SMK/MAK
Penulis 1. Gunawan, SE
2. Achmad Soleh, S.Sy
PUSAT PERBUKUAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Sambutan
Pengantar
Penulis
Ilmu Akuntansi adalah sebuah disiplin ilmu yang senantiasa terus berkembang.
Baik dalam bidang akademis maupun praktis. Perkembangan dalam tataran praktis
terutama dipicu oleh berkembangnya dunia bisnis yang sangat pesat dalam era
globalisasi dan yang didukung oleh berkembangnya ilmu teknologi informasi
dalam segala bidang yang terus-menerus berubah dengan kecepatan yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Kondisi seperti ini tentu saja berpengaruh pula terhadap
praktik-praktik akuntansi.
Pada situasi seperti ini lulusan sekolah menengah kejuruan yang di dalamnya
termasuk dari kompetensi keahlian akuntansi dan keuangan lembaga sangat dituntut
untuk memiliki kompetensi yang sangat memadai agar dapat bersaing dalam pasar
kerja yang relevan dan bersaing dalam hal kewirausahaan. Oleh sebab itulah buku
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kompetensi
yang dimaksud. Manfaat buku ini diharapkan tidak hanya akan diperoleh para
peserta didik, namun juga bagi para guru sebagai tenaga pendidik/pengajar, maupun
bagi masyarakat yang berminat pada bidang akuntansi pada umumnya. Pengalaman
Penulis sebagai praktisi pada DU/DI serta akademisi di bidang akuntansi dan
perbankan diharapkan pula akan dapat sedikit mewarnai buku ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya buku ini kami
para penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. M. Bakrun, MM, Direktur Pembinaan SMK KEMENDIKBUD RI.
2. Dr. Ir. Dewi Sartika, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
3. Dra. Otin Martini, M.Pd, Kepala Cabang Dinas Wilayang VIII, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa.
4. Para Pengurus MKKS SMK Negeri/Swasta Kabupaten Bandung.
5. Para Pengurus Koordinator Wilayah (Korwil) 1 MKKS SMK Negeri/Swasta
Kab. Bandung.
6. Rekan-rekan Guru dan Kepala Sekolah SMK Swasta/Negeri se-Kabupaten
Bandung.
Akhirnya, masukan berupa kritik dan saran amat diharapkan agar dapat terus-
menerus dapat menyempurnakan karya tulis kami di masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT meridhai amal kita semua. Amin.....
Penulis.
Daftar Tabel
Tabel 2.1 63
Bab 2 Tabel 2.2 65
Unsur-Unsur Dasar Akuntansi Tabel 2.3 65
Tabel 2.4 70
Tabel 5.1 170-171
Tabel 5.2 173
Tabel 5.3 176-177
Bab 5 Tabel 5.4 185
Tahap Pengikhtisaran Tabel 5.5 186
Tabel 5.6 187
Tabel 5.7 188
Tabel 5.8 189
Tabel 6.1 223
Tabel 6.2 224
Tabel 6.3 225
Tabel 6.4 226
Tabel 6.5 228
Tabel 6.6 234
Bab 6 Tabel 6.7 235
Tahap Pelaporan Tabel 6.8 235
Tabel 6.9 236
Tabel 6.10 241
Tabel 6.11 253
Tabel 6.12 254
Tabel 6.13 255
Tabel 6.14 256
Tabel 6.15 257
Tabel 6.16 258
Tabel 6.17 263
Tabel 6.18 264
Tabel 6.19 265
Tabel 6.20 266
Tabel 6.21 267
Tabel 6.22 268
Tabel 6.23 268
Tabel 6.24 269
Tabel 7.1 288
Tabel 7.2 288
Tabel 7.3 289
Tabel 7.4 289
Tabel 7.5 290
Tabel 7.6 291
Tabel 7.7 291
Tabel 7.8 292
Tabel 7.9 296
Tabel 7.10 296
Bab 7 Tahap Penutupan Tabel 7.11 297
Tabel 7.12 297
Tabel 7.13 297
Tabel 7.14 301
Tabel 7.15 301
Tabel 7.16 301
Tabel 7.17 302
Tabel 7.18 303
Tabel 7.19 303
Tabel 7.20 303
Tabel 7.21 303
Daftar Gambar
Nomor dan
Nomor Bab Halaman
Nama Tabel
Gambar 1.1 3
Gambar 1.2 5
Gambar 1.3 5
Gambar 1.4 6
Gambar 1.5 6
Gambar 1.6 7
Gambar 1.7 7
Bab 1 Gambar 1.8 8
Perusahaan dan Akuntansi Gambar 1.9 8
Gambar 1.10 9
Gambar 1.11 10
Gambar 1.12 14
Gambar 1.13 17
Gambar 1.14 17
Gambar 1.15 20
Gambar 1.16 24
Gambar 2.1 49
Gambar 2.2 51
Gambar 2.3 53
Gambar 2.4 54
Gambar 2.5 55
Bab 2 Gambar 2.6 56
Unsur-Unsur Dasar Akuntansi Gambar 2.7 57
Gambar 2.8 57
Gambar 2.9 58
Gambar 2.10 59
Gambar 2.11 60
Gambar 2.12 61
Gambar 2.13 67
Gambar 3.1 85
Gambar 3.2 89
Bab 3 Gambar 3.3 90
Persamaan Dasar Akuntansi Gambar 3.4 92
Gambar 3.5 94
Bab 4
Gambar 4.1 112
Tahap Pencatatan dan Penggolongan
Bab 5
Gambar 5.1 146
Tahap Pengikhtisaran
Gambar 6.1 200
Gambar 6.2 208
Bab 6 Gambar 6.3 229
Tahap Pelaporan
Gambar 6.4 236
Gambar 6.5 259
Gambar 7.1 284
Bab 7 Gambar 7.2 293
Tahap Penutupan
Gambar 7.3 298
PETA BUKU
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
1. Memahami pengertian, 1. Memahami pengertian, 1. Mengelompokkan 1. Memahami jenis dan 1. Jenis Perusahaan dan
tujuan, peran akuntansi tujuan, peran akuntansi pihak-pihak yang bentuk perusahaan Organisasinya
dan pihak-pihak yang dan pihak-pihak yang membutuhkan 2. Memahami 1.1 Perusahaan dan
membutuhkan membutuhkan informasi akuntansi karakteristik Jenis Usahanya
informasi kuntansi informasi akuntansi sesuai perannya perusahaan 1.2 Bentuk Organisasi
2. Memahami jenis-jenis 2. Memahami jenis-jenis 2. Mengelompokkan 3. Memahami makna dan Perusahaan dan
profesi akuntansi profesi akuntansi profesi akuntansi definisi akuntansi Jenis Usahanya
(bidang-bidang 3. Memahami jenis dan 3. Mengelompokkan jenis secara umum dan 2. Ruang Lingkup
spesialisasi akuntansi, bentuk badan usaha dan bentuk badan usaha khusus Akuntansi
pentingnya etika 4. Menjelaskan standar 2.1 Pengertian
profesi) akuntansi Akuntansi
3. Memahami jenis-jenis 5. Menjelaskan bidang 2.2 Standar Akuntansi
profesi akuntansi pekerjaan yang ada 2.3 Bidang Pekerjaan
(bidang-bidang dalam dunia akuntansi Akuntansi
spesialisasi akuntansi, 6. Memahami 2.4 Para Pengguna
pentingnya etika karakteristik kualitatif Informasi
profesi) informasi akuntansi Akuntansi
7. Mengidentifikasi para 2.5 Tujuan Akuntansi
pengguna akuntansi 2.6 Fungsi dan Manfaat
8. Memahami tujuan Akuntansi
akuntansi 2.7 Asumsi Dasar
9. Memahami fungsi Akuntansi
akuntansi
10. Memahami manfaat
akuntansi
11. Memahami asumsi
dasar akuntansi
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 15JP X @ 45menit
Materi : UNSUR-UNSUR DASAR AKUNTANSI
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
1. Menganalisis jurnal 1. Menganalisis jurnal 1. Membuat jurnal 1. Memahami konsep 1. Ayat Jurnal
penyesuaian penyesuaian penyesuaian pencatatan berbasis kas Penyesuaian
2. Menganalisis perkiraan 2. Menganalisis perkiraan 2. Menyusun laporan dan akrual 1.1 Konsep Pencatatan
untuk menyusun untuk menyusun neraca keuangan 2. Memahami sifat dan Berbasis Kas dan
lajur sebagai pembantu 3. Menyusun laporan
neraca lajur sebagai proses penyesuaian Akrual
dalam membuat laporan penutupan siklus
pembantu dalam 3. Mengidentifikasi akun- 1.2 Sifat dan Proses
keuangan akuntansi
membuat laporan 3. Menganalisis perkiraan akun yang Penyesuaian
keuangan untuk menyusun tahap memerluklan 1.3 Menerapkan Ayat
penyesuaian Jurnal Penyesuaian
penutupan laporan 4. Menerapkan ayat jurnal 1.4 Perbedaan Antara
keuangan penyesuaian untuk Jurnal Koreksi
biaya yang dibayar Dan Penyesuaian
dimuka. Soal Latihan dan
5. Menerapkan ayat jurnal Solusinya
penyesuaian untuk Tugas Mandiri
pendapatan yang
diterima dimuka 2. Neraca Lajur
6. Menerapkan ayat jurnal 2.1 Tujuan Dibuatnya
penyesuaian untuk Neraca Lajur
beban yang masih 2.2 Menerapkan
harus dibayar Neraca Lajur
7. Menerapkan ayat
jurtnal penyesuaian
untuk pendapatan yang
masih harus diterima.
8. Menerapkan ayat jurnal
penyesuaian untuk
penyusutan aset tetap
9. Memahami perbedaan
antara jurnal koreksi
dan penyesuaian
10. Menerapkan jurnal
koreksi
11. Memahami neraca
lajur/kertas kerja
12. Menerapkan konsep
pencatatan dalam
format kertas kerja
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PENGIKHTISARAN
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar
1. Menganalisis perkiraan 1. Memahami makna 1. Menerapkan laporan 1) Memahami makna 1. Laporan Keuangan
untuk menyusun tahap pelaporan dalam keuangan dalam bentuk tahap pelaporan dalam 1.1 Pengertian Laporan
neraca lajur sebagai siklus akuntansi. laporan perubahan siklus akuntansi. Keuangan
pembantu dalam 2. Memahami urutan modal. 2) Memahami urutan 1.2 Tujuan Laporan
Keuangan
membuat laporan laporan keuangan 2. Menerapkan laporan laporan keuangan
2. Bentuk Laporan
keuangan sebagai tahap keuangan dalam bentuk sebagai tahap Keuangan
2. Menyusun laporan pelaporan siklus laporan neraca pelaporan siklus 2.1 Laporan Laba Rugi
keuangan akuntansi. keuangan. akuntansi.
3. Memahani tujuan 3. Menerapkan laporan 3) Memahani tujuan 2.1.1 Batasan-Batasan
laporan keuangan. keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan Laba
4. Memahami unsur- laporan arus kas. 4) Memahami unsur- Rugi
unsur dalam laporan unsur dalam laporan 2.1.2 Pengakuan
Pendapatan dan
keuangan. keuangan.
Keuntungan
5. Menerapkan laporan 5) Menerapkan laporan 2.1.3 Pengakuan
keuangan dalam keuangan dalam Beban dan
bentuk laporan bentuk laporan Kerugian
laba/rugi. laba/rugi. 2.1.4 Unsur-Unsur
6) Menerapkan laaporan Laporan Laba
keuangan dalam Rugi
bentuk laporan 2.1.5 Menerapkan
perubahan modal. Laporan Laba
7) Menerapkan laporan Rugi
keuangan dalam 2.2 Laporan Perubahan
Modal
bentuk laporan neraca
2.2.1 Unsur-Unsur
keuangan. Laporan
8) Menerapkan laporan Perubahan
keuangan dalam Modal
bentuk laporan arus 2.2.2 Menerapkan
kas. Laporan
Perubahan
Modal
2.3 Laporan Neraca
2.3.1 Batasan-Batasan
Neraca
2.3.2 Unsur-Unsur
Neraca
2.3.3 Menerapkan
Laporan Neraca
2.4 Laporan Arus Kas
2.4.1 Penggolongan
Komponen
Laporan Arus
Kas
2.4.2 Ilustrasi
Laporan
Keuangan
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 15JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PENUTUPAN
KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang perusahaan dan
akuntansi antara lain:
1 1
PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI
2
Organisasi, bisnis, manufaktur, merchandising, service, entitas, investor,
proprietorship, partnership, corporation, capital stock, deviden, standar akuntansi,
debitor, kreditor, kas, inflasi, aktiva/Aset, pasiva/kewajiban.
Gambar 1.1
3
Salah satu faktor penunjang peningkatan bidang perekonomian adalah
dengan adanya perusahaan. Dengan banyak terbentuknya suatu perusahaan,
maka peningkatan ekonomi juga semakin berkembang, jika dalam suatu
perusahaan mengalami kemajuan dan perkembangan dari sistem
pengelolaan organisasinya.
4
Contoh perusahaan manufaktur, di antaranya adalah perusahaan
pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik,
perusahaan perakit mobil, computer, dan sebagainya.
Gambar 1.2.
Perusahaan perakit
mobil. Dalam
kegiatannya membuat
dan menyusun
bagian-bagian mobil,
sehingga menjadi
kesatuan
barang/produk siap
jual (mobil)
Gambar 1.3.
Perusahaan pembuat
makanan.
Dalam kegiatannya
mengolah bahan
mentah menjadi bahan
jadi yang siap
dipasarkan/dijual.
5
Gambar 1.4.
Perusahaan
pembuat sepatu.
Dalam
kegiatannya
mengubah
bahan baku,
bahan setengah
jadi sampai
dengan barang
siap dijual.
Gambar 1.5.
Supermarket.
Jenis perusahaan
dagang
yang menjual
barang/
produk
jadi
yang siap untuk
dijual, tanpa
mengolahnya
terlebih dahulu.
6
Gambar 1.6.
Toko buku
Jenis
perusahaan
dagang yang
menjual barang
jadi, dan siap
dipasarkan
Gambar 1.7.
Toko pakaian
Jenis perusahaan dagang
yang kegiatannya menjual
barang siap pakai
(pakaian).
3. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya
memproduksi/menjual suatu produk yang tidak berwujud atau jasa.
Perusahaan jenis ini tidak menjual barang secara berwujud tetapi
menjual jasa kepada para pelanggan. Pada perusahaan jasa kegiatan
operasionalnya memprioritaskan pelayanan jasa kepada
masyarakat/pelanggan dalam upaya untuk memperoleh keuntungannya.
7
Contoh perusahaan jasa, di antaranya adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pelayanan transportasi (jasa angkut), pelayanan
kesehatan (rumah sakit), jasa konsultan, telekomunikasi, dan
sebagainya.
Gambar 1.8.
Perbankan
jenis perusahaan jasa
yang melayani nasabah
sebagai
aktivitas/operasional
perusahaan
Gambar 1.9.
Jasa konsultan
Jenis perusahaan
jasa yang kegiatan
operasionalnya
melayani
masyarakat dalam
rangka mencari
laba
8
Gambar 1.10.
Pelayanan
kesehatan
Jenis
perusahaan jasa
yang kegiatan
operasionalnya
melayani
masyarakat.
9
apabila perusahaan mengalami pailit maka para kreditor berhak untuk
menyita kekayaan (Aset) pribadi pemilik perusahaan, jika perusahaan
sebelumnya bersangkutan dengan kreditor dalam menjalankan
usahanya, seperti bagaimana pemilik perusahaan mendapatkan Aset
pokok maupun Aset lainnya. Dalam melakukan pengambilan keputusan
usaha seluruhnya berada dalam kendali dan kebijakan satu orang.
Gambar 1.11.
Usaha
perbengkelan
Bentuk
organisasi
perusahaan
perorangan
10
2) Seluruh keuntungan yang diperoleh akan menjadi milik pribadi.
Bentuk perusahaan perorangan memungkinkan menerima jumlah
prosentase maksimal laba yang dihasilkan perusahaan.
3) Adanya kebebasan dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.
Pemilik perusahaan perorangan tidak perlu melakukan konsultasi
dengan orang lain dalam mengambil keputusan yang berhubungan
dengan tindakan dalam penanganan operasional perusahaan.
4) Perusahaan perorangan tidak memerlukan laporan keuangan atau
informasi sedetail mungkin yang berhubungan dengan masalah
keuangan perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.
5) Pengorganisasian perusahaan cenderung lebih ringkas dan hemat
biaya. Karena jenis perusahaan ini hanya dimiliki oleh satu orang, jadi
bentuk penanganan operasionalnya tidak akan banyak melibatkan
organisasi lain/kelompok lain, sehingga tidak perlu adanya anggaran
biaya untuk membayar pihak lain.
11
4) Minimnya kesempatan perusahaan untuk berkembang karena ruang
lingkup perusahaan berada pada posisi yang sama dalam jangka
waktu yang tidak menentu.
5) Keberlangsungan perusahaan cenderung tidak terjamin karena sangat
tergantung kepada pemilik perusahaan. Apabila terjadi hal yang tidak
terduga terhadap pemilik perusahaan, seperti sakit keras, meninggal
dunia atau sebab lain, maka jalannya perusahaan dapat terancam
bahkan berhenti total.
12
kekayaan/harta pribadinya disediakan untuk mencukupi pembayaran
utang perusahaan. Karakteristik lain dari perusahaan persekutuan adalah
mutual agency, artinya setiap anggota sekutu adalah wakil atau
perantara perusahaan dimana tindakan dari setiap anggota sekutu ini
akan mengikat perusahaan secara keseluruhan dan menjadi kewajiban
bagi seluruh anggota sekutu. Aset yang diinvestasikan ke dalam
perusahaan oleh setiap anggota sekutu akan menjadi milik bersama
(joint Asets) bagi seluruh anggota sekutu yang ada. Nantinya, ketika
firma dibubarkan, klaim dari setiap anggota sekutu terhadap kekayaan
perusahaan akan diukur berdasarkan pada jumlah saldo modal masing-
masing para anggota.
13
Gambar 1.12.
Bursa modal
Bentuk organisasi
perusahaan
persekutuan
14
4) Beban resiko yang ditanggung oleh perusahaan tidak terlalu
berat. Salah satu karakteristik jenis perusahaan ini adalah
terdapat beberapa anggota sekutu dalam status kepemilikan,
artinya beban resiko yang harus dihadapi akan dipegang oleh
semua anggota pemilik perusahaan.
15
3. Perusahaan Perseroan (Corporation)
Perusahaan perseroan merupakan perusahan yang modal dalam usaha
dan kepemilikan perseronya terbagi ke dalam lembar saham. Modal
perusahaan diperoleh dari hasil penjualan saham kepada para pemegang
saham (stockholders) yang dinamakan sebagai modal saham (capital
stock). Keunggulan utama dari bentuk persero adalah adanya potensi
atau kemampuan perusahaan dalam meningkatkan atau mendapatkan
sejumlah besar dana atau sumber daya ekonomi dengan cara
menerbitkan dan menjual saham. Dalam persero memiliki ketentuan
bahwa kewajiban pemegang saham kepada kreditor perusahaan hanya
sebatas pada besarnya investasi atau jumlah saham yang dibeli (dimiliki)
Public corporation adalah persero yang sahamnya diperdagangkan
secara luas kepada publik di pasar modal (bursa efek), sedangkan
nonpublic corporation adalah persero yang sahamnya tidak
diperdagangkan kepada publik, melainkan hanya kepada sekelompok
kecil investor. Persero memiliki umur yang tidak terbatas, artinya
persero tidak akan berhenti beroperasi (dibubarkan) dengan adanya
pengunduran diri dari salah seorang investor yang melepas kepemilikan
sahamnya dari perseroan. Persero tidak seperti halnya perusahaan
perorangan maupun perusahaan persekutuan, di mana pajak dikenakan
baik pada tingkatan individu (pajak atas deviden yang diterima investor)
maupun atas penghasilan (laba) perusahaan.
Contoh dari bentuk perusahaan perseroan meliputi, PT. PLN, PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT. Kereta Api Indonesia (KAI),
PT. Garuda indonesia, PT. Pertamina, dan sebagainya.
16
Gambar 1.13.
PT Kereta Api
Indonesia.
Gambar 1.14.
PT Pertamina
17
2) Kelangsungan perusahaan dari berbagai aspek lebih terjamin.
Perusahaan perseroan memiliki badan hukum yang dapat
menjamin kelangsungan perusahaan. Badan hukum inilah yang
juga dapat membuat perusahaan perseroan memiliki umur
perusahaan yang tidak terbatas (sesuai dengan asumsi
kesinambungan usaha/going concern).
3) Memudahkan pemindahan hak milik dengan menjual saham
kepada pemegang saham lainnya.
4) Sistem manajemen dan spesialis yang terdapat pada perusahaan
perseroan sangat memungkinkan pengelolaan sumber-sumber
modal untuk digunakan secara efisien.
5) Memiliki kemudahan dalam mencari pegawai/tenaga kerja
perusahaan.
6) Kekayaan/harta pemilik dan perusahaan dapat dipisahkan.
7) Adanya pembagian keuntungan berupa deviden bagi para
pemegang saham.
18
5) Kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan. Dalam
perusahaan perseroan pemilik saham terbesar memiliki peran
dan kontribusi besar yang berhubungan dengan kelangsungan
kegiatan perusahaan, hal inilah yang dapat membuat
kepemilikan perusahaan berpindah tangan jika adanya investor
lain yang menanamkan saham lebih besar pada perusahaan.
6) Banyaknya peraturan pemerintah yang mengikat serta harus
terpaku pada regulasi pemerintahan yang berkuasa.
Berdasarkan materi dan penjelasan tentang perusahaan diatas, maka tugas anda:
1. Carilah dan amati bentuk perusahaan yang ada di daerah tempat tinggal kamu,
kemudian klasifikasikan perusahaan yang telah anda amati dan jelaskan
menurut jenisnya, bentuk organisasi dan karakteristiknya.
2. Presentasikan hasil pengamatanmu tentang perusahaan.
19
2. Ruang Lingkup Akuntansi
2.1 Pengertian Akuntansi
Gambar 1.15
20
Adapun pengertian akuntansi secara khusus menurut para ahli, di
antaranya:
21
4) Dr. M. Gede
Menurut Dr. M. Gede, akuntansi adalah ilmu pengetahuan terapan dan
seni pencatatan dimana pengolahannya dan analisa catatan tersebut
dilakukan secara terus-menerus berdasarkan aturan dan sistem tertentu,
sehingga tersusun suatu laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari pimpinan perusahaan atas kinerjanya.
22
Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), yang digunakan untuk badan usaha atau bisnis yang memiliki
akuntabilitas publik, seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan,
BUMN, dan sebagainya.
3) PSAK Syariah
PSAK Syariah merupakan pedoman standar akuntansi yang dapat
digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan syariah, seperti bank
syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Standar
ini terdiri dari kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan
laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah.
23
2.3 Bidang Pekerjaan Akuntansi
Gambar 1.16
24
Akuntansi keuangan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
berfokus pada semua catatan transaksi perusahaan secara
periodik/periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan.
Pada proses penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan prinsip akuntansi berdasarkan
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
25
5) Pemeriksaan Internal (Internal Auditing)
Auditor internal mengevaluasi efisiensi dan efektifitas kinerja unit/divisi
maupun perusahaan secara keseluruhan serta memastikan bahwa
seluruh kegiatan operasional perusahaan telah berjalan sesuai dengan
prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Auditor internal tidak memberikan opini mengenai kewajaran tentang
laporan keuangan dari perusahaan dimana ia bekerja, melainkan hanya
memberikan rekomendasi/saran-saran perbaikan untuk peningkatan
efisiensi dan efektifitas.
26
berhubungan dengan masalah bentuk pemeriksaan keuangan pada
instansi dan lembaga negara terkait.
27
1) Direktur dan Manajer Keuangan
Untuk menentukan mampu atau tidak suatu perusahaan dalam melunasi
utang dan kewajiban secara tepat waktu kepada kreditor (banker,
supplier), maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai
besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat jatuh tempo
pinjaman/utang.
2) Kreditor
Tujuan penggunaan informasi untuk kreditor adalah untuk
mengevaluasi tingkat resiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang.
28
Dalam hal ini, kreditor dapat meminimalisir resiko dengan cara mencari
tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitor melalui
laporan keuangan debitor yang bersangkutan.
3) Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
(wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besar pajak
penghasilan yang harus disetor ke kas negara. Pemerintah juga perlu
menganalisis dari laporan keuangan yang berprinsip kepada standar
akuntansi pemerintah untuk mengukur meningkat atau menurunnya
jumlah anggaran untuk kepentingan kepemerintahan.
29
Adapun tujuan akuntansi secara umum antara lain:
1) Menyediakan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber
ekonomi perusahaan.
2) Memberikan informasi mengenai keuangan, baik aktiva maupun pasiva
dalam perusahaan.
3) Menyediakan informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk membantu
pengguna laporan tersebut.
4) Memberikan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu dalam
pembuatan estimasi potensi keuntungan perusahaan.
30
berbagai sektor usaha. Selain itu akuntansi juga memiliki beberapa fungsi
lain dalam perusahaan, di antaranya:
a) Recording Report
Recording report atau merekam catatan transaksi dalam perusahaan
secara sistematis dan kronologis merupakan salah satu fungsi
akuntansi. Rekam catatan transaksi ini kemudian dikirim ke tahap
laporan akuntansi berikutnya secara berurutan untuk mengetahui
profit dan loss dari bisnis pada akhir periode akuntansi.
c) Mengkomunikasikan Hasil
Laporan yang telah dibuat dalam kegiatan akuntansi yang dilakukan
dalam organisasi/perusahan akan dijadikan sebagai acuan untuk
strategi bisnis periode berikutnya, dengan melihat hasil yang
diperoleh dari laporan keuangan.
d) Membuat Ringkasan
Aktivitas meringkas ini melibatkan penyajian data rahasia dengan
penyampaian yang bisa dimengerti dan berguna bagi pengguna
informasi akuntansi internal maupun eksternal dari laporan akuntansi
tersebut. Aktivitas ini mengarah pada penyusunan laporan neraca
saldo, laporan laba rugi, dan neraca dimana laporan ini berkaitan
dengan ringkasan penggolongan aset dan penggambaran dari kondisi
nilai semua harta perusahaan serta berkaitan dengan laba/rugi dari
semua kegiatan akuntansi yang ada pada perusahaan.
31
e) Mengklasifikasikan
Fungsi akuntasi sebagai klasifikasi adalah berkaitan dengan analisis
sistematis dari semua data yang telah dicatat. Dengan adanya
klasifikasi tersebut akan memudahkan dalam pengelompokan jenis
transaksi yang ada pada perusahaan.
32
3) Untuk mengontrol dan mengendalikan keuangan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
4) Untuk dijadikan sebagai alat evaluasi perusahaan.
5) Untuk menjadikan dasar dan acuan dalam mengalokasikan sumber
daya yang ada dalam perusahaan.
Dalam prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, terdapat empat asumsi
dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara
keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah:
33
Sebagai contoh, sebuah kendaraan kantor dibeli dengan harga 17 juta
rupiah, maka kendaraan kantor yang baru dibeli tersebut dapat dicatat
sebesar harga perolehannya dengan satuan mata uang (unit moneter) dalam
rupiah. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam
satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan
pelanggan, tingkat kepuasan pekerja, jumlah karyawan yang berhenti, dan
sebagainya.
34
beroperasi (exist) dalam jangka waktu yang panjang maupun waktu yang
tak terbata. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak aka nada
penyusutan atas Aset tetap, karena Aset tetap yang dibeli tidak akan dicatat
sebesar harga perolehannya melainkan dicatat sebesar nilai pada saat
perusahaan dilikuidasi. Demikian juga terdapat penggolongan lancar dan
tidak lancar atas aset dan kewajiban.
Jadi, dalam praktik akuntansi yang berlaku secara umum, penyusutan atas
aset tetap dan penggolongan aset serta kewajiban lancar dan tidak lancar
timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha.
35
Sejarah Perkembangan Bidang-bidang akuntansi mulai diterapkan di
akuntansi dan akuntan di Indonesia sejak tahun 1642, tetapi bukti yang
Indonesia jelas terdapat pada pembukuan Amphioen
Societeit di Jakarta sejak 1747. Kemudian
akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU
Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870
sehingga bermunculan para pengusaha swasta
Belanda yang menanamkan modalnya di
Indonesia. Praktik akuntansi di Indonesia bisa
ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar
17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642. Bukti
dari praktik akuntansi di Indonesia pada tahun
1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Societeit yang
berkedudukan di Jakarta. Pada era ini, Belanda
memperkenalkan sistem pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping) yang
dikembangkan oleh Luca Pacioli.
Pengiriman Van Schagen menjadi titik tolak
berdirinya Jawatan Akuntan Negara
Government Accountant Dienst yang terbentuk
pada tahun 1915. Akuntan publik yang pertama
adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan
36
kantor di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian
kantor ini diikuti oleh kantor akuntan yang lain,
yaitu kantor akuntan H. Y. Voerens pada tahun
1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak
Belasting Accountant Dienst. Tidak ada orang
Indonesia yang bekerja sebagai akuntan pada era
penjajahan. Orang Indonesia pertama yang
bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie
yang diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21
September 1929.
37
Dari uraian materi pembelajaran ruang lingkup akuntansi di atas, buatlah laporan
ringkasan mengenai:
38
Pokok Uraian Definisi
Perusahaan adalah sebuah organisasi/badan usaha yang dibentuk
atau dikelola oleh individu maupun kelompok
yang di dalam kegiatannya memiliki
operasional jual beli suatu produk (barang dan
atau jasa), dengan tujuan menghasilkan
keuntungan kepada para pelanggannya.
Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai
suatu lembaga dalam bentuk organisasi
dimana operasional dan kegiatannya terdapat
semua faktor produksi dengan tujuan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan motif
keuntungan.
Jenis-jenis perusahaan dapat a. Perusahaan Manufaktur, adalah badan
dibedakan menjadi 3 (tiga), usaha yang kegiatan usahanya mengolah
yaitu: bahan baku menjadi bahan yang siap dijual
dengan mengalami proses produksi
sebelumnya.
b. Perusahaan Dagang, adalah badan usaha
yang kegiatan usahanya menjual barang
jadi yang siap untuk dijual tanpa proses
produksi barang sebelumnya.
c. Perusahaan Jasa, adalah badan usaha yang
kegiatan usahanya memproduksi/menjual
suatu produk yang tidak berwujud atau
jasa.
39
Karakteristik dan bentuk a. Perusahaan Perorangan (Proprietorship),
organisasi perusahaan, adalah bentuk organisasi dari perusahaan
dibedakan menjadi 3 (tiga), yang pemilik perusahaannya bertanggung
yaitu: jawab secara pribadi atas seluruh
kewajiban maupun tuntutan hukum yang
ditujukan kepada perusahaan.
b. Perusahaan Persekutuan (Partnership),
adalah perusahaan yang kepemilikannya
dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
dibentuk atas dasar komitmen bersama
dalam kegiatan organisasinya
c. Perusahaan Perseroan (Corporation),
merupakan perusahan yang modal dalam
usaha dan kepemilikan perseronya
terbagi ke dalam lembar saham.
Berdasarkan definisi secara akuntansi dapat diartikan sebagai sistem
umum, informasi keuangan yang memberikan laporan
kepada para pengguna informasi akuntansi
atau kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap proses dan hasil kinerja
serta kondisi keuangan dalam suatu
perusahaan.
Berdasarkan pengertian Akuntansi didefinisikan sebagai proses suatu
tujuan akuntansi secara kegiatan yang meliputi pengidentifikasian,
umum pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan
pelaporan yang berkaitan dengan proses
keuangan yang terjadi bisnis suatu organisasi
ataupun perusahaan.
40
4 (empat) pilar dalam standar 1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-
akuntansi di Indonesia (jenis- Internasional Financial Report Standard
jenis prinsip akuntansi): (PSAK)
2. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP)
3. PSAK Syariah
4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
41
Para pengguna informasi 1) Internal
akuntansi a. Direktur dan Manajer Keuangan
b. Direktur Operasional dan Manajer
Pemasaran
c. Manajer dan Supervisor Produksi
2) Eksternal
a. Investor
b. Kreditor
c. Pemerintah
d. Badan pengawas
e. Ekonom, Praktisi, dan Analis
Tujuan Akuntansi A. Secara umum
a) Menyediakan informasi mengenai
perubahan pada berbagai sumber
ekonomi perusahaan
b) Memberikan informasi mengenai
keuangan, baik aktiva maupun
pasiva dalam perusahaan
c) Menyediakan informasi lainnya
terkait laporan keuangan untuk
membantu pengguna laporan
tersebut
B. Secara khusus
a) Menyediakan informasi dalam
bentuk laporan pencatatan atas
transaksi yang terjadi dalam
perusahaan, seperti laporan
pembuatan jurnal umum
42
b) Menyediakan informasi laporan
keuangan yang bertujuan untuk
menggolongkan jenis transaksi dan harta
perusahaan, seperti laporan
penggolongan buku besar dan neraca
saldo
c) Menyediakan informasi laporan dengan
tujuan untuk proses pengikhtisaran
keuangan dalam bentuk penyesuaian
perhitungan dan kertas kerja
d) Menyediakan informasi keuangan dalam
bentuk laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca
keuangan serta arus kas.
Fungsi akuntansi 1) Recording Report
2) Melindungi Properti dan Aset
3) Mengkomunikasikan Hasil
4) Membuat Ringkasan
5) Mengklasifikasikan
6) Analisis dan menafsirkan
Manfaat akuntansi 1) Untuk memberikan informasi keuangan
sebagai dasar membuat keputusan
manajerial.
2) Untuk memberikan informasi /laporan
kepada pihak internal maupun eksternal.
3) Untuk mengontrol dan mengendalikan
keuangan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
4) Untuk dijadikan sebagai alat evaluasi
perusahaan.
43
5) Untuk menjadikan dasar dan acuan dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada
dalam perusahaan.
Asumsi dasar akuntansi 1) Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit
Assumption)
2) Asumsi Kesatuan Usaha
(Economic/Business Entity Assumption)
3) Asumsi Periode Akuntansi
(Accounting/Time Period Assumption)
4) Asumsi Kesinambungan Usaha (Going
Concern Assumption
44
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas!
45
REFLEKSI BAB 1
46
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang unsur-unsur
dasar akuntansi antara lain:
47
UNSUR – UNSUR DASAR AKUNTANSI
48
Akun, aktiva, pasiva, Aset lancar, Aset tidak lancar, residu, transaksi peripheral,
transaksi insidentil, chart of account (COA), analisis, saldo.
1. REKENING
1.1 Pengertian Rekening
Gambar 2.1
49
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai keterkaitan antara
perusahaan dan akuntansi. Tujuan utama digunakannya akuntansi dalam
perusahaan adalah untuk mencatat semua kegiatan yang berhubungan
dengan operasional perusahaan, terutama aktivitas keuangan/pendanaan
perusahaan, baik melibatkan organisasi intern maupun ekstern.
Oleh sebagian besar masyarakat, akuntansi dipandang sebagai suatu disiplin
yang bersifat sangat teknis, yang hanya bisa dipahami oleh akuntan-akuntan
professional. Padahal, dalam kenyataannya hampir setiap orang
mempraktekkan sebagian dari teknik-teknik akuntansi dalam aktivitasnya
sehari-hari. Seperti halnya membuat anggaran dapur keluarga, mengecek
kebenaran buku tabungan, mengelola catatan keuangan untuk pengeluaran
sehar-hari, dan lain sebagainya merupakan contoh-contoh pemanfaatan
teknik-teknik akuntansi.
50
identitas untuk setiap jenis transaksi yang digunakan untuk mencatat
kegiatan operasional perusahaan. Banyak sedikitnya jumlah rekening dalam
perusahaan tergantung oleh banyaknya macam transaksi dalam perusahaan
dan jenis usaha yang dijalankannya. Semakin banyak jenis transaksi yang
berbeda, maka semakin banyak pula jumlah rekening (akun) dalam suatu
perusahaan.
Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi
dasar dasar penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi
tentang operasi perusahaan dari waktu ke waktu. Misalnya, dari akun
perusahaan dapat mengetahui jumlah tagihan perusahaan kepada
pelanggannya, jumlah kewajiban perusahaan kebada kreditornya, besarnya
pendapatan perusahaan, dan informasi lainnya.
Gambar 2.2
51
Di dalam standar akuntansi, terdapat 10 (sepuluh) unsur laporan keuangan
yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan. Unsur-unsur inilah yang nantinya akan membentuk struktur
sebuah laporan keuangan. Unsur-unsur laporan keuangan tersebut di
klasifikasi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama mencangkup tiga
jenis unsur, yaitu Aset (harta), kewajiban, dan ekuitas (aset bersih).
Kelompok pertama ini menggambarkan jumlah sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan dan besarnya klaim atau tuntutan kreditor maupun pemilik
modal terhadap sumber daya tersebut pada waktu/periode tersebut.
52
1. Aset (Harta)
Gambar 2.3
Aset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau
peristiwa dimasa lalu/periode waktu sebelumnya. Aset juga merupakan
sumber ekonomi yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat
transaksi sebelumnya dan memiliki manfaat di masa yang akan datang.
Selain itu Aset merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
53
memiliki umur pemakaian di atas satu tahun, dan mengalami
penyusutan per tahunnya.
2. Kewajiban
Gambar 2.4
Kewajiban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu utang lancar, dan utang
jangka panjang. Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, seperti kewajiban yang
timbul karena adanya pembelian jasa atau barang secara kredit, biaya
54
yang masih harus dibayar, dan sebagainya. Sedangkan utang jangka
panjang adalah kewajiban yang memiliki jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena adanya transaksi yang
dilakukan perusahaan untuk membeli sejumlah peralatan maupun
pinjaman modal kepada bank, atau pembelian secara kredit lainnya yang
mengharuskan pelunasannya membutuhkan jangka waktu yang lama
(diatas 1 tahun),karena jumlah nilai yang relatife besar.
3. Ekuitas (Modal)
Gambar 2.5
55
disertai nama sekutu, dan akuntansi modal pada perusahaan perseroan
disebut modal saham.
Gambar 2.6
56
5. Distribusi oleh Pemilik
Gambar 2.7
Distribusi oleh pemilik adalah penurunan ekuitas (Aset bersih) entitas
yang disebabkan oleh penyerahan Aset, atau terjadinya kewajiban
entitas kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik ini akan menurunkan
bagian kepemilikan (modal) entitas.
6. Laba Komprehensif
Gambar 2.8
57
Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas entitas sepanjang
suatu periode sebagai akibat dari transaksi dan peristiwa serta keadaan-
keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik. Hal ini meliputi
seluruh perubahan dalam ekuitas yang terjadi sepanjang suatu periode,
tidak termasuk perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan
distribusi kepada pemilik.
7. Pendapatan
Gambar 2.9
58
Pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha, dan pendapatan di luar
usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha, seperti pada perusahaan jasa akan
memperoleh pendapatan usaha karena telah menjual jasanya, kemudian
perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur akan memperoleh
pendapatan usaha karena telah menjual produk/barang yang dipasarkan.
Sedangkan pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha/bukan merupakan bagian
dari usaha pokok perusahaan melainkan hasil yang diperoleh setelah
hasil pokok didapatkan, seperti pendapatan komisi, pendapatan bunga
dan pendapatan lainnya.
8. Beban
Gambar 2.10
Beban adalah arus keluar Aset atau penggunaan lainnya atas Aset atau
terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari
keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan
59
barang/produk yang hendak dijual atau dipasarkan, atau aktivitas
lainnya yang merupakan operasi utama perusahaan. Beban juga dapat
didefinisikan sebagai pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan.
Beban dibedakan atas beban usaha dan beban lainnya, dimana beban
usaha merupakan beban yang berhubungan langsung dengan aktivitas
pokok perusahaan, sedangkan beban lain-lain adalah beban-beban yang
tidak berhubungan langsung dengan aktivitas pokok perusahaan, artinya
beban lain-lain disebabkan oleh pengeluaran biaya untuk kegiatan
operasional perusahaan yang tak terduga/yang sebelumnya belum
dianggarkan.
9. Keuntungan
Gambar 2.11
60
Keutungan adalah kenaikan dalam ekuitas (Aset bersih) entitas yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau transaksi insidentil, dimana
keduanya merupakan transaksi di luar operasional utama dan atau
transaksi yang jarang terjadi/jarang dan dari seluruh transaksi lainnya,
serta peristiwa yang mempengaruhi entitas perusahaan, tidak termasuk
yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
10. Kerugian
Gambar 2.12
61
keuangan dalam catatan terpisah. Catatan inilah yang harus menjadi
dasar dalam pencatatan laporan keuangan suatu perusahaan dan dunia
bisnis. Selain itu akun juga berfungsi sebagai identitas atas transaksi
yang bersangkutan yang terjadi dalam periode akuntansi.
62
5. Memudahkan dalam perbaikan data-data atau catatan-catatan yang
mengalami perubahan yang disebabkan oleh kesalahan pengguna
atau terjadinya transaksi tambahan.
Berikut adalah daftar kode akun dan nama akun yang disususn
sistematis secara umum berdasarkan urutan dan tingkatan jenis akun,
serta penggolongan akun (chart of accounts) yang paling sederhana.
Tabel 2.1
63
1.5 Asuransi dibayar di muka
1.6 Beban dibayar dimuka
Aset tidak lancar
1.7 Peralatan kantor
1.8 Perabot kantor
1.9 Bangunan
KEWAJIBAN
2.1 Utang usaha
2.3 Utang wesel
2.4 Beban yang masih harus dibayar
64
Bentuk baku dalam penyusunan chart of accounts dan yang telah
diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan
kode (nomor) 1 selalu dimulai dari akun-akun aset, lalu diikuti dengan
akun-akun dari kelompok kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.
Untuk aset yang tergolong lancar, urutan
penyusunannya/penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan
urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aset yang paling likuid (lancar),
lalu diikuti dengan piutang, dan seterusnya.
Tabel 2.2
1 Aktiva 5 Beban
4 Pendapatan dst
65
Kas adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain
yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat
diambil setiap saat. Selain uang tunai/logam, yang termasuk kedalam kas adalah
cek, surat berharga yang bisa dicairakan/ditukar dengan uang tunai.
Piutang usaha adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang berkaitan dengan
tagihan terhadap kosumen/pelanggan, dimana konsumen/pelanggan tersebut
memiliki utang yang disebabkan adanya transaksi sebelumnya.
Perlengkapan adalah suatu harta (berupa alat/barang) yang dimiliki perusahaan
untuk melengkapi suatu pekerjaan atau kegiatan bisnis, yang memiliki masa
manfaat tidak lebih dari 1 tahun.
Asuransi dibayar dimuka adalah bagian dari premi asuransi yang telah dibayar
akan tetapi belum berlaku pada saat pelaporan neraca keuangan.
Peralatan/perabot kantor adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat
yang memiliki kegunaan untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Istilah
peralatan dalam akuntansi mengacu kepada mesin, perabot, peralatan kantor,
computer, mesin dan sebagainya, yang memiliki masa manfaat lebih dari 1
tahun.
Utang adalah kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang/aktiva,
yang disebabkan oleh adanya transaksi secara kredit yang dilakukan perusahaan
dengan entitas lain.
Sewa diterima dimuka adalah sewa yang sebenarnya belum merupakan hak
perusaan, tapi jumlah uang sewa tersebut sudah terlebih dahulu diterima oleh
perusahaan.
Prive adalah pengambilan har/aktiva yang dilakukan oleh pemilik perusahaan
untuk kepentingan pribadi. Dalam laporan keuangan perusahaan, jika adanya
kegiatan operasional prive, maka kegiatan ini harus tetap dicatat/dibukukan.
66
2. ATURAN DEBIT DAN KREDIT
2.1 Pengertian Debit dan Kredit
Gambar 2.13
67
sebagai uang yang diambil dari rekening bank, dan kredit dipandang sebagai
uang yang tersedia untuk dibelanjakan atau dipinjam dari bank.
Debit dan kredit dalam akuntansi berperan penting dan harus diterapkan
sebagai dasar pencatatan transaksi. Oleh karena itu debit dan kredit tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga debit dan kredit memberikan
makna kondisi dari transaksi yang telah dicatat. Debit dan kredit memiliki
sifat yang berbeda, jika nilai debit bertambah maka kredit akan berkurang.
Dan jika kredit naik, maka debit akan berkurang.
Debit berasal dari kata latin (debere) yang berarti berhutang. Debit dalam
istilah akuntansi dibuat disisi kiri akun buku besar (tahap penggolongan
akun), yang mana ketika ada penambahan dalam aset, biaya, dan kerugian
atau pengurangan pendapatan, kuntungan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Jika sisi debit dari akun melebihi sisi kredit, maka nilai tersebut dianggap
sebagai nilai (saldo) debit.
Kredit berasal dari kata latin (credere) yang berarti untuk mempercayakan.
Berbeda dengan debit, kredit dibuat disisi kanan akun buku besar (tahap
penggolongan akun), dimana ketika ada penambahan pendapatan,
keuntungan, kewajiban, dan ekuitas pemilik atau penggunaan aset, biaya
dan kerugian. Jika sisi kredit dari akun melebihi sisi debit, itu dianggap
sebagai saldo kredit.
68
Seperti halnya sistem pencatatan double entry, dalam penulisan debit dan
kredit laporan keuangan, dikenal dengan istilah lawan. Akun lawan adalah
suatu transaksi yang dapat mempengaruhi minimal 2 akun. Misalnya, pada
transaksi pembelian peralatan yang dilakukan oleh perusahaan secara utang,
maka akun yang terpengaruh berdasarkan transaksi tersebut adalah aktiva,
dimana aktiva dalam bentuk peralatan akan mengalami penambahan
(karena baru saja membeli) dan akun lawannya adalah akun utang, hal ini
disebabkan karena transaksi pembelian yang dilakukan secara utang, maka
perusahaan akan jadi memiliki utang.
69
Telah dijelaskan di muka bahwa akun digunakan untuk mencatat
penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam transaksi yang
bersangkutan. Oleh karena adanya ketentuan/aturan debit dan kredit
tersebut, maka penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam akun
dapat dinyatakan dalam debit dan kredit.
Maka aturan pencatatan debit dan kredit serta saldo normal (nilai akun)
untuk berbagai jenis akun, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Saldo
Jenis Akun Penambahan Pengurangan
Normal
Aktiva Debit Kredit Debit
Jika harta bertambah, maka posisi pencatatan harus di debit dan jika
harta berkurang maka posisi pencatatan di sebelah kredit.
Jika kewajiban (utang) bertambah, maka posisi harus dicatat di sebelah
kredit dan jika mengalami pengurangan maka posisi pencatatan harus
di debit.
70
Jika modal bertambah, maka posisi harus di kredit dan jika modal
berkurang maka posisi harus di kredit.
Jika terjadi penambahan prive, yaitu adanya pemakaian harta
perusahaan untuk kepentingan pemilik, maka posisi prive dicatat di
sebelah debit, dan jika mengalami pengurangan, yaitu dikembalikannya
harta perusahaan yang telah dipakai maka posisi prive di sebelah kredit.
Jika akun pendapatan mengalami penambahan/bertambah, pencatatan
ini dilakukan disebelah kredit, dan jika pendapatan berkurang maka
dicatat di sebelah debit.
Jika beban mengalami penambahan/bertambah, maka dicatat di sebelah
debit, dan jika mengalami pengurangan dicatat di sebelah kredit
71
a. Pertama akan mempengaruhi jenis akun aktiva (harta) yaitu berupa akun
perlengkapan. karena perlengkapan ini telah di beli, maka nilai
perlengkapan akan bertambah, sehingga jika perlengkapan bertambah
harus dicatat disisi sebelah debit. Hal ini disebabkan bahwa pelengkapan
tergolong kedalam aktiva, dan aktiva bertambah dicatat di sebelah debit
(lihat tabel 2.4).
Perlengkapan Rp 200.000
Kas Rp 200.000
Jika dipencatatan dalam bentuk tabel maka dapat dicatat seperti berikut:
72
nomor/kode pada masing-masing akun. Kolom debit dan kredit diisi
jumlah nominal pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.
73
terjadi atas transaksi terhadap akun. Sehingga setiap transaksi hanya
cukup dianalisis dan kemudian dicatat dengan konsep debit dan kredit.
74
Luca Pacioli Seorang penemu ilmu akuntansi adalah Luca
Penemu Ilmu Pacioli yang dikenal sebagai seorang pendeta
Akuntansi dari Ordo Fransiskus. Akuntansi mulai
dikenal dari bukunya yang berjudul Summa
de Arithmetica Geometria, Proportioni et
Proportionalita tahun 1494. Terdapat dua bab
terkait akuntansi yang dibahas di dalam buku
tersebut, yaitu de Computis et Scripturis.
Didalam bab tersebut telah dipaparkan
pembahasan terkait double entry sekaligus
pengenalan debit dan kredit.
75
Pokok Uraian Definisi
Rekening adalah akun yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi keuangan dalam
operasional perusahaan. Rekening juga
merupakan identitas untuk setiap jenis
transaksi yang digunakan untuk mencatat
kegiatan operasional perusahaan
76
d. Investasi yang dimiliki oleh pemilik,
adalah kenaikan ekuitas/modal (Aset
bersih) entitas yang dihasilkan dari
penyerahan sesuatu yang bernilai oleh
entitas lain untuk memperoleh atau
meningkatkan bagian kepemilikannya.
e. Laba komprehensif, adalah perubahan
dalam ekuitas entitas sepanjang suatu
periode sebagai akibat dari transaksi dan
peristiwa serta keadaan-keadaan lainnya
yang bukan bersumber dari pemilik
f. Pendapatan, adalah hasil atau penghasilan
yang diperoleh oleh perusahaan dari
aktivitas keuangan yang terjadi dalam
periode tertentu.
g. Beban, adalah arus keluar Aset atau
penggunaan lainnya atas Aset atau
terjadinya (munculnya) kewajiban entitas
(atau kombinasi dari keduanya) yang
disebabkan oleh pengiriman atau
pembuatan barang/produk yang hendak
diijual atau dipasarkan, atau aktivitas
lainnya yang merupakan operasi utama
perusahaan.
77
c. Catatan-catatan atau data yang ada lebih
mudah dikontrol, dibandingkan, dan
dianalisis dengan tepat
d. Mempermudah dalam memproses hasil-
hasil catatan atau data yang telah diperoleh
dan pemrosesan tersebut akan lebih
terkontrol dengan baik
e. Memudahkan dalam perbaikan data-data
atau catatan-catatan yang mengalami
perubahan yang disebabkan oleh
kesalahan pengguna atau terjadinya
transaksi tambahan
78
j. beban dibayar dimuka
k. peralatan kantor
l. perabot kantor
m. gedung/bangunan
n. utang bank
Ekuitas pemilik
a. modal
b. prive
Pendapatan
a. pendapatan usaha
b. pendapatan sewa
c. pendapatan bunga
d. pendapatan lain-lain
Beban
a. beban gaji
b. beban iklan
c. beban sewa kantor
d. beban utilitas
e. beban lain-lain
79
penggolongan akun), dimana ketika ada
penambahan pendapatan, keuntungan,
kewajiban, dan ekuitas pemilik atau
penggunaan aset, biaya dan kerugian
Saldo
Jenis Akun Penambahan Pengurangan
Normal
80
Dari uraian dan penjelasan materi mengenai unsur- unsur dasar
akuntansi, maka tugas anda adalah:
81
REFLEKSI BAB 2
82
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang persamaan dasar
akuntansi, antara lain:
83
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Jenis Transaksi
84
Transaksi, Aset, liabilities, equity, payable, bank loan, prive, passiva.
1. TRANSAKSI
1.1. Pengertian Transaksi
Gambar 3.1
85
Dalam akuntansi, sumber data yang dikumpulkan, dianalisis hingga diproses
menjadi pembukuan laporan keuangan, diperoleh dari kegiaatan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi bisnis dalam periode waktu tertentu.
Kegiatan ini akan menjadi aktivitas rutin sebagai operasional utama
berdasarkan jenis usaha bisnis yang dijalankannya. Selain itu dalam
akuntansi cukup banyak kegiatan yang dilakukan pengguna akuntansi dan
pelaku ekonomi yang melibatkan pihak-pihak tertentu, yang saling
berhubungan di dalam dunia usaha. Kegiatan inilah yang dikenal dengan
istilah transaksi. Dimana transaksi merupakan kejadian yang dapat
mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha/organisasi
perusahaan. Setiap transaksi yang dilakukan oleh badan usaha akan
mempengaruhi komposisi susunan aktiva, kewajiban, dan modal. Ketiga
unsur inilah yang menjadi komponen persamaan dasar akuntansi.
Secara umum, transaksi akuntansi adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dimana transaksi dilakukan dengan cara menjual ataupun membeli
barang/jasa. Transaksi juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan dua belah pihak yang dapat menyebabkan perubahan terhadap
harta atau keuangan yang dimiliki oleh masing-masing pihak, baik
perubahan penambahan maupun pengurangan. Dalam transaksi terdapat
sebuah adiministrasi transaksi, yaitu bukti transaksi yang didapatkan dari
adanya transaski yang dilakukan. Bukti transaksi ini memiliki manfaat selain
dapat dijadikan bukti, juga digunakan sebagai data untuk pembukuan di
dalam akuntansi serta memiliki manfaat sebagai keabsahan/legalitas
transaksi.
Sebuah transaksi yang dilakukan oleh badan usaha memiliki tujuan utama
yaitu untuk menghasilkan laba, selain itu dengan adanya transaksi yang
melibatkan banyak pihak, sebuah badan usahapun dapat memiliki
kesempatan dalam mengembangkan usaha ,karena memiliki kerjasama
86
melalui transaksi, seperti melakukan penjualan, kerjasama dengan klien,
memperluas jaringan penjualan, dan lain sebagainya.
87
organisasi luar di antara menjual barang/jasa ke pelanggan sebagai
bentuk operasional utama perusahaan, membeli barang dagangan dari
pemasok, membayar pajak ke instansi yang dituju, dan transaksi
eksternal lainnya.
88
2. KOMPONEN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Gambar 3.2
89
terjadi transaksi harus dicatat seimbang dalam dua aspek. Aspek tersebut
adalah aktiva (harta), kewajiban, dan modal.
Gambar 3.3
Piutang usaha dikatakan aset karena piutang ini nantinya akan dapat
dicairkan/dikonversi dari piutang menjadi uang kas sebagai hasil dari
penagihan atas transaksi penjualan, piutang usaha mencerminkan hak
90
perusahaan untuk menagih kepada pelanggan (customer) demi
mendapatkan uang kas. Bagi perusahaan dagang, salah satu yang menjadi
aset utama perusahaan adalah adanya persediaan dagang, dimana
perusahaan dagang merupakan aset yang nantinya akan dijual oleh
perusahaan kepada pelanggan untuk mendapatkan piutang jika dilakukan
transaksi penjualan persediaan barang dagang secara kredit, maupun untuk
mendapatkan uang/kas jika dilakukan transaksi penjualan persediaan barang
dagang secara tunai. Sedangkan untuk aset berbentuk perlengkapan toko
dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, bangunan, peralatan/perabot
kantor, serta kendaraan operasional dikatakan aset karena bentu aset ini
memiliki manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk digunakan/dikonsumsi
selama periode akuntansi.
91
2.2 Kewajiban (Liabilities)
Gambar 3.4
92
dimana supplier sebagai penjual yang berarti memiliki hak/klaim atas
aset pembeli.
93
2.3 Ekuitas (Equity)
Gambar 3.5
94
Rumusan persamaan akuntansi di atas sifatnya baku (mutlak), dimana
kewajiban (liabilities) harus ditempatkan dahulu sebelum modal/ekuitas
(equity). Ini memiliki arti bahwa kreditor memiliki hak pertama atas
kekayaan perusahaan, setelah sisa aset/harta yang masih ada barulah
merupakan hak pemilik dana/pemegam saham.
95
13 Maret Tuan Alva mengambil uang tunai untuk kepentingan
pribadi sebesar Rp 3.000.000,00.
15 Maret Tuan Alva telah membantu klien dalam menyelesaikan
laporan keuangan, akan tetapi Tuan Alva belum menerima
pembayaran dari klien tersebut senilai Rp 15.000.000,00
sehingga Tuan Alva membebankan tagihan kepada klien
atas transaksi ini.
18 Maret Dibayar utang atas pembelian perlengkapan yang terjadi
pada tanggal 5 Maret.
21 Maret Diterima sebagian pembayaran atas jasa yang telah
diberikan pada transaksi tanggal 15 Maret yang lalu
sebesar Rp 15.000.000,00.
25 Maret Dibayar beban listrik dan telepon dengan total
pembayaran sebesar Rp 1.000.000,00.
31 Maret Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 5.000.000,00.
96
Penjelasan analisis transaksi:
1 Maret Kas perusahaan menjadi bertambah (terbentuknya
modal) sebagai akibat adanya transaksi penyetoran
uang tunai dari pemilik (Tuan Alva) ke dalam
perusahaan. Uang kas ini akan dijadikan sebagai
modal awal untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Dalam menyusun persamaan dasar
akuntansi, jumlah sisi kiri harus sama dengan jumlah
sisi kanan, oleh sebab itu kas bertambah dan modal
juga bertambah
4 Maret Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran atas beban sewa
kantor. Dalam menyusun persamaan dasar akuntansi,
jumlah sisi kiri haruslah sama dengan jumlah sisi
kanan. Maka dari itu kas berkurang dan akan
mempengaruhi pengurangan modal juga, hal ini
terjadi karena beban yang telah terjadi (apalagi telah
dibayarkan) bersifitat mengurangi modal.
5 Maret Uang kas perusahaan tidak terpengaruh (tidak
berkurang) karena perlengkapan dibeli secara kredit
(tidak dilakukan secara tunai). Saldo perlengkapan
dan utang menjadi bertambah. Nilai perlengkapan
bertambah dikarenakan telah adanya transaksi
pembelian perlengkapan tersebut, dan jumlah utang
bertambah, sekali lagi ini dikarenakan pembelian
tersebut dilakukan secara kredit. Semua transaksi
yang dilakukan secara kredit, akan menambah
jumlah/saldo utang.
8 Maret Sama halnya seperti transaksi yang terjadi pada
tanggal 4 Maret. Uang kas perusahaan menjadi
97
berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas
beban iklan. Agar persamaan dasar akuntansi
menjadi seimbang (balance) maka kas berkurang dan
mempengaruhi modal, yang juga mengalami
pengurangan nilai.
11 Maret Kas bertambah karena perusahaan menerima uang
dari klien atas jasa yang telah diberikan. Pendapatan
dari klien ini otomatis akan menambah modal
perusahaan. Dari segi persamaan dasar akuntansi, kas
bertambah dan modal juga bertambah. Perhatikan
juga bahwa pendapatan bersifat selalu menambah
modal, sepanjang jasa tersebut telah diberikan atau
telah terjadi.
Uang kas perusahaan menjadi berkurang karena
13 Maret adanya pengambilan pribadi untuk Tuan Alva.
Dalam akuntansi untuk perusahaan perorangan
maupun persekutuan, istilah pengambilan untuk
kepentingan pribadi dikenal sebagai prive, seperti
yang telah di jelaskan diawal, dan bukan dianggap
sebagai beban perusahaan. Akan tetapi, prive ini
memiliki sifat yang sama dengan beban dalam hal
mengurangi nilai modal. Persamaan dasar akuntansi
menjadi seimbang dengan berkurangnya kas
demikian juga modal. Akun beban merupakan
komponen dari laporan laba/rugi sedangkan akun
prive merupakan komponen dari laporan
modal/ekuitas pemilik.
15 Maret Uang kas perusahaan tidak berpengaruh (tidak
bertambah) karena perusahaan belum menerima
pembayaran dari klien. Akan tetapi, karena
98
perusahaan telah memberikan jasanya kepada klien,
namun belum dibayar maka perusahaan memiliki hak
(Aset) untuk menagih. Dalam hal ini, piutang usaha
akan timbul demikian juga pendapatan. Pendapatan
bersifat menambah modal. Jadi, persamaan
akuntansinya adalah piutang usaha sama dengan
modal.
18 Maret Uang kas perusahaan berkurang karena dipakai untuk
membayar utang atas pembelian perlengkapan yang
dilakukan secara kredit pada tanggal 5 Maret yang
lalu. Persamaan dasar akuntansinya adalah kas
berkurang sedangkan modal juga berkurang.
21 Maret uang kas perusahaan bertambah sebagai hasil dari
penerimaan tagihan yang telah dibebankan kepada
klien pada tanggal 15 Maret yang lalu. Dalam hal ini,
berarti jumlah piutang usaha menjadi berkurang
dengan diterimanya kas, karena adanya pelunasan
dari pihak klien. Perlu diperhatikan, bahwa modal
tidaklah terpengaruh meskipun ada penerimaan kas
karena pendapatan telah diakui dan telah menambah
modal pada tanggal 15 Maret yang lalu, yaitu pada
saat perusahaan memberikan jasa kepada klien. Jadi,
pendapatan akan diakui dan menambah modal bukan
pada saat uang kas diterima melainkan pada saat jasa
telah diberikan.
25 Maret Sama halnya seperti transaksi pada tanggal 4 dan 8
Maret. Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya
transaksi pembayaran atas beban listrik dan telepon
(beban utilitas). Maka persamaan dasar akuntansinya
adalah kas berkurang dan modal juga berkurang.
99
31 Maret Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya
transaksi pembayaran atas beban gaji karyawan.
Modal akan berkurang dengan adanya atau terjadinya
beban gaji karyawan tersebut.
100
1) Tahapan Pencatatan, meliputi pembuatan jurnal umum
2) Tahapan Penggolongan, meliputi:
a. Buku Besar
b. Neraca Saldo
3) Tahapan Pengikhtisaran, meliputi:
a. Ayat Jurnal Penyesuaian
b. Kertas Kerja/Neraca Lajur (worksheet)
4) Tahapan Pelaporan, meliputi:
a. Laporan Perubahan Modal
b. Laporan Laba/Rugi
c. Laporan Neraca
d. Laporan Arus Kas
5) Tahapan Penutupan, meliputi:
a. Jurnal Penutup
b. Neraca Saldo Setelah Penutupan
c. Jurnal Pembalik
101
Info aktual, tips, dan triks: 1) Mental harus kuat
Dunia kerja sangat berbeda dengan dunia
Bidang akuntansi merupakan masa sedang pendidikan. Tekanan
bidang yang popular merupakan ciri khas dalam dunia kerja.
dikalangan instansi, dengan Pernahkah kalian mendengar salah satu
alasan ini menjadikan bidang persyaratan kerja yang mensyaratkan
akuntansi memiliki banyak “sanggup bekerja di bawah tekanan”? Salah
peminat, baik untuk edukasi satu untuk melatih mental sebelum terjun
SMK dan tingkatan yang kedalam dunia kerja adalah dengan
sama, perkuliahan, hingga berorganisasi, dimana tujuan berorganisasi
pekerjaan. Seperti yang telah adalah untuk membentuk karakter seseorang
diketahui secara umum, menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih
jurusan akuntansi merupakan tangguh. Dengan cara ini, setidaknya kalian
salah satu jurusan yang paling sudah memiliki benteng untuk membangun
banyak memiliki peluang mental dalam bekerja.
kerja. Bagaimana tidak? 2) Mengikuti alur dan aturan kerja sesuai
Tidak ada perusahaan yang ketentuan perusahaan
tidak membutuhkan orang Dalam perusahaan, terkadang ada banyak
yang memiliki kemampuan di sekali hal-hal yang tidak sesuai dengan teori
bidang akuntansi. Karena yang pernah di pelajari. Hal tersebut karena
sejatinya setiap perusahaan perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri
harus membuat laporan dalam kegiatan operasionalnya. Jadi kalian
keuangan untuk memenuhi cukup mengikuti kebijakan dan aturan dalam
kepentingan stakeholder. perusahaan dengan kemampuan bidang yang
Apalagi jika perusahaan kalian miliki.
membutuhkan penambahan 3) Tanyakan hal-hal yang tidak kalian ketahui
dana dari pihak ketiga, pasti mengenai pekerjaan
pihak ketiga juga Pegawai baru tidak akan disuapi dengan
membutuhkan laporan materi-materi pekerjaan yang harus mereka
keuangan perusahaan. Setelah kerjakan. Jika ada ketidakpahaman dalam
peluang lowongan pekerjaan masalah pekerjaan, maka tanyakan hal
yang tinggi untuk pekerja di tersebut. Karena banyak bertanya dalam
bidang akuntansi, bagaimana ruang lingkup adaptasi yang baru bukan
berarti kita bodoh, akan tetapi menandakan
102
trik untuk berkarir pada tahun bahwa kita ingin belajar lebih giat dan secara
pertama di bidang akuntansi? mendalam apa yang akan kita kerjakan.
4) Bagikan masalah pekerjaan dengan rekan
kerja.
Adakalanya dalam bekerja terdapat masalah
pekerjaan yang tidak bisa kita atasi sendiri.
Jika hal itu terjadi, maka berbagilah masalah
tersebut dengan rekan sejawat maupun
dengan atasan langsung. Menjalin
komunikasi dalam mendiskusikan masalah,
akan cepat menyelesaikan permasalahan
yang sedang dialami.
5) Ingat bahwa kalian adalah orang yang
beruntung.
Kalian harus ingat bahwa kalian merupakan
orang yang sangat beruntung karena terpilih
sebagai karyawan/pegawai disuatu
perusahaan. Hal tersebut karena kalian telah
berhasil dari berbagai kompetitor (saingan)
yang ada. Jadi, kalian harus ulet bekerja dan
ingat kejujuran adalah hal yang sangat
penting dalam mengerjakan dan menjalani
pekerjaan kalian.
6) Mengikuti perkembangan teknologi dan
industri yang ada di perusahaan.
Perkembangan teknologi semakin hari
semakin pesat, dan meskipun kalian tidak
langsung berada di divisi teknologi, namun
penting bagi kalian untuk mengetahui
perkembangannya. Hal ini akan membantu
kalian dalam meningkatkan produktivitas
dan pengetahuan kalian dalam bekerja.
103
Berdasarkan penjelasan tentang persamaan dasar akuntansi di atas, tugas kali ini
adalah kalian diharuskan menganalisis dan menerapkan konsep persamaan dasar
akuntansi dari transaksi-transaksi di bawah ini:
104
23 Okt 2018 Tuan Anton membayar angsuran utang ke bank Rp
2.500.000,00
25 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus hukum atas nama Tuan candra
dan dibayar tunai sebesar Rp 5.000.000,00.
30 Okt 2018 Tuan Anton membayar biaya telepon sebesar Rp
100.000,00, dan listrik sebesar Rp 150.000,00.
31 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus PT. Buana dan dibayar tunai
senilai Rp 5.000.000,00.
105
Pokok Uraian Definisi
1) Definisi Transaksi adalah : kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih, baik dalam organisasi
maupun badan usaha untuk memperoleh
tujuan dengan perjanjian yang disepakati oleh
pelaku transaksi, sedangkan transaksi dalam
akuntansi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dua belah pihak yang dapat
menyebabkan perubahan terhadap harta atau
keuangan yang dimiliki oleh masing-masing
pihak, baik perubahan penambahan maupun
pengurangan.
2) Jenis-jenis transaksi a) Transaksi internal, adalah sebuah transaksi
yang terjadi di dalam perusahaan yang
melibatkan personalia yang terdapat di
dalamnya. Transaksi internal juga dapat
diartikan sebagai bukti pencatatan atas
kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam
perusahaan yang hanya melibatkan pihak-
pihak dalam.
b) Transaksi eksternal, adalah adalah suatu
transaksi yang melibatkan pihak luar
perusahaan atau organisasi lain. Transaksi
eksternal juga dapat diartikan sebagai bukti
pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang
terjadi pada perusahaan yang berhubungan
dengan pihak luar dari perusahaan tersebut.
3) Langkah-langkah dalam a. Tentukan jenis transaksi yang terkait
menganalisis sebuah dengan lingkup kegiatannya.
transaksi b. Tentukan pengaruh suatu transaksi pada
jenis akun yang tergolong aset, kewajiban,
ekuitas pemilik, maupun pengaruh jenis
akun lainnya.
c. Tentukan pengaruh transaksi tersebut pada
setiap akun, apakah akun tersebut
mengalami kenaikan atau penurunan.
106
d. Tentukan apakah kenaikan atau penurunan
akun tersebut harus dicatat disebelah debit
atau kredit.
4) Komponen persamaan a) Aktiva, adalah sumber daya ekonomi yang
dasar akuntansi dimiliki oleh perusahaan yang digunakan
oleh perusahaan, baik akan dimanfaatkan
maupun dikonsumsi demi lancarnya
kegiatan operasional perusahaan.
b) Kewajiban, adalah sejumlah uang yang
terutang kepada orang atau badan
usaha/organisasi yang disebabkan oleh
adanya transaksi yang dilakukan
sebelumnya
c) Modal, adalah hak pemilik dana atau
pemegang saham atas aset perusahaan.
5) Rumusan persamaan dasar HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
akuntansi
107
REFLEKSI BAB 3
108
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang siklus akuntansi tahap
pencatatan dan penggolongan, antara lain:
109
TAHAP PENCATATAN DAN PENGGOLONGAN
TAHAP PENCATATAN
TAHAP PENGGOLONGAN
110
Siklus akuntansi, posting, mutasi, jurnal, buku besar.
111
1.1 Analisis Transaksi dan Jurnal
Gambar 4.1
112
laporan pencatatan transaksi. Jurnal umum ini digunakan untuk
mencatat berbagai aktivitas transaksi keuangan sesuai tanggal,
kelompok akun, dan nominalnya pada kolom debit dan kredit. Artinya,
transaksi akan dicatat ke dalam jurnal secara kronologis, yaitu
berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi. Jurnal umum akan
memperlihatkan pengaruh setiap transaksi terhadap akun dalam bentuk
debit dan kredit. Lewat prosedur debit kredit inilah kita dapat melihat
kenaikan ataupun penurunan atas masing-masing saldo akun terkait.
1. Fungsi Historis.
Semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi,
maka dalam hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu
perusahaan setiap hari secara berurutan dan terus-menerus. Dengan
kata lain jurnal umum memiliki fungsi historis karena dilakukan
secara kronologis dan sistematis, sehingga jika pada suatu saat
perusahaan membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai transaksi
113
yang telah terjadi, maka perusahaan dapat mengeceknya pada
pencaatatan dijurnal umum.
2. Fungsi Pencatatan.
Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal
umum, dengan demikian maka perubahan harta, kewajiban, modal,
beban dan kekayaan harus dicatat terlebih dahulu kedalam jurnal
umum, agar dapat dijadikan sebagai dasar lanjutan pembuatan
laporan keuangan.
3. Fungsi Analis
Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum
adalah hasil analisis transaksi berupa kredit dan debit yang
terpengaruh. Proses analisis ini meliputi penggolongan jenis akun,
pencatatan kredit dan debit, serta jumlah nominal transaksi.
4. Fungsi Intruksi
Jurnal umum memiliki fungsi intruktif dalam proses memasukkan
data ke tahap laporan selanjutnya, yaitu buku besar. Proses
pencatatan dalam jurnal umum tidak hanya sebatas dokumen
pencatatan transaksi, namun bersifat perintah atau petunjuk kredit
dan debit yang harus ditindaklanjuti ke dalam laporan keuangan
berikutnya.
114
Seperti halnya tujuan secara umum dibuatnya jurnal sebagai tahapan awal
dalam pembuatan laporan akuntansi, prosedur dan pencatatan transaksi
jurnal umum dapat dilakukan sebelum memulai pencatatan transaksi yang
akan dicatat. Ada tiga tahap untuk mencatat transaksi bisnis ke dalam
jurnal umum:
115
Transaksi
116
Pemakaian jenis buku jurnal disesuaikan berdasarkan kebutuhan setiap
perusahaan, sehingga perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya
melakukan pembukuan jurnal yang berbeda-beda. Dasar pemilihan
buku jurnal mempertimbangkan faktor efisiensi dan efektivitas
perusahaan.
NAMA PERUSAHAAN
Jurnal Umum
Periode……………….
Tanggal No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit
117
Keterangan, diisi oleh nama akun yang terkait dengan transaksi
yang terjadi, dengan format pencatatan debit dan kredit (sisi kiri
dan kanan).
Referensi (ref), diisi kode/nomor akun yang telah ditetapkan sesuai
nama akun.
Debit, diisi dengan nilai nominal akun yang di debit.
Kredit, diisi dengan nilai nominal akun yang di kredit.
Ilustrasi
Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor Akuntan
Publik Drs. Fachreel yang diberi nama PT Fachreel selama bulan
pertama operasionalnya, yaitu bulan Mei 2019:
11 Mei Diterima kas dari klien yaitu PT Sejati atas jasa konsultasi
sistem akuntansi klien sebesar Rp 2.000.000,00.
118
13 Mei Dibayar sebagian utang atas transaksi tanggal 3 Mei yang
lalu, yaitu sebesar Rp 4.000.000,00.
Nomor
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1 Mei Kas - 1.1 40.000.000
Modal Fachreel 3.1 40.000.000
119
3 Mei Peralatan Kantor 1.7 15.000.000
Kas 1.1 10.000.000
Utang 2.1 5.000.000
Usaha
120
Penjelasan transaksi:
121
utang bertambah senilai uang yang belum dibayarkan,
dan jika utang bertambah akan dicatat di sebelah kredit
sesuai dengan saldo normalnya.
4 Mei Perabot kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset ini akan dicatat dalam jurnal dengan
menggunakan akun perabot kantor di sebelah debit.
Perabot kantor tersebut dibeli secara tunai sehingga
uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan
kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.
5 Mei Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset lancar ini akan dicatat dalam jurnal
dengan menggunakan akun perlengkapan kantor di
sebelah debit. Perlengkapan kantor ini dibeli secara
tunai sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang.
Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit
dalam jurnal.
11 Mei Kas perusahaan menjadi bertambah di sebelah debit
dalam jurnal karena adanya penerimaan uang kas dari
klien atas jasa konsultasi yang telah diberikan. Karena
perusahaan telah memberikan jasa kepada klien, maka
saat itu juga perusahaan akan mengakui pendapatan
usaha. Sehingga pendapatan usaha mengalami
penambahan di saat menerima uang hasil dari usaha
perusahaan. Pendapatan bertambah memiliki saldo
normal disebelah kredit. Ingat kembali bahwa
pendapatan bersifat menambah
13 Mei Kas menjadi berkurang di sebelah kredit karena adanya
transaksi pembayaran atas sebagian utang pembelian
peralatan kantor yang terjadi pada tanggal 3 Mei yang
lalu. Sebagian utang yang dibayar ini mengakibatkan
122
akun utang menjadi berkurang (karena telah dibayar),
sehingga akun utang dicatat di sebelah debit.
16 Mei Nilai jasa yang telah diberikan kepada klien adalah
sebesar Rp 5.000.000,00. Nilai inilah yang harus diakui
sebagai pendapatan usaha di sebelah kredit dalam
jurnal. Jadi, Rp 5.000.000,00 ini akan langsung diakui
sepenuhnya sebagai pendapatan, meskipun uang kas
yang baru diterima hanyalah sebagian yaitu Rp
4.000.000,00. Intinya adalaah bahwa pendapatan akan
langsung diakui ketika perusahaan telah memberikan
jasanya kepada klien, tidak peduli apakah kas sudah
diterima seluruhnya, sebagian, atau bahkan sama sekali
belum diterima dari klien. Uang yang belum diterima
perusahaan atas pendapatan inilah yang dinamakan
piutang usaha. Dengan demikian akun piutang usaha
dicatat di sebelah debit sebesar nilai yang belum
diterima, pembayarannya yaitu Rp 1.000.000,00, nilai
ini menggambarkan hak perusahaan untuk menagih
kepada klien. Piutang usaha merupakan aset lancar yang
memiliki saldo normal di sebelah debit.
19 Mei Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset lancar ini dicatat dalam jurnal dengan
menggunakan akun perlengkapan kantor disebelah
debit. Perlengkapan kantor ini dibeli secara kredi,
sehingga uang kas perusahaan tidaklah terpengaruh
(tidak berkurang). Pembelian perlengkapan kantor
secara kredit tentu saja akan menambah akun utang.
Penambahan utang akan dicatat di sebelah kredit dalam
jurnal.
123
25 Mei Sama halnya seperti transaksi yang terjadi pada tanggal
2 Mei. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran gaji karyawan. Kas
berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki
saldo normal di sebelah debit.
27 Mei Sama seperti transaksi pada tanggal 13 Mei. Kas
menjadi berkurang di sebelah kredit karena adanya
transaksi pembayaran atas seluruh utang pembelian
perlengkapan kantor pada tanggal 19 Mei yang lalu.
Seluruh utang yang dibayar ini akan berkurang di
sebelah debit sehingga saldo utang yang khusus berasal
dari transaksi pada tanggal 19 Mei yang lalu sekarang
menjadi nol (telah dibayar secara keseluruhan)
30 Mei Sama halnya seperti transaksi pada tanggal 2 dan 25
Mei. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran beban utilitas, yaitu
pembayaran listrik dan telepon. Kas berkurang di
sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal
di sebelah debit.
Catatan:
Perlu diingat kembali, bahwa untuk mencatat akun-akun, baik di sebelah
debit maupun kredit perlu memahami saldo normal akun yang terkait.
Saldo normal adalah suatu ketetapan yang pasti dalam ilmu akuntansi
terkait dengan posisi akun atau rekening yang menjadi prinsip pembukuan
berpasangan (double-entry system).
2. Tahap Penggolongan
Tahap penggolongan dalam siklus akuntansi merupakan tahap dimana
laporan jurnal umum dari transaksi yang ada dalam satu periode
124
digolongkan berdasarkan jenis-jenisnya secara berurutan sesuai nomor akun
yang ditetapkan dalam COA, sehingga mudah dalam penyajiannya.
125
telah dicatat dalam jurnal umum. Demikian juga mutasi mutasi kredit
yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian
pemindahbukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah
dicatat dalam jurnal. Untuk menentukan nilai saldo akhir kas dalam
buku besar, dilakukan akumulasi pengurangan/penambahan mutasi
debit dan mutasi kredit, maka akan menghasilkan saldo akhir.
Buku besar dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum dan buku
besar pembantu. Tidak semua akun memerlukan buku besar pembantu.
