16279-Article Text-39060-1-10-20200806
16279-Article Text-39060-1-10-20200806
keziamn@gmail.com
Abstrak
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan media Kahoot! terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa SMA Negeri 4 Bekasi pada pokok bahasan vektor di ruang dimensi tiga. Desain penelitian ini adalah
posttest only control group design. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 4 Bekasi yang tersebar ke dalam 7 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 5
dan X MIPA 6 dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis
menggunakan uji-t diperoleh hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,57 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,99. Nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga
tolak 𝐻0 , maka rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media Kahoot! lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini berarti
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media Kahoot! berpengaruh terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dimana berdasarkan perhitungan menggunakan Cohen’s
Effect Size pengaruh yang diberikan tergolong dalam kriteria large (besar) yaitu sebesar 73%.
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), Kahoot!,
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Salah satu tujuan pembelajaran selanjutnya yang lebih kompleks. Namun, jika
matematika adalah pemahaman konsep. siswa memiliki pemahaman yang salah terhadap
Kemampuan pemahaman konsep adalah suatu konsep akan berakibat pada kesalahan
kemampuan siswa untuk memahami suatu pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya
materi pelajaran dalam hal ini matematika, dan menyebabkan siswa menjadi sulit dalam
dengan pembentukannya sendiri dan mampu proses pembelajaran (Prihandoko, 2006: 1). Oleh
mengungkapkan kembali dalam bentuk lain karena itu, siswa harus aktif dalam
yang mudah dimengerti serta mengembangkan kemampuan pemahaman
mengaplikasikannya (Septriani, 2014: 17). konsep matematisnya.
Menurut Duffin dan Simpson (dalam Namun, pada kenyataannya kemampuan
Kesumawati, 2008: 230-231) kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih
pemahaman konsep adalah kemampuan rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
siswa untuk: a) Menjelaskan konsep, dapat perolehan hasil skor PISA 2015 Indonesia
diartikan siswa mampu mengungkapkan yang masih dibawah rata-rata negara-negara
kembali apa yang telah dikomunikasikan OECD khususnya pada soal level 2 yang
kepadanya; b) Menggunakan konsep pada mengukur kemampuan pemahaman konsep
berbagai situasi yang berbeda; dan c) matematis siswa. Indonesia memeroleh skor
Mengembangkan beberapa akibat dari rata-rata sebesar 448 sedangkan rata-rata
adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa negara-negara OECD sebesar 453. Selain itu,
siswa paham terdapat suatu konsep akibatnya hal lain yang menunjukkan bahwa
siswa mempunyai kemampuan untuk kemampuan pemahaman konsep matematis
menyelesaikan setiap masalah dengan benar. siswa masih rendah adalah berdasarkan hasil
Kemampuan pemahaman konsep Penilaian Akhir Semester (PAS) I siswa
siswa dinilai berdasarkan indikator SMA Negeri 4 Bekasi. Salah satu soal yang
kemampuan pemahaman konsep. Peraturan diujikan dalam PAS tersebut dapat mengukur
Dirjen Dikdasmen Nomor kemampuan pemahaman konsep matematis
506/C/Kep/PP/2004 (Hendriana, 2018: 7) siswa seperti yang terlihat pada Gambar 1.
merinci indikator pemahaman konsep
matematis adalah siswa mampu:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasikan objek menurut tertentu
sesuai dengan sifatnya.
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep.
Gambar 1. Soal Penilaian Akhir Semester I
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis. Namun, hasil jawaban yang diperoleh pada
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat soal tersebut hanya 42,90% siswa yang
cukup dari suatu konsep. menjawab dengan benar sehingga dapat
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta dikatakan bahwa kemampuan pemahaman
memilih prosedur atau operasi tertentu. konsep matematis siswa kelas X MIPA di
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma SMAN 4 Bekasi masih rendah.
dalam pemecahan masalah. Salah satu penyebab rendahnya
Memiliki kemampuan pemahaman kemampuan pemahaman konsep matematis
konsep merupakan hal penting dalam siswa adalah berkaitan dengan proses
pembelajaran matematika karena matematika pembelajaran matematika yang dilaksanakan
mempelajari konsep-konsep yang saling guru di sekolah. Pembelajaran di sekolah saat
terhubung dan saling berkesinambungan antara ini masih di dominasi oleh guru sebagai
materi yang satu dengan yang lainnya (Zevika, pemberi informasi utama, guru secara
2012: 45). Jika siswa memiliki pemahaman langsung memberikan penjelasan materi dan
konsep yang baik maka siswa tersebut akan lebih konsep-konsep serta contoh-contoh yang
mudah untuk memahami materi-materi berkaitan dengan pembelajaran (Annajmi,
14
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta 2020; 2 (2): 13-20
2016: 2). Siswa kurang terlibat aktif dalam (Slavin, 2005a: 143). Gagasan utama STAD
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya adalah memacu siswa agar saling mendorong
untuk memahami konsep-konsep yang dan membantu satu sama lain untuk
dipelajari. Siswa tidak banyak terlibat dalam menguasai keterampilan yang diajarkan
mengkonstruksi pengetahuannya, hanya guru. Jika siswa menginginkan kelompok
menerima saja informasi yang disampaikan memperoleh hadiah, mereka harus
searah dari guru. Seringkali siswa tidak membantu teman sekelompok mereka dalam
mampu menjawab soal yang berbeda dari mempelajari pelajaran (Rusman, 2014: 214).
contoh yang diberikan guru. Hal ini Namun, model pembelajaran saja tidak
dikarenakan siswa hanya mendengar cukup untuk meningkatkan kemampuan
penjelasan guru, mencontoh dan pemahaman konsep matematis siswa.
mengerjakan latihan mengikuti pola yang Sebaiknya, pembelajaran ditunjang dengan
diberikan guru, bukan dikarenakan siswa penggunaan media pembelajaran yang dapat
memahami konsepnya (Annajmi, 2016b: 2) mempermudah siswa dalam memahami
Kemampuan pemahaman konsep konsep. Salah satu media inovatif yang
matematis penting dikuasai oleh siswa. Oleh diduga dapat membantu siswa dalam
karena itu, permasalahan terhadap rendahnya meningkatkan kemampuan pemahaman
kemampuan pemahaman konsep matematis konsepnya adalah Kahoot!. Kahoot!
harus segera diatasi. Solusi untuk masalah merupakan website edukatif yang diinisiasi
tersebut adalah dengan cara menggunakan oleh Johan Brand, Jamie Brooker dan Morten
perangkat pembelajaran yang tepat sehingga Versvik dalam sebuah proyek gabungan
dapat meningkatkan pemahaman konsep dengan Norwegian University of Technology
matematis siswa. Salah satu cara yang diduga and Science pada Maret 2013. Kahoot adalah
dapat meningkatkan kemampuan sebuah perangkat lunak pendidikan berbasis
pemahaman konsep matematis siswa adalah permainan yang dapat memungkinkan guru
dengan menggunakan model dan media untuk menyediakan kuisioner, diskusi, atau
pembelajaran yang inovatif yaitu dengan ujian secara online. Kahoot dapat dimainkan
menggunakan model pembelajaran dalam dua mode yaitu mode klasik dimana
kooperatif tipe STAD. pemain vs pemain secara individu dengan
Model pembelajaran kooperatif tipe memakai perangkat pemain masing-masing
STAD merupakan model pembelajaran dan mode kelompok dimana kelompok vs
kooperatif yang menekankan pada adanya kelompok dengan menggunakan satu
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk perangkat.
saling memotivasi dan saling membantu Kahoot! memiliki 4 jenis pilihan yaitu:
dalam menguasai materi pelajaran guna Quiz, Jumble, Discussion, dan Survey dimana
mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, setiap jenis memiliki cara yang bermacam-
2016: 51). Dalam STAD, siswa dibagi macam unuk dimainkan. Pada jenis Quiz
menjadi kelompok heterogen beranggotakan guru mengajukan pertanyaan pilihan ganda
empat orang dengan beragam kemampuan, dan siswa memilih jawaban yang benar dari
jenis kelamin, dan sukunya. Siswa-siswa di pilihan tersebut, Jumble siswa diminta untuk
dalam kelompok harus memastikan bahwa mengurutkan jawaban yang di acak dari
semua anggota kelompok itu bisa menguasai pertanyaan yang diajukan, Discussion guru
materi yang diberikan oleh guru sehingga mengajukan pertanyaan untuk memicu
skor kelompok mereka meningkat dan adanya perdebatan, dan Survey guru dapat
mendapatkan penghargaan. mengumpulkan pendapat siswa. Dalam
STAD terdiri atas lima komponen penelitian ini Kahoot! jenis Quiz yang akan
utama: presentasi kelas, kelompok, kuis, skor digunakan dalam proses pembelajaran yang
kemajuan individual, rekognisi kelompok. menggunakan model pembelajaran
STAD terdiri atas lima komponen utama: kooperatif tipe STAD.
presentasi kelas, kelompok, kuis, skor Kahoot! dapat digunakan dalam
kemajuan individual, rekognisi kelompok proses pembelajaran dan menjadikan
15
Ntjalama, Murdiyanto, Meiliasari (2020)
16
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta 2020; 2 (2): 13-20
terhadap materi. Guru menyampaikan materi materi dan mengerjakan LAS. Guru akan
pelajaran dibantu dengan presentasi PowerPoint memberikan pertanyaan stimulus yang dapat
yang dibuat secara ringkas namun tetap mengarahkan siswa dalam menyelesaikan
menekankan kepada konsep materi vektor di soal tersebut secara mandiri. Oleh karena itu,
ruang dimensi tiga itu sendiri. Penyampaian dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar
materi yang dilakukan oleh guru tidak dalam kelompok inilah yang merupakan
menjadikan siswa menjadi pasif dalam kunci utama siswa dalam mengembangkan
pembelajaran melainkan siswa secara aktif kemampuan pemahaman konsep
berinteraksi dengan guru. Guru sering matematisnya. Hal ini diperkuat dengan teori
mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk Slavin yang menyatakan bahwa dengan
mengontrol pemahaman siswa mengenai materi berdiskusi mengenai materi maka
yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, dalam pemahaman dengan kualitas yang lebih
tahapan ini kemampuan pemahaman konsep tinggi akan muncul (Slavin, 2005c: 38).
matematis siswa sudah mulai berkembang. Tahapan terakhir yang dapat
Selanjutnya, tahapan kegiatan belajar dalam mengembangkan kemampuan pemahaman
kelompok. Kegiatan yang dilakukan siswa konsep matematis siswa adalah kuis. Kuis
ketika belajar dalam kelompok adalah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
mengerjakan LAS yang diberikan oleh guru dan sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
mendalami materi yang telah disampaikan oleh yang dipelajari. Kuis diberikan secara individu
guru bersama-sama dengan anggota dengan menggunakan media Kahoot! yang
kelompoknya. Pada pertemuan pertama kegiatan diakses melalui smartphone masing-masing
belajar mengajar, siswa di kelas eksperimen siswa pada situs https://kahoot.com/.
terlebih dahulu dibagi ke dalam kelompok- Sebelumnya, guru akan menjelaskan sistem kuis
kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 5 pada Kahoot! dan meminta siswa untuk
siswa. Siswa di kelas eksperimen berjumlah 41 menghubungkan koneksi internet smartphone-
siswa sehingga terbentuk 10 kelompok yang nya dengan jaringan Wi-Fi yang tersedia di
terdiri atas 9 kelompok beranggotakan 4 orang sekolah.
siswa dan 1 kelompok beranggotakan 5 orang Penggunaan media Kahoot! merupakan
siswa. salah satu kelebihan yang terdapat dalam
Kegiatan belajar dalam kelompok penelitian ini. Ada beberapa hal yang dapat
membuat siswa dapat saling memotivasi dan dilihat dalam penggunaan media Kahoot! selama
saling membantu dalam menguasai materi kuis berlangsung yaitu: Pertama, siswa sangat
pelajaran. Siswa dengan kemampuan antusias, tertarik, dan semangat dalam
akademik yang lebih tinggi membantu teman mengerjakan setiap soal kuis yang ada di Kahoot!
satu kelompoknya yang kesulitan dalam terlebih lagi ketika mereka mengetahui apakah
memahami materi, sedangkan siswa yang jawaban mereka benar atau salah dan posisi
memiliki kemampuan akademik yang lebih peringkat mereka dalam satu kelas. Hal ini sesuai
rendah terpacu untuk semangat dalam dengan fungsi media yaitu, membuat
memahami materi karena setiap anggota pembelajaran menjadi lebih menarik dan
dalam kelompok memiliki tanggung jawab merangsang siswa untuk fokus. Selain itu, hal ini
untuk menguasai materi yang sedang juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dipelajari. Hal ini sesuai dengan teori menyatakan bahwa penggunaan media Kahoot!
motivasi yang dikemukakan oleh Slavin mampu mengurangi kebosanan dan kejenuhan
bahwa untuk meraih tujuan, anggota siswa serta meningkatkan aktivitas dan
kelompok harus membantu teman satu partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
kelompoknya guna membuat kelompok (Nugraha, 2018: 153). Kedua, siswa tidak merasa
mereka berhasil dan mendorong anggota satu tertekan ketika mengerjakan soal kuis melalui
kelompoknya untuk melakukan usaha media Kahoot!. Hal ini sesuai dengan pernyataan
maksimal (Slavin, 2005b: 54). Selain itu, penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
siswa tidak segan-segan bertanya kepada dengan Kahoot!, siswa mampu menunjukkan
guru jika ada kesulitan dalam memahami pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
18
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta 2020; 2 (2): 13-20
Hendriana, Heris, Euis Eti Rohaeti, dan Utari Rusman. (2014). Model-model
Sumarmo. 2018. Hard Skills dan Soft Pembelajaran: Mengembangkan
Skills Matematik Siswa. Bandung: PT Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali
Refika Aditama. Press.
Isjoni. (2016). Cooperative Learning Septriani, Nicke, Irwan, dan Meira. (2014).
Mengembangkan Kemampuan Belajar “Pengaruh Penerapan Pendekatan
Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Scaffolding Terhadap Kemampuan
Kesumawati, Nila. 2008. “Pemahaman Pemahaman Konsep Matematika
Konsep Matematik dalam Pembelajaran Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika,
Matematika.” Seminar Nasional 3 (3), 17.
Matematika dan Pendidikan Slavin, Robert. (2005). Cooperative
Matematika, 229-235. Learning Teori, Riset dan Praktik, terj.
Nugraha, Hendra. (2018). “Meningkatkan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Pemahaman Matematika Siswa SMP Sundayana, Rostina. (2014). Media dan Alat
Negeri 1 Pageden Kelas VIII dengan Peraga dalam Pembelajaran Matematik.
Gamification Kahoot. UNINUS Journal Bandung: Alfabeta.
Published, 2 (2), 153. Zevika, Mona, Yarman, dan Yerizon. (2012).
Prihandoko, Antonius Cahya. (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Memahami Konsep Matematika Secara Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Benar dan Menyajikannya Dengan Padang Panjang Melalui Pembelajaran
Menarik. Jakarta: Departemen Kooperatif Tipe Think Pair Share
pendidikan Nasional. Disertai Peta Pikiran. Jurnal Pendidikan
Matematika, 1 (1), 45.
20