Anda di halaman 1dari 351

PENGANTAR

PENULIS

Ilmu Akuntansi adalah sebuah disiplin ilmu yang senantiasa terus berkembang. Baik
dalam bidang akademis maupun praktis. Perkembangan dalam tataran praktisterutama
dipicu oleh berkembangnya dunia bisnis yang sangat pesat dalam era globalisasi dan
yang didukung oleh berkembangnya ilmu teknologi informasi dalam segala bidang
yang terus-menerus berubah dengan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Kondisi seperti ini tentu saja berpengaruh pula terhadappraktik-praktik akuntansi.

Pada situasi seperti ini lulusan sekolah menengah kejuruan yang di dalamnya termasuk
dari kompetensi keahlian akuntansi dan keuangan lembaga sangat dituntut untuk
memiliki kompetensi yang sangat memadai agar dapat bersaing dalam pasarkerja yang
relevan dan bersaing dalam hal kewirausahaan. Oleh sebab itulah buku ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kompetensi yang dimaksud.
Manfaat buku ini diharapkan tidak hanya akan diperoleh para peserta didik, namun
juga bagi para guru sebagai tenaga pendidik/pengajar, maupun bagi masyarakat yang
berminat pada bidang akuntansi pada umumnya. PengalamanPenulis sebagai praktisi
pada DU/DI serta akademisi di bidang akuntansi dan perbankan diharapkan pula akan
dapat sedikit mewarnai buku ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya buku ini kami para
penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Deni Hendra, S.Sos, Ketua Yayasan Baeti Hajar


2. Yodi Sudjana, S.Pd., Gr, Kepala SMK Marga Insan Kamil
3. Rekan Guru dan Tenaga Adimistrasi Sekolah (TAS) SMK Marga Insan Kamil.
4. Semua Pihak yang telah membantu baik moril maupun materilnya dalam proses
hingga selesai penulisan buku ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya, masukan berupa kritik dan saran amat diharapkan agar dapat terus-
menerus dapat menyempurnakan karya tulis kami di masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT meridhai amal kita semua. Amin.....

Penulis,
Daftar Tabel

Nomor Bab Nomor dan Nama Halaman


Tabel
Tabel 2.1 63
Bab 2 Tabel 2.2 65
Unsur-Unsur Dasar Akuntansi Tabel 2.3 65
Tabel 2.4 70
Tabel 5.1 170-171
Tabel 5.2 173
Tabel 5.3 176-177
Bab 5 Tabel 5.4 185
Tahap Pengikhtisaran Tabel 5.5 186
Tabel 5.6 187
Tabel 5.7 188
Tabel 5.8 189
Tabel 6.1 223
Tabel 6.2 224
Tabel 6.3 225
Tabel 6.4 226
Tabel 6.5 228
Tabel 6.6 234
Tabel 6.7 235
Tabel 6.8 235
Tabel 6.9 236
Bab 6 Tabel 6.10 241
Tahap Pelaporan Tabel 6.11 253
Tabel 6.12 254
Tabel 6.13 255
Tabel 6.14 256
Tabel 6.15 257
Tabel 6.16 258
Tabel 6.17 263
Tabel 6.18 264
Tabel 6.19 265
Tabel 6.20 266
Tabel 6.21 267
Tabel 6.22 268
Tabel 6.23 268
Tabel 6.24 269
Tabel 7.1 288
Tabel 7.2 288
Tabel 7.3 289
Tabel 7.4 289
Tabel 7.5 290
Tabel 7.6 291
Tabel 7.7 291
Tabel 7.8 292
Tabel 7.9 296
Tabel 7.10 296
Bab 7 Tahap Penutupan Tabel 7.11 297
Tabel 7.12 297
Tabel 7.13 297
Tabel 7.14 301
Tabel 7.15 301
Tabel 7.16 301
Tabel 7.17 302
Tabel 7.18 303
Tabel 7.19 303
Tabel 7.20 303
Tabel 7.21 303
Daftar Gambar

Nomor Bab Nomor dan Halaman


Nama Tabel
Gambar 1.1 3
Gambar 1.2 5
Gambar 1.3 5
Gambar 1.4 6
Gambar 1.5 6
Gambar 1.6 7
Gambar 1.7 7
Bab 1 Gambar 1.8 8
Perusahaan dan Akuntansi Gambar 1.9 8
Gambar 1.10 9
Gambar 1.11 10
Gambar 1.12 14
Gambar 1.13 17
Gambar 1.14 17
Gambar 1.15 20
Gambar 1.16 24
Gambar 2.1 49
Gambar 2.2 51
Gambar 2.3 53
Gambar 2.4 54
Gambar 2.5 55
Gambar 2.6 56
Bab 2 Gambar 2.7 57
Unsur-Unsur Dasar Akuntansi Gambar 2.8 57
Gambar 2.9 58
Gambar 2.10 59
Gambar 2.11 60
Gambar 2.12 61
Gambar 2.13 67
Gambar 3.1 85
Gambar 3.2 89
Bab 3 Gambar 3.3 90
Persamaan Dasar Akuntansi Gambar 3.4 92
Gambar 3.5 94
Bab 4
Gambar 4.1 112
Tahap Pencatatan dan Penggolongan
Bab 5
Gambar 5.1 146
Tahap Pengikhtisaran
Gambar 6.1 200
Gambar 6.2 208
Bab 6 Gambar 6.3 229
Tahap Pelaporan Gambar 6.4 236
Gambar 6.5 259
Gambar 7.1 284
Bab 7 Gambar 7.2 293
Tahap Penutupan Gambar 7.3 298
PETA BUKU

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)


Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 20JP X @ 45menit
Materi : PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Memahami pengertian, 1. Memahami pengertian, 1. Mengelompokkan 1. Memahami jenis dan 1. Jenis Perusahaan dan
tujuan, peran akuntansi tujuan, peran akuntansi pihak-pihak yang bentuk perusahaan Organisasinya
dan pihak-pihak yang dan pihak-pihak yang membutuhkan 2. Memahami 1.1 Perusahaan dan
membutuhkan membutuhkan informasi akuntansi karakteristik Jenis Usahanya
informasi kuntansi informasi akuntansi sesuai perannya perusahaan 1.2 Bentuk Organisasi
2. Memahami jenis-jenis 2. Memahami jenis-jenis 2. Mengelompokkan 3. Memahami makna dan Perusahaan dan
profesi akuntansi profesi akuntansi profesi akuntansi definisi akuntansi Jenis Usahanya
(bidang-bidang 3. Memahami jenis dan 3. Mengelompokkan jenis secara umum dan 2. Ruang Lingkup
spesialisasi akuntansi, bentuk badan usaha dan bentuk badan usaha khusus Akuntansi
pentingnya etika 4. Menjelaskan standar 2.1 Pengertian
profesi) akuntansi Akuntansi
3. Memahami jenis-jenis 5. Menjelaskan bidang 2.2 Standar Akuntansi
profesi akuntansi pekerjaan yang ada 2.3 Bidang Pekerjaan
(bidang-bidang dalam dunia akuntansi Akuntansi
spesialisasi akuntansi, 6. Memahami 2.4 Para Pengguna
pentingnya etika karakteristik kualitatif Informasi
profesi) informasi akuntansi Akuntansi
7. Mengidentifikasi para 2.5 Tujuan Akuntansi
pengguna akuntansi 2.6 Fungsi dan Manfaat
8. Memahami tujuan Akuntansi
akuntansi 2.7 Asumsi Dasar
9. Memahami fungsi Akuntansi
akuntansi
10. Memahami manfaat
akuntansi
11. Memahami asumsi
dasar akuntansi
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 15JP X @ 45menit
Materi : UNSUR-UNSUR DASAR AKUNTANSI

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Memahami asumsi, 1. Memahami asumsi, 1. Mengelompokkan 1. Memahami rekening 1. Rekening


prinsip-prinsip dan prinsip-prinsip dan asumsi, prinsip-prinsip dalam akuntansi 1.1 Pengertian
konsep dasar akutansi. konsep dasar akuntansi dan konsep dasar 2. Memahami jenis-jenis Rekening
2. Menerapkan jurnal, 2. Menerapkan konsep akuntansi rekening 1.2 Jenis Rekening
konsep debet dan debit dan kredit, saldo 2. Melakukan pencatatan 3. Memahami klasifikasi 1.3 Klasifikasi dan
kredit, saldo normal, normal, dan sistematika konsep debit dan rekening Penggolongan
sistematika pencatatan, pencatatan kredit, saldo normal, 4. Memahami Rekeening
dan bentuk jurnal dan sistematika penggolongan rekening 1.4 Glosarium
pencatatan 5. Mengidentifikasi
aturan debit dan kredit 2. Aturan Debit dan
6. Memahami makna Kredit
debit dan kredit
7. Memahami pencatatan 2.1 Pengertian Debit
debit dan kredit dan Kredit
8. Memahami fungsi 2.2 Pencatatan Debit
debit dan kredit dan Kredit
2.3 Fungsi Debit dan
Kredit
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 25JP X @ 45menit
Materi : PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Menerapkan 1. Menerapkan persamaan 1. Membuat persamaan 1. Memahami makna 1. Transaksi


persamaan dasar dasar akuntansi dasar akuntansi transaksi dalam 1.1 Pengertian
2. Memahami transaksi 2. Memahami transaksi 2. Mengelompokkan akuntansi. Transaksi
bisnis perusahaan baik bisnis perusahaan baik transaksi bisnis 2. Memahami jenis-jenis 1.2 Jenis-jenis
perusahaan jasa, perusahaan jasa, perusahaan baik transaksi akuntansi. Transaksi
dagang dan dagang, dan perusahaan jasa, 3. Menganalisis jenis
manufacture manufacture dagang, dan transaksi akuntansi. 2. Komponen Persamaan
3. Menerapkan jurnal, manufacture Dasar Akuntansi
konsep debet dan 2.1 Aset
kredit, saldo normal, 4. Menyatakan hubungan 2.2 Kewajiban
sistematika pencatatan, antara aktiva dan 2.3 Ekuitas
dan bentuk jurnal pasiva. 2.4 Menerapkan
5. Mampu menerapkan Konsep Dasar
konsep persamaan Akuntansi
dasar akuntansi.
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 30JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PENGIKHTISARAN

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Menganalisis jurnal 1. Menganalisis jurnal 1. Membuat jurnal 1. Memahami konsep 1. Ayat Jurnal
penyesuaian penyesuaian penyesuaian pencatatan berbasis kas Penyesuaian
2. Menganalisis perkiraan 2. Menganalisis perkiraan 2. Menyusun laporan dan akrual 1.1 Konsep Pencatatan
untuk menyusun untuk menyusun neraca keuangan 2. Memahami sifat dan Berbasis Kas dan
lajur sebagai pembantu 3. Menyusun laporan
neraca lajur sebagai proses penyesuaian Akrual
dalam membuat laporan penutupan siklus
pembantu dalam 3. Mengidentifikasi akun- 1.2 Sifat dan Proses
keuangan akuntansi
membuat laporan 3. Menganalisis perkiraan akun yang Penyesuaian
keuangan untuk menyusun tahap memerluklan 1.3 Menerapkan Ayat
penutupan laporan penyesuaian Jurnal Penyesuaian
keuangan 4. Menerapkan ayat jurnal
penyesuaian untuk
biaya yang dibayar 1.4 Perbedaan Antara
dimuka. Jurnal Koreksi
5. Menerapkan ayat jurnal Dan Penyesuaian
penyesuaian untuk Soal Latihan dan
pendapatan yang Solusinya
diterima dimuka Tugas Mandiri
6. Menerapkan ayat jurnal
penyesuaian untuk 2. Neraca Lajur
beban yang masih 2.1 Tujuan Dibuatnya
harus dibayar Neraca Lajur
7. Menerapkan ayat 2.2 Menerapkan
jurtnal penyesuaian Neraca Lajur
untuk pendapatan yang
masih harus diterima.
8. Menerapkan ayat jurnal
penyesuaian untuk
penyusutan aset tetap
9. Memahami perbedaan
antara jurnal koreksi
dan penyesuaian
10. Menerapkan jurnal
koreksi
11. Memahami neraca
lajur/kertas kerja
12. Menerapkan konsep
pencatatan dalam
format kertas kerja
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PENGIKHTISARAN

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Menganalisis 1. Menganalisis jurnal 1. Membuat jurnal 1. Memahami makna 1. Laporan Keuangan


perkiraan untuk penyesuaian penyesuaian tahap pelaporan 1.1 Pengertian Laporan
menyusun neraca 2. Menganalisis perkiraan 2. Menyusun laporan dalam siklus Keuangan
lajur sebagai untuk menyusun neraca keuangan akuntansi. 1.2 Tujuan Laporan
pembantu dalam lajur sebagai pembantu 3. Menyusun laporan 2. Memahami urutan Keuangan
membuat laporan dalam membuat laporan penutupan siklus laporan keuangan
keuangan keuangan akuntansi sebagai tahap 2. Bentuk Laporan Keuangan
2. Menyusun laporan 3. Menganalisis perkiraan pelaporan siklus 2.1 Laporan Laba Rugi
keuangan untuk menyusun tahap akuntansi. 2.1.1 Batasan-Batasan
penutupan laporan 3. Memahani tujuan Laporan Laba
keuangan laporan keuangan. Rugi
4. Memahami unsur- 2.1.2 Pengakuan
unsur dalam laporan Pendapatan dan
keuangan. Keuntungan
5. Menerapkan laporan 2.1.3 Pengakuan
keuangan dalam Beban dan
bentuk laporan Kerugian
laba/rugi. 2.1.4 Unsur-Unsur
6. Menerapkan laaporan Laporan Laba
keuangan dalam Rugi
bentuk laporan 2.1.5 Menerapkan
perubahan modal. Laporan Laba
7. Menerapkan laporan Rugi
keuangan dalam 2.2 Laporan Perubahan
bentuk laporan neraca Modal
keuangan. 2.2.1 Unsur-Unsur
8. Menerapkan laporan Laporan
keuangan dalam Perubahan
bentuk laporan arus Modal
kas. 2.2.2 Menerapkan
Laporan
Perubahan
Modal
2.3 Laporan Neraca
2.3.1 Batasan-
Batasan
Neraca
2.3.2 Unsur-Unsur
neraca
2.3.3 Menerapkan
Laporan
Neraca
2.4 Laporan Arus Kas
2.4.1 Penggolongan
Komponen
Laporan Arus
Kas
2.4.2 Ilustrasi
Laporan
Keuangan
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 45JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PELAPORAN

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Menganalisis perkiraan 1. Memahami makna 1. Menerapkan laporan 1) Memahami makna 1. Laporan Keuangan
untuk menyusun tahap pelaporan dalam keuangan dalam bentuk tahap pelaporan dalam 1.1 Pengertian Laporan
neraca lajur sebagai siklus akuntansi. laporan perubahan siklus akuntansi. Keuangan
pembantu dalam 2. Memahami urutan modal. 2) Memahami urutan 1.2 Tujuan Laporan
Keuangan
membuat laporan laporan keuangan 2. Menerapkan laporan laporan keuangan
2. Bentuk Laporan
keuangan sebagai tahap keuangan dalam bentuk sebagai tahap Keuangan
2. Menyusun laporan pelaporan siklus laporan neraca pelaporan siklus 2.1 Laporan Laba Rugi
keuangan akuntansi. keuangan. akuntansi. 2.1.1 Batasan-Batasan
3. Memahani tujuan 3. Menerapkan laporan 3) Memahani tujuan Laporan Laba
laporan keuangan. keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Rugi
laporan arus kas.
4. Memahami unsur- 4) Memahami unsur- 2.1.2 Pengakuan
unsur dalam laporan unsur dalam laporan Pendapatan dan
keuangan. keuangan. Keuntungan
5. Menerapkan laporan 5) Menerapkan laporan 2.1.3 Pengakuan
Beban dan
keuangan dalam keuangan dalam
Kerugian
bentuk laporan bentuk laporan 2.1.4 Unsur-Unsur
laba/rugi. laba/rugi. Laporan Laba
6) Menerapkan laaporan Rugi
keuangan dalam 2.1.5 Menerapkan
bentuk laporan Laporan Laba
perubahan modal. Rugi
7) Menerapkan laporan 2.2 Laporan Perubahan
keuangan dalam Modal
bentuk laporan neraca 2.2.1 Unsur-Unsur
keuangan. Laporan
Perubahan
8) Menerapkan laporan
Modal
keuangan dalam 2.2.2 Menerapkan
bentuk laporan arus Laporan
kas. Perubahan
Modal
2.3 Laporan Neraca
2.3.1 Batasan-Batasan
Neraca
2.3.2 Unsur-Unsur
Neraca
2.3.3 Menerapkan
Laporan Neraca
2.4 Laporan Arus Kas
2.4.1 Penggolongan
Komponen
Laporan Arus
Kas
2.4.2 Ilustrasi
Laporan
Keuangan
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar (C2)
Kelas : X (sepuluh)
Alokasi Waktu : 15JP X @ 45menit
Materi : TAHAP PENUTUPAN

KI selama 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Akuntansi Dasar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

IPK
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengetahuan Keterampilan

1. Menganalisis perkiraan 1. Memahami tahapan 1) Menerapkan ayat jurnal 1. Jurnal Penutup


untuk menyusun 1.1 Komponen Jurnal
penyusunan tahap penutup pada laporan a) Memahami tahapan
neraca lajur sebagai Penutup
pembantu dalam penutupan pada keuangan penyusunan tahap 1.2 Menerapkan Jurnal
membuat laporan Penutup
laporan keuangan. 2) Menerapkan laporan penutupan pada
keuangan
2. Menyusun laporan 2. Memahami komponen neraca saldo setelah laporan keuangan. 2. Neraca Saldo Setelah
keuangan Penutupan
pada masing-masing penutupan
2.1 Komponan Neraca
laporan penutupan Saldo Setelah
Penutupan
3. Memahami tujuan 3) Menerapkan ayat b) Memahami komponen 2.2 Menerapkan
Neraca Saldo
pembuatan siklus jurnal pembalik pada pada masing-masing
Setelah Penutupan
akuntansi tahap laaporan keuangan. laporan penutupan 2.3 Ilustrasi
Penyusunan
penutupan c) Memahami tujuan
Neraca Saldo
4. Memahami manfaat pembuatan siklus Setelah Penutupan
tahap penutupan akuntansi tahap
3. Jurnal Pembalik
laporan keuangan penutupan 3.1 Tujuan
Penyusunan Jurnal
d) Memahami manfaat
Pembalik
tahap penutupan 3.2 Komponen Jurnal
Pembalik
laporan keuangan
3.3 Menerapkan
e) Menerapkan ayat Pencatatan dalam
Jurnal Pembalik
jurnal penutup pada
laporan keuangan
f) Menerapkan laporan
neraca saldo setelah
penutupan
g) Menerapkan ayat
jurnal pembalik pada
laaporan keuangan.
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen


Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga (C2)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu

1) aspek kompetensi sikap spiritual,


2) sikap sosial,
3) pengetahuan, dan
4) keterampilan.

Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,


kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap
sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KI-3. KI-4.
Memahami, menerapkan, menganalisis, Melaksanakan tugas spesifik dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan prosedur
metakognitif sesuai dengan bidang dan kerja yang lazim dilakukan serta
lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan memecahkan masalah sesuai dengan
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan bidang Akuntansi dan Keuangan.
kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
humaniora dalam konteks pengembangan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sesuai dengan standar kompetensi kerja.
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi,


kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Jam Pelajaran : 180 JP (5 @ 45 Menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami pengertian, tujuan, peran 4.1 Mengelompokkan pihak-pihak yang


akuntansi dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi
membutuhkan informasi kuntansi sesuai perannya
3.2 Memahami jenis-jenis profesi 4.2 Mengelompokkan profesi akuntansi
akuntansi (bidang-bidang spesialisasi (bidang-bidang spesialisasi akuntansi,
akuntansi, pentingnya etika profesi) pentingnya etika profesi)
3.3 Memahami jenis dan bentuk badan 4.3 Mengelompokkan jenis dan bentuk
usaha badan usaha
3.4 Memahami asumsi, prinsip-prinsip 4.4 Mengelompokkan asumsi, prinsip-
dan konsep dasar akutansi. prinsip dan konsep dasar akutansi.

3.5 Memahami siklus akuntansi 4.5 Mengelompokkan tahapan siklus


akuntansi
3.6 Menerapkan persamaan dasar 4.6 Membuat persamaan dasar akuntansi
3.7 Memahami transaksi bisnis 4.7 Melakukan pencatatan buku jurnal,
perusahaan baik perusahaan jasa, konsep debet dan kredit, saldo normal,
dagang dan manufacture sistematika pencatatan, dan bentuk
jurnal
3.8 Menerapkan jurnal, konsep debet dan 4.8 Melakukan pencatatan buku besar
kredit, saldo normal, sistematika
pencatatan, dan bentuk jurnal
3.9 Menerapkan buku besar 4.9 Membuat jurnal penyesuaian
3.10 Menganalisis jurnal penyesuaian 4.10 Membuat jurnal penyesuaian
3.11 Menganalisis perkiraan untuk 4.11 Menyusun laporan keuangan
menyusun neraca lajur sebagai
pembantu dalam membuat laporan
keuangan
Daftar
Isi
Sambutan
Kata Pengantar
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Peta Buku
KI-KD Akuntansi Dasar Kelas X
Daftar Isi
BAB 1 PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI .................. 1
Tujuan Pembelajaran .................. 1
Peta Konsep .................. 3
Kata Kunci .................. 3
Uraian Materi .................. 3
1. Jenis Perusahaan dan Organisasinya .................. 3
1.1 Perusahaan dan Jenis Usahanya .................. 3-8
1.2 Bentuk Organisasi Perusahaan dan Jenis Usahanya .................. 8-19
2. Ruang Lingkup Akuntansi .................. 20
2.1 Pengertian Akuntansi .................. 20-21
2.2 Standar Akuntansi .................. 22-23
2.3 Bidang Pekerjaan Akuntansi .................. 24-27
2.4 Para Pengguna Informasi Akuntansi .................. 27-29
2.5 Tujuan Akuntansi .................. 29-30
2.6 Fungsi dan Manfaat Akuntansi .................. 30-31
2.7 Asumsi Dasar Akuntansi .................. 31-35
CAKRAWALA .................. 35-37
TUGAS MANDIRI .................. 38
RANGKUMAN MATERI .................. 39-44
LATIHAN SOAL .................. 45
REFLEKSI .................. 46

BAB 2 UNSUR-UNSUR DASAR AKUNTANSI .................. 47


Tujuan Pembelajaran .................. 47
Peta Konsep .................. 48
Kata Kunci .................. 49
Uraian Materi: .................. 49
1. Rekening .................. 49
1.1 Pengertian Rekening .................. 49-51
1.2 Jenis Rekening .................. 51-62
1.3 Klasifikasi dan Penggolongan Rekening .................. 62-65
1.4 Glosarium .................. 66
2. Aturan Debit dan Kredit .................. 67
2.1 Pengertian Debit dan Kredit .................. 67-69
2.2 Pencatatan Debit dan Kredit .................. 69-73
2.3 Fungsi Debit dan Kredit .................. 73-74
CAKRAWALA .................. 75
RANGKUMAN MATERI .................. 76-80
LATIHAN SOAL .................. 81
REFLEKSI .................. 82

BAB 3 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI .................. 83


Tujuan Pembelajaran .................. 83
Peta Konsep .................. 84
Kata Kunci .................. 85
Uraian Materi: .................. 85
1. Transaksi .................. 85
1.1 Pengertian Transaksi .................. 85-86
1.2 Jenis-jenis Transaksi .................. 86-88
2. Komponen Persamaan Dasar Akuntansi .................. 89-90
2.1 Aset .................. 90-91
2.2 Kewajiban .................. 92-93
2.3 Ekuitas .................. 94-95
2.4 Menerapkan Konsep Dasar Akuntansi .................. 95-101
CAKRAWALA .................. 102-103
LATIHAN SOAL .................. 104-105
RANGKUMAN MATERI .................. 106-107
REFLEKSI .................. 108

BAB 4 TAHAP PENCATATAN DAN .................. 109


PENGGOLONGAN
Tujuan Pembelajaran 109
..................
Peta Konsep 110
.................. 111
Kata Kunci .................. 111
Uraian Materi: .................. 111
1. Memahami Tahapan Pencatatan Siklus Akuntansi .................. 112-114
1.1 Analisis Transaksi dan Jurnal
.................. 114-124
1.2 Mencatat Transaksi dalam Jurnal Umum
.................. 124
2. Tahap Penggolongan
2.1 Buku Besar .................. 125-128
2.2 Memposting Buku Besar .................. 128-132
2.3 Neraca Saldo .................. 133-134
CAKRAWALA .................. 135-136
RANGKUMAN MATERI .................. 137-139
LATIHAN SOAL .................. 140-142
REFLEKSI .................. 143
BAB 5 TAHAP PENGIKHTISARAN .................. 144
Tujuan Pembelajaran .................. 144
Peta Konsep .................. 145
Kata Kunci .................. 146
Uraian Materi: .................. 146
1. Ayat Jurnal Penyesuaian .................. 146
1.1 Konsep Pencatatan Berbasis Kas dan Akrual .................. 146-150
1.2 Sifat dan Proses Penyesuaian .................. 150-152
1.3 Menerapkan Ayat Jurnal Penyesuaian .................. 152-167
1.4 Perbedaan Antara Jurnal Koreksi Dan Penyesuaian .................. 167-175
Soal Latihan dan Solusinya ..................
Tugas Mandiri .................. 176-178
2. Neraca Lajur .................. 179
2.1 Tujuan Dibuatnya Neraca Lajur .................. 179-180
2.2 Menerapkan Neraca Lajur .................. 180-189
CAKRAWALA .................. 190-191
RANGKUMAN MATERI .................. 192-194
LATIHAN SOAL .................. 195-196
REFLEKSI .................. 197

BAB 6 TAHAP PELAPORAN .................. 198


Tujuan Pembelajaran .................. 198
Peta Konsep .................. 199
Kata Kunci .................. 200
Uraian Materi .................. 200
1. Laporan Keuangan .................. 200
1.1 Pengertian Laporan Keuangan .................. 200-204
1.2 Tujuan Laporan Keuangan .................. 204-208
2. Bentuk Laporan Keuangan .................. 208
2.1 Laporan Laba Rugi .................. 208-210
2.1.1 Batasan-Batasan Laporan Laba Rugi .................. 210-211
2.1.2 Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan .................. 211-213
2.1.3 Pengakuan Beban dan Kerugian .................. 213-215
2.1.4 Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi .................. 215-220
2.1.5 Menerapkan Laporan Laba Rugi .................. 220-228
2.2 Laporan Perubahan Modal .................. 229-230
2.2.1 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Modal .................. 231-234
2.2.2 Menerapkan Laporan Perubahan Modal .................. 234-236
2.3 Laporan Neraca .................. 236-238
2.3.1 Batasan-Batasan Neraca .................. 238-239
2.3.2 Unsur-Unsur Neraca .................. 239-251
2.3.3 Menerapkan Laporan Neraca .................. 251-258
2.4 Laporan Arus Kas .................. 259-261
2.4.1 Penggolongan Komponen Laporan Arus Kas .................. 261-265
2.4.2 Ilustrasi Laporan Keuangan .................. 266-269
CAKRAWALA .................. 270-272
RANGKUMAN MATERI .................. 273-278
LATIHAN SOAL .................. 279-280
REFLEKSI .................. 281

BAB 7 TAHAP PENUTUPAN .................. 282


Tujuan Pembelajaran .................. 282
Peta Konsep .................. 283
Kata Kunci .................. 284
Uraian Materi .................. 284
1. Jurnal Penutup .................. 284-286
1.1 Komponen Jurnal Penutup .................. 287-289
1.2 Menerapkan Jurnal Penutup .................. 289-292
2. Neraca Saldo Setelah Penutupan .................. 293
2.1 Komponan Neraca Saldo Setelah Penutupan
.................. 293-294
2.2 Menerapkan Neraca Saldo Setelah Penutupan
.................. 294
2.3 Ilustrasi Penyusunan Neraca Saldo Setelah
Penutupan .................. 295-297
3. Jurnal Pembalik .................. 298
3.1 Tujuan Penyusunan Jurnal Pembalik ................. 298-299
3.2 Komponen Jurnal Pembalik .................. 299-300
3.3 Menerapkan Pencatatan dalam Jurnal Pembalik .................. 300-304
CAKRAWALA .................. 304-309
RANGKUMAN MATERI .................. 310-314
LATIHAN SOAL .................. 315
REFLEKSI .................. 316

Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang perusahaan dan
akuntansi antara lain:

1. Memahami jenis dan bentuk perusahaan.


2. Memahami karakteristik perusahaan.
3. Memahami makna dan definisi akuntansi secara umum dan khusus.
4. Menjelaskan standar akuntansi.
5. Menjelaskan bidang pekerjaan yang ada dalam dunia akuntansi.
6. Memahami karakteristik kualitatif informasi akuntansi.
7. Mengidentifikasi para pengguna akuntansi.
8. Memahami tujuan akuntansi.
9. Memahami fungsi akuntansi.

1
1
PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI

JENIS PERUSAHAAN DAN RUANG LINGKUP


BENTUK ORGANISASINYA AKUNTANSI

1. Definisi perusahaan 1. Definisi akuntansi


2. Jenis perusahaan 2. Standar akuntansi
3. Bentuk organisasi 3. Bidang spesialis
perusahaan akuntansi
4. Karakteristik perusahaan 4. Karakteristik kualitatif
informasi akuntansi
5. Tujuan akuntansi
6. Fungsi akuntansi
7. Manfaat akuntansi
8. Asumsi dasar akuntansi

2
2
Organisasi, bisnis, manufaktur, merchandising, service, entitas, investor,
proprietorship, partnership, corporation, capital stock, deviden, standar akuntansi,
debitor, kreditor, kas, inflasi, aktiva/Aset, pasiva/kewajiban.

1. Jenis Perusahaan dan Bentuk Organisasinya


1.1 Perusahaan dan Jenis Usahanya

Gambar 1.1

3
3
Salah satu faktor penunjang peningkatan bidang perekonomian adalah
dengan adanya perusahaan. Dengan banyak terbentuknya suatu perusahaan,
maka peningkatan ekonomi juga semakin berkembang, jika dalam suatu
perusahaan mengalami kemajuan dan perkembangan dari sistem
pengelolaan organisasinya.

Perusahaan adalah sebuah organisasi/badan usaha yang dibentuk atau


dikelola oleh individu maupun kelompok yang didalam kegiatannya
memiliki operasional jual beli suatu produk (barang dan atau jasa), dengan
tujuan menghasilkan keuntungan kepada para pelanggannya. Perusahaan
juga dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga dalam bentuk organisasi
dimana operasional dan kegiatannya terdapat semua faktor produksi dengan
tujuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan motif keuntungan.
Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk
memaksimalkan profit (keuntungan). Selain itu beberapa jenis perusahaan
yang dalam kegiatan usahanya lebih mengutamakan pada pelayanan secara
prima dan maksimal kepada masyarakat. Jenis usaha ini dinamakan
organisasi nirlaba. Selain meningkatnya bidang perekonomian, dengan
adanya perusahaan tingkat kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat
sebagai dampak adanya perusahaan.

Ditinjau dari jenis usahanya (produk yang dijual), jenis perusahaan


dibedakan menjadi:

1. Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Business)


Perusahaan manufaktur adalah badan usaha yang kegiatan usahanya
mengolah bahan baku menjadi bahan yang siap dijual dengan
mengalami proses produksi sebelumnya. Perusahaan jenis ini terlebih
dahulu mengubah (merakit) bahan mentah (raw material) menjadi
bahan jadi (finished goods/final goods), baru kemudian dijual kepada
para pelanggan (distributor).

4
4
Contoh perusahaan manufaktur, di antaranya adalah perusahaan
pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik,
perusahaan perakit mobil, computer, dan sebagainya.

Gambar 1.2.
Perusahaan perakit
mobil. Dalam
kegiatannya membuat
dan menyusun
bagian-bagian mobil,
sehingga menjadi
kesatuan
barang/produk siap
jual (mobil)

Gambar 1.3.
Perusahaan pembuat
makanan.
Dalam kegiatannya
mengolah bahan
mentah menjadi bahan
jadi yang siap
dipasarkan/dijual.

5
5
Gambar 1.4.
Perusahaan
pembuat sepatu.
Dalam
kegiatannya
mengubah
bahan baku,
bahan setengah
jadi sampai
dengan barang
siap dijual.

2. Perusahaan Dagang (Merchandising Business)


Perusahaan dagang adalah badan usaha yang kegiatan usahanya
menjual barang jadi yang siap untuk dijual tanpa proses produksi
barang sebelumnya. Perusahaan jenis ini menjual produk (barang jadi),
tetapi perusahaan tidak membuat/menghasilkan sendiri produk yang
dijualnya melainkan memperolehnya dari perusahaan lain.

Contoh perusahaan dagang, di antaranya adalah Indomaret, Alfa-Mart,


Carrefour, Gramedia, distro pakaian, dan sebagainya.

Gambar 1.5.
Supermarket.
Jenis perusahaan
dagang
yang menjual
barang/
produk
jadi
yang siap untuk
dijual, tanpa
mengolahnya
terlebih dahulu.

6
6
Gambar 1.6.
Toko buku
Jenis
perusahaan
dagang yang
menjual barang
jadi, dan siap
dipasarkan

Gambar 1.7.
Toko pakaian
Jenis perusahaan dagang
yang kegiatannya menjual
barang siap pakai
(pakaian).

3. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya
memproduksi/menjual suatu produk yang tidak berwujud atau jasa.
Perusahaan jenis ini tidak menjual barang secara berwujud tetapi
menjual jasa kepada para pelanggan. Pada perusahaan jasa kegiatan
operasionalnya memprioritaskan pelayanan jasa kepada
masyarakat/pelanggan dalam upaya untuk memperoleh keuntungannya.

7
7
Contoh perusahaan jasa, di antaranya adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pelayanan transportasi (jasa angkut), pelayanan
kesehatan (rumah sakit), jasa konsultan, telekomunikasi, dan
sebagainya.

Gambar 1.8.
Perbankan
jenis perusahaan jasa
yang melayani nasabah
sebagai
aktivitas/operasional
perusahaan

Gambar 1.9.
Jasa konsultan
Jenis perusahaan
jasa yang kegiatan
operasionalnya
melayani
masyarakat dalam
rangka mencari
laba

8
8
Gambar 1.10.
Pelayanan
kesehatan
Jenis
perusahaan jasa
yang kegiatan
operasionalnya
melayani
masyarakat.

1.2 Bentuk Organisasi Perusahaan dan Karakteristiknya


Organisasi merupakan individu atau sekelompok orang yang secara formal
dipersatukan dalam suatu bentuk kerja sama dalam kegiatan usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan sebelumnya.
Dalam suatu perusahaan, hubugan antara organisasi satu dengan yang
lainnya akan membentuk suatu sistem dalam kegitan perusahaan tersebut
yang saling berkaitan.
Ditinjau dari karakteristik bentuk organisasinya, perusahaan dapat
dibedakan menjadi:

1. Perusahaan Perorangan (Proprietorship)


Perusahaan perorangan merupakan bentuk perusahaan yang paling
sederhana dan mencakup ruang lingkup organisasi yang sempit.
Perusahaan jenis ini dimiliki oleh satu orang sehingga jika perusahaan
mendapatkan suatu keuntungan (profit) maupun kerugian (loss) maka
seluruh keuntungan akan dinikmati sendiri dan seluruh kerugian juga
akan ditanggung oleh si pemilik tunggal. Pemilik perusahaan
bertanggung jawab secara pribadi atas seluruh kewajiban maupun
tuntutan hukum yang ditujukan kepada perusahaan. Dengan kata lain,

9
9
apabila perusahaan mengalami pailit maka para kreditor berhak untuk
menyita kekayaan (Aset) pribadi pemilik perusahaan, jika perusahaan
sebelumnya bersangkutan dengan kreditor dalam menjalankan
usahanya, seperti bagaimana pemilik perusahaan mendapatkan Aset
pokok maupun Aset lainnya. Dalam melakukan pengambilan keputusan
usaha seluruhnya berada dalam kendali dan kebijakan satu orang.

Contoh perusahaan perorangan adalah usaha kecil atau UKM (Usaha


Kecil Menengah) seperti bengkel, salon kecantikan, rumah makan,
persewaan computer, dan jenis usaha perorangan lainnya.

Gambar 1.11.
Usaha
perbengkelan
Bentuk
organisasi
perusahaan
perorangan

Adapun kelebihan dan kekurangan jenis perusahaan perorangan di


antaranya:

a) Kelebihan perusahaan perorangan


1) Penghasilan yang diperoleh perusahaan akan dikenakan pajak hanya
pada level individu, bukan pada entitas perusahaan. Hal ini berarti,
tidak akan ada pajak atas badan (entitas), melainkan pajak atas nama
pribadi.

10
10
2) Seluruh keuntungan yang diperoleh akan menjadi milik pribadi.
Bentuk perusahaan perorangan memungkinkan menerima jumlah
prosentase maksimal laba yang dihasilkan perusahaan.
3) Adanya kebebasan dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.
Pemilik perusahaan perorangan tidak perlu melakukan konsultasi
dengan orang lain dalam mengambil keputusan yang berhubungan
dengan tindakan dalam penanganan operasional perusahaan.
4) Perusahaan perorangan tidak memerlukan laporan keuangan atau
informasi sedetail mungkin yang berhubungan dengan masalah
keuangan perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.
5) Pengorganisasian perusahaan cenderung lebih ringkas dan hemat
biaya. Karena jenis perusahaan ini hanya dimiliki oleh satu orang, jadi
bentuk penanganan operasionalnya tidak akan banyak melibatkan
organisasi lain/kelompok lain, sehingga tidak perlu adanya anggaran
biaya untuk membayar pihak lain.

b) Kelemahan perusahaan perorangan


1) Sumber dana/keuangan yang tersedia bagi perusahaan hanya sebatas
pada jumlah modal yang dimiliki oleh satu orang.
2) Sulit untuk mengembangkan besaran perusahaan karena modal yang
terbatas. Tentu pemilik dapat melukan pinjaman ke kreditor, namun
kuantitasnya tidak akan banyak. Hal ini disebabkan oleh ruang
lingkup perusahaan jenis perorangan ini yang cenderung sederhana.
3) Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan manajemen.
Pada umumnya, perusahaan dalam bentuk lain terdiri atas bagian-
bagian atau divisi yang mengurus aktivitas tertentu dalam
perusahaan, seperti pembukuan, pembelian penjualan, pengaturan
karyawan dan lain sebagainya. Namun ketiadaan bagian-bagian ini
dalam perusahaan perorangan memang akan menjadikan pengelolaan
menjadi ringkas.

11
11
4) Minimnya kesempatan perusahaan untuk berkembang karena ruang
lingkup perusahaan berada pada posisi yang sama dalam jangka
waktu yang tidak menentu.
5) Keberlangsungan perusahaan cenderung tidak terjamin karena sangat
tergantung kepada pemilik perusahaan. Apabila terjadi hal yang tidak
terduga terhadap pemilik perusahaan, seperti sakit keras, meninggal
dunia atau sebab lain, maka jalannya perusahaan dapat terancam
bahkan berhenti total.

2. Perusahaan Persekutuan (Partnership)


Dari segi kepemilikan, perusahaan persekutuan ini dimiliki oleh dua
orang atau lebih yang dibentuk atas dasar komitmen bersama dalam
kegiatan organisasinya. Dalam partnership keahlian yang dimiliki oleh
salah seorang anggota organisasi dapat dikombinasikan dengan sumber
daya (modal) yang dimiliki oleh anggota organisasi lainnya. Dengan
demikian antara anggota organisasi/perusahaan yang satu dengan yang
lainnya akan saling bekerja sama berdasarkan sumber daya dan keahlian
yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Sebagai contoh, seorang anggota memiliki keahlian dalam bidang


akuntansi, akan tetapi tidak memiliki modal untuk membuka usaha jasa
konsultan keuangan, kemudian bergabung dengan seorang anggota yang
lain sebagai pemilik modal, membentuk sebuah firma (perusahaan
persekutuan). Pendapatan maupun kerugian bersih (net income/net loss)
yang timbul akan didistribusikan di antara para sekutu/anggota (partner)
menurut kesepakatan bersama.
Masing-masing anggota sekutu memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas (unlimitedliability) kepada kreditor atas seluruh
utang/kewajiban yang ditimbulkan oleh perusahaan. Sehingga apabila
perusahaan tidak dapat membayar utang kepada kreditor maka setiap
anggota sekutu yang terlibat dalam perusahaan harus bersedia bahwa

12
12
kekayaan/harta pribadinya disediakan untuk mencukupi pembayaran
utang perusahaan. Karakteristik lain dari perusahaan persekutuan adalah
mutual agency, artinya setiap anggota sekutu adalah wakil atau
perantara perusahaan dimana tindakan dari setiap anggota sekutu ini
akan mengikat perusahaan secara keseluruhan dan menjadi kewajiban
bagi seluruh anggota sekutu. Aset yang diinvestasikan ke dalam
perusahaan oleh setiap anggota sekutu akan menjadi milik bersama
(joint Asets) bagi seluruh anggota sekutu yang ada. Nantinya, ketika
firma dibubarkan, klaim dari setiap anggota sekutu terhadap kekayaan
perusahaan akan diukur berdasarkan pada jumlah saldo modal masing-
masing para anggota.

Perusahaan persekutuan sama halnya dengan perusahaan perorangan,


dimana perusahaan/entitas tidak dikenakan pajak. Pajak hanya akan
dikenakan pada level individu, yaitu pada setiap anggota sekutu yang
menerima bagian atas laba perusahaan. Perusahaan persekutuan
memiliki usaha yang terbatas, artinya perusahaan dapat dibubarkan
apabila terdapat seorang anggota sekutu yang mengundurkan diri. Jika
kegiatan oeprasional perusahaan/bisnisnya akan tetap dilanjutkan, maka
perusahaan persekutuan baru dapat dibentuk kembali dengan membuat
perjanjian atau kesepakatan firma yang baru berdasarkan anggota dan
jumlah anggota yang baru, seperti kesepakatan mengenai perbandingan
jumlah modal yang baru, rasio pembagian laba/rugi yang baru, dan
sebagainya.

Contoh perusahaan persekutuan meliputi, persekutuan perdagangan,


persekutuan jasa, persekutuan komanditer (CV), koperasi, dan
sebagainya

13
13
Gambar 1.12.
Bursa modal
Bentuk organisasi
perusahaan
persekutuan

Perusahaan persekutuan memiliki kelebihan dan kelemahan


berdasarkan karakteristiknya, di antaranya:
a) Kelebihan perusahaan persekutuan:
1) Kemungkinan berkembang dalam perusahaan relatif besar.
Dengan adanya variasi dalam manajemen dan banyak sumber
modal akan dapat meningkatkan berbagai aspek dalam
perusahaan persekutuan untuk berkembang dari kegiatan
operasional perusahaan.
2) Peluang penambahan modal dari kreditor akan sangat mudah.
Lembaga keuangan atau investor dalam meminjamkan sejumlah
modal pada perusahaan persekutuan akan lebih mudah, hal ini
dikarenakan ruang lingkup perusahaan dan keberadaan anggota
yang lebih banyak dapat menjamin pelunasan kewajiban
nantinya.
3) Bertambahnya jenis keahlian dan keterampilan dalam
perusahaan. Dengan adanya partner yang mempunyai berbagai
latar belakang dapat saling melengkapi satu dengan yang
laainnya untuk kelangsungan kegiatan operasional perusahaan.

14
14
4) Beban resiko yang ditanggung oleh perusahaan tidak terlalu
berat. Salah satu karakteristik jenis perusahaan ini adalah
terdapat beberapa anggota sekutu dalam status kepemilikan,
artinya beban resiko yang harus dihadapi akan dipegang oleh
semua anggota pemilik perusahaan.

b) Kelemahan perusahaan persekutuan:


1) Tanggung jawab dari setiap anggota yang tidak terbatas. Semua
anggota secara individu dan bersama mempunyai tanggung
jawab yang tidak terbatas terhadap utang dan kewajiban
persekutuan dalam perusahaan
2) Perusahaan persekutuan memiliki masa usia yang terbatas.
Secara hukum dan ketentuan dalam pendirian perusahaan
persekutuan, bahwa perusahaan dapat diberhentikan atau
dibubarkan jika salah satu atau beberapa anggota mengajukan
pengunduran diri dari persekutuan dalam perusahaan, atau
ketidakmampuan anggota dalam menjalankan operasional
perusahaan.
3) Lemahnya pengendalian atas perusahaan. Pengendalian dalam
perusahaan persekutuan lemah dikarenakan setiap anggota wajib
bertanggung jawab terhadap keputusan anggota yang lain,
sehingga semua yang dilakukan setiap anggota atas nama
persekutuan dalam perusahaan.
4) Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan akan diberikan dan
dibagi dengan sejumlah anggota perusahaan/status kepemilikan
perusahaan, sehingga setiap anggota tidak akan mendapatkan
laba perusahaan secara keseluruhan, melainkan pembagian
sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan yang telah dibuat
bersama.

15
15
3. Perusahaan Perseroan (Corporation)
Perusahaan perseroan merupakan perusahaan yang modal dalam usaha
dan kepemilikan perseronya terbagi ke dalam lembar saham. Modal
perusahaan diperoleh dari hasil penjualan saham kepada para pemegang
saham (stockholders) yang dinamakan sebagai modal saham (capital
stock). Keunggulan utama dari bentuk persero adalah adanya potensi
atau kemampuan perusahaan dalam meningkatkan atau mendapatkan
sejumlah besar dana atau sumber daya ekonomi dengan cara
menerbitkan dan menjual saham. Dalam persero memiliki ketentuan
bahwa kewajiban pemegang saham kepada kreditor perusahaan hanya
sebatas pada besarnya investasi atau jumlah saham yang dibeli (dimiliki)
Public corporation adalah persero yang sahamnya diperdagangkan
secara luas kepada publik di pasar modal (bursa efek), sedangkan
nonpublic corporation adalah persero yang sahamnya tidak
diperdagangkan kepada publik, melainkan hanya kepada sekelompok
kecil investor. Persero memiliki umur yang tidak terbatas, artinya
persero tidak akan berhenti beroperasi (dibubarkan) dengan adanya
pengunduran diri dari salah seorang investor yang melepas kepemilikan
sahamnya dari perseroan. Persero tidak seperti halnya perusahaan
perorangan maupun perusahaan persekutuan, di mana pajak dikenakan
baik pada tingkatan individu (pajak atas deviden yang diterima investor)
maupun atas penghasilan (laba) perusahaan.
Contoh dari bentuk perusahaan perseroan meliputi, PT. PLN, PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT. Kereta Api Indonesia (KAI),
PT. Garuda indonesia, PT. Pertamina, dan sebagainya.

16
16
Gambar 1.13.
PT Kereta Api
Indonesia.

Gambar 1.14.
PT Pertamina

a.) Kelebihan perusahaan perseroan


Selain keunggulan utama perusahaan perseroan, yaitu adanya
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan dan memperoleh
sejumlah besar dana maupun sumber daya ekonomi, kelebihan
lainnya dari perusahaan perseroan antara lain:
1) Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham
terhadap utang-utang perusahaan.

17
17
2) Kelangsungan perusahaan dari berbagai aspek lebih terjamin.
Perusahaan perseroan memiliki badan hukum yang dapat
menjamin kelangsungan perusahaan. Badan hukum inilah yang
juga dapat membuat perusahaan perseroan memiliki umur
perusahaan yang tidak terbatas (sesuai dengan asumsi
kesinambungan usaha/going concern).
3) Memudahkan pemindahan hak milik dengan menjual saham
kepada pemegang saham lainnya.
4) Sistem manajemen dan spesialis yang terdapat pada perusahaan
perseroan sangat memungkinkan pengelolaan sumber-sumber
modal untuk digunakan secara efisien.
5) Memiliki kemudahan dalam mencari pegawai/tenaga kerja
perusahaan.
6) Kekayaan/harta pemilik dan perusahaan dapat dipisahkan.
7) Adanya pembagian keuntungan berupa deviden bagi para
pemegang saham.

b.) Kelemahan perusahaan perseroan


1) Timbulnya pajak berganda (double-tax), dimana laba
perusahaan yang telah dikenakan pajak akan dipajakkan kembali
pada waktu sebagian dari laba ini didistribusikan kepada para
investor dalam bentuk deviden tunai. Ketentuan pajak berganda
ini timbul dikarenakan terdapat dua pihak terpisah yang
dianggap turut menikmati laba, yaitu perusahaan selaku badan
hukum dan para investor selaku individu.
2) Rahasia perusahaan tidak terjamin, hal ini dikarenakan adanya
campur tangan kepemilikian saham antara investor yang satu
dengan yang lainnya, sehingga ketentuan perusahaan yang
bersifat intern dapat diketahui oleh para investor.
3) Jumlah pajak yang dibayarkarkan cukup besar.
4) Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada pemilik saham.

18
18
5) Kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan. Dalam
perusahaan perseroan pemilik saham terbesar memiliki peran
dan kontribusi besar yang berhubungan dengan kelangsungan
kegiatan perusahaan, hal inilah yang dapat membuat
kepemilikan perusahaan berpindah tangan jika adanya investor
lain yang menanamkan saham lebih besar pada perusahaan.
6) Banyaknya peraturan pemerintah yang mengikat serta harus
terpaku pada regulasi pemerintahan yang berkuasa.

Berdasarkan materi dan penjelasan tentang perusahaan diatas, maka tugas anda:

1. Carilah dan amati bentuk perusahaan yang ada di daerah tempat tinggal kamu,
kemudian klasifikasikan perusahaan yang telah anda amati dan jelaskan
menurut jenisnya, bentuk organisasi dan karakteristiknya.
2. Presentasikan hasil pengamatanmu tentang perusahaan.

19
19
2. Ruang Lingkup Akuntansi
2.1 Pengertian Akuntansi

Gambar 1.15

Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi keuangan


yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau
kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap proses dan hasil
kinerja serta kondisi keuangan dalam suatu perusahaan. Akuntansi juga
didefinisikan sebagai proses suatu kegiatan yang meliputi
pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan
pelaporan yang berkaitan dengan proses keuangan yang terjadi bisnis suatu
organisasi ataupun perusahaan. Dari pengertian-pengertian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu bidang yang berisi
informasi dan proses kegiatan mengenai keuangan dalam suatu
organisasi/perusahaan yang digunakan bagi para pengguna informasi
akuntansi.

20
20
Adapun pengertian akuntansi secara khusus menurut para ahli, di
antaranya:

1) American Accounting Association (AAA)


American Accounting Association (AAA), merupakan lembaga di
Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang riset, pengembangan serta
pengajaran akuntansi. Menurut American Accounting Association,
akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas serta tegas bagi pengguna informasi tersebut.

2) Abu Bakar A. dan Wibowo


Abu Bakar dan Wibowo merupakan pakar akuntansi Indonesia. Menurut
abu Bakar dan Wibowo, akuntansi memiliki pengertian sebagai
prosedur mengakui, pencatatan, dan korespondensi bursa keuangan dari
suatu unsur atau organisasi. Maksudnya akuntansi adalah sistem
informasi yang mengakui dan mencatat transaksi keuangan kemudian
disajikan dalam laporan keuangan. Selanjutnya laporan tersebut berguna
sebagai sarana korespondensi atau laporan bagi pihak-pihak
berkepentingan dengan suatu organisasi atau perusahaan dalam hal
kegiatan bisnis dan keuangan

3) Keputusan Menteri Keuangan


Menteri Keuangan juga memberikan definisi atas akuntansi melalui
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.476 KMK 01
tahun 1991, bahwa akuntansi adalah suatu proses pengumpulan,
penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, peringkasan, dan
pelaporan terhadap suatu transaksi keuangan dari kesatuan ekonomi
untuk menyediakan sebuah informasi keuangan bagi yang memerlukan
informasi tersebut yang berguna dalam pengambilan keputusan.

21
21
4) Dr. M. Gede
Menurut Dr. M. Gede, akuntansi adalah ilmu pengetahuan terapan dan
seni pencatatan dimana pengolahannya dan analisa catatan tersebut
dilakukan secara terus-menerus berdasarkan aturan dan sistem tertentu,
sehingga tersusun suatu laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari pimpinan perusahaan atas kinerjanya.

5) Charles Thomas Horngren dan Walter T. Harrison


Charles Thomas Horngren merupakan seorang professor akuntansi di
Stanford University, sedangkan Walter T. Harrison adalah penulis
buku-buku akuntansi yang terkenal. Di dalam buku garapan kedua ahli
tersebut, akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang
mengukur aktifitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

2.2 Standar Akuntansi


Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku yang terdapat pada
bidang akuntansi dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu
kegiatan usaha dalam organisasi/perusahaan. Standar akuntansi disusun,
dibuat dan disahkan oleh lembaga resmi dalam masing masing badan usaha
dan organisasi. Dalam kegiatan akuntansi, seorang akuntan harus berprinsip
pada standar akuntansi yang telah ditentukan, berdasarkan ruang lingkup
organisasinya.

Berikut adalah 4 (empat) pilar dalam standar akuntansi di Indonesia:

1) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-Internasional Financial


Report Standard (PSAK)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-Internasional Financial
Report Standard (PSAK) merupakan istilah lain dari SAK (Standar

22
22
Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), yang digunakan untuk badan usaha atau bisnis yang memiliki
akuntabilitas publik, seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan,
BUMN, dan sebagainya.

2) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi


Publik (SAK-ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik
(SAK-ETAP), digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya
tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal.

3) PSAK Syariah
PSAK Syariah merupakan pedoman standar akuntansi yang dapat
digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan syariah, seperti bank
syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Standar
ini terdiri dari kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan
laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah.

4) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), telah ditetapkan sebagai
peraturan pemerintah untuk entitas pemerintah dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjamin transparansi,
partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi
terwujudnya pemerintahan yang baik.

23
23
2.3 Bidang Pekerjaan Akuntansi

Gambar 1.16

Akuntansi (accounting) pada umumnya berbeda dengan pembukuan


(bookkeeping). Akuntansi meliputi seluruh proses pelaporan, mulai dari
pengidentifikasian transaksi perusahaan, pencatatan, pengkomunikasian
(dalam bentuk laporan) sampai pada tahapan analisis dan interprestasi,
sedangkan pembukuan hanya meliputi aktivitas pencatatan semata.
Akuntansi dibedakan menjadi akuntansi keuangan (financial accounting)
dan akuntansi manajerial/manajemen (managerial/management
accounting). Akuntansi keuangan memberikan informasi
akuntansi/keuangan bagi kepentingan pemakai eksternal. Akuntansi
manajerial/manajemen memberikan informasi akuntansi/keuangan bagi
kepentingan pemakai internal.

Berbagai macam jenis pekerjaan/profesi yang terdapat pada bidang


akuntansi adalah:
1) Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

24
24
Akuntansi keuangan merupakan bidang spesialisasi akuntansi yang
berfokus pada semua catatan transaksi perusahaan secara
periodik/periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan.
Pada proses penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan prinsip akuntansi berdasarkan
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

2) Akuntansi Biaya (Cost Accounting)


Akuntansi biaya adalah bidang spesialisasi akuntansi yang berfokus
pada semua bentuk pencatatan dan penyajian data operasional biaya.
Dalam kegiatan akuntansi biaya juga menentukan serta menyiapkan
laporan harga pokok produksi. Akuntansi biaya ini lebih mengarah
kepada akuntansi untuk perusahaan manufaktur.
Informasi yang diperoleh dari akuntansi biaya akan digunakan untuk
melakukan perencanaan terhadap semua biaya operasional agar
terkendali dan ketepatan harga produksi oleh manajemen.

3) Akuntansi Pajak (Tax Accounting)


Setiap akuntan pajak harus memiliki kemampuan menjalankan
peraturan dan ketentuan perpajakan, perencanaan pajak, serta
pelaksanaan administrasi pajak. Selain itu kegiatan di dalam akuntansi
pajak menyiapkan dan melaporkan perhitungan pajak penghasilan.

4) Pemeriksaan Eksternal (External Auditing)


Dalam pemeriksaan eksternal, akuntan publik memberikan
opini/pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan klien. Dalam
opini tersebut auditor akan menyatakan, bahwa laporan yang diperiksa
sudah bebas atau masih mengandung salah dalam penyajian dan apakah
laporan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang telah
ditentukan.

25
25
5) Pemeriksaan Internal (Internal Auditing)
Auditor internal mengevaluasi efisiensi dan efektifitas kinerja unit/divisi
maupun perusahaan secara keseluruhan serta memastikan bahwa
seluruh kegiatan operasional perusahaan telah berjalan sesuai dengan
prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Auditor internal tidak memberikan opini mengenai kewajaran tentang
laporan keuangan dari perusahaan dimana ia bekerja, melainkan hanya
memberikan rekomendasi/saran-saran perbaikan untuk peningkatan
efisiensi dan efektifitas.

1. Akuntansi Umum (General Accounting)


Kegiatan yang dilakukan dalam akuntansi umum adalah melakukan
pencatatan atas transaksi harian dan menyiapkan laporan keuangan.

2. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)


Akuntansi manajamen merupakan bidang spesialisasi yang dalam
kegiatannya melakukan pengembangan dan penafsiran informasi
yang akan membantu perusahaan dalam menjalankan manajemen
perusahaan. Informasi ini diperoleh dari bidang spesialisasi lainnya
yang akan digunakan sebagai prediksi di masa/periode yang akan
datang.

3. Akuntansi Anggaran (Budgetting Accounting)


Segala kegiatan yang bersifat perencanaan suatu perusahaan akan
disusun dalam bidang spesialisasi akuntansi anggaran dimana hasil
dari akuntansi anggaran akan digunakan untuk membandingkan
antara perencanaan dan hasil kerja yang dicapai.

4. Akuntansi Pemerintah/Sektor Publik (Government Accounting)


Akuntansi pemerintah digunakan dalam penyusunan anggaran dan
perhitungan biaya di dalam instansi pemerintah. Akuntansi ini juga

26
26
berhubungan dengan masalah bentuk pemeriksaan keuangan pada
instansi dan lembaga negara terkait.

5. Sistem Akuntansi (Accounting System)


Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, akuntansi telah
berkembang mengikuti zamannya dimana semua sistem akuntansi
telah terprogram kedalam sebuah sistem komputerisasi. Dengan
demikian tentu akan mempermudah cara kerja dan sistem yang ada,
sehingga laporan keuangan ataupun informasi tentang akuntansi
yang terkait akan lebih efektif.

2.4 Para Pengguna Informasi Akuntansi


Informasi akuntansi dapat dijadikan sebagai penilaian kondisi keuangan
serta dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi. Untuk memberikan
informasi yang penting dan bermanfaat untuk pihak-pihak yang terlibat,
maka informasi ini harus ditampilkan dalam laporan keuangan yang dapat
memenuhi karakteritik kualitatif. Karakteristik kualitatif laporan keuangan
adalah segala ukuran normatif yang harus diwujudkan dalam sistem
informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuan. Oleh sebab itu maka
karakteriristik kualitatif laporan keuangan dalam penyajiannya harus
relevan, seperti informasi memiliki manfaat umpan balik, informasi
memiliki manfaat yang prediktif, tepat waktu, dan lengkap. Selain itu
informasi akuntansi juga harus memenuhi karakter handal (disajikan secara
jujur, dapat diverifikasi, dan netralitas), dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami.
Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan
sangat berbeda-beda (bervariasi) tergantung pada jenis keputusan yang
hendak diambil. Para pengguna informasi akuntansi ini dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu pemakai informasi akuntansi internal (internal
users) dan pemakai informasi akuntansi eksternal (external users).
Yang termasuk dalam kategori pemakai internal, antara lain:

27
27
1) Direktur dan Manajer Keuangan
Untuk menentukan mampu atau tidak suatu perusahaan dalam melunasi
utang dan kewajiban secara tepat waktu kepada kreditor (banker,
supplier), maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai
besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat jatuh tempo
pinjaman/utang.

2) Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran


Untuk menentukan efektif atau tidaknya suatu saluran distribusi produk
maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan,
maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai tingkat
penjualan.

3) Manajer dan Supervisor Produksi


Manajer dan supervisor Produksi membutuhkan informasi akuntansi
biaya untuk menentukan harga pokok produksi yang mana pada
akhirnya digunakan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk
per unit.

Sedangkan yang termasuk dalam kategori pemakai eksternal, antara lain:

1) Investor (penanam modal)


Investor dalam menggunakan informasi akuntansi, untuk mengambil
keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasi miliknya.
Dalam hal ini, investor perlu secara cermat dan hati-hati dalam
menanggapi setiap perkembangan kondisi keuangan di dalam
perusahaan yang menjadi media dalam menanamkan modal/sahamnya.

2) Kreditor
Tujuan penggunaan informasi untuk kreditor adalah untuk
mengevaluasi tingkat resiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang.

28
28
Dalam hal ini, kreditor dapat meminimalisir resiko dengan cara mencari
tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitor melalui
laporan keuangan debitor yang bersangkutan.

3) Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
(wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besar pajak
penghasilan yang harus disetor ke kas negara. Pemerintah juga perlu
menganalisis dari laporan keuangan yang berprinsip kepada standar
akuntansi pemerintah untuk mengukur meningkat atau menurunnya
jumlah anggaran untuk kepentingan kepemerintahan.

1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)


Dalam hal ini, pihak BAPEPAM memiliki kepentingan terhadap
kinerja keuangan dengan tujuan untuk melindungi para investor
yang berkaitan dengan hal-hal atau badan hukum penanaman
saham/modal. Oleh sebab itu public corporation harus melampirkan
laporan keuangan secara rutin kepada badan pengawas pasar modal.

2. Ekonom, Praktisi dan Analis


Tujuan dari penggunaan informasi akuntansi dalam hal ini bertujuan
untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan tingkat
inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional dan berbagai analisis
lainnya.

2.5 Tujuan Akuntansi


Tujuan akuntansi secara luas adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan
informasi yang berkaitan dengan keuangan, kinerja, posisi keuangan, dan arus
kas masuk dan keluar dalam suatu perusahaan/organisasi bisnis yang akan
digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan untuk masa yang akan
datang.

29
29
Adapun tujuan akuntansi secara umum antara lain:
1) Menyediakan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber
ekonomi perusahaan.
2) Memberikan informasi mengenai keuangan, baik aktiva maupun pasiva
dalam perusahaan.
3) Menyediakan informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk membantu
pengguna laporan tersebut.
4) Memberikan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu dalam
pembuatan estimasi potensi keuntungan perusahaan.

Tujuan akuntansi secara khusus:


1) Menyediakan informasi dalam bentuk laporan pencatatan atas transaksi
yang terjadi dalam perusahaan, seperti laporan pembuatan jurnal umum.
2) Menyediakan informasi laporan keuangan yang bertujuan untuk
menggolongkan jenis transaksi dan harta perusahaan, seperti laporan
penggolongan buku besar dan neraca saldo.
3) Menyediakan informasi laporan dengan tujuan untuk proses pengikhtisaran
keuangan dalam bentuk penyesuaian perhitungan dan kertas kerja.
4) Menyediakan informasi keuangan dalam bentuk laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca keuangan serta arus kas.

2.6 Fungsi dan Manfaat Akuntansi


2.6.1 Fungsi Akuntansi
Dari definisi akuntansi, kegiatan akuntansi maupun badan yang
membutuhkan informasi akuntansi yang telah menyinggung tentang
sistem pelaporan dan kegiatan akuntansi keuangan yang mana
bahwasanya akuntansi memiliki fungsi sebagai bahasa bisnis dimana
informasi bisnis dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan melalui laporan akuntansi. Sehingga akuntansi memiliki
peranan penting dalam kegiatan ekonomi maupun bisnis perusahaan di

30
30
berbagai sektor usaha. Selain itu akuntansi juga memiliki beberapa fungsi
lain dalam perusahaan, di antaranya:

a) Recording Report
Recording report atau merekam catatan transaksi dalam perusahaan
secara sistematis dan kronologis merupakan salah satu fungsi
akuntansi. Rekam catatan transaksi ini kemudian dikirim ke tahap
laporan akuntansi berikutnya secara berurutan untuk mengetahui
profit dan loss dari bisnis pada akhir periode akuntansi.

b) Melindungi Properti dan Aset


Fungsi akuntansi berikutnya adalah untuk menghitung jumlah
penyusutan Aset sebenarnya dengan menggunakan metode yang
tepat dan berlaku untuk Aset tertentu yang ada di dalam perusahaan.

c) Mengkomunikasikan Hasil
Laporan yang telah dibuat dalam kegiatan akuntansi yang dilakukan
dalam organisasi/perusahan akan dijadikan sebagai acuan untuk
strategi bisnis periode berikutnya, dengan melihat hasil yang
diperoleh dari laporan keuangan.

d) Membuat Ringkasan
Aktivitas meringkas ini melibatkan penyajian data rahasia dengan
penyampaian yang bisa dimengerti dan berguna bagi pengguna
informasi akuntansi internal maupun eksternal dari laporan akuntansi
tersebut. Aktivitas ini mengarah pada penyusunan laporan neraca
saldo, laporan laba rugi, dan neraca dimana laporan ini berkaitan
dengan ringkasan penggolongan aset dan penggambaran dari kondisi
nilai semua harta perusahaan serta berkaitan dengan laba/rugi dari
semua kegiatan akuntansi yang ada pada perusahaan.

31
31
e) Mengklasifikasikan
Fungsi akuntasi sebagai klasifikasi adalah berkaitan dengan analisis
sistematis dari semua data yang telah dicatat. Dengan adanya
klasifikasi tersebut akan memudahkan dalam pengelompokan jenis
transaksi yang ada pada perusahaan.

f) Analisis dan menafsirkan


Akuntansi sebagai bidang yang befungsi sebagai tindakan analisis
dan menafsirkan data keuangan, artinya data keuangan yang sudah
melalui proses analisis kemudian diinterprestasikan dengan cara yang
mudah dan dapat dimengerti sehingga dapat membantu dalam
membuat penilaian mengenai kondisi keuangan dan profitabilitas
operasional bisnis.

2.6.2 Manfaat Akuntansi


Akuntansi merupakan kegiatan yang bukan hanya sekedar berkaitan
dengan teknik pembukuan ataupun hanya mencangkup pencatatan
transaksi saja, manfaat akuntansi cukup memberikan dampak besar bagi
bisnis organisasi maupun perusahaan. Hal ini dikarenakan akuntansi
memiliki peran yang sangat penting, melaui kegiatan operasional
perusahaan, data keuangan perusahaan yang menjadi potensi
kelangsungan perusahaan dan anggota organisasinya hingga
memberikan informasi penting yang berguna bagi para pengguna
informasi akuntansi untuk dijadikan bahan analisis dan dasar untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.
Manfaat akuntansi meliputi:

1) Untuk memberikan informasi keuangan sebagai dasar membuat


keputusan manajerial.
2) Untuk memberikan informasi/laporan kepada pihak internal maupun
eksternal.

32
32
3) Untuk mengontrol dan mengendalikan keuangan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
4) Untuk dijadikan sebagai alat evaluasi perusahaan.
5) Untuk menjadikan dasar dan acuan dalam mengalokasikan sumber
daya yang ada dalam perusahaan.

2.7 Asumsi Dasar Akuntansi


Bidang dan profesi akuntansi telah mengembangkan seperangkat standar yang
berlaku dan dapat diterima secara umum. Standar ini dinamakan sebagai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang telah dijelaskan
pada sub bab sebelumnya. Standar ini diperlukan sebagai pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini pihak
manajemen selaku pengelola dana aktivitas perusahaan dapat mencatat,
mengikhitasarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun
kegiatan keuangan perusahaan secara baku dan transparan. Laporan keuangan
yang telah disusun manajemen berdasarkan standar/prinsip akuntansi yang
berlaku umum ini merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban
manajemen kepada investor sebagai pemilik dana.

Dalam prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, terdapat empat asumsi
dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara
keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah:

1) Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit Assumption)


Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini
memungkinkan akuntansi untuk dapat mengukur setiap transaksi
bisnis/peristiwa ekonomi kedalam nilai uang. Asumsi unit moneter terkait
langsung dengan penerapan konsep biaya. Konsep biaya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan dimana aset yang dibeli
pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya.

33
33
Sebagai contoh, sebuah kendaraan kantor dibeli dengan harga 17 juta
rupiah, maka kendaraan kantor yang baru dibeli tersebut dapat dicatat
sebesar harga perolehannya dengan satuan mata uang (unit moneter) dalam
rupiah. Contoh data transaksi yang tidak dapat diukur (dinyatakan) dalam
satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan
pelanggan, tingkat kepuasan pekerja, jumlah karyawan yang berhenti, dan
sebagainya.

2) Asumsi Kesatuan Usaha (Economic/Business Entity Assumption)


Dalam asumsi kesatuan usaha terdapat pemisahan pencatatan antara
transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik
sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya. Sebagai contoh,
seorang pemilik perusahaan bengkel mobil tidak boleh memperhitungkan
biaya pribadi sebagai beban/biaya bengkel. Misalnya, biaya untuk sewa
apartemen sebagai tempat tinggal, biaya untuk keperluan keluarga, dan lain
sebagainya.
Jadi, yang boleh diperhitungkan sebagai beban bengkel hanya
pengeluaran/pembiayaan yang benar-benar terkait langsung dengan usaha
bengkel. Demikian pula jika orang tersebut memiliki dua jenis usaha yang
berbeda, seperti usaha bengkel dan usaha salon, harus dipisahkan antara
beban pribadi, beban usaha bengkel, dan beban usaha salon.

3) Asumsi Periode Akuntansi (Accounting/Time Period Assumption)


Salah satu manfaat informasi akuntansi juga dibutuhkan atas dasar
ketetapan waktu. Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi
beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan
(quarterly), atau tahunan (annually).

4) Asumsi Kesinambungan Usaha (Going Concern Assumption)


Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dibubarkan (dilikuidasi)
dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan tetap terus

34
34
beroperasi (exist) dalam jangka waktu yang panjang maupun waktu yang
tak terbata. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak aka nada
penyusutan atas Aset tetap, karena Aset tetap yang dibeli tidak akan dicatat
sebesar harga perolehannya melainkan dicatat sebesar nilai pada saat
perusahaan dilikuidasi. Demikian juga terdapat penggolongan lancar dan
tidak lancar atas aset dan kewajiban.

Jadi, dalam praktik akuntansi yang berlaku secara umum, penyusutan atas
aset tetap dan penggolongan aset serta kewajiban lancar dan tidak lancar
timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha.

35
35
Sejarah Perkembangan Bidang-bidang akuntansi mulai diterapkan di
akuntansi dan akuntan di Indonesia sejak tahun 1642, tetapi bukti yang
Indonesia jelas terdapat pada pembukuan Amphioen
Societeit di Jakarta sejak 1747. Kemudian
akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU
Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870
sehingga bermunculan para pengusaha swasta
Belanda yang menanamkan modalnya di
Indonesia. Praktik akuntansi di Indonesia bisa
ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar
17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642. Bukti
dari praktik akuntansi di Indonesia pada tahun
1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Societeit yang
berkedudukan di Jakarta. Pada era ini, Belanda
memperkenalkan sistem pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping) yang
dikembangkan oleh Luca Pacioli.
Pengiriman Van Schagen menjadi titik tolak
berdirinya Jawatan Akuntan Negara
Government Accountant Dienst yang terbentuk
pada tahun 1915. Akuntan publik yang pertama
adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan

36
36
kantor di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian
kantor ini diikuti oleh kantor akuntan yang lain,
yaitu kantor akuntan H. Y. Voerens pada tahun
1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak
Belasting Accountant Dienst. Tidak ada orang
Indonesia yang bekerja sebagai akuntan pada era
penjajahan. Orang Indonesia pertama yang
bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie
yang diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21
September 1929.

37
37
Dari uraian materi pembelajaran ruang lingkup akuntansi di atas, buatlah laporan
ringkasan mengenai:

1. Hubungan antara perusahaan dan akuntansi


2. Presentasikan hasil dari laporan ringkasan tersebut

38
38
Pokok Uraian Definisi
Perusahaan adalah sebuah organisasi/badan usaha yang dibentuk
atau dikelola oleh individu maupun kelompok
yang di dalam kegiatannya memiliki
operasional jual beli suatu produk (barang dan
atau jasa), dengan tujuan menghasilkan
keuntungan kepada para pelanggannya.
Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai
suatu lembaga dalam bentuk organisasi
dimana operasional dan kegiatannya terdapat
semua faktor produksi dengan tujuan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan motif
keuntungan.
Jenis-jenis perusahaan dapat a. Perusahaan Manufaktur, adalah badan
dibedakan menjadi 3 (tiga), usaha yang kegiatan usahanya mengolah
yaitu: bahan baku menjadi bahan yang siap dijual
dengan mengalami proses produksi
sebelumnya.
b. Perusahaan Dagang, adalah badan usaha
yang kegiatan usahanya menjual barang
jadi yang siap untuk dijual tanpa proses
produksi barang sebelumnya.
c. Perusahaan Jasa, adalah badan usaha yang
kegiatan usahanya memproduksi/menjual
suatu produk yang tidak berwujud atau
jasa.

39
39
Karakteristik dan bentuk a. Perusahaan Perorangan (Proprietorship),
organisasi perusahaan, adalah bentuk organisasi dari perusahaan
dibedakan menjadi 3 (tiga), yang pemilik perusahaannya bertanggung
yaitu: jawab secara pribadi atas seluruh
kewajiban maupun tuntutan hukum yang
ditujukan kepada perusahaan.
b. Perusahaan Persekutuan (Partnership),
adalah perusahaan yang kepemilikannya
dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
dibentuk atas dasar komitmen bersama
dalam kegiatan organisasinya
c. Perusahaan Perseroan (Corporation),
merupakan perusahan yang modal dalam
usaha dan kepemilikan perseronya
terbagi ke dalam lembar saham.
Berdasarkan definisi secara akuntansi dapat diartikan sebagai sistem
umum, informasi keuangan yang memberikan laporan
kepada para pengguna informasi akuntansi
atau kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap proses dan hasil kinerja
serta kondisi keuangan dalam suatu
perusahaan.
Berdasarkan pengertian Akuntansi didefinisikan sebagai proses suatu
tujuan akuntansi secara kegiatan yang meliputi pengidentifikasian,
umum pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan
pelaporan yang berkaitan dengan proses
keuangan yang terjadi bisnis suatu organisasi
ataupun perusahaan.

40
40
4 (empat) pilar dalam standar 1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-
akuntansi di Indonesia (jenis- Internasional Financial Report Standard
jenis prinsip akuntansi): (PSAK)
2. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP)
3. PSAK Syariah
4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Bidang-bidang spesialisasi a. Akuntansi Keuangan (Financial


akuntansi: Accounting)
b. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
c. Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
d. Pemeriksaan Eksternal (External
Auditing)
e. Pemeriksaan Internal (Internal Auditing)
f. Akuntansi Umum (General Accounting)
g. Akuntansi Manajemen (Management
Accounting)
h. Akuntansi Anggaran (Budgetting
Accounting)
i. Akuntansi Pemerintah/sektor Publik
(Government Accounting)
j. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Karakteristik kualitatif 1. relevan
informasi akuntansi: 2. memiliki manfaat umpan balik
3. memiliki manfaat yang prediktif
4. tepat waktu, dan lengkap
5. andal (disajikan secara jujur, dapat
diverifikasi, dan netralitas)
6. dapat dibandingkan, dan dipahami

41
41
Para pengguna informasi 1) Internal
akuntansi a. Direktur dan Manajer Keuangan
b. Direktur Operasional dan Manajer
Pemasaran
c. Manajer dan Supervisor Produksi
2) Eksternal
a. Investor
b. Kreditor
c. Pemerintah
d. Badan pengawas
e. Ekonom, Praktisi, dan Analis
Tujuan Akuntansi A. Secara umum
a) Menyediakan informasi mengenai
perubahan pada berbagai sumber
ekonomi perusahaan
b) Memberikan informasi mengenai
keuangan, baik aktiva maupun
pasiva dalam perusahaan
c) Menyediakan informasi lainnya
terkait laporan keuangan untuk
membantu pengguna laporan
tersebut
B. Secara khusus
a) Menyediakan informasi dalam
bentuk laporan pencatatan atas
transaksi yang terjadi dalam
perusahaan, seperti laporan
pembuatan jurnal umum

42
42
b) Menyediakan informasi laporan
keuangan yang bertujuan untuk
menggolongkan jenis transaksi dan harta
perusahaan, seperti laporan
penggolongan buku besar dan neraca
saldo
c) Menyediakan informasi laporan dengan
tujuan untuk proses pengikhtisaran
keuangan dalam bentuk penyesuaian
perhitungan dan kertas kerja
d) Menyediakan informasi keuangan dalam
bentuk laporan laba/rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca
keuangan serta arus kas.
Fungsi akuntansi 1) Recording Report
2) Melindungi Properti dan Aset
3) Mengkomunikasikan Hasil
4) Membuat Ringkasan
5) Mengklasifikasikan
6) Analisis dan menafsirkan
Manfaat akuntansi 1) Untuk memberikan informasi keuangan
sebagai dasar membuat keputusan
manajerial.
2) Untuk memberikan informasi /laporan
kepada pihak internal maupun eksternal.
3) Untuk mengontrol dan mengendalikan
keuangan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
4) Untuk dijadikan sebagai alat evaluasi
perusahaan.

43
43
5) Untuk menjadikan dasar dan acuan dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada
dalam perusahaan.
Asumsi dasar akuntansi 1) Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit
Assumption)
2) Asumsi Kesatuan Usaha
(Economic/Business Entity Assumption)
3) Asumsi Periode Akuntansi
(Accounting/Time Period Assumption)
4) Asumsi Kesinambungan Usaha (Going
Concern Assumption

44
44
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas!

1. Jelaskan perbedaan antara perusahaan dan organisasi, dan berikan contoh


dari masing-masing penjelasan tersebut!
2. Mengapa di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi sangat dibutuhkan
akuntansi? Jelaskan!
3. Uraikan bagaiamana karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang dapat
digunakan oleh para pengguna informasi akuntansi!
4. Jelaskan alasan dibuatnya suatu laporan akuntansi di dalam suatu
aktivitas/kegiatan perusahaan!
5. Bagaimana cara penerapan prinsip-prinsip akuntansi di dalam dunia bisnis?
Jelaskan!

45
45
REFLEKSI BAB 1

Setelah mempelajari Bab Perusahaan dan Akuntansi, dimana telah


dijelaskan mengenai ruang lingkup perusahaan dan akuntansi, serta
telah menyelesaikan tugas-tugas mandiri dan soal uraian menyangkut
perusahaan dan akuntansi yang tersedia dalam bab ini, maka siswa
diharapkan mampu memahami tentang gambaran umum dan khusus
perusahaan beserta jenisnya, dan mampu membedakan serta
mengklasifikasikan semua karakteristik perusahaan yang telah
dipelajari. Di samping itu siswa juga diharapkan menguasai tentang
ruang lingkup akuntansi, mampu menjabarkan keterkaitan antara
perusahaan dan akuntansi, sehingga siswa dapat menginterprestasikan
bab ini dalam praktek pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari.

46
46
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang unsur-unsur
dasar akuntansi antara lain:

1. Memahami rekening dalam akuntansi


2. Memahami jenis-jenis rekening
3. Memahami klasifikasi rekening
4. Memahami penggolongan rekening
5. Mengidentifikasi aturan debit dan kredit
6. Memahami makna debit dan kredit
7. Memahami pencatatan debit dan kredit
8. Memahami fungsi debit dan kredit

47
47
UNSUR – UNSUR DASAR AKUNTANSI

Aturan Debit dan Kredit


Rekening

1. finisi akun/rekening 1. Pengertian debit dan


2. Jenis akun/rekening kredit
3. Klasifikasi 2. Pencatatan debit dan
akun/rekening kredit
4. Penggolongan 3. Fungsi debit dan kredit
akun/rekening

48
48
Akun, aktiva, pasiva, Aset lancar, Aset tidak lancar, residu, transaksi peripheral,
transaksi insidentil, chart of account (COA), analisis, saldo,

1. REKENING
1.1 Pengertian Rekening

Gambar 2.1

49
49
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai keterkaitan antara
perusahaan dan akuntansi. Tujuan utama digunakannya akuntansi dalam
perusahaan adalah untuk mencatat semua kegiatan yang berhubungan
dengan operasional perusahaan, terutama aktivitas keuangan/pendanaan
perusahaan, baik melibatkan organisasi intern maupun ekstern.
Oleh sebagian besar masyarakat, akuntansi dipandang sebagai suatu disiplin
yang bersifat sangat teknis, yang hanya bisa dipahami oleh akuntan-akuntan
professional. Padahal, dalam kenyataannya hampir setiap orang
mempraktekkan sebagian dari teknik-teknik akuntansi dalam aktivitasnya
sehari-hari. Seperti halnya membuat anggaran dapur keluarga, mengecek
kebenaran buku tabungan, mengelola catatan keuangan untuk pengeluaran
sehar-hari, dan lain sebagainya merupakan contoh-contoh pemanfaatan
teknik-teknik akuntansi.

Akuntansi merupakan suatu disiplin yang mempelajari seni mencatat,


mendeskripsikan, dan menginterprestasikan aktivitas-aktivitas ekonomi.
Komuniikasi dalam dunia usaha banyak dilakukan dengan menggunakan
istilah-istilah akuntansi. Istilah-istilah tersebut mengacu kepada angka-
angka yang dikumpulkan dan diolah melalui sistem informasi yang dikenal
dengan nama akuntansi. Oleh sebab itu. Setiap orang yang akan mengambil
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan dunia usaha perlu memahami
istilah dan konsep-konsep akuntansi dengan baik. Istilah-istilah inilah yang
akan digunakan didalam pencatatan laporan keuangan dalam kegiatan
operasional perusahaan.

Dalam pencatatan transaksi bisnis perusahaan diperlukan catatan akuntansi,


yang mana catatan akuntansi ini diperlukan suatu alat pencatatan (istilah,
konsep, prinsip) yang merupakan bagian dari sistem akuntansi yang disebut
dengan rekening.
Rekening adalah akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi
keuangan dalam operasional perusahaan. Rekening juga merupakan

50
50
identitas untuk setiap jenis transaksi yang digunakan untuk mencatat
kegiatan operasional perusahaan. Banyak sedikitnya jumlah rekening dalam
perusahaan tergantung oleh banyaknya macam transaksi dalam perusahaan
dan jenis usaha yang dijalankannya. Semakin banyak jenis transaksi yang
berbeda, maka semakin banyak pula jumlah rekening (akun) dalam suatu
perusahaan.

Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi
dasar dasar penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi
tentang operasi perusahaan dari waktu ke waktu. Misalnya, dari akun
perusahaan dapat mengetahui jumlah tagihan perusahaan kepada
pelanggannya, jumlah kewajiban perusahaan kebada kreditornya, besarnya
pendapatan perusahaan, dan informasi lainnya.

1.2 Jenis rekening

Gambar 2.2

51
51
Di dalam standar akuntansi, terdapat 10 (sepuluh) unsur laporan keuangan
yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan. Unsur-unsur inilah yang nantinya akan membentuk sruktur
sebuah laporan keuangan. Unsur-unsur laporan keuangan tersebut di
klasifikasi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama mencangkup tiga
jenis unsur, yaitu Aset (harta), kewajiban, dan ekuitas (aset bersih).
Kelompok pertama ini menggambarkan jumlah sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan dan besarnya klaim atau tuntutan kreditor maupun pemilik
modal terhadap sumber daya tersebut pada waktu/periode tersebut.

Sedangkan kelompok kedua mencangkup tujuh unsur, yaitu investasi oleh


pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian. Kelompok yang kedua ini menggambarkan
transaksi dan peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan
selama periode waktu tertentu. Kelompok pertama, yang diubah oleh unsur
kelompok kedua, merupakan hasil akumulasi dari semua perubahan.
Interaksi demikian dinamakan artikulasi, dimana angka-angka utama dari
sebuah laporan keuangan berhubungan dengan saldo-saldo (nilai dari
akun/rekening) dari laporan lainnya.
Berikut adalah definisi dari masing-masing jenis rekening dari unsur
laporan keuangan sebagaimana yang telah ditetapkan dan dirumuskan oleh
badan pembuat standar akuntansi:

52
52
1. Aset (Harta)

Gambar 2.3

Aset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau
peristiwa dimasa lalu/periode waktu sebelumnya. Aset juga merupakan
sumber ekonomi yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat
transaksi sebelumnya dan memiliki manfaat di masa yang akan datang.
Selain itu Aset merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Aset/harta dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu harta lancar dan


harta tidak lancar. Harta lancar sering disebut juga dengan aktiva tidak
tetap, yaitu harta yang berupa uang kas (uang tunai) dan harta yang
sangat mudah dapat dijadikan uang dan atau memiliki umur pemakaian
kurang dari satu tahun. Sedangkan harta tidak lancar sering disebut juga
dengan aktiva tetap, dimana aktiva tetap merupakan aktiva yang

53
53
memiliki umur pemakaian di atas satu tahun, dan mengalami
penyusutan per tahunnya.

2. Kewajiban

Gambar 2.4

Kewajiban adalah pengorbanan atas manfaat ekonomi yang mungkin


terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban entitas saat ini, untuk
menyerahkan Aset atau memberikan jasa kepada entitas lainnya di masa
depan sebagai hasil dari transaksi/peristiwa dimasa lalu. Kewajiban juga
merupakan pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh
perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang
akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha.

Kewajiban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu utang lancar, dan utang
jangka panjang. Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, seperti kewajiban yang
timbul karena adanya pembelian jasa atau barang secara kredit, biaya

54
54
yang masih harus dibayar, dan sebagainya. Sedangkan utang jangka
panjang adalah kewajiban yang memiliki jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena adanya transaksi yang
dilakukan perusahaan untuk membeli sejumlah peralatan maupun
pinjaman modal kepada bank, atau pembelian secara kredit lainnya yang
mengharuskan pelunasannya membutuhkan jangka waktu yang lama
(diatas 1 tahun),karena jumlah nilai yang relatife besar.

3. Ekuitas (Modal)

Gambar 2.5

Ekuitas adalah kepemilikan atau kepentingan residu dalam Aset entitas,


yang masih tersisa setelah dikurangi dengan kewajiban yang ada dalam
suatu perusahaan. Ekuitas merupakan selisih antara harta dengan
kewajiban dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta
perusahaan. Akuntansi modal pada sebuah perusahaan perorangan harus
disertai nama pemilik, akuntansi modal pada perusahaan persekutuan

55
55
disertai nama sekutu, dan akuntansi modal pada perusahaan perseroan
disebut modal saham.

4. Investasi oleh pemilik

Gambar 2.6

Investasi yang dimiliki oleh pemilik merupakan kenaikan ekuitas/modal


(Aset bersih) entitas yang dihasilkan dari penyerahan sesuatu yang
bernilai oleh entitas lain untuk memperoleh atau meningkatkan bagian
kepemilikannya. Aset adalah bentuk yang paling umum diterima
sebagai investasi oleh pemilik.

56
56
5. Distribusi oleh Pemilik

Gambar 2.7
Distribusi oleh pemilik adalah penurunan ekuitas (Aset bersih) entitas
yang disebabkan oleh penyerahan Aset, atau terjadinya kewajiban
entitas kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik ini akan menurunkan
bagian kepemilikan (modal) entitas.

6. Laba Komprehensif

Gambar 2.8

57
57
Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas entitas sepanjang
suatu periode sebagai akibat dari transaksi dan peristiwa serta keadaan-
keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik. Hal ini meliputi
seluruh perubahan dalam ekuitas yang terjadi sepanjang suatu periode,
tidak termasuk perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan
distribusi kepada pemilik.

7. Pendapatan

Gambar 2.9

Pendapatan merupakan hasil atau penghasilan yang diperoleh oleh


perusahaan dari aktivitas keuangan yang terjadi dalam periode tertentu.
Pendapatan ini merupakan arus masuk Aset atau peningkatan lainnya
atas Aset atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi
keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, penjualan produk,
atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi
sentral perusahaan.

58
58
Pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha, dan pendapatan di luar
usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha, seperti pada perusahaan jasa akan
memperoleh pendapatan usaha karena telah menjual jasanya, kemudian
perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur akan memperoleh
pendapatan usaha karena telah menjual produk/barang yang dipasarkan.
Sedangkan pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha/bukan merupakan bagian
dari usaha pokok perusahaan melainkan hasil yang diperoleh setelah
hasil pokok didapatkan, seperti pendapatan komisi, pendapatan bunga
dan pendapatan lainnya.

8. Beban

Gambar 2.10

Beban adalah arus keluar Aset atau penggunaan lainnya atas Aset atau
terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari
keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan

59
59
barang/produk yang hendak dijual atau dipasarkan, atau aktivitas
lainnya yang merupakan operasi utama perusahaan. Beban juga dapat
didefinisikan sebagai pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan.

Beban dibedakan atas beban usaha dan beban lainnya, dimana beban
usaha merupakan beban yang berhubungan langsung dengan aktivitas
pokok perusahaan, sedangkan beban lain-lain adalah beban-beban yang
tidak berhubungan langsung dengan aktivitas pokok perusahaan, artinya
beban lain-lain disebabkan oleh pengeluaran biaya untuk kegiatan
operasional perusahaan yang tak terduga/yang sebelumnya belum
dianggarkan.

9. Keuntungan

Gambar 2.11

60
60
Keutungan adalah kenaikan dalam ekuitas (Aset bersih) entitas yang
ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau transaksi insidentil, dimana
keduanya merupakan transaksi di luar operasional utama dan atau
transaksi yang jarang terjadi/jarang dan dari seluruh transaksi lainnya,
serta peristiwa yang mempengaruhi entitas perusahaan, tidak termasuk
yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

10. Kerugian

Gambar 2.12

Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (Aset bersih) entitas yang


ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau transaksi insidentil dan dari
seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lain
yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari beban atau
distribusi kepada pemilik.

Dalam sistem akuntansi jenis akun/rekening digunakan untuk


menunjukan kenaikan atau penurunan setiap pos (tahapan) laporan

61
61
keuangan dalam catatan terpisah. Catatan inilah yang harus menjadi
dasar dalam pencatatan laporan keuangan suatu perusahaan dan dunia
bisnis. Selain itu akun juga berfungsi sebagai identitas atas transaksi
yang bersangkutan yang terjadi dalam periode akuntansi.

1.1 Klasifikasi dan Penggolongan Rekening


Setelah memahami rekening dalam akuntansi dan jenis-jenis
rekening/akun serta manfaatnya dalam laporan keuangan, dimana
semua transaksi yang akan dicatat dalam laporan, harus di identifikasi
terlebih dahulu berdasarkan jenis transaksinya, setelah itu transaksi baru
dapat dicatat dengan akun berdasarkan jenisnya pula, sesuai jenis
transaksi yang terjadi.
Di dalam pembuatan pembukuan/laporan keuangan akuntansi diawal
periode atau tahapan awal dimulainya pembukuan (catatan)/kegiatan
akuntansi baik itu secara manual atau menggunakan software, seorang
akuntan terlebih dahulu harus melakukan analisa awal, terlebih analisa
pada daftar akun atau yang bisa disebut chart of account (COA) analysis.
COA atau yang sering dikenal dengan bagan akun itu sendiri adalah
daftar yang telah diatur dan disusun secara sistematis dalam struktur
akun tertentu yang terdiri atas nama akun dan kode akun.
Manfaat adanya pembuatan chart of accounts antara lain:

1. Memudahkan di dalam pembacaan laporan sehingga pihak yang


berkaitan dapat mengambil keputusan dengan mudah dan tepat.
2. Memudahkan dalam penyusuunan sebuah laporan keuangan
3. Catatan-catatan atau data yang ada lebih mudah dikontrol,
dibandingkan, dan dianalisis dengan tepat.
4. Mempermudah dalam memproses hasil-hasil catatan atau data yang
telah diperoleh dan pemrosesan tersebut akan lebih terkontrol
dengan baik.

62
62
5. Memudahkan dalam perbaikan data-data atau catatan-catatan yang
mengalami perubahan yang disebabkan oleh kesalahan pengguna
atau terjadinya transaksi tambahan.

Akun merupakan catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan


saldo dari masing-masing Aset, kewajiban dan ekuitas, sedangkan kode
akun merupakan rangkaian kode yang tersusun dari susunan angka
(numerik) atau tersusun dari susunan huruf (alphabet) maupun tersusun
dari paduan angka dan huruf yang bersifat sistematis, fleksibel, dan
mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan atas kode akun
tersebut. Kode akun juga biasa disebut “perkiraan” yang berfungsi
sebagai identitas akun, dimana kode akun tersusun secara berurutan
sesuai tingkatan jenis akun., dari mulai jenis akun yang termasuk
kelompok harta (aktiva) sampai tingkatan kelompok pasiva (kewajiban
dan modal). Nama akun dan kode akun tersebut akan digunakan untuk
mengelompokkan, mencatatat, melaporkan, dan mengontrol transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan.

Berikut adalah daftar kode akun dan nama akun yang disususn
sistematis secara umum berdasarkan urutan dan tingkatan jenis akun,
serta penggolongan akun (chart of accounts) yang paling sederhana.

Tabel 2.1

KODE AKUN JENIS AKUN/NAMA AKUN


ASET (HARTA)
Aset lancar
1.1 Kas
1.2 Piutang usaha
1.4 Perlengkapan kantor

63
63
1.5 Asuransi dibayar dimuka
1.6 Beban dibayar dimuka
Aset tidak lancar
1.7 Peralatan kantor
1.8 Perabot kantor
1.9 Bangunan
KEWAJIBAN
2.1 Utang usaha
2.3 Utang wesel
2.4 Beban yang masih harus dibayar

2.5 Utang sewa


2.6 Utang pajak
2.7 Utang gaji
2.8 Utang bank
EKUITAS PEMILIK
3.1 Modal
3.2 prive
PENDAPATAN
4.1 Pendapatan usaha
4.2 Pendapatan sewa
4.3 Pendapat bunga
6.1 Pendapatan lain-lain

Telah dijelaskan bahwa banyaknya jumlah akun dalam laporan


keuangan tergantung pada banyaknya jenis transaksi yang berbeda-beda
dalam kegiatan operasional perusahaan. Daftar kode akun dan nama
akun di atas merupakan akun-akun yang umum ada pada semua jenis
perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

64
64
Bentuk baku dalam penyusunan chart of accounts dan yang telah
diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan
kode (nomor) 1 selalu dimulai dari akun-akun aset, lalu diikuti dengan
akun-akun dari kelompok kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.
Untuk aset yang tergolong lancar, urutan
penyusunannya/penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan
urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aset yang paling likuid (lancar),
lalu diikuti dengan piutang, dan seterusnya.

Tabel 2.2

No. kode Kelompok akun No.kode Kelompok akun

1 Aktiva 5 Beban

2 Kewajiban 6 Pendapatan lain-lain

3 Ekuitas/modal 7 Beban lain-lain/rupa-rupa

4 Pendapatan dst

Struktur penggolongan akun adalah sebagai berikut:


Tabel 2.3

No. Akun Keterangan


Digit pertama Kelompok akun
Digit kedua Golongan akun
Digit ketiga Subgolongan akun
Digit keempat Jenis akun

65
65
➢ Kas adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain
yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat
diambil setiap saat. Selain uang tunai/logam, yang termasuk kedalam kas adalah
cek, surat berharga yang bisa dicairakan/ditukar dengan uang tunai.
➢ Piutang usaha adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang berkaitan dengan
tagihan terhadap kosumen/pelanggan, dimana konsumen/pelanggan tersebut
memiliki utang yang disebabkan adanya transaksi sebelumnya.
➢ Perlengkapan adalah suatu harta (berupa alat/barang) yang dimiliki perusahaan
untuk melengkapi suatu pekerjaan atau kegiatan bisnis, yang memiliki masa
manfaat tidak lebih dari 1 tahun.
➢ Asuransi dibayar dimuka adalah bagian dari premi asuransi yang telah dibayar
akan tetapi belum berlaku pada saat pelaporan neraca keuangan.
➢ Peralatan/perabot kantor adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat
yang memiliki kegunaan untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Istilah
peralatan dalam akuntansi mengacu kepada mesin, perabot, peralatan kantor,
computer, mesin dan sebagainya, yang memiliki masa manfaat lebih dari 1
tahun.
➢ Utang adalah kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang/aktiva,
yang disebabkan oleh adanya transaksi secara kredit yang dilakukan perusahaan
dengan entitas lain.
➢ Sewa diterima dimuka adalah sewa yang sebenarnya belum merupakan hak
perusaan, tapi jumlah uang sewa tersebut sudah terlebih dahulu diterima oleh
perusahaan.
➢ Prive adalah pengambilan har/aktiva yang dilakukan oleh pemilik perusahaan
untuk kepentingan pribadi. Dalam laporan keuangan perusahaan, jika adanya
kegiatan operasional prive, maka kegiatan ini harus tetap dicatat/dibukukan.

66
66
2. ATURAN DEBIT DAN KREDIT
2.1 Pengertian Debit dan Kredit

Gambar 2.13

Di dalam ilmu akuntansi, khususnya pembuatan siklus akuntansi/tahapan


urutan pengerjaan laporan keuangan, terdapat istilah debit dan kredit,
dimana debit dan kredit ini menjadi salah satu komponen utama dalam
format laporan keuangan.
Kebanyakan orang mengenal istilah debit dan kredit diluar konteks
akuntansi, yang mana debit dan kredit selalu dikaitkan dengan kartu yang
diterbitkan oleh perbankan yaitu kartu debit dan kredit. Misalnya, jika
seseorang memiliki kartu debit dan kredit yang memungkinkan bank untuk
mengeluarkan uang langsung dari rekening tabungan (kartu debit) atau dari
jalur kredit dengan bank (kartu kredit). Dalam hal ini debit dipandang

67
67
sebagai uang yang diambil dari rekening bank, dan kredit dipandang sebagai
uang yang tersedia untuk dibelanjakan atau dipinjam dari bank.

Namun dalam dunia akuntansi, yakni pembukuan laporan keuangan,


berlaku sistem pemasukan berganda (double-entry), dimana setiap
pencatatan sebuah transaksi harus berpasangan sehingga istilah debit dan
kredit digunakan. Definisi maupun makna dari debit dan kredit sangat
berbeda. Dalam akuntansi debit dan kredit digunakan untuk melacak
transaksi bisnis di berbagai jenis transaksi bisnis dan di berbagai jenis akun
yang digunakan.

Debit dan kredit dalam akuntansi berperan penting dan harus diterapkan
sebagai dasar pencatatan transaksi. Oleh karena itu debit dan kredit tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga debit dan kredit memberikan
makna kondisi dari transaksi yang telah dicatat. Debit dan kredit memiliki
sifat yang berbeda, jika nilai debit bertambah maka kredit akan berkurang.
Dan jika kredit naik, maka debit akan berkurang.

Debit berasal dari kata latin (debere) yang berarti berhutang. Debit dalam
istilah akuntansi dibuat disisi kiri akun buku besar (tahap penggolongan
akun), yang mana ketika ada penambahan dalam aset, biaya, dan kerugian
atau pengurangan pendapatan, kuntungan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Jika sisi debit dari akun melebihi sisi kredit, maka nilai tersebut dianggap
sebagai nilai (saldo) debit.

Kredit berasal dari kata latin (credere) yang berarti untuk mempercayakan.
Berbeda dengan debit, kredit dibuat disisi kanan akun buku besar (tahap
penggolongan akun), dimana ketika ada penambahan pendapatan,
keuntungan, kewajiban, dan ekuitas pemilik atau penggunaan aset, biaya
dan kerugian. Jika sisi kredit dari akun melebihi sisi debit, itu dianggap
sebagai saldo kredit.

68
68
Seperti halnya sistem pencatatan double entry, dalam penulisan debit dan
kredit laporan keuangan, dikenal dengan istilah lawan. Akun lawan adalah
suatu transaksi yang dapat mempengaruhi minimal 2 akun. Misalnya, pada
transaksi pembelian peralatan yang dilakukan oleh perusahaan secara utang,
maka akun yang terpengaruh berdasarkan transaksi tersebut adalah aktiva,
dimana aktiva dalam bentuk peralatan akan mengalami penambahan
(karena baru saja membeli) dan akun lawannya adalah akun utang, hal ini
disebabkan karena transaksi pembelian yang dilakukan secara utang, maka
perusahaan akan jadi memiliki utang.

Setiap terjadi transaksi akuntansi, telah disinggung bahwa setidaknya ada 2


(dua) akun yang selalu berkaitan, yaitu entri debit dicatat pada satu akun,
dan entri kredit dicatat terhadap akun lainnya. Tidak ada batas atas jumlah
akun yang terlibat didalam transaksi, namun minimum tidak kurang dari dua
akun. Total dari debit dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama
nilainya. Sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan dengan
keseimbangan (balance). Apabila suatu transaksi tidak seimbang, maka
laporan keuangan tidak mungkin dapat dibuat. Dengan demikian,
penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom
merupakan hal yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi
akuntansi.

2.2 Pencatatan Debit dan Kredit Terhadap Akun


Sebelum transaksi yang telah terjadi diperusahaan akan dicatat, maka harus
diketahui aturan pencatatan debit dan kredit, sehingga pembukuan atas
transaksi pun akan mudah dijadikan dasar untuk proses laporan keuangan
berikutnya. Sebelah kiri suatu akun disebut sisi debit, sedangkan sisi sebelah
kanan disebut sisi kredit. Jenis akun akan menentukan bagaimana
penambahan dan pengurangan yang dipengaruhi oleh transaksi yang terjadi.
Untuk setiap akun, semua penambahan akan dicatat pada satu sisi dan
semua pengurangan dicatat di sisi yang lain.

69
69
Telah dijelaskan di muka bahwa akun digunakan untuk mencatat
penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam transaksi yang
bersangkutan. Oleh karena adanya ketentuan/aturan debit dan kredit
tersebut, maka penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam akun
dapat dinyatakan dalam debit dan kredit.

Maka aturan pencatatan debit dan kredit serta saldo normal (nilai akun)
untuk berbagai jenis akun, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4
Saldo
Jenis Akun Penambahan Pengurangan
Normal
Aktiva Debit Kredit Debit

Kewajiban Kredit Debit Kredit

Modal/ekuitas Kredit Debit Kredit

Prive Debit Kredit Debit

Pendapatan Kredit Debit Kredit

Beban Debit Kredit Debit

Dengan memahami tabel diatas, maka seorang akuntan dapat menganalisis


bukti transaksi keuangan dengan tepat dan dapat menentukan posisi debit
dan kredit dengan benar. Cara membaca tabel diatas yaitu:

➢ Jika harta bertambah, maka posisi pencatatan harus di debit dan jika
harta berkurang maka posisi pencatatan di sebelah kredit.
➢ Jika kewajiban (utang) bertambah, maka posisi harus dicatat di sebelah
kredit dan jika mengalami pengurangan maka posisi pencatatan harus
di debit.

70
70
➢ Jika modal bertambah, maka posisi harus di kredit dan jika modal
berkurang maka posisi harus di kredit.
➢ Jika terjadi penambahan prive, yaitu adanya pemakaian harta
perusahaan untuk kepentingan pemilik, maka posisi prive dicatat di
sebelah debit, dan jika mengalami pengurangan, yaitu dikembalikannya
harta perusahaan yang telah dipakai maka posisi prive di sebelah kredit.
➢ Jika akun pendapatan mengalami penambahan/bertambah, pencatatan
ini dilakukan disebelah kredit, dan jika pendapatan berkurang maka
dicatat di sebelah debit.
➢ Jika beban mengalami penambahan/bertambah, maka dicatat di sebelah
debit, dan jika mengalami pengurangan dicatat di sebelah kredit

Suatu transaksi yang terjadi dicatat ke dalam akun dengan menerapkan


aturan debit dan kredit, apakah pengaruh dari akun atas transaksi mengalami
penambahan, atau mengalami penurunan. Untuk itu setiap transaksi perlu di
analisis dan di identifikasi terlebih dahulu sebelum dicatat.
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk mengidentifikasi
setiap transaksi
1. Tentukan pengaruh transaksi terhadap penambahan atau pengurangan
aktiva, kewajiban, dan modal.
2. Tentukan akun yang yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut
3. Tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi yang terjadi, akun
tersebut harus di debit atau di kredit, dan tentukan jumlah yang harus
didebit dan dikredit
4. Jumlah debit dan kredit dicatat dalam akun yang bersangkutan

Misalkan pada awal bulan (1 Januari) 2018 dalam sebuah perusahaan,


terjadi transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai senilai Rp
200.000. Setelah kita menganalisis/mengidentifikasi transaksi tersebut,
terdapat dua akun yang berhubungan atas transaksi yang terjadi, yaitu:

71
71
a. Pertama akan mempengaruhi jenis akun aktiva (harta) yaitu berupa akun
perlengkapan. karena perlengkapan ini telah di beli, maka nilai
perlengkapan akan bertambah, sehingga jika perlengkapan bertambah
harus dicatat disisi sebelah debit. Hal ini disebabkan bahwa pelengkapan
tergolong kedalam aktiva, dan aktiva bertambah dicatat di sebelah debit
(lihat tabel 2.4).

b. Kedua selain nilai aktiva dalam bentuk akun perlengkapan bertambah,


juga diimbangi dengan pengurangan aktiva berupa uang tunai. Hal ini
terjadi karena uang tunai telah dikeluarkan untuk membeli
perlengkapan, sehinggan aktiva dalam bentuk uang akan berkurang. Jika
aktiva berkurang, maka akan dicatat di sisi sebelah kredit. Aktiva yang
berkurang adalah dalam bentuk akun kas (uang tunai).

Berdasarkan analisis dan penelitian yang dilakukan, maka pencatatan


atas transaksi tersebut di atas adalah:

Perlengkapan Rp 200.000
Kas Rp 200.000

Jika dipencatatan dalam bentuk tabel maka dapat dicatat seperti berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

1 Januari Perlengkapan 1.4 Rp 200.000

Kas 1.1 Rp 200.000

Pada kolom tanggal, diisi tanggal terjadinya transaksi selama periode


tertentu, dan kolom keterangan diisi nama akun yang terkait dengan
pengaruh transaksi, sedangkan kolom referensi (ref) diisi dengan

72
72
nomor/kode pada masing-masing akun. Kolom debit dan kredit diisi
jumlah nominal pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.

2.3 Fungsi Debit dan Kredit


Dalam membuat pencatatan transaksi dalam operasional perusahaan, jumlah
sisi debit dan kredit haruslah sama dan jika tidak seimbang antara jumlah
keduanya, maka pihak akuntan telah melakukan suatu kesalahan dalam
memasukan (posting) nominal di dalam pengerjaan pembukuan. Kesalahan
inilah yang akan dapat menyebabkan siklus akuntansi tidak bisa berjalan
dengan maksimal, sehingga akan berpengaruh terhadap posisi aktiva
maupun pasiva yang tidak menunujukan nilai yang sebenarnya.
Secara umum, fungsi debit dan kredit adalah untuk menggambarkan posisi
keuangan dan memberi makna dari setiap pencatatan yang terjadi atas
transaksi yang telah terjadi selama periode tertentu. Berdasarkan alasan
tersebut fungsi debit dan kredit, adalah untuk:

1. Dasar pencatatan transaksi


Didalam perusahaan, sebuah bisnis pasti mengalami atau melakukan
transaksi baik transaksi secara internal maupun eksternal. Transaksi-
transaksi tersebut mengharuskan pihak perusahaan untuk membuat
dokumen transaksi dalam bentuk laporan keuangan. Pembuatan laporan
keuangan tersebut untuk mengetahui laju keluar masuknya dana
perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan over budged pada
kategori akun tertentu. Dengan demikian, akun akun yang terdapat
dalam perusahaan dapat terkontontrol dari segi penilaian melalui
pencatatan dengan aturan debit dan kredit.

2. Mengartikan setiap pencatatan akun


Dengan dasar pencatatan menggunakan debit kredit, maka setiap
transaksi yang terjadi dan dicatat akan memberikan arti dari kondisi
akun tersebut, tanpa harus dijabarkan secara terperinci pengaruh yang

73
73
terjadi atas transaksi terhadap akun. Sehingga setiap transaksi hanya
cukup dianalisis dan kemudian dicatat dengan konsep debit dan kredit.

3. Menggambarkan kondisi perusahaan


Untuk melihat kondisi perusahaan secara keseluruhan, pihak akuntan
perlu membuat format laporan dan pembukuan debit kredit terkait
dengan debit dan kredit pada keuangan perusahaan. Dari laporan
tersebut dapat disimpulkan oleh perusahaan, apakah perusahaan sedang
mengalami keuntungan atau kerugian. Selain itu perusahaan juga dapat
melihat kas yang keluar dan kas yang masuk pada suatu periode tertentu.

74
74
Luca Pacioli Seorang penemu ilmu akuntansi adalah Luca
Penemu Ilmu Pacioli yang dikenal sebagai seorang pendeta
Akuntansi dari Ordo Fransiskus. Akuntansi mulai
dikenal dari bukunya yang berjudul Summa
de Arithmetica Geometria, Proportioni et
Proportionalita tahun 1494. Terdapat dua bab
terkait akuntansi yang dibahas di dalam buku
tersebut, yaitu de Computis et Scripturis.
Didalam bab tersebut telah dipaparkan
pembahasan terkait double entry sekaligus
pengenalan debit dan kredit.

75
75
Pokok Uraian Definisi
Rekening adalah akun yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi keuangan dalam
operasional perusahaan. Rekening juga
merupakan identitas untuk setiap jenis
transaksi yang digunakan untuk mencatat
kegiatan operasional perusahaan

Jenis-jenis rekening dalam a. Aset (Harta), adalah manfaat ekonomi


akuntansi: yang mungkin terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikendalikan oleh entitas
sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa
di masa lalu/periode waktu sebelumnya.
b. Kewajiban, adalah pengorbanan atas
manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di
masa depan, yang timbul dari kewajiban
entitas saat ini, untuk menyerahkan Aset
atau memberikan jasa kepada entitas
lainnya di masa depan sebagai hasil dari
transaksi/peristiwa di masa lalu
c. Ekuitas, adalah kepemilikan atau
kepentingan residu dalam Aset entitas,
yang masih tersisa setelah dikurangi
dengan kewajiban yang ada dalam suatu
perusahaan.

76
76
d. Investasi yang dimiliki oleh pemilik,
adalah kenaikan ekuitas/modal (Aset
bersih) entitas yang dihasilkan dari
penyerahan sesuatu yang bernilai oleh
entitas lain untuk memperoleh atau
meningkatkan bagian kepemilikannya.
e. Laba komprehensif, adalah perubahan
dalam ekuitas entitas sepanjang suatu
periode sebagai akibat dari transaksi dan
peristiwa serta keadaan-keadaan lainnya
yang bukan bersumber dari pemilik
f. Pendapatan, adalah hasil atau penghasilan
yang diperoleh oleh perusahaan dari
aktivitas keuangan yang terjadi dalam
periode tertentu.
g. Beban, adalah arus keluar Aset atau
penggunaan lainnya atas Aset atau
terjadinya (munculnya) kewajiban entitas
(atau kombinasi dari keduanya) yang
disebabkan oleh pengiriman atau
pembuatan barang/produk yang hendak
diijual atau dipasarkan, atau aktivitas
lainnya yang merupakan operasi utama
perusahaan.

Manfaat adanya pembuatan a. Memudahkan di dalam pembacaan


chart of accounts antara lain: laporan sehingga pihak yang berkaitan
dapat mengambil keputusan dengan
mudah dan tepat
b. Memudahkan dalam penyusuunan sebuah
laporan keuangan

77
77
c. Catatan-catatan atau data yang ada lebih
mudah dikontrol, dibandingkan, dan
dianalisis dengan tepat
d. Mempermudah dalam memproses hasil-
hasil catatan atau data yang telah diperoleh
dan pemrosesan tersebut akan lebih
terkontrol dengan baik
e. Memudahkan dalam perbaikan data-data
atau catatan-catatan yang mengalami
perubahan yang disebabkan oleh
kesalahan pengguna atau terjadinya
transaksi tambahan

Klasifikasi dan penggolongan Aset:


akun: a. kas
b. piutang usha
c. perlengkapan kantor
d. asuransi dibayar dimuka
e. beban dibayar dimuka
f. peralatan kantor
g. perabot kantor
h. gedung/bangunan
Kewajiban
a. utang usaha
b. utang wesel
c. beban yng masih harus dibayar
d. utang sewa
e. utang pajak
f. utang gaji
g. utang bank
i. asuransi dibayar dimuka

78
78
j. beban dibayar dimuka
k. peralatan kantor
l. perabot kantor
m. gedung/bangunan
n. utang bank
Ekuitas pemilik
a. modal
b. prive

Pendapatan
a. pendapatan usaha
b. pendapatan sewa
c. pendapatan bunga
d. pendapatan lain-lain

Beban
a. beban gaji
b. beban iklan
c. beban sewa kantor
d. beban utilitas
e. beban lain-lain

Debit dan kredit adalah format dalam pencatatan akuntansi yang


digunakan untuk mencatat mutasi akun. Debit
dalam istilah akuntansi dibuat disisi kiri akun
buku besar (tahap penggolongan akun), yang
mana ketika ada penambahan dalam aset,
biaya, dan kerugian atau pengurangan
pendapatan, kuntungan, kewajiban, dan
ekuitas pemilik. Sedangkan kredit, dibuat di
sisi kanan akun buku besar (tahap

79
79
penggolongan akun), dimana ketika ada
penambahan pendapatan, keuntungan,
kewajiban, dan ekuitas pemilik atau
penggunaan aset, biaya dan kerugian

Aturan pencatatan debit dan kredit berdasarkan jenis rekening

Saldo
Jenis Akun Penambahan Pengurangan
Normal

Aktiva Debit Kredit Debit

Kewajiban Kredit Debit Kredit

Modal/ekuitas Kredit Debit Kredit

Prive Debit Kredit Debit

Pendapatan Kredit Debit Kredit

Beban Debit Kredit Debit

Fungsi debit dan kredit 1) Untuk dasar pencatatan transaksi


2) Untuk mengartikan makna setiap
pencatatan akun
3) Untuk menggambarkan kondisi laporan
keuangan perusahaan.

80
80
Dari uraian dan penjelasan materi mengenai unsur- unsur dasar
akuntansi, maka tugas anda adalah:

1. Jelaskan uraian kesimpulan mengenai penggunaan debit dan kredit dalam


sistem akuntansi!

2. Jabarkan mengenai fungsi dan manfaat debit dan kredit dalam


laporan/tahapan laporan keuangan!

3. Setelah menjelaskan/menyelesaikan jawaban dalam bentuk tertulis,


selanjutnya presentasikan jawaban anda di depan rekan dan guru anda!

81
81
REFLEKSI BAB 2

Setelah mempelajari bab unsur-unsur dasar akuntansi, dan


memahami kembali rangkumannya, serta menyelesaikan tugas
mandiri, maka siswa diharapkan mampu memahami tentang unsur-
unsur dasar dalam akuntansi, serta mampu menerapkan konsep
dalam bab ini ke dalam dasar pencatatan/dasar pembukuan laporan
keuangan, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengerjaan
lanjutan tahapan laporan keuangan/siklus akuntansi yang akan
dibahas dalam bab selanjutnya.

82
82
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang persamaan dasar
akuntansi, antara lain:

1. Memahami makna transaksi dalam akuntansi.


2. Memahami jenis-jenis transaksi akuntansi.
3. Menganalisis jenis transaksi akuntansi.
4. Menyatakan hubungan antara aktiva dan pasiva.
5. Mampu menerapkan konsep persamaan dasar akuntansi

83
83
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Jenis Transaksi

Komponen Persamaan Dasar


Akuntansi

Aktiva Kewajiban Ekuitas

84
84
Transaksi, Aset, liabilities, equity, payable, bank loan, prive, passiva

1. TRANSAKSI
1.1. Pengertian Transaksi

Gambar 3.1

85
85
Dalam akuntansi, sumber data yang dikumpulkan, dianalisis hingga diproses
menjadi pembukuan laporan keuangan, diperoleh dari kegiaatan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi bisnis dalam periode waktu tertentu.
Kegiatan ini akan menjadi aktivitas rutin sebagai operasional utama
berdasarkan jenis usaha bisnis yang dijalankannya. Selain itu dalam
akuntansi cukup banyak kegiatan yang dilakukan pengguna akuntansi dan
pelaku ekonomi yang melibatkan pihak-pihak tertentu, yang saling
berhubungan di dalam dunia usaha. Kegiatan inilah yang dikenal dengan
istilah transaksi. Dimana transaksi merupakan kejadian yang dapat
mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha/organisasi
perusahaan. Setiap transaksi yang dilakukan oleh badan usaha akan
mempengaruhi komposisi susunan aktiva, kewajiban, dan modal. Ketiga
unsur inilah yang menjadi komponen persamaan dasar akuntansi.

Secara umum, transaksi akuntansi adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dimana transaksi dilakukan dengan cara menjual ataupun membeli
barang/jasa. Transaksi juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan dua belah pihak yang dapat menyebabkan perubahan terhadap
harta atau keuangan yang dimiliki oleh masing-masing pihak, baik
perubahan penambahan maupun pengurangan. Dalam transaksi terdapat
sebuah adiministrasi transaksi, yaitu bukti transaksi yang didapatkan dari
adanya transaski yang dilakukan. Bukti transaksi ini memiliki manfaat selain
dapat dijadikan bukti, juga digunakan sebagai data untuk pembukuan di
dalam akuntansi serta memiliki manfaat sebagai keabsahan/legalitas
transaksi.

Sebuah transaksi yang dilakukan oleh badan usaha memiliki tujuan utama
yaitu untuk menghasilkan laba, selain itu dengan adanya transaksi yang
melibatkan banyak pihak, sebuah badan usahapun dapat memiliki
kesempatan dalam mengembangkan usaha ,karena memiliki kerjasama

86
86
melalui transaksi, seperti melakukan penjualan, kerjasama dengan klien,
memperluas jaringan penjualan, dan lain sebagainya.

1.2 Jenis-Jenis Transaksi


Dalam aktivitas transaksi, dibutuhkan setidaknya dua pihak yang berbeda
yang saling membutuhkan. Aktivitas transaksi biasanya juga melibatkan
produk/jasa maupun berbagai macam hal tertentu yang dimiliki oleh satu
pihak dan tidak dimiliki oleh pihak lainnya
Berdasarkan jenis dan lingkupnya, transaksi dalam suatu badan
usaha/organisasi dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1) Transaksi Internal (Intern Transaction)


Transaksi internal adalah sebuah transaksi yang terjadi didalam
perusahaan yang melibatkan personalia yang terdapat di dalamnya.
Transaksi internal juga dapat diartikan sebagai bukti pencatatan atas
kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan yang hanya
melibatkan pihak-pihak dalam. Transaksi internal lebih menekankan
pada perubahan posisi keuangan yang mencangkup dalam perusahaan.
Misalnya memo dari pimpinan kepada seorang karyawan, perubahan
nilai keuangan yang disebabkan oleh adanya kerugian, penggunaan
perlengkapan kantor, pembayaran gaji karyawan, dan transaksi internal
lainnya. Transaksi internal terhadap keuangan dibuat dan dikeuarkan
oleh perusahaan itu sendiri.

2) Transaksi Eksternal (Ekstern Transaction)


Transaksi eksternal adalah adalah suatu transaksi yang melibatkan pihak
luar perusahaan atau organisasi lain. Transaksi eksternal juga dapat
diartikan sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi
pada perusahaan yang berhubungan dengan pihak luar dari perusahaan
tersebut. Transaksi eksternal akan mempengaruhi posisi keuangan
secara keseluruhan dari perusahaan. Contoh transaksi yang melibatkan

87
87
organisasi luar di antara menjual barang/jasa ke pelanggan sebagai
bentuk operasional utama perusahaan, membeli barang dagangan dari
pemasok, membayar pajak ke instansi yang dituju, dan transaksi
eksternal lainnya.

Dengan demikian, pemahaman yang benar tentang transaksi keuangan


menjadi hal yang penting, supaya pengolahan data keuangan
menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, transaksi yang terjadi selama
periode tertentu perlu dianalisis berdasarkakan jenis dan bidang yang
dipengaruhi atas transaksi tersebut.

Adapun langkah-langkah yang harus di lakukan dalam menganalisis


sebuah transaksi adalah:

a) Tentukan jenis transaksi yang terkait dengan lingkup kegiatannya.


Setelah mengumpulkan data dari transaksi yang telah dilakukan,
pihak perusahaan harus mengidentifikasi jenis-jenis transaksi, mana
yang termasuk jenis transaksi internal maupun transaksi ekternal.
b) Tentukan pengaruh suatu transaksi pada jenis akun yang tergolong
aset, kewajiban, ekuitas pemilik, maupun pengaruh jenis akun
lainnya.
c) Tentukan pengaruh transaksi tersebut pada setiap akun, apakah akun
tersebut mengalami kenaikan atau penurunan
d) Tentukan apakah kenaikan atau penurunan akun tersebut harus
dicatat di sebelah debit atau kredit.

88
88
2. KOMPONEN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Gambar 3.2

Telah dijelaskan bahwa tujuan akuntansi secara khusus adalah untuk


menyajikan laporan keuangan dalam bentuk siklus akuntansi/tahapan-tahapan
dalam pengerjaan akuntansi. Sebelum perusahaan membuat siklus akuntansi,
dasar laporan atas pengerjaan akuntansi adalah menganalisis data yang ada
dalam bentuk persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi adalah
hubungan (keterkaitan) antara harta, hutang, dan modal dari sebuah
perusahaan, yang disebabkan karena adanya transaksi bisnis. Persamaan dasar
akuntansi akan selalu “dalam keseimbangan” yang berarti sisi kiri harus selalu
sama dengan sisi kanan, artinya seperti yang telah dipelajari sebelumnya setiap

89
89
terjadi transaksi harus dicatat seimbang dalam dua aspek. Aspek tersebut
adalah aktiva (harta), kewajiban, dan modal.

2.1 Aset (Aktiva)

Gambar 3.3

Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan


aktiva/harta/kekayaan (Assets), dimana aset ini akan digunakan oleh
perusahaan, baik akan dimanfaatkan maupun dikonsumsi demi lancarnya
kegiatan operasional perusahaan. Aset juga merupakan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan dalam operasional badan usaha untuk manfaat di
masa depan. Seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya bahwa aktiva
meliputi kas, piutang, perlengkapan dan peralatan kantor, bangunan dan aset
lainnya.

Piutang usaha dikatakan aset karena piutang ini nantinya akan dapat
dicairkan/dikonversi dari piutang menjadi uang kas sebagai hasil dari
penagihan atas transaksi penjualan, piutang usaha mencerminkan hak

90
90
perusahaan untuk menagih kepada pelanggan (customer) demi
mendapatkan uang kas. Bagi perusahaan dagang, salah satu yang menjadi
aset utama perusahaan adalah adanya persediaan dagang, dimana
perusahaan dagang merupakan aset yang nantinya akan dijual oleh
perusahaan kepada pelanggan untuk mendapatkan piutang jika dilakukan
transaksi penjualan persediaan barang dagang secara kredit, maupun untuk
mendapatkan uang/kas jika dilakukan transaksi penjualan persediaan barang
dagang secara tunai. Sedangkan untuk aset berbentuk perlengkapan toko
dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, bangunan, peralatan/perabot
kantor, serta kendaraan operasional dikatakan aset karena bentu aset ini
memiliki manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk digunakan/dikonsumsi
selama periode akuntansi.

Di dalam konsep dasar persamaan akuntansi, aset merupakan komponen


utama sebagai dasar pembuatan laporan/analisis laporan keuangan. Hal ini
dikarenakan, sebagian besar transaksi yang yang terjadi dalam kegiatan
operasional dapat mempengaruhi posisi nilai dari aset, baik akan mengalami
penambahan dari nilai aset yang sebelumnya maupun mengalami penurunan
nilai aset.

91
91
2.2 Kewajiban (Liabilities)

Gambar 3.4

Suatu kewajiban secara umum dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang


yang terutang kepada orang atau badan usaha/organisasi yang disebabkan
oleh adanya transaksi yang dilakukan sebelumnya. Liabilitas merupakan
kewajiban perusahaan kepada kreditor (supplier, banker), dan pihak
lainnya (karyawan/pemerintah). Kreditor dan pihak lainnya memiliki
hak/klaim atas aset perusahaan, seperti bentuk liabilitas berikut:

1) Utang Usaha (Accounts Payable)


Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utang
kepada supplier sebagai akibat dari pembelian barang dagang/jas
secara kredit. Dalam hal ini perusahaan selaku pembeli harus
memberikan pembayaran berupa uang tunai/kas kepada supplier,

92
92
dimana supplier sebagai penjual yang berarti memiliki hak/klaim atas
aset pembeli.

2) Pinjaman Bank (Bank Loans)


Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar/melunasi utang
kepada pihak bank sebagai akibat dari transaksi peminjaman uang
bank. Dalam hal ini perusahaan harus membayar sejunmlah pokok
pinjaman berikut bunga. Bunga bank yang masih terhutang dan yang
belum terbayarkan juga merupakan liabilitas(kewajiban) bagi debitor
(peminjam uang).

3) Utang Gaji (Salaries Payable)


Perusahaan sebagai majikan memiliki kewajiban untuk membayar
utang kepada karyawan atas uang gaji yang belum dibayarkan (masih
terutang), dimana karyawan telah memberikan jasanya kepada
perusahaan. Dalam hal ini, karyawan memiliki hak/klaim atas aset
perusahaan.

4) Utang Pajak Penghasilaan (Incomes Taxes Payable)


Perusahaan memiliki kewajiban (berdasarkan undang-undang) untuk
membayar pajak yang terhutang kepada pemerintah atas
penghasilan/keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan
operasional yang dijalankan.

Kewajiban merupakan komponen dalam analisis pembuatan


persamaan dasar akuntansi. Hal ini disebabkan liabilitas dalam praktik
kegiatan operasional perusahaan berbengaruh besar terjadinya
perubahan nilai harta perusahaan. Untuk melakukan pembayaran
sejumlah liabilitas, perusahaan menggunakan harta/aset yang dimiliki,
dimana dengan adanya pembayaran liabilitas ini nilai aset akan
mengalami penurunan dari nilai sebelumnya.

93
93
2.3 Ekuitas (Equity)

Gambar 3.5

Ekuitas/modal merupakan hak pemilik dana atau pemegang saham atas


aset perusahaan. Ekuitas bagi perusahaan perorangan dinamakan ekuitas
pemilik (owner’s equity), bagi perusahaan persekutuan dinamakan
partnership equity, sedangkan untuk perusahaan perseroan dinamakan
ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity). Ekuitas atau modal
disebut juga sebagai kekayaan bersih, yang artinya hak/klaim pemilik
ataupun pemegang saham atas kekayaan perusahaan diperoleh setelah
seluruh kekayaan yang ada dalm perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan.

Dari uraian tentang komponen-komponen di atas, maka hubungan antara


kekayaan, kewajiban, dan ekuitas dapat dirumuskan ke dalam sebuah
persamaan akuntansi sebagai berikut:

ASET = KEWAJIBAN + MODAL

94
94
Rumusan persamaan akuntansi di atas sifatnya baku (mutlak), dimana
kewajiban (liabilities) harus ditempatkan dahulu sebelum modal/ekuitas
(equity). Ini memiliki arti bahwa kreditor memiliki hak pertama atas
kekayaan perusahaan, setelah sisa aset/harta yang masih ada barulah
merupakan hak pemilik dana/pemegam saham.

Di dalam rumusan persamaan dasar akuntansi, komponen kewajiban dan


modal tergabung dalam kelompok Pasiva. Dimana pasiva merupakan
suatu pengorbanan ekonomi yang dilakukan oleh suatu entitas bisnis atau
perusahaan di masa yang akan datang kepada pihak ketiga karena adanya
aktivitas/transaksi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
aset harus sama dengan nilai pasiva (kewajiban ditambah modal).

2.4 Menerapkan Konsep Dasar Akuntansi


Ilustrasi:
Pada tanggal 1 Maret 2012, Tuan Alva memulai usaha jasa sebagai seorang
konsultan dalam bidang keuangan.
Transaksi yang terjadi selama periode bulan Maret 2012 adalah sebagai
berikut:

1 Maret Tuan Alva menyetor uang kas kedalam perusahaan


sebagai modal awal sebesar Rp 70.000.000,00.
4 Maret Dibayar sewa kantor untuk bulan Maret 2012 sebesar Rp
4.000.000,00.
5 Maret Dibelikan perlengkapan berupa alat tulis kantor secara
kredit dengan harga Rp 2.000.000,00.
8 Maret Dibayarkan beban iklan dalam rangka mempromosikan
usaha jasa konsultan sebesar Rp 300.000,00.
11 Maret Diterima uang sebesar Rp 8.000.000,00 atas jasa yang
telah diberikan kepada klien

95
95
13 Maret Tuan Alva mengambil uang tunai untuk kepentingan
pribadi sebesar Rp 3.000.000,00.
15 Maret Tuan Alva telah membantu klien dalam menyelesaikan
laporan keuangan, akan tetapi Tuan Alva belum menerima
pembayaran dari klien tersebut senilai Rp 15.000.000,00
sehingga Tuan Alva membebankan tagihan kepada klien
atas transaksi ini.
18 Maret Dibayar utang atas pembelian perlengkapan yang terjadi
pada tanggal 5 Maret.
21 Maret Diterima sebagian pembayaran atas jasa yang telah
diberikan pada transaksi tanggal 15 Maret yang lalu
sebesar Rp 15.000.000,00.
25 Maret Dibayar beban listrik dan telepon dengan total
pembayaran sebesar Rp 1.000.000,00.
31 Maret Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 5.000.000,00.

Persamaan akuntansi berdasarkan ilustrasi diatas adalah


ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Kas + Piutang + Perlengkapan = Utang + Modal
1/3 70.000.000 = 70.000.000

4/3 (4.000.000) = (4.000.000)

5/3 2.000.000 = 2.000.000

8/3 (3.000.000) = (3.000.000)

11/3 8.000.000 = 8.000.000

13/3 (300.000) = 300.000

15/3 15.000.000 = 15.000.000

18/3 (2.000.000) = (2.000.000)

21/3 15.000.000 (15.000.000) =


25/3 (1.000.000) = (1.000.000)

31/3 (5.000.000) = (5.000.000)

77.700.000 + 0 + 2.000.000 = 0 + 79.700.000

96
96
Penjelasan analisis transaksi:
1 Maret Kas perusahaan menjadi bertambah (terbentuknya
modal) sebagai akibat adanya transaksi penyetoran
uang tunai dari pemilik (Tuan Alva) ke dalam
perusahaan. Uang kas ini akan dijadikan sebagai
modal awal untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Dalam menyusun persamaan dasar
akuntansi, jumlah sisi kiri harus sama dengan jumlah
sisi kanan, oleh sebab itu kas bertambah dan modal
juga bertambah
4 Maret Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran atas beban sewa
kantor. Dalam menyusun persamaan dasar akuntansi,
jumlah sisi kiri haruslah sama dengan jumlah sisi
kanan. Maka dari itu kas berkurang dan akan
mempengaruhi pengurangan modal juga, hal ini
terjadi karena beban yang telah terjadi (apalagi telah
dibayarkan) bersifitat mengurangi modal.
5 Maret Uang kas perusahaan tidak terpengaruh (tidak
berkurang) karena perlengkapan dibeli secara kredit
(tidak dilakukan secara tunai). Saldo perlengkapan
dan utang menjadi bertambah. Nilai perlengkapan
bertambah dikarenakan telah adanya transaksi
pembelian perlengkapan tersebut, dan jumlah utang
bertambah, sekali lagi ini dikarenakan pembelian
tersebut dilakukan secara kredit. Semua transaksi
yang dilakukan secara kredit, akan menambah
jumlah/saldo utang.
8 Maret Sama halnya seperti transaksi yang terjadi pada
tanggal 4 Maret. Uang kas perusahaan menjadi

97
97
berkurang akibat adanya transaksi pembayaran atas
beban iklan. Agar persamaan dasar akuntansi
menjadi seimbang (balance) maka kas berkurang dan
mempengaruhi modal, yang juga mengalami
pengurangan nilai.
11 Maret Kas bertambah karena perusahaan menerima uang
dari klien atas jasa yang telah diberikan. Pendapatan
dari klien ini otomatis akan menambah modal
perusahaan. Dari segi persamaan dasar akuntansi, kas
bertambah dan modal juga bertambah. Perhatikan
juga bahwa pendapatan bersifat selalu menambah
modal, sepanjang jasa tersebut telah diberikan atau
telah terjadi.
Uang kas perusahaan menjadi berkurang karena
13 Maret adanya pengambilan pribadi untuk Tuan Alva.
Dalam akuntansi untuk perusahaan perorangan
maupun persekutuan, istilah pengambilan untuk
kepentingan pribadi dikenal sebagai prive, seperti
yang telah di jelaskan diawal, dan bukan dianggap
sebagai beban perusahaan. Akan tetapi, prive ini
memiliki sifat yang sama dengan beban dalam hal
mengurangi nilai modal. Persamaan dasar akuntansi
menjadi seimbang dengan berkurangnya kas
demikian juga modal. Akun beban merupakan
komponen dari laporan laba/rugi sedangkan akun
prive merupakan komponen dari laporan
modal/ekuitas pemilik.
15 Maret Uang kas perusahaan tidak berpengaruh (tidak
bertambah) karena perusahaan belum menerima
pembayaran dari klien. Akan tetapi, karena

98
98
perusahaan telah memberikan jasanya kepada klien,
namun belum dibayar maka perusahaan memiliki hak
(Aset) untuk menagih. Dalam hal ini, piutang usaha
akan timbul demikian juga pendapatan. Pendapatan
bersifat menambah modal. Jadi, persamaan
akuntansinya adalah piutang usaha sama dengan
modal.
18 Maret Uang kas perusahaan berkurang karena dipakai untuk
membayar utang atas pembelian perlengkapan yang
dilakukan secara kredit pada tanggal 5 Maret yang
lalu. Persamaan dasar akuntansinya adalah kas
berkurang sedangkan modal juga berkurang.
21 Maret uang kas perusahaan bertambah sebagai hasil dari
penerimaan tagihan yang telah dibebankan kepada
klien pada tanggal 15 Maret yang lalu. Dalam hal ini,
berarti jumlah piutang usaha menjadi berkurang
dengan diterimanya kas, karena adanya pelunasan
dari pihak klien. Perlu diperhatikan, bahwa modal
tidaklah terpengaruh meskipun ada penerimaan kas
karena pendapatan telah diakui dan telah menambah
modal pada tanggal 15 Maret yang lalu, yaitu pada
saat perusahaan memberikan jasa kepada klien. Jadi,
pendapatan akan diakui dan menambah modal bukan
pada saat uang kas diterima melainkan pada saat jasa
telah diberikan.
25 Maret Sama halnya seperti transaksi pada tanggal 4 dan 8
Maret. Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya
transaksi pembayaran atas beban listrik dan telepon
(beban utilitas). Maka persamaan dasar akuntansinya
adalah kas berkurang dan modal juga berkurang.

99
99
31 Maret Uang kas perusahaan berkurang akibat adanya
transaksi pembayaran atas beban gaji karyawan.
Modal akan berkurang dengan adanya atau terjadinya
beban gaji karyawan tersebut.

Persamaan dasar akuntansi merupakan konsep dasar dalam menganalisis


transaksi, sehinggga dalam pembuatan laporan siklus akuntansi, transaksi
dapat diidentifikasi dengan tepat. Konsep persamaan dasar akuntansi juga
akan dijadikan dasar dalam pembuatan laporan keuangan melalui format
neraca keuangan. Neraca merupakan laporan keuangan, dimana laporan
yang disajikan menggambarkan keadaan harta perusahaan, yang
melibatkan hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal.

Setelah menerapkan konsep persamaan dasar akuntansi di atas, maka kita


sudah mengetahui bahwa komponen aktiva, kewajiban, dan modal akan
menjadi elemen yang disajikan dalam format laporan neraca keuangan,
tidak menambahkan kelompok akun beban (expense). Dalam tahapan
pengerjaan laporan akuntansi (siklus akuntansi) akun beban akan disajikan
dalam format laporan laba/rugi, dimana akun beban akan mengurangi akun
pendapatan. Dengan demikian kelompok akun pendapatan dan akun beban
akan menjadi dasar pembuatan laporan keuangan laba/rugi bukan
termasuk ke dalam laporan neraca keuangan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, manfaat penerapan


persamaan dasar akuntansi adalah sebagai tindakan utama yang harus
dilakukan dalam menganalisis transaksi yang terjadi dalam periode
akuntansi. Analisis transaksi harus dilakukan sebelum membuat siklus
akuntansi, yaitu tahapan-tahapan kegiatan akuntansi yang membentuk
laporan keuangan secara sistematis sesuai dengan standar akuntansi.
Tahapan kegiatan akuntansi meliputi:

100
100
1) Tahapan Pencatatan, meliputi pembuatan jurnal umum
2) Tahapan Penggolongan, meliputi:
a. Buku Besar
b. Neraca Saldo
3) Tahapan Pengikhtisaran, meliputi:
a. Ayat Jurnal Penyesuaian
b. Kertas Kerja/Neraca Lajur (worksheet)
4) Tahapan Pelaporan, meliputi:
a. Laporan Perubahan Modal
b. Laporan Laba/Rugi
c. Laporan Neraca
d. Laporan Arus Kas
5) Tahapan Penutupan, meliputi:
a. Jurnal Penutup
b. Neraca Saldo Setelah Penutupan
c. Jurnal Pembalik

101
101
Info aktual, tips, dan triks: 1) Mental harus kuat
Dunia kerja sangat berbeda dengan dunia
Bidang akuntansi merupakan masa sedang pendidikan. Tekanan
bidang yang popular merupakan ciri khas dalam dunia kerja.
dikalangan instansi, dengan Pernahkah kalian mendengar salah satu
alasan ini menjadikan bidang persyaratan kerja yang mensyaratkan
akuntansi memiliki banyak “sanggup bekerja di bawah tekanan”? Salah
peminat, baik untuk edukasi satu untuk melatih mental sebelum terjun
SMK dan tingkatan yang kedalam dunia kerja adalah dengan
sama, perkuliahan, hingga berorganisasi, dimana tujuan berorganisasi
pekerjaan. Seperti yang telah adalah untuk membentuk karakter seseorang
diketahui secara umum, menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih
jurusan akuntansi merupakan tangguh. Dengan cara ini, setidaknya kalian
salah satu jurusan yang paling sudah memiliki benteng untuk membangun
banyak memiliki peluang mental dalam bekerja.
kerja. Bagaimana tidak? 2) Mengikuti alur dan aturan kerja sesuai
Tidak ada perusahaan yang ketentuan perusahaan
tidak membutuhkan orang Dalam perusahaan, terkadang ada banyak
yang memiliki kemampuan di sekali hal-hal yang tidak sesuai dengan teori
bidang akuntansi. Karena yang pernah di pelajari. Hal tersebut karena
sejatinya setiap perusahaan perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri
harus membuat laporan dalam kegiatan operasionalnya. Jadi kalian
keuangan untuk memenuhi cukup mengikuti kebijakan dan aturan dalam
kepentingan stakeholder. perusahaan dengan kemampuan bidang yang
Apalagi jika perusahaan kalian miliki.
membutuhkan penambahan 3) Tanyakan hal-hal yang tidak kalian ketahui
dana dari pihak ketiga, pasti mengenai pekerjaan
pihak ketiga juga Pegawai baru tidak akan disuapi dengan
membutuhkan laporan materi-materi pekerjaan yang harus mereka
keuangan perusahaan. Setelah kerjakan. Jika ada ketidakpahaman dalam
peluang lowongan pekerjaan masalah pekerjaan, maka tanyakan hal
yang tinggi untuk pekerja di tersebut. Karena banyak bertanya dalam
bidang akuntansi, bagaimana ruang lingkup adaptasi yang baru bukan
berarti kita bodoh, akan tetapi menandakan

102
102
trik untuk berkarir pada tahun bahwa kita ingin belajar lebih giat dan secara
pertama di bidang akuntansi? mendalam apa yang akan kita kerjakan.
4) Bagikan masalah pekerjaan dengan rekan
kerja.
Adakalanya dalam bekerja terdapat masalah
pekerjaan yang tidak bisa kita atasi sendiri.
Jika hal itu terjadi, maka berbagilah masalah
tersebut dengan rekan sejawat maupun
dengan atasan langsung. Menjalin
komunikasi dalam mendiskusikan masalah,
akan cepat menyelesaikan permasalahan
yang sedang dialami.
5) Ingat bahwa kalian adalah orang yang
beruntung.
Kalian harus ingat bahwa kalian merupakan
orang yang sangat beruntung karena terpilih
sebagai karyawan/pegawai disuatu
perusahaan. Hal tersebut karena kalian telah
berhasil dari berbagai kompetitor (saingan)
yang ada. Jadi, kalian harus ulet bekerja dan
ingat kejujuran adalah hal yang sangat
penting dalam mengerjakan dan menjalani
pekerjaan kalian.
6) Mengikuti perkembangan teknologi dan
industri yang ada di perusahaan.
Perkembangan teknologi semakin hari
semakin pesat, dan meskipun kalian tidak
langsung berada di divisi teknologi, namun
penting bagi kalian untuk mengetahui
perkembangannya. Hal ini akan membantu
kalian dalam meningkatkan produktivitas
dan pengetahuan kalian dalam bekerja.

103
103
Berdasarkan penjelasan tentang persamaan dasar akuntansi di atas, tugas kali ini
adalah kalian diharuskan menganalisis dan menerapkan konsep persamaan dasar
akuntansi dari transaksi-transaksi di bawah ini:

Tanggal Jenis Transaksi


1 Okt 2018 Tuan Anton membuka kantor “Anton Advokat”, dengan
menyerahkan uang kas kekantor sebesar Rp 5.000.000,00
dan peralatan kantor sebesar Rp 10.000.000,00. Uang kas
dan peralatan ini diserahkan ke kantor sebagai modal awal
2 Okt 2018 Tuan Anton membayar sewa kantor untuk 1,5 tahun
sejumlah Rp 4.500.000,00.
3 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus hukum klien dan akan dibayar
bulan depan sebesar Rp 10.000.000,00.
7 Okt 2018 Tuan Anton mendapatkan uang sebesar Rp 5.000.000,00
dari klien atas bantuan hukum yang diberikannya.
9 Okt 2018 Tuan Anton meminjam uang di bank sebesar Rp
50.000.000,00.
14 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus hukum PT. Aldiva dan
dibayar sebesar Rp 20.000.000,00, dimana Tuan Anton baru
menerima uang tunai 60% dari total keseluruhan. Sisa 40%
nya akan dibayar periode berikutnya
18 Okt 2018 Tuan Anton membayar gaji karyawan Rp 1.500.000,00.
20 Okt 2018 Tuan Anton menerima uang dari utang klien yang terjadi
pada tanggal 14 oktober 2018

104
104
23 Okt 2018 Tuan Anton membayar angsuran utang ke bank Rp
2.500.000,00
25 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus hukum atas nama Tuan candra
dan dibayar tunai sebesar Rp 5.000.000,00.
30 Okt 2018 Tuan Anton membayar biaya telepon sebesar Rp
100.000,00, dan listrik sebesar Rp 150.000,00.
31 Okt 2018 Tuan Anton membantu kasus PT. Buana dan dibayar tunai
senilai Rp 5.000.000,00.

105
105
Pokok Uraian Definisi
1) Definisi Transaksi adalah : kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh dua pihak
atau lebih, baik dalam organisasi maupun badan
usaha untuk memperoleh tujuan dengan perjanjian
yang disepakati oleh pelaku transaksi, sedangkan
transaksi dalam akuntansi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dua belah pihak yang dapat
menyebabkan perubahan terhadap harta atau
keuangan yang dimiliki oleh masing-masing pihak,
baik perubahan penambahan maupun
pengurangan.
2) Jenis-jenis transaksi a) Transaksi internal, adalah sebuah transaksi
yang terjadi di dalam perusahaan yang
melibatkan personalia yang terdapat di
dalamnya. Transaksi internal juga dapat
diartikan sebagai bukti pencatatan atas
kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam
perusahaan yang hanya melibatkan pihak-pihak
dalam.
b) Transaksi eksternal, adalah adalah suatu
transaksi yang melibatkan pihak luar
perusahaan atau organisasi lain. Transaksi
eksternal juga dapat diartikan sebagai bukti
pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi
pada perusahaan yang berhubungan dengan
pihak luar dari perusahaan tersebut.
3) Langkah-langkah dalam a. Tentukan jenis transaksi yang terkait dengan
menganalisis sebuah lingkup kegiatannya.
transaksi b. Tentukan pengaruh suatu transaksi pada jenis
akun yang tergolong aset, kewajiban, ekuitas
pemilik, maupun pengaruh jenis akun lainnya.
c. Tentukan pengaruh transaksi tersebut pada
setiap akun, apakah akun tersebut mengalami
kenaikan atau penurunan.
d. Tentukan apakah kenaikan atau penurunan
akun tersebut harus dicatat disebelah debit atau
kredit.
4) Komponen persamaan dasar a) Aktiva, adalah sumber daya ekonomi yang
akuntansi dimiliki oleh perusahaan yang digunakan oleh
perusahaan, baik akan dimanfaatkan maupun

106
106
dikonsumsi demi lancarnya kegiatan
operasional perusahaan.
b) Kewajiban, adalah sejumlah uang yang
terutang kepada orang atau badan
usaha/organisasi yang disebabkan oleh adanya
transaksi yang dilakukan sebelumnya
c) Modal, adalah hak pemilik dana atau
pemegang saham atas aset perusahaan.
5) Rumusan persamaan dasar
akuntansi
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL

107
107
REFLEKSI BAB 3

Setelah mempelajari bab 3 ini, dimana telah dijelaskan mengenai


analisis transaksi dan penerapan kosep dasar akuntansi, maka siswa
diharapkan mampu menganalisis semua jenis-jenis transaksi dalam
suatu bidang perusahaan, baik transaksi internal maupun eksternal
sehingga dapat menerapkan konsep dasar akuntansi dengan tepat
dalam praktik pembelajaran. Di samping itu siswa tidak hanya
mampu menerapkan konsep dasar akuntansi ini, namun juga mampu
menjelaskan komponen-komponen apa saja dalam persamaan dasar
akuntansi. Dengan memahami dan mampu menguasai materi bab ini,
maka siswa akan lebih mudah mempelajari dan membuat siklus
akuntansi/tahapan laporan keuangan didalam bab selanjutnya.

108
108
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang siklus akuntansi tahap
pencatatan dan penggolongan, antara lain:

1. Memahami siklus akuntansi/tahap pencatatan dan penggolongan, meliputi


jurnal umum, buku besar, dan neraca saldo.
2. Memahami manfaat, tujuan dan fungsi tahap pencatatan dan penggolongan.
3. Menerapkan transaksi ke dalam jurnal umum.
4. Memposting jurnal umum kedalam buku besar.
5. Menggolongkan akun dalam buku besar kedalam neraca saldo.
6. Memahami siklus akuntansi/tahap pencatatan dan penggolongan, meliputi
jurnal umum, buku besar, dan neraca saldo.

109
109
TAHAP PENCATATAN DAN PENGGOLONGAN

TAHAP PENCATATAN

ANALISIS TRANSAKSI JURNAL UMUM

TAHAP PENGGOLONGAN

BUKU BESAR NERACA SALDO

110
110
Siklus akuntansi, posting, mutasi, jurnal, buku besar.

1. Memahami Tahapan Pencatatan Siklus Akuntansi


Dengan memahami persamaan dasar akuntansi dalam bab 3, kita dapat
menyimpulkan secara cermat bahwa setiap transaksi akan mempengaruhi
akun-akun yang terkait. Dalam kegiatan akuntansi, dimana laporan keuangan
dibuat secara bertahap dan sistematis, yang dikenal dengan siklus akuntansi.
Siklus akuntansi merupakan proses penyususnan suatu laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum, berdasarkan prinsip-
prinsip dan kaidah serta metode-metode dari segala sesuatu yang dicakup
dalam ruang lingkup akuntansi. Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk
mendapatkan hasil laporan yang baik, valid, dan akuntabel.

111
111
1.1 Analisis Transaksi dan Jurnal

Gambar 4.1

Dalam akuntansi, proses pencatatan selalu dimulai dengan menganalisis


setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Analisis ini
mengandung pengertian bahwa seorang akuntan harus dapat
menentukan pengaruh dari setiap transaksi terhadap akun. (telah
dipelajari di bab sebelumnya).

Pada tahap pencatatan ini, akuntan sudah selayaknya memiliki


pemahaman yang baik mengenai definisi/pengertian dari aset,
kewajiban, ekuitas, prive, pendapatan, serta beban yang merupakan
akun utama pembuatan laporan keuangan. Setelah transaksi dianalisis,
langkah selanjutnya adalah mencatat kandungan (makna dan isi)
informasi yang ada pada setiap transaksi ke dalam jurnal umum. Jurnal
umum adalah format pencatatan yang digunakan untuk membuat
laporan pencatatan transaksi. Jurnal umum ini digunakan untuk
mencatat berbagai aktivitas transaksi keuangan sesuai tanggal,

112
112
kelompok akun, dan nominalnya pada kolom debit dan kredit. Artinya,
transaksi akan dicatat ke dalam jurnal secara kronologis, yaitu
berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi. Jurnal umum akan
memperlihatkan pengaruh setiap transaksi terhadap akun dalam bentuk
debit dan kredit. Lewat prosedur debit kredit inilah kita dapat melihat
kenaikan ataupun penurunan atas masing-masing saldo akun terkait.

Dari definisi mengenai jurnal umum, maka dapat disimpulkan bahwa


tujuan dibuatnya jurnal umum dalam tahap awal (tahap pencatatan)
siklus akuntansi adalah:

1) Melakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi


2) Melakukan penilaian terhadap transaksi
3) Melakukan pencatatan dampak ekonomi dari transaksi dalam
perusahaan.
4) Untuk mempermudah proses pemindahan (posting) ke tahap
laporan keuangan berikutnya.

Pada praktiknya, jurnal umum memiliki fungsi penting bagi sebuah


perusahaan, maupun pihak lain pengguna informasi yang terkait, di
antaranya:

1. Fungsi Historis.
Semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi,
maka dalam hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu
perusahaan setiap hari secara berurutan dan terus-menerus. Dengan
kata lain jurnal umum memiliki fungsi historis karena dilakukan
secara kronologis dan sistematis, sehingga jika pada suatu saat
perusahaan membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai transaksi
yang telah terjadi, maka perusahaan dapat mengeceknya pada
pencatatan di jurnal umum.

113
113
2. Fungsi Pencatatan.
Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal
umum, dengan demikian maka perubahan harta, kewajiban, modal,
beban dan kekayaan harus dicatat terlebih dahulu kedalam jurnal
umum, agar dapat dijadikan sebagai dasar lanjutan pembuatan
laporan keuangan.