Perusahaan biasanya akan membuat buku besar pembantu khusus untuk
akun piutang dan akun utang usaha. Buku besar pembantu diperlukan
untuk merinci saldo yang terdapat dalam buku besar umum. Dengan
adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan dari masing-masing
pelanggan dan utang ke masing-masing supplier akan lebih
memudahkan bagi perusahaan untuk mengontrol saldo keseluruhan
piutang usaha dan utang usaha. Total jumlah saldo dari keseluruhan
masing-masing buku besar pembantu harus sama dengan jumlah saldo
yang tertera dalam buku besar umum.
126
Dengan dibuatnya buku besar, laporan yang akan dibuat selanjutnya
akan lebih mudah dan terorganisir dari masing-masing akun yang telah
digolongkan beserta jumlah/saldo akhirnya. Dalam pembuatan format
buku besar, bentuk buku besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis.
Kedua jenis buku besar ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kebijakan dari pihak perusahaan yang akan membuat jenis
laporan ini. Bentuk- bentuk buku besar ini meliputi:
1. Buku Besar Bentuk “T”
NAMA PERUSAHAAN
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
127
Fungsi bagian-bagian bentuk buku besar:
- Nama akun dan nomor akun, diisi dengan akun dan kode
akun yang bersangkutan, dimana akun tersebut diisi dalam
buku besar sesuai urutan
- Tanggal, diisi dengan tanggal transaksi yang diambil dari
laporan jurnal umum. Pengisian tanggal ini juga biasanya
diisi dengan tanggal akhir bulan pembuatan laporan.
- Keterangan, diisi dengan keterangan sumber atas nilai
nominal dari akun yang terkait.
- Referensi/ref, diisi dengan nomor jurnal (J1, J2, dan
seterusnya) dimana jumlah debit/kredit yang diposting ke
buku besar diambil dari jurnal yang bersangkutan.
- Debit, diisi dengan nilai nominal mutasi debit yang
bersumber dari jurnal umum
- Kredit, diisi dengan nilai nominal mutasi kredit yang
bersumber dari jurnal umum.
- Saldo debit, diisi dengan jumlah/hasil dari akumulasi debit.
Jika hasil dari pengurangan/penambahan lebih besar nilai
debit, maka ditempatkan dikolom mutasi debit.
- Saldo kredit, diisi dengan jumlah/hasil dari akumulasi kredit.
Jika hasil dari pengurangan/penambahan lebih besar nilai
kredit, maka ditempatkan dikolom mutasi kredit.
128
Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam memposting buku
besar:
1. Tandailah akun yang akan diposting terlebih dahulu sebelum
mencatat kedalam buku besar, hal ini akan memudahkan dalam
mengelompokan akun, sehingga akun yang telah diposting, tidak
akan dicatat kembali (double pencatatan).
Ilustrasi:
Dengan menggunakan data transaksi yang terjadi pada Kantor Akuntan
Publik Drs. Fachreel di atas, berikut adalah buku besar umum yang
dibuat:
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
129
Pembelian
5 Mei 2.000.000 13.000.000
perlengkapan
Pendapatan
11 Mei 2.000.000 15.000.000
dari PT Sejati
Pembayaran
13 Mei 4.000.000 11.000.000
utang
Pendapatan
16 Mei dari PT 4.000.000 15.000.000
Sanjaya
Pembayaran
25 Mei 3.000.000 12.000.000
gaji karyawan
Pembayaran
27 Mei 400.000 11.600.000
utang
Pembayaran
30 Mei 500.000 11.100.000
beban utilitas
Buku Besar
Tagihan PT
16 Mei 1.000.000 1.000.000
Sanjaya
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
130
Buku Besar
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Pembelian
3 Mei 5.000.000 5.000.000
komputer
Pembayaran
13 Mei 4.000.000 1.000.000
utang
Pembelian
19 Mei 400.000 1.400.000
kertas HVS
Pembayaran
27 Mei 400.000 1.000.000
utang
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
131
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Gaji karyawan
25 Mei 3.000.000 3.000.000
bulai Mei
Buku Besar
Sewa kantor
2 Mei 10.000.000 10.000.000
bulan Mei
Buku Besar
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Rekening
30 Mei listrik dan 500.000 500.000
telepon
Catatan: Pada kolom saldo debit dan kredit diisi hasil dari akumulasi
nominal yang diinput dari sumber jurnal umum, untuk
mengakumulasikan nilai nominal, jika saldo jumlah debit
dengan saldo debit maka bersifat menambah, jika jumlah
kredit dengan saldo kredit juga akan bersifat menambah,
namun jika jumlah debit dengan saldo kredit maka bersifat
mengurang, begitu juga dengan sebaliknya. Penempatan
hasil penjumlahan/pengurangan tersebut dicatat dalam
kolom saldo debit atau kredit tergantung jumlah sisi mana
yang lebih besar.
132
2.3 Neraca Saldo
Neraca saldo (trial balance) diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
adanya kesalahan dalam memposting jumlah debit/kredit dari jurnal
umum ke buku besar. Neraca saldo merupakan pengelompokan saldo
akhir di dalam buku besar atau daftar yang berisi kumpulan seluruh
rekening/akun buku besar. Salah ciri-ciri adanya kesalahan dari
pembuatan neraca saldo adalah hasil dari postingan buku besar antara
sisi debit dan kredit berjumlah tidak sama. Jika hal ini terjadi terjadi
kesalahan dari laporan yang sebelumya telah dibuat, baik dari jurnal
umum maupun buku besar. Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti salah menjumlahkan nominal dari akun-akun yang
terkait, atau bahkan salah memposting akun yang tidak sama, sehingga
hasil dari akun tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Kecocokan jumlah antara debit dan kredit ini harus dibuktikan pada
setiap akhir periode laporan akuntansi.
133
akun kas) antara sisi debit dan kredit akan tetap seimbang dalaam
jumlah yang sama.
2) Terdapat transaksi bisnis yang tidak dijurnal/terlewatkan.
3) Terdapat transaksi bisnis yang dijurnal secara ganda.
Catatan: Neraca saldo belum menjamin dalam hal kelengkapan dan
keakuratan data transaksi, jika antara jumlah debit dan kredit
berjumlah sama (balance), hanya menggambarkan bahwa
pengerjaan akuntansi tahap pencatatan dan penggolongan,
bisa dikatakan telah benar.
Ilustrasi:
Dengan menggunakan saldo akhir dari masing-masing akun yang ada
dalam buku besar usaha Kantor Akuntan Publik Drs. Fachreel di atas,
berikut ini adalah tampilan neraca saldo yang dibuat:
Kantor Akuntan Publik Drs. Fachreel
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2019
Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 11.100.000
1.2 Piutang Usaha 1.000.000
1.4 Perlengkapan 2.400.000
1.7 Kantor 15.000.000
1.8 Peralatan Kantor 5.000.000
2.1 Perabot Kantor
3.1 Utang Usaha 1.000.000
4.1 Modal Tn. Fachreel 40.000.000
5.1 Pendapatan Usaha 7.000.000
5.3 Beban Gaji 3.000.000
5.4 Beban Sewa Kantor
Beban Utilitas 10.000.000
500.000
134
Dr. David Bond, Menurut Dr. David Bond, dosen senior di
University of Technology Sydney (UTS),
seorang akuntan memiliki peran penting dalam
membantu organisasi untuk mengidentifikasi
dan mengelola resiko secara cepat.
Pada saat melakukan kunjungan ke Indonesia,
untuk mengisi kegiatan kuliah dan berkolaborasi
dengan Institit Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), Bond membahas tentang perubahan
peran akuntan dan mendorong lebih banyak
siswa untuk belajar akuntansi. “Di sisi lain,
aspek tradisional akuntansi yang berkaitan
dengan angka-angka telah begitu cepat
diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang
akuntan sebagai penasehat bisnis terpercaya
tetap cerah”, kata Bond melalui siaran pers.
Di Indonesia, sektor Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) memiliki arah perkembangan yang
positif, tetapi laju pertumbuhan tersebut
terhambat oleh kurangnya tenaga akuntan
professional. Indonesia memiliki jumlah
135
akuntan professional dengan proporsi terkecil di
wilayah Asia Tenggara.
Hasil studi yang dilakukan oleh International
Academic institute for Science and Technology
menyatakan Indonesia membutuhkan lebih dari
200.000 akuntan professional, namun
kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 10.000
akuntan professional. Masalah ini akan
menimbulkan resiko dimasa depan jika
dibiarkan berlanjut.
Menurut studi pada 2018 oleh Universitas Negri
Malang (UNM), ada kekurangan lulusan
akuntansi yang bergabung dengan 500 firma
akuntan public di Indonesia. “Dewasa ini,
akuntan memiliki peran penting dalam
membantu mencegah penipuan daan melindungi
perusahaan dari beragam bentuk kejahatan
siber. Mereka dapat membantu mengidentifikasi
dan mengurangi resiko terkait penipuan
dilingkup internal, eksternal, pembuat
kebijakan, dan menjaga reputasi perusahaan,”
ujar Bond.
136
Pokok Uraian Definisi
Siklus akuntansi merupakan proses penyususnan suatu laporan
keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan diterima secara umum, berdasarkan
prinsip-prinsip dan kaidah serta
metode-metode dari segala sesuatu yang
dicakup dalam ruang lingkup akuntansi.
Jurnal umum adalah format pencatatan yang digunakan untuk
membuat laporan pencatatan transaksi, yang
meliputi pencatatan berbagai aktivitas
transaksi keuangan sesuai tanggal, kelompok
akun, dan nominalnya pada kolom debit dan
kredit.
Tujuan dibuatnya jurnal dalam tahap awal (tahap pencatatan) siklus
umum akuntansi adalah:
a. Melakukan identifikasi terhadap transaksi
yang terjadi
b. Melakukan penilaian terhadap transaksi
c. Melakukan pencatatan dampak ekonomi
dari transaksi dalam perusahaan.
d. Untuk mempermudah proses pemindahan
(posting) ke tahap laporan keuangan
berikutnya.
Fungsi dibuatnya jurnal sebagai:
umum a. Fungsi historis
b. Fungsi pencatatan
c. Fungsi analis
d. Fungsi intruksi
Tahapan untuk mencatat a. Lakukan analisis terhadap transaksi,
transaksi bisnis ke dalam tentukan akun apa yang terpengaruh atas
jurnal umum: transaksi tersebut, apakah berpengaruh
terhadap kelompok akun aset, utang,
modal, pendapatan, ataupun beban.
137
b. Setelah tahap pertama dilakukan, tentukan
akun spesifik yang terkait dari jenis
kelompok akun tersebut yang terpengaruh
atas transaksi, apakah pengaruh dari
transaksi tersebut akan menaikkan atau
menurunkan nilai akun.
c. Lakukan analisis terhadap kenaikkan dan
penurunan nilai akun-akun tersebut dalam
format debit dan kredit sesuai nominal pada
transaksi.
Buku besar adalah format pencatatan (laporan) yang digunakan
untuk mengelompokan/menggolongkan akun
akun yang sama dari pencatatan jurnal umum,
sehingga nilai nominal pada akun akun
tersebut dapat di akumulasikan sesuai masing-
masing akun.
Fungsi dari dibuatnya tahap a. Laporan yang digunakan sebagai alat
penggolongan buku besar, untuk meringkas data transaksi yang telah
antara lain: dicatat dalam buku jurnal umum.
b. Sebagai media dalam menggolongkan
data keuangan serta untuk mengetahui
jumlah atau kondisi rekening atau akun
yang menggambarkan jumlah yang
sebenarnya, apakah mengalami
perubahan dari nilai sebelumnya atau
tidak.
c. Sebagai dasar penggolongan transaksi
yang ada pada jurnal umum.
d. Sebagai bahan kelengkapan dalam
penyusunan laporan keuangan.
Bentuk buku besar dibedakan a. Buku besar bentuk T
menjadi dua b. Buku besar bentuk skontro
Langkah-langkah dalam 1) Tandailah akun yang akan diposting
memposting buku besar: terlebih dahulu sebelum mencatat
kedalam buku besar, hal ini akan
memudahkan dalam mengelompokan
akun, sehingga akun yang telah
diposting, tidak akan dicatat kembali
(double pencatatan)
2) Akun yang akan diposting kebuku besar,
utamakan tanggal transaksi yang terjadi
dan dicatat dalam jurnal umum secara
berurutan
3) Nilai nominal yang di input dalam buku
besar harus disesuaikan dengan tanggal
138
yang terkait, meskipun pada dasarnya
akun yang diposting sama, namun jika
nominal tidak ditempatkan sesuai
dengan sumbernya (yang tercatat dalam
jurnal), maka akan mempengaruhi hasil
akhir dari akun dalam catatan buku
besar
Neraca saldo adalah tahap penggolongan siklus akuntansi yang
merupakan pengelompokan saldo akhir
didalam buku besar atau daftar yang berisi
kumpulan seluruh rekening/akun buku besar.
Fungsi dibuatnya neraca neraca saldo diperlukan untuk memastikan
saldo bahwa tidak adanya kesalahan dalam
memposting jumlah debit/kredit dari jurnal
umum ke buku besar.
139
Soal 1
Pada tanggal 1 Juli 2010, Tn. Reynand selaku pemilik tunggal perusahaan
mendirikan usaha perorangan (proprietorship) yang bergerak dalam
bidang jasa servis elektronik dengan nama “excellent service”. Aset yang
disetor kedalam perubahan sebagai modal awal adalah berupa:
- Kas Rp 3.000.000,00.
- Perlengkapan Rp 1.000.000,00.
- Peralatan Rp 15.000.000,00.
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2010 adalah sebagai
berikut:
140
21 Juli Diambil uang tunai untuk keperluan pribadi Tn.
Reynand sebesar Rp 300.000,00
25 Juli Dibayar untuk beban rupa-rupa sebesar Rp 400.000,00.
27 Juli Diterima dari pelanggan sebagian pelunasan atas jasa
yang telah diberikan pada tanggal 17 Juli yang lalu
sebesar Rp 700.000,00.
28 Juli Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 1.000.000,00.
30 Juli Diterima komisi dari pelanggan hasil dari pelayanan
servis sebesar Rp 100.000,00.
Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal umum yang diperlukan untuk mencatat transaksi-
transaksi diatas dalam pembukuan “Excellent Service”!
2. Setelah membuat jurnal umum, postinglah ke dalam buku besar, dan
neraca saldo!
Soal 2
Pada tanggal 30 Juni 2012, Ny. Heni mendirikan perusahaan jasa radio
swasta dengan nama “Tembang Record Station”. Transaks-transaksi
yang terjadi selama bulan Juni 2012 adalah sebagai berikut:
141
10 Juni Dibayar utang atas pembelian peralatan kepada Toko
Elektronik sebesar Rp 20.000.000,00.
12 Juni Dibayar beban iklan untuk bulan Juni 2012 sebesar Rp
400.000,00.
15 Juni Dibeli tambahan peralatan dari Toko Elektronik seharga Rp
40.000.000,00. Uang muka yang telah dibayarkan adalah
sebesar Rp 15.000.000,00.
17 Juni Diterima hasil penagihan piutang dari pelanggan atas
transaksi tanggal 8 Juni. Tagihan ini telah dilunasi secara
keseluruhan.
19 Juni Dibayar utang perusahaan sebesar Rp 2.000.000,00 kepada
CV Agung atas pembelian perlengkapan kantor yang telah
dilakukan pada tanggal 5 Juni 2012 lalu.
20 Juni Diterima uang sebagai hasil pendapatan jasa dari pelanggan
yang telah memakai jasa perusahaan Ny. Heni sebesar Rp
1.000.000,00.
23 Juni Untuk menambah persediaan uang kas perusahaan, Ny.
Heni meminjam uang dari bank sebesar Rp 20.000.000,00.
26 Juni Dibayar utang pembelian peralatan kepada Toko Elektronik
sebesar Rp 25.000.000,00.
27 Juni Pendapatan jaasa yang diperhitungkan/dibebankan kepada
para pelanggan sebesar Rp 5.000.000,00. Dari jumlah ini,
sebesar Rp 2.000.000,00 diterima tunai.
28 Juni Ny. Heni mengambil uang tunai dari perusahaan sebesar Rp
6.000.000,00 untuk keperluan pribadi
29 Juni Dibayar gaji karyawan untuk bulan Juni 2012 sebesar Rp
9.000.000,00.
Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi diatas kedalam Jurnal Umum, Buku Besar,
dan Neraca Saldo!
142
REFLEKSI BAB 4
143
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang siklus akuntansi tahap
pengikhtisaran antara lain:
144
145
Jurnal penyesuaian, konsep penandingan, pencatatan berbasis kas, pencatatan
berbasis akrual, aktiva tetap, nilai penyusutan, beban akrual, utang akrual.
pendapatan akrual, piutang akrual, beban dibayar di muka, pendapatan diterima
dimuka, jurnal joreksi, akun riil, akun nominal, neraca lajur.
Gambar 5.1
146
Dalam pembuatan siklus akuntansi yang dilakukan oleh seorang
akuntan harus berdasarkan periode waktu, dapat dilaporkan bulanan,
triwulan maupun tahunan. Ketika bagian akuntansi suatu perusahaan
akan menyiapkan laporan keuangan, mereka bahwa periode
pembukuan perusahaan yang akan dilaporkan dapat dibagi dalam
beberapa periode. Dalam hal ini akuntan harus teliti dan berhati-hati
dalam menentukan besar jumlah akun pendapatan dan beban yang
nantinya harus dilaporkan kedalam laporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena akun pendapatan dan beban, dapat diakui sebagai
pendapatan maupun beban pada saat terjadinya transaksi, namun dari
segi penerimaan maupun pengeluaran kas tidak selalu dilakukan pada
saat transaksi tersebut. Sehingga untuk menangani kasus seperti
demikian, perlu adanya kebijakan pencatatan berbasis kas (cash basis)
maupun berbasis akrual (accrual basis).
147
memberikan jasa akan langsung mengakuinya sebagai pendapatan
dalam laporan keuangan dimana periode atas jasa tersebut telah
diberikan kepada pelanggan.
148
Jurnal pada pencatatan dengan konsep basis akrual menunjukan
bahwa nominal yang dibayarkan untuk sewa gedung senilai Rp
10.000.000,00 tidak dikategorikan sebagai beban yang terjadi pada
saat itu (pada saat transaksi), melainkan pengeluaran untuk
pembayaran ini masih dianggap sebagai harta perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan belum menerima manfaat dari aktivitas
sewa gedung itu, meskipun telah dilakukan pembayaran terhadap
penyewaan gedung. Untuk hal tersebut, maka perusahaan harus
melakukan “penyesuaian” (adjustment), guna mencatatat
penyesuaian yang benar-benar digunakan pada bulan berjalan.
Jurnal penyesuaian ini dapat dilakukan/dibuat pada akhir bulan
untuk mengakui beban yang sesungguhnya.
Misalkan, berhubungan pada transaksi pencatatan akrual diatas,
maka pada tanggal 31 Januari 2011 dan 28 Februari 2011,
pencatatan jurnalnya adalah:
Karena pada dasarnya uang yang dibayarkan pada awal (saat terjadi
transaksi) sebesar Rp 10.000.000,00 untuk digunakan dua bulan
yaitu sebesar Rp 5.000.000, sehingga dalam pencatatan basis akrual
akan dilakukan dua pencatatan jurnal, yaitu pencatatan pada saat
terjadi transaksi, dan akan dilakukan pencatatan penyesuaian pada
akhir periode untuk menggambarkan kondisi yang sebebarnya,
dimana yang seharusnya diakui sebagai beban.
149
Konsep pencatatan akruallah yang menjadi dasar pembuatan jurnal
penyesuaian dalam siklus akuntansi tahap pengikhtisaran.
150
sehingga dengan dibuatnya jurnal penyesuaian saldo-saldo yang
telah disesuaikan akan mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
Secara umum, fungsi dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk
menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode, serta
menghitung jenis pendapatan dan beban selama periode yang
bersangkutaan. Setelah ayat jurnal umum diposting ke buku besar,
disiapkanlaah neraca saldo. Neraca saldo ini memiliki sifat dimana
niali yang ada di dalam neraca saldo masih bersifat sementara,
sehingga disebut neraca saldo sebelum penyesuaian. Siklus
akuntansi belum selesai sampai demikian, melaikan masih ada
beberapa tahapan proses lagi yang harus dibuat oleh akuntan
peerusahaan. Tahapan proses tersebut diantaranya adalah proses
penyesuaian seperti yang telah diuraikan di atas, dan proses
penyajian neraca saldo setelah penyesuaian, hingga tahapan
seterusnya.
151
akun-akun yang belum mencerminkan kondisi sebenarnya, maka
akun-akun tersebut memiliki jumlah nominal yang kebesaran
(overstated) maupun kekecilan jumlahnya (understated), sehingga
akan terjadinya salah penyajian dalam laporan keuangan.
152
sebenarnya, bahwa perusahaan masih memiliki utang beban
yang masih harus dibayar. Pencatatan atas beban/utang akrual
ini adalah akun beban di debit, dana akun utang di kredit.
Format pencatatan penyesuaian atas beban yang masih harus
dibayarkan/beban yang terutang adalah:
Beban Gaji/upah Rp xxx
Utang gaji/upah Rp xxx
Ilustrasi:
a. Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari sabtu,
dimana pembayaraan upah terakhir untuk tahun 2018 ini
jatuh pada tanggal 27 Desember 2018 (hari Sabtu). Periode
akuntansi (dalam pembukuan) perusahaan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2018. Perusahaan menetapkan bahwa
jumlah hari kerja dalam seminggu adalah sebanyak 6 hari,
yaitu mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Total gaji
karyawaan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja adalah
Rp 6.000.000,00. Berdasarkan pencatatan secara akrual, gaji
karyawan selama 3 hari, yaitu untuk tanggal 29 Desember
2018 (Senin), 30 Desember 2018 (Selasa), dan tanggal 31
Desember 2018 (Rabu) harus diakui sebagai bagian dari
beban gaji karyawan tahun 2018, meskipun pembayarannya
baru akan dilakukan pada hari Sabtu pertama di tahun 2019
nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada
tanggal 31 Desember 2018 (pada akhir periode) adalah:
Beban Gaji Rp 3.000.000,00
Utang Gaji Rp 3.000.000,00
153
(3/6 x Rp 6.000. 000,00 = Rp 3.000.000,00)
154
Piutang /piutang bunga Rp xxx
Pendapaatan/pendapatan bunga Rp xxx
Ilustrasi:
Pada tanggal 1 Maret 2018, perusahaan memberikan pinjaman
uang kepada kreditor senilai Rp 20.000.000,00. Pinjaman ini
berjangka 6 bulan (jatuh tempo). Perusahaan akan menerima
kembali nilai pokok pinjaman beserta bunga pada saat pinjaman
tersebut jatuh tempo, yaitu pada tanggal 1 September 2018.
Besarnya bunga telah disepakatan oleh kedua pihak yaitu
sebesar 9%. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Berdasarkan
pencatatan akrual, bunga pinjaman selama 4 bulan (Maret, April,
Mei, Juni) yang sudah terjadi (berlangsung) pada tahun 2018,
meskipun pembayarannya baru akan diterima pada tanggal 1
September 2018 nanti.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31
Desember 2018 adalah:
Piutang Bunga Rp 600.000,00
Pendapatan Bunga Rp 600.000,00
(4/12 x 9% x Rp 20.000.000,00 = Rp 600.000,00)
155
pengeluaran tersebut yang baru akan digunakan/dinikmati
manfaatnya (ditangguhkan) untuk periode berikutnya. Untuk
pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan pada
periode berikutnya, namun sudah dibayar, perlu adanya
pengakuan sebagai aset (karena belum terpakai)
Ilustrasi:
Mula-mula didebit akun aset
Jika akun aset mula-mula didebit dalam ayat jurnal umum, maka
ayat jurnal penyesuaiannya (pada akhir periode akuntansi)
mensyaratkan bahwa akun beban akan didebit atas bagian dari
jumlah pengeluaran yang telah dipakai selama periode berjalan
dan lawannya yaitu akun aset akan dikredit sebesar jumlah
pembayaran di muka yang telah berkurang karena pemakaian.
Akun aset yang masih tersisa dengan saldo debit menunjukkan
bagian dari jumlah pengeluaran dalam periode berjalan yang
dapat dipakai pada periode mendatang.
156
Misalkan:
Pada tanggal 1 Januari 2018, perusahaan membayar di muka
sewa bangunan sebesar Rp 36.000.000 untuk masa 1 tahun. Jika
pencatatan atas pembayaran sewa tersebut mula-mula diakui
sebagai aset, dan periode akuntansi diperkirakan berakhir
tanggal 31 Desember 2018, maka ayat jurnal umum yang dibuat
pada tanggal 1 Januari 2018 (pada saat transaksi pembayaran di
muka) adalah:
Asuransi Dibayar di muka Rp 36.000.000,00
Kas Rp 36.000.000,00
Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
sedangkan ketika akhir periode, sewa yang baru terpakai adalah
1 tahun, maka nilai itulah yang harus disesuaikan, biaya
pertahunnya adalah Rp 12.000.000,00 (Rp 36.000.000,00: 3)
157
bagian dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai/dimanfaatkan
selama periode berjalan. Sebagai contoh, kondisi di atas, hanya
saja pencatatan atas pembayaran sewa bangunan tersebut mula-
mula diakui langsung sebagai beban.
Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2018
(pada saat pembayaran di muka) adalah:
Beban Sewa Bangunan Rp 36.000.000,00
Kas Rp 36.000.000,00
Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
namun dalam pencatatan jurnal umum telah dianggap sebagai
aset (harta) karena jasa sewa belum dipakai tetapi sudah dibayar
yaitu untuk masa 2 tahun ke depan (yang dianggap sebagai aset).
Jadi nilai pembayaran yang diakui sebagai aset adalah Rp
24.000.000,00, (2 x Rp 12.000.000,00)
158
Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
sedangkan ketika akhir periode, sewa yang baru terpakai adalah
1 tahun, maka nilai itulah yang harus disesuaikan, biaya
pertahunnya adalah Rp 12.000.000,00 (Rp 36.000.000,00: 3)
159
tergantung pada apakah penerimaan pendapatan atas barang
yang belum dikirim atau jasa yang belum diberikan pada
awalnya dicatatat sebesar kredit ke akun pendapatan atau akun
utang (pendapatan diterima di muka).
Ilustrasi:
Contoh umum dari pendapatan yang diterima di muka adalah
penerimaan uang di muka atas uang sewa dari penyewa,
penerimaan uang dari hasil pnjualan tiket (tiket belum diberikan,
namun sudah dibayar), dan penerimaan di muka lainnya.
Kesimpulan dari uraian di atas mengenai pendapatan diterima di
muka adalah bahwa uang telah diterima di muka, tetapi barang
atau jasa belum diberikan.
160
dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diperkirakan
berakhir tanggal 31 Desember 2018, maka:
Catatan:
Pendapatan diterima di muka sebesar Rp 12.000.000,00 untuk
masa 3 tahun, sedangkan ketika akhir periode, jasa sewa yang
baru terpakai oleh Si penyewa adalah 1 tahun, maka yang harus
disesuaikan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah pendapatan
untuk periode mendatang yang belum memasuki tahun berjalan
yaitu 2 tahun berjumlah Rp 8.000.000, biaya pertahunnya
adalah Rp 4.000.000,00 (Rp 12.000.000,00: 3)
161
akun pendapatan diterima di muka (utang) akan didebit. Akun
pendapatan diterima di muka (utang) yang masih tersisa dengan
saldo kredit menunjukkan bagian dari jumlah penrimaan di
periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan
untuk periode mendatang.
Misalkan, seperti pada contoh diatas pada tanggal 1 Januari 2018
perusahaan menerima di muka pembayaran uang sewa ruangan
yang tidak terpakai dari si penyewa (pelanggan) sebesar Rp
12.000.000,00 untuk masa sewa 3 tahun. Jika pencatatan atas
penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula langsung
diakui sebagai pendapatan diterima di muka (utang) dan periode
akuntansi (pembukuan) perusahaan diperkirakan berakhir
tanggal 31 Desember 2018, maka:
Catatan:
Pendapatan diterima di muka sebesar Rp 12.000.000,00 untuk
masa 3 (tiga) tahun, karena pada pencatatan awal (jurnal umum)
telah dianggap utang (pendapatan diterima di muka), artinya
untuk pendapatan yang ditangguhkan, maka yang harus
162
disesuaikan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah pendapatan
untuk periode berjalan yang sudah diberikan jasa sewanya yaitu
1 (satu) tahun berjumlah Rp 4.000.000, biaya pertahunnya
adalah Rp 4.000.000,00 (Rp 12.000.000,00 : 3)
1) Persediaan perlengkapan
Perlengkapan merupakan aset lancar yang memiliki manfaat
di bawah 1 (satu) tahun, persediaan perlengkapan yang telah
habis dipakai dalam suatu perusahaan memerlukan
penyesuaian. Hal ini disebabkan oleh, nilai perlengkapan
yang sudah terpakai perlu diketahui berapa nilai jumlah dari
perlengkapan yang telah terpakai tersebut. Mengapa bukan
nilai perlengkapan yang masih ada yang harus disesuaikan?
Nilai perlengkapan yang masih tersedia secara otomatis telah
tercatat dari pembukuan awal, yaitu pada saat pembelian
perlengkapan yang dicatat di jurnal umum, pengelompokkan
nilai perlengkapan yang diposting di dalam buku besar dan
direkapitulasi dalam format neraca saldo sebelum
disesuaikan. Untuk membuat neraca saldo setelah
penyesuaian, maka dibuatlah ayat jurnal penyesuaian untuk
akun perlengkapan yang telah terpakai (habis dipakai).
Dengan demikian, penyesuaian ini dibutuhkan untuk
mencatat perlengkapan yang telah terpakai, dan akan dibuat
penyesuaiannya pada akhir periode.
163
Format pencatatan ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan
perlengkapan:
164
2) Penyusutan aktiva/aset tetap
Aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat dilihat
keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki
masa kegunaan yang panjang (diatas 1 tahun). Contoh aset
tetap adalah tanah, bangunan, kendaraan operasional,
peralatan kantor, perabot kantor dan sebagainya. Karena aset
tetap memiliki manfaat yang bisa digunakan dalam jangka
panjang, maka hal ini akan menyebabkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penurunan/mengurangi nilai aset jenis
ini, yang disebabkan oleh banyak faktor seperti, karena
pemakaian dalam jangka lama, maka akan terjadi penurunan
kualitas, atau disebabkan oleh faktor kondisi dan cuaca aset
tetap seperti gedung akan mengalami kondisi fisik yang
berbeda dari sebelumnya. Penurunan nilai/manfaat yang
terjadi pada aset tetap disebut dengan penyusutan aktiva
tetap. Dalam periode akuntansi, jika adanya penyusutan aset
tetap, maka perlu dibuat ayat jurnal penyesuaian atas
pengurangan tersebut, karena penyusutan penilaian ini perlu
diperhitungkan dalam pembukuan akuntansi di akhir periode
untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Dalam
menetukan nilai penyusutan dari aset tetap, pada umumnya
perusahaan memiliki kebijakan besarnya prosentase
penyusutan. Prosentase ini akan dikalikan dengan nilai
perolehan dari aktiva tetap tersebut pada saat
dibeli/diperoleh. Hasil dari perkalian inilah yang akan
menjadi nilai dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian.
Perlu diketahui ada beberapa metode untuk menentukan nilai
penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan menengah ke
atas, seperti metode garis lurus yang umumnya sering
digunakan dalam menentukan nilai penyusutan. Karena
memiliki nilai penyusutan yang tetap setiap tahunnya.
165
Pada perusahaan jasa umumnya perusahaan menentukan
besarnya prosentase untuk menghitung besarnya
penyusutan, sebelum dibuatnya ayat jurnal penyesuaian.
Catatan:
Akun peralatan bersaldo normal didebit, namun ketika
mengalami penyusutan hal ini menjadi beban untuk
pengurangan nilai dari peralatan, dan di sebelah kredit akun
akumulasi penyusutan peralatan untuk menampung setiap
jumlah penyusutan peralatan setiap tahunnya.
166
tertagih, persediaan barang dagangan, penyusutan berbagai
aktiva tetap, menyeimbangkan catatan perusahaan dengan
bank (rekonsiliasi bank), dan kondisi-kondisi lainnya.(materi
kelas 11)
167
Berikut ini adalah contoh transaksi dalam perusahaan yang
memerlukan ayat jurnal koreksi. Misalnya, pada tanggal 1 Januari
2018 perusahaan membeli peralatan kantor seharga Rp
5.000.000,00 secara kredit. Ayat jurnal transaksi yang seharusnya
dibuat oleh bagian pembukuan perusahaan pada awal pencatatan
adalah dengan mendebit akun peralatan kantor, dan mengkredit
akun utang. Namun, dalam contoh transaksi ini, terdapat beberapa
kemungkinan transaksi tersebut salah dicatat:
1) Pembelian peralatan kantor akan tetapi dicatat sebagai
pembelian perlengkapan kantor. Jadi, mula-mula transaksi
tersebut telah dicatat dengan mendebit akun perlengkapan
kantor dan mengkredit akun utang sebesar nilai transaksi.
Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebit
akun yang benar (yang seharusnya) yaitu akun peralatan kantor,
dan mengkredit kembali akun yang salah didebit yaitu akun
perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Dalam contoh
ini, akun utang serta nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena
telah dicatat/dibukukan secara benar (di sebelah kredit). Ini
adalah jurnal koreksi atas kesalahan dalam mengidentifikasi
akun peralatan kantor.
Mula-mula dicatat:
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
Utang Rp 5.000.000,00
Jurnal koreksi:
Peralatan kantor Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
168
2) transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebit akun peralatan
kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam
hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mengkredit akun
yang benar (yang seharusnya) yaitu akun utang dan mendebit
kembali akun yang salah dikredit, yaitu akun kas sebesar jumlah
yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun peralatan kantor serta
nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena telah
dicatat/dibukukan secara benar. Maka jurnal koreksi yang harus
dibuat adalah:
Mula-mula dicatat:
Peralatan Kantor Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00
Jurnal koreksi:
Kas Rp 5.000.000,00
Utang Rp 5.000.000,00
169
nilai transaksi telah dicatat/dibukukan secara benar. Maka jurnal
koreksi yang harus dibuat untuk kasus ini adalah:
Mula-mula dicatat:
Perelengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00
Jurnal koreksi:
Kas Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
Catatan:
Jurnal koreksi dibuat dua kali, karena disebabkan adanya dua
kesalahan identifikasi, maka jurnal koreksi yang dibuatpun
harus bertahap sesuai dengan kesalahan identifikasi.
Tabel 5.1
Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 1.100.000,00
1.2 Piutang usaha 700.000,00
170
1.3 Perlengkapan 800.000,00
1.4 Sewa dibayar 1.200.000,00
dimuka
1.7 Peralatan kantor 1.500.000,00
2.1 Utang usaha 1.200.000,00
3.1 Modal 3.000.000,00
3.2 Prive 200.000,00
4.1 Pendapatan jasa 2.500.000,00
5.1 Beban asuransi 300.000,00
5.2 Beban gaji 900.000,00
171
Catatan:
Nilai yang harus disesuaikan adalah nilai perlengkapan yang telah
terpakai yaitu sebesar Rp 500.000,00
Catatan:
Sewa yang telah terpakai dimulai pada bulan april (pada saat
pembayaran) hingga Desember (periode akhir), maka nilai yang
harus disesuaikan adalah Rp 900.000,00 (9 x Rp 100.000,00)
172
Gaji Dibayar di muka Rp 50.000,00
Kas Rp 150.000,00
(periode belum berjalan namun gaji telah dibayar, untuk itu hal ini
perlu disesuaikan sebagai pembayaran yang telah ditangguhkan)
Soal 2:
Berikut ini adalah saldo akun-akun dalam buku besar PT Merdeka
pada tanggal 31 Desember 2017 sebelum dan setelah penyesuaian:
Tabel 5.2
Sebelum Setelah
Nama Akun
Penyesuaian Penyesuaian
Piutang Usaha 0 3.250.000,00
Perlengkapan 2.125.000,00 675.000,00
Asuransi Dibayar 5.600.000,00 2.400.000,00
Dimuka
Utang Gaji 0 2.970.000,00
Utang Utilitas 0 475.000,00
Sewa Diterima di muka 600.000,00 0
Pendapatan Jasa 91.000.000,00 94.250.000,00
Beban Gaji 60.050.000,00 63.020.000,00
Beban Utilitas 4.950.000,00 5.425.000,00
Beban Asuransi 0 3.200.000,00
Beban Perlengkapan 0 1.450.000,00
Pendapatan Sewa 7.200.000,00 7.800.000,00
173
Beban Asuransi Rp 3.200.000,00
Asuransi Dibayar di muka Rp 3.200.000,00
Soal 3:
Transaksi-transaksi di bawah ini merupakan transaksi yang terjadi
di dalam sebuah perusahaan yang ternyata telah salah dibukukan.
Ayat jurnal yang telah salah ini telah diposting ke dalam buku besar.
1. Pembelian perlengkapan secara kredit seharga Rp
750.000.000,00 telah dicatat ke dalam akun yang bersangkutan
sebesar Rp 705.000.000,00
2. Pembelian peralatan secara kredit seharga Rp 15.000.000,00
telah dicatat sebagai pembelian tunai perlengkapan
3. Penerimaan tunai pendapatan komisi sebesar 5.550.000, telah
salah dijurnal:
Kas Rp 5.500.000,00
Pendapatan Komisi Rp 5.500.000,00
4. Penambahan investasi oleh pemilik ke dalam perusahaan berupa
sebuah peralatan seharga Rp 9.135.000,00 telah salah di jurnal
Kas Rp 9.153.000,00
Peralatan Rp 9.153.000,00
174
5. Pembayaran utang perusahaan sebesar Rp 5.000.000,00 telah
salah di jurnal:
Piutang Usaha Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00
Solusi:
1. Perlengkapan Rp 45.000,00
Utang Usaha Rp 45.000,00
2. Peralatan Rp 15.000.000,00
Kas Rp 15.000.000,00
Perlengkapan Rp 15.000.000,00
Utang Usaha Rp 15.000.000,00
(pencatatan jurnal tersebut merupakan pencatatan gabungan,
jika pencatatan koreksi tahap demi tahap, maka dibuat 3 jurnal
berdasarkan konsep kesalahan yang terjadi)
3. Kas Rp 50.000,00
Pendapatan Komisi Rp 50.000,00
4. Peralatan Rp 18.288.000,00
Kas Rp 9.153.000,00
Modal Rp 9.135.000,00
5. Utang Usaha Rp 5.000.000,00
Piutang Usaha Rp 5.000.000,00
175
Tugas 1
Neraca Saldo
176
Beban sewa 18.000 18.000
Beban
0 4.300
perlengkapan
Beban
penyusutan 0 4.500
peralatan
Beban
penyusutan 0 9.500
kendaraan
Beban utilitas 4.700 6.700
Beban pajak 3.500 3.500
Beban asuransi 0 2.500
Beban lain-lain 2.500 2.500
545.000 545.000 565.500 565.500
Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian sehubungan dengan informasi data
di atas!
Tugas 2
Berikut ini adalah saldo akun-akun yang belum berurutan dalam
penyusunannya, yang bersumber dari buku besar yang disajikan
dalam neraca saldo sebelum peenyesuaian per 31 Desember 2017:
Kas Rp 80.250.000,00
Modal Rp 400.000.000,00
Piutang Usaha Rp 150.700.000,00
Kendaraan Operasional Rp 125.250.000,00
Peralatan Kantor Rp 41.000.000,00
Utang Usaha Rp 28.000.000,00
Perlengkapan Rp 22.850.000,00
Baban Gaji Rp 12.000.000,00
Beban Perawatan kendaraan Dibayar Dimuka Rp 10.000.000,00
Asuransi Dibayar di muka Rp 6.000.000,00
Iklan Dibayar di muka Rp 12.000.000,00
177
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 4.000.000,00
Prive Rp 2.500.000,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 1.300.000,00
Beban Lain-lain Rp 500.000,00
Beban Bunga Rp 250.000,00
Data yang digunakan untuk penyesuaian pada tanggal 31 Desember
2017 adalah sebagai berikut:
1. Asuransi dibayar di muka, dibayar pada tanggal 4 Agustus 2017
untuk premi asuransi dengan masa pertanggungan 12 bulan (1
tahun) terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2017.
2. Iklan dibayar di muka, dibayar pada tanggal 1 September 2017
untuk 24 kali pemasangan iklan. Setiap bulannya, penayangan
iklan akan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu masing-masing pada
setiap tanggal 10 dan tanggal 20 terhitung sejak tanggal 10
september 2017.
3. Dalam beban gaji, belum termasuk di dalamnya upah untuk 3
hari kerja karyawan harian, yaitu untuk tanggal 29,30,31
Desember 2017 karena pada hari sabtu (hari gajian) terakhir
jatuh pada tanggal 27 Desember 2017. Besarnya upaah mingguan
(untuk 6 hari kerja) adalah Rp 1.200.000
4. Perawatan kendaraan dibayar di muka adalah pengeluaran untuk
pemeliharaan atas 4 buah kendaraan bermotor selama 5 bulan
yang terhitung mulai tanggal 1 November 2017 berdasarkan
kontrak kerja.
5. Beban penyusutan untuk kendaraan dan peralatan masing-masing
disusutkan sebesar 10%
Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31
Desember 2017 dalam pembukuan perusahaan!
178
2. Neraca Lajur (Work Sheet)
2.1 Tujuan Dibuatnya Neraca Lajur
Neraca lajur merupakan penyelesaian akuntansi tahap pengikhtisaran yang
dikerjakan setelah bagian akuntan menyelesaikan ayat jurnal penyesuaian.
Pada bagiaan sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis
yang terjadi selama periode akuntansi, mula-mula akan dianalisis terlebih
dahulu sebagai pengidentifikasian akun, dan dicatat dalam jurnal umum,
sebagai tahapan awal pengerjaan siklus akuntansi. Seluruh data transaksi
yang telah dicatat dalam jurnal umum kemudian diposting kedalam buku
besar sesuai dengan klasifikasi masing-masing akun terkait, langkah
berikutnya adalah menyiapkan neraca saldo sebelum disesuaikan, sebagai
tahapan rekapitulasi dari nilai-nilai akhir yang terdapat dalam penggolongan
di buku besar (tahap penggolongan). Setelah tahapan siklus akuntansi
tersebut telah dilakukan, tahapan berikutnya adalah menganalisis data
penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, dan melanjutkan tahapan
siklus akuntansi ke tahap pembuatan neraca lajur sebagai lanjutan tahapan
pengikhtisaran.
179
Neraca lajur ini berbentuk multi kolom yang memuat kolom neraca saldo
sebelum penyesuaian, kolom data ayat jurnal penyesuaian, kolom neraca
saldo setelah penyesuaian, kolom laba/rugi, dan kolom neraca (balance
sheet). Fungsi kertas kerja ini/neraca lajur sebagai alat bantu untuk
mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara
manual. Neraca lajur juga memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk
memahami alur data akuntansi mulai dari neraca saldo sebelum penyesuaian
hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk akhir dari siklus
akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan
akuntansi yang sifatnya tidak permanen. Oleh sebab itu, tidak termasuk
sebagai bagian dari catatan akuntansi formal lainnya, seperti jurnal dan buku
besar, yang memang dibutuhkan sebagai bagian dari sistem akuntansi.
180
memindahkan beberapa data dari pencatatan yang sebelumnya telah dibuat.
Namun dalam proses memindahkan data tersebut perlu diperhatikan untuk
mengecek kembali apakah data yang tertera sudah benar atau belum. Hal ini
sesuai dengan fungsi neraca lajur yaitu untuk memeriksa kembali data dan
menghindari kesalahan pencatatan keuangan. Adapun beberapa fungsi
lainnya dari pembuatan neraca lajur, di antaranya:
1) Meringkas data dalam pencatatan keuangan
Fungsi ini termasuk menggolongkan dan meringkas data yang berisi
akun keuangan pada perusahaan. Dengan adanya neraca lajur, data
keuangan akan lebih mudah untuk dilihat dan digunakan untuk keperluan
selanjutnya. Data yang ringkas akan membantu menunjukkan informasi
yang dibutuhkan tanpa proses yang panjang.
181
6) Menunjukkan perusahaan telah menjalankan prosedur.
182
data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian
dengan nilai data yang ada dalam kolom penyesuaian (baik hasil dari
penjumlahan maupun pengurangan).
183
sebelah debit, maka posisi selisih antara total saldo debit dan total
saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit dengan
besar selisih yang sama. Hal ini menggambarkan bahwa pengisian
untuk kolom laba rugi dan kolom neraca telah benar. Dengan jumlah
total selisih yang berlawanan antara kolom laba rugi dan neraca,
menandakan selisih di antara keduanya seimbang, sebab dalam
konsep akuntansi jika nilai debit dan nilai kredit diakumulasikan,
maka hasilnya akan nol.
Sebagai contoh, untuk kolom laba rugi dengan total saldo debit Rp
20.000.000,00 dan total saldo kredit kolom laba rugi tersebut Rp
40.000.000,00, sehingga akan memiliki selisih di sebelah debit yaitu
sebesar Rp 20.000.000,00. Sedangkan untuk neraca dengan total saldo
debit Rp 65.000.000,00 dan total saldo kredit Rp 45.000.000,00 akan
memiliki posisi selisih di sebelah kredit yaitu sebesar Rp
20.000.000,00. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-
masing memiliki nilai yang sama yaitu sebesar Rp 20.000.000,00 baik
untuk selisih antara debit kredit pada kolom laba rugi maupun pada
kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling
berlawanan. Besarnya laba bersih atau rugi bersih ditentukan dengan
cara membandingkan antara total saldo debit dengan saldo kredit yang
ada pada kolom laba rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi
melebihi total saldo debit pada kolom laba rugi, maka akan
menghasilkan laba bersih, sebaliknya, jika total saldo debit pada
kolom laba rugi melebihi total saldo kredit pada kolom laba rugi, maka
akan menghasilkan rugi bersih.
Berikut format kolom yang terdapat pada neraca lajur/kertas kerja
(bentuk 10 kolom):
184
Tabel 5.4
Neraca
Neraca Jurnal
Nomor saldo Laba/rugi neraca
Nama Akun saldo penyesuaian
Akun disesuaikan
D K D K D K D K D K
185
Ilustrasi:
CANDRA ADVOKAT
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2012
Tabel 5.5
Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 81.150.000
1.2 Piutang usaha 10.000.000
Perlengkapan
1.4 10.000.000
kantor
2.2 Utang bank 47.500.000
Pendapatan
4.1 45.000.000
jasa
Ekuitas Tn.
3.1 15.000.000
Candra
5.1 Beban gaji 1.500.000
Sewa dibayar
1.6 4.500.000
dimuka
5.4 Beban telepon 100.000
Beban rupa-
5.9 250.000
rupa
Jumlah 107.500.000 107.500.000
186
Neraca lajur yang dibuat adalah:
CANDRA ADVOKAT
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2012
Tabel 5.6 (dalam ribuan rupiah)
Neraca
Neraca Jurnal
No. Nama Saldo Laba/rugi Neraca
Saldo Penyesuaian
Akun Akun Disesuaikan
Debit kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
4.1 Pendapatan
45.000 45.000 45.000
jasa
5.4 Beban
100 100 100
telepon
6.5 Beban
5.500 5.500 5.500
perlengkapan
- - - - 36.900 - - 36.900
Catatan:
untuk mengecek kebenaran kertas kerja, kita bisa melihat selisih total
debit kredit kolom laba rugi dan selisih total debit kredit kolom neraca,
dimana kita tahu bahwa selisih antara kolom keduanya sama yaitu
sebesar Rp 36.900,00
187
Bentuk neraca lajur yang telah dibuat dalam ilustrasi di atas merupakan
bentuk neraca lajur yang umumnya digunakan dalam proses
pembukuan laporan akuntansi. Bentuk neraca lajur ini disebut neraca
lajur 10 kolom. Penggunaan bentuk neraca lajur juga dilakukan
berdasarkan kebijakan pada masing-masing perusahaan yang akan
membuat laporan dalam kertas kerja ini.
Adapun format bentuk-bentuk neraca lajur 8 kolom, dan 6 kolom
Catatan:
Dalam bentuk neraca lajur 6 kolom, tidak terdapat kolom ayat jurnal
penyesuaian, dan kolom neraca saldo disesuaikan. Dengan demikian
jika menggunakan neraca lajur bentuk 6 kolom maka setelah
memindahkan data neraca saldo sebelum disesuaikan dalam kolom
neraca saldo, maka pengerjaan selanjutnya adalah memasukkan data ke
dalam kolom laba rugi, namun dengan nilai nominal yang telah di
sesuaikan dengan perhitungan ayat jurnal penyesuaian yang telah
dihitung sebelumnya (bukan dengan memindahkan nilai dari neraca
saldo). Setelah itu data nilai nominal dari neraca saldo yang telah
mengalami nilai penyesuaian yang tidak masuk ke kolom laba rugi,
akan dimasukan kedalam kolom neraca.
188
Neraca lajur bentuk 8 Kolom
Tabel 5.8
Jurnal
Neraca saldo Laba/rugi Neraca
Nomor Nama penyesuaian
Akun Akun
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Catatan:
Berbeda dengan bentuk neraca lajur 6 kolom, dalam pembuatan neraca
lajur 8 kolom, tidak terdapat kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Hal
ini berarti selah memindahkan data dari ayat jurnal penyesuaian ke kolom
jurnal penyesuaian, maka selanjutnya nilai akumulasi dari data neraca
saldo dengan jurnal penyesuaian langsung dimasukkan kedalam kolom
laba rugi, tentunya untuk jenis akun-akun yang masuk kelompok elemen
laba rugi, dan kolom neraca untuk kelompok elemen neraca (harta, utang
dan modal), dimana yang tidak termasuk kedalam kolom laba rugi.
189
Mind Your Owner Business Dalam perkembangannya, akuntansi mengalami
(MYOB) Accounting kemajuan dan perubahan dari sistem teknis
pembukuan mengenai laporan keuangan.
Dengan berkembangnya teknologi informasi,
semakin mempermudah orang dalam
melakukan pekerjaan. Bukan hanya itu, dengan
berkembangnya teknologi pun dapat
memberikan manfaat peluang pekerjaan
sehingga berbagai aspek mengenai bisnis
ekonomi memanfaatkan perkembangan
teknologi sebagai sarana dalam berbisnis,
berwirausaha maupun mengembangkan
manajemen dalam perusahaan, seperti halnya
dalam manajemen akuntansi. Salah satu bukti
berkembangnya teknologi dalam bidang
akuntansi adalah, dengan adanya software yang
digunakan dalam pembukuan akuntansi secara
otomatis. Software inilah yang kemudian
dikenal dengan aplikasi Mind Your Owner
Business (MYOB) Accounting, tentunya
aplikasi yang wajib dipelajari khususnya bagi
seorang akuntan dalam menjalankan
profesionalismenya dalam bekerja dibidang
190
akuntansi. MYOB Accounting merupakan
program aplikasi computer yang digunakan
untuk mengolah data, melakukaan pembukuan
serta membuat laporan keuangan secara
otomatis, lengkap dan akurat. Bidang
pendidikan yang memiliki kompetensi keahlian
akuntansi diutamakan untuk menguasai
program aplikasi computer akuntansi ini,
sehingga dengan semakin perkembangnya
teknologi, siswa juga mampu beradaptasi dan
dapat menjadikan teknologi untuk sarana dalam
menginterprestasikan pekerjaan dalam bidang
akuntansi.
Catatan:
Pembelajaran mengenai Komputer
akuntansi, akan disajikan dalam
materi pembelajaran pada kelas 11
hingga 12 yang akan datang
191
Pokok Uraian Definisi
Pencatatan berbasis kas (cash metode pencatatan akuntansi, dimana pada
basis) adalah saat terjadinya transaksi akan dicatat sebesar
nominal yang diterima atau dikeluarkan dari
kas perusahaan.
Pencatatan berbasis akrual metode pencatatan akuntansi dimana setiap
(accrual basis) adalah terjadi transaksi akan dicatat berdasarkan
konsep pengakuan yang sesungguhnya.
Jurnal penyesuaian adalah laporan siklus akuntansi tahap pengikhtisaran
yang dibuat pada akhir periode akuntansi
dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo-
saldo akun yang belum menggambarkan
kondisi sebenarnya pada periode berjalan,
sehingga dengan dibuatnya jurnal
penyesuaian saldo-saldo yang telah
disesuaikan akan mencerminkan jumlah yang
sebenarnya.
Fungsi jurnal penyesuaian, 1) Untuk memastikan akun-akun yang masih
meliputi: bersifat campuran, yakni akun riil dan akun
nominal, dimana akun-akun jenis ini akan
ditempatkan dalam format laporan laporan
yang berbeda, diantaranya laporan laba rugi
dan neraca.
2) Untuk menghindari terjadinya kesalahan
(sebagai alat bantu) dalam pembukuan
laporan keuangan.
192
3) Untuk memberikan kondisi yang
sebenarnya terkait akun dan nilai, sehingga
data yang telah disesuaikan akan dijadikan
dasar laporan pembukuan berikutnya yang
memiliki keakuratan data.
Item-item yang memerlukan 1. Beban yang masih harus dibayar/beban
ayat jurnal penyesuaian: yang terutang.
2. Pendapatan yang masih harus diterima
3. Beban dibayar dimuka
4. Pendapataan diterima dimuka
5. Persediaan perlengkapan
6. Penyusutan aktiva tetap
Jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat atas kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada awal mula transaksi tersebut
dicatat dan dibukukan (baik salah nilai
maupun akun).
Neraca lajur adalah kertas kerja yang digunakan dalam
pembukuan siklus akuntansi untuk
mengumpulkan dan meringkas data yang
mana berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan laporan akuntansi untuk
informasi mengenai laporan yang sebelumnya
telah dibuat. Neraca lajur merupakan
penyelesaian akuntansi tahap pengikhtisaran
yang dikerjakan setelah bagian akuntan
menyelesaikan ayat jurnal penyesuaian.
Fungsi neraca lajur, meliputi 1. Meringkas data dalam pencatatan keuangan
2. Memeriksa kembali data yang telah dicatat
3. Membantu penyusunan keuangan
193
4. Menunjukkan perusahaan telah
menjalankan prosedur
Tahapan pembuatan neraca 1. Menyiapkan neraca saldo sebelum
lajur: penyesuaian kedalam kertas kerja.
2. Memasukan data jurnal penyesuaian ke
kolom penyesuaian yang ada dalam neraca
lajur.
3. Memasukkan saldo yang telah disesuaikan
kedalam kolom neraca saldo setelah
penyesuaian yang ada dalam kertas kerja.
4. Memindahkan tiap saldo masing-masing
akun yang ada dalam kolom neracasaldo
setelah penyesuaian kedalam kolom
laporan keuangan laba/rugi.
5. Untuk masing-masing kolom (baik kolom
laba rugi maupun kolom neraca), hitunglah
total saldo debit dan total saldo kredit
dengan cara menjumlahkan seluruh saldo
akun dari atas sampai kebawah sesuai
dengan saldo akun yang ada pada masing-
masing kolom
Bentuk neraca lajur Neraca lajur secara garis besar memiliki 3
bentuk dalam penyajian, yaitu bentuk 6
kolom, 8 kolom dan neraca lajur bentuk 10
kolom
194
Tuan Herman memulai usaha jasa konsultasi mengenai keuangan sejak
tanggal 1 Agustus 2016. Neraca saldo pada tanggal 31 Agustus 2016
adalah sebaga berikut:
Herman Konsultan
Neraca Saldo
31 Agustus 2016
Nomor
Nama Rekening Debit Kredit
Akun
Kas 8.750.000
Piutang Usaha 7.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka 3.600.000
Perlengkapan 3.000.000
Peralatan Kantor 16.000.000
Utang Usaha 5.700.000
Pendapatan Jasa Diterima
5.000.000
dimuka
Modal Herman 22.750.000
Pendapatan Jasa 8.900.000
Beban Gaji 5.000.000
Beban Sewa 2.000.000
195
2) Tagihan untuk beban utilitas sebesar Rp 250.000,00 belum
dibukukan dan tidak akan dibayar sampai bulan depan.
3) Jangka waktu asuransi adalah 1 tahun, dan telah dibayar pada tanggal
2 Agustus 2016.
4) Pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp 3.500.000,00 telah
menjadi penghasilan pada akhir bulan Agustus 2016
5) Beban gaji yang terhutang pada akhir Agustus 2016 sebesar Rp
2.500.000
6) Peralatan kantor disusutkan sebesar Rp 350.000,00
7) Tagihan atas pekerjaan yang telah diselesaikan selama bulan Agustus
2016 sebesar Rp 4.000.000,00 belum dicatat.
Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31
Agustus 2016!
2. Susunlah pembukuan yang telah dibuat kedalam neraca
lajur/kertas kerja 10 kolom!
196
REFLEKSI BAB 5
197
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang tahap pelaporan
antara lain:
198
TAHAP PELAPORAN
LAPORAN KEUANGAN
Unsur-Unsur
Tujuan Laporan Bentuk Laporan
Laporan
Keuangan keuangan Keuangan
199
Informasi kuantitatif, statement keuangan, provitabilitas, solvensi, akun nominal,
akun riil, laba/rugi bersih, income statement, sekuritas investasi, statement of
owner’s equity, balance sheet, aset lancar, aset tetap, aset tidak berwujud,
kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, laba ditahan, statement of cash flow.
1. Laporan Keuangan
1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Gambar 6.1
200
Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang
mempelajari perekayasaan penyedia jasa berupa informasi kuantitatif
mengenai kegiatan operasional bisnis/unit-unit usaha ekonomik, terutama
yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomik. Penyajian dan penyampaian informasi keuangan suatu entitas
ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
disebut sebagai pelaporan keuangan, dimana laporan keuangan memuat
informasi mengenai kondisi keuangan yang menyangkut hasil akhir dari suatu
aktivitas ekonomi, yang akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan dalam kelangsungan suatu entitas. Melalui informasi yang
disajikan dalam laporan keuanagan, pihak perusahaan juga dapat
menyimpulkan hasil akhir dari kegiatan operasional perusahaan dalam
periode tertentu.
201
bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data
akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, serta dapat
menginterprestasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakaan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata
lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam
periode/jangka waktu tertentu.
202
3) Neraca (Balance Sheet), merupakan sebuah laporan yang disusun secara
sistematis mengenai posisi aset, kewajiban, dan modal/ekuitas perusahaan
per periode tertentu. Tujuan dari pembuatan laporan neraca adalah untuk
menggambarkan posisi dan kondisi keuangan perusahaan.
Pada laporan keuanagan yang telah dibuat, pada umumnya dilengkapi dengan
catatan atas laaporan keuangan (notes to the financial statements), yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen
laporan keuangan. Tujuan dibuatnya catatan ini adalah untuk memberikan
penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
1) Bersifat Keuangan,
Laporaan keuangan memiliki sifat keuangan, hal ini dapat dilihat
komponen dalam penyajiannya memiliki informasi keuanagn dalam
satuan moneter.
2) Statement Historik.
Laporan keuangan menyajikan dampak keuangan dari traansaksi dan
kejadian yang dilakukan/terjadi dimasa lalu, hal ini berarti laporan
keuangan bukan merupakan proyeksi masa yang akan datang.
203
3) Taksiran dan Pertimbangan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menggunakan taksiran
atau suatu pertimbangan tertentu, sehingga dapat digunakan dalam
menentukan perencanaan baik dari segi manajemen maupun strategi yang
berhubungan dengan keuangan perusahaan untuk masa mendatang.
4) Bertujuan Umum.
Laporan keuangan disajikan agar dapat memenuhi kebutuhan para
pengguna informasi yang berbeda, baik pengguna internal maupun
internal. Hal ini berarti laporan keuangan disajikan bukan dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja.
5) Entitas Bisnis.
Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan
secara individu dan keseluruhan, dengan kata lain laporan keuangan
menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan
(entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seolah-olah entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas
atau perusahaan satu perusahaan (tunggal).
6) Penyusunan laporan keuangan bersifat konservatif, serta menggunakan
istilah-istilah teknis, serta bersifat kualitatif, sehingga fakta yang tidak
dapat dikualifikasikan pada umumnya tidak bisa digunakan oleh sebagian
pengguna informasi.
204
informasi akuntansi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi
keuangan dan hasil operasional perusahaan melalui laporan keuangan.
Investor memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan yang telah
disajikan, terutama dalam hal pembagian deviden/keuntungan, sedangkan
kreditor memiliki kepentingan dalam hal pengembalian jumlah pokok
pinjaman beserta bunga yang telah dibebankan.
205
2) Memberikan informasi mengenai sumber kekayaan bersih yang
bersumber dari kegiatan operasional perusahaan dalam mencari
laba/keuntungan, hal ini bermaksud untuk:
a. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan oleh
para pemegang saham
b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
kepada pihak internal maupun eksternal, dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian
d. Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
dalam jangka waktu yang panjang
206
1) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode.
2) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan para
pengguna lainnya dalam membuat keputusan secara rasional meengenai
investasi, kredit, dan informasi lainnya.
3) Memberikan informasi untuk membantu pihak internal dan eksternal
seperti kreditor, investor dan pihak lainnya dalam menentukan jumlah,
waktu dan prospek penerimaan kas dari deviden/bunga serta penerimaan
dari penjualan, piutang, saham dan pinjaman yang jatuh tempo.
4) Memberikan informasi mengenai sumber daya berupa aset perusahaan,
klaim/penagihan atas aset dan pengaruh transaksi ataupin peristiwa lain
terhadap aset dan kewajiban
5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan
meenggunakan kas, bagaimana perusahaan mempeoleh pinjaman dan
cara melunasi/membayarnya, tentang transaksi yang mempengaruhi
modal serta faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
6) Memberikan informasi bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
7) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aset) yang telah dipercayakan kepadanya.
207
4) Memberikan informasi tentang sumber daya (aset), kewajiban, dan
kekayaan bersih perusahaan serta perubahannya.
5) Memberikan informasi yang menggambarkan kinerja dalam
organisasi/perusahaan yang terkait
6) Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
Gambar 6.2
208
membuat laporan laba rugi sebelum menyajikan laporan keuangan yang
lainnya. Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang
menyajikan ukuran keberhasilan dari operasional perusahaan selama
periode waktu tertentu. Dengan dibuatnya laporan laba rugi, investor dapat
mengetahui besarnya tingkat profitabilitaas yang dihasilkan. Selain itu,
laporan laba rugi juga dapat digunakan oleh kreditor untuk dapat
mempertimbangkan kelayakan kredit debitor. Penetapan pajak yang
nantinya akan disetorkan ke kas negara juga diperoleh berdasarkan jumlah
laba bersih yang disajikan melaui laporan laba rugi.
Laporan laba rugi suatu entitas bisnis sangat diperlukan untuk mengetahui
kondisi dan perkembangan perusahaan, apakah dalam suatu periode waktu
tertentu perusahaan memperoleh laba atau justru mengalami kerugian,
sebelum dibuatnya keputusan dalam perencanaan untuk periode mendatang.
Dengan membuat laporan laba rugi, investor dapat mengetahui bagaimana
kinerja perusahaan dan dapat membandingkannya dengan kinerja pada
organisasi entitas yang lain. Kondisi ini dilakukan investor untuk
menetapkan alternatif keputusan investasi yang lebih baik. Hal ini tentunya
akan membuat investor dananya ingin diinvestasikan di dalam perusahaan
yang memiliki hasil kinerja yang lebih baik, guna menjamin
keberlangsungan peningkatan nilai investasinya. Di samping itu, melalui
laporan laba rugi, investor juga dapat menilai mengenai kecenderungan
hasil kinerja manajemen suatu perusahaan dari waktu ke waktu, apakah
semakin meningkat atau justru menurun. Mengingat bahwa kesuksesan
dalam pencapaian keuntungan dalam laporan laba rugi di periode
sebelumnya, belum tentu menjamin untuk keberhasilan di masa depan,
namun dengan adanya laporan laba rugi, investor dapat memperoleh
gambaran awal tentang kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola
keuangan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan
dalam mengelola sistem manajemen keuangan dan kegiatan ekonomi,
apakah akan mempertahankan kinerja yang telah dilakukan atau justru
209
menyusun perencanaan yang akan dapat membuat profit menjadi
meningkat/berkembang.
210
Dalam praktik pembuatan laporan laba rugi, sering kali pihak
manajemen harus menggunakan pertimbangan subjektifnya untuk
menetapkan kebijakan dan estimasi (perkiraan/penilaian) atau
suatu peristiwa akuntansi. Berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum, estimasi ini dapat ditetapkan secara subjektif
dan rasional. Penetapan penilaian yang berdasarkan metode dan
estimasi/perkiraan yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan,
maka akan hasil dari estimasi tersebut akan mempengaruhi besar
kecilnya laporan laba rugi.
Sebagai contoh, perkiraan mengenai besarnya nilai residu (nilai
sisa) dan masa manfaat dari sebuah aset tetap. Dalam hal ini
penggunaan penggunaan estimasi yang berbeda akan
menghasilkan beban penyusutan dan laba yang berbeda pula.
Contoh lainnya adalah penggunaan estimasi dalam pengukuran
biaya garansi dan beban piutang yang tak tertagih, dimana piutang
yang seharusnya dapat ditagih dan dinyatakan dengan nilai uang,
justru tidak dapat terbayarkan, dengan demikian akan
mempengaruhi penurunan nilai pendapatan.
211
2) Pendapatan telah dihasilkan atau telah terjadi. Pendapatan
dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi apabila perusahaan
telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.
212
menunggu sampai selesainya proyek atau selesainya pelaksanaan
jasa. Meskipun secara teknis belum ada transfer kepemilikan
barang yang disebabkan oleh proses produksi masih berlangsung,
namun pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi
pada berbagai tahap proses konstruksi.
b. Akhir produksi.
Pendapatan juga dapat diakui setelah proses produksi berakhir
tetapi sebelum kegiatan penjualan dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan jika pasar atas produk yang dihasilkan telah tersedia,
dan penjualan praktis terjamin tanpa memerlukan tindakan
pemasaran yang berarti.
213
Secara garis besar, pengakuan beban dapat dibagi ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Penandingan langsung
Mengkaitkan beban dengan pendapatan tertentu sering dikenal
sebagai proses penandingan. Sebagai contoh setelah barang
dikirim ke pelanggan, masih ada beban penagihan piutang, beban
kerugian piutang yang tak tertagih, dan beban garansi atas
kemungkinan produk yang rusak. Beban-beban ini secara
langsung terkait dengan pendapatan penjualan, maka hal ini
seharusnya di perkirakan dan ditandingkan terhadap pendapatan
penjualan yang diakui dalam periode berjalan.
214
pengeluaran ini akan memberikan manfaat bagi pembentukan
pendapatan di masa mendatang. Nantinya, secara sistematis dan
rasional, bagian dari harga perolehan aset akan dialokasikan
menjadi beban pada masing-masing periode yang menerima
manfaat atas pengeluaran modal tersebut.
215
operasional utama/transaksi yang dilakukan pada masing-masing
jenis perusahaan yang berbeda, demikian juga dengan kode
rekening. Artinya, berbeda jenis perusahaan, maka aktivitas utama
dari operasionalnya pun akan berbeda, namun ada beberapa akun
yang secara umum masuk ke dalam komponen/unsur-unsur
laporan laba rugi yang ada pada jenis perusahaan yang berbeda.
216
melalui konsultasi keuangan. Klien yang telah dibantu inilah
yang akan membayar ke perusahaan. Contoh pendapatan dalam
usaha juga dapat diklasifikasikan dalam bentuk jenis usaha
perbengkelan, yang dalam aktivitas utamanya, para pekerja
memberikan jasa cuci, dan servis atas kendaraan pelanggan.
Uang yang dihasilkan dari jasa yang telah diberikan nantinya
inilah yang tergolong ke dalam pendapatan dalam usaha.
Sedangkan pendapatan di luar usaha (non operasional) adalah
pendapatan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan non
operasional/bukan aktivitas utama perusahaan. Pendapatan di
luar usaha merupakan bagian-bagian yang berasal dari transaksi
di luar operasi utama/aktivitas sekunder perusahaan, misalkan
pada perusahaan jasa perbengkelan, perusahaan menerima
komisi atas jasa servis yang diberikan. Pendapatan komisi yang
diterima dari pelanggan ini bukan termasuk pendapatan dalam
usaha, karena pada dasarnya aktivitas utama perusahaan adalah
jasa cuci dan servis kendaraan, maka jika perusahaan menerima
pembayaran selain dari operasional utama, pendapatan ini
tergolong ke dalam pendapatan di luar usaha. Contoh lainnya
adalah pendapatan dari hasil penyewaan, pendapatan bunga, dan
sebagainya.
217
utama perusahaan dapat berlangsung selama periode berjalan.
Contoh beban opersional meliputi pembayaran gaji/upah
karyawan, yang mana pengeluaran biaya atas karyawan
perusahaan ini merupakan beban operasional, dimana seorang
karyawan sangat berkaitan dengan kelangsungan operasional
perusahaan. Selain itu beban operasional lainnya seperti beban
sewa kantor, apabila perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
masih menggunakan gedung/kantor sewaan, beban iklan, yang
mana pembuatan iklan merupakan sarana untuk menunjang
dalam memasarkan produk/jasa perusahaan, dan beban
operasional yang berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan
lainnya.
Beban non operasional adalah pengeluaran aset lancar (kas)
yang dikeluarkan untuk pembiayaan atas beban yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas utama perusahaan.
Beban jenis ini harus diperhitungkan dalam pembuatan laporan
laba rugi, dengan tujuan untuk menghasilkan laba/rugi yang
semestinya. Beban non operasional menjadi dapat disebabkan
oleh peristiwa atau kondisi dimana perusahaan harus membayar
atas kewajiban yang sebenarnya tidak ada dalam anggaran
perusahaan sebelumnya/biaya yang harus dikeluarkan untuk hal
yang bersifat mendadak. Contoh beban non operasional adalah
pembayaran bunga, dimana beban bunga ini memungkinkan
bahwa sebelumnya perusahaan tidak mengetahui telah
dibebankan bunga atas pengaruh dari transaksi utama yang telah
dilakukan/terjadi, beban upah kurir, yang sebenarnya mungkin
bukan menjadi kewajiban harus dibayar, dan beban non
operasional lainnya. Selain itu kerugian tertentu yang jarang
terjadi juga dilaporkan dalam bagian ini, seperti kerugian atas
penjualan aset tetap, penjualan piutang usaha, dan kerugian
penjualan investasi.
218
3. Laba Kotor.
Laba kotor merupakan keuntungan yang diperoleh atas
pendapatan atau penghasilan selama periode berjalan.
Keuntungan ini belum dikurangkan dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan yang merupakan beban dalam periode yang
sama. Dengan demikian laba kotor adalah keuntungan yang
belum menggambarkan kondisi yang semestinya.
4. Pajak Penghasilan.
Pada prinsipnya, total beban pajak penghasilan adalah jumlah
pajak yang dikenakan atas seluruh transaksi yang dilakukan
perusahaan sepanjang satu tahun. Total beban pajak penghasilan
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan ini
pada umumnya timbul dari dua kewaajiban, yaitu yang pertama
kewajiban pajak saat ini, yang terutang sebagai konsekuensi dari
besarnya laba yang terkena pajak untuk periode berjalan, dan
yang kedua kewjiban pajak yang ditangguhkan sebagai
konsekuensi dari besarnya jumlah kena pajak di masa yang akan
datang. Namun dalam perusahaan yang memiliki ruang lingkup
kecil, dimana keuntungan/laba yang diperoleh tidak termasuk
penghasilan kena pajak, maka laporan laba rugi yang dibuat
tidak dicantumkan beban pajak penghasilan.
219
5. Laba atau Rugi Bersih.
Seperti yang telah disebutkan di atas, laba sebelum pajak-pajak
penghasilan dikurangkan dengan pajak penghasilan akan
diperoleh laba/rugi bersih. Laba atau rugi bersih ini memberikan
pengguna laporan keuangan sebuah ukuran ringkasan kinerja
perusahaan secara keseluruhan selama periode berjalan dan
setelah memperhitungkan besarnya pajak penghasilan.
Apabila dalam laporan laba rugi, total pendapatan lebih besar
dari pada total beban, maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya
jika total pendapatan lebih kecil dari pada total beban/total
beban lebih besar dari pada pendapatan, maka akan diperoleh
rugi.
220
Keuntungan, merupakan kenaikan dalam ekuitas (aset bersih)
perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi/telah
dilakukan, baik transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
utama perusahaan (operasional), maupun transaksi sekunder
(non operasional) dan dari seluruh transaksi lainnya serta
peristiwa maupun keadaan-keadaan yang mempengaruhi
perusahaan, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik.
221
Demikian juga untuk seluruh beban, mulai dari beban operasional
bisnis atau beban non operasional bisnis akan digabung menjadi
satu jumlah sebagai total beban, kemudian laba/rugi bersih
dihitung dari selisih antara total pendapatan dengan total beban.
Dengan demikian, dalam penyajian laporan laba rugi bentuk
langsung tidak merinci berapa besarnya total pendapatan
pendapatan operasional, pendapatan non operasional, laba kotor,
beban operasional, dan beban non operasional. Keunggulan dari
laporan laba rugi bentuk langsung adalah terletak pada
kesederhanaan penyajian dan tidak adanya penempatan khusus,
dimana satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan
dari yang lainnya.
222
Format laporan laba rugi bentuk langsung (single step):
Tabel 6.1
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Periode……………………
Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. XXX
Pendapatan Sewa Rp. XXX
Pendapatan Bunga Rp. XXX
Pendapatan Komisi Rp. XXX
Pendapatan Lain-lain Rp. XXX +
Rp. XXX
Beban:
Beban Gaji Rp. XXX
Beban Bunga Rp. XXX
Beban Iklan Rp. XXX
Beban Sewa Kantor Rp. XXX
Beban Utilitas Rp. XXX
Beban Lain-lain Rp. XXX
Beban Pajak Penghasilan Rp. XXX -
Rp. XXX
223
Ilustrasi:
Tabel 6.2
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp. 2.000.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 200.000,00
Pendapatan Komisi Rp. 150.000,00
Pendapatan Lain-lain Rp. 400.000,00 +
Total Pendapatan Rp. 7.750.000,00
Beban:
Beban Gaji Rp. 1.500.000,00
Beban Bunga Rp. 300.000,00
Beban Iklan Rp. 250.000,00
Beban Sewa Kantor Rp. 2.000.000,00
Beban Utilitas Rp. 100.000,00
Beban Lain-lain Rp. 150.000,00
Beban Pajak Penghasilan Rp. 500.000,00 -
Total Beban Rp. 4.800.000,00
224
Tabel 6.3
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp. 2.000.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 200.000,00
Pendapatan Komisi Rp. 150.000,00
Pendapatan Lain-lain Rp. 400.000,00 +
Total Pendapatan Rp. 7.750.000,00
Beban:
Beban Gaji Rp. 1.500.000,00
Beban Bunga Rp. 300.000,00
Beban Iklan Rp. 250.000,00
Beban Sewa Kantor Rp. 2.000.000,00
Beban Utilitas Rp. 100.000,00
Beban Lain-lain Rp. 150.000,00
Total Beban Rp. 4.300.000,00
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp. 3.450.000,00
Pajak Penghasilan Rp. 500.000,00
Laba Bersih Rp. 2.950.000,00
225
beban yang sebelumnya telah dihitung berdasarkan jenis beban
masing-masing, antara beban operasional dengan beban non
operasional, seperti halnya nilai pendapatan. Hasil dari
pengurangan antara laba kotor dengan jumlah beban yang telah
disebutkan, akan menghasilkan laba sebelum pajak penghasilan.
Kemudian tahap terakhir seperti halnya laporan laba rugi bentuk
singel, laba ini akan dikurangkan dengan nilai pajak penghasilan,
sehingga akan menghasilkan nilai laba bersih setelah pajak
penghasilan.
226
oleh perusahaan, mana yang berdasarkan aktivitas utama
perusahaan dan yang bukan prioritas utama.
Beban Operasional:
227
Ilustrasi:
Tabel 6.5
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan Operasional:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00
Beban Operasional:
228
2.2 Laporan Perubahan Modal (Statement of Owner’s Equity)
Gambar 6.3
229
perubahan modal, yang nantinya akan dijadikan sumber daya untuk
kelangsungan operasional perusahaan pada periode berikutnya.
Laporan perubahan modal yang disajikan dalam laporan keuangan bisa saja
mengalami perubahan kenaikan atau justru mengalami perubahan
penurunan modal dari besarnya modal yang terjadi pada periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan keuntungan yang diperoleh atas kegiatan
bisnis dalam perusahaan tidak selalu sama/berubah-ubah. Laporan
perubahan modal perusahaan erat kaitannya dengan laporan laba rugi, hal
ini disebabkan oleh laba bersih yang diperoleh perusahaan akan menambah
akun modal atau sebaliknya, apabila perusahaan mengalami rugi
bersih/kerugian secara otomatis akan mengurangi akun modal. Dengan
demikian laporan perubahan modal dapat disusun setelah adanya/dibuatnya
laporan laba rugi. Secara umum, perubahan modal dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik,
adanya laba dan kerugian usaha, dan pengambilan untuk keperluan pribadi
(prive). Hal-hal inilah yang merupakan komponen di dalam laporan
perubahan modal.
230
2.2.1 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Modal
231
mengetahui berapa perubahan modal yang akan digunakan pada
periode berikutnya, perusahaan harus mengetahui modal awal
terlebih dahulu, yang tercatat dalam neraca saldo akhir (neraca
setelah penyesuaian) yang tersaji dalam kertas kerja. Nilai modal
awal ini kemudian dijadikan data dasar pembuatan laporan
perubahan modal. Modal awal ini juga merupakan modal dari
pemilik yang disetor ke perusahaan sebagai sumber daya utama
dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
232
diperoleh justru nilai rugi, maka nilai rugi ini akan mengurangi
modal awal, sehingga perolehan laba atau rugi dalam laporan laba
rugi sangat menentukan tingkat perubahan modal yang nantinya
akan digunakan untuk periode berikutnya.
5) Modal Akhir.
Modal akhir merupakan hasil dari penyesuaian
(penambahan/pengurangan) dari komponen-komponen laporan
perubahan modal, seperti modal awal, investasi tambahan,
laba/rugi dan prive yang diperoleh sebagai laporan laba rugi pada
akhir periode. Jumlah laba/rugi bersih yang terdapat pada laporan
perubahan modal pastilah sama dengan jumlah laba/rugi bersih
yang diperoleh dari laporan laba/rugi.
233
(2) Jika terdapat tambahan investasi, dapat diambil dari neraca lajur
kolom penyesuaian sisi sebelah kredit (saldo normal modal).
(3) Laba bersih dapat dilihat pada neraca lajur di kolom laba/rugi sisi
debit atau hasil dari perhitungan labaa/rugi (nilai harus sama
dengan laba bersih di laporan keuangan laba rugi).
(4) Data pengambilan pribadi, dapat diambil dari neraca lajur pada
kolom neraca sisi sebelah debit.
(5) Rugi bersih perusahaan dapat diambil dari neraca lajur kolom
laba/rugi sisi sebelah kredit atau hasil dari perhitungan laporan
laba rugi
234
Catatan:
Jika dalam praktik pembuatan laporan keuangan, terdapat
komponen yang tidak ada dari sumber data yang digunakan, maka
tidak perlu dimasukkan kedalam format laporan.
235
236
2.3 Laporan Neraca (Balance Sheet)
Gambar 6.4
237
perusahaan, meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas/modal pada satu periode
tertentu. Dengan demikian segala bentuk komponen harta, kewajiban dan
modal akhir dari perusahaan disajikan dalam laporan neraca. Jika laporan
laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan, maka neraca
menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Dengan menyediakan
informasi mengenai aset, kewajiban dan modal, neraca dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat likuiditas, struktur modal, dan
efisiensi perusahaan, serta menghitung tingkat pengembalian aset atas laba
bersih.
Neraca juga merupakan laporan yang wajib dibuat dalam suatu perusahaan,
hal ini disebabkan oleh sifat neraca sebagai informasi yang nantinya akan
digunakan pihak internal dan eksternal. Perusahaan yang tidak dapat
menyusun/tidak menyusun laporan neraca akan dianggap tidak maksimal
dalam mengatur jalannya manajemen keuangan dan tidak mampu
memberikan informasi penting kepada pihak-pihak yang terkait yang
memiliki peran dalam membuat kebijakan.
Sesuai dengan definisi dari neraca, berikut ini manfaat dengan dibuatnya
laporan neraca dalam perusahaan:
(1) Neraca dapat digunakan sebagai media/alat untuk menganalisis
perubahan kondisi keuangan suatu perusahaan secara berkala dari
periode ke periode.
(2) Neraca dapat digunakan sebagai media/alat untuk menganalisis
likuiditas suatu entitas bisnis, sehingga dapat diketahui kemampuan
suatu perusahaan untuk melakukan kewajibannya dengan harta likuid.
(3) Serta dapat digunakan sebagai media/alat untuk analisis kemampuan
suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh
tempo pelunasan.
238
2.3.1 Batasan-Batasan Neraca
Dalam menyusun neraca, neraca harus dapat disajikan secara
memadai dan akurat dalam mencerminkan aset, kewajiban dan modal
perusahaan. Pengguna laporan keuangan seharusnya dapat
memanfaatkan neraca untuk memperoleh gambaran yang cukup
mengenai suatu posisi harta perusahaan. Selain manfaat yang dapat
diperoleh dengan dibuatnya neraca, dalam neraca keuangan terdapat
batasan-batasan, seperti kecenderungan untuk mengabaikan efek
inflasi, tidak mencerminkan nilai perusahaan secara permanen,
melainkan hanya untuk mencerminkan pada periode pembuatan, serta
kurangnya memiliki daya banding.
239
analisis neraca. Keterbatasan-keterbatasan ini dapat disebabkan
kurangnya profesionalisme sebagai profesi akuntan serta kebijakan
perusahaan yang salah, sehingga laporan yang dibuat tidak sesuai
dengan kondisi sebenarnya.
kepemilikan atau kepentingan residu dalam aset entitas yang masih tersisa
setelah dikurangi dengan kewajiban.
240
mengklasifikasikan komponen dalam neraca secara tepat dan benar, maka
akan dapat:
(1) Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang
akan segera jatuh tempo lewat aset lancar yang dimiliki perusahaan.
(2) Mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi
kewajiban tidak lancar (jangka panjang).
(3) Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek lewat aset yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa
mengalami kesulitan.
(4) Memprediksi jumlah total klaim kreditor atas aset perusahaan.
(5) Menprediksi jumlah total klaim pemilik dana atau investor atas aset
perusahaan.
(6) Memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan antara total
kewajiban dengan total aset.
241
Tabel 6.10
ASET/AKTIVA KEWAJIBAN
Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas dan setara kas Utang usaha
Investasi jangka pendek Utang jangka pendek
Piutang Beban yang masih harus
Perlengkapan dibayar
Beban/biaya dibayar Pendapatan diterima dimuka
dimuka Kewajiban lancar lainnya
Sewa dibayar dimuka
Aktiva lancar lainnya
Aktiva Tidak Lancar: Kewajiban Tidak Lancar:
Aset tetap Utang jangka panjang
Investasi jangka panjang Utang wesel
Aset tidak berwujud Kewajiban pajak yang
Aset tidak lancar lainnya ditangguhkan
Kewajiban tidak lancar
lainnya
MODAL/EKUITAS
PEMILIK
Modal akhir
ASET LANCAR
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang dapat dikonversi menjadi
kas, dijual, digunakan dalam jangka waktu satu tahun/kurang dari satu
tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal operasi perusahaan,
dimana siklus kegiatan normal operasi perusahaan merupakan
242
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melakukan
transaksi selama periode yang telah ditentukan. Beberapa perusahaan
dan jenisnya, siklus operasi normal perusahaan dapat berlangsung
selama lebih dari satu tahun. Ketika siklus operasi normal perusahaan
berlangsung selama lebih dari satu tahun, lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus operasi inilah yang
seharusnya digunakan untuk mendefinisikan dan menggolongkan
komponen aset lancar dan tidak lancar.
Untuk aset yang tergolong lancar, urutan penyajiannya di neraca
haruslah berdasarkan pada urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan
aset yang paling likuid (lancar) lalu diikuti dengan investasi jangka
pendek, piutang, perlengkapan/persediaan dan biaya dibayar di muka.
Kas, Setara Kas dan Investasi Jangka Pendek
Kas merupakan aset yang paling likuid yang dimiliki perusahaan,
oleh sebab itu kas akan diurutkan atau ditempatkan sebagai
komponen pertama dari aset lancar lainnya dalam neraca.
Sedangkan yang tergolong ke dalam kas meliputi uang kertas,
uang logam, cek, wesel pos (kiriman uang lewat pos), dan
deposito (tabungan). Perusahaan akan menggunakan istilah kas
dan setara kas dalam melaporkan kasnya. Kas sendiri terdiri dari
uang kas yang disimpan di bank (cash in bank), dan uang kas
yang tersedia di perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas
adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat
dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu
yang sangat segera. Pada umumnya, investasi ini memang pada
awalnya dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
pendapatan bunga dari uang kasnya yang untuk sementara waktu
memang berlebih atau tidak/belum terpakai dalam kegiatan
operasional perusahaan untuk beberapa waktu.
243
Piutang
Piutang dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha,
piutang wesel, dan piutang lain-lain. Piutang akan disajikan
dalam neraca sebesar nilai realisasi/telah direalisasikan bersih
yang dapat ditagih.
Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan
sebagai akibat adanya penjualan secara kredit atau pemberian jasa
perusahaan yang belum diterima pembayarannya. Piutang usaha
biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu
yang relatif pendek. Oleh sebab itu piutang usaha digolongkan
dalam aset lancar. Piutang wesel adalah tagihan perusahaan
kepada pembuat wesel (pihak yang telah berhutang kepada
perusahaan). Wesel diartikan sebagai surat perjanjian yang timbul
akibat adanya transaksi utang piutang. Dengan demikian piutang
wesel merupakan tagihan yang disertai dengan perjanjian sebagai
jaminan. Sedangkan yang termasuk piutang lain-lain adalah
piutang atas bunga, piutang deviden, piutang pajak dan piutang
karyawan. Jenis piutang wesel dapat diklasifikasikan dalam
neraca bisa sebagai aset lancar bisa juga sebagai aset tidak lancar
tergantug pada lamanya jatuh tempo pelunasan piutang wesel.
244
yang dijual belikan sebagai aktivitas utama, maupun mengolah
barang sebelum siap dijual. Kalaupun dalam perusahaan jasa
terdapat penjualan barang, hal ini digolongkan ke dalam
penjualan investasi atau kegiatan non operasional. Maka dalam
perusahaan jasa, terdapat persediaan perlengkapan yang
digunakan selama aktivitas usaha. Perlengkapan inilah yang
menjadi komponen dalam neraca perusahaan jasa.
245
Investasi Jangka Panjang
Investasi jaangka panjang dapat berupa penyertaan atau
kepemilikan saham dalam perusahaan induk atau anak
perusahaan. Pada praktiknya, terkadang dalam perusahaan dapat
melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk aset tetap
seperti tanah yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan bukan
untuk digunakan dalam kegiatan operasi bisnis perusahaan,
melainkan untuk tujuan investasi dalam rangka mencari
laba/keuntungan pada saat akan dijual nantinya.
Aset Tetap
Aset tetap merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu
perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya dan manfaatnya,
jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya.
Selain memiliki ciri-ciri dan karakteristik mendasar yang umum
sebagaimana yang terdapat pada aset lainnya, aset tetap memiliki
ciri-ciri yang mana merupakan barang fisik yang dimiliki
perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi
normal, memiliki umur yang terbatas. Nilai atas aset tetap
diperoleh dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh hak-
haknya yang sah atas pemanfaatan aset tersebut dan pada
umumnya jasa atau manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi
periode yang lebih panjang dari satu tahun, seperti
peralatan/mesin, tanah, gedung/bangunan, kendaraan operasional
dan aset tetap lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa aset tetap adalah aset jangka
panjang atau aset yang relatif permanen, dimana merupakan aset
berwujud karena terlihat secara fisik, dan dapat digunakan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian
dari kegiatan utama perusahaan.
246
Kemampuan aset tetap untuk memberikan jasa dan manfaat
kepada perusahaan dalam kegiatan operasi cenderung semakin
menurun dalam jangka waktu yang panjang, kecuali aset tetap
tanah, dimana tanah tidak ada pengurangan/mengalami
penyusutan sebab harga tanah justru cenderung akan meningkat
dari tahun ke tahun. Dengan demikian, akibat penurunan
kemampuan tersebut dan pengaruh faktor-faktor lainnya, seperti
keusangan, maka nilai yang melekat pada aktiva tetap akan
berubah seiring berlalunya waktu. Pengurangan yang terjadi pada
aset tetap disebut nilai penyusutan, yang akan mempengaruhi
penurunan nilai pada aset tetap. Nilai penurunan/penyusutan aset
tetap dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan dan lamanya
masa manfaat dari aset aktiva tersebut.
247
KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar
dengan menggunakan aset/aktiva lancar atau menciptakan kewajiban
lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun/kurang dari satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kewajiban lancar
pada umumnya mencangkup berbagai komponen seperti utang usaha,
utang wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar,
pendapatan diterima dimuka dan bagian utang jangka panjang yang
lancar. Adapun yang termasuk dalam kategori beban yang masih
harus dibayar adalah utang gaji, utang bunga, dan utang pajak.
Utang Usaha
Utang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima sebelum
melakukan transaksi pembayaran kepada pemberi barang/jasa.
Jenis perusahaan dagang, seringkali perusahaan membeli barang
dagang secara kredit dari pemasok untuk dijual kembali kepada
para pelanggannya. Utang usaha ini biasanya akan segera dilunasi
oleh perusahaan dalam jangka waktu yang sangat singkat sesuai
dengan persyaratan kredit/termin pembayaran yang tercantum
dalam bukti dokumen transaksi (faktur)
248
disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara resmi dalam
sebuah wesel.
249
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak
akan dibayar dalam waktu 1 (satu) tahun atau dalam satu siklus
operasi normal perusahaan. Kewajiban tidak lancar pada umumnya
mencangkup berbagai komponen, yaitu utang jangka panjang seperti
utang bank dan utang wesel jangka panjang, kewajiban sewa jangka
panjang, utang wesel, kewajiban yang ditangguhkan dan kewajiban
tidak lancar lainnya.
250
Kewajiban Tidak Lancar Lainnya
Yang termasuk sebagai kewajiban tidak lancar lainnya adalah
kewajiban pensiun yang masih harus dibayar, utang jaminan
produk, dan kewajiban kontijensi lainnya. Kewajiban pensiun
yang masih harus dibayar terjadi apabila besarnya kewajiban
pensiun melebihi besarnya nilai wajar dana pensiun.
EKUITAS PEMILIK
Metode pelaporan ekuitas/modal memilik metode yang berbedaa
tergantung pada jenis dan bentuk perusahaan. Untuk perusahaan
perorangan, ekuitas dilaporkan secara tunggal dengan menggunakan
akun modal. Saldo dalam akun ini merupakan hasil kumulatif dari
investasi dan penarikan pemilik serta laba atau rugi bersih yang telah
dihasilkan. Sedangkan untuk jenis dan bentuk perusahaan
persekutuan, ekuitas dilaporkan dengan menggunakan beberapa akun
modal yang disajikan secara terpisah untuk masing-masing anggota
sekutu. Saldo modal dari masing-masing anggota sekutu ini berisi
ikhtisar hasil investasi dan penarikan serta bagian laba rugi bersih dari
firma.
Ekuitas pemilik dalam perusahaan perseroan disebut dengan ekuitas
pemegang saham. Dalam perusahaan perseroan, investor ataau para
pemegang saham merupakan pemilik perusahaan. Dalam neraca
perusahaan perseroan, bagian ekuitas pemegang saham akan
melaporkan secara terperinci jumlah dari masing-masing dua sumber
utama modal, yaitu sumber modal yang pertama adalah modal yang
disetor atau yang dikontribusi oleh pemegang saham, yang dinamakan
sebagai modal disetor. Sedangkan sumber modal yang kedua adalah
laba bersih yang ditahan atau diinvestasikan kembali kedalam
perusahaan, yang dinamakan sebagai laba ditahan atau saldo laba.
Laba ditahan timbul sebagai hasil dari kegiatan perusahaan, yaitu laba
251
bersih, yang sebagian dari laba bersih ini akan ditahan atau
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan.
252
Perlu diketahui bahwa semua bentuk laporan dalam tahapan siklus
akuntansi, penyajian nilai akhir, baik yang melibatkan format kolom
debit kredit maupun letak posisi kolom dari komponen, haruslah
memiliki hasil yang selalu sama/seimbang (balance) sebagai prinsip
dalam pencatatan akuntansi.
(Kewajiban+Modal)
Catatan:
untuk komponen aktiva tidak lancar/aktiva tetap, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa aktiva tetap ini akan mengalami
253
penyusutan dan nilai penyusutan ini akan mengurangi aktiva tetap
yang terkait, akun yang bersifat mengurangi ini disebut akun
kontra, seperti akun akumulasi penyusutan peralatan akan
mengurangi nilai peralatan, akumulasi penyusutan bangunan akan
mengurangi akun bangunan, dan akumulasi penyusutan kendaraan
akan mengurangi nilai kendaraan, dan jenis akun kontra lainnya.
Ilustrasi:
Tabel 6.12
CV. ALDIVA
Neraca
Per 31 Desember 2017
AKTIVA KEWAJIBAN
(Kewajiban+Modal)
Catatan:
Nilai modal/ekuitas yang dicantumkan dalam laporan neraca
merupakan nilai modal akhir yang tertera dalam laporan perubahan
254
modal, bukan nilai modal awal/modal yang disetor pada awal
periode.
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang usaha Rp XXX
Utang gaji Rp XXX
Pendapatan diterima di muka Rp XXX +
Total Kewajiban Lancar Rp XXX
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Bank Rp XXX
Utang hipotek Rp XXX +
Total Kewajiban tidak lancar Rp XXX +
TOTAL KEWAJIBAN Rp XXX
EKUITAS PEMILIK
Modal Rp XXX +
255
Ilustrasi:
Tabel 6.14
CV. ALDIVA
Neraca
Per 31 Desember 2017
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas 8.000.000
Piutang usaha 10.000.000
Perlengkapan 3.000.000
Asuransi dibayar di muka 1.200.000
Beban dibayar di muka 4.000.000 +
Total Aktiva Lancar 26.200.000
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang usaha 9.000.000
Utang gaji 1.000.000
Pendapatan diterima di muka 8.000.000 +
Total Kewajiban Lancar 18.000.000
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Bank 12.000.000
Utang hipotek 15.000.000 +
Total Kewajiban tidak
lancar 27.000.000 +
TOTAL KEWAJIBAN 45.000.000
EKUITAS PEMILIK
Modal 99.950.000 +
256
c. Neraca Bentuk Staffel
Tabel 6.15
257
Ilustrasi:
Tabel 6.16
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar:
Utang usaha 9.000.000
Utang gaji 1.000.000
Pendapatan diterima dimuka 8.000.000
Kewajiban Tidak Lancar:
Utang bank 12.000.000
Utang hipotek 15.000.000
EKUITAS PEMILIK
Modal 99.950.000
258
2.4 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Gambar 6.5
259
suatu perusahaan selama suatu periode. Hal-hal yang disajikan dalam
laporan arus kas meliputi jumlah kas yang diterima dan jumlah kas yang
telah dikeluarkan. Laporan arus kas merinci sumber penerimaan maupun
pengeluaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan.
Laporan arus kas juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
apakah rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah
berjalan segaimana mestinya. Dengan laporan arus kas, informasi
mengenai dari mana saja sumber penerimaan kas dan untuk pembiayaan
apa saja kas yang dikeluarkan akan tersaji secara terperinci.
Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus keluar, dimana
laporan ini akan memberikan informasi yang bermaanfaat bagi pengguna,
meengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas
operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban dan membayar deviden
laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan
operasional yang telah berlangsung dan merencanakan aktivitas investasi
dan pembiayaan di masa yang akan datang.
Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran/pengeluaran kas
diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan pembiayaan.
260
biaya sewa, dan pembelian sekuritas yang diperdagangkan serta
pengeluaran kas lainnya. Perlu diketahui bahwa kas yang diterima dari
pendapatan bunga dan deviden, bukan termasuk kategori sebagai aktivitas
investasi, melainkan aktivitas operasi. Adapun yang termasuk sebagai
aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah, bangunan, dan
peralatan, yang merupakan bukan aktivitas utama perusahaan, namun
transaksi ini dilakukan untuk dapat dijual kembali nantinya sebagai usaha
dalam mencari keuntungan. Aktivitas demikian dapat digolongkan ke
dalam aktivitas investasi. Di samping itu, aktivitas investasi juga meliputi
pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang bukan untuk tujuan
diperdagangkan, penjualan segmen bisnis, dan pemberian pinjaman
kepada entitas lain, termasuk penagihannya.
261
jasa/penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji
kembali dengan menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui
berapa besarnya uang kas yang telah diterima dari pelanggan
sepanjang periode. Untuk beban gaji dan upah, beban bunga, beban
pajak, dan beban-beban lainnya yang tersaji dalam laporan laba rugi
juga akan diuji kembali untuk mengetahui berapa besarnya uang kas
yang benar-benar telah dibayarkan atas beban-beban tersebut.
262
Catatan:
Apabila menggunakan metode tidak langsung, maka penyajian
laporan arus kas tidak menjabarkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas/pembiayaan, namun cukup memasukan nilai dari
hasil laba/rugi bersih.
263
tidak dipengaruhi oleh metode langsung ataupun metode tidak
langsung.
Jika arus kas masuk dari aktivitas investasi lebih besar dari pada
arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang dihasilkan oleh
aktivitas investasi akan dilaporkan. Dan jika arus kas masuk dari
investasi lebih kecil dibanding dengan arus keluarnya, maka arus
kas bersih yang digunakan dalam aktivitas investasi dilaporkan.
264
Jika arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih besar
disbanding dengan arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang
dihasilkan oleh aktivitas pembiayaan akan dilaporkan, namun jika
arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih kecil dibanding
dengan arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang digunakan
dalam aktivitas pembiayaan dilaporkan.
265
2.4.2 Ilustrasi Laporan Keuangan
Catatan:
Hasil dari laporan arus kas, akan di akumulasikan dengan modal
pada awal periode, sehingga jumlah arus kas akan mencerminkan
kondisi arus kas yang sebenarnya, hasil dari kegiatan perusahaan
dalam periode tertentu.
266
Ilustrasi tahapan penyajian laporan keuangan
Di bawah ini merupakan data yang disajikan dalam neraca lajur
(tahap pengikhtisaran), sebagai dasar untuk penyusunan laporan
keuangan:
267
Catatan:
Tampak bahwa nilai laba bersih memiliki jumlah yang sama pada
selisih neraca lajur kolom laba rugi dan neraca yaitu sebesar
Rp 3.525.000,00
268
269
Sekelumit tentang Nah, setelah kamu berhasil masuk kejurusan
Kompetensi Keahlian akuntansi dan telah belajar mengenai ruang
Akuntansi dan Keuangan lingkup akuntansi dan penerapan tahapan siklus
Lemabaga akuntansi pada pembelajaran sebelumnya, berarti
kalian siap untuk bertemu angka dan laporan
keuangan setiap hari. Apalagi kalian baru saja
mempelajari siklus akuntansi tahap pelaporan.
Jadi kalian akan sering menghadapi jumlah mata
uang dalam penyajiannya.
Selain itu, siswa akuntansi juga dituntut untuk
menjadi kreatif dalam meneliti, keteraturan,
ketertiban dan kapatuhan akan menjadi kunci
keberhasilan kalian dalam menjalankan fungsi dan
tujuan akuntansi untuk membuat laporan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam ilmu akuntansi. Kalian juga akan selalu
dituntut untuk menyimpan seluruh bukti transaksi
secara lengkap, rapi dan berurutan sesuai dengan
waktu terjadinya transaksi. Transaksi ini akan
dijadikan dasar utama dalam pembuatan laporan
akuntansi. Dari beberapa macam tuntutan tersebut,
270
terdapat beberapa fakta unik tentang pelajar
jurusan akuntansi.
1. Kalkulator adalah senjata andalan.
Beda dengan jurusan lainnya, pelajar dengan
jurusan akuntansi akan lebih memilih
membawa kalkulator sebagai senjata andalan
sekaligus teman setia dalam bekecimpung di
dunia akuntansi. Benda yang setia menemani
kegalauan pelajar akuntansi saat
perhitungannya tidak tepat dan tidak
seimbang (balance), sering sekali digunakan
berkali kali demi menciptakan hasil dari
laporan keuangan yang seimbang.
2. Sering berkhayal memiliki uang banyak
sebagai media penghitungan.
Pelajar akuntansi sering sekali menghitung
jumlah uang yang tidak sedikit, bahkan
mencapai ratusan juta. Uniknya lagi jumlah
uang yang dihitung dengan jumlah ratusan juta
ini tidak ada bentuk fisiknya. Hal ini
menjadikan pelajar akuntansi memiliki
kemampuan khusus yang lain juga, dapat
menghitung dan menyimpan jumlah uang yang
banyak secara khayalan di saat sedang
menghitung laporan secara tertulis.
Kemampuan ini yang dapat menambah dan
mengasah daya ingat pelajar akuntansi dan
teknik perhitungan angka dan nilai uang
tentunya.
3. Teliti dalam soal hitung-menghitung.
271
Pelajar akuntansi biasanya sangat teliti dalam
perhitungan, terutama dalam pembuatan
laporan keuangan, karena tuntutan laporan
keuangan harus memiliki hasil yang tepat dan
benar. Kebiasaan ini akhrinya terbawa dalam
kesehariannya, sehingga kebiasaan ini akan
membuat para pelajar akuntansi memiliki
ketepatan dan kecepatan dalam menghitung
4. Peluang kerja lebih luas dibanding jurusan
yang lain.
Lulusan akuntansi memiliki banyak peluang
dan kesempatan dalam dunia kerja, khususnya
sebagai tenaga akuntansi pada bagian
keuangan. Tapi tidaak menutup kemungkinan
jika lulusan dari jurusan akuntansi juda bisa
berkarir di bagian lain di banyak
industri/perusahaan. Apa sajakah prospek karir
lulusan akuntansi? Selain bekerja menjadi
akuntan publik lulusan ini juga bisa jadi
akuntan di pemerintahan. Tidak hanya itu,
lulusan akuntansi juga bisa berpeluang menjadi
Auditor di Badan Pengawas Keuangan (BPK).
Selain itu, para pelajar akuntansi juga bisa
menjadi konsultan keuangan maupun tenaga
pengajar di bidang kompetensi kejuruan
akuntansi. Nah yang paling menarik adalah
para pelajar akuntansi bisa menjadi pengusaha
dan memiliki bisnis pribadi.
272
Pokok Uraian Definisi
Tahapan pelaporan akuntansi tahapan siklus akuntansi yang merupakan hasil
adalah
akhir dari serangkaian proses pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran data dari
transaksi bisnis.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakaan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, yang juga merupakan
sebagai alat informasi yang menghubungkan
perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang menunjukan kondisi
keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan
dalam periode/jangka waktu tertentu.
273
mengenai posisi aset, kewajiban, dan
modal/ekuitas perusahaan per periode tertentu.
Laporan Arus Kas (Statement of Cash
Flow), merupakan sebuah laporan yang dibuat
untuk menggambarkan arus kas masuk dan
arus kas keluar secara terperinci dari masing-
masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas
operasi, aaktivitas investasi sampai dengan
aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu
periode waktu tertentu.
274
Bentuk-bentuk laporan 1. Laporan laba rugi
keuangan: 2. Laporan perubahan modal
3. Laporan neraca
4. Laporan arus kas
Batasan-batasan laporan laba Rekening/akun yang tidak dapat diukur secara
rugi: akurat tidak dilaporkan.
Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
digunakan dan faktor estimasi
Bentuk format laporan laba Format laporan laba rugi bentuk langsung
rugi: (single step)
Format laporan laba rugi bentuk bertahap
(multiple step)
275
Komponen laporan perubahan 1. Modal awal
modal: 2. Tambahan Investasi dari Pemilik
3. Perolehan laba/rugi
4. Pengambilan pribadi (prive)
5. Modal akhir
276
Klasifikasi penggolongan untuk komponen yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan neraca secara umum adalah sebagi berikut:
ASET/AKTIVA KEWAJIBAN
Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas dan setara kas Utang usaha
Investasi jangka pendek Utang jangka pendek
Piutang Beban yang masih harus
Perlengkapan dibayar
Beban/biaya dibayar Pendapatan diterima dimuka
dimuka Kewajiban lancar lainnya
Sewa dibayar dimuka
Aktiva lancar lainnya
Aktiva Tidak Lancar: Kewajiban Tidak Lancar:
Aset tetap Utang jangka panjang
Investasi jangka panjang Utang wesel
Aset tidak berwujud Kewajiban pajak yang
Aset tidak lancar lainnya ditangguhkan
Kewajiban tidak lancar
lainnya
MODAL/EKUITAS
PEMILIK
Modal akhir
277
memberikan informasi yang bermaanfaat bagi
pengguna, mengenai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi,
melakukan investasi, melunasi kewajiban dan
membayar deviden.
2. Laporan arus kas digunakan untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah
berlangsung dan merencanakan aktivitas
investasi dan pembiayaan dimasa yang akan
datang.
278
279
280
REFLEKSI BAB 6
281
Tujuan yang hendak dicapai dalam dalam pembelajaran tentang siklus
akuntansi tahap penutupan antara lain:
282
TAHAP
PENUTUPAN
283
Akun nominal, akun riil, ikhtisar laba rugi, jurnal penutup, neraca saldo setelah
penutupan, jurnal pembalik.
Gambar 7.1
284
laporan yang memuat komponen pendapatan dan beban dalam usaha, dimana
pendapatan memiliki sifat menambah modal, sedangkan beban memiliki sifat
mengurangi modal. Pendapatan dan modal sama-sama memiliki saldo normal di
sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal yang berlawanan dengan
saldo normal untuk pendapatan dan modal. Apabila pendapatan lebih besar dari
beban maka akan diperoleh laba bersih, laba bersih ini berarti sifatnya akan
menambah modal dan sebaliknya jika terjadi rugi bersih yang disebabkan beban
lebih besar dari pendapatan, maka sifatnya akan mengurangi modal. Sedangkan
komponen yang akan mengurangi dampak modal yaitu prive. Prive memiliki
saldo normal disebelah debit. Pencatatan komponen yang terdapat dalam laporan
laba rugilah yang akan dijadikan sebagai dasar pencatatan ayat jurnal penutup.
Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi dan
merupakan tahapan akhir penyusunan laporan keuangan yang digunakan untuk
menutup akun-akun nominal (komponen akun yang terdapat dalam laporan laba
rugi) sementara. Akibat adanya penutupan ini, saldo akun-akun tersebut akan
menjadi nol pada awal periode akuntansi berikutnya. Akun yang akan ditutup
untuk kepentingan tersebut, adalah akun nominal, dana kun pembantu modal.
Yang termasuk akun nominal adalah pendapatan dan beban, sedangkan akun
pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba rugi, mengingat akun nominal
akan mempengaruhi laba rugi.
Ayat jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode, memiliki tujuan dan fungsi,
antara lain:
a. Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara, sehingga nilai
dari akun yang bersifat sementara itu akan menjadi nol setelah dibuatnya ayat
jurnal penutupan.
b. Untuk menentukan saldo akun modal, sehingga akun modal menunjukkan
jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode, hal ini akan
menjadikan saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang
dilaporkan di neraca.
285
c. Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar tidak tercampur
dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun/periode
sebelumnya.
d. Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan penutupan
buku.
e. Mempermudah ketika dilakukan pemeriksaan, hal ini dikarenakan telah
dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi antara periode berjalan, dengan
transaksi untuk periode akuntansi berikutnya.
f. Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (akun riil) dari suatu
perusahaan setelah dilakukan penutupan buku melalui ayat jurnal penutup.
Akun yang sesengguhnya/sebenarnya terdiri atas harta, kewajiban dan
ekuitas.
286
1.1 Komponen Jurnal Penutup
Jurnal penutup digunakan untuk beberapa akun yang masih bersifat
sementara, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jurnal penutup dapat
dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1) Mentransfer akun pendapatan, dimana akun pendapatan memiliki saldo
normal disebelah kredit, lalu ditutup dengan memindahkan ke sebelah
sisi debit dan kemudian mengkredit akun ikhtisar laba rugi dalam
pencatatan jurnal penutup
2) Mentransfer akun beban, dimana akun beban memiliki saldo norml
disebelah debit, lalu ditutup dengan memindahkan akun beban kesebelah
kredit dan kemudian mendebit akun ikhtisar laba rugi
3) Mentransfer jumlah laba bersih/rugi bersih ke akun modal, dengan
ketentuan bahwa jika laba bersih maka akun modal akan dikredit, dan
disebelah debit dicatat akun ikhtisar laba rugi, dan sebaliknya jika rugi
bersih bersih maka akun modal akan dicatat disebelah debit dan disebelah
kredit dicatat akun ikhtisar laba rugi.
4) Mentransfer akun prive yang memiliki saldo normal debet, lalu
dipindahkan kesebelah kredit, dan kemudian mendebit akun modal.
287
Menutup Akun Pendapatan
Menutup seluruh akun pendapatan dapat dilakukan dengan mendebit akun
pendapatan, dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah
pendapatan yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai sumber komponen
nominal.
Menutup seluruh akun beban dapat dilakukan dengan cara mengkredit akun
beban dan mendebit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah beban yang tersaji
dalam laporan laba rugi, sebagai sumber komponen nominal berikutnya.
Tabel 7.2
Beban-beban Rp xxx
288
Menutup Jumlah Laba Bersih
Menutup nilai laba bersih yang telah diperoleh dari laporan laba rugi,
(apabila diperoleh hasil laba bersih) dapat dilakukan dengan cara
mengkredit akun modal dan mendebit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah
laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai komponen yang
mempengaruhi penambahan akun modal.
Format pencatatan menutup jumlah laba bersih:
Tabel 7.3
Modal Rp xxx
Menutup nilai rugi bersih yang telah diperoleh dari laporan laba rugi
(apabila diperoleh hasil rugi bersih) dapat dilakukan dengan cara mendebit
akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah rugi
bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai komponen yang
mempengaruhi pengurangan akun modal
Tabel 7.4
Modal Rp xxx
289
Format pencatatan menutup akun prive:
Tabel 7.5
Modal Rp xxx
Prive Rp xxx
290
Tabel 7.6
Tabel 7.7
Berdasarkan data laporan keuangan di atas, maka ayat jurnal yang dapat
dibuat adalah sebagai berikut:
291
Tabel 7.8
292
2. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Gambar 7.2
Prosedur akuntansi yang terakhir setelah ayat jurnal penutup dibuat dan diposting
kemasing-masing buku besar akun terkait adalah menyiapkan neraca saldo setelah
penutupan. Laporan neraca setelah penutupan berisi saldo akhir dari masing-
masing akun neraca yang akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntansi
berikutnya. Jadi, dalam neraca saldo setelah penutupan sudah tidak ada lagi saldo
akun prive dan saldo-saldo akun-akun laporan laba rugi karena memang telah
ditutup melalui ayat jurnal penutup sehingga bersaldo.
293
akuntansi telah dipenuhi pada akhir periode akuntansi setelah melewati
berbagai tahapan siklus akuntansi.
Neraca saldo setelah penutupan hanya berisi akun-akun riil (harta, utang dan
modal), yang berguna untuk memeriksa keseimbangan jumlah saldo debit dan
kredit akun-akun buku besar setelah dilakukan penutupan. Sumber data yang
digunakan dalam penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah buku
besar yang telah disesuaikan dengan laporan ayat jurnal penutup. Dalam hal
ini akun-akun yang sudah pasti disesuaikan saldonya adalah akun nominal
(komponen laporan laba rugi) dan akun prive, karena telah di nolkan
(ditutup). Dengan demikian untuk akun-akun rill akan di pindahkan sebagai
dasar penyusunan neraca saldo setelah penutupan.
294
2.3 Ilustrasi Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Apabila perusahaan sudah selesai membuat jurnal penutup, maka tahapan
yang selanjutnya adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan, dimana
tujuan utama dari pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk
menjamin bahwa jumlah saldo didalam buku besar sudah seimbang.
Seperti yang telah dijelaskan, neraca saldo setelah penutupan didalamnya
terdapat daftar akun permanen, yang dapat memberikan bukti-bukti jika:
1) Ketika proses penjurnalan dan posting kebuku besar dari seluruh akun
yang wajib ditutup sudah selesai dibuat.
2) Memperlihatkan jika semua transaksi yang ada didalam perusahaan
sudah dicatat dan diposting kedalam buku besar secara benar.
Diketahui dokumen pada jurnal penutup (pada table 7.8), yang akan dijadikan
dasar informasi pada neraca saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:
295
Ayat Jurnal Penutup
Tabel 7.9
Tabel 7.10
296
Tabel 7.11
Tabel 7.12
Tabel 7.13
Catatan:
pembuatan buku besar untuk akun riil (selain akun yang telah ditutup
dalam jurnal penutup) dibuat dengan jumlah nilai nominal sesuai yang
tercantum dalam neraca. Dengan demikian akun akun yang telah ditutup
(akun nominal) tidak akan tampak dalam laporan neraca saldo setelah
penutupan, baik akun pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi dan prive,
sehingga neraca saldo yang akan disajikan hanya mencantumkan akun
riil saja yaitu yang tergolong aset, kewajiban dan modal.
297
3. Jurnal Pembalik
3.1 Tujuan Penyusunan Jurnal Pembalik
Gambar 7.3
298
2) Untuk menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi
berikutnya. Jurnal pembalik dapat memberikan manfaat apabila
perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya terlalu banyak.
3) Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi,
seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang bersifat
dobel karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian.
Dengan demikian, sumber data yang dijadikan dasar pembuatan ayat jurnal
pembalik, berasal dari data yang terdapat pada ayat jurnal penyesuaian. Hal
ini disebabkan oleh, bahwa jurnal penyesuaian yang telah dibuat paada
periode sebelumnya memiliki sifat pengakuan atas akun-akun tertentu yang
hanya dapat diakui pada saat periode pembuatannya, artinya jurnal
penyesuaian ini akan dibuatkan ayat jurnal pembalik, sebagai periode yang
baru, sehingga pergantian periode akuntansi yang berikutnya tidak akan
mencatat ulang berbagai laporan yang telah dicatat dalam periode
sebelumnya. Telah diselesaikannya atau belum mengenai harta maupun
kewajiban pada periode sebelumnya, perusahaan hanya perlu mengeceknya
pada laporan yang telah dibuat pada sebelumnya, tanpa harus dibuat catatan
kembali ke dalam periode akuntansi yang berikutnya, maka dari itu
perusahaan perlu membuat jurnal pembalik, sebagai gambaran laporan telah
dinetralkan kembali untuk periode akuntansi yang baru.
299
2) Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang masih harus
diterima/pendapatan akrual/piutang akrual, seperti pendapatann bunga
yang masih harus diterima (piutang bunga) dan jenis pendapatan yang
masih harus diterima lainnya.
3) Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar dimuka yang mula-mula
dicatat langsung sebagai beban bukan sebagai aset, seperti biaya sewa
dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban sewa, biaya iklan
dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan, dan biaya
asuransi dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi.
4) Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang mula-
mul dicatat langsung sebagai pendapatan bukan sebagai utang, seperti
pendapatan sewa diterima dimuka yang mula-mula dicatat sebagai
pendapatan sewa, dan lain-lain. Perlu diingat kembali bahwa pendapatan
yang diterima dimuka merupakan komponen dari neraca yaitu sebagai
utang sedangkan pendapatan merupakan komponen dari lapora laba rugi.
300
berlangsung dalam tahun 2017 ini haruslah diakui sebagai pendapatan tahun
2017 dalam pembukuan perusahaan sebagai kreditor, meskipun
pembayarannya baru akan diterima pada saat jatuh tempo yakni tanggal 1
Februari 2018.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka Ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.14
Sedangkan ayat jurnal pembalik yang akan dibuat pada tanggal 1 Januari
2018, adalah:
Tabel 7.15
Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Februari 2018, yaitu
pada saat pembayaran jatuh tempo adalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):
Tabel 7.16
301
Apabila ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat
pada tanggal 1 Februari 2018 adfalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):
Tabel 7.17
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, poin penting
yang perlu diperhaatikan dalam ilustrasi ini adalah bahwa bunga sebesar Rp
2.500.000 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2017 (untuk 5 bulan),
sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2018
hanyalah sebesar Rp 500.000,00 (untuk 1 bulan).
Sebagai contoh lainnya untuk mengilustrasikan dampak yang ditimbulkan
dari ada atau tidaknya ayat jurnal pembalik adalah misalkan pada tanggal 1
Agustus 2017, perusahaan memperoleh pinjaman uang dari Bank BRI
(selaku kreditor) senilai Rp 50 juta. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 6
bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok pinjaman
beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut telah jatuh tempo, yaitu
tepatnya pada tanggal 1 Februari 2018. Besarnya tingakt suku bunga
pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 12% pertahun.
Periode pembukuan perusahaan (selaku debitor) akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2017. Berdasarkan pencatatan basis akrual, bunga pinjaman
selama 5 bulan yaitu terhitung dari bulan Agustus hingga Desember yang
sudah terjadi ditahun 2017 ini haruslah diakui sebagai beban tahun 2017
oleh debitor (perusahaan), meskipun pembayarannya baru akan dilakukan
pada tanggal 1 Februari 2018 nanti.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka Ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
302
Tabel 7.18
Sedangkan ayat jurnal pembalik yang akan dibuat pada tanggal 1 Januari
2018, adalah:
Tabel 7.19
Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Februari 2018, yaitu
pada saat pembayaran jatuh tempo adalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):
Tabel 7.20
Apabila ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat
pada tanggal 1 Februari 2018 adalah sebagai berikut (di luar pokok
pinjaman):
Tabel 7.21
303
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, poin penting
yang perlu diperhaatikan dalam ilustrasi ini adalah bahwa bunga sebesar Rp
2.500.000 haruslah diakui sebagai beban tahun 2017 (untuk 5 bulan),
sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2018
hanyalah sebesar Rp 500.000,00 (untuk 1 bulan)
304
Peran dan Funsi Seorang Seorang akuntan merupakan salah satu
Akuntan komponen terpenting didalam susunan
organisasi suatu perusahaan, dimana seorang
akuntan akan menciptakan suatu informasi yang
akan berdampak kepada kelangsungan
operasional perusahaan, dari mulai aspek
komponen organisasi, maupun aspek sumber
daya yang digunakan dalam operasional
perusahaan. Informasi berupa laporan keuangan
yang dihasilkan melalui proses akuntansi yang
panjang, dimana pada proses tersebut terdapat
tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan hasil laporan yang baik, valid, dan
akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian
disebut sebagai siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan proses penyusunan suatu
laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterima secara
umum. Prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-
teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam
ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu
periode tertentu.
305
Dalam menjalankan tanggung jawab dan tugas
dalam bidang akuntansi, seorang akuntan harus
mengenal dan tahu bagaimana cara menghadapi
permasalahan yang umum terjadi dalam
kegiatan/aktivitas akuntansi, sebab meski
permasalahan yang timbul sering kali terdengar
sedethana, namun hal ini akan dapat
mengancam system manajerial dalam bidang
keuangan dan masa depan bisnis perusahaan.
Permasalahan umum ini mencangkup:
1. Kesalahan Pencatatan dan Pencocokkan
Laporan.
Sebagai seorang akuntan, mencatat dan
mencocokkan laporan keuangan secara rutin
menjadi salah satu tugas yang wajib
dilakukan. Laporan keuangan memiliki peran
yang sangat penting dalam keberlangsungan
bisnis perusahaan, maka dari itu hindari
kesalahan dalam pencatatan dan
pencocokkan laporan.
2. Tidak Menyimpan Dokumen Bukti
Transaksi.
Kesalahan satu ini sangat mudah sekali
dilakukan oleh mayoritas orang, terlebih
apabila seorang pekerja/akuntan memiliki
banyak tanggungan pekerjaan, sehingga
perhatian dan pikiranpun bercabang, dan
akhirnya mengabaikan dokumen bukti
transaksi, baik disebabkan adanya transaksi
dengan pihak internal maupun eksternal.
306
Meskipun terkesan sepele, dokumen bukti
transaksi dapat menjadi bukti yang valid
apabila terjadi perbedaan angka ketika
dilakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Selain itu, bukti transaksi seperti kwitansi,
nota, dan bukti transaksi lainnya juga sangat
berguna dalam proses audit/pemeriksaan dan
perpajakan karena dapat memperlancar
prosesnya.
3. Mencampur Akun Pribadi Dengan
Perusahaan.
Hanya karena bisnis yang dilakukan baru
berdiri/dibentuk, bukan berarti bisa
mencampur rekening pribadi dengan
perusahaan. Meskipun dituntut untuk
menjadi seorang akuntan, hal ini bukanlah
alasan, atau melakukan tindakan dimana
seorang akuntan prnah menggunakan akun
perusahaan untuk meminjam uang secara
sementara. Apapun bentuknya, mencampur
akun pribadi dengan perusahaan sama sekali
tidak boleh dilakukan. Hal tersebut hanya
akan memberi dampak negative padamasa
depan perusahaan, terutama apabila bisnis
yang sedang dijalankannya baru dalam tahap
berkembang. Selain itu dapat menyebabkan
kesulitan saat membuat laporan keuangan
dan menjalani proses audit.
4. Ingin Menangani Semuanya Sendiri.
307
Melaksanakan tanggung jawab sebagai
seorang akuntan dapat menjadi hal yang
cukup menantang. Sebagian besar tanggung
jawab mungkin akan berkutat pada laporan
keuangan, mengingat hal tersebut sangat
penting dalam menetukan masa depan
perusahaan.
Ketika bisnis mulai berkembang, akan
muncul pencatatan bermacam-macam akun
yang membutuhkan lebih banyak waktu dan
tenaga. Apabila kita sebagai seorang akuntan
merasa kewalahan, jangan segan untuk
meminta bantuan dari orang lain, seperti staf
atau rekan kerja. Apabila terlalu
memaksakan diri, kinerja kita justru jadi
tidak maksimal dan berpengaruh pada
kualitas hasilnya. Kemungkinan daei human
error pun bisa terjadi dan mempengaruhi
laporan keuangan.
5. Menyepelekan Peran Laporan Keuangan.
Mencatat laporan keuangan perusahaan
bukan sekedar menghitung saldo atau untuk
kepentingan audit dan perpajakan. Lebih dari
itu, aktivitas tersebut mampu menyediakan
data-data yang nantinya bisa digunakan
untuk mengambil berbagai pertimbangan dan
kebijakan terkait dengan masa depan
peusahaan. Seorang akuntan bisa
menunjukkan letak masalah yang ditemukan
dari laporan keuangan, seperti daftar
308
pelanggan yang tidak kunjung membayar
tagihan, atau daftar supplier yang perusahaan
belum dilakukan pembayaran, ataupun jenis
masalah lainnya.
309
Pokok Uraian Definisi
Tahap penutupan siklus a. Jurnal penutup, adalah ayat jurnal yang
akuntansi meliputi: dibuat pada akhir periode akuntansi dan
merupakan tahapan akhir penyusunan
laporan keuangan yang digunakan untuk
menutup akun-akun nominal (komponen
akun yang terdapat dalam laporan laba
rugi) sementara.
b. Neraca saldo setelah penutupan, adalah
neraca yang dibuat setelah penutupan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa
jumlah saldo yang ada didalam buku besar
telah seimbang.
c. Jurnal pembalik, adalah tahapan laporan
keuangan yang dibuat setelah menyusun
laporan ayat jurnal penutup dan neraca
saldo setelah penutupan sebagai tahapan
paling akhir (tahap penutupan) yang
digunakan untuk membalikkan catatan
yang terdapat pada jurnal penyesuaian
sebagai akibat adanya akun neraca
Ayat jurnal penutup yang a. Menutup saldo yang terdapat pada semua
dibuat pada akhir periode, perkiraan sementara (akun nominal).
b. Untuk menentukan saldo akun modal.
310
memiliki tujuan dan fungsi, c. Memisahkan transaksi akun pendapatan
antara lain: dan beban agar tidak tercampur dengan
jumlah nominal dari pendapatan dan
beban pada tahun/periode sebelumnya
d. Menyajikan neraca awal periode
berikutnya setelah dilakukan penutupan
buku.
e. Mempermudah ketika dilakukan
pemeriksaan.
f. Menyajikan informasi keuangan yang
sebenarnya (akun riil) dari suatu
perusahaan setelah dilakukan penutupan
buku melalui ayat jurnal penutup.
Komponen jurnal penutup: a. Menutup akun pendapatan.
Mentransfer akun pendapatan, dimana
akun pendapatan memiliki saldo normal
disebelah kredit, lalu ditutup dengan
memindahkan ke sebelah sisi debit dan
kemudian mengkredit akun ikhtisar laba
rugi dalam pencatatan jurnal penutup
b. Menutup akun beban.
Mentransfer akun beban, dimana akun
beban memiliki saldo norml disebelah
debit, lalu ditutup dengan memindahkan
akun beban kesebelah kredit dan
kemudian mendebit akun ikhtisar laba
rugi
c. Menutup ikhtisar laba/rugi
Mentransfer jumlah laba bersih/rugi
bersih ke akun modal, dengan ketentuan
311
bahwa jika laba bersih maka akun modal
akan dikredit, dan di sebelah debit dicatat
akun ikhtisar laba rugi, dan sebaliknya
jika rugi bersih bersih maka akun modal
akan dicatat di sebelah debit dan di
sebelah kredit dicatat akun ikhtisar laba
rugi.
d. Menutup akun prive
Mentransfer akun prive yang memiliki
saldo normal debet, lalu dipindahkan ke
sebelah kredit, dan kemudian mendebit
akun modal.
Komponen neraca saldo Komponen neraca saldo setelah penutupan
hanya berisi akun-akun riil (harta, utang dan
modal), yang berguna untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debit dan kredit
akun-akun buku besar setelah dilakukan
penutupan.
Neraca saldo setelah a. Neraca saldo setelah penutupan dapat
penutupan memiliki fungsi: digunakan sebagai alat untuk
membuktikan bahwa proses penjurnalan
dan pemostingan ayat jurnal penutup telah
dilakukan secara tepat dan lengkap.
b. Neraca saldo setelah penutupan ini juga
dibuat untuk membuktikan bahwa
keseimbangan dalam persamaan akuntansi
telah dipenuhi pada akhir periode
akuntansi setelah melewati berbagai
tahapan siklus akuntansi.
312
Jurnal pembalik memiliki a. Untuk mempermudah pencatatan transaksi
tujuan, antara lain: pada awal periode akuntansi yang baru,
terutama yang berhubungan dengan ayat
jurnal penyesuaian
b. Untuk menyederhanakan penyusunan
jurnal pada periode akuntansi berikutnya.
Jurnal pembalik dapat memberikan
manfaat apabila perusahaan membuat ayat
jurnal yang jumlahnya terlalu banyak.
c. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan
yang mungkin bisa terjadi, seperti
menghindari pengakuan biaya atau
pendapatan yang bersifat ganda karena
penyusunan ayat jurnal penyesuaian
Komponen jurnal pembalik: a. Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang
masih harus dibayar/beban akkrual/utang
akrual
b. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan
yang masih harus diterima/pendapatan
akrual/piutang akrual.
c. Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar
di muka yang mula-mula dicatat langsung
sebagai beban bukan sebagai aset, seperti
biaya sewa dibayar di muka yang mula-
mula dicatat sebagai beban sewa, biaya
iklan dibayar di muka yang mula-mula
dicatat sebagai beban iklan, dan biaya
asuransi dibayar di muka yang mula-mula
dicatat sebagai beban asuransi.
313
d. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan
diterima di muka yang mula-mul dicatat
langsung sebagai pendapatan bukan
sebagai utang, seperti pendapatan sewa
diterima di muka yang mula-mula dicatat
sebagai pendapatan sewa, dan lain-lain.
314
1. Buatlah Jurnal Penutup berdasarkan data sebagai berikut :
Pendapatan ............................................................. Rp 20.000.000,00
Beban Telepon ....................................................... Rp 1.500.000,00
Beban Asuransi ...................................................... Rp 1.000.000,00
Beban Depresiasi ................................................... Rp 10.000.000,00
Beban Gaji ............................................................. Rp 4.000.000,00
Beban Perlengkapan ...............................................Rp 2.000.000,00
Prive ....................................................................... Rp 5.000.000,00
315
REFLEKSI BAB 7
Setelah mempelajari bab terakhir dalam siklus akuntansi, yaitu tahap pentupan,
dimana pada bab sebelumnya siswa telah melalui proses pembelajan meliputi
pemahaman konsep dan dasar akuntansi dan menerapkannya dalam siklus
akuntansi, dari mulai tahap analisis transaksi, tahap pecatatan, tahap pencatatan,
tahap penggolongan, tahap pengikhtisaran dan tahap pelaporan hingga tahapan
yang terakhir. Dengan demikian siswa diharapkan mampu memahami dan
menerapkan siklus akuntansi secara keseluruhan. Dengan telah mempelajari
siklus akuntansi secara keseluruhan, siswa akan lebih dapat memahami materi
pembelajaran mengenai ruang lingkup akuntansi yang lebih luas dengan dasar
akuntansi yang telah dipelajari dari bab awal hingga bab akhir tentang
pengetahuan dasar akuntansi. Selain dapat menerapkan materi dalam praktik
pembelajaran, siswa dapat menerapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari,
mampu memahami akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan dan
keahlian khusus, dimana akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang
menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, dan bebas nilai serta mampu
menerapkan dan menciptakan informasi keuangan dalam rangka mencapai
tujuan sosial dan ekonomik melalui permasalahan yang berkaitan dengan bidang
akuntansi dan pengaruhnya terhadap ruang lingkup yang terkait.
316
Daftar
Pustaka
Hery, 2015. Akuntansi Untuk SMK/MAK dan SMA/MA
Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
Nama GUNAWAN, SE
Tempat, tanggal Brebes,10 Mei 1994
lahir
No. Hp/e-mail ➢ 081326829710
➢ ag861773@gmail.com
Spesialisasi Economic Accounting
Pendidikan
Bidang Akuntansi
Pendidikan
INSTANSI TAHUN
Bidang Akuntansi
Kepala Sekolah
Di SMK Marga Insan Kamil, Kab.Bandung
AKUNTANSI DASAR
Untuk SMK/MAK Kelas X
@2019