Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai dasar Negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya.
Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Tuhan yang Maha Esa
dan ternyata menrupakan bintang bersinar bagi segenapbangsa Indonesia
di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia
Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar
serta falsafah Negara Republik Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus
Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir
Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu
dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di Negara ini, yaitu pertama
ialah karena secara intristik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan
siapa yang menantang Pancasila berarti dia menantang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang
dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia,
dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup
untuk memperkembangkan diri.
Ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan
norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan di tolak
oleh Pancasila, misalnya atheism dan segala bentuk kekafiran tak
beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan beagama.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah
Negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh Negara Indonesia agar
menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan Negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar Negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani
kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini
kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman
berpikir dan bertindak. Karena itu, setiap manusia ingin melakukan
tindakan harus bercermin pada nilai-nilai Pancasila terlebih dahulu.
Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita
atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Wujud
Pancasila sebagai konkret ialah Pancasila dalam setiap perbuatan, tingkah
laku dan sikap hidup sehari-hari. Pancasila adalah etika dan moral bangsa
Indonesia dalam arti merupakan inti bersama dari bersama dari berbagai
moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Bangsa Indonesia
mempunyai berbagai moral yang berasal darimagama-agama,
kepercayaan, dan adat istiadat. Masing-masing moral itu mempunyai
coraknya sendiri, berbeda satu sama lain dan hanya berlaku bagi kelompok
yang bersangkutan. Namun demikian, dalam moral-moral itu terdapat
unsur-unsur bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham
golongan. Dengan demikian, nampaklah bahwa moral Pancasila mengatasi
segala golongan dan bersifat nasional. Pancasila adalah lima asas moral
yang relevan untuk di tetapkan menjadi dasa r Negara. Karena itu, nilai-
nilai Pancasila yang juga memiliki ilmu pengetahuan dari aspek ontologi,
epistemologi, dan aksiologi itu harus mampu dijadikan landasan dasar
dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa
Indonesia saat ini. Pancasila menurut para ahli, yaitu:
1. Prof. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila
yangberarti sendi, atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting
dan baik. Maka demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah lakumyang penting dan baik.
2. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideology Negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan
serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian
abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan
demikian, Pancasila tidak saja falsafah Negara, tetapi lebih luas lagi,
yakni falsafah bangsa Indonesia.

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada
nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau
power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Setijo
menyatakan, bahwa konsep Pancasila sebagai dasar Negara diajukan oleh
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar
Negara falsafah Negara atau filosophische grondslag bagi Negara
Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh
anggota sidang.
Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau
Panitia 9 dan menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum
Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945, yang selanjutnya oleh Muhammad
Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau Piagam Jakarta, yang
di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta,
selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang
bersamaan dengan Pancasila disahkan menjadi dasar Negara.
Sejak itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai
kedudukan sebagai berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara,
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk
mewajibkan pemerintah maupun penyelenggara Negara yang lain
untuk memelihara budi pekerti luhur.

Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara itu memberikan


pengertian bahwa Negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu
mengandung arti bahwa Negara harus tunduk kepadanya, membela dan
melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal itu
“Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan umum,
yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa (keadilan social).”

Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan


menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap Negara
yang didirikan diatasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua
warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat
kemanusiaan itu merupakan kewajiban Negara.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai
dasar Negara sesungguhnya berisi:

1. Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan


beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta ber-Keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhana yang maha
esa, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-
Kemanusian yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan
ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berKetuhanan yang maga esa,
yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan
Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan
yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

C. Rumusan pancasila dasar Negara Indonesia


Dari uraian diatas menunjukkan dalam sidang-sidang tanggal18,19,20, dan
tanggal 22 agustus 1945 setelah indonnesia merdeka 17 agustus 1945
PPKI telah membuat keputusan. Keputusan terpenting dan sebgai
keputusan pertama adalah pengesahan pembukaan UUD nedara republic
Indonesia tahun 1945, yang didalam nya terdapat rumusan dasar Negara
pancasila. Menurut perjalanan sejarah naskah pembukaan undang-undang
dasar berasal dari rancangan pembukaan hukum dasar Negara
indonesiahasil rapat panitia kecil penyidik usul-usul/perumus dasar Negara
yan branggotakan Sembilan irang, karena itu sering disebut panitia kecil
Sembilan panitia kecil ini dibentuk dalam rapat anggota badan penyidik
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) yang dihadiri 38
anggotaa BPUPKI. Rangcangan pembukaan hukum dasar Indonesia hasil
rapat panitia kecil Sembilan ini diterima pada hari itu juga yaitu tanggal 22
juni. Ke 38 anggota BPUPKI yang dibentuk oleh pemerintah jepang
dijawa dan Madura tanggal 29 april 1945 hadir kedalam rapat tersebut
karena diundang oleh panitia kecil senbilan/ pemeriksa usul-usul BPUPKI
yang berjumlah delpan orang karena itu sering hjuga disebut panitia kecil
delapan.
Panitia kecil delapan dibentuk pada akhir masda sidang 1 BPUPKI
tanggal 1 juni 1945. Panitia ini dibentuk karena BPUPKI pada masa
sidang 1 yang berlangsung pada tanggal 29 mei 1945 sampaqi dengan 1
juni belum mencapai kata sepakat tentang rumusan dasar Negara Indonesia
yang akan merdeka. Panitia kecil delapn inilah yang bertugas untuk
menampung, memeriksa, dan mengumpulkan pendapat-pendapat da nasal
usul tertulis atau lisan yang masuk dari para anggota BPUPKI pada masa
sidang 1 untuk dilaporkan pada masa sidang 2 yang pada masa itu akan
berlangsung pada tanggal 10 juni 1945 sampai dengan 17 juli. Serta
memasukkan asal usul secara tertulis dari para anggota sampai denan
selambat lambatnya tangal 20 juni. Masa reses BPUPKI berlangsung sesat
setelah sidang 1 ditutup sampai dengan dengan sesaat menjelang rapat
paripurna atau siadang pleno yang ketiak itu di gunakan istilah “rapat
besar” hari pertama pada sidang 2 dibuka pada tanggal 10 juni 1945. Slah
satu putusan yangv didapat dalam rapat tersebut adalah membentuk satu
poanitia kecil penyidik asal usul/ perumusan dasar Negara(panitia kecil
sembilan) yang bertugas merumuskan dasar Negara yang dituangkan
dalam bentuk rangcangan pembukaan atau mukadimah hukum dasar.
Kenyataanya, panitia kecil Sembilan ini dapat menyelesaikan tugasnya
dengan berhasil menyusun “rancangan oembukaan hukum dasar Negara
indonesia”. Yang kemudian diterima dalam rapat 838 anggota BPUPKI
pada tanggal 22 juni 1945 tersebut.
Pada rapat besar hari pertama masa sidang BPUPKI tanggal; 10 juli
1945. Ketua panitia kecil delapan (yang juga ketua panitia kecil sembilan)
antara lain melap[orkan proses pembentukan panitia kecil Sembilan pada
tanggal 22 juni dan hasil panitia kecil Sembilan berupa rancangan
pembukaan hukum dasar Negara Indonesia. Yang hasil tersebut dibahas
dalm rapat BPUPKI pertama dan pada hari itu tidak disetujui oleh ketua
BPUPKI sampai habis masa sidang 2 tanggal 17 juli.
Akan tetapi, kemudian ketua panitia perancang undang-undang dasar (
yang juga ketua panitia kecil delapan dan kutua panitia kecil sembilan)
pada rapat besar BPUPKI tanggal 14 juli melaporkan rancangan
uindonesia merdeka yang juga sebagai rancangan teks proklamasi yang
cukup panjang, yang kalau dilihat dari isi naskahnya merupakn perluasan
yang berupa historis perjuangan pergerakan bangsa Indonesia dari alenia
ke satu, kedua, dan ketiga rancangan pembukaan undang-undang dasar
yang lebih singkat dari naskah rencana pernyataan Indonesia merdeka.
Yang kalau dilihat dari sei naskahnya sudah sedikit mendapat tambaham
dari alenia ke empat rancangan pembukaan hukum dasar Negara
Indonesia. Kedua naskah ini merupakn hasil rancangan ataupun rumusan
panitia kecil perancangyang dibentuk pada rapat apnitia perancang UUD.
Kedua rancangan tersebut setelah m,engalami pembahasan intensif
diterima bulat oleh para anggota BPUPKI. Namunkarena perunahan dan
perkembangann cepat setelah jepang mengumumkan menyerah tanpa
syarat kepada sekutu, kedua naskah rancangan tidak sempat dibahas lagi
dan bahkan tidak ditergunakan.
Prof.Mr. Muhammad Yamin dalam kapasitasnya sebagai anggota
BPUPKI yang kemudian juga selaku guru besar bidang hukum dan pakar
hukum konstitusi (the law of the constitution) ketika ituy
menyebut”rancangan pembukaan hukum dasar Negara indonesia” dengan
piagam Jakarta dan dr. soekiman wirjosandjojo dalam kapsitas sebagai
anggota BPUPKI menyebutnya dengan “gentlemen agreement” rancangan
pembukaan hukum dasar Negara Indonesia tersebut terwujud saat
mengkristanya desakan, tuntutan, keinginan, dan kemauan bangsa
Indonesia merdeka.
Dalam pembukaan UUD republic Indonesia tahun 1945 alenia
keempat dan bagian terakhir terdapat rumusan yang menyatakan”
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebiajksanaan dalam
permusyawafratan dalam perwakilan, serta keadilan bagi seluruh rakyat
indonesia”. Rumusan ini terjalin secara harmonis, hirarkis, pyramidal,
terpadu, padat, utuh, bulat, dan menyeluruh.
Menrurut tinjauan atau penafsiran histiris, rumusan dlam alenia keempat
bagian akhir pembukaan UUD Negara republic Indonesia tahun 1945 yang
disah kan/ ditetapkan oleh PPKI yang beruap sila-sila yang kemudian sila
itu di namakan pancasila. Perumusan defenitifnya merupakan hasil
perumusan ulang dan pemantapan perumusan sistematis, hirarkis, dan
sinirgis oleh para pendiri Negara Indonesia yang di disesuaikan dengan
kedudukan pancasila sebagai filsafat Negara dan sebagai dasar Negara
Indonesia merdeka yang menganut kedaulatan rakyat dan kerakyatan
sebgai konsekuensi keberadaan Negara Indonesia sebagai isi Negara
Indonesia yan serba pluralistic atau bhinneka.
Adapun penggunaan istilah pancasila itu sendiri berasal dari atau
mengacu pada materi rapat besar BPUPKI yang ketika sidang resmi
tersebut diintroduksikan sesuatu istilah bahaa Indonesia yang semula
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu pancasila. Oleh karena rumusan
pancasila terdapat dalam pembukaan UUD 1945 negara republic Indonesia
dimana UUD tersebut sebagai hu tahun 1945 yang hukum tertinggi yang
tidak dapat diubah secra hukum (hukum positif), maka pancasila dasar
Negara Indonesia bersifat final dan mengikat bagi seluruh lembaga
Indonesia beserta lembaga subdivisinya, organisasi kemasyarakatan,
kelompok, dan perseorangan warga Negara Indonesia.
Naskah pembukaan UUD Negara republic Indonesia tahun 1945
yang bersal dari rancangan pebukaan hukum dasr Negara Indonesia setelah
dilakuakannya penyesesuain tersebut disahkan/ditetapkan oleh PPKI
dalam sidang nya pada tanggal 18 agustus. Dalam pada itu naskah UUD
Negara republic indonesia yang tanpa atau belum dengan penjelasannya
pada mulanya berasal dari naskah rancangan UUD rumusan panitia kecil
Sembilan. Dalam kehidupan kenegaraan atau ketatanegaraan Indonesia
sejak pembukaan di UUD itu disahkan/ditetapkan oleh PPKI dan berlaku
diseluruh Indonesia pada tanggal 18 agustus sampai dengan 27 desember
1949 dan sejak pembukaan dan batang tubuh UUD neggara republic
Indonesia tahun 1945 yang secra resmi telah di sertai dengan
penjelasaanya diberlakukan kembali melalui keputusan presiden RI nomor
150 tahun1959 tanggal 5 juli 1959 sampai dengan sekarang.
Dengan demikian jelas, kedudukan utama dan pertama pancasila itu
adalah sebagai dasar Negara, bukan sebagai yang lain, dimana pancasila
dibentuk sebgai dasar Negara setelah manampung dan menyerap berbagai
pandangan yang demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai
representasi bangsa ketika itu. Apabila dasra Negara dihubungkan dengan
cita – cita dan tujuan Negara/nasional, maka jadilah ideology Negara/
nasional pancasila. Sementara itu tujuan nasional Indonesia termasuk
termaktub pada alenia bagian kjeempat yaitu pada bagian awal yang
menyatakan “ melindungi dari segenap bangsa Indonesia dari tumpah dara
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketetiban dunia yang
berdasarkan kemrdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Oleh karena itu, dalam konteks ini ideology nasional dpat dimaknai
sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi,
sosial buadaya, dan pertahanan keamana dalam rangka pencapaian cita –
cita dan tujuan bangsa yang telah menegara berlandaskan dasar
negaranya, yang untuk Indonesia adalah pancasila. Ideology nasional ini
secara sosiologis juga merupakan ideology masyarakat, dimana menurut
soerjono soekanto, S,H., M.A. (1975). “ ideology masyarakat yang
merupakan dasar integrasi masyarakat tersebut”.

Anda mungkin juga menyukai