Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710

Tangerang, Februari 2019

RANCANG BANGUN APLIKASI DIAGNOSA


PENYAKIT UMUM
BERBASIS ANDROID PADA KLINIK CITRA RAYA MEDIKA

Yanuardi1
Teknik Informatika, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jl. Perintis Kemerdekaan I Babakan No.33, Cikokol,
Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118
Email : yanuardi99@gmail.com

ABSTRAK

Sebagian besar penyakit umum yang terjadi di masyarakat sering dianggap remeh dan apabila
penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menjadi lebih parah dan serius penanganannya.
Keterbatasan pengetahuan dan kurangnya informasi tentang penyakit serta pola pikir kebanyakan
orang yang masih awam tentang kesehatan. Oleh karena itu, dirasa sangat diperlukan adanya aplikasi
yang dapat memberikan informasi kepada dokter atau petugas kesehatan akan adanya kemungkinan
penyakit pada tubuh, sehingga dapat ditindak lanjuti lebih dini. Aplikasi ini menggunakan teknologi
aplikasi berbasis Android, dengan memanfaatkan teknologi mobile devices dalam aplikasi diagnosa
penyakit umum ini maka pasien dan dokter dapat terbantu. Aplikasi sistem pakar ini menggunakan
metode inferensi forward chaining.Dengan hanya memasukkan gejala yang diderita dan user dapat
segera tahu jenis penyakit umum yang kemungkinan diderita, sehingga kecepatan dan keefektifan
dalam pelayanan dan penanganan terhadap penyakit tersebut dapat segera dilakukan. Dengan
dibuatnya suatu aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit umum yang berbasis mobile teknologi akan
mudah digunakan oleh dokter atau petugas kesehatan.

Kata Kunci : sistem pakar, penyakit umum, android, inferensi forward chaining

1. Pendahuluan Dengan semakin berkembangnya ilmu


pengetahuan dan teknologi komunikasi saat
1.1 Latar Belakang
ini, proses untuk mengetahui gejala dan
Suatu gejala penyakit merupakan awal dari resiko pada penyakit yang biasa dialami oleh
sebuah penyakit yang dapat mengancam masyarakat umum dapat diketahui dengan
kesehatan seseorang, namun pada cepat. Oleh karena itu, sangat diperlukan
kenyataannya gejala penyakit tersebut masih adanya sebuah aplikasi berbasis android yang
dianggap sepele oleh masyarakat umum. dapat membantu dan memberikan informasi
Keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kepada seseorang untuk melakukan
informasi tentang penyakit merupakan salah identifikasi secara dini melalui pengolahan
satu alasan gejala penyakit tidak ditanggapi gejala pada perangkat mobile. Sehingga,
secara serius oleh setiap orang. Banyak yang penanganan lebih lanjut terhadap penyakit
berpikiran bahwa gejala-gejala yang diderita dapat segera dilakukan. Selain itu, tak dapat
biasanya hanya gejala penyakit ringan saja dipungkiri penggunaan aplikasi ini pada
dan akan sembuh dengan sendirinya, kondisi tertentu yaitu untuk mengetahui
sehingga tidak terlalu dianggap penting. gejala-gejala awal pada tubuh, dinilai lebih
Penyakit umum biasanya disebabkan karena efisien waktu dan menghemat biaya jika
pola hidup yang tidak sehat, walaupun dibandingkan menggunakan tenaga medis
penyakit yang sering terjadi pada umumnya secara langsung.
tergolong ringan dan berdampak biasa pada Aplikasi yang dibutuhkan tersebut berupa
tubuh seseorang. Namun, jika penyakit umum sistem pakar yang bekerja seperti seorang
baru memasuki gejala-gejala awal atau belum pakar (dokter) dalam mengambil sebuah
begitu parah, masih ada peluang untuk kesimpulan atau keputusan berdasarkan
disembuhkan sangat besar. Masalahnya pada kondisi tertentu. Sistem pakar dikembangkan
sebagian besar, penderita baru melakukan dalam berbagai bidang, termasuk dalam
pemeriksaan ke dokter jika penyakit tersebut bidang medis. Sehingga dalam hal ini sebuah
sudah memasuki gejala yang lebih parah. aplikasi sistem pakar berbasis android mampu

JIKA|9
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

membantu dokter atau perawat dalam


mengetahui gejala-gejala awal pada suatu 2. Landasan Teori
penyakit.
2.1 Sistem Pakar
1.2 Permasalahan Menurut Husda dan Wangdra (2016) Pakar
a. Identifikasi Masalah adalah “orang yang memiliki pengetahuan,
Berdasarkan latar belakang yang telah penilaian, pengalaman, metode khusus, serta
dijelaskan di atas, maka dapat diidentifikasi kemampuan untuk menerapkan bakat ini
masalah yaitu : dalam memberi nasihat dan memecahkan
1) Keterbatasan pengetahuan dan masalah”. Pakar biasa memiliki beberapa
kurangnya informasi tentang penyakit konsep umum. Pertama, harus mampu
umum memecahkan persoalan dan mencapai tingkat
2) Kadang dimungkinkan terjadi performa yang secara signifikan lebih baik
kesalahan dalam mendiagnosis suatu dari orang kebanyakan. Kedua, pakar relatif.
gangguan kesehatan yang dilakukan Pakar pada satu waktu atau satu wilayah
oleh seorang dokter atau petugas mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau
kesehatan. Karena pada dasarnya wilayah lain. Misalnya, mahasiswa kedokteran
hampir semua jenis penyakit mungkin disebut pakar dalam penyakit
mempunyai gejala awal yang sama dibanding petugas administrasi, tetapi bukan
sehingga kurang tepat dalam pakar di rumah sakit terkemuka.
menentukan keputusan untuk Bentuk umum sistem pakar adalah suatu
penanganan terhadap penyakit program yang dibuat berdasarkan suatu set
tersebut. aturan yang menganalisis informasi (biasanya
diberikan oleh pengguna suatu sistem)
b. Rumusan Masalah mengenai suatu kelas masalah spesifik serta
Bagaimana merancang suatu aplikasi analisis matematis dari masalah tersebut.
sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga
umum pada pasien sehingga pengguna mampu merekomendasikan suatu rangkaian
dalam hal ini dokter atau petugas tindakan pengguna untuk dapat menerapkan
kesehatan dapat mengambil keputusan koreksi.
untuk memberikan penanganan yang tepat Secara umum, sistem pakar adalah sistem
dan benar ? yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer yang dirancang untuk
c. Batasan Masalah memodelkan kemampuan menyelesaikan
Agar permasalahan yang ditinjau sesuai masalah seperti layaknya seorang pakar.
dengan tujuan yang ingin dicapai maka Dengan sistem pakar ini, orang awam pun
perlu membatasi permasalahan yang ada dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya
meliputi : sekedar mencari suatu informasi berkualitas
1. Dalam pembuatan aplikasi sistem yang sebenarnya hanya dapat diperoleh
pakar ini hanya membahas penyakit dengan bantuan para ahli di bidangnya.
umum yang sering dialami oleh Sistem pakar ini juga akan dapat membantu
masyarakat, diantaranya yaitu tifus, aktivitas para pakar sebagai asisten yang
radang tenggorokan (faringitis), infeksi berpengalaman dan mempunyai pengetahuan
saluran pernafasan atas (ISPA), diare, yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya,
radang lambung atau maag (gastritis), sistem pakar mengkombinasikan kaidah-
infeksi saluran kemih (sakit kencing), kaidah penarikan kesimpulan (inference rules)
dan vertigo. dengan basis pengetahuan tertentu yang
2. Aplikasi sistem pakar ini menggunakan diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam
metode inferensi forward chaining bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal
serta aplikasi yang dibuat merupakan tersebut disimpan dalam komputer, yang
aplikasi berbasis android. selanjutnya digunakan dalam proses
3. Aplikasi ini hanya untuk penanganan pengambilan keputusan untuk penyelesaian
awal dan bukan untuk menggantikan masalah tertentu.
posisi dokter.
4. Aplikasi ini bersifat edukatif, bukan
solutif.

JIKA|10
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

chaining yaitu forward chaining dan backward


chaining. Kedua metode ini mempunyai
2.2 Struktur Sistem Pakar kelebihan tersendiri, semuanya itu tergantung
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, dari kondisi permasalahan yang dihadapi dan
yaitu : basis pengetahuan.
a. Lingkungan Pengembangan (Development a. Forward Chaining
Environtment) Forward chaining merupakan suatu
b. Lingkungan Konsultasi (Consultation strategi pengambilan keputusan yang
Environtment) dimulai dari bagian sebelah kiri (IF terlebih
dahulu). Dengan kata lain, penalaran
Lingkungan pengembangan sistem pakar dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk
digunakan untuk memasukkan pengetahuan menguji kebenaran hipotesis. Sebagai
pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, contoh penalaran maju (forward chaining)
sedangkan lingkungan konsultasi digunakan adalah mendiagnosa penyakit berdasarkan
oleh pengguna yang bukan pakar guna gejala-gejala atau fakta yang dirasakan
memperoleh pengetahuan pakar. oleh pasien.

2.3 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)


b. Backward Chaining
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-
Backward Chaining merupakan strategi
pengetahuan dalam penyelesaian masalah,
tentu saja di dalam domain tertentu. Ada dua pengambilan keputusan atau kesimpulan
bentuk pendekatan basis pengetahuan yang dengan pencocokan fakta atau pernyataan
sangat umum digunakan diantaranya yaitu : yang dimulai dari bagian sebelah kanan
a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based (THEN terlebih dahulu). Dengan kata lain,
Reasoning). Pada penalaran berbasis penalaran dimulai dari hipotesis terlebih
aturan,pengetahuan direpresentasikan
dahulu, dan untuk menguji kebenaran
dengan menggunakan aturan IF-THEN.
Bentuk ini digunakan apabila telah memiliki hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta
sejumlah pengetahuan pakar pada suatu yang ada dalam basis pengetahuan.
permasalahan tertentu dan si pakar dapat
menyelesaikan masalah tersebut secara 2.5 Diagnosa
berurutan. Menurut menurutparaahli.com Diagnosa atau
b. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Diagnosis adalah “identifikasi sifat-sifat
Reasoning). Pada penalaran berbasis penyakit atau kondisi atau membedakan satu
kasus, basis pengetahuan akan berisi penyakit atau kondisi dari yang lainnya.
solusi-solusi yang telah dicapai Penilaian dapat dilakukan melalui
sebelumnya, kemudian akan diturunkan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau
suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sejenisnya, dan dapat dibantu oleh program
sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini komputer yang dirancang untuk memperbaiki
digunakan apabila user menginginkan proses pengambilan keputusan”.
untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus- Menurut para ahli Thorndike dan Hagen
kasus yang hampir sama. dalam Suherman (2011), diagnosis dapat
diartikan sebagai berikut:
2.4 Motor Inferensi (Inferensi Engine) a. Upaya atau proses menemukan
Mesin inferensi merupakan otak dari sistem kelemahan atau penyakit (weakness,
pakar, bagian ini mengandung mekanisme disease) apa yang dialami seseorang
fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem dengan melalui pengujian dan studi yang
yang digunakan oleh seorang pakar. seksama mengenai gejala-gejalanya
Mekanisme ini akan menganalisa suatu (symptons).
masalah tertentu dan kemudian mencarikan b. Studi yang seksama terhadap fakta
jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Dari tentang suatu hal untuk menemukan
fakta-fakta yang diperoleh selama proses karakteristik atau kesalahan-kesalahan
tanya jawab dengan user, serta aturan-aturan dan sebagainya yang esensial.
yang tersimpan di knowledge base, inference c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan
engine dapat menarik suatu kesimpulan dan suatu studi yang seksama atas gejala-
memberikan rekomendasi atau saran yang gejala atau fakta tentang suatu hal.
diharapkan oleh user.
Proses penalaran ada dua macam dan Dari ketiga pengertian di atas, dapat
biasanya lebih disebut dengan proses disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis,
secara implisit telah tercakup pula konsep

JIKA|11
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

prognosisnya. Dengan demikian dalam proses sistem operasi, middleware, dan aplikasi kunci
diagnosis bukan hanya sekadar Android Standart Development Kid (SDK)
mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, menyediakan perlengkapan dan Application
serta latar belakang dari suatu kelemahan atau Programming Interface (API) yang diperlukan
penyakit tertentu, melainkan juga untuk mengembangkan aplikasi pada platform
mengimplikasikan suatu upaya untuk Android menggunakan bahasa pemrograman
meramalkan kemungkinan dan menyarankan Java (Reto Meier, 2009).
tindakan pemecahannya.
2.9 SQLite Database
2.6 Penyakit SQLite Database merupakan embedded
Ada beberapa pengertian penyakit menurut database atau database yang sudah masuk
para ahli yaitu : dalam paket yang dapat digunakan pada
3.1 Menurut Dr. Beate Jacob, Penyakit Android. SQLite dapat dibangun di Android
merupakan “sebuah penyimpangan dari dan memiiki fitur relasional database. Untuk
kondisi tubuh normal menuju ke dapat menggunakan fitur ini pengembang
ketidakharmonisan jiwa”. aplikasi android cukup mendefinisiksan
3.2 Menurut Thoma Timmreck, Penyakit dapat perintah SQL untuk meng-create atau meng-
diartikan sebagai “sebuah keadaan dimana update database. Selanjutnya sistem pada
terdapat gangguan terhadap bentuk android akan memahami hal-hal yang
ataupun fungsi salah satu bagian tubuh berhubungan dengan database. SQLite
yang menyebabkan tubuh menjadi tidak database akan otomatis tersimpan di dalam
dapat bekerja dengan normal”. path data/data/nama_package/database/
3.3 Menurut Elizabeth J. Crown, Penyakit nama database.
merupakan Pperihal hadirnya sekumpulan SQLite Database merupakan database lokal
respons tubuh yang tidak normal terhadap yang dapat digunakan untuk menyimpan data
agen, yang mana manusia memiliki aplikasi dengan menggunkaan pendekatan
toleransi yang sangat terbatas atau terstuktur. Untuk pengecekaan database
bahkan tidak memiliki toleransi sama dapat diakses melalu IP address yang
sekali”. terdapat pada project android pada saat
aplikasi di debug.
2.7 Unified Modelling Language (UML)
Menurut Nugroho (2010) UML (Unified 3. Metodologi
Modeling Language) adalah bahasa
pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak Metode bisa diartikan sebuah langkah yang
yang berparadigma (berorientasi objek). tersusun secara sistematis yang bertujuan
Pemodelan (modelling) sesungguhnya agar tercapainya sebuah tujuan dari
digunakan untuk penyederhanaan dilakukannya sebuah penelitian.
permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah 3.1 Metode Pengumpulan Data
dipelajari dan dipahami. 1. Studi Pustaka
Menurut Yuni Sugiarti (2013) adalah “sebuah Untuk mendukung perancangan aplikasi ini
bahasa untuk menentukan, visualisasi, penulis menggunakan metode pustaka
kontruksi, dan mendokumentasikan artifact sebagai referensi. Pustaka yang digunakan
(bagian dari informasi yang digunakan atau antara lain : buku-buku referensi, jurnal,
dihasilkan dalam suatu proses pembuatan internet, atau penelitian sebelumnya yang
perangkat lunak. Artifact dapat berupa model berkaitan dengan AndroidObservasi
atau deskripsi perangkat lunak) dari sistem 2. Interview
perangkat lunak”, seperti pada pemodelan Melakukan interview dengan pihak terkait
bisnis dan sistem non perangkat lunak dan mengajukan pertanyaan lisan
lainnya. Diagram berbentuk grafik yang sehingga fakta atau data dapat diperoleh
menunjukkan simbol elemen model yang secara langsung dan tepat yang
disusun untuk mengilustrasikan bagian atau berhubungan dengan objek
aspek tertentu dari sistem. Sebuah diagram
merupakan bagian dari suatu view tertentu
dan ketika digambarkan biasanya 3.2 Metode Pengembangan Sistem
dialokasikan untuk view tertentu. Metode yang digunakan penulis dalam
penelitian ini yaitu metode waterfall atau
2.8 Android
sering juga disebut model air terjun, pemilihan
Android adalah sebuah perangkat lunak open
model waterfall dikarenakan model ini
source yang bertumpuk yang mencakup
menyediakan pendekatan alur hidup

JIKA|12
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

perangkat lunak secara sekuensial atau d. Dokter memberikan keputusan dengan


terurut dimulai dari analasis, desain, menganalisis beberapa kemungkinan
pengodean, dan pengujian penyakit yang bisa diderita oleh pasien.
e. Dokter akan memberitahu apa saja yang
3.3 Metode Forward Chaining harus dipantang jika pasien mengalami
Forward chaining merupakan salah satu cara penyakit yang diderita.
pemrograman yang menggunakan perintah f. Selain itu dokter akan memberikan resep
“IF”. Dengan kata lain, pemrograman ini obat atau solusi dari penyakit yang diderita
menggunakan penalaran yang dimulai dari pasien.
fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran
hipotesis. Muhammad Arhami Perancangan sistem dilakukan untuk
mengungkapkan “Pelacakan ke depanadalah memberikan gambaran tentang sistem yang
pendekatan yang dimotori data (data-driven). baru kepada user yaitu sistem berbasis
Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari Android.
informasi masukan, dan selanjutnya mencoba Adapun proses perancangan sistem yang baru
menggambarkan kesimpulan”. Pelacakan ke yang akan digunakan oleh user yaitu sebagai
depan mencari fakta yang sesuai dengan berikut :
bagian IF dari aturan IF-THEN. a. User membuka aplikasi sistem pakar
Dalam penelitian ini basis pengetahuan penyakit umum.
direpresentasikan dengan menggunakan b. Di menu utama terdapat tiga pilihan menu
kaidah produksi, yaitu berupa IF – THEN. IF button yaitu Diagnosa, Informasi Penyakit,
Kondisi1 (AND Kondisi2 …) THEN dan Tentang.
Kesimpulan. Kaidah produksi merupakan c. Untuk mengetahui diagnosa penyakit,
statemen dua bagian yang disatukan menjadi maka user terlebih dahulu memilih gejala-
sepenggal kecil pengetahuan. Kaidah bagian gejala yang dialami dengan memilih menu
pertama IF yang menyatakan premis, kondisi button Diagnosa.
atau antecedent, dan kaidah bagian kedua d. Pada menu button informasi penyakit, ada
THEN yang menyatakan suatu kesimpulan beberapa penjelasan definisi terhadap
atau konklusi. Pada contoh berikut diberikan penyakit tersebut.
beberapa inputan antecedent (mendahului) e. Pada menu button Tentang, hanya berisi
dan memberikan satu kesimpulan tentang penjelasan terhadap aplikasi yang
berdasarkan premis yang ada untuk dibuat.
menentukan jenis atau nama penyakit yang
diderita pada manusia.
IF Demam
AND Kencing sedikit-sedikit sakit
AND Nyeri di akhir kencing
AND Kencing warna merah
THEN penyakit Infeksi Saluran Kemih (Sakit
Kencing)
(Demam, Kencing sedikit-sedikit sakit, Nyeri di
akhir kencing, dan Kencing warna merah)
benar, maka mesin inferensi mengambil
kesimpulan bahwa pasien menderita penyakit
Infeksi Saluran Kemih (Sakit Kencing).
4. Perancangan Aplikasi

4.1 Analisa sistem yang berjalan


Proses pemeriksaan pasien yang dilakukan
pada Klinik Citra Raya Medika diantaranya, yaitu :
a. Dokter menanyakan keluhan apa yang
dirasakan terhadap pasien.
b. Setelah menerima keluhan dari pasien,
tindakan dokter selanjutnya adalah
memeriksa pasien.
c. Dokter mendiagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan dan gejala-gejala yang
dirasakan oleh pasien.

JIKA|13
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

4.2 Modelling sistem yang diusulkan

Use Case Diagram

Gambar 4.1 Use case aplikasi sistem pakar

Activity Diagram

Gambar 4.2 Activity diagnosa Gambar 4.5 Activity penyakit

Class diagram

Gambar 4.6 Class diagram sistem pakar penyakit

JIKA|14
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

4.3 Implementasi

1. Menu Utama 2. Diagnosa

Gambar 4.7 UI Menu Utama Gambar 4.8 UI Diagnosa

3. Hasil Diagnosa 4. Pilihan Informasi Penyakit

Gambar 4.9 UI Hasil diagnosa Gambar 4.10 UI Informasi penyakit

JIKA|15
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

5. Informasi Penyakit 6. Menu Exit

Gambar 4.11 UI Informasi penyakit Gambar 4.12 Menu Exit

5. Kesimpulan dan Saran ruang lingkup sistem dalam melakukan


diagnosa suatu penyakit dapat
5.1 Kesimpulan dikembangkan menjadi lebih luas dan
Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian di atas, lebih kompleks terutama penambahan
maka dapat disimpulkan. faktor-faktor lain selain gejala penyakit,
1. Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit seperti usia dan jenis kelamin yang dapat
umum ini meliputi proses diagnosa awal menunjang diagnosis penyakit.
terhadap suatu gejala penyakit serta Menambah jenis-jenis penyakit yang
memberitahu hasil nama penyakit serta dapat didiagnosis, agar sistem semakin
cara pencegahan terhadap penyakit akurat dalam melakukan diagnosis
tersebut. penyakit.
2. Aplikasi sistem pakar penyakit umum ini 2. Sistem pakar ini juga dapat dikembangkan
dapat membantu masyarakat untuk lebih lanjut agar tampilan aplikasi menjadi
memilih gejala-gejala yang dirasakan serta lebih menarik, dengan ditambahkan
menghasilkan penyakit yang dialami oleh gambar, suara serta animasi.
manusia dan juga cara pencegahan
terhadap penyakit tersebut. Sistem pakar
penyakit umum ini juga dipakai oleh user Daftar pustaka
melalui handphone berbasis sistem
operasi Android, sehingga memudahkan [1] Crown J. Elizabeth, 2009, Buku Saku
dan meringankan pasien. Patofisiologi, EGC, Jakarta
3. Aplikasi ini hanya untuk penanganan awal
dan bukan untuk menggantikan posisi [2] Husda, Nur Elfi, Yvone Wangdra, 2016,
dokter Pengantar Teknologi Informasi, Baduose Media,
4. Aplikasi ini bersifat edukatif bukan solutif Jakarta
5.2 Saran
Adapun saran-saran penulis untuk [3] Jacob, Beate, 1982, Specialis of psychology,
pengembangan selanjutnya dan penerapan pargament, New York
sistem yang di usulkan antara lain :
1. Mengingat besarnya pengetahuan
penyakit umum pada manusia, maka

JIKA|16
Jurnal Teknik Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang ISSN : 2549-0710
Tangerang, Februari 2019

[4] Nugroho, Adi, 2010, Rekayasa Perangkat Lunak


berbasis Obyek dengan metode USDP, Andi
Offset, Yogyakarta

[5] Pressman, R.S, 2010, Software Engineering : a


practitioner’s approach, McGraw-Hill, New York

[6] Reto Meier, 2009, Profesional Android


Application Development, Wiley publishing,
Canada

[7] Thorndike, R.L., and Hagen E,E.,2011,


Measurement and Evaluation in Psychology and
Education. New York

[8] Thomas C, Timmreck, 2005, Epidemiologi Suatu


Pengantar, EGC, Jakarta

[9] Yuni, Sugiarti, 2013, Analisis dan Perancangan


UML (Unified Modelling Language) General VB.6,
Graha Ilmu, Yogyakarta

JIKA|17

Anda mungkin juga menyukai