3. Fungsi Analis
Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum
adalah hasil analisis transaksi berupa kredit dan debit yang
terpengaruh. Proses analisis ini meliputi penggolongan jenis akun,
pencatatan kredit dan debit, serta jumlah nominal transaksi.

4. Fungsi Intruksi
Jurnal umum memiliki fungsi intruktif dalam proses memasukkan
data ke tahap laporan selanjutnya, yaitu buku besar. Proses
pencatatan dalam jurnal umum tidak hanya sebatas dokumen
pencatatan transaksi, namun bersifat perintah atau petunjuk kredit
dan debit yang harus ditindaklanjuti ke dalam laporan keuangan
berikutnya.

1.2 Mencatat Transaksi Dalam Jurnal Umum


Mengerti dan memahami jurnal umum adalah kemampuan dasar yang
harus benar-benar dimiliki oleh seorang akuntan. Jika seorang akuntan
keliru dalam membuat jurnal umum, maka laporan keuangan yang
dihasilkan kemungkinan besar atau bahkan tidak akurat. Perlu dipahami
bahwa sistem pencatatan jurnal umum yang digunakan oleh perusahaan
kecil ataupun perusahaan besar selalu menggunakan prinsip-prinsip dasar
akuntansi, misalnya persamaan dasar akuntansi, dan prinsip debit kredit.
Seperti halnya tujuan secara umum dibuatnya jurnal sebagai tahapan awal
dalam pembuatan laporan akuntansi, prosedur dan pencatatan transaksi

114
114
jurnal umum dapat dilakukan sebelum memulai pencatatan transaksi yang
akan dicatat. Ada tiga tahap untuk mencatat transaksi bisnis ke dalam
jurnal umum:

1) Lakukan analisis terhadap transaksi, tentukan akun apa yang


terpengaruh atas transaksi tersebut, apakah berpengaruh terhadap
kelompok akun aset, utang, modal, pendapatan, ataupun beban.

2) Setelah tahap pertama dilakukan, tentukan akun spesifik yang terkait


dari jenis kelompok akun tersebut yang terpengaruh atas transaksi,
apakah pengaruh dari transaksi tersebut akan menaikan atau
menurunkan nilai akun.

3) Lakukan analisis terhadap kenaikkan dan penurunan nilai akun-akun


tersebut dalam format debit dan kredit sesuai nominal pada transaksi.

Dengan demikian, maka tahapan analisis transaksi di atas dapat


disimpulkan dengan urutan tabel di bawah ini:

115
115
Transaksi

Tentukan jenis akun yang terpengaruh oleh


transaksi: aset, utang, modal, pendapatan,
beban dan prive

Tentukan apakah saldo akun yang


terpengaruh mengalami kenaikan atau
penurunan

Tentukan apakah saldo akun yang


terpengaruh mengalami kenaikan atau
penurunan

Catat ayat jurnal dalam jurnal umum

116
116
Pemakaian jenis buku jurnal disesuaikan berdasarkan kebutuhan setiap
perusahaan, sehingga perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya
melakukan pembukuan jurnal yang berbeda-beda. Dasar pemilihan
buku jurnal mempertimbangkan faktor efisiensi dan efektivitas
perusahaan.

Format bentuk jurnal umum yang dipakai di dalam laporan keuangan


akuntansi:

NAMA PERUSAHAAN
Jurnal Umum
Periode……………….
Tanggal No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit

Fungsi bagian-bagian jurnal umum:


➢ Periode digunakan untuk mengisi data berupa tanggal, bulan, dan
tahun dibuatnya jurnal umum. Pembuatan jurnal umum biasanya
dibuat pada akhir bulan sebagai periode tutup buku’
➢ Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi selama periode
tertentu secara berurutan (misalkan transaksi selama 1 bulan).
➢ No. Bukti, diisi nomor bukti dokumen transaksi (jika ada). Nomor
bukti ini akan tercantum dalam bukti transaksi yang diperoleh dari
hasil kegiatan transaksi.
➢ Keterangan, diisi oleh nama akun yang terkait dengan transaksi
yang terjadi, dengan format pencatatan debit dan kredit (sisi kiri
dan kanan).

117
117
➢ Referensi (ref), diisi kode/nomor akun yang telah ditetapkan sesuai
nama akun.
➢ Debit, diisi dengan nilai nominal akun yang di debit.
➢ Kredit, diisi dengan nilai nominal akun yang di kredit.

Ilustrasi
Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor Akuntan
Publik Drs. Fachreel yang diberi nama PT Fachreel selama bulan
pertama operasionalnya, yaitu bulan Mei 2019:

1 Mei Tn. Fachreel menyetor uang kas kedalam perusahaan sebagai


modal awal sebesar 40.000.000,00.

2 Mei Dibayar sewa kantor untuk bulan Mei sebesar Rp


10.000.000,00.

3 Mei Dibeli peralatan kantor berupa computer seharga Rp


15.000.000,00. Dalam hal ini, perusahaan membayar tunai
Rp 10.000.000,00 dan sisanya akan dibayar di kemudian
hari.

4 Mei Dibeli secara tunai perabot kantor seharga Rp 5.000.000,00.

5 Mei Dibeli secara tunai perlengkapan kantor, berupa isi printer


dan alat tulis seharga Rp 2.000.000,00.

11 Mei Diterima kas dari klien yaitu PT Sejati atas jasa konsultasi
sistem akuntansi klien sebesar Rp 2.000.000,00.

13 Mei Dibayar sebagian utang atas transaksi tanggal 3 Mei yang


lalu, yaitu sebesar Rp 4.000.000,00.

118
118
16 Mei Diterima kas dari klien PT Sanjaya, atas jasa penyusunan
laporan keuangan yang dilakukan, sebesar Rp 4.000.000,00,
sedangkan masih ada sisa pembayaran yaitu sebesar Rp
1.000.000 yang akan dilunasi klien tersebut pada bulan
depan

19 Mei Dibeli tambahan perlengkapan kantor berupa kertas HVS,


secara kredit sebesar Rp 400.000,00.

25 Mei Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 3.000.000,00.

27 Mei Dibayar utang atas transaksi tanggal 19 Mei lalu.

30 Mei Dibayar beban utilitas berupa rekening listrik dan telepon


sebesar Rp 500.000,00
Jurnal umum yang dibuat berdasarkan ilustrasi diatas adalah:
PT Fachreel
Jurnal Umum
Per 31 Mei 2019

Nomor
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1 Mei Kas - 1.1 40.000.000
Modal Fachreel 3.1 40.000.000

2 Mei Beban Sewa Kantor 5.3 10.000.000


Kas 1.1 10.000.000

3 Mei Peralatan Kantor 1.7 15.000.000


Kas 1.1 10.000.000

119
119
Utang 2.1 5.000.000
Usaha

4 Mei Perabot Kantor 1.8 5.000.000


Kas 1.1 5.000.000

5 Mei Perlengk. Kantor 1.4 2.000.000


Kas 1.1 2.000.000

11 Mei Kas 1.1 2.000.000


Pendapatan usaha 4.1 2.000.000

13 Mei Utang Usaha 2.1 4.000.000


Kas 1.1 4.000.000

16 Mei Kas 1.1 4.000.000


Piutang usaha 1.2 1.000.000
Pendapatan usaha 1.4 5.000.000

19 Mei Perlengk. Kantor 1.4 400.000


Utang 2.1 400.000
Usaha

25 Mei Beban Gaji 5.1 3.000.000


Kas 1.1 3.000.000

27 Mei Utang Usaha 2.1 400.000

120
120
Penjelasan transaksi:

1 Mei Kas perusahaan bertambah akibat adanya transaksi


penyetoran uang tunai dari pemilik (Tn. Fachreel)
kedalam perusahaan, dan modal bertambah karena
adanya pembentukan awal modal dari uang tunai yang
disetor. Uang kas ini akan dijadikan sebagai modal awal
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Ingat kembali bahwa kas (aset lancar) memiliki saldo
normal disebelah debit sehingga kas akan bertambah di
sebelah debit.
2 Mei Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat adanya
transaksi pembayaran beban sewa kantor. Kas
berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki
saldo normal di sebelah debit. Mengapa beban memiliki
saldo normal disebelah debit? Ingat kembali bahwa
beban bersifat mengurangi modal dan jika modal
berkurang akan tercatat di sebelah debit. Modal
memiliki saldo normal di sebelah kredit (jika
mengalami penambahan).
3 Mei Peralatan kantor menjadi bertambah karena adanya
pembelian (yang tadinya tidak ada menjadi ada).
Penambahan aset terkini akan dicatat dalam jurnal
dengan menggunakan akun peralatan kantor di sebelah
debit sebesar Rp 15.000.000,00. Dari total pembelian
peralatan kantor ini, Rp 10.000.000,00 langsung
dibayar tunai sehingga mengurangi akun kas dan dicatat
di sebelah kredit, sedangkan sisanya yaitu sebesar Rp
5.000.000 belum dibayar, sehingga akan menyebabkan
utang bertambah senilai uang yang belum dibayarkan,

121
121
dan jika utang bertambah akan dicatat di sebelah kredit
sesuai dengan saldo normalnya.
4 Mei Perabot kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset ini akan dicatat dalam jurnal dengan
menggunakan akun perabot kantor di sebelah debit.
Perabot kantor tersebut dibeli secara tunai sehingga
uang kas perusahaan menjadi berkurang. Pengurangan
kas ini akan dicatat di sebelah kredit dalam jurnal.
5 Mei Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset lancar ini akan dicatat dalam jurnal
dengan menggunakan akun perlengkapan kantor di
sebelah debit. Perlengkapan kantor ini dibeli secara
tunai sehingga uang kas perusahaan menjadi berkurang.
Pengurangan kas ini akan dicatat di sebelah kredit
dalam jurnal.
11 Mei Kas perusahaan menjadi bertambah di sebelah debit
dalam jurnal karena adanya penerimaan uang kas dari
klien atas jasa konsultasi yang telah diberikan. Karena
perusahaan telah memberikan jasa kepada klien, maka
saat itu juga perusahaan akan mengakui pendapatan
usaha. Sehingga pendapatan usaha mengalami
penambahan disaat menerima uang hasil dari usaha
perusahaan. Pendapatan bertambah memiliki saldo
normal disebelah kredit. Ingat kembali bahwa
pendapatan bersifat menambah
13 Mei Kas menjadi berkurang di sebelah kredit karena adanya
transaksi pembayaran atas sebagian utang pembelian
peralatan kantor yang terjadi pada tanggal 3 Mei yang
lalu. Sebagian utang yang dibayar ini mengakibatkan

122
122
akun utang menjadi berkurang (karena telah dibayar),
sehingga akun utang dicatat di sebelah debit.
16 Mei Nilai jasa yang telah diberikan kepada klien adalah
sebesar Rp 5.000.000,00. Nilai inilah yang harus diakui
sebagai pendapatan usaha di sebelah kredit dalam
jurnal. Jadi, Rp 5.000.000,00 ini akan langsung diakui
sepenuhnya sebagai pendapatan, meskipun uang kas
yang baru diterima hanyalah sebagian yaitu Rp
4.000.000,00. Intinya adalaah bahwa pendapatan akan
langsung diakui ketika perusahaan telah memberikan
jasanya kepada klien, tidak peduli apakah kas sudah
diterima seluruhnya, sebagian, atau bahkan sama sekali
belum diterima dari klien. Uang yang belum diterima
perusahaan atas pendapatan inilah yang dinamakan
piutang usaha. Dengan demikian akun piutang usaha
dicatat di sebelah debit sebesar nilai yang belum
diterima, pembayarannya yaitu Rp 1.000.000,00, nilai
ini menggambarkan hak perusahaan untuk menagih
kepada klien. Piutang usaha merupakan aset lancar yang
memiliki saldo normal di sebelah debit.
19 Mei Perlengkapan kantor menjadi bertambah karena dibeli.
Penambahan aset lancar ini dicatat dalam jurnal dengan
menggunakan akun perlengkapan kantor disebelah
debit. Perlengkapan kantor ini dibeli secara kredi,
sehingga uang kas perusahaan tidaklah terpengaruh
(tidak berkurang). Pembelian perlengkapan kantor
secara kredit tentu saja akan menambah akun utang.
Penambahan utang akan dicatat di sebelah kredit dalam
jurnal.

123
123
25 Mei Sama halnya seperti transaksi yang terjadi pada tanggal
2 Mei. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran gaji karyawan. Kas
berkurang di sebelah kredit, sedangkan beban memiliki
saldo normal di sebelah debit.
27 Mei Sama seperti transaksi pada tanggal 13 Mei. Kas
menjadi berkurang di sebelah kredit karena adanya
transaksi pembayaran atas seluruh utang pembelian
perlengkapan kantor pada tanggal 19 Mei yang lalu.
Seluruh utang yang dibayar ini akan berkurang di
sebelah debit sehingga saldo utang yang khusus berasal
dari transaksi pada tanggal 19 Mei yang lalu sekarang
menjadi nol (telah dibayar secara keseluruhan)
30 Mei Sama halnya seperti transaksi pada tanggal 2 dan 25
Mei. Uang kas perusahaan menjadi berkurang akibat
adanya transaksi pembayaran beban utilitas, yaitu
pembayaran listrik dan telepon. Kas berkurang di
sebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal
di sebelah debit.

Catatan:
Perlu diingat kembali, bahwa untuk mencatat akun-akun, baik di sebelah
debit maupun kredit perlu memahami saldo normal akun yang terkait.
Saldo normal adalah suatu ketetapan yang pasti dalam ilmu akuntansi
terkait dengan posisi akun atau rekening yang menjadi prinsip pembukuan
berpasangan (double-entry system).

2. Tahap Penggolongan
Tahap penggolongan dalam siklus akuntansi merupakan tahap dimana
laporan jurnal umum dari transaksi yang ada dalam satu periode

124
124
digolongkan berdasarkan jenis-jenisnya secara berurutan sesuai nomor akun
yang ditetapkan dalam COA, sehingga mudah dalam penyajiannya.

2.1 Buku Besar


Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah
selanjutnya adalah mem-posting (memindahbukukan) setiap saldo akun
yang terdapat pada jurnal kedalam buku besar untung masing-masing
akun. Buku besar dalam akuntansi adalah format pencatatan (laporan)
yang digunakan untuk mengelompokan/menggolongkan akun akun
yang sama dari pencatatan jurnal umum, sehingga nilai nominal pada
akun akun tersebut dapat diakumulasikan sesuai masing-masing akun.
Artinya, setiap saldo akun yang masih dicatat secara terpisah dalam
jurnal umum, akan diakumulasikan kedalam format laporan yang
dinamakan buku besar. Nantinya, buku besar untuk masing-masing
akun ini akan memperlihatkan secara terperinci mengenai setiap
perubahan, dimana perubahan ini merupakan mutasi debit dan mutasi
kredit yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama
periode akuntansi. Mutasi sendiri adalah nilai akhir setelah adanya
proses penambahan dan pengurangan nilai nominal.
Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan
rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal.
Pemahaman yang mendalam mengenai saldo normal dan makna debit
kredit akun sangatlah dibutuhkan dalam proses penyusunan buku besar.

Dalam membuat laporan buku besar, dilakukan perhitungan masing-


masing akun atas nilai nominalnya. Nilai-nilai nominal ini dihitung
berdasarkan letak pencatatan debit maupun kredit yang bersumber dari
pencatatan di jurnal umum. Sebagai contoh, buku besar kas akan
memuat secara terperinci saldo awal, mutasi debit, mutasi kredit, dan
saldo akhir. Mutasi debit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan
rincian pemindahbukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang

125
125
telah dicatat dalam jurnal umum. Demikian juga mutasi mutasi kredit
yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian
pemindahbukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah
dicatat dalam jurnal. Untuk menentukan nilai saldo akhir kas dalam
buku besar, dilakukan akumulasi pengurangan/penambahan mutasi
debit dan mutasi kredit, maka akan menghasilkan saldo akhir.

Buku besar dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum dan buku
besar pembantu. Tidak semua akun memerlukan buku besar pembantu.
Perusahaan biasanya akan membuat buku besar pembantu khusus untuk
akun piutang dan akun utang usaha. Buku besar pembantu diperlukan
untuk merinci saldo yang terdapat dalam buku besar umum. Dengan
adanya buku besar pembantu yang mencatat tagihan dari masing-masing
pelanggan dan utang ke masing-masing supplier akan lebih
memudahkan bagi perusahaan untuk mengontrol saldo keseluruhan
piutang usaha dan utang usaha. Total jumlah saldo dari keseluruhan
masing-masing buku besar pembantu harus sama dengan jumlah saldo
yang tertera dalam buku besar umum.

Adapun fungsi dari dibuatnya tahap penggolongan buku besar, antara


lain:
1. Laporan yang digunakan sebagai alat untuk meringkas data transaksi
yang telah dicatat dalam buku jurnal umum.
2. Sebagai media dalam menggolongkan data keuangan serta untuk
mengetahui jumlah atau kondisi rekening atau akun yang
menggambarkan jumlah yang sebenarnya, apakah mengalami
perubahan dari nilai sebelumnya atau tidak.
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada pada jurnal umum.
4. Sebagai bahan kelengkapan dalam penyusunan laporan keuangan.

126
126
Dengan dibuatnya buku besar, laporan yang akan dibuat selanjutnya
akan lebih mudah dan terorganisir dari masing-masing akun yang telah
digolongkan beserta jumlah/saldo akhirnya. Dalam pembuatan format
buku besar, bentuk buku besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis.
Kedua jenis buku besar ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kebijakan dari pihak perusahaan yang akan membuat jenis
laporan ini. Bentuk- bentuk buku besar ini meliputi:
1. Buku Besar Bentuk “T”
NAMA PERUSAHAAN
Buku Besar

Nama Akun: ........................... Nomor Akun: ......


(sisi sebelah debit) (sisi sebelah kredit)

2. Buku Besar Bentuk Skontro


NAMA PERUSAHAAN
Buku Besar

Nama Akun: …. Nomor Akun: ….

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

127
127
Fungsi bagian-bagian bentuk buku besar:
- Nama akun dan nomor akun, diisi dengan akun dan kode
akun yang bersangkutan, dimana akun tersebut diisi dalam
buku besar sesuai urutan
- Tanggal, diisi dengan tanggal transaksi yang diambil dari
laporan jurnal umum. Pengisian tanggal ini juga biasanya
diisi dengan tanggal akhir bulan pembuatan laporan.
- Keterangan, diisi dengan keterangan sumber atas nilai
nominal dari akun yang terkait.
- Referensi/ref, diisi dengan nomor jurnal (J1, J2, dan
seterusnya) dimana jumlah debit/kredit yang diposting ke
buku besar diambil dari jurnal yang bersangkutan.
- Debit, diisi dengan nilai nominal mutasi debit yang
bersumber dari jurnal umum
- Kredit, diisi dengan nilai nominal mutasi kredit yang
bersumber dari jurnal umum.
- Saldo debit, diisi dengan jumlah/hasil dari akumulasi debit.
Jika hasil dari pengurangan/penambahan lebih besar nilai
debit, maka ditempatkan dikolom mutasi debit.
- Saldo kredit, diisi dengan jumlah/hasil dari akumulasi kredit.
Jika hasil dari pengurangan/penambahan lebih besar nilai
kredit, maka ditempatkan dikolom mutasi kredit.

2.2 Memposting Buku Besar


Dengan memahami definisi, manfaat dibuatnya buku besar, serta
memahami bentuk dari buku besar, maka langkah-langkah
memposting/pemindahbukuan laporan jurnal ke buku besar harus dapat
dipahami, sehingga dalam memposting buku besar tidak ada kesalahan
maupun kekeliruan dalam menginput nama akun, jumlah nominal
ataupun mengakumulasikan nilai nilai dari akun yang akan diposting.

128
128
Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam memposting buku
besar:
1. Tandailah akun yang akan diposting terlebih dahulu sebelum
mencatat kedalam buku besar, hal ini akan memudahkan dalam
mengelompokan akun, sehingga akun yang telah diposting, tidak
akan dicatat kembali (double pencatatan).

2. Akun yang akan diposting ke buku besar, utamakan tanggal


transaksi yang terjadi dan dicatat dalam jurnal umum secara
berurutan.

3. Nilai nominal yang di input dalam buku besar harus disesuaikan


dengan tanggal yang terkait, meskipun pada dasarnya akun yang
diposting sama, namun jika nominal tidak ditempatkan sesuai
dengan sumbernya (yang tercatat dalam jurnal), maka akan
mempengaruhi hasil akhir dari akun dalam catatan buku besar.

Ilustrasi:
Dengan menggunakan data transaksi yang terjadi pada Kantor Akuntan
Publik Drs. Fachreel di atas, berikut adalah buku besar umum yang
dibuat:
Buku Besar

Nama Akun: Kas Nomor Akun: 1.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

1 Mei Setoran modal 40.000.000 40.000.000


Pembayaran
2 Mei 10.000.000 30.000.000
sewa kantor
Pembelian
3 Mei 10.000.000 20.000.000
komputer
Pembelian
4 Mei 5.000.000 15.000.000
perabot

129
129
Pembelian
5 Mei 2.000.000 13.000.000
perlengkapan
Pendapatan
11 Mei 2.000.000 15.000.000
dari PT Sejati
Pembayaran
13 Mei 4.000.000 11.000.000
utang
Pendapatan
16 Mei dari PT 4.000.000 15.000.000
Sanjaya
Pembayaran
25 Mei 3.000.000 12.000.000
gaji karyawan
Pembayaran
27 Mei 400.000 11.600.000
utang
Pembayaran
30 Mei 500.000 11.100.000
beban utilitas

Buku Besar

Nama Akun: Piutang Nomor Akun: 1.2


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Tagihan PT
16 Mei 1.000.000 1.000.000
Sanjaya

Buku Besar

Nama Akun: Perlengkapan Kantor Nomor Akun: 1.4

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

5 Mei Isi printer dan


2.000.000 2.000.000
alat tulis
19 Mei Perlengkapan
400.000 2.400.000
kertas HVS

Buku Besar

Nama Akun: Peralatan kantor Nomor Akun: 1.7

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

3 Mei Computer 15.000.000 15.000.000

130
130
Buku Besar

Nama Akun: Perabot Kantor Nomor Akun: 1.8


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

4 Mei Meja dan Kursi 5.000.000 5.000.000

Buku Besar

Nama Akun: Utang Nomor Akun: 2.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Pembelian
3 Mei 5.000.000 5.000.000
komputer
Pembayaran
13 Mei 4.000.000 1.000.000
utang
Pembelian
19 Mei 400.000 1.400.000
kertas HVS
Pembayaran
27 Mei 400.000 1.000.000
utang

Buku Besar

Nama Akun: Modal Nomor Akun: 3.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

1 Mei Setoran tunai 40.000.000 40.000.000

Buku Besar

Nama Akun: Pendapatan Nomor Akun: 4.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

11 Mei PT Sejati 2.000.000 2.000.000

16 Mei PT Sanjaya 5.000.000 7.000.000

131
131
Buku Besar

Nama Akun: Beban Gaji Nomor Akun: 5.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Gaji karyawan
25 Mei 3.000.000 3.000.000
bulai Mei

Buku Besar

Nama Akun: Beban Sewa Kantor Nomor Akun: 5.3


Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit

Sewa kantor
2 Mei 10.000.000 10.000.000
bulan Mei

Buku Besar

Nama Akun: Beban Utilitas Nomor Akun: 5.4

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
Rekening
30 Mei listrik dan 500.000 500.000
telepon

Catatan: Pada kolom saldo debit dan kredit diisi hasil dari akumulasi
nominal yang diinput dari sumber jurnal umum, untuk
mengakumulasikan nilai nominal, jika saldo jumlah debit
dengan saldo debit maka bersifat menambah, jika jumlah
kredit dengan saldo kredit juga akan bersifat menambah,
namun jika jumlah debit dengan saldo kredit maka bersifat
mengurang, begitu juga dengan sebaliknya. Penempatan
hasil penjumlahan/pengurangan tersebut dicatat dalam
kolom saldo debit atau kredit tergantung jumlah sisi mana
yang lebih besar.

132
132
2.3 Neraca Saldo
Neraca saldo (trial balance) diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
adanya kesalahan dalam memposting jumlah debit/kredit dari jurnal
umum ke buku besar. Neraca saldo merupakan pengelompokan saldo
akhir di dalam buku besar atau daftar yang berisi kumpulan seluruh
rekening/akun buku besar. Salah ciri-ciri adanya kesalahan dari
pembuatan neraca saldo adalah hasil dari postingan buku besar antara
sisi debit dan kredit berjumlah tidak sama. Jika hal ini terjadi terjadi
kesalahan dari laporan yang sebelumya telah dibuat, baik dari jurnal
umum maupun buku besar. Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti salah menjumlahkan nominal dari akun-akun yang
terkait, atau bahkan salah memposting akun yang tidak sama, sehingga
hasil dari akun tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Kecocokan jumlah antara debit dan kredit ini harus dibuktikan pada
setiap akhir periode laporan akuntansi.

Langkah awal dalam menyiapkan neraca saldo adalah menentukan


saldo akhir per periode laporan akuntansi untuk setiap akun. Saldo
akhir ini diperoleh dari nilai akhir hasil akumulasi yang terdapat pada
buku besar (lihat nilai akhir yang bercetak tebal). Seluruh saldo akhir
tersebut (untuk masing-masing akun) akan dipindahkan ke dalam
neraca saldo. Pembuatan neraca saldo seperti yang telah disinggung,
hanya untuk membuktikan bahwa antara jumlah debit dan jumlah
kredit telah sama. Namun perlu diketahui bahwa jumlah debit dan
kredit akan tetap sama di dalam neraca saldo, meskipun ada beberapa
kesalahan khusus seperti:
1) Terdapat kesalahan identifikasi akun dalam pembuatan ayat jurnal,
misalnya sebuah peralatan yang dibeli secara tunai dicatat dalam
jurnal sebagai penambah uang. Dalam hal ini, meskipun akun yang
digunakan salah (mengkredit akun utang, seharusnya mengkredit

133
133
akun kas) antara sisi debit dan kredit akan tetap seimbang dalaam
jumlah yang sama.
2) Terdapat transaksi bisnis yang tidak dijurnal/terlewatkan.
3) Terdapat transaksi bisnis yang dijurnal secara ganda.
Catatan: Neraca saldo belum menjamin dalam hal kelengkapan dan
keakuratan data transaksi, jika antara jumlah debit dan kredit
berjumlah sama (balance), hanya menggambarkan bahwa
pengerjaan akuntansi tahap pencatatan dan penggolongan,
bisa dikatakan telah benar.

Ilustrasi:
Dengan menggunakan saldo akhir dari masing-masing akun yang ada
dalam buku besar usaha Kantor Akuntan Publik Drs. Fachreel di atas,
berikut ini adalah tampilan neraca saldo yang dibuat:
Kantor Akuntan Publik Drs. Fachreel
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2019

Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 11.100.000
1.2 Piutang Usaha 1.000.000
1.4 Perlengkapan 2.400.000
1.7 Kantor 15.000.000
1.8 Peralatan Kantor 5.000.000
2.1 Perabot Kantor
3.1 Utang Usaha 1.000.000
4.1 Modal Tn. Fachreel 40.000.000
5.1 Pendapatan Usaha 7.000.000
5.3 Beban Gaji 3.000.000
5.4 Beban Sewa Kantor
Beban Utilitas 10.000.000
500.000

JUMLAH 48.000.000 48.000.000

134
134
Dr. David Bond, Menurut Dr. David Bond, dosen senior di
University of Technology Sydney (UTS),
seorang akuntan memiliki peran penting dalam
membantu organisasi untuk mengidentifikasi
dan mengelola resiko secara cepat.
Pada saat melakukan kunjungan ke Indonesia,
untuk mengisi kegiatan kuliah dan berkolaborasi
dengan Institit Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), Bond membahas tentang perubahan
peran akuntan dan mendorong lebih banyak
siswa untuk belajar akuntansi. “Disisi lain,
aspek tradisional akuntansi yang berkaitan
dengan angka-angka telah begitu cepat
diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang
akuntan sebagai penasehat bisnis terpercaya
tetap cerah”, kata Bond melalui siaran pers.
Di Indonesia, sektor Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) memiliki arah perkembangan yang
positif, tetapi laju pertumbuhan tersebut
terhambat oleh kurangnya tenaga akuntan
professional. Indonesia memiliki jumlah

135
135
akuntan professional dengan proporsi terkecil di
wilayah Asia Tenggara.
Hasil studi yang dilakukan oleh International
Academic institute for Science and Technology
menyatakan Indonesia membutuhkan lebih dari
200.000 akuntan professional, namun
kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 10.000
akuntan professional. Masalah ini akan
menimbulkan resiko dimasa depan jika
dibiarkan berlanjut.
Menurut studi pada 2018 oleh Universitas Negri
Malang (UNM), ada kekurangan lulusan
akuntansi yang bergabung dengan 500 firma
akuntan public di Indonesia. “Dewasa ini,
akuntan memiliki peran penting dalam
membantu mencegah penipuan daan melindungi
perusahaan dari beragam bentuk kejahatan
siber. Mereka dapat membantu mengidentifikasi
dan mengurangi resiko terkait penipuan
dilingkup internal, eksternal, pembuat
kebijakan, dan menjaga reputasi perusahaan,”
ujar Bond.

136
136
Pokok Uraian Definisi

Siklus akuntansi merupakan proses penyususnan suatu laporan


keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan diterima secara umum, berdasarkan
prinsip-prinsip dan kaidah serta
metode-metode dari segala sesuatu yang
dicakup dalam ruang lingkup akuntansi.
Jurnal umum adalah format pencatatan yang digunakan untuk
membuat laporan pencatatan transaksi, yang
meliputi pencatatan berbagai aktivitas
transaksi keuangan sesuai tanggal, kelompok
akun, dan nominalnya pada kolom debit dan
kredit.
Tujuan dibuatnya jurnal dalam tahap awal (tahap pencatatan) siklus
umum akuntansi adalah:
a. Melakukan identifikasi terhadap transaksi
yang terjadi
b. Melakukan penilaian terhadap transaksi
c. Melakukan pencatatan dampak ekonomi
dari transaksi dalam perusahaan.
d. Untuk mempermudah proses pemindahan
(posting) ke tahap laporan keuangan
berikutnya.
Fungsi dibuatnya jurnal sebagai:
umum a. Fungsi historis
b. Fungsi pencatatan
c. Fungsi analis
d. Fungsi intruksi
Tahapan untuk mencatat a. Lakukan analisis terhadap transaksi,
transaksi bisnis ke dalam tentukan akun apa yang terpengaruh atas
jurnal umum: transaksi tersebut, apakah berpengaruh
terhadap kelompok akun aset, utang,
modal, pendapatan, ataupun beban.

137
137
b. Setelah tahap pertama dilakukan, tentukan
akun spesifik yang terkait dari jenis
kelompok akun tersebut yang terpengaruh
atas transaksi, apakah pengaruh dari
transaksi tersebut akan menaikkan atau
menurunkan nilai akun.
c. Lakukan analisis terhadap kenaikkan dan
penurunan nilai akun-akun tersebut dalam
format debit dan kredit sesuai nominal pada
transaksi.
Buku besar adalah format pencatatan (laporan) yang digunakan
untuk mengelompokan/menggolongkan akun
akun yang sama dari pencatatan jurnal umum,
sehingga nilai nominal pada akun akun
tersebut dapat di akumulasikan sesuai masing-
masing akun.
Fungsi dari dibuatnya tahap a. Laporan yang digunakan sebagai alat
penggolongan buku besar, untuk meringkas data transaksi yang telah
antara lain: dicatat dalam buku jurnal umum.
b. Sebagai media dalam menggolongkan
data keuangan serta untuk mengetahui
jumlah atau kondisi rekening atau akun
yang menggambarkan jumlah yang
sebenarnya, apakah mengalami
perubahan dari nilai sebelumnya atau
tidak.
c. Sebagai dasar penggolongan transaksi
yang ada pada jurnal umum.
d. Sebagai bahan kelengkapan dalam
penyusunan laporan keuangan.
Bentuk buku besar dibedakan a. Buku besar bentuk T
menjadi dua b. Buku besar bentuk skontro
Langkah-langkah dalam 1) Tandailah akun yang akan diposting
memposting buku besar: terlebih dahulu sebelum mencatat
kedalam buku besar, hal ini akan
memudahkan dalam mengelompokan
akun, sehingga akun yang telah
diposting, tidak akan dicatat kembali
(double pencatatan)
2) Akun yang akan diposting kebuku besar,
utamakan tanggal transaksi yang terjadi
dan dicatat dalam jurnal umum secara
berurutan
3) Nilai nominal yang di input dalam buku
besar harus disesuaikan dengan tanggal

138
138
yang terkait, meskipun pada dasarnya
akun yang diposting sama, namun jika
nominal tidak ditempatkan sesuai
dengan sumbernya (yang tercatat dalam
jurnal), maka akan mempengaruhi hasil
akhir dari akun dalam catatan buku
besar
Neraca saldo adalah tahap penggolongan siklus akuntansi yang
merupakan pengelompokan saldo akhir
didalam buku besar atau daftar yang berisi
kumpulan seluruh rekening/akun buku besar.
Fungsi dibuatnya neraca neraca saldo diperlukan untuk memastikan
saldo bahwa tidak adanya kesalahan dalam
memposting jumlah debit/kredit dari jurnal
umum ke buku besar.

139
139
Soal 1
Pada tanggal 1 Juli 2010, Tn. Reynand selaku pemilik tunggal perusahaan
mendirikan usaha perorangan (proprietorship) yang bergerak dalam
bidang jasa servis elektronik dengan nama “excellent service”. Aset yang
disetor kedalam perubahan sebagai modal awal adalah berupa:
- Kas Rp 3.000.000,00.
- Perlengkapan Rp 1.000.000,00.
- Peralatan Rp 15.000.000,00.
Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2010 adalah sebagai
berikut:

2 Juli Dibayar sewa ruangan untuk bulan Juli sebesar Rp


500.000,00.
3 Juli Dibeli peralatan seharga Rp 2.000.000,00. Transaksi ini
dibayar tunai sebesar Rp 1.000.000,00, sisanya akan
dibayar dikemudian hari.
5 Juli Dibayar pemasangan iklan sebagai promosi sebesar Rp
200.000,00.
7 Juli Diterima dari pelanggan atas jasa servis sebesar Rp
800.000,00.
9 Juli Dibayar sebagian utang Rp 500.000,00.
11 Juli Diterima tunai dari jasa servis senilai Rp 1.500.000,00.
15 Juli Dibeli secara tunai tambahan perlengkapan senilai Rp
300.000,00.
17 Juli Diperhitungkan kepada langganan atas jasa servis yang
telah diberikan senilai Rp 1.500.000,00. Dari jumlah
tersebut diterima tunai sebesar Rp 500.000,00, sedangkan
sisanya belum dibayar.

140
140
21 Juli Diambil uang tunai untuk keperluan pribadi Tn.
Reynand sebesar Rp 300.000,00
25 Juli Dibayar untuk beban rupa-rupa sebesar Rp 400.000,00.
27 Juli Diterima dari pelanggan sebagian pelunasan atas jasa
yang telah diberikan pada tanggal 17 Juli yang lalu
sebesar Rp 700.000,00.
28 Juli Dibayar gaji karyawan sebesar Rp 1.000.000,00.
30 Juli Diterima komisi dari pelanggan hasil dari pelayanan
servis sebesar Rp 100.000,00.

Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal umum yang diperlukan untuk mencatat transaksi-
transaksi diatas dalam pembukuan “Excellent Service”!
2. Setelah membuat jurnal umum, postinglah ke dalam buku besar, dan
neraca saldo!

Soal 2
Pada tanggal 30 Juni 2012, Ny. Heni mendirikan perusahaan jasa radio
swasta dengan nama “Tembang Record Station”. Transaks-transaksi
yang terjadi selama bulan Juni 2012 adalah sebagai berikut:

1 Juni Ny. Heni memindahkan uang tunai sebesar Rp


150.000.000,00 dari rekening pribadinya dibank kedalam
rekening perusahaan yang digunakan sebagai dana untuk
modal awal.
2 Juni Dibeli peralatan siaran seharga Rp 50.000.000,00 dari Toko
Elektronik. Transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp
30.000.000,00, dan sisanya akan dibayar kemudian.
3 Juni Dibayar sewa ruangan kantor untuk jangka waktu 1 tahun
kedepan sebesar Rp 12.000.000,00.
5 Juni Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp 5.000.000,00, dari
CV Mulia. Transaksi ini dibayar tunai sebesar Rp
3.000.000,00 dan sisanya belum dibayar.
8 Juni Pendapatan jasa yang diperhitungkan/dibebankan kepada
pelanggan sebesar Rp 20.000.000,00. Dari tramnsaksi ini
sebesar 50% nya telah diterima secara tunai, sedangkan
sebagiannya belum diterima.

141
141
10 Juni Dibayar utang atas pembelian peralatan kepada Toko
Elektronik sebesar Rp 20.000.000,00.
12 Juni Dibayar beban iklan untuk bulan Juni 2012 sebesar Rp
400.000,00.
15 Juni Dibeli tambahan peralatan dari Toko Elektronik seharga Rp
40.000.000,00. Uang muka yang telah dibayarkan adalah
sebesar Rp 15.000.000,00.
17 Juni Diterima hasil penagihan piutang dari pelanggan atas
transaksi tanggal 8 Juni. Tagihan ini telah dilunasi secara
keseluruhan.
19 Juni Dibayar utang perusahaan sebesar Rp 2.000.000,00 kepada
CV Agung atas pembelian perlengkapan kantor yang telah
dilakukan pada tanggal 5 Juni 2012 lalu.
20 Juni Diterima uang sebagai hasil pendapatan jasa dari pelanggan
yang telah memakai jasa perusahaan Ny. Heni sebesar Rp
1.000.000,00.
23 Juni Untuk menambah persediaan uang kas perusahaan, Ny.
Heni meminjam uang dari bank sebesar Rp 20.000.000,00.
26 Juni Dibayar utang pembelian peralatan kepada Toko Elektronik
sebesar Rp 25.000.000,00.
27 Juni Pendapatan jaasa yang diperhitungkan/dibebankan kepada
para pelanggan sebesar Rp 5.000.000,00. Dari jumlah ini,
sebesar Rp 2.000.000,00 diterima tunai.
28 Juni Ny. Heni mengambil uang tunai dari perusahaan sebesar Rp
6.000.000,00 untuk keperluan pribadi
29 Juni Dibayar gaji karyawan untuk bulan Juni 2012 sebesar Rp
9.000.000,00.

Diminta:
Catatlah transaksi-transaksi diatas kedalam Jurnal Umum, Buku Besar,
dan Neraca Saldo!

142
142
REFLEKSI BAB 4

Setelah mempelajari bab ini, dimana telah dijelaskan mengenai


tahapan siklus akuntansi awal yaitu tahap pencatatan dan
penggolongan atas transaksi, serta menyelesaikan tugas tugas yang
terkait mengenai bab ini, maka siswa diharapkan dapat memahami
berbagai teori masalah tahapan awal dalam proses kegiatan
akuntansi, selain itu siswa juga diharapkan mampu menerapkan dan
mempraktikan segala permasalahan yang menyangkut analisis
transaksi dan jurnal, serta menyelesaikannya kedalam tahap
penggolongan siklus akuntansi, dalam format laporan buku besar dan
neraca saldo, sehingga siswa akan lebih mudah mempelajari dan
menyelesaikan tahapan siklus akuntansi berikutnya, baik secara
pemahaman teori maupun praktik dalam penerapan materi, yang
berkaitan dengan data-data akuntansi dan soal pembelajaran pada
bab berikutnya.

143
143
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang siklus akuntansi tahap
pengikhtisaran antara lain:

1. Memahami konsep pencatatan berbasis kas dan akrual


2. Memahami sifat dan proses penyesuaian
3. Mengidentifikasi akun-akun yang memerluklan penyesuaian
4. Menerapkan ayat jurnal penyesuaian untuk biaya yang dibayar dimuka.
5. Menerapkan ayat jurnal penyesuaian untuk pendapatan yang diterima
dimuka
6. Menerapkan ayat jurnal penyesuaian untuk beban yang masih harus
dibayar
7. Menerapkan ayat jurtnal penyesuaian untuk pendapatan yang masih
harus diterima.
8. Menerapkan ayat jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap
9. Memahami perbedaan antara jurnal koreksi dan penyesuaian
10. Menerapkan jurnal koreksi
11. Memahami neraca lajur/kertas kerja
12. Menerapkan konsep pencatatan dalam format kertas kerja.

144
144
145
145
Jurnal penyesuaian, konsep penandingan, pencatatan berbasis kas, pencatatan
berbasis akrual, aktiva tetap, nilai penyusutan, beban akrual, utang akrual.
pendapatan akrual, piutang akrual, beban dibayar dimuka, pendapatan diterima
dimuka, jurnal joreksi, akun riil, akun nominal, neraca lajur,

1. Ayat Jurnal Penyesuaian


1.1 Konsep Pencatatan Berbasis Kas dan Akrual

Gambar 5.1

146
146
Dalam pembuatan siklus akuntansi yang dilakukan oleh seorang
akuntan harus berdasarkan periode waktu, dapat dilaporkan bulanan,
triwulan maupun tahunan. Ketika bagian akuntansi suatu perusahaan
akan menyiapkan laporan keuangan, mereka bahwa periode
pembukuan perusahaan yang akan dilaporkan dapat dibagi dalam
beberapa periode. Dalam hal ini akuntan harus teliti dan berhati-hati
dalam menentukan besar jumlah akun pendapatan dan beban yang
nantinya harus dilaporkan kedalam laporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena akun pendapatan dan beban, dapat diakui sebagai
pendapatan maupun beban pada saat terjadinya transaksi, namun dari
segi penerimaan maupun pengeluaran kas tidak selalu dilakukan pada
saat transaksi tersebut. Sehingga untuk menangani kasus seperti
demikian, perlu adanya kebijakan pencatatan berbasis kas (cash basis)
maupun berbasis akrual (accrual basis).

Dalam melakukan pencatatan tersebut, jika dasar pencatatan akuntansi


yang digunakan adalah berbasis kas, maka pendapatan dan beban akan
dilaporkan dalam laporan keuangan, dalam periode dimana uang kas
diterima (untuk akun pendapatan), atau uang kas dibayarkan (untuk
beban). Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa transaksi pendapatan
dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan adalah
transaksi-transaksi yang melibatkan arus kas masuk dan keluar.
Sedangkan apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan berbasis
akrual, maka baik pendapatan ataupun beban akan dilaporkaan dalam
laporan keuangan dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut
terjadi, meskipun tidak langsung menerima ataupun mengeluarkan
uang kas. Sebagai contoh, dalam perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa, pendapatan akan langsung diakui ketika perusahaan telah
memberikan jasa kepada pelanggan, baik sudah ataupun belum
menerima pembayaran secara tunai. Perusahaan yang telah

147
147
memberikan jasa akan langsung mengakuinya sebagai pendapatan
dalam laporan keuangan dimana periode atas jasa tersebut telah
diberikan kepada pelanggan.

Dari uraian mengenai pencatatan berbasis kas dan berbasis akrual,


maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari keduanya adalah dari
segi pencatatannya saja, yaitu:
1. Basis Kas (Cash Basis)
Metode pencatatan akuntansi, dimana pada saat terjadinya transaksi
akan dicatat sebesar nominal yang diterima atau dikeluarkan dari
kas perusahaan.
Contoh:
“PT Aman” pada tanggal 1 Januari 2011 membayar uang sewa
gedung sebesar Rp 10.000.000,00 untuk dua bulan kedepan, maka
pencatatan jurnalnya adalah:
1 Januari Beban Sewa Rp 10.000.000,00
Kas Rp 10.000.000,00

Dari contoh pencatatan basis kas di atas menunjukan bahwa setiap


terjadi transaksi, maka akan langsung dicatat sebesar nilai nominal
yang dibayarkan.

2. Basis Akrual (Accrual Basis)


Metode pencatatan akuntansi dimana setiap terjadi transaksi akan
dicatat berdasarkan konsep pengakuan yang sesungguhnya
Contoh:
“PT Aman” pada tanggal 1 Januari 2011 membayar uang sewa
gedung sebesar Rp 10.000.000,00 untuk dua bulan kedepan, maka
pencatatan jurnalnya adalah:
1 Januari Sewa Dibayar Dimuka Rp 10.000.000,00
Kas Rp 10.000.000,00

148
148
Jurnal pada pencatatan dengan konsep basis akrual menunjukan
bahwa nominal yang dibayarkan untuk sewa gedung senilai Rp
10.000.000,00 tidak dikategorikan sebagai beban yang terjadi pada
saat itu (pada saat transaksi), melainkan pengeluaran untuk
pembayaran ini masih dianggap sebagai harta perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan belum menerima manfaat dari aktivitas
sewa gedung itu, meskipun telah dilakukan pembayaran terhadap
penyewaan gedung. Untuk hal tersebut, maka perusahaan harus
melakukan “penyesuaian” (adjustment), guna mencatatat
penyesuaian yang benar-benar digunakan pada bulan berjalan.
Jurnal penyesuaian ini dapat dilakukan/dibuat pada akhir bulan
untuk mengakui beban yang sesungguhnya.
Misalkan, berhubungan pada transaksi pencatatan akrual diatas,
maka pada tanggal 31 Januari 2011 dan 28 Februari 2011,
pencatatan jurnalnya adalah:

31 Januari Beban Sewa Rp 5.000.000,00


Kas Rp 5.000.000,00

28 Februari Beban Sewa Rp 5.000.000,00


Kas Rp 5.000.000,00

Karena pada dasarnya uang yang dibayarkan pada awal (saat terjadi
transaksi) sebesar Rp 10.000.000,00 untuk digunakan dua bulan
yaitu sebesar Rp 5.000.000, sehingga dalam pencatatan basis akrual
akan dilakukan dua pencatatan jurnal, yaitu pencatatan pada saat
terjadi transaksi, dan akan dilakukan pencatatan penyesuaian pada
akhir periode untuk menggambarkan kondisi yang sebebarnya,
dimana yang seharusnya diakui sebagai beban.

149
149
Konsep pencatatan akruallah yang menjadi dasar pembuatan jurnal
penyesuaian dalam siklus akuntansi tahap pengikhtisaran.

1.2 Sifat dan Proses Penyesuaian


Dalam periode akuntansi, banyak saldo akun dalam buku besar yang
dapat dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa adanya penyesuaian
atas nilai tersebut, akan tetapi beberapa akun dari jenis transaksi
yang belum menggambarkan kondisi sebenarnya. Pada dasarnya
perusahaan akan mengeluarkan pembayaran secara tunai atas
sesuatu yang dibebankan pada bulan berjalan karena memang itu
adalah menjadi kewajiban yang harus dibayar, namun ada kalanya
perusahaan membayar kewajiban yang sebenarnya belum memasuki
bulan berjalan, dengan alasan perusahaan hanya tinggal menikmati
fasilitas/kewajiban tanpa membayar, karena telah dibayar pada saat
belum dibebankan, atau alasan tetrtentu lainnya. Hal ini dalam
pembukuan akuntansi belum menggambarkan kondisi yang
sebenarnya, maka perlu adanya penyesuaian, yang disebut ayat
jurnal penyesuaian. Istilah pembayaran beban/kewajiban yang telah
dibayarkan, namun belum masuk bulan/periode berjalan disebut
beban dibayar di muka, yang meliputi pembayaran sewa, gaji, atau
kewajiban yang memiliki nilai tetap lainnya. Sama halnya dengan
pendapatan yang diterima di muka, yang merupakan jenis
pendapatan yang belum menggambarkan kondisi sebenarnya,
dimana kita sudah menerima pendapatan akan tetapi perusahaan
belum memberikan jasa/ jenis produk yang perusahaan jual kepada
pelanggan (yang telah membayar).

Jurnal penyesuaian adalah laporan siklus akuntansi tahap


pengikhtisaran yang dibuat pada akhir periode akuntansi dengan
tujuan untuk menyesuaikan saldo-saldo akun yang belum
menggambarkan kondisi sebenarnya pada periode berjalan,

150
150
sehingga dengan dibuatnya jurnal penyesuaian saldo-saldo yang
telah disesuaikan akan mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
Secara umum, fungsi dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk
menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode, serta
menghitung jenis pendapatan dan beban selama periode yang
bersangkutaan. Setelah ayat jurnal umum diposting ke buku besar,
disiapkanlaah neraca saldo. Neraca saldo ini memiliki sifat dimana
niali yang ada di dalam neraca saldo masih bersifat sementara,
sehingga disebut neraca saldo sebelum penyesuaian. Siklus
akuntansi belum selesai sampai demikian, melaikan masih ada
beberapa tahapan proses lagi yang harus dibuat oleh akuntan
peerusahaan. Tahapan proses tersebut diantaranya adalah proses
penyesuaian seperti yang telah diuraikan di atas, dan proses
penyajian neraca saldo setelah penyesuaian, hingga tahapan
seterusnya.

Selain yang telah disebutkan sebelumnya, proses penyesuaian ini


perlu dilakukan untuk memperbaharui data laporan keuangan, agar
sesuai dengan konsep akrual yang berlaku dalam akuntansi. Kondisi
lainnya yang membutuhkan penyesuaian adalah penyesuaian atas
akun beban gaji dan utang gaji yang timbul atas jumlah gaji yang
belum dibayarkan tetapi bebannya telah terjadi, akun piutang bunga
dan akun pendapatan bunga yang timbul atas jumlah bunga yang
belum diterima uangnya tetapi pendapatannya telah terjadi dan lain
sebagainya.

Setiap ayat jurnal penyesuaian sekurang-kurangnya akan


mempengaruhi satu akun laporan laba/rugi dan satu akun neraca.
Jadi, dalam ayat jurnal penyesuaian penyesuaian selalu melibatkan
akun pendapatan atau akun beban, dana kun aset atau akun
kewajiban. Jika perusahaan tidak melakukan penyesuaian terhadap

151
151
akun-akun yang belum mencerminkan kondisi sebenarnya, maka
akun-akun tersebut memiliki jumlah nominal yang kebesaran
(overstated) maupun kekecilan jumlahnya (understated), sehingga
akan terjadinya salah penyajian dalam laporan keuangan.

1.3 Menerapkan Ayat Jurnal Penyesuaian


Pada prinsipnya ada empat item/ jenis kondisi yang memerlukan
penyesuian, yaitu beban yang masih harus dibayar/kewajiban yang
harus dibayar (accrued expenses or accrued liabilities), pendapatan
yang masih harus diterima/pendapatan akrual (accrued revenues or
accrued Asets), beban yang ditangguhkan/biaya dibayar dimuka
(deffered expenses or prepaid expenses), dan pendapatan yang
ditangguhkan pendapatan diterima dimuka (deffered revenues or
unearned revenues).
Keempat item inilah yang dalam kelajutan dasar laporan keuangan
harus disesuaikan terlebih dahulu. Untuk menyesuaikan keempat
item ini, maka akuntan harus betul-betul memahami kondisi yang
sebelumnya telah tercatat, sehingga pencatatan ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat akan dapat dijadikan dasar lanjutan tahap
siklus akuntansi yang selanjutnya.

Berikut adalah penerapan dan pencatatan ayat jurnal penyesuaian


atas keempat item tersebut:
1) Beban yang masih harus dibayar/beban yang terutang.
Kondisi ini menggambarkan bahwa pada sepanjang periode
akuntansi, beban-beban tertentu mungkin telah terjadi yang
seharusnya beban ini harus dibayar, akan tetapi pembayaran atas
beban ini belum dilakukan sampai pada periode berikutnya.
Sehingga pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan
dan mencatat beban-beban yang telah terjadi meskipun belum
dibayarkan. Hal ini dilakukan agar mencerminkan kondisi

152
152
sebenarnya, bahwa perusahaan masih memiliki utang beban
yang masih harus dibayar. Pencatatan atas beban/utang akrual
ini adalah akun beban di debit, dana akun utang di kredit.
Format pencatatan penyesuaian atas beban yang masih harus
dibayarkan/beban yang terutang adalah:
Beban Gaji/upah Rp xxx
Utang gaji/upah Rp xxx

Beban Bunga Rp xxx


Utang Bunga Rp xxx

Ilustrasi:
a. Perusahaan membayar upah karyawan pada setiap hari sabtu,
dimana pembayaraan upah terakhir untuk tahun 2018 ini
jatuh pada tanggal 27 Desember 2018 (hari Sabtu). Periode
akuntansi (dalam pembukuan) perusahaan berakhir pada
tanggal 31 Desember 2018. Perusahaan menetapkan bahwa
jumlah hari kerja dalam seminggu adalah sebanyak 6 hari,
yaitu mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Total gaji
karyawaan yang dibayarkan untuk setiap 6 hari kerja adalah
Rp 6.000.000,00. Berdasarkan pencatatan secara akrual, gaji
karyawan selama 3 hari, yaitu untuk tanggal 29 Desember
2018 (Senin), 30 Desember 2018 (Selasa), dan tanggal 31
Desember 2018 (Rabu) harus diakui sebagai bagian dari
beban gaji karyawan tahun 2018, meskipun pembayarannya
baru akan dilakukan pada hari Sabtu pertama di tahun 2019
nanti. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada
tanggal 31 Desember 2018 (pada akhir periode) adalah:
Beban Gaji Rp 3.000.000,00
Utang Gaji Rp 3.000.000,00

153
153
(3/6 x Rp 6.000. 000,00 = Rp 3.000.000,00)

Catatan: Pembayaran gaji setiap satu minggu sekali sebesar


Rp 6.000.000, artinya upah gaji per hari adalah Rp
1.000.000,00 (Rp 6.000.000,00: 6). Dan gaji yang telah
dibebankan dari tanggal 29-31 (3 hari)

b. Akibat dari kelalaian karyawan, sebuah perusahaan ternyata


terdapat tagihan listrik yang belum terbayarkan yakni
sebesar Rp 100.000,00. Dalam kasus seperti ini, maka
perusahaan harus membuat ayat jurnal penyesuaian, dimana
beban listrik bertambah sebesar Rp 100.000,00, dank arena
beban ini belum terbayarkan, maka beban listrik ini menjadi
utang perusahaan senilai Rp 100.000,00. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah:
Beban Listrik Rp 100.000,00
Utang Listrik Rp 100.000,00

2) Pendapatan yang masih harus diterima


Sepanjang periode, pendapatan tertentu mungkin telah terjadi,
akan tetapi penagihan kas atas pendapatan tersebut belum
dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode
akuntansi (tutup buku), perlu untuk menentukan dan mencatat
pendapatan yang telah terjadi, meskipun belum diterima
uangnya. Untuk menyesuaikan kondisi tersebut, maka
pencatatan atas pendapatan akrual ini adalah akun aset di debit
dana kun pendapatan di kredit.
Format pencatatan penyesuaian atas pendapatan yang masih
harus diterima adalah:

154
154
Piutang /piutang bunga Rp xxx
Pendapaatan/pendapatan bunga Rp xxx

Ilustrasi:
Pada tanggal 1 Maret 2018, perusahaan memberikan pinjaman
uang kepada kreditor senilai Rp 20.000.000,00. Pinjaman ini
berjangka 6 bulan (jatuh tempo). Perusahaan akan menerima
kembali nilai pokok pinjaman beserta bunga pada saat pinjaman
tersebut jatuh tempo, yaitu pada tanggal 1 September 2018.
Besarnya bunga telah disepakatan oleh kedua pihak yaitu
sebesar 9%. Periode akuntansi (pembukuan) perusahaan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Berdasarkan
pencatatan akrual, bunga pinjaman selama 4 bulan (Maret, April,
Mei, Juni) yang sudah terjadi (berlangsung) pada tahun 2018,
meskipun pembayarannya baru akan diterima pada tanggal 1
September 2018 nanti.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31
Desember 2018 adalah:
Piutang Bunga Rp 600.000,00
Pendapatan Bunga Rp 600.000,00
(4/12 x 9% x Rp 20.000.000,00 = Rp 600.000,00)

3) Beban dibayar dimuka


Dalam sepanjang periode, pengeluaran-pengeluaran yang telah
dikeluarkan atas kewajiban perusahaan (telah dibayarkan)
dicatat pada pembukuan, namun atas barang atau jasa yang
belum digunakan/dinikmati maanfaatnya. Pada akhir periode
akuntansi, perlu untuk menentukan secara tetap mana bagian
dari pengeluaran-pengeluaran tersebut yang sudah
dipakai/dimanfaatkan selama periode berjalan (yang telah
menjadi beban) dan manakah bagian dari pengeluaran-

155
155
pengeluaran tersebut yang baru akan digunakan/dinikmati
manfaatnya (ditangguhkan) untuk periode berikutnya. Untuk
pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan pada
periode berikutnya, namun sudah dibayar, perlu adanya
pengakuan sebagai aset (karena belum terpakai)

Metode penyesuaian untuk beban yang telah dibayar di muka


tergantung pada bagaimana awal pengeluaran-pengeluaran
tersebut dicatat didalam akun. Pengeluaran-pengeluaran tersebut
mungkin pada awalnya telah dicatat di sebelah debit akun aset
terlebih dahulu atau bisa juga langsung akun beban. Kedua
metode ini jika diterapkan secara konsisten akan menghasilkan
nilai akhir yang sama. Jadi, kedua metode tersebut sama-sama
benar/diperkenankan. Perusahaan akan memilih salah satu dari
kedua metode yang ada dan menerapkannya pada masing-
masing periode.

Ilustrasi:
Mula-mula didebit akun aset
Jika akun aset mula-mula didebit dalam ayat jurnal umum, maka
ayat jurnal penyesuaiannya (pada akhir periode akuntansi)
mensyaratkan bahwa akun beban akan didebit atas bagian dari
jumlah pengeluaran yang telah dipakai selama periode berjalan
dan lawannya yaitu akun aset akan dikredit sebesar jumlah
pembayaran di muka yang telah berkurang karena pemakaian.
Akun aset yang masih tersisa dengan saldo debit menunjukkan
bagian dari jumlah pengeluaran dalam periode berjalan yang
dapat dipakai pada periode mendatang.

156
156
Misalkan:
Pada tanggal 1 Januari 2018, perusahaan membayar dimuka
sewa bangunan sebesar Rp 36.000.000 untuk masa 1 tahun. Jika
pencatatan atas pembayaran sewa tersebut mula-mula diakui
sebagai aset, dan periode akuntansi diperkirakan berakhir
tanggal 31 Desember 2018, maka ayat jurnal umum yang dibuat
pada tanggal 1 Januari 2018 (pada saat transaksi pembayaran di
muka) adalah:
Asuransi Dibayar di muka Rp 36.000.000,00
Kas Rp 36.000.000,00

Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada


tanggal 31 Desember 2018 adalah:
Beban asuransi Rp 12.000.000,00
Asuransi Dibayar di muka Rp 12.000.000,00
(Rp 36.000.000 x 1/3 = Rp 12.000.000,00)

Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
sedangkan ketika akhir periode, sewa yang baru terpakai adalah
1 tahun, maka nilai itulah yang harus disesuaikan, biaya
pertahunnya adalah Rp 12.000.000,00 (Rp 36.000.000,00: 3)

Mula-mula didebit akun beban


Jika akun beban mula-mula didebit dalam ayat jurnal umum,
maka ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi)
mengharuskan akun aset didebit sebesar bagian dari jumlah
pengeluaran yang belum terpakai dalam periode berjalan (yang
ditangguhkan atau baru akan digunakan pada masa yang akan
datang) dan akun beban dikredit. Lalu akun beban akan tersisa
dengan saldo debit yang menggambarkan atau menunjukkan

157
157
bagian dari jumlah pengeluaran yang telah dipakai/dimanfaatkan
selama periode berjalan. Sebagai contoh, kondisi di atas, hanya
saja pencatatan atas pembayaran sewa bangunan tersebut mula-
mula diakui langsung sebagai beban.
Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2018
(pada saat pembayaran di muka) adalah:
Beban Sewa Bangunan Rp 36.000.000,00
Kas Rp 36.000.000,00

Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada


tanggal 31 Desember 2018 adalah
Asuransi Dibayar di muka Rp 24.000.000,00
Beban Asuransi Rp 24.000.000,00
(Rp 36.000.000 x 2/3 = Rp 24.000.000,00)

Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
namun dalam pencatatan jurnal umum telah dianggap sebagai
aset (harta) karena jasa sewa belum dipakai tetapi sudah dibayar
yaitu untuk masa 2 tahun ke depan (yang dianggap sebagai aset).
Jadi nilai pembayaran yang diakui sebagai aset adalah Rp
24.000.000,00, (2 x Rp 12.000.000,00)

Perlu diperhatikan antara pencatatan kedua perbandingan ayat


jurnal diatas, (pencatatan mula-mula debit akun dan debit
beban), bahwa kedua metode akan menghasilkan nilai akhir
yang sama, yaitu jurnal penyesuaian yang dianggap beban
berjumlah Rp 12.000.000,00 dan yang dianggap harta berjumlah
Rp 24.000.000,00, sehingga total jumlah adalah Rp 36.000.
000,00, dimana nilai inilah yang telah dibayarkan di muka.

158
158
Catatan:
Pembayaran sebesar Rp 36.000.000,00 untuk masa 3 tahun,
sedangkan ketika akhir periode, sewa yang baru terpakai adalah
1 tahun, maka nilai itulah yang harus disesuaikan, biaya
pertahunnya adalah Rp 12.000.000,00 (Rp 36.000.000,00: 3)

4) Pendapataan diterima di muka


Dalam transaski yang berlangsung selama periode akuntansi,
mengenai akun pendapatan, dimana pembayaran-pembayaran
mungkin akan diterima dari pelanggan sebelum barang
penjualan dikirim atau sebelum jasa kita diberikan. Jumlah yang
diterima di muka akan dicatat dengan mendebit akun aset (kas)
dan di sebelah kreditnya bisa menggunakan salah satu dari dua
akun, yaitu langsung diakui sebagai akun pendapatan atau bisa
juga terlebih dahulu diakui sebagai akun pendapatan diterima di
muka. Pendapatan diterima di muka ini tergolong ke dalam
utang. Hal ini disebabkan oleh perusahaan telah menerima
pembayaran, namun perusahaan belum memberikan
usaha/memberikan barang kepada pelanggan yang telah
membayar, sehingga perusahaan memiliki kewajiban harus
memberikan jasa/barang dagangan kepada pelanggan tersebut.
Alasan inilah yang menjadi dasar bahwa pendapatan diterima di
muka tergolong ke dalam utang.

Dengan demikian, pada akhir periode akuntansi, perlu untuk


menentukan yang mana bagian-bagian dari jumlah penerimaan
tersebut yang benar-benar telah menjadi pendapatan untuk
periode berjalan dan yang mana bagian dari jumlah penerimaan
tersebut (yang diterima di periode berjalan) yang akan
ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang.
Metode penyesuaian untuk pendapatan yang ditangguhkan

159
159
tergantung pada apakah penerimaan pendapatan atas barang
yang belum dikirim atau jasa yang belum diberikan pada
awalnya dicatatat sebesar kredit ke akun pendapatan atau akun
utang (pendapatan diterima di muka).

Ilustrasi:
Contoh umum dari pendapatan yang diterima di muka adalah
penerimaan uang di muka atas uang sewa dari penyewa,
penerimaan uang dari hasil pnjualan tiket (tiket belum diberikan,
namun sudah dibayar), dan penerimaan di muka lainnya.
Kesimpulan dari uraian di atas mengenai pendapatan diterima di
muka adalah bahwa uang telah diterima di muka, tetapi barang
atau jasa belum diberikan.

Mula-mula dikredit dicatat akun pendapatan


Apabila akun pendapatan mula-mula dicatat di sebelah kredit
dalam ayat jurnal umum pada saat terjadinya transaksi, maka
ayat jurnal penyesuaian (pada akhir periode akuntansi)
mengharuskan bahwa, akun utang akan dikredit sebesar bagian
dari jumlah penerimaan yang ditangguhkan sebagai pendapatan
untuk periode mendatang dan akun pendapatan akan didebit.
Lalu pada akun pendapatan akan tersisa saldo (jumlah) kredit
yang menggambarkan atau menunjukkan bagian dari jumlah
penerimaan yang telah menjadi pendapatan selama periode
berjalan.
Misalkan pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan menerima di
muka pembayaran uang sewa ruangan yang tidak terpakai dari
Si penyewa (pelanggan) sebesar Rp 12.000.000,00 untuk masa
sewa 3 tahun. Jika pencatatan atas penerimaan uang sewa di
muka tersebut mula-mula langsung diakui sebagai pendapatan
kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

160
160
dan periode akuntansi (pembukuan) perusahaan diperkirakan
berakhir tanggal 31 Desember 2018, maka:

Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2018,


yaitu pada saat terjadinya transaksi pembayaran di muka, adalah:
Kas Rp 12.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp 12.000.000,00

Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada akhir


periode akuntansi tanggal 31 Desember 2018 (tutup pembukuan)
adalah:
Pendapatan Sewa Rp 8.000.000,00
Pendapatan sewa dibayar di muka Rp 8.000.000,000
(Rp 12.000.000,00 x 2/3 = Rp 8.000.000,00)

Catatan:
Pendapatan diterima di muka sebesar Rp 12.000.000,00 untuk
masa 3 tahun, sedangkan ketika akhir periode, jasa sewa yang
baru terpakai oleh Si penyewa adalah 1 tahun, maka yang harus
disesuaikan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah pendapatan
untuk periode mendatang yang belum memasuki tahun berjalan
yaitu 2 tahun berjumlah Rp 8.000.000, biaya pertahunnya
adalah Rp 4.000.000,00 (Rp 12.000.000,00: 3)

Mula-mula di kredit dicatat akun pendapatan diterima


di muka (utang)
Jika akun pendapatan diterima di muka (utang) mula-mula
dicatat dalam ayat jurnal umum, maka ayat jurnal penyesuaian
(pada akhir periode akuntansi) memprasyaratkan bahwa akun
pendapatan akan dikredit sebesar bagian dari jumlah penerimaan
yang telah menjadi pendapatan periode berjalan dan sebaliknya

161
161
akun pendapatan diterima di muka (utang) akan didebit. Akun
pendapatan diterima di muka (utang) yang masih tersisa dengan
saldo kredit menunjukkan bagian dari jumlah penrimaan di
periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan
untuk periode mendatang.
Misalkan, seperti pada contoh diatas pada tanggal 1 Januari 2018
perusahaan menerima di muka pembayaran uang sewa ruangan
yang tidak terpakai dari si penyewa (pelanggan) sebesar Rp
12.000.000,00 untuk masa sewa 3 tahun. Jika pencatatan atas
penerimaan uang sewa di muka tersebut mula-mula langsung
diakui sebagai pendapatan diterima di muka (utang) dan periode
akuntansi (pembukuan) perusahaan diperkirakan berakhir
tanggal 31 Desember 2018, maka:

Ayat jurnal umum yang dibuat pada tanggal 1 Januari 2018,


yaitu pada saat terjadinya transaksi pembayaran di muka, adalah:
Kas Rp 12.000.000,00
Pendapatan Sewa Diterima di muka Rp 12.000.000,00

Sedangkan ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada


aakhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2018 (tutup
pembukuan) adalah:
Pendapatan sewa diterima di muka Rp 4.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp 4.000.000,00
(Rp 12.000.000,00 x 1/3 = Rp 4.000.000)

Catatan:
Pendapatan diterima di muka sebesar Rp 12.000.000,00 untuk
masa 3 (tiga) tahun, karena pada pencatatan awal (jurnal umum)
telah dianggap utang (pendapatan diterima di muka), artinya
untuk pendapatan yang ditangguhkan, maka yang harus

162
162
disesuaikan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah pendapatan
untuk periode berjalan yang sudah diberikan jasa sewanya yaitu
1 (satu) tahun berjumlah Rp 4.000.000, biaya pertahunnya
adalah Rp 4.000.000,00 (Rp 12.000.000,00 : 3)

Selain keempat item di atas yang memerlukan ayat jurnal


penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi, beberapa
item lainnya yang juga memerlukan catatan ayat jurnal
penyesuaian, diantaranya:

1) Persediaan perlengkapan
Perlengkapan merupakan aset lancar yang memiliki manfaat
di bawah 1 (satu) tahun, persediaan perlengkapan yang telah
habis dipakai dalam suatu perusahaan memerlukan
penyesuaian. Hal ini disebabkan oleh, nilai perlengkapan
yang sudah terpakai perlu diketahui berapa nilai jumlah dari
perlengkapan yang telah terpakai tersebut. Mengapa bukan
nilai perlengkapan yang masih ada yang harus disesuaikan?
Nilai perlengkapan yang masih tersedia secara otomatis telah
tercatat dari pembukuan awal, yaitu pada saat pembelian
perlengkapan yang dicatat di jurnal umum, pengelompokkan
nilai perlengkapan yang diposting di dalam buku besar dan
direkapitulasi dalam format neraca saldo sebelum
disesuaikan. Untuk membuat neraca saldo setelah
penyesuaian, maka dibuatlah ayat jurnal penyesuaian untuk
akun perlengkapan yang telah terpakai (habis dipakai).
Dengan demikian, penyesuaian ini dibutuhkan untuk
mencatat perlengkapan yang telah terpakai, dan akan dibuat
penyesuaiannya pada akhir periode.

163
163
Format pencatatan ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan
perlengkapan:

Beban Perlengkapan Rp xxx


Perlengkapan Rp xxx

Misalkan pada neraca saldo sebelum disesuaikan (neraca


saldo setelah buku besar), nilai perlengkapan kantor adalah
Rp 500.000,00. Pada akhir periode, dilakukan pengecekan
perlengkapan, karena untuk kebutuhan pembukuan akhir
periode. Setelah dilakukan pengecekan tersebut nilai
perlengkapan adalah sebesar Rp 200.000,00. Atas kondisi
ini, akan dilakukan penyesuaian atas nilai perlengkapan
kantor, maka ayat jurnal yang dibuat adalah:
Beban Perlengkapan Rp 300.000,00
Perlengkapan Rp 300.000,00
(Rp 500.000,00 – Rp 200.000,00)

Catatan: akun beban perlengkapan di sebelah debit karena


menandakan bahwa perlengkapan yang telah terpakai akan
menjadi beban tanggungan yang mengharuskan perusahaan
untuk menyediakan kembali (dilakukan pembelian kembali)
untuk mengganti perlengkapan yang telah terpakai untuk
digunakan operasional perusahaan. Di sebelah kredit akan
diimbangi dengan akun perlengkapan yang menyatakan
bahwa aset berupa perlengkapan mengalami pengurangan
(telah terpakai). Aset berkurang akan dicatat di sebelah
kredit.

164
164
2) Penyusutan aktiva/aset tetap
Aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat dilihat
keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki
masa kegunaan yang panjang (diatas 1 tahun). Contoh aset
tetap adalah tanah, bangunan, kendaraan operasional,
peralatan kantor, perabot kantor dan sebagainya. Karena aset
tetap memiliki manfaat yang bisa digunakan dalam jangka
panjang, maka hal ini akan menyebabkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penurunan/mengurangi nilai aset jenis
ini, yang disebabkan oleh banyak faktor seperti, karena
pemakaian dalam jangka lama, maka akan terjadi penurunan
kualitas, atau disebabkan oleh faktor kondisi dan cuaca aset
tetap seperti gedung akan mengalami kondisi fisik yang
berbeda dari sebelumnya. Penurunan nilai/manfaat yang
terjadi pada aset tetap disebut dengan penyusutan aktiva
tetap. Dalam periode akuntansi, jika adanya penyusutan aset
tetap, maka perlu dibuat ayat jurnal penyesuaian atas
pengurangan tersebut, karena penyusutan penilaian ini perlu
diperhitungkan dalam pembukuan akuntansi di akhir periode
untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Dalam
menetukan nilai penyusutan dari aset tetap, pada umumnya
perusahaan memiliki kebijakan besarnya prosentase
penyusutan. Prosentase ini akan dikalikan dengan nilai
perolehan dari aktiva tetap tersebut pada saat
dibeli/diperoleh. Hasil dari perkalian inilah yang akan
menjadi nilai dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian.
Perlu diketahui ada beberapa metode untuk menentukan nilai
penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan menengah ke
atas, seperti metode garis lurus yang umumnya sering
digunakan dalam menentukan nilai penyusutan. Karena
memiliki nilai penyusutan yang tetap setiap tahunnya.

165
165
Pada perusahaan jasa umumnya perusahaan menentukan
besarnya prosentase untuk menghitung besarnya
penyusutan, sebelum dibuatnya ayat jurnal penyesuaian.

Format pencatatan jurnal penyesuaian aktiva tetap:


Beban Penyusutan Aktiva Tetap Rp xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp xxx

Misalnya, suatu aktiva tetap berupa peralatan kantor


menunjukan saldo Rp 10.000.000 dalam neraca saldo
sebelum disesuaikan. Pada akhir periode, peralatan
disusutkan 10 % sesuai dengan kebijakan perusahaan. Maka
jurnal penyesuian yang dibuat adalah:
10% x Rp 10.000.000,00 = Rp 1.000.000,00
Beban Penyusutan Peralatan Rp 1.000.000,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 1.000.000,00

Catatan:
Akun peralatan bersaldo normal didebit, namun ketika
mengalami penyusutan hal ini menjadi beban untuk
pengurangan nilai dari peralatan, dan di sebelah kredit akun
akumulasi penyusutan peralatan untuk menampung setiap
jumlah penyusutan peralatan setiap tahunnya.

3) Dalam perusahaan jasa item-item penyesuaian yang telah


disebutkan di atas merupakan kondisi umum yang sering
terjadi dalam jenis perusahaan ini. Berbeda dengan
perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, selain
kondisi-kondisi di atas, jenis perusahaan-perusahaan ini
memiliki berbagai kondisi yang lebih beragam lainnya,
seperti membuat penyesuaian untuk akun piutang yang tak

166
166
tertagih, persediaan barang dagangan, penyusutan berbagai
aktiva tetap, menyeimbangkan catatan perusahaan dengan
bank (rekonsiliasi bank), dan kondisi-kondisi lainnya.(materi
kelas 11)

1.1 Perbedaan Antara Jurnal Koreksi dengan Penyesuaian


Dalam pembukuan akuntansi ada beberapa kondisi yang
memerlukan catatan penyesuaian seperti yang telah dijelaskan di
atas, juga terdapat beberapa kondisi yang mana bukan perlu
disesuaikan, melainkan harus dicatat dalam jurnal koreksi.
Dengan dengan demikian penting untuk membedakan antara jurnal
penyesuaian dan jurnal koreksi. Dalam akuntansi, jurnal koreksi
perlu dibuat dengan tujuan untuk mengoreksi nilai transaksi yang
telah salah dicatat (dibukukan) atau untuk mengoreksi penggunaan
klasifikasi/penggolongan akun yang salah (salah dalam
mengidentifikasi akun). Sedangkan jurnal penyesuaian seperti yang
telah dijelaskan, dibuat dengan tujuan untuk
memperbaharui/menyesuaikan data akuntansi supaya laporan
akuntansi tersebut lebih akurat, berdasarkan kondisi sebenarnya.

Dapat disimpulkan bahwa jurnal koreksi merupakan jurnal yang


dibuat atas kesalahan-kesalahan yang terjadi pada awal mula
transaksi tersebut dicatat dan dibukukan (baik salah nilai maupun
akun), sedangkan jurnal penyesuaian dibuat bukan untuk
memperbaiki kesalahan yang terjadi pada awal mula transaksi
dicatat, melainkan untuk memenuhi konsep akrual dalam
akuntansi. Jadi akuntan perlu membuat jurnal penyesuaian atas
transaksi yang belum menggambarkan kondisi sebenarnya (harus
diselesaikan) dalam rangka memperbaharui data akuntansi dengan
cara menentukan secara tepat.

167
167
Berikut ini adalah contoh transaksi dalam perusahaan yang
memerlukan ayat jurnal koreksi. Misalnya, pada tanggal 1 Januari
2018 perusahaan membeli peralatan kantor seharga Rp
5.000.000,00 secara kredit. Ayat jurnal transaksi yang seharusnya
dibuat oleh bagian pembukuan perusahaan pada awal pencatatan
adalah dengan mendebit akun peralatan kantor, dan mengkredit
akun utang. Namun, dalam contoh transaksi ini, terdapat beberapa
kemungkinan transaksi tersebut salah dicatat:
1) Pembelian peralatan kantor akan tetapi dicatat sebagai
pembelian perlengkapan kantor. Jadi, mula-mula transaksi
tersebut telah dicatat dengan mendebit akun perlengkapan
kantor dan mengkredit akun utang sebesar nilai transaksi.
Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mendebit
akun yang benar (yang seharusnya) yaitu akun peralatan kantor,
dan mengkredit kembali akun yang salah didebit yaitu akun
perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Dalam contoh
ini, akun utang serta nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena
telah dicatat/dibukukan secara benar (di sebelah kredit). Ini
adalah jurnal koreksi atas kesalahan dalam mengidentifikasi
akun peralatan kantor.

Mula-mula dicatat:
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
Utang Rp 5.000.000,00

Jurnal koreksi:
Peralatan kantor Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00

2) Pembelian peralatan kantor secara kredit namun dicatat sebagai


pembelian peralatan kantor secara tunai. Jadi, mula-mula

168
168
transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebit akun peralatan
kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai transaksi. Dalam
hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara mengkredit akun
yang benar (yang seharusnya) yaitu akun utang dan mendebit
kembali akun yang salah dikredit, yaitu akun kas sebesar jumlah
yang sama. Dalam contoh kasus ini, akun peralatan kantor serta
nilai transaksi tidaklah terpengaruh karena telah
dicatat/dibukukan secara benar. Maka jurnal koreksi yang harus
dibuat adalah:
Mula-mula dicatat:
Peralatan Kantor Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00

Jurnal koreksi:
Kas Rp 5.000.000,00
Utang Rp 5.000.000,00

3) Pembelian peralatan kantor secara kredit, namun dicatat sebagai


pembelian perlengkapan kantor secara tunai. Jadi, mula-mula
transaksi tersebut telah dicatat dengan mendebit akun
perlengkapan kantor dan mengkredit akun kas sebesar nilai
transaksi. Dalam hal ini, jurnal koreksi perlu dibuat dengan cara
mendebit kembali akun yang telah salah dikredit, yaitu akun kas
dan mengkredit kembali akun yang telah salah didebit, yaitu
akun perlengkapan kantor sebesar jumlah yang sama. Jurnal
koreksi belum selesai sampai di sini karena di samping jurnal di
atas (jurnal koreksi yang telah mengeliminasi masing-masing
akun yang salah) juga perlu dibuat jurnal koreksi untuk
mencatat transaksi yang seharusnya (sebenarnya). Jadi, jurnal
koreksi berikutnya perlu dibuat lagi dengan cara mendebit akun
peralatan kantor dan mengkredit akun utang. Dalam kasus ini,

169
169
nilai transaksi telah dicatat/dibukukan secara benar. Maka jurnal
koreksi yang harus dibuat untuk kasus ini adalah:
Mula-mula dicatat:
Perelengkapan Kantor Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00

Jurnal koreksi:
Kas Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Kantor Rp 5.000.000,00

Peralatan kantor Rp 5.000.000,00


Utang Rp 5.000.000

Catatan:
Jurnal koreksi dibuat dua kali, karena disebabkan adanya dua
kesalahan identifikasi, maka jurnal koreksi yang dibuatpun
harus bertahap sesuai dengan kesalahan identifikasi.

Soal Latihan dan Solusinya


Soal 1:
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konveksi yang diberi
nama “Felix Tailor”, pada tanggal 31 Desember 2018 mempunyai data
berupa neraca saldo dan data penyesuaian sebagai berikut:
“Felix Tailor”
Neraca Saldo
Per Desember 2018

Tabel 5.1

Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 1.100.000,00
1.2 Piutang usaha 700.000,00

170
170
1.3 Perlengkapan 800.000,00
1.4 Sewa dibayar 1.200.000,00
dimuka
1.7 Peralatan kantor 1.500.000,00
2.1 Utang usaha 1.200.000,00
3.1 Modal 3.000.000,00
3.2 Prive 200.000,00
4.1 Pendapatan jasa 2.500.000,00
5.1 Beban asuransi 300.000,00
5.2 Beban gaji 900.000,00

Jumlah 6.700.000,000 6.700.000,00

Data-data yang harus disesuaikan:


1. Setelah dilakukan pengecekan secara fisik, perlengkapan yang
tersisa senilai Rp 300.000,00
2. Sewa kantor dibayar pada tanggal 1 April 2018 untuk masa 1 tahun
3. Peralatan disusutkan sebesar 10%
4. Asuransi yang telah kadaluarsa (habis masa pemakaian) sebesar Rp
100.000,00
5. Gaji bulan Desember 2018 yang belum dibayar adalah Rp
150.000,00, sedangkan gaji bulan Januari 2019 yang telah dibayar
Rp 50.000,00

Berdasarkan data di atas, maka ayat jurnal penyesuaian yang harus


dibuat adalah:
Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat:
1. Beban Perlengkapan Rp 500.000,00
Perlengkapan Rp 500.000,00
(Rp 800.000,00 – Rp 300.000,00 = Rp 500.000)

171
171
Catatan:
Nilai yang harus disesuaikan adalah nilai perlengkapan yang telah
terpakai yaitu sebesar Rp 500.000,00

2. Beban sewa Rp 900.000,00


Sewa Dibayar di muka Rp 900.000,00
(Rp 1.200.000,00 : 12 (untuk 1 tahun) = Rp 100.000,00/bulan)

Catatan:
Sewa yang telah terpakai dimulai pada bulan april (pada saat
pembayaran) hingga Desember (periode akhir), maka nilai yang
harus disesuaikan adalah Rp 900.000,00 (9 x Rp 100.000,00)

3. Beban Penyusutan Peralatan Rp 150.000,00


Akm. Penyusutan Peralatan Rp 150.000,00
(Rp 1.500.000,00 x 10% = Rp 150.000,00)
Catatan:
Nilai penyusutan peralatan dihitung prosentasi penyusutan dari nilai
peralatan

4. Beban Asuransi Rp 100.000,00


Asuransi Dibayar Dimuka Rp 100.000
Catatan:
Asuransi yang telah kadaluarsa dalam kasus ini merupakan asuransi
yang telah dibayarkan di muka. Pada akhir periode asuransi yang
telah terpakai senilai Rp 100.000,00

5. Beban Gaji Rp 150.000,00


Utang Gaji Rp 150.000,00
(pada akhir periode terdapat gaji yang belum dibayar, maka hal ini
perlu disesuaikan menjadi kewajiban yang harus dibayar)

172
172
Gaji Dibayar di muka Rp 50.000,00
Kas Rp 150.000,00
(periode belum berjalan namun gaji telah dibayar, untuk itu hal ini
perlu disesuaikan sebagai pembayaran yang telah ditangguhkan)

Soal 2:
Berikut ini adalah saldo akun-akun dalam buku besar PT Merdeka
pada tanggal 31 Desember 2017 sebelum dan setelah penyesuaian:

Tabel 5.2

Sebelum Setelah
Nama Akun
Penyesuaian Penyesuaian
Piutang Usaha 0 3.250.000,00
Perlengkapan 2.125.000,00 675.000,00
Asuransi Dibayar 5.600.000,00 2.400.000,00
Dimuka
Utang Gaji 0 2.970.000,00
Utang Utilitas 0 475.000,00
Sewa Diterima di muka 600.000,00 0
Pendapatan Jasa 91.000.000,00 94.250.000,00
Beban Gaji 60.050.000,00 63.020.000,00
Beban Utilitas 4.950.000,00 5.425.000,00
Beban Asuransi 0 3.200.000,00
Beban Perlengkapan 0 1.450.000,00
Pendapatan Sewa 7.200.000,00 7.800.000,00

Berdasarkan data di atas, buatlah ayat jurnal penyesuaiannya!


Solusi:
Piutang Usaha Rp 3.250.000,00
Pendapatan Jasa Rp 3.250.000,00
Beban Perlengkapan Rp 1.450.000,00
Perlengkapan Rp 1.450.000,00

173
173
Beban Asuransi Rp 3.200.000, 00
Asuransi Dibayar di muka Rp 3.200.000,00

Beban Gaji Rp 2.970.000,00


Utang Gaji Rp 2.970.000,00

Beban Utilitas Rp 475.000,00


Utang Utilitas Rp 475.000,00

Sewa Diterima di muka Rp 600.000,00


Pendapatan Sewa Rp 600.000,00

Soal 3:
Transaksi-transaksi di bawah ini merupakan transaksi yang terjadi
di dalam sebuah perusahaan yang ternyata telah salah dibukukan.
Ayat jurnal yang telah salah ini telah diposting ke dalam buku besar.
1. Pembelian perlengkapan secara kredit seharga Rp
750.000.000,00 telah dicatat ke dalam akun yang bersangkutan
sebesar Rp 705.000.000,00
2. Pembelian peralatan secara kredit seharga Rp 15.000.000,00
telah dicatat sebagai pembelian tunai perlengkapan
3. Penerimaan tunai pendapatan komisi sebesar 5.550.000, telah
salah dijurnal:
Kas Rp 5.500.000,00
Pendapatan Komisi Rp 5.500.000,00
4. Penambahan investasi oleh pemilik ke dalam perusahaan berupa
sebuah peralatan seharga Rp 9.135.000,00 telah salah di jurnal
Kas Rp 9.153.000,00
Peralatan Rp 9.153.000,00

174
174
5. Pembayaran utang perusahaan sebesar Rp 5.000.000,00 telah
salah di jurnal:
Piutang Usaha Rp 5.000.000,00
Kas Rp 5.000.000,00
Solusi:
1. Perlengkapan Rp 45.000,00
Utang Usaha Rp 45.000,00
2. Peralatan Rp 15.000.000,00
Kas Rp 15.000.000,00
Perlengkapan Rp 15.000.000,00
Utang Usaha Rp 15.000.000,00
(pencatatan jurnal tersebut merupakan pencatatan gabungan,
jika pencatatan koreksi tahap demi tahap, maka dibuat 3 jurnal
berdasarkan konsep kesalahan yang terjadi)
3. Kas Rp 50.000,00
Pendapatan Komisi Rp 50.000,00
4. Peralatan Rp 18.288.000,00
Kas Rp 9.153.000,00
Modal Rp 9.135.000,00
5. Utang Usaha Rp 5.000.000,00
Piutang Usaha Rp 5.000.000,00

175
175
Tugas 1

CV ALDIVA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa


Travel. Berikut ini adalah neraca saldo sebelum dan setelah
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2018:

CV. ALDIVA TRAVELL

Neraca Saldo

Tabel 5.3 (dalam ribuan rupiah)

Sebelum penyesuaian Setelah penyesuaian


Nama Akun
Debit Kredit Debit Kredit
Kas 7.100 7.100
Piutang Usaha 28.500 28.500
Perlengkapan 6.950 2.650
Asuransi dibayar
dimuka
3.750 1.250
Peralatan 95.000 95.000
Akumulasi
penyusutan 54.000 58.500
peralatan
Kendaraan 195.000 195.000
Akm.penyusutan
114.000 123.500
kendaraan
Utang usaha 22.500 24.500
Utang gaji 0 4.500
Pendapatan jasa
5.000 1.500
diterima dimuka
Modal 110.000 110.000
Prive 5.000 5.000
Pendapatan jasa 239.500 243.000

176
176
Beban gaji 175.000 179.500
Beban sewa 18.000 18.000
Beban
0 4.300
perlengkapan
Beban
penyusutan 0 4.500
peralatan
Beban
penyusutan 0 9.500
kendaraan
Beban utilitas 4.700 6.700
Beban pajak 3.500 3.500
Beban asuransi 0 2.500
Beban lain-lain 2.500 2.500
545.000 545.000 565.500 565.500

Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian sehubungan dengan informasi data
di atas!

Tugas 2
Berikut ini adalah saldo akun-akun yang belum berurutan dalam
penyusunannya, yang bersumber dari buku besar yang disajikan
dalam neraca saldo sebelum peenyesuaian per 31 Desember 2017:
Kas Rp 80.250.000,00
Modal Rp 400.000.000,00
Piutang Usaha Rp 150.700.000,00
Kendaraan Operasional Rp 125.250.000,00
Peralatan Kantor Rp 41.000.000,00
Utang Usaha Rp 28.000.000,00
Perlengkapan Rp 22.850.000,00
Baban Gaji Rp 12.000.000,00
Beban Perawatan kendaraan Dibayar Dimuka Rp 10.000.000,00
Asuransi Dibayar di muka Rp 6.000.000,00
Iklan Dibayar di muka Rp 12.000.000,00

177
177
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 4.000.000,00
Prive Rp 2.500.000,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 1.300.000,00
Beban Lain-lain Rp 500.000,00
Beban Bunga Rp 250.000,00
Data yang digunakan untuk penyesuaian pada tanggal 31 Desember
2017 adalah sebagai berikut:
1. Asuransi dibayar di muka, dibayar pada tanggal 4 Agustus 2017
untuk premi asuransi dengan masa pertanggungan 12 bulan (1
tahun) terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2017.
2. Iklan dibayar di muka, dibayar pada tanggal 1 September 2017
untuk 24 kali pemasangan iklan. Setiap bulannya, penayangan
iklan akan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu masing-masing pada
setiap tanggal 10 dan tanggal 20 terhitung sejak tanggal 10
september 2017.
3. Dalam beban gaji, belum termasuk di dalamnya upah untuk 3
hari kerja karyawan harian, yaitu untuk tanggal 29,30,31
Desember 2017 karena pada hari sabtu (hari gajian) terakhir
jatuh pada tanggal 27 Desember 2017. Besarnya upaah mingguan
(untuk 6 hari kerja) adalah Rp 1.200.000
4. Perawatan kendaraan dibayar di muka adalah pengeluaran untuk
pemeliharaan atas 4 buah kendaraan bermotor selama 5 bulan
yang terhitung mulai tanggal 1 November 2017 berdasarkan
kontrak kerja.
5. Beban penyusutan untuk kendaraan dan peralatan masing-masing
disusutkan sebesar 10%

Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31
Desember 2017 dalam pembukuan perusahaan!

178
178
2. Neraca Lajur (Work Sheet)
2.1 Tujuan Dibuatnya Neraca Lajur
Neraca lajur merupakan penyelesaian akuntansi tahap pengikhtisaran yang
dikerjakan setelah bagian akuntan menyelesaikan ayat jurnal penyesuaian.
Pada bagiaan sebelumnya telah dijelaskan bahwa seluruh transaksi bisnis
yang terjadi selama periode akuntansi, mula-mula akan dianalisis terlebih
dahulu sebagai pengidentifikasian akun, dan dicatat dalam jurnal umum,
sebagai tahapan awal pengerjaan siklus akuntansi. Seluruh data transaksi
yang telah dicatat dalam jurnal umum kemudian diposting kedalam buku
besar sesuai dengan klasifikasi masing-masing akun terkait, langkah
berikutnya adalah menyiapkan neraca saldo sebelum disesuaikan, sebagai
tahapan rekapitulasi dari nilai-nilai akhir yang terdapat dalam penggolongan
di buku besar (tahap penggolongan). Setelah tahapan siklus akuntansi
tersebut telah dilakukan, tahapan berikutnya adalah menganalisis data
penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, dan melanjutkan tahapan
siklus akuntansi ke tahap pembuatan neraca lajur sebagai lanjutan tahapan
pengikhtisaran.

Neraca lajur merupakan kertas kerja yang digunakan dalam pembukuan


siklus akuntansi untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mana
berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan laporan akuntansi untuk
informasi mengenai laporan yang sebelumnya telah dibuat. Dengan
membuat neraca lajur, maka proses pencatatan dan pembukuan yang
dilakukan sebelumnya telah tersaji dalam laporan neraca lajur, sehingga
akan lebih mudah untuk mengontrol nila-nilai akun dan mempermudah
pengerjaan laporan keuangan, karena akun- akun yang ada didalam neraca
lajur telah digolongkan berdasarkan kebutuhan dasar pembuatan tahapan-
tahapan siklus akuntansi yang berbeda, seperti pembuatan laporan keuangan
laba/rugi, pembuatan laporan neraca (balance sheet).

179
179
Neraca lajur ini berbentuk multi kolom yang memuat kolom neraca saldo
sebelum penyesuaian, kolom data ayat jurnal penyesuaian, kolom neraca
saldo setelah penyesuaian, kolom laba/rugi, dan kolom neraca (balance
sheet). Fungsi kertas kerja ini/neraca lajur sebagai alat bantu untuk
mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara
manual. Neraca lajur juga memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk
memahami alur data akuntansi mulai dari neraca saldo sebelum penyesuaian
hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk akhir dari siklus
akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan
akuntansi yang sifatnya tidak permanen. Oleh sebab itu, tidak termasuk
sebagai bagian dari catatan akuntansi formal lainnya, seperti jurnal dan buku
besar, yang memang dibutuhkan sebagai bagian dari sistem akuntansi.

Beberapa perusahaan yang telah menerapkan sistem komputerisasi,


biasanya tidak membuat tahapan pengerjaan neraca lajur, hal ini disebabkan
oleh sistem komputerisasi dalam pengerjaan akuntansi, akan bersifat
otomatis dalam menerbitkan kertas kerja yang sebelumnya membuat
laporan pembukuan tahap pencatatan dan tahapan penggolongan ayat jurnal
penyesuaian terlebih dahulu. Kertas kerja juga tidak diperlukan dalam
pembuatannya bagi perusahaan yang ruang lingkupnya kecil, hal ini
dikarenakan jumlah transaksi yang terjadi dalam perusahaan kecil relative
sedikit dan tidak beragam. Maka laporan keuangan dalam perusahaan kecil
dapat dibuat langsung dari neraca saldo setelah penyesuaian tanpa
menggunakan alat bantu neraca lajur. Berbeda halnya dengan perusahaan
kecil, bagi perusahaan menengah keatas, pembuatan neraca saldo
diperlukan sebagai dasar/alat bantu untuk pembuatan laporan keuangan,
kecuali bagi perusahaan yang telah menerapkan sistem komputerisasi
seperti yang telah dijelaskan di atas.
2.2 Menerapkan Neraca Lajur
Dalam pembuatan neraca lajur sebenarnya tidak banyak proses pencatatan
dan perhitungan yang dilakukan, karena dalam pengerjaannya, hanya

180
180
memindahkan beberapa data dari pencatatan yang sebelumnya telah dibuat.
Namun dalam proses memindahkan data tersebut perlu diperhatikan untuk
mengecek kembali apakah data yang tertera sudah benar atau belum. Hal ini
sesuai dengan fungsi neraca lajur yaitu untuk memeriksa kembali data dan
menghindari kesalahan pencatatan keuangan. Adapun beberapa fungsi
lainnya dari pembuatan neraca lajur, di antaranya:
1) Meringkas data dalam pencatatan keuangan
Fungsi ini termasuk menggolongkan dan meringkas data yang berisi
akun keuangan pada perusahaan. Dengan adanya neraca lajur, data
keuangan akan lebih mudah untuk dilihat dan digunakan untuk keperluan
selanjutnya. Data yang ringkas akan membantu menunjukkan informasi
yang dibutuhkan tanpa proses yang panjang.

2) Memeriksa kembali data yang dicatat.

3) Adanya pencatatan dengan menggunakan neraca lajur akan membantu


memeriksa kembali data pada pencatatan sebelumnya, terutama dalam
neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Dalam pencatatan keuangan sangat
mungkin terjadi kesalahan, baik oleh human error maupun kesalahan
software yang digunakan. Untuk itu, proses pencatatan yang dilakukan
dalam neraca lajur akan dapat memperbaiki dan menghindari kesalahan
pencatatan keuangan secara keseluruhan.

4) Membantu penyusunan keuangan.

5) Seperti yang telah dibahas, pencatatan dalam neraca lajur akan


membantu dalam proses pembuatan laporan keuangan. Hal ini
dikarenakan dalam neraca lajur sudah mencakup dan merangkum data-
data yang dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan. Tentunya ini
akan sangat memudahkan dan lebih efisien dalam pembuatan laporan
keuangan.

181
181
6) Menunjukkan perusahaan telah menjalankan prosedur.

7) Fungsi neraca lajur sebagai bukti bahwa perusahaan telah menjalankan


prosedur pencatatan/tahapan pembukuan laporan keuangan yang
seharusnya dilakukan. Selain itu pembuatan neraca lajur juga
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas dalam mencatat
dan mengelola keuangan dengan benar.

Adapun urutan tahapan dalam menerapkan/menyiapkan neraca lajur


adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian kedalam kertas kerja.
Neraca saldo ini merupakan rekapitulasi dari saldo-saldo akhir dari
masing-masing akun yang ada dalam buku besar. Neraca saldo ini
akan dipindahkan ke dalam neraca lajur, dimana format kolom
pertama dalam neraca lajur diisi dengan akun dan nilai nominal yang
terdapat di dalam neraca saldo.

b) Memasukan data jurnal penyesuaian ke kolom penyesuaian yang ada


dalam neraca lajur (setelah kolom neraca saldo sebelum disesuaikan).
Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai
penyesuaian akun yang ada dalam ayat jurnal penyesuaian ke dalam
kolom penyesuaian sesuai dengan posisi nilai debit dan kredit masing-
masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal
penyesuaian ternyata belum terdapat dalam neraca saldo yang telah
disiapkan dalam tahap pertama di atas (neraca saldo sebelum
penyesuaian), maka tambahan akun baru tersebut akan disisipkan
tepat di bawah total jumlah neraca saldo.
c) Memasukkan saldo yang telah disesuaikan ke dalam kolom neraca
saldo setelah penyesuaian yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca
saldo setelah penyesuaian ini merupakan hasil gabungan antara nilai

182
182
data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum penyesuaian
dengan nilai data yang ada dalam kolom penyesuaian (baik hasil dari
penjumlahan maupun pengurangan).

d) Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom


neraca saldo setelah penyesuaian kedalam kolom laporan keuangan
laba/rugi. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat,
akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom laba rugi dan juga
akun mana yang akan ditransfer kedalam kolom neraca. Pada bab
sebelumnya telah dijelaskan secara umum bahwa akun-akun yang
menjadi komponen laba rugi meliputi pendapatan dan beban. Semua
akun yang tergolong kedalam jenis akun pendapatan dana akun beban
akan ditransfer kedalam kolom laba rugi dalam neraca lajur. Dengan
demikian, akun-akun pendapatan dan beban yang telah dipindahkan
ke kolom laba rugi, tidak perlu dipindahakan lagi ke kolom
selanjutnya yaitu kolom neraca. Sebaliknya, akun-akun yang tidak
ditransfer ke dalam kolom laba rugi, akan masuk ke dalam kolom
neraca. Perlu diketahui akun-akun yang masuk/ditransfer ke dalam
kolom neraca merupakan komponen aktiva, utang (kewajiban) dan
modal (ekuitas).

e) Untuk masing-masing kolom (baik kolom laba rugi maupun kolom


neraca), hitunglah total saldo debit dan total saldo kredit dengan cara
menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas sampai ke bawah sesuai
dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya
selisih antara total saldo debit dengan total kredit untuk kolom laba
rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debit
dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, namun posisi untuk
setiap selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom laba rugi
dengan kolom neraca. Artinya, jika posisi selisih antara total saldo
debit dengan total saldo kredit untuk kolom laba rugi berada pada

183
183
sebelah debit, maka posisi selisih antara total saldo debit dan total
saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit dengan
besar selisih yang sama. Hal ini menggambarkan bahwa pengisian
untuk kolom laba rugi dan kolom neraca telah benar. Dengan jumlah
total selisih yang berlawanan antara kolom laba rugi dan neraca,
menandakan selisih di antara keduanya seimbang, sebab dalam
konsep akuntansi jika nilai debit dan nilai kredit diakumulasikan,
maka hasilnya akan nol.

Sebagai contoh, untuk kolom laba rugi dengan total saldo debit Rp
20.000.000,00 dan total saldo kredit kolom laba rugi tersebut Rp
40.000.000,00, sehingga akan memiliki selisih di sebelah debit yaitu
sebesar Rp 20.000.000,00. Sedangkan untuk neraca dengan total saldo
debit Rp 65.000.000,00 dan total saldo kredit Rp 45.000.000,00 akan
memiliki posisi selisih di sebelah kredit yaitu sebesar Rp
20.000.000,00. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-
masing memiliki nilai yang sama yaitu sebesar Rp 20.000.000,00 baik
untuk selisih antara debit kredit pada kolom laba rugi maupun pada
kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling
berlawanan. Besarnya laba bersih atau rugi bersih ditentukan dengan
cara membandingkan antara total saldo debit dengan saldo kredit yang
ada pada kolom laba rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi
melebihi total saldo debit pada kolom laba rugi, maka akan
menghasilkan laba bersih, sebaliknya, jika total saldo debit pada
kolom laba rugi melebihi total saldo kredit pada kolom laba rugi, maka
akan menghasilkan rugi bersih.
Berikut format kolom yang terdapat pada neraca lajur/kertas kerja
(bentuk 10 kolom):

184
184
Tabel 5.4
Neraca
Neraca Jurnal
saldo Laba/rugi neraca
Nomor Akun Nama Akun saldo penyesuaian
disesuaikan
D K D K D K D K D K

185
185
Ilustrasi:
CANDRA ADVOKAT
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2012
Tabel 5.5
Nomor
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1.1 Kas 81.150.000
1.2 Piutang usaha 10.000.000
Perlengkapan
1.4 10.000.000
kantor
2.2 Utang bank 47.500.000
Pendapatan
4.1 45.000.000
jasa
Ekuitas Tn.
3.1 15.000.000
Candra
5.1 Beban gaji 1.500.000
Sewa dibayar
1.6 4.500.000
dimuka
5.4 Beban telepon 100.000
Beban rupa-
5.9 250.000
rupa
Jumlah 107.500.000 107.500.000

Data untuk penyesuaian:


1. Perlengkapan kantor tersisa Rp 4.500.000,00
2. Gaji karyawan yang belum dibayar Rp 500.000,00
3. Sewa untuk perbulan sudah dijadikan beban dari sewa dibayar di
muka (sewa dibayar dimuka untuk masa 1,5 tahun)
Maka ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
1. Beban perlengkapan kantor Rp 5.500.000,00
Perlengkapan kantor Rp 5.500.000,00
(Rp 10.000.000,00 – Rp 4.500.000,00 = Rp 5.500.000,00)
2. Beban gaji Rp 500.000,00
Utang gaji Rp 500.000,00
3. Beban sewa Rp 250.000,00
Sewa dibayar dimuka Rp 250.000,00
(Rp 4.500.000,00 : 18 bulan(1,5 tahun) = Rp 250.000,00/bulan)

186
186
Neraca lajur yang dibuat adalah:

CANDRA ADVOKAT
NERACA SALDO
Per 31 Januari 2012
Tabel 5.6 (dalam ribuan rupiah)
Neraca
Neraca Jurnal
No. Nama Saldo Laba/rugi Neraca
Saldo Penyesuaian
Akun Akun Disesuaikan
Debit kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

1.1 Kas 81.150 81.150 81.150

1.2 Piutang 10.000 10.000 10.000

1.4 Perlengkapan 10.000 5.500 4.500 4.500

2.2 Utang bank 47.500 47.500 47.500

4.1 Pendapatan
45.000 45.000 45.000
jasa

3.1 Ekuitas Tn.


15.000 15.000 15.000
Candra

5.1 Beban gaji 1.500 500 2.000 2.000

1.6 Sewa dibayar


4.500 250 4.250 4.250
dimuka

5.4 Beban
100 100 100
telepon

5.9 Beban lain-


250 250 250
lain

Jumlah 107.500 107.500

6.5 Beban
5.500 5.500 5.500
perlengkapan

6.2 Beban sewa 250 250 250

2.4 Utang gaji 500 500 500

Jumlah 6.250 6.250 108.000 108.000 8.100 45.000 99.900 63.000

- - - - 36.900 - - 36.900

6.250 6.250 108.000 108.000 45.000 45.000 99.900 99.900

Catatan:
untuk mengecek kebenaran kertas kerja, kita bisa melihat selisih total
debit kredit kolom laba rugi dan selisih total debit kredit kolom neraca,
dimana kita tahu bahwa selisih antara kolom keduanya sama yaitu
sebesar Rp 36.900,00

187
187
Bentuk neraca lajur yang telah dibuat dalam ilustrasi di atas merupakan
bentuk neraca lajur yang umumnya digunakan dalam proses
pembukuan laporan akuntansi. Bentuk neraca lajur ini disebut neraca
lajur 10 kolom. Penggunaan bentuk neraca lajur juga dilakukan
berdasarkan kebijakan pada masing-masing perusahaan yang akan
membuat laporan dalam kertas kerja ini.
Adapun format bentuk-bentuk neraca lajur 8 kolom, dan 6 kolom

Neraca lajur bentuk 6 kolom


Tabel 5.7

Nomor Nama Neraca Saldo Laba/rugi Neraca


Akun Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Catatan:
Dalam bentuk neraca lajur 6 kolom, tidak terdapat kolom ayat jurnal
penyesuaian, dan kolom neraca saldo disesuaikan. Dengan demikian
jika menggunakan neraca lajur bentuk 6 kolom maka setelah
memindahkan data neraca saldo sebelum disesuaikan dalam kolom
neraca saldo, maka pengerjaan selanjutnya adalah memasukkan data ke
dalam kolom laba rugi, namun dengan nilai nominal yang telah di
sesuaikan dengan perhitungan ayat jurnal penyesuaian yang telah
dihitung sebelumnya (bukan dengan memindahkan nilai dari neraca
saldo). Setelah itu data nilai nominal dari neraca saldo yang telah
mengalami nilai penyesuaian yang tidak masuk ke kolom laba rugi,
akan dimasukan kedalam kolom neraca.

188
188
Neraca lajur bentuk
Tabel 5.8
Jurnal
Neraca saldo Laba/rugi Neraca
Nomor Nama penyesuaian
Akun Akun
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Catatan:
Berbeda dengan bentuk neraca lajur 6 kolom, dalam pembuatan neraca
lajur 8 kolom, tidak terdapat kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Hal
ini berarti selah memindahkan data dari ayat jurnal penyesuaian ke kolom
jurnal penyesuaian, maka selanjutnya nilai akumulasi dari data neraca
saldo dengan jurnal penyesuaian langsung dimasukkan kedalam kolom
laba rugi, tentunya untuk jenis akun-akun yang masuk kelompok elemen
laba rugi, dan kolom neraca untuk kelompok elemen neraca (harta, utang
dan modal), dimana yang tidak termasuk kedalam kolom laba rugi.

189
189
Mind Your Owner Business Dalam perkembangannya, akuntansi mengalami
(MYOB) Accounting kemajuan dan perubahan dari sistem teknis
pembukuan mengenai laporan keuangan.
Dengan berkembangnya teknologi informasi,
semakin mempermudah orang dalam
melakukan pekerjaan. Bukan hanya itu, dengan
berkembangnya teknologi pun dapat
memberikan manfaat peluang pekerjaan
sehingga berbagai aspek mengenai bisnis
ekonomi memanfaatkan perkembangan
teknologi sebagai sarana dalam berbisnis,
berwirausaha maupun mengembangkan
manajemen dalam perusahaan, seperti halnya
dalam manajemen akuntansi. Salah satu bukti
berkembangnya teknologi dalam bidang
akuntansi adalah, dengan adanya software yang
digunakan dalam pembukuan akuntansi secara
otomatis. Software inilah yang kemudian
dikenal dengan aplikasi Mind Your Owner
Business (MYOB) Accounting, tentunya
aplikasi yang wajib dipelajari khususnya bagi
seorang akuntan dalam menjalankan
profesionalismenya dalam bekerja dibidang

190
190
akuntansi. MYOB Accounting merupakan
program aplikasi computer yang digunakan
untuk mengolah data, melakukaan pembukuan
serta membuat laporan keuangan secara
otomatis, lengkap dan akurat. Bidang
pendidikan yang memiliki kompetensi keahlian
akuntansi diutamakan untuk menguasai
program aplikasi computer akuntansi ini,
sehingga dengan semakin perkembangnya
teknologi, siswa juga mampu beradaptasi dan
dapat menjadikan teknologi untuk sarana dalam
menginterprestasikan pekerjaan dalam bidang
akuntansi.

Catatan:
Pembelajaran mengenai Komputer
akuntansi, akan disajikan dalam
materi pembelajaran pada kelas 11
hingga 12 yang akan datang

191
191
Pokok Uraian Definisi
Pencatatan berbasis kas (cash metode pencatatan akuntansi, dimana pada
basis) adalah saat terjadinya transaksi akan dicatat sebesar
nominal yang diterima atau dikeluarkan dari
kas perusahaan.
Pencatatan berbasis akrual metode pencatatan akuntansi dimana setiap
(accrual basis) adalah terjadi transaksi akan dicatat berdasarkan
konsep pengakuan yang sesungguhnya.
Jurnal penyesuaian adalah laporan siklus akuntansi tahap pengikhtisaran
yang dibuat pada akhir periode akuntansi
dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo-
saldo akun yang belum menggambarkan
kondisi sebenarnya pada periode berjalan,
sehingga dengan dibuatnya jurnal
penyesuaian saldo-saldo yang telah
disesuaikan akan mencerminkan jumlah yang
sebenarnya.
Fungsi jurnal penyesuaian, 1) Untuk memastikan akun-akun yang masih
meliputi: bersifat campuran, yakni akun riil dan akun
nominal, dimana akun-akun jenis ini akan
ditempatkan dalam format laporan laporan
yang berbeda, diantaranya laporan laba rugi
dan neraca.
2) Untuk menghindari terjadinya kesalahan
(sebagai alat bantu) dalam pembukuan
laporan keuangan.

192
192
3) Untuk memberikan kondisi yang
sebenarnya terkait akun dan nilai, sehingga
data yang telah disesuaikan akan dijadikan
dasar laporan pembukuan berikutnya yang
memiliki keakuratan data.
Item-item yang memerlukan 1. Beban yang masih harus dibayar/beban
ayat jurnal penyesuaian: yang terutang.
2. Pendapatan yang masih harus diterima
3. Beban dibayar dimuka
4. Pendapataan diterima dimuka
5. Persediaan perlengkapan
6. Penyusutan aktiva tetap
Jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat atas kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada awal mula transaksi tersebut
dicatat dan dibukukan (baik salah nilai
maupun akun).
Neraca lajur adalah kertas kerja yang digunakan dalam
pembukuan siklus akuntansi untuk
mengumpulkan dan meringkas data yang
mana berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan laporan akuntansi untuk
informasi mengenai laporan yang sebelumnya
telah dibuat. Neraca lajur merupakan
penyelesaian akuntansi tahap pengikhtisaran
yang dikerjakan setelah bagian akuntan
menyelesaikan ayat jurnal penyesuaian.
Fungsi neraca lajur, meliputi 1. Meringkas data dalam pencatatan keuangan
2. Memeriksa kembali data yang telah dicatat
3. Membantu penyusunan keuangan

193
193
4. Menunjukkan perusahaan telah
menjalankan prosedur
Tahapan pembuatan neraca 1. Menyiapkan neraca saldo sebelum
lajur: penyesuaian kedalam kertas kerja.
2. Memasukan data jurnal penyesuaian ke
kolom penyesuaian yang ada dalam neraca
lajur.
3. Memasukkan saldo yang telah disesuaikan
kedalam kolom neraca saldo setelah
penyesuaian yang ada dalam kertas kerja.
4. Memindahkan tiap saldo masing-masing
akun yang ada dalam kolom neracasaldo
setelah penyesuaian kedalam kolom
laporan keuangan laba/rugi.
5. Untuk masing-masing kolom (baik kolom
laba rugi maupun kolom neraca), hitunglah
total saldo debit dan total saldo kredit
dengan cara menjumlahkan seluruh saldo
akun dari atas sampai kebawah sesuai
dengan saldo akun yang ada pada masing-
masing kolom
Bentuk neraca lajur Neraca lajur secara garis besar memiliki 3
bentuk dalam penyajian, yaitu bentuk 6
kolom, 8 kolom dan neraca lajur bentuk 10
kolom

194
194
Tuan Herman memulai usaha jasa konsultasi mengenai keuangan sejak
tanggal 1 Agustus 2016. Neraca saldo pada tanggal 31 Agustus 2016
adalah sebaga berikut:

Herman Konsultan
Neraca Saldo
31 Agustus 2016

Nomor
Nama Rekening Debit Kredit
Akun

Kas 8.750.000
Piutang Usaha 7.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka 3.600.000
Perlengkapan 3.000.000
Peralatan Kantor 16.000.000
Utang Usaha 5.700.000
Pendapatan Jasa Diterima
5.000.000
dimuka
Modal Herman 22.750.000
Pendapatan Jasa 8.900.000
Beban Gaji 5.000.000
Beban Sewa 2.000.000

Jumlah 45.350.000 45.350.000

Data yang diperlukan untuk penyesuaian saldo akun adalah sebagai


berikut:
1) Saldo fisik perlengkapan yang masih ada pada tanggal 31 Agustus
2016 senilai Rp 2.300.000,00.

195
195
2) Tagihan untuk beban utilitas sebesar Rp 250.000,00 belum
dibukukan dan tidak akan dibayar sampai bulan depan.
3) Jangka waktu asuransi adalah 1 tahun, dan telah dibayar pada tanggal
2 Agustus 2016.
4) Pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp 3.500.000,00 telah
menjadi penghasilan pada akhir bulan Agustus 2016
5) Beban gaji yang terhutang pada akhir Agustus 2016 sebesar Rp
2.500.000
6) Peralatan kantor disusutkan sebesar Rp 350.000,00
7) Tagihan atas pekerjaan yang telah diselesaikan selama bulan Agustus
2016 sebesar Rp 4.000.000,00 belum dicatat.

Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31
Agustus 2016!
2. Susunlah pembukuan yang telah dibuat kedalam neraca
lajur/kertas kerja 10 kolom!

196
196
REFLEKSI BAB 5

Setelah mempelajari bab 5, dimana berisi tentang pembahasan tahap


pengikhtisaran dalam siklus akuntansi, dimana telah dijelaskan mengenai konsep
dasar pencatatan dengan menggunakan basis kas dan akrual, aspek-aspek
mengenai ayat jurnal penyesuaian dan neraca lajur. Dari mulai sifat dan proses
tahap pengikhtisaran, bagaimana menerapkan data akuntansi kedalam tahapan
ikhtisar serta mempraktikkan melalui soal-soal yang tersedia dalam bab ini,
untuk itu siswa diharapkan mampu memahami semua aspek-aspek dalam
tahapan ikhtisar dalam dalam siklus akuntansi. Dengan mempelajari sampai bab
ini, siswa telah dapat menerapkan dan menyelesaikan tahapan/pengerjaan siklus
akuntansi yang telah dipelajarai dari bab sebelumnya mulai dari menganalisis
transaksi bisnis, tahap pencatatan yang meliputi jurnal umum, tahap
penggolongan yang meliputi buku besar dan neraca saldo, serta tahapan
pengikhtisaran yang juga meliputi ayat jurnal penyesuaian dan pembuatan neraca
lajur.

197
197
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran tentang tahap pelaporan
antara lain:

1. Memahami makna tahap pelaporan dalam siklus akuntansi.


2. Memahami urutan laporan keuangan sebagai tahap pelaporan siklus
akuntansi.
3. Memahani tujuan laporan keuangan.
4. Memahami unsur-unsur dalam laporan keuangan.
5. Menerapkan laporan keuangan dalam bentuk laporan laba/rugi.
6. Menerapkan laaporan keuangan dalam bentuk laporan perubahan modal.
7. Menerapkan laporan keuangan dalam bentuk laporan neraca keuangan.
8. Menerapkan laporan keuangan dalam bentuk laporan arus kas.

198
198
TAHAP PELAPORAN

LAPORAN KEUANGAN

Unsur-Unsur
Tujuan Laporan Bentuk Laporan
Laporan
Keuangan keuangan Keuangan

Laporan Laporan Laporan


Laporan
Laba/ Perubahan Arus
Modal
Neraca
Rugi Kas

199
199
Informasi kuantitatif, statement keuangan, provitabilitas, solvensi, akun nominal,
akun riil, laba/rugi bersih, income statement, sekuritas investasi, statement of
owner’s equity, balance sheet, 200ance 200ancer, 200ance tetap, 200ance tidak
berwujud, kewajiban 200ancer, kewajiban tidak 200ancer, laba ditahan, statement
of cash flow.

1. Laporan Keuangan
1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Gambar 6.1

200
200
Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang
mempelajari perekayasaan penyedia jasa berupa informasi kuantitatif
mengenai kegiatan operasional bisnis/unit-unit usaha ekonomik, terutama
yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomik. Penyajian dan penyampaian informasi keuangan suatu entitas
ekonomik kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
disebut sebagai pelaporan keuangan, dimana laporan keuangan memuat
informasi mengenai kondisi keuangan yang menyangkut hasil akhir dari suatu
aktivitas ekonomi, yang akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan dalam kelangsungan suatu entitas. Melalui informasi yang
disajikan dalam laporan keuanagan, pihak perusahaan juga dapat
menyimpulkan hasil akhir dari kegiatan operasional perusahaan dalam
periode tertentu.

Entitas ekonomik merupakan lembaga yang memiliki tujuan dengan


melakukan kegiatan ekonomik dalam upaya memperoleh laba/keuntungan.
Kegiatan ekonomik yang dilakukan perusahaan biasanya menghasilkan
barang/jasa (seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya). Proses
laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak perusahaan dapat digunakan
dalam membuat suatu prediksi, mengendalikan resiko, mengevaluasi
provitabilitas, mengevaluasi solvensi, serta mengevaluasi pelaksanaan
manajemen.

Dalam bab sebelumnya, telah dipelajari mengenai bagaimana tahapan siklus


akuntansi harus dibuat, melaui berbagai format pembukuan. Seperti yang
telah disebutkan di atas, laporan akuntansi disiapkan untuk memberikan
informasi yang berguna bagi para pemakai laporan, terutama nantinya akan
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan akuntansi (financial statement) sebagai tahap pelaporan disebut

201
201
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian
proses pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran data dari transaksi
bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data
akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, serta dapat
menginterprestasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakaan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata
lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam
periode/jangka waktu tertentu.

Urutan laporan keuangan (tahap pelaporan) berdasarkan proses penyajiannya


adalah sebagai berikut:
1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), merupakan laporan yang
disususun secara sistematis yang memuat akun pendapatan dan beban
perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini pada
akhirnya memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil
kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang
merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban-
beban dan kerugian yang terjadi selama operasional periode tertentu.

2) Laporan Perubahan Modal Pemilik (Statement of Owner’s Equity),


merupakan sebuah format laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan
dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Laporan perubahan modal memuat komponen modal pada awal periode
ditambah/dikurangi dengan laba/rugi dan dikurangi dengan prive, jika
dalam suatu perusahaan terdapat pemakaian uang perusahaan untuk

202
202
kepentingan pribadi. Laporan keuangan ini disebut juga dengan laporan
ekuitas pemilik.

3) Neraca (Balance Sheet), merupakan sebuah laporan yang disusun secara


sistematis mengenai posisi aset, kewajiban, dan modal/ekuitas perusahaan
per periode tertentu. Tujuan dari pembuatan laporan neraca adalah untuk
menggambarkan posisi dan kondisi keuangan perusahaan.

4) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), merupakan sebuah laporan


yang dibuat untuk menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar
secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas
operasi, aktivitas investasi sampai dengan aktivitas
pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus
kas menunjukkan besarnya kenaikkan atau penurunan bersih kas dari
seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki
perusahaan sampai dengan akhir periode.

Pada laporan keuanagan yang telah dibuat, pada umumnya dilengkapi dengan
catatan atas laaporan keuangan (notes to the financial statements), yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen
laporan keuangan. Tujuan dibuatnya catatan ini adalah untuk memberikan
penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
1) Bersifat Keuangan,
Laporaan keuangan memiliki sifat keuangan, hal ini dapat dilihat
komponen dalam penyajiannya memiliki informasi keuanagn dalam
satuan moneter.

203
203
2) Statement Historik.
Laporan keuangan menyajikan dampak keuangan dari traansaksi dan
kejadian yang dilakukan/terjadi dimasa lalu, hal ini berarti laporan
keuangan bukan merupakan proyeksi masa yang akan datang.
3) Taksiran dan Pertimbangan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menggunakan taksiran
atau suatu pertimbangan tertentu, sehingga dapat digunakan dalam
menentukan perencanaan baik dari segi manajemen maupun strategi yang
berhubungan dengan keuangan perusahaan untuk masa mendatang.
4) Bertujuan Umum.
Laporan keuangan disajikan agar dapat memenuhi kebutuhan para
pengguna informasi yang berbeda, baik pengguna internal maupun
internal. Hal ini berarti laporan keuangan disajikan bukan dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja.
5) Entitas Bisnis.
Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan
secara individu dan keseluruhan, dengan kata lain laporan keuangan
menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan
(entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seolah-olah entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas
atau perusahaan satu perusahaan (tunggal).
6) Penyusunan laporan keuangan bersifat konservatif, serta menggunakan
istilah-istilah teknis, serta bersifat kualitatif, sehingga fakta yang tidak
dapat dikualifikasikan pada umumnya tidak bisa digunakan oleh sebagian
pengguna informasi.

1.2 Tujuan Laporan Keuangan


Dari uraian di atas mengenai definisi, urutan penyajian serta karakteristik
laporan keuangan tahap pelaporan, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor/pihak internal dan eksternal dalam

204
204
pengambilan keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat
oleh pengambil keputusan beraneka ragam, begitu juga dengan cara
pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan mereka
untuk memproses dan menganalisis informasi yang terkait. Pengguna
informasi akuntansi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi
keuangan dan hasil operasional perusahaan melalui laporan keuangan.
Investor memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan yang telah
disajikan, terutama dalam hal pembagian deviden/keuntungan, sedangkan
kreditor memiliki kepentingan dalam hal pengembalian jumlah pokok
pinjaman beserta bunga yang telah dibebankan.

Selain itu, laporan keuangan harus memberikan informasi mengenai aset,


kewajiban, dan modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor
serta pihak-pihak lainnya dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
keuangan perusahaan, serta tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Informasi ini akan membantu para pengguna informasi untuk menentukan
kondisi keuangan perusahaan. Informasi akuntansi pada umumnya
memberikan dasar yang lebih baik dalam memprediksi kinerja perusahaan
dimasa mendatang.

Tujuan khusus dari lapporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan,


hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara sistematis dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan
tujuan laporan keuangan akuntansi secara umum meliputi:
1) Memberikan informasi yang terpercaya mengenai sumber daya ekonomi
dan berbagai kewajiban yang ada dalam perusahaan, hal ini bermaksud
untuk:
a. Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
b. Menunjukkan posisi keuangan dan investasi suatu perusahaan
c. Menilai kemampuan perusahaan dalam membayar/melunasi
kewajiban

205
205
d. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk
perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.

2) Memberikan informasi mengenai sumber kekayaan bersih yang


bersumber dari kegiatan operasional perusahaan dalam mencari
laba/keuntungan, hal ini bermaksud untuk:
a. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan oleh
para pemegang saham
b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
kepada pihak internal maupun eksternal, dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian
d. Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
dalam jangka waktu yang panjang

3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan


laba, hal ini bermaksud untuk:
a. Mempersiapkan strategi yang akan digunakan untuk masa yang akan
datang/periode akuntansi berikutnya.
b. Menentukan sikap dalam mengatur tindakan keuangan yang dapat
mempertahakan atau upaya meningkatkan profit.
c. Mengevaluasi tentang laporan keuangan terkait hasil dari penyajian
informasi tersebut dalam rangka taksiran potensi dalam menghasilkan
laba.

4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset


dan kewajiban serta mengungkapkan informasi yang relevan lainnya
yang dibutuhkan oleh para pemakai informasi laporan keuangan.

206
206
Adapun tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba, dimana
organisasi ini mencangkup kegiatan usahanya dalam rangka mencari
laba/keuntungan, antara lain:
1) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode.
2) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan para
pengguna lainnya dalam membuat keputusan secara rasional meengenai
investasi, kredit, dan informasi lainnya.
3) Memberikan informasi untuk membantu pihak internal dan eksternal
seperti kreditor, investor dan pihak lainnya dalam menentukan jumlah,
waktu dan prospek penerimaan kas dari deviden/bunga serta penerimaan
dari penjualan, piutang, saham dan pinjaman yang jatuh tempo.
4) Memberikan informasi mengenai sumber daya berupa aset perusahaan,
klaim/penagihan atas aset dan pengaruh transaksi ataupin peristiwa lain
terhadap aset dan kewajiban
5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan
meenggunakan kas, bagaimana perusahaan mempeoleh pinjaman dan
cara melunasi/membayarnya, tentang transaksi yang mempengaruhi
modal serta faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
6) Memberikan informasi bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
7) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aset) yang telah dipercayakan kepadanya.

Sedangkan tujuan laporan keuangan untuk organisasi bukan pencari laba di


antaranya:
1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber
daya (aset) perusahaan.

207
207
2) Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada public.
3) Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan aktivitas pembiayaan
dan investasi.
4) Memberikan informasi tentang sumber daya (aset), kewajiban, dan
kekayaan bersih perusahaan serta perubahannya.
5) Memberikan informasi yang menggambarkan kinerja dalam
organisasi/perusahaan yang terkait
6) Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.

2. Bentuk Laporan Keuangan

2.1 Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Gambar 6.2

Perlu diingat kembali, bahwa tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan


adalah memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor
dalam pengambilan keputusan investasi dan pemberian kredit. Di samping
itu, informasi mengenai laporan keuangan khususnya laporan laba rugi,

208
208
pada umumnya memberikan dasar yang lebih baik dalam hal memprediksi
kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa urutan dalam penyajian
laporan keuangan sebagai tahap pelaporan dalam siklus akuntansi adalah
membuat laporan laba rugi sebelum menyajikan laporan keuangan yang
lainnya. Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang
menyajikan ukuran keberhasilan dari operasional perusahaan selama
periode waktu tertentu. Dengan dibuatnya laporan laba rugi, investor dapat
mengetahui besarnya tingkat profitabilitaas yang dihasilkan. Selain itu,
laporan laba rugi juga dapat digunakan oleh kreditor untuk dapat
mempertimbangkan kelayakan kredit debitor. Penetapan pajak yang
nantinya akan disetorkan ke kas negara juga diperoleh berdasarkan jumlah
laba bersih yang disajikan melaui laporan laba rugi.
Laporan laba rugi suatu entitas bisnis sangat diperlukan untuk mengetahui
kondisi dan perkembangan perusahaan, apakah dalam suatu periode waktu
tertentu perusahaan memperoleh laba atau justru mengalami kerugian,
sebelum dibuatnya keputusan dalam perencanaan untuk periode mendatang.
Dengan membuat laporan laba rugi, investor dapat mengetahui bagaimana
kinerja perusahaan dan dapat membandingkannya dengan kinerja pada
organisasi entitas yang lain. Kondisi ini dilakukan investor untuk
menetapkan alternatif keputusan investasi yang lebih baik. Hal ini tentunya
akan membuat investor dananya ingin diinvestasikan di dalam perusahaan
yang memiliki hasil kinerja yang lebih baik, guna menjamin
keberlangsungan peningkatan nilai investasinya. Di samping itu, melalui
laporan laba rugi, investor juga dapat menilai mengenai kecenderungan
hasil kinerja manajemen suatu perusahaan dari waktu ke waktu, apakah
semakin meningkat atau justru menurun. Mengingat bahwa kesuksesan
dalam pencapaian keuntungan dalam laporan laba rugi di periode
sebelumnya, belum tentu menjamin untuk keberhasilan di masa depan,
namun dengan adanya laporan laba rugi, investor dapat memperoleh
gambaran awal tentang kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola

209
209
keuangan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan
dalam mengelola sistem manajemen keuangan dan kegiatan ekonomi,
apakah akan mempertahankan kinerja yang telah dilakukan atau justru
menyusun perencanaan yang akan dapat membuat profit menjadi
meningkat/berkembang.

2.1.1 Batasan-Batasan Laporan Laba Rugi


Selain manfaat yang dapat diperoleh dari laporan laba rugi, dalam
penyajian laporan laba rugi sebagai sarana untuk menyediakan
informasi keuangan bagi para pengguna informasi, terdapat batasan-
batasan yang ada dalam laporan laba rugi. Berbagai keterbatasan
dalam laporan laba rugi tersebut di antaranya:

1) Rekening/akun yang tidak dapat diukur secara akurat tidak


dilaporkan.
Untuk membuat laporan laba rugi, akuntan harus betul-betul
memahami dan mampu mengklasifikasi pos-pos yang akurat,
sehingga pos-pos yang memiliki sifat keakuratan inilah yang dapat
disajikan dalam format laporan keuangan. Sebaliknya, jika terdapat
pos-pos akun/rekening yang belum memiliki nilai yang
menggambarkan kondisi sebenarnya, maka tidak dapat dilaporkan
dalam laporan laba rugi, meskipun pada dasarnya pos-pos ini
cukup mempengaruhi kinerja perusahaan.
Sebagai contoh, pada saat terjadi perubahan nilai sementara, yaitu
perubahan nilai harga yang tertera di pasaran, keuntungan dan
kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas investasi tertentu,
tidak dicatat dalam laporan laba rugi mengingat adanya
ketidakpastian mengenai realisasi atas perubahan nilai tersebut
sampai sekuritas benar-benar dijual dan dapat diukur dengan nilai
yang pasti.

210
210
2) Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan dan
faktor estimasi.
Dalam praktik pembuatan laporan laba rugi, sering kali pihak
manajemen harus menggunakan pertimbangan subjektifnya untuk
menetapkan kebijakan dan estimasi (perkiraan/penilaian) atau
suatu peristiwa akuntansi. Berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum, estimasi ini dapat ditetapkan secara subjektif
dan rasional. Penetapan penilaian yang berdasarkan metode dan
estimasi/perkiraan yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan,
maka akan hasil dari estimasi tersebut akan mempengaruhi besar
kecilnya laporan laba rugi.
Sebagai contoh, perkiraan mengenai besarnya nilai residu (nilai
sisa) dan masa manfaat dari sebuah aset tetap. Dalam hal ini
penggunaan penggunaan estimasi yang berbeda akan
menghasilkan beban penyusutan dan laba yang berbeda pula.
Contoh lainnya adalah penggunaan estimasi dalam pengukuran
biaya garansi dan beban piutang yang tak tertagih, dimana piutang
yang seharusnya dapat ditagih dan dinyatakan dengan nilai uang,
justru tidak dapat terbayarkan, dengan demikian akan
mempengaruhi penurunan nilai pendapatan.

2.1.2 Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan


Berdasarkaan pencatatan akuntansi berbasis akrual, pengakuan
pendapatan tidak harus menunggu sampai kas diterima. Kerangka
kerja konseptual akuntansi telah mengidentifikasi dua kriteria yang
seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan
seharusnya diakui, yaitu:
1) Pendapatan telah direalisasi atau dapat direalisasi.
Pendapatan dikatakan telah direalisasi, apabila barang atau jasa
telah dipertukarkan dengan kas, sedangkan pendapatan

211
211
dikatakan dapat direalisasi apabila aset yang diterima dapat
segera dikonversi/diubah menjadi kas.
2) Pendapatan telah dihasilkan atau telah terjadi. Pendapatan
dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi apabila perusahaan
telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.

Kedua kriteria di atas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan,


dimana pendapatan akan diakui ketika barang telah dikirim atau jasa
telah diberikan kepada pelanggan. Dengan kata lain, pendapatan
diakui ketika perusahaan telah memberikan sebagian besar barang
atau jasa yang dijanjikannya kepada pelanggan. Dalam hal ini
pendapatan dikatakan telah dihasilkan atau telah terjadi melalui
penyelesaian secara substansial aktivitas yang terlibat dalam proses
pembentukan pendapatan, dan ketika pelanggan telah memberikan
pembayaran (telah direalisasi) atau setidaknya pelanggan
memberikan janji pembayaran yang sah kepada perusahaan (dapat
direalisasi).

Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan


pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat:

a. Proses produksi masih berlangsung.


Pengakuan pendapatan yang dilakukan pada saat sebelum kontrak
atau proyek selesai (selama proses produksi masih berlangsuing)
diperbolehkan khususnya untuk beberapa kontrak konstruksi
jangka panjang. Apabila barang atau jasa dikontrak di muka dan
periode produksi atau pelaksanaan/pemberian jasa melebihi satu
tahun, metode prosentase penyelesaian proyek atau metode
kinerja proporsional diterapkan untuk mengakui pendapatan pada
beberapa titik siklus produksi atau jasa.

212
212
Dalam hal ini, pendapatan diakui secara bertahap seiring dengan
proses kemajuan atau tingkat penyelesaian proyek dan tidak
menunggu sampai selesainya proyek atau selesainya pelaksanaan
jasa. Meskipun secara teknis belum ada transfer kepemilikan
barang yang disebabkan oleh proses produksi masih berlangsung,
namun pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi
pada berbagai tahap proses konstruksi.

b. Akhir produksi.
Pendapatan juga dapat diakui setelah proses produksi berakhir
tetapi sebelum kegiatan penjualan dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan jika pasar atas produk yang dihasilkan telah tersedia,
dan penjualan praktis terjamin tanpa memerlukan tindakan
pemasaran yang berarti.

c. Pada saat kas diterima.


Pendapatan dapat diakui pada saat kas diterima jika tingkat
tertagihnya piutang atas produk atau jas yang dijual meragukan.
Dalam hal ini pendapatan akan diakui pada saat kas diterima
bukan pada saat penjualan dilakukan.

2.1.3 Pengakuan Beban dan Kerugian


Selain pengakuan pendapatan dan keuntungan, untuk menentukan
laba kriteria pengakuan beban dan kerugian harus didefinisikan
secara jelas. Beberapa beban secara langsung terkait dengan
pendapatan dan harus dapat diakui dalam periode yang sama
sebagaimana pendapatan tersebut diakui. Pengeluaran-pengeluaran
lainnya tidak dapat diakui sebagai beban untuk periode berjalan
karena terkait dengan pendapatan di masa yang akan datang
sehingga harus dilaporkan sebagai aset terlebih dahulu (pembahasan
ayat jurnal penyesuaian). Beban lainnya tidak terkait dengan

213
213
pendapatan tertentu dan akan diakui dalam periode ketika beban
tersebut dibayarkan atau telah terjadi.
Secara garis besar, pengakuan beban dapat dibagi ke dalam tiga
kategori, yaitu:

1. Penandingan langsung
Mengkaitkan beban dengan pendapatan tertentu sering dikenal
sebagai proses penandingan. Sebagai contoh setelah barang
dikirim ke pelanggan, masih ada beban penagihan piutang, beban
kerugian piutang yang tak tertagih, dan beban garansi atas
kemungkinan produk yang rusak. Beban-beban ini secara
langsung terkait dengan pendapatan penjualan, maka hal ini
seharusnya di perkirakan dan ditandingkan terhadap pendapatan
penjualan yang diakui dalam periode berjalan.

2. Alokasi secara sistematis dan rasional


Kategori pengakuan beban dengan alokasi secara sistematis dan
rasional melibatkan pengeluaran modal yang memiliki masa
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh
aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas
produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset
tetap. Biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang
cukup besar, namun tidak sering terjadi dalam operasionaal
perusahaan. Contoh dari pengeluaran modal adalah biaya-biaya
yang dikeluarkan utuk membeli aset tetap, tambahan komponen
aset tetap, dan atau untuk mengganti komponen aset tetap yang
ada, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat, meningkatkan
efisiensi, kapasitas, atau memperpanjang masa manfaat dari aset
tetap yang terkait. Dengan kata lain, pengeluaran modal adalah
pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan langsung

214
214
sebagai beban dalam laporan laba rugi, melainkan dikapitalisasi
terlebih dahulu sebagai aset di neraca karena pengeluaran-
pengeluaran ini akan memeberikan manfaat bagi pembentukan
pendapatan dimasa mendatang. Nantinya, secara sistematis dan
rasional, bagian dari harga perolehan aset akan dialokasikan
menjadi beban pada masing-masing periode yang menerima
manfaat atas pengeluaran modal tersebut.

3. Pengakuan segera terhadap beban.


Kategori pengakuan beban yang dilakukan atas beban-beban
yang hanya memberikan manfaat dalam periode ketika beban
tersebut dibayarkan atau terjadi, dan tidak terkait dengan
pendapatan tertentu, tetapi secara tidak langsung membantu
menciptakan pendapatan. Sebagai contoh, beban umum dan
administrasi seperti beban gaji dan beban utilitas (beban air,
listrik dan telepon). Pengakuan segera juga tepat dilakukan ketika
adanya ketidakpastian yang sangat tinggi mengenai manfaat
ekonomi yang akan diperoleh di masa yang akan datang.
Kebanyakan pengakuan atas kerugian (loss) juga masuk dalam
kategori pengakuan segera, karena kerugian berasal dari transaksi
di luar operasi utama perusahaan ataupun karena adanya transaksi
yang keterjadiannya bersifat jarang, maka kerugian tidak terkait
secara langsung dengan pendapatan.

2.1.4 Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi


Dalam pembuatan laporan laba rugi terdapat unsur-unsur yang
digunakan dalam penyajiannya. Unsur-unsur ini sebelumnya telah
dijelaskan dalam bab mengenai penggolongan akun. Akun-
akun/rekening yang digunakan dalam pembuatan laporan laba rugi
disebut akun nominal. Laporan yang digunakan dalam jenis-jenis
perusahaan umumnya sama dari segi format laporan, hanya

215
215
terdapat sedikit perbedaan dari segi komponen akun di dalamnya,
karena pada dasarnya keanekaragaman akun tergantung dari jenis
operasional utama/transaksi yang dilakukan pada masing-masing
jenis perusahaan yang berbeda, demikian juga dengan kode
rekening. Artinya, berbeda jenis perusahaan, maka aktivitas utama
dari operasionalnya pun akan berbeda, namun ada beberapa akun
yang secara umum masuk ke dalam komponen/unsur-unsur
laporan laba rugi yang ada pada jenis perusahaan yang berbeda.

Adapun komponen akun/rekening nominal yang terdapat pada


laporan laba rugi secara umum, yang disajikan pada laporan
keuangan perusahaan jasa (bentuk perusahaan sederhana), antara
lain:
1. Pendapatan operasional dan Non Operasional.
Pendapatan jasa adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan
dari kegiatan operasional selama periode tertentu. Pendapatan
merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas
jasa yang telah dijual/diberikan. Dalam menentukan laporan
laba rugi, komponen pendapatan akan digunakan sebagai bentuk
pencarian laba, laba ini tentunya belum dikatakan laba bersih
sebelum disesuaikan dengan pengurangan-pengurangan atas
beban maupun pengurangan atas pajak penghasilan. Pendapatan
terbagi menjadi dua, yaitu pendapatan dalam usaha (pendapatan
operasional) dan pendapatan di luar usaha (pendapatan non
operasional). Dimana pendapatan operasional adalah
pendapatan yang diperoleh perusahaan melalui aktivitas utama
dari kegiatan bisnis yang ada pada suatu perusahaan. Seluruh
penghasilan yang diperoleh dari kegiatan/transaksi bisnis pokok
ini merupakan penghasilan pokok yang menjadi penilaian utama
atas aset lancar perusahaan. Contoh pendapatan operasional,
misalnya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

216
216
konsultan keuangan, maka pendapatan dalam usaha yang dapat
diperoleh adalah pendapatan dari klien yang telah dibantu
melalui konsultasi keuangan. Klien yang telah dibantu inilah
yang akan membayar ke perusahaan. Contoh pendapatan dalam
usaha juga dapat diklasifikasikan dalam bentuk jenis usaha
perbengkelan, yang dalam aktivitas utamanya, para pekerja
memberikan jasa cuci, dan servis atas kendaraan pelanggan.
Uang yang dihasilkan dari jasa yang telah diberikan nantinya
inilah yang tergolong ke dalam pendapatan dalam usaha.
Sedangkan pendapatan di luar usaha (non operasional) adalah
pendapatan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan non
operasional/bukan aktivitas utama perusahaan. Pendapatan di
luar usaha merupakan bagian-bagian yang berasal dari transaksi
di luar operasi utama/aktivitas sekunder perusahaan, misalkan
pada perusahaan jasa perbengkelan, perusahaan menerima
komisi atas jasa servis yang diberikan. Pendapatan komisi yang
diterima dari pelanggan ini bukan termasuk pendapatan dalam
usaha, karena pada dasarnya aktivitas utama perusahaan adalah
jasa cuci dan servis kendaraan, maka jika perusahaan menerima
pembayaran selain dari operasional utama, pendapatan ini
tergolong ke dalam pendapatan di luar usaha. Contoh lainnya
adalah pendapatan dari hasil penyewaan, pendapatan bunga, dan
sebagainya.

2. Beban Operasional dan Non Operasional.


Dalam penyusunan laporan laba rugi, untuk menentukan
besarnya laba/rugi juga harus ditetapkan berapa total beban-
beban yang telah terjadi selama aktivitas perusahaan tiap
periode berjalan, baik beban operasional maupun beban non
operasional. Beban operasional adalah pengeluran aset lancar
(kas) yang dikeluarkan untuk pembiayaan atas beban yang

217
217
berhubungan dengan aktivitas utama/operasional perusahaan.
Dengan dibayarkannya beban/biaya operasional, maka aktivitas
utama perusahaan dapat berlangsung selama periode berjalan.
Contoh beban opersional meliputi pembayaran gaji/upah
karyawan, yang mana pengeluaran biaya atas karyawan
perusahaan ini merupakan beban operasional, dimana seorang
karyawan sangat berkaitan dengan kelangsungan operasional
perusahaan. Selain itu beban operasional lainnya seperti beban
sewa kantor, apabila perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
masih menggunakan gedung/kantor sewaan, beban iklan, yang
mana pembuatan iklan merupakan sarana untuk menunjang
dalam memasarkan produk/jasa perusahaan, dan beban
operasional yang berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan
lainnya.
Beban non operasional adalah pengeluaran aset lancar (kas)
yang dikeluarkan untuk pembiayaan atas beban yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas utama perusahaan.
Beban jenis ini harus diperhitungkan dalam pembuatan laporan
laba rugi, dengan tujuan untuk menghasilkan laba/rugi yang
semestinya. Beban non operasional menjadi dapat disebabkan
oleh peristiwa atau kondisi dimana perusahaan harus membayar
atas kewajiban yang sebenarnya tidak ada dalam anggaran
perusahaan sebelumnya/biaya yang harus dikeluarkan untuk hal
yang bersifat mendadak. Contoh beban non operasional adalah
pembayaran bunga, dimana beban bunga ini memungkinkan
bahwa sebelumnya perusahaan tidak mengetahui telah
dibebankan bunga atas pengaruh dari transaksi utama yang telah
dilakukan/terjadi, beban upah kurir, yang sebenarnya mungkin
bukan menjadi kewajiban harus dibayar, dan beban non
operasional lainnya. Selain itu kerugian tertentu yang jarang
terjadi juga dilaporkan dalam bagian ini, seperti kerugian atas

218
218
penjualan aset tetap, penjualan piutang usaha, dan kerugian
penjualan investasi.

3. Laba Kotor.
Laba kotor merupakan keuntungan yang diperoleh atas
pendapatan atau penghasilan selama periode berjalan.
Keuntungan ini belum dikurangkan dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan yang merupakan beban dalam periode yang
sama. Dengan demikian laba kotor adalah keuntungan yang
belum menggambarkan kondisi yang semestinya.

4. Pajak Penghasilan.
Pada prinsipnya, total beban pajak penghasilan adalah jumlah
pajak yang dikenakan atas seluruh transaksi yang dilakukan
perusahaan sepanjang satu tahun. Total beban pajak penghasilan
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan ini
pada umumnya timbul dari dua kewaajiban, yaitu yang pertama
kewajiban pajak saat ini, yang terutang sebagai konsekuensi dari
besarnya laba yang terkena pajak untuk periode berjalan, dan
yang kedua kewjiban pajak yang ditangguhkan sebagai
konsekuensi dari besarnya jumlah kena pajak di masa yang akan
datang. Namun dalam perusahaan yang memiliki ruang lingkup
kecil, dimana keuntungan/laba yang diperoleh tidak termasuk
penghasilan kena pajak, maka laporan laba rugi yang dibuat
tidak dicantumkan beban pajak penghasilan.

Dalam penyajian laporan laba rugi, terdapat istilah laba bersih


dan laba bersih setelah kena pajak, dimana laba bersih
merupakan laba yang diperoleh sebagai hasil akhir atas total
pendapatkan yang dikurang beban-beban, sedangkan laba bersih
setelah kena pajak merupakan laba yang diperoleh sebagai hasil

219
219
akhir atas laba bersih yang telah dikurangkan dengan pajak
penghasilan.

5. Laba atau Rugi Bersih.


Seperti yang telah disebutkan di atas, laba sebelum pajak-pajak
penghasilan dikurangkan dengan pajak penghasilan akan
diperoleh laba/rugi bersih. Laba atau rugi bersih ini memberikan
pengguna laporan keuangan sebuah ukuran ringkasan kinerja
perusahaan secara keseluruhan selama periode berjalan dan
setelah memperhitungkan besarnya pajak penghasilan.
Apabila dalam laporan laba rugi, total pendapatan lebih besar
dari pada total beban, maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya
jika total pendapatan lebih kecil dari pada total beban/total
beban lebih besar dari pada pendapatan, maka akan diperoleh
rugi.

2.1.5 Menerapkan Laporan Laba Rugi


Dari uraian mengenai komponen laporan laba rugi diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan laporan laba rugi,
unsur-unsur di dalamnya memiliki makna dan sifat-sifat sebagai
berikut:

➢ Pendapatan, merupakan arus masuk aset atau peningkatan


lainnya atas aset atau penyelesaian kewajiban perusahaan dari
pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang
merupakan operasional perusahaan.

➢ Beban, merupakan arus keluar aset atau penggunaan lainnya


atas aset atau terjadinya/munculnya kewajiban entitas yang
disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang/pemberian

220
220
jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasional
perusahaan.

➢ Keuntungan, merupakan kenaikan dalam ekuitas (aset bersih)


perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi/telah
dilakukan, baik transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
utama perusahaan (operasional), maupun transaksi sekunder
(non operasional) dan dari seluruh transaksi lainnya serta
peristiwa maupun keadaan-keadaan yang mempengaruhi
perusahaan, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik.

➢ Kerugian, merupakan penurunan dalam ekuitas (aset bersih)


yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi/telah dilakukan,
baik transaksi yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan (operasional), maupun transaksi sekunder (non
operasional) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa
maupun keadaan-keadaan yang mempengaruhi perusahaan,
tidak termasuk yang berasal dari beban atau distribusi kepada
pemilik.

Laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan


dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan
laba rugi. Pendekatan ikhtisar transaksi ini dikenal sebagai mtode
penandingan, dimana laba dihasilkan dari selisih antara sumber
daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan sumber daya
keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu.
Penyusunan laporan laba rugi memiliki dua bentuk format yang
berbeda, yaitu bentuk langsung (single step) dan bentuk bertahap
(multiple step). Laporan laba rugi dengan bentuk langsung
menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor

221
221
penentu laba/rugi bersih. Seluruh pendapatan, baik yang berasal
dari kegiatan operasional bisnis maupun non operasional bisnis
akan digabung menjadi satu jumlah sebagai total pendapatan.
Demikian juga untuk seluruh beban, mulai dari beban operasional
bisnis atau beban non operasional bisnis akan digabung menjadi
satu jumlah sebagai total beban, kemudian laba/rugi bersih
dihitung dari selisih antara total pendapatan dengan total beban.
Dengan demikian, dalam penyajian laporan laba rugi bentuk
langsung tidak merinci berapa besarnya total pendapatan
pendapatan operasional, pendapatan non operasional, laba kotor,
beban operasional, dan beban non operasional. Keunggulan dari
laporan laba rugi bentuk langsung adalah terletak pada
kesederhanaan penyajian dan tidak adanya penempatan khusus,
dimana satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan
dari yang lainnya.

222
222
Format laporan laba rugi bentuk langsung (single step):
Tabel 6.1
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Periode……………………

Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. XXX
Pendapatan Sewa Rp. XXX
Pendapatan Bunga Rp. XXX
Pendapatan Komisi Rp. XXX
Pendapatan Lain-lain Rp. XXX +
Rp. XXX
Beban:
Beban Gaji Rp. XXX
Beban Bunga Rp. XXX
Beban Iklan Rp. XXX
Beban Sewa Kantor Rp. XXX
Beban Utilitas Rp. XXX
Beban Lain-lain Rp. XXX
Beban Pajak Penghasilan Rp. XXX -
Rp. XXX

Laba/Rugi Bersih Rp. XXX

223
223
Ilustrasi:
Tabel 6.2
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp. 2.000.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 200.000,00
Pendapatan Komisi Rp. 150.000,00
Pendapatan Lain-lain Rp. 400.000,00 +
Total Pendapatan Rp. 7.750.000,00
Beban:
Beban Gaji Rp. 1.500.000,00
Beban Bunga Rp. 300.000,00
Beban Iklan Rp. 250.000,00
Beban Sewa Kantor Rp. 2.000.000,00
Beban Utilitas Rp. 100.000,00
Beban Lain-lain Rp. 150.000,00
Beban Pajak Penghasilan Rp. 500.000,00 -
Total Beban Rp. 4.800.000,00

Laba Bersih Rp. 2.950.000,00

Pajak penghasilan sering kali dilaporkan secara terpisah sebagai


pos terakhir sebelum laba bersih untuk memperlihatkan
perbandingan besarnya nilai antara laba sebelum pajak penghasilan
dengan laba setelah pajak penghasilan.
Maka, penyajian laporan laba rugi akan tampak seperti dibawah
ini:

224
224
Tabel 6.3
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00
Pendapatan Sewa Rp. 2.000.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 200.000,00
Pendapatan Komisi Rp. 150.000,00
Pendapatan Lain-lain Rp. 400.000,00 +
Total Pendapatan Rp. 7.750.000,00
Beban:
Beban Gaji Rp. 1.500.000,00
Beban Bunga Rp. 300.000,00
Beban Iklan Rp. 250.000,00
Beban Sewa Kantor Rp. 2.000.000,00
Beban Utilitas Rp. 100.000,00
Beban Lain-lain Rp. 150.000,00
Total Beban Rp. 4.300.000,00
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp. 3.450.000,00
Pajak Penghasilan Rp. 500.000,00
Laba Bersih Rp. 2.950.000,00

Sedangkan laporan laba rugi dalam bentuk bertahap akan


menunjukan tahapan-tahapan dalam menentukan laba bersih. Jenis
pendapatan akan dihitung berdasarkan jenisnya masing-masing,
yaitu pendapatan operasional, dengan pendapatan non operasional.
Total dari masing-masing nilai jenis pendapatan ini akan
dijumlahkan terlebih dahulu sebagai hasil dari laba kotor. Laba
kotor ini akan dikurangkan dengan jumlah beban, dimana total

225
225
beban yang sebelumnya telah dihitung berdasarkan jenis beban
masing-masing, antara beban operasional dengan beban non
operasional, seperti halnya nilai pendapatan. Hasil dari
pengurangan antara laba kotor dengan jumlah beban yang telah
disebutkan, akan menghasilkan laba sebelum pajak penghasilan.
Kemudian tahap terakhir seperti halnya laporan laba rugi bentuk
singel, laba ini akan dikurangkan dengan nilai pajak penghasilan,
sehingga akan menghasilkan nilai laba bersih setelah pajak
penghasilan.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam laporan laba rugi


bentuk bertahap, bagian operasional dipisahkan dan dibedakan
dengan bagian non operasional. Bagian operasional adalah bagian
yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama
perusahaan, sedangkan bagian non operasional adalah bagian yang
melaporkan pendapatan dan beban lain-lain dari aktivitas sekunder
perusahaan (bukan aktivitas utama). Selain itu keuntungan dan
kerugian tertentu yang jarang terjadi juga dilaporkan dalam bagian
non operasional.

Keunggulan dari penyajian laporan laba rugi dengan menggunakan


bentuk format bertahap adalah perusahaan akan dapat
membandingkan keuntungan yang diperoleh dari hasil aktivitas
utama perusahaan dan keuntungan yang dihasilkan dari bukan
aktivitas utama perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah
menganalisis, karena bentuk penyajiannya yang telah dipisah dan
dibedakan berdasarkan jenis-jenis posnya. Dengan demikian
perusahaan tidak lagi harus memilah-milah mana hasil keuntungan
dari kegiatan operasional dan mana yang bukan dari kegiatan
operasional, begitu juga untuk jenis beban yang telah dikeluarkan

226
226
oleh perusahaan, mana yang berdasarkan aktivitas utama
perusahaan dan yang bukan prioritas utama.

Format laporan laba rugi bentuk bertahap (multiple step):


Tabel 6.4
Nama Perusahaan
Laporan Laba Rugi
Periode……………………
Pendapatan Operasional:
Pendapatan Jasa Rp. XXX
Total Pendapatan Operasional: Rp. XXX

Pendapatan Non Operasional:

Pendapatan Sewa Rp. XXX


Pendapatan Bunga Rp. XXX
Pendapatan Komisi Rp. XXX
Pendapatan Lain-lain Rp. XXX +
Total Pendapatan Non Operasional: Rp. XXX +

Laba Kotor Rp. XXX

Beban Operasional:

Beban Gaji Rp. XXX


Beban Iklan Rp. XXX
Beban Sewa Kantor Rp. XXX
Beban Utilitas Rp. XXX
Total Beban Operasional: Rp. XXX

Beban Non Operasional:


Beban Bunga Rp. XXX
Beban Lain-lain Rp. XXX +
Total Beban Non Operasional Rp. XXX _
Jumlah Beban Rp. XXX -

Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan Rp. XXX

Pajak Penghasilan Rp. XXX -


Laba/Rugi Bersih Rp. XXX

227
227
Ilustrasi:
Tabel 6.5
CV. ALDIVA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017
Pendapatan Operasional:
Pendapatan Jasa Rp. 5.000.000,00

Total Pendapatan Operasional: Rp. 5.000.000,00

Pendapatan Non Operasional:

Pendapatan Sewa Rp. 2.000.000,00

Pendapatan Bunga Rp. 200.000,00

Pendapatan Komisi Rp. 150.000,00

Pendapatan Lain-lain Rp. 400.000,00 +

Total Pendapatan Non Operasional: Rp. 2.750.000,00 +

Laba Kotor Rp. 7.750.000,00

Beban Operasional:

Beban Gaji Rp. 1.500.000,00

Beban Iklan Rp. 250.000,00

Beban Sewa Kantor Rp. 2.000.000,00

Beban Utilitas Rp. 100.000,00

Total Beban Operasional: Rp. 3.850.000,00

Beban Non Operasional:


Beban Bunga Rp. 300.000,00

Beban Lain-lain Rp. 150.000,00 +

Total Beban Non Operasional Rp. 450.000,00 _

Jumlah Beban Rp. 4.300.000,00 -

Laba/Rugi Sebelum Pajak Penghasilan Rp. 4.450.000,00

Pajak Penghasilan Rp. 500.000,00 -

Laba/Rugi Bersih Rp. 2.950.000,00

228
228
2.2 Laporan Perubahan Modal (Statement of Owner’s Equity)

Gambar 6.3

Setelah menyajikan laporan laba rugi, tahap pelaporan yang selanjutnya


adalah membuat laporan keuangan laba rugi. Perusahaan telah mengetahui
besarnya keuntungan yang diperoleh selama periode berjalan melalui
laporan laba rugi, selain itu perussahaan dapat mengidentifikasi jenis
perolehan keuntungan, baik dari nilai nominal maupun jenis akun yang
menjadi komponen dari laporan tersebut. Hasil laporan yang diperoleh dari
laporan laba rugi, kemudian akan dijadikan dasar untuk menentukan laporan
perubahan modal sebagai tahap laporan keuangan berikutnya. Laporan
perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi
mengenai perubahan modal pada perusahaan yang disebabkan oleh adanya
kegiatan operasional perusahaan pada suatu periode akuntansi tertentu.
laporan perubahan modal dibuat atas dasar adanya perubahan yang terjadi
dari laporan keuangan yang telah dibuat pada periode berikutnya. Data yang
dijadikan laporan keuangan, secara keseluruhan akan mempengaruhi

229
229
perubahan modal, yang nantinya akan dijadikan sumber daya untuk
kelangsungan operasional perusahaan pada periode berikutnya.

Laporan perubahan modal yang disajikan dalam laporan keuangan bisa saja
mengalami perubahan kenaikan atau justru mengalami perubahan
penurunan modal dari besarnya modal yang terjadi pada periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan keuntungan yang diperoleh atas kegiatan
bisnis dalam perusahaan tidak selalu sama/berubah-ubah. Laporan
perubahan modal perusahaan erat kaitannya dengan laporan laba rugi, hal
ini disebabkan oleh laba bersih yang diperoleh perusahaan akan menambah
akun modal atau sebaliknya, apabila perusahaan mengalami rugi
bersih/kerugian secara otomatis akan mengurangi akun modal. Dengan
demikian laporan perubahan modal dapat disusun setelah adanya/dibuatnya
laporan laba rugi. Secara umum, perubahan modal dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik,
adanya laba dan kerugian usaha, dan pengambilan untuk keperluan pribadi
(prive). Hal-hal inilah yang merupakan komponen di dalam laporan
perubahan modal.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan


perubahan modal, adalah:
1) Untuk dapat mengikhtisarkan aktiva pembayaran dan investasi serta dana
yang dihasilkan selama satu periode akuntansi.
2) Menyajikan gambaran perubahan modal kerja, sehingga laporan
perubahan modal dapat digunakan evaluasi yang berkaitan dengan modal
usaha.
3) Sebagai dasar perbandingan dari aspek nilai penambahan atau penurunan
modal dari periode sebelumnya, sehingga strategi perusahaan mengenai
rencana kinerja periode selanjutnya dapat dipastikan.

230
230
2.2.1 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Modal
Dalam laporan perubahan modal akan menunjukkan bahwa seluruh
perubahan dalam ekuitas/modal untuk suatu periode, termasuk
komponen yang terdapat di dalamnya mengenai hasil dari pos
pendapatan dan juga beban telah diakui secara langsung pada ekuitas
untuk satu periode tersebut. Baik dalam pembuatan laporan keuangan
laba rugi, perubahan modal ataupun neraca, bersumber dari data
neraca saldo setelah disesuaikan yang tersaji dalam format kertas
kerja.
Dalam laporan perubahan modal, komponen yang digunakan
merupakan nilai hasil yang sesungguhnya, artinya nilai dari
komponen-komponen perubahan modal telah mengalami proses, baik
penyesuaian, akumulasi maupun koreksi pada kondisi sebelumnya
(seperti halnya tahap siklus akuntansi lainnya).

Dalam perjalanan saat menjalankan perusahaan, pastinya modal awal


yang telah disetorkan akan mengalami sebuah perubahan. Perubahan
modal ini terjadi karena modal yang telah disetorkan telah digunakan
dalam menjalankan roda sebagai aktivitas/kegiatan perusahaan. Selain
itu, seperti yang dijelaskan sebelumnya, faktor dari penambahan laba
yang diperoleh, serta penggunaan modal yang digunakan untuk
kepentingan pemilik.

Dengan demikian, komponen-komponen dalam penyajian laporan


perubahan modal, meliputi:
1) Modal Awal.
Untuk penyusunan laporan perubahan modal, komponen yang
utama adalah modal awal, dimana modal awal merupakan modal
yang digunakan pada awal periode. Sebelum perusahaan
mengetahui berapa perubahan modal yang akan digunakan pada
periode berikutnya, perusahaan harus mengetahui modal awal

231
231
terlebih dahulu, yang tercatat dalam neraca saldo akhir (neraca
setelah penyesuaian) yang tersaji dalam kertas kerja. Nilai modal
awal ini kemudian dijadikan data dasar pembuatan laporan
perubahan modal. Modal awal ini juga merupakan modal dari
pemilik yang disetor ke perusahaan sebagai sumber daya utama
dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

2) Tambahan Investasi dari Pemilik


Dalam melakukan kegiatan bisnis selama periode tertentu, pemilik
perusahaan terkadang melakukan penyetoran tambahan berupa
investasi pemilik sebagai tambahan modal dalam periode berjalan.
Hal ini tentu saja akan menambah modal awal yang sebelumnya
telah dibentuk/disetor. Tambahan investasi ini, akan dijadikan
sebagai dasar komponen laporan perubahan modal, karena
tambahan investasi dari pemilik memiliki sifat yang sama dengan
penyetoran modal awal. Namun tidak semua pemilik perusahaan
selalu menambahkan investasi pemilik sebagai modal tambahan,
karena pada dasarnya alasan adanya tambahan investasi dari
pemilik, kondisi perusahaan yang memang membutuhkan dana
tambahan dalam menjalankan kegiatan perusahaan, atau kondisi
dimana perusahaan ingin mengembangkan ruang lingkup
bisnisnya, sehingga disetorkannya tambahan investasi dari pemilik.

3) Perolehan Laba atau Rugi


Laba atau rugi yang diperoleh dari penyajian laporan laba rugi akan
mempengaruhi dampak perubahan modal. Apabila hasil dalam
laporan laba rugi diperoleh nilai laba, maka laba ini akan menjadi
komponen dalam laporan perubahan modal yang akan menambah
modal itu sendiri. Sebaliknya, apabila hasil dalam laporan laba rugi
diperoleh justru nilai rugi, maka nilai rugi ini akan mengurangi
modal awal, sehingga perolehan laba atau rugi dalam laporan laba

232
232
rugi sangat menentukan tingkat perubahan modal yang nantinya
akan digunakan untuk periode berikutnya.

4) Pengambilan Pribadi (Prive).


Pengambilan uang perusahaan yang digunakan untuk kepentingan
pribadi dari pemilik perusahaan dalam satu periode akuntansi, akan
mempengaruhi pengurangan modal. Dengan demikian, secara
tidak langsung pengambilan pribadi bersumber dari ketersediaan
dana yang ada diperusahaan, yang merupakan modal pemilik yang
digunakan untuk operasionnal perusahaan. Sebagian perusahaan
melakukan pengambilan pribadi atas harta perusahaan ini, tidak
semuanya digantikan kembali senilai uang yang diambil, sehingga
transaksi demikian berpengaruh besar dalam mengurangi modal
perusahaan (selain kerugian yang diperoleh).

5) Modal Akhir.
Modal akhir merupakan hasil dari penyesuaian
(penambahan/pengurangan) dari komponen-komponen laporan
perubahan modal, seperti modal awal, investasi tambahan,
laba/rugi dan prive yang diperoleh sebagai laporan laba rugi pada
akhir periode. Jumlah laba/rugi bersih yang terdapat pada laporan
perubahan modal pastilah sama dengan jumlah laba/rugi bersih
yang diperoleh dari laporan laba/rugi.

Dari uraian komponen laporan perubahan modal di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa komponen yang terdapat dalam laporan
perubahan modal bersumber dari kertas kerja/neraca lajur yang terdiri
dari:
(1) Modal awal yang terdapat pada neraca saldo.
(2) Jika terdapat tambahan investasi, dapat diambil dari neraca lajur
kolom penyesuaian sisi sebelah kredit (saldo normal modal).

233
233
(3) Laba bersih dapat dilihat pada neraca lajur di kolom laba/rugi sisi
debit atau hasil dari perhitungan labaa/rugi (nilai harus sama
dengan laba bersih di laporan keuangan laba rugi).
(4) Data pengambilan pribadi, dapat diambil dari neraca lajur pada
kolom neraca sisi sebelah debit.
(5) Rugi bersih perusahaan dapat diambil dari neraca lajur kolom
laba/rugi sisi sebelah kredit atau hasil dari perhitungan laporan
laba rugi

2.2.2 Menerapkan Laporan Perubahan Modal


Setelah memahami komponen/unsur unsur yang terdapat pada laporan
perubahan modal, maka penyajian laporan perubahan modal tidak
lepas dari komponen yang telah dijelaskan. Semakin besarnya nilai
dari komponen-komponen tersebut, maka perubahan modal yang
terjadi pun akan semakin besar dari modal sebelumnya, baik
perubahan dalam penurunan maupun kenaikkan modal pada akhir
periode. Di dalam menyajikan laporan perubahan modal, format yang
digunakan beserta komponen-komponen didalamnya, adalah sebaagai
berikut:

234
234
Catatan:
Jika dalam praktik pembuatan laporan keuangan, terdapat
komponen yang tidak ada dari sumber data yang digunakan, maka
tidak perlu dimasukkan kedalam format laporan.

235
235
2.3 Laporan Neraca (Balance Sheet)

Gambar 6.4

Salah satu manfaat dibuatnya kertas kerja/neraca lajur dalam tahap


pengikhtisaran adalah untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan,
baik laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Hal ini
disebabkan oleh, penyajian kertas kerja yang merupakan ikhtisar dari

236
236
tahapan demi tahapan pembukuan akuntansi yang telah dibuat dan
disimpulkan melalaui sajian dalam bentuk format kertas kerja. Salah
satunya terdapat nilai dari masing-masing pos dalam kolom laba rugi dan
neraca, dimana hasil yang terdapat dalam kolom laba rugi dan neraca akan
dipindahkan dalam bentuk format laporan laba rugi dan neraca. Dengan
demikian perusahaan tidak perlu mencari sumber-sumber lainnya secara
keseluruhan dalam pembuatan laporan keuangan, melainkan hanya
menyusun kembali komponen-komponen dari masing-masing laporan
keuangan, dari nilai yang sudah tercantum dalam kertas kerja.

Neraca (balance sheet) merupakan laporan keuangan yang menyajikan serta


melaporkan nilai dan posisi keseluruhan dari harta kekayaan yang dimiliki
perusahaan, meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas/modal pada satu periode
tertentu. Dengan demikian segala bentuk komponen harta, kewajiban dan
modal akhir dari perusahaan disajikan dalam laporan neraca. Jika laporan
laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan, maka neraca
menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Dengan menyediakan
informasi mengenai aset, kewajiban dan modal, neraca dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat likuiditas, struktur modal, dan
efisiensi perusahaan, serta menghitung tingkat pengembalian aset atas laba
bersih.

Neraca juga merupakan laporan yang wajib dibuat dalam suatu perusahaan,
hal ini disebabkan oleh sifat neraca sebagai informasi yang nantinya akan
digunakan pihak internal dan eksternal. Perusahaan yang tidak dapat
menyusun/tidak menyusun laporan neraca akan dianggap tidak maksimal
dalam mengatur jalannya manajemen keuangan dan tidak mampu
memberikan informasi penting kepada pihak-pihak yang terkait yang
memiliki peran dalam membuat kebijakan.

237
237
Sesuai dengan definisi dari neraca, berikut ini manfaat dengan dibuatnya
laporan neraca dalam perusahaan:
(1) Neraca dapat digunakan sebagai media/alat untuk menganalisis
perubahan kondisi keuangan suatu perusahaan secara berkala dari
periode ke periode.
(2) Neraca dapat digunakan sebagai media/alat untuk menganalisis
likuiditas suatu entitas bisnis, sehingga dapat diketahui kemampuan
suatu perusahaan untuk melakukan kewajibannya dengan harta likuid.
(3) Serta dapat digunakan sebagai media/alat untuk analisis kemampuan
suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh
tempo pelunasan.

2.3.1 Batasan-Batasan Neraca


Dalam menyusun neraca, neraca harus dapat disajikan secara
memadai dan akurat dalam mencerminkan aset, kewajiban dan modal
perusahaan. Pengguna laporan keuangan seharusnya dapat
memanfaatkan neraca untuk memperoleh gambaran yang cukup
mengenai suatu posisi harta perusahaan. Selain manfaat yang dapat
diperoleh dengan dibuatnya neraca, dalam neraca keuangan terdapat
batasan-batasan, seperti kecenderungan untuk mengabaikan efek
inflasi, tidak mencerminkan nilai perusahaan secara permanen,
melainkan hanya untuk mencerminkan pada periode pembuatan, serta
kurangnya memiliki daya banding.

Salah satu dari keterbatasan neraca lainnya adalah meningkatnya


penggunaan neraca yang hanya bersifat formalitas pembukuan
semata. Hal ini juga merupakan permasalahan bagi profesi akuntansi
jika hal ini terjadim dimana perusahaan biasanya enggan untuk
mengungkap seluruh kewajibannya dengan tujuan untuk membuat
posisi keuangan mereka seolah-olah tampak lebih baik. Untuk itu
akuntan harus benar-benar menguasai tentang standar pembuatan

238
238
laporan keuangan dan mengetahui bidang-bidang spesialis akuntansi,
sehingga batasan ini tidak akan timbul dalam pembuatan laporan
keuangan khususnya neraca.

Keterbatasan dari neraca lainnya adalah terkait dengan kebutuhan


daya banding, bahwa seluruh perusahaan tidak mengklasifikasikan
dan melaporkan seluruh item yang sama dengan cara yang sama.
Sebagai contoh, nama dan penggolongan akun yang berbeda,
beberapa perusahaan memberikan lebih terperinci dari pada yang
lainnya, dan beberapa perusahaan dengan transaksi yang sama
melaporkan secara berbeda. Perbedaan ini akan membuat
perbandingan menjadi sulit dan akan mengurangi nilai potensi dari
analisis neraca. Keterbatasan-keterbatasan ini dapat disebabkan
kurangnya profesionalisme sebagai profesi akuntan serta kebijakan
perusahaan yang salah, sehingga laporan yang dibuat tidak sesuai
dengan kondisi sebenarnya.

2.3.2 Unsur-Unsur Neraca


Mengacu pada penjelasan mengenai neraca di atas, terdapat tiga
unsur/komponen penting di dalam penyusunan neraca keuangan. Tiga
komponen neraca tersebut adalah aset, kewajiban, dan modal. Yang mana
aset merupakan manfaat ekonomi yang mungkin akan tejadi dimasa/periode
mendatang, yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari
transaksi atau peristiwa di masa lalu/periode sebelumnya, sedangkan
kewajiban yang meliputi utang merupakan pengorbanan atas manfaat
ekonomi yang mungkin terjadi di masa/periode berikutnya, yang timbul dari
kewajiban entitas pada saat/periode berjalan, untuk menyerahkan aset atau
memberikan jasa kepada entitas lainnya di masa depan/periode berikutnya
sebagai hasil

239
239
kepemilikan atau kepentingan residu dalam aset entitas yang masih tersisa
setelah dikurangi dengan kewajiban.

Laporan keuanagan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditor,


dan investor ketika komponen yang ada dalam laporan diklasifikasikan
secara tepat ke dalam masing-masing kelompok sesuai dengan ketentuan
dalam standar akuntansi keuangan dan sesuai dengan karakteristiknya.
Klasifikasi secara tepat terhadap komponen-komponen neraca akan berguna
untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai besarnya
jumlaah aset, yang meliputi aset lancar dan tidak lancar, total aset, jumlah
utang lancar dan utang jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya
modal. Selain manfaat dibuatnya laporan neraca diatas, dengan
mengklasifikasikan komponen dalam neraca secara tepat dan benar, maka
akan dapat:
(1) Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang
akan segera jatuh tempo lewat aset lancar yang dimiliki perusahaan.
(2) Mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi
kewajiban tidak lancar (jangka panjang).
(3) Memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek lewat aset yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa
mengalami kesulitan.
(4) Memprediksi jumlah total klaim kreditor atas aset perusahaan.
(5) Menprediksi jumlah total klaim pemilik dana atau investor atas aset
perusahaan.
(6) Memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan antara total
kewajiban dengan total aset.

Mengklasifikasikan komponen sebelum menyusun laporan neraca perlu


dipahami susunan dan penerapannya, hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam penyusunan laporan neraca mengenai

240
240
komponen yang terkait. Komponen-komponen dalam neraca di catat
berdasarkan jenis dan tingkat prioritas yang harus didahulukan dalam
penyusunannya. Dengan demikian perusahaan tidak akan
menggolongkan kembali, jika akan dilakukan penilaian atas posisi
keuangan, melainkan cukup menganalisis komponen yang ada di
dalam neraca yang sebelumnya sudah diklasifikasikan.
Klasifikasi penggolongan untuk komponen yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan neraca secara umum adalah sebagai
berikut:

Komponen-komponen yang ada dalam neraca umumnya


diklasifikasikan sebagai komponen lancar (jangka pendek) dan

241
241
komponen tidak lancar (jangka panjang). Kebanyakan perusahaan
lancar berarti satu tahun/kurang dari satu tahun. Jadi aset yang
diperkirakan akan digunakan dalam jangka waktu satu tahun/kurang
dikatakan sebagai aset lancar. Demikian juga, kewajiban yang
diperkirakan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun/kurang
dikategorikan sebagai kewajiban lancar.

ASET LANCAR
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang dapat dikonversi menjadi
kas, dijual, digunakan dalam jangka waktu satu tahun/kurang dari satu
tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal operasi perusahaan,
dimana siklus kegiatan normal operasi perusahaan merupakan
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melakukan
transaksi selama periode yang telah ditentukan. Beberapa perusahaan
dan jenisnya, siklus operasi normal perusahaan dapat berlangsung
selama lebih dari satu tahun. Ketika siklus operasi normal perusahaan
berlangsung selama lebih dari satu tahun, lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus operasi inilah yang
seharusnya digunakan untuk mendefinisikan dan menggolongkan
komponen aset lancar dan tidak lancar.
Untuk aset yang tergolong lancar, urutan penyajiannya di neraca
haruslah berdasarkan pada urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan
aset yang paling likuid (lancar) lalu diikuti dengan investasi jangka
pendek, piutang, perlengkapan/persediaan dan biaya dibayar di muka.
Kas, Setara Kas dan Investasi Jangka Pendek
Kas merupakan aset yang paling likuid yang dimiliki perusahaan,
oleh sebab itu kas akan diurutkan atau ditempatkan sebagai
komponen pertama dari aset lancar lainnya dalam neraca.
Sedangkan yang tergolong ke dalam kas meliputi uang kertas,
uang logam, cek, wesel pos (kiriman uang lewat pos), dan
deposito (tabungan). Perusahaan akan menggunakan istilah kas

242
242
dan setara kas dalam melaporkan kasnya. Kas sendiri terdiri dari
uang kas yang disimpan di bank (cash in bank), dan uang kas
yang tersedia di perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas
adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat
dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu
yang sangat segera. Pada umumnya, investasi ini memang pada
awalnya dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
pendapatan bunga dari uang kasnya yang untuk sementara waktu
memang berlebih atau tidak/belum terpakai dalam kegiatan
operasional perusahaan untuk beberapa waktu.

Piutang
Piutang dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha,
piutang wesel, dan piutang lain-lain. Piutang akan disajikan
dalam neraca sebesar nilai realisasi/telah direalisasikan bersih
yang dapat ditagih.
Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan
sebagai akibat adanya penjualan secara kredit atau pemberian jasa
perusahaan yang belum diterima pembayarannya. Piutang usaha
biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu
yang relatif pendek. Oleh sebab itu piutang usaha digolongkan
dalam aset lancar. Piutang wesel adalah tagihan perusahaan
kepada pembuat wesel (pihak yang telah berhutang kepada
perusahaan). Wesel diartikan sebagai surat perjanjian yang timbul
akibat adanya transaksi utang piutang. Dengan demikian piutang
wesel merupakan tagihan yang disertai dengan perjanjian sebagai
jaminan. Sedangkan yang termasuk piutang lain-lain adalah
piutang atas bunga, piutang deviden, piutang pajak dan piutang
karyawan. Jenis piutang wesel dapat diklasifikasikan dalam
neraca bisa sebagai aset lancar bisa juga sebagai aset tidak lancar
tergantug pada lamanya jatuh tempo pelunasan piutang wesel.

243
243
Perlengkapan dan Persediaan
Dalam mengklasifikasikan jenis persediaan, tergantung pada
jenis bidang perusahaannya, apakah perusahaan tersebut
merupakan perusahaan dagang, manufaktur maupun jasa. Jika
dalam jenis perusahaan dagang, maka komponen persediaan
dalam neraca adalah persediaan barang dagangan, karena
aktivitas operasionalnya menjual barang dagangan, namun jika
dalam jenis perusahaan manufaktur, terdapat penggolongan
persediaan barang, barang mentah hingga barang siap dipasarkan.
Pada perusahaan jasa, tidak terdapat persediaan barang dagang
yang dijual belikan sebagai aktivitas utama, maupun mengolah
barang sebelum siap dijual. Kalaupun dalam perusahaan jasa
terdapat penjualan barang, hal ini digolongkan ke dalam
penjualan investasi atau kegiatan non operasional. Maka dalam
perusahaan jasa, terdapat persediaan perlengkapan yang
digunakan selama aktivitas usaha. Perlengkapan inilah yang
menjadi komponen dalam neraca perusahaan jasa.

Biaya dan Sewa Dibayar Di Muka


Biaya dan sewa dibayar di muka yang termasuk dalam aset lancar
adalah pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan untuk
manfaat atau fasilitas yang akan diterima dalam satu siklus
operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama
jangka waktunya. Contoh yang paling umum dari biaya-biaya
dibayar di muka adalah biaya asuransi, pembayaran sewa, biaya
iklan dan biaya-biaya yang belum digunakan manfaatnya namun
telah dibayar. Biaya dan sewa dibayar di muka akan disajikan
dalam laporan neraca sebesar biaya historis yang terjadi pada
pembukuan atas transaksi.

244
244
ASET TIDAK LANCAR
Aset tidak lancar merupakan kebalikan dari sifat dan definisi dari aset
lancar. Aset tidak lancar mencangkup berbagai komponen seperti
investasi jangka panjang, aset tetap seperti peralatan, tanah,
gedung/bangunan, dan kendaraan, aset tidak berwujud seperti surat-
surat berharga yang merupakan harta perusahaan, dan aset tidak lancar
lainnya. Aset tidak lancar pada umumnya akan disajikan dalam neraca
setelah penyajian/penyusunan aset lancar.

Investasi Jangka Panjang


Investasi jaangka panjang dapat berupa penyertaan atau
kepemilikan saham dalam perusahaan induk atau anak
perusahaan. Pada praktiknya, terkadang dalam perusahaan dapat
melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk aset tetap
seperti tanah yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan bukan
untuk digunakan dalam kegiatan operasi bisnis perusahaan,
melainkan untuk tujuan investasi dalam rangka mencari
laba/keuntungan pada saat akan dijual nantinya.

Aset Tetap
Aset tetap merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu
perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya dan manfaatnya,
jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya.
Selain memiliki ciri-ciri dan karakteristik mendasar yang umum
sebagaimana yang terdapat pada aset lainnya, aset tetap memiliki
ciri-ciri yang mana merupakan barang fisik yang dimiliki
perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi
normal, memiliki umur yang terbatas. Nilai atas aset tetap
diperoleh dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh hak-
haknya yang sah atas pemanfaatan aset tersebut dan pada
umumnya jasa atau manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi

245
245
periode yang lebih panjang dari satu tahun, seperti
peralatan/mesin, tanah, gedung/bangunan, kendaraan operasional
dan aset tetap lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa aset tetap adalah aset jangka
panjang atau aset yang relatif permanen, dimana merupakan aset
berwujud karena terlihat secara fisik, dan dapat digunakan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian
dari kegiatan utama perusahaan.
Kemampuan aset tetap untuk memberikan jasa dan manfaat
kepada perusahaan dalam kegiatan operasi cenderung semakin
menurun dalam jangka waktu yang panjang, kecuali aset tetap
tanah, dimana tanah tidak ada pengurangan/mengalami
penyusutan sebab harga tanah justru cenderung akan meningkat
dari tahun ke tahun. Dengan demikian, akibat penurunan
kemampuan tersebut dan pengaruh faktor-faktor lainnya, seperti
keusangan, maka nilai yang melekat pada aktiva tetap akan
berubah seiring berlalunya waktu. Pengurangan yang terjadi pada
aset tetap disebut nilai penyusutan, yang akan mempengaruhi
penurunan nilai pada aset tetap. Nilai penurunan/penyusutan aset
tetap dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan dan lamanya
masa manfaat dari aset aktiva tersebut.

Aset Tidak Berwujud


Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki wujud fisik
dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hokum,
ekonomi, maupun kontrak soasial, seperti goodwill (nama baik),
trade mark (merk dagang), waralaba, hak paten, hak cipta, izin
penyiaran dan jenis aset tak berwujud lainnya. Di dalam akuntansi
penyusutan untuk aset tidak berwujud dinamakan amortasi. Sama
halnya dengan aset tetap, tidak semua aset tidak berwujud

246
246
diamortasi, tergantung pada kepastian umur yang terbatas atau
tidak terbatas.

Aset Tidak Lancar Lainnya


Komponen-komponen yang dicantumkan dalam kelompok aset
tidak lancar lainnya memiliki jenis yang beragam, meliputi biaya
dibayar di muka yang memiliki jangka panjang, biaya pensiun
dibayar di muka, piutang tidak lancar, dan aset pajak penghasilan
yang ditangguhkan.

KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar
dengan menggunakan aset/aktiva lancar atau menciptakan kewajiban
lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu
tahun/kurang dari satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kewajiban lancar
pada umumnya mencangkup berbagai komponen seperti utang usaha,
utang wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar,
pendapatan diterima dimuka dan bagian utang jangka panjang yang
lancar. Adapun yang termasuk dalam kategori beban yang masih
harus dibayar adalah utang gaji, utang bunga, dan utang pajak.

Utang Usaha
Utang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima sebelum
melakukan transaksi pembayaran kepada pemberi barang/jasa.
Jenis perusahaan dagang, seringkali perusahaan membeli barang
dagang secara kredit dari pemasok untuk dijual kembali kepada
para pelanggannya. Utang usaha ini biasanya akan segera dilunasi
oleh perusahaan dalam jangka waktu yang sangat singkat sesuai
dengan persyaratan kredit/termin pembayaran yang tercantum
dalam bukti dokumen transaksi (faktur)

247
247
Utang Wesel Jangka Pendek
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis (wesel) dicatat sebagai
utang wesel, dimana pada saat terjadinya transaksi utang, terdapat
surat perjanjian yang telah disepakati antara perusahaan (yang
berhutang) dan pihak yang memberikan pinjaman maupun pihak
penjual barang/jasa. Dengan demikian, pihak yang berutang
berjanji kepada pihak yang diutangkan untuk membayar sejumlah
uang tertentu berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah
disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara resmi dalam
sebuah wesel.

Beban yang Masih Harus Dibayar


Beban yang masih harus dibayar merupakan beban atau kewajiban
yang telah menjadi beban yang belum dibayarkan/belum selesai
dibayar secara keseluruhan sebelum dicatat dalam periode
akuntansi. Pada akhir periode tentu saja perusahaan harus
melakukan pencatatan atas beban ini. Sedangkan yang tergolong
ke dalam beban yang masih harus dibayar adalah utang pajak
penghasilan karyawan, utang bunga, utang gaji dan upah, dan jenis
beban yang masih harus dibayar lainnya.

Pendapatan Diterima Di Muka


Jenis pendapatan diterima di muka terjadi karena adanya
pembayaran yang diterima sebelum barang atau jasa diberikan
kepada pelanggan/pihak yang telah membayar ke perusahaan.
Misalkan sewa diterima di muka, dimana pihak yang menyewakan
biasanya akan menerima terlebih dahulu uang muka dari pihak
penyewa untuk pemakaian sewa beberapa bulan/waktu ke depan.
Uang yang diterima di muka ini, bagi pihak yang menyewakan

248
248
(yang menerima uang muka) adalah merupakan utang, karena
uang telah diterima atas periode sewa yang belum berjalan.

Bagian Utang Jangka Panjang yang Lancar Lainnya


Bagian komponen yang termasuk utang jangka panjang yang
lancar lainnya merupakan sebagian dari kewajiban jangka panjang
yang akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana
yang paling lama. Kewajiban ini tergolong sebagai kewajiban
lancar.

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak
akan dibayar dalam waktu 1 (satu) tahun atau dalam satu siklus
operasi normal perusahaan. Kewajiban tidak lancar pada umumnya
mencangkup berbagai komponen, yaitu utang jangka panjang seperti
utang bank dan utang wesel jangka panjang, kewajiban sewa jangka
panjang, utang wesel, kewajiban yang ditangguhkan dan kewajiban
tidak lancar lainnya.

Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang merupakan kewajiban berupa utang yang
memiliki tenggang waktu pembayaran lebih dari satu tahun buku
atau operasi normal perusahaan. Utang jangka panjang berbeda
dengan utang jangka pendek yang memiliki jatuh tempo atau
segera dibayarkan selama satu tahun/kurang dari satu tahun.
Contoh utang jangka panjang lainnya adalah utang hipotek, dan
kewajiban sejenis lainnya yang tidak memerlukan penggunaan
dana lancar untuk pembayarannya.

249
249
Kewajiban Pajak yang Ditangguhkan
Kewajiban pajak yang ditangguhkan adalah perkiraan pajak
penghasilan atas pendapatan yang sudah terjadi, tetapi
berdasarkan ketentuan perpajakan belum terutang pajak/belum
dibebankan karena belum ada penerimaan kas atau dengan kata
lain bahwa kewajiban pajak ini secara legal/resmi belum ada, dan
baru akan secara resmi diterbitkan kena pajak atau memerlukan
pembayaran pajak diperiode mendatang, maka disebut dengan
kewajiban pajak yang ditangguhkan.

Kewajiban Tidak Lancar Lainnya


Yang termasuk sebagai kewajiban tidak lancar lainnya adalah
kewajiban pensiun yang masih harus dibayar, utang jaminan
produk, dan kewajiban kontijensi lainnya. Kewajiban pensiun
yang masih harus dibayar terjadi apabila besarnya kewajiban
pensiun melebihi besarnya nilai wajar dana pensiun.

EKUITAS PEMILIK
Metode pelaporan ekuitas/modal memilik metode yang berbedaa
tergantung pada jenis dan bentuk perusahaan. Untuk perusahaan
perorangan, ekuitas dilaporkan secara tunggal dengan menggunakan
akun modal. Saldo dalam akun ini merupakan hasil kumulatif dari
investasi dan penarikan pemilik serta laba atau rugi bersih yang telah
dihasilkan. Sedangkan untuk jenis dan bentuk perusahaan
persekutuan, ekuitas dilaporkan dengan menggunakan beberapa akun
modal yang disajikan secara terpisah untuk masing-masing anggota
sekutu. Saldo modal dari masing-masing anggota sekutu ini berisi
ikhtisar hasil investasi dan penarikan serta bagian laba rugi bersih dari
firma.
Ekuitas pemilik dalam perusahaan perseroan disebut dengan ekuitas
pemegang saham. Dalam perusahaan perseroan, investor ataau para

250
250
pemegang saham merupakan pemilik perusahaan. Dalam neraca
perusahaan perseroan, bagian ekuitas pemegang saham akan
melaporkan secara terperinci jumlah dari masing-masing dua sumber
utama modal, yaitu sumber modal yang pertama adalah modal yang
disetor atau yang dikontribusi oleh pemegang saham, yang dinamakan
sebagai modal disetor. Sedangkan sumber modal yang kedua adalah
laba bersih yang ditahan atau diinvestasikan kembali kedalam
perusahaan, yang dinamakan sebagai laba ditahan atau saldo laba.
Laba ditahan timbul sebagai hasil dari kegiatan perusahaan, yaitu laba
bersih, yang sebagian dari laba bersih ini akan ditahan atau
diinvestasikan kembali kedalam perusahaan.

2.3.3 Menerapkan Laporan Neraca


Ketika menyusun neraca, susunan klasifikasi aset dan utang dapat
bervariasi, akan tetapi secara umum dalam penyajian neraca
menekankan yang bersifat likuiditas. Sedangkan aset tetap dilaporkan
dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama,
yaitu dimulai tanah, bangunan dan seterusnya. Jika pada penyusunan
komponen laporan tahapan siklus akuntansi sebelumnya lebih
menekankan susunan berdasarkan nomor akun, dalam neraca lebih
menekankan tingkatan masing-masing dari sifat komponen (aset,
kewajiban dan ekuitas).
Dalam menerapkan laporan neraca, terdapat bentuk susunan/format
yang pada umumnya digunakan dalam penyajiannya, diantaranya
format bentuk skontro, neraca bentuk laporan dan neraca bentuk
staffel.
Neraca bentuk skontro dalam penyusunannya, kelompok/komponen
aset dicantumkan pada sisi sebelah kiri, sedangkan kelompok
kewajiban dan ekuitas dicantumkan pada sisi sebelah kanan.
Kelemahan utama dari bentuk neraca ini adalah diperlukannya satu
halaman yang cukup lebar untuk menyajikan komponen-komponen

251
251
tersebut saling berdampingan/bersebelahan. Sedangkan format neraca
bentuk laporan kewajiban dan ekuitas akan disajikan tepat di bawah
komponen aset. Jenis format ini akan tampak penyajian laporan
neraca secara horizontal, dan tidak memerlukan halaman yang cukup
lebar. Bentuk neraca yang paling sederhana atau disebut neraca bentuk
staffel, yaitu bentuk neraca yang disusun memanjang kebawah seperti
halnya bentuk laporan, namun saldo saldo/nilai dari masing-masing
komponen diletakkan pada bagian samping kolom debit dan kredit.
Perlu diketahui bahwa semua bentuk laporan dalam tahapan siklus
akuntansi, penyajian nilai akhir, baik yang melibatkan format kolom
debit kredit maupun letak posisi kolom dari komponen, haruslah
memiliki hasil yang selalu sama/seimbang (balance) sebagai prinsip
dalam pencatatan akuntansi.

252
252
a. Neraca Bentuk Skontro
Tabel 6.11
NAMA PERUSAHAAN
Neraca
Periode……………..
AKTIVA KEWAJIBAN

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp XXX Utang usaha Rp XXX

Piutang usaha Rp XXX Utang gaji Rp XXX

Perlengkapan Rp XXX Pendapatan diterima di muka Rp XXX +

Asuransi dibayar di muka Rp XXX Total Kewajiban Lancar Rp XXX

Beban dibayar di muka Rp XXX +

Total Aktiva Lancar Rp XXX

Aktiva Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar

Peralatan Rp XXX Utang Bank Rp XXX

Akm. Penyusutan Peralatan Rp XXX Utang hipotek Rp XXX +

Bangunan Rp XXX Total Kewajiban tidak lancar Rp XXX +

Akm. Penyusutan Bangunan Rp XXX TOTAL KEWAJIBAN Rp XXX

Kendaraan Rp XXX EKUITAS PEMILIK Rp XXX

Akm. Penyusutan Kendaraan Rp XXX + Modal Rp XXX +


Total Aktiva Tidak Lancar Rp XXX + Rp XXX

TOTAL AKTIVA Rp XXX TOTAL PASIVA Rp XXX

(Kewajiban+Modal)

Catatan:
untuk komponen aktiva tidak lancar/aktiva tetap, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa aktiva tetap ini akan mengalami
penyusutan dan nilai penyusutan ini akan mengurangi aktiva tetap
yang terkait, akun yang bersifat mengurangi ini disebut akun
kontra, seperti akun akumulasi penyusutan peralatan akan
mengurangi nilai peralatan, akumulasi penyusutan bangunan akan

253
253
mengurangi akun bangunan, dan akumulasi penyusutan kendaraan
akan mengurangi nilai kendaraan, dan jenis akun kontra lainnya.
Ilustrasi:
Tabel 6.12
CV. ALDIVA
Neraca
Per 31 Desember 2017
AKTIVA KEWAJIBAN

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas 8.000.000 Utang usaha 9.000.000

Piutang usaha 10.000.000 Utang gaji 1.000.000

Perlengkapan 3.000.000 Pendapatan diterima di muka 8.000.000 +

Asuransi dibayar di muka 1.200.000 Total Kewajiban Lancar 18.000.000

Beban dibayar di muka 4.000.000 +

Total Aktiva Lancar 26.200.000

Aktiva Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar

Peralatan 5.000.000 Utang Bank 12.000.000

Akm. Penyusutan Peralatan (100.000) Utang hipotek 15.000.000 +

Bangunan 100.000.000 Total Kewajiban tidak lancar 27.000.000 +

Akm. Penyusutan Bangunan (1.000.000) TOTAL KEWAJIBAN 45.000.000

Kendaraan 15.000.000 EKUITAS PEMILIK

Akm. Penyusutan Kendaraan (150.000) + Modal 99.950.000 +

Total Aktiva Tidak Lancar 118.750.000 +

TOTAL AKTIVA 144.950.000 TOTAL PASIVA 144.950.000

(Kewajiban+Modal)

Catatan:
Nilai modal/ekuitas yang dicantumkan dalam laporan neraca
merupakan nilai modal akhir yang tertera dalam laporan perubahan
modal, bukan nilai modal awal/modal yang disetor pada awal
periode.

254
254
b. Neraca Bentuk Laporan
Tabel 6.13
NAMA PERUSAHAAN
Neraca
Periode…………….
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp XXX
Piutang usaha Rp XXX
Perlengkapan Rp XXX
Asuransi dibayar di muka Rp XXX
Beban dibayar di muka Rp XXX +
Total Aktiva Lancar Rp XXX

Aktiva Tidak Lancar


Peralatan Rp XXX
Akm. Penyusutan Peralatan Rp XXX
Bangunan Rp XXX
Akm. Penyusutan Bangunan Rp XXX
Kendaraan Rp XXX
Akm. Penyusutan Kendaraan Rp XXX +
Total Aktiva Tidak Lancar Rp XXX +
TOTAL AKTIVA Rp XXX

KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang usaha Rp XXX
Utang gaji Rp XXX
Pendapatan diterima di muka Rp XXX +
Total Kewajiban Lancar Rp XXX
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Bank Rp XXX
Utang hipotek Rp XXX +
Total Kewajiban tidak lancar Rp XXX +
TOTAL KEWAJIBAN Rp XXX
EKUITAS PEMILIK
Modal Rp XXX +

TOTAL PASIVA Rp XXX


(Kewajiban+Modal)

255
255
Ilustrasi:
Tabel 6.14
CV. ALDIVA
Neraca
Per 31 Desember 2017
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas 8.000.000
Piutang usaha 10.000.000
Perlengkapan 3.000.000
Asuransi dibayar di muka 1.200.000
Beban dibayar di muka 4.000.000 +
Total Aktiva Lancar 26.200.000

Aktiva Tidak Lancar


Peralatan 5.000.000
Akm. Penyusutan
(100.000)
Peralatan
Bangunan 100.000.000
Akm. Penyusutan
(1.000.000)
Bangunan
Kendaraan 15.000.000
Akm. Penyusutan Kendaraan (150.000) +
Total Aktiva Tidak Lancar 118.750.000 +
TOTAL AKTIVA 144.950.000

KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang usaha 9.000.000
Utang gaji 1.000.000
Pendapatan diterima di muka 8.000.000 +
Total Kewajiban Lancar 18.000.000
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Bank 12.000.000
Utang hipotek 15.000.000 +
Total Kewajiban tidak
lancar 27.000.000 +
TOTAL KEWAJIBAN 45.000.000
EKUITAS PEMILIK
Modal 99.950.000 +

TOTAL PASIVA 144.950.000


(Kewajiban+Modal)

256
256
c. Neraca Bentuk Staffel
Tabel 6.15

257
257
Ilustrasi:
Tabel 6.16

Perkiraaan/Akun Debit Kredit


AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas 8.000.000
Piutang Usaha 10.000.000
Perlengkapan 3.000.000
Asuransi dibayar di muka 1.200.000
Beban dibayar di muka 4.000.000
Aktiva Tidak Lancar:
Peralatan 5.000.000
Akm.penyst. peralatan 100.000
Bangunan 100.000.000
Akm.penyst. bangunan 1.000.000
Kendaraan 15.000.000
Akm.penyst. kendaraan 150.000

KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar:
Utang usaha 9.000.000
Utang gaji 1.000.000
Pendapatan diterima dimuka 8.000.000
Kewajiban Tidak Lancar:
Utang bank 12.000.000
Utang hipotek 15.000.000

EKUITAS PEMILIK
Modal 99.950.000

TOTAL 144.950.000 144.950.000

258
258
2.4 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Gambar 6.5

Penyajian tahap akhir dalam tahap pelaporan keuangan siklus akuntansi


adalah penyusunan laporan arus kas. Pada dasarnya fokus utama dari
pembuatan laporan keuangan adalah laba/keuntungan, dimana informasi
mengenai laba merupakan indikator yang baik dalam menentukan atau
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dimasa yang
akan datang. Akan tetapi laporan arus kas perlu dibuat sebagai tahapan
akhir dalam susunan tahapan penyajian laporan keuangan, karena
beberapa hal seperti bahwa ada kalanya ukuran/nilai laba tidak
mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, seluruh imformasi
mengenai kinerja perusahaan selam periode tertentu dapat diperoleh
melalui kondisi yang tersaji dalam laporan arus kas, serta laporan arus kas
dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi arus kas perusahaan di
masa yang akan datang. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan
yang menyajikan informasi tentang arus penerimaan dan pengeluaraan kas
suatu perusahaan selama suatu periode. Hal-hal yang disajikan dalam

259
259
laporan arus kas meliputi jumlah kas yang diterima dan jumlah kas yang
telah dikeluarkan. Laporan arus kas merinci sumber penerimaan maupun
pengeluaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan.

Laporan arus kas juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
apakah rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah
berjalan segaimana mestinya. Dengan laporan arus kas, informasi
mengenai dari mana saja sumber penerimaan kas dan untuk pembiayaan
apa saja kas yang dikeluarkan akan tersaji secara terperinci.

Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus keluar, dimana
laporan ini akan memberikan informasi yang bermaanfaat bagi pengguna,
meengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas
operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban dan membayar deviden
laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan
operasional yang telah berlangsung dan merencanakan aktivitas investasi
dan pembiayaan di masa yang akan datang.
Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran/pengeluaran kas
diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan pembiayaan.

Aktivitas operasi meliputi transaksi-transaksi yang tergolong sebagai


penentu besarnya laba/rugi bersih penerimaan kas dari penjualan barang
bagi perusahaan dagang, atau pemberian jasa bagi perusahaan jasa
merupakan sumber arus kas masuk yang utama. Sumber penerimaan kas
yang lainnya seperti pendapatan bunga, deviden, dan penjualan sekuritas
yang diperdagangkan. Sedangkan arus kas keluar meliputi pembayaran
untuk pembelian barang dagang bagi perusahaan dagang, pembelian
berbagai aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan, membayar
gaji/upah karyawan, membayar beban pajak, beban bunga, beban utilitas,
biaya sewa, dan pembelian sekuritas yang diperdagangkan serta

260
260
pengeluaran kas lainnya. Perlu diketahui bahwa kas yang diterima dari
pendapatan bunga dan deviden, bukan termasuk kategori sebagai aktivitas
investasi, melainkan aktivitas operasi. Adapun yang termasuk sebagai
aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah, bangunan, dan
peralatan, yang merupakan bukan aktivitas utama perusahaan, namun
transaksi ini dilakukan untuk dapat dijual kembali nantinya sebagai usaha
dalam mencari keuntungan. Aktivitas demikian dapat digolongkan ke
dalam aktivitas investasi. Disamping itu, aktivitas investasi juga meliputi
pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang bukan untuk tujuan
diperdagangkan, penjualan segmen bisnis, dan pemberian pinjaman
kepada entitas lain, termasuk penagihannya.

2.4.1 Penggolongan Komponen Laporan Arus Kas


Arus kas dari aktivitas Operasional
Arus kas yang paling utama dari perusahaan adalah terkait dengan
aktivitas operasi. Komponen ini merupakan komponen yang
disajikan dalam laporan arus kas yang paling utama, dimana aktivita
operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkab dengan
dasar akrual, sedangkan laporan kas melaporkan dampaknya
terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari
pengumpulan kas yang dihasilkan dari pelanggan.
Metode yang digunakan dalam menghitung dan melaporkan jumlah
arus kas bersih dari aktivitas operasi yaitu metode langsung dan tidak
langsung.

Metode langsung yang disebut dengan metode laporan laba rugi


pada dasarnya adalah menguji kembali setiap komponen laporan
laba rugi dengan tujuan untuk untuk melaporkan berapa kas yang
diterima atau yang dibayarkan terkait dengan setiap komponen dari
laporan laba rugi tersebut. Sebagai contoh besarnya pendapatan
jasa/penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji

261
261
kembali dengan menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui
berapa besarnya uang kas yang telah diterima dari pelanggan
sepanjang periode. Untuk beban gaji dan upah, beban bunga, beban
pajak, dan beban-beban lainnya yang tersaji dalam laporan laba rugi
juga akan diuji kembali untuk mengetahui berapa besarnya uang kas
yang benar-benar telah dibayarkan atas beban-beban tersebut.

Metode tidak langsung yang disebut dengan metode rekonsiliasi


dimulai dengan angka/nilai laba/rugi sebagaimana yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi dan menyesuaikan besarnya laba/rugi bersih
tersebut. Pilihan antara metode langsung dan dan tidak langsung
hanya mempengaruhi format penyusunan laporan arus kas dari
aktivitas operasi. Sedangkan untuk format penyusunan laporan arus
kas dari aktivitas investasi dan pembiayaan adalah sama tanpa
memperhatikan metode mana yang digunakan dalam melaporkan
arus kas dari aktivitas operasi.

Dari uraian mengenai metode langsung dan tidak langsung diatas,


maka dapat disimpulan bahwa apabila digunakan metode langsung
akan mencatat kembali komponen yang terdapat dilaporan laba rugi,
sedangkan apabila menggunakan metode tidak langsung hanya
mencatat nilai laba/rugi bersih yang tertera dalam laporan laba rugi
(tanpa menulis kembali komponen-komponen laba rugi). Sebab nilai
laba/rugi ini merupakan penyesuaian pendapatan dan beban-beban
sebagai komponen laporan laba rugi.

262
262
Catatan:
Apabila menggunakan metode tidak langsung, maka penyajian
laporan arus kas tidak menjabarkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas/pembiayaan, namun cukup memasukan nilai dari
hasil laba/rugi bersih.

Arus kas dari aktivitas investasi


Seperti yang telah disinggung di awal, yang termasuk sebagai
aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah, bangunan,
dan peralatan. Di samping itu, aktivitas investasi juga meliputi
pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang bukan untuk
tujuan diperdagangkan. Pelaporan arus kas dari aktivitas investasi

263
263
tidak dipengaruhi oleh metode langsung ataupun metode tidak
langsung.
Jika arus kas masuk dari aktivitas investasi lebih besar dari pada
arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang dihasilkan oleh
aktivitas investasi akan dilaporkan. Dan jika arus kas masuk dari
investasi lebih kecil dibanding dengan arus keluarnya, maka arus
kas bersih yang digunakan dalam aktivitas investasi dilaporkan.

Arus kas dari aktivitas pembiayaan/pendanaan


Aktivitas pembiayaan meliputi transaksi-transaksi dimana kas
diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepemilik dana/investor
dan kreditor. Seperti, kas bersih yang diterima dari penerbitan
saham atau sekuritas utang, pembayaran untuk membeli kembali
saham, atau untuk menebus kembali utang obligasi/utang jangka
panjang dan pembayaran deviden tunai. Maka yang termasuk
kedalam aktivitas pembiayaan meliputi transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan utang jangka panjang maupun ekuitas
perusahaan. Pembayaran utang lancar/jangka pendek bukan
tergolong sebagai aktivitas pembiayaan, melainkan aktivitas
operasi.

264
264
Jika arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih besar
disbanding dengan arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang
dihasilkan oleh aktivitas pembiayaan akan dilaporkan, namun jika
arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih kecil dibanding
dengan arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang digunakan
dalam aktivitas pembiayaan dilaporkan.

265
265
2.4.2 Ilustrasi Laporan Keuangan

Catatan:
Hasil dari laporan arus kas, akan di akumulasikan dengan modal
pada awal periode, sehingga jumlah arus kas akan mencerminkan
kondisi arus kas yang sebenarnya, hasil dari kegiatan perusahaan
dalam periode tertentu.

266
266
Ilustrasi tahapan penyajian laporan keuangan
Di bawah ini merupakan data yang disajikan dalam neraca lajur
(tahap pengikhtisaran), sebagai dasar untuk penyusunan laporan
keuangan:

267
267
Catatan:
Tampak bahwa nilai laba bersih memiliki jumlah yang sama pada
selisih neraca lajur kolom laba rugi dan neraca yaitu sebesar
Rp 3.525.000,00

268
268
269
269
Sekelumit tentang Nah, setelah kamu berhasil masuk kejurusan
Kompetensi Keahlian akuntansi dan telah belajar mengenai ruang
Akuntansi dan Keuangan lingkup akuntansi dan penerapan tahapan siklus
Lemabaga akuntansi pada pembelajaran sebelumnya, berarti
kalian siap untuk bertemu angka dan laporan
keuangan setiap hari. Apalagi kalian baru saja
mempelajari siklus akuntansi tahap pelaporan.
Jadi kalian akan sering menghadapi jumlah mata
uang dalam penyajiannya.
Selain itu, siswa akuntansi juga dituntut untuk
menjadi kreatif dalam meneliti, keteraturan,
ketertiban dan kapatuhan akan menjadi kunci
keberhasilan kalian dalam menjalankan fungsi dan
tujuan akuntansi untuk membuat laporan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam ilmu akuntansi. Kalian juga akan selalu
dituntut untuk menyimpan seluruh bukti transaksi
secara lengkap, rapi dan berurutan sesuai dengan
waktu terjadinya transaksi. Transaksi ini akan
dijadikan dasar utama dalam pembuatan laporan
akuntansi. Dari beberapa macam tuntutan tersebut,

270
270
terdapat beberapa fakta unik tentang pelajar
jurusan akuntansi.
1. Kalkulator adalah senjata andalan.
Beda dengan jurusan lainnya, pelajar dengan
jurusan akuntansi akan lebih memilih
membawa kalkulator sebagai senjata andalan
sekaligus teman setia dalam bekecimpung di
dunia akuntansi. Benda yang setia menemani
kegalauan pelajar akuntansi saat
perhitungannya tidak tepat dan tidak
seimbang (balance), sering sekali digunakan
berkali kali demi menciptakan hasil dari
laporan keuangan yang seimbang.
2. Sering berkhayal memiliki uang banyak
sebagai media penghitungan.
Pelajar akuntansi sering sekali menghitung
jumlah uang yang tidak sedikit, bahkan
mencapai ratusan juta. Uniknya lagi jumlah
uang yang dihitung dengan jumlah ratusan juta
ini tidak ada bentuk fisiknya. Hal ini
menjadikan pelajar akuntansi memiliki
kemampuan khusus yang lain juga, dapat
menghitung dan menyimpan jumlah uang yang
banyak secara khayalan di saat sedang
menghitung laporan secara tertulis.
Kemampuan ini yang dapat menambah dan
mengasah daya ingat pelajar akuntansi dan
teknik perhitungan angka dan nilai uang
tentunya.
3. Teliti dalam soal hitung-menghitung.

271
271
Pelajar akuntansi biasanya sangat teliti dalam
perhitungan, terutama dalam pembuatan
laporan keuangan, karena tuntutan laporan
keuangan harus memiliki hasil yang tepat dan
benar. Kebiasaan ini akhrinya terbawa dalam
kesehariannya, sehingga kebiasaan ini akan
membuat para pelajar akuntansi memiliki
ketepatan dan kecepatan dalam menghitung
4. Peluang kerja lebih luas dibanding jurusan
yang lain.
Lulusan akuntansi memiliki banyak peluang
dan kesempatan dalam dunia kerja, khususnya
sebagai tenaga akuntansi pada bagian
keuangan. Tapi tidaak menutup kemungkinan
jika lulusan dari jurusan akuntansi juda bisa
berkarir di bagian lain di banyak
industri/perusahaan. Apa sajakah prospek karir
lulusan akuntansi? Selain bekerja menjadi
akuntan publik lulusan ini juga bisa jadi
akuntan di pemerintahan. Tidak hanya itu,
lulusan akuntansi juga bisa berpeluang menjadi
Auditor di Badan Pengawas Keuangan (BPK).
Selain itu, para pelajar akuntansi juga bisa
menjadi konsultan keuangan maupun tenaga
pengajar di bidang kompetensi kejuruan
akuntansi. Nah yang paling menarik adalah
para pelajar akuntansi bisa menjadi pengusaha
dan memiliki bisnis pribadi.

272
272
Pokok Uraian Definisi
Tahapan pelaporan akuntansi tahapan siklus akuntansi yang merupakan hasil
adalah
akhir dari serangkaian proses pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran data dari
transaksi bisnis.

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakaan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, yang juga merupakan
sebagai alat informasi yang menghubungkan
perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang menunjukan kondisi
keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan
dalam periode/jangka waktu tertentu.

Urutan laporan keuangan (tahap ➢ Laporan Laba/Rugi (Income Statement),


pelaporan) berdasarkan proses merupakan laporan yang disususun secara
penyajiannya adalah sebagai sistematis yang memuat akun pendapatan dan
berikut: beban perusahaan untuk satu periode waktu
tertentu.
➢ Laporan Perubahan Modal Pemilik
(Statement of Owner’s Equity), merupakan
sebuah format laporan yang menyajikan
ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik
suatu perusahaan untuk satu periode waktu
tertentu.
➢ Neraca (Balance Sheet), merupakan sebuah
laporan yang disusun secara sistematis

273
273
mengenai posisi aset, kewajiban, dan
modal/ekuitas perusahaan per periode tertentu.
➢ Laporan Arus Kas (Statement of Cash
Flow), merupakan sebuah laporan yang dibuat
untuk menggambarkan arus kas masuk dan
arus kas keluar secara terperinci dari masing-
masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas
operasi, aaktivitas investasi sampai dengan
aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu
periode waktu tertentu.

Karakteristik laporan ➢ Bersifat Keuangan


keuangan: ➢ Statement Historik
➢ Taksiran dan Pertimbangan
➢ Bertujuan Umum
➢ Entitas Bisnis
➢ Penyusunan laporan keuangan bersifat
konservatif, serta menggunakan istilah-istilah
teknis, serta bersifat kualitatif

Tujuan laporan keuangan: ➢ Memberikan informasi yang terpercaya


mengenai sumber daya ekonomi dan berbagai
kewajiban yang ada dalam perusahaan.
➢ Memberikan informasi mengenai sumber
kekayaan bersih yang bersumber dari kegiatan
operasional perusahaan dalam mencari
laba/keuntungan
➢ Memungkinkan untuk menaksir potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
➢ Memberikan informasi yang diperlukan lainnya
tentang perubahan aset dan kewajiban serta
mengungkapkan informasi yang relevan lainnya
yang dibutuhkan oleh para pemakai informasi
laporan keuangan.

274
274
Bentuk-bentuk laporan 1. Laporan laba rugi
keuangan: 2. Laporan perubahan modal
3. Laporan neraca
4. Laporan arus kas

Batasan-batasan laporan laba ➢ Rekening/akun yang tidak dapat diukur secara


rugi: akurat tidak dilaporkan.
➢ Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
digunakan dan faktor estimasi

Komponen laporan laba rugi: 1. Pendapatan operasional dan Non


Operasional.
2. Pendapatan operasional dan Non
Operasional.
3. Laba kotor
4. Pajak penghasilan
5. Laba/rugi bersih

Bentuk format laporan laba ➢ Format laporan laba rugi bentuk langsung
rugi: (single step)
➢ Format laporan laba rugi bentuk bertahap
(multiple step)

Tujuan laporan perubahan ➢ Untuk dapat mengikhtisarkan aktiva


modal, adalah: pembayaran dan investasi serta dana yang
dihasilkan selama satu periode akuntansi.
➢ Menyajikan gambaran perubahan modal kerja,
sehingga laporan perubahan modal dapat
digunakan evaluasi yang berkaitan dengan
modal usaha.
➢ Sebagai dasar perbandingan dari aspek nilai
penambahan atau penurunan modal dari
periode sebelumnya, sehingga strategi
perusahaan

275
275
Komponen laporan perubahan 1. Modal awal
modal: 2. Tambahan Investasi dari Pemilik
3. Perolehan laba/rugi
4. Pengambilan pribadi (prive)
5. Modal akhir

Manfaat dengan dibuatnya 1. Neraca dapat digunakan sebagai media/alat


laporan neraca dalam untuk menganalisis perubahan kondisi

perusahaan: keuangan suatu perusahaan secara berkala dari


periode ke periode.
2. Neraca dapat digunakan sebagai media/alat
untuk menganalisis likuiditas suatu entitas
bisnis, sehingga dapat diketahui kemampuan
suatu perusahaan untuk melakukan
kewajibannya dengan harta likuid.
3. Serta dapat digunakan sebagai media/alat
untuk analisis kemampuan suatu perusahaan
dalam melunasi utang jangka pendek sebelum
jatuh tempo pelunasan.

Format bentuk laporan neraca: ➢ Neraca bentuk skontro.


➢ Neraca bentuk laporan
➢ Neraca bentuk staffel

276
276
Klasifikasi penggolongan untuk komponen yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan neraca secara umum adalah sebagi berikut:

ASET/AKTIVA KEWAJIBAN
Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas dan setara kas Utang usaha
Investasi jangka pendek Utang jangka pendek
Piutang Beban yang masih harus
Perlengkapan dibayar
Beban/biaya dibayar Pendapatan diterima dimuka
dimuka Kewajiban lancar lainnya
Sewa dibayar dimuka
Aktiva lancar lainnya
Aktiva Tidak Lancar: Kewajiban Tidak Lancar:
Aset tetap Utang jangka panjang
Investasi jangka panjang Utang wesel
Aset tidak berwujud Kewajiban pajak yang
Aset tidak lancar lainnya ditangguhkan
Kewajiban tidak lancar
lainnya
MODAL/EKUITAS
PEMILIK
Modal akhir

Penggolongan Komponen 1. Arus kas dari aktivitas Operasional.


Laporan Arus Kas. 2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dari aktivitas pembiayaan

Manfaat laporan arus kas: 1. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk
dan arus keluar, dimana laporan ini akan

277
277
memberikan informasi yang bermaanfaat bagi
pengguna, mengenai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi,
melakukan investasi, melunasi kewajiban dan
membayar deviden.
2. Laporan arus kas digunakan untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah
berlangsung dan merencanakan aktivitas
investasi dan pembiayaan dimasa yang akan
datang.

278
278
279
279
280
280
REFLEKSI BAB 6

Pembelajaran siklus akuntansi tahap pelaporan merupakan tahap akhir kesimpulan


proses tahapan demi tahahapan dalam kegiatan akuntansi, dari mulai tahap analisis
transaksi, tahap pencatatan melalui jurnal umum, tahap penggolongan melalui posting
jurnal umum ke buku besar dan merekapnnya dalam format laporan neraca saldo
sebelum penyesuaian. Kemudian dari neraca saldo sebelum penyesuaian, siklus
akuntansi berlanjut ke tahap pengikhtisaran, dilakukannya proses penyesuaian atas nilai-
nilai yang tercantum dalam neraca saldo berdasarkan data-data yang dimunculkan
sebagai acuan untuk tahapan pengikhtisaran melalui pembuatan ayat jurnal penyesuaian,
pembukuan atas laporan neraca saldo sebelum disesuaikan dan setelah disesuaikan
kemudian akan digolongkan kedalam format kertas kerja, dimana kertas kerja
merupakan dokumen laporan keuangan yang menggambarkan data-data yang telah up
to date. Data-data ini akan dipindahkan ke dalam format laporan keuangan dengan
masing-masing komponen yang berlaku sesuai standar umum dan ketentuan yang
berlaku dalam akuntansi. Format laporan yang disajikan dalam bentuk dan penyusunan
laporan laba rugi, perubahan modal, neraca dan laporan arus kas, sebagai tahap
pelaporan. Dengan telah mempelajari tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi, siswa
diharapkan sudah dapat menyusun dan mempraktikan laporan keuangan dengan metode
yang diterapkan dalam siklus akuntansi, melaui media pembelajaran yang diberikan,
serta media praktik dalam penyusunan siklus akuntansi melalui format yang telah
dipelajari dan dipahami. Kesimpulan yang dapat diharapkan, bahwa siswa akan lebih
mampu dan menerapkan serta memahami bidang dan pekerjaan spesialisasi akuntansi,
yang telah dipelajari, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah dan memberikan
solusi penyelesaian dari bentuk persoalan akuntansi baik bentuk persoalan akuntansi
dalam pembelajaran dan praktik internal maupun eksternal sekolah.

281
281
Tujuan yang hendak dicapai dalam dalam pembelajaran tentang siklus
akuntansi tahap penutupan antara lain:

1. Memahami tahapan penyusunan tahap penutupan pada laporan keuangan.


2. Memahami komponen pada masing-masing laporan penutupan
3. Memahami tujuan pembuatan siklus akuntansi tahap penutupan
4. Memahami manfaat tahap penutupan laporan keuangan
5. Menerapkan ayat jurnal penutup pada laporan keuangan
6. Menerapkan laporan neraca saldo setelah penutupan
7. Menerapkan ayat jurnal pembalik pada laaporan keuangan.

282
282
TAHAP
PENUTUPAN

Ayat Jurnal Neraca Saldo Ayat Jurnal


setelah
Penutup Penutupan
Pembalik

1. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan dan Manfaat


ayat Jurnal penutup ayat Jurnal penutup
2. Komponen jurnal 2. Komponen jurnal
penutup penutup
3. Menyiapkan jurnal 3. Menyiapkan jurnal
penutup penutup

1. Tujuan dan Manfaat


Neraca Saldo Setelah
Penutupanm
2. Komponen Neraca
Saldo Setelah
Penutupan
3. Menyusun Neraca
Saldo Setelah
Penutupan

283
283
Akun nominal, akun riil, ikhtisar laba rugi, jurnal penutup, neraca saldo setelah
penutupan, jurnal pembalik.

1. Ayat Jurnal Penutup

Gambar 7.1

Sebelum pembelajaran mengenai ayat jurnal penutup, perlu diingat kembali


bahwa dalam laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, laporan neraca dan laporan arus kas. Laporan laba rugi merupakan

284
284
laporan yang memuat komponen pendapatan dan beban dalam usaha, dimana
pendapatan memiliki sifat menambah modal, sedangkan beban memiliki sifat
mengurangi modal. Pendapatan dan modal sama-sama memilikisaldo normal
disebelah kredit, sedangkan beban memiliki saldo normal yang berlawanan
dengan saldo normal untuk pendapatan dan modal. Apabila pendapatan lebih
besar dari beban maka akan diperoleh laba bersih, laba bersih ini berarti sifatnya
akan menambah modal dan sebaliknya jika terjadi rugi bersih yang disebabkan
beban lebih besar dari pendapatan, maka sifatnya kaan mengurangi modal.
Sedangkan komponen yang akan mengurangi dampak modal yaitu prive. Prive
memiliki saldo normal disebelah debit. Pencatatan komponen yang terdapat
dalam laporan laba rugilah yang akan dijadikan sebagai dasar pencatatan ayat
jurnal penutup. Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi dan merupakan tahapan akhir penyusunan laporan keuangan yang
digunakan untuk menutup akun-akun nominal (komponen akun yang terdapat
dalam laporan laba rugi) sementara. Akibat adanya penutupan ini, saldo akun-
akun tersebut akan menjadi nol pada awal periode akuntansi berikutnya. Akun
yang akan ditutup untuk kepentingan tersebut, adalah akun nominal, dana kun
pembantu modal. Yang termasuk akun nominal adalah pendapatan dan beban,
sedangkan akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba rugi, mengingat
akun nominal akan mempengaruhi laba rugi.
Ayat jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode, memiliki tujuan dan fungsi,
antara lain:
a. Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara, sehingga nilai
dari akun yang bersifat sementara itu akan menjadi nol setelah dibuatnya ayat
jurnal penutupan.
b. Untuk menentukan saldo akun modal, sehingga akun modal menunjukkan
jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode, hal ini akan
menjadikan saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang
dilaporkan di neraca.

285
285
c. Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar tidak tercampur
dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun/periode
sebelumnya
d. Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan penutupan
buku
e. Mempermudah ketika dilakukan pemeriksaan, hal ini dikarenakan telah
dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi antara periode berjalan, dengan
transaksi untuk periode akuntansi berikutnya
f. Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (akun riil) dari suatu
perusahaan setelah dilakukan penutupan buku melalui ayat jurnal penutup.
Akun yang sesengguhnya/ sebenarnya terdiri atas harta, kewajiban dan
ekuitas.

Dengan demikian setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan


disusun, bagian akuntansi perusahaan perlu menyiapkan ayat jurnal penutup. Hal
ini dilakukan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara
keakun yang sifatnyaa permanen. Akun-akun yang bersifat sementara
merupakan akun nominal, yang tersaji dalam laporan keuangan laba rugi.
Pembuatan jurnal penutup ini tidak berlaku pada laporan neraca, dimana neraca
merupakan sebuah laporan yang menggambarkan mengenai kondisi atau posisi
keuangan perusahaan per periode tertentu (sampai dengan periode pelaporan).
Seluruh akun neraca memiliki sifat yang permanen dan akumulatif, dimana
akun-akun ini tidak akan ditutup pada setiap akhir periode akuntansi dan
saldonya akan dibawa hingga keperiode-periode akuntansi berikutnya. Ingat
kembali bahwa, pembuatan laporan laba rugi dibuat untuk memperoleh
gambaran mengenai kinerja manajemen perusahaan dan untuk mengetahui
berapa besarnya tingkat keuntungan /kerugian yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan sepanjang periode tertentu. Namun alasan mengapa
komponen laporan laba rugi harus ditutup, karena komponen nominal ini masih
memiliki sifat sementara yang harus diubah kedalam akun permanen (akun riil),
yaitu dengan mengonversi akun modal dan akun prive (pengaruh modal)

286
286
1.1 Komponen Jurnal Penutup
Jurnal penutup digunakan untuk beberapa akun yang masih bersifat
sementara, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jurnal penutup dapat
dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1) Mentransfer akun pendapatan, dimana akun pendapatan memiliki saldo
normal disebelah kredit, lalu ditutup dengan memindahkan ke sebelah
sisi debit dan kemudian mengkredit akun ikhtisar laba rugi dalam
pencatatan jurnal penutup
2) Mentransfer akun beban, dimana akun beban memiliki saldo norml
disebelah debit, lalu ditutup dengan memindahkan akun beban kesebelah
kredit dan kemudian mendebit akun ikhtisar laba rugi
3) Mentransfer jumlah laba bersih/rugi bersih ke akun modal, dengan
ketentuan bahwa jika laba bersih maka akun modal akan dikredit, dan
disebelah debit dicatat akun ikhtisar laba rugi, dan sebaliknya jika rugi
bersih bersih maka akun modal akan dicatat disebelah debit dan disebelah
kredit dicatat akun ikhtisar laba rugi.
4) Mentransfer akun prive yang memiliki saldo normal debet, lalu
dipindahkan kesebelah kredit, dan kemudian mendebit akun modal.

Metode pencatatan jurnal penutup atas komponen ini dilakukan dengan


membalikan pencatatan semula saldo normal akun yang terkait, apabila
saldo normal akun debit maka dalam pencatatan ayat jurnal penutup akan
menjadi disebelah kredit. Dan sebaliknya apabila saldo normal akun kredit
maka dalam pencatatan ayat jurnal penutup akan menjadi disebelah debit.
Sifat pencatatan demikian berarti menutup saldo akun sementara/nominal
menjadi nol.

287
287
Menutup Akun Pendapatan
Menutup seluruh akun pendapatan dapat dilakukan dengan mendebit akun
pendapatan, dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah
pendapatan yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai sumber komponen
nominal.

Format pencatatan menutup akun pendapatan:


Tabel 7.1

Pendapatan Jasa Rp xxx

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Menutup Akun Beban

Menutup seluruh akun beban dapat dilakukan dengan cara mengkredit akun
beban dan mendebit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah beban yang tersaji
dalam laporan laba rugi, sebagai sumber komponen nominal berikutnya.

Format pencatatan menutup akun beban:

Tabel 7.2

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Beban-beban Rp xxx

Dalam menutup akun beban dapat diterapkan metode dengan


mencantumkan satu persatu jenis beban yang tercantum dalam laporan laba
rugi, akibat hasil dari transaksi atau dengan menggunakan metode bahwa
penulisan akun beban yang tercatat disebelah kredit, cukup mencantumkan
akun beban-beban seperti pada format pencatatan diatas, dengan nominal
hasil penjumlahan seluruh jenis beban.

288
288
Menutup Jumlah Laba Bersih
Menutup nilai laba bersih yang telah diperoleh dari laporan laba rugi,
(apabila diperoleh hasil laba bersih) dapat dilakukan dengan cara
mengkredit akun modal dan mendebit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah
laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai komponen yang
mempengaruhi penambahan akun modal.
Format pencatatan menutup jumlah laba bersih:
Tabel 7.3

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Modal Rp xxx

Menutup Jumlah Rugi Bersih

Menutup nilai rugi bersih yang telah diperoleh dari laporan laba rugi
(apabila diperoleh hasil rugi bersih) dapat dilakukan dengan cara mendebit
akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi senilai jumlah rugi
bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi, sebagai komponen yang
mempengaruhi pengurangan akun modal

Format pencatatan menutup jumlah laba bersih:

Tabel 7.4

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Modal Rp xxx

Menutup Akun Prive


Menutup akun prive dapat dilakukan dengan cara mengkredit akun prive
dan mendebit akun modal senilai jumlah prive yang tersaji dalam laporan
perubahan modal, sebagai sumber komponen yang mempengaruhi
pengurangan akun modal.

289
289
Format pencatatan menutup akun prive:
Tabel 7.5

Modal Rp xxx

Prive Rp xxx

1.2 Menerapkan Jurnal Penutup


Dalam siklus akuntansi, setelah membuat laporan keuangan suatu
perusahaan, pada akhir suatu periode akuntansi, buku besar perusahaan
akan terdiri dari atas akun riil serta akun nominal. Saldo dari akun nominal
yang berada dalam kolom laba rugi pada kertas kerja dan di pindahkan
kedalam laporan laba rugi adalah saldo sementara. Karena sifatnya yang
sementara saldo trsebut tidak dibawa ataupun dipindahkan ke periode
akuntansi selanjutnya. Kemudian, saldo akun pada kolom laba rugi dan
penarikan oleh pemilik/prive harus ditutup. Penutupan ini berarti dibuat
menjadi nol atas nilai nominal akunnya. Seperti yang juga telah dijelaskan,
penutupan akun yang bersifat sementara ini berguna untuk mempersiapkan
akun tersebut supaya dapat digunakan kembali dalam periode yang baru.
Untuk menyusun sebuah pencatatan ayat jurnal penutup, maka diperlukan
suatu komponen/perkiraan tambahan yang digunakan untuk
mengikhtisarkan data pada perkiraan-perkiraan pendapatan dan beban,
yang disebut ikhtisar laba rugi.
Misalkan dalam suatu perusahaan telah disajikan laporan keuangan
sebagai berikut:

290
290
Tabel 7.6

Tabel 7.7

Berdasarkan data laporan keuangan diatas, maka ayat jurnal yang dapat
dibuat adalah sebagai berikut:

291
291
Tabel 7.8

Setelah melakukan penutupan, perusahaan memerlukan laporan yang


dibutuhkan untuk mengetahui apakah saldo-saldo akun neraca berada
dalam kondisi seimbang atau tidak. Hal ini diperlukan untuk dijadikan
dasar pada saat membuka buku besar baru dalam periode yang selanjutnya.

292
292
2. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Gambar 7.2

Prosedur akuntansi yang terakhir setelah ayat jurnal penutup dibuat dan diposting
kemasing-masing buku besar akun terkait adalah menyiapkan neraca saldo setelah
penutupan. Laporan neraca setelah penutupan berisi saldo akhir dari masing-
masing akun neraca yang akan dibawa sebagai saldo awal untuk periode akuntansi
berikutnya. Jadi, dalam neraca saldo setelah penutupan sudah tidak ada lagi saldo
akun prive dan saldo-saldo akun-akun laporan laba rugi karena memang telah
ditutup melalui ayat jurnal penutup sehingga bersaldo.

2.1 Komponen Neraca Saldo Setelah Penutupan


Neraca saldo setelah penutupan dapat digunakan sebagai alat untuk
membuktikan bahwa proses penjurnalan dan pemostingan ayat jurnal penutup
telah dilakukan secara tepat dan lengkap. Neraca saldo setelah penutupan ini
juga dibuat untuk membuktikan bahwa keseimbangan dalam persamaan

293
293
akuntansi telah dipenuhi pada akhir periode akuntansi setelah melewati
berbagai tahapan siklus akuntansi.
Neraca saldo setelah penutupan hanya berisi akun-akun riil (harta, utang dan
modal), yang berguna untuk memeriksa keseimbangan jumlah saldo debit dan
kredit akun-akun buku besar setelah dilakukan penutupan. Sumber data yang
digunakan dalam penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah buku
besar yang telah disesuaikan dengan laporan ayat jurnal penutup. Dalam hal
ini akun-akun yang sudah pasti disesuaikan saldonya adalah akun nominal
(komponen laporan laba rugi) dan akun prive, karena telah di nolkan
(ditutup). Dengan demikian untuk akun-akun rill akan di pindahkan sebagai
dasar penyusunan neraca saldo setelah penutupan.

2.2 Menerapkan Neraca Saldo Setelah Penutupan


Seperti yang telah dijelaskan, neraca saldo setelah penutupan diperlukan
sebelum proses akuntansi periode berikutnya. Penyusunan neraca saldo
setelah penutupan, selain dapat dibuat dari sumber data saldo-saldo buku
besar setelah jurnal penutup diposting ke buku besar masing-masing, juga
dapat dibuat berdasarkan sumber data yang terdapat didalam kolom neraca
pada kertas kerja yaitu aktiva, kewajiban dan modal, namun akun nominal
dan prive tidak dimasukkan dalam penyusunan neraca saldo setelah
penutupan.
Bentuk neraca saldo setelah penutupan, sama halnya dengan format bentuk
neraca saldo pada umumnya, yaitu:
1) Nama perusahaan
2) Judul laporan, yaitu neraca saldo setelah penutupan
3) Tanggal pembuatan laporan (dibuat pada akhir periode)
4) Membuat 4 kolom yang berisi:
a) Kolom pertama untuk kode akun
b) Kolom kedua untuk nama akun
c) Kolom ketiga untuk pencatatan debit, dan
d) Kolom keempat untuk pencatatan kredit

294
294
2.3 Ilustrasi Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Apabila perusahaan sudah selesai membuat jurnal penutup, maka tahapan
yang selanjutnya adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan, dimana
tujuan utama dari pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk
menjamin bahwa jumlah saldo didalam buku besar sudah seimbang.
Seperti yang telah dijelaskan, neraca saldo setelah penutupan didalamnya
terdapat daftar akun permanen, yang dapat memberikan bukti-bukti jika:
1) Ketika proses penjurnalan dan posting kebuku besar dari seluruh akun
yang wajib ditutup sudah selesai dibuat.
2) Memperlihatkan jika semua transaksi yang ada didalam perusahaan
sudah dicatat dan diposting kedalam buku besar secara benar.

Berikut ini merupakan contoh penyusunaan neraca saldo setelah penutupan:

Diketahui dokumen pada jurnal penutup (pada table 7.8), yang akan dijadikan
dasar informasi pada neraca saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:

295
295
Ayat Jurnal Penutup
Tabel 7.9

Langkah selanjutnya adalah mencatat akun perkiraan yang sudah ditutup


ke buku besar, sebagai contohnya sebagai berikut:

Tabel 7.10

296
296
Tabel 7.11

Tabel 7.12

Tabel 7.13

Catatan:
pembuatan buku besar untuk akun riil (selain akun yang telah ditutup
dalam jurnal penutup) dibuat dengan jumlah nilai nominal sesuai yang
tercantum dalam neraca. Dengan demikian akun akun yang telah ditutup
(akun nominal) tidak akan tampak dalam laporan neraca saldo setelah
penutupan, baik akun pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi dan prive,
sehingga neraca saldo yang akan disajikan hanya mencantumkan akun
riil saja yaitu yang tergolong aset, kewajiban dan modal.

297
297
3. Jurnal Pembalik
3.1 Tujuan Penyusunan Jurnal Pembalik

Gambar 7.3

Jurnal pembalik adalah tahapan laporan keuangan yang dibuat setelah


menyusun laporan ayat jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan
sebagai tahapan paling akhir (tahap penutupan) yang digunakan untuk
membalikkan catatan yang terdapat pada jurnal penyesuaian sebagai akibat
adanya akun neraca. Dengan kata lain, jurnal pembalik merupakan jurnal
yang dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal
penyesuaian yang menimbulkan perkiraan rill baru. Maka dapat
disimpulkan bahwa jurnal pembalik sengaja dibuat untuk membalik
beberapa akun yang ada dijurnal penyesuaian tertentu yang telah disusun
pada periode sebelumnya. Adapaun tujuan dibuatnya jurnal pembalik,
antara lain:
1) Untuk mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi
yang baru, terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.

298
298
2) Untuk menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi
berikutnya. Jurnal pembalik dapat memberikan manfaat apabila
perussahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya terlalu banyak.
3) Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi,
seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang bersifat
dobel karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian.

Dengan demikian, sumber data yang dijadikan dasar pembuatan ayat jurnal
pembalik, berasal dari data yang terdapat pada ayat jurnal penyesuaian. Hal
ini disebabkan oleh, bahwa jurnal penyesuaian yang telah dibuat paada
periode sebelumnya memiliki sifat pengakuan atas akun-akun tertentu yang
hanya dapat diakui pada saat periode pembuatannya, artinya jurnal
penyesuaian ini akan dibuatkan ayat jurnal pembalik, sebagai periode yang
baru, sehingga pergantian periode akuntansi yang berikutnya tidak akan
mencatat ulang berbagai laporan yang telah dicatat dalam periode
sebelumnya. Telah diselesaikannya atau belum mengenai harta maupun
kewajiban pada periode sebelumnya, perusahaan hanya perlu mengeceknya
pada laporan yang telah dibuat pada sebelumnya, tanpa harus dibuat catatan
kembali ke dalam periode akuntansi yang berikutnya, maka dari itu
perusahaan perlu membuat jurnal pembalik, sebagai gambaran laporan telah
dinetralkan kembali untuk periode akuntansi yang baru.

3.2 Komponen Jurnal Pembalik


Di dalam akuntansi, pembuatan ayat jurnal pembalik bersifat pilihan,
dimana biasanya akan dibuat pada setiap awal periode akuntansi dengan
cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode
akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal yang perlu dibuatkan ayat jurnal pembalik,
yaitu:
1) Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar/beban
akkrual/utang akrual, seperti beban upah yang masih harus dibayar
(utang upah) dan beban bunga yang masih harus dibayar (utang bunga).

299
299
2) Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang masih harus
diterima/pendapatan akrual/piutang akrual, seperti pendapatann bunga
yang masih harus diterima (piutang bunga) dan jenis pendapatan yang
masih harus diterima lainnya.
3) Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar dimuka yang mula-mula
dicatat langsung sebagai beban bukan sebagai aset, seperti biaya sewa
dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban sewa, biaya iklan
dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan, dan biaya
asuransi dibayar dimuka yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi.
4) Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang mula-
mul dicatat langsung sebagai pendapatan bukan sebagai utang, seperti
pendapatan sewa diterima dimuka yang mula-mula dicatat sebagai
pendapatan sewa, dan lain-lain. Perlu diingat kembali bahwa pendapatan
yang diterima dimuka merupakan komponen dari neraca yaitu sebagai
utang sedangkan pendapatan merupakan komponen dari lapora laba rugi.

3.3 Menerapkan Jurnal Pembalik


Jurnal untuk periode berikutnya, yng terkait komponen diatas, tentu saja
akan dipengaruhi oleh ada tidaknya ayat jurnal pembalik yang dibuat pada
awal periode tersebut. Sebagai contoh untuk mengilustrasikan efek dan
pengaruh yang ditimbulkan dari perbedaan antara dibuatnya ayat jurnal
pembalik dengan tidak dibuatnya ayat jurnal pembalik, misalkan pada
tanggal 1 Agustus 2017 perusahaan memberikan pinjaman uang kepada
debitor senilai Rp 50 juta. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 6 bulan.
Perusahaan akan menerima kembali nilai pokok pinajaman beserta
bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada
tanggal 1 Februari 2018. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar 12% per tahun. Periode
akuntansi perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.
Berdasarkan pencatatan secara akrual basis, bunga pinjaman selama 5 bulan
yaitu terhitung dari bulan Agustus hingga Desember yang sudah

300
300
berlangsung dalam tahun 2017 ini haruslah diakui sebagai pendapatan tahun
2017 dalam pembukuan perusahaan sebagai kreditor, meskipun
pembayarannya baru akan diterima pada saat jatuh tempo yakni tanggal 1
Februari 2018.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka Ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.14

Sedangkan ayat jurnal pembalik yang akan dibuat pada tanggal 1 Januari
2018, adalah:

Tabel 7.15

Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Februari 2018, yaitu
pada saat pembayaran jatuh tempo adalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):

Tabel 7.16

301
301
Apabila ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat
pada tanggal 1 Februari 2018 adfalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):

Tabel 7.17

Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, poin penting
yang perlu diperhaatikan dalam ilustrasi ini adalah bahwa bunga sebesar Rp
2.500.000 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2017 (untuk 5 bulan),
sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2018
hanyalah sebesar Rp 500.000,00 (untuk 1 bulan).
Sebagai contoh lainnya untuk mengilustrasikan dampak yang ditimbulkan
dari ada atau tidaknya ayat jurnal pembalik adalah misalkan pada tanggal 1
Agustus 2017, perusahaan memperoleh pinjaman uang dari Bank BRI
(selaku kreditor) senilai Rp 50 juta. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 6
bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok pinjaman
beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut telah jatuh tempo, yaitu
tepatnya pada tanggal 1 Februari 2018. Besarnya tingakt suku bunga
pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 12% pertahun.
Periode pembukuan perusahaan (selaku debitor) akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2017. Berdasarkan pencatatan basis akrual, bunga pinjaman
selama 5 bulan yaitu terhitung dari bulan Agustus hingga Desember yang
sudah terjadi ditahun 2017 ini haruslah diakui sebagai beban tahun 2017
oleh debitor (perusahaan), meskipun pembayarannya baru akan dilakukan
pada tanggal 1 Februari 2018 nanti.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka Ayat jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

302
302
Tabel 7.18

Sedangkan ayat jurnal pembalik yang akan dibuat pada tanggal 1 Januari
2018, adalah:
Tabel 7.19

Kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Februari 2018, yaitu
pada saat pembayaran jatuh tempo adalah sebagai berikut (diluar pokok
pinjaman):
Tabel 7.20

Apabila ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat
pada tanggal 1 Februari 2018 adalah sebagai berikut (di luar pokok
pinjaman):
Tabel 7.21

303
303
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, poin penting
yang perlu diperhaatikan dalam ilustrasi ini adalah bahwa bunga sebesar Rp
2.500.000 haruslah diakui sebagai beban tahun 2017 (untuk 5 bulan),
sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2018
hanyalah sebesar Rp 500.000,00 (untuk 1 bulan)

304
304
Peran dan Funsi Seorang Seorang akuntan merupakan salah satu
Akuntan komponen terpenting didalam susunan
organisasi suatu perusahaan, dimana seorang
akuntan akan menciptakan suatu informasi yang
akan berdampak kepada kelangsungan
operasional perusahaan, dari mulai aspek
komponen organisasi, maupun aspek sumber
daya yang digunakan dalam operasional
perusahaan. Informasi berupa laporan keuangan
yang dihasilkan melalui proses akuntansi yang
panjang, dimana pada proses tersebut terdapat
tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan hasil laporan yang baik, valid, dan
akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian
disebut sebagai siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan proses penyusunan suatu
laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterima secara
umum. Prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-
teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam
ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu
periode tertentu.

305
305
Dalam menjalankan tanggung jawab dan tugas
dalam bidang akuntansi, seorang akuntan harus
mengenal dan tahu bagaimana cara menghadapi
permasalahan yang umum terjadi dalam
kegiatan/aktivitas akuntansi, sebab meski
permasalahan yang timbul sering kali terdengar
sedethana, namun hal ini akan dapat
mengancam system manajerial dalam bidang
keuangan dan masa depan bisnis perusahaan.
Permasalahan umum ini mencangkup:
1. Kesalahan Pencatatan dan Pencocokkan
Laporan.
Sebagai seorang akuntan, mencatat dan
mencocokkan laporan keuangan secara rutin
menjadi salah satu tugas yang wajib
dilakukan. Laporan keuangan memiliki peran
yang sangat penting dalam keberlangsungan
bisnis perusahaan, maka dari itu hindari
kesalahan dalam pencatatan dan
pencocokkan laporan.
2. Tidak Menyimpan Dokumen Bukti
Transaksi.
Kesalahan satu ini sangat mudah sekali
dilakukan oleh mayoritas orang, terlebih
apabila seorang pekerja/akuntan memiliki
banyak tanggungan pekerjaan, sehingga
perhatian dan pikiranpun bercabang, dan
akhirnya mengabaikan dokumen bukti
transaksi, baik disebabkan adanya transaksi
dengan pihak internal maupun eksternal.

306
306
Meskipun terkesan sepele, dokumen bukti
transaksi dapat menjadi bukti yang valid
apabila terjadi perbedaan angka ketika
dilakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Selain itu, bukti transaksi seperti kwitansi,
nota, dan bukti transaksi lainnya juga sangat
berguna dalam proses audit/pemeriksaan dan
perpajakan karena dapat memperlancar
prosesnya.
3. Mencampur Akun Pribadi Dengan
Perusahaan.
Hanya karena bisnis yang dilakukan baru
berdiri/dibentuk, bukan berarti bisa
mencampur rekening pribadi dengan
perusahaan. Meskipun dituntut untuk
menjadi seorang akuntan, hal ini bukanlah
alasan, atau melakukan tindakan dimana
seorang akuntan prnah menggunakan akun
perusahaan untuk meminjam uang secara
sementara. Apapun bentuknya, mencampur
akun pribadi dengan perusahaan sama sekali
tidak boleh dilakukan. Hal tersebut hanya
akan memberi dampak negative padamasa
depan perusahaan, terutama apabila bisnis
yang sedang dijalankannya baru dalam tahap
berkembang. Selain itu dapat menyebabkan
kesulitan saat membuat laporan keuangan
dan menjalani proses audit.
4. Ingin Menangani Semuanya Sendiri.

307
307
Melaksanakan tanggung jawab sebagai
seorang akuntan dapat menjadi hal yang
cukup menantang. Sebagian besar tanggung
jawab mungkin akan berkutat pada laporan
keuangan, mengingat hal tersebut sangat
penting dalam menetukan masa depan
perusahaan.
Ketika bisnis mulai berkembang, akan
muncul pencatatan bermacam-macam akun
yang membutuhkan lebih banyak waktu dan
tenaga. Apabila kita sebagai seorang akuntan
merasa kwalahan, jangan segan untuk
meminta bantuan dari orang lain, seperti staf
atau rekan kerja. Apabila terlalu
memaksakan diri, kinerja kita justru jadi
tidak maksimal dan berpengaruh pada
kualitas hasilnya. Kemungkinan daei human
error pun bisa terjadi dan mempengaruhi
laporan keuangan.
5. Menyepelekan Peran Laporan Keuangan.
Mencatat laporan keuangan perusahaan
bukan sekedar menghitung saldo atau untuk
kepentingan audit dan perpajakan. Lebih dari
itu, aktivitas tersebut mampu menyediakan
data-data yang nantinya bisa digunakan
untuk mengambil berbagai pertimbangan dan
kebijakan terkait dengan masa depan
peusahaan. Seorang akuntan bisa
menunjukkan letak masalah yang ditemukan
dari laporan keuangan, seperti daftar

308
308
pelanggan yang tidak kunjung membayar
tagihan, atau daftar supplier yang perusahaan
belum dilakukan pembayaran, ataupun jenis
masalah lainnya.

309
309
Pokok Uraian Definisi
Tahap penutupan siklus a. Jurnal penutup, adalah ayat jurnal yang
akuntansi meliputi: dibuat pada akhir periode akuntansi dan
merupakan tahapan akhir penyusunan
laporan keuangan yang digunakan untuk
menutup akun-akun nominal (komponen
akun yang terdapat dalam laporan laba
rugi) sementara.
b. Neraca saldo setelah penutupan, adalah
neraca yang dibuat setelah penutupan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa
jumlah saldo yang ada didalam buku besar
telah seimbang.
c. Jurnal pembalik, adalah tahapan laporan
keuangan yang dibuat setelah menyusun
laporan ayat jurnal penutup dan neraca
saldo setelah penutupan sebagai tahapan
paling akhir (tahap penutupan) yang
digunakan untuk membalikkan catatan
yang terdapat pada jurnal penyesuaian
sebagai akibat adanya akun neraca

Ayat jurnal penutup yang a. Menutup saldo yang terdapat pada semua
dibuat pada akhir periode, perkiraan sementara (akun nominal).
b. Untuk menentukan saldo akun modal.

310
310
memiliki tujuan dan fungsi, c. Memisahkan transaksi akun pendapatan
antara lain: dan beban agar tidak tercampur dengan
jumlah nominal dari pendapatan dan
beban pada tahun/periode sebelumnya
d. Menyajikan neraca awal periode
berikutnya setelah dilakukan penutupan
buku.
e. Mempermudah ketika dilakukan
pemeriksaan.
f. Menyajikan informasi keuangan yang
sebenarnya (akun riil) dari suatu
perusahaan setelah dilakukan penutupan
buku melalui ayat jurnal penutup.
Komponen jurnal penutup: a. Menutup akun pendapatan.
Mentransfer akun pendapatan, dimana
akun pendapatan memiliki saldo normal
disebelah kredit, lalu ditutup dengan
memindahkan ke sebelah sisi debit dan
kemudian mengkredit akun ikhtisar laba
rugi dalam pencatatan jurnal penutup
b. Menutup akun beban.
Mentransfer akun beban, dimana akun
beban memiliki saldo norml disebelah
debit, lalu ditutup dengan memindahkan
akun beban kesebelah kredit dan
kemudian mendebit akun ikhtisar laba
rugi
c. Menutup ikhtisar laba/rugi
Mentransfer jumlah laba bersih/rugi
bersih ke akun modal, dengan ketentuan

311
311
bahwa jika laba bersih maka akun modal
akan dikredit, dan disebelah debit dicatat
akun ikhtisar laba rugi, dan sebaliknya
jika rugi bersih bersih maka akun modal
akan dicatat disebelah debit dan
disebelah kredit dicatat akun ikhtisar laba
rugi.
d. Menutup akun prive
Mentransfer akun prive yang memiliki
saldo normal debet, lalu dipindahkan
kesebelah kredit, dan kemudian
mendebit akun modal.
Komponen neraca saldo Komponen neraca saldo setelah penutupan
hanya berisi akun-akun riil (harta, utang dan
modal), yang berguna untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debit dan kredit
akun-akun buku besar setelah dilakukan
penutupan.
Neraca saldo setelah a. Neraca saldo setelah penutupan dapat
penutupan memiliki fungsi: digunakan sebagai alat untuk
membuktikan bahwa proses penjurnalan
dan pemostingan ayat jurnal penutup telah
dilakukan secara tepat dan lengkap.
b. Neraca saldo setelah penutupan ini juga
dibuat untuk membuktikan bahwa
keseimbangan dalam persamaan akuntansi
telah dipenuhi pada akhir periode
akuntansi setelah melewati berbagai
tahapan siklus akuntansi.

312
312
Jurnal pembalik memiliki a. Untuk mempermudah pencatatan transaksi
tujuan, antara lain: pada awal periode akuntansi yang baru,
terutama yang berhubungan dengan ayat
jurnal penyesuaian
b. Untuk menyederhanakan penyusunan
jurnal pada periode akuntansi berikutnya.
Jurnal pembalik dapat memberikan
manfaat apabila perusahaan membuat ayat
jurnal yang jumlahnya terlalu banyak.
c. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan
yang mungkin bisa terjadi, seperti
menghindari pengakuan biaya atau
pendapatan yang bersifat ganda karena
penyusunan ayat jurnal penyesuaian
Komponen jurnal pembalik: a. Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang
masih harus dibayar/beban akkrual/utang
akrual
b. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan
yang masih harus diterima/pendapatan
akrual/piutang akrual.
c. Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar
di muka yang mula-mula dicatat langsung
sebagai beban bukan sebagai aset, seperti
biaya sewa dibayar di muka yang mula-
mula dicatat sebagai beban sewa, biaya
iklan dibayar di muka yang mula-mula
dicatat sebagai beban iklan, dan biaya
asuransi dibayar di muka yang mula-mula
dicatat sebagai beban asuransi.

313
313
d. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan
diterima di muka yang mula-mul dicatat
langsung sebagai pendapatan bukan
sebagai utang, seperti pendapatan sewa
diterima di muka yang mula-mula dicatat
sebagai pendapatan sewa, dan lain-lain.

314
314
1. Buatlah Jurnal Penutup berdasarkan data sebagai berikut :
Pendapatan ............................................................. Rp 20.000.000,00
Beban Telepon ....................................................... Rp 1.500.000,00
Beban Asuransi ...................................................... Rp 1.000.000,00
Beban Depresiasi ................................................... Rp 10.000.000,00
Beban Gaji ............................................................. Rp 4.000.000,00
Beban Perlengkapan ...............................................Rp 2.000.000,00
Prive ....................................................................... Rp 5.000.000,00

2. CV. Aldiva membayar premi asuransi Rp 1.200.000 untuk periode 01


Januari 2016 sampai dengan 01 Februari 2017. Buatlah jurnal pembalik
untuk pernyataan di atas!

315
315
REFLEKSI BAB 7

Setelah mempelajari bab terakhir dalam siklus akuntansi, yaitu tahap pentupan,
dimana pada bab sebelumnya siswa telah melalui proses pembelajan meliputi
pemahaman konsep dan dasar akuntansi dan menerapkannya dalam siklus
akuntansi, dari mulai tahap analisis transaksi, tahap pecatatan, tahap pencatatan,
tahap penggolongan, tahap pengikhtisaran dan tahap pelaporan hingga tahapan
yang terakhir. Dengan demikian siswa diharapkan mampu memahami dan
menerapkan siklus akuntansi secara keseluruhan. Dengan telah mempelajari
siklus akuntansi secara keseluruhan, siswa akan lebih dapat memahami materi
pembelajaran mengenai ruang lingkup akuntansi yang lebih luas dengan dasar
akuntansi yang telah dipelajari dari bab awal hingga bab akhir tentang
pengetahuan dasar akuntansi. Selain dapat menerapkan materi dalam praktik
pembelajaran, siswa dapat menerapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari,
mampu memahami akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan dan
keahlian khusus, dimana akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang
menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, dan bebas nilai serta mampu
menerapkan dan menciptakan informasi keuangan dalam rangka mencapai
tujuan soaial dan ekonomik melalui permasalahan yang berkaitan dengan bidang
akuntansi dan pengaruhnya terhadap ruang lingkup yang terkait.

316
316
Daftar
Pustaka
Hery, 2015. Akuntansi Untuk SMK/MAK dan SMA/MA
Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).

Hery, 2016. Menengal dan Memahami Dasar-Dasar Akuntansi Laporan


Keuangan. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
GUNAWAN, SE
dan
ACHMAD SOLEH, S.Sy

AKUNTANSI DASAR
Untuk SMK/MAK Kelas X

@2019

Anda mungkin juga menyukai