

Penyiapan alat dan bahan

Pembuatan dan perakitan mekanik alat

Tahap pengujian

Tidak
Kriteria
perancangan

Ya

Tahap pengamatan dan


analisis data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram desain perancangan

19
20

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pembuatan dan pengujian alat dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli

2021, dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar.

C. Gambar Desain Produk

Alat pemeras santan berbasis hidrolik otomatis merupakan alat yang digunakan

untuk memeras santan secara praktis dan tanpa memerlukan tenaga yang berlebih. Alat

ini meggunakan dongkrak hidrolik otomatis sebagai alat pengepres kelapa parut untuk

dijadikan santan. Alat ini memiliki beberapa bagian yaitu penyaring dari bahan

stainless, wadah penampung santan, besi stainless penghubung antara dongkrak

hidrolik otomatis dengan penyaring, dan rangka penyangga alat pengepres santan.

Gambar 3.2. Bagian-Bagian Produk


21

Keterangan:

1. Rangka

2. Wadah kelapa

3. Wadah santan

4. Tutup press

5. Hidrolik press

6. Saringan ampas

Gambar 3.3. Tampak Belakang


22

Gambar 3.4. Tampak Depan

Gambar 3.5. Tampak Atas


23

D. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan alat adalah sebagai

berikut:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan alat

adalah sebagai berikut:

a. Gerinda d. Meteran

b. Las listrik e. Stopwacth

c. Palu f. Bor listrik

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses perancangan dan modifikasi alat adalah

sebagai berikut:

a. Elektroda f. Baut

b. Besi hollow g. Besi batangan

c. Besi plat h. Dongkrak hidrolik

d. Mata gerinda i. Kelapa parut

e. Plat Besi saringan j. Baskom

E. Prosedur Rancang Bangun

Prosedur perancangan pada penelitian ini dilakukan dengan langkah prosedur

berikut:
24

1. Desain atau Perancangan

Desain perancangan dibuat berdasarkan kriteria perancangan, dalam penelitian

ini dilakukan pengembangan pada alat pemeras santan. Rancangan alat pemeras santan

ini menggunakan menggunakan hidrolik otomatis. Pembuatan gambar desain alat

dibuat menggunakan aplikasi solidwork 2014 untuk memudahkan perancangan alat

yang akan digunakan.

2. Rancangan Fungsional

Rancangan fungsional menjelaskan fungsi-fungsi apa saja yang dapat

dilakukan oleh sistem atau sistem tersebut akan difungsikan untuk apa.

a. Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik berfungsi untuk menekan tutup press sehingga kelapa parut

yang ada pada wadah kelapa sehingga kelapa parut tersebut dapat mengeluarkan

santan.

b. Rangka

Rangka berfungsi untuk menopang semua alat yang akan digunakan untuk

mengepress kepala parut menjadi santan.

c. Wadah Santan

Wadah santan berfungsi untuk menampung santan hasil dari pengepressan

kelapa parut.

d. Wadah Kelapa

Wadah kelapa berfungsi untuk menampung kepala parut sebelum dilakukan

pengepressan.
25

e. Tutup Press

Tutup press berfungsi sebagai penghubung antara dongkrak hidrolik dengan

kelapa parut yang berada didalam wadah kelapa.

f. Saringan Ampas

Saringan ampas berfungsi untuk menyaring atau memisahkan kelapa parut

dengan santan.

3. Rancangan Struktural

Rancangan struktural adalah rancangan yang dibuat berdasarkan ukuran dan

nilai dari suatu benda.

a. Dongkrak hidrolik

Dongkrak hidrolik yang digunakan pada penelitian ini memiliki tekanan 12V,

tinggi maksimum 42 cm, kapasitas maksimum 2 ton, dan dongkrak 39 × 16 cm.

Gambar dongkrak hidrolik dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.6. Dongkrak Hidrolik


26

b. Rangka

Rangka yang digunakan pada penelitian ini memiliki tinggi 400 mm dan 280

mm serta ketebalan besi holo yang digunakan 30 mm dengan skala 1:5 dari ukuran

yang sebenarnya. Gambar rangka dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 3.7. Rangka

c. Wadah Santan

Wadah santan yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter 250 mm

dan tinggi 90 mm dengan menggunakan skala 1:5 dari ukuran yang sebenarnya.

Gambar wadah santan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.8. Wadah Santan


27

d. Wadah kelapa

Wadah kelapa yang digunakan pada penelitian ini berdiameter 180 mm dan

tinggi 75 mm dengan menggunakan skala 1:2 dari ukuran yang sebenarnya. Gambar

wadah kelapa dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.9. Wadah Kelapa

e. Tutup press

Tutup press yang digunakan pada penelitian ini berdiameter 170 mm dan

tinggi 13 mm dengan skala 1:2 dari ukuran yang sebenarnya. Gambar tutup press

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.10. Tutup Press


28

f. Saringan Ampas

Saringan ampas yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter 170 mm

dan tinggi 77 mm dengan menggunakan skala 1:2 dari ukuran yang sebenarnya.

Gambar saringan ampas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.11. Saringan Ampas

4. Pembuatan Alat

Pembuatan alat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menyiapkan desain/rancangan alat yang akan dibuat

c. Melakukan proses perakitan komponen alat menjadi alat utuh

F. Prosedur Pengujian Alat

Prosedur uji coba yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Cara pengujian

Pengujian alat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Mengoperasikan alat pengepress santan di laboratorium PTP FT-UNM


29

c. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengepressan sebanyak 3 kali.

2. Menguji Fungsional Alat

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Kapasitas Kerja Alat yang diuraikan

sebagai berikut:

1) Menyiapkan alat pengepress santan yang telah dibuat.

2) Menyiapkan kelapa yang telah diparut.

3) Menimbang kelapa parut dengan berat 1000 g.

4) Memasukkan kelapa parut ke dalam wadah kelapa untuk dilakukan

pengepressan.

5) Kelapa parut yang ada di dalam wadah kelapa kemudian dipress menggunakan

dongkrak hidrolik.

6) Menghitung waktu kerja pengepressan menggunakan stopwatch.

7) Menampung santan hasil pengepressan menggunakan baskom.

8) Melakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

9) Menghitung Kapasitas Kerja Alat menggunakan pendekatan sebagai

berikut(BSN, 1989):
��
K= × 3600 (3.1)

Keterangan :

K : Kapasitas Kerja Alat (g/jam)

Bs : Berat Santan (g)

T : Waktu (detik)
30

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis

data kuantitatif dengan statistik deskriptif. Pengujian pada penelitian ini hanya terbatas

pada uji alat, sehingga data yang disajikan dalam penelitian ini adalah bentuk data rasio

yang diperoleh dari hasil uji coba, data yang diperoleh dibandingkan dengan kinerja

alat yang kemudian akan menjadi acuan dalam membuat deskripsi mengenai Kapasitas

Kerja Alat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Dongkrak, http://www.google.com.


Anonim. 2016. Kelapa, http://www.google.com.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1989. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Mesin Perontok Padi, Cara Uji Unjuk Kerja. http//BSNI.go.id. Diakses
pada tanggal 7 Juni 2016.

Gea, Saharman. Sebayang, K. & Athhorick, A, T. 2016. Peningkatan Kualitas


Produksi Santan Kelapa Sebagai Bahan Baku Industri Kuliner Di Kota
Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Mahmud, Zainal. & Ferry, Yulius. 2004. Prospek pengolahan Hasil Samping
Buah Kelapa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan: Bogor.

Prakasa, Adi. 2018. Rancang Bangun Alat Pemeras Santan (Bagian Statis).
Jember: Fakultas Teknik Universitas Jember.

Prihatin, Y, J. Kustanto, H. & Pambudi, Slamet. 2018. Kajian Dongkrak Hidrolik


Botol Kapasitas 2 Ton Terhadap Pengaruh Varian Posisi Pemasangan
Manometer Sae Oli Dan Jarak Langkah Pemompaan. Jurnal SIMETRIS.
Volume 9. Nomor 1.

Sinaga, Rustam. 2011. Analisa Mesin Press Pemeras Santan Kelapa Dengan
Kapasitas 110-140 Buah Kg/Jam Di Padang Hilir Tebing Tinggi.
Pematang Siantar: Teknik Mesin Universitas Simalungu.

Takaheghesang, Nikhson. 2015. Pembuatan Alat Pres Santan Kelapa Secara


Hidrolik. Manado: Politeknik Negeri Manado.

31

Anda mungkin juga menyukai