SKRIPSI
Disusun oleh:
049114080
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2010
i
GBU & Be Positive
iv
Karya in Kupersembahkan Demi Kemuliaan Tuhan yang
Lebih Besar
Dengan dibantu dorongan kekuatan Doa dari
kedua Orang Tua Ku, Kakak – Kakak ku, Ade ku
yang selalu memberi Support Penuh Kepadaku.
“Ad Maiorem Dei Gloriam”
v
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN
PERILAKU MELANGGAR PERATURAN LALU LINTAS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan
perilaku melanggar peraturan lalu lintas. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif yang
signifikan antara kecerdasan emosional dengan perilaku melanggar peraturan lalu lintas. Subyek dalam
penelitian ini adalah pengendara sepeda motor yang melakukan pelanggaran lalu lintas di di wilayah
teritorial Kepolisian Resort Sleman dan menjalani Persidangan di PN sebanyak 40 orang. Alat
pengumpul data yang digunakan untuk kecerdasan emosional adalah skala kecerdasan emosional,
sedangkan untuk perilaku melanggar peraturan lalu lintas adalah skala melanggar peraturan lalu
lintas. Melalui hasil uji coba pada skala kecerdasan emosional diperoleh dari 40 item total terdapat 35
item yang sahih dan 5 item yang gugur, sedangkan untuk skala perilaku melanggar peraturan lalu
lintas diperoleh dari 20 item total terdapat 18 item yang sahih dan 2 item yang gugur. Uji reliabilitas
untuk skala kecerdasan emosional diperoleh koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach sebesar 0,945 dan
untuk melanggar peraturan lalu lintas diperoleh sebesar 0,883. Metode yang digunakan untuk analisis
data adalah teknik Product Moment Pearson. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa skor korelasi
yang didapat adalah -0,175 pada taraf signifikansi 0,01 dengan probabilitas 0,140 (p < 0,01). Hal
tersebut berarti tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan
perilaku melanggar peraturan lalu lintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan perilaku melanggar peraturan lalu lintas.
Tingginya kecerdasan emosional tidak berhubungan dengan rendahnya perilaku melanggar peraturan lalu
lintas.
vii
CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH
VIOLATING TRAFFIC REGULATIONS
ABSTRACT
This research was aimed to examine relation between emotional intelligence and behavior
violating traffic regulations. A hypothesis proposed was that there is no significant negative relation
between emotional intelligence and behavior violating traffic regulations.The respondents were 40
motorcycle riders who violate traffic in the territory of the Police Resort, Sleman. Data's
collection device for emotional intelligence was emotional intelligence scale while for behavior
violating traffic regulations was violating traffic regulations scale. It was obtained by the result that in
emotional intelligence, from 40 items, there were 35 items valid and 5 items fail, in contrary, on
violating traffic regulations scale, from 20 items, there were 18 items valid and 2 items fail. A
reliability test for emotional intelligence scale, obtamed 0,945 coefficient reliability Alpha-Cronbach
and for behavior violating traffic regulations scale, obtained 0,883.A method was used for analyze the
data was Product Moment Pearson technique. The result showed that the correlation score obtained was
-0,175 at significant of 0,01 for probability 0,140 (p < 0,01). It means there was no significant negative
relation between emotional intelligence and behavior violating traffic regulations. The research result
showed that no significant negative relation between emotional intelligence and behavior violating
traffic regulations. Therefore, the high emotional intelligence were not associated with low
behavior violating traffic regulations.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa dan Yesus juru selamatku, atas kasih
dan kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah
4. Ibu Henrietta PDADS., S.Psi., M.A selaku dosen penguji dan sekaligus pembimbing
5. Kedua orangtuaku A.Y Sardjiman dan V. Sukartinah yang tiada lelah untuk memberi
dukungan terhadap apa yang aku kerjakan selama ini hingga terselesaikan semua
6. Kakak - kakakku MM Isti Handayani, Yohanes Dwi P, Kartika, Indro yang telah
7. Morina Nadia Endensi yang menjadi penyemangatku dan dengan setia selalu
8. Teman - teman angkatan 2004 yang menjadi teman seperjuangan dan telah membantu
banyak hal.
x
9. Teman-teman Psynema, P2TKP, UK sepakbola, dan yang berasal dari kegiatan
10. Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Pak Gie dan Mbak Naniek yang telah
membantu di lab dan sekretariat Psikologi, terima kasih telah membantu urusan
administrasi.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… . i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. v
HALAMAN KEASLIAN KARYA…………………………………………. vi
ABSTRAK…………………………………………………………………… vii
ABSTRACT…………………………………………………………………. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………… x
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xvi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… ........ 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 7
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 8
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9
A. Perilaku Melanggar Peraturan Lalu Lintas.............................................. 9
1. Pengertian perilaku melanggar peraturan lalu lintas............................. 9
xii
2. Aspek – aspek perilaku melanggar peraturan lalu lintas…………… 12
3. Penyebab Terjadinya pelanggaran lalu lintas………………………. 14
B. Kecerdasan Emosional………………………………………………. 15
1. Pengertian kecerdasan emosional..………………………………… 15
2. Aspek-aspek kecerdasan emosi …………………………………… 18
C. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan perilaku melanggar
peraturan lalu lintas…...……………………………………………... 20
D. Skema………………………………………………………………….. 23
E. Hipotesis……………………………………………………………….. 23
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 24
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 24
B. Identifikasi Variabel - Variabel Penelitian .…………………………… 24
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian………… …………………... 25
D. Subyek Penelitian ……………………………………………………... 27
E. Metode Pengumpulan Data …………………………………………… 28
1. Alat Pengumpul Data …………………………………………….... 29
2. Alat Ukur…………………………………………………………… 32
F. Metode Analisis Data …………………………………………………. 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………… 35
A. Persiapan Penelitian…………………………………………………..... 35
1. Uji Coba Alat Ukur ………………………………………………….. 35
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur………………………………………….... 36
3. Pelaksanaan Penelitian………………………………………………. 37
xiii
B. Analisis Data Penelitian……………………………………………….. 37
1. Data Demografis Subyek…………………………………………… 37
2. Deskripsi Skor Data Variabel penelitian…………………………….. 37
C. Validitas dan Reliabilitas…………………………………………….. .. 40
D. Uji Asumsi …………………………………………………………….. 40
E. Uji Hipotesis ……………………………………………………………. 41
F. Pembahasan …………………………………………………………… 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 44
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 44
B. Saran…………………………………………………………………… 44
1. Bagi Pengendara Sepeda Motor……………………………………… 44
2. Bagi Peneliti Lain ……………………………………………………. 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 46
LAMPIRAN….……………………………………………………………... .. 50
xiv
Daftar Tabel
xv
Daftar Lampiran
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
budaya, dan politik semakin meningkat akibat dari hasil pembangunan secara
jumlah kendaraan yang melintasi jalan raya semakin meningkat. Hal ini dapat
raya. Lalu lintas yang beraneka ragam dan pertambahan jumlah kendaraan yang
Padatnya lalu lintas di sekitar kita tanpa didukung oleh sarana yang baik
dan kurangnya kesadaran masyarakat akan disiplin berlalu lintas akan memicu
timbulnya berbagai pelanggaran dan ketidak disiplinan. Setiap hari kita bisa
(http://groups.yahoo.com/group/maludong,2006)
1
2
mencapai 1.170.694 orang di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan 2,2% dari
sepeda motor. Dengan kata lain, pada tahun 2004 setiap hari ada 39 kecelakaan
yang melibatkan sepeda motor. Angka itu didasarkan pada kecelakaan yang
kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di jalan raya tidak hanya terjadi
karena hal-hal teknis, misalnya tentang seluk beluk motor, tetapi juga karena
garis pembatas putih pada lampu pengatur lalu lintas (traffic light), dan
beberapa diantaranya menerobos lampu merah bila kesempatan itu ada. Hal-hal
dimana terdapat rambu-rambu tidak boleh membelok, melawan arus lalu lintas,
melawan arah di jalan satu arah, melintas di trotoar yang disediakan bagi
Selain itu, kendati ada kewajiban untuk menggunakan helm, tetapi dengan
menggunakan helm. Padahal, helm yang berkualitas baik telah terbukti dapat
Surabaya, menurut Sudarso (2000) dari catatan yang diperoleh dari Satlantas
dan truk.
tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Hal ini juga menyebabkan
tingkat pelanggaran yang dilakukan para pengguna jalan juga cenderung tinggi.
Menurut data yang diperoleh dari Dirlantas Polda DIY sehingga dengan bulan
Mei 2009, dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan oleh pengendara sepeda motor atau roda dua yaitu sebanyak 23613
kasus atau sekitar 79,01% dari seluruh kasus pelanggaran. Jenis pelanggaran
yang dilakukan meliputi pelanggaran dalam hal muatan, marka atau rambu lalu
mereka sendiri (Suara Merdeka, 2004). Data tersebut tentunya belum cukup
4
dijadikan sebagai acuan dalam melihat pelanggaran yang terjadi, karena data
pelanggaran lalu lintas setiap hari terus meningkat. Tidak sedikit pelanggaran
kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar diakibatkan oleh faktor manusia
motor, seperti melanggar traffic light, menyeberang jalan tidak pada zebra
bersumber dari kesalahan pemakai jalan raya sendiri. Pengemudi tidak terampil
pada faktor kurangnya kesadaran pemakai jalan raya terhadap bahaya berlalu
lintas dan kesadaran hukum yang masih rendah serta kemerosotan etika berlalu
5
tersebut. Emosi sebagai suatu kondisi dalam diri seseorang yang mencerminkan
mengenali dan memantau emosi pribadi dan orang lain, mampu membedakan
2001). Dengan kata lain diperlukan suatu kecakapan emosional yang disebut
impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati, dan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain, dalam hal ini
meliputi rasa tanggung jawab terhadap nyawa diri sendiri maupun orang lain di
jalan raya.
kesadaran diri, mampu mengelola emosi diri, mampu memotivasi diri, empati,
dan membina hubungan sosial. Hal hal tersebut dapat berpengaruh dalam
perilaku berlalu lintas. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi
akan lebih mampu untuk mengelola emosi, contohnya pada saat terjadi
emosi untuk marah ataupun hal-hal lain yang menimbulkan perilaku melanggar
peraturan lalu lintas. Selain itu adanya rasa empati juga ikut berpengaruh dalam
masyarakat kita belum bisa diajak disiplin karena tidak adanya rasa empati.
Contohnya pada saat membelok tetapi tidak menyalakan lampu sein dapat
kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian harta benda bahkan nyawa.
7
tersebut tetapi terkadang karena kebutuhan, waktu yang mendesak ataupun hal
dilakukan oleh pengguna jalan itu sendiri. Masih banyak dari mereka yang
mengabaikan peraturan lalu lintas tersebut, padahal telah banyak kerugian yang
yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Memang tidak dapat
untuk dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada saat mengendarai sepeda
motor. Dengan adanya pengelolaan kecerdasan emosional yang baik, orang akan
akan lebih bisa mengatasi rasa cemasnya untuk mematuhi peraturan lalu lintas
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
dengan perilaku melanggar peraturan lalu lintas pada pengendara sepeda motor,
selain itu dapat juga dipergunakan sebagai bahan pembanding bagi penulis lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(overt behavior) dan juga perilaku yang tidak tampak (innert behavior).
merupakan manifestasi kehidupan psikis. Perilaku atau aktivitas yang ada pada
individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai
akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu atau
organisme itu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban atau respon
perilaku yang refleksif dan perilaku yang non-refleksif. Perilaku yang refleksif
merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus
yang mengenai organisme tersebut. Misalnya reaksi kedip mata bila kena sinar;
gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik jari bila jari kena api dan
9
10
stimulus. Dengan kata lain begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu
langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau
otak.
atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah
diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, baru
kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau
pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Walgito (2003) mengatakan
perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas
karena dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.
hanya kepentingan yang disadari namun kondisi lingkungan (dari luar) juga
tersebut telah melanggar aturan yang berlaku. Tindakan yang timbul dalam
hubungan itu adalah respon spontan (gerak refleks) terhadap kondisi tersebut.
datang dari luar (lingkungan) dan kepentingan yang disadari (dari dalam) oleh
yang bersangkutan (Ndraha, 2003). Hal ini juga berlaku ketika kita melanggar
jalan dijelaskan bahwa pelanggaran lalu lintas jalan adalah suatu perbuatan
undangan lalu lintas jalan. Sedangkan tindakan melawan hukum ialah tiap-tiap
Lintas dan angkutan jalan No.22 Tahun 2009. Ada beberapa aspek penting dari
UU Lalu Lintas yang menjangkau hajat hidup orang banyak, sehingga perlu
Bermotor (BPKB), dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Hal ini dianggap sebagai
lintas terjadi dalam perkara tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan
bermotor dapat ditangani lebih cepat oleh instansi yang berwenang. Dalam hal
ini kehadiran Polri sebagai penegak hukum perlu mendapat perhatian. Dalam
rumusan itu mampu memberi pedoman atau batasan dan arah yang jelas agar
besar ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari. Berkaitan
dengan hal tersebut maka salah satu persoalan ialah bagaimana cara
oleh orang lain, membiasakan diri untuk datang tidak terlambat disekolah
dan sebagainya.
atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.
sepeda motor
Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan
lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku manusia itu didorong oleh
respon terhadap lingkungan. Perilaku terbentuk oleh gerak dari dalam dan
berjalan secara sadar. Penggerak dari dalam itu adalah sistem nilai yang
ditambahkan dan atau tertanam, melembaga dan hidup di dalam diri orang yang
atau pegangan. Hal itu terjadi melalui pembuktian pengalaman bahwa nilai.
atau person itu sebenarnya satu dengan yang lain saling pengaruh
perilaku, demikian pula lingkungan akan berpengaruh pada perilaku dan person
perilaku organisme itu tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan individu
itu sendiri.
pelanggaran ada dua, yaitu dari dalam dan dari luar diri individu. Kedua hal
emosional pengemudi tersebut, sedangkan dari luar dapat juga karena kondisi
jalan yang kurang memadai dengan arus lalu lintas yang padat dan kondisi jalan
lingkungan keluarga, nilai moral yang mulai turun dalam diri pengendara dan
B. Kecerdasan Emosional
kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya
Goleman (1997) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-
a. Memberi arti pada seluruh perjalanan hidup manusia. Misalnya ada perasaan
membuat hati gundah gulana meneteskan air mata. Senang, sedih, takut,
gelisah adalah kekuatan emosi yang memberi arti bagi pengalaman hidup
kepuasan hidup. Misalnya emosi takut berguna agar anda bersikap hati-hati
terhadap obyek tertentu, sehingga anda bisa terhindar dari sesuatu yang tidak
diinginkan.
Emosi takut dan emosi berani akan datang bergantian dan lain-lain.
baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan
yang manusiawi.
sendiri kemudian emosi tersebut dikelola dan digunakan untuk memotivasi diri
sendiri dan memberi manfaat dalam hubungannya dengan orang lain sehingga
masalah.
mengenali dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
18
dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan
bahwa orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi adalah
orang yang mampu mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan
baik, mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif,
emosional sebagai sumber energi dan pengaruh pada diri sendiri dan orang lain
serta menanggapi dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari.
sebagai berikut :
19
a. Sadar diri
Selain itu kita menjadi memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan
positif kepada pelaksanaan tugas. Peka terhadap kata hati dan sanggup
c. Memotivasi diri
lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social, berinteraksi
untuk mengenali emosi diri sendiri serta orang lain, dan menggunakan
kesuksesan hidup.
dengan orang lain, dapat mengelola stress, serta mampu mengatasi tantangan
21
dalam hidup mereka. Mereka juga tidak mudah putus asa, tidak mudah tegang,
serta mampu bertahan dalam menghadapi masalah. Selain itu individu yang
cerdas emosinya, secara sosial akan mantap, mudah bergaul, sehingga memiliki
juga mencakup kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
orang lain, dalam hal ini meliputi rasa tanggung jawab terhadap nyawa diri
kesadaran diri, mampu mengelola emosi diri, mampu memotivasi diri, empati,
dan membina hubungan sosial. Hal hal tersebut dapat berpengaruh dalam
tinggi akan lebih mampu untuk mengelola emosi, contohnya pada saat terjadi
melanggar peraturan lalu lintas. Selain itu adanya rasa empati juga ikut
demi kelancaran lalu lintas bersama. Peran dari dalam diri pengemudi seperti
pelanggaran tersebut.
Kecelakaan lalu lintas saat sekarang ini masih menjadi masalah serius di
negara berkembang dan negara maju. Angka kematiannya menurut WHO telah
,mencapai 1.170.694 orang di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan 2,2%
kurangnya kesadaran pemakai jalan raya terhadap bahaya berlalu lintas dan
kesadaran hukum yang masih rendah serta kemerosotan etika berlalu lintas
Sikap tidak disiplin atau kurang adanya kesadaran disiplin dalam berlalu
peraturan lalu lintas adalah suatu sikap seseorang yang bertentangan dengan
mentaati Undang-undang Lalu Lintas No. 22/2009 tentang Lalu Lintas, serta
masyarakat.
23
sebagai faktor utama yang meliputi seluruh pemakai jalan termasuk pengemudi
tersebut. Hal ini dapat memberikan dampak negatif seperti kemacetan maupun
D. Skema
Pengendara Sepeda Motor
E. Hipotesis
sepeda motor”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel
ini adalah :
24
25
ini adalah :
a. Kesadaran diri :
b. Pengaturan diri :
situasi tertentu
c. Motivasi :
d. Empati :
e. Keterampilan sosial :
skor total yang dihasilkan dari skala kecerdasan emosional. Semakin tinggi
2. Perilaku melanggar peraturan lalu lintas adalah suatu sikap seseorang yang
22/2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan, serta perbuatan seseorang
rendah skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin rendah pula
D. SUBYEK PENELITIAN
karakteristik:
1. Pengendara yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang masih
berlaku
berlaku
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
skala, yaitu skala kecerdasan emosi dan skala perilaku melanggar peraturan
lalu lintas. Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas karakteristik
skala sebagai alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar (2002) yaitu:
bentuk aitem-aitem.
dan sungguh-sungguh.
29
Summated ratings, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas empat
kategori jawaban yaitu : “sangat setuju”, ”Setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat
tidak setuju”.
berada pada titik tengah, dimana sebelumnya dengan lima tingkat yaitu ;
“sangat setuju”, ”Setuju”, “netral”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”.
Hal ini dilakukan karena kategori netral memiliki arti ganda, selain itu adanya
yaitu skala kecerdasan emosi dan skala perilaku melanggar peraturan lalu
lintas. Data dari kecerdasan emosi dan perilaku melanggar peraturan lalu
memilih satu dari empat respon yang tersedia meliputi “sangat setuju”,
30
skala kecerdasan emosi yang diberikan. Cara pemberian skor pada item
a. Favourabel
Sangat setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak setuju (TS)=2, dan Sangat
b. Unfavourabel
Sangat setuju (SS)=1, Setuju (S)=2, Tidak setuju (TS)=3, dan Sangat
tinggi.
31
Tabel 1
Blue Print Skala Kecerdasan Emosi
Item No.
Aspek Favourabel Unfavourabel Total %
Sadar diri 1,14,20,27 7,17,22,38 8 20%
Mampu mengatur 10,12,26,31 13,16,33,36 8 20%
diri
Mampu 6,25,35,37 9,19,28,30 8 20%
memotivasi diri
Memahami 2,15,21,29 8,24,34,40 8 20%
perasaan orang
menjalin interaksi 3,5,11,18 4,23,32,39 8 20%
sosial
Total 20 20 40 100%
data dilakukan dengan menunggu subyek, pada saat mengisi skala perilaku
1. SL (selalu) : 3
2. S (Sering) : 2
3. J (jarang) : 1
4. TP (Tidak Pernah) : 0
32
Tabel 2
Blue Print Skala Perilaku melanggar peraturan lalu lintas
2. Alat Ukur
dilakukan ujicoba skala untuk memperoleh reliabilitas dan validitas alat ukur.
a. Uji Validitas
gejala dengan kriterium yang dianggap valid (Hadi, 2000). Validitas alat
ukur pada dasarnya menunjuk pada derajat fungsi mengukurnya suatu alat
ukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement (Azwar,
33
2005). Profesional judgement dilakukan oleh orang yang lebih ahli didalam
validitas isi, suatu skala harus komprehensif isinya dan hanya memuat isi
yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Oleh karena itu, blue
print skala yang memberikan gambaran mengenai isi skala dan menjadi
acuan serta pedoman untuk berada dalam lingkup yang benar, bila dilakukan
dengan cara yang baik akan mendukung validitas isi skala (Azwar, 2005).
b. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan untuk menguji, apakah tiap butir aitem benar-
cara menghitung korelasi antara distribusi skor setiap aitem dengan skor
menghasilkan korelasi aitem total atau indeks daya beda aitem. Semakin
tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti
keseluruhan, maka semakin tinggi daya beda yang dimiliki (Azwar, 2005).
batasan rix ≥ 0,30. Batasan tersebut digunakan karena item yang koefisien
(Azwar, 2007).
34
kritis dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara kecerdasan emosi dan skala perilaku melanggar peraturan lalu
A. PERSIAPAN PENELITIAN
sesungguhnya.
terdiri atas 8 item aspek Kesadaran Diri, 8 item aspek Pengaturan Diri, 8
item aspek Empati, 8 item aspek Motivasi, dan 8 item aspek Keterampilan
Sosial
sesungguhnya. Subyek dalam uji coba alat ukur ini sebanyak 40 orang
35
36
diberhentikan oleh polisi yang bertugas maupun yang melanggar saat ada
dialami oleh pengendara sepeda motor selain kecelakaan lalu lintas atau
ekslempar yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Hasil uji coba dianalisis
item untuk aspek pengaturan diri, 8 item untuk aspek kesadaran diri, 8 item
untuk aspek motivasi, 8 item untuk aspek empati dan, 8 item untuk aspek
total (rix) antara 0,177 sampai 0,730. peneliti kemudian melakukan seleksi
memperoleh 35 item yang lolos seleksi dan 5 item yang gugur. Setelah
dipilih, koefisien korelasi item total (rix) bergerak dari 0.363 sampai 0.729.
37
Tabel 3
Spesifikasi Skala Kecerdasan emosional Setelah Uji Coba
No Aspek Kecerdasan No Item Juml
Emosional Favorabel Unfavorabel ah
1 Kesadaran Diri 1*, 14, 20, 27 7, 17, 22, 37 8
2 Pengaturan Diri 10, 12, 26, 31 13, 16, 33, 36* 8
TOTAL 20 20 40
*) item-item yang gugur setelah uji coba
3. Pelaksanaan Penelitian
Negeri Kabupaten Sleman. Subyek yang dipilih adalah subyek yang sedang
secara langsung dan mengambil hasilnya pada saat itu juga. Skor melakukan
pelanggaran lalu lintas dan kecerdasan emosional didapatkan pada saat yang
sama dari pengisian skala pada subyek secara langsung di lokasi penelitian
secara bersamaan.
Berikut ini adalah data demografis yang ditemukan oleh peneliti dari
subyek penelitian :
38
yang diisi oleh subyek dimana data ini disertakan pada skala penelitian.
dimana umur subyek paling muda 17 tahun dan paling tua 50 tahun
Tabel 4
Subyek Penelitian Berdasarkan usia
Usia Jumlah
17-23 tahun 11
24-30 tahun 14
31-36 tahun 7
37-43 tahun 5
44-50 tahun 3
Total 40
Tabel 5
Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki - Laki 27
Perempuan 13
Motor
Tabel 6
Lama Subyek Mengendarai Sepeda Motor
Lama Berkendara Jumlah
1-2 tahun 3
2-3 tahun 5
3-4 tahun 8
4-5 tahun 24
39
Tabel 7
Pengalaman Subyek Kena Tilang dalam Satu Tahun Terakhir
Pengalaman Kena Tilang Jumlah
1-2 kali 27
2-3 kali 8
3-4 kali 3
Lebih dari 4 kali 2
maksimal sebesar 129. Skor rata – rata yang diperoleh sebesar 86,88.
Sedangkan Standar Deviasi skor total dari skala kecerdasan emosional sebesar
22,953.
lintas didapatkan skor total minimal sebesar 22 dan maksimal 57. Rerata skor
Tabel 8
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Skor Empirik
Skala
Xmin Xmax Mean (µ) SD (σ)
Validitas alat ukur penelitian yang digunakan adalah validitas isi yang
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Adapun validitas isi ini
oleh peneliti dan dosen pembimbing peneliti selama proses bimbingan skripsi.
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.945, yang berarti skala ini reliabel.
D. Uji Asumsi
untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis
dengan menggunakan analisis korelasi. Uji asumsi meliputi uji normalitas. Uji
variabel tergantung dalam penelitian ini normal atau tidak. Uji normalitas ini
dalam program SPSS for Windows versi 17. hasilnya dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas Sebaran
E. Uji Hipotesis
dalam program SPSS for Windows versi 17. Hasil analisis menunjukkan
melanggar peraturan lalu lintas adalah -0,175 dengan taraf signifikansi 0.05
(p>0.05). Analisis data ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan negatif
perilaku melanggar peraturan lalu lintas tidak terbukti. Hal ini ditunjukkan
dengan signifikansi dari korelasi sebesar 0,140 yang dapat diartikan bahwa
Tabel 10
Hasil Uji Hipotesis
Korelasi (r)
Perilaku
Perilaku melanggar Kelengkapan Rambu – rambu mengendarai
peraturan lalu lintas syarat berkendara lalu lintas sepeda motor
lintas dan aspek perilaku mengendarai sepeda motor juga tidak menunjukkan
adanya hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh
menunjukkan p>0,05.
F. Pembahasan
tersebut melakukan pelanggaran lalu lintas yang rendah. Begitu pula sebaliknya
Berdasarkan teori kecerdasan emosional yang dipakai dalam penelitian kali ini
terdiri dari aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan
kecerdasan emosional seseorang melalui setiap aspek yang ada. Jika dikaitkan
lalu lintas dimana terdapat aspek kelengkapan syarat berkendara, rambu lalu
berasal dari berbagai macam faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar
43
individu seperti yang diungkapkan oleh Palupi (2004). Hal-hal dari luar
kondisi jalan yang kurang mendukung dengan arus lalu lintas yang padat dan
hanya berasal dari dalam diri individu itu sendiri namun juga dari luar atau
peraturan lalu lintas, lingkungan dimana individu itu tinggal, nilai moral dari
pengendara dan aparat lalu lintas, serta kondisi di jalan yang tidak mendukung
pengendara sepeda motor. Oleh karena itu faktor dari luar individu juga turut
A. KESIMPULAN
perilaku melanggar peraturan lalu lintas. Selain itu juga tidak terdapat
sepeda motor yang memiliki kecerdasan emosional tinggi belum tentu tidak
B. SARAN
44
45
jenis kelamin, cara mendapatkan SIM, jumlah subyek. Selain itu juga
Budiman, A dan Baradja. 2001. Mental Sehat Hidup Nikmat Mental Sakit Hidup
Pahit. Jakarta: Studio Press.
46
47
Indrajit.2007. http://kompas.com/kompas/
www.google/brawijaya.ac.id, 2006
48
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/metode_riset_bisnis/bagian2_desain_
penelitian
LAMPIRAN
49
Kepada Yth : Pengendara Sepeda Motor
Dengan Hormat
Perlu anda ketahui bahwa jawaban anda tidak ada hubungannya dengan
nama baik, status dan kepentingan apapun yang berkaitan dengan anda. Karena
semua identitas yang anda berikan dan jawaban anda akan saya jamin
kerahasiaannya. Saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewati atau
tidak terjawab, karena angket yang tidak lengkap akan terbuang sia-sia. Atas
bantuan dan kerjasama anda, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
50
SKALA I
PETUNJUK UMUM
1. Angket ini terdiri atas 40 pernyataan
2. Jawablah semua pernyataan yang diberikan dengan cermat dan tanpa
terlewati
Untuk itu silahkan tuliskan identitas anda pada kolom dibawah ini :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda saat
ini. Dengan menuliskan jawaban pada kolom sebelah kiri pernyataan
dengan ketentuan :
SS : Bila anda Sangat Setuju
S : Bila anda Setuju
TS : Bila anda Tidak Setuju
STS : Bila anda Tidak Sangat Setuju
2. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang anda pilih
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
40 Saya jarang berkumpul bersama X
teman teman saya
3. Apabila Anda hendak mengganti jawaban yang salah maka coretlah tanda
silang (X) dengan tanda sama dengan (=), kemudian pilihlah jawaban
yang lebih sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
40 Saya jarang berkumpul bersama X X
teman teman saya
4. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan dan periksa kembali
agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
51
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya mengetahui apa yang saya rasakan pada saat ini
2 Saya mengerti apa yang orang lain rasakan, ketika
menghadapi permasalahan berat
3 Saya mudah mendapatkan kepercayaan dari orang
lain
4 Saya tidak senang berelasi dengan orang lain
5 Saya cepat menyesuaikan diri bila keadaan
berubah.
6 Saya yakin akan menjadi orang sukses di kelak
kemudian hari
7 Saya tidak mengerti apa yang saya rasakan
8 Saya tidak peduli bagaimana ekspresi orang lain
ketika saya sedang bicara
9 Saya lebih sering dipengaruhi perasaan takut gagal
dari pada pengharapan untuk sukses
10 saya berusaha memenuhi setiap keinginan saya
11 Walaupun berbicara dengan orang yang baru saya
kenal, saya tetap tenang dan tidak canggung
12 Saya tetap tenang bahkan dalam situasi yang
terkadang membuat orang lain marah
13 Saya sulit menahan keinginan yang muncul secara
tiba-tiba
14 saya tahu apa yang harus saya lakukan ketika
menghadapi masalah
15 Saya mengerti bahwa setiap orang memiliki
keinginan yang berbeda-beda
16 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
meredam kemarahan saya
17 Saya sulit memahami perasaan yang saya alami
18 Saya berusaha menghibur orang yang sedang sedih
dengan berbagai cara agar ia gembira
19 Saya mudah frustasi bila menghadapi tekanan yang
52
saya rasa berat
20 Saya menyadari apa yang saya rasakan saat ini
21 Saya dapat memahami ketakutan seseorang ketika
menghadapi masalah besar.
22 Ketika saya sedih saya tidak tahu apa yang membuat
saya sedih.
23 Saya hanya diam ketika topik pembicaraan berubah
menjadi tidak menarik lagi.
24 Saya tidak tahu apa yang orang lain butuhkan ketika
ia sedang sedih
25 Saya tidak pernah menyerah menghadapi
kesulitan karena pasti ada jalan keluarnya.
26 Saya mengerti apa yang harus saya lakukan ketika
sedang sedih
27 Saya mampu mengekpresikan perasaan saya dengan
tepat.
28 Saya sering merasa melakukan pekerjaan yang sia-
sia dan membuang waktu.
29 Saya mengetahui ketika perasaan seseorang berubah
secara tiba-tiba.
30 Saya mengakhiri usaha saya ketika mengalami
kegagalan.
31 Saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum
bertindak.
32 Saya merasa panik bila berhadapan dengan orang
yang mudah marah.
33 Saya merasa sulit mengatasi kesedihan yang saya
rasakan.
34 Saya tidak tahu perasaan orang lain terhadap saya.
35 Saya berusaha memaksimalkan kemampuan saya
dan tidak takut gagal.
36 Saya selalu bersenang-senang karena saya pikir
kesempatan tidak akan datang dua kali.
53
37 Saya selalu tekun melaksanakan tugas kendati
banyak rintangan.
38 Ketika menghadapi masalah, saya bingung apa yang
harus saya lakukan.
39 Saya merasa sulit mengembangkan topik
pembicaraan dengan orang lain.
40 Saya merasa sulit memahami arti dari gerak-gerik
seseorang.
54
SKALA II
Dengan Hormat
Perlu anda ketahui bahwa jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama
baik, status dan kepentingan apapun yang berkaitan dengan anda. Karena semua
identitas yang anda berikan dan jawaban anda akan saya jamin kerahasiaannya.
Saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab,
karena angket yang tidak lengkap akan terbuang sia-sia. Atas bantuan dan
kerjasama anda, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
55
PETUNJUK UMUM
Jawablah semua pernyataan yang diberikan dengan cermat dan tanpa terlewati
Untuk itu silahkan tuliskan identitas anda pada kolom dibawah ini :
a. 1 – 2 tahun
b. 2 – 3 tahun
c. 3 – 4 tahun
a. 1 – 2 kali
b. 2 – 3 kali
c. 3 – 4 kali
1. 1 – 2 kali
2. 2 – 3 kali
3. 3 – 4 kali
1. 1 – 2 kali
2. 2 – 3 kali
3. 3 – 4 kali
56
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda saat
ini. Dengan menuliskan memberikan tanda centang atau checkmark (√)
dari setiap pernyataan yang ada :
SL (selalu) : jika selalu dilakukan setiap mengendarai sepeda motor
S (Sering) : jika dilakukan sebanyak 3-4 kali dari 6 kali naik motor
J (jarang) : jika dilakukan 1-2 kali dari 6 kali naik motor
TP (tidak pernah) : jika tidak pernah melakukan saat naik motor
2. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang anda pilih
Contoh :
No Pernyataan SL S J TP
24 Salah satu rem sepeda motor tidak X
berfungsi
3. Apabila Anda hendak mengganti jawaban yang salah maka coretlah tanda
silang (X) dengan tanda sama dengan (=), kemudian pilihlah jawaban yang
lebih sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Contoh :
No Pernyataan SL S J TP
24 Salah satu rem sepeda motor tidak X X
berfungsi
4. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan dan periksa kembali
agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
57
No Pernyataan SL S J TP
1 Melakukan percakapan dengan pengendara lain saat
berkendara (bersebelahan dua motor - jejer)
58
No Pernyataan SL S J TP
14 Melanggar Rambu Dilarang Berhenti
59
Case Processing Summary
N %
Total 40 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.940 .941 40
Item Statistics
60
Case Processing Summary
N %
Total 40 100.0
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Item-Total Statistics
61
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
62
item32 97.42 558.815 .639 . .938
Scale Statistics
63
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.871 .892 20
Item Statistics
64
Summary Item Statistics
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Scale Statistics
65
Kepada Yth : Pengendara Sepeda Motor
Dengan Hormat
Perlu anda ketahui bahwa jawaban anda tidak ada hubungannya dengan
nama baik, status dan kepentingan apapun yang berkaitan dengan anda. Karena
semua identitas yang anda berikan dan jawaban anda akan saya jamin
kerahasiaannya. Saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewati atau
tidak terjawab, karena angket yang tidak lengkap akan terbuang sia-sia. Atas
bantuan dan kerjasama anda, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
66
SKALA I
PETUNJUK UMUM
1. Angket ini terdiri atas 40 pernyataan
2. Jawablah semua pernyataan yang diberikan dengan cermat dan tanpa
terlewati
Untuk itu silahkan tuliskan identitas anda pada kolom dibawah ini :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda saat
ini. Dengan menuliskan jawaban pada kolom sebelah kiri pernyataan
dengan ketentuan :
SS : Bila anda Sangat Setuju
S : Bila anda Setuju
TS : Bila anda Tidak Setuju
STS : Bila anda Tidak Sangat Setuju
2. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang anda pilih
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
40 Saya jarang berkumpul bersama X
teman teman saya
3. Apabila Anda hendak mengganti jawaban yang salah maka coretlah tanda
silang (X) dengan tanda sama dengan (=), kemudian pilihlah jawaban
yang lebih sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
40 Saya jarang berkumpul bersama X X
teman teman saya
4. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan dan periksa kembali
agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
67
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya mengerti apa yang orang lain rasakan, ketika
menghadapi permasalahan berat
2 Saya mudah mendapatkan kepercayaan dari orang
lain
3 Saya tidak senang berelasi dengan orang lain
4 Saya yakin akan menjadi orang sukses di kelak
kemudian hari
5 Saya tidak mengerti apa yang saya rasakan
6 Saya tidak peduli bagaimana ekspresi orang lain
ketika saya sedang bicara
7 Saya lebih sering dipengaruhi perasaan takut gagal
dari pada pengharapan untuk sukses
8 saya berusaha memenuhi setiap keinginan saya
9 Walaupun berbicara dengan orang yang baru saya
kenal, saya tetap tenang dan tidak canggung
10 Saya tetap tenang bahkan dalam situasi yang
terkadang membuat orang lain marah
11 Saya sulit menahan keinginan yang muncul secara
tiba-tiba
12 saya tahu apa yang harus saya lakukan ketika
menghadapi masalah
13 Saya mengerti bahwa setiap orang memiliki
keinginan yang berbeda-beda
14 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
meredam kemarahan saya
15 Saya sulit memahami perasaan yang saya alami
16 Saya berusaha menghibur orang yang sedang sedih
dengan berbagai cara agar ia gembira
17 Saya mudah frustasi bila menghadapi tekanan yang
saya rasa berat
18 Saya menyadari apa yang saya rasakan saat ini
19 Saya dapat memahami ketakutan seseorang ketika
menghadapi masalah besar.
68
No Pernyataan SS S TS STS
20 Ketika saya sedih saya tidak tahu apa yang membuat
saya sedih.
21 Saya hanya diam ketika topik pembicaraan berubah
menjadi tidak menarik lagi.
22 Saya tidak tahu apa yang orang lain butuhkan ketika
ia sedang sedih
23 Saya tidak pernah menyerah menghadapi
kesulitan karena pasti ada jalan keluarnya.
24 Saya mampu mengekpresikan perasaan saya dengan
tepat.
25 Saya sering merasa melakukan pekerjaan yang sia-
sia dan membuang waktu.
26 Saya mengetahui ketika perasaan seseorang berubah
secara tiba-tiba.
27 Saya mengakhiri usaha saya ketika mengalami
kegagalan.
28 Saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum
bertindak.
29 Saya merasa panik bila berhadapan dengan orang
yang mudah marah.
30 Saya merasa sulit mengatasi kesedihan yang saya
rasakan.
31 Saya tidak tahu perasaan orang lain terhadap saya.
32 Saya berusaha memaksimalkan kemampuan saya
dan tidak takut gagal.
33 Saya selalu tekun melaksanakan tugas kendati
banyak rintangan.
34 Ketika menghadapi masalah, saya bingung apa yang
harus saya lakukan.
35 Saya merasa sulit mengembangkan topik
pembicaraan dengan orang lain.
69
SKALA II
Dengan Hormat
Perlu anda ketahui bahwa jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama
baik, status dan kepentingan apapun yang berkaitan dengan anda. Karena semua
identitas yang anda berikan dan jawaban anda akan saya jamin kerahasiaannya.
Saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewati atau tidak terjawab,
karena angket yang tidak lengkap akan terbuang sia-sia. Atas bantuan dan
kerjasama anda, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
70
PETUNJUK UMUM
Jawablah semua pernyataan yang diberikan dengan cermat dan tanpa terlewati
Untuk itu silahkan tuliskan identitas anda pada kolom dibawah ini :
a. 1 – 2 tahun
b. 2 – 3 tahun
c. 3 – 4 tahun
a. 1 – 2 kali
b. 2 – 3 kali
c. 3 – 4 kali
1. 1 – 2 kali
2. 2 – 3 kali
3. 3 – 4 kali
1. 1 – 2 kali
2. 2 – 3 kali
3. 3 – 4 kali
71
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda saat
ini. Dengan menuliskan memberikan tanda centang atau checkmark (√)
dari setiap pernyataan yang ada :
SL (selalu) : jika selalu dilakukan setiap mengendarai sepeda motor
S (Sering) : jika dilakukan sebanyak 3-4 kali dari 6 kali naik motor
J (jarang) : jika dilakukan 1-2 kali dari 6 kali naik motor
TP (tidak pernah) : jika tidak pernah melakukan saat naik motor
2. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang anda pilih
Contoh :
No Pernyataan SL S J TP
24 Salah satu rem sepeda motor tidak X
berfungsi
3. Apabila Anda hendak mengganti jawaban yang salah maka coretlah tanda
silang (X) dengan tanda sama dengan (=), kemudian pilihlah jawaban yang
lebih sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Contoh :
No Pernyataan SL S J TP
24 Salah satu rem sepeda motor tidak X X
berfungsi
4. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan dan periksa kembali
agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
72
No Pernyataan SL S J TP
Melanggar Rambu Dilarang Masuk
1
73
No Pernyataan SL S J TP
Menggunakan HP saat naik motor (telepon dan atau
13
sms)
Tidak menyalakan lampu saat siang
14
hari
74
Case Processing Summary
N %
Total 40 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
.945 .946 35
Item Statistics
75
item22 3.05 1.108 40
Item-Total Statistics
Squared
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
76
item13 84.50 501.026 .537 . .943
Scale Statistics
77
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
.883 .902 18
Item Statistics
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
78
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Scale Statistics
79
NPar Tests kolmogorov smirnov
Descriptive Statistics
totalKE totalMPLL
N 40 40
a,,b
Normal Parameters Mean 86.88 14.48
Graph
80
Descriptive Statistics
Correlations
N 40 40 40 40 40
** ** **
totalMPLL Pearson Correlation -.175 1 .668 .965 .926
N 40 40 40 40 40
** ** **
MPLL1 Pearson Correlation -.221 .668 1 .568 .496
N 40 40 40 40 40
** **
MPLL2 Pearson Correlation -.170 .965 .568 1 .830**
N 40 40 40 40 40
** ** **
MPLL3 Pearson Correlation -.116 .926 .496 .830 1
N 40 40 40 40 40
81