Anda di halaman 1dari 20

SKRIPSI

FUNGSI DAN MAKNA ORNAMEN RUMAH ADAT SIMALUNGUN

SUATU KAJIAN SEMIOTIK

DIKERJAKAN OLEH :

NAMA : ADY MAIZAL SIAHAAN


NIM : 040703001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


FUNGSI DAN MAKNA ORNAMEN RUMAH ADAT

SIMALUNGUN KAJIAN SEMIOTIK

OLEH :

ADY MAIZAL SIAHAAN


040703001

Diketahui / disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Warisman Sinaga, M.Hum Dra.Asriaty.R.Purba, M.Hum


Nip.196207161988031002 Nip.196211221987032001

Ketua Departemen Sastra Daerah

Drs. Baharuddin, M.Hum


Nip. 196001011988031007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SASTRA DAERAH
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Ady Maizal Siahaan, “Fungsi Dan Makna Ornamen Rumah Adat Simalungun
Suatu Kajian Semiotik”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pematang Purba,
Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan Drs.Warisman Sinaga,
M.Hum dan Dra.Asriaty.R.Purba, M.Hum yang dilaksanakan pada bulan Juli 2009
sampai Juli 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis metode yaitu
Metode Deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak sebagaimana adanya, Metode Pengumpulan Data yang terbagi atas 3 yaitu
Metode Observasi langsung dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian
guna merancang pengumpulan data yang diperlukan, Metode Wawancara yaitu
melakukan wawancara terhadap informan yang dianggap dapat memberikan informasi
atau data-data tentang objek yang diteliti, Metode Kepustakaan (library research) yaitu
dengan mencari data dari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini dan
Metode Analisis Data yaitu kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh
suatu kebenaran atau ketidak-benaran dari suatu objek. Penganalisisan data dilakukan
dengan mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna ornamen rumah adat Simalungun.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil yaitu Ornamen yang berhasil dikumpulkan antara
lain Ornamen Suleppa, Ornamen Hambing Mardugu, Ornamen Pahu-Pahu Patundal
(Pakis Saling Bersandar ), Ornamen Gatip-Gatip (Kepala Ular Gatip), Ornamen
Jombut Uwou, Ornamen Tapak Raja Suleiman, Ornamen Bohi Bohi, Ornamen
Boraspati (Cicak ), Orname Bindu Matoguh, Ornamen Ipon-Ipon (Gigi-gigi), Ornamen
Pinar Bunga Hambili ( Daun Hambili), Ornamen Porkis Marodor ( Semut Beriring),
Ornamen Bodat Marsihutuhan ( Beruk Saling Berkutu), Ornamen Andorni Tabu
Mangganupi Desa, Ornamen Hail Putor (Kial Putar), Ornamen Pinar Sisikni
Tanggiling (Sisik Tenggiling), Ornamen Pinar Bunga Bongbong (Bunga Bongbong),
Ornamen Simarlipan-lipan ( Daun :Lipanlipan), Ornamen Pinar Paria-paria (Gambas
Paria), Ornamen Pinar Silombur Pinggan ( Daun Ramuan), Ornamen Bunga
SayurMatua ( Bunglon Bak Buaya). Ornamen yang terdapat dalam rumah adat
Simalungun tidak semua mengandung mistik akan tetapi diantaranya ada ornamen yang
hanya merupakan keindahan yang memperindah rumah adat Simalungun. Pembuatan
ornamen dengan melihat hal-hal yang terdapat di alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan
dan alam itu sendiri yang mereka yakini dapat memberikan perlindungan bagi mereka.
Ornamen diletakkan ditempat seperti tiang beranda, lesplang, sambahou, Nanggar, dan
lesplanghalipkip yang mana tempat tersebut merupakan kepercayaan yang memberikan
perlindungan bagi masyarakat Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberi rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses

pengerjaan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ FUNGSI DAN MAKNA ORNAMEN

RUMAH ADAT SIMALUNGUN SUATU KAJIAN SEMIOTIK”.

Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab, yakni bagian bab pertama adalah

pendahuluan yang dibagi atas: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan anggapan dasar, bagian bab kedua merupakan

tinjauan pustaka yang terdiri dari kepustakaan yang relevan, teori yang digunakan,

pada bab ketiga merupakan metode penelitian yang dibagi atas metode dasar, lokasi

penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan

data, metode analisis data. pada bab keempat merupakan sistem sosial budaya

masyarakat simalungun yang terdiri dari masyarakat, peta wilayah budaya dan

marga masyarakat simalungun, Sejarah terbentuknya pematang purba, Ornamen

Simalungun, dan pada bab terakhir yang merupakan kesimpulan dan saran,

diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari penulis kemudian ditutup dengan

daftar pustaka dan lampiran.

Judul ini diperoleh dan dimunculkan berdasarkan data-data yang diperoleh dari

beberapa informan yang aktif mengetahui Ornamen Rumah Adat Simalungun.

Penulis mengangkat judul ini karena sepanjang pengetahuan penulis Ornamen

Rumah Adat Simalungun ini belum pernah diangkat dan dianalisis ataupun

dibukukan.

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari, kalau skripsi ini belumlah sempurna. Penulis membuka diri

kepada semua pihak untuk memberikan saran serta masukan demi tercapainya

skripsi ini ke arah penyempurnaan.

Medan, Mei 2010

Penulis

( Ady Maizal Siahaan)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1..... Latar Belakang Masalah ............................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................... 5
1.5. Anggapan Dasar ........................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kepustakaan yang Relevan ........................................ 7
2.2. Teori yang Digunakan ............................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Metode Dasar ............................................................ 15
3.2. Lokasi Penelitian ....................................................... 16
3.3. Sumber Data Penelitian ............................................. 16
3.4. Instrumen Penelitian .................................................. 16
3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................ 17
3.6. Metode Analisis Data ................................................ 17

BAB IV Sistem Sosial Budaya Masyarakat Simalungun


4.1. Masyarakat ................................................................ 18
4.2. Peta Wilayah Budaya dan marga Masyarakat Simalungun 19
4.3. Sejarah terbentuknya pematang purba ....................... 22

ii
Universitas Sumatera Utara
4.4. Ornamen Simalungun .............................................. 25
4.4.1. Ornamen Ornamen Suleppat (Suleppat) ................... 26
4.4.2 Ornamen Hambing Marduga ................................... 28
4.4..3 Ornamen Gatip-Gatip (Kepala Ular Gatip) ................ 30
4.4.4 Ornamen Pahu-Pahu Patundal (Pakis Saling Bersandar ) 32
4.5.5 Ornamen Jombut Uwou (Jambul Merak) ................. 34
4.4.6 Ornamen Tapak Raja Suleman (Tapak Raja Suleiman) 36
4.4.7 Ornamen Bohi Bohi (Wajah-Wajah) ........................ 39
4.4.8 Ornamen Boraspati (cicak ) ..................................... 41
4.4.9 Ornamen Bindu Matoguh (Bindu Matoguh) ............. 44
4.4.10 Ornamen Ipon-ipon (Gigi-gigi) ................................. 46
4.4.11 Ornamen Pinar Bunga Hambili ( Daun Hambili) ...... 48
4.4.12 Ornamen Porkis Marodor ( Semut Beriring) ............ 50
4.4.13 Ornamen Bodat Marsihutuhan .................................. 52
4.4.14 Ornamen Andorni Tabu Mangganupi Desa ............... 54
4.4.15 Ornamen Hail Putor (Kial Putar) .............................. 55
4.4.16 Ornamen Pinar Sisikni Tanggiling ............................ 57
4.4.17 Ornamen Pinar Bunga Bongbong ............................ 59
4.4.18 Ornamen Simarlipan-lipan ........................................ 62
4.4.19 Ornamen Pinar Paria-Paria ....................................... 64
4.4.20 Ornamen Pinar Silobur Pinggan ............................... 66
4.4.21 Ornamen Bunga SayurMatua .................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Sarjana Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi

salah satu syarat ujian untuk meraih gelar Sarjana Sastra dalam bidang Bahasa dan

Sastra Batak di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

Hari/Tanggal : …………………….

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A..Ph.D

Nip : 1312098531

Panitia Ujian :

No Nama Tanda Tangan

1. ……………………………… ………………………...

2. ……………………………… …………………………

3. ……………………………… …………………………

4. ……………………………… …………………………

5. ……………………………… …………………………

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Ady Maizal Siahaan, “Fungsi Dan Makna Ornamen Rumah Adat Simalungun
Suatu Kajian Semiotik”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pematang Purba,
Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan Drs.Warisman Sinaga,
M.Hum dan Dra.Asriaty.R.Purba, M.Hum yang dilaksanakan pada bulan Juli 2009
sampai Juli 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis metode yaitu
Metode Deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak sebagaimana adanya, Metode Pengumpulan Data yang terbagi atas 3 yaitu
Metode Observasi langsung dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian
guna merancang pengumpulan data yang diperlukan, Metode Wawancara yaitu
melakukan wawancara terhadap informan yang dianggap dapat memberikan informasi
atau data-data tentang objek yang diteliti, Metode Kepustakaan (library research) yaitu
dengan mencari data dari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini dan
Metode Analisis Data yaitu kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh
suatu kebenaran atau ketidak-benaran dari suatu objek. Penganalisisan data dilakukan
dengan mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna ornamen rumah adat Simalungun.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil yaitu Ornamen yang berhasil dikumpulkan antara
lain Ornamen Suleppa, Ornamen Hambing Mardugu, Ornamen Pahu-Pahu Patundal
(Pakis Saling Bersandar ), Ornamen Gatip-Gatip (Kepala Ular Gatip), Ornamen
Jombut Uwou, Ornamen Tapak Raja Suleiman, Ornamen Bohi Bohi, Ornamen
Boraspati (Cicak ), Orname Bindu Matoguh, Ornamen Ipon-Ipon (Gigi-gigi), Ornamen
Pinar Bunga Hambili ( Daun Hambili), Ornamen Porkis Marodor ( Semut Beriring),
Ornamen Bodat Marsihutuhan ( Beruk Saling Berkutu), Ornamen Andorni Tabu
Mangganupi Desa, Ornamen Hail Putor (Kial Putar), Ornamen Pinar Sisikni
Tanggiling (Sisik Tenggiling), Ornamen Pinar Bunga Bongbong (Bunga Bongbong),
Ornamen Simarlipan-lipan ( Daun :Lipanlipan), Ornamen Pinar Paria-paria (Gambas
Paria), Ornamen Pinar Silombur Pinggan ( Daun Ramuan), Ornamen Bunga
SayurMatua ( Bunglon Bak Buaya). Ornamen yang terdapat dalam rumah adat
Simalungun tidak semua mengandung mistik akan tetapi diantaranya ada ornamen yang
hanya merupakan keindahan yang memperindah rumah adat Simalungun. Pembuatan
ornamen dengan melihat hal-hal yang terdapat di alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan
dan alam itu sendiri yang mereka yakini dapat memberikan perlindungan bagi mereka.
Ornamen diletakkan ditempat seperti tiang beranda, lesplang, sambahou, Nanggar, dan
lesplanghalipkip yang mana tempat tersebut merupakan kepercayaan yang memberikan
perlindungan bagi masyarakat Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai

suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki

kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang berbeda serta beraneka ragam. Hal

inilah menjadi kekayan bangsa, salah satunya suku Simalungun.

Suku Simalungun pada umumnya berdiam di daerah Kabupaten

Simalungun dan batas-batas wilayahnya meliputi, di sebelah Utara berbatasan

dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, di sebalah Timur berbatasan dengan

daerah Kabupaten Asahan, di sebelah Selatan berbatasan dengan daerah

Kabupaten Toba Samosir termasuk Pulau Samosir (Laut Tawar Danau Toba),dan

di sebelah Barat berbatasan dengan daerah Kabupaten Karo. Adapun daerah yang

didiami suku Simalungun di daerah Kabupaten Simalungun seperti Panei

Tongah, Saribu Dolok, Tanah Jawa, Pematang Raya, Pematang Purba dan lain-

lain. Di daerah tersebut dijumpai mayoritas suku Simalungun yang menggunakan

adat istiadat dan kebudayaan Simalungun. Salah satunya ornamen yang terdapat

di rumah adat Simalungun yang ada di desa Pematang Purba, Kecamatan Purba.

Kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia

dengan belajar.

Universitas Sumatera Utara


Koentjaraningrat (1971:5) mengatakan, “Kebudayaan ialah keseluruhan

sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar”. Dari pendapat

sarjana di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rumah adat Simalungun

merupakan hasil karya masyarakat Batak Simalungun pada zaman dahulu yang

mempunyai nilai religi yang tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian tentang tanda yang ditinjau dari segi

semiotik yang terfokus pada ornamen rumah adat Simalungun. Ornamen

merupakan suatu unsur yang memperindah bangunan, baik berupa bangunan

hunian biasa, rumah besar berupa bangunan adat, ataupun bangunan istana.

Pada hakikatnya, setiap bangunan diberi tanda hiasan-hiasan berupa

ornamen yang memberikan kesan keagungan serta keindahan pada bangunan

tersebut. Banyak bangunan tradisional berupa peninggalan masa lalu dilengkapi

dengan tanda hiasan-hiasan, baik berupa ornamen atau berupa pahatan-pahatan

maupun ukiran Penggunaan tanda hiasan-hiasan yang sering memberi suatu

makna khusus terhadap bangunan sehingga antara bangunan dengan hiasan

menjadi suatu kesatuan utuh dalam perwujudannya sebagai bangunan yang

diagungkan. Konsep penyatuan tanda hiasan pada bangunan merupakan suatu

tradisi yang dilakukan oleh para perancang bangunan pada masa lalu hingga

masa sekarang ini (Situmorang, 1997:54).

Rumah adat Simalungun merupakan bangunan tradisional yang ditandai

ornamen yang keseluruhan ornamen memiliki hal-hal yang berhubungan dengan

Universitas Sumatera Utara


lambang yang bermakna adat-istiadat. Pembuatan ornamen rumah adat

Simalungun akan melewati berbagai proses perencanaan yang matang dan tidak

terlepas dari adat-istiadat yang telah ditetapkan sebagai sumber hukum yang

berlaku di tengah-tengah masyarakat.

Ornamen yang dianalisis adalah ornamen yang khusus pada rumah adat

Simalungun, karena rumah adat Simalungun merupakan suatu bangunan

monumental yang sangat bernilai tinggi dengan ornamen yang melekat di

dinding rumah adat tersebut.

Menurut De Boer dalam Yanti (1920:1) mengatakan, “Ornamen adalah

suatu tanda desain tradisional yang sangat bernilai tinggi yang berkaitan erat

dengan mistik dan kepercayaan asli kesukuan, di mana ornamen tersebut

mempunyai makna dan kebahagiaan penghuninya”.

Sitepu (1996:202) mengatakan, “Seni ukir (ornamen) adalah tanda


sederhana untuk menolak bala menangkal roh jahat dan berupa pengobatan”.
Jadi ornamen yang terdapat di dinding rumah adat Simalungun pada zaman
dahulu bukan sekedar untuk keindahan saja, akan tetapi setiap lembar papan
yang dihiasi ornamen tersebut mempunyai makna yakni kekuatan gaib yang
menjaga si pemilik rumah dari mara bahaya.
Akan tetapi, saat sekarang ini, karena kemajuan zaman dan agama, maka

ornamen yang terdapat di dinding rumah adat Simalungun dianggap sebagai

hiasan belaka yang berfungsi memperindah bangunan.

Sitepu (1996:202) mengatakan bahwa dalam perkembangan dari waktu ke

waktu kebiasaan membuat ornamen tersebut tidak lagi dipandang dari segi

kekuatan daya penangkalnya, lukisan itu telah dipandang sebagai sesuatu yang

Universitas Sumatera Utara


memiliki daya keindahan sehingga dikembangkan sebagai suatu karya seni.

Sehingga pada saat sekarang ini ornamen dalam masyarakat Simalungun sudah

mengalami kepunahan. Hal ini disebabkan karena sedikit sekali ahli yang berniat

untuk menggali dan melestarikan kebudayaan - kebudayaan yang ada di daerah.

Di samping itu, untuk mendirikan rumah adat Simalungun bahannya sangat

sulit didapatkan, termasuk orang yang mengerti tentang pembuatan rumah dan

ukiran seni Simalungun pun pada saat ini sudah sangat jarang ditemui. Hal itu

dapat mengakibatkan hilangnya kebudayaan yang ada pada suatu daerah akibat

kurangnya para ahli yang mampu untuk menciptakan suatu karya seni (ornamen)

yang memiliki kekuatan. Pada saat sekarang ini ornamen dalam masyarakat

Simalungun hanya dipandang sebagai suatu yang memiliki keindahan sehingga

dikembangkan sebagai karya seni.

Untuk itulah, kekayaan budaya seperti rumah adat Simalungun sangat

perlu dijaga kelestariannya agar tidak mengalami kepunahan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bentuk ornamen apa sajakah yang terdapat pada rumah adat Simalungun?

2. Apakah fungsi ornamen rumah adat Simalungun?

3. Apakah makna ornamen rumah adat Simalungun?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dilakukan adalah :

1. Mengetahui bentuk ornamen pada rumah adat Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


2. Mengetahui fungsi ornamen dalam rumah adat Simalungun.

3. Mengetahui makna ornamen dalam rumah adat Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi masyarakat, dengan penelitian ini maka akan dapat menjadi motivasi

untuk mengenal ornamen rumah adat Simalungun lebih dalam lagi,

2. Sebagai bahan inventarisasi budaya Simalungun yang mulai hilang karena

perkembangan zaman,

3. Menjadi sumber informasi bagi mahasiswa di Depertemen Sastra Daerah

Fakultas Sastra USU Medan, khususnya tentang ornamen rumah adat.

1.5 Anggapan Dasar

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu membuat suatu anggapan

dasar. Menurut Anwar Syah dalam Yanti (2003:10), “Anggapan dasar adalah

titik tolak pemikiran haruslah berdasarkan kebenarannya” (tidak perlu

dibuktikan lagi). Dari pendapat sarjana di atas jelaslah bahwa anggapan dasar

haruslah berdasarkan kebenaran yang objektif, Maksud kebenaran yang objektif

di sini adalah bahwa anggapan dasar tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.

Karena itu, penulis menganggap bahwa ornamen rumah adat Simalungun

merupakan karya sastra yang memiliki nilai seni yang indah yang memberikan

fungsi dan makna bagi masyarakat Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka.

Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

masalah dalam suatu penelitian, paparan atau konsep-konsep tersebut bersumber

dari pendapat para ahli-ahli, emperisme (pengalaman penelitian), dokumentasi,

dan nalar penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Ada beberapa pendapat para ahli ilmuwan tentang semiotika, yaitu:

Leech (2001 : 191) mengatakan semiotika adalah teori tentang petanda dan

penanda dalam perkembangan semiotika modern. Muncul dua ahli yang menjadi

pelopor dalam bidang kajian semiotika yaitu Ferdinand de Saussure (1857 -

1913) dan Charles Sanders Pierce (1839 - 1914).

Ferdinand de Saussure (1991 : 1) mengatakan semiotika adalah ilmu

tentang tanda yang ada dalam kehidupan masyarakat. Semiotika memiliki dua

aspek, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk

formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda

adalah sesuatu yang ditandai oleh penanda itu yaitu artinya.

Pierce, mengatakan semiotika adalah setiap gagasan adalah tanda. Pierce

juga menekankan proses studi tanda. Semiotik bagiannya adalah doktrin dari sifat

esensial dan variasi fundamental dari semiosis.

Universitas Sumatera Utara


Pradopo (2001 : 71) mengatakan teori semiotika adalah ilmu tentang tanda-

tanda. Ilmu ini menganggap fenomena social masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Semiotika ini mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan,

yang memungkinan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Tanda adalah sesuatu

yang mewakili sesuatu yang lain berupa penglaman pikiran, perasaan, gagasan,

dan lain-lain, yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa melainkan berbagai

hal yang melingkupi kehidupan disekitar kita. Tanda berupa tulisan, karya seni,

sastra dan lukisan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

dengan judul. Adapun buku-buku yang digunakan dalam memahami dan

mendukung penelitian penulis adalah:

1. Buku yang berjudul Mengenal Lukisan dan Ukiran Tradisional

Simalungun, yang ditulis oleh M. D Purba dan S A Lingga Sitopu. Buku

ini membahas tentang bentuk, fungsi, dan makna Lukisan-Ukiran dalam

ornamen tradisional Simalungun Gorga

2. Yanti,(2003) : “Fungsi dan Makna Gorga (Ornamen) Dalam Masyarakat

Batak Toba” . Skripsi ini membahas tentang ornamen dalam rumah adat

Batak Toba, fungsinya dalam masyarakat Toba, dan makna yang terdapat

pada setiap ornamen yang ada pada masyarakat Batak Toba.

3. Buku karangan Sitepu Sempa, dkk (1996), yang berjudul Pilar Budaya

Karo. Di buku ini membahas tentang cara pembuatan,makna dan fungsi

ornamen dalam masyarakat Karo.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Teori yang Digunakan

Berdasarkan judul penelitian ini maka teori yang digunakan untuk

mendeskripsikan fungsi dan makna ornamen dalam rumah adat batak

Simalungun adalah teori semiotik. Kata semiotika berasal dari kata Yunani

semeion, yang berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah

cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi

penggunaan tanda. (Zoest 1993 : 1).

Menurut Peirce (2001) tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang.

Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain.

Yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai hal yang

dapat melingkupi kehidupan di sekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan,

karya seni, sastra, lukisan dan patung.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas ikon (icon), indeks

(index), dan simbol (symbol).

1. Ikon (icon) adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya

bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah

hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan;

misalnya, potret dan peta.

2. Indeks (index) adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah

antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,

Universitas Sumatera Utara


atau tanda yang langsung mengacu kepada kenyataan.Contoh yang paling

jelas adalah asap sebagai tanda adanya api.

3. Simbol (symbol) adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah

antar penanda dan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau

semena, hubungan bedasarkan konvensi atau (perjanjian) masyarakat.

Simbol yang terdapat pada ornamen yang ada pada rumah adat

Simalungun, diantaranya tercipta dan diciptakan atas dorongan pengaruh

lingkungan seperti alam, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ornamen

yang ada pada masyarakat Simalungun juga diletakkan pada tempat yaitu

Landasan dinding (sambahou), Tullak (alat tenun), Tiang rumah adat

Simalungun, Ragi panei, bulang-bulang, Tiang beranda, Bingkai jendelah pada

rumah adat, Kotak perhiasan, Lesplang atas, Tangan tangga dan pinggiran

sambahou dan senduk bambu yang tehnik pembuatannya diukir dan pada derpih

dengan cara membuat lubang membentuk gambar cicak yang membermakna

kekuatan pada derpih rumah adat.

Beberapa tempat tersebut dianggap sebagai tanda yang menghalangi

masuknya roh-roh jahat yang akan membinasakan orang yang berada di dalam

rumah adat dan yang memberikan perlindungan bagi anggota keluarga. Beberapa

tempat tersebut juga melatar-belakangi dari kekuatan pencipta, alam, dan

Universitas Sumatera Utara


penghancur. yang merupakan sumber dari kepercayaan setiap masyarakat

Simalungun.

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce (2003 : 43) membagi ikon

menjadi empat jenis :

1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras

menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan

orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.

2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh :foto,

diagram, peta, dan tanda baca.

3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda yang berdasarkan pengalaman

langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya

disebabkan oleh segala sesuatu. Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa

orang yang mandi di situ akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang

bermakna berbahaya, dilarang mandi di sini.

4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu.

Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.

Tanda yang ditunjukkan dicent sinsign dalam ornamen rumah adat Karo

ditunjukkan pada ornamen yang memiliki mistik yang merupakan penghalang

bagi roh-roh jahat di udara untuk masuk ke dalam rumah adat. Salah satunya

ornamen Boraspati (cicak). Ornamen Boraspati (cicak) merupakan pagar rumah

10

Universitas Sumatera Utara


yang menolak segala mahluk jahat untuk masuk ke rumah dan diletakkan pada

dinding rumah adat Simalungun.

Peirce membagi klasifikasi Indeks menjadi tiga jenis :

1. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum.

Misalnya, rambu lalu lintas.

2. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada obyek

tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku

itu?” dan dijawab, “Itu!”

3. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan

menunjuk subyek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar

di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka

yang dilarikan kerumah sakit.

Simbol yang terdapat pada ornamen yang ada pada rumah adat Simalungun,

di antaranya tercipta dan diciptakan atas dorongan pengaruh lingkungan seperti

alam, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Peirce membagi klasifikasi Simbol menjadi tiga jenis :

1. Rhematic Symbol atau Symbolic rheme, yakni tanda yang dihubungkan

dengan objeknya melalui asosiasi nilai umum. Misalnya, kita melihat gambar

harimau.Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian,

karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat

yang namanya harimau.

11

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai