Anda di halaman 1dari 39

KEBIJAKAN & SITUASI

KUSTA DI JAWA BARAT

Di sampaikan oleh

DR.drg.Marion Siagian, M.Epid


SISTEMATIKA

1. Indikator, Target dan Capaian Eliminasi


Kusta

2. Situasi Kusta

3. Strategi dan Upaya Pencapaian


Eliminasi Kusta

4. Penutup
INDIKATOR DAN TARGET GLOBAL
INDIKATOR/TARGET PROGRAM KUSTA
› Tahun 2019 : 34 provinsi dengan eliminasi kusta
(prev <1/10.000 penduduk)
› Tahun 2024 ; 514 Kabupaten mencapai eliminasi
(prev <1 /10.000 penduduk)
› Proporsi Kasus Anak di Antara Kasus Baru Kusta <
5%
› Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat > 95%
› Angka penemuan kasus baru (CDR < 5/100.000
penduduk
› Angka cacat tingkat 2, < 1/ 1.000.000 penduduk
› Kasus Baru Kusta yang Menyelesaikan
Pengobatan Tepat Waktu 95%
SITUASI KUSTA INDONESIA TAHUN 2018
Kasus kusta baru 14.397
Kasus Kusta terdaftar
19.033, dengan
Angka Prevalensi 0,72
Angka Cacat Tingkat 2
3,5/1.000.000 pddk
Proporsi Kasus Baru
Tanpa Cacat
85,13%
Sudah Eliminasi
Proporsi Kasus Baru
Belum Eliminasi Anak 10,98%
Jumlah Kab/Kota yang belum eliminasi *per 14 Februari 2019
di 24 provinsi (136 kab)
Aceh : 6 Kab Kaltim : 1 Kab
Jambi : 1 Kab Kaltara : 1 Kab
Sumsel : 1 Kab Sulbar : 4 Kab Kasus kusta masih tersebar di ±
Babel
Banten
: 2 Kab
: 2 Kab
Sulsel
Sultra
: 12 Kab
: 12 Kab 7.548 desa/kelurahan/kampung,
DKI
Jabar
: 1 Kab
: 2 Kab
Sulteng
Gorontalo
: 5 Kab
: 5 Kab
mencakup wilayah kerja ± 1.975
Jateng : 3 Kab Sulut : 14 Kab Puskesmas, di ± 341 Kab/Kota di
Jatim : 9 Kab Malut : 9 Kab
NTB : 2 Kab Maluku : 9 Kab seluruh Provinsi di Indonesia
NTT : 8 Kab Papbar : 12 Kab
Kalteng : 2 Kab Papua : 14 Kab
ANALISA SITUASI
P2 KUSTA
DI JAWA BARAT
GAMBARAN UMUM
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019
DATA DEMOGRAFI :
Luas Wilayah : 37.784,41 Km²
Jml Penduduk : 47.379.389 Jiwa
Laki-laki : 24.011.261
Perempuan : 23.368.128

Terdiri dari :
•27 Kab/Kota
•626 Kecamatan
• 5.962 Desa/kelurahan

DATA SARANA KESEHATAN :


• Puskesmas : 1.074
• Posyandu : 52.141

TENAGA KUSTA TERLATIH


• Dokter Puskesmas : 68 Dokter
• Petugas Puskesmas : 470 Petugas
•Kab/Kota : 27 Wasor
•Provinsi : 1 Wasor dan 1 Dokter (Pusk) Puskesmas Dengan Kusta : 594
Puskesmas
Puskesmas Tanpa Kusta : 473
Puskesmas
PENDAHULUAN

 Strategis Provinsi Jawa Barat Program prioritas Pengendalian Penyakit


Menular
 Jawa Barat telah mencapai eliminasi tingkat provinsi , namun jumlah
penemuan kasus baru kusta masih sebesar 1348 kasus di th 2020
 Jawa Barat termasuk provinsi high burden (penemuan > 1.000 penderita
baru/tahun)
 Jawa Barat dengan kasus baru kusta terbanyak ke-2 di Indonesia setelah
Jawa Timur di tahun 2020.
 Masih ada 3 kab/kota yang belum mencapai eliminasi (angka prevalensi >
1/10.000 penduduk).
 Proporsi cacat tingkat II masih tinggi yaitu 7 % (> target nasional )
STRATEGI DAN KEGIATAN
PENANGGULANGAN KUSTA
PROMOSI
KESEHATAN
• Penguatan advokasi dan koordinasi
lintas program dan lintas sektor

TATALAKSA
NA
KEGIATAN SURVEILANS
• Penguatan peran serta masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan

• Penyediaan sumber daya yang KEMOPRO


mencukupi dalam Penanggulangan FILAKSIS
Kusta

Penyelenggaraan dilaksanakan
• Penguatan sistem Surveilans serta melalui upaya pencegahan dan
pemantauan dan evaluasi kegiatan pengendalian.
Penanggulangan Kusta
Strategi
• Advokasi Pemda, sasaran Eliminasi di 3 Kabupaten
•Dukungan dana APBN, APBD,CSR, NLR
•Penemuan kasus dan pengobatan dini (tanpa cacat) Promotif, Preventif
(pemeriksaan kontak,ICF, Kemoprofilaksis UKS dll), Kuratif dan Rehabilitatif
•Pemanfaatan data Keluarga Sehat memasukan Bercak
• Pelayanan yang terintegrasi
• Peningkatan kapasitas petugas
• Kesinambungan komitmen pemerintah daerah dan pusat

5
Kabupaten Seluruh
Belum 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Kabupaten/
Eliminasi Kota
Eliminasi

Eliminasi : Kuningan
Eliminasi: Cirebon

Eliminasi: Karawang

Eliminasi: Subang Eliminasi: Indramayu


Eliminasi:
Eliminasi:
Kab Bekasi
Angka Prevalensi <1/10.000 pddk
Peta Eliminasi Kusta 2018
Kab. Karawang

Kab.Bekasi
Kab.Subang Kab. Indramayu

Kab.Cirebon

Belum Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk) Sudah Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk)
Peta Eliminasi Kusta 2019
Kab. Karawang

Kab.Bekasi
Kab. Indramayu

Belum Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk) Sudah Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk)
Peta Eliminasi Kusta 2020
Kab. Karawang

Kab.Bekasi
Kab. Indramayu

Belum Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk) Sudah Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk)
Prevalensi/10.000 penduduk dan CDR/100.000 penduduk Tahun
2011-2020 (TW II) di Jawa Barat
5.50 5.18
5.00
5.00
4.77 4.6
4.50 4.34 4.3
4.1 4.1
4.00 4.06

3.50
3.00
2.50
2.00 Prev
1.50 CDR 1.37
1.00 0.53
0.54 0.51 0.5
0.56 0.48 0.44
0.50 0.50 0.49 0.48

0.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
PREVALENSI KASUS KUSTA/10.000 PENDUDUK TAHUN 2020 MENURUT
1.60

1.36
KAB/KOTA DI JAWA BARAT
1.40
1.21
1.20
1.05
1.00

0.80

0.60 Jawa Barat


0,44/10.000 Pddk
0.40

0.20

-
Jumlah Penderita Baru Kusta
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 s/d 2020

2500 2317
2185 2180
2119
2026 2046 2020
1987
2000 1877

1500 1353

Penderita Baru
1000

500

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
PENEMUAN KASUS Baru Kusta TAHUN 2020 PER Kab/Kota
di Provinsi Jawa Barat

250 237

209
200

160
150 135 132 Total Jawa Barat
115
1353 Kasus

100

55
50 43 42 40
33 31
23
16 15 14 9 6 6 5 5 5 2 - - - -
-
77%

72%

2019 2020

PROPORSI KASUS BARU TANPA CACAT


PROPORSI KASUS KUSTA BARU TANPA CACAT TAHUN 2020
MENURUT KAB/KOTA DI JAWA BARAT
120

100 100
100 100 100
100 100 100
89 87 85 83 81 79 79
80 77 76 76
73
67 66 64
60

44
40

20

0 0 0 0 0 -
0
PROPORSI CACAT TINGKAT II
TAHUN 2011 SD 2019 DI JAWA BARAT
15
14 13,04
13 13,85 12,06 12,57
12
11 11,74 10,64
10
9 9 9
8 8
7 7
6 Cacat Tk.2
5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
PROPORSI CACAT TINGKAT II TAHUN 2020 PER
KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

60

50

40

30

20 17 16
13 13
11
10 9 9
10 7
5 5 4
3 2
- - - - - - - - - - - - - -
-
ANGKA KESEMBUHAN (RFT)
RFT RATE MB
95%
94%
94%
93%
92%
91%
90%
89%
88%
88%
87%
86%
85%
2019 2020
PROPORSI Penderita Kusta MB menyelesaikan pengobatan tepat waktu di Jawa
Barat Tahun 2020
120

100 100
100 100 100
100 100 100 100 100 97
98 92 91
92 92 85 83 82 81 80
80 76
68

60
50

40

20

0 0 0 0
0
PROPORSI Penderita kusta pb menyelesaikan pengobatan tepat waktu di
jawa barat tahun 2020
120

100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 94
100 92 90

80 75
66

60

40

20

0 0 0 0 0 0 0 0 -
0
Proporsi Kasus Anak
Tahun 2011 sd 2020 di Jawa Barat

10 Anak 10

9,58
9 8,72 9 9
8,76

8 7,83

7,14
7 7 7
Anak

5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
KPD
(Kelompok Perawatan Diri)

Yang masih Aktif


1. Kab. Ciamis ( 1 KPD)
2. Kab. Cirebon (5 KPD)
3. Kab.Subang (5 KPD)
UPAYA ELIMINASI KUSTA

Promosi
Surveilans Kemoprofilaksis Penatalaksanaan
kesehatan

PENEMUAN Survei Cepat Desa SURVEILANS KUSTA PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN KAMPANYE


(RVS), Pasif / aktif Pengamatan KASUS DENGAN MULTI DISABILITAS
KASUS SECARA DRUG THERAPY (MDT)
ELIMINASI
Survei Kontak, disabilitas pada pasien yang Pengamatan disabilitas
sedang dalam pengobatan Pengelolaan MDT KUSTA (LEC)
AKTIF : Survei Sekolah dan dan setelah selesai
pada pasien yang sedang
Penemuan kasus Pencatatan Pelaporan dalam pengobatan dan
Target pengobatan
penggunaan MDT setelah selesai POKJA /KOMLI
tersangka oleh kader/ Pengamatan setelah selesai
pemeriksaan masyarakat pengobatan pada pasien
pengobatan

kusta adalah (Format bercak/ Self yang memiliki faktor resiko KHEMOPROFILAKSIS
Screening)
Pemetaan kasus Kusta /PEP++
80% dari total
penduduk. KUSTA
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENCAPAI TARGET
Intensifikasi Penemuan Kasus aktif berbasis keluarga dan masyarakat

Peningkatan jejaring layanan/integrasi & kolaborasi kegiatan


(Kusta-PIS PK)

Peningkatan advokasi & sosialisasi program Kasus Kusta

Peningkatan kapasitas pengelola program kusta

Mengawal implementasi Permenkes Penanggulangan Kusta dan


PNPK Kusta

Bersama mitra internasional (WHO, NLR) mengembangkan pilot


strategi inovasi: Desa Sahabat Kusta+kemoprofilaksis, e-learning
(skin apps, web-inar)

Mengupayakan agar Kusta tetap menjadi agenda prioritas nasional pada


periode RPJMN berikutnya (untuk mencapai target SDG 2030)
KEMOPROFILAKSIS
Syarat

penduduk yang menetap paling


singkat 3 (tiga) bulan pada daerah
Mencegah penularan Kusta pada orang yang yang memiliki kasus Kusta;
kontak dengan Pasien Kusta
berusia lebih dari 2 (dua) tahun;

Dilakukan terutama pada daerah yang


memiliki kasus kusta yang tinggi, tidak dalam terapi rifampisin dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;

Pemberian obat rifampisin dosis tunggal pada


orang yang kontak dengan Pasien Kusta tidak sedang dirawat di rumah
sakit;

Obat rifampisin diberikan oleh petugas


tidak memiliki kelainan fungsi ginjal
kesehatan dan wajib diminum langsung di dan hati;
depan petugas pada saat diberikan.
bukan suspek tuberkulosis;
bukan suspek Kusta atau
terdiagnosis Kusta; dan

bukan lanjut usia dengan


gangguan kognitif
KELOMPOK RISIKO PADA KUSTA
• Kontak dari penderita kusta mempunyai Penemuan kasus baru dalam kelompok kontak
risiko tinggi untuk tertular. Mereka telah
terpapar sebelum kasus terdiagnosa
sehingga dilaksanakan ujicoba pencegahan 160

dengan kemoprofilaksis (PEP) 140


• Kontak adalah kontak serumah, Tetangga
120
dan Sosial.

cases/10,000
• Per indeks kasus sekitar 20-50 orang dan 100

berdomisili di daerah itu lebih dari 3 bulan 80

• Kontak Serumah : dalam 1 rumah 60

• Kontak Tetangga : kira-kira 10 rumah 40


sekitar penderita
20
• Kontak Sosial : teman sekolah /
kerja yang bergaul 0
Masyarakat Kontak
dengan penderita umum Serumah
Kontak
Tetangga
Kontak
Sosial
minimal 20 jam
Moet perminggu
PENDEKATAN KEMOPROFILAKSIS

• Sasaran Kegiatan adalah • Sasaran adalah seluruh kontak • Pendekatan partisipasi masyarakat melibatkan anggota
keluarga, petugas kesehatan di desa, tokoh
seluruh penduduk di suatu (kontak serumah, tetangga, dan masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi
daerah sosial) dari pasien baru. kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat
• Daerah yang tidak termasuk dalam tinggal Pasien Kusta.

PENDEKATAN PARTISIPASI
• Butuh biaya dan tenaga kriteria daerah yang dapat melakukan • Masyarakat, khususnya anggota keluarga dapat melakukan
PENDEKATAN BLANKET

PENDEKATAN KONTAK
yang sangat besar, pemeriksaan diri (self screening) secara dini berdasarkan
pendekatan blanket ataupun informasi yang tercantum dalam alat bantu format
• Kriteria daerah : pendekatan partisipasi masyarakat pemeriksaan Kusta (self screening format/SSF).
• Masyarakat diberi waktu untuk melihat format serta
daerah yang memiliki • Keuntungan yaitu dapat menjadi

MASYARAKAT
melakukan pemeriksaan diri dan melaporkan saat petugas
angka penemuan kasus stimulan bagi petugas dan datang berkunjung untuk tindak lanjut pada waktu yang
baru > 5 per 100.000 masyarakat sehingga cakupan telah ditentukan.
pemeriksaan kontak dapat meningkat. • Kriteria daerah adalah :
penduduk. daerah beban tinggi yang memiliki kasus baru >5 per
daerah terisolir dengan • Kelemahan adalah kerahasiaan, 100.000 penduduk atau >30 kasus baru per tahun selama 3
dimana identitas index case dan tahun berturut-turut.
akses terbatas/sulit pasien baru yang terjaring lebih Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai.
(DTPK, daerah tertinggal). mudah diketahui oleh masyarakat • Keuntungan yaitu dapat meningkatkan diseminasi informasi
• daerah dengan pelayanan sekitar. Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko
penularan Kusta.
kesehatan (terutama • Beban kerja petugas lebih berat • Beban kerja petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta
Kusta) yang tidak karena rata-rata jumlah kontak yang relatif lebih ringan.
memadai/rutin harus diperiksa 20 orang. • Kelemahan yaitu masyarakat tidak akurat dalam
memberikan informasi dan mengenali gejala dini Kusta
sehingga Kemoprofilaksis Kusta tidak tepat sasaran

Mumugu, Kab. Asmat dan Kab. Sampang Jatim dan Kab. Kab. Sumenep Jatim
Maluku Tenggara Barat Bima NTB
ALUR PENDEKATAN BLANKET
ALUR PENDEKATAN
KONTAK
ALUR PENDEKATAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
SELF SCREENING FORMAT YANG DIGUNAKAN DALAM
KEMOPROFILAKSIS PENDEKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DESA SAHABAT KUSTA
TUJUAN
• Meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat
Inisiasi dengan dana Investasi pengetahuan • Meningkatkan pengetahuan dan
NLR pada tahun yang benar tentang
pertama, selanjutnya kusta kepada petugas
keterlibatan petugas kesehatan di
sharing budget
dengan Dinas
Puskesmas dan
kelompok potensial
Puskesmas
Kesehatan Kabupaten
dan Puskesmas mulai masyarakat desa
secara terus-menerus.
• Menemukan dan mengobati semua
tahun kedua dan
seterusnya. penderita yang ada

Kegiatan
bersifat Melibatkan TAHAPAN PELAKSANAAN Anggota
masyarakat yang
OYPMK. berpengaruh dan
berkesinambu
ngan.
1. Advokasi ke kabupaten didengar, yang
dicari orang jika

Dilaksanakan di
2. Pertemuan teknis di kabupaten seandainya
ditimpa masalah
Puskesmas
dengan beban
3. Pertemuan teknis di Puskesmas
kusta tinggi,
selanjutnya
4. Pertemuan kelompok potensial di desa
dilakukan mapping
untuk memilih
5. Penyuluhan di masyarakat (dan
desa-desa high pemeriksaan)
endemis.
6. Monitoring evaluasi
ISU LAINNYA

Penguatan
Jejaring Akselerasi
kerja dengan
RS,
penemuan dini dan
Organisasi penanganan
Profesi dll terintegrasi
Advokasi upaya
Intensifikasi penemuaan
pendekatan PIS-PK
kasus kusta dan dan kegiatan
frambusia  melalui program kesehatan
deteksi dini di pelayanan
kesehatan, survei desa, lainnya
pemeriksaan anak
sekolah, pemeriksaan
kontak bermitra dengan
Lintas Sektor lain baik
pemerintah maupun
swasta
PENUTUP
• Kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
• Pemutusan mata rantai penularan menjadi upaya prioritas
dalam mencapai eliminasi kusta
• Kegiatan meliputi promosi kesehatan, surveilans,
kemoprofilaksis, dan tatalaksana
• Pencatatan dan pelaporan kegiatan, penemuan kasus baru
maupun zero reporting berjenjang
• Perlu dukungan pemerintah setempat dan sector terkait
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai