PADA LANSIA
DI SUSUN
ANGGITA CAROLINA (A.19.11.002) DHEA AULIA (
EKA PURNAMA SARI ( DHEALIN (
CICI INDRIANTI ( ELIS OKTAVIANI (
CINTA PERMATA.I (A.19.11.007) YUNI ANIKA (
DESI NOVITA SARI (A.19.11.008)
KELOMPOK 1 :
DOSEN PEMBIMBING :
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
“PELAYANAN HOME CARE PADA LANSIA”
Perawatan kesehatan di rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu William Rathbone of Liverpool,
England, dan juga Florence Nightingale melakukan perawatana kesehatan di rumah
dengan memberikan pengobatan bagi klien (masyarakat) yang mengalami sakit
terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri
dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga berisiko tinggi terhadap berbagai jenis
penyakit infeksi yang umum ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer, 2000).
Kunjungan rumah juga dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta
mencegah dari kekambuhan penyakit (Stanhope & Lancaster, 1996).
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia
kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin
meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik
menjadi kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan
penyakit terminal. Disamping itu, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan, seperti perbaikan gizi, perilaku sehat, tersedianya bermacam jenis obat,
peningkatan kualitas pengobatan dan perawatan berbagai penyakit akibat proses
penuaan memungkinkan seseorang dapat menikmati usia lanjut sehingga usia harapan
hidup manusia juga meningkat. Terjadinya booming pada populasi lansia di abad ke-21
ini merupakan salah satu issue penting bagi dunia, baik di negara maju dan negara yang
sedang berkembang (Ebersole & Hess, 1998; Reimer, 1998). Di Indonesia terjadi
peningkatan umur harapan hidup lansia dari usia 58 tahun pada tahun 1986 menjadi
usia 65 tahun pada tahun 1995 (Depkes, 2003) dan terjadi peningkatan populasi lanjut
usia secara signifikan, yaitu 3,96 % setiap tahunnya dan diperkirakan dapat mencapai
angka 22.277.700 jiwa pada tahun 2000 (Boedhi-Darmojo & Martono, 1999).
Peningkatan usia harapan hidup yang diiringi dengan penurunan angka kelahiran
dan kematian mengakibatkan komposisi penduduk Indonesia mengarah ke penduduk
berstruktur tua artinya jumlah lanjut usia semakin meningkat. Meningkatnya jumlah
lanjut usia, di satu sisi dapat dipandang sebagai asset nasional, namun di sisi lain dapat
dipandang sebagai problematika sosial yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini
disebabkan oleh adanya siklus kehidupan manusia yang terus menerus mengalami
proses penuaan secara biologis dalam kehidupannya. Kondisi tersebut menimbulkan
berbagai masalah, yaitu menurunnya kemampuan fisik dan mental, keterbatasan
berinteraksi social dan menurunnya produktifitas kerja. Permasalahan lainnya adalah
rasio ketergantungan antara penduduk tua dengan penduduk usia produktif semakin
meningkat, lanjut usia mengalami masalah kesehatan yang signifikan, meningkatnya
jumlah lanjut usia terlantar bahkan yang lebih memprihatinkan adanya kasus lanjut usia
menjadi korban tindak kekerasan (Ebersole & Hess, 1998; Reimer, 1998).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia. Salah satu diantaranya adalah Program
Home Care (Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di Rumah/ Lingkungan
Keluarga).
A. DEFINISI
Bentuk pelayanan Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah (Home
Care) sangat tepat untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang masih berpegang
pada nilai-nilai budaya timur, sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan
mengutamakan peran masyarakat berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah
(home care) sangat membantu lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental dan
sosial, termasuk memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga
mengurangi beban baik dari anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang
membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Menurut Warhola (1980, dalam Smith & Maurer, 2000) perawatan kesehatan
trumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada
klien/individu atau keluarga di temapat tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk
memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan derajat kesehatan,
upaya pencegahan penyakit, dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Perawatan kesehatan rumah (home care) juga dapat diartikan sebagai kesatuan
yang memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun
kombinasi dari berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk mencapai
dan mempertahankan status kesehatan klien secara optimal (Smith & Maurer, 2000).
Home care bagi lansia merupakan salah satu unsur pelayanan kesehatan secara luas
yang ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal
mereka untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan mempertahankan
kemampuan individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Sedikitnya
terdapat empat kelompok penderita yang dapat secara efektif dan efisien dilakukannya
home care yaitu penyakit kronik multisistem, kondisi terminal pada keganasan, kondisi
kronik pada lansia dan demensia. Tentunya potensi-potensi setempat perlu dilibatkan
seperti pihak keluarga, masyarakat, dokter keluarga, perawat keluarga, asuransi
kesehatan, dan yayasan atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang
kesehatan untuk diajak menjalin kerjasama dalam berbagai beban seefektif mungkin
(Walsh & Wieck, 1987).
Pendirian home care secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
usia lanjut, sedang rehabilitatif yaitu pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan
kronik penderita keganasan/penyakit lainnya serta menghambat laju penyakit dan
menghambat timbulnya keterbatasan-keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat
mempertahankan otonominya selama mungkin. Secara khusus, tujuan yang diharapkan
dari Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di rumah (Stanhope & Lancaster, 1996)
adalah:
1. Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap proses
perubahan dirinya secara fisik, mental dan sosial.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan berfungsi di
masyarakat secara wajar.
3. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan
perawatan lanjut usia di rumah.
4. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya.
G. PROGRAM/KEGIATAN
Home care merupakan pelayanan kesehatan di rumah. Pelayanan kesehatan
diberikan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan
menggunakan teknologi yang sederhana maupun teknologi tinggi tetapi tepat guna.
Bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah klien yang merupakan
pelayanan professional, menggunakan metode sistematik dalam manajemen kasus.
Lingkup pelayanan meliputi :
1. Pelayanan asuhan keperawatan
2. Konsultasi medik
3. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
4. Pelayanan informasi & rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan dalam rangka memandirikan
klien dan keluarga
6. Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial
e. Evaluasi
1) Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
2) Dilaksanakan selama proses dan akhir pemberian asuhan keperawatan.
3) Pencatatan dan pelaporan home care
a. Pencatatan manajemen kasus
1) Persetujuan pasien/keluarga/pendamping pasien
2) Jadwal kunjungan
3) Lembar pengobatan
4) Tindakan tim
5) Rujukan kasus
6) Penghentian perawatan
b. Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
1) Pengkajian keperawatan
2) Perencanaan asuhan keperawatan
3) Evaluasi asuhan keperawatan
c. Alur pelaporan
1) Home Care
2) Dinas kesehatan kabupaten
3) Dinas kesehatan provinsi
4) Departemen kesehatan
d. Materi pelaporan
1) Jumlah pasien home care
2) Jenis penyakit yang di derita
3) Frekuensi kunjungan rumah tiap kasus
4) Jumlah pasien yang mendapat pengobatan
5) Jumlah pasien yang dirujuk
6) Jumlah pasien yang meninggal
7) Penyebab kematian
8) Tingkat keberhasilan/kemandirian pasien
9) Jenis tenaga yang memberi pelayanan kesehatan rumah
2. Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan dokter
untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan
informasi tentang diagnosa medis klien, test diagnostik, rencana pengobatan dan
perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatan, pencegahan,
lama perawatan, terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan perawat,
dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan keterangan
dari dokter yang bersangkutan sebagai penanggung jawab therapi program. Program
perawatan dirumah harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60
hari kerja, sehingga dapat disepakati apakah program dilanjutkan/tidak.
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan,
pencegahan, dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan
rumah yang dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas,
pemulihan mobilitas fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural
drainage klien COPD. Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan
tertentu, seperti, pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan
sinar ultraviolet. Dalam hal ini fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan klien atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program
yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2003). Pedoman Perawatan Usia Lanjut di Rumah. Jakarta: Depkes RI.
Ebersole, P & Hess, P. (1998). Toward Healthy Aging: Human Needs and Nursing
Respons (5th ed). St. Louis: Mosby Year Book.
Hitchcock, J.E & Thomas, S.A. (2003). Community Health Nursing: Caring in Action
(2nd Ed). Australia: Delmar Learning.
Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
Smith, C.M & Maurer, F.A. (2000). Community Health Nursing: Theory and Practice.
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Walsh, J, Persons, C.B & Wieck, L. (1987). Manual of Home Health Care Nursing.
Philadelphia: J.B.Lippincott Company.
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan
Dirumah (Home Care Manual). Edisi Terjemahan. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC